1. Routing Information Protocol
Routing Information Protocol atau yang dikenal RIP adalah dinamik routing protokol yang sudah
cukup tua. Di ciptakan sekitar tahun 1970.
Cara kerjanya berdasarkan Distance Vector Routing Protocol, yang berarti akan mempergunakan
pendekatan berapa banyak hop (lompatan) router yang akan ditempuh untuk mencapai suatu
network. Dan yang akan dipilih adalah hop terpendek.
Cara Kerja
RIP bekerja dengan menginformasikan status network yang dipegang secara langsung kepada
router tetangganya.
Karakteristik dari RIP:
Distance vector routing protocol
Hop count sebagi metric untuk memilih rute
Maximum hop count 15, hop ke 16 dianggap unreachable
Secara default routing update 30 detik sekali
RIPv1 (classfull routing protocol) tidak mengirimkan subnet mask pada update
RIPv2 (classless routing protocol) mengirimkan subnet mask pada update
Satu hal yang perlu diperhatikan adalah RIP zebra secara default mempergunakan versi 2,
sedangkan Cisco versi 1.
Konfigurasi
Sama halnya dengan zebra, daemon rip dapat dikonfigur lewat 2 cara.
Konfigurasi dengan 2 cara :
1. edit langsung pada file ripd.conf
root@opera zebra# vi ripd.conf
root@opera zebra# service ripd restart
2. melalui remote vty
telnet ke port 2602
root@opera zebra# telnet 127.0.0.1 2602
Hello, this is zebra (version 0.94).
Copyright 1996-2002 Kunihiro Ishiguro.
2. Konfigurasi RIP sangat sederhana, secara umum hanya membutuhkan 3 entri dalam running
configurasi.
Masukkan network mempunyai router tetangga RIP dan network yang akan disebarkan ke router
tetangga.
ripd(config)# router rip
ripd(config-router)# network 192.168.1.0/24
ripd(config-router)# network 10.1.1.0/24
ripd(config-router)# ^z
ripd#
Untuk memeriksa status RIP
ripd# show ip protocols
Routing Protocol is “rip”
Sending updates every 30 seconds with +/-50%, next due in 7 seconds
Timeout after 180 seconds, garbage collect after 120 seconds
Outgoing update filter list for all interface is not set
Incoming update filter list for all interface is not set
Default redistribution metric is 1
Redistributing:
Default version control: send version 2, receive version 2
Interface Send Recv Key-chain
Routing for Networks:
10.1.1.0/24
192.168.1.0/24
Routing Information Sources:
Gateway BadPackets BadRoutes Distance Last Update
Distance: (default is 120)
Untuk melihat routing yang didapat dari RIP tetangga.
ripd# show ip rip
Codes: R - RIP, C - connected, O - OSPF, B - BGP
(n) - normal, (s) - static, (d) - default, (r) - redistribute,
(i) - interface
Network Next Hop Metric From Time
Jangan lupa untuk menyimpan konfigurasi kedalam file.
ripd# write memory
Configuration saved to /etc/zebra/ripd.conf
ROUTING PROTOCOL PADA CISCO ROUTER
Analogi routing protocol adalah bagaikan marka penunjuk jalan yang biasanya berwarna hijau
dan terdapat di jalan-jalan raya. Marka penunjuk jalan ini sangat berguna untuk menghantarkan
Anda ke tempat yang dituju. Jika Anda mengikuti terus marka penunjuk jalan ini maka
kemungkinan besar Anda akan sampai ke tempat tujuan. Marka jalan tersebut akan menciptakan
sebuah rute perjalanan untuk Anda tempuh ke tujuan. Mungkin terbentang banyak rute untuk
mencapai tempat tujuan Anda, namun biasanya marka jalan tersebut akan menunjukan jalan
yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.
