Dokumen tersebut membahas perbedaan antara routing static dan dynamic. Routing static merupakan konfigurasi routing secara manual, sedangkan dynamic merupakan konfigurasi secara otomatis berdasarkan pertukaran informasi antar router. Dokumen juga membahas protokol-protokol routing dynamic seperti RIP, OSPF, EIGRP, dan contoh penerapan static dan dynamic routing dalam jaringan.
2. Pengertian, Perbedaan Routing Static dan Routing Dynamic
Network – Pengertian, Perbedaan Routing Static dan Routing Dynamic yang akan kita bahas pada posting kali
ini. Banyak perbedaan dari beberapa routing yang telah ada sekarang dan biasanya routing itu sangat dibutuhkan
untuk menghubungkan jaringan antar lokal ataupun antar kota. Routing adalah Konfigurasi yang akan dilakukan
pada perangkat keras Router. Jenis-jenis router pun berbeda-beda, konfigurasinya pun berbeda-beda. Contoh CISCO
produksi router CISCO banyak digunakan karena konfigurasinya sudah familiar dan banyak instansi pendidikan pun
sudah dijadikan matakuliah agar bisa di pelajari lebih lanjut. Secara umum, router dibagi menjadi dua buah jenis,
yaitu:
Routing Static
Static routing (Routing Statis) adalah sebuah router yang memiliki tabel routing statik yang di setting secara
manual oleh para administrator jaringan. Routing static pengaturan routing paling sederhana yang dapat dilakukan
pada jaringan komputer. Menggunakan routing statik murni dalam sebuah jaringan berarti mengisi setiap entri
dalam forwarding table di setiap router yang berada di jaringan tersebut.
Penggunaan routing statik dalam sebuah jaringan yang kecil tentu bukanlah suatu
masalah, hanya beberapa entri yang perlu diisikan pada forwarding table di setiap router. Namun Anda tentu
dapat membayangkan bagaimana jika harus melengkapi forwarding table di setiap router yang jumlahnya tidak
sedikit dalam jaringan yang besar.
Routing Static and Dynamic
3. Kekurangan dan kelebihan dari Routing Statis diantaranya sebagai berikut :
Dilihat dari Segi Kelebihan Kekurangan
Penggunaan Next
Hop
Dapat mencegah terjadinya error
dalam meneruskan paket ke router
tujuan apabila router yang akan
meneruskan paket memiliki link
yang terhubung dengan banyak
router. Itu disebabkan karena router
telah mengetahui next hop, yaitu IP
Address router tujuan.
static routing yang menggunakan
next hop akan mengalami multiple
lookup atau lookup yg berulang.
lookup yg pertama yang akan
dilakukan adalah mencari network
tujuan,setelah itu akan kembali
melakukan proses lookup untuk
mencari interface mana yang
digunakan untuk menjangkau next
hopnya.
Penggunaan exit
interface
Proses lookup hanya akan terjadi
satu kali saja ( single lookup )
karena router akan langsung
meneruskan paket ke network
tujuan melalui interface yang sesuai
pada routing table
Kemungkinan akan terjadi eror
keteka meneruskan paket. jika link
router terhubung dengan banyak
router, maka router tidak bisa
memutuskan router mana tujuanya
karena tidak adanya next hop pada
tabel routing. karena itulah, akan
terjadi eror
Routing static dengan menggunakan next hop cocok digunakan untuk jaringan multi-access network atau point to
multipoint sedangkan untuk jaringan point to point, cocok dengan menggunakan exit interface dalam
mengkonfigurasi static route.
Recursive route lookupadalah proses yang terjadi pada routing tabel untuk menentukan exit interface mana yang
akan digunakan ketika akan meneruskan paket ke tujuannya.
