Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis protokol routing dan karakteristiknya. Protokol routing membantu router bertukar informasi tentang topologi jaringan untuk membangun tabel routing. Terdapat tiga kelas protokol routing yaitu distance vector, link state, dan exterior gateway protocol. Beberapa protokol yang dijelaskan antara lain RIP, OSPF, EIGRP, IGRP, dan BGP.
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Routing Protocol
1. Routing Protocol
Dandi Farhansyah Putra :10216010
Teguh Maulana :10216012
Arif Lukmanulhakim :10216019
Ridwan Hawafi Zakaria :10216021
Fadel Rahmatullah :10216025
2. Routing Protocol
Pengertian Routing protokol
Routing protokol adalah komunikasi antara router. Routing protokol
mengijinkan router untuk sharing informasi tentang jaringan dan koneksi antar
router. Router menggunakan informasi ini untuk membangun dan
memperbaiki tabel routingnya.
Protokol ini didesain untuk mendistribusikan informasi yang secara
dinamis mengikuti perubahan kondisi jaringan, namun juga didesain untuk
menentukan rute mana yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Pengisian
dan pemeliharaan tabel routing tidak dilakukan secara manual oleh admin.
Router saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan
dan menerima tabel routing.
Routing Protokol mempunya 3 kelas, yaitu :
1. Distance Vector Protocol,
2. Link State Routing Protocol
3. 1. Distance Vector Protocol
Distance Vector Protocol adalah proses routing berdasarkan arah dan
jarak dalam penetapan jalur terbaik hanya melibatkan hop(hop count).
Routng ini tidak dapat menganalisis bandwidth. Distance vektor mendapatkan
informasi dari router yang terhubung langsung dengan jaringan router tersebut.
Berdasarkan informasi tersebut, kemudian akan mengolah tabel routing.
Yang tergolong Distance vector:
RIP versi1
RIP versi2
IGRP (interior routing protocol)
Cara kerja Distance Vector
• Sebuah router awalnya hanya memiliki informasi tentang jaringan yang
terhubung secara langsung dengannya.
• Kemudian router yang lain akan saling mengirimkan data jaringan yang ia
punya. Setiap router melakukan pengecekan terhadap data-data yang di
dapat dan di bandingkan jumlah hop-nya
4. 2. Link State Routing Protocol
Link state adalah proses routing yang membangun topologi databasenya sendiri(Lebih
modern dari Distance Vektor). Link state akan melakukan penyelidikan terhadap semua
koneksi yang ada dalam jaringan.
Dalam Link State hop count, kapasitas bandwidth jaringan serta parameter-parameter
lainnya menentukan jalan terbaik (the best path) melalui router tetanggannya. Router
tetangga di cari dengan “hello packet”.
Yang tergolong Link State :
OSPF (Open Shortest Path First )
Cara kerja Link State
• Router akan mengirimkan hello packet secara periodik(tercipa LSA-Link State
Algoritm). Jadi setiap setiap router akan mempelajari sebuah router tetangganya
dari database LSA
• Ketika jaringan mengalami perubahan, Link state akan langsung mengupdate table
routingnya.
• Setiap routing akan menghitung jarak terpendek ke router yang lain dengan Shortest
path first(SPF) dan membentuk tree. Dan setiap router mempunyai tree yang
berbeda
5. RIP
(Routing InformationProtocol)
RIP merupakan routing protokol yang memberikan routing table
berdasarkan router yang terhubung langsung, Kemudian router selanjutnya
akan memberikan informasi router selanjutnya yang terhubung langsung
dengan itu. Adapun informasi yang dipertukarkan oleh RIP yaitu : Host,
network, subnet, rute default.
