SlideShare a Scribd company logo
1 of 69
Download to read offline
Rangkaian Arus Bolak-balik
KELAS XII/2
fakta
Di rumah kita menggunakan
listrik AC ,
mengapa lampu tidak
berkedip-kedip ketika
menyala?
Di Indonesia listrik bolak-balik (AC) dipelihara dan
berada dibawah naungan PLN, Indonesia
menerapkan listrik bolak-balik dengan frekuensi
50Hz.
Tegangan standar yang diterapkan di Indonesia
untuk listrik bolak-balik 1 (satu) fasa adalah 220 volt.
Tegangan dan frekuensi ini terdapat pada rumah
anda, kecuali jika anda tidak berlangganan listrik PLN.
Kompetensi Dasar
3.6 Menganalisis rangkaian arus bolak-balik (AC)
serta penerapannya.
4.6 Memecahkan masalah terkait rangkaian
arus bolak-balik (AC) dalam kehidupan
sehari-hari.
Peta Konsep
Apa itu Arus Bolak – Balik ( AC ) ?
β€’ Pada umumnya semua tenaga listrik yang
dihasilkan oleh berbagai sumber pembangkit
tenaga listrik adalah berupa arus bolak-balik dan
tegangan bolak-balik yang dihasilkan oleh
generator yang digerakkan dengan energi yang
berasal dari sumber daya alam.
β€’ Arus bolak-balik atau Alternating Current (AC)
yaitu arus listrik yang besar dan arahnya yang
selalu berubah-ubah secara periodik.
Pengertian
Bagaimana arus bolak-balik dan tegangan bolak-
balik terbentuk ???
Sumber Arus Bolak-balik
Generator arus bolak-balik yang prinsip kerjanya pada
perputaran kumparan dengan kecepatan sudut Ο‰ yang berada di
dalam medan magnetik.Sumber ggl bolak-balik tersebut akan
menghasilkan tegangan sinusoida berfrekuensi f.
β€œApabila kecepatan sudut Ο‰ kumparan semakin besar, maka
semakin besar ggl dan semakin besar pula tegangan sinusoida berfrekuensi f yang
dihasilkan”
Gambar 2. Lambang
sumber arus
bolak-balik
Gambar 1. Generator AC
PRINSIP
Kuat Arus dan Tegangan AC
Tegangan listrik dan arus listrik
yang dihasilkan generator
berbentuk tegangan dan arus
listrik sinusoida.
Persamaan tegangan
sebagai fungsi waktu, yaitu:
V= π‘‰π‘š sin 2πœ‹ 𝑓𝑑
Persamaan Arus yang
dihasilkan :
I= πΌπ‘š sin 2πœ‹ 𝑓𝑑
konsep
fasor
Fasor suatu besaran dilukiskan sebagai suatu vektor
yang besar sudut putarnya terhadap sumbu horizontal
(sumbu x) sama dengan sudut fasenya.
Fasor berasal dari bahasa Inggris Phasor .
Fasor dinyatakan dengan suatu vektor yang nilainya
tetap berputar berlawanan dengan putaran jarum jam.
Gambar. Diagram fasor arus Gambar. Diagram fasor tegangan
konsep
Pengertian Sudut Fase dan Beda Fase
dalam Arus Bolak-Balik
β€’ Arus dan tegangan bolak-balik (AC) dapat dilukiskan
sebagai gelombang sinusoida, jika besarnya arus dan
tegangan dinyatakan dalam persamaan :
dan
β€’ Di mana Ο‰t atau (Ο‰t+90Β°) disebut sudut fase yang
sering ditulis dengan lambang ΞΈ.
β€’ Sedangkan besarnya selisih sudut fase antara kedua
gelombang tersebut disebut beda fase.
konsep
Pengertian Sudut Fase dan Beda Fase
dalam Arus Bolak-Balik
β€’ Berdasarkan persamaan antara tegangan dan kuat arus listrik
tersebut dapat dikatakan bahwa antara tegangan dan kuat
arus listrik terdapat beda fase sebesar 90Β° dan dikatakan
arus mendahului tegangan dengan beda fase sebesar 90Β°.
β€’ Apabila dilukiskan dalam diagram fasor dapat digambarkan:
Gambar. Grafik arus dan
tegangan sebagai fungsi
waktu dengan beda fase
90Β°.
FAKTA
Nilai Efektif
Nilai efektif arus sinusoidal didefinisikan sebagai harga arus
sehingga menghasilkan energi kalor rata-rata yang sama pada
arus searah pada suatu hambatan R.
Hubungan antara nilai efektif dan nilai maksimum dapat
dinyatakan dalam persamaan :
konsep
Nilai Rata-Rata Arus Bolak-Balik
Nilai arus bolak-balik yang setara dengan arus searah
untuk memindahkan sejumlah muatan listrik yang
sama dalam waktu yang sama pada sebuah penghantar
yang sama.
Hubungan antara nilai arus dan tegangan arus bolak-
balik dengan nilai arus dan tegangan maksimumnya
dinyatakan dalam persamaan :
1
2
Alat Ukur Arus Bolak-balik
Multimeter Digital
Mengukur nilai efektif
tegangan dan nilai efektif
kuat arus AC
Mengukur tegangan
maksimum dan tegangan
puncak ke puncak
Osiloskop
FAKTA
RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK
Simbol pada rangkaian AC
(a) Generator
(b) Hambatan
(c) Induktor
(d) kapasitor
1. Rangkaian Hambatan pada Arus Bolak-Balik
(Rangkaian Resistif)
β€’ Rangkaian hambatan/resistor
dalam arus bolak-balik (AC)
berfungsi sebagai pembatas
arus listrik yang masuk atau
menurunkan potensial listrik
dalam rangkaian .
β€’ Antara arus dan tegangan
pada hambatan dengan arus
dan tegangan pada sumber
tidak mengalami perubahan
fase.
konsep
β€’ arus dan tegangan pada
hambatan/resistor adalah
sefase.
β€’ Besarnya kuat arus yang
melalui hambatan dapat
dinyatakan dari hukum Ohm
yaitu :
β€œPada rangkaian dengan R tetap, semakin besar beda potensial maka besarnya
arus yang mengalir melalui hambatan tersebut semakin besar”
PRINSIP
Latihan soal
Dalam rangkaian AC, R = 40Ξ© , Vm = 100 V,
dan frekuensi generator f = 50 Hz. Dianggap
tegangan pada ujung-ujung resistor VR = 0 ketika t =
0. Tentukan:
a. arus maksimum,
b. frekuensi sudut generator,
c. arus melalui resistor pada t =
1
75
s,
d. arus melalui resistor pada t =
1
150
s
penyelesaian
Rangkaian Induktor dalam Rangkaian
Arus AC
Besarnya tegangan pada ujung-ujung induktor sama dengan
tegangan sumber.sehingga berlaku :
VL = V = Vmax sin Ο‰ t
IL = Imax sin (Ο‰ t - 90o)
Perhatikan gambar rangkaian
induktor yang dihubungkan
dengan sumber tegangan AC.
konsep
Arus listrik dengan tegangan listrik terjadi selisih sudut fase
sebesar 90o atau
πœ‹
2
di mana kuat arus ketinggalan terhadap
tegangan dengan selisih sudut fase 90o.
Perbedaan fase antara kuat arus dan tegangan
pada induktor dapat digambarkan dengan
diagram fasor :
FAKTA
Apabila kita perhatikan persamaan
π‘‰π‘šπ‘Žπ‘₯
Ο‰L
= Imax
identik dengan I =
𝑉
𝑅
pada hukum Ohm,
di mana Ο‰ L merupakan suatu hambatan yang
disebut dengan reaktansi induktif yang
diberi lambang XL yang besarnya dinyatakan :
XL =Ο‰L = 2 𝝅 𝒇L
di mana :
XL = reaktansi induktif (Ohm )
L = induktansi diri induktor (Henry = H)
Ο‰ = frekuensi anguler/sudut (rad/s)
f = frekuensi linier (Hertz = Hz)
Latihan soal
Sebuah induktor mempunyai induktansi 0,05 H
dihubungkan dengan sumber tegangan AC yang
mempunyai tegangan V = 20 sin 120 𝝅 t.
Hitunglah :
a. reaktansi induktif,
b. kuat arus maksimum yang mengalir pada
induktor!
Penyelesaian :
Dari persamaan V = 20 sin 120 𝝅 t diperoleh bahwa
Vmax = 20 Volt dan f = 60 Hz
sehingga dapat dicari :
a. XL = Ο‰L = 2 𝝅 fL
= 2 x 3,14 x 60 x 0,05
= 6,28 x 3 = 18,84 Ω
b. I =
π‘‰π‘šπ‘Žπ‘₯
xL
= 20
18,84
= 1,06 A
Dalam suatu rangkaian arus
AC yang terdiri atas kapasitor
mempunyai sifat :
β€’ antara Tegangan dan Arus
memiliki beda fase,
Arus mendahului Tegangan
dengan beda sudut fase sebesar
90o atau
πœ‹
2
.
Rangkaian kapasitor dalam Rangkaian
Arus AC konsep
FAKTA
Besarnya kuat arus listrik yang mengalir dalam
kapasitor dapat dinyatakan dengan laju
perpindahan muatan listrik pada keping
kapasitor tersebut yang dinyatakan :
Ic =
π‘‘π‘ž
𝑑𝑑
= Ο‰.C.Vm.cos Ο‰t ,
dimana cos Ο‰ t = sin (Ο‰ t + 90o) = sin (Ο‰ t +
πœ‹
2
)
Ic = Ο‰ C Vmax sin (Ο‰ t +
πœ‹
2
)
=
π‘‰π‘šπ‘Žπ‘₯
1
Ο‰C
sin (Ο‰ t +
πœ‹
2
)
=
π‘‰π‘šπ‘Žπ‘₯
1
Ο‰C
konsep
Ic=
π‘‰π‘šπ‘Žπ‘₯
1
Ο‰C
, identik dengan hukum Ohm I=
𝑉
𝑅
dengan besarnya sebuah hambatan atau reaktansi
kapasitif Xc =
1
Ο‰ C
Besarnya dinyatakan :𝑋𝐢 =
1
πœ”πΆ
=
1
2πœ‹π‘“πΆ
di mana :
XC = reaktansi induktif (Ohm =Ω)
C = kapasitas kapasitor (Farad = F)
Ο‰ = frekuensi anguler/sudut (rad/s)
f = frekuensi linier (Hertz = Hz)
latihan soal
Sebuah kapasitor 50 ΞΌF dihubungkan dengan sumber
tegangan arus bolak-balik.Arus yang mengalir pada
rangkaian adalah I = (4.sin100t) A. Tentukan
persamaan tegangan ada kapasitor itu!
Penyelesaian :
Diketahui:
C = 50 ΞΌF = 5Γ—10-5 F
I = (4.sin100t) A
Ditanya: Persamaan
tegangan V = ...?
Jawab:
I = (Im.sin Ο‰ t) A
I = (4.sin100t) A
maka,
Im = 4 A
Ο‰ = 100 rad/s
PROSEDURE
Rangkaian Seri RC
sebuah rangkaian seri hambatan dan kapasitor yang
dihubungkan dengan sumber tegangan AC sebesar V, yang
disebut rangkaian seri RC.
β€’ VR menyatakan
tegangan pada ujung-
ujung hambatan (R),
β€’ VC menyatakan tegangan pada ujung-ujung induktor.
β€’ rangkaian ini nilai VR sefase dengan arus listrik, sedangkan VC tertinggal
arus sebesar 90o
β€’ besarnya tegangan V dapat dicari dengan menjumlahkan nilai VR dan VC
secara vektor (fasor) yaitu :
konsep
Sedangkan VR = I R
VL = I Xc
Maka ,
𝑉 = 𝐼2𝑅 2
+ 𝐼2Xc2
𝑉 = 𝐼 𝑅 2
+ Xc2
Sesuai dengan hukum Ohm V = I.R bahwa nilai 𝑅2 + 𝑋𝑐2
merupakan suatu jenis hambatan dalam rangkaian AC yang
disebut impedansi, 𝑍 = 𝑅2 + 𝑋2
Besarnya sudut pergeseran antara arus dan tegangan pada
rangkaian seri RC tidak lagi sebesar, melainkan kurang dari
90o di mana tegangan tertinggal terhadap arus.
Besarnya pergeseran fase antara arus dan
tegangan dinyatakan:
tan πœ‘ =
𝑉𝑐
𝑉𝑅
=
𝑋𝑐
𝑅
FAKTA
Latihan soal
Sebuah kapasitor dengan kapasitas 5 πœ‡F disusun
seri dengan hambatan sebesar 300 Ω dihubungkan
dengan sumber tegangan AC sebesar
V = 200 sin 500t . Tentukan besarnya :
a. reaktansi kapasitif,
b. impedansi rangkaian,
c. kuat arus maksimum,
d. beda fase antara arus dan tegangan, dan
e. tuliskan bentuk persamaan arus sesaatnya!
Penyelesaian :
Dari persamaan tegangan V= Vmax sin πœ”t
diketahui bahwa
Vmax = 200 volt dan πœ” = 500 rad/s, maka dapat
dicari :
Rangkaian Seri RL
Gambar di atas menggambarkan sebuah rangkaian
seri hambatan dan induktor yang dihubungkan dengan
sumber tegangan AC sebesar V, yang disebut rangkaian seri
RL.
konsep
