Routing statik membutuhkan penentuan jalur secara manual oleh administrator. Namun, konfigurasi secara manual membuat routing statik mudah dikonfigurasi dan lebih aman. Akan tetapi, routing statik membutuhkan waktu dan pemeliharaan yang lebih lama jika terjadi perubahan topologi jaringan.
2. Pendahuluan
Dengan menggunakan pengalamatan IP,
memungkinkan kita membangun beberapa
jaringan pada suatu keadaan.
Pada prinsipnya antar jaringan tidak bisa
melakukan komunikasi. Untuk
mengkomunikasikan antar jaringan kita butuh
peralatan tambahan yang disebut sebagai
Router.
Router mempunyai fungsi Routing yang
bertanggung jawab membawa data melewati
sekumpulan jaringan dengan cara memilih jalur
terbaik untuk dilewati data
3. Router
Router merupakan peralatan yang bertugas atau difungsikan
menghubungkan dua jaringan atau lebih
Tugas router memforward data (Fungsi IP Forward harus diaktifkan)
menggunakan routing protokol (Algoritma Routing)
4. Komputer Router
Komputer Router adalah komputer general purpose (untuk tujuan yang
lebih luas) dengan dua atau lebih interface jaringan (NIC Card) di
dalamnya yang berfungsi menghubungkan 2 jaringan atau lebih,
sehingga dia bisa meneruskan paket dari satu jaringan ke jaringan yang
lain
Untuk jaringan kecil, interface-nya adalah NIC Card, sehingga router
mempunyai 2 NIC atau lebih yang bisa menghubungkan dengan jaringan
lain.
Untuk LAN kecil yang terhubung internet, salah satu interface adalah
NIC card, dan interface yang lain adalah sembarang hardware jaringan
misal modem untuk leased line atau ISDN atau koneksi internet ADSL
yang digunakan
5. Dedicated Router
Peralatan Khusus yang
dirancang sebagai Router
Sebagaimana komputer router
mempunyai sistem operasi yang
terintergrasi dengan algoritma
routing di dalamnya
Mempunyai interface yang
menghubungkan antar jaringan
Biasanya untuk konfigurasi
melalui komputer
6. Default Gateway
Supaya Router bisa meneruskan
data, komputer yang ada pada
jaringan tersebut harus
menugaskan router untuk
meneruskan data
Penugasan dilakukan dengan cara
setting komputer default gateway
ke router
Jika kita tidak setting default
gateway maka bisa dipastikan LAN
tersebut tidak bisa terkoneksi
dengan jaringan lainnya
7. Prinsip Kerja Router
Router bekerja berdasarkan tabel routing
Tabel routing berisi informasi tentang semua
jaringan yang ada, forward data didasarkan
pada tabel routing
Pada dasarnya paket dari komputer berjalan
hop/langkah demi hop/langkah melewati
semua jaringan yang menghadangnya sampai ke
tempat tujuan
Pada setiap hop, sebuah router meneruskan
paket menuju tujuan.
Router-lah yang harus memutuskan paket ini
harus melewati router mana saja dengan
menggunakan tabel routing, yang merupakan
sekumpulan aturan yang memberitahu router
mengenai hop berikutnya untuk melanjutkan
paket sampai ke tujuan.
8. Prinsip Kerja Router (Cont …)
Router bekerja berdasarkan tabel Routing
Router1 ketika baru menyala hanya mengetahui jaringan
192.168.2.0/24.
