SlideShare a Scribd company logo
1 of 55
ROUTING PROTOCOL
LINK STATE DAN DISTANCE VECTOR
KELOMPOK 4 :
ANWAR LADIKU 10215077
BONDAN ABIYOGA W.H 10215048
GALIH SETO RATRI 10215071
M. RINALDI HASANUDIN 10215053
TRI BAYU KUSNADI 10215080
PENGERTIAN ROUTING PROTOCOL
Routing protocol adalah suatu aturan yang mempertukarkan informasi routing yang akan membentuk
sebuah tabel routing sehingga pengalamatan pada paket data yang akan dikirim menjadi lebih jelas dan
routing protocol mencari rute tersingkat untuk mengirimkan paket data menuju alamat yang dituju.
Routing protocol dibagi menjadi 2, yakni:
1. Static Routing Protocol
2. Dynamic Routing Protocol
Untuk saat ini akan lebih fokus pada Dynamic Routing Protocol.
DYNAMIC ROUTING PROTOCOL
Dynamic routing adalah sebuah router yang memiliki dan membuat tabel routing secara otomatis.Dengan menggunakan
lalu lintas jaringan dan juga saling berhubungan antara router lainnya . Protokol Routing mengatur router-router sehingga
dapat berkomunikasi satu dengan lain dan saling memberikan informasi antara satu router dengan router lainnya dan juga
saling memberikan informasi routing yang dapat mengubah isi forwarding table, Tergantung keadaan jaringannya . Dengan
cara ini , router router mengetahui keadaan jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan data kearah yang benar. Dengan
kata lain ,routing dinamik adalah proses pengisian data routing di table routing secara otomatis. Ada 2 kelas dynamic routing
protocol, yakni :
1. Link State Routing Protocol
2. Distance vector Routing Protocol
LINK STATE ROUTING PROTOCOL
Protokol status link juga disebut protokol shortest-path-first. Protokol routing state link memiliki gambaran lengkap
topologi jaringan. Oleh karena itu mereka tahu lebih banyak tentang seluruh jaringan daripada protokol vektor jarak.
Tiga tabel terpisah dibuat pada setiap router routing state link yang diaktifkan. Satu meja digunakan untuk menyimpan
rincian tentang tetangga yang terhubung secara langsung, yang satu digunakan untuk memegang topologi dari seluruh
internetwork dan yang terakhir digunakan untuk menahan tabel routing yang sebenarnya.
Protokol status tautan mengirimkan informasi tentang tautan yang terhubung langsung ke semua router di
jaringan. Contoh dari protokol routing state Link termasuk OSPF - Open Shortest Path First dan IS-IS - Sistem
Intermediate untuk Sistem Menengah.
LINK STATE ROUTING PROTOCOLS - OPERATION
1. Protokol Pertama Shortest Path
Protokol routing link-state juga dikenal sebagai protokol shortest path pertama
dan dibangun di sekitar algoritma shortest path first (SPF) Edsger Dijkstra.
Algoritma SPF dibahas secara lebih rinci di bagian selanjutnya.
Protokol routing link-state memiliki reputasi yang jauh lebih kompleks daripada
rekan-rekan vektor jarak. Namun, fungsionalitas dasar dan konfigurasi protokol
routing link-state sama mudahnya.
Sama seperti RIP dan EIGRP, operasi dasar OSPF dapat dikonfigurasi
menggunakan:
 router ospf proses-id perintah konfigurasi global
 perintah jaringan untuk mengiklankan jaringan Gambar 1 Protokol Routing Limk-
State
LINK STATE ROUTING PROTOCOLS - OPERATION
 Algoritma Dijkstra
Semua protokol routing link-state menerapkan algoritma Dijkstra
untuk menghitung rute jalur terbaik. Algoritma ini sering disebut
sebagai algoritma shortest path first (SPF) .Algoritma ini
menggunakan akumulasi biaya di sepanjang masing-masing jalur, dari
sumber ke tujuan, untuk menentukan total biaya rute.
Biaya jalur terpendek untuk R2 untuk mengirim paket ke LAN yang
terhubung ke R3 adalah 27. Secara khusus, biayanya adalah R2 hingga
R1 (20) ditambah R1 hingga R3 (5) ditambah R3 ke LAN (2). Setiap
router menentukan biayanya sendiri untuk setiap tujuan dalam topologi.
Dengan kata lain, setiap router menghitung algoritma SPF dan menentukan
biaya dari perspektifnya sendiri.
Gambar 2 Dijkstra's Shortest Path First
Algorithm
LINK STATE ROUTING PROTOCOLS - OPERATION
2. Pembaruan Link-State
Pembaruan link-state (LSUs) adalah paket yang digunakan untuk pembaruan routing OSPF. Bagian ini membahas bagaimana OSPF
bertukar LSU untuk menemukan rute terbaik.
• Proses Routing Link-State
Jadi bagaimana cara kerja protokol routing link-state? Dengan protokol routing link-state, tautan adalah antarmuka di
router. Informasi tentang status tautan tersebut dikenal sebagai status tautan. Semua router di area OSPF akan menyelesaikan proses
routing link-state generik berikut untuk mencapai keadaan konvergensi:
1). Setiap router belajar tentang tautannya sendiri dan jaringannya yang terhubung secara langsung. Ini dilakukan dengan
mendeteksi bahwa suatu antarmuka berada di status atas.
2). Setiap router bertanggung jawab untuk bertemu tetangganya di jaringan yang terhubung langsung. Router link-state melakukan
ini dengan menukarkan paket Hello dengan router link-state lainnya pada jaringan yang terhubung secara langsung.
LINK STATE ROUTING PROTOCOLS - OPERATION
3). Setiap router membangun paket link-state (LSP) yang berisi status setiap tautan yang terhubung langsung. Ini dilakukan dengan
merekam semua informasi terkait tentang setiap tetangga, termasuk ID tetangga, jenis tautan, dan lebar pita.
4). Setiap router membanjiri LSP ke semua tetangga. Tetangga-tetangga itu menyimpan semua LSP yang diterima dalam
database. Mereka kemudian membanjiri LSP ke tetangga mereka sampai semua router di daerah tersebut telah menerima LSP. Setiap
router menyimpan salinan setiap LSP yang diterima dari tetangganya dalam database lokal.
5). Setiap router menggunakan database untuk membangun peta topologi yang lengkap dan menghitung jalur terbaik ke setiap
jaringan tujuan. Seperti memiliki peta jalan, router sekarang memiliki peta lengkap dari semua tujuan dalam topologi dan rute untuk
menjangkau mereka. Algoritma SPF digunakan untuk membangun peta topologi dan untuk menentukan jalur terbaik ke setiap
jaringan.
LINK STATE ROUTING PROTOCOLS - OPERATION
 Tautan dan Tautan-Negara
Langkah pertama dalam proses routing link-state adalah setiap router belajar tentang tautannya sendiri, jaringan yang terhubung
langsung. Ketika antarmuka router dikonfigurasi dengan alamat IP dan subnet mask, antarmuka menjadi bagian dari jaringan itu.
Lihat topologi pada gambar 3 diatas. Untuk tujuan diskusi ini, anggap bahwa R1 sebelumnya dikonfigurasi dan memiliki
konektivitas penuh ke semua tetangga. Namun, R1 kehilangan daya sebentar dan harus restart.
Gambar 3 Tautan R1
LINK STATE ROUTING PROTOCOLS - OPERATION
Selama boot R1 memuat file konfigurasi startup yang disimpan. Karena antarmuka yang dikonfigurasi sebelumnya menjadi aktif, R1
belajar tentang jaringan yang terhubung langsung. Terlepas dari protokol routing yang digunakan, jaringan yang terhubung langsung
ini sekarang masuk dalam tabel routing.
Seperti halnya dengan protokol vektor jarak dan rute statis, antarmuka harus dikonfigurasi dengan benar dengan alamat IPv4 dan
subnet mask, dan tautan harus dalam keadaan naik sebelum protokol routing link-state dapat mempelajari tentang tautan. Juga,
seperti protokol vektor jarak, antarmuka harus dimasukkan dalam salah satu pernyataan konfigurasi jaringan router sebelum dapat
berpartisipasi dalam proses routing link-state.
Pada gambar 3 menunjukkan R1 terkait dengan empat jaringan yang terhubung langsung:
 FastEthernet 0/0: 10.1.0.0/16
 Serial 0/0/0: 10.2.0.0/16
 Serial 0/0/1: 10.3.0.0/16
 Serial 0/1/0: 10.4.0.0/16
LINK STATE ROUTING PROTOCOLS - OPERATION
Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4 hingga 7 , informasi tautan-negara
meliputi:
 Alamat IPv4 antarmuka dan subnet mask
 Jenis jaringan, seperti Ethernet (broadcast) atau tautan serial-ke-titik Serial
 Biaya tautan itu
 Semua router tetangga di tautan itu
Gambar 4 Link-State of Interface Fa0 /
0
LINK STATE ROUTING PROTOCOLS - OPERATION
Gambar 5 Link-State of Interface S0 /
0/0
Gambar 6 Link-State of Interface S0 /
0/1
LINK STATE ROUTING PROTOCOLS - OPERATION
Gambar 7 Link-State of Interface S0 / 1/0
LINK STATE ROUTING PROTOCOLS - OPERATION
• Say Hello
Langkah kedua dalam proses routing link-state adalah setiap router bertanggung
jawab untuk bertemu tetangganya di jaringan yang terhubung langsung.
Router dengan protokol routing link-state menggunakan protokol Hello untuk
menemukan tetangga pada tautannya. Tetangga adalah router lain yang diaktifkan
dengan protokol routing link-state yang sama. Pada Gambar 8, R1 mengirimkan
paket-paket Hello ke luar tautannya (antarmuka) untuk menemukan apakah ada
tetangga.
Gambar 8 R1 Mengirim Paket Hello
LINK STATE ROUTING PROTOCOLS - OPERATION
Pada Gambar 9 , R2, R3, dan R4 membalas paket Hello dengan paket Hello mereka sendiri karena router ini dikonfigurasi dengan
protokol routing link-state yang sama. Tidak ada tetangga yang keluar dari antarmuka FastEthernet 0/0. Karena R1 tidak menerima
Hello pada antarmuka ini, R1 tidak melanjutkan dengan langkah proses routing link-state untuk tautan FastEthernet 0/0.
Gambar 9 R2, R3, dan R4 Balas dengan Hello
Packets
LINK STATE ROUTING PROTOCOLS - OPERATION
Ketika dua router link-state belajar bahwa mereka tetangga, mereka membentuk kedekatan. Paket-paket kecil Hello ini terus dipertukarkan
antara dua tetangga yang berdekatan dan berfungsi sebagai fungsi keepalive untuk memantau keadaan tetangga.Jika router berhenti menerima
paket-paket Hello dari tetangga, tetangga tersebut dianggap tidak dapat dijangkau dan kedekatannya rusak.
• Membangun Paket Link-State
Langkah ketiga dalam proses perutean tautan-status adalah setiap router membangun LSP yang berisi status setiap tautan yang terhubung
langsung.
Setelah router menetapkan kedekatannya, router dapat membangun LSP-nya yang berisi informasi tautan-negara tentang tautannya. Versi
sederhana dari LSP dari R1 yang ditampilkan pada Gambar 10 akan berisi hal-hal berikut:
 R1; Jaringan Ethernet 10.1.0.0/16; Biaya 2
 R1 -> R2; Jaringan point-to-point serial; 10.2.0.0/16; Biaya 20
 R1 -> R3; Jaringan point-to-point serial; 10.3.0.0/16; Biaya 5
 R1 -> R4; Jaringan point-to-point serial; 10.4.0.0/16; Biaya 20
LINK STATE ROUTING PROTOCOLS - OPERATION
Gambar 10 Membangun LSP
LINK STATE ROUTING PROTOCOLS - OPERATION
• Membanjiri LSP
Langkah keempat dalam proses routing link-state adalah setiap
router membanjiri LSP ke semua tetangga, yang kemudian menyimpan
semua LSP yang diterima dalam database. Setiap router mengirimi
informasi link-state-nya ke semua router link-state lainnya di area
routing seperti ditunjukkan pada Gambar 11.
Gambar 11 R1 mengirim LSP
LINK STATE ROUTING PROTOCOLS - OPERATION
Setiap kali router menerima LSP dari router tetangga, segera mengirim LSP keluar semua antarmuka lain kecuali antarmuka yang
