SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
MEKANISME PEWARISAN SIFAT
NADEA OLYVIA WARDANI
HUKUM MENDEL
Gregor Johan Mendell (1822 – 1884) sang peletak prinsip
dasar ilmu genetika. Genetika adalah ilmu yang
mempelajari pewarisan dari induk kepada keturunannya.
Mendel menerangkan adanya fenomena faktor keturunan
(gen) yang secara kekal diwariskan dari induk kepada
keturunannya melalui hukum pemisahan.
SEJARAH MENDEL
 Gregor Johann Mendel seorang botanist yang
dilahirkan di Hynčice atau Heinzendorf bei Odrau,
sebuah kota yang terletak di Kekaisaran Austria,
pada tanggal 20 Juli 1822. Beliau meninggal dunia
di Brno, Kekaisaran Austria-Hungaria, tanggal 6
Januari 1884 pada saat umurnya 61 tahun.
 Mendel memilih tanaman kacang untuk
percobaannya, karena tanaman kacang memiliki
sifat mudah diidentifikasi. Misalnya, tanaman
kacang yang baik tinggi atau pendek, yang
merupakan sifat yang mudah untuk diamati.
GENOTIPE DAN FENOTIPE
 Genotipe
Sifat dasar yang tidak tampak dan bersifat tetap pada individu yang
ditentukan oleh gen.
Contoh genotipe : Gen yang bertanggung jawab untuk warna mata,
Gen yang bertanggung jawab untuk warna rambut.
 Fenotipe
Sifat yang tampak pada suatu individu dan dapat diamati dengan
panca indra.
Contoh fenotipe : warna mata, warna rambut
 Perbedaan genotipe dan fenotipe
genotipe adalah himpunan gen yang bertanggung jawab untuk suatu
sifat tertentu, fenotip adalah ekspresi fisik sifat itu.
PERSILANGAN MONOHIBRID
HUKUM I MENDEL
 Hukum segregasi, menyatakan bahwa pada waktu
pembentukan gamet, terjadi segregasi atau
pemisahan alel-alel suatu gen secara bebas dari
diploid menjadi haploid.
 Parental : induk
 Filial : anakan
 Selama meosis terjadi pemisahan pasangan gen
secara bebas sehingga setiap gamet memperoleh
satu gen dari alelnya
PERSILANGAN DIHIBRID
HUKUM II MENDEL
 Hukum penggabungan bebas (the Mendelian law of
independent assortment)
 Hukum II Mendel menyatakan bahwa pada waktu
pembentukan gamet, alel-alel berbeda yang telah
bersegregasi bebas, akan bergabung secara bebas
membentuk genotip dengan kombinasi-kombinasi
alel yang berbeda
 Setiap gen dapat berpasangan secara bebas
dengan gen lain membentuk alel
MACAM GAMET DAN MACAM FENOTIPE DARI
PERSILANGAN
1. Persilangan Respirok
Persilangan resiprok atau persilangan tukar
kelamin adalah persilangan dengan gamet jantan
dan gamet betina dipertukarkan sehingga
menghasilkan keturunan yang sama.
b. Back cross
Back cross merupakan persilangan antara anakan
F1 dengan salah satu induknya yang homozigot
dominan
c. Test Cross
Test cross merupakan persilangan antara suatu
individu yang tidak diketahui genotipnya dengan
induk yang genotipnya homozigot resesif.
PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL
Misalnya persilangan monohibrid yang
menghasilkan perbandingan fenotipe 1 : 2 : 1 dan
persilangan dihibrid yang menghasilkan 12 : 3 : 1 ;
9 : 7 ; atau 15 : 1.
Semua hasil tersebut tidak sesuai denan hukum
Mendel, peristiwa ini disebut penyimpangan semu
hukum Mendel.
Penyimpangan ini terjadi karena interaksi antar alel
dan genetik.
INTERAKSI GENETIK
a. Atavisme
Atavisme adalah munculnya suatu sifat sebagai
akibat interaksi dari beberapa gen. Contoh atavisme
adalah sifat genetis pada jengger ayam. Ada empat
macam bentuk jengger ayam, yaitu walnut, rose, pea,
dan single.
b. Polimeri
Polimeri merupakan bentuk interaksi gen yang
bersifat kumulatif (saling menambah). Polimeri terjadi
akibat interaksi antara dua gen atau lebih, sehingga
disebut juga sifat gen ganda. Contoh polimeri
terdapat pada percobaan yang dilakukan oleh H.
Nilsson-Ehle (l913) terhadap biji gandum. Hasil
persilangan gandum berbiji merah dengan gandum
berbiji putih.
c. Kriptomeri
Kriptomeri adalah sifat gen dominan yang