Perlu ditambahkan dua entrian supaya kenal jaringan
10.1.1.0/24 dan 10.1.2.0/24 karena kedua jaringan tidak
terkoneksi secara langsung dengan Router1
Untuk menjangkau 10.1.1.0/24 data diteruskan ke interface FastEthernet0/0
Untuk menjangkau 10.1.2.0/24 data diteruskan ke interface FastEthernet0/0
9. Cara Membangun Tabel Routing
Dua cara membangun tabel Routing :
Static Routing
Dibangun berdasarkan definisi dari administrator
Administrator harus cermat, satu saja tabel routing salah jaringan tidak
terkoneksi
Dynamic Routing
Secara otomatis router jalur routingnya, dengan cara bertukar informasi antar
router menggunakan protokol tftp
Kategori algoritma dinamik :
Distance Vector
Link State
Hybrid
12. PRINSIP ROUTING STSTIK
• Dalam menerapkan routing statik, kita akan mengisikan entry route pada
table routing secara manual di setiap router yang ada dalam jaringan.
• Sebuah entry route static yang akan dimasukkan pada table routing harus
mengandung 3 informasi, yaitu:
Network address, informarsi ini merupakan network address dari
network yang akan dituju (remote network)
Subnet mask (prefix), informasi ini merupakan prefix dari network yang
dituju
Next hop atau gateway, informasi ini berguna memberitahukan kepada
router tentang bagaimana mencapai network tujuan
• Entry-entry pada table routing hanya mengandung informasi bagaimana
mencapai remote network. Tabel routing tidak berisi informasi entry route
kembali yang akan ditempuh paket data dari remote network kembali ke
router
13. Tabel routing memuat beberapa informasi, yaitu:
• DST-ADDRESS, informasi yang ada dalam kolom ini menunjukkan network
tujuan (destination) yang dapat dijangkau router tersebut
• PREF_SRC, menunjukkan alamat IP address yang digunakan interface router
untuk network yang ada di kolom DST-ADDRESS
• GATEWAY, menunjukkan cara router tersebut menjangkau network yang ada
di kolom DST-ADDRESS. Biasanya berupa interface ataupun IP address dari
router tetangga yang dapat digunakan untuk mencapai remote network.
• DISTANCE, menunjukkan nilai administrative distance. Nilai ini dapat
menunjukkan apakah entry didapat dari static atau dinamik routing, sekaligus
dapat digunakan untuk melihat jenis protocol routing yang digunakan.
15. Konfigurasi Routing Statik
• Tahapan pertama adalah mengkonfigurasikan IP Address pada interface dari R1
maupun R2 (masing2 router memiliki 2 interface ether1 dan ether2)
• Konfigurasikan IP address pada R1:
[admin@R1]> ip address add address=10.10.10.1/24 interface=ether1
[admin@R1]> ip address add address=192.168.10.1/24
interface=ether2
Setelah mengkonfigurasikan IP address, periksalah hasil konfigurasi dengan
perintah, [admin@mikrotik]> ip address print
• Konfigurasikan IP address pada R2:
[admin@R2]> ip address add address=10.10.10.2/24 interface=ether1
[admin@R2]> ip address add address=192.168.20.1/24
interface=ether2
Setelah mengkonfigurasikan IP address, periksalah hasil konfigurasi dengan
perintah, [admin@mikrotik]> ip address print
16. • Tabel routing di masing-masing router telah terbentuk. Namun table tersebut
hanya berisi informasi directly connected network, tidak berisi informasi tentang
keberadaan remote network.
[Admin@R1]> ip route print
# DST-ADDRESS PREF-SRC GATEWAY DISTANCE
0 ADC 10.10.10.0/24 10.10.10.1 ether1 0
1 ADC 192.168.10.0/24 192.168.10.1 ether2 0
[Admin@R2]> ip route print
# DST-ADDRESS PREF-SRC GATEWAY DISTANCE
0 ADC 10.10.10.0/24 10.10.10.2 ether1 0
1 ADC192.168.20.0/24 192.168.20.1 ether2 0
• Dari table routing di atas dapat dilihat bahwa R1 tidak mengetahui keberadaan
network 192.168.20.0/24 dan R2 tidak mengetahui keberadaan network
192.168.10.0/24.