Ciri dari routing information protocol :
– Menggunakan algoritma distance vector
– Routing protokol distance vector
– Metric berdasarkan hop count untuk pemilihan jalur terbaik
– Jika hop count lebih dari 15, paket dibuang
– Update routing dilakukan secara broadcast setiap 30 detik
6. RIP terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
a) RIPv1 (RIP versi 1)
Routing Information protocol versi 1 mempunyai karakteristik:
1. Distance Vector Routing Protocol.
2. Hanya mendukung routing classfull
3. Tidak ada info subnet yang dimasukkan dalam perbaikan routing
4. Tidak mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
5. Perbaikan routing broadcast
7. b) RIPv2 (RIP versi 2)
Secara umum RIPv2 tidak jauh berbeda dengan RIPv1. Perbedaan
yang ada terlihat pada informasi yang ditukarkan antar router. Pada RIPv2
informasi yang dipertukarkan yaitu terdapat autenfikasi pada RIPv2 ini.
Routing Information protocol versi 2 mempunyai karakteristik:
1. mendukung routing classfull dan routing classless
2. info subnet dimasukkan dalam perbaikan routing
3. mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
4. perbaikan routing multicast
8. Persamaan RIP v2 dengan RIP v1 :
– Distance Vector Routing Protocol
– Metric berupa hop count
– Max hop count adalah 15
– Menggunakan port 520
– Menjalankan auto summary secara default
Perbedaan RIP v2 dengan RIP v.1 :
– Bersifat classless routing protocol, artinya menyertakan field SM dalam paket
update yang dikirimkan sehingga RIP v.2 mendukung VLSM & CIDR
– Mengirimkan paket update & menerima paket update versi 2
– Mengirimkan update ke alamat multicast yaitu 224.0.0.9
– Auto Summary dapat dimatikan
– Mendukung fungsi keamanan berupa authenticationyang dapat mencegah
routing update dikirim atau diterima dari sumber yang tidak dipercaya
9. IGRP
(Interior Gateway Routing Protocol)
Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) adalah sebuah routing
protocol berpemilik yang dikembangkan pada pertengahan tahun 1980-an
oleh Cisco Systems, Inc Cisco tujuan utama dalam menciptakan IGRP
adalah untuk menyediakan protokol yang kuat untuk routing dalam sistem
otonomi (AS). IGRP memiliki hop maksimum 255, tetapi defaultnya
adalah 100. IGRP menggunakan bandwidth dan garis menunda secara
default untuk menentukan rute terbaik dalam sebuah internetwork
(Composite Metrik).
Pada IGRP ini routing dilakukan secara matematik berdasarkan
jarak. Untuk itu pada IGRP ini sudah mempertimbangkan hal berikut
sebelum mengambil keputusan jalur mana yang akan ditempuh. Adapun
hal yang harus diperhatikan: load, delay, bandwitdh, realibility.
10. Karakteristik IGRP adalah :
– Menggunakan algoritma distance vector
– Protokol routing distance vector
– Menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth,load,delay dan
reliability
– Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik
11. OSPF
(Open Short Path First)
OSPF adalah sebuah protocol standar terbuka yang telah
diimplementasikan oleh sejumlah vendor jaringan. Jika Anda memiliki
banyak router, dan tidak semuanya adalah cisco, maka Anda tidak dapat
menggunakan EIGRP, jadi pilihan Anda tinggal RIP v1, RIP v2, atau OSPF.
Jika itu adalah jaringan besar, maka pilihan Anda satu-satunya hanya OSPF
atau sesuatu yang disebut route redistribution – sebuah layanan penerjemah
antar – routing protocol.
OSPF bekerja dengan sebuah algoritma yang disebut algoritma Dijkstra.
Pertama sebuah pohon jalur terpendek (shortest path tree) akan dibangun, dan
kemudian routing table akan diisi dengan jalur-jalur terbaik yang dihasilkan
dari pohon tersebut. OSPF hanya mendukung routing IP saja.