β€’ VR tegangan pada ujung (R)
β€’ VL tegangan pada ujung-ujung Induktor.
β€’ Dalam rangkaian ini nilai VR sefase dengan
arus listrik,
β€’ sedangkan VL mendahului arus sebesar 90o.
Sehingga besarnya tegangan V dapat dicari dengan
menjumlahkan nilai VR dan VL secara vektor (fasor)
yaitu :
Sedangkan VR = I R
VL = I XL
Maka ,
Sesuai dengan hukum Ohm V = I.R bahwa nilai 𝑅2 + 𝑋𝐿
2
merupakan suatu jenis hambatan dalam rangkaian AC yang
disebut impedansi, Z= 𝑅2 + 𝑋𝐿
2
Besarnya sudut pergeseran antara arus dan tegangan
pada rangkaian seri RL tidak lagi sebesar 90o,
melainkan kurang dari 90o, di mana tegangan
mendahului arus.
Besarnya pergeseran fase antara arus dan tegangan
dinyatakan:
tan πœ‘ =
𝑉𝐿
𝑉𝑅
=
𝑋𝐿
𝑅
FAKTA
Latihan soal
Sebuah induktor bila diukur menggunakan ohm
meter memiliki hambatan 40 Ωdan jika dipasang
pada arus bolak balik akan mengalir arus sebesar 2
A. pada tegangan berapa volt induktor tersebut
dipasang supaya reaktansi induktifnya 30 Ω!
Rangkaian Seri R, L dan C
Rangkaian seri RLC banyak digunakan pada osilator untuk
membangkitkan getaran gelombang elektromagnetik. Pada rangkaian
ini akan terjadi peristiwa resonansi, yaitu peristiwa ikut bergetarnya
suatu benda karena getaran benda lain. Resonansi pada rangkaian
seri RLC terjadi saat harga VL= VC atau XL= XC
. Perhatikan diagramfasor berikut!
konsep
a. Sudut Fase antara Kuat Arus dan Tegangan
Tegangan antara ujung-ujung resistor , induktor dan kapasitor yang
dialiri arus bolak-balik 𝑖 = πΌπ‘š sin πœ”π‘‘, masing-masing adalah
𝑉𝑅 = 𝑉
π‘š sin πœ”π‘‘
𝑉𝐿 = 𝑉
π‘š sin(πœ”π‘‘ + 90Β°)
𝑉𝐢 = 𝑉
π‘š sin(πœ”π‘‘ βˆ’ 90Β°)
Jika kita tetapkan sudut πœ”π‘‘ sebagai acuan sumbu X maka diagram
fasor untuk arus i, tegangan 𝑉𝑅, 𝑉𝐿, dan 𝑉𝐢 dirtunjukkan pada gambar.
Tegangan antara ujung-ujung rangkaian seri RLC, yaitu 𝑉𝐴𝐡 = 𝑉 adalah
jumlah fasor antara 𝑉𝑅, 𝑉𝐿, dan 𝑉𝐢.
𝑉 = 𝑉𝑅 + 𝑉𝐿 + 𝑉𝐢
konsep
Besar tegangan 𝑽𝑨𝑩 atau V adalah
Arah fasor V, yaitu sama dengan beda sudut fase antara kuat arus
dan tegangan πœ‘ dihitung dengan menggunakan perbandingan tangen
(tan).
tan πœ‘ =
𝑉𝐿 βˆ’ 𝑉𝐢
𝑉𝑅
Kita dapat menentukan beda sudut fase antara kuat arus dan tegangan
dengan meninjau diagram fasor impedansi. Kita telah mengetahui
bahwa tegangan masing-masing komponen dapat dinyatakan dengan
𝑉𝑅 = 𝑖 𝑅, 𝑉𝐿 = 𝑖 𝑅, dan 𝑉
𝑐 = 𝑖 𝑅
c. Impedansi Rangkaian RLC
Efek hambatan total yang dilakukan oleh R, induktor 𝑋𝐿, dan kapasitor
𝑋𝐢 dalam rangkaian arus bolak-balik dapat kita gantikan dengan
sebuah hambatan pengganti, yang kita sebut dengan impedansi Z
rangkaian RLC (lihat gambar 6.39a dan b), sehingga berlaku hukum
Ohm 𝑉𝐴𝐡 = 𝑉 = 𝑖𝑍.
𝑖𝑍 = 𝑖𝑅 2 + 𝑖𝑋𝐿 βˆ’ 𝑖𝑋𝐢
2 = 𝑖 𝑅2 + 𝑋𝐿 βˆ’ 𝑋𝐢
2
𝑍 = 𝑅2 + 𝑋𝐿 βˆ’ 𝑋𝐢
2
𝑉 = 𝑉𝑅
2
+ 𝑉𝐿 βˆ’ 𝑉𝐢
2
Persamaan umum impedansi :
𝑍 = 𝑅2 + 𝑋2 dengan 𝑋 = 𝑋𝐿 βˆ’ 𝑋𝐢
Kasus-kasus rangkaian ac
Mengandung R, L, dan C β†’ 𝑋 = 𝑋𝐿 βˆ’ 𝑋𝐢 β†’ 𝑍 = 𝑅2 + 𝑋𝐿 βˆ’ 𝑋𝐢
2
Mengandung R dan L β†’ 𝑋 = 𝑋𝐿 β†’ 𝑍 = 𝑅2 + 𝑋𝐿
2
Mengandung R dan C β†’ 𝑋 = 𝑋𝐢 β†’ 𝑍 = 𝑅2 + 𝑋𝐢
2
Mengandung L dan C β†’ 𝑅 = 0; 𝑋 = 𝑋𝐿 βˆ’ 𝑋𝐢 β†’ 𝑍 = 0 + 𝑋2 = 𝑋𝐿 βˆ’ 𝑋𝐢
Kita juga dapat menganalogi Z dengan V, R dengan 𝑉𝑅, 𝑋 dengan
𝑉
π‘₯, 𝑋𝐿 dengan 𝑉𝐿 dan 𝑋𝐢 dengan 𝑉𝐢, memberikan persamaan
umum tegangan ac.
𝑉 = 𝑉𝑅
2
+ 𝑉𝑋
2
dengan 𝑉𝑋 = 𝑉𝐿 βˆ’ 𝑉𝐢
Kita juga dapat menyatakan rumus tangen πœ‘ dengan notasi yang
lebih umum ini sebagai
tan πœ‘ =
𝑋
𝑅
dengan 𝑋 = 𝑋𝐿 βˆ’ 𝑋𝐢
tan πœ‘ =
𝑉𝑋
𝑉𝑅
dengan 𝑉𝑋 = 𝑉𝐿 βˆ’ 𝑉𝐢
Prosedure
d. Resonansi pada Rangkaian RLC
Ada tiga kemungkinan sifat rangkaian yang dapat terjadi pada
rangkaian seri RLC, seperti yang ditunjukkan diagram fasor impedansi
pada gambar 6.40a, b dan c.
Kemungkinan pertama, reaktansi induktif rangkaian lebih besar
daripada reaktansi kapasitif rangkaian: 𝑋𝐿 > 𝑋𝐢 (gambar 6.40a)
sehingga tan πœ‘ =
π‘‹πΏβˆ’π‘‹πΆ
𝑅
bernilai positif, atau sudut fase πœ‘ bernilai
positif. Dalam kasus ini, tegangan mendahului arus dan rangkaian
disebut bersifat induktif.
Gambar 6.40a 𝑋𝐿 > 𝑋𝐢, sudut fase πœ‘ bernilai positif, rangkaian bersifat induktif
konsep
Kemungkinan kedua, reaktansi induktif rangkaian lebih kecil daripada
reaktansi kapasitif rangkaian: 𝑋𝐿 < 𝑋𝐢 (gambar 6.40b) sehingga
tan πœ‘ =
π‘‹πΏβˆ’π‘‹πΆ
𝑅
bernilai negatif, atau sudut fase πœ‘ bernilai negatif. Dalam
kasus ini, tegangan terlambat arus dan rangkaian disebut bersifat
kapasitif.
Kemungkinan ketiga, reaktansi
induktif rangkaian sama dengan
daripada reaktansi kapasitif
rangkaian: 𝑋𝐿 = 𝑋𝐢 (gambar 6.40c)
Sudut fase πœ‘ bernilai nol, dan
impedansi rangkaian sama dengan
hambatan rangkaian: 𝑍 = 𝑅. Dalam
kasus ini, tegangan sefase dengan
arus dan rangkaian disebut bersifat
resistif. Peristiwa ketika sifat induktif
saling meniadakan dengan sifat
kapasitif, sehigga rangkaian bersifat
resistif disebut peristiwa resonansi.
Gambar 6.40 (b) 𝑋𝐿 < 𝑋𝐢, sudut fase πœ‘ bernilai
negatif , rangkaian bersifat kapasitif, (c) 𝑋𝐿 = 𝑋𝐢,
sudut fase πœ‘ bernilai nol, rangkaian bersifat resistif.
Frekuensi resonansi rangkaian RLC
Resonansi pada rangkaian seri RLC terjadi ketika reaktansi induktif
sama dengan reaktansi kapasitif. Dari pernyatan ini kita dapat
menentukan frekuensi sudut resonansi πœ”π‘Ÿ dan frekuensi resonansi π‘“π‘Ÿ.
Syarat resonansi 𝑋𝐿 = 𝑋𝐢
πœ”π‘ŸπΏ =
1
πœ”π‘Ÿπ‘
atau πœ”π‘Ÿ
2 =
1
𝐿𝐢
, sehingga
πœ”π‘Ÿ =
1
𝐿𝐢
π‘“π‘Ÿ =
1
2πœ‹
1
𝐿𝐢
dengan
𝐿 = induksi konduktor (H)
𝐢 = kapasitas kapasitor (F)
πœ”π‘Ÿ = frekuensi sudut resonansi (rad/s)
π‘“π‘Ÿ = frekuensi resonansi (Hz)
Kuat arus dan impedansi rangkaian seri RLC pada
keadaan resonansi
Arus yang mengalir melalui rangkaian seri RLC dapat kita nyatakan
dengan persamaan berikut.
𝑖 =
𝑉
𝑍
𝑖 =
𝑉
𝑅2 + 𝑋𝐿 βˆ’ 𝑋𝐢
2
𝑖 =
𝑉
𝑅2 + πœ”πΏ βˆ’
1
πœ”πΆ
2
Ketika frekuensi sumber arus bolak-balik sama dengan frekuensi
resonansi rangkaian (πœ” = πœ”π‘Ÿ), maka 𝑋𝐿 = 𝑋𝐢, sehingga
Impedansi Rangkaian 𝑍 = 𝑠𝑖𝑛2πœƒ =
1
𝑇 0
𝑇
𝑠𝑖𝑛2 πœƒ π‘‘πœƒ = 𝑅 (π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘šπ‘–π‘›π‘–π‘šπ‘’π‘š)
Kuat Arus Rangkaian 𝑖 =
𝑉
𝑅2 + 0
(π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘’π‘š)
Jadi, ketika frekuensi arus bolak-balik sama dengan frekuensi
resonansi rangkaian maka:
a) Impedansi rangkaian mencapai nilai minimum (terkecil), yaitu
sama dengan hambatan rangkaian (𝑍 = 𝑅);
b) Kuat arus rangkaian nilai maksimum (terbesar), yaitu 𝑖 =
𝑉
𝑅
c) Daya disipasi rangkaian mencapai maksimum yaitu 𝑃 = 𝑖2
𝑅
PRINSIP
Rangkaian osilator
Rangkaian cenderung bergetar (berosilasi) pada frekuensi
resonansinya ketika suatu pulsa energi diberikan pada
rangkaian ini.
Energi ini disimpan oleh kapasitor dalam bentuk medan listrik.
Kapasitor kemudian memberikan energi medan listrik ini ke
kumparan untuk diubah menjasi energi magnetik.
Selama proses ini suatu ggl balik diinduksikan oleh kumparan,
dan ini menyebabkan kapasitor diisi muatan listrik kembali.
Siklus perubahan energi listrik menjadi energi mekanik dan
energi mekanik menjadi energi listrik terjadi berulang-ulang
pada rangkaian ini. Itulah sebabnya rangkaian ini disebut
rangkaian osilator.
Ketika 𝑋𝐿 = 𝑋𝐢, proses osilasi dalam rangkaian osilator terjadi
pada suatu frekuensi resonansi (π‘“π‘Ÿ) dengan π‘“π‘Ÿ =
1
2πœ‹ 𝐿𝐢
konsep
Rangkaian penala
Rangkaian penala
berfungsi untuk
memilih satu
gelombang radio dari
banyak gelombang
radio yang mendekat
pada antena
penerima radio.
Rangkaian penala
terdiri dari sebuah
kumparan dengan
induktansi 𝐿 dan
sebuah kapasitor
variabel dengan
kapasitansi 𝐢 yang
dirangkai secara
paralel.
Jika rangkaian penala
disetel pada sebuah
pemancar tertentu, maka
rangkaian penala akan
membangkitkan
frekuensi tinggi yang
sama dengan frekuensi
tinggi dari pemancar
tersebut. Kita katakan
bahw a penerima radio
beresonansi dengan
pemancar tersebut.
Frekuensi resonansi
rangkaian penala adalah
π‘“π‘Ÿ =
1
2πœ‹ 𝐿𝐢
Jika kita ingin
menerima gelombang
radio pemancar lain
yang frekuensinya
lebih tinggi maka kita
harus menaikkan
frekuensi resonansi π‘“π‘Ÿ
rangkaian penala. Ini
kita lakukan dengan
memperkecil nilai
kapasitas 𝐢 dari
kapasitor variabel.
Caranya adalah
dengan memutar
tombol yang menyetel
nilai kapasitor 𝐢 dari
kapasitor variabel.
Faktor Daya
β€’ Setiap alat-alat listrik seperti halnya lampu,
seterika listrik, kompor listrik,ataupun alat-alat
elektronik, misalnya TV, radio, komputer jika
dinyalakan/dihidupkan beberapa lama akan
memerlukan energi listrik .
β€’ Energi yang diperlukan tiap satu satuan waktu
atau tiap detiknya disebut daya.
konsep
Besarnya daya pada rangkaian arus bolak-balik:
dan
teori Hasil pengukuran Tidak sama
Disebabkan hambatan semu yang berasal dari
induktor (XL) dan kapasitor (XC) yang disebut
reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif.
Daya sesungguhnya yang timbul pada rangkaian
arus listrik hanyalah pada hambatan murni saja (R).
Perbandingan antara daya sesungguhnya (Pss) dan daya semu
yang menurun (Psm) disebut faktor daya
faktor daya dengan persamaan :
di mana :
Pss = I2 R (daya sesungguhnya) dan
Psm = I2Z (daya semu)
Sehingga :
daya sesungguhnya dalam rangkaian arus AC dapat dinyatakan
sama dengan hasil perkalian daya hasil perhitungan teoritis
dengan faktor daya yang secara umum dapat dituliskan :
P = daya sesungguhnya (watt)
V = tegangan efektif (Volt)
I = kuat arus efektif (A)
cos πœ”= faktor daya
Latihan soal
Sebuah rangkaian seri RLC, dengan R = 800 Ω, XL
= 600 Ω dan XC = 1200 Ω dihubungkan dengan
sumber tegangan yang memiliki tegangan efektif
200 Volt.
Tentukan :
a. kuat arus dalam rangkaian,
b. faktor daya rangkaian tersebut, dan
c. daya sesungguhnya dalam rangkaian!
TERIMA KASIH 

