SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
ROUTING PROTOCOL
Kelompok 5
Feni Melati (10216039)
Futry Diviana Agnia (10216045)
Deni Himawan (10216042)
M Aditya Fathur R (10216044)
RizalYonansyah (10216050)
Protocol Routing
■ Routing Protocol adalah suatu kebijakan untuk menentukan bagaimana router dapat
saling berhubungan atau lebih mudahnya adalah bagaimana sebuah router
menentukan path atau jalur menuju alamat yang dituju.
■ Algoritma routing yang menentukan pilihan melalui jaringan itu, tergantung metode
yang digunakan untuk membagi informasi external, dimana algoritma sebagai
metode yang digunakan untuk memproses informasi internal.
■ Proses routing memiliki beberapa metode, di antaranya adalah Distance Vector dan
Link State.
2
Routing Protocol DistanceVector
■ Disebut distance vector protocol karena penentuan routing berdasarkan distance atau
jarak terpendek, antara titik asal paket dengan titik tujuan. Yang dimaksud dengan
distance adalah berapa banyak jumlah hop yang harus dilalui oleh paket sebelum
mencapai tujuan. Distance vector dikembangkan menggunakan algorithma Bellman-
Ford.
■ Algoritma distance vector, juga dikenal sebagai algoritma Bellman-Ford, router
mampu untuk melewatkan updates route ke tetanggganya pada interval rutin
terjadwal.
■ Setiap tetangga kemudian menerima nilai tujuannya sendiri dan menyalurkan
informasi routing ke tetangga terdekat.
■ Hasil dari proses ini sebuah tabel yang berisi kumpulan semua distance/tujuan ke
semua jaringan tujuan.
3
Routing Protocol DistanceVector
■ Contoh Distance vector yaitu :
o BGP ( Border Gateway Protocol ).
o RIP ( Routing Information Protocol ).
o IGRP ( Interior Gateway Protocol ).
o EIGRP ( Enhanced Interior Gateway Routing Protocol ).
o DistanceVector (PathVector) Protocol.
4
Routing Protocol DistanceVector
■ Kelebihan dari DistanceVector protokol :
1. Mudah pelaksanaannya dan pemeliharaannya.
2. Sumber daya yang dibutuhkan tidak terlalu besar.
■ Kekurangan dari DistanceVector protokol :
1. Convergencenya lambat.
2. Skala jaringan terbatas.
3. Memungkinkan terjadinya routing loops.
5
Routing Protocol Link State
■ Routing Link State artinya tiap router akan mengumpulkan informasi tentang
interface, bandwidth, roundtrip dan sebagainya. Kemudian antar router akan saling
menukar informasi, nilai yang paling efisien yangakan diambil sebagai jalur dan di
masukkan ke dalam table routing.
■ Dengan menggunakan algoritma pengambilan keputusan Shortest Path First (SPF),
informasi LSA tersebut akan diatur sedemikian rupa hingga membentu suatu jalur
routing.
■ Contoh link state :
o OSPF ( Open Short Path First )
6
Routing Protocol Link State
■ Link state dikembangkan menggunakan algorithma Shortest Path, seperti algorithma
Djikstra's.
7
Routing Protocol Link State
■ Kelebihan link state :
1. Link state protokol menggunakan cost metric untuk memilih jalurnya di dalam jaringan.
2. Link state protokol menggunakan triggered, yang memastikan bahwa jaringan akan menyatu pada
akhirnya tanpa harus menunggu waktu tertentu.
3. Masing-masing router sudah meiliki gambaran sendiri tentang jaringan yang akan digunakan.
4. Router selalu menggunakan informasi yang paling akhir, karena LSA selalu mengupdate
informasinya saat terjadi perubahan jaringan.
5. Ukuran database link state dapat di perkecil dengan memperhatikan bentuk jaringan. Disini, link
state mampu mengambil keputusan untuk menentukan jalur yang paling pendek dan yang terbaik.
6. Semua router memiliki kemampuan untuk meng-copy peta (mapping) selama masih dalam satu
jaringan.
7. Didukung oleh Classless Interdomain Routing (CIDR) danVariable-lenght Subnetmasking (VLSM).
8
Routing Protocol Link State
■ Kerugian dari link state protokol :
1. Membutuhkan banyak memory dan processor.
2. Membutuhkan bentuk jaringan yang pasti.
3. Membutuhkan seorang administrator yang paham akan routing link state.
4. Saat terjadi perubahan jaringan, maka LSA akan membanjiri jaringan. Hal ini bisa
mengganggu proses pengiriman data.
9
Routing Protocol
■ Jika ditinjau dari "wilayah kekuasaan" admin network, maka prototokol routing dapat
dibagi menjadi dua buah, yaitu :
1. Interior Routing Protocol (IRP)
a. OSPF ( Open Short Path First ).
b. RIP ( Routing Information Protocol ).
c. IGRP ( Interior Gateway Protocol ) .
d. EIGRP ( Enhanced Interior Gateway Routing Protocol ).
2. Exterior Routing Protocol (ERP)
a. BGP ( Border Gateway Protocol ).
10
1. Interior Routing Protocol (IRP)
■ Interior Routing Protocol biasanya digunakan pada jaringan yang bernama
Autonomous System, yaitu sebuah jaringan yang berada hanya dalam satu kendali
Teknik yang terdiri dari beberapa subnetwork dan gateway yang salin berhubungan
satu sama lain.
■ Contoh protokol routing yang termasuk dalam kategori interior routing protocol
adalah :
a. RIP ( Routing Information Protocol ).
b. IGRP ( Interior Gateway Protocol ).
c. EIGRP ( Enhanced Interior Gateway Routing Protocol ).
d. OSPF ( Open Short Path First ).
11
a. Routing Information Protocol (RIP)
■ Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah protokol routing dinamis yang
digunakan dalam jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network).
Oleh karena itu protokol ini diklasifikasikan sebagai Interior Gateway Protocol (IGP).
■ Protokol ini menggunakan algoritma Distance-Vector Routing. Pertama kali
didefinisikan dalam RFC 1058 (1988).
■ Protokol ini telah dikembangkan beberapa kali, sehingga terciptalah RIP Versi 2 (RFC
2453).
■ RIP juga telah diadaptasi untuk digunakan dalam jaringan IPv6, yang dikenal sebagai
standar RIPng (RIP Next Generation/ RIP generasi berikutnya), yang diterbitkan dalam
RFC 2080 (1997)
12
a. Routing Information Protocol (RIP)
■ Cara Kerja RIP
1. Host mendengar pada alamat broadcast jika ada update routing dari gateway.
2. Host akan memeriksa terlebih dahulu routing table lokal jika menerima update
routing .
3. Jika rute belum ada, informasi segera dimasukkan ke routing table .
4. Jika rute sudah ada, metric yang terkecil akan diambil sebagai acuan.
5. Rute melalui suatu gateway akan dihapus jika tidak ada update dari gateway tersebut
dalam waktu tertentu
6. Khusus untuk gateway, RIP akan mengirimkan update routing pada alamat broadcast
di setiap network yang terhubung
13
a. Routing Information Protocol (RIP)
■ Kelebihan Routing Information Protocol
o RIP menggunakan metode Triggered Update. RIP memiliki timer untuk
mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing. Jika terjadi
perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus
mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered
update).Mengatur
routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat
diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan.
14
a. Routing Information Protocol (RIP)
■ Kekurangan Routing Information Protocol
1. Terbatasnya diameter network, RIP hanya bsa menerima metrik sampai 15. Lebih dari itu
tujuan dianggap tidak terjangkau. Hal ini bisa menjadi masalah pada network yang besar.
2. Konvergensi yang lambat, Untuk menghapus entry routing yang bermasalah, RIP
mempuyai metod yang tidak efisien.
3. Tidak bisa membedakan network masking lebih dari /kepada kelas A, B dan C. Seperti kita
ketahui bahwa kelas C mempunyai masking 24 bit. Dan masking ini masih bias
diperpanjang menjadi 25 bit, 26 bit dan seterusnya. RIP tidak dapat membacanya bila
lebih dari 24 bit. Ini adalah masalah besar, mengingat masking yang lebih dari 24 bit
banyak dipakai. Hal ini sudah dapat di atasi pada RIPv2.24, RIP membaca IP address
berdasarkan
4. Jumlah host terbatas
5. RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.
6. RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM)
15
a. Routing Information Protocol (RIP)
1. RIPVersi 1
■ RIP yang didefinisikan dalam RFC-1058 ini menggunakan metrik antara 1 dan 15,
sedangkan 16 dianggap sebagai takhingga. Route dengan distance-vector 16 tidak
dimasukan ke dalam forwarding table. Batas metrik 16 ini mencegah waktu
menghitung-sampai-tak-terhingga yang terlalu lama.
■ Paket-paket RIP versi 1 secara normal dikirimkan setiap 30 detik atau lebih cepat jika
