SlideShare a Scribd company logo
1 of 151
1
DAFTAR ISI
SOFT-PLURALISM
Abdul Mu’ti 4
RUMAH DAN PEMIMPIN AMANAH RAKYAT
Prijanto 7
PENGALAMAN BERHAJI
Komaruddin Hidayat 11
INFEKSI VIRUS ZIKA
FX Wikan Indrarto 13
ARTIS DI PUSARAN BISNIS NARKOBA
Bagong Suyanto 16
KIDUNG DARI LADANG TEMBAKAU
Mohamad Sobary 19
MELAWAN LUPA: CATATAN UNTUK MENTERI AGAMA
Ihsan Gumilar 23
CAK NUR
Benni Setiawan 26
QUO VADIS BANJIR DI MUSIM KEMARAU
Nyoto Santoso 28
BABAK BARU POLITIK PERUBAHAN IKLIM
Dinna Wisnu 31
ANGGARAN PENELITIAN
Tatang Muttaqin 34
IRONI NASIB CJH ILEGAL
Biyanto 37
BERKURBAN, YUK!
Komaruddin Hidayat 40
AJARAN KURBAN: PENGAMALAN HUMANITARIANISME ISLAM
Faisal Ismail 42
HIDUP HANYA MAMPIR KETAWA
Mohamad Sobary 45
MENGACA WARISAN SENI ISTANA
2
Bambang Asrini Widjanarko 48
SAYA DENGAN BENI
Sarlito Wirawan Sarwono 51
SEPATU, BOCAH, SEKOLAH
Bandung Mawardi 54
HAJI MABRUR DAN SOLIDARITAS SOSIAL
Amidhan Shaberah 57
IDUL KURBAN BERSAMA KELUARGA TELADAN
Muhbib Abdul Wahab 61
SEPEDA MOTOR DAN KITA
Rhenald Kasali 65
ILMUWAN BUKAN ABDI PARA JUTAWAN
Mohamad Sobary 68
PASSWORD
Sarlito Wirawan Sarwono 71
KURBAN, KEPEMIMPINAN, DAN KELUHURAN BUDI
Benni Setiawan 73
PENCINTA INDONESIA DI LUAR NEGERI
Al Busyra Basnur 76
MENGEMBALIKAN WAJAH AGAMA
Benny Susetyo 79
GENERASI MUDA VS PERTANIAN
Ali Khomsan 82
FROM HERO TO ZERO
Rhenald Kasali 85
IN MEMORIAM: MAFTUH BASYUNI
Faisal Ismail 89
KEWAJIBAN DAN HAK
Komaruddin Hidayat 92
FULL DAY SCHOOL, UJI COBA?
Said Hamid Hasan 94
SRI WARSO MELUKIS KERESAHAN ZAMAN
Mohamad Sobary 97
3
HIDUP YANG DISYUKURI DALAM SENI
Mudji Sutrisno 100
PAUD (PENDIDIKAN ANAK USIA DINI)
Sarlito Wirawan Sarwono 103
AWAS, ADA CENAYANG DI RUANG SIDANG
Reza Indragiri Amriel 106
STRATEGI GURU PEMBELAJAR
Jejen Musfah 109
MENGAPA GENERASI MUDA ENGGAN BERTANI?
Bagong Suyanto 112
INDONESIA “POWER HOUSE” PEMUDA DUNIA
Al Busyra Basnur 115
SPIRIT HIJRAH MENUJU BANGSA BERPERADABAN
Muhbib Abdul Wahab 118
POLITIK DALAM BAHASA
Mohamad Sobary 122
JALAN SPIRITUAL
Iswandi Syahputra 125
DEFISIT PROFESOR DI INDONESIA
Marlinda Poernomo 128
PEMIMPIN BERJIWA KERAHIMAN
Benny Susetyo 131
DEMAM KONFERENSI ILMIAH
Irwan Trinugroho 134
SEKOLAH NOL RUPIAH ALA KOTA BLITAR
Muh Samanhudi Anwar 137
DIMAS KANJENG DAN KEGAIBAN YANG ABSURD
Amidhan Shaberah 140
CULTIC RELIGION
Komaruddin Hidayat 144
TAFISA GAMES DAN OLAHRAGA TRADISIONAL KITA
Imam Nahrawi 146
PESONA SEBUAH JABATAN
Mohamad Sobary 149
4
Soft-Pluralism
31-08-2016
Dalam waktu berdekatan, dua kekerasan bernuansa keagamaan terjadi di Sumatera Utara.
Pembakaran wihara di Tanjung Balai dan penyerangan pastor di sebuah gereja sungguh
mengejutkan. Selama ini, Sumatera Utara dikenal sebagai kawasan yang aman dari berbagai
kerusuhan rasial, bahkan menjadi kawasan percontohan kerukunan agama dan kesukuan.
Terkait kasus Tanjung Balai, menteri agama dan pejabat setempat menjelaskan bahwa
penyebab kerusuhan bukanlah agama, melainkan masalah sosial. Kerusuhan merupakan
ekspresi kemarahan warga terhadap seorang dari etnis tertentu yang melakukan”perbuatan
tidak menyenangkan”. Sementara untuk penyerangan pastor oleh seorang remaja belia masih
dalam penyelidikan aparatur keamanan.
Segregasi Sosial
Mengapa masyarakat mudah marah dan melakukan tindak kekerasan? Pertama, masalah
kesenjangan sosial, terutama dalam bidang ekonomi. Fakta dan narasi kesenjangan
antarkawasan dan kelompok semakin jelas. Dalam banyak kasus, kesenjangan adalah
pemantik konflik sosial yang tidak mudah dipadamkan. Riset membuktikan bahwa ekonomi
merupakan faktor utama yang mendorong kekerasan bernuansa agama dan suku di berbagai
tempat baik di tanah air maupun mancanegara.
Kedua, menguatnya identitas primordial agama, suku, dan golongan. Di tengah kemajuan
multikulturalisme dan pluralisme, tumbuh gejala sektarianisme. Di tengah keterbukaan
budaya, masyarakat semakin percaya diri menunjukkan dan mendemonstrasikan dengan
identitasnya di ruang publik. Pada sisi yang lain, sebagian masyarakat khawatir terhadap
hilangnya identitas sehingga cenderung konservatif dan oversensitif terhadap kelompok lain
sehingga melahirkan rasisme, eksklusivisme, fundamentalisme, dan bentuk-bentuk sikap anti-
sosial lainnya.
Ketiga, rendahnya interaksi antarwarga. Kesibukan pekerjaan dan gaya hidup masyarakat
modern membuat interaksi personal sangat terbatas. Teknologi komunikasi dan informasi
semakin mendekatkan warga di dunia maya, tetapi menjauhkan mereka di dunia nyata.
Budaya kekerabatan dan kewargaan seperti gotong royong dalam beragam bentuknya
semakin pudar. Pertemuan dan interaksi antarwarga sangat terbatas sehingga tidak terbangun
ikatan dan keakraban sosial. Masyarakat hidup bersama, tetapi tidak bersama-sama.
Keempat, dampak sosiologis dan psikologis kesejahteraan ekonomi. Terpenuhinya kebutuhan
pokok mendorong seseorang untuk mendapatkan pemenuhan kebutuhan akan rasa aman,
5
nyaman, privasi, pengakuan sosial, dan aktualisasi diri. Eksistensi kelas menengah dan
komunitas ”orang kaya baru” melahirkan neofeodalisme yang mewujud dalam sikap
egoisme, individualisme, dan tuntutan personal entitlement yang berlebihan. Di tengah alam
money-theism kelompok ”superclass” menjadi begitu superior, dominan, dan determinan
dalam hampir semua bidang. Dengan segala perilakunya, kelompok elite yang elitis tidak
disukai oleh kaum alit. Sebuah kesalahan sepele berpotensi menimbulkan reaksi massa yang
destruktif.
Kelima, penyelesaian masalah yang cenderung mengedepankan pendekatan hard pluralism.
Bentuk pendekatan ini ada dua macam. Pertama, pembuatan seperangkat hukum dan undang-
undang yang melindungi warga dan membangun kerukunan secara legal. Kedua, memberikan
sanksi hukum atas mereka yang melanggar hukum dan peraturan. Di satu sisi, pendekatan ini
sejalan dengan sistem negara hukum. Tetapi karena bersifat eksternal maka tidak mampu
menumbuhkan toleransi sejati. Yang terbangun adalah kerukunan legal-formal yang
instrumental-kontraktual.
Lemahnya penegakan hukum dan korupsi penerapan kebijakan membuat pendekatan hard-
pluralism hanya dapat menjadi pendekatan awal. Diperlukan pendekatan lain yang bersifat
kultural, yaitu soft-pluralism.
Soft-Pluralism
Pendekatan ini meniscayakan langkah-langkah kultural yang meliputi proses kognisi,
internalisasi, institusionalisasi, dan inkulturasi. Masyarakat perlu mengenal satu sama lainnya
dengan baik tidak terbatas pada pengamatan perilaku empiris, tetapi juga ajaran dan nilai
yang melandasinya. Proses ini dapat dilakukan melalui pendidikan formal yang berisi studi
masyarakat yang terdekat dengan lingkungan sosial peserta didik. Pemahaman ini dapat
diajarkan dalam suatu mata pelajaran atau pengayaan bahan bacaan.
Langkah kedua melalui inklusi sosial. Langkah ini memerlukan rekayasa sosial dan kebijakan
yang memungkinkan masyarakat berinteraksi sosial secara alamiah. Pembangunan tata kota
dirancang secara saksama sehingga tidak menumbuhsuburkan pembentukan ”cluster” sosial
berdasarkan kelas ekonomi, suku, dan agama. Hunian eksklusif yang terisolasi dari
masyarakat sejauh mungkin dibatasi.
Lembaga-lembaga sosial seperti RT dan RW memiliki peranan penting. Selama ini, peranan
RT/RW berubah menjadi institusi birokrasi dan politik yang melayani administrasi
pemerintahan. Saatnya dilakukan revitalisasi RT/RW dengan kegiatan-kegiatan sosial yang
bersifat kegotongroyongan, paguyuban, dan tanggung jawab kewargaan.
Ketersediaan balai warga yang memungkinkan warga masyarakat dari berbagai latar
belakang etnis, agama, dan usia saling bertemu dan interaksi menjadi sangat
niscaya. Sekarang ini peran balai warga digantikan oleh tempat ibadah yang terkadang
menjadi salah satu penyemai segregasi sosial. Yang tidak kalah pentingnya adalah
6
membangun ikatan kebangsaan. Ikatan ini dapat dijalin melalui forum peringatan hari besar
nasional, pertandingan olahraga, dan sebagainya.
Sebagai sebuah gerakan budaya, soft-pluralism dikembangkan ke arah terbentuknya budaya
ramah (a culture of hospitality) untuk menihilkan budaya marah (a culture of hostility).
Menumbuhkan budaya ramah bukanlah merekayasa budaya yang baru. Keramahan adalah
kekayaan bangsa yang hilang terempas dan terampas oleh politik yang keras dan kesenjangan
ekonomi yang buas. Membangun budaya ramah adalah menegakkan kembali rumah
keindonesiaan yang nyaris roboh.
ABDUL MU’TI
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah; Dosen FITK UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta
7
Rumah Dan Pemimpin Amanah Rakyat
01-09-2016
Maju dan hancurnya negara dan bangsa karena pemimpinnya. Kalimat bijak ini menunjukkan
betapa menentukannya sosok pemimpin dalam organisasi. Masyarakat keliru memilih
pemimpin kehancuran akan terjadi. Karena itulah perlu konsepsi yang memberikan
pendidikan untuk mencerahkan masyarakat dalam memilih pemimpin.
Di dalam hiruk-pikuk pelaksanaan demokrasi pemilihan presiden dengan wakil presiden dan
para kepala daerah dan bupati bersama wakilnya, suka tidak suka, percaya tidak percaya,
hasil pilihan rakyat sebagian besar tidak memenuhi harapan rakyat. Amanah atau
kepercayaan yang dititipkan rakyat telah disalahgunakan. Sikap perilaku dan tutur katanya
bak memiliki kelainan jiwa. Indikasi penyalahgunaan amanah rakyat tersebut dapat dilihat
sejauh mana rasa aman dan keamanan serta kesejahteraan dirasakan rakyat.
Di sisi lain, betapa banyak penyelenggara negara hasil pemilihan yang terjerat
hukum. Kondisi ini akibat parpol tidak menyediakan kader secara benar, sistem dan aturan
pemilihan sehingga rakyat salah pilih pemimpin. Seharusnya rakyat memilih didasarkan pada
aspek kejiwaan, karakter, kapasitas, kapabilitas, kredibilitas dan kepemimpinan, tetapi telah
bergeser jauh dari norma. Saat ini memilih kandidat atau pemimpin cenderung atas dasar
”wani piro” pada tingkat elite, atau sembako dan uang receh yang kental di tingkat kelas
menengah ke bawah.
Pemimpin Amanah Rakyat
Mencermati situasi menjelang Pilkada DKI 2017, pada 18 Agustus 2016, sekitar 15 orang
dari berbagai kalangan melakukan rapat lanjutan ketiga di salah satu rumah makan di daerah
Kramat Raya, memutuskan berdirinya Rumah Amanah Rakyat. Keputusan tersebut
merupakan rapat lanjutan di Balimuda Center Mampang.
Maksud dan tujuan didirikannya Rumah Amanah Rakyat adalah untuk mencerahkan
masyarakat dalam memilih pemimpin agar rakyat tidak salah pilih. Pemimpin harapan rakyat
tentu pemimpin yang memiliki ketaatan atas titipan pemberian kepercayaan dari rakyat untuk
memimpin. Pemimpin ini bisa kita sebut sebagai ”pemimpin amanah rakyat”.
Berdasarkan kajian dan wawancara, sosok pemimpin amanah rakyat yang diimpikan rakyat
Jakarta adalah sosok yang memiliki jiwa dan nafas pancasilais, dengan melaksanakan
kepemimpinan secara jujur, bersih, tegas, cerdas, dan beradab. Pada tataran moral, seorang
pemimpin harus memiliki jiwa dan nafas yang selaras dengan nilai-nilai Pancasila. Sosok
8
inilah yang disebut sosok pancasilais, yaitu sosok yang dalam pikiran, sikap, dan tindakan
sesuai dengan nilai-nilai yang termaktub dalam Pancasila.
Pertama, pikiran, sikap dan tindakannya mencerminkan sebagai sosok manusia yang
beragama, baik dalam kehidupan diri dan keluarganya maupun kepada masyarakat. Kedua,
pikiran, sikap, dan tindakannya melekat pada nilai-nilai Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab. Menjunjung tinggi kewajiban dan hak asasi manusia. Memanusiakan rakyat sebagai
manusia.
Ketiga, pikiran, sikap, dan tindakannya selalu mengedepankan persatuan dan kesatuan.
Karena itu tidak akan melakukan keberpihakan atau tebang pilih dalam semua aspek
kehidupan. Keempat, pikiran, sikap, dan tindakannya selalu dalam konteks kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan, bukan nilai-nilai liberalis dan
kapitalis.
Kelima, sikap, pikiran dan tindakannya selalu mengedepankan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Tidak berpikir sektarian pribadi, kelompok maupun golongan. Pemimpin
yang selalu berorientasi demi kemakmuran rakyatnya.
Pada tataran operasional, kepemimpinan yang diharapkan rakyat harus mencerminkan
kepemimpinan yang jujur, bersih, tegas, cerdas dan beradab. Pertama, jujur, satunya kata dan
perbuatan, tidak pernah bohong. Dengan kejujuran, pemimpin selalu membela kebenaran dan
keadilan.
Kedua, bersih, tidak KKN dalam mengelola uang rakyat dan sesuai aturan, mandiri dan tidak
terkooptasi. Ketiga, tegas, patuh, dan memegang teguh pranata hukum, tidak tebang pilih,
konsisten terhadap ucapan, perbuatan, dan pikiran.
Keempat, cerdas, mampu mewujudkan rasa aman, keamanan dan kesejahteraan
rakyat. Kelima, beradab, sifat, sikap, perbuatan dan tutur katanya memanusiakan rakyat
sebagai manusia.
Pemimpin Zalim
Di samping ada pemimpin amanah rakyat, ada pemimpin yang sangat tidak disukai oleh
rakyat, yaitu pemimpin zalim. Orang yang zalim jelas tidak akan dapat kepercayaan
masyarakat. Perilaku zalim sangat jauh dengan nilai-nilai Pancasila dan norma sosial.
Seorang yang disebut pemimpin itu hakikatnya memiliki tugas mulia untuk berbuat agar
rakyatnya memiliki rasa aman, dan terwujudnya keamanan serta kesejahteraan. Hal itu bisa
dicapai jika si pemimpin meletakkan sesuatu atau perkara sesuai dengan aturan atau
tempatnya. Dengan demikian, lawannya adalah pemimpin yang meletakkan sesuatu atau
perkara tidak sesuai aturan atau tidak pada tempatnya, disebut pemimpin zalim.
9
Sebutan orang-orang zalim ada di dalam Alquran, sehingga ketika seseorang mengucapkan
zalim, konotasinya lalu ke Islam. Padahal zalim itu bersifat umum (maaf saya tidak tahu
persis, tetapi di agama lain pun saya yakin juga ada). Sesungguhnya penggunaan kata “zalim”
sudah umum, bukan hanya di Islam saja. Zalim melambangkan sifat kejam, bengis tidak
berperikemanusiaan, suka melihat orang dalam penderitaan atau sengsara. Orang yang
melakukan kemungkaran, penganiayaan, memusnahkan harta benda dan bertindak tidak adil,
juga disebut zalim.
Sikap dan tindakan zalim pada dasarnya merupakan sifat yang keji dan hina. Sifat yang
bertentangan dengan akhlak dan fitrah manusia, yang seharusnya menggunakan akal dan budi
untuk membuat kebajikan. Menjadi tidak pas jika sifat, sikap, dan tindakan zalim dilakukan
seorang pemimpin. Jika terjadi, itulah pemimpin zalim.
Pemimpin Psikopat
Di samping persyaratan moral dan kepemimpinan, diperlukan satu persyaratan yang sangat
penting yaitu kesehatan jiwa. Pemimpin tidak boleh memiliki kelainan kejiwaan. Kelainan
kejiwaan yang sering kita jumpai adalah watak psikopat. Perilaku keseharian pemimpin bisa
diamati dan dinilai, adakah si pemimpin sehat jiwanya.
Dari beberapa tulisan, dapat dijelaskan psikopat tak sama dengan gila, karena seorang
psikopat sadar sepenuhnya atas perbuatannya. Namun demikian, pengidapnya sering disebut
orang gila tanpa gangguan mental. Psikopat pandai berpura-pura. Tindakan yang dilakukan
cenderung dapat merugikan orang lain.
Psikopat sering didefinisikan sebagai gangguan kepribadian. Watak psikopat lainnya tiadanya
rasa menyesal jika sudah melakukan kesalahan. Tindakannya cenderung bermusuhan, mudah
marah, menyerang orang lain, tidak mengikuti aturan, bahkan sering protes. Gejala lain,
egoisme yang tinggi, berulang kali melanggar hak orang lain, mengintimidasi, tidak jujur, dan
kerap salah mengartikan kejadian sekitarnya.
Robert D Hare, ahli psikopati dunia, telah membuat penelitian psikopat sekitar 25 tahun.
Robert berpendapat seorang psikopat selalu membuat ”kamuflase” yang rumit, memutar balik
fakta, menebar fitnah dan kebohongan untuk mendapatkan kepuasan dan keuntungan
pribadi.
Umumnya, seorang pemimpin tidak bisa serta-merta disebut sebagai psikopat, jika belum
dilakukan uji klinis. Pemeriksaan kesehatan jiwa bagi seorang pemimpin harus dilakukan.
Dalam kehidupan tentara, hasil psikotes sangatlah menentukan, dan ditempatkan pada
prioritas pertama.
Apabila pemimpin mengidap gangguan kepribadian sebagi psikopat, atau kita sebut sebagai
pemimpin psikopat, dengan beraneka ragam indikasi yang disebutkan di depan, tentu tidak
10
layak disebut sebagai pemimpin. Perilaku psikopat bukan perilaku seorang pemimpin yang
diharapkan secara universal.
Memilih Pemimpin
Pemimpin sangatlah menentukan. Sebagai upaya mencegah hancurnya negara dan bangsa
karena salah pilih pemimpin, perlu pencerahan kepada masyarakat dalam memilih pemimpin.
Masyarakat harus diberikan pencerahan memilih pemimpin berkualitas. Bukan memilih atas
dasar pemberian sembako dan uang receh.
Budaya semacam ini harus dihilangkan. Parpol sebagai wadah yang melahirkan kader harus
melakukan seleksi internal untuk memilih kadernya. Seleksi meliputi aspek moral, aspek
kepemimpinan dan aspek kesehatan jiwa.
Khusus kesehatan jiwa, hendaknya jauh sebelum didaftarkan di KPU/KPUD. Seleksi internal
parpol sangatlah perlu sebelum didorong ke KPU/KPUD untuk diikutkan dalam pemilihan.
Parpol harus menghilangkan budaya transaksional wani piro untuk seseorang bisa diusung.
Rumah Amanah Rakyat di Jalan Cut Nyak Dien No 5 Jakpus, hanya merupakan salah satu
alternatif dari sekian banyak cara untuk bangsa Indonesia mendapatkan pemimpin amanat
rakyat. Insya Allah.
PRIJANTO
Wakil Gubernur DKI Jakarta 2007-2012
11
Pengalaman Berhaji
02-09-2016
Saya ingin berbagi pengalaman yang ringan dan unik seputar ibadah haji yang sering
diceritakan dari mulut ke mulut, tetapi tidak ditulis.
Semasa kuliah di Turki (1985-1990) saya sempat tiga kali melakukan ibadah haji sambil
bekerja pada KBRI Jeddah melayani jamaah haji. Saya bekerja pada bagian informasi dan
pelaporan kondisi jamaah untuk diteruskan ke Tanah Air, dikirim lewat faksimile setiap
malam melalui Kantor Departemen Agama. Waktu itu belum ada internet.
Dari analisis statistik, biasanya pasangan kakek-nenek yang naik haji, jika istrinya sakit dan
meninggal, tak lama kemudian suami (kakek) menyusul meninggal. Tapi tidak berlaku
sebaliknya. Analisis lahiriahnya, mungkin seorang kakek hampir seluruh hidupnya sudah
terbiasa dilayani sehingga ketika istrinya meninggal tiba-tiba situasinya bagaikan anak kecil
ditinggal pengasuhnya. Sulit makan dan sulit tidur sehingga kesehatannya menurun yang
berujung pada sakit dan meninggal.
Kasus ini saya jumpai berulang kali. Adapun seorang istri atau nenek, mungkin karena sudah
terbiasa hidup mandiri, maka kematian suami dampaknya tidak seberat nenek yang ditinggal
kakek.
Cerita lain, umumnya jamaah haji Indonesia terhitung dermawan, suka memberi uang kalau
ada pengemis. Mungkin saja ini didorong oleh niat ibadah dan memperbanyak pahala karena
ibadah apa pun yang dilakukan di Tanah Suci diyakini pahalanya berlipat ganda.
Mungkin juga pengaruh nasihat ustaz sewaktu di Tanah Air yang sering mengatakan,
bersiaplah kalau nanti bertemu orang yang perilakunya aneh-aneh dan menjengkelkan, itu
semua merupakan balasan perilaku kita selama di Tanah Air. Makanya mesti dihadapi
dengan lapang dan ikhlas. Siapa tahu itu malaikat. Termasuk kalau ada pengemis, jangan
kamu tolak. Tapi berilah semampumu. Makanya jamaah haji Indonesia senang berderma dan
sabar ketika didesak-desak jamaah lain yang badannya lebih besar.
Sikap sabar dan ikhlas ini sering dimanfaatkan agen travel. Sekalipun pihak travel kadang
pelayanannya tidak sebagus yang dijanjikan, bahkan kadang melakukan kesalahan yang
merugikan dan menyengsarakan jamaah, para haji Indonesia, khususnya yang dari kampung,
tidak pernah protes. Semuanya diterima dengan lapang, takut merusak ibadahnya meskipun
ada juga yang di belakang menggerutu.
Oleh karenanya, berbagai berita musibah yang menimpa haji para keluarga juga tidak protes.
12
Pendeknya jamaah haji Indonesia sangat baik dan penurut. Sampai-sampai pihak ketua
keamanan haji Arab Saudi pernah berujar, kalau saja seluruh jamaah haji itu perilakunya
seperti jamaah haji Indonesia, tugas kami sangat ringan. Kami tidur pun kondisi aman.
Yang juga unik, jamaah haji Indonesia yang masih muda dan ikut rombongan haji plus pergi
berhaji layaknya rekreasi. Mukenanya bagus dan stylish sehingga mengundang perhatian dan
kekaguman jamaah haji dari negara lain. Bahkan ada yang sengaja pegang-pegang karena
kagum. Ketika di seputar Jabal Rahmah, misalnya, jamaah wanita dari Indonesia banyak
yang mengenakan sun glasses layaknya fotomodel. Jadi, profil haji orang desa dan mereka
yang datang dari kelas menengah ke atas dengan mudah dibedakan penampilannya.
Tinggalnya pun di hotel bintang lima dekat Kakbah.
Peristiwa yang sering menyedihkan antara lain ialah jamaah haji yang kehilangan uang.
Misalnya menaruh ikat pinggang yang ada kantong uangnya sembarangan ketika hendak
berwudu atau mandi. Mereka yakin Tanah Suci itu artinya juga suci dari kejahatan. Tidak
tahunya uangnya hilang diambil orang karena ketika musim haji, penipu dan copet juga
berkeliaran merasa memperoleh sasaran empuk.
Yang sangat membuat sesak dada adalah jamaah haji dari kampung tiba-tiba ditemui orang
sedaerahnya, menyapa dengan ramahnya, menggunakan bahasa daerah yang sama, padahal
ujung-ujungnya dia itu hanya akan menipu. Yang demikian ini sering kali terjadi. Dia pura-
pura menawarkan jasa mengantar belanja, tapi akhirnya jamaah ditinggal pergi setelah
uangnya ditilap.
Masih banyak peristiwa unik, baik yang mengundang kasihan, marah, maupun yang lucu-
lucu. Sayang berbagai peristiwa itu belum ada yang mengoleksi, menulis, dan
membukukan. Padahal itu bagian dari sejarah haji Indonesia. Tiga kali bekerja sebagai
petugas haji ketika libur kuliah, saya mendengar dan menemui sendiri kejadian-kejadian yang
unik sebagai bahan cerita yang menarik, tetapi belum sempat menuliskannya.
PROF DR KOMARUDDIN HIDAYAT
Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
13
Infeksi Virus Zika
02-09-2016
Menteri Kesehatan Nila Moeloek telah mengeluarkan imbauan perjalanan (travel advisory)
ke Singapura pada Rabu (31/8) lalu.
Travel advisory dikeluarkan Indonesia, menyusul bertambahnya jumlah pasien di Singapura
yang terinfeksi virus Zika, dari 41 orang pada Senin (28/8) menjadi 82 orang dalam tiga hari
kemudian. Masyarakat Indonesia diharapkan mempertimbangkan kembali rencana kepergian
ke Singapura, terutama ibu hamil.
Apa yang perlu diketahui tentang virus ini? Virus Zika (ZIKV) adalah anggota keluarga
flavivirus yang menyebar melalui gigitan nyamuk. Wabah telah terjadi di Afrika dan
kepulauan Pasifik, bahkan ZIKV telah menyebar ke Benua Amerika, di mana 10 negara telah
memastikannya pada pertengahan Desember 2015. Gejala penyakit ini biasanya ringan
dengan gejala khas berupa demam, ruam kulit, nyeri sendi, dan radang mata atau
konjungtivitis.
Namun demikian, infeksi selama kehamilan dapat dikaitkan dengan hasil kelahiran yang
buruk. Mulai awal Desember 2015, lebih dari 1.000 kasus mikrosefalus atau ukuran lingkar
kepala bayi lebih kecil dari normal, telah dilaporkan di antara bayi yang baru lahir di
Brasil. Angka ini menunjukkan peningkatan 20 kali lipat dalam tingkat mikrosefalus
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, bertepatan dengan munculnya wabah ZIKV
di Brasil. Infeksi ZIKV dapat menyebabkan GBS (Guillain–Barré Syndrome) atau
kelumpuhan pada anak, dan mikrosefalus atau kelainan neurologis lainnya pada bayi baru
lahir, bila infeksi ZIKV terjadi pada ibu hamil.
Bayi yang lahir dengan mikrosefalus pada umumnya tidak ada gejala lain pada saat lahir,
tetapi tetap berpotensi akan menjadi epilepsi, cerebral palsy, ketidakmampuan belajar,
gangguan pendengaran dan penglihatan. Dalam beberapa kasus yang lebih jarang, anak
dengan mikrosefalus tetap dapat berkembang sepenuhnya normal. Tidak ada pengobatan
khusus untuk mikrosefalus.
Sebuah tim multidisiplin penting untuk menilai dan merawat bayi dan anak dengan
mikrosefalus. Intervensi dini dengan program stimulasi dan terapi bermain, mungkin dapat
menunjukkan dampak positif pada perkembangan anak. Selain itu, konseling keluarga dan
dukungan bagi orang tua juga sangat penting.
Otoritas kesehatan telah menerapkan berbagai langkah kesehatan masyarakat, termasuk
melaksanakan edukasi, menyebarkan informasi, dan meningkatkan komunikasi dengan
14
masyarakat. Selain itu, juga melakukan kegiatan pengendalian vektor nyamuk. Jarak yang
dekat antara tempat perkembangbiakan nyamuk sebagai vektor dan tempat tinggal manusia,
merupakan faktor risiko yang signifikan untuk terjadinya infeksi ZIKV.
Pencegahan dan pengendalian bergantung pada kegiatan yang dapat mengurangi sarang
nyamuk, melalui 3M yaitu mengubur, menguras, dan menutup tempat penampungan air
bersih. Selain itu, juga pengurangan kontak antara nyamuk dan manusia. Hal ini dapat dicapai
dengan mengurangi jumlah habitat berisi air alami dan buatan yang mendukung
perkembangan jentik nyamuk, mengurangi populasi nyamuk dewasa dan dengan
menggunakan hambatan seperti kelambu anti-serangga, pintu dan jendela tertutup, pakaian
panjang dan obat oles penolak nyamuk.
Karena nyamuk Aedes (vektor utama untuk transmisi virus) menggigit di siang hari, mereka
yang tidur pada siang hari, anak-anak terutama anak muda, orang sakit atau tua, harus
beristirahat di bawah perlindungan kelambu dengan atau tanpa insektisida, dianjurkan untuk
memberikan perlindungan menyeluruh. Obat nyamuk atau alat penguap insektisida lain juga
dapat mengurangi kemungkinan digigit.
Diagnosis virologi untuk ZIKV menggunakan sampel serum darah yang dikumpulkan pada
tabung kering. Gejala klinis infeksi ZIKV biasanya cenderung ringan sehingga gejala awal
bisa luput dari perhatian dokter, dan mengurangi kesempatan untuk proses mengambil sampel
darah. Meskipun periode viremia masih belum sepenuhnya terjadi, RNA virus telah
terdeteksi dalam serum hingga hari ke 10 setelah timbulnya gejala.
ZIKV RNA juga telah terdeteksi dalam urine selama dalam fase akut, yang berarti urine
dapat menjadi contoh alternatif sampel untuk dipertimbangkan. Namun dianjurkan sampel
serum diambil dalam lima hari pertama setelah timbulnya gejala. Diagnosis serologis dengan
sampel darah ditujukan untuk mendeteksi antibodi IgM-ZIKV dengan ELISA atau tes
imunofluoresensi pada spesimen serum, dalam lima hari pertama setelah timbulnya gejala.
Apabila pemeriksaan serum tunggal pada fase akut belum dapat dipastikan dan baru sekadar
dugaan, disarankan untuk pengambilan sampel kedua pada 1-2 minggu setelah sampel
pertama, untuk melihat adanya serokonversi yaitu perubahan dari negatif menjadi positif,
atau peningkatan empat kali lipat pada titer antibodi dengan tes kuantitatif. Interpretasi dari
tes serologi sangat penting untuk diagnosis ZIKV.
Dalam kasus infeksi primer atau infeksi pertama oleh flavivirus dapat terlihat adanya reaksi
silang antibodi dengan virus lain yang terkait genetik, terutama dengue, demam kuning dan
West Nile.
Pada 1 Februari 2016, WHO telah menyatakan peningkatan kasus mikrosefalus saat wabah
infeksi virus Zika, sebagai sebuah Kepedulian International untuk kondisi Darurat Kesehatan
Masyarakat (Public Health Emergency of International Concern). Travel advisory untuk
15
masyarakat Indonesia yang akan bepergian ke Singapura, merupakan salah satu bentuk
kepedulian tersebut. Apakah kita juga sudah peduli?
FX WIKAN INDRARTO
Dokter Spesialis Anak; Alumnus S-3 UGM
16
Artis di Pusaran Bisnis Narkoba
02-09-2016
Kasus penangkapan Gatot Brajamusti yang baru terpilih kedua kalinya menjadi ketua Parfi
(Persatuan Artis Film Indonesia) dan penyanyi terkenal Reza Arthamevia di salah satu hotel
di Mataram menambah daftar panjang nama artis di Tanah Air yang terjerumus menjadi
pencandu narkoba.
Sebelumnya juga dilaporkan seorang penyanyi dangdut, Imam S Arifin, kembali ditangkap
polisi di apartemennya karena mengonsumsi narkoba. Di Indonesia, sejumlah nama populer
seperti Restu Sinaga, Eza Gionino, Sheila Marcia, Jennifer Dunn, Achmad Albar, Sammy
”Keris Patih”, Yoyo ”Padi”, Iyut Bing Slamet, Fariz RM, Roy Marten, Gary Iskak, Revaldo,
Andika ”Kangen Band”, Doyok, Tessy, dan Roger Danuarta adalah contoh artis yang
dilaporkan pernah tertangkap tangan mengonsumsi narkoba.
Dalam dunia entertainment yang penuh godaan dan glamor, peluang artis terjerat menjadi
pencandu narkoba sangatlah besar. Tidaklah mengherankan jika dari waktu ke waktu
terungkap kasus artis yang terjerumus menjadi pencandu narkoba. Di luar nama-nama artis
yang disebutkan ini, bukan tidak mungkin masih ada artis lain yang menjadi pencandu
narkoba yang belum bernasib sial tertangkap tangan menjadi pemakai narkoba.
Faktor Penyebab
Kisah tentang artis yang menjadi pencandu narkoba sebetulnya bukan hal yang baru. Di
kalangan artis yang menjadi idola publik, peluang mereka terjerumus ke dalam
penyalahgunaan narkoba memang sangat besar. Sama seperti kehidupan artis Hollywood,
kemungkinan para artis di Tanah Air terlibat dalam pusaran bisnis peredaran narkoba sering
kali tidak terelakkan, karena faktor yang sifatnya personal, korban pengaruh lingkungan
sosial dunia hiburan yang permisif, dan juga karena gaya hidup.
Pertama, sebagai artis godaan kehidupan dunia malam yang kerap tidak terkontrol dan
cenderung permisif memang membuat peluang artis terperangkap dalam praktik
penyalahgunaan narkoba menjadi lebih besar. Dalam dunia hiburan malam, di tempat-tempat
yang remang-remang, seperti bar, diskotek dan event-event panggung hiburan, kontrol sosial
harus diakui cenderung berkurang, bahkan lemah, sehingga bagi artis yang tak kuat iman
dengan cepat mereka niscaya akan menjadi korban penyalahgunaan narkoba dengan berbagai
alasan.
Kedua, sebagai orang dengan kepemilikan harta yang relatif berlimpah atau minimal
memiliki uang banyak setiap kali show, para artis wajar jika rawan menjadi target pemasaran
17
para pengedar narkoba. Di tengah iklim persaingan para pengedar yang makin ketat, artis
boleh jadi adalah target pasar peredaran narkoba yang paling menguntungkan, karena mereka
selalu didukung dana yang cukup untuk membayar narkoba yang dikonsumsinya. Bagi para
pengedar, seorang artis yang sudah kecanduan narkoba dinilai makin menguntungkan karena
yang bersangkutan akan menjadi pelanggan tetap yang terus mencari dan mencari narkoba
untuk dikonsumsi.
Ketiga, di kalangan artis sudah bukan rahasia lagi bahwa penyalahgunaan narkoba
sesungguhnya adalah salah satu bentuk pelarian para artis yang tak kuat menanggung
popularitas atau sebaliknya yang tak kuat menanggung risiko karena popularitasnya mulai
memudar. Sebagian artis biasanya berdalih menggunakan narkoba untuk mendukung
performance mereka di atas panggung, dan sebagian yang lain kecanduan narkoba karena
ingin lari dari tekanan sosial yang dihadapi dari para penggemar dan gencarnya pemberitaan
media massa.
Seorang artis yang menjadi idola para penggemarnya, bukan tidak mungkin dalam kehidupan
sehari-hari justru mengalami alienasi, terasing dari dunia di sekitarnya karena diperlakukan
sebagai figur fiktif seperti lakon yang mereka mainkan di panggung hiburan. Mengonsumsi
narkoba bagi sebagian artis adalah cara mereka untuk keluar dari tekanan lingkungan
sosialnya, agar mereka kemudian dapat membenamkan diri dalam lamunan, dan kegembiraan
semu yang sesaatyang terus ingin diulanginya.
Kontraproduktif
Di tengah upaya dan kerja keras aparat kepolisian memberantas peredaran narkoba, kasus
artis yang tertangkap tangan karena mengonsumsi sungguh sangat memprihatinkan. Berbeda
dengan kasus masyarakat awam yang tertangkap tangan mengonsumsi narkoba dan kemudian
diproses secara hukum atau direkomendasikan untuk direhabilitasi tanpa harus memancing
perhatian masyarakat.
Ketika kasus penyalahgunaan narkoba dilakukan para artis yang menjadi idola publik, efek
yang timbul di masyarakat bukan tidak mungkin akan kontraproduktif bagi upaya pemerintah
untuk memberantas peredaran narkoba di Tanah Air. Artis pada dasarnya adalah figur yang
menjadi idola masyarakat dan memiliki penggemar yang tidak sedikit.
Di kalangan penggemarnya masing-masing, artis kerap menjadi idola yang dipuja-puja, dan
tak jarang memicu munculnya perilaku imitatif dari para penggemarnya. Artinya, apa yang
dikenakan dan apa yang dilakukan artis yang bersangkutan --tak terkecuali menjadi pencandu
narkoba-- bisa saja kemudian diterima penggemarnya sebagai konsekuensi dan bagian dari
gaya hidup artis yang memang berbeda. Selama ini tidak sekali-dua kali terjadi, seorang artis
yang tertangkap tangan memakai narkoba, setelah menjadi masa hukuman atau selama
menjadi proses pemeriksaan tetap dielu-elukan penggemarnya, dan bahkan justru menjadi
lebih terkenal dari masa sebelumnya.
18
Di mata para penggemarnya, artis biasanya akan mampu memancing munculnya perilaku
keranjingan dan simpati yang berlebihan. Maka seberapa pun keliru dan berat kesalahan yang
dilakukan artis idolanya itu, para penggemar akan tetap memaklumi, bahkan menganggapnya
sebagai konsekuensi dari gaya hidup selebriti yang keren.
Sebagai korban dari gencarnya peredaran narkoba yang dilakukan para bandar, bagaimana
pun artis yang kedapatan mengonsumsi narkoba memang berhak untuk masuk dalam
program rehabilitasi. Sepanjang artis yang bersangkutan bukan merupakan pengedar, mereka
memang dibenarkan oleh hukum untuk direhabilitasi dan diperlakukan sebagai korban yang
perlu ditolong agar tidak terjerumus makin parah dalam bisnis peredaran narkoba.
Namun demikian, untuk memastikan agar penanganan kasus artis yang tertangkap tangan
mengonsumsi narkoba tidak kontraproduktif, di luar rekomendasi untuk direhabilitasi ada
baiknya jika artis yang bersangkutan diberi sanksi sosial sekaligus tugas mulia untuk terlibat
aktif dalam upaya pemberantasan narkoba di Tanah Air. Jangan sampai terjadi niat baik
pemerintah memberi kesempatan bagi pencandu narkoba untuk direhabilitasi, kemudian
dimanfaatkan artis untuk kembali mengulang kesalahan yang sama.
BAGONG SUYANTO
Dosen Departemen Sosiologi FISIP Universitas Airlangga
19
Kidung Dari Ladang Tembakau
03-09-2016
Kidung ini dikenal sangat luas di kalangan masyarakat Jawa, di strata bawah maupun
