SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Routing Information Protocol
Routing Information Protocol atau yang dikenal RIP adalah dinamik routing protokol yang sudah
cukup tua. Di ciptakan sekitar tahun 1970.

Cara kerjanya berdasarkan Distance Vector Routing Protocol, yang berarti akan mempergunakan
pendekatan berapa banyak hop (lompatan) router yang akan ditempuh untuk mencapai suatu
network. Dan yang akan dipilih adalah hop terpendek.

Cara Kerja

RIP bekerja dengan menginformasikan status network yang dipegang secara langsung kepada
router tetangganya.

Karakteristik dari RIP:

       Distance vector routing protocol
       Hop count sebagi metric untuk memilih rute
       Maximum hop count 15, hop ke 16 dianggap unreachable
       Secara default routing update 30 detik sekali
       RIPv1 (classfull routing protocol) tidak mengirimkan subnet mask pada update
       RIPv2 (classless routing protocol) mengirimkan subnet mask pada update

Satu hal yang perlu diperhatikan adalah RIP zebra secara default mempergunakan versi 2,
sedangkan Cisco versi 1.

Konfigurasi

Sama halnya dengan zebra, daemon rip dapat dikonfigur lewat 2 cara.

Konfigurasi dengan 2 cara :

1. edit langsung pada file ripd.conf

root@opera zebra# vi ripd.conf
root@opera zebra# service ripd restart

2. melalui remote vty

telnet ke port 2602

root@opera zebra# telnet 127.0.0.1 2602
Hello, this is zebra (version 0.94).
Copyright 1996-2002 Kunihiro Ishiguro.
Konfigurasi RIP sangat sederhana, secara umum hanya membutuhkan 3 entri dalam running
configurasi.
Masukkan network mempunyai router tetangga RIP dan network yang akan disebarkan ke router
tetangga.

ripd(config)# router     rip
ripd(config-router)#     network 192.168.1.0/24
ripd(config-router)#     network 10.1.1.0/24
ripd(config-router)#     ^z
ripd#

Untuk memeriksa status RIP

ripd# show ip protocols
Routing Protocol is “rip”
  Sending updates every 30 seconds with +/-50%, next due in 7 seconds
  Timeout after 180 seconds, garbage collect after 120 seconds
  Outgoing update filter list for all interface is not set
  Incoming update filter list for all interface is not set
  Default redistribution metric is 1
  Redistributing:
  Default version control: send version 2, receive version 2
    Interface        Send Recv    Key-chain
  Routing for Networks:
    10.1.1.0/24
    192.168.1.0/24
  Routing Information Sources:
    Gateway          BadPackets BadRoutes Distance Last Update
  Distance: (default is 120)

Untuk melihat routing yang didapat dari RIP tetangga.

ripd# show ip rip
Codes: R - RIP, C - connected, O - OSPF, B - BGP
      (n) - normal, (s) - static, (d) - default, (r) - redistribute,
      (i) - interface
     Network            Next Hop         Metric From            Time

Jangan lupa untuk menyimpan konfigurasi kedalam file.

ripd# write memory
Configuration saved to /etc/zebra/ripd.conf

ROUTING PROTOCOL PADA CISCO ROUTER
Analogi routing protocol adalah bagaikan marka penunjuk jalan yang biasanya berwarna hijau
dan terdapat di jalan-jalan raya. Marka penunjuk jalan ini sangat berguna untuk menghantarkan
Anda ke tempat yang dituju. Jika Anda mengikuti terus marka penunjuk jalan ini maka
kemungkinan besar Anda akan sampai ke tempat tujuan. Marka jalan tersebut akan menciptakan
sebuah rute perjalanan untuk Anda tempuh ke tujuan. Mungkin terbentang banyak rute untuk
mencapai tempat tujuan Anda, namun biasanya marka jalan tersebut akan menunjukan jalan
yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.
Routing protokol bekerja dengan analogi yang hampir sama dengan marka jalan tersebut.
Routing protokol memiliki tugas dan fungsi menunjukkan jalan untuk sebuah informasi agar
dapat mencapai tempat tujuannya. Routing protokol akan mengumpulkan rute-rute perjalanan
apa saja yang tersedia dalam sebuah jaringan dan semua kemungkinan yang ada. Kemudian rute-
rute yang terkumpul tersebut diolah dan dijadikan sebuah tabel yang disebut sebagai routing
table. Dari routing tabel ini, kemudian perangkat jaringan pintar seperti router dapat memilih
jalan terbaik untuk menuju ke lokasi tujuan.

(RIP) Routing Information Protocol

RIP termasuk dalam protokol distance-vector, sebuah protokol yang sangat sederhana. Protokol
distance-vector sering juga disebut protokol Bellman-Ford, karena berasal dari algoritma
perhitungan jarak terpendek oleh R.E. Bellman, dan dideskripsikan dalam bentuk algoritma-
terdistribusi pertama kali oleh Ford dan Fulkerson.

Setiap router dengan protokol distance-vector ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui
cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan
tempatnya berada. Router kemudia mengirimkan informasi lokal tersebut dalam bentuk distance-
vector ke semua link yang terhubung langsung dengannya. Router yang menerima informasi
routing menghitung distance-vector, menambahkan distance-vector dengan metrik link tempat
informasi tersebut diterima, dan memasukkannya ke dalam entri forwarding table jika dianggap
merupakan jalur terbaik. Informasi routing setelah penambahan metrik kemudian dikirim lagi ke
seluruh antarmuka router, dan ini dilakukan setiap selang waktu tertentu. Demikian seterusnya
sehingga seluruh router di jaringan mengetahui topologi jaringan tersebut.

Protokol distance-vector memiliki kelemahan yang dapat terlihat apabila dalam jaringan ada link
yang terputus. Dua kemungkinan kegagalan yang mungkin terjadi adalah efek bouncing dan
menghitung-sampai-tak-hingga (counting to infinity). Efek bouncing dapat terjadi pada jaringan
yang menggunakan metrik yang berbeda pada minimal sebuah link. Link yang putus dapat
menyebabkan routing loop, sehingga datagram yang melewati link tertentu hanya berputar-putar
di antara dua router (bouncing) sampai umur (time to live) datagram tersebut habis.

Menghitung-sampai-tak-hingga terjadi karena router terlambat menginformasikan bahwa suatu
link terputus. Keterlambatan ini menyebabkan router harus mengirim dan menerima distance-
vector serta menghitung metrik sampai batas maksimum metrik distance-vector tercapai. Link
tersebut dinyatakan putus setelah distance-vector mencapai batas maksimum metrik. Pada saat
menghitung metrik ini juga terjadi routing loop, bahkan untuk waktu yang lebih lama daripada
apabila terjadi efek bouncing..

RIP tidak mengadopsi protokol distance-vector begitu saja, melainkan dengan melakukan
beberapa penambahan pada algoritmanya agar routing loop yang terjadi dapat diminimalkan.
Split horizon digunakan RIP untuk meminimalkan efek bouncing. Prinsip yang digunakan split
horizon sederhana: jika node A menyampaikan datagram ke tujuan X melalui node B, maka bagi
B tidak masuk akal untuk mencapai tujuan X melalui A. Jadi, A tidak perlu memberitahu B
bahwa X dapat dicapai B melalui A.
Untuk mencegah kasus menghitung-sampai-tak-hingga, RIP menggunakan metode Triggered
Update. RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan
informasi routing. Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router
tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered
update). Dengan demikian, router-router di jaringan dapat dengan cepat mengetahui perubahan
yang terjadi dan meminimalkan kemungkinan routing loop terjadi.

RIP yang didefinisikan dalam RFC-1058 menggunakan metrik antara 1 dan 15, sedangkan 16
dianggap sebagai tak-hingga. Route dengan distance-vector 16 tidak dimasukkan ke dalam
forwarding table. Batas metrik 16 ini mencegah waktu menghitung-sampai-tak-hingga yang
terlalu lama. Paket-paket RIP secara normal dikirimkan setiap 30 detik atau lebih cepat jika
terdapat triggered updates. Jika dalam 180 detik sebuah route tidak diperbarui, router menghapus
entri route tersebut dari forwarding table. RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap
route. Router harus menganggap setiap route yang diterima memiliki subnet yang sama dengan
subnet pada router itu. Dengan demikian, RIP tidak mendukung Variable Length Subnet
Masking (VLSM).

RIP versi 2 (RIP-2 atau RIPv2) berupaya untuk menghasilkan beberapa perbaikan atas RIP, yaitu
dukungan untuk VLSM, menggunakan otentikasi, memberikan informasi hop berikut (next hop),
dan multicast. Penambahan informasi subnet mask pada setiap route membuat router tidak harus
mengasumsikan bahwa route tersebut memiliki subnet mask yang sama dengan subnet mask
yang digunakan padanya.