3. Routing protokol bekerja dengan analogi yang hampir sama dengan marka jalan tersebut.
Routing protokol memiliki tugas dan fungsi menunjukkan jalan untuk sebuah informasi agar
dapat mencapai tempat tujuannya. Routing protokol akan mengumpulkan rute-rute perjalanan
apa saja yang tersedia dalam sebuah jaringan dan semua kemungkinan yang ada. Kemudian rute-
rute yang terkumpul tersebut diolah dan dijadikan sebuah tabel yang disebut sebagai routing
table. Dari routing tabel ini, kemudian perangkat jaringan pintar seperti router dapat memilih
jalan terbaik untuk menuju ke lokasi tujuan.
(RIP) Routing Information Protocol
RIP termasuk dalam protokol distance-vector, sebuah protokol yang sangat sederhana. Protokol
distance-vector sering juga disebut protokol Bellman-Ford, karena berasal dari algoritma
perhitungan jarak terpendek oleh R.E. Bellman, dan dideskripsikan dalam bentuk algoritma-
terdistribusi pertama kali oleh Ford dan Fulkerson.
Setiap router dengan protokol distance-vector ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui
cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan
tempatnya berada. Router kemudia mengirimkan informasi lokal tersebut dalam bentuk distance-
vector ke semua link yang terhubung langsung dengannya. Router yang menerima informasi
routing menghitung distance-vector, menambahkan distance-vector dengan metrik link tempat
informasi tersebut diterima, dan memasukkannya ke dalam entri forwarding table jika dianggap
merupakan jalur terbaik. Informasi routing setelah penambahan metrik kemudian dikirim lagi ke
seluruh antarmuka router, dan ini dilakukan setiap selang waktu tertentu. Demikian seterusnya
sehingga seluruh router di jaringan mengetahui topologi jaringan tersebut.
Protokol distance-vector memiliki kelemahan yang dapat terlihat apabila dalam jaringan ada link
yang terputus. Dua kemungkinan kegagalan yang mungkin terjadi adalah efek bouncing dan
menghitung-sampai-tak-hingga (counting to infinity). Efek bouncing dapat terjadi pada jaringan
yang menggunakan metrik yang berbeda pada minimal sebuah link. Link yang putus dapat
menyebabkan routing loop, sehingga datagram yang melewati link tertentu hanya berputar-putar
di antara dua router (bouncing) sampai umur (time to live) datagram tersebut habis.
Menghitung-sampai-tak-hingga terjadi karena router terlambat menginformasikan bahwa suatu
link terputus. Keterlambatan ini menyebabkan router harus mengirim dan menerima distance-
vector serta menghitung metrik sampai batas maksimum metrik distance-vector tercapai. Link
tersebut dinyatakan putus setelah distance-vector mencapai batas maksimum metrik. Pada saat
menghitung metrik ini juga terjadi routing loop, bahkan untuk waktu yang lebih lama daripada
apabila terjadi efek bouncing..
RIP tidak mengadopsi protokol distance-vector begitu saja, melainkan dengan melakukan
beberapa penambahan pada algoritmanya agar routing loop yang terjadi dapat diminimalkan.
Split horizon digunakan RIP untuk meminimalkan efek bouncing. Prinsip yang digunakan split
horizon sederhana: jika node A menyampaikan datagram ke tujuan X melalui node B, maka bagi
B tidak masuk akal untuk mencapai tujuan X melalui A. Jadi, A tidak perlu memberitahu B
bahwa X dapat dicapai B melalui A.
4. Untuk mencegah kasus menghitung-sampai-tak-hingga, RIP menggunakan metode Triggered
Update. RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan
informasi routing. Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router
tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered
update). Dengan demikian, router-router di jaringan dapat dengan cepat mengetahui perubahan
yang terjadi dan meminimalkan kemungkinan routing loop terjadi.