menerima LSP. Proses ini menciptakan efek flooding dari LSPs dari semua router di seluruh area routing.
Ingat bahwa LSP tidak perlu dikirim secara berkala. LSP hanya perlu dikirim:
 Selama awal startup dari proses protokol routing pada router itu (misalnya, restart router)
 Setiap kali ada perubahan dalam topologi (mis., Tautan yang turun atau muncul, ketetanggaan tetangganya ditetapkan atau rusak)
Selain informasi link-state, informasi lain termasuk dalam LSP, seperti nomor urut dan informasi penuaan, untuk membantu
mengelola proses banjir. Informasi ini digunakan oleh setiap router untuk menentukan apakah sudah menerima LSP dari router lain
atau jika LSP memiliki informasi yang lebih baru daripada yang sudah ada dalam database link-state. Proses ini memungkinkan
router untuk menyimpan hanya informasi terkini dalam database link-state-nya.
DISTANCE VECTOR ROUTING PROTOCOL
Bagian ini menjelaskan karakteristik, operasi, dan fungsionalitas dari protokol routing vektor jarak. Memahami
pengoperasian routing vektor jarak sangat penting untuk mengaktifkan, memverifikasi, dan mengatasi masalah
protokol ini.
• Distance Vector Technologies
Protokol routing vektor jarak berbagi pembaruan antar tetangga. Tetangga adalah router yang berbagi tautan dan
dikonfigurasikan untuk menggunakan protokol perutean yang sama. Router hanya mengetahui alamat jaringan dari
antarmuka sendiri dan alamat jaringan jarak jauh yang dapat dijangkau melalui tetangganya. Router yang
menggunakan distance vector routing tidak menyadari topologi jaringan.
Beberapa protokol routing vektor jarak mengirim pembaruan berkala. Misalnya, RIP mengirim pembaruan berkala ke
semua tetangganya setiap 30 detik. RIP melakukan ini bahkan jika topologi tidak berubah; terus mengirim
pembaruan. RIPv1 menjangkau semua tetangganya dengan mengirim pembaruan ke alamat IPv4 all-hosts
255.255.255.255, sebuah siaran.
DISTANCE VECTOR ROUTING PROTOCOL
Penyiaran pembaruan berkala tidak efisien karena pembaruan mengkonsumsi
bandwidth dan mengkonsumsi sumber daya CPU perangkat jaringan.
Setiap perangkat jaringan harus memproses pesan siaran. RIPv2 dan EIGRP,
sebaliknya, menggunakan alamat multicast sehingga hanya
tetangga yang membutuhkan pembaruan yang akan menerimanya. EIGRP
juga dapat mengirim pesan unicast hanya kepada tetangga yang terkena
dampak. Selain itu, EIGRP hanya mengirim pembaruan bila diperlukan,
bukan secara berkala.
Seperti ditunjukkan pada Gambar disamping, dua protokol routing vektor
jarak IPv4 modern adalah RIPv2 dan EIGRP. RIPv1 dan IGRP terdaftar hanya
untuk akurasi historis.
Gambar 1 Protokol Routing Distance
Vector
INTERIOR ROUTING PROTOKOL
RIP (ROUTING INFORMATION PROTOCOL), INTERIOR GATEWAY ROUTING PROTOKOL (IGRP), OPEN
SHORTEST PATH FIRST (OSPF), EXTERIOR GATEWAY PROTOCOL (EGP), ENHANCED INTERIOR GATEWAY
ROUTING PROTOCOL (EIGRP)
RIP (ROUTING INFORMATION PROTOCOL)
Rip (routing information protocol) adalah jenis protokol kuat yang digunakan dalam jaringan area lokal dan jaringan
area luas.
Rip (routing information protocol) dikategorikan protokol gateway interior dalam penggunaan algoritma distance
vector.
Rouring Protocol informasi didefinisikan pada tahun 1988. Ia juga memiliki versi 2 dan saat ini kedua versi sedang
digunakan.
CARA KERJA RIP
1. Host mendengar pada alamat broadcast jika ada update routing dari gateway.
2. Host akan memeriksa terlebih dahulu routing table lokal jika menerima update routing .
3. Jika rute belum ada, informasi segera dimasukkan ke routing table .
4. Jika rute sudah ada, metric yang terkecil akan diambil sebagai acuan.
5. Rute melalui suatu gateway akan dihapus jika tidak ada update dari gateway tersebut dalam waktu tertentu
6. Khusus untuk gateway, RIP akan mengirimkan update routing pada alamat broadcast di setiap network yang terhubung
Karakteristik dari RIP:
1. Distance vector routing protocol
2. Hop count sebagi metric untuk memilih rute
3. Maximum hop count 15, hop ke 16 dianggap unreachable
4. Secara default routing update 30 detik sekali
5. RIPv1 (classfull routing protocol) tidak mengirimkan subnet mask pada update
6. RIPv2 (classless routing protocol) mengirimkan subnet mask pada update
ROUTING INFORMATION PROTOCOL VERSION 1 (RIPV1)
RIP merupakan routing information protokol yang memberikan routing table berdasarkan router yang terhubung langsung, Kemudian router
selanjutnya akan memberikan informasi router selanjutnya yang terhubung langsung dengan itu. Adapun informasi yang dipertukarkan oleh
RIP yaitu : Host, network, subnet, rutedefault. RIP versi 1
 RIPv1 adalah Distance-Vector Routing protocol.
 RIPv1 adalah Classful routing protocol. Classful routing protocols hanya support di dalam network yang tidak menggunakan subnet.
Classful routing protocols tidak mengirimkan informasi subnet mask dengan routing yang update. Dengan kata lain, jika kita punya
sebuah jaringan yg menggunakan subnetting di dalam routing domain RIPv1, maka RIPv1 bakal menginformasikan ke network yg lain
sebagai unsubnetted network.
 RIPv1 tidak support VLSM (Variable Length Subnet Masking).
 RIPv1 support maksimal metric (hop count) sebanyak 15 hop. Semua router yang berada di urutan lebih dari 15 hops bakal di deteksi
sebagai unreachable.
 RIPv1 mengirim routing updates berkala setiap 30 detik sebagai broadcast menggunakan IP address tujuan sebagai IP address broadcast
limited 255.255.255.255. Dikarenakan setiap update yg dikirim menggunakan IP address tujuan dari broadcast IP limited
255.255.255.255, setiap router butuh memproses pesan routing update (mau menggunakan RIPv1 atau bukan).
 RIPv1 tidak support autentikasi dari update messages (plain-text or MD5).
ROUTING INFORMATION PROTOCOL VERSION 2 (RIPV2)
Secara umum RIPv2 tidak jauh berbeda dengan RIPv1. Perbedaan yang ada terlihat pada informasi yang ditukarkan antar router. Pada RIPv2
informasi yang dipertukarkan yaitu terdapat autenfikasi pada RIPv2 ini. RIP versi 2
 RIPv2 adalah Hybrid Routing Protocol. Sebuah Hybrid Routing Protocol pada dasarnya adalah sebuah Distance-Vector protocol dimana mempunyai beberapa
karakteristik dari Link State routing protocols.
 RIPv2 adalah classless routing, dimana yg memungkinkan kita utk menggunakan subnetted network. RIPv2 punya pilihan utk mengirim network mask di
dalam proses update utk memungkinkan classless routing.
 RIPv2 support VLSM (Variable Length Subnet Masking).
 RIPv2 support maksimal metric (hop count) sejumlah 15 hops. Semua router yang berada di urutan lebih dari 15 hops bakal di deteksi sebagai unreachable.
 RIPv2 supports melakukan updates yang didasari oleh sebuah pemicu.
 RIPv2 routing updates dikirim sebagai Multicast traffic pada multicast address tujuan 224.0.0.9. Multicast updates mengurangi traffic pada network. Multicast
routing updates juga membantu mengurangi memprosesan pesan routing updates yang berlebihan di dalam router yang tidak menggunakan RIPv2. Hanya
router yang menggunakan RIPv2 yang dapat join ke dalam multicast group 224.0.0.9. Router lain yang tidak menggunakan RIPv2 hanya dapat menyaring
update routing paket pada Layer 2.
 RIPv2 support otentikasi dari pesan update RIPv2 (plain-text or MD5). Otentikasi membantu dalam konfirmasi bahwa update yang diterima berasal dari
sumber yang terpercaya.
RIPNG
RIPng
RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang didefinisikan dalam RFC 2080, adalah perluasan dari RIPv2 untuk mendukung IPv6,
generasi Internet Protocol berikutnya. Perbedaan utama antara RIPv2 dan RIPng adalah:
 Dukungan dari jaringan IPv6.
 RIPv2 mendukung otentikasi RIPv1, sedangkan RIPng tidak. IPv6 router itu, pada saat itu, seharusnya menggunakan IP Security (IPsec) untuk
otentikasi.
 RIPv2 memungkinkan pemberian beragam tag untuk rute , sedangkan RIPng tidak;
 RIPv2 meng-encode hop berikutnya (next-hop) ke setiap entry route, RIPng membutuhkan penyandian (encoding) tertentu dari hop berikutnya
untuk satu set entry route .
Batasan
 Hop count tidak dapat melebihi 15, dalam kasus jika melebihi akan dianggap tidak sah. Hop tak hingga direpresentasikan dengan angka 16.
 Sebagian besar jaringan RIP datar. Tidak ada konsep wilayah atau batas-batas dalam jaringan RIP.
 Variabel Length Subnet Masks tidak didukung oleh RIP IPv4 versi 1 (RIPv1).
 RIP memiliki konvergensi lambat dan menghitung sampai tak terhingga masalah.
KELEBIHAN RIP PROTOCOL
 RIP menggunakan metode Triggered Update. RIP memiliki timer untuk
mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing. Jika terjadi perubahan pada jaringan,
sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan
informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update).
Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih
jika jarang terjadi kegagalan link jaringan
KEKURANGAN RIP PROTOCOL
Dalam implementasi RIP memang mudah untuk digunakan, namun RIP mempunyai masalah serius pada Autonomous System yang
besar, yaitu :
 Terbatasnya diameter network, Telah disebutkan sedikit di atas bahwa RIP hanya bisa menerima metrik sampai 15. Lebih dari itu
tujuan dianggap tidak terjangkau. Hal ini bisa menjadi masalah pada network yang besar.
 Konvergensi yang lambat, Untuk menghapus entry tabel routing yang bermasalah, RIP mempunyai metode yang tidak efesien.
Seperti pada contoh skema network di atas, misalkan subnet 10 bernilai 1 hop dari router 2 dan bernilai 2 hop dari router 3. Ini
pada kondisi bagus, namun apabila router 1 crash, maka subnet 3 akan dihapus dari table routing kepunyaan router 2 sampai
batas waktu 180 detik. Sementara itu, router 3 belum mengetahui bahwa subnet 3 tidak terjangkau, ia masih mempunyai table
routing yang lama yang menyatakan subnet 3 sejauh 2 hop (yang melalui router 2). Waktu subnet 3 dihapus dari router 2, router
3 memberikan informasi ini kepada router 2 dan router 2 melihat bahwa subnet 3 bisa dijangkau lewat router 3 dengan 3 hop ( 2
+ 1 ). Karena ini adalah routing baru maka ia akan memasukkannya ke dalam KRT. Berikutnya, router 2 akan mengupdate
routing table dan memberikannya kepada router 3 bahwa subnet 3 bernilai 3 hop. Router 3 menerima dan menambahkan 1 hop
lagi menjadi 4. Lalu tabel routing diupdate lagi dan router 2 meneriman informasi jalan menuju subnet 3 menjadi 5 hop.
Demikian seterusAnya sampai nilainya lebih dari 30. Routing atas terus menerus looping sampai nilainya lebih dari 30 hop.
KEKURANGAN RIP PROTOCOL
 Tidak bisa membedakan network masking lebih dari /24, RIP membaca IP address berdasarkan kepada kelas A, B
dan C. Seperti kita ketahui bahwa kelas C mempunyai masking 24 bit. Dan masking ini masih bias diperpanjang