RIP-2 juga menggunakan otentikasi agar dapat mengetahui informasi routing mana yang dapat
dipercaya. Otentikasi diperlukan pada protokol routing untuk membuat protokol tersebut menjadi
lebih aman. RIP-1 tidak menggunakan otentikasi sehingga orang dapat memberikan informasi
routing palsu. Informasi hop berikut pada RIP-2 digunakan oleh router untuk menginformasikan
sebuah route tetapi untuk mencapai route tersebut tidak melewati router yang memberi
informasi, melainkan router yang lain. Pemakaian hop berikut biasanya di perbatasan antar-AS.
RIP-1 menggunakan alamat broadcast untuk mengirimkan informasi routing. Akibatnya, paket
ini diterima oleh semua host yang berada dalam subnet tersebut dan menambah beban kerja host.

RIP-2 dapat mengirimkan paket menggunakan multicast pada IP 224.0.0.9 sehingga tidak semua
host perlu menerima dan memproses informasi routing. Hanya router-router yang menggunakan
RIP-2 yang menerima informasi routing tersebut tanpa perlu mengganggu host-host lain dalam
subnet.

RIP merupakan protokol routing yang sederhana, dan ini menjadi alasan mengapa RIP paling
banyak diimplementasikan dalam jaringan. Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan
memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan.
Walaupun demikian, untuk jaringan yang besar dan kompleks, RIP mungkin tidak cukup. Dalam
kondisi demikian, penghitungan routing dalam RIP sering membutuhkan waktu yang lama, dan
menyebabkan terjadinya routing loop. Untuk jaringan seperti ini, sebagian besar spesialis
jaringan komputer menggunakan protokol yang masuk dalam kelompok link-state.

Cara Kerja RIP
RIP bekerja dengan menginformasikan status network yang dipegang secara langsung kepada
router tetangganya.

Karakteristik dari RIP:

       Distance vector routing protocol
       Hop count sebagi metric untuk memilih rute
       Maximum hop count 15, hop ke 16 dianggap unreachable
       Secara default routing update 30 detik sekali
       RIPv1 (classfull routing protocol) tidak mengirimkan subnet mask pada update
       RIPv2 (classless routing protocol) mengirimkan subnet mask pada update

Kelemahan RIP

Dalam implementasi RIP memang mudah untuk digunakan, namun RIP mempunyai masalah
serius pada Autonomous System yang besar, yaitu :

1. Terbatasnya diameter network

Telah disebutkan sedikit di atas bahwa RIP hanya bisa menerima metrik sampai 15. Lebih dari
itu tujuan dianggap tidak terjangkau. Hal ini bisa menjadi masalah pada network yang besar.

2. Konvergensi yang lambat

Untuk menghapus entry tabel routing yang bermasalah, RIP mempunyai metode yang tidak
efesien. Seperti pada contoh skema network di atas, misalkan subnet 10 bernilai 1 hop dari router
2 dan bernilai 2 hop dari router 3. Ini pada kondisi bagus, namun apabila router 1 crash, maka
subnet 3 akan dihapus dari table routing kepunyaan router 2 sampai batas waktu 180 detik.
Sementara itu, router 3 belum mengetahui bahwa subnet 3 tidak terjangkau, ia masih mempunyai
table routing yang lama yang menyatakan subnet 3 sejauh 2 hop (yang melalui router 2). Waktu
subnet 3 dihapus dari router 2, router 3 memberikan informasi ini
kepada router 2 dan router 2 melihat bahwa subnet 3 bisa dijangkau lewat router 3 dengan 3 hop
( 2 + 1 ). Karena ini adalah routing baru maka ia akan memasukkannya ke dalam KRT.
Berikutnya, router 2 akan mengupdate routing table dan memberikannya kepada router 3 bahwa
subnet 3 bernilai 3 hop. Router 3 menerima dan menambahkan 1 hop lagi menjadi 4. Lalu tabel
routing diupdate lagi dan router 2 meneriman informasi jalan menuju subnet 3 menjadi 5 hop.

Demikian seterusnya sampai nilainya lebih dari 30. Routing atas terus menerus looping sampai
nilainya lebih dari 30 hop.

3. Tidak bisa membedakan network masking lebih dari /24

RIP membaca ip address berdasarkan kepada kelas A, B dan C. Seperti kita ketahui bahwa kelas
C mempunyai masking 24 bit. Dan masking ini masih bias diperpanjang menjadi 25 bit, 26 bit
dan seterusnya. RIP tidak dapat membacanya bila lebih dari 24 bit. Ini adalah masalah besar,
mengingat masking yang lebih dari 24 bit banyak dipakai. Hal ini sudah dapat di atasi pada
RIPv2.

RIP-IGRP dengan dynamips
Filed under: linux, cisco

Maksud dari judul diatas adalah dimana kita menggunakan dua routing protocol dalam satu
router, utk menghubungkan routing protocol dari RIP ke IGRP dan dari IGRP ke RIP.
Topologin sebagai berikut:



Sebelum memulai.. saya ingin sekali menjelaskan sedikit tentang topologi tersebut Jadi pada
router ke-3 (router RIP-IGRP) disitulah letak dimana kita akan menggunakan dua routing
protocol (RIP dan GIPR), router 1 (router RIP1) dan 2 (router RIP2) menggunakan routing
protocol RIP, dan router 3 (router IGRP1) dan 4 (router IGRP2) menggunakan routing protocol
IGRP. Yuk kita mulai..

Ini configuration dari dynagen :

#Simple RIP dan IGRP
autostart = false

[localhost]

[[3640]]
image = /opt/images/c3640-is-mz.122-21.bin
ram = 96
ghostios = true

[[router RIP1]]
model = 3640
idlepc = 0x604234a8
S1/0 = RIP2 S1/0

[[router RIP2]]
model = 3640
idlepc = 0x6036c2ec
S1/1 = RIP-IGRP S1/0

[[router RIP-IGRP]]
model = 3640
idlepc = 0×60422318
S1/1 = IGRP1 S1/0
[[router IGRP1]]
model = 3640
idlepc = 0x60450e60
S1/1 = IGRP2 S1/0

[[router IGRP2]]
model = 3640
idlepc = 0×60423

Sekarang start dynamips dan dynagen

ghoz@ghoz:~$ sudo dynamipsfinal -H 7200
ghoz@ghoz:~$ sudo dynagen /opt/dynamips/dynagen-0.9.3/sample_labs/simple1/RIP-IGRP.net

Contoh konfigurasi router RIP1

hostname RIP1
!
interface Serial1/0
ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
serial restart-delay 0
clockrate 56000
!
interface Serial1/1
no ip address
shutdown
serial restart-delay 0
!
interface Serial1/2
no ip address
shutdown
serial restart-delay 0
!
interface Serial1/3
no ip address
shutdown
serial restart-delay 0
!
router rip
version 2
network 192.168.1.0
!
end

Contoh konfigurasi router RIP2
!
hostname RIP2
!
interface Serial1/0
ip address 192.168.1.2 255.255.255.0
serial restart-delay 0
clockrate 56000
!
interface Serial1/1
ip address 192.168.2.1 255.255.255.0
serial restart-delay 0
clockrate 56000
!
interface Serial1/2
no ip address
shutdown
serial restart-delay 0
!
interface Serial1/3
no ip address
shutdown
serial restart-delay 0
!
router rip
version 2
network 192.168.1.0
network 192.168.2.0
!
end

Contoh konfigurasi router RIP-IGRP

!
hostname RIP-IGRP
!
interface Serial1/0
ip address 192.168.2.2 255.255.255.0
serial restart-delay 0
clockrate 56000
!
interface Serial1/1
ip address 192.168.3.1 255.255.255.0
serial restart-delay 0
clockrate 56000
!
interface Serial1/2
no ip address
shutdown
serial restart-delay 0
!
interface Serial1/3
no ip address
shutdown
serial restart-delay 0
!
router rip
version 2
redistribute igrp 101
network 192.168.2.0
default-metric 2
!
router igrp 101
redistribute rip
network 192.168.3.0
default-metric 1544 100 255 1 1500
!
end

Contoh konfigurasi router IGRP1

!
hostname IGRP1
!
interface Serial1/0
ip address 192.168.3.2 255.255.255.0
serial restart-delay 0
clockrate 56000
!
interface Serial1/1
ip address 192.168.4.1 255.255.255.0
serial restart-delay 0
clockrate 56000
!
interface Serial1/2
no ip address
shutdown
serial restart-delay 0
!
interface Serial1/3
no ip address
shutdown
serial restart-delay 0
!
router igrp 101
network 192.168.3.0
network 192.168.4.0
!
end