RIP yang didefinisikan dalam RFC-1058 menggunakan metrik antara 1 dan 15, sedangkan 16
dianggap sebagai tak-hingga. Route dengan distance-vector 16 tidak dimasukkan ke dalam
forwarding table. Batas metrik 16 ini mencegah waktu menghitung-sampai-tak-hingga yang
terlalu lama. Paket-paket RIP secara normal dikirimkan setiap 30 detik atau lebih cepat jika
terdapat triggered updates. Jika dalam 180 detik sebuah route tidak diperbarui, router menghapus
entri route tersebut dari forwarding table. RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap
route. Router harus menganggap setiap route yang diterima memiliki subnet yang sama dengan
subnet pada router itu. Dengan demikian, RIP tidak mendukung Variable Length Subnet
Masking (VLSM).
RIP versi 2 (RIP-2 atau RIPv2) berupaya untuk menghasilkan beberapa perbaikan atas RIP, yaitu
dukungan untuk VLSM, menggunakan otentikasi, memberikan informasi hop berikut (next hop),
dan multicast. Penambahan informasi subnet mask pada setiap route membuat router tidak harus
mengasumsikan bahwa route tersebut memiliki subnet mask yang sama dengan subnet mask
yang digunakan padanya.
RIP-2 juga menggunakan otentikasi agar dapat mengetahui informasi routing mana yang dapat
dipercaya. Otentikasi diperlukan pada protokol routing untuk membuat protokol tersebut menjadi
lebih aman. RIP-1 tidak menggunakan otentikasi sehingga orang dapat memberikan informasi
routing palsu. Informasi hop berikut pada RIP-2 digunakan oleh router untuk menginformasikan
sebuah route tetapi untuk mencapai route tersebut tidak melewati router yang memberi
informasi, melainkan router yang lain. Pemakaian hop berikut biasanya di perbatasan antar-AS.
RIP-1 menggunakan alamat broadcast untuk mengirimkan informasi routing. Akibatnya, paket
ini diterima oleh semua host yang berada dalam subnet tersebut dan menambah beban kerja host.
RIP-2 dapat mengirimkan paket menggunakan multicast pada IP 224.0.0.9 sehingga tidak semua
host perlu menerima dan memproses informasi routing. Hanya router-router yang menggunakan
RIP-2 yang menerima informasi routing tersebut tanpa perlu mengganggu host-host lain dalam
subnet.
RIP merupakan protokol routing yang sederhana, dan ini menjadi alasan mengapa RIP paling
banyak diimplementasikan dalam jaringan. Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan
memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan.
Walaupun demikian, untuk jaringan yang besar dan kompleks, RIP mungkin tidak cukup. Dalam
kondisi demikian, penghitungan routing dalam RIP sering membutuhkan waktu yang lama, dan
menyebabkan terjadinya routing loop. Untuk jaringan seperti ini, sebagian besar spesialis
jaringan komputer menggunakan protokol yang masuk dalam kelompok link-state.
Cara Kerja RIP
5. RIP bekerja dengan menginformasikan status network yang dipegang secara langsung kepada
router tetangganya.
Karakteristik dari RIP:
Distance vector routing protocol
Hop count sebagi metric untuk memilih rute
Maximum hop count 15, hop ke 16 dianggap unreachable
Secara default routing update 30 detik sekali
RIPv1 (classfull routing protocol) tidak mengirimkan subnet mask pada update
RIPv2 (classless routing protocol) mengirimkan subnet mask pada update
Kelemahan RIP
Dalam implementasi RIP memang mudah untuk digunakan, namun RIP mempunyai masalah
serius pada Autonomous System yang besar, yaitu :
1. Terbatasnya diameter network
Telah disebutkan sedikit di atas bahwa RIP hanya bisa menerima metrik sampai 15. Lebih dari
itu tujuan dianggap tidak terjangkau. Hal ini bisa menjadi masalah pada network yang besar.