tersembunyi, .jika gen dominan tersebut berdiri
sendiri. Contoh kriptomeri dapat dilihat pada
persilangan tumbuhan bunga Linaria maroccana
berwarna merah (AAbb) dengan bunga berwarna
putih (aaBB)
d. Epistasis dan Hipostasis
Gen yang sifatnya mempengaruhi (menghalangi)
gen lain disebut ggn epistasis, sedangkan gen yang
dipengaruhi (dihalangi) disebut gen hipostasis.
Akibatnya, hasil perkawinan seolah- olah
menyimpang dari kaidah atau hasil yang seharusnya
berdasarkan prinsip Mendel. Padahal perkawinan
tersebut secara prinsip masih memenuhi hukum
Mendel.
Epistasis dominan
Pada peristiwa epistasis dominan, gen dengan alel
dominan menutupi kerja gen lain. Contohnya adalah
epistasis dominan pada labu. Jika labu putih (PPKK)
disilangkan dengan labu hijau (ppkk), akan dihasilkan
F1 labu putih heterozigot (PpKk). Namun perkawinan
sesama F1 akan menghasilkan F2 dengan
perbandingan putih : kuning : hijau = 12 : 3 : 1.
Epistasis resesif
Pada peristiwa epistasis resesif, gen dengan alel
homozigot resesif mempengaruhi gen lain.
Contohnya adalah epistasis resesif pada warna
rambut tikus. Jika dilakukan persilangan antara tikus
wama hitam (HHaa) dengan tikus wama putih
(hhAA), akan menghasilkan F1 100% tikus wama
abu-abu agouti (HhAa). Hasil perkawinan sesama F1
menghasilkan keturunan F2 dengan komposisi wama
abu-abu agouti : hitam : putih : 9 : 3 : 4.
Epistasis gen dominan rangkap
Epistasis gen dominan rangkap adalah peristiwa dua
gen dominan atau lebih yang bekerja untuk
munculnya satu fenotip tunggal. Salah satu gen
dominan atau bersama-sama gen dominan lain akan
menyebabkan munculnya fenotip dominan.
Sebaliknya, jika dalam genotip tidak ada gen yang
dominan satupun, fenotip resesif akan muncul.
Contoh epistasis gen dominan rangkap adalah pada
tanaman kantong gembala.
INTERAKSI ALEL
a. Dominansi tidak sempurna (Incomplete
Dominance)
Pada dominansi tidak sempurna, alel dominan tidak
dapat menutupi alel resesif sepenuhnya. Akibatnya,
individu yang heterozigot memiliki sifat yang
setengah dominan dan setengah resesif.
Misalnya, tanaman bunga Snapdragoti (Antirrhinum)
merah disilangkan dengan tanaman Snapdragoti
putih.
DOMINANSI TIDAK SEMPURNA
b. Kodominan
Kodominan adalah dua alel suatu gen yang
menghasilkan produk berbeda dengan alel yang satu
tidak dipengaruhi oleh alel yang lain.
Misalnya, ayam berbulu hitam dikawinkan dengan
ayam berbulu putih, anaknya akan berbulu biru (blue
Andalusia).
KODOMINAN
c. Alel Ganda
Alel ganda merupakan fenomena adanya tiga atau
lebih alel dari suatu gen. Umumnya satu gen
tersusun dari dua alel alternatifnya. Alel ganda dapat
terjadi akibat mutasi (perubahan pada struktur
molekul DNA yang sifatnya diwariskan pada
keturunannya).
Misalnya alel ganda pada hewan misalnya pada gen
yang mengatur warna rambut kelinci.
ALEL GANDA
d. Alel Letal
Alel letal merupakan alel yang dapat menyebabkan
kematian bagi individu yang memilikinya. Kematian
karena alel letal dapat terjadi pada stadium embrio
awal atau sampai beberapa waktu setelah dilahirkan.
Alel letal dibedakan lagi menjadi alel letal resesif dan
alel letal dominan.
ALEL LETAL RESESIF
Alel letal resesif adalah alel yang dalam keadaan
homozigot resesif dapat menyebabkan kematian.
Pada alel letal resesif, individu yang memiliki alel
dalam keadaan heterozigot dapat hidup normal dan
tidak memperlihatkan kelainan. Contoh alel letal
resesif adalah albino pada tumbuhan dan pada sapi
bulldog.
ALEL LETAL DOMINAN
Alel letal dominan adalah alel yang dalam keadaan
homozigot dominan dapat menyebabkan kematian.
Berbeda dengan alel letal resesif, pada alel letal
dominan, individu yang dalam keadaan heterozigot
dapat menyebabkan subletal, atau dapat hidup sehat
hingga dewasa. Contoh kasus alel letal dominan
terdapat pada ayam redep.
MENDELIAN