More Related Content

What's hot

FISIKA - GERAK JATUH BEBAS
FISIKA - GERAK JATUH BEBASFISIKA - GERAK JATUH BEBAS
FISIKA - GERAK JATUH BEBASPRAMITHA GALUH
Β 
Makalah Dioda sebagai penyearah
Makalah Dioda sebagai penyearahMakalah Dioda sebagai penyearah
Makalah Dioda sebagai penyearahRamatechno Ramatechno
Β 
Teorema thevenin dan norton
Teorema thevenin dan nortonTeorema thevenin dan norton
Teorema thevenin dan nortonRetnoWulan26
Β 
Makalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonikMakalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonikbestricabebest
Β 
Laporan praktikum-fisika
Laporan praktikum-fisikaLaporan praktikum-fisika
Laporan praktikum-fisikaAnita Kris
Β 
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Erliana Amalia Diandra
Β 
9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balik9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balikSimon Patabang
Β 
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstoneumammuhammad27
Β 
4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralel4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralelSimon Patabang
Β 
Rangkaian arus bolak balik FISIKA SMA
Rangkaian arus bolak balik FISIKA SMARangkaian arus bolak balik FISIKA SMA
Rangkaian arus bolak balik FISIKA SMAAjeng Rizki Rahmawati
Β 
4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronikaSimon Patabang
Β 
Kuliah 1 listrik statis
Kuliah 1 listrik statisKuliah 1 listrik statis
Kuliah 1 listrik statisYohanes Nugroho
Β 
pengukuran dasar listrik
pengukuran dasar listrikpengukuran dasar listrik
pengukuran dasar listrikSugiarti ELfishy
Β 
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)Dandi Ardiansyah Putra
Β 
6 rangkaian arus bolak balik
6 rangkaian arus bolak balik6 rangkaian arus bolak balik
6 rangkaian arus bolak balikSimon Patabang
Β 
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hari
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hariaplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hari
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hariInstitute techologi bandung
Β 
LAPORAN FISIKA SMA
LAPORAN FISIKA SMALAPORAN FISIKA SMA
LAPORAN FISIKA SMAAstoeti Utie'
Β 

What's hot (20)