terdapat triggered updates. Jika dalam 180 detik sebuah route tidak diperbaharui,
router menghapus entri route tersebut dari forwarding table.
■ RIP 1 tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route. Router harus menganggap
setiap router yang diterima memiliki subnet yang sama dengan subnet pada router itu.
Dengan demikian RIP versi 1 tidak mendukungVariable Length Subnet
Masking(VLSM).
16
a. Routing Information Protocol (RIP)
■ Format paket RIP versi 1:
17
a. Routing Information Protocol (RIP)
■ RIPv1 memiliki table routing yang setidaknya berisi:
1. IP Address tujuan (host, subnet, network, atau rute default).
2. IP Address router yang perlu dilalui.
3. Metrik yang menunjukan biaya total untuk mencapai tujuan tersebut
dari host.
4. Sebuah tanda untuk menunjukan apakah rute baru saja berubah.
5. Beberapa timer (penunjuk waktu).
18
a. Routing Information Protocol (RIP)
2. RIP versi 2
■ RIP versi 2(RIP-2 atau RIPv2) berupaya untuk menghasilkan beberapa perbaikan atas RIP1, yaitu
memberi dukungan untuk VLSM, menggunakan otentikasi, tag untuk rute eksternal,
memberikan informasi hop berikut (next hop), subnetmask, dan multicast.
■ RIP-2 juga menggunakan otentikasi agar dapat mengetahui informasi routing mana yang dapat
dipercaya. Otentikasi diperlukan pada protocol routing untuk membuat protocol tersebut
menjadi aman.
■ Format paket RIP versi 2.
19
b. Interior Gateway Routing Protocol
(IGRP)
■ Protocol distance vector yang diciptakan oleh perusahaanCisco untuk mengatasi
kekurangan RIP.
■ Jumlah hop maksimum menjadi 255 dan sebagai metric, IGRP menggunakan
Bandwidth, MTU, Delay Dan Load.
■ IGRP adalah protocol routing yang menggunakan Autonomous System (AS) yang
dapat menentukan routing berdasarkan system, interior atau exterior.
■ Administrative distance untuk IGRP adalah 100.
20
b. Interior Gateway Routing Protocol
(IGRP)
21
■ Isi dari informasi routing adalah:
1. Identifikasi tujuan baru,
2. Mempelajari apabila terjadi kegagalan.
■ IGRP mengirimkan update routing setiap interval 90 detik. Update ini advertise semua
jaringan dalamAS. Kunci desain jaringan IGRP adalah:
1. Secara otomatis dapat menangani topologi yang komplek
2. Kemampuan ke segmen dengan bandwidth dan delay yang berbeda
3. Skalabilitas, untuk fungsi jaringan yang besar
b. Interior Gateway Routing Protocol
(IGRP)
■ Operasi IGRP
Masing-masing penjaluran secara rutin mengirimkan masing-
masing jaringan lokal kepada suatu pesan yang berisi salinan tabel
penjaluran dari tabel lainnya. Pesan ini berisi tentang biaya-biaya dan
jaringan yang akan dicapai untuk menjangkau masing-masing jaringan
tersebut. Penerima pesan penjaluran dapat menjangkau semua jaringan
didalam pesan sepanjang penjaluran yang bisa digunakan untuk
mengirimkan pesan.
22
b. Interior Gateway Routing Protocol
(IGRP)
■ Tujuan dari IGRP
1. Penjaluran stabil dijaringan kompleks sangat besar dan tidaka ada pengulangan penjaluran.
2. Overhead rendah, IGRP sendiri tidak menggunakan bandwidth yang diperlukan untuk tugasnya.
3. Pemisahan lalu lintas antar beberapa rute paralel.
4. Kemampuan untuk menangani berbagai jenis layanan dengan informasi tunggal.
5. Mempertimbangkan menghitung laju kesalahan dan tingkat lalu lintas pada alur yang berbeda.
6. Penjaluran stabil dijaringan kompleks sangat besar dan tidaka ada pengulangan penjaluran
7. Overhead rendah, IGRP sendiri tidak menggunakan bandwidth yang diperlukan untuk tugasnya
23
c. Enhanced Interior Gateway Routing
Protocol (EIGRP)
24
c. Enhanced Interior Gateway Routing
Protocol (EIGRP)
■ Routing protocol yang hanya di adopsi oleh router cisco atau sering disebut sebagai
proprietary protocol pada CISCO. Dimana EIGRP ini hanya bisa digunakan sesama
router CISCO saja dan routing ini tidak didukung dalam jenis router yang lain.
■ EIGRP sering disebut juga Hybrid-Distance-Vector Routing Protocol, karena cara
kerjanya menggunkan dua tipe routing protocol,yaitu Distance vector protocol dan
Link-State protocol
■ Routing EIGRP sebenarnya merupakan distance vector protocol tetapi prinsip kerjanya
menggunakan links-states protocol.sehingga EIGRP disebuat sebagai hybrid-distance-
vector, mengapa dikatakan demikian karena prinsip kerjanya sama dengan links-
states protocol yaitu mengirimkan semacam hello packet.
25
c. Enhanced Interior Gateway Routing
Protocol (EIGRP)
■ Perbandingan antar IGRP dan EIGRP di bagi menjadi beberapa kategori :
Kategori IGRP EIGRP
Compability Mode Tidak mendukung multi
protokol
Mendukung multiprotokol
Metric Calculation Perhitungan dengan metrik
paling efisien menuju ke
network tujuan
Perhitungan dengan metrik paling efisien menuju ke
network tujuan
HopCount maksimal 255 maksimal 224
Automatic Protocol
Redistribution
Tidak mendistribusikan
secara otomatis
mendistribusikan secara otomatis ke routing protokol
yang lain
RoutingTagging Tidak ada Ada, route tagging yang berfungsi untuk mengecek
external routing ,sehingga EIGRP akan mengetahui
routing protocol yang digunakan oleh router
tetangganya
26
c. Enhanced Interior Gateway Routing
Protocol (EIGRP)
■ Fitur-fitur EIGRP:
1. Mendukung IP, IPX, dan AppleTalk melalui modul-modul yang bersifat protocol
dependent
2. Pencarian network tetangga yang dilakukan dengan efisien
3. Komunikasi melalui ReliableTransport Protocol (RTP)
4. Pemilihan jalur terbaik melalui Diffusing update Algoritma (DUAL)
27
d. Open Shortest Path First (OSPF)
28
d. Open Shortest Path First (OSPF)
■ Sebuah routing protokol berjenis Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) yang hanya
dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan.
■ Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana Anda masih memiliki hak untuk
menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, Anda masih
memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut.
■ OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar terbuka. Maksudnya adalah
routing protokol ini bukan ciptaan dari vendor manapun. Dengan demikian, siapapun dapat
menggunakannya, perangkat manapun dapat kompatibel dengannya, dan di manapun
routing protokol ini dapat diimplementasikan.
■ OSPF merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki routing, artinya
OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini
diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan area.
29
d. Open Shortest Path First (OSPF)
■ Cara Kerja OSPF
1. Broadcast Multiaccess
Media jenis ini adalah media yang banyak terdapat dalam jaringan lokal atau LAN seperti misalnya
ethernet, FDDI, dan token ring. Dalam kondisi media seperti ini, OSPF akan mengirimkan traffic multicast
dalam pencarian router-router neighbour-nya. Namun ada yang unik dalam proses pada media ini, yaitu akan
terpilih dua buah router yang berfungsi sebagai Designated Router (DR) dan Backup Designated Router (BDR).
Apa itu DR dan BDR akan dibahas berikutnya.
2. Point-to-Point
Teknologi Point-to-Point digunakan pada kondisi di mana hanya ada satu router lain yang terkoneksi
langsung dengan sebuah perangkat router. Contoh dari teknologi ini misalnya link serial. Dalam kondisi Point-
to-Point ini, router OSPF tidak perlu membuat Designated Router dan Back-up-nya karena hanya ada satu
router yang perlu dijadikan sebagai neighbour. Dalam proses pencarian neighbour ini, router OSPF juga akan
melakukan pengiriman Hello packet dan pesan-pesan lainnya menggunakan alamat multicast bernama
AllSPFRouters 224.0.0.5.
30
d. Open Shortest Path First (OSPF)
3. Point-to-Multipoint
Media jenis ini adalah media yang memiliki satu interface yang menghubungkannya
dengan banyak tujuan. Jaringan-jaringan yang ada di bawahnya dianggap sebagai serangkaian
jaringan Point-to-Point yang saling terkoneksi langsung ke perangkat utamanya. Pesan-pesan
routing protocol OSPF akan direplikasikan ke seluruh jaringan Point-to-Point tersebut.
4. Nonbroadcast Multiaccess (NBMA)
Media berjenis Nonbroadcast multi-access ini secara fisik merupakan sebuah serial
line biasa yang sering ditemui pada media jenis Point-to-Point. Namun secara faktanya, media
ini dapat menyediakan koneksi ke banyak tujuan, tidak hanya ke satu titik saja. Contoh dari