menengah dan atas. Tak mengherankan karena karya ini telah menjadi bagian dari tradisi
lisan yang dihafal dan merasuk ke dalam jiwa warga masyarakat.
Karangan Kanjeng Sunan Kalijaga ini memiliki energi gaib, yang bisa disebut kekuatan
religio-magisme. Tiap kata di dalamnya bukan lagi sembarang kata biasa, melainkan
merupakan suatu mantra sakti. Jika Kanjeng Sunan Kalijaga sendiri yang mengidungkannya,
dengan segenap kekhusyukan dan konsentrasi, yang membuatnya menyatu secara utuh
dengan kekuatan alam, maka suasana alam pun mendadak berubah.
Alam yang bising berubah senyap. Gemuruh angin dan badai hilang menjadi sebuah
keheningan: ning kaya banyu, neng kaya watu (hening bagai air, diam bagai batu). Tan ana
baewalang salisik: tak terdengar bunyi seekor belalang pun. Hidup, dengan begitu, lalu terasa
lembut, indah, puitis.
Di dalam tradisi lisan, pada umumnya orang berkidung untuk kepentingan kidung, untuk
kesenian. Juga, dengan sendirinya, untuk merawat tradisi lisan dari ancaman
kepunahan. Kidung yang dikidungkan membuat tradisi lisan utuh, lestari. Mungkin bahkan
berkembang dengan berbagai variasi ciptaan baru.
Di dalam setiap masyarakat, terutama masyarakat adat, tradisi bergulir begitu saja secara
alamiah. Tak ada komandan yang menggerakkan mekanisme tradisi itu. Dia bergerak seperti
halnya air mengalir dari puncak gunung ke dataran rendah, hingga ke pantai lautan yang jauh,
tanpa jemu, tanpa lelah. Kecuali itu, tradisi tak peduli, adakah hidupnya dicatat atau tidak
oleh sejarah.
***
Petani tembakau Temanggung paham akan tradisi seperti itu. Mereka hidup di dalam tradisi,
memanfaatkan tradisi, dan berkembang bersama tradisi. Ada momentum tradisi ketika
mereka berkidung untuk kepentingan kidung itu sendiri dan memenuhi panggilan tradisi.
Tapi dalam dunia pergerakan perlawanan terhadap ancaman yang datang dari luar, yang
bakal merusak kehidupan pertanian mereka, petani berkidung bukan lagi untuk kidung,
melainkan untuk melawan. Kidung, bagian dari dunia seni mereka, pada momentum
perlawanan itu berubah makna maupun fungsi utamanya. Kidung berubah dari seni tradisi
menjadi senjata perlawanan, bahasa perlawanan, ideologi perlawanan, sekaligus seni
20
perlawanan.
Kita diberi tahu bahwa melawan bukan sembarang melawan. Di dalam perlawanan ada unsur
seninya. Inilah yang disebut seni perlawanan.
Sebelum para seniman berkidung di atas panggung kesenian, kita sudah diberi teks kidung
tersebut, dan kita bisa dengan jelas membacanya kata per kata, kalimat per kalimat. Kita
diberi tahu pula bahwa kidung tersebut ditujukan pada suatu kekuatan lawan, yang
mengancam kehidupan mereka. Semua jelas, dan kita tak lagi harus bertanya apa maknanya,
siapa yang disebut lawan dan mengapa mereka dilawan.
Kejelasan mengenai siapa yang dilawan dan untuk apa perlawanan dilakukan, tak berarti
bahwa kidung itu tampil begitu blak-blakan, dan terbuka sebagaimana lazimnya lirik lagu
dangdut maupun orkes Melayu yang begitu mendayu-dayu dengan kalimat yang terang
benderang, apa adanya. Kidung disusun secara lebih lembut, lebih menyindir, dengan
simbolisme yang terasa menggoda: terang tapi tertutup dengan keindahan yang disertai
pesona.
***
Lekase angoyo woro/Nantang alam mongso siro kuwawi/Ulatono kreda ningsun/Arso
mangurah siro/Siro iku mnungso kang wuru/Tan weruh mring kasunyatan/Soto iku
ngurakapi (Pada mulanya hanya tampak seperti sikap orang ngawur/Mau menantang alam,
tak mungkin kau mampu/Tengoklah apa yang bakal kulakukan/Akan kulawan kau/Kau itu
manusia yang sudah kalap/Tak memahami kenyataan/Tembakau itu serba memenuhi
kebutuhan kita).
Bait-bait kidung itu menggambarkan kemarahan. Ini sejenis tantangan dari mereka yang siap
melakukan perlawanan. Judulnya “Kidung Surogreget”. Suro itu berani. Greget itu
kemarahan, kesiapsiagaan melawan tanpa dibarengi rasa takut. Kidung itu tembang, atau
nyanyian.
Di dalam buku Perlawanan Politik dan Puitik, kidung dibahas sebagai salah satu bentuk
perlawanan petani tembakau Temanggung. Seperti sudah disinggung sebelumnya, petani
berkidung bukan untuk kepentingan kesenian, bukan untuk memelihara tradisi lisan,
melainkan untuk urusan politik. Kidung menjadi bahasa perlawanan.
Petani melawan kebijakan pemerintah yang tidak adil. Karena kebijakan itu disusun dengan
menggunakan pasal-pasal aturan global yang dijejalkan ke dalam pasal-pasal hukum yang
mengatur kehidupan bangsa kita sendiri. Di sini, dengan kidung tadi, petani melawan.
Dengan kidung petani menunjukkan bahwa cara memerintah seperti itu tak bisa diterima.
Di dalam buku yang terbit bulan Juli tahun 2016, disebutkan bahwa “Kidung Pangkur
Surogreget” di atas tadi sudah dinyanyikan beberapa kali di atas panggung untuk memberikan
21
hiburan terhadap para tamu yang datang dari luar Temanggung. tetapi, seperti disebut di atas,
kidung juga dimaksudkan untuk memperlihatkan sikap petani menghadapi ancaman dari luar
yang bakal menghancurkan kehidupan petani tembakau tersebut. (Sobary, 2016).
***
Dalam apa yang disebut perlawanan politik dan puitik itu kidung hanya salah satu unsur
perlawanan puitik yang diabadikan di dalam buku tadi. Kidung ini menjadi penting, sama
pentingnya dengan unsur puitik yang lain, yang memberi tahu kita bahwa petani Jawa, tak
meninggalkan tradisi perlawanan atau protes Jawa yang selalu dibingkai keindahan seni dan
simbolisme yang membuat apa yang terang menjadi samar, tapi bisa pula membuat samar apa
yang transparan.
Tapi bukan hanya terbatas pada apa yang disebut di dalam buku tadi. Menghadapi suatu hasil
penelitian --disebut penelitian ilmiah oleh para tokoh di suatu lembaga ilmiah— kidung
seperti ini tetap fungsional. Dia tak kehilangan cara untuk melawan.
Selama beberapa hari yang kelihatannya begitu darurat dan mendesak, omongan tentang
perlunya menaikkan harga rokok menjadi Rp50.000 per bungkus, muncul pula omongan
tentang perlunya petani mengubah tradisi bertanam tembakau diganti bertanam tanaman yang
lain.
Omongan ini datang dari kalangan orang yang pernah sekolah tapi hanya sekolah di dalam
kelas yang belajar tentang hal-hal terbatas. Mereka tidak tahu sifat tanaman tembakau, sifat
iklim yang diperlukan, dan kesuburan tanah macam apa yang cocok dengan tanaman
tembakau. Tapi dengan mudah keluar omongan agar tanaman tembakau diganti tanaman lain.
Ini boleh disebut ngoyo woro, bicara tak berdasar, tanpa landasan argumen yang memadai.
Omongan ngoyo woro lainnya, kenaikan harga rokok itu akan membuat petani senang karena
harga rokok yang tinggi akan membuat mereka lebih makmur. Omongan pedagang ini tak
dilandasi alasan yang jelas. Kalau harga rokok setinggi itu, siapa yang kuat membeli? Tidak
adanya orang yang kuat membeli berarti tanda kematian bagi petani. Juga bagi dunia
industri.
Kenaikan harga yang diusulkan secara ngoyo woro itu tujuan pokoknya bukan untuk
memakmurkan dan menyejahterakan petani melainkan untuk membunuh mereka. Tujuan
buruk melakukan pembunuhan terhadap dunia pertanian dan industri tak bakal mendatangkan
keuntungan bagi petani.
Lagi pula hanya di masyarakat jajahan ilmuwan dan dunia ilmu pengetahuan diperintah oleh
kekuasaan untuk melancarkan langkah-langkah penjajahannya. Duit asing bisa
memerintahkan kaum ilmuwan untuk menghantam bangsanya sendiri.
Di dunia yang sudah beradab dan penuh kemajuan seperti ini ilmuwan dan dunia ilmu hanya
22
mau bergerak jika melakukan kajian, jika tujuannya untuk menjaga kemuliaan manusia.
Kalau tujuannya menghancurkan bangsa kita sendiri, apakah bayaran duit asing itu demikian
pentingnya? Ini omongan ngoyo woro yang tak penting didengar.
Jangan kalap. Kidung yang lembut dari ladang tembakau akan melawan dengan
kelembutannya. Kau akan disindir, disebut kalap dan ngoyo woro. Kidung akan menjaga
kehidupan petani.
MOHAMAD SOBARY
Esais; Anggota Pengurus Masyarakat Bangga Produk Indonesia, untuk Advokasi, Mediasi,
dan Promosi. Penggemar Sirih dan Cengkih, buat Kesehatan. E-mail:
dandanggula@hotmail.com
23
Melawan Lupa: Catatan Untuk Menteri
Agama
03-09-2016
Kehadiran Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin pada acara Penghargaan Suardi Tasrif
yang diberikan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) kepada transgender pria dan
perempuan, membuat masyarakat Indonesia bertanya-tanya tentang inkonsistensi ucapannya
sebagai menteri agama.
Dalam rapat dengan komisi agama DPR RI, 17 Februari 2016, Lukman menyatakan bahwa
Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender (LGBT) adalah “masalah sosial yang mengancam
kehidupan beragama, ketahanan keluarga, kepribadian bangsa, serta ancaman potensial
terhadap sistem hukum perkawinan di Indonesia”. Pada kesempatan yang sama, ia juga
mengatakan bahwa “masalah LGBT mengancam generasi penerus”. Dalam kata lain,
keberlangsungan negara ini ada di tangan anak muda hari ini.
Jika dulu Lukman menyatakan LGBT adalah ancaman, tapi kini ia malah berbalik 180 derajat
mendukung LGBT yang harus diterima atas nama kemajemukan. Segala bentuk kata kunci
seperti majemuk, beragam, hak asasi, bebas berekspresi, toleransi dihujamkan satu per satu
ke seluruh lini dan sendi kehidupan negeri ini seperti dentuman meriam yang tak hentinya
dihujamkan untuk memporak-porandakan kota Aleppo, Suriah.
Jika seorang menteri menerima LGBT atas nama membuka keran kebebasan berekspresi, ia
tak ubahnya dengan membuka keran lebih besar untuk membunuh keberlangsungan penerus
bangsa ini. Berapa banyak kaum homoseksual muda yang terjangkit AIDS akibat beragam
perangai tak bermoral dan perilaku seks menyimpang? Berapa banyak anak menjadi korban
prostitusi homoseksual? Sepertinya angka sedang menjerit ke langit karena tak kuat lagi
menjadi simbol untuk jumlah korban yang kerap berjatuhan.
Kehadiran Lukman pada acara ulang tahun AJI ke-22 tersebut dapat menjadi sebuah bentuk
dukungan legitimasi LGBT di Indonesia. Hal ini tak ubahnya seperti menghunuskan pedang
kekuasaannya untuk mencabik agamanya sendiri. Seperti orang yang tak sadarkan diri,
bahwa ia sedang melakukan aksi bunuh diri dengan mengarahkan mata pisau yang berkilau
ke ulu hatinya sendiri.
Bagaimana jika suatu hari orientasi seksual sesama jenis ada pada tiga orang buah hati
seorang Lukman Hakim Saifuddin? Apa yang dia rasakan sebagai orang tua yang telah
menaruh harapan besar pada mereka sewaktu tangisan pertamanya menyapa dunia? Sampai
hatikah Bapak Menteri Agama yang terhormat mengatakan kepada anak-anak kesayangan
24
Bapak: “terima sajalah Nak! Karena menyukai sesama jenis itu jodohmu dan kalian
mempunyai hak penuh untuk mengekspresikan apa pun yang kalian mau, karena kalian
tinggal di masyarakat yang majemuk dan menjunjung tinggi HAM”.
Jiwa Asertif
Jika Menteri Agama tidak ingin dikatakan sebagai manusia yang mempunyai standar ganda
atau berwajah dua karena apa yang dikatakan sebelumnya bertolak belakang dengan apa yang
dikatakannya hari ini, besar kemungkinan ia mengalami kesulitan untuk mengatakan “tidak”.
Hal ini merupakan isu dalam kepribadian. Dalam dunia psikologi dikenal dengan istilah
“tidak asertif”.
Memiliki jiwa tidak asertif membuat seseorang menerima segala yang datang, karena merasa
tidak nyaman atau memiliki perasaan bersalah yang cukup besar jika harus menolaknya.
Dalam istilah orang awam kerap disebut merasa tidak enakan. Hal seperti ini tak jarang
berujung pada kontradiksi dengan apa yang selalu di “iya”kannya dalam pelbagai
kesempatan.
Ketidakmampuan untuk bersikap asertif dapat melahirkan dua sisi yang berbeda —negatif
dan positif. Jika menggunakan lensa orang awam dan religius, Lukman seperti duri dalam
daging. Lain dulu, lain sekarang. Sikapnya hari ini seolah menusuk para pemuka dan aktivis
keagamaan dari dalam. Sikapnya seperti tak lagi memandang bahwa LGBT bertentangan
dengan nilai-nilai agama di Indonesia. Sang Menteri menutup mata, menutup telinga. Cukup
berkelit bahwa ia hanya memberikan orasi kebudayaan dalam acara ulang tahun AJI ke-22.
Namun, jika mengganti lensanya dengan kacamata para pengusung HAM dan aktivis
homoseksual, Lukman bak pahlawan yang menyelamatkan mereka dari bombardir para
aktivis keluarga, anak, dan pemuka agama; disebabkan perilaku homoseksual mengancam
kesehatan mental anak dan bertentangan dengan seluruh ajaran agama di Indonesia.
Lukman, sebagai pemegang pucuk persatuan agama tertinggi di negeri ini, berbalik sangat
terpikat pada eksistensi kaum homoseksual yang dulu pernah dia hardik. Sungguh naif
memang! Hanya karena tidak mampu untuk mengatakan “tidak”, seorang Lukman menerima
pinangan (sebagai bentuk legitimasi) para homoseksual yang dulu dianggapnya
ancaman. LGBT kini bukan lagi melawan lupa berbagai tindakan “diskriminatif” yang
dialamatkan pada mereka, tapi kini bergerak membuat lupa orang-orang di Indonesia —
termasuk menteri agama sekalipun.
Jika seorang menteri agama sulit untuk bersikap asertif, sebaiknya ia menjalani terapi
psikologi agar dapat menjadi asertif. Ketiadaan jiwa asertif pada seorang menteri hanya akan
membuat masyarakat menjadi bingung karena keputusan yang diambil tidak mempunyai
posisi yang jelas.
25
Kesehatan mental para pemangku kekuasaan amatlah penting karena apa yang diputuskan
akan mempengaruhi banyak hidup orang di negeri ini. Pemahaman spiritual sebaiknya
didampingi dengan kesehatan kognisi dan psikologis agar tidak melahirkan hal-hal yang
bersifat kontraproduktif. Atau setidaknya dengan keadaan sehat secara psikologis dan
spiritual, ia masih bisa mengingat apa yang pernah diucapkannya dalam beberapa waktu lalu,
yaitu: Masalah LGBT mengancam generasi penerus.
IHSAN GUMILAR
Psikolog; Pegiat Aliansi Gerakan Indonesia Baru (AGIB)
26
Cak Nur
04-09-2016
Tahun ini genap sebelas tahun (29 Agustus 2005 - 29 Agustus 2016) bangsa Indonesia
kehilangan tokoh pembaru pemikiran Islam, Nurcholish Madjid.
Cak Nur, begitu ia disapa, telah menyejarah dalam kajian keislaman terkini. Ia seakan
menjadi rujukan utama dalam mengkaji perspektif keislaman, kemodernan, dan
keindonesiaan. Salah satu tema yang tampaknya masih relevan untuk diperbincangkan dari
gagasan segar Cak Nur adalah tentang ketikdaksepakatannya terhadap negara Islam.
Keinginan mewujudkan negara Islam seakan terus didengungkan dengan berbagai cara. Baik
dengan jalur politik, maupun cara kekerasan sebagaimana dilakukan oleh Islamic State Iraq
and Suriah (ISIS). Dalam tulisan bertajuk ”Perspektif Pembaruan Pemikiran dalam Islam”,
Cak Nur dengan tegas menyatakan bahwa negara Islam adalah suatu bentuk kecenderungan
”apologetis”. Di mana, umat Islam berharap dapat menunjukkan aturan dan hukum. Padahal,
fikih itu sudah kehilangan relevansinya dengan pola kehidupan zaman sekarang.
Gagasan Cak Nur yang pertama kali dipublikasikan pada acara Sastra, Dewan Kesenian
Jakarta, 28 Oktober 1972 itu seakan cocok dengan kondisi kekinian. Ideologi negara Islam
bagi Cak Nur seakan mengubur konsepsi keislaman sebagai sebuah ajaran keimanan yang
hanif (lurus, murni). Cak Nur menganggap bahwa negara Islam merupakan bentuk
ketidakmampuan umat Islam menjaga relevansi keislaman dalam diri dan lingkungannya
(Nurcholish Madjid, 1998).
Best Practices
Ironisnya, produk keislaman sering hanya dipahami dalam hubungan yang sempit. Padahal,
keislaman merupakan ruh yang mengantarkan seorang manusia menempati posisi mulia
(maqam al-mahmuda). Manusia kemudian berlaku dan bertindak dengan amal saleh yang
menjadi dasar dan cita-cita terwujudkan keadilan sosial.
Kemunculan gerakan penyeru syariat Islam dan negara Islam dalam ranah keindonesiaan pun
seakan menjadi penanda kecil bahwa pemahaman ritus keagamaan dan kenegaraan masih
saja dipahami dalam kerangka sempit dan saling terpisah. Padahal, keduanya menyatu dalam
kehidupan bermasyarakat. Walaupun, dalam bahasa Cak Nur, keduanya tetap harus
dibedakan dalam dimensi dan cara pendekatannya.
Dalam mengembalikan spirit keindonesiaan itu selayaknya tokoh agama, pemerintah, peneliti
keagamaan, dan lain-lain turun tangan untuk berdialog bukan memerangi dan
27
mengembalikan pemahaman, bahwa keislaman dan keindonesiaan selayaknya bersinergi
dalam membangun tatanan masyarakat beradab (masyarakat madani, baldatun thayyibatun
wa rabbun ghafur). Yaitu, dengan menilik kembali keunggulan-keunggulan umat Islam yang
tidak didasarkan pada apologisme. Namun, berdasarkan praktik nyata keseharian umat (best
practices).
Ushul Fiqh
Lebih lanjut, dalam kajian fikih, umat Islam selayaknya mampu melahirkan terobosan-
terobosan baru, agar dimensi hukum ini tak lekang zaman. Pengkajian fikih selayaknya
berpangkal dari kajian ushul fiqh (metodologi hukum Islam). Tanpa pemahaman yang
memadai tentang kajian ushul fiqh, umat akan semakin terpinggirkan oleh semakin cepatnya
perkembangan ilmu lain.
Pemahaman yang baik mengenai ushul fiqh pun dapat menghilangkan apa yang disebut oleh
Cak Nur sebagai fikihisme. Fikih sebagai produk pemikiran ulama abad 2 hingga 7 Hijriah
tentu membutuhkan formula-formula baru agar menjadi ”pedoman” bagi umat yang hidup di
era modern. Saat fikih menjadi ortodoksi, maka ”keinginan” sebagian umat Islam untuk
mendirikan negara Islam akan terus tumbuh dan hidup.
Cak Nur memang dengan tegas menolak ideologisasi agama dalam negara. Gagasan pria
kelahiran Jombang, Jawa Timur, ini seakan mengukuhkan posisi kemanusiaan yang menjadi
ciri proyek pemikirannya selama ini. Di mana, kemanusiaan itulah yang membedakan
manusia dengan makhluk lain.
Proyek pemikiran Cak Nur tampaknya masih relevan untuk diperbincangkan. Gagasan segar
Cak Nur tentang relevansi agama dan negara, seakan terus menjadi rujukan, di tengah
semakin kuatnya desakan sebagian kecil umat Islam untuk mendeklarasikan negara Islam.
BENNI SETIAWAN
Dosen Ilmu Komunikasi dan P-MKU Universitas Negeri Yogyakarta; Peneliti Maarif
Institute for Culture and Humanity
28
Quo Vadis Banjir di Musim Kemarau
05-09-2016
Agustus biasanya musim kemarau di Jakarta. Tapi, karena iklim kacau akibat pengaruh
global warming, Agustus pun terjadi hujan besar.
Celakanya, hujan besar yang terjadi Sabtu (27/8) nyaris menenggelamkan beberapa lokasi di
Jakarta. Sungai-sungai yang mengalir di tengah kota tampaknya tak mampu menampung
limpahan air hujan anomalis. Akibatnya, air pun menggenangi perumahan dan jalan-jalan
protokol. Ratusan mobil yang sedang parkir terendam banjir mendadak itu.
Menurut catatan dan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), banjir di
Jakarta pada Sabtu dan Minggu lalu akibat hujan lokal. Meski hujannya tidak ekstrem (hanya
50-88 mm), air hujan tak bisa tertampung infrastruktur yang ada. Banjir anomalis itu
merendam berbagai kawasan di Jakarta seperti Kemang dan Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan.
Dua kawasan elite –Kebayoran Baru dan Kemang– ini terendam hingga Minggu pagi dengan
ketinggian 1 meter lebih. Sejumlah tempat parkir di gedung bawah tanah pun terendam air.
Tentu saja, ratusan mobil rusak karena mesinnya kemasukan air kotor dari air hujan tadi.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) T Iskandar mengatakan,
banjir di dua kawasan elite itu disebabkan penyempitan aliran Kali Krukut yang seharusnya
20 meter, tapi kini tinggal 1,5 meter. Padahal, Kali Krukut ini membentang dari Situ Citayam
hingga Kanal Banjir Barat sepanjang 84 kilometer.
Menurut BMKG, pada September sampai Oktober hujan anomalis akibat La Nina masih akan
melanda Jakarta. Jika kondisi Kali Krukut tetap seperti sekarang –membiarkan penyempitan,
Kebayoran Baru dan Kemang niscaya akan kebanjiran lagi. Benar apa kata Gubernur Basuki
Tjahaja Purnama (Ahok) bahwa normalisasi kali adalah kunci untuk mengatasi banjir di
Jakarta.
Selama ini, dari gubernur ke gubernur (Ali Sadikin sampai Ahok), pembenahan Daerah
Aliran Sungai (DAS) Krukut terus menuai kontroversi. DAS tersebut telah diserobot
masyarakat dan pengembang. Dan, mereka mempunyai bukti-bukti yang sah (sertifikat tanah)
untuk mengklaim kepemilikan tanahnya. Akibatnya, petugas penertiban pun maju-mundur
dan bingung menyelesaikan alih fungsi lahan itu.
Sebenarnya pemerintah punya UU Pengadaan Tanah. UU ini bisa di-update lagi sedemikian
rupa untuk kebutuhan yang lebih penting bagi negara. Sayangnya, pembuatan UU untuk
29
kepentingan publik tersebut berjalan perlahan, bahkan sering berujung ke ranah politik
sehingga mandek di tengah jalan.
Ada 14 sungai yang mengalir di tengah Kota Jakarta yakni Mookervart, Angke,
Pesanggarahan, Krukut, Grogol, Kali Baru Barat, Ciliwung, Kali Baru Timur, Cipinang,
Sunter, Buaran, Jati Kramat, Cakung, dan Kali Malang. Dari 14 sungai tersebut, di antaranya
belum tersentuh normalisasi sama sekali yaitu Kali Cakung Buaran, Jati Karamat,
Mookervart, Grogol, dan Pesanggrahan. Di sepanjang DAS-nya kali-kali tersebut airnya
berwarna hitam –pertanda kandungan limbahnya sudah amat tinggi.
DAS-nya juga telah diokupasi penduduk, di antaranya penduduk liar. Di Jakarta Selatan
misalnya okupasi Kali Grogol terus berlangsung, sulit dikendalikan. Di tepi barat sungai itu
berdiri berbagai bangunan bertingkat. Rumah warga juga menempati DAS sungai tersebut.
Lurah Pondok Labu Siti Fauziah Ghozali menyatakan bahwa warga yang membangun rumah
di bantaran sungai ternyata mempunya sertifikat tanah resmi. Apakah kemudian jika pemda
mau menormalisasi sungai harus membayar ganti rugi tanah bantaran yang disertifikatkan
itu? Jelas tidak bisa. Karena menyertifikatkan tanah bantaran atau DAS sungai terlarang
secara hukum lingkungan. Jadi yang dilakukan Pemda DKI seharusnya adalah mencari biang
keladi atau koruptor yang membuat sertifikat tanah bantaran sungai itu.
Kenapa masyarakat berani mengubah bantaran sungai untuk rumah dan permukiman?
Karena, ”pembiaran” pelanggaran hukum dan mudahnya pejabat bidang pertanahan yang
”selingkuh” demi segepok uang sogokan. Hal ini tidak boleh terjadi lagi jika kita
menginginkan Jakarta aman dari serbuan banjir.
Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Mudjiadi menyatakan, kendala terbesar dalam
normalisasi sungai di Jakarta adalah masalah pembebasan lahan dan problem sosial. Akibat
yang menyertainya berkaitan dengan hukum, politik, dan bahkan etnik. Dampaknya,
normalisasi sungai di Jakarta tidak pernah benar-benar tuntas. Selalu ada masalah sosial,
ekonomi, dan lain-lain yang imbasnya nanti bersifat politik.
Kalau politik telah intervensi, hukum akan kalah. Maklumlah, bangsa Indonesia dari dulu
sampai sekarang senang menjadikan politik sebagai panglima. Dengan menjadikan politik
sebagai panglima, tertib kehidupan yang seharusnya berjalan di atas koridor hukum tidak
tercapai.
Guru Besar Manajemen Lanskap dan Ekologi DAS IPB Prof Hadi Susilo Arifin menegaskan,
bantaran sungai adalah ruang publik yang harus bebas dari bangunan apa pun. Setiap orang
wajib mematuhi SK Men-PU Nomor 63/1993 dan Peraturan Pemerintah Nomor 38/2011.
Kenyataan masyarakat banyak yang bermukim di bantaran sungai itu —jauh sebelum UU
tersebut difungsikan– tidak bisa dijadikan sandaran atau pembenaran dari perbuatan ilegal
tersebut.
30
Di samping normalisasi sungai, cara sederhana untuk mengatasi banjir adalah pembuatan
biopori. Beberapa perumahan yang membuat ribuan biopori ternyata bisa mengurangi banjir
di kawasannya. Pembuatan biopori ini berfungsi pula untuk menambah jumlah air tanah yang
terus disedot masyarakat yang butuh air murah. Jika kondisi ini dibiarkan, Jakarta akan
amblas karena air tanahnya habis.
Akhirnya banjir anomalis bulan kemarau ini sepertinya memperingatkan Pemda DKI untuk
semakin fokus mengatasi problem banjir di Jakarta. Jika pada bulan-bulan ”kering” saja
(akibat hujan yang tidak terlalu ekstrem), Jakarta kebanjiran, apalagi jika terjadi hujan besar
pada bulan basah (musim hujan). Niscaya Jakarta akan makin kedodoran dan banjir akan
makin menggilas Jakarta.
Normalisasi sungai saja sebetulnya tidak cukup untuk mengatasi problem banjir, tapi juga
perlu memperluas penampungan air hujan (seperti pembuatan waduk), membuat biopori,
mencegah limpasan naiknya permukaan air laut (dengan penanaman mangrove secara besar-
besaran di Pantai Utara Jakarta), dan memperbanyak pompa-pompa penyedotan air. Jakarta
memang harus mempersiapkan diri dengan membangun infrastruktur anti banjir yang baik
untuk mengatasi problem banjir akut yang merugikan warga kota tersebut.
DR IR NYOTO SANTOSO
Dosen Fakultas Kehutanan/Kepala Pusat Kajian Biodiversitas dan Rehabilitasi Hutan
Tropika, IPB, Bogor
31
Babak Baru Politik Perubahan Iklim
07-09-2016
Meskipun penyambutan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama sempat geger karena
tidak disediakannya karpet merah ketika beliau turun melalui tangga pesawat, pertemuan
awal antara AS dan Cina mengenai ratifikasi Kesepakatan Paris telah membawa perubahan
ekonomi-politik di masa depan.
Kedua negara menyampaikan kepada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon komitmennya
untuk mengurangi emisi karbon sesuai dengan inti-inti kesepakatan yang telah digariskan
dalam Kesepakatan Paris pada Desember tahun lalu. Komitmen bersama AS dan Cina untuk
meratifikasi Kesepakatan Paris adalah buah dari proses negosiasi yang cukup alot di antara
rangkaian negosiasi yang pernah dilakukan para diplomat negara masing-masing.
Komitmen bersama itu juga menjadi simbol bagi dua negara dan ini penting dalam diplomasi
bahwa mereka mendapat status dan porsi perhatian yang seimbang untuk keduanya dapat
dinobatkan sebagai global leaders yang akan memimpin pertarungan melawan perubahan
iklim. Komitmen bersama ini adalah harapan dari seluruh negara kecil yang akan terancam
hilang dari peta dunia akibat perubahan iklim.
Masyarakat sipil yang terlibat dalam advokasi perubahan iklim juga boleh memiliki harapan
baru karena AS dan Cina adalah penyumbang terbesar polusi dunia, yakni sebanyak lebih
dari 40% bila dijumlahkan bersama. Apa dampaknya bagi Indonesia setelah diambilnya
komitmen bersama AS dan Cina untuk meratifikasi Kesepakatan Paris?
Pertama, komitmen tersebut memengaruhi ekspor energi fosil Indonesia, khususnya batu bara
dan minyak bumi ke Cina. Selama ini batu bara kita banyak diserap pasar Cina yang memang
membutuhkan energi yang besar untuk menopang produktivitas di negara tersebut. Ekspor
batu bara sebetulnya sudah mulai menurun sejak 2-3 tahun terakhir seiring dengan
melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia. Sementara untuk minyak bumi, Indonesia lebih
banyak mengimpor. Perubahan ini mengharuskan pemerintah mulai bersiap-siap kehilangan
pundi-pundi pemasukan negara dari ekspor komoditas energi seperti batu bara ini.
Kedua, komitmen Cina untuk meratifikasi juga sebuah sinyal perubahan strategi
industrialisasi dari padat karya menjadi padat modal. Upaya penurunan suhu Bumi adalah
usaha mulia yang harus dilakukan bersama-sama, tetapi di balik itu juga terbuka pasar
teknologi ramah lingkungan yang hanya dikuasai negara-negara besar.
Eropa dan AS dapat dikatakan pelopor dari teknologi yang ramah lingkungan mulai dari
automotif hingga pembangkit listrik. Namun apabila bertanding di pasar teknologi
32
terbarukan, Cina dapat memberikan harga yang lebih murah daripada harga yang ditawarkan
negara-negara maju. Indonesia perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi tawaran-
tawaran dari tiap negara tersebut sambil mempersiapkan sumber daya manusia di dalam
negeri untuk memproduksi teknologi energi terbarukan secara mandiri.
Kita perlu ingat bahwa negara-negara itu tidak akan datang dengan damai, tetapi sering kali
sambil menekan. Saya ingat dalam beberapa forum perdagangan seperti APEC ada beberapa
klausul dari kesepakatan yang menekan tarif hingga 0% untuk teknologi terbarukan. Klausul
itu tentu menguntungkan mereka karena akan menekan produksi teknologi terbarukan yang
diproduksi di dalam negeri.
Indonesia adalah pasar yang masih terbuka untuk dipenetrasi oleh investor-investor
asing. Menurut ESDM dan WRI, potensi energi terbarukan di Indonesia adalah 287,5
gigawatt yang terdiri atas pembangkit listrik tenaga sinar matahari, hidro, ombak laut, angin,
bioenergi, hingga geotermal. Sementara saat ini baru terpasang 11 gigawatt.
Keempat, secara umum, komitmen kedua negara besar itu akan memaksa negara-negara lain
untuk melakukan hal serupa. Kesepakatan Paris adalah sebuah upaya ambisius negara-negara
di dunia untuk menjaga suhu Bumi di bawah 2 derajat Celsius sambil terus menekan hingga
1,5 derajat.
Perjanjian Paris bersifat mengikat secara hukum, tetapi target pencapaian penurunan emisi
setiap negaranya tidak mengikat. Perjanjian ini memiliki kesepakatan yang penting semisal
alokasi dana USD100 juta dari negara maju untuk upaya pengurangan, upaya mitigasi untuk
menekan suhu di bawah 1,5 derajat Celsius, sistem penghitungan karbon. Perjanjian ini akan
berlaku dengan syarat sesuai dengan the 1992 UN Framework Convention on Climate
Change yang menegaskan bahwa perlu 55 negara untuk meratifikasi perjanjian
tersebut. Negara-negara itu juga mewakili 55% produsen emisi karbon yang mengakibatkan
naiknya suhu Bumi.
Indonesia telah meratifikasi, tetapi beberapa negara penyumbang emisi terbesar seperti
negara-negara Uni Eropa dan Inggris belum mau meratifikasi. Posisi mereka mungkin segera
berubah setelah AS dan China mengeluarkan komitmen bersama untuk meratifikasi
Perjanjian Paris. Banyak pihak yang optimistis sebelum akhir tahun ini, syarat agar perjanjian
itu dapat berlaku akan tercapai.
Kelima, koordinasi antara instansi dan lembaga harus mulai dibenahi untuk menyambut
babak baru politik ekonomi perubahan iklim. Hal ini terutama karena beberapa komoditas
yang terkait dengan pengentasan masyarakat miskin yang masih banyak berada di wilayah
perdesaan akan menjadi sorotan dunia seperti kopi, teh, kelapa sawit, buah-buahan.
Pembenahan harus dimulai dari infrastruktur perundang-undangan hingga penegakan
hukumnya.
33
DINNA WISNU, PhD
Pengamat Hubungan Internasional; Co-founder & Director Paramadina Graduate School of
Diplomacy
@dinnawisnu
34
Anggaran Penelitian
08-09-2016
Sebagaimana tersurat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN
2015-2019), salah satu arah kebijakan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) adalah
meningkatkan hasil-hasil riset.
Arah kebijakan yang baik tersebut dalam praktiknya tak semudah membalikkan telapak
tangan, namun dibutuhkan upaya untuk menemukan masalah-masalah krusial. Baik dari
internal sumber daya peneliti dan juga sistem penunjangnya, dalam hal ini administrasi
keuangan penelitian yang sering dikeluhkan para peneliti.
Sebenarnya upaya perbaikan program dan mekanisme penelitian di Tanah Air telah melewati
beragam lompatan yang cukup menggembirakan. Semisal mulai berkembangnya beragam
penelitian yang berlaku tahun jamak sehingga mampu memastikan keberlanjutan penelitian
yang berdimensi longitudinal lewat Penelitian Unggulan Strategis Nasional dan Riset
Andalan Perguruan Tinggi dan Industri (Rapid) di Kementerian Riset Teknologi dan
Pendidikan Tinggi.
Di samping itu, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan juga
memperkenalkan dana bantuan yang bersifat kompetitif, riset inovatif, dan produktif yang
lebih dikenal dengan Rispro juga berlaku tahun jamak, baik Rispro Komersial dan Rispro
Implementatif. Dengan kemajuan tersebut, perkembangan mekanisme pemerolehan hibah
penelitian secara bertahap dapat setaraf dengan yang dilakukan di negara maju.
Sebagai contoh, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Belanda lewat
lembaga riset dan sainsnya (de Nationale Wetenschapsquiz, NW) menyalurkan sekitar Rp6
triliun rupiah melalui empat tipe hibah: bersifat program, pribadi, kerja sama dan pertukaran,
serta investasi. Penelitian setidaknya membutuhkan waktu minimal dua tahun sehingga NW
menggariskan durasi penelitian antara dua sampai lima tahun agar tersedia waktu yang cukup
untuk sampai publikasi ilmiah.
Untuk memastikan keberlanjutan sumber daya peneliti yang andal, NW juga menyediakan
hibah kompetitif dengan menyasar tiga kelompok semacam tricolon-nya Julius Caesar, yang
dikenal dengan Veni, Vidi dan Vici. Proposal penelitian tersebut dinilai dengan tiga kriteria,
yaitu: kualitas peneliti, kualitas riset proposal yang bersifat inovatif dan memiliki dampak
akademik, dan pemanfaatan pengetahuan.
Jika Veni dengan hibah 250.000 euro atau sekitar Rp3,75 miliar diperuntukkan untuk peneliti
muda yang baru menyelesaikan program doktoralnya, sedangkan Vidi yang sebesar 800.000
35
euro atau setara Rp12 miliar ditujukan untuk peneliti madya yang telah memiliki pengalaman
menengah. Untuk para guru besar atau peneliti utama tersedia Vici dengan hibah sebesar
Rp22,5 miliar (www.nwo.nl).
Namun, berbeda dengan hibah kompetitif di Tanah Air yang lebih bersifat kompetitif
distribusional berbasis jumlah alokasi anggaran yang tersedia, NW di Belanda sangat selektif
dalam menyeleksi proposal penelitian. Sehingga jika pada tahun tertentu tidak banyak
proposal yang memenuhi kriteria, hibah tidak diberikan dan disimpan untuk sesi kompetisi
tahun selanjutnya alias tidak hangus.
Berbeda dengan skema-skema hibah penelitian peneliti dan dosen di Tanah Air yang
jumlahnya banyak dan tersebar tak hanya untuk universitas namun juga lembaga penelitian
dan pengembangan (Lemlitbang), skema yang didesain NW lebih sederhana dengan
mengombinasikan tiga jenjang kualifikasi peneliti dan disiplin ilmu.
Dalam pelaksanaannya, setiap dana NW yang sudah dihibahkan dapat digunakan dengan
model administrasi keuangan yang sangat mudah, sederhana sehingga tak menyita waktu
peneliti. Salah satu aktivitas yang selama ini menjadi keluhan para peneliti adalah tata
administrasi keuangan penelitian yang tak hanya rumit, juga menyita waktu yang sangat
banyak, sehingga peneliti terganggu fokusnya oleh pengumpulan kuitansi-kuitansi
pengeluaran beserta rekap administratifnya. Banyaknya waktu yang dicurahkan untuk