Contoh konfigurasi router IGRP2

!
hostname IGRP2
!
interface Serial1/0
ip address 192.168.4.2 255.255.255.0
serial restart-delay 0
clockrate 56000
!
interface Serial1/1
no ip address
shutdown
serial restart-delay 0
!
interface Serial1/2
no ip address
shutdown
serial restart-delay 0
!
interface Serial1/3
no ip address
shutdown
serial restart-delay 0
!
router igrp 101
network 192.168.4.0
!
end

Sekarang coba kita lihat sejenak contoh konfigurasi pada router RIP-IGRP.

redistribute igrp 101 : Berguna untuk mengirim informasi yg berasal dari routing protocol
sumber (dlm hal ini IGRP yg mempunyai AS 101) ke routing protocol tujuan (dlm hal in RIPv2)
utk melakukan update di routing informationnya si RIP. Intinya seh agar informasi2 yg berbeda
routing protocol itu bisa dibaca atau dimengerti oleh routing protocol lainnya dengan
menggunakan ―redistribute‖
default-metric 2 : Berguna untuk meng-konfigure nilai metric yg sama (diatas itu hop count yg
di tentukan 2) utk semua jalur informasi yg di dapat dari IGRP. Default metric juga membantu
utk menyelesaikan masalah dalam redistributing jalur/route dimana setiap routing protocol
mempunyai metric yg berbeda-beda atau yg tidak sama.

default-metric 1544 100 255 1 1500 : Pengertian default metric sama koq dengan yg diatas tp
saya cmn menjelaskan yg angka2nya doang. Angka pertama itu (1544) adalah ukuran bandwidth
dlm kilobits. Angka kedua (100) adalah waktu delay di suatu jalur dlm microsecond. Angka
ketiga (255) utk memberikan gurantee bahwa link tersebut akan hidup 100%. Angka yg keempat
(1) utk memilih jalur tersebut. Angka yg kelima (1500) itu adalah maximum transmission unit
(MTU). CMIIW

Penjelasan Singkat Tentang RIP
Filed under: cisco

RIP itu terbagi dalam 2 bagian. RIP version 1 dan RIP version 2.

Routing Information Protocol atau sering disebut sebagai RIP. RIP ini termasuk di dalam
distance-vector routing protocol, dimana mengirim semua/keseluruhan routing table pada
router ke semua interface, convergence antara router lama, dll (bisa dilihat di bawah). default
pengiriman updatenya setiap 30s, harap diinget yah pengiriman updatenya ini mengirim seluruh
informasi yg ada di routing table ke router2 lainnya, berbeda dengan Link-State routing protocol,
coba aja baca2 postingan saya sebelumnya tentang Penjelasan singkat tentang EIGRP dan
Penjelasan singkat tentang OSPF dimana mereka menggunakan Link-State routing protocol.
Administrative Distance (AD) pada RIP nilainya adalah 120, maksudnya AD ini apa yah bro?!
Jadi begini, AD ini gunanya adalah utk pemilihan jalur yg terbaik/Select the best path!!!, lalu
routing protocol manakah yang akan digunakan jika di router terdapat 2 routing protocol berbeda
dan ke-2 routing protocol tersebut memberikan informasi ke destination yg sama. misalkan di
suatu router terdapat 2 routing protocol.. OSPF dan RIP, maka jalur yg akan dipilih utk
mengirimkan paket adalah routing protocol OSPF, karena ADnya OSPF (ADnya 110) itu lebih
kecil dari pada ADnya si RIP (ADnya 120). Administrative Distance itu bernilai integer dari 0
s/d 255. Dimana 0 itu adalah yg paling dipercaya utk mengirmkan paket2 dan yg 255 itu tidak
akan ada paket2 dikirmkan atau bisa kita bilang.. nggak mungkin dipake.



Hal-hal dasar yang perlu di ketahui tentang Distance-Vector

- Tidak support VLSM dan CIDR kecuali RIP version 2
- Slow convergence
- Distance vector algortima biasa dikenal dengan Bellman-Ford algortima
- Distance vector itu tidak bisa ‗melihat‘ topology yg sebenarnya pada suatu internetwork, hanya
bisa ‗melihat‘ router yg directly connected
- Kemungkinan terjadi routing loops besar
RIP ini juga lebih mudah di implementasikan, karena kemudahannya dalam mengconfigurenya.
Telah saya sebutkan bahwa Distance vector mempunyai kemungkinan terjadinya routing loops
itu besar. Nah, untuk menangani hal tersebut bisa dilakukan dengan 3 cara.

1. Menggunakan Split Horizon
2. Menggunakan Route Poisoning
3. Configure holddown timers

== RIP version 1 ==
- Hop count adalah metric dari RIP.
- Hop count maksimal adalah 15 hop count.
- Mengirim keseluruhan routing table setiap 30s atau Periodic update.
- Bila Hop count lebih dari 15, maka paket akan dibuang
- Classful routing

== RIP v2 ==
- Hop count adalah metric dari RIP.
- Hop count maksimal adalah 15 hop count.
- Mengirim keseluruhan routing table setiap 30s atau Periodic update.
- Bila Hop count lebih dari 15, maka paket akan dibuang
- Classles routing
- Ada Authenticationnya
- Support VLSM

Configuring RIP:
Router(config)#router rip
Router(config-router)#network [network-dirrectly-connected]

Configuring RIP bila ingin menggunakan RIP version 2:
Router(config)#router rip
Router(config-router)#version 2

Harap diinget!! bila salah satu router menggunakan RIP version 1 dan router directly connected
lainnya itu menggunakan RIP version 2.. Konfigurasilah interface untuk receive dan send
berdasarkan RIP versionnya.

[router RIP v1]——–[Router RIP v2]

Configure berdasarkan topologi di atas:
Router_RIP_v1(config)#router rip
Router_RIP_v1(config-router)#network [network-dirrectly-connected]
Router_RIP_v1(config-if)#ip rip send version 1
Router_RIP_v1(config-if)#ip rip receive version 2

Router_RIP_v2(config)#router rip
Router_RIP_v2(config-router)#network [network-dirrectly-connected]
Router_RIP_v2(config-if)#ip rip receive version 1
Router_RIP_v2(config-if)#ip rip send version 2

Verifying RIP:
Router#show ip protocol
Router#show ip route
Router#show ip rip database
Router#show ip interface brief

Kira2 seperti itulah sekilas tentang RIP.
Semoga tulisan saya ini bisa berguna bagi teman2.

Penjelasan Singkat Tentang OSPF
Filed under: cisco

Pada sebelumnya saya menjelaskan tentang Penjelasan Singkat Tentang EIGRP, sekarang saya
coba menjelaskan sesuai judul diatas.

OSPF (Open Shortest Path First) adalah routing protocol yang secara umum bisa digunakan oleh
router lainnya (cisco, juniper, huawei, dll), maksudnya dari keterangan diatas bahwa routing
protocol OSPF ini dapat digunakan seluruh router yang ada di dunia ini bukan hanya cisco, tetapi
seluruhnya dapat mengadopsi routing protocol OSPF.

OSPF ini termasuk di kategori Link-state routing protocol (sama seperti EIGRP), Link-state
routing protocol ini ciri2nya memberikan informasi ke semua router, sehingga setiap router bisa
melihat topologinya masing2. Cara updatenya itu secara Triggered update, maksudnya tidak
semua informasi yg ada di router akan dikirim seluruhnya ke router2 lainnya, tetapi hanya
informasi yang berubah/bertambah/berkurang saja yang akan di kirim ke semua router dalam 1
area, sehingga meng-efektifkan dan meng-efisienkan bandwidth yg ada, lalu convergencenya
antar router sangatlah cepat dikarenakan informasi yg berubah/bertambah/berkurang saja yang
dikirim ke router2 lainnya. Trus tidak mudah terjadi Routing loops, jika teman2 menggunakan
routing protocol OSPF maka dibutuhkan power memory dan proses yang lebih besar, dan OSPF
itu susah utk di konfigurasi.
OSPF berdasarkan Open Standard, maksudnya adalah OSPF ini dapat dikembangkan dan
diperbaiki oleh vendor2 lainnya.