media ini adalah X.25 dan frame relay yang sudah sangat terkenal dalam menyediakan solusi
bagi kantor-kantor yang terpencar lokasinya. Di dalam penggunaan media ini pun dikenal dua
jenis penggunaan, yaitu jaringan partial mesh dan fully mesh.
31
d. Open Shortest Path First (OSPF)
■ OSPF memiliki 3 tabel di dalam router :
1. Routing table biasa juga disebut sebagai Forwarding database. Database ini berisi
the lowest cost untuk mencapai router-router/network-network lainnya. Setiap
router mempunyai Routing table yang berbeda-beda.
2. Adjecency database, Database ini berisi semua router tetangganya. Setiap router
mempunyai Adjecency database yang berbeda-beda.
3. Topological database, Database ini berisi seluruh informasi tentang router yang
berada dalam satu networknya/areanya.
32
d. Open Shortest Path First (OSPF)
■ Kelebihan dari OSPF sebagai berikut:
1. Tidak menghasilkan routing loop
2. Mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus
3. Dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan
4. Membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area.
5. Waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat
■ Kekurangan dari OSPF sebagai berikut :
1. Membutuhkan basis data yang besar
2. Lebih rumit
33
2. Eksterior Routing Protocol (ERP)
■ Exterior Routing Protocol Pada dasarnya internet terdiri dari beberapa Autonomous
System yang saling berhubungan satu sama lain dan untuk
menghubungkan Autonomous System dengan Autonomous System yang lainnya
maka Autonomous System menggunakan exterior routing protocol sebagai
pertukaran informasi routingnya.
34
Border Gateway Protocol (BGP)
■ Border Gateway Protocol (BGP) Adalah sebuah sistem antar autonomous routing
protocol. Sistem Autonomous adalah sebuah jaringan atau kelompok jaringan di
bawah administrasi umum dan dengan kebijakan routing umum.
■ Fungsi BGP digunakan untuk pertukaran informasi routing untuk Internet dan
merupakan protokol yang digunakan antar penyedia layanan Internet (ISP). Pelanggan
jaringan, seperti perguruan tinggi dan perusahaan, biasanya menggunakan sebuah
Interior Gateway Protocol (IGP) seperti RIP atau OSPF untuk pertukaran informasi
routing dalam jaringan mereka.
35
Border Gateway Protocol (BGP)
■ Karakteristik BGP
o Menggunakan algoritma routing distance vektor. Algoritma routing distance vector
secara periodik menyalin table routing dari router ke route.
o Digunakan antara ISP dengan ISP dan client-client.
o Digunakan untuk merutekan trafik internet antar autonomous system.
o BGP adalah PathVector routing protocol.
o Router BGP membangun dan menjaga koneksi antar-peer menggunakan port
nomor 179.
o Koneksi antar-peer dijaga dengan menggunakan sinyal keepalive secara periodik.
36
Border Gateway Protocol (BGP)
■ Cara Kerja BGP
o Routing protokol BGP baru dapat dikatakan bekerja pada sebuah router jika sudah terbentuk sesi
komunikasi dengan router tetangganya yang juga menjalankan BGP. Sesi komunikasi ini adalah
berupa komunikasi dengan protokol TCP dengan nomor port 179. Setelah terjalin komunikasi ini,
maka kedua buah router BGP dapat saling bertukar informasi rute.
o Untuk berhasil menjalin komunikasi dengan router tetangganya sampai dapat saling bertukar
informasi routing, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
• Kedua buah router telah dikonfigurasi dengan benar dan siap menjalankan routing protokol
BGP.
• Koneksi antarkedua buah router telah terbentuk dengan baik tanpa adanya gangguan pada
media koneksinya.
• Pastikan kedua buah router BGP tidak melakukan pemblokiran port komunikasiTCP 179.
• Pastikan kedua buah router tidak kehabisan resource saat sesi BGP sudah terbentuk dan
berjalan.
37
Border Gateway Protocol (BGP)
■ Paket BGP
o Ada beberapa paket yang di sediakan oleh Border Gateway Protocol, sebagai
berikut :
a. Open Message
b. Keepalive Message
c. Notification Message
d. Update Message
38
Border Gateway Protocol (BGP)
■ Paket BGP
a. Open Message
Sesuai dengan namanya, paket pesan jenis ini merupakan paket pembuka
sebuah sesi BGP. Paket inilah yang pertama dikirimkan ke router tetangga untuk
membangun sebuah sesi komunikasi. Paket ini berisikan informasi mengenai BGP
version number, AS number, hold time, dan router ID.
b. Keepalive Message
Paket Keepalive message bertugas untuk menjaga hubungan yang telah
terbentuk antar kedua router BGP. Paket jenis ini dikirimkan secara periodik oleh kedua
buah router yang bertetangga. Paket ini berukuran 19 byte dan tidak berisikan data
sama sekali.
39
Border Gateway Protocol (BGP)
■ Paket BGP
c. Notification Message
Paket pesan ini adalah paket yang bertugas menginformasikan error yang terjadi
terhadap sebuah sesi BGP. Paket ini berisikan field-field yang berisi jenis error apa yang
telah terjadi, sehingga sangat memudahkan penggunanya untuk melakukan
troubleshooting.
d. Update Message
Paket update merupakan paket pesan utama yang akan membawa informasi
rute-rute yang ada. Paket ini berisikan semua informasi rute BGP yang ada dalam
jaringan tersebut. Ada tiga komponen utama dalam paket pesan ini, yaitu Network-
Layer Reachability Information (NLRI), path attribut, dan withdrawn routes.
40
Border Gateway Protocol (BGP)
■ Kelebihan BGP
o Sangat sederhana dalam instalasi.
■ Kekurangan BGP
o Sangat terbatas dalam mempergunakan topologi.
41
Perbedaan IRP dan ERP
Interior Routing Protocol (IRP)
Exterior Routing Protocol
(ERP)
Dalam sebuah single autonomous system (AS) Antara autonomous system (AS) yang berbeda
Memiliki single network administration Memiliki entitas administrasi yang independen
Pertukaran informasi routing dilakukan antar
host dalam sebuah autonomous system atau
sebuah routing domain
Pertukaran informasi routing bisa dilakukan
antar host pada dua buah autonomous system
(AS) yang berbeda
Daftar Pustaka
1. Fatkhurrokhman, Mohammad. __. Analisis Perbandingan Metode Routing Link State Vs DistanceVector, [pdf].
http://www.academia.edu/7335406/Analisis_Perbandingan_Metode_Routing_Link_State_Vs_Distance_Vector di akses
tanggal 8 Desember 2018.
2. Anonim. 2014. DistanceVector Protocol & Link State Protocol.
http://hardware-1987.blogspot.com/2014/06/distance-vector-protocol-link-state.html di akses tanggal 8 Desember
2018.
3. Susan B,Tito. __. Algoritma dan Protocol Routing.
http://mediacerita.com/algoritma-dan-protocol-routing/ di akses tanggal 8 Desember 2018.
4. Anonim. 2010, 18 Oktober. PROTOKOL ROUTING LINK STATE.
http://hunter-hyperactive.blogspot.com/2010/10/protokol-routing-link-state.html di akses tanggal 8 Desember 2018.
5. Anonim. 2010, 18 Oktober. Kelebihan menggunakan Protokol Routing DistanceVector.
http://hunter-hyperactive.blogspot.com/2010/10/kelebihan-menggunakan-protokol-routing.html di akses tanggal 8
Desember 2018.
Daftar Pustaka
6. Firdaus, Fadly. 2012. 10 Oktober. RIP (Routing Information Protocol). http://fadlyfstik2010.blogspot.com/2012/10/rip-
routing-information-protocol.html di akses tanggal 8 Desember 2018.
7. Anonim. 2012. Pengertian Routing Protocol.
http://www.teorikomputer.com/2012/12/pengertian-routing-protocol.html di akses tanggal 8 Desember 2018.
8. Arif, Ihsan. 2013, 1 November. IGRP (Interior Gateway Routing Protocol).
https://santekno.blogspot.com/2013/01/igrp-interior-gateway-routing-protocol.html di akses tanggal 9 Desember 2018.
9. Arif, Ihsan. 2013, 1 November. EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol).
https://santekno.blogspot.com/2013/01/eigrp-enhanced-interior-gateway-routing.html di akses tanggal 9 Desember
2018.
10. Arif, Ihsan. 2013, 1 November. OSPF (Open Shortest Path First).
https://santekno.blogspot.com/2013/01/ospf-open-shortest-path-first.html di akses tanggal 9 Desember 2018.
Daftar Pustaka
11. Bhakot. 2013, 9 Januari. Pengertian OSPF.
https://thaiman70an.wordpress.com/2013/01/09/pengertian-ospf/ di akses tanggal 9 Desember 2018.
12. Monisa. 2016, 28 Februari. PROTOKOL ROUTING EKSTERIOR.
http://hardware-1987.blogspot.com/2014/06/distance-vector-protocol-link-state.html di akses tanggal 9
Desember 2018.
13. Syafrizal, Melwin. 2015. Pengantar Jaringan Komputer.Yogyakarta: ANDI.