FISIKA - GERAK JATUH BEBAS
FISIKA - GERAK JATUH BEBASFISIKA - GERAK JATUH BEBAS
FISIKA - GERAK JATUH BEBAS
Β 
Makalah Dioda sebagai penyearah
Makalah Dioda sebagai penyearahMakalah Dioda sebagai penyearah
Makalah Dioda sebagai penyearah
Β 
Teorema thevenin dan norton
Teorema thevenin dan nortonTeorema thevenin dan norton
Teorema thevenin dan norton
Β 
Makalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonikMakalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonik
Β 
Laporan praktikum-fisika
Laporan praktikum-fisikaLaporan praktikum-fisika
Laporan praktikum-fisika
Β 
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Β 
9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balik9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balik
Β 
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
Β 
4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralel4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralel
Β 
Elastisitas
Elastisitas Elastisitas
Elastisitas
Β 
Rangkaian arus bolak balik FISIKA SMA
Rangkaian arus bolak balik FISIKA SMARangkaian arus bolak balik FISIKA SMA
Rangkaian arus bolak balik FISIKA SMA
Β 
4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika
Β 
induktansi diri
induktansi diriinduktansi diri
induktansi diri
Β 
Kuliah 1 listrik statis
Kuliah 1 listrik statisKuliah 1 listrik statis
Kuliah 1 listrik statis
Β 
pengukuran dasar listrik
pengukuran dasar listrikpengukuran dasar listrik
pengukuran dasar listrik
Β 
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
Β 
2. struktur atom dan molekul
2. struktur atom dan molekul2. struktur atom dan molekul
2. struktur atom dan molekul
Β 
6 rangkaian arus bolak balik
6 rangkaian arus bolak balik6 rangkaian arus bolak balik
6 rangkaian arus bolak balik
Β 
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hari
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hariaplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hari
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hari
Β 
LAPORAN FISIKA SMA
LAPORAN FISIKA SMALAPORAN FISIKA SMA
LAPORAN FISIKA SMA
Β 

Similar to Rangkain arus bolak balik kelas xii

Electrical Engineering
Electrical EngineeringElectrical Engineering
Electrical EngineeringEkeeda
Β 
Elect principles -_ac_circuits_year1
Elect principles -_ac_circuits_year1Elect principles -_ac_circuits_year1
Elect principles -_ac_circuits_year1sdacey
Β 
chapter_33_alternating_current_circuits_0.pptx
chapter_33_alternating_current_circuits_0.pptxchapter_33_alternating_current_circuits_0.pptx
chapter_33_alternating_current_circuits_0.pptxGodspower Bruno, GMNSE
Β 
Chapter32A.ppt
Chapter32A.pptChapter32A.ppt
Chapter32A.pptArunPatrickK1
Β 
1 ph topic 8 resistors and inductors in series
1 ph topic 8 resistors and inductors in series1 ph topic 8 resistors and inductors in series
1 ph topic 8 resistors and inductors in seriesmattnlis
Β 
Ac wave forms theroy
Ac wave forms theroyAc wave forms theroy
Ac wave forms theroyReece Hancock
Β 
AC in RC Circuits
AC in RC CircuitsAC in RC Circuits
AC in RC Circuitsamckaytghs
Β 
Materi arus listrik bolak balik (ac)
Materi arus listrik bolak balik (ac)Materi arus listrik bolak balik (ac)
Materi arus listrik bolak balik (ac)materipptgc
Β 
MATERI LISTRIK BOLAK-BALIK (AC)
MATERI LISTRIK BOLAK-BALIK (AC)MATERI LISTRIK BOLAK-BALIK (AC)
MATERI LISTRIK BOLAK-BALIK (AC)materipptgc
Β 
Electrical and Electronics Engineering
Electrical and Electronics EngineeringElectrical and Electronics Engineering
Electrical and Electronics EngineeringEkeeda
Β 
Ac circuits 15 april 2013(1)
Ac circuits 15 april 2013(1)Ac circuits 15 april 2013(1)
Ac circuits 15 april 2013(1)Malusela Ndivhuwo
Β 
Ac circuits 15 april 2013(1)
Ac circuits 15 april 2013(1)Ac circuits 15 april 2013(1)
Ac circuits 15 april 2013(1)MDUDUZI MABENA
Β 
Ac circuits 15 april 2013(1)
Ac circuits 15 april 2013(1)Ac circuits 15 april 2013(1)
Ac circuits 15 april 2013(1)Majoro
Β 
Ac circuits 15 april 2013(1)
Ac circuits 15 april 2013(1)Ac circuits 15 april 2013(1)
Ac circuits 15 april 2013(1)TRL4EVER
Β 
Alternating Current
Alternating CurrentAlternating Current
Alternating CurrentMayank Pandey
Β 

Similar to Rangkain arus bolak balik kelas xii (20)

Electrical Engineering
Electrical EngineeringElectrical Engineering
Electrical Engineering
Β 
Elect principles -_ac_circuits_year1
Elect principles -_ac_circuits_year1Elect principles -_ac_circuits_year1
Elect principles -_ac_circuits_year1
Β 
AC Circuits.pdf
AC Circuits.pdfAC Circuits.pdf
AC Circuits.pdf
Β 
chapter_33_alternating_current_circuits_0.pptx
chapter_33_alternating_current_circuits_0.pptxchapter_33_alternating_current_circuits_0.pptx
chapter_33_alternating_current_circuits_0.pptx
Β 
Chapter32A.ppt
Chapter32A.pptChapter32A.ppt
Chapter32A.ppt
Β 
1 ph topic 8 resistors and inductors in series
1 ph topic 8 resistors and inductors in series1 ph topic 8 resistors and inductors in series
1 ph topic 8 resistors and inductors in series
Β 
Ac wave forms theroy
Ac wave forms theroyAc wave forms theroy
Ac wave forms theroy
Β 
AC in RC Circuits
AC in RC CircuitsAC in RC Circuits
AC in RC Circuits
Β 
AC circuit
AC circuitAC circuit
AC circuit
Β 
Materi arus listrik bolak balik (ac)
Materi arus listrik bolak balik (ac)Materi arus listrik bolak balik (ac)
Materi arus listrik bolak balik (ac)
Β 
MATERI LISTRIK BOLAK-BALIK (AC)
MATERI LISTRIK BOLAK-BALIK (AC)MATERI LISTRIK BOLAK-BALIK (AC)
MATERI LISTRIK BOLAK-BALIK (AC)
Β 
Electrical and Electronics Engineering
Electrical and Electronics EngineeringElectrical and Electronics Engineering
Electrical and Electronics Engineering
Β 
4-Electricity.pptx
4-Electricity.pptx4-Electricity.pptx
4-Electricity.pptx
Β 
12 seri rlc
12 seri rlc12 seri rlc
12 seri rlc
Β 
Series parallel ac networks
Series parallel ac networksSeries parallel ac networks
Series parallel ac networks
Β 
Ac circuits 15 april 2013(1)
Ac circuits 15 april 2013(1)Ac circuits 15 april 2013(1)
Ac circuits 15 april 2013(1)
Β 
Ac circuits 15 april 2013(1)
Ac circuits 15 april 2013(1)Ac circuits 15 april 2013(1)
Ac circuits 15 april 2013(1)
Β 
Ac circuits 15 april 2013(1)
Ac circuits 15 april 2013(1)Ac circuits 15 april 2013(1)
Ac circuits 15 april 2013(1)
Β 
Ac circuits 15 april 2013(1)
Ac circuits 15 april 2013(1)Ac circuits 15 april 2013(1)
Ac circuits 15 april 2013(1)
Β 
Alternating Current
Alternating CurrentAlternating Current
Alternating Current
Β 

More from emri3

Bab 3 persamaan lingkaran
Bab 3 persamaan lingkaranBab 3 persamaan lingkaran
Bab 3 persamaan lingkaranemri3
Β 
Usaha dan energi
Usaha dan energiUsaha dan energi
Usaha dan energiemri3
Β 
Gelombang mekanik
Gelombang mekanikGelombang mekanik
Gelombang mekanikemri3
Β 
Hukum newton
Hukum newton Hukum newton
Hukum newton emri3
Β 
Barisan dan deret
Barisan dan deret Barisan dan deret
Barisan dan deret emri3
Β 
Teknik presentasi1
Teknik presentasi1Teknik presentasi1
Teknik presentasi1emri3
Β 
Optik fisis dan geometri
Optik fisis dan geometriOptik fisis dan geometri
Optik fisis dan geometriemri3
Β 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistememri3
Β 
Induksi magnetik
Induksi magnetikInduksi magnetik
Induksi magnetikemri3
Β 
Fluida dinamis
Fluida dinamisFluida dinamis
Fluida dinamisemri3
Β 
Kinematika gerak melingkar
Kinematika gerak melingkarKinematika gerak melingkar
Kinematika gerak melingkaremri3
Β 
Materi dan perubahannya
Materi dan perubahannyaMateri dan perubahannya
Materi dan perubahannyaemri3
Β 
Ppt medan magnetik
Ppt medan magnetikPpt medan magnetik
Ppt medan magnetikemri3
Β 
Getaran dan gelombang
Getaran dan gelombangGetaran dan gelombang
Getaran dan gelombangemri3
Β 
Menerpkan logika dan oprasi perhitungan data
Menerpkan logika dan oprasi perhitungan dataMenerpkan logika dan oprasi perhitungan data
Menerpkan logika dan oprasi perhitungan dataemri3
Β 
Bab 6 suhu dan kalor
Bab 6 suhu dan kalorBab 6 suhu dan kalor
Bab 6 suhu dan kaloremri3
Β 
Gerak vertikal
Gerak vertikalGerak vertikal
Gerak vertikalemri3
Β 
Bab 2 mitigasi bencana alam
Bab 2 mitigasi bencana alamBab 2 mitigasi bencana alam
Bab 2 mitigasi bencana alamemri3
Β 
Ppt kalimat siskomdig pesuasif
Ppt kalimat siskomdig pesuasifPpt kalimat siskomdig pesuasif
Ppt kalimat siskomdig pesuasifemri3
Β 
Suhu dan kalor
Suhu dan kalor Suhu dan kalor
Suhu dan kalor emri3
Β 

More from emri3 (20)