4. Routing static adalah jenis routing yang dilakukan admin/pengelola jaringan untuk
mengkonfigurasi informasi tentang jaringan yang dituju secara manual. Ciri-ciri routing statis
adalah sebagai berikut:
jalur spesifik ditentukan oleh admin jaringan
pengisian tabel routing dilakukan secara manual oleh admin jaringan
biasanya digunakan untuk jaringan berskala kecil
Cara kerja routing statis ada 3 bagian yaitu:
Konfigurasi router yang dilakukan oleh admin jaringan
Router melakukan routing berdasarkan informasi yang diterima dari tabel routing
Admin Jaringan menggunakan perintah ip route secara manual untuk konfigurasi
router dengan routing statis dan routing statis berguna untuk melewatkan paket data yang
ada pada jaringan.
Ada beberapa parameter yang ada pada routing, yakni:
Destination, adalah alat tujuan dan network mask dan biasanya diisi dengan
0.0.0.0/0 untuk semua jaringan
Gateway adalah datagram yang dapat dicapai melalui antarmuka
Pref. Source adalah alamat tujuan paket dan meninggalkan roter melalui alamat IP
Distance (0-255) adalah jarak administrator jaringan dari router
Keuntungan menggunakan Routing static
1. Meringankan kinerja processor router
2. Tidak ada bandwidth yang diguanakn untuk pertukaran informasi dari tabel isi
routing pada saat pengiriman paket
3. Routing statis lebih aman dibandingkan routing dinamis
4. Routing Statis kebal dari segala usaha hacker untuk men-spoof dengan
tujuan membajak traffik
Kerugian Menggunakan routing static
Administrator jaringan harus mengetahui semua informasi dari masing-masing router
yang digunakan
Hanya dapat digunakan untuk jaringan berskala kecil
Admisnistrasinya cukup rumit dibanding routing dinamis, terlebih jika banyak router
yang harus dikonfigurasi secara manual
Rentan terhadap kesalahan saat entri data routing statis yang dilakukan secara
manual.
5. Routing static adalah menambahkan jalur routing tertentu secara manual. Mikrotik secara
default akan membuat jalur routing otomatis (dynamic route) ketika kita menambahkan
ip address pada interface. Lalu kenapa kita memerlukan static routing? Karena untuk
menghubungkan perangkat network yang memilik ip segment (subnet) yang berbeda
memerlukan sebuah perangkat yang mampu melakukan proses static routing.
Sebagai contoh seperti pada Gambar 1 dan Gambar2 dimana terdapat 2 router yang
masing-masing router terhubung ke perangkat network. Dalam artikel ini akan di bahas
bagaimana cara menghubungkan perangkat network di bawah router tersebut dengan cara
membuat routing statik sehingga setiap perangkat yang berada di bawah router yang
memiliki ip segment (subnet) yang berbeda dapat saling berkomunikasi, selain itu juga di
dalam artikel ini akan di bahas bagaimana menghubungkan perangkat di bawah router
akan tetapi berada didalam satu segement, untuk media interface yang digunakan
nantinya ada dua jenis yaitu interface wireless, interface Ethernet dan interface bridge
A. LAN A --- Router A --- Router B --- LAN B
Gambar.1 topologi jaringan dan ip address yang akan digunakan
6. Dari topologi Gambar 1 maka perlu kita tambahkan ip address pada setiap interface
ethernet di masing-masing router seperti pada langkah berikut :
Untuk Router A
ip address add address=192.168.1.1/24 interface=ether1
ip address add address=172.16.1.1/24 interface=ether2
7. Untuk Router B
ip address add address=192.168.5.250/24 interface=ether3
ip address add address=10.10.10.1/24 interface=ether2
ip address add address=172.16.1.2/24 interface=ether1
Agar PC di bawa Router A dan Router B bisa saling berkomunikasi perlu di tambahkan
Routing Statik pada masing –masing Router.