Hal-hal dasar yang perlu di ketahui ttg Link-state

- Link-state menggunakan hello packet untuk mengetahui keadaan router tetangganya (bukan
keseluruhan), apakah masih hidup ataukah sudah mati.
- Menggunakan hello information dan LSAs (Link-state advertisement) yang diterima oleh router
lain utk membuat database (topological database) ttg networknya di masing2 router
- Menggunakan algoritma SPF utk mengkalkulasi jarak terpendek utk ke setiap network
- Support CIDR dan VLSM
Hal-hal dasar yang perlu di ketahui ttg OSPF
OSPF dalam menentukan Best Path (Jalur terbaiknya) berdasarkan :

- Cost yang berdasarkan speed dari link (bandwidth)
- Speed dari linknya (bandwidth)
- Cost yang paling kecil dari link OSPF

OSPF mempunyai empat tipe dari network :

- Broadcast Multi-access, ini seperti ethernet
- NonBroadcast Multi-access (NBMA), ini seperti penggunaan pada Frame Relay
- Point-to-point networks
- Point-to-multipoint networks

Untuk mengurangi angka pertukaran informasi antara router2 tetangga dalam satu network
(area), OSPF memilih/membuat DR (Designated Router) dan BDR (Backup Designated Router)
untuk mengurangi beban dari router2 yg ada. Bila ada perubahan.. maka router yg terdapat
perubahan tersebut akan mengirimkan updatenya ke DR terlebih dahulu, lalu DR akan membagi-
bagikan update terbarunya ke router2 lainnya secara multicast dengan alamat 224.0.0.5 ke
seluruh router OSPF. CMIIW. Intinya.. DR Itu Presidennya dan BDR itu wakil presidennya.

Lalu, kenapa ada DR dan BDR?? pada umumnya dengan rumus ini n*(n-1)/2 akan memberikan
adjecency router yang terjadi. Coba bayangkan bila ada 10-15 router.. berarti adjecency
relationship yg dikirim setiap router akan banyak sekali kan?!?! berarti traffic akan meningkat
dan performa link akan menurun, oleh karena itu dibutuhkan DR dan BDR. Ingat2…!!! dalam
pemilihan DR dan BDR hanya dapat dilakukan bila tipe networknya adalah Broadcast Multi-
access dan NonBroadcast Mulit-access..

- Hello packet dikirim ke router tetangga pada Broadcast Multi-access dan point-to-point itu
standarnya adalah 10 detik
- Hello packet dikirim ke router tetangga pada NonBroadcast Multi-access (NBMA) itu
standarnya adalah 30 detik

Pada OSPF memiliki 3 table di dalam router :

1. Routing table
2. Adjecency database
3. Topological database

Penjelasan :

1. Routing table : Routing table biasa juga dipanggil sebagai Forwarding database. Database
ini berisi the lowest cost utk mencapai router2/network2 lainnya. Setiap router mempunyai
Routing table yang berbeda-beda.
2. Adjecency database : Database ini berisi semua router tetangganya. Setiap router mempunyai
Adjecency database yang berbeda-beda.
3. Topological database : Database ini berisi seluruh informasi tentang router yang berada
dalam satu networknya/areanya.

Dari tadi saya menyebutkan Area, tapi tidak menjelaskan area itu maksdunya bgmn. Klo di
dalam EIGRP kita mengenal Internal Route dan External Route (Temen2 bisa baca lagi
postingan saya tentang Penjelasan Singkat Tentang EIGRP), nah Area dalam OSPF itu sama
maksudnya dengan yg Internal Route dan External Route cmn hanya beda nama saja.

Cara Menggunakan OSPF

Router(config)#router ospf process-id

Router(config-router)#network address wildcard-mask area area-id

Penjelasan sedikit tentang command diatas. process-id itu bisa digunakan antara nomor 1 dan
65,535. Nah yang wildcard-mask itu caranya adalah membalikkan subnet-mask. ex: subnet-mask
= 255.255.255.0 lalu wildcard-mask = 0.0.0.255. area-id itu dapat digunakan dari angka 0 to
65,535. Dalam OSPF setidaknya kita harus punya area 0. area 0 sering disebut sebagai
backbone.. dan setiap area2 lainnya yang ingin dibuat harus terkoneksi ke area 0. Bila router
tersebut dalam ruang lingkup backbone, maka area-idnya harus 0.

Cara Setting OSPF Priority di Interface

Router(config)#interface fastethernet 0/0

Router(config-if)#ip ospf priority 0-255

Cara tersebut utk membuat interface dipilih menjadi DR, tapi ingat.. priority terbesar lah yang
akan dipilih menjadi DR dan priorty ke 2 yg akan dipilih menjadi BDR. Klo interface tidak di
setting priority, berarti interface memiliki priority yg default atau priority = 1.

Verifying OSPF Configuratino
Router#show ip protocol
Router#show ip route
Router#show ip ospf interface
Router#show ip ospf
Router#show ip ospf neighbor detail
Router#show ip ospf database

Keuntungan menggunakan OSPF

       Speed of convergence
       Support for Variable Length Subnet Mask (VLSM)
       Network size
       Path selection
       Grouping of members
Routing information protocol v 2

More Related Content

What's hot

Routing Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaat
Routing Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaatRouting Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaat
Routing Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaatlingacing
 
Static dan-dynamic-routing-pada-cisco-packet-tracer
Static dan-dynamic-routing-pada-cisco-packet-tracerStatic dan-dynamic-routing-pada-cisco-packet-tracer
Static dan-dynamic-routing-pada-cisco-packet-tracersams4droid
 
Routing Statis dan Routing Dinamis
Routing Statis dan Routing DinamisRouting Statis dan Routing Dinamis
Routing Statis dan Routing Dinamisengguh123
 
Routing protocol
Routing protocolRouting protocol
Routing protocolengguh123
 
Distance vektor
Distance vektorDistance vektor
Distance vektorAhmad Hsn
 
Routing Information Protocol
Routing Information ProtocolRouting Information Protocol
Routing Information ProtocolMiftahul Khair N
 
Jaringan komunikasi 7 pti1
Jaringan komunikasi   7 pti1Jaringan komunikasi   7 pti1
Jaringan komunikasi 7 pti1antony veru
 
Routing statis vs routing dinamis
Routing statis vs routing dinamisRouting statis vs routing dinamis
Routing statis vs routing dinamistribayukusnadi
 
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)Veliany Khosasih
 
Tugas Management Jaringan Komputer Routing
Tugas Management Jaringan Komputer RoutingTugas Management Jaringan Komputer Routing
Tugas Management Jaringan Komputer RoutingCindy Carissa
 
Manajemen Jaringan Dalam IT
Manajemen Jaringan Dalam ITManajemen Jaringan Dalam IT
Manajemen Jaringan Dalam ITAaron Ferdinand
 
Makalah jaringan komputer
Makalah jaringan komputerMakalah jaringan komputer
Makalah jaringan komputer32120023
 

What's hot (18)

Pertemuan 15
Pertemuan 15Pertemuan 15
Pertemuan 15
 
Routing protocol
Routing protocolRouting protocol
Routing protocol
 
Rip versi 1
Rip versi 1Rip versi 1
Rip versi 1
 
Routing protokol
Routing protokol Routing protokol
Routing protokol
 
Routing Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaat
Routing Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaatRouting Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaat
Routing Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaat
 
Static dan-dynamic-routing-pada-cisco-packet-tracer
Static dan-dynamic-routing-pada-cisco-packet-tracerStatic dan-dynamic-routing-pada-cisco-packet-tracer
Static dan-dynamic-routing-pada-cisco-packet-tracer
 
Routing Statis dan Routing Dinamis
Routing Statis dan Routing DinamisRouting Statis dan Routing Dinamis
Routing Statis dan Routing Dinamis
 
Routing protocol
Routing protocolRouting protocol
Routing protocol
 
Routing
RoutingRouting
Routing
 
Distance vektor
Distance vektorDistance vektor
Distance vektor
 
Routing Information Protocol
Routing Information ProtocolRouting Information Protocol
Routing Information Protocol
 
Jaringan komunikasi 7 pti1
Jaringan komunikasi   7 pti1Jaringan komunikasi   7 pti1
Jaringan komunikasi 7 pti1
 
Routing statis vs routing dinamis
Routing statis vs routing dinamisRouting statis vs routing dinamis
Routing statis vs routing dinamis
 
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
 
Tugas Management Jaringan Komputer Routing
Tugas Management Jaringan Komputer RoutingTugas Management Jaringan Komputer Routing
Tugas Management Jaringan Komputer Routing
 
Manajemen Jaringan Dalam IT
Manajemen Jaringan Dalam ITManajemen Jaringan Dalam IT
Manajemen Jaringan Dalam IT
 
Contoh Makalah Routing Dinamis
Contoh Makalah Routing DinamisContoh Makalah Routing Dinamis
Contoh Makalah Routing Dinamis
 
Makalah jaringan komputer
Makalah jaringan komputerMakalah jaringan komputer
Makalah jaringan komputer
 

Similar to Routing information protocol v 2

Protokol_Routing basic fundamental knowledge.ppt
Protokol_Routing basic fundamental knowledge.pptProtokol_Routing basic fundamental knowledge.ppt
Protokol_Routing basic fundamental knowledge.pptRochmadGSaputra
 