More Related Content

What's hot

Routing (Routing Statis dan Routing Dinamis)
Routing (Routing Statis dan Routing Dinamis)Routing (Routing Statis dan Routing Dinamis)
Routing (Routing Statis dan Routing Dinamis)NightXynt
 
Routing dan Macam-Macam Routing
Routing dan Macam-Macam RoutingRouting dan Macam-Macam Routing
Routing dan Macam-Macam RoutingOctavio Dakosta
 
Jaringan komunikasi 7 pti1
Jaringan komunikasi   7 pti1Jaringan komunikasi   7 pti1
Jaringan komunikasi 7 pti1antony veru
 
Tugas Management Jaringan Komputer Routing
Tugas Management Jaringan Komputer RoutingTugas Management Jaringan Komputer Routing
Tugas Management Jaringan Komputer RoutingCindy Carissa
 
Routing Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaat
Routing Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaatRouting Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaat
Routing Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaatlingacing
 
Static dan-dynamic-routing-pada-cisco-packet-tracer
Static dan-dynamic-routing-pada-cisco-packet-tracerStatic dan-dynamic-routing-pada-cisco-packet-tracer
Static dan-dynamic-routing-pada-cisco-packet-tracersams4droid
 
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)Veliany Khosasih
 
Routing protocol(revisi)
Routing protocol(revisi)Routing protocol(revisi)
Routing protocol(revisi)ismailnursidiq
 
Routing information protocol v 2
Routing information protocol v 2Routing information protocol v 2
Routing information protocol v 2Gama Iffahindra
 
Makalah dan kasus Jaringan
Makalah dan kasus Jaringan Makalah dan kasus Jaringan
Makalah dan kasus Jaringan ivsept2309
 
Pembahasan Routing
Pembahasan RoutingPembahasan Routing
Pembahasan RoutingReshan Tio
 
09module 20 static-routing-dynamic-routing
09module 20 static-routing-dynamic-routing09module 20 static-routing-dynamic-routing
09module 20 static-routing-dynamic-routingsetioaribowo
 

What's hot (17)

Routing (Routing Statis dan Routing Dinamis)
Routing (Routing Statis dan Routing Dinamis)Routing (Routing Statis dan Routing Dinamis)
Routing (Routing Statis dan Routing Dinamis)
 
Routing dan Macam-Macam Routing
Routing dan Macam-Macam RoutingRouting dan Macam-Macam Routing
Routing dan Macam-Macam Routing
 
Jaringan komunikasi 7 pti1
Jaringan komunikasi   7 pti1Jaringan komunikasi   7 pti1
Jaringan komunikasi 7 pti1
 
Rip versi 1
Rip versi 1Rip versi 1
Rip versi 1
 
Tugas Management Jaringan Komputer Routing
Tugas Management Jaringan Komputer RoutingTugas Management Jaringan Komputer Routing
Tugas Management Jaringan Komputer Routing
 
Routing Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaat
Routing Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaatRouting Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaat
Routing Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaat
 
Static dan-dynamic-routing-pada-cisco-packet-tracer
Static dan-dynamic-routing-pada-cisco-packet-tracerStatic dan-dynamic-routing-pada-cisco-packet-tracer
Static dan-dynamic-routing-pada-cisco-packet-tracer
 
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
 
Routing protocol(revisi)
Routing protocol(revisi)Routing protocol(revisi)
Routing protocol(revisi)
 
Routing information protocol v 2
Routing information protocol v 2Routing information protocol v 2
Routing information protocol v 2
 
Pertemuan 14
Pertemuan 14Pertemuan 14
Pertemuan 14
 
Routing
RoutingRouting
Routing
 
Kelompok 4 routing
Kelompok 4 routingKelompok 4 routing
Kelompok 4 routing
 
Pertemuan 15
Pertemuan 15Pertemuan 15
Pertemuan 15
 
Makalah dan kasus Jaringan
Makalah dan kasus Jaringan Makalah dan kasus Jaringan
Makalah dan kasus Jaringan
 