pertanggungjawaban administratif keuangan ini tentu berpengaruh pada konsentrasi dan
ketersediaan waktu peneliti untuk menyusun paper penelitian ilmiahnya.
Hal ini dikeluhkan Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset dan
Teknologi Muhammad Dimyati bahwa mekanisme penyusunan laporan pertanggungjawaban
keuangan yang rumit menyulitkan para peneliti dalam melakukan riset (Antara, 19/2/2016).
Gelombang Reformasi membawa perubahan yang cukup besar dalam tata kelola keuangan
negara, termasuk dalam pertanggungjawaban keuangan negara dengan ditetapkannya UU
Nomor 17/2003 tentang Keuangan Negara. Namun dalam praktiknya, administrasi keuangan
negara tetap rumit dan menyita banyak waktu.
Di samping perbedaan alamiah antara kegiatan administrasi negara pada umumnya dengan
kegiatan penelitian, lebih unik dan sangat tergantung metode dan disiplin keilmuan. Pola
pertanggungjawaban belanja barang dan modal atau perjalanan dinas ala birokrasi berbeda
dengan apa yang dilakukan peneliti yang biasanya berada di wilayah-wilayah yang sulit
terjangkau, seperti penelitian geologi dan juga butuh waktu yang lama sebagaimana
penelitian antropologi.
Administrasi keuangan negara yang berbasis satuan biaya umum (SBU) dan satuan biaya
khusus (SBK) tak sepenuhnya mampu dipraktikkan dalam aktivitas penelitian sehingga
peneliti terpaksa melakukan akrobat pertanggungjawaban yang sedikit-banyak mengarah
pada manipulasi yang tentu sudah jauh keluar dari kredo peneliti.
36
Terkait belanja modal seperti pembelian alat, mekanisme standar birokrasi membutuhkan
waktu yang lama sejak pengusulan sampai berwujud alat sehingga sangat mengganggu mata
rantai penelitian-penelitian terutama yang terkait dengan peralatan laboratorium. Juga belanja
barang berupa perjalanan dinas standar aparatur sipil negara (ASN) dengan
pertanggungjawaban kuitansi sulit dilakukan pada penelitian sosial antropologi di daerah,
yang tak mudah dijangkau dengan infrastruktur yang sangat terbatas.
Sejatinya, ketika hibah penelitian sudah diserahkan kepada peneliti, diperlukan kelonggaran
untuk menggunakannya dengan berbasis hasil. Peneliti yang memiliki kredo, “bisa salah
namun tak boleh berbohong” perlu diberi kepercayaan dalam menggunakan dana penelitian
sehingga dalam situasi tertentu pertanggungjawaban pengeluaran bisa dilakukan dalam wujud
pernyataan sebagaimana berlaku di banyak negara.
Sebagai contoh yang sederhana dan praktis, Ramadan lalu penulis mendapat tugas untuk
menyampaikan presentasi penelitian di sebuah konferensi internasional bertajuk “Unequal
Families and Relationships” di Universitas Edinburgh, Skotlandia. Sebelum keberangkatan,
pihak jurusan mentransfer uang untuk segala kebutuhan selama lima hari di luar negeri.
Karena bersamaan dengan bulan puasa, ada cukup besar biaya makan yang tidak dipakai.
Untuk itu, saya transfer kembali sisa uang ke rekening jurusan sekaligus menyerahkan
kuitansi-kuitansi penerbangan, akomodasi, dan biaya lainnya. Semua urusan administrasi
dapat ditunaikan dengan sangat sederhana dan selesai dalam waktu yang relatif singkat serta
untuk beberapa item kecil yang tak ada kuitansinya dilakukan dengan pernyataan yang
ditandatangani. Pola dasar administrasi keuangan para peneliti dibuatkan sederhana dan pihak
pengelola keuangan selalu menyetujui selama dibubuhkan paraf profesor sebagai penyelia
proyek penelitian.
Kalau bisa dipermudah, kenapa dipersulit, itulah prinsip dasar tata administrasi keuangan
penelitian seharusnya, sehingga memungkinkan peneliti lebih banyak mencurahkan waktunya
untuk meningkatkan kualitas penelitian yang akan mampu meningkatkan publikasi di
beragam jurnal internasional atau memperoleh paten sebagai luaran (outputs). Itulah tujuan
dasar penelitian berbasis hasil yang tanpa penyederhanaan administrasi penelitian, sebaik apa
pun kualitas peneliti akan menurun kinerja utamanya.
TATANG MUTTAQIN
Peneliti di The Inter-university Center for Social Science Theory and Methodology (ICS),
University of Groningen, Belanda
37
Ironi Nasib CJH Ilegal
08-09-2016
Sungguh ironis nasib 177 calon jamaah haji (CJH) ilegal asal Indonesia. Mereka berniat
untuk menunaikan ibadah haji, namun justru terdampar di penjara.
Kejadian ini dialami CJH ilegal yang ingin menunaikan ibadah haji melalui Filipina.
Sebagian dari mereka bahkan telah diperlakukan secara tidak manusiawi saat ditahan di
Filipina. Padahal mereka bukan pelaku tindak pidana. Mereka hanya korban penipuan travel
haji atau kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) nakal.
Pemerintah melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Filipina pun bertindak.
Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan pemerintah Filipina pun bergerak cepat untuk
memulangkan mereka ke Tanah Air. Sebanyak 168 CJH telah kembali ke kampung halaman.
Sebelumnya mereka juga diserahterimakan ke pemerintah provinsi masing-masing.
Sementara sembilan CJH masih tertahan di Filipina untuk menjalani pemeriksaan lebih
lanjut.
Kasus CJH ilegal ini pasti melibatkan jaringan travel haji internasional. Jaringan inilah yang
diduga kuat telah memalsukan dokumen-dokumen haji, sehingga CJH ilegal bisa
memperoleh paspor Filipina.
Terbongkarnya kasus ini harus menjadi pintu masuk untuk melakukan pemeriksaan lanjutan.
Apalagi diduga masih ada sekitar seribu CJH Indonesia yang telah lolos berangkat melalui
Filipina. Data tersebut berdasarkan asumsi bahwa selama ini Filipina memiliki kuota haji
sebanyak 8.000 orang. Kuota ini hanya terpenuhi 7.000 CJH asal Filipina. Seribu kuota sisa
itulah yang dimainkan jaringan travel haji internasional dan KBIH di Tanah Air.
Jika diteliti secara saksama, kasus pemberangkatan CJH ilegal sesungguhnya juga terjadi di
negara-negara dengan jumlah muslim minoritas. Apalagi kuota haji negara-negara minoritas
muslim sering tidak terserap. Karena kuotanya selalu tersisa, banyak CJH Indonesia memilih
berangkat ibadah haji melalui negara-negara minoritas muslim.
Proses berangkat ibadah haji melalui negara-negara minoritas muslim juga sangat sederhana.
Seseorang yang ingin menunaikan ibadah haji langsung mendaftar ke travel dengan
menyerahkan paspor dan persyaratan lain. Meski mengeluarkan biaya lebih mahal, mereka
bisa langsung berangkat tanpa melalui daftar tunggu (waiting list). Semua kebutuhan haji
seperti bimbingan ibadah, transportasi, dan akomodasi, dan konsumsi sudah diurus travel.
38
Tawaran berbagai jasa travel haji lintas negara tampak begitu menggoda CJH yang ingin
segera berangkat. Apalagi antrean ibadah haji di Tanah Air kini begitu panjang. Di sejumlah
daerah antrean ibadah haji bahkan mencapai 20-30 tahun. Kondisi inilah yang memaksa
sebagian CJH Indonesia tergoda untuk mengambil jalan pintas. Mereka pasti berpikir bahwa
banyak jalan menuju Tanah Suci. Sebagian CJH Indonesia pun sukses berangkat ke Tanah
Suci meski berstatus jamaah haji non-kuota.
***
Filipina menjadi pilihan karena kuota haji di negeri tetangga ini juga selalu tersisa. Ironisnya,
kini CJH ilegal kini meradang. Mereka menjadi korban penipuan bisnis travel haji lintas
negara. Semua yang dijanjikan travel haji tidak terpenuhi. Di samping gagal beribadah haji,
mereka harus menghadapi persoalan hukum. Persoalan hukum tidak bisa dihindari karena
mereka secara langsung atau tidak langsung bisa diduga terlibat pemalsuan dokumen haji.
Dokumen CJH ilegal seperti kartu tanda penduduk (KTP) juga masih ditahan di Filipina.
Sangat disayangkan karena selalu ada CJH yang tertipu travel haji dan KBIH nakal. Padahal
niat suci untuk menunaikan ibadah haji semestinya tidak dikotori dengan tindakan melanggar
hukum. Apalagi ajaran agama menegaskan ibadah haji merupakan panggilan Allah SWT
pada orang yang mampu (QS. Ali Imran: 97). Berarti seseorang tidak boleh memaksakan diri
menunaikan ibadah haji jika belum waktunya. Ibadah haji juga harus berlandaskan niat suci
dan berbekal takwa (QS. Al-Baqarah: 197).
Sebagai pihak yang memiliki otoritas dalam penyelenggara ibadah haji, Kementerian Agama
(Kemenag) harus menjadikan kasus pemberangkatan CJH Indonesia dari Filipina sebagai
pelajaran. Kemenag dituntut untuk menyelesaikan kasus ini secara adil. Meski ada kesalahan
hukum, CJH yang gagal berangkat merupakan korban. Karena itu yang harus ditindak adalah
KBIH-nya. Kemenag harus mencabut izin KBIH-KBIH yang nakal. Ketegasan Kemenag
penting sebagai pelajaran pada KBIH dan travel yang ingin mengambil keuntungan finansial
dari problem pengelolaan ibadah haji di Tanah Air.
Agar kasus pemberangkatan CJH ilegal tidak terulang, Kemenag dituntut segera menemukan
solusi problem antrean ibadah haji yang semakin mengular. Solusinya, Kemenag bisa
mengambil langkah moratorium pendaftaran ibadah haji untuk sementara waktu. Langkah ini
secara otomatis bisa menghambat laju antrean CJH.
Kemenag juga harus melakukan lobi pada pemerintah Kerajaan Arab Saudi (KAS) untuk
memperoleh penambahan kuota haji. Meski harus diakui, penambahan kuota haji untuk
Indonesia sangat kecil peluangnya. Itu karena pemerintah KAS justru ingin meminimalisasi
keruwetan jamaah haji. Apalagi hampir setiap tahun terjadi musibah di Mina, tempat
melontar jumrah (jamarat) akibat berjubelnya jamaah.
Jika beberapa opsi itu masih sulit direalisasikan, Kemenag harus benar-benar melaksanakan
ketentuan tentang penyelenggaraan ibadah haji sebagaimana tertuang dalam Peraturan
39
Menteri Agama (PMA) Nomor 29/2015. PMA ini menjadi dasar Keputusan Direktur Jenderal
Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Nomor 28/2016 yang mengatur pendaftaran
ibadah haji. Ditegaskan dalam Keputusan Dirjen PHU, bahwa seseorang yang pernah
menunaikan haji baru bisa mendaftar haji setelah 10 tahun. Keputusan Dirjen PHU juga
mengatur batasan usia minimal pendaftar haji, yakni 12 tahun. PMA dan Keputusan Dirjen
PHU penting sebagai bagian dari solusi berjubelnya antrean CJH.
Untuk melaksanakan peraturan ini, Kemenag pasti tidak bisa bekerja sendiri. Kemenag harus
memaksimalkan jaringan institusinya. Tokoh-tokoh agama serta kiai di pesantren dan majelis
taklim juga bisa dilibatkan. Semua elemen harus bergerak untuk meyakinkan pada umat
bahwa ibadah haji lebih dari sekali tanpa alasan syar’i merupakan kezaliman yang besar
(dzulm adhim).
Dengan begitu, gerakan ibadah haji cukup sekali pada saatnya akan sukses. Bukankah Nabi
Muhammad SAW juga hanya berhaji sekali sepanjang hayat beliau?
BIYANTO
Dosen UIN Sunan Ampel dan Wakil Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa
Timur
40
Berkurban, Yuk!
09-09-2016
Hari Raya Haji juga disebut Idul Adha atau Idul Kurban, yaitu menyembelih hewan untuk
dibagi-bagi kepada fakir miskin.
Secara historis, Idul Adha mengenang kembali kemenangan Ibrahim ketika dinyatakan lulus
ujian oleh Allah SWT saat diperintah untuk menyembelih putranya yang bernama Ismail,
yang sudah puluhan tahun ditunggu-tunggu kelahirannya. Sebuah ujian yang mahaberat.
Jangankan mengurbankan putra tersayang, banyak dari kita yang diperintah memotong
sebagian hartanya untuk berzakat dan bersedekah saja sangat berat.
Rupanya yang diminta Allah kepada Ibrahim itu bukannya menyembelih anak manusia,
melainkan memotong berhala yang bersemayam di hati agar kebanggaan dan kecintaan
kepada anak itu jangan sampai mengalahkan kecintaan dan ketaatan kepada Allah. Ternyata
Ibrahim lulus sehingga doanya dikabulkan, yaitu diganjar keturunan yang unggul, hebat, dan
saleh yang menurunkan sekian banyak nabi, termasuk Isa dan Muhammad. Nabi Ibrahim pun
memperoleh gelar Kholilullah, Kekasih Allah. Kalau saja berita dan cerita perintah
penyembelihan itu tidak tertulis dalam Alquran, nalar saya sulit memercayainya.
Melaksanakan perintah kurban itu semata karena Allah dan untuk Allah, tetapi wujud
material dagingnya disampaikan dan dinikmati fakir miskin. Di sini muncul formula bahwa
dalam Islam yang namanya pengabdian atau penghambaan kepada Alah yang bersifat vertikal
itu mesti membawa dampak nyata untuk kebaikan kehidupan sosial yang bersifat horizontal.
Ini juga tercermin dalam berbagai ibadah lain. Misalnya ibadah puasa, kualitas puasa itu
mesti juga diwujudkan dalam sikap menjaga diri jangan sampai menyakiti orang lain. Yang
ikut puasa adalah pikirannya, lisannya, kakinya, matanya, telinganya, yang semua itu
berlangsung dalam konteks sosial, jangan merugikan orang lain.
Jadi, kata “kurban” itu sendiri yang artinya dekat telah menjadi bahasa Indonesia seperti
dalam kata “teman karib” atau “kekerabatan”. Menyembelih hewan kurban memiliki maksud
untuk mendekatkan diri kepada Allah, tetapi dengan jalan mendekati dan menyayangi fakir
miskin yang disimbolisasi dengan pemberian daging hewan kurban.
Dalam Alquran disebutkan, yang sampai kepada Allah itu ketakwaannya, adapun dagingnya
untuk dinikmati manusia. Allah Mahasuci, tidak makan dan tidak minum. Ajaran kurban
dalam Islam ini sekaligus juga mengoreksi tradisi kurban yang mempersembahkan sesaji
berupa makanan atau manusia untuk para dewa atau makhluk-makhluk gaib. Itu dilarang
dalam Islam.
41
Mesti kita beri apresiasi, tradisi dan pelatihan berkurban ini semakin menyebar di kalangan
anak-anak sekolah. Oleh gurunya mereka diajari menabung selama setahun, sedikit demi
sedikit, lalu setelah terkumpul uangnya dibelikan kambing atau sapi menjelang Idul Kurban.
Pendidikan berkurban ini juga dilakukan di lingkungan keluarga. Ini pendidikan yang bagus
agar anak-anak memiliki sikap kepedulian kepada orang lain sebagai rasa syukur kepada
Allah sejak kecil.
Juga agar tertanam nilai serta keyakinan bahwa dalam harta kita itu terdapat milik fakir
miskin yang dititipkan Allah kepada kita. Karena itu hak milik fakir miskin, mesti kita
berikan kepada yang berhak. Jika hak orang lain tidak dikeluarkan, ibarat susu sebelanga
dibuat rusak oleh setitik racun sianida.
Jadi, semangat berkurban adalah semangat berbagi, mengeluarkan harta orang lain yang
menempel pada harta kita. Makanya menjadi ironis menyaksikan orang sudah berhaji dan
sering berumrah melakukan korupsi. Mengambil hak orang lain. Tak ubahnya mengoleksi
sampah dan bangkai untuk dijadikan tempat tidurnya dan makanannya.
Ironis dan tragis, retorika dan simbol agama ditonjol-tonjolkan setiap menjelang pilkada dan
pemilu, tetapi setelah menang perilakunya menodai dan melecehkan agama, yang juga
melecehkan kehormatan diri dan keluarganya.
PROF DR KOMARUDDIN HIDAYAT
Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
@komar_hidayat
42
Ajaran Kurban: Pengamalan
Humanitarianisme Islam
10-09-2016
Setiap kali Idul Adha (Hari Raya Kurban) datang, umat Islam yang berkecukupan harta
melaksanakan perintah berkurban dengan cara menyembelih kambing, sapi, atau kerbau.
Ajaran berkurban bermula dari perintah Allah kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih putra
tercintanya Ismail. Perintah Allah tersebut dapat dibaca dalam Alquran: ”Maka tatkala anak
itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: Hai
anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka
pikirkanlah, bagaimana pendapatmu? Ia menjawab: Hai bapakku, laksanakanlah apa yang
Allah perintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang
yang sabar. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas
pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya), dan Kami panggillah dia: Hai Ibrahim,
sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi
balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian
yang nyata, dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS.Ash-
Shafat: 102-107).
Dengan penuh perasaan tulus dan ikhlas, Nabi Ibrahim mematuhi perintah Allah untuk
menyembelih putra tercintanya Ismail. Ketika penyembelihan sudah siap dilakukan, Allah
dengan kemahakuasaan-Nya mengganti Ismail dengan seekor domba, dan domba itulah yang
akhirnya disembelih oleh Nabi Ibrahim.
Peristiwa inilah yang menjadi dasar perintah berkurban dan perintah ini diteruskan dan
dilestarikan oleh Nabi Muhammad sebagai ajaran Islam. Para pengamal kurban menyerahkan
hewan kurban mereka (kambing, domba, atau sapi) kepada panitia atau takmir masjid agar
hewan-hewan kurban itu disembelih dan dagingnya diberikan kepada kaum duafa.
Kadang-kadang panitia kurban di masjid-masjid kota menyerahkan hewan kurban itu dalam
keadaan hidup kepada panitia kurban di masjid-masjid desa atau kampung untuk disembelih
dan dagingnya dibagikan kepada kaum duafa di desa atau kampung tersebut.
Makna dan Esensi
Ajaran kurban mengandung makna dan esensi yang sangat dalam dan luas. Pertama, ajaran
kurban mendidik manusia untuk ”menyembelih” nafsu-nafsu hewaniah yang ada dalam
dirinya. Nafsu-nafsu hewaniah yang berbentuk egoisme, ananiah, ketamakan, keserakahan
43
(harta dan kekuasaan), sifat kebinatangan, kejalangan, dan kejahatan lainnya haruslah
dikekang dan bahkan harus dilenyapkan dalam diri manusia. Dengan kata lain, perintah Allah
untuk menyembelih hewan kurban itu sebenarnya melambangkan penyembelihan nafsu-nafsu
hewaniah yang terdapat dalam diri manusia itu.
Makna simbolis-teologis ajaran kurban itu bukan terletak pada darah dan daging kurban itu,
juga bukan darah dan daging itu yang sampai kepada Allah, tetapi terletak pada derajat
kemanusiaan dan kualitas takwa dari orang yang berkurban itu, dan kualitas takwa itulah
yang pada hakikatnya sampai kepada Tuhan.
Kedua, ajaran kurban merupakan bentuk kepekaan dan kepedulian sosial. Adanya kepekaan,
kesantunan, dan kepedulian dari seseorang (kelompok masyarakat) kepada orang (kelompok)
lain merupakan pertanda adanya kebersamaan, kesetiakawanan, dan solidaritas sosial.
Apabila kepekaan sosial ini luntur atau tergerus sama sekali, solidaritas dan kesetiakawanan
sosial juga akan luntur atau hilang.
Apabila ini terjadi maka tidak mustahil akan terjadi kecemburuan sosial yang pada gilirannya
akan menimbulkan gejolak dan kerusuhan-kerusuhan sosial dalam kehidupan masyarakat.
Hal ini akan mengakibatkan terjadinya disharmoni dan disintegrasi sosial yang tentunya akan
berdampak luas terhadap kehidupan politik, ekonomi, dan sosial budaya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Ketiga, ajaran kurban mendidik manusia untuk senantiasa bersikap ikhlas dan tulus
sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Ibrahim dan putranya Ismail. Melalui ajaran kurban,
manusia dididik untuk berkorban secara ikhlas dan tulus dalam hidupnya. Para syuhada dan
pahlawan kemerdekaan yang telah gugur dalam rangka membela Tanah Air merupakan
contoh konkret yang perlu kita teladani dan kita warisi semangat juang dan semangat
pengorbanan mereka dalam membela dan mempertahankan kemerdekaan, keadilan,
kebenaran, kejujuran, keikhlasan, dan ketulusan.
Sifat-sifat terpuji, karakter yang baik, dan kualitas mental dan akhlak seperti inilah yang
masih tetap diperlukan oleh umat Islam khususnya, dan bangsa Indonesia pada umumnya
dalam mengabdi dan berdedikasi kepada nusa dan bangsa sekarang ini.
Humanitarianisme Islam
Secara doktrinal teologis, ajaran kurban merupakan salah satu aspek pengamalan
humanitarianisme dalam Islam. Seperti halnya dalam ajaran zakat (harta dan fitrah), aspek
humanitarianisme Islam sangat terasa dalam ajaran kurban. Ajaran kurban menggugah
kembali daya kepekaan iman, kepekaan moral, dan kepekaan sosial umat Islam yang
berkecukupan untuk berbagai rezeki kepada kaum duafa dan orang-orang yang lemah dan
tidak/kurang beruntung secara sosial-ekonomi.
Ajaran kurban mendorong orang-orang yang mampu untuk berbagi rezeki dengan cara
44
memberikan sebagian harta mereka kepada orang-orang yang tidak mampu, yang memang
sepatutnya untuk mendapat bantuan kemanusiaan. Lebih-lebih di tengah-tengah banyaknya
musibah yang terjadi secara bertubi-tubi di banyak daerah di Tanah Air dewasa ini. Berbagai
musibah dan bencana alam di banyak kota dan daerah (seperti tanah longsor, banjir bandang,
puting beliung, gelombang pasang, dll.) telah banyak merenggut korban meninggal dunia,
hilang, luka-luka, harta benda ludes dan terhanyut, sawah ladang terendam, dan rumah luluh
lantak.
Peristiwa-peristiwa tragis seperti itu sudah selayaknya mengetuk hati nurani kita dan
menggugah kepekaan dan kepedulian sosial kita untuk mengulurkan tangan, memberikan
bantuan dan sumbangan kemanusiaan kepada para korban, keluarga korban, dan para
pengungsi yang banyak jumlahnya dan ditampung di tenda-tenda penampungan. Mereka
adalah saudara-saudara kita sebangsa-setanah air yang memerlukan bantuan kemanusiaan.
Ajaran kurban selalu dan tetap relevan untuk diamalkan karena ajaran tersebut merupakan
manifestasi kepekaan dan realisasi kepedulian sosial yang menjadi inti sejati pengamalan
humanitarianisme Islam.
FAISAL ISMAIL
Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
45
Hidup Hanya Mampir Ketawa
10-09-2016
Mungkin hidup ini ekspresi sebuah humor yang tak dimaksudkan secara sengaja untuk
berhumor. Kalau tidak, apa sebabnya di negeri kaya raya ini rakyatnya miskin hampir abadi
dan tak berdaya menghadapi kemiskinannya sendiri?
Dalil kesementaraan hidup yang mengatakan ’urip mung mampir ngombe’ itu apa masih
relevan? Bagaimana kalau pandangan dunia Jawa yang optimistis itu diganti ’urip mung
mampir ngguyu’ (hidup hanya mampir ketawa) yang lebih netral dan realistik sehingga
dagelan pemerintah yang mengatakan kebudayaan itu penting, tetapi segenap sepak
terjangnya yang tak pernah peduli pada kebudayaan itu tak perlu dianggap kemunafikan?
’Urip mampir ngguyu’ lebih sehat dibanding ’urip mampir ngombe’ di dalam kemiskinan
kota-kota zaman sekarang yang tak bisa menyediakan air bersih bagi warganya. Inilah humor
pemerintah yang sukar untuk dianggap humor —mungkin ini humor yang tak lucu— karena
pertaruhannya kesehatan warga masyarakat yang tabah menanti kapan revolusi mental
berubah dari omongan menjadi pelayanan publik yang sudah ditunggu-nunggu sejak dulu.
Ada humor yang tak lucu? Banyak. Di seminar-seminar, atau di tengah kerumunan orang
banyak, selalu ada saja orang yang mencoba dengan susah payah membuat lelucon. Tapi
hanya si pembuat lelucon itu sendiri yang ketawa ’kepingkel-pingkel’ (terbahak-bahak) dan
orang lain hanya saling memandang tak mengerti.
Di dunia pelawak pun sejak dulu ada orang dalam jenis seperti itu. Eddy Sud dulu selalu setia
memainkan peran tak lucu itu. Dia melucu dan sukses besar membuat dirinya sendiri
terbahak-bahak, sedangkan penonton memandangnya dengan rasa iba, dan kagum, kok ada
pelawak yang begitu tabah menjalani profesinya yang demikian hampanya.
Mungkin baik ditegaskan di sini bahwa hingga hari ini jenis pelawak yang hanya menghibur
dirinya sendiri seperti itu masih banyak. Dan, kita harus menahan dengan penuh kesabaran
karena misi kita yang paling utama, yaitu ’mampir ngguyu’ jelas tak terpenuhi. Kasihan kita
ini. Tapi mungkin, sebenarnya, para pelawak jenis itulah yang paling kasihan. Tapi mau apa
kita?
***
Pada umumnya, humor ’diciptakan’ oleh humoris tulen untuk mengundang gelak tawa segar,
dan sehat, sehingga misi humor terpenuhi dan misi kita ’mampir ngguyu’ tadi tak begitu sia-
46
sia. Selain itu ada humor getir, yaitu humor yang lebih dimaksudkan untuk berkeluh kesah
mengenai nasib si pembuat humor itu sendiri.
Harus dicatat di sini bahwa tak semua humor, termasuk humor kelas tinggi, harus
menimbulkan ketawa. Humor jenis itu membuat kita merenung secara mendalam. Tapi
humor getir dan nelangsa, lain lagi. Kita, sebagai pendengar, bukan tertawa gembira, bukan
ikut memikirkan nasibnya, tapi kita merasa seperti ditampar di pipi kiri kita, sambil bertanya
apa salahku kok tiba-tiba mendengar lelucon yang demikian menyiksa? Otomatis kita tak bisa
memberikan dengan suka rela agar pipi kanan kita juga ditampar.
Dalam humor kaum sufi ada seekor anjing yang lapor kepada Tuhan karena ditendang oleh
seorang sufi. Tuhan menanggapi serius laporan itu dan bertanya kepada sang sufi, mengapa
dia menendangnya. Sang sufi menjelaskan bahwa si anjing menggigit hingga sobek jubahnya.
Tuhan bertanya pada si anjing, kenapa dia berbuat begitu, dan dengan enteng si anjing
menjawab: aku kira karena dia sufi maka tak mungkin dia marah biarpun jubahnya tersobek.
Ada lagi humor yang tak begitu sengaja dimaksudkan untuk berhumor, tetapi bisa membikin
ledakan tawa yang dahsyat. Orang yang punya kemampuan seperti itu biasanya juga bukan
pelawak. Dia hanya berkata secara rileks, apa adanya, dan ketika orang lain ketawa terbahak-
bahak, dia sendiri tak ikut ketawa, Gus Dur jelas termasuk jenis itu, tetapi ada sedikit
bedanya: ada kalanya —meskipun tidak seperti Eddy Sud atau pelawak lain yang tak lucu—
Gus Dur suka ikut ketawa dan muncullah humor-humor berikutnya.
Humor Suroto, Sumiyati, Joni Gudel, Gepeng, di Srimulat, harus dicatat sebagai yang terbaik
di zamannya, dan tak muncul lagi di zaman berikutnya. Mungkin Basiyo juga tergolong yang
terbaik di dalam kategori yang lain dari Srimulat karena medium Basiyo berbeda. Kelompok
Bagyo, Bing Slamet, Ateng, bisa menjamin cita-cita ’urip mampir ngguyu’ tadi tercapai.
Begitu juga Mang Diman dan mang Dudung dalam grup reog BKAK.
Ini kisah zaman dulu, ketika polisi terbaik di dunia, Pak Hoegeng masih ada. Kelihatannya,
dulu polisi punya humor yang baik. Sekarang tidak lagi. Hubungan Pak Hoegeng sendiri
dengan Bung Karno sangat istimewa. Lucu. Cerdas. Demokratis. Setara. Dan itulah potret
pemimpin yang kita dambakan.
Dalam suatu jamuan di Istana Negara, ketika Bung Karno menerima lulusan tertinggi sekolah
polisi, Pak Hoegeng termasuk di dalamnya. Bung Karno bertanya siapa namanya, dan
dijawab: Hoegeng. Hoegeng apa Soegeng? Hoegeng Pak. Orang Jawa kok Hoegeng.
Mestinya kan Soegeng, atau Soekarno gitu, kata Bung Karno. Pak Hoegeng menjawab: Kalau
itu tidak mungkin Pak. Kenapa, tanya Bung Karno. Karena sopir saya namanya Soekarno.
Pak Hoegeng sangat berani dan Bung Karno, sungguh tidak marah.
Dunia pedalangan punya humornya sendiri. Dan humor pedalangan biasanya
menggambarkan parodi wong cilik. Tapi humor yang tak terucap, yang hanya diungkapkan
melalui struktur lakon yang dipertunjukkan, nampak ejekan wong cilik pada kalangan atas
47
yang angkuh dan sok berkuasa. Tokoh penting di dalam lakon itu dipermalukan karena kalah
dengan wong cilik. Dan penonton memetik suatu renungan mengenai kearifan hidup yang
terkadang satiris.
Kartunis Joni Hidayat mentereng sekali ketika membandingkan tukang jahit terbaik. Para
penjahit yang berderet di pinggir jalan yang sama menulis kehebatan masing-masing. Satu:
terbaik di Jakarta. Dua: terbaik di Jawa. Tiga: terbaik di Indonesia. Empat: terbaik di dunia.
Lima: terbaik di sepanjang jalan ini. Kelihatannya ini humor paling monumental dan pelawak
mungkin tak bisa berhumor seperti ini.
Juga humor Jono mengenai air kencur. Ada karikatur anak laki-laki, kecil telanjang, pipis
secara merdeka, ditujukan ke atas, dan air pipisnya membentuk sejenis air mancur. Joni
menulis di bawah gambar itu: air ken…cur.
Mungkin humor lisan dan humor tertulis macam itu memang berbeda. Lucunya berbeda, efek
kelucuannya pun berbeda. Mungkin suatu jenis humor diungkapkan sebagai rasa marah,
kesal, jengkel, dan niat mengejek atau sejenis balas dendam. Karena itu, tak mengherankan
bila humor bisa mengandung bias gender, bias generasi, bias kelas, dan bias etnis.
Tiap etnis memiliki peluang untuk diejek atau ditertawakan oleh etnis lain. Tetapi ejek-
mengejek dan sikap saling menertawakan seperti ini harus dilihat bukan sebagai semangat
saling mendendam melainkan sebaliknya: kita, tiap etnis, tumbuh dewasa, makin matang dan
makin bijaksana.
Mungkin ada kegetiran tertentu dalam hidup berbangsa, yang merupakan himpunan berbagai
etnis. Mungkin ada ketidaksabaran tertentu menghadapi kelambanan etnis lain. Mungkin
etnis lain merasa tak begitu gembira menghadapi kecenderungan sifat etnis tetangganya yang
dianggap sombong, atau ambisius.
Tapi ini semua, dalam struktur budaya suatu bangsa yang plural, multietnis dan multiagama
seperti bangsa kita, membuat kita berbahagia karena kita bisa menerima kenyataan hidup
seperti itu dengan sikap orang dewasa dan dengan kematangan psikologis yang
mengagumkan dan dengan kematangan politik yang tak terduga. Siapa tahu anggapan bahwa
kita bangsa besar itu ternyata benar.
MOHAMAD SOBARY
Esais; Anggota Pengurus Masyarakat Bangga Produk Indonesia, untuk Advokasi, Mediasi,
dan Promosi. Penggemar Sirih dan Cengkih, buat Kesehatan.
48
Mengaca Warisan Seni Istana
10-09-2016
Bulan yang sakral Agustus lalu, masyarakat luas disuguhi pameran besar seni rupa yang
berkonteks sejarah dan kebangsaan. Ada sisi mencerahkan di sana sekaligus noktah
kelemahan yang selayaknya membuat refleksi, menghadirkan sebuah cermin bersama.
Perhelatan besar sebulan penuh berjuluk “Goresan Juang Kemerdekaan” tampaknya oleh
penyelenggara dimaksudkan juga sebagai peristiwa sangat penting dalam perspektif
membangun karakter kebudayaan nasional. Karena pertama kali dalam sejarah, Istana
Presiden dengan harta keseniannya ”turun gunung” sejak era Soekarno, dan publik bisa
mengakses koleksi-koleksinya yang tak ternilai. Memuaskan rasa kehausan spiritual akan
makna menjadi manusia dan imajinasi keindonesiaan yang diwariskan sampai hari ini oleh
para pendahulu kita.
Kepanitiaan acara merupakan kerja bareng tiga kementerian, yakni Sekretariat Negara,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Badan Ekonomi Kreatif, serta dukungan dari
BUMN Bank Mandiri yang terlihat berupaya keras menghelat perhelatan lebih
menggigit. Dan, ini dibuktikan dengan lebih dari 30.000-an pengunjung diestimasikan sampai
akhir bulan berduyun-duyun menyaksikannya di Galeri Nasional.
Melegakan rasanya. Seperti yang kita tahu Istana Presiden tak lagi nun jauh tak terjangkau
dan ”eksklusif” di atas sana. Pada akhirnya ada sebuah momen meredusasi jarak dengan
masyarakat dan upaya istana menjadi wahana terbuka bagi ide-ide dan semangat
keberpihakan pada nilai-nilai intagible. Menjadikan istana ”rumah budaya rakyat” lewat
pameran koleksi lukisan.
Namun di sisi lain, seperti pernyataan di awal tulisan, hajatan seni besar ini ikut menyumbang
keprihatinan dengan karya-karya yang ”cacat” atau dalam kondisi yang buruk. Apalagi di sesi
sebuah seminar dalam rangkaian acara pameran itu, Guruh Soekarno Putra yang menjadi
salah satu pewaris karya-karya almarhum ayahnya mengingatkan dengan mengutip buku
Cindy Adams bahwa Soekarno mengatakan ”semua karya itu kuwariskan kepada rakyat
Indonesia kala saya meninggal”.
Soekarno memang secara pribadi mengakuisisi karya-karya sejumlah ribuan koleksi istana
dari koceknya sendiri dengan bukti lukisan dengan teks ”milik Ir. Soekarno” di belakang
kanvas. Ucapan Soekarno tersebut seharusnya serius diperhatikan oleh rezim penguasa saat
ini dengan menimbang harta telah tersedia dan negara wajib memeliharanya untuk rakyat.
Urgensi Konservasi & Dewan Kurator
49
Bisa dipastikan publik seni, pendidik dan akademisi, atau masyarakat umum yang
memperhatikan dengan saksama pameran atau menyempatkan diri berkunjung lebih dari
sekali ke Galeri Nasional akan terkagum-kagum sekaligus sedih. Sebanyak 28 lukisan dari
para seniman besar dan satu buah lukisan karya Soekarno, semuanya menggentarkan hati.
Betapa tidak, kita memiliki ingatan-ingatan masa lalu dan dihamparkan dengan cara-cara
artistik.
Dari sorot mata ketegaran Diponegoro tatkala ditangkap HM de Kock, sampai paras
ekspresifnya potret HOS Cokroaminoto yang sangat percaya diri. Dari karya Sudjojono yang
lugas sampai Covarubias yang tampak glamor meski di era 30-an. Atau yang heroik ini: dari
kronik pertempuran di Yogyakarta selama Agresi Militer Belanda II sampai yang bernuansa
empatik, wajah pucat perempuan lemah bernama Adhesi di masa-masa revolusi fisik tahun
1939.
Kesedihan menyeruak tiba-tiba pada kita; ingatan kebangsaan lewat lukisan dan
nasibnya. Terutama menyaksikan rapuhnya di tiga karya penting, yakni lukisan potret
”Kartini” milik Trubus, ”Kawan-Kawan Revolusi” karya Sudjojono, dan hasil karya Henk
Ngantung dengan judul ”Memanah”. Seniman yang sempat menjadi gubernur ini
menyodorkan kondisi lukisan yang paling mengenaskan, hampir separuh imej lukisan sudah
tidak bisa terlihat dengan jelas.
Karya ”Memanah” sarat dengan data sejarah yang pengunjung pameran Goresan Juang
Kemerdekaan bisa melihat lukisan ini menjadi latar belakang di film dokumentasi pendek
tentang jumpa pers kemerdekaan RI dengan jurnalis lokal dan asing di Istana Negara pada
1945.
Konservasi adalah tindakan paling urgen dilakukan, tak hanya wilayah sosialisasi dan
pendidikan semacam pameran besar yang bisa diakses masyarakat. Tidak lagi ”lip service”
untuk berupa tampil seolah pemerintah dan masyarakat berdiri sejajar bersama mengenang
yang silam dengan takzim. Lebih dari itu, generasi mendatang menuntut kerja konkret dari
karya-karya yang harus tetap dilestarikan itu. Momen tepat memang ekshibisi seni pada
Agustus untuk menangguk respons publik dan 71 tahun ingatan kemerdekaan lewat seni itu
harus dijaga dengan saksama.
Proses konservasi laiknya dilakukan dengan membentuk sebuah Dewan Kurator, dan
idealnya memang terdiri dari mereka-mereka yang ahli dalam perawatan dan restorasi benda-
benda seni yang berharga dan berusia lebih dari 50 tahun. Penulis mendapatkan informasi
dari kalangan internal Sekretariat Negara bahwa tak ada sumber daya manusia yang cukup
memadai di sana yang selama ini harus memedulikan 3.000-an warisan tak ternilai yang
dikelola negara di enam istana presiden, yakni Istana Merdeka, Istana Negara (Jakarta),
Istana Cipanas, Istana Bogor, Istana DI Yogyakarta, serta Istana Tampak Siring (Bali).
Dewan Kurator semestinya dipilih dan diatur oleh sebuah produk hukum yang mengikat. Kita
berharap tentunya kekuatan politik seperti keppres perlu dihadirkan untuk menjamin para
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016