Bab 3 persamaan lingkaran
Bab 3 persamaan lingkaranBab 3 persamaan lingkaran
Bab 3 persamaan lingkaran
Β 
Usaha dan energi
Usaha dan energiUsaha dan energi
Usaha dan energi
Β 
Gelombang mekanik
Gelombang mekanikGelombang mekanik
Gelombang mekanik
Β 
Hukum newton
Hukum newton Hukum newton
Hukum newton
Β 
Barisan dan deret
Barisan dan deret Barisan dan deret
Barisan dan deret
Β 
Teknik presentasi1
Teknik presentasi1Teknik presentasi1
Teknik presentasi1
Β 
Optik fisis dan geometri
Optik fisis dan geometriOptik fisis dan geometri
Optik fisis dan geometri
Β 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
Β 
Induksi magnetik
Induksi magnetikInduksi magnetik
Induksi magnetik
Β 
Fluida dinamis
Fluida dinamisFluida dinamis
Fluida dinamis
Β 
Kinematika gerak melingkar
Kinematika gerak melingkarKinematika gerak melingkar
Kinematika gerak melingkar
Β 
Materi dan perubahannya
Materi dan perubahannyaMateri dan perubahannya
Materi dan perubahannya
Β 
Ppt medan magnetik
Ppt medan magnetikPpt medan magnetik
Ppt medan magnetik
Β 
Getaran dan gelombang
Getaran dan gelombangGetaran dan gelombang
Getaran dan gelombang
Β 
Menerpkan logika dan oprasi perhitungan data
Menerpkan logika dan oprasi perhitungan dataMenerpkan logika dan oprasi perhitungan data
Menerpkan logika dan oprasi perhitungan data
Β 
Bab 6 suhu dan kalor
Bab 6 suhu dan kalorBab 6 suhu dan kalor
Bab 6 suhu dan kalor
Β 
Gerak vertikal
Gerak vertikalGerak vertikal
Gerak vertikal
Β 
Bab 2 mitigasi bencana alam
Bab 2 mitigasi bencana alamBab 2 mitigasi bencana alam
Bab 2 mitigasi bencana alam
Β 
Ppt kalimat siskomdig pesuasif
Ppt kalimat siskomdig pesuasifPpt kalimat siskomdig pesuasif
Ppt kalimat siskomdig pesuasif
Β 
Suhu dan kalor
Suhu dan kalor Suhu dan kalor
Suhu dan kalor
Β 

Recently uploaded

call girls in Kamla Market (DELHI) πŸ” >ΰΌ’9953330565πŸ” genuine Escort Service πŸ”βœ”οΈβœ”οΈ
call girls in Kamla Market (DELHI) πŸ” >ΰΌ’9953330565πŸ” genuine Escort Service πŸ”βœ”οΈβœ”οΈcall girls in Kamla Market (DELHI) πŸ” >ΰΌ’9953330565πŸ” genuine Escort Service πŸ”βœ”οΈβœ”οΈ
call girls in Kamla Market (DELHI) πŸ” >ΰΌ’9953330565πŸ” genuine Escort Service πŸ”βœ”οΈβœ”οΈ9953056974 Low Rate Call Girls In Saket, Delhi NCR
Β 
Roles & Responsibilities in Pharmacovigilance
Roles & Responsibilities in PharmacovigilanceRoles & Responsibilities in Pharmacovigilance
Roles & Responsibilities in PharmacovigilanceSamikshaHamane
Β 
Introduction to AI in Higher Education_draft.pptx
Introduction to AI in Higher Education_draft.pptxIntroduction to AI in Higher Education_draft.pptx
Introduction to AI in Higher Education_draft.pptxpboyjonauth
Β 
Types of Journalistic Writing Grade 8.pptx
Types of Journalistic Writing Grade 8.pptxTypes of Journalistic Writing Grade 8.pptx
Types of Journalistic Writing Grade 8.pptxEyham Joco
Β 
Proudly South Africa powerpoint Thorisha.pptx
Proudly South Africa powerpoint Thorisha.pptxProudly South Africa powerpoint Thorisha.pptx
Proudly South Africa powerpoint Thorisha.pptxthorishapillay1
Β 
Field Attribute Index Feature in Odoo 17
Field Attribute Index Feature in Odoo 17Field Attribute Index Feature in Odoo 17
Field Attribute Index Feature in Odoo 17Celine George
Β 
ECONOMIC CONTEXT - PAPER 1 Q3: NEWSPAPERS.pptx
ECONOMIC CONTEXT - PAPER 1 Q3: NEWSPAPERS.pptxECONOMIC CONTEXT - PAPER 1 Q3: NEWSPAPERS.pptx
ECONOMIC CONTEXT - PAPER 1 Q3: NEWSPAPERS.pptxiammrhaywood
Β 
Introduction to ArtificiaI Intelligence in Higher Education
Introduction to ArtificiaI Intelligence in Higher EducationIntroduction to ArtificiaI Intelligence in Higher Education
Introduction to ArtificiaI Intelligence in Higher Educationpboyjonauth
Β 
Quarter 4 Peace-education.pptx Catch Up Friday
Quarter 4 Peace-education.pptx Catch Up FridayQuarter 4 Peace-education.pptx Catch Up Friday
Quarter 4 Peace-education.pptx Catch Up FridayMakMakNepo
Β 
MULTIDISCIPLINRY NATURE OF THE ENVIRONMENTAL STUDIES.pptx
MULTIDISCIPLINRY NATURE OF THE ENVIRONMENTAL STUDIES.pptxMULTIDISCIPLINRY NATURE OF THE ENVIRONMENTAL STUDIES.pptx
MULTIDISCIPLINRY NATURE OF THE ENVIRONMENTAL STUDIES.pptxAnupkumar Sharma
Β 
HỌC TỐT TIαΊΎNG ANH 11 THEO CHΖ―Ζ NG TRÌNH GLOBAL SUCCESS ĐÁP ÁN CHI TIαΊΎT - CαΊ’ NΔ‚...
HỌC TỐT TIαΊΎNG ANH 11 THEO CHΖ―Ζ NG TRÌNH GLOBAL SUCCESS ĐÁP ÁN CHI TIαΊΎT - CαΊ’ NΔ‚...HỌC TỐT TIαΊΎNG ANH 11 THEO CHΖ―Ζ NG TRÌNH GLOBAL SUCCESS ĐÁP ÁN CHI TIαΊΎT - CαΊ’ NΔ‚...
HỌC TỐT TIαΊΎNG ANH 11 THEO CHΖ―Ζ NG TRÌNH GLOBAL SUCCESS ĐÁP ÁN CHI TIαΊΎT - CαΊ’ NΔ‚...Nguyen Thanh Tu Collection
Β 
Influencing policy (training slides from Fast Track Impact)
Influencing policy (training slides from Fast Track Impact)Influencing policy (training slides from Fast Track Impact)
Influencing policy (training slides from Fast Track Impact)Mark Reed
Β 
Procuring digital preservation CAN be quick and painless with our new dynamic...
Procuring digital preservation CAN be quick and painless with our new dynamic...Procuring digital preservation CAN be quick and painless with our new dynamic...
Procuring digital preservation CAN be quick and painless with our new dynamic...Jisc
Β 
How to do quick user assign in kanban in Odoo 17 ERP
How to do quick user assign in kanban in Odoo 17 ERPHow to do quick user assign in kanban in Odoo 17 ERP
How to do quick user assign in kanban in Odoo 17 ERPCeline George
Β 
Gas measurement O2,Co2,& ph) 04/2024.pptx
Gas measurement O2,Co2,& ph) 04/2024.pptxGas measurement O2,Co2,& ph) 04/2024.pptx
Gas measurement O2,Co2,& ph) 04/2024.pptxDr.Ibrahim Hassaan
Β 
Framing an Appropriate Research Question 6b9b26d93da94caf993c038d9efcdedb.pdf
Framing an Appropriate Research Question 6b9b26d93da94caf993c038d9efcdedb.pdfFraming an Appropriate Research Question 6b9b26d93da94caf993c038d9efcdedb.pdf
Framing an Appropriate Research Question 6b9b26d93da94caf993c038d9efcdedb.pdfUjwalaBharambe
Β 
ACC 2024 Chronicles. Cardiology. Exam.pdf
ACC 2024 Chronicles. Cardiology. Exam.pdfACC 2024 Chronicles. Cardiology. Exam.pdf
ACC 2024 Chronicles. Cardiology. Exam.pdfSpandanaRallapalli
Β 
ENGLISH6-Q4-W3.pptxqurter our high choom
ENGLISH6-Q4-W3.pptxqurter our high choomENGLISH6-Q4-W3.pptxqurter our high choom
ENGLISH6-Q4-W3.pptxqurter our high choomnelietumpap1
Β 

Recently uploaded (20)

