PPT ini menyajikan ulasan mengenai Penyimpangan yang terjadi pada pola hereditas
PPT ini juga dikerjakan untuk memenuhi tugas BIOLOGI kelas XII-IPA
semoga membantu para pembaca dalam menambah wawasan ataupun sebagai tugas yang akan datang .
thank you
by : viga olivia
tema by : WPSoffice2016
2. Penyimpangan semu Hukum Mendel terdapat dalam
pola-pola hereditas, Sutton (sarjana Amerika) adalah
orang yang pertama kali mendalami masalah pola-
pola hereditas berpendapat sebagai berikut.
Jumlah kromosom yang terkandung dalam sel telur dan sel sperma
adalah sama, yaitu masing-masing setengah jumlah kromosom
yang dikandung oleh setiap sel induknya.
Organisme hasil pembuahan bersifat diploid (setiap selnya
mengandung 2 perangkat kromosom).
Dalam peristiwa meiosis, yaitu kedua perangkat kromosom
memisah secara bebas dan mengelompok secara bebas dengan
kromosom lain yang bukan homolognya.
Bentuk dan identitas setiap kromosom adalah tetap, gen sebagai
satu kesatuan faktor penurunan sifat adalah mantap walaupun
mengalami peristiwa mitosis atau meiosis.
P
E
M
B
U
K
A
3. Pada pembastaran dihibrid, fenotipe F2 terdiri atas 4
macam, dengan ratio 9:3:3:1. Perbandingan tersebut bersifat umum
dan akan selalu demikian. Namun kenyataannya, para ilmuwan
sering menemukan angka perbandingan lain, yang sekilas tampak
berbeda dan menyimpang dari hukum Mendel, seperti perbandingan
fenotipe F2 dari persilangan dihibrid diperoleh 9:3:4:9:7, 12:3:1:9:6:1,
15:1 dan lain-lain. Apabila dicermati, ternyata, angka-angka yang
muncul tersebut merupakan hasil penggabungan dari angka yang
dikemukakan oleh Mendel.
P
E
M
B
U
K
A
5. Interaksi dari Beberapa Gen (Atavisme)
Pada ayam dikenal 4 macam bentuk pial (jengger), yaitu:
pial gerigi (ros),
pial biji (pea),
pial bilah (single),
pial sumpel (walnut).
6. Sifat pial bilah adalah resesif, baik terhadap pial gerigi (ros)
maupun terhadap pial biji (pea). Pial-pial tersebut dapat disilangkan
satu sama lain sebagai berikut.
a.Apabila ayam berpial gerigi galur murni disilangkan dengan ayam
berpial bilah, maka F1 100% berpial gerigi dan F2 terdiri atas 75 %
gerigi dan 25 % bilah. Ini berarti bahwa pial gerigi dominan
terhadap pial bilah.
b.Apabila ayam berpial biji galur murni disilangkan dengan ayam
berpial gerigi bilah, maka F1 100 % berpial biji dan F2 terdiri atas
75 % berpial biji dan 25 % bilah ini berarti bahwa pial biji dominan
terhadap pial bilah.
Apabila ayam berpial biji galur murni disilangkan dengan ayam
berpial gerigi galur murni, maka F1 100% berpial sumpel (walnut).
Jadi sifat pialnya berbeda dengan induk jantan maupun induk
betina. Sedangkan pada F2-nya diperoleh 4 macam fenotipe
dengan perbandingan sebagai berikut pial sumpel : pial gerigi : pial
biji : pial bilah = 9:3:3:1.
7. Penyimpangan di sini tidak menyangkut perbandingan fenotipe
pada F2 tetapi muncul 2 sifat baru yang berbeda dengan kedua
induknya, yaitu sumpel dan bilah. Perhatikan penyimpangan
pada penyilangan antara ayam berpial rose dan pial biji berikut
Keterangan:
Semua kombinasi yang mengandung
faktor R dan P, yaitu kombinasi nomor
1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, dan 13 selalu
berpial sumpel.