menjadi 25 bit, 26 bit dan seterusnya. RIP tidak dapat membacanya bila lebih dari 24 bit. Ini adalah masalah besar,
mengingat masking yang lebih dari 24 bit banyak dipakai. Hal ini sudah dapat di atasi pada RIPv2.
Jumlah host Terbatas.
1. RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.
2. RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM), Ketika pertama kali dijalankan hanya
mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada
INTERIOR GATEWAY ROUTING PROTOKOL (IGRP)
Interior gateway routing protokol (igrp) ini adalah distanceve igrp oleh cisco. Router digunakan untuk pertukaran
data rute dalam suatu sistem independen. Interior gateway routing protocol dibuat dalam bagian untuk
mengalahkan batas-batas rip dalam jaringan besar. Ia memelihara beberapa metrik untuk setiap rute serta keandalan,
beban penundaan, dan bandwidth. Hop maksimum eigrp adalah 255 dan update routing transmisi 90 detik. Ini diukur
dalam protokol routingclassful, tetapi kurang populer karena boros ruang alamat ip.
INTERIOR GATEWAY ROUTING PROTOKOL (IGRP)
 IGRP menggunakan bandwidth dan garis menunda secara default untuk menentukan rute terbaik dalam sebuah internetwork
(Composite Metrik). Pada IGRP ini routing dlakukan secara matematik berdasarkan jarak. Untuk itu pada IGRP ini sudah
mempertimbangkan hal berikut sebelum mengambil keputusan jalur mana yang akan ditempuh. Adapun hal yang harus
diperhatikan : load, delay, bandwitdh, realibility.
Kekurangan dan kelebihan IGRP:
 IGRP tidak meningkatkan fitur konvergensi dan efesien pengopersaian sinyal
 IGRP dan EIGRP saling kompatibel memberikan interoperability tanpa batas dengan router IGRP
 IGRP tidak mendukung multiprotocol
 IGRP mempunyai hop count sampai 255
 IGRP menggunakan metrik yang panjangnya 32 bit
OPEN SHORTEST PATH FIRST (OSPF)
Open shortest path first (ospf) adalah sebuah protokol routing yang aktif yang digunakan dalam protokol
internet. Terutama itu adalah link state routing protokol dan termasuk ke dalam kelompok protokol gateway interior.
routing protocol link-state yang bersifat open; Artinya vendor apapun dapat memanfaatkan routing protocol ini.
Memanfaatkan algoritma Shortest Path First (SPF); dimana jalur terbaik adalah jalur yang mempunyai cumulative
cost yang paling rendah. Tidak ada batasn penentuan cost ini. OSPF mendasarkan matric dari cost yang berbeda-beda
antar vendor. CISCO menerapkan penghitungan cost berdasarkan rumus: 108/BW
OPEN SHORTEST PATH FIRST (OSPF)
Ada 5 tipe paket yang digunakan oleh OSPF:
 1. Hello packet
 2. Link State Request (LSR)
 3. Link State Update (LSU)
 4. Database Description
 5. Link State Acknoeledgement (LSAck)
OSPF mirip dengan EIGRP dimana terdapat 3 table, yaitu adjacency table (berisi neighbour-neighbour). OSPF juga melakukan auto
summary, sehingga mendukung sepenuhnya VLSM & CIDR. Router - router yang menjalankan OSPF tidak perlu menggunakan
process. ID yang sama untuk saling berkomunikasi karena OSPF menggunakan sistem area. Area pada OSPF menentukan batasan
update packet dapat dikirim ke router mana saja. Hal ini akan memelihara bandwidth, karena perubahan pada salah satu router di
satu area tidak "merembet" ke luar are tersebut. Area yang wajib ada dalam topologi OSPF adalah backbone area. OSPF juga
mendukung autentikasi dengah tipe: yaitu clear text dengan MD5.OSPF hanya mengenal: BMA(Broadcast Multi Access) Router2-
Hub-Router2, NBMA, P2MP, VL.
ENHANCED INTERIOR GATEWAY ROUTING PROTOCOL (EIGRP)
Peningkatan interior gateway routing protocol (eigrp) berdasarkan igrp asli mereka saat itu adalah milik cisco routing
protokol. Ini adalah jarak-vector routing protokol di muka dalam optimasi untuk mengurangi baik kegoyangan routing
yang terjadi setelah perubahan topologi, ditambah dengan penggunaan bandwidth dan daya proses di router yang
mendukung ditingkatkan interior gateway routing protokol secara otomatis akan mengalokasikan kembali informasi
rute untuk igrp ( peningkatan interior gateway routing protocol) oleh tetangga bertukar 32 bit eigrp (enhanced interior
gateway routing protocol) metrik ke 24 bit igrp metrik. Umumnya optimasi berdasarkan pekerjaan dual dari sri yang
memastikan operasi loop bebas dan menawarkan sarana untuk sambungan cepat.
ENHANCED INTERIOR GATEWAY ROUTING PROTOCOL (EIGRP)
EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) dapat menggabungkan konsep link state protocol. Broadcast-
broadcast di-update setiap 90 detik ke semua EIGRP router berdekatan. Setiap update hanya memasukkan perubahan
jaringan. EIGRP sangat cocok untuk jaringan besar. Pada EIGRP ini terdapat dua tipe routing protokol yaitu dengan
distance vektor dan dengan Link state. IGRP dan EIGRP sama-sama sudah mempertimbangkan masalah bandwitdh
yang ada dan delay yang terjadi.
Karakteristik:
 Penerus dari IGRP, CISCO proprietary.
 Memanfaatkan triggered update, partial, dan bounded update.
 Partial artinya routing update yang dikirimkan tidak keseluruhan, namun hanya route2 yang berubah.
 Bounded artinya hanya akan dikirimkan kepada router2 yang membutuhkan alamat multicast (224.0.0.10).
 Memanfaatkan algoritma DUAL (Diffused Update Algorithm) untuk mencari successor (best path), dan feasible
successor (backup path).
EXTERIOR ROUTING PROTOCOLS
BORDER GATEWAY PROTOCOL (BGP)
EXTERIOR ROUTING PROTOCOLS
Routing Protocols
Exterior
Border Gateway Protocols
(BGP)
APA ITU EGP?
 Protokol Gateway Eksterior
 Digunakan untuk menyampaikan informasi routing antara Autonomous System
 Terpisahkan dari IGP
 EGP saat ini adalah BGP
PENGERTIAN : EXTERIOR ROUTING PROTOCOLS
Exterior Routing Protocol Pada dasarnya internet terdiri dari beberapa Autonomous
System (AS) yang saling berhubungan satu sama lain dan untuk
menghubungkan Autonomous System dengan Autonomous System yang lainnya
maka Autonomous System menggunakan exterior routing protocol sebagai pertukaran
informasi routingnya.
FUNGSI : PROTOCOLS
Fungsi protokol adalah menghubungkan pengirim dan penerima dalam berkomunikasi serta dalam
bertukar informasi agar dapat berjalan dengan baik dan akurat. Tidak semua protokol memiliki fungsi atau
fitur yang sama, tetapi ada juga beberapa protokol yang memiliki fungsi sama meski berada pada tingkat
berbeda. Beberapa protokol bergabung dengan protokol lainnya untuk membangun sistem komunikasi
yang utuh.
AUTONOMOUS SYSTEM (AS)
Ciri - ciri Autonomous System yaitu :
•Kumpulan Beberapa Jaringan dengan kebijakan/aturan yang sama
•Protokol routing tunggal
•Biasanya di bawah kendali administratif tunggal
AS 100
A
MENGAPA KITA PERLU EGP?
 Skala ke jaringan besar
 Hirarki
 Batasi ruang lingkup kegagalan
 Kebijakan/Aturan
 Mempunyai Kontrol reachability to prefixes
STATIC ROUTES
 Tidak ada informasi jalan
 Sangat serbaguna
 Overhead protokol rendah
 Pemeliharaan yang tinggi
 Membutuhkan konfigurasi manual
BGP BASICS
 Berjalan melalui TCP
 Path vector protocol (mempertahankan jalan informasi yang akan di perbarui secara dinimis)
 Update/Pembaruan Sedikit demi Sedikit
AS
100
AS
101
AS 102
B D
A C
Peering
INTERNAL BGP PEERING
 BGP peer dalam AS yang sama
 Tidak perlu terhubung langsung
 IBGP neighbors harus sepenuhnya terhubung
EKSTERNAL BGP PEERING
 Antara speaker BGP di Autonomous Sistem berbeda
 Harus terhubung langsung
BGP COMMANDS DASAR:
 router bgp <as-number>
 neighbor <ip address> remote-as
<as-number>
 show commands
- show ip bgp summary
- show ip bgp neighbors
PAKET BGP
1. Open Message
2. Keepalive Message
3. Notification Message
4. Update Message
PAKET BGP
1. Open Message
Sesuai dengan namanya, paket pesan jenis ini merupakan paket pembuka sebuah sesi BGP. Paket inilah yang pertama
dikirimkan ke router tetangga untuk membangun sebuah sesi komunikasi. Paket ini berisikan informasi mengenai
BGP version number, AS number, hold time, dan router ID.
2. Keepalive Message
Paket Keepalive message bertugas untuk menjaga hubungan yang telah terbentuk antar kedua router BGP. Paket jenis
ini dikirimkan secara periodik oleh kedua buah router yang bertetangga. Paket ini berukuran 19 byte dan tidak
berisikan data sama sekali.
PAKET BGP
3. Notification Message
Paket pesan ini adalah paket yang bertugas menginformasikan error yang terjadi terhadap sebuah sesi BGP. Paket ini
berisikan field-field yang berisi jenis error apa yang telah terjadi, sehingga sangat memudahkan penggunanya untuk
melakukan troubleshooting.
4. Update Message
Paket Keepalive message bertugas untuk menjaga hubungan yang telah terbentuk antar kedua router BGP. Paket jenis
ini dikirimkan secara periodik oleh kedua buah router yang bertetangga. Paket ini berukuran 19 byte dan tidak
berisikan data sama sekali.
VERSI BGP
1. BGP versi 1
• Ukuran message 8 – 1024 byte.
• Terdapat 8 bit field Direction yang menandkan arah yang diambil oleh informasi routing.
• Lima kemungkinan field Direction: Up, Down, Horizontal, EGP-derived information, Incomplete
2. BGP versi 2
• Ukuran message 19 – 4096 byte.
• Menghilangkan konsep up, down, dan horizontal di antara AS-AS
• Menambahkan konsep path-attribute.
VERSI BGP
3. BGP versi 3
• Ukuran message 19 – 4096 byte
• Mengklarifikasi prosedur pendistribusian rute-rute BGP di antara speaker-speaker dalam sebuah AS.
• Meningkatkan restriksi terhadap penggunaan path attribute Next-hop
4. BGP versi 4
• Ukuran message 19 – 4096 byte.
• Path atribute AS telah dimodifikasi sehingga set AS-AS dapat digambarkan sebagaimana AS individual.
• Inter-AS Metric path attribute telah didefinisikan ulang sebagai Multi-Exit Discriminator path attribute.
• Local preference path attribute ditambahkan.
• Aggregator path attribute ditambahkan.
• Dukungan untuk CIDR (Classless Inter Domain Routing)
DAFTAR PUSTAKA
Sumber :
https://jaunkheryandi.wordpress.com/2013/09/01/perbedaan-interior-routing-protocol-dengan-exterior-routing-protocol/
http://www.potaroo.net/t4/ppt/bgp.ppt
https://monisa03.wordpress.com/2016/02/28/protokol-routing-eksterior/http://fatzi16.blogspot.com/2016/08/pengertian-routing-protocol-dan-
macam.html?m=1
http://infoneroy.blogspot.com/2012/03/jenis-routing-protokol-rip-igrp-ospf.html?m=1
https://ekodidikfebriyanto.wordpress.com/2013/01/05/perbandingan-antara-rip-v1-rip-v2-eigrp-igrp-dan-ospf-pada-protokol-routing-
dinamis/amp/
http://www.teorikomputer.com/2012/12/pengertian-routing-protocol.html
http://donyunsa.blogspot.com/
https://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=https://www.pluralsight.com/blog/it-ops/dynamic-routing-protocol&prev=search
https://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://www.ciscopress.com/articles/article.asp%3Fp%3D2180210%26seqNum%3D11
&prev=search
THANK YOU