Makalah jaringan komputer
Makalah jaringan komputerMakalah jaringan komputer
Makalah jaringan komputerglennsade
 
Makalah routing
Makalah routingMakalah routing
Makalah routingvintzr
 
Konsep Routing - v2.pptx
Konsep Routing - v2.pptxKonsep Routing - v2.pptx
Konsep Routing - v2.pptxHasobrBlank
 
Open Shortest Path First (OSPF)
Open Shortest Path First (OSPF)Open Shortest Path First (OSPF)
Open Shortest Path First (OSPF)Lusiana Diyan
 
rangkuman abdimas.pptx
rangkuman abdimas.pptxrangkuman abdimas.pptx
rangkuman abdimas.pptxHafidzahPatel1
 
Makalah dan kasus Jaringan
Makalah dan kasus Jaringan Makalah dan kasus Jaringan
Makalah dan kasus Jaringan ivsept2309
 
MATERI_ROUTING_KELAS_XI_KURIKULUM_2013_P.pptx
MATERI_ROUTING_KELAS_XI_KURIKULUM_2013_P.pptxMATERI_ROUTING_KELAS_XI_KURIKULUM_2013_P.pptx
MATERI_ROUTING_KELAS_XI_KURIKULUM_2013_P.pptxRandaHendroN
 
Makalah Routing - Garry Geraldy 32130110 5PTI2
Makalah Routing - Garry Geraldy 32130110 5PTI2Makalah Routing - Garry Geraldy 32130110 5PTI2
Makalah Routing - Garry Geraldy 32130110 5PTI2Garry Geraldy
 
Pemrograman Konsep Routing
Pemrograman Konsep RoutingPemrograman Konsep Routing
Pemrograman Konsep RoutingDanuSetiawan5
 
Makalah Routing Dynamic
Makalah Routing DynamicMakalah Routing Dynamic
Makalah Routing DynamicRezi Fenorita
 
Routing protocol(revisi)
Routing protocol(revisi)Routing protocol(revisi)
Routing protocol(revisi)ismailnursidiq
 
Administrasi infrastruktur jaringan.pptx
Administrasi infrastruktur jaringan.pptxAdministrasi infrastruktur jaringan.pptx
Administrasi infrastruktur jaringan.pptxsahrulrohim1
 

Similar to Routing information protocol v 2 (19)

Routing
RoutingRouting
Routing
 
Protokol_Routing basic fundamental knowledge.ppt
Protokol_Routing basic fundamental knowledge.pptProtokol_Routing basic fundamental knowledge.ppt
Protokol_Routing basic fundamental knowledge.ppt
 
12-Protokol_Routing.ppt
12-Protokol_Routing.ppt12-Protokol_Routing.ppt
12-Protokol_Routing.ppt
 
Rip v2
Rip v2Rip v2
Rip v2
 
Makalah jaringan komputer
Makalah jaringan komputerMakalah jaringan komputer
Makalah jaringan komputer
 
Makalah routing
Makalah routingMakalah routing
Makalah routing
 
Makalah routing
Makalah routingMakalah routing
Makalah routing
 
Routing
RoutingRouting
Routing
 
9 routing
9 routing9 routing
9 routing
 
Konsep Routing - v2.pptx
Konsep Routing - v2.pptxKonsep Routing - v2.pptx
Konsep Routing - v2.pptx
 
Open Shortest Path First (OSPF)
Open Shortest Path First (OSPF)Open Shortest Path First (OSPF)
Open Shortest Path First (OSPF)
 
rangkuman abdimas.pptx
rangkuman abdimas.pptxrangkuman abdimas.pptx
rangkuman abdimas.pptx
 
Makalah dan kasus Jaringan
Makalah dan kasus Jaringan Makalah dan kasus Jaringan
Makalah dan kasus Jaringan
 
MATERI_ROUTING_KELAS_XI_KURIKULUM_2013_P.pptx
MATERI_ROUTING_KELAS_XI_KURIKULUM_2013_P.pptxMATERI_ROUTING_KELAS_XI_KURIKULUM_2013_P.pptx
MATERI_ROUTING_KELAS_XI_KURIKULUM_2013_P.pptx
 
Makalah Routing - Garry Geraldy 32130110 5PTI2
Makalah Routing - Garry Geraldy 32130110 5PTI2Makalah Routing - Garry Geraldy 32130110 5PTI2
Makalah Routing - Garry Geraldy 32130110 5PTI2
 
Pemrograman Konsep Routing
Pemrograman Konsep RoutingPemrograman Konsep Routing
Pemrograman Konsep Routing
 
Makalah Routing Dynamic
Makalah Routing DynamicMakalah Routing Dynamic
Makalah Routing Dynamic
 
Routing protocol(revisi)
Routing protocol(revisi)Routing protocol(revisi)
Routing protocol(revisi)
 
Administrasi infrastruktur jaringan.pptx
Administrasi infrastruktur jaringan.pptxAdministrasi infrastruktur jaringan.pptx
Administrasi infrastruktur jaringan.pptx
 