Untuk Router A
ip route add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=172.16.1.2
ip route add dst-address=10.10.10.0/24 gateway=172.16.1.2
Untuk Router B
ip route add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.5.1
ip route add dst-address=192.168.1.0/24 gateway=172.16.1.1
8. B. LAN A ---- Router A --- Wireless Router A ---- Wireless Router B --- Router B
---- LAN B
Gambar 2. topologi jaringan dan ip address yang akan digunakan
a. Konfigurasi untuk wireless Router A
9. Jika menggunakan Command line :
interface wireless enable wlan1
interface wireless set mode=ap-bridge
interface wireless set band=2ghz-b/g
interface wireless set ssid=tes123
b. Konfigurasi untuk Wireless Router B
10. Jika menggunakan Command line :
interface wireless enable wlan1
interface wireless set mode=station
interface wireless set band=2ghz-b/g
interface wireless set ssid=tes123
Dari topologi Gambar 2 maka perlu kita tambahkan ip address pada setiap interface
ethernet dan interface wireless di masing-masing router seperti pada langkah berikut :
Memasang Ip address pada router A
ip address add address=192.168.1.1/24 interface=ether1
ip address add address=172.16.2.1/24 interface=wlan1
11. Memasang Ip address pada router B
ip address add address=10.10.10.1/24 interface=ether2
ip address dd address=172.16.2.2/24 interface=wlan1
Agar setiapPC yang berada di bawa Router A dan Router B bisa saling
berkomunikasiperlu di tambahkan Routing Statik pada setiap masing –masing Router
Router A
ip route add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=172.16.2.2
ip route add dst-address=10.10.10.0/24 gateway=172.16.2.2
Router B
ip route add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.5.1
ip route add dst-address=192.168.1.0/24 gateway=172.16.2.1
12. Dynamic Routing
Dynamic Routing (Router Dinamis) adalah sebuah router yang memiliki dan membuat tabel routing secara
otomatis, dengan mendengarkan lalu lintas jaringan dan juga dengan saling berhubungan antara router lainnya.
Protokol routing mengatur router-router sehingga dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan saling
memberikan informasi satu dengan yang lain dan saling memberikan informasi routing yang dapat mengubah isi
forwarding table, tergantung keadaan jaringannya. Dengan cara ini, router-router mengetahui keadaan jaringan yang
terakhir dan mampu meneruskan data ke arah yang benar. Dengan kata lain, routing dinamik adalah proses
pengisian data routing di table routing secara otomatis.
Dynamic router mempelajari sendiri Rute yang terbaik yang akan ditempuhnya untuk meneruskan paket dari
sebuah network ke network lainnya. Administrator tidak menentukan rute yang harus ditempuh oleh paket-paket
tersebut. Administrator hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari paket, dan kemudian router
mempelajarinya sendiri. Rute pada dynamic routing berubah, sesuai dengan pelajaran yang didapatkan oleh router.
Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang sama maka perlu digunakan dynamic
routing. Sebuah dynamic routing dibangun berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh protokol routing.
Protokol ini didesain untuk mendistribusikan informasi yang secara dinamis mengikuti perubahan kondisi jaringan.
Protokol routing mengatasi situasi routing yang kompleks secara cepat dan akurat. Protokol routng didesain tidak
hanya untuk mengubah ke rute backup bila rute utama tidak berhasil, namun juga didesain untuk menentukan rute
mana yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.
Pengisian dan pemeliharaan tabel routing tidak dilakukan secara manual oleh admin. Router saling bertukar
13. informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan dan menerima tabel routing. Pemeliharaan jalur dilakukan
berdasarkan pada jarak terpendek antara device pengirim dan device tujuan.
Macam-Macam dari Routing Dinamis (Dynamic Router) adalah
RIP (Routing Information Protocol)
IGRP (Internal Gateway Routing Protokol) OSPF (Open Shortest Path First)
EIGRP (Enhanced Internal Gateway Routing Protokol)
BGP (Border Gateway Protokol)
Berikut ini tabel perbedaan yang spesifik untuk kedua jenis routing:
Routing Statik Routing Dinamik
Berfungsi pada protocol IP Berfungsi pada inter-routing protocol
Router tidak dapat membagi informasi
routing
Router membagi informasi routing secara
otomatis
Routing table dibuat dan dihapus secara
manual
Routing table dibuat dan dihapus secara
otomatis
Tidak menggunakan routig protocol Terdapat routing protocol, seperti RIP atau
OSPF
Microsoft mendukung multihomed
systemseperti router
Microsoft mendukung RIP untuk IP dan
IPX/SPX
Convergence
Convergence adalah suatu bahasan dalam Dynamic routing yang mempunyai keadaan dimana
ketika semua router telah mempunyai routing tabel mereka sendiri sacara tetap dan konsisten.