More Related Content

What's hot

Bab 2 Aljabar Relasional
Bab 2   Aljabar RelasionalBab 2   Aljabar Relasional
Bab 2 Aljabar RelasionalRatzman III
 
Makalah Counter Sinkron dan Counter Asinkron
Makalah Counter Sinkron dan Counter AsinkronMakalah Counter Sinkron dan Counter Asinkron
Makalah Counter Sinkron dan Counter Asinkronrisky arya
 
Jenis dan proses interupsi
Jenis dan proses interupsiJenis dan proses interupsi
Jenis dan proses interupsilaurensius08
 
Makalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas Widyatama
Makalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas WidyatamaMakalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas Widyatama
Makalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas WidyatamaDEDE IRYAWAN
 
Bab iii transformasi z
Bab iii   transformasi zBab iii   transformasi z
Bab iii transformasi zRumah Belajar
 
Edo A.G - Rangkaian Aritmatika
Edo A.G - Rangkaian AritmatikaEdo A.G - Rangkaian Aritmatika
Edo A.G - Rangkaian AritmatikaEdo A.G
 
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1BAIDILAH Baidilah
 
MAKALAH CLOUD COMPUTING
MAKALAH CLOUD COMPUTINGMAKALAH CLOUD COMPUTING
MAKALAH CLOUD COMPUTINGHanny Maharani
 
Rangkaian listrik ( revisi) mohamad ramdhani
Rangkaian listrik ( revisi) mohamad ramdhaniRangkaian listrik ( revisi) mohamad ramdhani
Rangkaian listrik ( revisi) mohamad ramdhaniRinanda S
 
3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrik3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrikSimon Patabang
 
Proposal Automatic Street Light Using LDR (Proposal Lampu Jalan Otomatis Meng...
Proposal Automatic Street Light Using LDR (Proposal Lampu Jalan Otomatis Meng...Proposal Automatic Street Light Using LDR (Proposal Lampu Jalan Otomatis Meng...
Proposal Automatic Street Light Using LDR (Proposal Lampu Jalan Otomatis Meng...Indri Sukmawati Rahayu
 
Gerbang logika kombinasi
Gerbang logika kombinasiGerbang logika kombinasi
Gerbang logika kombinasiMoh Ali Fauzi
 
makalah-sistem-kendali
makalah-sistem-kendalimakalah-sistem-kendali
makalah-sistem-kendaliRandi Putra
 

What's hot (20)

Bab 2 Aljabar Relasional
Bab 2   Aljabar RelasionalBab 2   Aljabar Relasional
Bab 2 Aljabar Relasional
 
Topologi jaringan ppt
Topologi jaringan pptTopologi jaringan ppt
Topologi jaringan ppt
 
Makalah Counter Sinkron dan Counter Asinkron
Makalah Counter Sinkron dan Counter AsinkronMakalah Counter Sinkron dan Counter Asinkron
Makalah Counter Sinkron dan Counter Asinkron
 
Jenis dan proses interupsi
Jenis dan proses interupsiJenis dan proses interupsi
Jenis dan proses interupsi
 
Rangkaian dua pintu
Rangkaian dua pintuRangkaian dua pintu
Rangkaian dua pintu
 
Makalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas Widyatama
Makalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas WidyatamaMakalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas Widyatama
Makalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas Widyatama
 
Bab iii transformasi z
Bab iii   transformasi zBab iii   transformasi z
Bab iii transformasi z
 
Dioda
DiodaDioda
Dioda
 
Edo A.G - Rangkaian Aritmatika
Edo A.G - Rangkaian AritmatikaEdo A.G - Rangkaian Aritmatika
Edo A.G - Rangkaian Aritmatika
 
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1
 
MAKALAH CLOUD COMPUTING
MAKALAH CLOUD COMPUTINGMAKALAH CLOUD COMPUTING
MAKALAH CLOUD COMPUTING
 
Rangkaian listrik ( revisi) mohamad ramdhani
Rangkaian listrik ( revisi) mohamad ramdhaniRangkaian listrik ( revisi) mohamad ramdhani
Rangkaian listrik ( revisi) mohamad ramdhani
 
3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrik3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrik
 
Proposal Automatic Street Light Using LDR (Proposal Lampu Jalan Otomatis Meng...
Proposal Automatic Street Light Using LDR (Proposal Lampu Jalan Otomatis Meng...Proposal Automatic Street Light Using LDR (Proposal Lampu Jalan Otomatis Meng...
Proposal Automatic Street Light Using LDR (Proposal Lampu Jalan Otomatis Meng...
 