12. Karakteristik OSPF adalah :
– Menggunakan algoritma link-state
– Protokol routing link-state
– Merupakan open standard protokol routing yang dijelaskan di RFC 2328
– Menggunakan algoritma SPF untuk menghitung cost terendah
– Update routing dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan topologi
jaringan
13. EIGRP
(Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)
Distance vector protocol merawat satu set metric yang kompleks
untuk jarak tempuh ke jaringan lainnya. EIGRP menggabungkan juga
konsep link state protocol. Broadcast-broadcast di-update setiap 90 detik ke
semua EIGRP router berdekatan. Setiap update hanya memasukkan
perubahan jaringan. EIGRP sangat cocok untuk jaringan besar.
Pada EIGRP ini terdapat dua tipe routing protokol yaitu dengan distance
vektor dan dengan Link state. IGRP dan EIGRP sama-sama sudah
mempertimbangkan masalah bandwitdh yang ada dan delay yang terjadi.
– Menggunakan algoritma advanced distance vector
– Menggunakan protokol routing enhanced distance vector
– Menggunakan cost load balancing yang tidak sama
– Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan link-state
14. Border Gateway Protocol
Border Gateway Protocol (BGP) merupakan salah satu jenis routing
protokol yang digunakan untuk koneksi antar Autonomous System (AS),
dan salah satu jenis routing protokol yang banyak digunakan di ISP besar
(Telkomsel) ataupun perbankan. BGP termasuk dalam kategori routing
protokol jenis Exterior Gateway Protokol (EGP).
Dengan adanya EGP, router dapat melakukan pertukaran rute dari
dan ke luar jaringan lokal Auotonomous System (AS). BGP mempunyai
skalabilitas yang tinggi karena dapat melayani pertukaran routing pada
beberapa organisasi besar. Oleh karena itu BGP dikenal dengan routing
protokol yang sangat rumit dan kompleks.
15. Karakteristik BGP
• Menggunakan algoritma routing distance vektor.Algoritma routing distance
vector secara periodik menyalin table routing dari router ke router. Perubahan
table routing di update antar router yang saling berhubungan pada saat terjadi
perubahan topologi.
• Digunakan antara ISP dengan ISP dan client-client.
• Digunakan untuk merutekan jalur internet antar autonomous system.
• BGP adalah Path Vector routing protocol.Dalam proses menentukan rute-rute
terbaiknya selalu mengacu kepada path yang terbaik dan terpilih yang
didapatnya dari router BGP yang lainnya.
• Router BGP membangun dan menjaga koneksi antar-peer menggunakan port
nomor 179.
16. • Koneksi antar-peer dijaga dengan menggunakan sinyal KeepAlive secara
periodik.
• Metrik (atribut) untuk menentukan rute terbaik sangat kompleks dan dapat
dimodifikasi dengan fleksibel.
• BGP memiliki routing table sendiri yang biasanya memuat prefiks-prefiks
routing yang diterimanya dari router BGP lain
17. Beberapa Versi BGP
BGP versi 1
• Ukuran message 8 – 1024 byte.
• Terdapat 8 bit field Direction yang menandkan arah yang diambil oleh informasi
routing.
• Lima kemungkinan field Direction: Up, Down, Horizontal, EGP-derived
information, Incomplete
BGP versi 2
• Ukuran message 19 – 4096 byte.
• Menghilangkan konsep up, down, dan horizontal di antara AS-AS
• Menambahkan konsep path-attribute.
18. BGP versi 3
• Ukuran message 19 – 4096 byte
• Mengklarifikasi prosedur pendistribusian rute-rute BGP di antara speaker-
speaker dalam sebuah AS.
• Meningkatkan restriksi terhadap penggunaan path attribute Next-hop
BGP versi 4
• Ukuran message 19 – 4096 byte.
• Path atribute AS telah dimodifikasi sehingga set AS-AS dapat digambarkan
sebagaimana AS individual.
• Inter-AS Metric path attribute telah didefinisikan ulang sebagai Multi-Exit
Discriminator path attribute.
• Local preference path attribute ditambahkan.