Routing information protocol v 2

  • 1. Routing Information Protocol Routing Information Protocol atau yang dikenal RIP adalah dinamik routing protokol yang sudah cukup tua. Di ciptakan sekitar tahun 1970. Cara kerjanya berdasarkan Distance Vector Routing Protocol, yang berarti akan mempergunakan pendekatan berapa banyak hop (lompatan) router yang akan ditempuh untuk mencapai suatu network. Dan yang akan dipilih adalah hop terpendek. Cara Kerja RIP bekerja dengan menginformasikan status network yang dipegang secara langsung kepada router tetangganya. Karakteristik dari RIP: Distance vector routing protocol Hop count sebagi metric untuk memilih rute Maximum hop count 15, hop ke 16 dianggap unreachable Secara default routing update 30 detik sekali RIPv1 (classfull routing protocol) tidak mengirimkan subnet mask pada update RIPv2 (classless routing protocol) mengirimkan subnet mask pada update Satu hal yang perlu diperhatikan adalah RIP zebra secara default mempergunakan versi 2, sedangkan Cisco versi 1. Konfigurasi Sama halnya dengan zebra, daemon rip dapat dikonfigur lewat 2 cara. Konfigurasi dengan 2 cara : 1. edit langsung pada file ripd.conf root@opera zebra# vi ripd.conf root@opera zebra# service ripd restart 2. melalui remote vty telnet ke port 2602 root@opera zebra# telnet 127.0.0.1 2602 Hello, this is zebra (version 0.94). Copyright 1996-2002 Kunihiro Ishiguro.
  • 2. Konfigurasi RIP sangat sederhana, secara umum hanya membutuhkan 3 entri dalam running configurasi. Masukkan network mempunyai router tetangga RIP dan network yang akan disebarkan ke router tetangga. ripd(config)# router rip ripd(config-router)# network 192.168.1.0/24 ripd(config-router)# network 10.1.1.0/24 ripd(config-router)# ^z ripd# Untuk memeriksa status RIP ripd# show ip protocols Routing Protocol is “rip” Sending updates every 30 seconds with +/-50%, next due in 7 seconds Timeout after 180 seconds, garbage collect after 120 seconds Outgoing update filter list for all interface is not set Incoming update filter list for all interface is not set Default redistribution metric is 1 Redistributing: Default version control: send version 2, receive version 2 Interface Send Recv Key-chain Routing for Networks: 10.1.1.0/24 192.168.1.0/24 Routing Information Sources: Gateway BadPackets BadRoutes Distance Last Update Distance: (default is 120) Untuk melihat routing yang didapat dari RIP tetangga. ripd# show ip rip Codes: R - RIP, C - connected, O - OSPF, B - BGP (n) - normal, (s) - static, (d) - default, (r) - redistribute, (i) - interface Network Next Hop Metric From Time Jangan lupa untuk menyimpan konfigurasi kedalam file. ripd# write memory Configuration saved to /etc/zebra/ripd.conf ROUTING PROTOCOL PADA CISCO ROUTER Analogi routing protocol adalah bagaikan marka penunjuk jalan yang biasanya berwarna hijau dan terdapat di jalan-jalan raya. Marka penunjuk jalan ini sangat berguna untuk menghantarkan Anda ke tempat yang dituju. Jika Anda mengikuti terus marka penunjuk jalan ini maka kemungkinan besar Anda akan sampai ke tempat tujuan. Marka jalan tersebut akan menciptakan sebuah rute perjalanan untuk Anda tempuh ke tujuan. Mungkin terbentang banyak rute untuk mencapai tempat tujuan Anda, namun biasanya marka jalan tersebut akan menunjukan jalan yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.
  • 3. Routing protokol bekerja dengan analogi yang hampir sama dengan marka jalan tersebut. Routing protokol memiliki tugas dan fungsi menunjukkan jalan untuk sebuah informasi agar dapat mencapai tempat tujuannya. Routing protokol akan mengumpulkan rute-rute perjalanan apa saja yang tersedia dalam sebuah jaringan dan semua kemungkinan yang ada. Kemudian rute- rute yang terkumpul tersebut diolah dan dijadikan sebuah tabel yang disebut sebagai routing table. Dari routing tabel ini, kemudian perangkat jaringan pintar seperti router dapat memilih jalan terbaik untuk menuju ke lokasi tujuan. (RIP) Routing Information Protocol RIP termasuk dalam protokol distance-vector, sebuah protokol yang sangat sederhana. Protokol distance-vector sering juga disebut protokol Bellman-Ford, karena berasal dari algoritma perhitungan jarak terpendek oleh R.E. Bellman, dan dideskripsikan dalam bentuk algoritma- terdistribusi pertama kali oleh Ford dan Fulkerson. Setiap router dengan protokol distance-vector ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada. Router kemudia mengirimkan informasi lokal tersebut dalam bentuk distance- vector ke semua link yang terhubung langsung dengannya. Router yang menerima informasi routing menghitung distance-vector, menambahkan distance-vector dengan metrik link tempat informasi tersebut diterima, dan memasukkannya ke dalam entri forwarding table jika dianggap merupakan jalur terbaik. Informasi routing setelah penambahan metrik kemudian dikirim lagi ke seluruh antarmuka router, dan ini dilakukan setiap selang waktu tertentu. Demikian seterusnya sehingga seluruh router di jaringan mengetahui topologi jaringan tersebut. Protokol distance-vector memiliki kelemahan yang dapat terlihat apabila dalam jaringan ada link yang terputus. Dua kemungkinan kegagalan yang mungkin terjadi adalah efek bouncing dan menghitung-sampai-tak-hingga (counting to infinity). Efek bouncing dapat terjadi pada jaringan yang menggunakan metrik yang berbeda pada minimal sebuah link. Link yang putus dapat menyebabkan routing loop, sehingga datagram yang melewati link tertentu hanya berputar-putar di antara dua router (bouncing) sampai umur (time to live) datagram tersebut habis. Menghitung-sampai-tak-hingga terjadi karena router terlambat menginformasikan bahwa suatu link terputus. Keterlambatan ini menyebabkan router harus mengirim dan menerima distance- vector serta menghitung metrik sampai batas maksimum metrik distance-vector tercapai. Link tersebut dinyatakan putus setelah distance-vector mencapai batas maksimum metrik. Pada saat menghitung metrik ini juga terjadi routing loop, bahkan untuk waktu yang lebih lama daripada apabila terjadi efek bouncing.. RIP tidak mengadopsi protokol distance-vector begitu saja, melainkan dengan melakukan beberapa penambahan pada algoritmanya agar routing loop yang terjadi dapat diminimalkan. Split horizon digunakan RIP untuk meminimalkan efek bouncing. Prinsip yang digunakan split horizon sederhana: jika node A menyampaikan datagram ke tujuan X melalui node B, maka bagi B tidak masuk akal untuk mencapai tujuan X melalui A. Jadi, A tidak perlu memberitahu B bahwa X dapat dicapai B melalui A.
  • 4. Untuk mencegah kasus menghitung-sampai-tak-hingga, RIP menggunakan metode Triggered Update. RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing. Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update). Dengan demikian, router-router di jaringan dapat dengan cepat mengetahui perubahan yang terjadi dan meminimalkan kemungkinan routing loop terjadi. RIP yang didefinisikan dalam RFC-1058 menggunakan metrik antara 1 dan 15, sedangkan 16 dianggap sebagai tak-hingga. Route dengan distance-vector 16 tidak dimasukkan ke dalam forwarding table. Batas metrik 16 ini mencegah waktu menghitung-sampai-tak-hingga yang terlalu lama. Paket-paket RIP secara normal dikirimkan setiap 30 detik atau lebih cepat jika terdapat triggered updates. Jika dalam 180 detik sebuah route tidak diperbarui, router menghapus entri route tersebut dari forwarding table. RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route. Router harus menganggap setiap route yang diterima memiliki subnet yang sama dengan subnet pada router itu. Dengan demikian, RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM). RIP versi 2 (RIP-2 atau RIPv2) berupaya untuk menghasilkan beberapa perbaikan atas RIP, yaitu dukungan untuk VLSM, menggunakan otentikasi, memberikan informasi hop berikut (next hop), dan multicast. Penambahan informasi subnet mask pada setiap route membuat router tidak harus mengasumsikan bahwa route tersebut memiliki subnet mask yang sama dengan subnet mask yang digunakan padanya. RIP-2 juga menggunakan otentikasi agar dapat mengetahui informasi routing mana yang dapat dipercaya. Otentikasi diperlukan pada protokol routing untuk membuat protokol tersebut menjadi lebih aman. RIP-1 tidak menggunakan otentikasi sehingga orang dapat memberikan informasi routing palsu. Informasi hop berikut pada RIP-2 digunakan oleh router untuk menginformasikan sebuah route tetapi untuk mencapai route tersebut tidak melewati router yang memberi informasi, melainkan router yang lain. Pemakaian hop berikut biasanya di perbatasan antar-AS. RIP-1 menggunakan alamat broadcast untuk mengirimkan informasi routing. Akibatnya, paket ini diterima oleh semua host yang berada dalam subnet tersebut dan menambah beban kerja host. RIP-2 dapat mengirimkan paket menggunakan multicast pada IP 224.0.0.9 sehingga tidak semua host perlu menerima dan memproses informasi routing. Hanya router-router yang menggunakan RIP-2 yang menerima informasi routing tersebut tanpa perlu mengganggu host-host lain dalam subnet. RIP merupakan protokol routing yang sederhana, dan ini menjadi alasan mengapa RIP paling banyak diimplementasikan dalam jaringan. Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan. Walaupun demikian, untuk jaringan yang besar dan kompleks, RIP mungkin tidak cukup. Dalam kondisi demikian, penghitungan routing dalam RIP sering membutuhkan waktu yang lama, dan menyebabkan terjadinya routing loop. Untuk jaringan seperti ini, sebagian besar spesialis jaringan komputer menggunakan protokol yang masuk dalam kelompok link-state. Cara Kerja RIP