Jaringan yang Convergence ketika semua router telah mendapatkan hasil lengkap dan akurat
mengenai informasi jaringan. Waktu convergence adalah waktu saar semua router berbagi
informasi, menghitung jalur terbaik, mengperbaharui Routing tabel mereka. Jaringan tidak akan
berhenti beroperi sanpai semua network mendapatkan status convergence, kebanyakan jaringan
mempunyai waktu yang singkat untuk mengubah statusnya menjadi convergence.
Convergence mengambungkan sifat kolaborasi dan independen,artinya selain router membuat
informasi routingnya sendiri tapi juga berkerjasama dengan router lain untuk menentukan jalur
tebaik, serta mengantisipasi terhadap perubahan topologi bersama router lain.pencapaian status
convergence secara cepat menandakan protokol routing yang lebih baik, RIP dan IGRP adalah jenis
convergence yang lambat, EIGRP dan OSPF adalah jenis convergence yang cepat.
14. Routing Information Protocol (RIP)
Routed protocol digunakan untuk user traffic secara langsung. Routed protocol menyediakan
informasi yang cukup dalam layer address jaringannya untuk melewatkan paket yang akan
diteruskan dari satu host ke host yang lain berdasarkan alamatnya. RIP merupakan salah satu
protokol routing distance vector yang digunakan oleh ribuan jaringan di dunia. Hal ini
dikarenakan RIP berdasarkan open standard dan mudah diimplementasikan. Tetapi RIP
membutuhkan konsumsi daya yang tinggi dan memerlukan fitur router routing protokol.
Dasar RIP diterangkan dalam RFC 1058, dengan karakteristik sebagai berikut:
Routing protokol distance vector,
Metric berdasarkan pada jumlah lompatan (hop count) untuk pemilihan jalur,
Jika hop count lebih dari 15, maka paket dibuang,
Update routing dilakukan secara broadcast setiap 30 detik.
1. RIP Versi 1
Dokumen –> RFC1058.
RIP V1 routing vektor-jarak yang dimodifikasi dengan triggered update dan split horizon
dengan poisonous reverse untuk meningkatkan kinerjanya.
RIP V1 diperlukan supaya host dan router dapat bertukar informasi untuk menghitung
rute dalam jaringan TCP/IP.
Informasi yang dipertukarkan RIP berupa : a. Host b. Network c. Subnet d.
Rutedefault
2. RIP Versi 2
Enhancement dari RIP versi1 ditambah dengan beberapa kemampuan baru,
Algoritma routing sama dengan RIP versi1,
Bedanya terletak pada format dengan tambahan informasi yang dikirim,
Kemampuan baru.
Tag –> untuk rute eksternal. b. Subnet mask. c. Alamat hop berikutnya. d. Autentikasi.
IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)
IGRP merupakan distance vector IGP. Routing distance vector mengukur jarak secara
matematik. Pengukuran ini dikenal dengan nama distance vector. Router yang menggunakan
distance vector harus mengirimkan semua atau sebagian table routing dalam pesan routing
update dengan interval waktu yang regular ke semua router tetangganya. Isi dari informasi
routing adalah:
Identifikasi tujuan baru,
Mempelajari apabila terjadi kegagalan.
15. IGRP adalah routing protokol distance vector yang dibuat oleh Cisco. IGRP mengirimkan update
routing setiap interval 90 detik. Update ini advertise semua jaringan dalam AS. Kunci desain
jaringan IGRP adalah:
Secara otomatis dapat menangani topologi yang komplek,
Kemampuan ke segmen dengan bandwidth dan delay yang berbeda,
Skalabilitas, untuk fungsi jaringan yang besar.