JURNAL OSILOSKOP
JURNAL OSILOSKOPJURNAL OSILOSKOP
JURNAL OSILOSKOP
 
Modul Pemrograman Bahasa Assembly
Modul Pemrograman Bahasa AssemblyModul Pemrograman Bahasa Assembly
Modul Pemrograman Bahasa Assembly
 
Struktur Data Tree
Struktur Data TreeStruktur Data Tree
Struktur Data Tree
 
Gerbang logika kombinasi
Gerbang logika kombinasiGerbang logika kombinasi
Gerbang logika kombinasi
 
makalah-sistem-kendali
makalah-sistem-kendalimakalah-sistem-kendali
makalah-sistem-kendali
 
Dasar sistem kontrol
Dasar sistem kontrolDasar sistem kontrol
Dasar sistem kontrol
 

Similar to Routing protokol

Protokol_Routing basic fundamental knowledge.ppt
Protokol_Routing basic fundamental knowledge.pptProtokol_Routing basic fundamental knowledge.ppt
Protokol_Routing basic fundamental knowledge.pptRochmadGSaputra
 
Konsep Routing - v2.pptx
Konsep Routing - v2.pptxKonsep Routing - v2.pptx
Konsep Routing - v2.pptxHasobrBlank
 
Routing Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaat
Routing Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaatRouting Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaat
Routing Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaatlingacing
 
Routing Protocol
Routing ProtocolRouting Protocol
Routing Protocolengguh123
 
Routing dan-internetworking
Routing dan-internetworkingRouting dan-internetworking
Routing dan-internetworkingMr. FM
 
Routing protocol(revisi)
Routing protocol(revisi)Routing protocol(revisi)
Routing protocol(revisi)ismailnursidiq
 
Ospf (open shortest path first) belajar mengenal dunia teknologi informasi
Ospf (open shortest path first)   belajar mengenal dunia teknologi informasiOspf (open shortest path first)   belajar mengenal dunia teknologi informasi
Ospf (open shortest path first) belajar mengenal dunia teknologi informasiAprizal Aprizal
 
Modul4 deprilana ego-prakasa-14102055_IF-B
Modul4 deprilana ego-prakasa-14102055_IF-BModul4 deprilana ego-prakasa-14102055_IF-B
Modul4 deprilana ego-prakasa-14102055_IF-BDeprilana Ego Prakasa
 
Routing information protocol v 2
Routing information protocol v 2Routing information protocol v 2
Routing information protocol v 2Gama Iffahindra
 
Routing protocol
Routing protocolRouting protocol
Routing protocolengguh123
 
Open Shortest Path First (OSPF)
Open Shortest Path First (OSPF)Open Shortest Path First (OSPF)
Open Shortest Path First (OSPF)Lusiana Diyan
 
Routing Statis dan Routing Dinamis
Routing Statis dan Routing DinamisRouting Statis dan Routing Dinamis
Routing Statis dan Routing Dinamisengguh123
 
Manajemen jaringan
Manajemen jaringanManajemen jaringan
Manajemen jaringangerdyan
 
Instalasi dan konfigurasi router ( 3 )
Instalasi dan konfigurasi router ( 3 )Instalasi dan konfigurasi router ( 3 )
Instalasi dan konfigurasi router ( 3 )teguhsmk
 

Similar to Routing protokol (20)

Protokol_Routing basic fundamental knowledge.ppt
Protokol_Routing basic fundamental knowledge.pptProtokol_Routing basic fundamental knowledge.ppt
Protokol_Routing basic fundamental knowledge.ppt
 
12-Protokol_Routing.ppt
12-Protokol_Routing.ppt12-Protokol_Routing.ppt
12-Protokol_Routing.ppt
 
Routing Protocol
Routing Protocol Routing Protocol
Routing Protocol
 
Konsep Routing - v2.pptx
Konsep Routing - v2.pptxKonsep Routing - v2.pptx
Konsep Routing - v2.pptx
 
Routing Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaat
Routing Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaatRouting Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaat
Routing Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaat
 
Routing Protocol
Routing ProtocolRouting Protocol
Routing Protocol
 
Routing dan-internetworking
Routing dan-internetworkingRouting dan-internetworking
Routing dan-internetworking
 
Routing protocol(revisi)
Routing protocol(revisi)Routing protocol(revisi)
Routing protocol(revisi)
 
Routing
RoutingRouting
Routing
 
Routing Protocol
Routing ProtocolRouting Protocol
Routing Protocol
 
Ospf (open shortest path first) belajar mengenal dunia teknologi informasi
Ospf (open shortest path first)   belajar mengenal dunia teknologi informasiOspf (open shortest path first)   belajar mengenal dunia teknologi informasi
Ospf (open shortest path first) belajar mengenal dunia teknologi informasi
 
Routing
RoutingRouting
Routing
 
Routing
RoutingRouting
Routing
 
Modul4 deprilana ego-prakasa-14102055_IF-B
Modul4 deprilana ego-prakasa-14102055_IF-BModul4 deprilana ego-prakasa-14102055_IF-B
Modul4 deprilana ego-prakasa-14102055_IF-B
 
Routing information protocol v 2
Routing information protocol v 2Routing information protocol v 2
Routing information protocol v 2
 
Routing protocol
Routing protocolRouting protocol
Routing protocol
 
Open Shortest Path First (OSPF)
Open Shortest Path First (OSPF)Open Shortest Path First (OSPF)
Open Shortest Path First (OSPF)
 
Routing Statis dan Routing Dinamis
Routing Statis dan Routing DinamisRouting Statis dan Routing Dinamis
Routing Statis dan Routing Dinamis
 
Manajemen jaringan
Manajemen jaringanManajemen jaringan
Manajemen jaringan
 
Instalasi dan konfigurasi router ( 3 )
Instalasi dan konfigurasi router ( 3 )Instalasi dan konfigurasi router ( 3 )
Instalasi dan konfigurasi router ( 3 )
 

Recently uploaded

001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 

Recently uploaded (6)