• Langkah selanjutnya adalah mengisikan secara manual keberadaan remote
network 192.168.20.0/24 bagi R1 dan network 192.168.10.0/24 bagi R2. Perintah
yang digunakan untuk R1 adalah sebagai berikut:
17. [Admin@R1]> ip route add dst-address=192.168.20.0/24 gateway=10.10.10.2
[Admin@R2]> ip route add dst-address=192.168.10.0/24 gateway=10.10.10.1
18. • Untuk melihat apakah setiap router telah mengetahui keberadaan keseluruhan
network, baik directly connected network maupun remote network. Tabel
routing di kedua router akan berisi informasi seperti berikut:
[Admin@R1]> ip route print
# DST-ADDRESS PREF-SRC GATEWAYDISTANCE
0 ADC 10.10.10.0/24 10.10.10.1 ether1 0
1 ADC 192.168.10.0/24 192.168.10.1 ether2 0
2 A S 192.168.20.0/24 10.10.10.2 1
[Admin@R2]> ip route print
# DST-ADDRESS PREF-SRC GATEWAYDISTANCE
0 ADC 10.10.10.0/24 10.10.10.2 ether1 0
1 A S 192.168.10.0/24 10.10.10.1 1
2 ADC 192.168.20.0/24 192.168.20.1 ether2 0
20. Dari topologi di atas terdapat 2 remote network, yaitu:
1. Remote network yang pertama adalah 192.168.20.0/24 dan dapat dicapai
melalui 10.10.10.2 yang merupakan ether1 dari R2.
2. Remote network yang kedua adalah 192.168.30.0/24 dan dapat dicapai
melalui 10.10.10.3 yang merupakan interface ether1 dari R3.
3. Konfigurasi routing static yang harus dilakukan untuk masing-masing router
adalah
Router 1
[Admin@R1]> ip route add dst-address=192.168.20.0/24 gateway 10.10.10.2
[Admin@R1]> ip route add dst-address=192.168.30.0/24 gateway 10.10.10.3
[Admin@R1]> ip route print
# DST-ADDRESS PREF-SRC GATEWAY DISTANCE
0 ADC 10.10.10.0/24 10.10.10.1 ether1 0
1 ADC 192.168.10.0/24 192.168.10.1 ether2 0
2 A S 192.168.20.0/24 10.10.10.2 1
3 AS 192.168.30.0/24 10.10.10.3 1
21. Router 2
[Admin@R2]> ip route add dst-address=192.168.10.0/24 gateway 10.10.10.1
[Admin@R2]> ip route add dst-address=192.168.30.0/24 gateway 10.10.10.3
[Admin@R2]> ip route print
# DST-ADDRESS PREF-SRC GATEWAY DISTANCE
0 ADC 10.10.10.0/24 10.10.10.2 ether1 0
1 A S 192.168.10.0/24 10.10.10.1 1
2 ADC 192.168.20.0/24 192.168.20.1 ether2 0
3 AS 192.168.30.0/24 10.10.10.3 1
Router 3
[Admin@R3]> ip route add dst-address=192.168.10.0/24 gateway 10.10.10.1
[Admin@R3]> ip route add dst-address=192.168.20.0/24 gateway 10.10.10.2
[Admin@R3]> ip route print
# DST-ADDRESS PREF-SRC GATEWAY DISTANCE
0 ADC 10.10.10.0/24 10.10.10.3 ether1 0
1 A S 192.168.10.0/24 10.10.10.1 1
2 A S 192.168.20.0/24 10.10.10.2 1
3 ADC 192.168.30.0/24 192.168.30.1 ether2 0
22.
23. Kelebihan Routing Statik
• Resource Rendah
Routing static tidak memerlukan router dengan kapasitas CPU dan memori yang
besar. Ini dikarenakan routing static tidak menjalankan algoritma routing yang
dimiliki oleh protocol routing.
• Mudah Dikonfigurasi
Untuk mengkonfigurasikan routing static, hanya diperlukan pengetahuan tentang
keberadaan remote network, gateway (next hop) dan jalur (path) yang dapat
digunakan untuk mencapai remote network tersebut. Tidak diperlukan keahlian
khusus untuk mengkonfigurasikan routing static.