Pembahasan Routing
Pembahasan RoutingPembahasan Routing
Pembahasan Routing
 
09module 20 static-routing-dynamic-routing
09module 20 static-routing-dynamic-routing09module 20 static-routing-dynamic-routing
09module 20 static-routing-dynamic-routing
 

Similar to PROTOKOL ROUTING

rangkuman abdimas.pptx
rangkuman abdimas.pptxrangkuman abdimas.pptx
rangkuman abdimas.pptxHafidzahPatel1
 
Makalah routing
Makalah routingMakalah routing
Makalah routingvintzr
 
Presentasi slide
Presentasi slidePresentasi slide
Presentasi slideAdie Adie
 
Manajemen Jaringan Dalam IT
Manajemen Jaringan Dalam ITManajemen Jaringan Dalam IT
Manajemen Jaringan Dalam ITAaron Ferdinand
 
09module 20 static-routing-dynamic-routing
09module 20 static-routing-dynamic-routing09module 20 static-routing-dynamic-routing
09module 20 static-routing-dynamic-routingsetioariwibowo
 
09module 20 static-routing-dynamic-routing
09module 20 static-routing-dynamic-routing09module 20 static-routing-dynamic-routing
09module 20 static-routing-dynamic-routingindonesia
 
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)Veliany Khosasih
 
Protokol_Routing basic fundamental knowledge.ppt
Protokol_Routing basic fundamental knowledge.pptProtokol_Routing basic fundamental knowledge.ppt
Protokol_Routing basic fundamental knowledge.pptRochmadGSaputra
 
Manajemen jaringan
Manajemen jaringanManajemen jaringan
Manajemen jaringanEric Tomas
 
Makalah Routing Dynamic
Makalah Routing DynamicMakalah Routing Dynamic
Makalah Routing DynamicRezi Fenorita
 
Protokol routing
Protokol routingProtokol routing
Protokol routingpeces123
 
Protokol routing
Protokol routingProtokol routing
Protokol routingpeces123
 
Distance vektor
Distance vektorDistance vektor
Distance vektorAhmad Hsn
 

Similar to PROTOKOL ROUTING (20)

Makalah routing
Makalah routingMakalah routing
Makalah routing
 
rangkuman abdimas.pptx
rangkuman abdimas.pptxrangkuman abdimas.pptx
rangkuman abdimas.pptx
 
Makalah routing
Makalah routingMakalah routing
Makalah routing
 
Routing
RoutingRouting
Routing
 
Presentasi slide
Presentasi slidePresentasi slide
Presentasi slide
 
Manajemen Jaringan Dalam IT
Manajemen Jaringan Dalam ITManajemen Jaringan Dalam IT
Manajemen Jaringan Dalam IT
 
09module 20 static-routing-dynamic-routing
09module 20 static-routing-dynamic-routing09module 20 static-routing-dynamic-routing
09module 20 static-routing-dynamic-routing
 
09module 20 static-routing-dynamic-routing
09module 20 static-routing-dynamic-routing09module 20 static-routing-dynamic-routing
09module 20 static-routing-dynamic-routing
 
#4.pptx
#4.pptx#4.pptx
#4.pptx
 
Routing
RoutingRouting
Routing
 
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
 
Protokol_Routing basic fundamental knowledge.ppt
Protokol_Routing basic fundamental knowledge.pptProtokol_Routing basic fundamental knowledge.ppt
Protokol_Routing basic fundamental knowledge.ppt
 
12-Protokol_Routing.ppt
12-Protokol_Routing.ppt12-Protokol_Routing.ppt
12-Protokol_Routing.ppt
 
Routing Protocol
Routing ProtocolRouting Protocol
Routing Protocol
 
Manajemen jaringan
Manajemen jaringanManajemen jaringan
Manajemen jaringan
 
Makalah Routing Dynamic
Makalah Routing DynamicMakalah Routing Dynamic
Makalah Routing Dynamic
 
Protokol routing
Protokol routingProtokol routing
Protokol routing
 
Protokol routing
Protokol routingProtokol routing
Protokol routing
 
Makalah routing
Makalah routingMakalah routing
Makalah routing
 
Distance vektor
Distance vektorDistance vektor
Distance vektor
 

Recently uploaded

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 

Recently uploaded (20)