001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 

Routing protokol

  • 1. ROUTING PROTOCOL LINK STATE DAN DISTANCE VECTOR KELOMPOK 4 : ANWAR LADIKU 10215077 BONDAN ABIYOGA W.H 10215048 GALIH SETO RATRI 10215071 M. RINALDI HASANUDIN 10215053 TRI BAYU KUSNADI 10215080
  • 2. PENGERTIAN ROUTING PROTOCOL Routing protocol adalah suatu aturan yang mempertukarkan informasi routing yang akan membentuk sebuah tabel routing sehingga pengalamatan pada paket data yang akan dikirim menjadi lebih jelas dan routing protocol mencari rute tersingkat untuk mengirimkan paket data menuju alamat yang dituju. Routing protocol dibagi menjadi 2, yakni: 1. Static Routing Protocol 2. Dynamic Routing Protocol Untuk saat ini akan lebih fokus pada Dynamic Routing Protocol.
  • 3. DYNAMIC ROUTING PROTOCOL Dynamic routing adalah sebuah router yang memiliki dan membuat tabel routing secara otomatis.Dengan menggunakan lalu lintas jaringan dan juga saling berhubungan antara router lainnya . Protokol Routing mengatur router-router sehingga dapat berkomunikasi satu dengan lain dan saling memberikan informasi antara satu router dengan router lainnya dan juga saling memberikan informasi routing yang dapat mengubah isi forwarding table, Tergantung keadaan jaringannya . Dengan cara ini , router router mengetahui keadaan jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan data kearah yang benar. Dengan kata lain ,routing dinamik adalah proses pengisian data routing di table routing secara otomatis. Ada 2 kelas dynamic routing protocol, yakni : 1. Link State Routing Protocol 2. Distance vector Routing Protocol
  • 4. LINK STATE ROUTING PROTOCOL Protokol status link juga disebut protokol shortest-path-first. Protokol routing state link memiliki gambaran lengkap topologi jaringan. Oleh karena itu mereka tahu lebih banyak tentang seluruh jaringan daripada protokol vektor jarak. Tiga tabel terpisah dibuat pada setiap router routing state link yang diaktifkan. Satu meja digunakan untuk menyimpan rincian tentang tetangga yang terhubung secara langsung, yang satu digunakan untuk memegang topologi dari seluruh internetwork dan yang terakhir digunakan untuk menahan tabel routing yang sebenarnya. Protokol status tautan mengirimkan informasi tentang tautan yang terhubung langsung ke semua router di jaringan. Contoh dari protokol routing state Link termasuk OSPF - Open Shortest Path First dan IS-IS - Sistem Intermediate untuk Sistem Menengah.
  • 5. LINK STATE ROUTING PROTOCOLS - OPERATION 1. Protokol Pertama Shortest Path Protokol routing link-state juga dikenal sebagai protokol shortest path pertama dan dibangun di sekitar algoritma shortest path first (SPF) Edsger Dijkstra. Algoritma SPF dibahas secara lebih rinci di bagian selanjutnya. Protokol routing link-state memiliki reputasi yang jauh lebih kompleks daripada rekan-rekan vektor jarak. Namun, fungsionalitas dasar dan konfigurasi protokol routing link-state sama mudahnya. Sama seperti RIP dan EIGRP, operasi dasar OSPF dapat dikonfigurasi menggunakan:  router ospf proses-id perintah konfigurasi global  perintah jaringan untuk mengiklankan jaringan Gambar 1 Protokol Routing Limk- State
  • 6. LINK STATE ROUTING PROTOCOLS - OPERATION  Algoritma Dijkstra Semua protokol routing link-state menerapkan algoritma Dijkstra untuk menghitung rute jalur terbaik. Algoritma ini sering disebut sebagai algoritma shortest path first (SPF) .Algoritma ini menggunakan akumulasi biaya di sepanjang masing-masing jalur, dari sumber ke tujuan, untuk menentukan total biaya rute. Biaya jalur terpendek untuk R2 untuk mengirim paket ke LAN yang terhubung ke R3 adalah 27. Secara khusus, biayanya adalah R2 hingga R1 (20) ditambah R1 hingga R3 (5) ditambah R3 ke LAN (2). Setiap router menentukan biayanya sendiri untuk setiap tujuan dalam topologi. Dengan kata lain, setiap router menghitung algoritma SPF dan menentukan biaya dari perspektifnya sendiri. Gambar 2 Dijkstra's Shortest Path First Algorithm
  • 7. LINK STATE ROUTING PROTOCOLS - OPERATION 2. Pembaruan Link-State Pembaruan link-state (LSUs) adalah paket yang digunakan untuk pembaruan routing OSPF. Bagian ini membahas bagaimana OSPF bertukar LSU untuk menemukan rute terbaik. • Proses Routing Link-State Jadi bagaimana cara kerja protokol routing link-state? Dengan protokol routing link-state, tautan adalah antarmuka di router. Informasi tentang status tautan tersebut dikenal sebagai status tautan. Semua router di area OSPF akan menyelesaikan proses routing link-state generik berikut untuk mencapai keadaan konvergensi: 1). Setiap router belajar tentang tautannya sendiri dan jaringannya yang terhubung secara langsung. Ini dilakukan dengan mendeteksi bahwa suatu antarmuka berada di status atas. 2). Setiap router bertanggung jawab untuk bertemu tetangganya di jaringan yang terhubung langsung. Router link-state melakukan ini dengan menukarkan paket Hello dengan router link-state lainnya pada jaringan yang terhubung secara langsung.
  • 8. LINK STATE ROUTING PROTOCOLS - OPERATION 3). Setiap router membangun paket link-state (LSP) yang berisi status setiap tautan yang terhubung langsung. Ini dilakukan dengan merekam semua informasi terkait tentang setiap tetangga, termasuk ID tetangga, jenis tautan, dan lebar pita. 4). Setiap router membanjiri LSP ke semua tetangga. Tetangga-tetangga itu menyimpan semua LSP yang diterima dalam database. Mereka kemudian membanjiri LSP ke tetangga mereka sampai semua router di daerah tersebut telah menerima LSP. Setiap router menyimpan salinan setiap LSP yang diterima dari tetangganya dalam database lokal. 5). Setiap router menggunakan database untuk membangun peta topologi yang lengkap dan menghitung jalur terbaik ke setiap jaringan tujuan. Seperti memiliki peta jalan, router sekarang memiliki peta lengkap dari semua tujuan dalam topologi dan rute untuk menjangkau mereka. Algoritma SPF digunakan untuk membangun peta topologi dan untuk menentukan jalur terbaik ke setiap jaringan.
  • 9. LINK STATE ROUTING PROTOCOLS - OPERATION  Tautan dan Tautan-Negara Langkah pertama dalam proses routing link-state adalah setiap router belajar tentang tautannya sendiri, jaringan yang terhubung langsung. Ketika antarmuka router dikonfigurasi dengan alamat IP dan subnet mask, antarmuka menjadi bagian dari jaringan itu. Lihat topologi pada gambar 3 diatas. Untuk tujuan diskusi ini, anggap bahwa R1 sebelumnya dikonfigurasi dan memiliki konektivitas penuh ke semua tetangga. Namun, R1 kehilangan daya sebentar dan harus restart. Gambar 3 Tautan R1
  • 10. LINK STATE ROUTING PROTOCOLS - OPERATION Selama boot R1 memuat file konfigurasi startup yang disimpan. Karena antarmuka yang dikonfigurasi sebelumnya menjadi aktif, R1 belajar tentang jaringan yang terhubung langsung. Terlepas dari protokol routing yang digunakan, jaringan yang terhubung langsung ini sekarang masuk dalam tabel routing. Seperti halnya dengan protokol vektor jarak dan rute statis, antarmuka harus dikonfigurasi dengan benar dengan alamat IPv4 dan subnet mask, dan tautan harus dalam keadaan naik sebelum protokol routing link-state dapat mempelajari tentang tautan. Juga, seperti protokol vektor jarak, antarmuka harus dimasukkan dalam salah satu pernyataan konfigurasi jaringan router sebelum dapat berpartisipasi dalam proses routing link-state. Pada gambar 3 menunjukkan R1 terkait dengan empat jaringan yang terhubung langsung:  FastEthernet 0/0: 10.1.0.0/16  Serial 0/0/0: 10.2.0.0/16  Serial 0/0/1: 10.3.0.0/16  Serial 0/1/0: 10.4.0.0/16
  • 11. LINK STATE ROUTING PROTOCOLS - OPERATION Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4 hingga 7 , informasi tautan-negara meliputi:  Alamat IPv4 antarmuka dan subnet mask  Jenis jaringan, seperti Ethernet (broadcast) atau tautan serial-ke-titik Serial  Biaya tautan itu  Semua router tetangga di tautan itu Gambar 4 Link-State of Interface Fa0 / 0
  • 12. LINK STATE ROUTING PROTOCOLS - OPERATION Gambar 5 Link-State of Interface S0 / 0/0 Gambar 6 Link-State of Interface S0 / 0/1
  • 13. LINK STATE ROUTING PROTOCOLS - OPERATION Gambar 7 Link-State of Interface S0 / 1/0
  • 14. LINK STATE ROUTING PROTOCOLS - OPERATION • Say Hello Langkah kedua dalam proses routing link-state adalah setiap router bertanggung jawab untuk bertemu tetangganya di jaringan yang terhubung langsung. Router dengan protokol routing link-state menggunakan protokol Hello untuk menemukan tetangga pada tautannya. Tetangga adalah router lain yang diaktifkan dengan protokol routing link-state yang sama. Pada Gambar 8, R1 mengirimkan paket-paket Hello ke luar tautannya (antarmuka) untuk menemukan apakah ada tetangga. Gambar 8 R1 Mengirim Paket Hello
  • 15. LINK STATE ROUTING PROTOCOLS - OPERATION Pada Gambar 9 , R2, R3, dan R4 membalas paket Hello dengan paket Hello mereka sendiri karena router ini dikonfigurasi dengan protokol routing link-state yang sama. Tidak ada tetangga yang keluar dari antarmuka FastEthernet 0/0. Karena R1 tidak menerima Hello pada antarmuka ini, R1 tidak melanjutkan dengan langkah proses routing link-state untuk tautan FastEthernet 0/0. Gambar 9 R2, R3, dan R4 Balas dengan Hello Packets
  • 16. LINK STATE ROUTING PROTOCOLS - OPERATION Ketika dua router link-state belajar bahwa mereka tetangga, mereka membentuk kedekatan. Paket-paket kecil Hello ini terus dipertukarkan antara dua tetangga yang berdekatan dan berfungsi sebagai fungsi keepalive untuk memantau keadaan tetangga.Jika router berhenti menerima paket-paket Hello dari tetangga, tetangga tersebut dianggap tidak dapat dijangkau dan kedekatannya rusak. • Membangun Paket Link-State Langkah ketiga dalam proses perutean tautan-status adalah setiap router membangun LSP yang berisi status setiap tautan yang terhubung langsung. Setelah router menetapkan kedekatannya, router dapat membangun LSP-nya yang berisi informasi tautan-negara tentang tautannya. Versi sederhana dari LSP dari R1 yang ditampilkan pada Gambar 10 akan berisi hal-hal berikut:  R1; Jaringan Ethernet 10.1.0.0/16; Biaya 2  R1 -> R2; Jaringan point-to-point serial; 10.2.0.0/16; Biaya 20  R1 -> R3; Jaringan point-to-point serial; 10.3.0.0/16; Biaya 5  R1 -> R4; Jaringan point-to-point serial; 10.4.0.0/16; Biaya 20
  • 17. LINK STATE ROUTING PROTOCOLS - OPERATION Gambar 10 Membangun LSP
  • 18. LINK STATE ROUTING PROTOCOLS - OPERATION • Membanjiri LSP Langkah keempat dalam proses routing link-state adalah setiap router membanjiri LSP ke semua tetangga, yang kemudian menyimpan semua LSP yang diterima dalam database. Setiap router mengirimi informasi link-state-nya ke semua router link-state lainnya di area routing seperti ditunjukkan pada Gambar 11. Gambar 11 R1 mengirim LSP