2. Konvergensi yang lambat
Untuk menghapus entry tabel routing yang bermasalah, RIP mempunyai metode yang tidak
efesien. Seperti pada contoh skema network di atas, misalkan subnet 10 bernilai 1 hop dari router
2 dan bernilai 2 hop dari router 3. Ini pada kondisi bagus, namun apabila router 1 crash, maka
subnet 3 akan dihapus dari table routing kepunyaan router 2 sampai batas waktu 180 detik.
Sementara itu, router 3 belum mengetahui bahwa subnet 3 tidak terjangkau, ia masih mempunyai
table routing yang lama yang menyatakan subnet 3 sejauh 2 hop (yang melalui router 2). Waktu
subnet 3 dihapus dari router 2, router 3 memberikan informasi ini
kepada router 2 dan router 2 melihat bahwa subnet 3 bisa dijangkau lewat router 3 dengan 3 hop
( 2 + 1 ). Karena ini adalah routing baru maka ia akan memasukkannya ke dalam KRT.
Berikutnya, router 2 akan mengupdate routing table dan memberikannya kepada router 3 bahwa
subnet 3 bernilai 3 hop. Router 3 menerima dan menambahkan 1 hop lagi menjadi 4. Lalu tabel
routing diupdate lagi dan router 2 meneriman informasi jalan menuju subnet 3 menjadi 5 hop.
Demikian seterusnya sampai nilainya lebih dari 30. Routing atas terus menerus looping sampai
nilainya lebih dari 30 hop.
3. Tidak bisa membedakan network masking lebih dari /24
RIP membaca ip address berdasarkan kepada kelas A, B dan C. Seperti kita ketahui bahwa kelas
C mempunyai masking 24 bit. Dan masking ini masih bias diperpanjang menjadi 25 bit, 26 bit
dan seterusnya. RIP tidak dapat membacanya bila lebih dari 24 bit. Ini adalah masalah besar,
6. mengingat masking yang lebih dari 24 bit banyak dipakai. Hal ini sudah dapat di atasi pada
RIPv2.
RIP-IGRP dengan dynamips
Filed under: linux, cisco
Maksud dari judul diatas adalah dimana kita menggunakan dua routing protocol dalam satu
router, utk menghubungkan routing protocol dari RIP ke IGRP dan dari IGRP ke RIP.
Topologin sebagai berikut:
Sebelum memulai.. saya ingin sekali menjelaskan sedikit tentang topologi tersebut Jadi pada
router ke-3 (router RIP-IGRP) disitulah letak dimana kita akan menggunakan dua routing
protocol (RIP dan GIPR), router 1 (router RIP1) dan 2 (router RIP2) menggunakan routing
protocol RIP, dan router 3 (router IGRP1) dan 4 (router IGRP2) menggunakan routing protocol
IGRP. Yuk kita mulai..
Ini configuration dari dynagen :
#Simple RIP dan IGRP
autostart = false
[localhost]
[[3640]]
image = /opt/images/c3640-is-mz.122-21.bin
ram = 96
ghostios = true
[[router RIP1]]
model = 3640
idlepc = 0x604234a8
S1/0 = RIP2 S1/0
[[router RIP2]]
model = 3640
idlepc = 0x6036c2ec
S1/1 = RIP-IGRP S1/0
[[router RIP-IGRP]]
model = 3640
idlepc = 0×60422318
S1/1 = IGRP1 S1/0
7. [[router IGRP1]]
model = 3640
idlepc = 0x60450e60
S1/1 = IGRP2 S1/0
[[router IGRP2]]
model = 3640
idlepc = 0×60423
Sekarang start dynamips dan dynagen
ghoz@ghoz:~$ sudo dynamipsfinal -H 7200
ghoz@ghoz:~$ sudo dynagen /opt/dynamips/dynagen-0.9.3/sample_labs/simple1/RIP-IGRP.net
Contoh konfigurasi router RIP1
hostname RIP1
!
interface Serial1/0
ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
serial restart-delay 0
clockrate 56000
!