More Related Content

What's hot

TUGASAN AMALAN TERBAIK KESEJAHTERAAN SOSIAL
TUGASAN AMALAN TERBAIK KESEJAHTERAAN SOSIALTUGASAN AMALAN TERBAIK KESEJAHTERAAN SOSIAL
TUGASAN AMALAN TERBAIK KESEJAHTERAAN SOSIALYASMIN HUDA
 
Peran agama dalam perkembangan budaya
Peran agama dalam perkembangan budayaPeran agama dalam perkembangan budaya
Peran agama dalam perkembangan budayaBabyHenry
 
Budayawan dan politisi pancasilais
Budayawan dan politisi pancasilaisBudayawan dan politisi pancasilais
Budayawan dan politisi pancasilaisSoniaHariAgatha1
 
Sosiologi Pendidikan Madin
Sosiologi Pendidikan MadinSosiologi Pendidikan Madin
Sosiologi Pendidikan Madingueste58fab07
 
1 a kump 4_bab 5_ pengaruh asing yang bertentangan dengan islam
1 a kump 4_bab 5_ pengaruh asing yang bertentangan  dengan islam1 a kump 4_bab 5_ pengaruh asing yang bertentangan  dengan islam
1 a kump 4_bab 5_ pengaruh asing yang bertentangan dengan islam8arbi8
 

What's hot (6)