  • 19. LINK STATE ROUTING PROTOCOLS - OPERATION Setiap kali router menerima LSP dari router tetangga, segera mengirim LSP keluar semua antarmuka lain kecuali antarmuka yang menerima LSP. Proses ini menciptakan efek flooding dari LSPs dari semua router di seluruh area routing. Ingat bahwa LSP tidak perlu dikirim secara berkala. LSP hanya perlu dikirim:  Selama awal startup dari proses protokol routing pada router itu (misalnya, restart router)  Setiap kali ada perubahan dalam topologi (mis., Tautan yang turun atau muncul, ketetanggaan tetangganya ditetapkan atau rusak) Selain informasi link-state, informasi lain termasuk dalam LSP, seperti nomor urut dan informasi penuaan, untuk membantu mengelola proses banjir. Informasi ini digunakan oleh setiap router untuk menentukan apakah sudah menerima LSP dari router lain atau jika LSP memiliki informasi yang lebih baru daripada yang sudah ada dalam database link-state. Proses ini memungkinkan router untuk menyimpan hanya informasi terkini dalam database link-state-nya.
  • 20. DISTANCE VECTOR ROUTING PROTOCOL Bagian ini menjelaskan karakteristik, operasi, dan fungsionalitas dari protokol routing vektor jarak. Memahami pengoperasian routing vektor jarak sangat penting untuk mengaktifkan, memverifikasi, dan mengatasi masalah protokol ini. • Distance Vector Technologies Protokol routing vektor jarak berbagi pembaruan antar tetangga. Tetangga adalah router yang berbagi tautan dan dikonfigurasikan untuk menggunakan protokol perutean yang sama. Router hanya mengetahui alamat jaringan dari antarmuka sendiri dan alamat jaringan jarak jauh yang dapat dijangkau melalui tetangganya. Router yang menggunakan distance vector routing tidak menyadari topologi jaringan. Beberapa protokol routing vektor jarak mengirim pembaruan berkala. Misalnya, RIP mengirim pembaruan berkala ke semua tetangganya setiap 30 detik. RIP melakukan ini bahkan jika topologi tidak berubah; terus mengirim pembaruan. RIPv1 menjangkau semua tetangganya dengan mengirim pembaruan ke alamat IPv4 all-hosts 255.255.255.255, sebuah siaran.
  • 21. DISTANCE VECTOR ROUTING PROTOCOL Penyiaran pembaruan berkala tidak efisien karena pembaruan mengkonsumsi bandwidth dan mengkonsumsi sumber daya CPU perangkat jaringan. Setiap perangkat jaringan harus memproses pesan siaran. RIPv2 dan EIGRP, sebaliknya, menggunakan alamat multicast sehingga hanya tetangga yang membutuhkan pembaruan yang akan menerimanya. EIGRP juga dapat mengirim pesan unicast hanya kepada tetangga yang terkena dampak. Selain itu, EIGRP hanya mengirim pembaruan bila diperlukan, bukan secara berkala. Seperti ditunjukkan pada Gambar disamping, dua protokol routing vektor jarak IPv4 modern adalah RIPv2 dan EIGRP. RIPv1 dan IGRP terdaftar hanya untuk akurasi historis. Gambar 1 Protokol Routing Distance Vector
  • 22. INTERIOR ROUTING PROTOKOL RIP (ROUTING INFORMATION PROTOCOL), INTERIOR GATEWAY ROUTING PROTOKOL (IGRP), OPEN SHORTEST PATH FIRST (OSPF), EXTERIOR GATEWAY PROTOCOL (EGP), ENHANCED INTERIOR GATEWAY ROUTING PROTOCOL (EIGRP)
  • 23. RIP (ROUTING INFORMATION PROTOCOL) Rip (routing information protocol) adalah jenis protokol kuat yang digunakan dalam jaringan area lokal dan jaringan area luas. Rip (routing information protocol) dikategorikan protokol gateway interior dalam penggunaan algoritma distance vector. Rouring Protocol informasi didefinisikan pada tahun 1988. Ia juga memiliki versi 2 dan saat ini kedua versi sedang digunakan.
  • 24. CARA KERJA RIP 1. Host mendengar pada alamat broadcast jika ada update routing dari gateway. 2. Host akan memeriksa terlebih dahulu routing table lokal jika menerima update routing . 3. Jika rute belum ada, informasi segera dimasukkan ke routing table . 4. Jika rute sudah ada, metric yang terkecil akan diambil sebagai acuan. 5. Rute melalui suatu gateway akan dihapus jika tidak ada update dari gateway tersebut dalam waktu tertentu 6. Khusus untuk gateway, RIP akan mengirimkan update routing pada alamat broadcast di setiap network yang terhubung Karakteristik dari RIP: 1. Distance vector routing protocol 2. Hop count sebagi metric untuk memilih rute 3. Maximum hop count 15, hop ke 16 dianggap unreachable 4. Secara default routing update 30 detik sekali 5. RIPv1 (classfull routing protocol) tidak mengirimkan subnet mask pada update 6. RIPv2 (classless routing protocol) mengirimkan subnet mask pada update
  • 25. ROUTING INFORMATION PROTOCOL VERSION 1 (RIPV1) RIP merupakan routing information protokol yang memberikan routing table berdasarkan router yang terhubung langsung, Kemudian router selanjutnya akan memberikan informasi router selanjutnya yang terhubung langsung dengan itu. Adapun informasi yang dipertukarkan oleh RIP yaitu : Host, network, subnet, rutedefault. RIP versi 1  RIPv1 adalah Distance-Vector Routing protocol.  RIPv1 adalah Classful routing protocol. Classful routing protocols hanya support di dalam network yang tidak menggunakan subnet. Classful routing protocols tidak mengirimkan informasi subnet mask dengan routing yang update. Dengan kata lain, jika kita punya sebuah jaringan yg menggunakan subnetting di dalam routing domain RIPv1, maka RIPv1 bakal menginformasikan ke network yg lain sebagai unsubnetted network.  RIPv1 tidak support VLSM (Variable Length Subnet Masking).  RIPv1 support maksimal metric (hop count) sebanyak 15 hop. Semua router yang berada di urutan lebih dari 15 hops bakal di deteksi sebagai unreachable.  RIPv1 mengirim routing updates berkala setiap 30 detik sebagai broadcast menggunakan IP address tujuan sebagai IP address broadcast limited 255.255.255.255. Dikarenakan setiap update yg dikirim menggunakan IP address tujuan dari broadcast IP limited 255.255.255.255, setiap router butuh memproses pesan routing update (mau menggunakan RIPv1 atau bukan).  RIPv1 tidak support autentikasi dari update messages (plain-text or MD5).
  • 26. ROUTING INFORMATION PROTOCOL VERSION 2 (RIPV2) Secara umum RIPv2 tidak jauh berbeda dengan RIPv1. Perbedaan yang ada terlihat pada informasi yang ditukarkan antar router. Pada RIPv2 informasi yang dipertukarkan yaitu terdapat autenfikasi pada RIPv2 ini. RIP versi 2  RIPv2 adalah Hybrid Routing Protocol. Sebuah Hybrid Routing Protocol pada dasarnya adalah sebuah Distance-Vector protocol dimana mempunyai beberapa karakteristik dari Link State routing protocols.  RIPv2 adalah classless routing, dimana yg memungkinkan kita utk menggunakan subnetted network. RIPv2 punya pilihan utk mengirim network mask di dalam proses update utk memungkinkan classless routing.  RIPv2 support VLSM (Variable Length Subnet Masking).  RIPv2 support maksimal metric (hop count) sejumlah 15 hops. Semua router yang berada di urutan lebih dari 15 hops bakal di deteksi sebagai unreachable.  RIPv2 supports melakukan updates yang didasari oleh sebuah pemicu.  RIPv2 routing updates dikirim sebagai Multicast traffic pada multicast address tujuan 224.0.0.9. Multicast updates mengurangi traffic pada network. Multicast routing updates juga membantu mengurangi memprosesan pesan routing updates yang berlebihan di dalam router yang tidak menggunakan RIPv2. Hanya router yang menggunakan RIPv2 yang dapat join ke dalam multicast group 224.0.0.9. Router lain yang tidak menggunakan RIPv2 hanya dapat menyaring update routing paket pada Layer 2.  RIPv2 support otentikasi dari pesan update RIPv2 (plain-text or MD5). Otentikasi membantu dalam konfirmasi bahwa update yang diterima berasal dari sumber yang terpercaya.
  • 27. RIPNG RIPng RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang didefinisikan dalam RFC 2080, adalah perluasan dari RIPv2 untuk mendukung IPv6, generasi Internet Protocol berikutnya. Perbedaan utama antara RIPv2 dan RIPng adalah:  Dukungan dari jaringan IPv6.  RIPv2 mendukung otentikasi RIPv1, sedangkan RIPng tidak. IPv6 router itu, pada saat itu, seharusnya menggunakan IP Security (IPsec) untuk otentikasi.  RIPv2 memungkinkan pemberian beragam tag untuk rute , sedangkan RIPng tidak;  RIPv2 meng-encode hop berikutnya (next-hop) ke setiap entry route, RIPng membutuhkan penyandian (encoding) tertentu dari hop berikutnya untuk satu set entry route . Batasan  Hop count tidak dapat melebihi 15, dalam kasus jika melebihi akan dianggap tidak sah. Hop tak hingga direpresentasikan dengan angka 16.  Sebagian besar jaringan RIP datar. Tidak ada konsep wilayah atau batas-batas dalam jaringan RIP.  Variabel Length Subnet Masks tidak didukung oleh RIP IPv4 versi 1 (RIPv1).  RIP memiliki konvergensi lambat dan menghitung sampai tak terhingga masalah.
  • 28. KELEBIHAN RIP PROTOCOL  RIP menggunakan metode Triggered Update. RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing. Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update). Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan
  • 29. KEKURANGAN RIP PROTOCOL Dalam implementasi RIP memang mudah untuk digunakan, namun RIP mempunyai masalah serius pada Autonomous System yang besar, yaitu :  Terbatasnya diameter network, Telah disebutkan sedikit di atas bahwa RIP hanya bisa menerima metrik sampai 15. Lebih dari itu tujuan dianggap tidak terjangkau. Hal ini bisa menjadi masalah pada network yang besar.  Konvergensi yang lambat, Untuk menghapus entry tabel routing yang bermasalah, RIP mempunyai metode yang tidak efesien. Seperti pada contoh skema network di atas, misalkan subnet 10 bernilai 1 hop dari router 2 dan bernilai 2 hop dari router 3. Ini pada kondisi bagus, namun apabila router 1 crash, maka subnet 3 akan dihapus dari table routing kepunyaan router 2 sampai batas waktu 180 detik. Sementara itu, router 3 belum mengetahui bahwa subnet 3 tidak terjangkau, ia masih mempunyai table routing yang lama yang menyatakan subnet 3 sejauh 2 hop (yang melalui router 2). Waktu subnet 3 dihapus dari router 2, router 3 memberikan informasi ini kepada router 2 dan router 2 melihat bahwa subnet 3 bisa dijangkau lewat router 3 dengan 3 hop ( 2 + 1 ). Karena ini adalah routing baru maka ia akan memasukkannya ke dalam KRT. Berikutnya, router 2 akan mengupdate routing table dan memberikannya kepada router 3 bahwa subnet 3 bernilai 3 hop. Router 3 menerima dan menambahkan 1 hop lagi menjadi 4. Lalu tabel routing diupdate lagi dan router 2 meneriman informasi jalan menuju subnet 3 menjadi 5 hop. Demikian seterusAnya sampai nilainya lebih dari 30. Routing atas terus menerus looping sampai nilainya lebih dari 30 hop.
