Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Routing Statis dan Routing Dinamis
1. Routing
Dandi Farhansyah Putra :10216010
Teguh Maulana :10216012
Arif Lukmanulhakim :10216019
Ridwan Hawafi Zakaria :10216021
Fadel Rahmatullah :10216025
2. Routing
Routing dibagi menjadi 2 macam:
Static Routing
Dikonfigurasi secara manual oleh administrator pada perangkat
jaringan, sehingga pilihan jalur paket akan selalu tetap sama selama
konfigurasiyang ada tidak diubah oleh administrator.
Dinamic Routing
Dijalankan oleh perangkat jaringan secara otomatis melibatkan
protocol routing dan algoritma routing.
3. Kelebihan dan kekuranganRouting Statis
Kelebihan Kekurangan
Meringankan kinerja processor router Administrator jaringan harus
mengetahui semua informasi dari
masing-masing router yang digunakan
Tidak ada bandwidth yang digunakan
untuk pertukaran informasi dari tabel
isi routing pada saat pengiriman paket
Hanya dapat digunakan untuk jaringan
berskala kecil
Routing statis lebih aman dibandingkan
routing dinamis
Admisnistrasinya cukup rumit
dibanding routing dinamis, terlebih jika
banyak router yang harus dikonfigurasi
secara manual
Routing Statis kebal dari segala usaha
hacker untuk men-spoof dengan tujuan
membajak traffik
Rentan terhadap kesalahan saat entri
data routing statis yang dilakukan
secara manual.
4. Kelebihan dan kekurangan Routing Dinamis
Kelebihane Kekurangan
Hanya mengenalkan alamat network yang
terhubung langsung dengan routernya.
Beban kerja router lebih berat karena selalu
memperbarui ip table pada tiap waktu
tertentu.
Tidak perlu mengetahui semua alamat
network yang ada.
Kecepatan pengenalan network terbilang lama
karena router membroadcast ke semua router
hingga ada yang cocok.
Bila terjadi penambahan suatu network baru
tidak perlu semua router mengkonfigurasi.
Hanya router-router yang berkaitan.
Setelah konfigurasi harus menunggu beberapa
saat agar setiap router mendapat semua
Alamat IP yang ada.
Lebih mudah untuk mengatur network yang
besar. Akan memilih jalur lain yang ada bila
suatu jalur rusak.
Susah melacak permasalahan pada suatu
topologi jaringan lingkup besar.
Update ARP table dibagikan ke semua
komputer, berarti mengkonsumsi - butuh
RAM untuk menentukan jalur terbaik bila
terjadi down -bandwith jalur ditentukan oleh
sistem, bukan admin.
5. Routing Table
Tabel routing (routing table) terdiri atas entri-entri rute dan setiap
entri rute terdiri dari IP Address. Berikut perintah sintaks yang Anda gunakan
untuk menambahkan rute statis ke tabel routing dari konfigurasi global.
1. IP Route Perintah yang digunakan untuk membuat rute statis
2. Destination Network Jaringan yang Anda tempatkan dalam tabel routing.
3. Mask Subnet mask digunakan pada jaringan
4. Next-Hop ini adalah alamat IP router next-hop yang akan menerima paket
dan meneruskannya ke jaringan jarak jauh, yang harus menandakan
antarmuka router yang ada di jaringan yang terhubung langsung
5. exInterface Digunakan di tempat alamat next-hop jika Anda mau, dan
muncul sebagai rute yang terhubung langsung.
6. 7. Administrative distance Secara default, rute statis memiliki jarak
administratif 1 atau 0 jika Anda menggunakan antarmuka keluar, bukan
alamat hop berikutnya
8. Permanent Jika antarmuka dimatikan atau router tidak dapat
berkomunikasi ke router hop berikutnya, rute akan secara otomatis
dibuang dari tabel routing secara default. Memilih opsi permanen
menyimpan entri di tabel routing tidak peduli apa yang terjadi.