Perubahan sosial
Perubahan sosialPerubahan sosial
Perubahan sosial
 
TUGASAN AMALAN TERBAIK KESEJAHTERAAN SOSIAL
TUGASAN AMALAN TERBAIK KESEJAHTERAAN SOSIALTUGASAN AMALAN TERBAIK KESEJAHTERAAN SOSIAL
TUGASAN AMALAN TERBAIK KESEJAHTERAAN SOSIAL
 
Peran agama dalam perkembangan budaya
Peran agama dalam perkembangan budayaPeran agama dalam perkembangan budaya
Peran agama dalam perkembangan budaya
 
Budayawan dan politisi pancasilais
Budayawan dan politisi pancasilaisBudayawan dan politisi pancasilais
Budayawan dan politisi pancasilais
 
Sosiologi Pendidikan Madin
Sosiologi Pendidikan MadinSosiologi Pendidikan Madin
Sosiologi Pendidikan Madin
 
1 a kump 4_bab 5_ pengaruh asing yang bertentangan dengan islam
1 a kump 4_bab 5_ pengaruh asing yang bertentangan  dengan islam1 a kump 4_bab 5_ pengaruh asing yang bertentangan  dengan islam
1 a kump 4_bab 5_ pengaruh asing yang bertentangan dengan islam
 

Viewers also liked

(Sindonews.com) Opini ekonomi 17 april 2016-6 juni 2016
(Sindonews.com) Opini ekonomi 17 april 2016-6 juni 2016(Sindonews.com) Opini ekonomi 17 april 2016-6 juni 2016
(Sindonews.com) Opini ekonomi 17 april 2016-6 juni 2016ekho109
 
Rekaman Copa America Centenario 2016
Rekaman Copa America Centenario 2016Rekaman Copa America Centenario 2016
Rekaman Copa America Centenario 2016ekho109
 
(Sindonews.com) Opini ekonomi 6 juni 2016-19 juli 2016
(Sindonews.com) Opini ekonomi 6 juni 2016-19 juli 2016(Sindonews.com) Opini ekonomi 6 juni 2016-19 juli 2016
(Sindonews.com) Opini ekonomi 6 juni 2016-19 juli 2016ekho109
 
Wykład jak rozmawiać z dzieckiem, kiedy rodzina przeżywa kryzys
Wykład jak rozmawiać z dzieckiem, kiedy rodzina przeżywa kryzysWykład jak rozmawiać z dzieckiem, kiedy rodzina przeżywa kryzys
Wykład jak rozmawiać z dzieckiem, kiedy rodzina przeżywa kryzysmilenam23
 
Glorious moments of Percept Group - Commemorating 30 years of Excellence
Glorious moments of Percept Group - Commemorating 30 years of Excellence Glorious moments of Percept Group - Commemorating 30 years of Excellence
Glorious moments of Percept Group - Commemorating 30 years of Excellence PerceptLtd
 
Happy @ work - Percept celebrates 30
Happy @ work - Percept celebrates 30 Happy @ work - Percept celebrates 30
Happy @ work - Percept celebrates 30 PerceptLtd
 
Holly.meredith power pointpresentation_unit 1
Holly.meredith power pointpresentation_unit 1Holly.meredith power pointpresentation_unit 1
Holly.meredith power pointpresentation_unit 1HollyMeredtih
 
A Bibliography women and planning produced for the RTPI Equal Opps Panel
A Bibliography women and planning produced for the RTPI Equal Opps PanelA Bibliography women and planning produced for the RTPI Equal Opps Panel
A Bibliography women and planning produced for the RTPI Equal Opps PanelDory Reeves
 
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 23 juni 2016-19 agustus 2016
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 23 juni 2016-19 agustus 2016(Sindonews.com) Opini hukum-politik 23 juni 2016-19 agustus 2016
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 23 juni 2016-19 agustus 2016ekho109
 
(Sindonews.com) Opini sosial-budaya 12 juni 2016-16 juli 2016
(Sindonews.com) Opini sosial-budaya 12 juni 2016-16 juli 2016(Sindonews.com) Opini sosial-budaya 12 juni 2016-16 juli 2016
(Sindonews.com) Opini sosial-budaya 12 juni 2016-16 juli 2016ekho109
 
(sindonews.com) Opini sosial-budaya 8 mei 2016-11 juni 2016
(sindonews.com) Opini sosial-budaya 8 mei 2016-11 juni 2016(sindonews.com) Opini sosial-budaya 8 mei 2016-11 juni 2016
(sindonews.com) Opini sosial-budaya 8 mei 2016-11 juni 2016ekho109
 
(Sindonews.com) Opini sosial-budaya 26 maret 2016-8 mei 2016
(Sindonews.com) Opini sosial-budaya 26 maret 2016-8 mei 2016(Sindonews.com) Opini sosial-budaya 26 maret 2016-8 mei 2016
(Sindonews.com) Opini sosial-budaya 26 maret 2016-8 mei 2016ekho109
 
(Sindonews.com) Opini ekonomi 20 juli 2016-31 agustus 2016
(Sindonews.com) Opini ekonomi 20 juli 2016-31 agustus 2016(Sindonews.com) Opini ekonomi 20 juli 2016-31 agustus 2016
(Sindonews.com) Opini ekonomi 20 juli 2016-31 agustus 2016ekho109
 
Honors awards & accolades of Percept Group - Celebrating 30 years
Honors awards & accolades of Percept Group - Celebrating 30 yearsHonors awards & accolades of Percept Group - Celebrating 30 years
Honors awards & accolades of Percept Group - Celebrating 30 yearsPerceptLtd
 
Uniwersytet dzieci jak zachęcić dziecko do nauki
Uniwersytet dzieci   jak zachęcić dziecko do naukiUniwersytet dzieci   jak zachęcić dziecko do nauki
Uniwersytet dzieci jak zachęcić dziecko do naukimilenam23
 

Viewers also liked (16)

(Sindonews.com) Opini ekonomi 17 april 2016-6 juni 2016
(Sindonews.com) Opini ekonomi 17 april 2016-6 juni 2016(Sindonews.com) Opini ekonomi 17 april 2016-6 juni 2016
(Sindonews.com) Opini ekonomi 17 april 2016-6 juni 2016
 
Rekaman Copa America Centenario 2016
Rekaman Copa America Centenario 2016Rekaman Copa America Centenario 2016
Rekaman Copa America Centenario 2016
 
(Sindonews.com) Opini ekonomi 6 juni 2016-19 juli 2016
(Sindonews.com) Opini ekonomi 6 juni 2016-19 juli 2016(Sindonews.com) Opini ekonomi 6 juni 2016-19 juli 2016
(Sindonews.com) Opini ekonomi 6 juni 2016-19 juli 2016
 
Wykład jak rozmawiać z dzieckiem, kiedy rodzina przeżywa kryzys
Wykład jak rozmawiać z dzieckiem, kiedy rodzina przeżywa kryzysWykład jak rozmawiać z dzieckiem, kiedy rodzina przeżywa kryzys
Wykład jak rozmawiać z dzieckiem, kiedy rodzina przeżywa kryzys
 
Glorious moments of Percept Group - Commemorating 30 years of Excellence
Glorious moments of Percept Group - Commemorating 30 years of Excellence Glorious moments of Percept Group - Commemorating 30 years of Excellence
Glorious moments of Percept Group - Commemorating 30 years of Excellence
 
Happy @ work - Percept celebrates 30
Happy @ work - Percept celebrates 30 Happy @ work - Percept celebrates 30
Happy @ work - Percept celebrates 30
 
Holly.meredith power pointpresentation_unit 1
Holly.meredith power pointpresentation_unit 1Holly.meredith power pointpresentation_unit 1
Holly.meredith power pointpresentation_unit 1
 
A Bibliography women and planning produced for the RTPI Equal Opps Panel
A Bibliography women and planning produced for the RTPI Equal Opps PanelA Bibliography women and planning produced for the RTPI Equal Opps Panel
A Bibliography women and planning produced for the RTPI Equal Opps Panel
 
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 23 juni 2016-19 agustus 2016
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 23 juni 2016-19 agustus 2016(Sindonews.com) Opini hukum-politik 23 juni 2016-19 agustus 2016
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 23 juni 2016-19 agustus 2016
 
(Sindonews.com) Opini sosial-budaya 12 juni 2016-16 juli 2016
(Sindonews.com) Opini sosial-budaya 12 juni 2016-16 juli 2016(Sindonews.com) Opini sosial-budaya 12 juni 2016-16 juli 2016
(Sindonews.com) Opini sosial-budaya 12 juni 2016-16 juli 2016
 
(sindonews.com) Opini sosial-budaya 8 mei 2016-11 juni 2016
(sindonews.com) Opini sosial-budaya 8 mei 2016-11 juni 2016(sindonews.com) Opini sosial-budaya 8 mei 2016-11 juni 2016
(sindonews.com) Opini sosial-budaya 8 mei 2016-11 juni 2016
 
(Sindonews.com) Opini sosial-budaya 26 maret 2016-8 mei 2016
(Sindonews.com) Opini sosial-budaya 26 maret 2016-8 mei 2016(Sindonews.com) Opini sosial-budaya 26 maret 2016-8 mei 2016
(Sindonews.com) Opini sosial-budaya 26 maret 2016-8 mei 2016
 
(Sindonews.com) Opini ekonomi 20 juli 2016-31 agustus 2016
(Sindonews.com) Opini ekonomi 20 juli 2016-31 agustus 2016(Sindonews.com) Opini ekonomi 20 juli 2016-31 agustus 2016
(Sindonews.com) Opini ekonomi 20 juli 2016-31 agustus 2016
 
Honors awards & accolades of Percept Group - Celebrating 30 years
Honors awards & accolades of Percept Group - Celebrating 30 yearsHonors awards & accolades of Percept Group - Celebrating 30 years
Honors awards & accolades of Percept Group - Celebrating 30 years
 
Uniwersytet dzieci jak zachęcić dziecko do nauki
Uniwersytet dzieci   jak zachęcić dziecko do naukiUniwersytet dzieci   jak zachęcić dziecko do nauki
Uniwersytet dzieci jak zachęcić dziecko do nauki
 
Scada df
Scada dfScada df
Scada df
 

Similar to (Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016

(sindonews.com) Opini sosial budaya 10 oktober 2016-18 november 2016
(sindonews.com) Opini sosial budaya 10 oktober 2016-18 november 2016(sindonews.com) Opini sosial budaya 10 oktober 2016-18 november 2016
(sindonews.com) Opini sosial budaya 10 oktober 2016-18 november 2016ekho109
 
STUDI TERHADAP PERGAULAN LINTAS AGAMA DALAM MENINGKATKAN KEARIFAN SOSIAL MAHA...
STUDI TERHADAP PERGAULAN LINTAS AGAMA DALAM MENINGKATKAN KEARIFAN SOSIAL MAHA...STUDI TERHADAP PERGAULAN LINTAS AGAMA DALAM MENINGKATKAN KEARIFAN SOSIAL MAHA...
STUDI TERHADAP PERGAULAN LINTAS AGAMA DALAM MENINGKATKAN KEARIFAN SOSIAL MAHA...Succes Zen
 
Sistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdf
Sistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdfSistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdf
Sistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdfMohalliAhmad1
 
8b. pancasila sistem etika
8b. pancasila sistem etika8b. pancasila sistem etika
8b. pancasila sistem etikadita rahmawati
 
Perubahan Sosial di Masyarakat Presentasi kelas XII IPS
Perubahan Sosial di Masyarakat Presentasi kelas XII IPS Perubahan Sosial di Masyarakat Presentasi kelas XII IPS
Perubahan Sosial di Masyarakat Presentasi kelas XII IPS MontyPython97
 
Lmcp1552 pembangunan mapan dalam islam
Lmcp1552 pembangunan mapan dalam islamLmcp1552 pembangunan mapan dalam islam
Lmcp1552 pembangunan mapan dalam islamnurhidayahsham
 
Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspitahttp://Cash4Visits.c...
Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspitahttp://Cash4Visits.c...Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspitahttp://Cash4Visits.c...
Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspitahttp://Cash4Visits.c...Universitas Islam Balitar
 
Present titas siap
Present titas siapPresent titas siap
Present titas siapNorma Din
 
Gerakan kepanduan hizbul wathan menemukan karakter bangsa yang hilang
Gerakan kepanduan hizbul wathan menemukan karakter bangsa yang hilangGerakan kepanduan hizbul wathan menemukan karakter bangsa yang hilang
Gerakan kepanduan hizbul wathan menemukan karakter bangsa yang hilangKetut Darmanto Saputro
 
Konsep konsep asas hubungan etnik
Konsep konsep asas hubungan etnikKonsep konsep asas hubungan etnik
Konsep konsep asas hubungan etnikFirdaus Khalid
 
Harmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia (1).pptx
Harmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia (1).pptxHarmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia (1).pptx
Harmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia (1).pptxFaisalAkbar680461
 
pengajian islam kumpulan 6.pptx
pengajian islam kumpulan 6.pptxpengajian islam kumpulan 6.pptx
pengajian islam kumpulan 6.pptxNurlysa1
 
STRATIFIKASI SOSIAL DAN PERJUANGAN KELAS DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI PENDIDIKAN
STRATIFIKASI SOSIAL DAN PERJUANGAN KELAS DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI PENDIDIKANSTRATIFIKASI SOSIAL DAN PERJUANGAN KELAS DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI PENDIDIKAN
STRATIFIKASI SOSIAL DAN PERJUANGAN KELAS DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI PENDIDIKANTa'allum: Jurnal Pendidikan Islam
 
Makalah Komprehensif-Pascasarjana UIN Walisongo Semarang-Islamic Studies
Makalah Komprehensif-Pascasarjana UIN Walisongo Semarang-Islamic StudiesMakalah Komprehensif-Pascasarjana UIN Walisongo Semarang-Islamic Studies
Makalah Komprehensif-Pascasarjana UIN Walisongo Semarang-Islamic StudiesAkhlis Nur Fu'adi
 
117520939 peran-pemuda-dalam-pembangunan-nasional
117520939 peran-pemuda-dalam-pembangunan-nasional117520939 peran-pemuda-dalam-pembangunan-nasional
117520939 peran-pemuda-dalam-pembangunan-nasionalAlieska Waye
 

Similar to (Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016 (20)

(sindonews.com) Opini sosial budaya 10 oktober 2016-18 november 2016
(sindonews.com) Opini sosial budaya 10 oktober 2016-18 november 2016(sindonews.com) Opini sosial budaya 10 oktober 2016-18 november 2016
(sindonews.com) Opini sosial budaya 10 oktober 2016-18 november 2016
 
STUDI TERHADAP PERGAULAN LINTAS AGAMA DALAM MENINGKATKAN KEARIFAN SOSIAL MAHA...
STUDI TERHADAP PERGAULAN LINTAS AGAMA DALAM MENINGKATKAN KEARIFAN SOSIAL MAHA...STUDI TERHADAP PERGAULAN LINTAS AGAMA DALAM MENINGKATKAN KEARIFAN SOSIAL MAHA...
STUDI TERHADAP PERGAULAN LINTAS AGAMA DALAM MENINGKATKAN KEARIFAN SOSIAL MAHA...
 
5. Materi Inisiasi 5.pptx
5. Materi Inisiasi 5.pptx5. Materi Inisiasi 5.pptx
5. Materi Inisiasi 5.pptx
 
Sistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdf
Sistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdfSistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdf
Sistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdf
 
8b. pancasila sistem etika
8b. pancasila sistem etika8b. pancasila sistem etika
8b. pancasila sistem etika
 
Perubahan Sosial di Masyarakat Presentasi kelas XII IPS
Perubahan Sosial di Masyarakat Presentasi kelas XII IPS Perubahan Sosial di Masyarakat Presentasi kelas XII IPS
Perubahan Sosial di Masyarakat Presentasi kelas XII IPS
 
Krisis Pendidikan
Krisis PendidikanKrisis Pendidikan
Krisis Pendidikan
 
Lmcp1552 pembangunan mapan dalam islam
Lmcp1552 pembangunan mapan dalam islamLmcp1552 pembangunan mapan dalam islam
Lmcp1552 pembangunan mapan dalam islam
 
Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspitahttp://Cash4Visits.c...
Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspitahttp://Cash4Visits.c...Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspitahttp://Cash4Visits.c...
Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspitahttp://Cash4Visits.c...
 
Present titas siap
Present titas siapPresent titas siap
Present titas siap
 
Ips sosiologi
Ips sosiologiIps sosiologi
Ips sosiologi
 
Pendidikan moral
Pendidikan moralPendidikan moral
Pendidikan moral
 
Gerakan kepanduan hizbul wathan menemukan karakter bangsa yang hilang
Gerakan kepanduan hizbul wathan menemukan karakter bangsa yang hilangGerakan kepanduan hizbul wathan menemukan karakter bangsa yang hilang
Gerakan kepanduan hizbul wathan menemukan karakter bangsa yang hilang
 
Konsep konsep asas hubungan etnik
Konsep konsep asas hubungan etnikKonsep konsep asas hubungan etnik
Konsep konsep asas hubungan etnik
 
Harmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia (1).pptx
Harmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia (1).pptxHarmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia (1).pptx
Harmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia (1).pptx
 
pengajian islam kumpulan 6.pptx
pengajian islam kumpulan 6.pptxpengajian islam kumpulan 6.pptx
pengajian islam kumpulan 6.pptx
 
STRATIFIKASI SOSIAL DAN PERJUANGAN KELAS DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI PENDIDIKAN
STRATIFIKASI SOSIAL DAN PERJUANGAN KELAS DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI PENDIDIKANSTRATIFIKASI SOSIAL DAN PERJUANGAN KELAS DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI PENDIDIKAN
STRATIFIKASI SOSIAL DAN PERJUANGAN KELAS DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI PENDIDIKAN
 
Makalah Komprehensif-Pascasarjana UIN Walisongo Semarang-Islamic Studies
Makalah Komprehensif-Pascasarjana UIN Walisongo Semarang-Islamic StudiesMakalah Komprehensif-Pascasarjana UIN Walisongo Semarang-Islamic Studies
Makalah Komprehensif-Pascasarjana UIN Walisongo Semarang-Islamic Studies
 
117520939 peran-pemuda-dalam-pembangunan-nasional
117520939 peran-pemuda-dalam-pembangunan-nasional117520939 peran-pemuda-dalam-pembangunan-nasional
117520939 peran-pemuda-dalam-pembangunan-nasional
 