interface Serial1/1
no ip address
shutdown
serial restart-delay 0
!
interface Serial1/2
no ip address
shutdown
serial restart-delay 0
!
interface Serial1/3
no ip address
shutdown
serial restart-delay 0
!
router rip
version 2
network 192.168.1.0
!
end
Contoh konfigurasi router RIP2
8. !
hostname RIP2
!
interface Serial1/0
ip address 192.168.1.2 255.255.255.0
serial restart-delay 0
clockrate 56000
!
interface Serial1/1
ip address 192.168.2.1 255.255.255.0
serial restart-delay 0
clockrate 56000
!
interface Serial1/2
no ip address
shutdown
serial restart-delay 0
!
interface Serial1/3
no ip address
shutdown
serial restart-delay 0
!
router rip
version 2
network 192.168.1.0
network 192.168.2.0
!
end
Contoh konfigurasi router RIP-IGRP
!
hostname RIP-IGRP
!
interface Serial1/0
ip address 192.168.2.2 255.255.255.0
serial restart-delay 0
clockrate 56000
!
interface Serial1/1
ip address 192.168.3.1 255.255.255.0
serial restart-delay 0
clockrate 56000
!
interface Serial1/2
9. no ip address
shutdown
serial restart-delay 0
!
interface Serial1/3
no ip address
shutdown
serial restart-delay 0
!
router rip
version 2
redistribute igrp 101
network 192.168.2.0
default-metric 2
!
router igrp 101
redistribute rip
network 192.168.3.0
default-metric 1544 100 255 1 1500
!
end
Contoh konfigurasi router IGRP1
!
hostname IGRP1
!
interface Serial1/0
ip address 192.168.3.2 255.255.255.0
serial restart-delay 0
clockrate 56000
!
interface Serial1/1
ip address 192.168.4.1 255.255.255.0
serial restart-delay 0
clockrate 56000
!
interface Serial1/2
no ip address
shutdown
serial restart-delay 0
!
interface Serial1/3
no ip address
shutdown
serial restart-delay 0
10. !
router igrp 101
network 192.168.3.0
network 192.168.4.0
!
end
Contoh konfigurasi router IGRP2
!
hostname IGRP2
!
interface Serial1/0
ip address 192.168.4.2 255.255.255.0
serial restart-delay 0
clockrate 56000
!
interface Serial1/1
no ip address
shutdown
serial restart-delay 0
!
interface Serial1/2
no ip address
shutdown
serial restart-delay 0
!
interface Serial1/3
no ip address
shutdown
serial restart-delay 0
!
router igrp 101
network 192.168.4.0
!
end
Sekarang coba kita lihat sejenak contoh konfigurasi pada router RIP-IGRP.
redistribute igrp 101 : Berguna untuk mengirim informasi yg berasal dari routing protocol
sumber (dlm hal ini IGRP yg mempunyai AS 101) ke routing protocol tujuan (dlm hal in RIPv2)
utk melakukan update di routing informationnya si RIP. Intinya seh agar informasi2 yg berbeda
routing protocol itu bisa dibaca atau dimengerti oleh routing protocol lainnya dengan
menggunakan ―redistribute‖
11. default-metric 2 : Berguna untuk meng-konfigure nilai metric yg sama (diatas itu hop count yg
di tentukan 2) utk semua jalur informasi yg di dapat dari IGRP. Default metric juga membantu
utk menyelesaikan masalah dalam redistributing jalur/route dimana setiap routing protocol
mempunyai metric yg berbeda-beda atau yg tidak sama.
default-metric 1544 100 255 1 1500 : Pengertian default metric sama koq dengan yg diatas tp
saya cmn menjelaskan yg angka2nya doang. Angka pertama itu (1544) adalah ukuran bandwidth
dlm kilobits. Angka kedua (100) adalah waktu delay di suatu jalur dlm microsecond. Angka
ketiga (255) utk memberikan gurantee bahwa link tersebut akan hidup 100%. Angka yg keempat
(1) utk memilih jalur tersebut. Angka yg kelima (1500) itu adalah maximum transmission unit
(MTU). CMIIW
Penjelasan Singkat Tentang RIP
Filed under: cisco
RIP itu terbagi dalam 2 bagian. RIP version 1 dan RIP version 2.