More Related Content

Similar to MENDELIAN

hukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptx
hukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptxhukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptx
hukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptxavita12
 
Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2farharahma
 
Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2farharahma
 
Pola Hereditas
Pola HereditasPola Hereditas
Pola HereditasDa Idaa
 
Hukum i medel (zulfatun mahmudah)
Hukum i medel (zulfatun mahmudah)Hukum i medel (zulfatun mahmudah)
Hukum i medel (zulfatun mahmudah)Devia Rahayu
 
Biologi pertumbuhan
Biologi pertumbuhanBiologi pertumbuhan
Biologi pertumbuhanAswin Ndraha
 
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1Hariyatunnisa Ahmad
 
(Hukum mendel si)
(Hukum mendel si)(Hukum mendel si)
(Hukum mendel si)hnffunnisa
 
Genetika Dasar.ppt
Genetika Dasar.pptGenetika Dasar.ppt
Genetika Dasar.pptssuserbda8a2
 
Pola Hereditas
Pola HereditasPola Hereditas
Pola Hereditaskth97jjk
 
Genetika Mendel
Genetika MendelGenetika Mendel
Genetika Mendelahmaddzul
 
V.genetika mendel edit
V.genetika mendel editV.genetika mendel edit
V.genetika mendel editSirod Judin
 
Hukum Mendel.ppt
Hukum Mendel.pptHukum Mendel.ppt
Hukum Mendel.pptOmry Adi
 
Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)
Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)
Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)AlImamIslamicSchool
 

Similar to MENDELIAN (20)

hukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptx
hukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptxhukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptx
hukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptx
 
Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2
 
Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2
 
Pola Hereditas
Pola HereditasPola Hereditas
Pola Hereditas
 
Hukum i medel (zulfatun mahmudah)
Hukum i medel (zulfatun mahmudah)Hukum i medel (zulfatun mahmudah)
Hukum i medel (zulfatun mahmudah)
 
Biologi pertumbuhan
Biologi pertumbuhanBiologi pertumbuhan
Biologi pertumbuhan
 
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
 
Bio bab 5 hereditas
Bio bab 5 hereditasBio bab 5 hereditas
Bio bab 5 hereditas
 
(Hukum mendel si)
(Hukum mendel si)(Hukum mendel si)
(Hukum mendel si)
 
Book slide
Book slideBook slide
Book slide
 
Genetika Dasar.ppt
Genetika Dasar.pptGenetika Dasar.ppt
Genetika Dasar.ppt
 
PPT POLA POLA HEREDITAS.pptx
PPT POLA POLA HEREDITAS.pptxPPT POLA POLA HEREDITAS.pptx
PPT POLA POLA HEREDITAS.pptx
 
Hukum mendel
Hukum mendelHukum mendel
Hukum mendel
 
Hukum mendel
Hukum mendelHukum mendel
Hukum mendel
 
Pola Hereditas
Pola HereditasPola Hereditas
Pola Hereditas
 
Genetika Mendel
Genetika MendelGenetika Mendel
Genetika Mendel
 
V.genetika mendel edit
V.genetika mendel editV.genetika mendel edit
V.genetika mendel edit
 
Hukum Mendel.ppt
Hukum Mendel.pptHukum Mendel.ppt
Hukum Mendel.ppt
 
mendelian-rosial18feb.ppt
mendelian-rosial18feb.pptmendelian-rosial18feb.ppt
mendelian-rosial18feb.ppt
 
Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)
Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)
Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)
 

Recently uploaded

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 

Recently uploaded (20)