Modal sosial kr
Modal sosial krModal sosial kr
Modal sosial kr
 

Recently uploaded

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 

(Sindonews.com) Opini sosial budaya 31 agustus 2016-8 oktober 2016

  • 1. 1 DAFTAR ISI SOFT-PLURALISM Abdul Mu’ti 4 RUMAH DAN PEMIMPIN AMANAH RAKYAT Prijanto 7 PENGALAMAN BERHAJI Komaruddin Hidayat 11 INFEKSI VIRUS ZIKA FX Wikan Indrarto 13 ARTIS DI PUSARAN BISNIS NARKOBA Bagong Suyanto 16 KIDUNG DARI LADANG TEMBAKAU Mohamad Sobary 19 MELAWAN LUPA: CATATAN UNTUK MENTERI AGAMA Ihsan Gumilar 23 CAK NUR Benni Setiawan 26 QUO VADIS BANJIR DI MUSIM KEMARAU Nyoto Santoso 28 BABAK BARU POLITIK PERUBAHAN IKLIM Dinna Wisnu 31 ANGGARAN PENELITIAN Tatang Muttaqin 34 IRONI NASIB CJH ILEGAL Biyanto 37 BERKURBAN, YUK! Komaruddin Hidayat 40 AJARAN KURBAN: PENGAMALAN HUMANITARIANISME ISLAM Faisal Ismail 42 HIDUP HANYA MAMPIR KETAWA Mohamad Sobary 45 MENGACA WARISAN SENI ISTANA
  • 2. 2 Bambang Asrini Widjanarko 48 SAYA DENGAN BENI Sarlito Wirawan Sarwono 51 SEPATU, BOCAH, SEKOLAH Bandung Mawardi 54 HAJI MABRUR DAN SOLIDARITAS SOSIAL Amidhan Shaberah 57 IDUL KURBAN BERSAMA KELUARGA TELADAN Muhbib Abdul Wahab 61 SEPEDA MOTOR DAN KITA Rhenald Kasali 65 ILMUWAN BUKAN ABDI PARA JUTAWAN Mohamad Sobary 68 PASSWORD Sarlito Wirawan Sarwono 71 KURBAN, KEPEMIMPINAN, DAN KELUHURAN BUDI Benni Setiawan 73 PENCINTA INDONESIA DI LUAR NEGERI Al Busyra Basnur 76 MENGEMBALIKAN WAJAH AGAMA Benny Susetyo 79 GENERASI MUDA VS PERTANIAN Ali Khomsan 82 FROM HERO TO ZERO Rhenald Kasali 85 IN MEMORIAM: MAFTUH BASYUNI Faisal Ismail 89 KEWAJIBAN DAN HAK Komaruddin Hidayat 92 FULL DAY SCHOOL, UJI COBA? Said Hamid Hasan 94 SRI WARSO MELUKIS KERESAHAN ZAMAN Mohamad Sobary 97
  • 3. 3 HIDUP YANG DISYUKURI DALAM SENI Mudji Sutrisno 100 PAUD (PENDIDIKAN ANAK USIA DINI) Sarlito Wirawan Sarwono 103 AWAS, ADA CENAYANG DI RUANG SIDANG Reza Indragiri Amriel 106 STRATEGI GURU PEMBELAJAR Jejen Musfah 109 MENGAPA GENERASI MUDA ENGGAN BERTANI? Bagong Suyanto 112 INDONESIA “POWER HOUSE” PEMUDA DUNIA Al Busyra Basnur 115 SPIRIT HIJRAH MENUJU BANGSA BERPERADABAN Muhbib Abdul Wahab 118 POLITIK DALAM BAHASA Mohamad Sobary 122 JALAN SPIRITUAL Iswandi Syahputra 125 DEFISIT PROFESOR DI INDONESIA Marlinda Poernomo 128 PEMIMPIN BERJIWA KERAHIMAN Benny Susetyo 131 DEMAM KONFERENSI ILMIAH Irwan Trinugroho 134 SEKOLAH NOL RUPIAH ALA KOTA BLITAR Muh Samanhudi Anwar 137 DIMAS KANJENG DAN KEGAIBAN YANG ABSURD Amidhan Shaberah 140 CULTIC RELIGION Komaruddin Hidayat 144 TAFISA GAMES DAN OLAHRAGA TRADISIONAL KITA Imam Nahrawi 146 PESONA SEBUAH JABATAN Mohamad Sobary 149
  • 4. 4 Soft-Pluralism 31-08-2016 Dalam waktu berdekatan, dua kekerasan bernuansa keagamaan terjadi di Sumatera Utara. Pembakaran wihara di Tanjung Balai dan penyerangan pastor di sebuah gereja sungguh mengejutkan. Selama ini, Sumatera Utara dikenal sebagai kawasan yang aman dari berbagai kerusuhan rasial, bahkan menjadi kawasan percontohan kerukunan agama dan kesukuan. Terkait kasus Tanjung Balai, menteri agama dan pejabat setempat menjelaskan bahwa penyebab kerusuhan bukanlah agama, melainkan masalah sosial. Kerusuhan merupakan ekspresi kemarahan warga terhadap seorang dari etnis tertentu yang melakukan”perbuatan tidak menyenangkan”. Sementara untuk penyerangan pastor oleh seorang remaja belia masih dalam penyelidikan aparatur keamanan. Segregasi Sosial Mengapa masyarakat mudah marah dan melakukan tindak kekerasan? Pertama, masalah kesenjangan sosial, terutama dalam bidang ekonomi. Fakta dan narasi kesenjangan antarkawasan dan kelompok semakin jelas. Dalam banyak kasus, kesenjangan adalah pemantik konflik sosial yang tidak mudah dipadamkan. Riset membuktikan bahwa ekonomi merupakan faktor utama yang mendorong kekerasan bernuansa agama dan suku di berbagai tempat baik di tanah air maupun mancanegara. Kedua, menguatnya identitas primordial agama, suku, dan golongan. Di tengah kemajuan multikulturalisme dan pluralisme, tumbuh gejala sektarianisme. Di tengah keterbukaan budaya, masyarakat semakin percaya diri menunjukkan dan mendemonstrasikan dengan identitasnya di ruang publik. Pada sisi yang lain, sebagian masyarakat khawatir terhadap hilangnya identitas sehingga cenderung konservatif dan oversensitif terhadap kelompok lain sehingga melahirkan rasisme, eksklusivisme, fundamentalisme, dan bentuk-bentuk sikap anti- sosial lainnya. Ketiga, rendahnya interaksi antarwarga. Kesibukan pekerjaan dan gaya hidup masyarakat modern membuat interaksi personal sangat terbatas. Teknologi komunikasi dan informasi semakin mendekatkan warga di dunia maya, tetapi menjauhkan mereka di dunia nyata. Budaya kekerabatan dan kewargaan seperti gotong royong dalam beragam bentuknya semakin pudar. Pertemuan dan interaksi antarwarga sangat terbatas sehingga tidak terbangun ikatan dan keakraban sosial. Masyarakat hidup bersama, tetapi tidak bersama-sama. Keempat, dampak sosiologis dan psikologis kesejahteraan ekonomi. Terpenuhinya kebutuhan pokok mendorong seseorang untuk mendapatkan pemenuhan kebutuhan akan rasa aman,
  • 5. 5 nyaman, privasi, pengakuan sosial, dan aktualisasi diri. Eksistensi kelas menengah dan komunitas ”orang kaya baru” melahirkan neofeodalisme yang mewujud dalam sikap egoisme, individualisme, dan tuntutan personal entitlement yang berlebihan. Di tengah alam money-theism kelompok ”superclass” menjadi begitu superior, dominan, dan determinan dalam hampir semua bidang. Dengan segala perilakunya, kelompok elite yang elitis tidak disukai oleh kaum alit. Sebuah kesalahan sepele berpotensi menimbulkan reaksi massa yang destruktif. Kelima, penyelesaian masalah yang cenderung mengedepankan pendekatan hard pluralism. Bentuk pendekatan ini ada dua macam. Pertama, pembuatan seperangkat hukum dan undang- undang yang melindungi warga dan membangun kerukunan secara legal. Kedua, memberikan sanksi hukum atas mereka yang melanggar hukum dan peraturan. Di satu sisi, pendekatan ini sejalan dengan sistem negara hukum. Tetapi karena bersifat eksternal maka tidak mampu menumbuhkan toleransi sejati. Yang terbangun adalah kerukunan legal-formal yang instrumental-kontraktual. Lemahnya penegakan hukum dan korupsi penerapan kebijakan membuat pendekatan hard- pluralism hanya dapat menjadi pendekatan awal. Diperlukan pendekatan lain yang bersifat kultural, yaitu soft-pluralism. Soft-Pluralism Pendekatan ini meniscayakan langkah-langkah kultural yang meliputi proses kognisi, internalisasi, institusionalisasi, dan inkulturasi. Masyarakat perlu mengenal satu sama lainnya dengan baik tidak terbatas pada pengamatan perilaku empiris, tetapi juga ajaran dan nilai yang melandasinya. Proses ini dapat dilakukan melalui pendidikan formal yang berisi studi masyarakat yang terdekat dengan lingkungan sosial peserta didik. Pemahaman ini dapat diajarkan dalam suatu mata pelajaran atau pengayaan bahan bacaan. Langkah kedua melalui inklusi sosial. Langkah ini memerlukan rekayasa sosial dan kebijakan yang memungkinkan masyarakat berinteraksi sosial secara alamiah. Pembangunan tata kota dirancang secara saksama sehingga tidak menumbuhsuburkan pembentukan ”cluster” sosial berdasarkan kelas ekonomi, suku, dan agama. Hunian eksklusif yang terisolasi dari masyarakat sejauh mungkin dibatasi. Lembaga-lembaga sosial seperti RT dan RW memiliki peranan penting. Selama ini, peranan RT/RW berubah menjadi institusi birokrasi dan politik yang melayani administrasi pemerintahan. Saatnya dilakukan revitalisasi RT/RW dengan kegiatan-kegiatan sosial yang bersifat kegotongroyongan, paguyuban, dan tanggung jawab kewargaan. Ketersediaan balai warga yang memungkinkan warga masyarakat dari berbagai latar belakang etnis, agama, dan usia saling bertemu dan interaksi menjadi sangat niscaya. Sekarang ini peran balai warga digantikan oleh tempat ibadah yang terkadang menjadi salah satu penyemai segregasi sosial. Yang tidak kalah pentingnya adalah
  • 6. 6 membangun ikatan kebangsaan. Ikatan ini dapat dijalin melalui forum peringatan hari besar nasional, pertandingan olahraga, dan sebagainya. Sebagai sebuah gerakan budaya, soft-pluralism dikembangkan ke arah terbentuknya budaya ramah (a culture of hospitality) untuk menihilkan budaya marah (a culture of hostility). Menumbuhkan budaya ramah bukanlah merekayasa budaya yang baru. Keramahan adalah kekayaan bangsa yang hilang terempas dan terampas oleh politik yang keras dan kesenjangan ekonomi yang buas. Membangun budaya ramah adalah menegakkan kembali rumah keindonesiaan yang nyaris roboh. ABDUL MU’TI Sekretaris Umum PP Muhammadiyah; Dosen FITK UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta
  • 7. 7 Rumah Dan Pemimpin Amanah Rakyat 01-09-2016 Maju dan hancurnya negara dan bangsa karena pemimpinnya. Kalimat bijak ini menunjukkan betapa menentukannya sosok pemimpin dalam organisasi. Masyarakat keliru memilih pemimpin kehancuran akan terjadi. Karena itulah perlu konsepsi yang memberikan pendidikan untuk mencerahkan masyarakat dalam memilih pemimpin. Di dalam hiruk-pikuk pelaksanaan demokrasi pemilihan presiden dengan wakil presiden dan para kepala daerah dan bupati bersama wakilnya, suka tidak suka, percaya tidak percaya, hasil pilihan rakyat sebagian besar tidak memenuhi harapan rakyat. Amanah atau kepercayaan yang dititipkan rakyat telah disalahgunakan. Sikap perilaku dan tutur katanya bak memiliki kelainan jiwa. Indikasi penyalahgunaan amanah rakyat tersebut dapat dilihat sejauh mana rasa aman dan keamanan serta kesejahteraan dirasakan rakyat. Di sisi lain, betapa banyak penyelenggara negara hasil pemilihan yang terjerat hukum. Kondisi ini akibat parpol tidak menyediakan kader secara benar, sistem dan aturan pemilihan sehingga rakyat salah pilih pemimpin. Seharusnya rakyat memilih didasarkan pada aspek kejiwaan, karakter, kapasitas, kapabilitas, kredibilitas dan kepemimpinan, tetapi telah bergeser jauh dari norma. Saat ini memilih kandidat atau pemimpin cenderung atas dasar ”wani piro” pada tingkat elite, atau sembako dan uang receh yang kental di tingkat kelas menengah ke bawah. Pemimpin Amanah Rakyat Mencermati situasi menjelang Pilkada DKI 2017, pada 18 Agustus 2016, sekitar 15 orang dari berbagai kalangan melakukan rapat lanjutan ketiga di salah satu rumah makan di daerah Kramat Raya, memutuskan berdirinya Rumah Amanah Rakyat. Keputusan tersebut merupakan rapat lanjutan di Balimuda Center Mampang. Maksud dan tujuan didirikannya Rumah Amanah Rakyat adalah untuk mencerahkan masyarakat dalam memilih pemimpin agar rakyat tidak salah pilih. Pemimpin harapan rakyat tentu pemimpin yang memiliki ketaatan atas titipan pemberian kepercayaan dari rakyat untuk memimpin. Pemimpin ini bisa kita sebut sebagai ”pemimpin amanah rakyat”. Berdasarkan kajian dan wawancara, sosok pemimpin amanah rakyat yang diimpikan rakyat Jakarta adalah sosok yang memiliki jiwa dan nafas pancasilais, dengan melaksanakan kepemimpinan secara jujur, bersih, tegas, cerdas, dan beradab. Pada tataran moral, seorang pemimpin harus memiliki jiwa dan nafas yang selaras dengan nilai-nilai Pancasila. Sosok
  • 8. 8 inilah yang disebut sosok pancasilais, yaitu sosok yang dalam pikiran, sikap, dan tindakan sesuai dengan nilai-nilai yang termaktub dalam Pancasila. Pertama, pikiran, sikap dan tindakannya mencerminkan sebagai sosok manusia yang beragama, baik dalam kehidupan diri dan keluarganya maupun kepada masyarakat. Kedua, pikiran, sikap, dan tindakannya melekat pada nilai-nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Menjunjung tinggi kewajiban dan hak asasi manusia. Memanusiakan rakyat sebagai manusia. Ketiga, pikiran, sikap, dan tindakannya selalu mengedepankan persatuan dan kesatuan. Karena itu tidak akan melakukan keberpihakan atau tebang pilih dalam semua aspek kehidupan. Keempat, pikiran, sikap, dan tindakannya selalu dalam konteks kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan, bukan nilai-nilai liberalis dan kapitalis. Kelima, sikap, pikiran dan tindakannya selalu mengedepankan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Tidak berpikir sektarian pribadi, kelompok maupun golongan. Pemimpin yang selalu berorientasi demi kemakmuran rakyatnya. Pada tataran operasional, kepemimpinan yang diharapkan rakyat harus mencerminkan kepemimpinan yang jujur, bersih, tegas, cerdas dan beradab. Pertama, jujur, satunya kata dan perbuatan, tidak pernah bohong. Dengan kejujuran, pemimpin selalu membela kebenaran dan keadilan. Kedua, bersih, tidak KKN dalam mengelola uang rakyat dan sesuai aturan, mandiri dan tidak terkooptasi. Ketiga, tegas, patuh, dan memegang teguh pranata hukum, tidak tebang pilih, konsisten terhadap ucapan, perbuatan, dan pikiran. Keempat, cerdas, mampu mewujudkan rasa aman, keamanan dan kesejahteraan rakyat. Kelima, beradab, sifat, sikap, perbuatan dan tutur katanya memanusiakan rakyat sebagai manusia. Pemimpin Zalim Di samping ada pemimpin amanah rakyat, ada pemimpin yang sangat tidak disukai oleh rakyat, yaitu pemimpin zalim. Orang yang zalim jelas tidak akan dapat kepercayaan masyarakat. Perilaku zalim sangat jauh dengan nilai-nilai Pancasila dan norma sosial. Seorang yang disebut pemimpin itu hakikatnya memiliki tugas mulia untuk berbuat agar rakyatnya memiliki rasa aman, dan terwujudnya keamanan serta kesejahteraan. Hal itu bisa dicapai jika si pemimpin meletakkan sesuatu atau perkara sesuai dengan aturan atau tempatnya. Dengan demikian, lawannya adalah pemimpin yang meletakkan sesuatu atau perkara tidak sesuai aturan atau tidak pada tempatnya, disebut pemimpin zalim.
  • 9. 9 Sebutan orang-orang zalim ada di dalam Alquran, sehingga ketika seseorang mengucapkan zalim, konotasinya lalu ke Islam. Padahal zalim itu bersifat umum (maaf saya tidak tahu persis, tetapi di agama lain pun saya yakin juga ada). Sesungguhnya penggunaan kata “zalim” sudah umum, bukan hanya di Islam saja. Zalim melambangkan sifat kejam, bengis tidak berperikemanusiaan, suka melihat orang dalam penderitaan atau sengsara. Orang yang melakukan kemungkaran, penganiayaan, memusnahkan harta benda dan bertindak tidak adil, juga disebut zalim. Sikap dan tindakan zalim pada dasarnya merupakan sifat yang keji dan hina. Sifat yang bertentangan dengan akhlak dan fitrah manusia, yang seharusnya menggunakan akal dan budi untuk membuat kebajikan. Menjadi tidak pas jika sifat, sikap, dan tindakan zalim dilakukan seorang pemimpin. Jika terjadi, itulah pemimpin zalim. Pemimpin Psikopat Di samping persyaratan moral dan kepemimpinan, diperlukan satu persyaratan yang sangat penting yaitu kesehatan jiwa. Pemimpin tidak boleh memiliki kelainan kejiwaan. Kelainan kejiwaan yang sering kita jumpai adalah watak psikopat. Perilaku keseharian pemimpin bisa diamati dan dinilai, adakah si pemimpin sehat jiwanya. Dari beberapa tulisan, dapat dijelaskan psikopat tak sama dengan gila, karena seorang psikopat sadar sepenuhnya atas perbuatannya. Namun demikian, pengidapnya sering disebut orang gila tanpa gangguan mental. Psikopat pandai berpura-pura. Tindakan yang dilakukan cenderung dapat merugikan orang lain. Psikopat sering didefinisikan sebagai gangguan kepribadian. Watak psikopat lainnya tiadanya rasa menyesal jika sudah melakukan kesalahan. Tindakannya cenderung bermusuhan, mudah marah, menyerang orang lain, tidak mengikuti aturan, bahkan sering protes. Gejala lain, egoisme yang tinggi, berulang kali melanggar hak orang lain, mengintimidasi, tidak jujur, dan kerap salah mengartikan kejadian sekitarnya. Robert D Hare, ahli psikopati dunia, telah membuat penelitian psikopat sekitar 25 tahun. Robert berpendapat seorang psikopat selalu membuat ”kamuflase” yang rumit, memutar balik fakta, menebar fitnah dan kebohongan untuk mendapatkan kepuasan dan keuntungan pribadi. Umumnya, seorang pemimpin tidak bisa serta-merta disebut sebagai psikopat, jika belum dilakukan uji klinis. Pemeriksaan kesehatan jiwa bagi seorang pemimpin harus dilakukan. Dalam kehidupan tentara, hasil psikotes sangatlah menentukan, dan ditempatkan pada prioritas pertama. Apabila pemimpin mengidap gangguan kepribadian sebagi psikopat, atau kita sebut sebagai pemimpin psikopat, dengan beraneka ragam indikasi yang disebutkan di depan, tentu tidak
  • 10. 10 layak disebut sebagai pemimpin. Perilaku psikopat bukan perilaku seorang pemimpin yang diharapkan secara universal. Memilih Pemimpin Pemimpin sangatlah menentukan. Sebagai upaya mencegah hancurnya negara dan bangsa karena salah pilih pemimpin, perlu pencerahan kepada masyarakat dalam memilih pemimpin. Masyarakat harus diberikan pencerahan memilih pemimpin berkualitas. Bukan memilih atas dasar pemberian sembako dan uang receh. Budaya semacam ini harus dihilangkan. Parpol sebagai wadah yang melahirkan kader harus melakukan seleksi internal untuk memilih kadernya. Seleksi meliputi aspek moral, aspek kepemimpinan dan aspek kesehatan jiwa. Khusus kesehatan jiwa, hendaknya jauh sebelum didaftarkan di KPU/KPUD. Seleksi internal parpol sangatlah perlu sebelum didorong ke KPU/KPUD untuk diikutkan dalam pemilihan. Parpol harus menghilangkan budaya transaksional wani piro untuk seseorang bisa diusung. Rumah Amanah Rakyat di Jalan Cut Nyak Dien No 5 Jakpus, hanya merupakan salah satu alternatif dari sekian banyak cara untuk bangsa Indonesia mendapatkan pemimpin amanat rakyat. Insya Allah. PRIJANTO Wakil Gubernur DKI Jakarta 2007-2012
  • 11. 11 Pengalaman Berhaji 02-09-2016 Saya ingin berbagi pengalaman yang ringan dan unik seputar ibadah haji yang sering diceritakan dari mulut ke mulut, tetapi tidak ditulis. Semasa kuliah di Turki (1985-1990) saya sempat tiga kali melakukan ibadah haji sambil bekerja pada KBRI Jeddah melayani jamaah haji. Saya bekerja pada bagian informasi dan pelaporan kondisi jamaah untuk diteruskan ke Tanah Air, dikirim lewat faksimile setiap malam melalui Kantor Departemen Agama. Waktu itu belum ada internet. Dari analisis statistik, biasanya pasangan kakek-nenek yang naik haji, jika istrinya sakit dan meninggal, tak lama kemudian suami (kakek) menyusul meninggal. Tapi tidak berlaku sebaliknya. Analisis lahiriahnya, mungkin seorang kakek hampir seluruh hidupnya sudah terbiasa dilayani sehingga ketika istrinya meninggal tiba-tiba situasinya bagaikan anak kecil ditinggal pengasuhnya. Sulit makan dan sulit tidur sehingga kesehatannya menurun yang berujung pada sakit dan meninggal. Kasus ini saya jumpai berulang kali. Adapun seorang istri atau nenek, mungkin karena sudah terbiasa hidup mandiri, maka kematian suami dampaknya tidak seberat nenek yang ditinggal kakek. Cerita lain, umumnya jamaah haji Indonesia terhitung dermawan, suka memberi uang kalau ada pengemis. Mungkin saja ini didorong oleh niat ibadah dan memperbanyak pahala karena ibadah apa pun yang dilakukan di Tanah Suci diyakini pahalanya berlipat ganda. Mungkin juga pengaruh nasihat ustaz sewaktu di Tanah Air yang sering mengatakan, bersiaplah kalau nanti bertemu orang yang perilakunya aneh-aneh dan menjengkelkan, itu semua merupakan balasan perilaku kita selama di Tanah Air. Makanya mesti dihadapi dengan lapang dan ikhlas. Siapa tahu itu malaikat. Termasuk kalau ada pengemis, jangan kamu tolak. Tapi berilah semampumu. Makanya jamaah haji Indonesia senang berderma dan sabar ketika didesak-desak jamaah lain yang badannya lebih besar. Sikap sabar dan ikhlas ini sering dimanfaatkan agen travel. Sekalipun pihak travel kadang pelayanannya tidak sebagus yang dijanjikan, bahkan kadang melakukan kesalahan yang merugikan dan menyengsarakan jamaah, para haji Indonesia, khususnya yang dari kampung, tidak pernah protes. Semuanya diterima dengan lapang, takut merusak ibadahnya meskipun ada juga yang di belakang menggerutu. Oleh karenanya, berbagai berita musibah yang menimpa haji para keluarga juga tidak protes.
  • 12. 12 Pendeknya jamaah haji Indonesia sangat baik dan penurut. Sampai-sampai pihak ketua keamanan haji Arab Saudi pernah berujar, kalau saja seluruh jamaah haji itu perilakunya seperti jamaah haji Indonesia, tugas kami sangat ringan. Kami tidur pun kondisi aman. Yang juga unik, jamaah haji Indonesia yang masih muda dan ikut rombongan haji plus pergi berhaji layaknya rekreasi. Mukenanya bagus dan stylish sehingga mengundang perhatian dan kekaguman jamaah haji dari negara lain. Bahkan ada yang sengaja pegang-pegang karena kagum. Ketika di seputar Jabal Rahmah, misalnya, jamaah wanita dari Indonesia banyak yang mengenakan sun glasses layaknya fotomodel. Jadi, profil haji orang desa dan mereka yang datang dari kelas menengah ke atas dengan mudah dibedakan penampilannya. Tinggalnya pun di hotel bintang lima dekat Kakbah. Peristiwa yang sering menyedihkan antara lain ialah jamaah haji yang kehilangan uang. Misalnya menaruh ikat pinggang yang ada kantong uangnya sembarangan ketika hendak berwudu atau mandi. Mereka yakin Tanah Suci itu artinya juga suci dari kejahatan. Tidak tahunya uangnya hilang diambil orang karena ketika musim haji, penipu dan copet juga berkeliaran merasa memperoleh sasaran empuk. Yang sangat membuat sesak dada adalah jamaah haji dari kampung tiba-tiba ditemui orang sedaerahnya, menyapa dengan ramahnya, menggunakan bahasa daerah yang sama, padahal ujung-ujungnya dia itu hanya akan menipu. Yang demikian ini sering kali terjadi. Dia pura- pura menawarkan jasa mengantar belanja, tapi akhirnya jamaah ditinggal pergi setelah uangnya ditilap. Masih banyak peristiwa unik, baik yang mengundang kasihan, marah, maupun yang lucu- lucu. Sayang berbagai peristiwa itu belum ada yang mengoleksi, menulis, dan membukukan. Padahal itu bagian dari sejarah haji Indonesia. Tiga kali bekerja sebagai petugas haji ketika libur kuliah, saya mendengar dan menemui sendiri kejadian-kejadian yang unik sebagai bahan cerita yang menarik, tetapi belum sempat menuliskannya. PROF DR KOMARUDDIN HIDAYAT Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
  • 13. 13 Infeksi Virus Zika 02-09-2016 Menteri Kesehatan Nila Moeloek telah mengeluarkan imbauan perjalanan (travel advisory) ke Singapura pada Rabu (31/8) lalu. Travel advisory dikeluarkan Indonesia, menyusul bertambahnya jumlah pasien di Singapura yang terinfeksi virus Zika, dari 41 orang pada Senin (28/8) menjadi 82 orang dalam tiga hari kemudian. Masyarakat Indonesia diharapkan mempertimbangkan kembali rencana kepergian ke Singapura, terutama ibu hamil. Apa yang perlu diketahui tentang virus ini? Virus Zika (ZIKV) adalah anggota keluarga flavivirus yang menyebar melalui gigitan nyamuk. Wabah telah terjadi di Afrika dan kepulauan Pasifik, bahkan ZIKV telah menyebar ke Benua Amerika, di mana 10 negara telah memastikannya pada pertengahan Desember 2015. Gejala penyakit ini biasanya ringan dengan gejala khas berupa demam, ruam kulit, nyeri sendi, dan radang mata atau konjungtivitis. Namun demikian, infeksi selama kehamilan dapat dikaitkan dengan hasil kelahiran yang buruk. Mulai awal Desember 2015, lebih dari 1.000 kasus mikrosefalus atau ukuran lingkar kepala bayi lebih kecil dari normal, telah dilaporkan di antara bayi yang baru lahir di Brasil. Angka ini menunjukkan peningkatan 20 kali lipat dalam tingkat mikrosefalus dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, bertepatan dengan munculnya wabah ZIKV di Brasil. Infeksi ZIKV dapat menyebabkan GBS (Guillain–Barré Syndrome) atau kelumpuhan pada anak, dan mikrosefalus atau kelainan neurologis lainnya pada bayi baru lahir, bila infeksi ZIKV terjadi pada ibu hamil. Bayi yang lahir dengan mikrosefalus pada umumnya tidak ada gejala lain pada saat lahir, tetapi tetap berpotensi akan menjadi epilepsi, cerebral palsy, ketidakmampuan belajar, gangguan pendengaran dan penglihatan. Dalam beberapa kasus yang lebih jarang, anak dengan mikrosefalus tetap dapat berkembang sepenuhnya normal. Tidak ada pengobatan khusus untuk mikrosefalus. Sebuah tim multidisiplin penting untuk menilai dan merawat bayi dan anak dengan mikrosefalus. Intervensi dini dengan program stimulasi dan terapi bermain, mungkin dapat menunjukkan dampak positif pada perkembangan anak. Selain itu, konseling keluarga dan dukungan bagi orang tua juga sangat penting. Otoritas kesehatan telah menerapkan berbagai langkah kesehatan masyarakat, termasuk melaksanakan edukasi, menyebarkan informasi, dan meningkatkan komunikasi dengan
  • 14. 14 masyarakat. Selain itu, juga melakukan kegiatan pengendalian vektor nyamuk. Jarak yang dekat antara tempat perkembangbiakan nyamuk sebagai vektor dan tempat tinggal manusia, merupakan faktor risiko yang signifikan untuk terjadinya infeksi ZIKV. Pencegahan dan pengendalian bergantung pada kegiatan yang dapat mengurangi sarang nyamuk, melalui 3M yaitu mengubur, menguras, dan menutup tempat penampungan air bersih. Selain itu, juga pengurangan kontak antara nyamuk dan manusia. Hal ini dapat dicapai dengan mengurangi jumlah habitat berisi air alami dan buatan yang mendukung perkembangan jentik nyamuk, mengurangi populasi nyamuk dewasa dan dengan menggunakan hambatan seperti kelambu anti-serangga, pintu dan jendela tertutup, pakaian panjang dan obat oles penolak nyamuk. Karena nyamuk Aedes (vektor utama untuk transmisi virus) menggigit di siang hari, mereka yang tidur pada siang hari, anak-anak terutama anak muda, orang sakit atau tua, harus beristirahat di bawah perlindungan kelambu dengan atau tanpa insektisida, dianjurkan untuk memberikan perlindungan menyeluruh. Obat nyamuk atau alat penguap insektisida lain juga dapat mengurangi kemungkinan digigit. Diagnosis virologi untuk ZIKV menggunakan sampel serum darah yang dikumpulkan pada tabung kering. Gejala klinis infeksi ZIKV biasanya cenderung ringan sehingga gejala awal bisa luput dari perhatian dokter, dan mengurangi kesempatan untuk proses mengambil sampel darah. Meskipun periode viremia masih belum sepenuhnya terjadi, RNA virus telah terdeteksi dalam serum hingga hari ke 10 setelah timbulnya gejala. ZIKV RNA juga telah terdeteksi dalam urine selama dalam fase akut, yang berarti urine dapat menjadi contoh alternatif sampel untuk dipertimbangkan. Namun dianjurkan sampel serum diambil dalam lima hari pertama setelah timbulnya gejala. Diagnosis serologis dengan sampel darah ditujukan untuk mendeteksi antibodi IgM-ZIKV dengan ELISA atau tes imunofluoresensi pada spesimen serum, dalam lima hari pertama setelah timbulnya gejala. Apabila pemeriksaan serum tunggal pada fase akut belum dapat dipastikan dan baru sekadar dugaan, disarankan untuk pengambilan sampel kedua pada 1-2 minggu setelah sampel pertama, untuk melihat adanya serokonversi yaitu perubahan dari negatif menjadi positif, atau peningkatan empat kali lipat pada titer antibodi dengan tes kuantitatif. Interpretasi dari tes serologi sangat penting untuk diagnosis ZIKV. Dalam kasus infeksi primer atau infeksi pertama oleh flavivirus dapat terlihat adanya reaksi silang antibodi dengan virus lain yang terkait genetik, terutama dengue, demam kuning dan West Nile. Pada 1 Februari 2016, WHO telah menyatakan peningkatan kasus mikrosefalus saat wabah infeksi virus Zika, sebagai sebuah Kepedulian International untuk kondisi Darurat Kesehatan Masyarakat (Public Health Emergency of International Concern). Travel advisory untuk
  • 15. 15 masyarakat Indonesia yang akan bepergian ke Singapura, merupakan salah satu bentuk kepedulian tersebut. Apakah kita juga sudah peduli? FX WIKAN INDRARTO Dokter Spesialis Anak; Alumnus S-3 UGM
  • 16. 16 Artis di Pusaran Bisnis Narkoba 02-09-2016 Kasus penangkapan Gatot Brajamusti yang baru terpilih kedua kalinya menjadi ketua Parfi (Persatuan Artis Film Indonesia) dan penyanyi terkenal Reza Arthamevia di salah satu hotel di Mataram menambah daftar panjang nama artis di Tanah Air yang terjerumus menjadi pencandu narkoba. Sebelumnya juga dilaporkan seorang penyanyi dangdut, Imam S Arifin, kembali ditangkap polisi di apartemennya karena mengonsumsi narkoba. Di Indonesia, sejumlah nama populer seperti Restu Sinaga, Eza Gionino, Sheila Marcia, Jennifer Dunn, Achmad Albar, Sammy ”Keris Patih”, Yoyo ”Padi”, Iyut Bing Slamet, Fariz RM, Roy Marten, Gary Iskak, Revaldo, Andika ”Kangen Band”, Doyok, Tessy, dan Roger Danuarta adalah contoh artis yang dilaporkan pernah tertangkap tangan mengonsumsi narkoba. Dalam dunia entertainment yang penuh godaan dan glamor, peluang artis terjerat menjadi pencandu narkoba sangatlah besar. Tidaklah mengherankan jika dari waktu ke waktu terungkap kasus artis yang terjerumus menjadi pencandu narkoba. Di luar nama-nama artis yang disebutkan ini, bukan tidak mungkin masih ada artis lain yang menjadi pencandu narkoba yang belum bernasib sial tertangkap tangan menjadi pemakai narkoba. Faktor Penyebab Kisah tentang artis yang menjadi pencandu narkoba sebetulnya bukan hal yang baru. Di kalangan artis yang menjadi idola publik, peluang mereka terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba memang sangat besar. Sama seperti kehidupan artis Hollywood, kemungkinan para artis di Tanah Air terlibat dalam pusaran bisnis peredaran narkoba sering kali tidak terelakkan, karena faktor yang sifatnya personal, korban pengaruh lingkungan sosial dunia hiburan yang permisif, dan juga karena gaya hidup. Pertama, sebagai artis godaan kehidupan dunia malam yang kerap tidak terkontrol dan cenderung permisif memang membuat peluang artis terperangkap dalam praktik penyalahgunaan narkoba menjadi lebih besar. Dalam dunia hiburan malam, di tempat-tempat yang remang-remang, seperti bar, diskotek dan event-event panggung hiburan, kontrol sosial harus diakui cenderung berkurang, bahkan lemah, sehingga bagi artis yang tak kuat iman dengan cepat mereka niscaya akan menjadi korban penyalahgunaan narkoba dengan berbagai alasan. Kedua, sebagai orang dengan kepemilikan harta yang relatif berlimpah atau minimal memiliki uang banyak setiap kali show, para artis wajar jika rawan menjadi target pemasaran