Routing Information Protocol atau sering disebut sebagai RIP. RIP ini termasuk di dalam
distance-vector routing protocol, dimana mengirim semua/keseluruhan routing table pada
router ke semua interface, convergence antara router lama, dll (bisa dilihat di bawah). default
pengiriman updatenya setiap 30s, harap diinget yah pengiriman updatenya ini mengirim seluruh
informasi yg ada di routing table ke router2 lainnya, berbeda dengan Link-State routing protocol,
coba aja baca2 postingan saya sebelumnya tentang Penjelasan singkat tentang EIGRP dan
Penjelasan singkat tentang OSPF dimana mereka menggunakan Link-State routing protocol.
Administrative Distance (AD) pada RIP nilainya adalah 120, maksudnya AD ini apa yah bro?!
Jadi begini, AD ini gunanya adalah utk pemilihan jalur yg terbaik/Select the best path!!!, lalu
routing protocol manakah yang akan digunakan jika di router terdapat 2 routing protocol berbeda
dan ke-2 routing protocol tersebut memberikan informasi ke destination yg sama. misalkan di
suatu router terdapat 2 routing protocol.. OSPF dan RIP, maka jalur yg akan dipilih utk
mengirimkan paket adalah routing protocol OSPF, karena ADnya OSPF (ADnya 110) itu lebih
kecil dari pada ADnya si RIP (ADnya 120). Administrative Distance itu bernilai integer dari 0
s/d 255. Dimana 0 itu adalah yg paling dipercaya utk mengirmkan paket2 dan yg 255 itu tidak
akan ada paket2 dikirmkan atau bisa kita bilang.. nggak mungkin dipake.
Hal-hal dasar yang perlu di ketahui tentang Distance-Vector
- Tidak support VLSM dan CIDR kecuali RIP version 2
- Slow convergence
- Distance vector algortima biasa dikenal dengan Bellman-Ford algortima
- Distance vector itu tidak bisa ‗melihat‘ topology yg sebenarnya pada suatu internetwork, hanya
bisa ‗melihat‘ router yg directly connected
- Kemungkinan terjadi routing loops besar
12. RIP ini juga lebih mudah di implementasikan, karena kemudahannya dalam mengconfigurenya.
Telah saya sebutkan bahwa Distance vector mempunyai kemungkinan terjadinya routing loops
itu besar. Nah, untuk menangani hal tersebut bisa dilakukan dengan 3 cara.
1. Menggunakan Split Horizon
2. Menggunakan Route Poisoning
3. Configure holddown timers
== RIP version 1 ==
- Hop count adalah metric dari RIP.
- Hop count maksimal adalah 15 hop count.
- Mengirim keseluruhan routing table setiap 30s atau Periodic update.
- Bila Hop count lebih dari 15, maka paket akan dibuang
- Classful routing
== RIP v2 ==
- Hop count adalah metric dari RIP.
- Hop count maksimal adalah 15 hop count.
- Mengirim keseluruhan routing table setiap 30s atau Periodic update.
- Bila Hop count lebih dari 15, maka paket akan dibuang
- Classles routing
- Ada Authenticationnya
- Support VLSM
Configuring RIP:
Router(config)#router rip
Router(config-router)#network [network-dirrectly-connected]
Configuring RIP bila ingin menggunakan RIP version 2:
Router(config)#router rip
Router(config-router)#version 2
Harap diinget!! bila salah satu router menggunakan RIP version 1 dan router directly connected
lainnya itu menggunakan RIP version 2.. Konfigurasilah interface untuk receive dan send
berdasarkan RIP versionnya.