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 

PROTOKOL ROUTING

  • 1. ROUTING PROTOCOL Kelompok 5 Feni Melati (10216039) Futry Diviana Agnia (10216045) Deni Himawan (10216042) M Aditya Fathur R (10216044) RizalYonansyah (10216050)
  • 2. Protocol Routing ■ Routing Protocol adalah suatu kebijakan untuk menentukan bagaimana router dapat saling berhubungan atau lebih mudahnya adalah bagaimana sebuah router menentukan path atau jalur menuju alamat yang dituju. ■ Algoritma routing yang menentukan pilihan melalui jaringan itu, tergantung metode yang digunakan untuk membagi informasi external, dimana algoritma sebagai metode yang digunakan untuk memproses informasi internal. ■ Proses routing memiliki beberapa metode, di antaranya adalah Distance Vector dan Link State. 2
  • 3. Routing Protocol DistanceVector ■ Disebut distance vector protocol karena penentuan routing berdasarkan distance atau jarak terpendek, antara titik asal paket dengan titik tujuan. Yang dimaksud dengan distance adalah berapa banyak jumlah hop yang harus dilalui oleh paket sebelum mencapai tujuan. Distance vector dikembangkan menggunakan algorithma Bellman- Ford. ■ Algoritma distance vector, juga dikenal sebagai algoritma Bellman-Ford, router mampu untuk melewatkan updates route ke tetanggganya pada interval rutin terjadwal. ■ Setiap tetangga kemudian menerima nilai tujuannya sendiri dan menyalurkan informasi routing ke tetangga terdekat. ■ Hasil dari proses ini sebuah tabel yang berisi kumpulan semua distance/tujuan ke semua jaringan tujuan. 3
  • 4. Routing Protocol DistanceVector ■ Contoh Distance vector yaitu : o BGP ( Border Gateway Protocol ). o RIP ( Routing Information Protocol ). o IGRP ( Interior Gateway Protocol ). o EIGRP ( Enhanced Interior Gateway Routing Protocol ). o DistanceVector (PathVector) Protocol. 4
  • 5. Routing Protocol DistanceVector ■ Kelebihan dari DistanceVector protokol : 1. Mudah pelaksanaannya dan pemeliharaannya. 2. Sumber daya yang dibutuhkan tidak terlalu besar. ■ Kekurangan dari DistanceVector protokol : 1. Convergencenya lambat. 2. Skala jaringan terbatas. 3. Memungkinkan terjadinya routing loops. 5
  • 6. Routing Protocol Link State ■ Routing Link State artinya tiap router akan mengumpulkan informasi tentang interface, bandwidth, roundtrip dan sebagainya. Kemudian antar router akan saling menukar informasi, nilai yang paling efisien yangakan diambil sebagai jalur dan di masukkan ke dalam table routing. ■ Dengan menggunakan algoritma pengambilan keputusan Shortest Path First (SPF), informasi LSA tersebut akan diatur sedemikian rupa hingga membentu suatu jalur routing. ■ Contoh link state : o OSPF ( Open Short Path First ) 6
  • 7. Routing Protocol Link State ■ Link state dikembangkan menggunakan algorithma Shortest Path, seperti algorithma Djikstra's. 7
  • 8. Routing Protocol Link State ■ Kelebihan link state : 1. Link state protokol menggunakan cost metric untuk memilih jalurnya di dalam jaringan. 2. Link state protokol menggunakan triggered, yang memastikan bahwa jaringan akan menyatu pada akhirnya tanpa harus menunggu waktu tertentu. 3. Masing-masing router sudah meiliki gambaran sendiri tentang jaringan yang akan digunakan. 4. Router selalu menggunakan informasi yang paling akhir, karena LSA selalu mengupdate informasinya saat terjadi perubahan jaringan. 5. Ukuran database link state dapat di perkecil dengan memperhatikan bentuk jaringan. Disini, link state mampu mengambil keputusan untuk menentukan jalur yang paling pendek dan yang terbaik. 6. Semua router memiliki kemampuan untuk meng-copy peta (mapping) selama masih dalam satu jaringan. 7. Didukung oleh Classless Interdomain Routing (CIDR) danVariable-lenght Subnetmasking (VLSM). 8
  • 9. Routing Protocol Link State ■ Kerugian dari link state protokol : 1. Membutuhkan banyak memory dan processor. 2. Membutuhkan bentuk jaringan yang pasti. 3. Membutuhkan seorang administrator yang paham akan routing link state. 4. Saat terjadi perubahan jaringan, maka LSA akan membanjiri jaringan. Hal ini bisa mengganggu proses pengiriman data. 9
  • 10. Routing Protocol ■ Jika ditinjau dari "wilayah kekuasaan" admin network, maka prototokol routing dapat dibagi menjadi dua buah, yaitu : 1. Interior Routing Protocol (IRP) a. OSPF ( Open Short Path First ). b. RIP ( Routing Information Protocol ). c. IGRP ( Interior Gateway Protocol ) . d. EIGRP ( Enhanced Interior Gateway Routing Protocol ). 2. Exterior Routing Protocol (ERP) a. BGP ( Border Gateway Protocol ). 10
  • 11. 1. Interior Routing Protocol (IRP) ■ Interior Routing Protocol biasanya digunakan pada jaringan yang bernama Autonomous System, yaitu sebuah jaringan yang berada hanya dalam satu kendali Teknik yang terdiri dari beberapa subnetwork dan gateway yang salin berhubungan satu sama lain. ■ Contoh protokol routing yang termasuk dalam kategori interior routing protocol adalah : a. RIP ( Routing Information Protocol ). b. IGRP ( Interior Gateway Protocol ). c. EIGRP ( Enhanced Interior Gateway Routing Protocol ). d. OSPF ( Open Short Path First ). 11
  • 12. a. Routing Information Protocol (RIP) ■ Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah protokol routing dinamis yang digunakan dalam jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network). Oleh karena itu protokol ini diklasifikasikan sebagai Interior Gateway Protocol (IGP). ■ Protokol ini menggunakan algoritma Distance-Vector Routing. Pertama kali didefinisikan dalam RFC 1058 (1988). ■ Protokol ini telah dikembangkan beberapa kali, sehingga terciptalah RIP Versi 2 (RFC 2453). ■ RIP juga telah diadaptasi untuk digunakan dalam jaringan IPv6, yang dikenal sebagai standar RIPng (RIP Next Generation/ RIP generasi berikutnya), yang diterbitkan dalam RFC 2080 (1997) 12
  • 13. a. Routing Information Protocol (RIP) ■ Cara Kerja RIP 1. Host mendengar pada alamat broadcast jika ada update routing dari gateway. 2. Host akan memeriksa terlebih dahulu routing table lokal jika menerima update routing . 3. Jika rute belum ada, informasi segera dimasukkan ke routing table . 4. Jika rute sudah ada, metric yang terkecil akan diambil sebagai acuan. 5. Rute melalui suatu gateway akan dihapus jika tidak ada update dari gateway tersebut dalam waktu tertentu 6. Khusus untuk gateway, RIP akan mengirimkan update routing pada alamat broadcast di setiap network yang terhubung 13
  • 14. a. Routing Information Protocol (RIP) ■ Kelebihan Routing Information Protocol o RIP menggunakan metode Triggered Update. RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing. Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update).Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan. 14
  • 15. a. Routing Information Protocol (RIP) ■ Kekurangan Routing Information Protocol 1. Terbatasnya diameter network, RIP hanya bsa menerima metrik sampai 15. Lebih dari itu tujuan dianggap tidak terjangkau. Hal ini bisa menjadi masalah pada network yang besar. 2. Konvergensi yang lambat, Untuk menghapus entry routing yang bermasalah, RIP mempuyai metod yang tidak efisien. 3. Tidak bisa membedakan network masking lebih dari /kepada kelas A, B dan C. Seperti kita ketahui bahwa kelas C mempunyai masking 24 bit. Dan masking ini masih bias diperpanjang menjadi 25 bit, 26 bit dan seterusnya. RIP tidak dapat membacanya bila lebih dari 24 bit. Ini adalah masalah besar, mengingat masking yang lebih dari 24 bit banyak dipakai. Hal ini sudah dapat di atasi pada RIPv2.24, RIP membaca IP address berdasarkan 4. Jumlah host terbatas 5. RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route. 6. RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM) 15
  • 16. a. Routing Information Protocol (RIP) 1. RIPVersi 1 ■ RIP yang didefinisikan dalam RFC-1058 ini menggunakan metrik antara 1 dan 15, sedangkan 16 dianggap sebagai takhingga. Route dengan distance-vector 16 tidak dimasukan ke dalam forwarding table. Batas metrik 16 ini mencegah waktu menghitung-sampai-tak-terhingga yang terlalu lama. ■ Paket-paket RIP versi 1 secara normal dikirimkan setiap 30 detik atau lebih cepat jika terdapat triggered updates. Jika dalam 180 detik sebuah route tidak diperbaharui, router menghapus entri route tersebut dari forwarding table. ■ RIP 1 tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route. Router harus menganggap setiap router yang diterima memiliki subnet yang sama dengan subnet pada router itu. Dengan demikian RIP versi 1 tidak mendukungVariable Length Subnet Masking(VLSM). 16