  • 5. RIP bekerja dengan menginformasikan status network yang dipegang secara langsung kepada router tetangganya. Karakteristik dari RIP: Distance vector routing protocol Hop count sebagi metric untuk memilih rute Maximum hop count 15, hop ke 16 dianggap unreachable Secara default routing update 30 detik sekali RIPv1 (classfull routing protocol) tidak mengirimkan subnet mask pada update RIPv2 (classless routing protocol) mengirimkan subnet mask pada update Kelemahan RIP Dalam implementasi RIP memang mudah untuk digunakan, namun RIP mempunyai masalah serius pada Autonomous System yang besar, yaitu : 1. Terbatasnya diameter network Telah disebutkan sedikit di atas bahwa RIP hanya bisa menerima metrik sampai 15. Lebih dari itu tujuan dianggap tidak terjangkau. Hal ini bisa menjadi masalah pada network yang besar. 2. Konvergensi yang lambat Untuk menghapus entry tabel routing yang bermasalah, RIP mempunyai metode yang tidak efesien. Seperti pada contoh skema network di atas, misalkan subnet 10 bernilai 1 hop dari router 2 dan bernilai 2 hop dari router 3. Ini pada kondisi bagus, namun apabila router 1 crash, maka subnet 3 akan dihapus dari table routing kepunyaan router 2 sampai batas waktu 180 detik. Sementara itu, router 3 belum mengetahui bahwa subnet 3 tidak terjangkau, ia masih mempunyai table routing yang lama yang menyatakan subnet 3 sejauh 2 hop (yang melalui router 2). Waktu subnet 3 dihapus dari router 2, router 3 memberikan informasi ini kepada router 2 dan router 2 melihat bahwa subnet 3 bisa dijangkau lewat router 3 dengan 3 hop ( 2 + 1 ). Karena ini adalah routing baru maka ia akan memasukkannya ke dalam KRT. Berikutnya, router 2 akan mengupdate routing table dan memberikannya kepada router 3 bahwa subnet 3 bernilai 3 hop. Router 3 menerima dan menambahkan 1 hop lagi menjadi 4. Lalu tabel routing diupdate lagi dan router 2 meneriman informasi jalan menuju subnet 3 menjadi 5 hop. Demikian seterusnya sampai nilainya lebih dari 30. Routing atas terus menerus looping sampai nilainya lebih dari 30 hop. 3. Tidak bisa membedakan network masking lebih dari /24 RIP membaca ip address berdasarkan kepada kelas A, B dan C. Seperti kita ketahui bahwa kelas C mempunyai masking 24 bit. Dan masking ini masih bias diperpanjang menjadi 25 bit, 26 bit dan seterusnya. RIP tidak dapat membacanya bila lebih dari 24 bit. Ini adalah masalah besar,
  • 6. mengingat masking yang lebih dari 24 bit banyak dipakai. Hal ini sudah dapat di atasi pada RIPv2. RIP-IGRP dengan dynamips Filed under: linux, cisco Maksud dari judul diatas adalah dimana kita menggunakan dua routing protocol dalam satu router, utk menghubungkan routing protocol dari RIP ke IGRP dan dari IGRP ke RIP. Topologin sebagai berikut: Sebelum memulai.. saya ingin sekali menjelaskan sedikit tentang topologi tersebut Jadi pada router ke-3 (router RIP-IGRP) disitulah letak dimana kita akan menggunakan dua routing protocol (RIP dan GIPR), router 1 (router RIP1) dan 2 (router RIP2) menggunakan routing protocol RIP, dan router 3 (router IGRP1) dan 4 (router IGRP2) menggunakan routing protocol IGRP. Yuk kita mulai.. Ini configuration dari dynagen : #Simple RIP dan IGRP autostart = false [localhost] [[3640]] image = /opt/images/c3640-is-mz.122-21.bin ram = 96 ghostios = true [[router RIP1]] model = 3640 idlepc = 0x604234a8 S1/0 = RIP2 S1/0 [[router RIP2]] model = 3640 idlepc = 0x6036c2ec S1/1 = RIP-IGRP S1/0 [[router RIP-IGRP]] model = 3640 idlepc = 0×60422318 S1/1 = IGRP1 S1/0
  • 7. [[router IGRP1]] model = 3640 idlepc = 0x60450e60 S1/1 = IGRP2 S1/0 [[router IGRP2]] model = 3640 idlepc = 0×60423 Sekarang start dynamips dan dynagen ghoz@ghoz:~$ sudo dynamipsfinal -H 7200 ghoz@ghoz:~$ sudo dynagen /opt/dynamips/dynagen-0.9.3/sample_labs/simple1/RIP-IGRP.net Contoh konfigurasi router RIP1 hostname RIP1 ! interface Serial1/0 ip address 192.168.1.1 255.255.255.0 serial restart-delay 0 clockrate 56000 ! interface Serial1/1 no ip address shutdown serial restart-delay 0 ! interface Serial1/2 no ip address shutdown serial restart-delay 0 ! interface Serial1/3 no ip address shutdown serial restart-delay 0 ! router rip version 2 network 192.168.1.0 ! end Contoh konfigurasi router RIP2
  • 8. ! hostname RIP2 ! interface Serial1/0 ip address 192.168.1.2 255.255.255.0 serial restart-delay 0 clockrate 56000 ! interface Serial1/1 ip address 192.168.2.1 255.255.255.0 serial restart-delay 0 clockrate 56000 ! interface Serial1/2 no ip address shutdown serial restart-delay 0 ! interface Serial1/3 no ip address shutdown serial restart-delay 0 ! router rip version 2 network 192.168.1.0 network 192.168.2.0 ! end Contoh konfigurasi router RIP-IGRP ! hostname RIP-IGRP ! interface Serial1/0 ip address 192.168.2.2 255.255.255.0 serial restart-delay 0 clockrate 56000 ! interface Serial1/1 ip address 192.168.3.1 255.255.255.0 serial restart-delay 0 clockrate 56000 ! interface Serial1/2
  • 9. no ip address shutdown serial restart-delay 0 ! interface Serial1/3 no ip address shutdown serial restart-delay 0 ! router rip version 2 redistribute igrp 101 network 192.168.2.0 default-metric 2 ! router igrp 101 redistribute rip network 192.168.3.0 default-metric 1544 100 255 1 1500 ! end Contoh konfigurasi router IGRP1 ! hostname IGRP1 ! interface Serial1/0 ip address 192.168.3.2 255.255.255.0 serial restart-delay 0 clockrate 56000 ! interface Serial1/1 ip address 192.168.4.1 255.255.255.0 serial restart-delay 0 clockrate 56000 ! interface Serial1/2 no ip address shutdown serial restart-delay 0 ! interface Serial1/3 no ip address shutdown serial restart-delay 0
  • 10. ! router igrp 101 network 192.168.3.0 network 192.168.4.0 ! end Contoh konfigurasi router IGRP2 ! hostname IGRP2 ! interface Serial1/0 ip address 192.168.4.2 255.255.255.0 serial restart-delay 0 clockrate 56000 ! interface Serial1/1 no ip address shutdown serial restart-delay 0 ! interface Serial1/2 no ip address shutdown serial restart-delay 0 ! interface Serial1/3 no ip address shutdown serial restart-delay 0 ! router igrp 101 network 192.168.4.0 ! end Sekarang coba kita lihat sejenak contoh konfigurasi pada router RIP-IGRP. redistribute igrp 101 : Berguna untuk mengirim informasi yg berasal dari routing protocol sumber (dlm hal ini IGRP yg mempunyai AS 101) ke routing protocol tujuan (dlm hal in RIPv2) utk melakukan update di routing informationnya si RIP. Intinya seh agar informasi2 yg berbeda routing protocol itu bisa dibaca atau dimengerti oleh routing protocol lainnya dengan menggunakan ―redistribute‖
  • 11. default-metric 2 : Berguna untuk meng-konfigure nilai metric yg sama (diatas itu hop count yg di tentukan 2) utk semua jalur informasi yg di dapat dari IGRP. Default metric juga membantu utk menyelesaikan masalah dalam redistributing jalur/route dimana setiap routing protocol mempunyai metric yg berbeda-beda atau yg tidak sama. default-metric 1544 100 255 1 1500 : Pengertian default metric sama koq dengan yg diatas tp saya cmn menjelaskan yg angka2nya doang. Angka pertama itu (1544) adalah ukuran bandwidth dlm kilobits. Angka kedua (100) adalah waktu delay di suatu jalur dlm microsecond. Angka ketiga (255) utk memberikan gurantee bahwa link tersebut akan hidup 100%. Angka yg keempat (1) utk memilih jalur tersebut. Angka yg kelima (1500) itu adalah maximum transmission unit (MTU). CMIIW Penjelasan Singkat Tentang RIP Filed under: cisco RIP itu terbagi dalam 2 bagian. RIP version 1 dan RIP version 2. Routing Information Protocol atau sering disebut sebagai RIP. RIP ini termasuk di dalam distance-vector routing protocol, dimana mengirim semua/keseluruhan routing table pada router ke semua interface, convergence antara router lama, dll (bisa dilihat di bawah). default pengiriman updatenya setiap 30s, harap diinget yah pengiriman updatenya ini mengirim seluruh informasi yg ada di routing table ke router2 lainnya, berbeda dengan Link-State routing protocol, coba aja baca2 postingan saya sebelumnya tentang Penjelasan singkat tentang EIGRP dan Penjelasan singkat tentang OSPF dimana mereka menggunakan Link-State routing protocol. Administrative Distance (AD) pada RIP nilainya adalah 120, maksudnya AD ini apa yah bro?! Jadi begini, AD ini gunanya adalah utk pemilihan jalur yg terbaik/Select the best path!!!, lalu routing protocol manakah yang akan digunakan jika di router terdapat 2 routing protocol berbeda dan ke-2 routing protocol tersebut memberikan informasi ke destination yg sama. misalkan di suatu router terdapat 2 routing protocol.. OSPF dan RIP, maka jalur yg akan dipilih utk mengirimkan paket adalah routing protocol OSPF, karena ADnya OSPF (ADnya 110) itu lebih kecil dari pada ADnya si RIP (ADnya 120). Administrative Distance itu bernilai integer dari 0 s/d 255. Dimana 0 itu adalah yg paling dipercaya utk mengirmkan paket2 dan yg 255 itu tidak akan ada paket2 dikirmkan atau bisa kita bilang.. nggak mungkin dipake. Hal-hal dasar yang perlu di ketahui tentang Distance-Vector - Tidak support VLSM dan CIDR kecuali RIP version 2 - Slow convergence - Distance vector algortima biasa dikenal dengan Bellman-Ford algortima - Distance vector itu tidak bisa ‗melihat‘ topology yg sebenarnya pada suatu internetwork, hanya bisa ‗melihat‘ router yg directly connected - Kemungkinan terjadi routing loops besar