Semua kombinasi yang mengandung
faktor R saja tanpa P, yaitu nomor 6, 8,
dan 14 akan berpial gerigi.
Semua kombinasi yang mengandung
faktor P saja tanpa R, yaitu nomor 11,
12, dan 15 akan berpial biji.
Semua kombinasi yang tidak
mengandung faktor P dan R, yaitu
nomor 16 akan berpial bilah.
8. Penyimpangan yang tampak pada penyilangan dihibrid
berdasarkan diagram tersebut adalah:
keturunan F1 tidak menyerupai salah satu induknya (tidak
bergerigi dan tidak berbiji);
munculnya dua sifat baru, yaitu sifat pial sumpel sebagai
hasil interaksi dua faktor dominan yang berdiri sendiri-
sendiri dan sifat pial bilah sebagai hasil interaksi dua faktor
resesif.
9. Kriptomeri
kriptomeri adalah peristiwa
pembastaran, dimana suatu faktor
dominan tertutup oleh faktor dominan
lainnya dan baru tampak jika tidak
bersama dengan faktor penutup itu
Correns pernah menyilangkan
tumbuhan Linaria maroccana
berbunga merah dengan yang
berbunga putih . Diperoleh F1
semua berbunga ungu, sedangkan
F2 terdiri atas tanaman Linaria
maroccana berbunga
ungu : merah : putih = 9 : 3 : 4.
10. Gen A dominan terhadap a, dan
gen B dominan terhadap b,
sehingga diagram
persilangannya dapat
digambarkan, seperti pada
diagram berikut. Perhatikan
diagram peristiwa kriptomeri
pada Linaria maroccana yang
menghasilkan kombinasi ungu
: merah : putih = 9 : 3 : 4.
Individu genotipe F2 mempunyai:
A.B (antosianin dalam lingkungan basa) warna bunganya ungu sebanyak
9 kombinasi.
A.bb (antosianin dalam lingkungan asam) warna bunganya merah
sebanyak 3 kombinasi.
aaB. dan aa bb (tidak mengandung antosianin) warna bunganya putih
sebanyak 4 kombinasi.
11. Epistasis dan Hipostasis
Epistasis dan hipostasis adalah salah satu bentuk interaksi antara
gen dominan mengalahkan gen dominan lainnya yang bukan sealel.
Gen dominan yang menutup gen dominan lainnya disebut epistasis
dan gen dominan yang tertutup itu disebut hipostasis.
Nelson Ehle mengadakan percobaan persilangan dengan objek
tanaman gandum. Gandum berkulit biji hitam disilangkan dengan
gandum berkulit putih kuning.
12. Genotipe F1 HhKk fenotipenya adalah hitam. Ini menunjukkan
bahwa faktor H menutup faktor K, faktor H disebut epistasis
dan faktor K disebut hipostasis.
Jika F1 mengadakan meiosis akan menghasilkan gamet Hk, Hk,
hK, dan hk, sehingga kemungkinan kombinasi F2 adalah sbb :
Peristiwa hipostasis dan epistasis menghasilkan kombinasi
yaitu hitam : kuning : putih = 12 : 3 : 1.
Keterangan :
Semua kombinasi yang mengandung H, fenotipenya adalah hitam. Kombinasi
yang mengandung faktor dominan K hanya menampakkan warna kuning jika
bersama faktor h. Kemungkinan kombinasi 1/16 adalah kombinasi dua faktor
resesif dari kedua pasangan alel hhkk. Individu ini tidak mengandung faktor
dominan dan menampakkan warna putih. Ini adalah jenis homozigot baru yang
hanya mungkin timbul dari persilangan dihibrid.
13. epistasis resesif
Epistasis Resesif Warna bulu tikus
Warna bulu tikus ditentukan oleh gen A (krem) dan
alelnya a tidak berwarna, Gen C (hitam) dan alelnya c
tidak berwarna.