  • 17. 17 para pengedar narkoba. Di tengah iklim persaingan para pengedar yang makin ketat, artis boleh jadi adalah target pasar peredaran narkoba yang paling menguntungkan, karena mereka selalu didukung dana yang cukup untuk membayar narkoba yang dikonsumsinya. Bagi para pengedar, seorang artis yang sudah kecanduan narkoba dinilai makin menguntungkan karena yang bersangkutan akan menjadi pelanggan tetap yang terus mencari dan mencari narkoba untuk dikonsumsi. Ketiga, di kalangan artis sudah bukan rahasia lagi bahwa penyalahgunaan narkoba sesungguhnya adalah salah satu bentuk pelarian para artis yang tak kuat menanggung popularitas atau sebaliknya yang tak kuat menanggung risiko karena popularitasnya mulai memudar. Sebagian artis biasanya berdalih menggunakan narkoba untuk mendukung performance mereka di atas panggung, dan sebagian yang lain kecanduan narkoba karena ingin lari dari tekanan sosial yang dihadapi dari para penggemar dan gencarnya pemberitaan media massa. Seorang artis yang menjadi idola para penggemarnya, bukan tidak mungkin dalam kehidupan sehari-hari justru mengalami alienasi, terasing dari dunia di sekitarnya karena diperlakukan sebagai figur fiktif seperti lakon yang mereka mainkan di panggung hiburan. Mengonsumsi narkoba bagi sebagian artis adalah cara mereka untuk keluar dari tekanan lingkungan sosialnya, agar mereka kemudian dapat membenamkan diri dalam lamunan, dan kegembiraan semu yang sesaatyang terus ingin diulanginya. Kontraproduktif Di tengah upaya dan kerja keras aparat kepolisian memberantas peredaran narkoba, kasus artis yang tertangkap tangan karena mengonsumsi sungguh sangat memprihatinkan. Berbeda dengan kasus masyarakat awam yang tertangkap tangan mengonsumsi narkoba dan kemudian diproses secara hukum atau direkomendasikan untuk direhabilitasi tanpa harus memancing perhatian masyarakat. Ketika kasus penyalahgunaan narkoba dilakukan para artis yang menjadi idola publik, efek yang timbul di masyarakat bukan tidak mungkin akan kontraproduktif bagi upaya pemerintah untuk memberantas peredaran narkoba di Tanah Air. Artis pada dasarnya adalah figur yang menjadi idola masyarakat dan memiliki penggemar yang tidak sedikit. Di kalangan penggemarnya masing-masing, artis kerap menjadi idola yang dipuja-puja, dan tak jarang memicu munculnya perilaku imitatif dari para penggemarnya. Artinya, apa yang dikenakan dan apa yang dilakukan artis yang bersangkutan --tak terkecuali menjadi pencandu narkoba-- bisa saja kemudian diterima penggemarnya sebagai konsekuensi dan bagian dari gaya hidup artis yang memang berbeda. Selama ini tidak sekali-dua kali terjadi, seorang artis yang tertangkap tangan memakai narkoba, setelah menjadi masa hukuman atau selama menjadi proses pemeriksaan tetap dielu-elukan penggemarnya, dan bahkan justru menjadi lebih terkenal dari masa sebelumnya.
  • 18. 18 Di mata para penggemarnya, artis biasanya akan mampu memancing munculnya perilaku keranjingan dan simpati yang berlebihan. Maka seberapa pun keliru dan berat kesalahan yang dilakukan artis idolanya itu, para penggemar akan tetap memaklumi, bahkan menganggapnya sebagai konsekuensi dari gaya hidup selebriti yang keren. Sebagai korban dari gencarnya peredaran narkoba yang dilakukan para bandar, bagaimana pun artis yang kedapatan mengonsumsi narkoba memang berhak untuk masuk dalam program rehabilitasi. Sepanjang artis yang bersangkutan bukan merupakan pengedar, mereka memang dibenarkan oleh hukum untuk direhabilitasi dan diperlakukan sebagai korban yang perlu ditolong agar tidak terjerumus makin parah dalam bisnis peredaran narkoba. Namun demikian, untuk memastikan agar penanganan kasus artis yang tertangkap tangan mengonsumsi narkoba tidak kontraproduktif, di luar rekomendasi untuk direhabilitasi ada baiknya jika artis yang bersangkutan diberi sanksi sosial sekaligus tugas mulia untuk terlibat aktif dalam upaya pemberantasan narkoba di Tanah Air. Jangan sampai terjadi niat baik pemerintah memberi kesempatan bagi pencandu narkoba untuk direhabilitasi, kemudian dimanfaatkan artis untuk kembali mengulang kesalahan yang sama. BAGONG SUYANTO Dosen Departemen Sosiologi FISIP Universitas Airlangga
  • 19. 19 Kidung Dari Ladang Tembakau 03-09-2016 Kidung ini dikenal sangat luas di kalangan masyarakat Jawa, di strata bawah maupun menengah dan atas. Tak mengherankan karena karya ini telah menjadi bagian dari tradisi lisan yang dihafal dan merasuk ke dalam jiwa warga masyarakat. Karangan Kanjeng Sunan Kalijaga ini memiliki energi gaib, yang bisa disebut kekuatan religio-magisme. Tiap kata di dalamnya bukan lagi sembarang kata biasa, melainkan merupakan suatu mantra sakti. Jika Kanjeng Sunan Kalijaga sendiri yang mengidungkannya, dengan segenap kekhusyukan dan konsentrasi, yang membuatnya menyatu secara utuh dengan kekuatan alam, maka suasana alam pun mendadak berubah. Alam yang bising berubah senyap. Gemuruh angin dan badai hilang menjadi sebuah keheningan: ning kaya banyu, neng kaya watu (hening bagai air, diam bagai batu). Tan ana baewalang salisik: tak terdengar bunyi seekor belalang pun. Hidup, dengan begitu, lalu terasa lembut, indah, puitis. Di dalam tradisi lisan, pada umumnya orang berkidung untuk kepentingan kidung, untuk kesenian. Juga, dengan sendirinya, untuk merawat tradisi lisan dari ancaman kepunahan. Kidung yang dikidungkan membuat tradisi lisan utuh, lestari. Mungkin bahkan berkembang dengan berbagai variasi ciptaan baru. Di dalam setiap masyarakat, terutama masyarakat adat, tradisi bergulir begitu saja secara alamiah. Tak ada komandan yang menggerakkan mekanisme tradisi itu. Dia bergerak seperti halnya air mengalir dari puncak gunung ke dataran rendah, hingga ke pantai lautan yang jauh, tanpa jemu, tanpa lelah. Kecuali itu, tradisi tak peduli, adakah hidupnya dicatat atau tidak oleh sejarah. *** Petani tembakau Temanggung paham akan tradisi seperti itu. Mereka hidup di dalam tradisi, memanfaatkan tradisi, dan berkembang bersama tradisi. Ada momentum tradisi ketika mereka berkidung untuk kepentingan kidung itu sendiri dan memenuhi panggilan tradisi. Tapi dalam dunia pergerakan perlawanan terhadap ancaman yang datang dari luar, yang bakal merusak kehidupan pertanian mereka, petani berkidung bukan lagi untuk kidung, melainkan untuk melawan. Kidung, bagian dari dunia seni mereka, pada momentum perlawanan itu berubah makna maupun fungsi utamanya. Kidung berubah dari seni tradisi menjadi senjata perlawanan, bahasa perlawanan, ideologi perlawanan, sekaligus seni
  • 20. 20 perlawanan. Kita diberi tahu bahwa melawan bukan sembarang melawan. Di dalam perlawanan ada unsur seninya. Inilah yang disebut seni perlawanan. Sebelum para seniman berkidung di atas panggung kesenian, kita sudah diberi teks kidung tersebut, dan kita bisa dengan jelas membacanya kata per kata, kalimat per kalimat. Kita diberi tahu pula bahwa kidung tersebut ditujukan pada suatu kekuatan lawan, yang mengancam kehidupan mereka. Semua jelas, dan kita tak lagi harus bertanya apa maknanya, siapa yang disebut lawan dan mengapa mereka dilawan. Kejelasan mengenai siapa yang dilawan dan untuk apa perlawanan dilakukan, tak berarti bahwa kidung itu tampil begitu blak-blakan, dan terbuka sebagaimana lazimnya lirik lagu dangdut maupun orkes Melayu yang begitu mendayu-dayu dengan kalimat yang terang benderang, apa adanya. Kidung disusun secara lebih lembut, lebih menyindir, dengan simbolisme yang terasa menggoda: terang tapi tertutup dengan keindahan yang disertai pesona. *** Lekase angoyo woro/Nantang alam mongso siro kuwawi/Ulatono kreda ningsun/Arso mangurah siro/Siro iku mnungso kang wuru/Tan weruh mring kasunyatan/Soto iku ngurakapi (Pada mulanya hanya tampak seperti sikap orang ngawur/Mau menantang alam, tak mungkin kau mampu/Tengoklah apa yang bakal kulakukan/Akan kulawan kau/Kau itu manusia yang sudah kalap/Tak memahami kenyataan/Tembakau itu serba memenuhi kebutuhan kita). Bait-bait kidung itu menggambarkan kemarahan. Ini sejenis tantangan dari mereka yang siap melakukan perlawanan. Judulnya “Kidung Surogreget”. Suro itu berani. Greget itu kemarahan, kesiapsiagaan melawan tanpa dibarengi rasa takut. Kidung itu tembang, atau nyanyian. Di dalam buku Perlawanan Politik dan Puitik, kidung dibahas sebagai salah satu bentuk perlawanan petani tembakau Temanggung. Seperti sudah disinggung sebelumnya, petani berkidung bukan untuk kepentingan kesenian, bukan untuk memelihara tradisi lisan, melainkan untuk urusan politik. Kidung menjadi bahasa perlawanan. Petani melawan kebijakan pemerintah yang tidak adil. Karena kebijakan itu disusun dengan menggunakan pasal-pasal aturan global yang dijejalkan ke dalam pasal-pasal hukum yang mengatur kehidupan bangsa kita sendiri. Di sini, dengan kidung tadi, petani melawan. Dengan kidung petani menunjukkan bahwa cara memerintah seperti itu tak bisa diterima. Di dalam buku yang terbit bulan Juli tahun 2016, disebutkan bahwa “Kidung Pangkur Surogreget” di atas tadi sudah dinyanyikan beberapa kali di atas panggung untuk memberikan
  • 21. 21 hiburan terhadap para tamu yang datang dari luar Temanggung. tetapi, seperti disebut di atas, kidung juga dimaksudkan untuk memperlihatkan sikap petani menghadapi ancaman dari luar yang bakal menghancurkan kehidupan petani tembakau tersebut. (Sobary, 2016). *** Dalam apa yang disebut perlawanan politik dan puitik itu kidung hanya salah satu unsur perlawanan puitik yang diabadikan di dalam buku tadi. Kidung ini menjadi penting, sama pentingnya dengan unsur puitik yang lain, yang memberi tahu kita bahwa petani Jawa, tak meninggalkan tradisi perlawanan atau protes Jawa yang selalu dibingkai keindahan seni dan simbolisme yang membuat apa yang terang menjadi samar, tapi bisa pula membuat samar apa yang transparan. Tapi bukan hanya terbatas pada apa yang disebut di dalam buku tadi. Menghadapi suatu hasil penelitian --disebut penelitian ilmiah oleh para tokoh di suatu lembaga ilmiah— kidung seperti ini tetap fungsional. Dia tak kehilangan cara untuk melawan. Selama beberapa hari yang kelihatannya begitu darurat dan mendesak, omongan tentang perlunya menaikkan harga rokok menjadi Rp50.000 per bungkus, muncul pula omongan tentang perlunya petani mengubah tradisi bertanam tembakau diganti bertanam tanaman yang lain. Omongan ini datang dari kalangan orang yang pernah sekolah tapi hanya sekolah di dalam kelas yang belajar tentang hal-hal terbatas. Mereka tidak tahu sifat tanaman tembakau, sifat iklim yang diperlukan, dan kesuburan tanah macam apa yang cocok dengan tanaman tembakau. Tapi dengan mudah keluar omongan agar tanaman tembakau diganti tanaman lain. Ini boleh disebut ngoyo woro, bicara tak berdasar, tanpa landasan argumen yang memadai. Omongan ngoyo woro lainnya, kenaikan harga rokok itu akan membuat petani senang karena harga rokok yang tinggi akan membuat mereka lebih makmur. Omongan pedagang ini tak dilandasi alasan yang jelas. Kalau harga rokok setinggi itu, siapa yang kuat membeli? Tidak adanya orang yang kuat membeli berarti tanda kematian bagi petani. Juga bagi dunia industri. Kenaikan harga yang diusulkan secara ngoyo woro itu tujuan pokoknya bukan untuk memakmurkan dan menyejahterakan petani melainkan untuk membunuh mereka. Tujuan buruk melakukan pembunuhan terhadap dunia pertanian dan industri tak bakal mendatangkan keuntungan bagi petani. Lagi pula hanya di masyarakat jajahan ilmuwan dan dunia ilmu pengetahuan diperintah oleh kekuasaan untuk melancarkan langkah-langkah penjajahannya. Duit asing bisa memerintahkan kaum ilmuwan untuk menghantam bangsanya sendiri. Di dunia yang sudah beradab dan penuh kemajuan seperti ini ilmuwan dan dunia ilmu hanya
  • 22. 22 mau bergerak jika melakukan kajian, jika tujuannya untuk menjaga kemuliaan manusia. Kalau tujuannya menghancurkan bangsa kita sendiri, apakah bayaran duit asing itu demikian pentingnya? Ini omongan ngoyo woro yang tak penting didengar. Jangan kalap. Kidung yang lembut dari ladang tembakau akan melawan dengan kelembutannya. Kau akan disindir, disebut kalap dan ngoyo woro. Kidung akan menjaga kehidupan petani. MOHAMAD SOBARY Esais; Anggota Pengurus Masyarakat Bangga Produk Indonesia, untuk Advokasi, Mediasi, dan Promosi. Penggemar Sirih dan Cengkih, buat Kesehatan. E-mail: dandanggula@hotmail.com
  • 23. 23 Melawan Lupa: Catatan Untuk Menteri Agama 03-09-2016 Kehadiran Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin pada acara Penghargaan Suardi Tasrif yang diberikan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) kepada transgender pria dan perempuan, membuat masyarakat Indonesia bertanya-tanya tentang inkonsistensi ucapannya sebagai menteri agama. Dalam rapat dengan komisi agama DPR RI, 17 Februari 2016, Lukman menyatakan bahwa Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender (LGBT) adalah “masalah sosial yang mengancam kehidupan beragama, ketahanan keluarga, kepribadian bangsa, serta ancaman potensial terhadap sistem hukum perkawinan di Indonesia”. Pada kesempatan yang sama, ia juga mengatakan bahwa “masalah LGBT mengancam generasi penerus”. Dalam kata lain, keberlangsungan negara ini ada di tangan anak muda hari ini. Jika dulu Lukman menyatakan LGBT adalah ancaman, tapi kini ia malah berbalik 180 derajat mendukung LGBT yang harus diterima atas nama kemajemukan. Segala bentuk kata kunci seperti majemuk, beragam, hak asasi, bebas berekspresi, toleransi dihujamkan satu per satu ke seluruh lini dan sendi kehidupan negeri ini seperti dentuman meriam yang tak hentinya dihujamkan untuk memporak-porandakan kota Aleppo, Suriah. Jika seorang menteri menerima LGBT atas nama membuka keran kebebasan berekspresi, ia tak ubahnya dengan membuka keran lebih besar untuk membunuh keberlangsungan penerus bangsa ini. Berapa banyak kaum homoseksual muda yang terjangkit AIDS akibat beragam perangai tak bermoral dan perilaku seks menyimpang? Berapa banyak anak menjadi korban prostitusi homoseksual? Sepertinya angka sedang menjerit ke langit karena tak kuat lagi menjadi simbol untuk jumlah korban yang kerap berjatuhan. Kehadiran Lukman pada acara ulang tahun AJI ke-22 tersebut dapat menjadi sebuah bentuk dukungan legitimasi LGBT di Indonesia. Hal ini tak ubahnya seperti menghunuskan pedang kekuasaannya untuk mencabik agamanya sendiri. Seperti orang yang tak sadarkan diri, bahwa ia sedang melakukan aksi bunuh diri dengan mengarahkan mata pisau yang berkilau ke ulu hatinya sendiri. Bagaimana jika suatu hari orientasi seksual sesama jenis ada pada tiga orang buah hati seorang Lukman Hakim Saifuddin? Apa yang dia rasakan sebagai orang tua yang telah menaruh harapan besar pada mereka sewaktu tangisan pertamanya menyapa dunia? Sampai hatikah Bapak Menteri Agama yang terhormat mengatakan kepada anak-anak kesayangan
  • 24. 24 Bapak: “terima sajalah Nak! Karena menyukai sesama jenis itu jodohmu dan kalian mempunyai hak penuh untuk mengekspresikan apa pun yang kalian mau, karena kalian tinggal di masyarakat yang majemuk dan menjunjung tinggi HAM”. Jiwa Asertif Jika Menteri Agama tidak ingin dikatakan sebagai manusia yang mempunyai standar ganda atau berwajah dua karena apa yang dikatakan sebelumnya bertolak belakang dengan apa yang dikatakannya hari ini, besar kemungkinan ia mengalami kesulitan untuk mengatakan “tidak”. Hal ini merupakan isu dalam kepribadian. Dalam dunia psikologi dikenal dengan istilah “tidak asertif”. Memiliki jiwa tidak asertif membuat seseorang menerima segala yang datang, karena merasa tidak nyaman atau memiliki perasaan bersalah yang cukup besar jika harus menolaknya. Dalam istilah orang awam kerap disebut merasa tidak enakan. Hal seperti ini tak jarang berujung pada kontradiksi dengan apa yang selalu di “iya”kannya dalam pelbagai kesempatan. Ketidakmampuan untuk bersikap asertif dapat melahirkan dua sisi yang berbeda —negatif dan positif. Jika menggunakan lensa orang awam dan religius, Lukman seperti duri dalam daging. Lain dulu, lain sekarang. Sikapnya hari ini seolah menusuk para pemuka dan aktivis keagamaan dari dalam. Sikapnya seperti tak lagi memandang bahwa LGBT bertentangan dengan nilai-nilai agama di Indonesia. Sang Menteri menutup mata, menutup telinga. Cukup berkelit bahwa ia hanya memberikan orasi kebudayaan dalam acara ulang tahun AJI ke-22. Namun, jika mengganti lensanya dengan kacamata para pengusung HAM dan aktivis homoseksual, Lukman bak pahlawan yang menyelamatkan mereka dari bombardir para aktivis keluarga, anak, dan pemuka agama; disebabkan perilaku homoseksual mengancam kesehatan mental anak dan bertentangan dengan seluruh ajaran agama di Indonesia. Lukman, sebagai pemegang pucuk persatuan agama tertinggi di negeri ini, berbalik sangat terpikat pada eksistensi kaum homoseksual yang dulu pernah dia hardik. Sungguh naif memang! Hanya karena tidak mampu untuk mengatakan “tidak”, seorang Lukman menerima pinangan (sebagai bentuk legitimasi) para homoseksual yang dulu dianggapnya ancaman. LGBT kini bukan lagi melawan lupa berbagai tindakan “diskriminatif” yang dialamatkan pada mereka, tapi kini bergerak membuat lupa orang-orang di Indonesia — termasuk menteri agama sekalipun. Jika seorang menteri agama sulit untuk bersikap asertif, sebaiknya ia menjalani terapi psikologi agar dapat menjadi asertif. Ketiadaan jiwa asertif pada seorang menteri hanya akan membuat masyarakat menjadi bingung karena keputusan yang diambil tidak mempunyai posisi yang jelas.
  • 25. 25 Kesehatan mental para pemangku kekuasaan amatlah penting karena apa yang diputuskan akan mempengaruhi banyak hidup orang di negeri ini. Pemahaman spiritual sebaiknya didampingi dengan kesehatan kognisi dan psikologis agar tidak melahirkan hal-hal yang bersifat kontraproduktif. Atau setidaknya dengan keadaan sehat secara psikologis dan spiritual, ia masih bisa mengingat apa yang pernah diucapkannya dalam beberapa waktu lalu, yaitu: Masalah LGBT mengancam generasi penerus. IHSAN GUMILAR Psikolog; Pegiat Aliansi Gerakan Indonesia Baru (AGIB)
  • 26. 26 Cak Nur 04-09-2016 Tahun ini genap sebelas tahun (29 Agustus 2005 - 29 Agustus 2016) bangsa Indonesia kehilangan tokoh pembaru pemikiran Islam, Nurcholish Madjid. Cak Nur, begitu ia disapa, telah menyejarah dalam kajian keislaman terkini. Ia seakan menjadi rujukan utama dalam mengkaji perspektif keislaman, kemodernan, dan keindonesiaan. Salah satu tema yang tampaknya masih relevan untuk diperbincangkan dari gagasan segar Cak Nur adalah tentang ketikdaksepakatannya terhadap negara Islam. Keinginan mewujudkan negara Islam seakan terus didengungkan dengan berbagai cara. Baik dengan jalur politik, maupun cara kekerasan sebagaimana dilakukan oleh Islamic State Iraq and Suriah (ISIS). Dalam tulisan bertajuk ”Perspektif Pembaruan Pemikiran dalam Islam”, Cak Nur dengan tegas menyatakan bahwa negara Islam adalah suatu bentuk kecenderungan ”apologetis”. Di mana, umat Islam berharap dapat menunjukkan aturan dan hukum. Padahal, fikih itu sudah kehilangan relevansinya dengan pola kehidupan zaman sekarang. Gagasan Cak Nur yang pertama kali dipublikasikan pada acara Sastra, Dewan Kesenian Jakarta, 28 Oktober 1972 itu seakan cocok dengan kondisi kekinian. Ideologi negara Islam bagi Cak Nur seakan mengubur konsepsi keislaman sebagai sebuah ajaran keimanan yang hanif (lurus, murni). Cak Nur menganggap bahwa negara Islam merupakan bentuk ketidakmampuan umat Islam menjaga relevansi keislaman dalam diri dan lingkungannya (Nurcholish Madjid, 1998). Best Practices Ironisnya, produk keislaman sering hanya dipahami dalam hubungan yang sempit. Padahal, keislaman merupakan ruh yang mengantarkan seorang manusia menempati posisi mulia (maqam al-mahmuda). Manusia kemudian berlaku dan bertindak dengan amal saleh yang menjadi dasar dan cita-cita terwujudkan keadilan sosial. Kemunculan gerakan penyeru syariat Islam dan negara Islam dalam ranah keindonesiaan pun seakan menjadi penanda kecil bahwa pemahaman ritus keagamaan dan kenegaraan masih saja dipahami dalam kerangka sempit dan saling terpisah. Padahal, keduanya menyatu dalam kehidupan bermasyarakat. Walaupun, dalam bahasa Cak Nur, keduanya tetap harus dibedakan dalam dimensi dan cara pendekatannya. Dalam mengembalikan spirit keindonesiaan itu selayaknya tokoh agama, pemerintah, peneliti keagamaan, dan lain-lain turun tangan untuk berdialog bukan memerangi dan
  • 27. 27 mengembalikan pemahaman, bahwa keislaman dan keindonesiaan selayaknya bersinergi dalam membangun tatanan masyarakat beradab (masyarakat madani, baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur). Yaitu, dengan menilik kembali keunggulan-keunggulan umat Islam yang tidak didasarkan pada apologisme. Namun, berdasarkan praktik nyata keseharian umat (best practices). Ushul Fiqh Lebih lanjut, dalam kajian fikih, umat Islam selayaknya mampu melahirkan terobosan- terobosan baru, agar dimensi hukum ini tak lekang zaman. Pengkajian fikih selayaknya berpangkal dari kajian ushul fiqh (metodologi hukum Islam). Tanpa pemahaman yang memadai tentang kajian ushul fiqh, umat akan semakin terpinggirkan oleh semakin cepatnya perkembangan ilmu lain. Pemahaman yang baik mengenai ushul fiqh pun dapat menghilangkan apa yang disebut oleh Cak Nur sebagai fikihisme. Fikih sebagai produk pemikiran ulama abad 2 hingga 7 Hijriah tentu membutuhkan formula-formula baru agar menjadi ”pedoman” bagi umat yang hidup di era modern. Saat fikih menjadi ortodoksi, maka ”keinginan” sebagian umat Islam untuk mendirikan negara Islam akan terus tumbuh dan hidup. Cak Nur memang dengan tegas menolak ideologisasi agama dalam negara. Gagasan pria kelahiran Jombang, Jawa Timur, ini seakan mengukuhkan posisi kemanusiaan yang menjadi ciri proyek pemikirannya selama ini. Di mana, kemanusiaan itulah yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Proyek pemikiran Cak Nur tampaknya masih relevan untuk diperbincangkan. Gagasan segar Cak Nur tentang relevansi agama dan negara, seakan terus menjadi rujukan, di tengah semakin kuatnya desakan sebagian kecil umat Islam untuk mendeklarasikan negara Islam. BENNI SETIAWAN Dosen Ilmu Komunikasi dan P-MKU Universitas Negeri Yogyakarta; Peneliti Maarif Institute for Culture and Humanity
  • 28. 28 Quo Vadis Banjir di Musim Kemarau 05-09-2016 Agustus biasanya musim kemarau di Jakarta. Tapi, karena iklim kacau akibat pengaruh global warming, Agustus pun terjadi hujan besar. Celakanya, hujan besar yang terjadi Sabtu (27/8) nyaris menenggelamkan beberapa lokasi di Jakarta. Sungai-sungai yang mengalir di tengah kota tampaknya tak mampu menampung limpahan air hujan anomalis. Akibatnya, air pun menggenangi perumahan dan jalan-jalan protokol. Ratusan mobil yang sedang parkir terendam banjir mendadak itu. Menurut catatan dan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), banjir di Jakarta pada Sabtu dan Minggu lalu akibat hujan lokal. Meski hujannya tidak ekstrem (hanya 50-88 mm), air hujan tak bisa tertampung infrastruktur yang ada. Banjir anomalis itu merendam berbagai kawasan di Jakarta seperti Kemang dan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Dua kawasan elite –Kebayoran Baru dan Kemang– ini terendam hingga Minggu pagi dengan ketinggian 1 meter lebih. Sejumlah tempat parkir di gedung bawah tanah pun terendam air. Tentu saja, ratusan mobil rusak karena mesinnya kemasukan air kotor dari air hujan tadi. Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) T Iskandar mengatakan, banjir di dua kawasan elite itu disebabkan penyempitan aliran Kali Krukut yang seharusnya 20 meter, tapi kini tinggal 1,5 meter. Padahal, Kali Krukut ini membentang dari Situ Citayam hingga Kanal Banjir Barat sepanjang 84 kilometer. Menurut BMKG, pada September sampai Oktober hujan anomalis akibat La Nina masih akan melanda Jakarta. Jika kondisi Kali Krukut tetap seperti sekarang –membiarkan penyempitan, Kebayoran Baru dan Kemang niscaya akan kebanjiran lagi. Benar apa kata Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bahwa normalisasi kali adalah kunci untuk mengatasi banjir di Jakarta. Selama ini, dari gubernur ke gubernur (Ali Sadikin sampai Ahok), pembenahan Daerah Aliran Sungai (DAS) Krukut terus menuai kontroversi. DAS tersebut telah diserobot masyarakat dan pengembang. Dan, mereka mempunyai bukti-bukti yang sah (sertifikat tanah) untuk mengklaim kepemilikan tanahnya. Akibatnya, petugas penertiban pun maju-mundur dan bingung menyelesaikan alih fungsi lahan itu. Sebenarnya pemerintah punya UU Pengadaan Tanah. UU ini bisa di-update lagi sedemikian rupa untuk kebutuhan yang lebih penting bagi negara. Sayangnya, pembuatan UU untuk
  • 29. 29 kepentingan publik tersebut berjalan perlahan, bahkan sering berujung ke ranah politik sehingga mandek di tengah jalan. Ada 14 sungai yang mengalir di tengah Kota Jakarta yakni Mookervart, Angke, Pesanggarahan, Krukut, Grogol, Kali Baru Barat, Ciliwung, Kali Baru Timur, Cipinang, Sunter, Buaran, Jati Kramat, Cakung, dan Kali Malang. Dari 14 sungai tersebut, di antaranya belum tersentuh normalisasi sama sekali yaitu Kali Cakung Buaran, Jati Karamat, Mookervart, Grogol, dan Pesanggrahan. Di sepanjang DAS-nya kali-kali tersebut airnya berwarna hitam –pertanda kandungan limbahnya sudah amat tinggi. DAS-nya juga telah diokupasi penduduk, di antaranya penduduk liar. Di Jakarta Selatan misalnya okupasi Kali Grogol terus berlangsung, sulit dikendalikan. Di tepi barat sungai itu berdiri berbagai bangunan bertingkat. Rumah warga juga menempati DAS sungai tersebut. Lurah Pondok Labu Siti Fauziah Ghozali menyatakan bahwa warga yang membangun rumah di bantaran sungai ternyata mempunya sertifikat tanah resmi. Apakah kemudian jika pemda mau menormalisasi sungai harus membayar ganti rugi tanah bantaran yang disertifikatkan itu? Jelas tidak bisa. Karena menyertifikatkan tanah bantaran atau DAS sungai terlarang secara hukum lingkungan. Jadi yang dilakukan Pemda DKI seharusnya adalah mencari biang keladi atau koruptor yang membuat sertifikat tanah bantaran sungai itu. Kenapa masyarakat berani mengubah bantaran sungai untuk rumah dan permukiman? Karena, ”pembiaran” pelanggaran hukum dan mudahnya pejabat bidang pertanahan yang ”selingkuh” demi segepok uang sogokan. Hal ini tidak boleh terjadi lagi jika kita menginginkan Jakarta aman dari serbuan banjir. Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Mudjiadi menyatakan, kendala terbesar dalam normalisasi sungai di Jakarta adalah masalah pembebasan lahan dan problem sosial. Akibat yang menyertainya berkaitan dengan hukum, politik, dan bahkan etnik. Dampaknya, normalisasi sungai di Jakarta tidak pernah benar-benar tuntas. Selalu ada masalah sosial, ekonomi, dan lain-lain yang imbasnya nanti bersifat politik. Kalau politik telah intervensi, hukum akan kalah. Maklumlah, bangsa Indonesia dari dulu sampai sekarang senang menjadikan politik sebagai panglima. Dengan menjadikan politik sebagai panglima, tertib kehidupan yang seharusnya berjalan di atas koridor hukum tidak tercapai. Guru Besar Manajemen Lanskap dan Ekologi DAS IPB Prof Hadi Susilo Arifin menegaskan, bantaran sungai adalah ruang publik yang harus bebas dari bangunan apa pun. Setiap orang wajib mematuhi SK Men-PU Nomor 63/1993 dan Peraturan Pemerintah Nomor 38/2011. Kenyataan masyarakat banyak yang bermukim di bantaran sungai itu —jauh sebelum UU tersebut difungsikan– tidak bisa dijadikan sandaran atau pembenaran dari perbuatan ilegal tersebut.
  • 30. 30 Di samping normalisasi sungai, cara sederhana untuk mengatasi banjir adalah pembuatan biopori. Beberapa perumahan yang membuat ribuan biopori ternyata bisa mengurangi banjir di kawasannya. Pembuatan biopori ini berfungsi pula untuk menambah jumlah air tanah yang terus disedot masyarakat yang butuh air murah. Jika kondisi ini dibiarkan, Jakarta akan amblas karena air tanahnya habis. Akhirnya banjir anomalis bulan kemarau ini sepertinya memperingatkan Pemda DKI untuk semakin fokus mengatasi problem banjir di Jakarta. Jika pada bulan-bulan ”kering” saja (akibat hujan yang tidak terlalu ekstrem), Jakarta kebanjiran, apalagi jika terjadi hujan besar pada bulan basah (musim hujan). Niscaya Jakarta akan makin kedodoran dan banjir akan makin menggilas Jakarta. Normalisasi sungai saja sebetulnya tidak cukup untuk mengatasi problem banjir, tapi juga perlu memperluas penampungan air hujan (seperti pembuatan waduk), membuat biopori, mencegah limpasan naiknya permukaan air laut (dengan penanaman mangrove secara besar- besaran di Pantai Utara Jakarta), dan memperbanyak pompa-pompa penyedotan air. Jakarta memang harus mempersiapkan diri dengan membangun infrastruktur anti banjir yang baik untuk mengatasi problem banjir akut yang merugikan warga kota tersebut. DR IR NYOTO SANTOSO Dosen Fakultas Kehutanan/Kepala Pusat Kajian Biodiversitas dan Rehabilitasi Hutan Tropika, IPB, Bogor