• Lebih Aman
Karena jalur (path) yang akan digunakan menuju remote network sudah
ditentukan oleh administrator jaringan, maka jalur perjalanan paket data akan
tetap. Jalur yang digunakan juga akan mudah ditelusuri dan diketahui dengan
pasti. Jalur perjalanan paket data tidak akan berubah selama administrator
jaringan tidak merubahnya.
24. Kekurangan Routing Statik
• Waktu konfigurasi lama
Administrator harus menentukan terlebih dahulu jalur (path) yang akan digunakan, kemudian
memasukkan path tersebut satu persatu ke dalam routing sebagai entry routing.
• Maintenance yang lama
Jika terjadi kesalahan dalam topologi jaringan atau pengalamatan jaringan, maka dibutuhkan
perubahan konfigurasi juga pada setiap router. Begitu pula jika terdapat entry route yang tidak
dapat digunakan lagi, maka administrator harus membuat entry route baru untuk
menggantikannya.
• Dapat terjadi kesalahan konfigurasi
Karena dikonfigurasikan secara manual oleh administrator, maka ada kemungkinan administrator
salah dalam membuat membuat entry route.
• Tidak cocok untuk jaringan berskala besar
Untuk jaringan skala besar, penggunaan routing static tidak mudah lagi juga tidak efisien. Karena
proses untuk mengisikan entry route secara manual akan sangat rumit dan membutuhkan
perencanaan yang tepat.
25. Dynamic Routing
Secara otomatis router membangun jalur routingnya, dengan
cara bertukar informasi antar router
Kategori algoritma dinamik :
Distance Vector
Link State
26. Routing Dinamik
• Routing dinamik adalah cara yang digunakan untuk melepaskan
kewajiban mengisi entri-entri forwarding table secara manual.
• Protokol routing mengatur router-router sehingga dapat
berkomunikasi satu dengan yang lain dan saling memberikan
informasi routing yang dapat mengubah isi forwarding table,
tergantung keadaan jaringannya.
• Dengan cara ini, router-router mengetahui keadaan jaringan yang
terakhir dan mampu meneruskan datagram ke arah yang benar.
27. Digunakan untuk :
− Secara otomatis membentuk informasi routing
− Membuat fail over connection
− Load balancing
Fungsi Dinamik Routing
28. Fail Over
• Fail Over adalah teknik yang menerapkan jalur untuk
mencapai suatu network tujuan
• Dalam keadaan normal hanya satu link yang digunakan. Link
yang lain berfungsi sebagai cadangan dan hanya digunakan
bila link utama terputus.
29. Default Route
• Default route adalah route atau entry route yang akan digunakan
sebuah router jika menerima paket data dimana network tujuan
dari paket tersebut tidak tercantum dalam table routing
• Jika IP address tujuan dari paket data tidak tercantum dalam
table routing, maka paket tersebut akan dibuang.
• Untuk mencegah hal tersebut maka dikonfigurasikanlah default
route.
• Dengan kata lain, default route merupakan piihan terakhir yang
akan digunakan untuk mengirimkan sebuah paket, jika tidak ada
entry route yang cocok bagi paket tersebut.
30. Load Balancing
• Apakah yang terjadi jika terdapat dua atau beberapa path yang ternyata
memiliki nilai metric yang sama? Jika kondisi ini terjadi, maka router akan
menggunakan keseluruhan path tersebut untuk menuju remote network.
Kondisi ini disebut load balancing.
• Semua protocol routing mendukung fitur load balancing dan akan
memasukkan keseluruhan best path tersebut dalam table routing.
R1
R2
R3
R4
172.16.2.0/24
Load Balancing
100 Mbps 100 Mbps
100 Mbps 100 Mbps
32. Distance Vector
Router mendapatkan informasi dari router yang berhubungan dgn dia
secara langsung tentang keadaan jaringan router tersebut.