Secara default, IGRP menggunakan bandwidth dan delay sebagai metric. Untuk konfigurasi
tambahan, IGRP dapat dikonfigurasi menggunakan kombinasi semua varibel atau yang disebut
dengan composite metric. Variabel-variabel itu misalnya:
Bandwidth
Delay
Load
Reliability
IGRP yang merupakan contoh routing protokol yang menggunakan algoritma distance vector
yang lain. Tidak seperti RIP, IGRP merupakan routing protokol yang dibuat oleh Cisco. IGRP juga
sangat mudah diimplementasikan, meskipun IGRP merupakan routing potokol yang lebih
komplek dari RIP dan banyak faktor yang dapat digunakan untuk mencapai jalur terbaik dengan
karakteristik sebagai berikut:
Protokol Routing Distance Vector.
Menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth, load, delay dan reliability.
Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik.
OSPF (Open Shortest Path First)
OSPF merupakan interior routing protocol yang kepanjangan dari Open Shortest Path First.
OSPF didesain oleh IETF ( Internet Engineering Task Force ) yang pada mulanya dikembangkan
dari algoritma SPF ( Shortest Path First ). Hampir sama dengan IGRP yaitu pada tahun 80-
an. Pada awalnya RIP adalah routing protokol yang umum dipakai, namun ternyata untuk AS
yang besar, RIP sudah tidak memadai lagi. OSPF diturunkan dari beberapa periset seperti Bolt,
Beranek, Newmans. Protokol ini bersifat open yang berarti dapat diadopsi oleh siapa pun. OSPF
dipublikasikan pada RFC nomor 1247.
16. OSPF menggunakan protokol routing link-state, dengan
karakteristik sebagai berikut:
Protokol routing link-state.
Merupakan open standard protokol routing yang dijelaskan di RFC 2328.
Menggunakan algoritma SPF untuk menghitung cost terendah.
Update routing dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan topologi jaringan.
OSPF adalah linkstate protokol dimana dapat memelihara rute dalam dinamik network
struktur dan dapat dibangun beberapa bagian dari subnetwork.
OSPF lebih effisien daripada RIP.
Antara RIP dan OSPF menggunakan di dalam Autonomous System ( AS ).
Menggunakan protokol broadcast.
EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)
EIGRP menggunakan protokol routing enhanced distance vector, dengan karakteristik sebagai
berikut:
Menggunakan protokol routing enhanced distance vector.
Menggunakan cost load balancing yang tidak sama.
Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan link-state.
Menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek.
catatan:
Pada penggunaan EIGRP menggunakan autonomous sytem yang disebut sistemrouting.
Router – router yang berada dalam suatu autonomuos sytem yang sama disebut
Gateway Protocol (IGP)
Routing didalam satu subnet dengan outonomous yang sama disebut system routing.
Routing diantara dua subnet yang berlainan dengan autonomous systemyang sma
disebut interior routing.
Jika router yang berada dalam suatu autonomuos systemberhubungan dengan router
lain,jenis protokol routing yang mengatur disebut Exterior ateway Protocols (EGP)
17. Kasus
Network Connectivity Diagram
Network Connectivity Diagram yang memperlihatkan koneksi fisik yang
menghubungkan antar sistem di PT.REX.
Perusahaan tersebut memakai topologi star, dengan keuntungan dan kerugian sebagai berikut :
1. Mudah di implementasi
2. Maintenance susah karena tarik kabel langsung dari switch ke pc cukup jauh (lantai 1 ke
lantai 2)
3. Switchnya rusak semua jaringan down
4. Harga instalasi cukup murah dibandingkan topologi mesh
Tujuan dari perusahaan tersebut memakai topologi star untuk mengurangi cost perusahaan
dalam jaringan dan jaringan tersebut ada di 2 lantai yang berbeda