[router RIP v1]——–[Router RIP v2]
Configure berdasarkan topologi di atas:
Router_RIP_v1(config)#router rip
Router_RIP_v1(config-router)#network [network-dirrectly-connected]
Router_RIP_v1(config-if)#ip rip send version 1
Router_RIP_v1(config-if)#ip rip receive version 2
Router_RIP_v2(config)#router rip
Router_RIP_v2(config-router)#network [network-dirrectly-connected]
13. Router_RIP_v2(config-if)#ip rip receive version 1
Router_RIP_v2(config-if)#ip rip send version 2
Verifying RIP:
Router#show ip protocol
Router#show ip route
Router#show ip rip database
Router#show ip interface brief
Kira2 seperti itulah sekilas tentang RIP.
Semoga tulisan saya ini bisa berguna bagi teman2.
Penjelasan Singkat Tentang OSPF
Filed under: cisco
Pada sebelumnya saya menjelaskan tentang Penjelasan Singkat Tentang EIGRP, sekarang saya
coba menjelaskan sesuai judul diatas.
OSPF (Open Shortest Path First) adalah routing protocol yang secara umum bisa digunakan oleh
router lainnya (cisco, juniper, huawei, dll), maksudnya dari keterangan diatas bahwa routing
protocol OSPF ini dapat digunakan seluruh router yang ada di dunia ini bukan hanya cisco, tetapi
seluruhnya dapat mengadopsi routing protocol OSPF.
OSPF ini termasuk di kategori Link-state routing protocol (sama seperti EIGRP), Link-state
routing protocol ini ciri2nya memberikan informasi ke semua router, sehingga setiap router bisa
melihat topologinya masing2. Cara updatenya itu secara Triggered update, maksudnya tidak
semua informasi yg ada di router akan dikirim seluruhnya ke router2 lainnya, tetapi hanya
informasi yang berubah/bertambah/berkurang saja yang akan di kirim ke semua router dalam 1
area, sehingga meng-efektifkan dan meng-efisienkan bandwidth yg ada, lalu convergencenya
antar router sangatlah cepat dikarenakan informasi yg berubah/bertambah/berkurang saja yang
dikirim ke router2 lainnya. Trus tidak mudah terjadi Routing loops, jika teman2 menggunakan
routing protocol OSPF maka dibutuhkan power memory dan proses yang lebih besar, dan OSPF
itu susah utk di konfigurasi.
OSPF berdasarkan Open Standard, maksudnya adalah OSPF ini dapat dikembangkan dan
diperbaiki oleh vendor2 lainnya.
Hal-hal dasar yang perlu di ketahui ttg Link-state
- Link-state menggunakan hello packet untuk mengetahui keadaan router tetangganya (bukan
keseluruhan), apakah masih hidup ataukah sudah mati.
- Menggunakan hello information dan LSAs (Link-state advertisement) yang diterima oleh router
lain utk membuat database (topological database) ttg networknya di masing2 router
- Menggunakan algoritma SPF utk mengkalkulasi jarak terpendek utk ke setiap network
- Support CIDR dan VLSM
14. Hal-hal dasar yang perlu di ketahui ttg OSPF
OSPF dalam menentukan Best Path (Jalur terbaiknya) berdasarkan :
- Cost yang berdasarkan speed dari link (bandwidth)
- Speed dari linknya (bandwidth)
- Cost yang paling kecil dari link OSPF
OSPF mempunyai empat tipe dari network :
- Broadcast Multi-access, ini seperti ethernet
- NonBroadcast Multi-access (NBMA), ini seperti penggunaan pada Frame Relay
- Point-to-point networks
- Point-to-multipoint networks
Untuk mengurangi angka pertukaran informasi antara router2 tetangga dalam satu network
(area), OSPF memilih/membuat DR (Designated Router) dan BDR (Backup Designated Router)
untuk mengurangi beban dari router2 yg ada. Bila ada perubahan.. maka router yg terdapat
perubahan tersebut akan mengirimkan updatenya ke DR terlebih dahulu, lalu DR akan membagi-
bagikan update terbarunya ke router2 lainnya secara multicast dengan alamat 224.0.0.5 ke
seluruh router OSPF. CMIIW. Intinya.. DR Itu Presidennya dan BDR itu wakil presidennya.
