3. UKM
sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil
yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp
200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha.Dan usaha yang berdiri sendiri.
Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998
pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi
rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang
secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan
perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha
yang tidak sehat.”
4. Kriteria usaha kecil menurut UU No.9 Tahun 1995:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.
200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha.
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.
1.000.000.000,- (Satu Miliar Rupiah).
3. Milik Warga Negara Indonesia
4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau
berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan
Usaha Menengah atau Usaha Besar.
5. Berbentuk usaha orang perorangan , badan usaha yang
tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan
hukum, termasuk koperasi.
5. Kriteria-kriteria UKM di negara-negara dan lembaga
asing.
1. World Bank, membagi UKM ke dalam 3 jenis, yaitu :
a. Medium Enterprise, dengan kriteria :
- Jumlah karyawan maksimal 300 orang.
- Pendapatan setahun hingga sejumlah $ 15 juta.
- Jumlah aset hingga sejumlah $ 15 juta.
b. Small Enterprise, dengan kriteria :
- Jumlah karyawan kurang dari 30 orang.
- Pendapatan setahun tidak melebihi $ 3 juta.
- Jumlah aset tidak melebihi $ 3 juta.
c. Micro Enterprise, dengan kriteria :
- Jumlah karyawan kurang dari 10 orang.
- Pendapatan setahun tidak melebihi $ 100 ribu.
- Jumlah aset tidak melebihi $ 100 ribu.
6. 2. Singapura mendefinisikan UKM sebagai usaha yang
memiliki minimal 30%pemegang saham lokal serta aset
produktif tetap (fixed productive asset) dibawah SG $ 15
juta.
3. Malaysia mendefinisikan UKM sebagai usaha yang
memiliki jumlah karyawan yangbekerja penuh (full time
worker) kurang dari 75 orang atau yang modal
pemegangsahamnya kurang dari M $ 2,5 juta. Definisi
ini dibagi menjadi dua, yaitu :
- Small Industry (SI), dengan kriteria jumlah
karyawan 5 – 50 orang atau jumlah modal saham sampai
sejumlah M $ 500 ribu.
- Medium Industry (MI), dengan kriteria jumlah
karyawan 50 – 75 orang atau jumlah modal saham
sampai sejumlah M $ 500 ribu – M $ 2,5 juta.
7. 4. Jepang membagi UKM sebagai berikut :
- Mining and manufacturing dengan kriteria jumah
karyawan maksimal 300orang atau jumlah modal saham
sampai sejumlah US$2,5 juta.
- Wholesale dengan kriteria jumlah karyawan
maksimal 100 orang atau jumlah modal saham sampai
US$ 840 ribu.
- Retail dengan kriteria jumlah karyawan maksimal 54
orang atau jumlah modal saham sampai US$ 820 ribu.
- Service dengan kriteria jumlah karyawan maksimal
100 orang atau jumlah modal saham sampai US$ 420
ribu.
8. 5. Korea Selatan mendefinisikan UKM sebagai usaha yang
jumlahnya dibawah 300 orang dan jumlah assetnya
kurang dari US$ 60 juta
6. European Commision, membagi UKM ke dalam 3 jenis:
a. Medium-sized Enterprise
b. Small-sized Enterprise
c. Micro-sized Enterprise
9. Klasifikasi Usaha Kecil dan Menengah:
1. Livelihood Activities,
2. Micro Enterprise,
3. Small Dynamic Enterprise
4. Fast Moving Enterprise,
10. Undang-Undang dan Peraturan Tentang UKM
1. UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil
2. PP No. 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan
3. PP No. 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan
Pengembangan Usaha Kecil
4. Inpres No. 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha
Menengah
5. Keppres No. 127 Tahun 2001 tentang Bidang/Jenis
Usaha Yang Dicadangkan Untuk Usaha Kecil dan
Bidang/Jenis Usaha Yang Terbuka Untuk Usaha
Menengah atau Besar Dengan Syarat Kemitraan
11. 6. Keppres No. 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi
Kredit Usaha Kecil dan Menengah
7. Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program
Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha
Kecil dan Program Bina Lingkungan
8. Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program
Kemitraan Badan Usaha Milik Negara
9. Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah
12. Kinerja UKM di Indonesia
UKM di Indonesia dapat bertahan di masa krisis ekonomi
disebabkan oleh 4 (empat) hal, yaitu :
1. Sebagian UKM menghasilkan barang-barang konsumsi
(consumer goods), khususnya yang tidak tahan lama,
2. Mayoritas UKM lebih mengandalkan pada non-banking
financing dalam aspek pendanaan usaha,
3. Pada umumnya UKM melakukan spesialisasi produk
yang ketat, dalam arti hanya memproduksi barang atau
jasa tertentu saja, dan
4.Terbentuknya UKM baru sebagai akibat dari banyaknya
pemutusan hubungan kerja di sektor formal.
13. Hubungan UKM dan ekonomi Indonesia
Di Indonesia, UKM adalah tulang punggung ekonomi
Indonesia. Jumlah UKM hingga 2011 mencapai sekitar
52 juta.
1. UKM di Indonesia sangat penting bagi ekonomi karena
menyumbang 60% dari PDB dan menampung 97%
tenaga kerja. Tetapi akses ke lembaga keuangan sangat
terbatas baru 25% atau 13 juta pelaku UKM yang
mendapat akses ke lembaga keuangan.
2. Pemerintah Indonesia, membina UKM melalui Dinas
Koperasi dan UKM, di masing-masing Provinsi atau
Kabupaten/Kota.
14. Pajak bagi UKM
Menteri Koperasi dan UKM, Syarifuddin Hasan
mengatakan Pemerintah akan menarik pajak bagi sektor
UKM ber omset Rp300 juta hingga Rp 4 miliar per
tahun. Hal tersebut akan dilaksanakan karena
pemerintah mengakui membutuhkan uang untuk proyek
infrastruktur
15. Permasalahan yang Dihadapi UKM
1. Faktor Internal
- Kurangnya Permodalan dan Terbatasnya Akses
Pembiayaan
- Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
- Lemahnya Jaringan Usaha dan Kemampuan
Penetrasi Pasar Usaha kecil
- Mentalitas Pengusaha UKM
- Kurangnya Transparansi
16. 2. Faktor Eksternal
- Iklim Usaha Belum Sepenuhnya Kondusif
- Terbatasnya Sarana dan Prasarana Usaha
- Pungutan Liar
- Implikasi Otonomi Daerah
- Implikasi Perdagangan Bebas
- Sifat Produk dengan Ketahanan Pendek
- Terbatasnya Akses Pasar
- Terbatasnya Akses Informasi