Ketika Gen A dan C bertemu, maka warna bulu tikus
yang muncul adalah krem
14. epistasis resesif
Epistasis Resesif Warna bulu tikus
Persilangan antara tikus bulu krem dengan albino
Epistasis Resesif Warna
bulu tikus
Berdasarkan persilangan di
samping, gen yang bersifat
menutup disebut epistasis,
sedangkan gen yang bersifat
tertutupi disebut hipostasis,
sehingga perbandingan fenotip
peristiwa epistasis resesif
adalah tikus krem : tikus
hitam : tikus albino = 9 : 3 :
4
16. Epistasis Dominan warna
kulit buah labu
Epistasis Dominan warna
kulit buah labu
Berdasarkan persilangan di
atas, gen yang bersifat
menutup disebut epistasis,
sedangkan gen yang bersifat
tertutupi disebut hipostasis,
sehingga perbandingan fenotip
persilangan epistasis dominan =
kulit hitam : kulit kuning :
kulit putih
= 12 : 3 : 1
17. Polimeri
Sifat yang muncul pada pembastaran
heterozigot dengan sifat beda yang berdiri
sendiri-sendiri tetapi mempengaruhi karakter
dan bagian organ tubuh yang sama dari suatu
organisme disebut polimeri.
19. Pada salah satu percobaannya, Nelson Ehle,
menyilangkan gandum berbiji merah dengan gandum
berbiji putih, fenotipe F1 semua berbiji merah tetapi tidak
semerah biji induknya. Pada kasus ini, seolah-olah terjadi
peristiwa dominan tidak penuh, sedangkan pada F2
diperoleh keturunan dengan ratio fenotipe 15 merah dan
1 putih adalah berasal dari penggabungan (9+3+3):1,
berwarna merah ada 4 variasi yaitu merah tua, merah
sedang, merah muda, dan merah muda sekali,
sedangkan berwarna putih hanya ada 1 variasi, maka
percobaan ini dikatakan bahwa pembastaran tersebut
adalah dihibrida dan dua pasang alel yang berlainan tadi
sama-sama mempengaruhi sifat yang sama yaitu warna
bunga.
20. Gen Komplementer
Gen komplementer adalah gen-gen
yang berinteraksi dan saling
melengkapi. Kehadiran gen-gen
tersebut secara bersama-sama akan
memunculkan karakter (fenotip)
tertentu. Sebaliknya, jika salah satu
gen tidak hadir maka pemunculan
karakter (fenotip) tersebut akan
terhalang atau tidak sempurna.
21. Perhatikan contoh
berikut.
Pemunculan suatu pigmen merupakan
hasil interaksi dua gen, yaitu gen C
dan gen P.
Gen C : mengakibatkan munculnya
bahan mentah pigmen.
Gen c : tidak menghasilkan pigmen.
Gen P : menghasilkan enzim
pengaktif pigmen.
Gen p : tidak mampu menghasilkan
enzim.
Perhatikan persilangan yang
menunjukkan adanya gen
komplementer antara individu CCpp
(putih) dengan individu ccPP (putih)
pada diagram berikut.
22. Gen Dominan Rangkap
Miyake dan Imai (Jepang) menemukan bahwa pada tanaman
gandum (Hordeum vulgare) terdapat biji yang kulitnya berwarna ungu tua,
ungu, dan putih. Jika gen dominan A dan B terdapat bersama-sama dalam
genotip, kulit buah akan berwarna ungu tua. Bila terdapat salah satu gen
dominan saja (A atau B), kulit buah berwarna ungu. Absennya gen dominan
menyebabkan kulit buah berwarna putih. Perhatikan diagram persilangan
berikut.
perbandingan fenotip F2
sebagai berikut.
9 AABB= ungu tua
3 A-bb = ungu
3 aaB- = ungu
1 aabb = putih
{6