  • 17. a. Routing Information Protocol (RIP) ■ Format paket RIP versi 1: 17
  • 18. a. Routing Information Protocol (RIP) ■ RIPv1 memiliki table routing yang setidaknya berisi: 1. IP Address tujuan (host, subnet, network, atau rute default). 2. IP Address router yang perlu dilalui. 3. Metrik yang menunjukan biaya total untuk mencapai tujuan tersebut dari host. 4. Sebuah tanda untuk menunjukan apakah rute baru saja berubah. 5. Beberapa timer (penunjuk waktu). 18
  • 19. a. Routing Information Protocol (RIP) 2. RIP versi 2 ■ RIP versi 2(RIP-2 atau RIPv2) berupaya untuk menghasilkan beberapa perbaikan atas RIP1, yaitu memberi dukungan untuk VLSM, menggunakan otentikasi, tag untuk rute eksternal, memberikan informasi hop berikut (next hop), subnetmask, dan multicast. ■ RIP-2 juga menggunakan otentikasi agar dapat mengetahui informasi routing mana yang dapat dipercaya. Otentikasi diperlukan pada protocol routing untuk membuat protocol tersebut menjadi aman. ■ Format paket RIP versi 2. 19
  • 20. b. Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) ■ Protocol distance vector yang diciptakan oleh perusahaanCisco untuk mengatasi kekurangan RIP. ■ Jumlah hop maksimum menjadi 255 dan sebagai metric, IGRP menggunakan Bandwidth, MTU, Delay Dan Load. ■ IGRP adalah protocol routing yang menggunakan Autonomous System (AS) yang dapat menentukan routing berdasarkan system, interior atau exterior. ■ Administrative distance untuk IGRP adalah 100. 20
  • 21. b. Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) 21 ■ Isi dari informasi routing adalah: 1. Identifikasi tujuan baru, 2. Mempelajari apabila terjadi kegagalan. ■ IGRP mengirimkan update routing setiap interval 90 detik. Update ini advertise semua jaringan dalamAS. Kunci desain jaringan IGRP adalah: 1. Secara otomatis dapat menangani topologi yang komplek 2. Kemampuan ke segmen dengan bandwidth dan delay yang berbeda 3. Skalabilitas, untuk fungsi jaringan yang besar
  • 22. b. Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) ■ Operasi IGRP Masing-masing penjaluran secara rutin mengirimkan masing- masing jaringan lokal kepada suatu pesan yang berisi salinan tabel penjaluran dari tabel lainnya. Pesan ini berisi tentang biaya-biaya dan jaringan yang akan dicapai untuk menjangkau masing-masing jaringan tersebut. Penerima pesan penjaluran dapat menjangkau semua jaringan didalam pesan sepanjang penjaluran yang bisa digunakan untuk mengirimkan pesan. 22
  • 23. b. Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) ■ Tujuan dari IGRP 1. Penjaluran stabil dijaringan kompleks sangat besar dan tidaka ada pengulangan penjaluran. 2. Overhead rendah, IGRP sendiri tidak menggunakan bandwidth yang diperlukan untuk tugasnya. 3. Pemisahan lalu lintas antar beberapa rute paralel. 4. Kemampuan untuk menangani berbagai jenis layanan dengan informasi tunggal. 5. Mempertimbangkan menghitung laju kesalahan dan tingkat lalu lintas pada alur yang berbeda. 6. Penjaluran stabil dijaringan kompleks sangat besar dan tidaka ada pengulangan penjaluran 7. Overhead rendah, IGRP sendiri tidak menggunakan bandwidth yang diperlukan untuk tugasnya 23
  • 24. c. Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) 24
  • 25. c. Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) ■ Routing protocol yang hanya di adopsi oleh router cisco atau sering disebut sebagai proprietary protocol pada CISCO. Dimana EIGRP ini hanya bisa digunakan sesama router CISCO saja dan routing ini tidak didukung dalam jenis router yang lain. ■ EIGRP sering disebut juga Hybrid-Distance-Vector Routing Protocol, karena cara kerjanya menggunkan dua tipe routing protocol,yaitu Distance vector protocol dan Link-State protocol ■ Routing EIGRP sebenarnya merupakan distance vector protocol tetapi prinsip kerjanya menggunakan links-states protocol.sehingga EIGRP disebuat sebagai hybrid-distance- vector, mengapa dikatakan demikian karena prinsip kerjanya sama dengan links- states protocol yaitu mengirimkan semacam hello packet. 25
  • 26. c. Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) ■ Perbandingan antar IGRP dan EIGRP di bagi menjadi beberapa kategori : Kategori IGRP EIGRP Compability Mode Tidak mendukung multi protokol Mendukung multiprotokol Metric Calculation Perhitungan dengan metrik paling efisien menuju ke network tujuan Perhitungan dengan metrik paling efisien menuju ke network tujuan HopCount maksimal 255 maksimal 224 Automatic Protocol Redistribution Tidak mendistribusikan secara otomatis mendistribusikan secara otomatis ke routing protokol yang lain RoutingTagging Tidak ada Ada, route tagging yang berfungsi untuk mengecek external routing ,sehingga EIGRP akan mengetahui routing protocol yang digunakan oleh router tetangganya 26
  • 27. c. Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) ■ Fitur-fitur EIGRP: 1. Mendukung IP, IPX, dan AppleTalk melalui modul-modul yang bersifat protocol dependent 2. Pencarian network tetangga yang dilakukan dengan efisien 3. Komunikasi melalui ReliableTransport Protocol (RTP) 4. Pemilihan jalur terbaik melalui Diffusing update Algoritma (DUAL) 27
  • 28. d. Open Shortest Path First (OSPF) 28
  • 29. d. Open Shortest Path First (OSPF) ■ Sebuah routing protokol berjenis Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan. ■ Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana Anda masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, Anda masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut. ■ OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar terbuka. Maksudnya adalah routing protokol ini bukan ciptaan dari vendor manapun. Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya, perangkat manapun dapat kompatibel dengannya, dan di manapun routing protokol ini dapat diimplementasikan. ■ OSPF merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki routing, artinya OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan area. 29
  • 30. d. Open Shortest Path First (OSPF) ■ Cara Kerja OSPF 1. Broadcast Multiaccess Media jenis ini adalah media yang banyak terdapat dalam jaringan lokal atau LAN seperti misalnya ethernet, FDDI, dan token ring. Dalam kondisi media seperti ini, OSPF akan mengirimkan traffic multicast dalam pencarian router-router neighbour-nya. Namun ada yang unik dalam proses pada media ini, yaitu akan terpilih dua buah router yang berfungsi sebagai Designated Router (DR) dan Backup Designated Router (BDR). Apa itu DR dan BDR akan dibahas berikutnya. 2. Point-to-Point Teknologi Point-to-Point digunakan pada kondisi di mana hanya ada satu router lain yang terkoneksi langsung dengan sebuah perangkat router. Contoh dari teknologi ini misalnya link serial. Dalam kondisi Point- to-Point ini, router OSPF tidak perlu membuat Designated Router dan Back-up-nya karena hanya ada satu router yang perlu dijadikan sebagai neighbour. Dalam proses pencarian neighbour ini, router OSPF juga akan melakukan pengiriman Hello packet dan pesan-pesan lainnya menggunakan alamat multicast bernama AllSPFRouters 224.0.0.5. 30
  • 31. d. Open Shortest Path First (OSPF) 3. Point-to-Multipoint Media jenis ini adalah media yang memiliki satu interface yang menghubungkannya dengan banyak tujuan. Jaringan-jaringan yang ada di bawahnya dianggap sebagai serangkaian jaringan Point-to-Point yang saling terkoneksi langsung ke perangkat utamanya. Pesan-pesan routing protocol OSPF akan direplikasikan ke seluruh jaringan Point-to-Point tersebut. 4. Nonbroadcast Multiaccess (NBMA) Media berjenis Nonbroadcast multi-access ini secara fisik merupakan sebuah serial line biasa yang sering ditemui pada media jenis Point-to-Point. Namun secara faktanya, media ini dapat menyediakan koneksi ke banyak tujuan, tidak hanya ke satu titik saja. Contoh dari media ini adalah X.25 dan frame relay yang sudah sangat terkenal dalam menyediakan solusi bagi kantor-kantor yang terpencar lokasinya. Di dalam penggunaan media ini pun dikenal dua jenis penggunaan, yaitu jaringan partial mesh dan fully mesh. 31