Berdasarkan informasi tetangga tersebut mengolah tabel routing
Informasi yang dihasilkan adalah jumlah jarak/hop yang dipakai untuk
mencapai suatu jaringan
33. Cara Kerja Router
Asumsi router keadaan baru menyala
Awal router hanya punya informasi ttg jaringan yang terhubung
secara langsung dengan dia
Router A (RTA), hanya punya informasi bahwa terdapat jaringan :
10.1.1.0/24 dan 10.1.2.0/24
Router B (RTB), hanya punya informasi bahwa terdapat jaringan :
10.1.2.0/24 dan 10.1.3.0/24
RTA RTB10.1.1.0/24
Routing Table
Net. Hops Ex-Int
10.1.1.0/24 0 e0
10.1.2.0/24 0 s0
10.1.2.0/24 10.1.3.0/24
s0 s0e0 e0
.1 .1.1 .2
Routing Table
Net. Hops Ex-Int
10.1.2.0/24 0 s0
10.1.3.0/24 0 e0
34. Cara Kerja Distance Vector…
Setiap router perlu diperkenalkan dengan jaringan yang belum
dikenal
Untuk Static Routing, administrator melakukan setting secara manual
supaya router mengetahui jaringan diluar jaringan dia
35. Cara Kerja Distance Vector…
Router akan saling
mengirimkan informasi
yang dia punya.
Router RTA mengirimkan
data tentang jaringan yang
terhubung dia secara
langsung
Router RTB juga
mengirimkan data jaringan
yang terhubung dia secara
langsung
36. Cara Kerja Distance Vector…
Setiap router melakukan pemeriksaan thd data yang didapat,
dibandingkan dengan tabel routing masing-masing router
Bila belum ada dimasukkan, jika sudah dibandingkan jumlah hop
37. Distance Vector Routing Protokol
Berdasarkan algorithma routing yang digunakan maka dapat membagi protocol routing
menjadi dua bagian kategori besar yaitu:
Distance Vektor Routing Protokol
Link State Routing Protokol
RIP, IGRP maupun EIGRP termasuk dalam kategori Distance Vektor Routing Protokol
OSPF dan IS-IS termasuk kategori Link State Routing Protokol
Protokol routing Distance Vector adalah protocol yang hanya mengetahui arah (vector)
dan jarak (distance) untuk mencapai remote network.
Router yang menggunakan protocol routing distance vector tidak pernah memiliki
pengetahuan yang menyeluruh tentang topologi jaringan yang ada.
Router hanya mengetahui interface mana yang dapat digunakan untuk mencapai
remote network dan berapa jaraknya.
40. Baik R1 dan R2 akan menerima table routing yang dikirimkan oleh
tetangganya, sehingga table routing pada masing-masing router menjadi
sebagai berikut:
R1 R2
192.168.2.0/24
.1.2.1.2
10.10.10.0/24
192.168.1.0/24
Tabel routing R1
AD 10.10.10.0/24 hop 1
AD 192.168.1.0/24 hop 1
ADr 10.10.10.0/24 hop 2
Adr 192.168.2.0/24 hop 2
Tabel routing R2
AD 10.10.10.0/24 hop 1
AD 192.168.2.0/24 hop 1
ADr 10.10.10.0/24 hop 2
ADr 192.168.1.0/24 hop 2
R1 akan memasukkan entry 10.10.10.0/24 dan 192.168.2.0/24 yang didapat
dari R2, karena didapat dari protocol routing RIP, maka Router Mikrotik akan
memberikan label ADr didepan entry tersebut, yang berarti entry tersebut
aktif dan dinamik yang didapat dari protocol routing RIP.
Hal yang sama juga terjadi pada R2.
41. R1 akan melihat bahwa dalam table routingnya terdapat dua entry 10.10.10.0/24, satu entry
yang merupakan network terhubung langsung dengan dirinya sedangkan satu network lagi
didapatkan dari protocol routing RIP.