Lalu, kenapa ada DR dan BDR?? pada umumnya dengan rumus ini n*(n-1)/2 akan memberikan
adjecency router yang terjadi. Coba bayangkan bila ada 10-15 router.. berarti adjecency
relationship yg dikirim setiap router akan banyak sekali kan?!?! berarti traffic akan meningkat
dan performa link akan menurun, oleh karena itu dibutuhkan DR dan BDR. Ingat2…!!! dalam
pemilihan DR dan BDR hanya dapat dilakukan bila tipe networknya adalah Broadcast Multi-
access dan NonBroadcast Mulit-access..
- Hello packet dikirim ke router tetangga pada Broadcast Multi-access dan point-to-point itu
standarnya adalah 10 detik
- Hello packet dikirim ke router tetangga pada NonBroadcast Multi-access (NBMA) itu
standarnya adalah 30 detik
Pada OSPF memiliki 3 table di dalam router :
1. Routing table
2. Adjecency database
3. Topological database
Penjelasan :
1. Routing table : Routing table biasa juga dipanggil sebagai Forwarding database. Database
ini berisi the lowest cost utk mencapai router2/network2 lainnya. Setiap router mempunyai
Routing table yang berbeda-beda.
2. Adjecency database : Database ini berisi semua router tetangganya. Setiap router mempunyai
Adjecency database yang berbeda-beda.
15. 3. Topological database : Database ini berisi seluruh informasi tentang router yang berada
dalam satu networknya/areanya.
Dari tadi saya menyebutkan Area, tapi tidak menjelaskan area itu maksdunya bgmn. Klo di
dalam EIGRP kita mengenal Internal Route dan External Route (Temen2 bisa baca lagi
postingan saya tentang Penjelasan Singkat Tentang EIGRP), nah Area dalam OSPF itu sama
maksudnya dengan yg Internal Route dan External Route cmn hanya beda nama saja.
Cara Menggunakan OSPF
Router(config)#router ospf process-id
Router(config-router)#network address wildcard-mask area area-id
Penjelasan sedikit tentang command diatas. process-id itu bisa digunakan antara nomor 1 dan
65,535. Nah yang wildcard-mask itu caranya adalah membalikkan subnet-mask. ex: subnet-mask
= 255.255.255.0 lalu wildcard-mask = 0.0.0.255. area-id itu dapat digunakan dari angka 0 to
65,535. Dalam OSPF setidaknya kita harus punya area 0. area 0 sering disebut sebagai
backbone.. dan setiap area2 lainnya yang ingin dibuat harus terkoneksi ke area 0. Bila router
tersebut dalam ruang lingkup backbone, maka area-idnya harus 0.
Cara Setting OSPF Priority di Interface
Router(config)#interface fastethernet 0/0
Router(config-if)#ip ospf priority 0-255
Cara tersebut utk membuat interface dipilih menjadi DR, tapi ingat.. priority terbesar lah yang
akan dipilih menjadi DR dan priorty ke 2 yg akan dipilih menjadi BDR. Klo interface tidak di
setting priority, berarti interface memiliki priority yg default atau priority = 1.
Verifying OSPF Configuratino
Router#show ip protocol
Router#show ip route
Router#show ip ospf interface
Router#show ip ospf
Router#show ip ospf neighbor detail
Router#show ip ospf database
Keuntungan menggunakan OSPF
Speed of convergence
Support for Variable Length Subnet Mask (VLSM)
Network size
Path selection
Grouping of members