• Aggregator path attribute ditambahkan.
• Dukungan untuk CIDR (Classless Inter Domain Routing)
19. Perangkat Hardware & Software
untuk Komunikasi BGP
Perlengkapan yang dibutuhkan adalah router komersial seperti Cisco
router dan Bay router atau klon-klon PC yang menjalankan Linux, BSD,
atau varian Unix lainnya dibantu dengan program yang dinamakan gated
untuk memanage BGP.
20. eBGP vs iBGP
BGP mensupport dua tipe pertukaran informasi routing:
• Pertukaran di antara AS-AS yang berbeda (external BGP atau eBGP)
• Pertukaran dalam satu AS tunggal (internal BGP atau iBGP)
Sebuah sistem BGP berbagi informasi reachabilitas network dengan sistem-
sitem BGP berdekatan lainnya yang dikenal dengan neighbor atau peer. Sistem
BGP tersusun atas grup-grup (groups). Dalam sebuah grup BGP internal,
semua peer anggota grup (internal peer) berada dalam AS yang sama. Grup
internal menggunakan rute-rute dari IGP untuk memutuskan penyampaian
atau forwarding address-adress. Mereka juga menyebarkan rute-rute eksternal
di antara router-router internal lain yang menjalankan BGP internal,
menghitung next hop dengan mengambil hop BGP yang diterima dengan rute,
lalu memutuskannya menggunakan informasi yang diperoleh dari salah satu
IGP.
21. eBGP dan iBGP saling berbagi protokol level dasar yang
sama untuk bertukar rute dan juga berbagi algoritma. Namun eBGP
digunakan untuk bertukar rute di antara AS yang berbeda, sedang iBGP
digunakan untuk bertukar rute di antara AS yang sama. Dalam faktanya, iBGP
termasuk salah satu “interior routing protocol” yang dapat digunakan untuk
melakukan routing aktif dalam sebuah network.
Perbedaan utama eBGP dan iBGP adalah bahwa eBGP tidak
bosan-bosannya mencoba meng-advertise setiap rute BGP yang diketahui ke
semua orang sehingga mungkin harus digunakan filter untuk
menghentikannya. Sedang iBGP pada dasarnya cukup sulit bekerja karena
iBGP tidak meredistribusi rute-rute. Speaker iBGP dalam lingkungan network
harus melakukan peer dengan semua speaker iBGP lain untuk membuatnya
dapat bekerja (routing mesh).
22. AS Number (ASN)
ASN merupakan nomor unik yang mengidentifikasikan AS-AS.
Nomor ini diatur oleh ARIN (Autonomous Number from The American
Registry for Internet Numbers).
Kondisi yang harus dipenuhi untuk mendapatkan nomor AS:
• Unique Routing Policy
• Multi-homed Site
23. AS-Path
Setiap kali sebuah rute disebarkan melalui BGP, ia akan diberi ‘perangko’
dengan sebuah nomor AS (AS number) dari router yang menyelenggarakannya.
Rute ini bergerak dari satu AS ke AS lain sehingga membentuk sebuah alur atau
path (AS-Path)
Kegunaan AS-Path:
• Memberikan penelusuran diagnostik terhadap routing dalam sebuah
network.
• Merupakan salah satu nomor metric yang menetapkan bagimana rute-rute
yang “didengar” melalui BGP dimasukkan ke dalam tabel routing IP.
• Memungkinkan untuk melakukan routing policy, misalkan ketika kita ingin
mengambil rute tertentu.
24. BGP Message
• Open: untuk membuat koneksi BGP di antara 2 sistem BGP
• Update: untuk melakukan pertukaran informasi reachabilitas network.
• KeepAlive: untuk menetapkan apakah sebuah link atau host fail atau tidak
lagi eksis.
• Notification: dikirim ketika kondisi error terdeteksi; menyebabkan sesi
BGP dan koneksi TCP di antara sistem-sistem BGP akan ditutup.