Jika kita kembali pada nilai AD, nilai AD dari entry network yang terhubung langsung adalah
0, sedangkan entry network yang didapat dari RIP adalah 120. Inilah yang menyebabkan R1
akan menghapus entry 10.10.10.0/24 yang didapat dari protocol routing RIP. Hal ini juga
akan dilakukan oleh R2 yang akan menghapus entry AD 10.10.10.0/24.
R1 R2
192.168.2.0/24
.1.2.1.2
10.10.10.0/24
192.168.1.0/24
Tabel routing R1
AD 10.10.10.0/24 hop 1
AD 192.168.1.0/24 hop 1
ADr 10.10.10.0/24 hop 2
Adr 192.168.2.0/24 hop 2
Tabel routing R2
AD 10.10.10.0/24 hop 1
AD 192.168.2.0/24 hop 1
ADr 10.10.10.0/24 hop 2
ADr 192.168.1.0/24 hop 2
42. R1 R2
192.168.2.0/24
.1.2.1.2
10.10.10.0/24
192.168.1.0/24
Tabel routing R1
AD 10.10.10.0/24 hop 1
AD 192.168.1.0/24 hop 1
Adr 192.168.2.0/24 hop 2
Tabel routing R2
AD 10.10.10.0/24 hop 1
AD 192.168.2.0/24 hop 1
ADr 192.168.1.0/24 hop 2
Setelah R1 dan R2 menghapus entry-entry yang dianggap tidak perlu, maka
hasil akhir dari table routing kedua router, R1 telah mengetahui keberadaan
network 192.168.2.0/24 dan R2 juga telah mengetahui keberadaan network
192.168.1.0/24 dengan menggunakan protocol routing RIP.
43. Link State
Pada Prinsipnya setiap router harus kenal semua router dalam satu
autonomous sistem
Semua Router saling bertukar infomasi
Setiap router menghitung jarak terpendek untuk mencapai setiap router
Type :
OSPF
Link State
44. Link State …
Setiap jalur ada
metric, yang
menunjukkan
biaya
Semakin kecil
biaya semakin
bagus
Setiap router akan
membuat tree
router tujuan
berdasarkan biaya
yang ada
Router 1 Router 2 Router 3
Router 4 Router 5
Net 5(Cost 3)
Net 1(Cost 4)
Net 2(Cost 6)
Net 3(Cost 4)
Net 6(Cost 3)
Net 4(Cost 6)
Net 7(Cost 2)
45. Metric
• Untuk menentukan best path maka router menggunakan metric atau sering disebut
dengan routing metric.
• Jenis metric yang digunakan oleh protocol routing adalah sebagai berikut:
a. Hop Count: Protokol routing yang menggunakan hop count akan menghitung jumlah
lompatan (hop) untuk mencapai remote network. Jumlah lompatan terkecil merupakan
nilai yang terbaik
b. Cost: Metric ini akan memberikan harga (cost) pada setiap link yang ada dalam jaringan.
Path yang memiliki cost dengan nilai terkecil yang akan menjadi best path.
c. Bandwidth: Penggunaan bandwidth sebagai metric hampir sama dengan penggunaan cost.
Protokol routing akan menghitung bandwidth pada setiap path dan akan menjadikan path
dengan bandwidth terbesar sebagai best path.
d. Load: Jika load yang dijadikan metric, maka protocol routing menghitung beban dari setiap
path dan akan menjadikan beban terkecil sebagai best path.
e. Delay: waktu yang diperlukan untuk mengirimkan paket data dari setiap path, tentunya
nilai delay terkecil yang akan menjadi best path.
f. Reliability: adalah nilai kehandalan dari sebuah path, misalnya sering terjadinya error atau
kegagalan dalam link tersebut. Nilai realibility tertinggi akan menjadi best path.