call girls in Kamla Market (DELHI) πŸ” >ΰΌ’9953330565πŸ” genuine Escort Service πŸ”βœ”οΈβœ”οΈ
call girls in Kamla Market (DELHI) πŸ” >ΰΌ’9953330565πŸ” genuine Escort Service πŸ”βœ”οΈβœ”οΈcall girls in Kamla Market (DELHI) πŸ” >ΰΌ’9953330565πŸ” genuine Escort Service πŸ”βœ”οΈβœ”οΈ
call girls in Kamla Market (DELHI) πŸ” >ΰΌ’9953330565πŸ” genuine Escort Service πŸ”βœ”οΈβœ”οΈ
Β 
Roles & Responsibilities in Pharmacovigilance
Roles & Responsibilities in PharmacovigilanceRoles & Responsibilities in Pharmacovigilance
Roles & Responsibilities in Pharmacovigilance
Β 
Introduction to AI in Higher Education_draft.pptx
Introduction to AI in Higher Education_draft.pptxIntroduction to AI in Higher Education_draft.pptx
Introduction to AI in Higher Education_draft.pptx
Β 
Types of Journalistic Writing Grade 8.pptx
Types of Journalistic Writing Grade 8.pptxTypes of Journalistic Writing Grade 8.pptx
Types of Journalistic Writing Grade 8.pptx
Β 
Proudly South Africa powerpoint Thorisha.pptx
Proudly South Africa powerpoint Thorisha.pptxProudly South Africa powerpoint Thorisha.pptx
Proudly South Africa powerpoint Thorisha.pptx
Β 
Field Attribute Index Feature in Odoo 17
Field Attribute Index Feature in Odoo 17Field Attribute Index Feature in Odoo 17
Field Attribute Index Feature in Odoo 17
Β 
ECONOMIC CONTEXT - PAPER 1 Q3: NEWSPAPERS.pptx
ECONOMIC CONTEXT - PAPER 1 Q3: NEWSPAPERS.pptxECONOMIC CONTEXT - PAPER 1 Q3: NEWSPAPERS.pptx
ECONOMIC CONTEXT - PAPER 1 Q3: NEWSPAPERS.pptx
Β 
Introduction to ArtificiaI Intelligence in Higher Education
Introduction to ArtificiaI Intelligence in Higher EducationIntroduction to ArtificiaI Intelligence in Higher Education
Introduction to ArtificiaI Intelligence in Higher Education
Β 
Quarter 4 Peace-education.pptx Catch Up Friday
Quarter 4 Peace-education.pptx Catch Up FridayQuarter 4 Peace-education.pptx Catch Up Friday
Quarter 4 Peace-education.pptx Catch Up Friday
Β 
MULTIDISCIPLINRY NATURE OF THE ENVIRONMENTAL STUDIES.pptx
MULTIDISCIPLINRY NATURE OF THE ENVIRONMENTAL STUDIES.pptxMULTIDISCIPLINRY NATURE OF THE ENVIRONMENTAL STUDIES.pptx
MULTIDISCIPLINRY NATURE OF THE ENVIRONMENTAL STUDIES.pptx
Β 
HỌC TỐT TIαΊΎNG ANH 11 THEO CHΖ―Ζ NG TRÌNH GLOBAL SUCCESS ĐÁP ÁN CHI TIαΊΎT - CαΊ’ NΔ‚...
HỌC TỐT TIαΊΎNG ANH 11 THEO CHΖ―Ζ NG TRÌNH GLOBAL SUCCESS ĐÁP ÁN CHI TIαΊΎT - CαΊ’ NΔ‚...HỌC TỐT TIαΊΎNG ANH 11 THEO CHΖ―Ζ NG TRÌNH GLOBAL SUCCESS ĐÁP ÁN CHI TIαΊΎT - CαΊ’ NΔ‚...
HỌC TỐT TIαΊΎNG ANH 11 THEO CHΖ―Ζ NG TRÌNH GLOBAL SUCCESS ĐÁP ÁN CHI TIαΊΎT - CαΊ’ NΔ‚...
Β 
Influencing policy (training slides from Fast Track Impact)
Influencing policy (training slides from Fast Track Impact)Influencing policy (training slides from Fast Track Impact)
Influencing policy (training slides from Fast Track Impact)
Β 
Procuring digital preservation CAN be quick and painless with our new dynamic...
Procuring digital preservation CAN be quick and painless with our new dynamic...Procuring digital preservation CAN be quick and painless with our new dynamic...
Procuring digital preservation CAN be quick and painless with our new dynamic...
Β 
How to do quick user assign in kanban in Odoo 17 ERP
How to do quick user assign in kanban in Odoo 17 ERPHow to do quick user assign in kanban in Odoo 17 ERP
How to do quick user assign in kanban in Odoo 17 ERP
Β 
Gas measurement O2,Co2,& ph) 04/2024.pptx
Gas measurement O2,Co2,& ph) 04/2024.pptxGas measurement O2,Co2,& ph) 04/2024.pptx
Gas measurement O2,Co2,& ph) 04/2024.pptx
Β 
Raw materials used in Herbal Cosmetics.pptx
Raw materials used in Herbal Cosmetics.pptxRaw materials used in Herbal Cosmetics.pptx
Raw materials used in Herbal Cosmetics.pptx
Β 
Framing an Appropriate Research Question 6b9b26d93da94caf993c038d9efcdedb.pdf
Framing an Appropriate Research Question 6b9b26d93da94caf993c038d9efcdedb.pdfFraming an Appropriate Research Question 6b9b26d93da94caf993c038d9efcdedb.pdf
Framing an Appropriate Research Question 6b9b26d93da94caf993c038d9efcdedb.pdf
Β 
ACC 2024 Chronicles. Cardiology. Exam.pdf
ACC 2024 Chronicles. Cardiology. Exam.pdfACC 2024 Chronicles. Cardiology. Exam.pdf
ACC 2024 Chronicles. Cardiology. Exam.pdf
Β 
TataKelola dan KamSiber Kecerdasan Buatan v022.pdf
TataKelola dan KamSiber Kecerdasan Buatan v022.pdfTataKelola dan KamSiber Kecerdasan Buatan v022.pdf
TataKelola dan KamSiber Kecerdasan Buatan v022.pdf
Β 
ENGLISH6-Q4-W3.pptxqurter our high choom
ENGLISH6-Q4-W3.pptxqurter our high choomENGLISH6-Q4-W3.pptxqurter our high choom
ENGLISH6-Q4-W3.pptxqurter our high choom
Β 

