UKM memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia dengan menyerap tenaga kerja dan memberikan kontribusi pada pendapatan negara. Namun, UKM menghadapi berbagai tantangan internal seperti keterbatasan modal dan SDM serta eksternal seperti iklim usaha dan akses informasi yang membatasi pertumbuhan mereka. Pemerintah berupaya mengatasi hal tersebut dengan peraturan dan insentif untuk UKM.
2. Latar belakang
• UKM (Usaha Kecil Menengah) memegang peranan
yang sangat besar dalam memajukan perekonomian
Indonesia.Selain sebagai salah satu alternative
lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam
mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis
nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan
besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan
usahanya.Saat ini,UKM telah berkontribusi besar
pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara
Indonesia.
3. Pengertian
• UKM merupakan suatu bentuk usaha kecil
masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif
seseorang.Sebagian besar masyarakat beranggapan
bahwa UKM hanya menguntungka pihak-pihak
tertentu saja.Padahal sebenarnya UKM sangat
berperan dalam mengurangi tingkat pengangguran
yang ada di Indonesia.UKM dapat menyerap banyak
tenaga kerja Indonesia yang masih
mengganggur.Selain itu UKM telah berkontribusi
besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan
negara Indonesia.
4. Manfaat UKM
• UKM juga memanfatkan berbagai Sumber Daya
Alam yang berpotensial di suatu daerah yang belum diolah
secara komersial.UKM dapat membantu mengolah
Sumber Daya Alam yang ada di setiap daerah.Hal ini
berkontribusi besar terhadap pendapatan daerah maupun
pendapatan negara Indonesia. agar kita dapat mengetahui
berapa besar keuntungan yang diperoleh apabila kita
membuka sebuah usaha kecil dan menengah, dan kita
dapat mengetahui cara mengelola usaha kecil dan
menengah dengan baik, sehingga memperoleh laba yang
cukup besar.untuk membangun sebuah usaha awal.
5. Undang-Undang dan
Peraturan Tentang UKM
1. UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil
2. PP No. 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan
3. PP No. 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil
4. Inpres No. 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah
5. Keppres No. 127 Tahun 2001 tentang Bidang/Jenis Usaha Yang Dicadangkan
Untuk Usaha Kecil dan Bidang/Jenis Usaha Yang Terbuka Untuk Usaha
Menengah atau Besar Dengan Syarat Kemitraan
6. Keppres No. 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan
Menengah
7. Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha
Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan
8. Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha
Milik Negara
9. Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
6. Kriteria usaha kecil
menurut UU No.9 Tahun
1995:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,-
(Dua Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha.
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.
1.000.000.000,- (Satu Miliar Rupiah).
3. Milik Warga Negara Indonesia
4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik
langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah
atau Usaha Besar.
5. Berbentuk usaha orang perorangan , badan usaha yang tidak
berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum,
termasuk koperasi.
7. Kriteria-kriteria UKM di
negara-negara dan
lembaga asing.
1. World Bank, membagi UKM ke dalam 3 jenis, yaitu :
a. Medium Enterprise, dengan kriteria :
- Jumlah karyawan maksimal 300 orang.
- Pendapatan setahun hingga sejumlah $ 15 juta.
- Jumlah aset hingga sejumlah $ 15 juta.
b. Small Enterprise, dengan kriteria :
- Jumlah karyawan kurang dari 30 orang.
- Pendapatan setahun tidak melebihi $ 3 juta.
- Jumlah aset tidak melebihi $ 3 juta.
c. Micro Enterprise, dengan kriteria :
- Jumlah karyawan kurang dari 10 orang.
- Pendapatan setahun tidak melebihi $ 100 ribu.
- Jumlah aset tidak melebihi $ 100 ribu.
8. Lanjut
2. Singapura mendefinisikan UKM sebagai usaha yang memiliki
minimal 30%pemegang saham lokal serta aset produktif tetap
(fixed productive asset) dibawah SG $ 15 juta.
3. Malaysia mendefinisikan UKM sebagai usaha yang memiliki
jumlah karyawan yangbekerja penuh (full time worker) kurang
dari 75 orang atau yang modal pemegangsahamnya kurang
dari M $ 2,5 juta. Definisi ini dibagi menjadi dua, yaitu :
- Small Industry (SI), dengan kriteria jumlah karyawan 5 –
50 orang atau jumlah modal saham sampai sejumlah M $ 500
ribu.
- Medium Industry (MI), dengan kriteria jumlah karyawan
50 – 75 orang atau jumlah modal saham sampai sejumlah M $
500 ribu – M $ 2,5 juta.
9. Lanjut
4. Jepang membagi UKM sebagai berikut :
- Mining and manufacturing dengan kriteria jumah karyawan
maksimal 300orang atau jumlah modal saham sampai sejumlah
US$2,5 juta.
- Wholesale dengan kriteria jumlah karyawan maksimal 100
orang atau jumlah modal saham sampai US$ 840 ribu.
- Retail dengan kriteria jumlah karyawan maksimal 54 orang
atau jumlah modal saham sampai US$ 820 ribu.
- Service dengan kriteria jumlah karyawan maksimal 100
orang atau jumlah modal saham sampai US$ 420 ribu.
10. Lanjut
5. Korea Selatan mendefinisikan UKM sebagai usaha yang
jumlahnya dibawah 300 orang dan jumlah assetnya
kurang dari US$ 60 juta
6. European Commision, membagi UKM ke dalam 3 jenis:
a. Medium-sized Enterprise
b. Small-sized Enterprise
c. Micro-sized Enterprise
11. Klasifikasi Usaha Kecil
dan Menengah:
1. Livelihood Activities,
2. Micro Enterprise,
3. Small Dynamic Enterprise
4. Fast Moving Enterprise
12. Kinerja UKM di Indonesia
UKM di Indonesia dapat bertahan di
masa krisis ekonomi disebabkan oleh 4
(empat) hal, yaitu :
1. Sebagian UKM menghasilkan barang-barang konsumsi
(consumer goods), khususnya yang tidak tahan lama,
2. Mayoritas UKM lebih mengandalkan pada non-banking
financing dalam aspek pendanaan usaha,
3. Pada umumnya UKM melakukan spesialisasi produk
yang ketat, dalam arti hanya memproduksi barang atau
jasa tertentu saja, dan
4.Terbentuknya UKM baru sebagai akibat dari banyaknya
pemutusan hubungan kerja di sektor formal.
13. Pajak bagi UKM
• Menteri Koperasi dan UKM, Syarifuddin Hasan
mengatakan Pemerintah akan menarik pajak bagi sektor
UKM ber omset Rp300 juta hingga Rp 4 miliar per tahun.
Hal tersebut akan dilaksanakan karena pemerintah
mengakui membutuhkan uang untuk proyek infrastruktur
14. Permasalahan yang
Dihadapi UKM
1. Faktor Internal
- Kurangnya Permodalan dan Terbatasnya Akses
Pembiayaan
- Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
- Lemahnya Jaringan Usaha dan Kemampuan
Penetrasi Pasar Usaha kecil
- Mentalitas Pengusaha UKM
- Kurangnya Transparansi
15. Lanjut
2. Faktor Eksternal
- Iklim Usaha Belum Sepenuhnya Kondusif
- Terbatasnya Sarana dan Prasarana Usaha
- Pungutan Liar
- Implikasi Otonomi Daerah
- Implikasi Perdagangan Bebas
- Sifat Produk dengan Ketahanan Pendek
- Terbatasnya Akses Pasar
- Terbatasnya Akses Informasi