46. Tahap tahap Link-State
Setiap router memperkenalkan diri, dengan mengirimkan paket hallo
Setiap router akan tahu tetangga berdasarkan paket hallo beserta biaya, dimasukkan
database
Setiap router mengirimkan basisdatanya ke tetangganya dalam paket Link State
Advertisements (LSA)
Router yang menerima paket LSA harus meneruskan ke sel tetangga sebelahnya
Paket LSA dimasukkan database jika infonya lebih baru
Awalnya terjadi flooding karena setiap router jika ada update data akan mengirimkan
sampai convergen
Selanjutnya setiap router menghitung jarak terpendek ke router yang lain dengan Shortest
Path First, dan terbentuklah tree
Dimungkinkan untuk mencapai Router yang sama, antar router punya tree yang berbeda
48. OSPF (Open Shortest Path First)
Menggunakan link-state routing protocol.
Open standard routing protocol didiskripsikan pada RFC 2328.
Menggunakan SPF algorithm untuk menghitung biaya terendah ke
tujuan.
Jika terjadi perubahan topologi terjadi Routing updates dengan
sistem flooded
49. Kelebihan Routing Dinamik
• Waktu konfigurasi lebih cepat
Untuk mengkonfigurasikan protocol routing pada router relative tidak begitu
membutuhkan waktu yang lama. Kita cukup mengkonfigurasikan IP address pada setiap
interface, kemudian mengaktifkan protocol routing dan kemudian mengenalkan
jaringan yang terhubung langsung dengan router tersebut.
• Dapat langsung beradaptasi pada perubahan jaringan
Karena menggunakan protocol routing yang secara dinamik memeriksa kondisi jaringan,
maka perubahan jaringan akan dapat diketahui dengan cepat oleh router-router.
• Kemungkinan kesalahan konfigurasi kecil
Karena konfigurasi yang dilakukan tidak dengan menentukan secara manual untuk
setiap entry route, maka kemungkinan kesalahan penentuan jalur (path) jauh lebih
kecil.
• Mendukung untuk jaringan besar
Protokol routing dapat dengan cepat beradaptasi terhadap perubahan jaringan,
sehingga untuk jaringan yang berskala besar akan sangat efisien.
50. Kekurangan Routing Dinamik
• Membutuhkan resource yang besar
Protokol routing akan menjalankan algoritma routing, membuat database jaringan sampai dengan
urusan kirim-mengirim pesan informasi routing(update routing). Kesemuanya itu membutuhkan
CPU dan memori yang lebih besar dibandingkan jika hanya menjalankan routing statik
• Membutuhkan kemampuan yang lebih dari administrator
Beberapa protocol routing memang tidak terlalu rumit untuk dikonfigurasikan. Namun ada juga
protocol routing tertentu yang penerapannya membutuhkan administrator dengan pengetahuan
yang lebih tentang konsep, konfigurasi, pengujian dan troubleshooting routing.
• Relative kurang aman
Dikatakan kurang aman, karena router akan menentukan sendiri entry route yang akan
digunakan. Ini akan bisa mengakibatkan salah penentuan jalur (path) oleh router-router yang
akan mengakibatkan terjadinya routing loop.
Routing Loop adalah suatu kondisi di mana sebuah paket terus ditransmisikan dalam serangkaian router tanpa pernah mencapai jaringan
tujuan. Sebuah routing loop dapat terjadi ketika dua atau lebih router. memiliki routing informasi yang salah menunjukkan bahwa jalan
yang valid ke destination unreachable.
51. Gunakan Packet Tracer
PC1, PC2, PC11 dan PC22 dapat ping satu sama lain.
Network Mask = 255.255.255.0
PC1 PC2 PC11 PC22
2621 XM
fa0/0 fa0/1
52. Konfigurasi sebuah topologi jaringan di bawah ini dimana semua PC harus
dapat melakukan ping satu sama lain.
Setiap langkah (step by step)
harus dimasukkan dalam laporan