  • 30. KEKURANGAN RIP PROTOCOL  Tidak bisa membedakan network masking lebih dari /24, RIP membaca IP address berdasarkan kepada kelas A, B dan C. Seperti kita ketahui bahwa kelas C mempunyai masking 24 bit. Dan masking ini masih bias diperpanjang menjadi 25 bit, 26 bit dan seterusnya. RIP tidak dapat membacanya bila lebih dari 24 bit. Ini adalah masalah besar, mengingat masking yang lebih dari 24 bit banyak dipakai. Hal ini sudah dapat di atasi pada RIPv2. Jumlah host Terbatas. 1. RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route. 2. RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM), Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada
  • 31. INTERIOR GATEWAY ROUTING PROTOKOL (IGRP) Interior gateway routing protokol (igrp) ini adalah distanceve igrp oleh cisco. Router digunakan untuk pertukaran data rute dalam suatu sistem independen. Interior gateway routing protocol dibuat dalam bagian untuk mengalahkan batas-batas rip dalam jaringan besar. Ia memelihara beberapa metrik untuk setiap rute serta keandalan, beban penundaan, dan bandwidth. Hop maksimum eigrp adalah 255 dan update routing transmisi 90 detik. Ini diukur dalam protokol routingclassful, tetapi kurang populer karena boros ruang alamat ip.
  • 32. INTERIOR GATEWAY ROUTING PROTOKOL (IGRP)  IGRP menggunakan bandwidth dan garis menunda secara default untuk menentukan rute terbaik dalam sebuah internetwork (Composite Metrik). Pada IGRP ini routing dlakukan secara matematik berdasarkan jarak. Untuk itu pada IGRP ini sudah mempertimbangkan hal berikut sebelum mengambil keputusan jalur mana yang akan ditempuh. Adapun hal yang harus diperhatikan : load, delay, bandwitdh, realibility. Kekurangan dan kelebihan IGRP:  IGRP tidak meningkatkan fitur konvergensi dan efesien pengopersaian sinyal  IGRP dan EIGRP saling kompatibel memberikan interoperability tanpa batas dengan router IGRP  IGRP tidak mendukung multiprotocol  IGRP mempunyai hop count sampai 255  IGRP menggunakan metrik yang panjangnya 32 bit
  • 33. OPEN SHORTEST PATH FIRST (OSPF) Open shortest path first (ospf) adalah sebuah protokol routing yang aktif yang digunakan dalam protokol internet. Terutama itu adalah link state routing protokol dan termasuk ke dalam kelompok protokol gateway interior. routing protocol link-state yang bersifat open; Artinya vendor apapun dapat memanfaatkan routing protocol ini. Memanfaatkan algoritma Shortest Path First (SPF); dimana jalur terbaik adalah jalur yang mempunyai cumulative cost yang paling rendah. Tidak ada batasn penentuan cost ini. OSPF mendasarkan matric dari cost yang berbeda-beda antar vendor. CISCO menerapkan penghitungan cost berdasarkan rumus: 108/BW
  • 34. OPEN SHORTEST PATH FIRST (OSPF) Ada 5 tipe paket yang digunakan oleh OSPF:  1. Hello packet  2. Link State Request (LSR)  3. Link State Update (LSU)  4. Database Description  5. Link State Acknoeledgement (LSAck) OSPF mirip dengan EIGRP dimana terdapat 3 table, yaitu adjacency table (berisi neighbour-neighbour). OSPF juga melakukan auto summary, sehingga mendukung sepenuhnya VLSM & CIDR. Router - router yang menjalankan OSPF tidak perlu menggunakan process. ID yang sama untuk saling berkomunikasi karena OSPF menggunakan sistem area. Area pada OSPF menentukan batasan update packet dapat dikirim ke router mana saja. Hal ini akan memelihara bandwidth, karena perubahan pada salah satu router di satu area tidak "merembet" ke luar are tersebut. Area yang wajib ada dalam topologi OSPF adalah backbone area. OSPF juga mendukung autentikasi dengah tipe: yaitu clear text dengan MD5.OSPF hanya mengenal: BMA(Broadcast Multi Access) Router2- Hub-Router2, NBMA, P2MP, VL.
  • 35. ENHANCED INTERIOR GATEWAY ROUTING PROTOCOL (EIGRP) Peningkatan interior gateway routing protocol (eigrp) berdasarkan igrp asli mereka saat itu adalah milik cisco routing protokol. Ini adalah jarak-vector routing protokol di muka dalam optimasi untuk mengurangi baik kegoyangan routing yang terjadi setelah perubahan topologi, ditambah dengan penggunaan bandwidth dan daya proses di router yang mendukung ditingkatkan interior gateway routing protokol secara otomatis akan mengalokasikan kembali informasi rute untuk igrp ( peningkatan interior gateway routing protocol) oleh tetangga bertukar 32 bit eigrp (enhanced interior gateway routing protocol) metrik ke 24 bit igrp metrik. Umumnya optimasi berdasarkan pekerjaan dual dari sri yang memastikan operasi loop bebas dan menawarkan sarana untuk sambungan cepat.
  • 36. ENHANCED INTERIOR GATEWAY ROUTING PROTOCOL (EIGRP) EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) dapat menggabungkan konsep link state protocol. Broadcast- broadcast di-update setiap 90 detik ke semua EIGRP router berdekatan. Setiap update hanya memasukkan perubahan jaringan. EIGRP sangat cocok untuk jaringan besar. Pada EIGRP ini terdapat dua tipe routing protokol yaitu dengan distance vektor dan dengan Link state. IGRP dan EIGRP sama-sama sudah mempertimbangkan masalah bandwitdh yang ada dan delay yang terjadi. Karakteristik:  Penerus dari IGRP, CISCO proprietary.  Memanfaatkan triggered update, partial, dan bounded update.  Partial artinya routing update yang dikirimkan tidak keseluruhan, namun hanya route2 yang berubah.  Bounded artinya hanya akan dikirimkan kepada router2 yang membutuhkan alamat multicast (224.0.0.10).  Memanfaatkan algoritma DUAL (Diffused Update Algorithm) untuk mencari successor (best path), dan feasible successor (backup path).
  • 37. EXTERIOR ROUTING PROTOCOLS BORDER GATEWAY PROTOCOL (BGP)
  • 38. EXTERIOR ROUTING PROTOCOLS Routing Protocols Exterior Border Gateway Protocols (BGP)
  • 39. APA ITU EGP?  Protokol Gateway Eksterior  Digunakan untuk menyampaikan informasi routing antara Autonomous System  Terpisahkan dari IGP  EGP saat ini adalah BGP
  • 40. PENGERTIAN : EXTERIOR ROUTING PROTOCOLS Exterior Routing Protocol Pada dasarnya internet terdiri dari beberapa Autonomous System (AS) yang saling berhubungan satu sama lain dan untuk menghubungkan Autonomous System dengan Autonomous System yang lainnya maka Autonomous System menggunakan exterior routing protocol sebagai pertukaran informasi routingnya.
  • 41. FUNGSI : PROTOCOLS Fungsi protokol adalah menghubungkan pengirim dan penerima dalam berkomunikasi serta dalam bertukar informasi agar dapat berjalan dengan baik dan akurat. Tidak semua protokol memiliki fungsi atau fitur yang sama, tetapi ada juga beberapa protokol yang memiliki fungsi sama meski berada pada tingkat berbeda. Beberapa protokol bergabung dengan protokol lainnya untuk membangun sistem komunikasi yang utuh.
  • 42. AUTONOMOUS SYSTEM (AS) Ciri - ciri Autonomous System yaitu : •Kumpulan Beberapa Jaringan dengan kebijakan/aturan yang sama •Protokol routing tunggal •Biasanya di bawah kendali administratif tunggal AS 100 A
  • 43. MENGAPA KITA PERLU EGP?  Skala ke jaringan besar  Hirarki  Batasi ruang lingkup kegagalan  Kebijakan/Aturan  Mempunyai Kontrol reachability to prefixes
  • 44. STATIC ROUTES  Tidak ada informasi jalan  Sangat serbaguna  Overhead protokol rendah  Pemeliharaan yang tinggi  Membutuhkan konfigurasi manual
  • 45. BGP BASICS  Berjalan melalui TCP  Path vector protocol (mempertahankan jalan informasi yang akan di perbarui secara dinimis)  Update/Pembaruan Sedikit demi Sedikit AS 100 AS 101 AS 102 B D A C Peering
  • 46. INTERNAL BGP PEERING  BGP peer dalam AS yang sama  Tidak perlu terhubung langsung  IBGP neighbors harus sepenuhnya terhubung
  • 47. EKSTERNAL BGP PEERING  Antara speaker BGP di Autonomous Sistem berbeda  Harus terhubung langsung
  • 48. BGP COMMANDS DASAR:  router bgp <as-number>  neighbor <ip address> remote-as <as-number>  show commands - show ip bgp summary - show ip bgp neighbors
  • 49. PAKET BGP 1. Open Message 2. Keepalive Message 3. Notification Message 4. Update Message
  • 50. PAKET BGP 1. Open Message Sesuai dengan namanya, paket pesan jenis ini merupakan paket pembuka sebuah sesi BGP. Paket inilah yang pertama dikirimkan ke router tetangga untuk membangun sebuah sesi komunikasi. Paket ini berisikan informasi mengenai BGP version number, AS number, hold time, dan router ID. 2. Keepalive Message Paket Keepalive message bertugas untuk menjaga hubungan yang telah terbentuk antar kedua router BGP. Paket jenis ini dikirimkan secara periodik oleh kedua buah router yang bertetangga. Paket ini berukuran 19 byte dan tidak berisikan data sama sekali.
  • 51. PAKET BGP 3. Notification Message Paket pesan ini adalah paket yang bertugas menginformasikan error yang terjadi terhadap sebuah sesi BGP. Paket ini berisikan field-field yang berisi jenis error apa yang telah terjadi, sehingga sangat memudahkan penggunanya untuk melakukan troubleshooting. 4. Update Message Paket Keepalive message bertugas untuk menjaga hubungan yang telah terbentuk antar kedua router BGP. Paket jenis ini dikirimkan secara periodik oleh kedua buah router yang bertetangga. Paket ini berukuran 19 byte dan tidak berisikan data sama sekali.
  • 52. VERSI BGP 1. BGP versi 1 • Ukuran message 8 – 1024 byte. • Terdapat 8 bit field Direction yang menandkan arah yang diambil oleh informasi routing. • Lima kemungkinan field Direction: Up, Down, Horizontal, EGP-derived information, Incomplete 2. BGP versi 2 • Ukuran message 19 – 4096 byte. • Menghilangkan konsep up, down, dan horizontal di antara AS-AS • Menambahkan konsep path-attribute.
  • 53. VERSI BGP 3. BGP versi 3 • Ukuran message 19 – 4096 byte • Mengklarifikasi prosedur pendistribusian rute-rute BGP di antara speaker-speaker dalam sebuah AS. • Meningkatkan restriksi terhadap penggunaan path attribute Next-hop 4. BGP versi 4 • Ukuran message 19 – 4096 byte. • Path atribute AS telah dimodifikasi sehingga set AS-AS dapat digambarkan sebagaimana AS individual. • Inter-AS Metric path attribute telah didefinisikan ulang sebagai Multi-Exit Discriminator path attribute. • Local preference path attribute ditambahkan. • Aggregator path attribute ditambahkan. • Dukungan untuk CIDR (Classless Inter Domain Routing)
  • 54. DAFTAR PUSTAKA Sumber : https://jaunkheryandi.wordpress.com/2013/09/01/perbedaan-interior-routing-protocol-dengan-exterior-routing-protocol/ http://www.potaroo.net/t4/ppt/bgp.ppt https://monisa03.wordpress.com/2016/02/28/protokol-routing-eksterior/http://fatzi16.blogspot.com/2016/08/pengertian-routing-protocol-dan- macam.html?m=1 http://infoneroy.blogspot.com/2012/03/jenis-routing-protokol-rip-igrp-ospf.html?m=1 https://ekodidikfebriyanto.wordpress.com/2013/01/05/perbandingan-antara-rip-v1-rip-v2-eigrp-igrp-dan-ospf-pada-protokol-routing- dinamis/amp/ http://www.teorikomputer.com/2012/12/pengertian-routing-protocol.html http://donyunsa.blogspot.com/ https://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=https://www.pluralsight.com/blog/it-ops/dynamic-routing-protocol&prev=search https://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://www.ciscopress.com/articles/article.asp%3Fp%3D2180210%26seqNum%3D11 &prev=search