7. Contoh sebuah jaringan dan
Routing Tablenya
• Corp
Serial 0/0: 172.16.10.1/30
Serial 0/1: 172.16.10.5/30
Fa0/0: 10.10.10.1/24
• SF
S0/0/0: 172.16.10.2/30
Fa0/0: 192.168.10.1/24
• LA
S0/0/0: 172.16.10.6/30
Fa0/0: 192.168.20.1/24
• Anggap semua jaringan telah
terkonfigurasi untuk penamaan router,
password console, dan menambahkan IP
address
• Hanya mengkonfigurasi dari ip route saja
8. Table Routing Pada Cisco Router
Corp#sh ip route
Codes: L - local, C - connected, S - static, R - RIP, M - mobile, B - BGP
D - EIGRP, EX – EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
E1 - OSPF external type 1, E2 – OSPF external type 2
i - IS-IS, su - IS-IS summary, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2
ia - IS-IS inter area, * - candidate default, U - per-user static route
o - ODR, P – periodic downloaded static route, H - NHRP, l - LISP
+ - replicated route, % - next hop override
9. Konfigurasi IP route dan table
routenyaCorp#config t
Corp(config)#ip route 192.168.10.0
255.255.255.0 172.16.10.2 150
Corp(config)#ip route 192.168.20.0
255.255.255.0 s0/1 150
Corp(config)#do show run | begin ip route
ip route 192.168.10.0 255.255.255.0
172.16.10.2 150
ip route 192.168.20.0 255.255.255.0 Serial0/1
150
keluaran dari routing table, router Corp
Corp(congfig)#do show ip route
S 192.168.10.0/24 [150/0] via 172.16.10.2
172.16.0.0/30 is subnetted, 2 subnets
C 172.16.10.4 is directly connected, Serial0/1
L 172.16.10.5/32 is directly connected,
Serial0/1
C 172.16.10.0 is directly connected, Serial0/0
L 172.16.10.1/32 is directly connected,
Serial0/0
S 192.168.20.0/24 is directly connected,
Serial0/1
10.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C 10.10.10.0 is directly connected,
FastEthernet0/0
L 10.10.10.1/32 is directly connected,
FastEthernet0/0
10. Konfigurasi IP route dan table
routenya
SF(config)#ip route 10.10.10.0 255.255.255.0
172.16.10.1 150
SF(config)#ip route 172.16.10.4 255.255.255.252
172.16.10.1 150
SF(config)#ip route 192.168.20.0 255.255.255.0
172.16.10.1 150
SF(config)#do show run | begin ip route
ip route 10.10.10.0 255.255.255.0 172.16.10.1 150
ip route 172.16.10.4 255.255.255.252 172.16.10.1
150 ip route 192.168.20.0 255.255.255.0 172.16.10.1
150
table routing router SF mengerti bagaimana
menemukan jaringan
SF(config)#do show ip route
C 192.168.10.0/24 is directly connected,
FastEthernet0/0
L 192.168.10.1/32 is directly connected,
FastEthernet0/0
172.16.0.0/30 is subnetted, 3 subnets
S 172.16.10.4 [150/0] via 172.16.10.1
C 172.16.10.0 is directly connected, Serial0/0/0
L 172.16.10.2/32 is directly connected, Serial0/0
S 192.168.20.0/24 [150/0] via 172.16.10.1
10.0.0.0/24
is subnetted, 1 subnets
S 10.10.10.0 [150/0] via 172.16.10.1
11. Konfigurasi IP route dan table routenya
LA#config t
LA(config)#ip route 10.10.10.0 255.255.255.0
172.16.10.5 150
LA(config)#ip route 172.16.10.0
255.255.255.252 172.16.10.5 150
LA(config)#ip route 192.168.10.0
255.255.255.0 172.16.10.5 150
LA(config)#do show run | begin ip route
ip route 10.10.10.0 255.255.255.0 172.16.10.5
150
ip route 172.16.10.0 255.255.255.252
172.16.10.5 150 ip route 192.168.10.0
255.255.255.0 172.16.10.5 150
keluaran dari routing table, router LA
LA(config)#do show ip route
S 192.168.10.0/24 [150/0] via 172.16.10.5
172.16.0.0/30 is subnetted, 3 subnets
C 172.16.10.4 is directly connected,
Serial0/0/1
L 172.16.10.6/32 is directly connected,
Serial0/0/1
S 172.16.10.0 [150/0] via 172.16.10.5
C 192.168.20.0/24 is directly connected,
FastEthernet0/0
L 192.168.20.1/32 is directly connected,
FastEthernet0/0
10.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
S 10.10.10.0 [150/0] via 172.16.10.5
12. Tabel Routing IPv4
Bagian IPv4 ditampilkan sebagai rute tabel output. Perhatikan output dibagi
menjadi lima kolom yang mengidentifikasikannya:
• Network Destination– daftar jaringan yang terjangkau.
• Netmask – daftar masker subnet yang menginformasikan host cara
menentukan jaringan dan bagian host alamat IP.
• Gateway – daftar alamat yang digunakan oleh komputer lokal untuk
mencapai tujuan jaringan remote. Jika tujuan dapat dicapai secara
langsung, itu akan menunjukkan sebagai “pada link” dalam kolom ini.
• Interface – daftar alamat antarmuka fisik digunakan untuk mengirim
paket ke gateway yang digunakan untuk mencapai tujuan jaringan.
• Metric – suatu nilai atau ukuruan setiap rute yang digunakan untuk
menentukan rute terbaik ke tujuan.