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 

MENDELIAN

  • 2. HUKUM MENDEL Gregor Johan Mendell (1822 – 1884) sang peletak prinsip dasar ilmu genetika. Genetika adalah ilmu yang mempelajari pewarisan dari induk kepada keturunannya. Mendel menerangkan adanya fenomena faktor keturunan (gen) yang secara kekal diwariskan dari induk kepada keturunannya melalui hukum pemisahan.
  • 3. SEJARAH MENDEL  Gregor Johann Mendel seorang botanist yang dilahirkan di Hynčice atau Heinzendorf bei Odrau, sebuah kota yang terletak di Kekaisaran Austria, pada tanggal 20 Juli 1822. Beliau meninggal dunia di Brno, Kekaisaran Austria-Hungaria, tanggal 6 Januari 1884 pada saat umurnya 61 tahun.  Mendel memilih tanaman kacang untuk percobaannya, karena tanaman kacang memiliki sifat mudah diidentifikasi. Misalnya, tanaman kacang yang baik tinggi atau pendek, yang merupakan sifat yang mudah untuk diamati.
  • 4. GENOTIPE DAN FENOTIPE  Genotipe Sifat dasar yang tidak tampak dan bersifat tetap pada individu yang ditentukan oleh gen. Contoh genotipe : Gen yang bertanggung jawab untuk warna mata, Gen yang bertanggung jawab untuk warna rambut.  Fenotipe Sifat yang tampak pada suatu individu dan dapat diamati dengan panca indra. Contoh fenotipe : warna mata, warna rambut  Perbedaan genotipe dan fenotipe genotipe adalah himpunan gen yang bertanggung jawab untuk suatu sifat tertentu, fenotip adalah ekspresi fisik sifat itu.
  • 6. HUKUM I MENDEL  Hukum segregasi, menyatakan bahwa pada waktu pembentukan gamet, terjadi segregasi atau pemisahan alel-alel suatu gen secara bebas dari diploid menjadi haploid.  Parental : induk  Filial : anakan  Selama meosis terjadi pemisahan pasangan gen secara bebas sehingga setiap gamet memperoleh satu gen dari alelnya
  • 8. HUKUM II MENDEL  Hukum penggabungan bebas (the Mendelian law of independent assortment)  Hukum II Mendel menyatakan bahwa pada waktu pembentukan gamet, alel-alel berbeda yang telah bersegregasi bebas, akan bergabung secara bebas membentuk genotip dengan kombinasi-kombinasi alel yang berbeda  Setiap gen dapat berpasangan secara bebas dengan gen lain membentuk alel
  • 9. MACAM GAMET DAN MACAM FENOTIPE DARI PERSILANGAN 1. Persilangan Respirok Persilangan resiprok atau persilangan tukar kelamin adalah persilangan dengan gamet jantan dan gamet betina dipertukarkan sehingga menghasilkan keturunan yang sama.
  • 10. b. Back cross Back cross merupakan persilangan antara anakan F1 dengan salah satu induknya yang homozigot dominan
  • 11. c. Test Cross Test cross merupakan persilangan antara suatu individu yang tidak diketahui genotipnya dengan induk yang genotipnya homozigot resesif.
  • 12. PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL Misalnya persilangan monohibrid yang menghasilkan perbandingan fenotipe 1 : 2 : 1 dan persilangan dihibrid yang menghasilkan 12 : 3 : 1 ; 9 : 7 ; atau 15 : 1. Semua hasil tersebut tidak sesuai denan hukum Mendel, peristiwa ini disebut penyimpangan semu hukum Mendel. Penyimpangan ini terjadi karena interaksi antar alel dan genetik.
  • 13. INTERAKSI GENETIK a. Atavisme Atavisme adalah munculnya suatu sifat sebagai akibat interaksi dari beberapa gen. Contoh atavisme adalah sifat genetis pada jengger ayam. Ada empat macam bentuk jengger ayam, yaitu walnut, rose, pea, dan single.
  • 14.
  • 15. b. Polimeri Polimeri merupakan bentuk interaksi gen yang bersifat kumulatif (saling menambah). Polimeri terjadi akibat interaksi antara dua gen atau lebih, sehingga disebut juga sifat gen ganda. Contoh polimeri terdapat pada percobaan yang dilakukan oleh H. Nilsson-Ehle (l913) terhadap biji gandum. Hasil persilangan gandum berbiji merah dengan gandum berbiji putih.
  • 16.