Rangkain arus bolak balik kelas xii

  • 3. Di rumah kita menggunakan listrik AC , mengapa lampu tidak berkedip-kedip ketika menyala?
  • 4. Di Indonesia listrik bolak-balik (AC) dipelihara dan berada dibawah naungan PLN, Indonesia menerapkan listrik bolak-balik dengan frekuensi 50Hz. Tegangan standar yang diterapkan di Indonesia untuk listrik bolak-balik 1 (satu) fasa adalah 220 volt. Tegangan dan frekuensi ini terdapat pada rumah anda, kecuali jika anda tidak berlangganan listrik PLN.
  • 5. Kompetensi Dasar 3.6 Menganalisis rangkaian arus bolak-balik (AC) serta penerapannya. 4.6 Memecahkan masalah terkait rangkaian arus bolak-balik (AC) dalam kehidupan sehari-hari.
  • 7. Apa itu Arus Bolak – Balik ( AC ) ?
  • 8. β€’ Pada umumnya semua tenaga listrik yang dihasilkan oleh berbagai sumber pembangkit tenaga listrik adalah berupa arus bolak-balik dan tegangan bolak-balik yang dihasilkan oleh generator yang digerakkan dengan energi yang berasal dari sumber daya alam. β€’ Arus bolak-balik atau Alternating Current (AC) yaitu arus listrik yang besar dan arahnya yang selalu berubah-ubah secara periodik. Pengertian
  • 9. Bagaimana arus bolak-balik dan tegangan bolak- balik terbentuk ???
  • 10. Sumber Arus Bolak-balik Generator arus bolak-balik yang prinsip kerjanya pada perputaran kumparan dengan kecepatan sudut Ο‰ yang berada di dalam medan magnetik.Sumber ggl bolak-balik tersebut akan menghasilkan tegangan sinusoida berfrekuensi f. β€œApabila kecepatan sudut Ο‰ kumparan semakin besar, maka semakin besar ggl dan semakin besar pula tegangan sinusoida berfrekuensi f yang dihasilkan” Gambar 2. Lambang sumber arus bolak-balik Gambar 1. Generator AC PRINSIP
  • 11. Kuat Arus dan Tegangan AC Tegangan listrik dan arus listrik yang dihasilkan generator berbentuk tegangan dan arus listrik sinusoida. Persamaan tegangan sebagai fungsi waktu, yaitu: V= π‘‰π‘š sin 2πœ‹ 𝑓𝑑 Persamaan Arus yang dihasilkan : I= πΌπ‘š sin 2πœ‹ 𝑓𝑑 konsep
  • 12. fasor Fasor suatu besaran dilukiskan sebagai suatu vektor yang besar sudut putarnya terhadap sumbu horizontal (sumbu x) sama dengan sudut fasenya. Fasor berasal dari bahasa Inggris Phasor . Fasor dinyatakan dengan suatu vektor yang nilainya tetap berputar berlawanan dengan putaran jarum jam. Gambar. Diagram fasor arus Gambar. Diagram fasor tegangan konsep
  • 13. Pengertian Sudut Fase dan Beda Fase dalam Arus Bolak-Balik β€’ Arus dan tegangan bolak-balik (AC) dapat dilukiskan sebagai gelombang sinusoida, jika besarnya arus dan tegangan dinyatakan dalam persamaan : dan β€’ Di mana Ο‰t atau (Ο‰t+90Β°) disebut sudut fase yang sering ditulis dengan lambang ΞΈ. β€’ Sedangkan besarnya selisih sudut fase antara kedua gelombang tersebut disebut beda fase. konsep
  • 14. Pengertian Sudut Fase dan Beda Fase dalam Arus Bolak-Balik β€’ Berdasarkan persamaan antara tegangan dan kuat arus listrik tersebut dapat dikatakan bahwa antara tegangan dan kuat arus listrik terdapat beda fase sebesar 90Β° dan dikatakan arus mendahului tegangan dengan beda fase sebesar 90Β°. β€’ Apabila dilukiskan dalam diagram fasor dapat digambarkan: Gambar. Grafik arus dan tegangan sebagai fungsi waktu dengan beda fase 90Β°. FAKTA
  • 15. Nilai Efektif Nilai efektif arus sinusoidal didefinisikan sebagai harga arus sehingga menghasilkan energi kalor rata-rata yang sama pada arus searah pada suatu hambatan R. Hubungan antara nilai efektif dan nilai maksimum dapat dinyatakan dalam persamaan : konsep
  • 16. Nilai Rata-Rata Arus Bolak-Balik Nilai arus bolak-balik yang setara dengan arus searah untuk memindahkan sejumlah muatan listrik yang sama dalam waktu yang sama pada sebuah penghantar yang sama. Hubungan antara nilai arus dan tegangan arus bolak- balik dengan nilai arus dan tegangan maksimumnya dinyatakan dalam persamaan :
  • 17. 1 2
  • 18. Alat Ukur Arus Bolak-balik Multimeter Digital Mengukur nilai efektif tegangan dan nilai efektif kuat arus AC Mengukur tegangan maksimum dan tegangan puncak ke puncak Osiloskop FAKTA
  • 20. Simbol pada rangkaian AC (a) Generator (b) Hambatan (c) Induktor (d) kapasitor
  • 21. 1. Rangkaian Hambatan pada Arus Bolak-Balik (Rangkaian Resistif) β€’ Rangkaian hambatan/resistor dalam arus bolak-balik (AC) berfungsi sebagai pembatas arus listrik yang masuk atau menurunkan potensial listrik dalam rangkaian . β€’ Antara arus dan tegangan pada hambatan dengan arus dan tegangan pada sumber tidak mengalami perubahan fase. konsep
  • 22. β€’ arus dan tegangan pada hambatan/resistor adalah sefase. β€’ Besarnya kuat arus yang melalui hambatan dapat dinyatakan dari hukum Ohm yaitu : β€œPada rangkaian dengan R tetap, semakin besar beda potensial maka besarnya arus yang mengalir melalui hambatan tersebut semakin besar” PRINSIP
  • 23. Latihan soal Dalam rangkaian AC, R = 40Ξ© , Vm = 100 V, dan frekuensi generator f = 50 Hz. Dianggap tegangan pada ujung-ujung resistor VR = 0 ketika t = 0. Tentukan: a. arus maksimum, b. frekuensi sudut generator, c. arus melalui resistor pada t = 1 75 s, d. arus melalui resistor pada t = 1 150 s
  • 25. Rangkaian Induktor dalam Rangkaian Arus AC Besarnya tegangan pada ujung-ujung induktor sama dengan tegangan sumber.sehingga berlaku : VL = V = Vmax sin Ο‰ t IL = Imax sin (Ο‰ t - 90o) Perhatikan gambar rangkaian induktor yang dihubungkan dengan sumber tegangan AC. konsep
  • 26. Arus listrik dengan tegangan listrik terjadi selisih sudut fase sebesar 90o atau πœ‹ 2 di mana kuat arus ketinggalan terhadap tegangan dengan selisih sudut fase 90o. Perbedaan fase antara kuat arus dan tegangan pada induktor dapat digambarkan dengan diagram fasor : FAKTA
  • 27. Apabila kita perhatikan persamaan π‘‰π‘šπ‘Žπ‘₯ Ο‰L = Imax identik dengan I = 𝑉 𝑅 pada hukum Ohm, di mana Ο‰ L merupakan suatu hambatan yang disebut dengan reaktansi induktif yang diberi lambang XL yang besarnya dinyatakan : XL =Ο‰L = 2 𝝅 𝒇L di mana : XL = reaktansi induktif (Ohm ) L = induktansi diri induktor (Henry = H) Ο‰ = frekuensi anguler/sudut (rad/s) f = frekuensi linier (Hertz = Hz)
  • 28. Latihan soal Sebuah induktor mempunyai induktansi 0,05 H dihubungkan dengan sumber tegangan AC yang mempunyai tegangan V = 20 sin 120 𝝅 t. Hitunglah : a. reaktansi induktif, b. kuat arus maksimum yang mengalir pada induktor!
  • 29. Penyelesaian : Dari persamaan V = 20 sin 120 𝝅 t diperoleh bahwa Vmax = 20 Volt dan f = 60 Hz sehingga dapat dicari : a. XL = Ο‰L = 2 𝝅 fL = 2 x 3,14 x 60 x 0,05 = 6,28 x 3 = 18,84 Ω b. I = π‘‰π‘šπ‘Žπ‘₯ xL = 20 18,84 = 1,06 A
  • 30. Dalam suatu rangkaian arus AC yang terdiri atas kapasitor mempunyai sifat : β€’ antara Tegangan dan Arus memiliki beda fase, Arus mendahului Tegangan dengan beda sudut fase sebesar 90o atau πœ‹ 2 . Rangkaian kapasitor dalam Rangkaian Arus AC konsep FAKTA
  • 31. Besarnya kuat arus listrik yang mengalir dalam kapasitor dapat dinyatakan dengan laju perpindahan muatan listrik pada keping kapasitor tersebut yang dinyatakan : Ic = π‘‘π‘ž 𝑑𝑑 = Ο‰.C.Vm.cos Ο‰t , dimana cos Ο‰ t = sin (Ο‰ t + 90o) = sin (Ο‰ t + πœ‹ 2 ) Ic = Ο‰ C Vmax sin (Ο‰ t + πœ‹ 2 ) = π‘‰π‘šπ‘Žπ‘₯ 1 Ο‰C sin (Ο‰ t + πœ‹ 2 ) = π‘‰π‘šπ‘Žπ‘₯ 1 Ο‰C konsep
  • 32. Ic= π‘‰π‘šπ‘Žπ‘₯ 1 Ο‰C , identik dengan hukum Ohm I= 𝑉 𝑅 dengan besarnya sebuah hambatan atau reaktansi kapasitif Xc = 1 Ο‰ C Besarnya dinyatakan :𝑋𝐢 = 1 πœ”πΆ = 1 2πœ‹π‘“πΆ di mana : XC = reaktansi induktif (Ohm =Ω) C = kapasitas kapasitor (Farad = F) Ο‰ = frekuensi anguler/sudut (rad/s) f = frekuensi linier (Hertz = Hz)
  • 33. latihan soal Sebuah kapasitor 50 ΞΌF dihubungkan dengan sumber tegangan arus bolak-balik.Arus yang mengalir pada rangkaian adalah I = (4.sin100t) A. Tentukan persamaan tegangan ada kapasitor itu!
  • 34. Penyelesaian : Diketahui: C = 50 ΞΌF = 5Γ—10-5 F I = (4.sin100t) A Ditanya: Persamaan tegangan V = ...? Jawab: I = (Im.sin Ο‰ t) A I = (4.sin100t) A maka, Im = 4 A Ο‰ = 100 rad/s
  • 36. Rangkaian Seri RC sebuah rangkaian seri hambatan dan kapasitor yang dihubungkan dengan sumber tegangan AC sebesar V, yang disebut rangkaian seri RC. β€’ VR menyatakan tegangan pada ujung- ujung hambatan (R), β€’ VC menyatakan tegangan pada ujung-ujung induktor. β€’ rangkaian ini nilai VR sefase dengan arus listrik, sedangkan VC tertinggal arus sebesar 90o β€’ besarnya tegangan V dapat dicari dengan menjumlahkan nilai VR dan VC secara vektor (fasor) yaitu : konsep
  • 37. Sedangkan VR = I R VL = I Xc Maka , 𝑉 = 𝐼2𝑅 2 + 𝐼2Xc2 𝑉 = 𝐼 𝑅 2 + Xc2 Sesuai dengan hukum Ohm V = I.R bahwa nilai 𝑅2 + 𝑋𝑐2 merupakan suatu jenis hambatan dalam rangkaian AC yang disebut impedansi, 𝑍 = 𝑅2 + 𝑋2
  • 38. Besarnya sudut pergeseran antara arus dan tegangan pada rangkaian seri RC tidak lagi sebesar, melainkan kurang dari 90o di mana tegangan tertinggal terhadap arus. Besarnya pergeseran fase antara arus dan tegangan dinyatakan: tan πœ‘ = 𝑉𝑐 𝑉𝑅 = 𝑋𝑐 𝑅 FAKTA
  • 39. Latihan soal Sebuah kapasitor dengan kapasitas 5 πœ‡F disusun seri dengan hambatan sebesar 300 Ω dihubungkan dengan sumber tegangan AC sebesar V = 200 sin 500t . Tentukan besarnya : a. reaktansi kapasitif, b. impedansi rangkaian, c. kuat arus maksimum, d. beda fase antara arus dan tegangan, dan e. tuliskan bentuk persamaan arus sesaatnya!
  • 40. Penyelesaian : Dari persamaan tegangan V= Vmax sin πœ”t diketahui bahwa Vmax = 200 volt dan πœ” = 500 rad/s, maka dapat dicari :
  • 41.
  • 42. Rangkaian Seri RL Gambar di atas menggambarkan sebuah rangkaian seri hambatan dan induktor yang dihubungkan dengan sumber tegangan AC sebesar V, yang disebut rangkaian seri RL. konsep