  • 12. RIP ini juga lebih mudah di implementasikan, karena kemudahannya dalam mengconfigurenya. Telah saya sebutkan bahwa Distance vector mempunyai kemungkinan terjadinya routing loops itu besar. Nah, untuk menangani hal tersebut bisa dilakukan dengan 3 cara. 1. Menggunakan Split Horizon 2. Menggunakan Route Poisoning 3. Configure holddown timers == RIP version 1 == - Hop count adalah metric dari RIP. - Hop count maksimal adalah 15 hop count. - Mengirim keseluruhan routing table setiap 30s atau Periodic update. - Bila Hop count lebih dari 15, maka paket akan dibuang - Classful routing == RIP v2 == - Hop count adalah metric dari RIP. - Hop count maksimal adalah 15 hop count. - Mengirim keseluruhan routing table setiap 30s atau Periodic update. - Bila Hop count lebih dari 15, maka paket akan dibuang - Classles routing - Ada Authenticationnya - Support VLSM Configuring RIP: Router(config)#router rip Router(config-router)#network [network-dirrectly-connected] Configuring RIP bila ingin menggunakan RIP version 2: Router(config)#router rip Router(config-router)#version 2 Harap diinget!! bila salah satu router menggunakan RIP version 1 dan router directly connected lainnya itu menggunakan RIP version 2.. Konfigurasilah interface untuk receive dan send berdasarkan RIP versionnya. [router RIP v1]——–[Router RIP v2] Configure berdasarkan topologi di atas: Router_RIP_v1(config)#router rip Router_RIP_v1(config-router)#network [network-dirrectly-connected] Router_RIP_v1(config-if)#ip rip send version 1 Router_RIP_v1(config-if)#ip rip receive version 2 Router_RIP_v2(config)#router rip Router_RIP_v2(config-router)#network [network-dirrectly-connected]
  • 13. Router_RIP_v2(config-if)#ip rip receive version 1 Router_RIP_v2(config-if)#ip rip send version 2 Verifying RIP: Router#show ip protocol Router#show ip route Router#show ip rip database Router#show ip interface brief Kira2 seperti itulah sekilas tentang RIP. Semoga tulisan saya ini bisa berguna bagi teman2. Penjelasan Singkat Tentang OSPF Filed under: cisco Pada sebelumnya saya menjelaskan tentang Penjelasan Singkat Tentang EIGRP, sekarang saya coba menjelaskan sesuai judul diatas. OSPF (Open Shortest Path First) adalah routing protocol yang secara umum bisa digunakan oleh router lainnya (cisco, juniper, huawei, dll), maksudnya dari keterangan diatas bahwa routing protocol OSPF ini dapat digunakan seluruh router yang ada di dunia ini bukan hanya cisco, tetapi seluruhnya dapat mengadopsi routing protocol OSPF. OSPF ini termasuk di kategori Link-state routing protocol (sama seperti EIGRP), Link-state routing protocol ini ciri2nya memberikan informasi ke semua router, sehingga setiap router bisa melihat topologinya masing2. Cara updatenya itu secara Triggered update, maksudnya tidak semua informasi yg ada di router akan dikirim seluruhnya ke router2 lainnya, tetapi hanya informasi yang berubah/bertambah/berkurang saja yang akan di kirim ke semua router dalam 1 area, sehingga meng-efektifkan dan meng-efisienkan bandwidth yg ada, lalu convergencenya antar router sangatlah cepat dikarenakan informasi yg berubah/bertambah/berkurang saja yang dikirim ke router2 lainnya. Trus tidak mudah terjadi Routing loops, jika teman2 menggunakan routing protocol OSPF maka dibutuhkan power memory dan proses yang lebih besar, dan OSPF itu susah utk di konfigurasi. OSPF berdasarkan Open Standard, maksudnya adalah OSPF ini dapat dikembangkan dan diperbaiki oleh vendor2 lainnya. Hal-hal dasar yang perlu di ketahui ttg Link-state - Link-state menggunakan hello packet untuk mengetahui keadaan router tetangganya (bukan keseluruhan), apakah masih hidup ataukah sudah mati. - Menggunakan hello information dan LSAs (Link-state advertisement) yang diterima oleh router lain utk membuat database (topological database) ttg networknya di masing2 router - Menggunakan algoritma SPF utk mengkalkulasi jarak terpendek utk ke setiap network - Support CIDR dan VLSM
  • 14. Hal-hal dasar yang perlu di ketahui ttg OSPF OSPF dalam menentukan Best Path (Jalur terbaiknya) berdasarkan : - Cost yang berdasarkan speed dari link (bandwidth) - Speed dari linknya (bandwidth) - Cost yang paling kecil dari link OSPF OSPF mempunyai empat tipe dari network : - Broadcast Multi-access, ini seperti ethernet - NonBroadcast Multi-access (NBMA), ini seperti penggunaan pada Frame Relay - Point-to-point networks - Point-to-multipoint networks Untuk mengurangi angka pertukaran informasi antara router2 tetangga dalam satu network (area), OSPF memilih/membuat DR (Designated Router) dan BDR (Backup Designated Router) untuk mengurangi beban dari router2 yg ada. Bila ada perubahan.. maka router yg terdapat perubahan tersebut akan mengirimkan updatenya ke DR terlebih dahulu, lalu DR akan membagi- bagikan update terbarunya ke router2 lainnya secara multicast dengan alamat 224.0.0.5 ke seluruh router OSPF. CMIIW. Intinya.. DR Itu Presidennya dan BDR itu wakil presidennya. Lalu, kenapa ada DR dan BDR?? pada umumnya dengan rumus ini n*(n-1)/2 akan memberikan adjecency router yang terjadi. Coba bayangkan bila ada 10-15 router.. berarti adjecency relationship yg dikirim setiap router akan banyak sekali kan?!?! berarti traffic akan meningkat dan performa link akan menurun, oleh karena itu dibutuhkan DR dan BDR. Ingat2…!!! dalam pemilihan DR dan BDR hanya dapat dilakukan bila tipe networknya adalah Broadcast Multi- access dan NonBroadcast Mulit-access.. - Hello packet dikirim ke router tetangga pada Broadcast Multi-access dan point-to-point itu standarnya adalah 10 detik - Hello packet dikirim ke router tetangga pada NonBroadcast Multi-access (NBMA) itu standarnya adalah 30 detik Pada OSPF memiliki 3 table di dalam router : 1. Routing table 2. Adjecency database 3. Topological database Penjelasan : 1. Routing table : Routing table biasa juga dipanggil sebagai Forwarding database. Database ini berisi the lowest cost utk mencapai router2/network2 lainnya. Setiap router mempunyai Routing table yang berbeda-beda. 2. Adjecency database : Database ini berisi semua router tetangganya. Setiap router mempunyai Adjecency database yang berbeda-beda.
  • 15. 3. Topological database : Database ini berisi seluruh informasi tentang router yang berada dalam satu networknya/areanya. Dari tadi saya menyebutkan Area, tapi tidak menjelaskan area itu maksdunya bgmn. Klo di dalam EIGRP kita mengenal Internal Route dan External Route (Temen2 bisa baca lagi postingan saya tentang Penjelasan Singkat Tentang EIGRP), nah Area dalam OSPF itu sama maksudnya dengan yg Internal Route dan External Route cmn hanya beda nama saja. Cara Menggunakan OSPF Router(config)#router ospf process-id Router(config-router)#network address wildcard-mask area area-id Penjelasan sedikit tentang command diatas. process-id itu bisa digunakan antara nomor 1 dan 65,535. Nah yang wildcard-mask itu caranya adalah membalikkan subnet-mask. ex: subnet-mask = 255.255.255.0 lalu wildcard-mask = 0.0.0.255. area-id itu dapat digunakan dari angka 0 to 65,535. Dalam OSPF setidaknya kita harus punya area 0. area 0 sering disebut sebagai backbone.. dan setiap area2 lainnya yang ingin dibuat harus terkoneksi ke area 0. Bila router tersebut dalam ruang lingkup backbone, maka area-idnya harus 0. Cara Setting OSPF Priority di Interface Router(config)#interface fastethernet 0/0 Router(config-if)#ip ospf priority 0-255 Cara tersebut utk membuat interface dipilih menjadi DR, tapi ingat.. priority terbesar lah yang akan dipilih menjadi DR dan priorty ke 2 yg akan dipilih menjadi BDR. Klo interface tidak di setting priority, berarti interface memiliki priority yg default atau priority = 1. Verifying OSPF Configuratino Router#show ip protocol Router#show ip route Router#show ip ospf interface Router#show ip ospf Router#show ip ospf neighbor detail Router#show ip ospf database Keuntungan menggunakan OSPF Speed of convergence Support for Variable Length Subnet Mask (VLSM) Network size Path selection Grouping of members