  • 17. c. Kriptomeri Kriptomeri adalah sifat gen dominan yang tersembunyi, .jika gen dominan tersebut berdiri sendiri. Contoh kriptomeri dapat dilihat pada persilangan tumbuhan bunga Linaria maroccana berwarna merah (AAbb) dengan bunga berwarna putih (aaBB)
  • 18.
  • 19. d. Epistasis dan Hipostasis Gen yang sifatnya mempengaruhi (menghalangi) gen lain disebut ggn epistasis, sedangkan gen yang dipengaruhi (dihalangi) disebut gen hipostasis. Akibatnya, hasil perkawinan seolah- olah menyimpang dari kaidah atau hasil yang seharusnya berdasarkan prinsip Mendel. Padahal perkawinan tersebut secara prinsip masih memenuhi hukum Mendel.
  • 20. Epistasis dominan Pada peristiwa epistasis dominan, gen dengan alel dominan menutupi kerja gen lain. Contohnya adalah epistasis dominan pada labu. Jika labu putih (PPKK) disilangkan dengan labu hijau (ppkk), akan dihasilkan F1 labu putih heterozigot (PpKk). Namun perkawinan sesama F1 akan menghasilkan F2 dengan perbandingan putih : kuning : hijau = 12 : 3 : 1.
  • 21.
  • 22. Epistasis resesif Pada peristiwa epistasis resesif, gen dengan alel homozigot resesif mempengaruhi gen lain. Contohnya adalah epistasis resesif pada warna rambut tikus. Jika dilakukan persilangan antara tikus wama hitam (HHaa) dengan tikus wama putih (hhAA), akan menghasilkan F1 100% tikus wama abu-abu agouti (HhAa). Hasil perkawinan sesama F1 menghasilkan keturunan F2 dengan komposisi wama abu-abu agouti : hitam : putih : 9 : 3 : 4.
  • 23.
  • 24. Epistasis gen dominan rangkap Epistasis gen dominan rangkap adalah peristiwa dua gen dominan atau lebih yang bekerja untuk munculnya satu fenotip tunggal. Salah satu gen dominan atau bersama-sama gen dominan lain akan menyebabkan munculnya fenotip dominan. Sebaliknya, jika dalam genotip tidak ada gen yang dominan satupun, fenotip resesif akan muncul. Contoh epistasis gen dominan rangkap adalah pada tanaman kantong gembala.
  • 25. INTERAKSI ALEL a. Dominansi tidak sempurna (Incomplete Dominance) Pada dominansi tidak sempurna, alel dominan tidak dapat menutupi alel resesif sepenuhnya. Akibatnya, individu yang heterozigot memiliki sifat yang setengah dominan dan setengah resesif. Misalnya, tanaman bunga Snapdragoti (Antirrhinum) merah disilangkan dengan tanaman Snapdragoti putih.
  • 27. b. Kodominan Kodominan adalah dua alel suatu gen yang menghasilkan produk berbeda dengan alel yang satu tidak dipengaruhi oleh alel yang lain. Misalnya, ayam berbulu hitam dikawinkan dengan ayam berbulu putih, anaknya akan berbulu biru (blue Andalusia).
  • 29. c. Alel Ganda Alel ganda merupakan fenomena adanya tiga atau lebih alel dari suatu gen. Umumnya satu gen tersusun dari dua alel alternatifnya. Alel ganda dapat terjadi akibat mutasi (perubahan pada struktur molekul DNA yang sifatnya diwariskan pada keturunannya). Misalnya alel ganda pada hewan misalnya pada gen yang mengatur warna rambut kelinci.
  • 31. d. Alel Letal Alel letal merupakan alel yang dapat menyebabkan kematian bagi individu yang memilikinya. Kematian karena alel letal dapat terjadi pada stadium embrio awal atau sampai beberapa waktu setelah dilahirkan. Alel letal dibedakan lagi menjadi alel letal resesif dan alel letal dominan.
  • 32. ALEL LETAL RESESIF Alel letal resesif adalah alel yang dalam keadaan homozigot resesif dapat menyebabkan kematian. Pada alel letal resesif, individu yang memiliki alel dalam keadaan heterozigot dapat hidup normal dan tidak memperlihatkan kelainan. Contoh alel letal resesif adalah albino pada tumbuhan dan pada sapi bulldog.
  • 33.
  • 34. ALEL LETAL DOMINAN Alel letal dominan adalah alel yang dalam keadaan homozigot dominan dapat menyebabkan kematian. Berbeda dengan alel letal resesif, pada alel letal dominan, individu yang dalam keadaan heterozigot dapat menyebabkan subletal, atau dapat hidup sehat hingga dewasa. Contoh kasus alel letal dominan terdapat pada ayam redep.