  • 32. d. Open Shortest Path First (OSPF) ■ OSPF memiliki 3 tabel di dalam router : 1. Routing table biasa juga disebut sebagai Forwarding database. Database ini berisi the lowest cost untuk mencapai router-router/network-network lainnya. Setiap router mempunyai Routing table yang berbeda-beda. 2. Adjecency database, Database ini berisi semua router tetangganya. Setiap router mempunyai Adjecency database yang berbeda-beda. 3. Topological database, Database ini berisi seluruh informasi tentang router yang berada dalam satu networknya/areanya. 32
  • 33. d. Open Shortest Path First (OSPF) ■ Kelebihan dari OSPF sebagai berikut: 1. Tidak menghasilkan routing loop 2. Mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus 3. Dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan 4. Membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area. 5. Waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat ■ Kekurangan dari OSPF sebagai berikut : 1. Membutuhkan basis data yang besar 2. Lebih rumit 33
  • 34. 2. Eksterior Routing Protocol (ERP) ■ Exterior Routing Protocol Pada dasarnya internet terdiri dari beberapa Autonomous System yang saling berhubungan satu sama lain dan untuk menghubungkan Autonomous System dengan Autonomous System yang lainnya maka Autonomous System menggunakan exterior routing protocol sebagai pertukaran informasi routingnya. 34
  • 35. Border Gateway Protocol (BGP) ■ Border Gateway Protocol (BGP) Adalah sebuah sistem antar autonomous routing protocol. Sistem Autonomous adalah sebuah jaringan atau kelompok jaringan di bawah administrasi umum dan dengan kebijakan routing umum. ■ Fungsi BGP digunakan untuk pertukaran informasi routing untuk Internet dan merupakan protokol yang digunakan antar penyedia layanan Internet (ISP). Pelanggan jaringan, seperti perguruan tinggi dan perusahaan, biasanya menggunakan sebuah Interior Gateway Protocol (IGP) seperti RIP atau OSPF untuk pertukaran informasi routing dalam jaringan mereka. 35
  • 36. Border Gateway Protocol (BGP) ■ Karakteristik BGP o Menggunakan algoritma routing distance vektor. Algoritma routing distance vector secara periodik menyalin table routing dari router ke route. o Digunakan antara ISP dengan ISP dan client-client. o Digunakan untuk merutekan trafik internet antar autonomous system. o BGP adalah PathVector routing protocol. o Router BGP membangun dan menjaga koneksi antar-peer menggunakan port nomor 179. o Koneksi antar-peer dijaga dengan menggunakan sinyal keepalive secara periodik. 36
  • 37. Border Gateway Protocol (BGP) ■ Cara Kerja BGP o Routing protokol BGP baru dapat dikatakan bekerja pada sebuah router jika sudah terbentuk sesi komunikasi dengan router tetangganya yang juga menjalankan BGP. Sesi komunikasi ini adalah berupa komunikasi dengan protokol TCP dengan nomor port 179. Setelah terjalin komunikasi ini, maka kedua buah router BGP dapat saling bertukar informasi rute. o Untuk berhasil menjalin komunikasi dengan router tetangganya sampai dapat saling bertukar informasi routing, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan: • Kedua buah router telah dikonfigurasi dengan benar dan siap menjalankan routing protokol BGP. • Koneksi antarkedua buah router telah terbentuk dengan baik tanpa adanya gangguan pada media koneksinya. • Pastikan kedua buah router BGP tidak melakukan pemblokiran port komunikasiTCP 179. • Pastikan kedua buah router tidak kehabisan resource saat sesi BGP sudah terbentuk dan berjalan. 37
  • 38. Border Gateway Protocol (BGP) ■ Paket BGP o Ada beberapa paket yang di sediakan oleh Border Gateway Protocol, sebagai berikut : a. Open Message b. Keepalive Message c. Notification Message d. Update Message 38
  • 39. Border Gateway Protocol (BGP) ■ Paket BGP a. Open Message Sesuai dengan namanya, paket pesan jenis ini merupakan paket pembuka sebuah sesi BGP. Paket inilah yang pertama dikirimkan ke router tetangga untuk membangun sebuah sesi komunikasi. Paket ini berisikan informasi mengenai BGP version number, AS number, hold time, dan router ID. b. Keepalive Message Paket Keepalive message bertugas untuk menjaga hubungan yang telah terbentuk antar kedua router BGP. Paket jenis ini dikirimkan secara periodik oleh kedua buah router yang bertetangga. Paket ini berukuran 19 byte dan tidak berisikan data sama sekali. 39
  • 40. Border Gateway Protocol (BGP) ■ Paket BGP c. Notification Message Paket pesan ini adalah paket yang bertugas menginformasikan error yang terjadi terhadap sebuah sesi BGP. Paket ini berisikan field-field yang berisi jenis error apa yang telah terjadi, sehingga sangat memudahkan penggunanya untuk melakukan troubleshooting. d. Update Message Paket update merupakan paket pesan utama yang akan membawa informasi rute-rute yang ada. Paket ini berisikan semua informasi rute BGP yang ada dalam jaringan tersebut. Ada tiga komponen utama dalam paket pesan ini, yaitu Network- Layer Reachability Information (NLRI), path attribut, dan withdrawn routes. 40
  • 41. Border Gateway Protocol (BGP) ■ Kelebihan BGP o Sangat sederhana dalam instalasi. ■ Kekurangan BGP o Sangat terbatas dalam mempergunakan topologi. 41
  • 42. Perbedaan IRP dan ERP Interior Routing Protocol (IRP) Exterior Routing Protocol (ERP) Dalam sebuah single autonomous system (AS) Antara autonomous system (AS) yang berbeda Memiliki single network administration Memiliki entitas administrasi yang independen Pertukaran informasi routing dilakukan antar host dalam sebuah autonomous system atau sebuah routing domain Pertukaran informasi routing bisa dilakukan antar host pada dua buah autonomous system (AS) yang berbeda
  • 43. Daftar Pustaka 1. Fatkhurrokhman, Mohammad. __. Analisis Perbandingan Metode Routing Link State Vs DistanceVector, [pdf]. http://www.academia.edu/7335406/Analisis_Perbandingan_Metode_Routing_Link_State_Vs_Distance_Vector di akses tanggal 8 Desember 2018. 2. Anonim. 2014. DistanceVector Protocol & Link State Protocol. http://hardware-1987.blogspot.com/2014/06/distance-vector-protocol-link-state.html di akses tanggal 8 Desember 2018. 3. Susan B,Tito. __. Algoritma dan Protocol Routing. http://mediacerita.com/algoritma-dan-protocol-routing/ di akses tanggal 8 Desember 2018. 4. Anonim. 2010, 18 Oktober. PROTOKOL ROUTING LINK STATE. http://hunter-hyperactive.blogspot.com/2010/10/protokol-routing-link-state.html di akses tanggal 8 Desember 2018. 5. Anonim. 2010, 18 Oktober. Kelebihan menggunakan Protokol Routing DistanceVector. http://hunter-hyperactive.blogspot.com/2010/10/kelebihan-menggunakan-protokol-routing.html di akses tanggal 8 Desember 2018.
  • 44. Daftar Pustaka 6. Firdaus, Fadly. 2012. 10 Oktober. RIP (Routing Information Protocol). http://fadlyfstik2010.blogspot.com/2012/10/rip- routing-information-protocol.html di akses tanggal 8 Desember 2018. 7. Anonim. 2012. Pengertian Routing Protocol. http://www.teorikomputer.com/2012/12/pengertian-routing-protocol.html di akses tanggal 8 Desember 2018. 8. Arif, Ihsan. 2013, 1 November. IGRP (Interior Gateway Routing Protocol). https://santekno.blogspot.com/2013/01/igrp-interior-gateway-routing-protocol.html di akses tanggal 9 Desember 2018. 9. Arif, Ihsan. 2013, 1 November. EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol). https://santekno.blogspot.com/2013/01/eigrp-enhanced-interior-gateway-routing.html di akses tanggal 9 Desember 2018. 10. Arif, Ihsan. 2013, 1 November. OSPF (Open Shortest Path First). https://santekno.blogspot.com/2013/01/ospf-open-shortest-path-first.html di akses tanggal 9 Desember 2018.
  • 45. Daftar Pustaka 11. Bhakot. 2013, 9 Januari. Pengertian OSPF. https://thaiman70an.wordpress.com/2013/01/09/pengertian-ospf/ di akses tanggal 9 Desember 2018. 12. Monisa. 2016, 28 Februari. PROTOKOL ROUTING EKSTERIOR. http://hardware-1987.blogspot.com/2014/06/distance-vector-protocol-link-state.html di akses tanggal 9 Desember 2018. 13. Syafrizal, Melwin. 2015. Pengantar Jaringan Komputer.Yogyakarta: ANDI.