  • 43. β€’ VR tegangan pada ujung (R) β€’ VL tegangan pada ujung-ujung Induktor. β€’ Dalam rangkaian ini nilai VR sefase dengan arus listrik, β€’ sedangkan VL mendahului arus sebesar 90o. Sehingga besarnya tegangan V dapat dicari dengan menjumlahkan nilai VR dan VL secara vektor (fasor) yaitu :
  • 44. Sedangkan VR = I R VL = I XL Maka , Sesuai dengan hukum Ohm V = I.R bahwa nilai 𝑅2 + 𝑋𝐿 2 merupakan suatu jenis hambatan dalam rangkaian AC yang disebut impedansi, Z= 𝑅2 + 𝑋𝐿 2
  • 45. Besarnya sudut pergeseran antara arus dan tegangan pada rangkaian seri RL tidak lagi sebesar 90o, melainkan kurang dari 90o, di mana tegangan mendahului arus. Besarnya pergeseran fase antara arus dan tegangan dinyatakan: tan πœ‘ = 𝑉𝐿 𝑉𝑅 = 𝑋𝐿 𝑅 FAKTA
  • 46. Latihan soal Sebuah induktor bila diukur menggunakan ohm meter memiliki hambatan 40 Ωdan jika dipasang pada arus bolak balik akan mengalir arus sebesar 2 A. pada tegangan berapa volt induktor tersebut dipasang supaya reaktansi induktifnya 30 Ω!
  • 47. Rangkaian Seri R, L dan C
  • 48. Rangkaian seri RLC banyak digunakan pada osilator untuk membangkitkan getaran gelombang elektromagnetik. Pada rangkaian ini akan terjadi peristiwa resonansi, yaitu peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena getaran benda lain. Resonansi pada rangkaian seri RLC terjadi saat harga VL= VC atau XL= XC . Perhatikan diagramfasor berikut! konsep
  • 49. a. Sudut Fase antara Kuat Arus dan Tegangan Tegangan antara ujung-ujung resistor , induktor dan kapasitor yang dialiri arus bolak-balik 𝑖 = πΌπ‘š sin πœ”π‘‘, masing-masing adalah 𝑉𝑅 = 𝑉 π‘š sin πœ”π‘‘ 𝑉𝐿 = 𝑉 π‘š sin(πœ”π‘‘ + 90Β°) 𝑉𝐢 = 𝑉 π‘š sin(πœ”π‘‘ βˆ’ 90Β°) Jika kita tetapkan sudut πœ”π‘‘ sebagai acuan sumbu X maka diagram fasor untuk arus i, tegangan 𝑉𝑅, 𝑉𝐿, dan 𝑉𝐢 dirtunjukkan pada gambar. Tegangan antara ujung-ujung rangkaian seri RLC, yaitu 𝑉𝐴𝐡 = 𝑉 adalah jumlah fasor antara 𝑉𝑅, 𝑉𝐿, dan 𝑉𝐢. 𝑉 = 𝑉𝑅 + 𝑉𝐿 + 𝑉𝐢 konsep
  • 50. Besar tegangan 𝑽𝑨𝑩 atau V adalah Arah fasor V, yaitu sama dengan beda sudut fase antara kuat arus dan tegangan πœ‘ dihitung dengan menggunakan perbandingan tangen (tan). tan πœ‘ = 𝑉𝐿 βˆ’ 𝑉𝐢 𝑉𝑅 Kita dapat menentukan beda sudut fase antara kuat arus dan tegangan dengan meninjau diagram fasor impedansi. Kita telah mengetahui bahwa tegangan masing-masing komponen dapat dinyatakan dengan 𝑉𝑅 = 𝑖 𝑅, 𝑉𝐿 = 𝑖 𝑅, dan 𝑉 𝑐 = 𝑖 𝑅
  • 51. c. Impedansi Rangkaian RLC Efek hambatan total yang dilakukan oleh R, induktor 𝑋𝐿, dan kapasitor 𝑋𝐢 dalam rangkaian arus bolak-balik dapat kita gantikan dengan sebuah hambatan pengganti, yang kita sebut dengan impedansi Z rangkaian RLC (lihat gambar 6.39a dan b), sehingga berlaku hukum Ohm 𝑉𝐴𝐡 = 𝑉 = 𝑖𝑍. 𝑖𝑍 = 𝑖𝑅 2 + 𝑖𝑋𝐿 βˆ’ 𝑖𝑋𝐢 2 = 𝑖 𝑅2 + 𝑋𝐿 βˆ’ 𝑋𝐢 2 𝑍 = 𝑅2 + 𝑋𝐿 βˆ’ 𝑋𝐢 2 𝑉 = 𝑉𝑅 2 + 𝑉𝐿 βˆ’ 𝑉𝐢 2
  • 52. Persamaan umum impedansi : 𝑍 = 𝑅2 + 𝑋2 dengan 𝑋 = 𝑋𝐿 βˆ’ 𝑋𝐢 Kasus-kasus rangkaian ac Mengandung R, L, dan C β†’ 𝑋 = 𝑋𝐿 βˆ’ 𝑋𝐢 β†’ 𝑍 = 𝑅2 + 𝑋𝐿 βˆ’ 𝑋𝐢 2 Mengandung R dan L β†’ 𝑋 = 𝑋𝐿 β†’ 𝑍 = 𝑅2 + 𝑋𝐿 2 Mengandung R dan C β†’ 𝑋 = 𝑋𝐢 β†’ 𝑍 = 𝑅2 + 𝑋𝐢 2 Mengandung L dan C β†’ 𝑅 = 0; 𝑋 = 𝑋𝐿 βˆ’ 𝑋𝐢 β†’ 𝑍 = 0 + 𝑋2 = 𝑋𝐿 βˆ’ 𝑋𝐢
  • 53. Kita juga dapat menganalogi Z dengan V, R dengan 𝑉𝑅, 𝑋 dengan 𝑉 π‘₯, 𝑋𝐿 dengan 𝑉𝐿 dan 𝑋𝐢 dengan 𝑉𝐢, memberikan persamaan umum tegangan ac. 𝑉 = 𝑉𝑅 2 + 𝑉𝑋 2 dengan 𝑉𝑋 = 𝑉𝐿 βˆ’ 𝑉𝐢 Kita juga dapat menyatakan rumus tangen πœ‘ dengan notasi yang lebih umum ini sebagai tan πœ‘ = 𝑋 𝑅 dengan 𝑋 = 𝑋𝐿 βˆ’ 𝑋𝐢 tan πœ‘ = 𝑉𝑋 𝑉𝑅 dengan 𝑉𝑋 = 𝑉𝐿 βˆ’ 𝑉𝐢
  • 55.
  • 56. d. Resonansi pada Rangkaian RLC Ada tiga kemungkinan sifat rangkaian yang dapat terjadi pada rangkaian seri RLC, seperti yang ditunjukkan diagram fasor impedansi pada gambar 6.40a, b dan c. Kemungkinan pertama, reaktansi induktif rangkaian lebih besar daripada reaktansi kapasitif rangkaian: 𝑋𝐿 > 𝑋𝐢 (gambar 6.40a) sehingga tan πœ‘ = π‘‹πΏβˆ’π‘‹πΆ 𝑅 bernilai positif, atau sudut fase πœ‘ bernilai positif. Dalam kasus ini, tegangan mendahului arus dan rangkaian disebut bersifat induktif. Gambar 6.40a 𝑋𝐿 > 𝑋𝐢, sudut fase πœ‘ bernilai positif, rangkaian bersifat induktif konsep
  • 57. Kemungkinan kedua, reaktansi induktif rangkaian lebih kecil daripada reaktansi kapasitif rangkaian: 𝑋𝐿 < 𝑋𝐢 (gambar 6.40b) sehingga tan πœ‘ = π‘‹πΏβˆ’π‘‹πΆ 𝑅 bernilai negatif, atau sudut fase πœ‘ bernilai negatif. Dalam kasus ini, tegangan terlambat arus dan rangkaian disebut bersifat kapasitif. Kemungkinan ketiga, reaktansi induktif rangkaian sama dengan daripada reaktansi kapasitif rangkaian: 𝑋𝐿 = 𝑋𝐢 (gambar 6.40c) Sudut fase πœ‘ bernilai nol, dan impedansi rangkaian sama dengan hambatan rangkaian: 𝑍 = 𝑅. Dalam kasus ini, tegangan sefase dengan arus dan rangkaian disebut bersifat resistif. Peristiwa ketika sifat induktif saling meniadakan dengan sifat kapasitif, sehigga rangkaian bersifat resistif disebut peristiwa resonansi. Gambar 6.40 (b) 𝑋𝐿 < 𝑋𝐢, sudut fase πœ‘ bernilai negatif , rangkaian bersifat kapasitif, (c) 𝑋𝐿 = 𝑋𝐢, sudut fase πœ‘ bernilai nol, rangkaian bersifat resistif.
  • 58. Frekuensi resonansi rangkaian RLC Resonansi pada rangkaian seri RLC terjadi ketika reaktansi induktif sama dengan reaktansi kapasitif. Dari pernyatan ini kita dapat menentukan frekuensi sudut resonansi πœ”π‘Ÿ dan frekuensi resonansi π‘“π‘Ÿ. Syarat resonansi 𝑋𝐿 = 𝑋𝐢 πœ”π‘ŸπΏ = 1 πœ”π‘Ÿπ‘ atau πœ”π‘Ÿ 2 = 1 𝐿𝐢 , sehingga πœ”π‘Ÿ = 1 𝐿𝐢 π‘“π‘Ÿ = 1 2πœ‹ 1 𝐿𝐢 dengan 𝐿 = induksi konduktor (H) 𝐢 = kapasitas kapasitor (F) πœ”π‘Ÿ = frekuensi sudut resonansi (rad/s) π‘“π‘Ÿ = frekuensi resonansi (Hz)
  • 59. Kuat arus dan impedansi rangkaian seri RLC pada keadaan resonansi Arus yang mengalir melalui rangkaian seri RLC dapat kita nyatakan dengan persamaan berikut. 𝑖 = 𝑉 𝑍 𝑖 = 𝑉 𝑅2 + 𝑋𝐿 βˆ’ 𝑋𝐢 2 𝑖 = 𝑉 𝑅2 + πœ”πΏ βˆ’ 1 πœ”πΆ 2
  • 60. Ketika frekuensi sumber arus bolak-balik sama dengan frekuensi resonansi rangkaian (πœ” = πœ”π‘Ÿ), maka 𝑋𝐿 = 𝑋𝐢, sehingga Impedansi Rangkaian 𝑍 = 𝑠𝑖𝑛2πœƒ = 1 𝑇 0 𝑇 𝑠𝑖𝑛2 πœƒ π‘‘πœƒ = 𝑅 (π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘šπ‘–π‘›π‘–π‘šπ‘’π‘š) Kuat Arus Rangkaian 𝑖 = 𝑉 𝑅2 + 0 (π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘’π‘š) Jadi, ketika frekuensi arus bolak-balik sama dengan frekuensi resonansi rangkaian maka: a) Impedansi rangkaian mencapai nilai minimum (terkecil), yaitu sama dengan hambatan rangkaian (𝑍 = 𝑅); b) Kuat arus rangkaian nilai maksimum (terbesar), yaitu 𝑖 = 𝑉 𝑅 c) Daya disipasi rangkaian mencapai maksimum yaitu 𝑃 = 𝑖2 𝑅 PRINSIP
  • 61.
  • 62. Rangkaian osilator Rangkaian cenderung bergetar (berosilasi) pada frekuensi resonansinya ketika suatu pulsa energi diberikan pada rangkaian ini. Energi ini disimpan oleh kapasitor dalam bentuk medan listrik. Kapasitor kemudian memberikan energi medan listrik ini ke kumparan untuk diubah menjasi energi magnetik. Selama proses ini suatu ggl balik diinduksikan oleh kumparan, dan ini menyebabkan kapasitor diisi muatan listrik kembali. Siklus perubahan energi listrik menjadi energi mekanik dan energi mekanik menjadi energi listrik terjadi berulang-ulang pada rangkaian ini. Itulah sebabnya rangkaian ini disebut rangkaian osilator. Ketika 𝑋𝐿 = 𝑋𝐢, proses osilasi dalam rangkaian osilator terjadi pada suatu frekuensi resonansi (π‘“π‘Ÿ) dengan π‘“π‘Ÿ = 1 2πœ‹ 𝐿𝐢 konsep
  • 63. Rangkaian penala Rangkaian penala berfungsi untuk memilih satu gelombang radio dari banyak gelombang radio yang mendekat pada antena penerima radio. Rangkaian penala terdiri dari sebuah kumparan dengan induktansi 𝐿 dan sebuah kapasitor variabel dengan kapasitansi 𝐢 yang dirangkai secara paralel. Jika rangkaian penala disetel pada sebuah pemancar tertentu, maka rangkaian penala akan membangkitkan frekuensi tinggi yang sama dengan frekuensi tinggi dari pemancar tersebut. Kita katakan bahw a penerima radio beresonansi dengan pemancar tersebut. Frekuensi resonansi rangkaian penala adalah π‘“π‘Ÿ = 1 2πœ‹ 𝐿𝐢 Jika kita ingin menerima gelombang radio pemancar lain yang frekuensinya lebih tinggi maka kita harus menaikkan frekuensi resonansi π‘“π‘Ÿ rangkaian penala. Ini kita lakukan dengan memperkecil nilai kapasitas 𝐢 dari kapasitor variabel. Caranya adalah dengan memutar tombol yang menyetel nilai kapasitor 𝐢 dari kapasitor variabel.
  • 64. Faktor Daya β€’ Setiap alat-alat listrik seperti halnya lampu, seterika listrik, kompor listrik,ataupun alat-alat elektronik, misalnya TV, radio, komputer jika dinyalakan/dihidupkan beberapa lama akan memerlukan energi listrik . β€’ Energi yang diperlukan tiap satu satuan waktu atau tiap detiknya disebut daya. konsep
  • 65. Besarnya daya pada rangkaian arus bolak-balik: dan teori Hasil pengukuran Tidak sama Disebabkan hambatan semu yang berasal dari induktor (XL) dan kapasitor (XC) yang disebut reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif. Daya sesungguhnya yang timbul pada rangkaian arus listrik hanyalah pada hambatan murni saja (R). Perbandingan antara daya sesungguhnya (Pss) dan daya semu yang menurun (Psm) disebut faktor daya
  • 66. faktor daya dengan persamaan : di mana : Pss = I2 R (daya sesungguhnya) dan Psm = I2Z (daya semu) Sehingga : daya sesungguhnya dalam rangkaian arus AC dapat dinyatakan sama dengan hasil perkalian daya hasil perhitungan teoritis dengan faktor daya yang secara umum dapat dituliskan : P = daya sesungguhnya (watt) V = tegangan efektif (Volt) I = kuat arus efektif (A) cos πœ”= faktor daya
  • 67. Latihan soal Sebuah rangkaian seri RLC, dengan R = 800 Ω, XL = 600 Ω dan XC = 1200 Ω dihubungkan dengan sumber tegangan yang memiliki tegangan efektif 200 Volt. Tentukan : a. kuat arus dalam rangkaian, b. faktor daya rangkaian tersebut, dan c. daya sesungguhnya dalam rangkaian!
  • 68.