  • 31. 31 Babak Baru Politik Perubahan Iklim 07-09-2016 Meskipun penyambutan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama sempat geger karena tidak disediakannya karpet merah ketika beliau turun melalui tangga pesawat, pertemuan awal antara AS dan Cina mengenai ratifikasi Kesepakatan Paris telah membawa perubahan ekonomi-politik di masa depan. Kedua negara menyampaikan kepada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon komitmennya untuk mengurangi emisi karbon sesuai dengan inti-inti kesepakatan yang telah digariskan dalam Kesepakatan Paris pada Desember tahun lalu. Komitmen bersama AS dan Cina untuk meratifikasi Kesepakatan Paris adalah buah dari proses negosiasi yang cukup alot di antara rangkaian negosiasi yang pernah dilakukan para diplomat negara masing-masing. Komitmen bersama itu juga menjadi simbol bagi dua negara dan ini penting dalam diplomasi bahwa mereka mendapat status dan porsi perhatian yang seimbang untuk keduanya dapat dinobatkan sebagai global leaders yang akan memimpin pertarungan melawan perubahan iklim. Komitmen bersama ini adalah harapan dari seluruh negara kecil yang akan terancam hilang dari peta dunia akibat perubahan iklim. Masyarakat sipil yang terlibat dalam advokasi perubahan iklim juga boleh memiliki harapan baru karena AS dan Cina adalah penyumbang terbesar polusi dunia, yakni sebanyak lebih dari 40% bila dijumlahkan bersama. Apa dampaknya bagi Indonesia setelah diambilnya komitmen bersama AS dan Cina untuk meratifikasi Kesepakatan Paris? Pertama, komitmen tersebut memengaruhi ekspor energi fosil Indonesia, khususnya batu bara dan minyak bumi ke Cina. Selama ini batu bara kita banyak diserap pasar Cina yang memang membutuhkan energi yang besar untuk menopang produktivitas di negara tersebut. Ekspor batu bara sebetulnya sudah mulai menurun sejak 2-3 tahun terakhir seiring dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia. Sementara untuk minyak bumi, Indonesia lebih banyak mengimpor. Perubahan ini mengharuskan pemerintah mulai bersiap-siap kehilangan pundi-pundi pemasukan negara dari ekspor komoditas energi seperti batu bara ini. Kedua, komitmen Cina untuk meratifikasi juga sebuah sinyal perubahan strategi industrialisasi dari padat karya menjadi padat modal. Upaya penurunan suhu Bumi adalah usaha mulia yang harus dilakukan bersama-sama, tetapi di balik itu juga terbuka pasar teknologi ramah lingkungan yang hanya dikuasai negara-negara besar. Eropa dan AS dapat dikatakan pelopor dari teknologi yang ramah lingkungan mulai dari automotif hingga pembangkit listrik. Namun apabila bertanding di pasar teknologi
  • 32. 32 terbarukan, Cina dapat memberikan harga yang lebih murah daripada harga yang ditawarkan negara-negara maju. Indonesia perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi tawaran- tawaran dari tiap negara tersebut sambil mempersiapkan sumber daya manusia di dalam negeri untuk memproduksi teknologi energi terbarukan secara mandiri. Kita perlu ingat bahwa negara-negara itu tidak akan datang dengan damai, tetapi sering kali sambil menekan. Saya ingat dalam beberapa forum perdagangan seperti APEC ada beberapa klausul dari kesepakatan yang menekan tarif hingga 0% untuk teknologi terbarukan. Klausul itu tentu menguntungkan mereka karena akan menekan produksi teknologi terbarukan yang diproduksi di dalam negeri. Indonesia adalah pasar yang masih terbuka untuk dipenetrasi oleh investor-investor asing. Menurut ESDM dan WRI, potensi energi terbarukan di Indonesia adalah 287,5 gigawatt yang terdiri atas pembangkit listrik tenaga sinar matahari, hidro, ombak laut, angin, bioenergi, hingga geotermal. Sementara saat ini baru terpasang 11 gigawatt. Keempat, secara umum, komitmen kedua negara besar itu akan memaksa negara-negara lain untuk melakukan hal serupa. Kesepakatan Paris adalah sebuah upaya ambisius negara-negara di dunia untuk menjaga suhu Bumi di bawah 2 derajat Celsius sambil terus menekan hingga 1,5 derajat. Perjanjian Paris bersifat mengikat secara hukum, tetapi target pencapaian penurunan emisi setiap negaranya tidak mengikat. Perjanjian ini memiliki kesepakatan yang penting semisal alokasi dana USD100 juta dari negara maju untuk upaya pengurangan, upaya mitigasi untuk menekan suhu di bawah 1,5 derajat Celsius, sistem penghitungan karbon. Perjanjian ini akan berlaku dengan syarat sesuai dengan the 1992 UN Framework Convention on Climate Change yang menegaskan bahwa perlu 55 negara untuk meratifikasi perjanjian tersebut. Negara-negara itu juga mewakili 55% produsen emisi karbon yang mengakibatkan naiknya suhu Bumi. Indonesia telah meratifikasi, tetapi beberapa negara penyumbang emisi terbesar seperti negara-negara Uni Eropa dan Inggris belum mau meratifikasi. Posisi mereka mungkin segera berubah setelah AS dan China mengeluarkan komitmen bersama untuk meratifikasi Perjanjian Paris. Banyak pihak yang optimistis sebelum akhir tahun ini, syarat agar perjanjian itu dapat berlaku akan tercapai. Kelima, koordinasi antara instansi dan lembaga harus mulai dibenahi untuk menyambut babak baru politik ekonomi perubahan iklim. Hal ini terutama karena beberapa komoditas yang terkait dengan pengentasan masyarakat miskin yang masih banyak berada di wilayah perdesaan akan menjadi sorotan dunia seperti kopi, teh, kelapa sawit, buah-buahan. Pembenahan harus dimulai dari infrastruktur perundang-undangan hingga penegakan hukumnya.
  • 33. 33 DINNA WISNU, PhD Pengamat Hubungan Internasional; Co-founder & Director Paramadina Graduate School of Diplomacy @dinnawisnu
  • 34. 34 Anggaran Penelitian 08-09-2016 Sebagaimana tersurat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2015-2019), salah satu arah kebijakan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) adalah meningkatkan hasil-hasil riset. Arah kebijakan yang baik tersebut dalam praktiknya tak semudah membalikkan telapak tangan, namun dibutuhkan upaya untuk menemukan masalah-masalah krusial. Baik dari internal sumber daya peneliti dan juga sistem penunjangnya, dalam hal ini administrasi keuangan penelitian yang sering dikeluhkan para peneliti. Sebenarnya upaya perbaikan program dan mekanisme penelitian di Tanah Air telah melewati beragam lompatan yang cukup menggembirakan. Semisal mulai berkembangnya beragam penelitian yang berlaku tahun jamak sehingga mampu memastikan keberlanjutan penelitian yang berdimensi longitudinal lewat Penelitian Unggulan Strategis Nasional dan Riset Andalan Perguruan Tinggi dan Industri (Rapid) di Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Di samping itu, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan juga memperkenalkan dana bantuan yang bersifat kompetitif, riset inovatif, dan produktif yang lebih dikenal dengan Rispro juga berlaku tahun jamak, baik Rispro Komersial dan Rispro Implementatif. Dengan kemajuan tersebut, perkembangan mekanisme pemerolehan hibah penelitian secara bertahap dapat setaraf dengan yang dilakukan di negara maju. Sebagai contoh, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Belanda lewat lembaga riset dan sainsnya (de Nationale Wetenschapsquiz, NW) menyalurkan sekitar Rp6 triliun rupiah melalui empat tipe hibah: bersifat program, pribadi, kerja sama dan pertukaran, serta investasi. Penelitian setidaknya membutuhkan waktu minimal dua tahun sehingga NW menggariskan durasi penelitian antara dua sampai lima tahun agar tersedia waktu yang cukup untuk sampai publikasi ilmiah. Untuk memastikan keberlanjutan sumber daya peneliti yang andal, NW juga menyediakan hibah kompetitif dengan menyasar tiga kelompok semacam tricolon-nya Julius Caesar, yang dikenal dengan Veni, Vidi dan Vici. Proposal penelitian tersebut dinilai dengan tiga kriteria, yaitu: kualitas peneliti, kualitas riset proposal yang bersifat inovatif dan memiliki dampak akademik, dan pemanfaatan pengetahuan. Jika Veni dengan hibah 250.000 euro atau sekitar Rp3,75 miliar diperuntukkan untuk peneliti muda yang baru menyelesaikan program doktoralnya, sedangkan Vidi yang sebesar 800.000
  • 35. 35 euro atau setara Rp12 miliar ditujukan untuk peneliti madya yang telah memiliki pengalaman menengah. Untuk para guru besar atau peneliti utama tersedia Vici dengan hibah sebesar Rp22,5 miliar (www.nwo.nl). Namun, berbeda dengan hibah kompetitif di Tanah Air yang lebih bersifat kompetitif distribusional berbasis jumlah alokasi anggaran yang tersedia, NW di Belanda sangat selektif dalam menyeleksi proposal penelitian. Sehingga jika pada tahun tertentu tidak banyak proposal yang memenuhi kriteria, hibah tidak diberikan dan disimpan untuk sesi kompetisi tahun selanjutnya alias tidak hangus. Berbeda dengan skema-skema hibah penelitian peneliti dan dosen di Tanah Air yang jumlahnya banyak dan tersebar tak hanya untuk universitas namun juga lembaga penelitian dan pengembangan (Lemlitbang), skema yang didesain NW lebih sederhana dengan mengombinasikan tiga jenjang kualifikasi peneliti dan disiplin ilmu. Dalam pelaksanaannya, setiap dana NW yang sudah dihibahkan dapat digunakan dengan model administrasi keuangan yang sangat mudah, sederhana sehingga tak menyita waktu peneliti. Salah satu aktivitas yang selama ini menjadi keluhan para peneliti adalah tata administrasi keuangan penelitian yang tak hanya rumit, juga menyita waktu yang sangat banyak, sehingga peneliti terganggu fokusnya oleh pengumpulan kuitansi-kuitansi pengeluaran beserta rekap administratifnya. Banyaknya waktu yang dicurahkan untuk pertanggungjawaban administratif keuangan ini tentu berpengaruh pada konsentrasi dan ketersediaan waktu peneliti untuk menyusun paper penelitian ilmiahnya. Hal ini dikeluhkan Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset dan Teknologi Muhammad Dimyati bahwa mekanisme penyusunan laporan pertanggungjawaban keuangan yang rumit menyulitkan para peneliti dalam melakukan riset (Antara, 19/2/2016). Gelombang Reformasi membawa perubahan yang cukup besar dalam tata kelola keuangan negara, termasuk dalam pertanggungjawaban keuangan negara dengan ditetapkannya UU Nomor 17/2003 tentang Keuangan Negara. Namun dalam praktiknya, administrasi keuangan negara tetap rumit dan menyita banyak waktu. Di samping perbedaan alamiah antara kegiatan administrasi negara pada umumnya dengan kegiatan penelitian, lebih unik dan sangat tergantung metode dan disiplin keilmuan. Pola pertanggungjawaban belanja barang dan modal atau perjalanan dinas ala birokrasi berbeda dengan apa yang dilakukan peneliti yang biasanya berada di wilayah-wilayah yang sulit terjangkau, seperti penelitian geologi dan juga butuh waktu yang lama sebagaimana penelitian antropologi. Administrasi keuangan negara yang berbasis satuan biaya umum (SBU) dan satuan biaya khusus (SBK) tak sepenuhnya mampu dipraktikkan dalam aktivitas penelitian sehingga peneliti terpaksa melakukan akrobat pertanggungjawaban yang sedikit-banyak mengarah pada manipulasi yang tentu sudah jauh keluar dari kredo peneliti.
  • 36. 36 Terkait belanja modal seperti pembelian alat, mekanisme standar birokrasi membutuhkan waktu yang lama sejak pengusulan sampai berwujud alat sehingga sangat mengganggu mata rantai penelitian-penelitian terutama yang terkait dengan peralatan laboratorium. Juga belanja barang berupa perjalanan dinas standar aparatur sipil negara (ASN) dengan pertanggungjawaban kuitansi sulit dilakukan pada penelitian sosial antropologi di daerah, yang tak mudah dijangkau dengan infrastruktur yang sangat terbatas. Sejatinya, ketika hibah penelitian sudah diserahkan kepada peneliti, diperlukan kelonggaran untuk menggunakannya dengan berbasis hasil. Peneliti yang memiliki kredo, “bisa salah namun tak boleh berbohong” perlu diberi kepercayaan dalam menggunakan dana penelitian sehingga dalam situasi tertentu pertanggungjawaban pengeluaran bisa dilakukan dalam wujud pernyataan sebagaimana berlaku di banyak negara. Sebagai contoh yang sederhana dan praktis, Ramadan lalu penulis mendapat tugas untuk menyampaikan presentasi penelitian di sebuah konferensi internasional bertajuk “Unequal Families and Relationships” di Universitas Edinburgh, Skotlandia. Sebelum keberangkatan, pihak jurusan mentransfer uang untuk segala kebutuhan selama lima hari di luar negeri. Karena bersamaan dengan bulan puasa, ada cukup besar biaya makan yang tidak dipakai. Untuk itu, saya transfer kembali sisa uang ke rekening jurusan sekaligus menyerahkan kuitansi-kuitansi penerbangan, akomodasi, dan biaya lainnya. Semua urusan administrasi dapat ditunaikan dengan sangat sederhana dan selesai dalam waktu yang relatif singkat serta untuk beberapa item kecil yang tak ada kuitansinya dilakukan dengan pernyataan yang ditandatangani. Pola dasar administrasi keuangan para peneliti dibuatkan sederhana dan pihak pengelola keuangan selalu menyetujui selama dibubuhkan paraf profesor sebagai penyelia proyek penelitian. Kalau bisa dipermudah, kenapa dipersulit, itulah prinsip dasar tata administrasi keuangan penelitian seharusnya, sehingga memungkinkan peneliti lebih banyak mencurahkan waktunya untuk meningkatkan kualitas penelitian yang akan mampu meningkatkan publikasi di beragam jurnal internasional atau memperoleh paten sebagai luaran (outputs). Itulah tujuan dasar penelitian berbasis hasil yang tanpa penyederhanaan administrasi penelitian, sebaik apa pun kualitas peneliti akan menurun kinerja utamanya. TATANG MUTTAQIN Peneliti di The Inter-university Center for Social Science Theory and Methodology (ICS), University of Groningen, Belanda
  • 37. 37 Ironi Nasib CJH Ilegal 08-09-2016 Sungguh ironis nasib 177 calon jamaah haji (CJH) ilegal asal Indonesia. Mereka berniat untuk menunaikan ibadah haji, namun justru terdampar di penjara. Kejadian ini dialami CJH ilegal yang ingin menunaikan ibadah haji melalui Filipina. Sebagian dari mereka bahkan telah diperlakukan secara tidak manusiawi saat ditahan di Filipina. Padahal mereka bukan pelaku tindak pidana. Mereka hanya korban penipuan travel haji atau kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) nakal. Pemerintah melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Filipina pun bertindak. Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan pemerintah Filipina pun bergerak cepat untuk memulangkan mereka ke Tanah Air. Sebanyak 168 CJH telah kembali ke kampung halaman. Sebelumnya mereka juga diserahterimakan ke pemerintah provinsi masing-masing. Sementara sembilan CJH masih tertahan di Filipina untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Kasus CJH ilegal ini pasti melibatkan jaringan travel haji internasional. Jaringan inilah yang diduga kuat telah memalsukan dokumen-dokumen haji, sehingga CJH ilegal bisa memperoleh paspor Filipina. Terbongkarnya kasus ini harus menjadi pintu masuk untuk melakukan pemeriksaan lanjutan. Apalagi diduga masih ada sekitar seribu CJH Indonesia yang telah lolos berangkat melalui Filipina. Data tersebut berdasarkan asumsi bahwa selama ini Filipina memiliki kuota haji sebanyak 8.000 orang. Kuota ini hanya terpenuhi 7.000 CJH asal Filipina. Seribu kuota sisa itulah yang dimainkan jaringan travel haji internasional dan KBIH di Tanah Air. Jika diteliti secara saksama, kasus pemberangkatan CJH ilegal sesungguhnya juga terjadi di negara-negara dengan jumlah muslim minoritas. Apalagi kuota haji negara-negara minoritas muslim sering tidak terserap. Karena kuotanya selalu tersisa, banyak CJH Indonesia memilih berangkat ibadah haji melalui negara-negara minoritas muslim. Proses berangkat ibadah haji melalui negara-negara minoritas muslim juga sangat sederhana. Seseorang yang ingin menunaikan ibadah haji langsung mendaftar ke travel dengan menyerahkan paspor dan persyaratan lain. Meski mengeluarkan biaya lebih mahal, mereka bisa langsung berangkat tanpa melalui daftar tunggu (waiting list). Semua kebutuhan haji seperti bimbingan ibadah, transportasi, dan akomodasi, dan konsumsi sudah diurus travel.
  • 38. 38 Tawaran berbagai jasa travel haji lintas negara tampak begitu menggoda CJH yang ingin segera berangkat. Apalagi antrean ibadah haji di Tanah Air kini begitu panjang. Di sejumlah daerah antrean ibadah haji bahkan mencapai 20-30 tahun. Kondisi inilah yang memaksa sebagian CJH Indonesia tergoda untuk mengambil jalan pintas. Mereka pasti berpikir bahwa banyak jalan menuju Tanah Suci. Sebagian CJH Indonesia pun sukses berangkat ke Tanah Suci meski berstatus jamaah haji non-kuota. *** Filipina menjadi pilihan karena kuota haji di negeri tetangga ini juga selalu tersisa. Ironisnya, kini CJH ilegal kini meradang. Mereka menjadi korban penipuan bisnis travel haji lintas negara. Semua yang dijanjikan travel haji tidak terpenuhi. Di samping gagal beribadah haji, mereka harus menghadapi persoalan hukum. Persoalan hukum tidak bisa dihindari karena mereka secara langsung atau tidak langsung bisa diduga terlibat pemalsuan dokumen haji. Dokumen CJH ilegal seperti kartu tanda penduduk (KTP) juga masih ditahan di Filipina. Sangat disayangkan karena selalu ada CJH yang tertipu travel haji dan KBIH nakal. Padahal niat suci untuk menunaikan ibadah haji semestinya tidak dikotori dengan tindakan melanggar hukum. Apalagi ajaran agama menegaskan ibadah haji merupakan panggilan Allah SWT pada orang yang mampu (QS. Ali Imran: 97). Berarti seseorang tidak boleh memaksakan diri menunaikan ibadah haji jika belum waktunya. Ibadah haji juga harus berlandaskan niat suci dan berbekal takwa (QS. Al-Baqarah: 197). Sebagai pihak yang memiliki otoritas dalam penyelenggara ibadah haji, Kementerian Agama (Kemenag) harus menjadikan kasus pemberangkatan CJH Indonesia dari Filipina sebagai pelajaran. Kemenag dituntut untuk menyelesaikan kasus ini secara adil. Meski ada kesalahan hukum, CJH yang gagal berangkat merupakan korban. Karena itu yang harus ditindak adalah KBIH-nya. Kemenag harus mencabut izin KBIH-KBIH yang nakal. Ketegasan Kemenag penting sebagai pelajaran pada KBIH dan travel yang ingin mengambil keuntungan finansial dari problem pengelolaan ibadah haji di Tanah Air. Agar kasus pemberangkatan CJH ilegal tidak terulang, Kemenag dituntut segera menemukan solusi problem antrean ibadah haji yang semakin mengular. Solusinya, Kemenag bisa mengambil langkah moratorium pendaftaran ibadah haji untuk sementara waktu. Langkah ini secara otomatis bisa menghambat laju antrean CJH. Kemenag juga harus melakukan lobi pada pemerintah Kerajaan Arab Saudi (KAS) untuk memperoleh penambahan kuota haji. Meski harus diakui, penambahan kuota haji untuk Indonesia sangat kecil peluangnya. Itu karena pemerintah KAS justru ingin meminimalisasi keruwetan jamaah haji. Apalagi hampir setiap tahun terjadi musibah di Mina, tempat melontar jumrah (jamarat) akibat berjubelnya jamaah. Jika beberapa opsi itu masih sulit direalisasikan, Kemenag harus benar-benar melaksanakan ketentuan tentang penyelenggaraan ibadah haji sebagaimana tertuang dalam Peraturan
  • 39. 39 Menteri Agama (PMA) Nomor 29/2015. PMA ini menjadi dasar Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Nomor 28/2016 yang mengatur pendaftaran ibadah haji. Ditegaskan dalam Keputusan Dirjen PHU, bahwa seseorang yang pernah menunaikan haji baru bisa mendaftar haji setelah 10 tahun. Keputusan Dirjen PHU juga mengatur batasan usia minimal pendaftar haji, yakni 12 tahun. PMA dan Keputusan Dirjen PHU penting sebagai bagian dari solusi berjubelnya antrean CJH. Untuk melaksanakan peraturan ini, Kemenag pasti tidak bisa bekerja sendiri. Kemenag harus memaksimalkan jaringan institusinya. Tokoh-tokoh agama serta kiai di pesantren dan majelis taklim juga bisa dilibatkan. Semua elemen harus bergerak untuk meyakinkan pada umat bahwa ibadah haji lebih dari sekali tanpa alasan syar’i merupakan kezaliman yang besar (dzulm adhim). Dengan begitu, gerakan ibadah haji cukup sekali pada saatnya akan sukses. Bukankah Nabi Muhammad SAW juga hanya berhaji sekali sepanjang hayat beliau? BIYANTO Dosen UIN Sunan Ampel dan Wakil Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur
  • 40. 40 Berkurban, Yuk! 09-09-2016 Hari Raya Haji juga disebut Idul Adha atau Idul Kurban, yaitu menyembelih hewan untuk dibagi-bagi kepada fakir miskin. Secara historis, Idul Adha mengenang kembali kemenangan Ibrahim ketika dinyatakan lulus ujian oleh Allah SWT saat diperintah untuk menyembelih putranya yang bernama Ismail, yang sudah puluhan tahun ditunggu-tunggu kelahirannya. Sebuah ujian yang mahaberat. Jangankan mengurbankan putra tersayang, banyak dari kita yang diperintah memotong sebagian hartanya untuk berzakat dan bersedekah saja sangat berat. Rupanya yang diminta Allah kepada Ibrahim itu bukannya menyembelih anak manusia, melainkan memotong berhala yang bersemayam di hati agar kebanggaan dan kecintaan kepada anak itu jangan sampai mengalahkan kecintaan dan ketaatan kepada Allah. Ternyata Ibrahim lulus sehingga doanya dikabulkan, yaitu diganjar keturunan yang unggul, hebat, dan saleh yang menurunkan sekian banyak nabi, termasuk Isa dan Muhammad. Nabi Ibrahim pun memperoleh gelar Kholilullah, Kekasih Allah. Kalau saja berita dan cerita perintah penyembelihan itu tidak tertulis dalam Alquran, nalar saya sulit memercayainya. Melaksanakan perintah kurban itu semata karena Allah dan untuk Allah, tetapi wujud material dagingnya disampaikan dan dinikmati fakir miskin. Di sini muncul formula bahwa dalam Islam yang namanya pengabdian atau penghambaan kepada Alah yang bersifat vertikal itu mesti membawa dampak nyata untuk kebaikan kehidupan sosial yang bersifat horizontal. Ini juga tercermin dalam berbagai ibadah lain. Misalnya ibadah puasa, kualitas puasa itu mesti juga diwujudkan dalam sikap menjaga diri jangan sampai menyakiti orang lain. Yang ikut puasa adalah pikirannya, lisannya, kakinya, matanya, telinganya, yang semua itu berlangsung dalam konteks sosial, jangan merugikan orang lain. Jadi, kata “kurban” itu sendiri yang artinya dekat telah menjadi bahasa Indonesia seperti dalam kata “teman karib” atau “kekerabatan”. Menyembelih hewan kurban memiliki maksud untuk mendekatkan diri kepada Allah, tetapi dengan jalan mendekati dan menyayangi fakir miskin yang disimbolisasi dengan pemberian daging hewan kurban. Dalam Alquran disebutkan, yang sampai kepada Allah itu ketakwaannya, adapun dagingnya untuk dinikmati manusia. Allah Mahasuci, tidak makan dan tidak minum. Ajaran kurban dalam Islam ini sekaligus juga mengoreksi tradisi kurban yang mempersembahkan sesaji berupa makanan atau manusia untuk para dewa atau makhluk-makhluk gaib. Itu dilarang dalam Islam.
  • 41. 41 Mesti kita beri apresiasi, tradisi dan pelatihan berkurban ini semakin menyebar di kalangan anak-anak sekolah. Oleh gurunya mereka diajari menabung selama setahun, sedikit demi sedikit, lalu setelah terkumpul uangnya dibelikan kambing atau sapi menjelang Idul Kurban. Pendidikan berkurban ini juga dilakukan di lingkungan keluarga. Ini pendidikan yang bagus agar anak-anak memiliki sikap kepedulian kepada orang lain sebagai rasa syukur kepada Allah sejak kecil. Juga agar tertanam nilai serta keyakinan bahwa dalam harta kita itu terdapat milik fakir miskin yang dititipkan Allah kepada kita. Karena itu hak milik fakir miskin, mesti kita berikan kepada yang berhak. Jika hak orang lain tidak dikeluarkan, ibarat susu sebelanga dibuat rusak oleh setitik racun sianida. Jadi, semangat berkurban adalah semangat berbagi, mengeluarkan harta orang lain yang menempel pada harta kita. Makanya menjadi ironis menyaksikan orang sudah berhaji dan sering berumrah melakukan korupsi. Mengambil hak orang lain. Tak ubahnya mengoleksi sampah dan bangkai untuk dijadikan tempat tidurnya dan makanannya. Ironis dan tragis, retorika dan simbol agama ditonjol-tonjolkan setiap menjelang pilkada dan pemilu, tetapi setelah menang perilakunya menodai dan melecehkan agama, yang juga melecehkan kehormatan diri dan keluarganya. PROF DR KOMARUDDIN HIDAYAT Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah @komar_hidayat
  • 42. 42 Ajaran Kurban: Pengamalan Humanitarianisme Islam 10-09-2016 Setiap kali Idul Adha (Hari Raya Kurban) datang, umat Islam yang berkecukupan harta melaksanakan perintah berkurban dengan cara menyembelih kambing, sapi, atau kerbau. Ajaran berkurban bermula dari perintah Allah kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih putra tercintanya Ismail. Perintah Allah tersebut dapat dibaca dalam Alquran: ”Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah, bagaimana pendapatmu? Ia menjawab: Hai bapakku, laksanakanlah apa yang Allah perintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya), dan Kami panggillah dia: Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata, dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS.Ash- Shafat: 102-107). Dengan penuh perasaan tulus dan ikhlas, Nabi Ibrahim mematuhi perintah Allah untuk menyembelih putra tercintanya Ismail. Ketika penyembelihan sudah siap dilakukan, Allah dengan kemahakuasaan-Nya mengganti Ismail dengan seekor domba, dan domba itulah yang akhirnya disembelih oleh Nabi Ibrahim. Peristiwa inilah yang menjadi dasar perintah berkurban dan perintah ini diteruskan dan dilestarikan oleh Nabi Muhammad sebagai ajaran Islam. Para pengamal kurban menyerahkan hewan kurban mereka (kambing, domba, atau sapi) kepada panitia atau takmir masjid agar hewan-hewan kurban itu disembelih dan dagingnya diberikan kepada kaum duafa. Kadang-kadang panitia kurban di masjid-masjid kota menyerahkan hewan kurban itu dalam keadaan hidup kepada panitia kurban di masjid-masjid desa atau kampung untuk disembelih dan dagingnya dibagikan kepada kaum duafa di desa atau kampung tersebut. Makna dan Esensi Ajaran kurban mengandung makna dan esensi yang sangat dalam dan luas. Pertama, ajaran kurban mendidik manusia untuk ”menyembelih” nafsu-nafsu hewaniah yang ada dalam dirinya. Nafsu-nafsu hewaniah yang berbentuk egoisme, ananiah, ketamakan, keserakahan
  • 43. 43 (harta dan kekuasaan), sifat kebinatangan, kejalangan, dan kejahatan lainnya haruslah dikekang dan bahkan harus dilenyapkan dalam diri manusia. Dengan kata lain, perintah Allah untuk menyembelih hewan kurban itu sebenarnya melambangkan penyembelihan nafsu-nafsu hewaniah yang terdapat dalam diri manusia itu. Makna simbolis-teologis ajaran kurban itu bukan terletak pada darah dan daging kurban itu, juga bukan darah dan daging itu yang sampai kepada Allah, tetapi terletak pada derajat kemanusiaan dan kualitas takwa dari orang yang berkurban itu, dan kualitas takwa itulah yang pada hakikatnya sampai kepada Tuhan. Kedua, ajaran kurban merupakan bentuk kepekaan dan kepedulian sosial. Adanya kepekaan, kesantunan, dan kepedulian dari seseorang (kelompok masyarakat) kepada orang (kelompok) lain merupakan pertanda adanya kebersamaan, kesetiakawanan, dan solidaritas sosial. Apabila kepekaan sosial ini luntur atau tergerus sama sekali, solidaritas dan kesetiakawanan sosial juga akan luntur atau hilang. Apabila ini terjadi maka tidak mustahil akan terjadi kecemburuan sosial yang pada gilirannya akan menimbulkan gejolak dan kerusuhan-kerusuhan sosial dalam kehidupan masyarakat. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya disharmoni dan disintegrasi sosial yang tentunya akan berdampak luas terhadap kehidupan politik, ekonomi, dan sosial budaya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Ketiga, ajaran kurban mendidik manusia untuk senantiasa bersikap ikhlas dan tulus sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Ibrahim dan putranya Ismail. Melalui ajaran kurban, manusia dididik untuk berkorban secara ikhlas dan tulus dalam hidupnya. Para syuhada dan pahlawan kemerdekaan yang telah gugur dalam rangka membela Tanah Air merupakan contoh konkret yang perlu kita teladani dan kita warisi semangat juang dan semangat pengorbanan mereka dalam membela dan mempertahankan kemerdekaan, keadilan, kebenaran, kejujuran, keikhlasan, dan ketulusan. Sifat-sifat terpuji, karakter yang baik, dan kualitas mental dan akhlak seperti inilah yang masih tetap diperlukan oleh umat Islam khususnya, dan bangsa Indonesia pada umumnya dalam mengabdi dan berdedikasi kepada nusa dan bangsa sekarang ini. Humanitarianisme Islam Secara doktrinal teologis, ajaran kurban merupakan salah satu aspek pengamalan humanitarianisme dalam Islam. Seperti halnya dalam ajaran zakat (harta dan fitrah), aspek humanitarianisme Islam sangat terasa dalam ajaran kurban. Ajaran kurban menggugah kembali daya kepekaan iman, kepekaan moral, dan kepekaan sosial umat Islam yang berkecukupan untuk berbagai rezeki kepada kaum duafa dan orang-orang yang lemah dan tidak/kurang beruntung secara sosial-ekonomi. Ajaran kurban mendorong orang-orang yang mampu untuk berbagi rezeki dengan cara
  • 44. 44 memberikan sebagian harta mereka kepada orang-orang yang tidak mampu, yang memang sepatutnya untuk mendapat bantuan kemanusiaan. Lebih-lebih di tengah-tengah banyaknya musibah yang terjadi secara bertubi-tubi di banyak daerah di Tanah Air dewasa ini. Berbagai musibah dan bencana alam di banyak kota dan daerah (seperti tanah longsor, banjir bandang, puting beliung, gelombang pasang, dll.) telah banyak merenggut korban meninggal dunia, hilang, luka-luka, harta benda ludes dan terhanyut, sawah ladang terendam, dan rumah luluh lantak. Peristiwa-peristiwa tragis seperti itu sudah selayaknya mengetuk hati nurani kita dan menggugah kepekaan dan kepedulian sosial kita untuk mengulurkan tangan, memberikan bantuan dan sumbangan kemanusiaan kepada para korban, keluarga korban, dan para pengungsi yang banyak jumlahnya dan ditampung di tenda-tenda penampungan. Mereka adalah saudara-saudara kita sebangsa-setanah air yang memerlukan bantuan kemanusiaan. Ajaran kurban selalu dan tetap relevan untuk diamalkan karena ajaran tersebut merupakan manifestasi kepekaan dan realisasi kepedulian sosial yang menjadi inti sejati pengamalan humanitarianisme Islam. FAISAL ISMAIL Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
  • 45. 45 Hidup Hanya Mampir Ketawa 10-09-2016 Mungkin hidup ini ekspresi sebuah humor yang tak dimaksudkan secara sengaja untuk berhumor. Kalau tidak, apa sebabnya di negeri kaya raya ini rakyatnya miskin hampir abadi dan tak berdaya menghadapi kemiskinannya sendiri? Dalil kesementaraan hidup yang mengatakan ’urip mung mampir ngombe’ itu apa masih relevan? Bagaimana kalau pandangan dunia Jawa yang optimistis itu diganti ’urip mung mampir ngguyu’ (hidup hanya mampir ketawa) yang lebih netral dan realistik sehingga dagelan pemerintah yang mengatakan kebudayaan itu penting, tetapi segenap sepak terjangnya yang tak pernah peduli pada kebudayaan itu tak perlu dianggap kemunafikan? ’Urip mampir ngguyu’ lebih sehat dibanding ’urip mampir ngombe’ di dalam kemiskinan kota-kota zaman sekarang yang tak bisa menyediakan air bersih bagi warganya. Inilah humor pemerintah yang sukar untuk dianggap humor —mungkin ini humor yang tak lucu— karena pertaruhannya kesehatan warga masyarakat yang tabah menanti kapan revolusi mental berubah dari omongan menjadi pelayanan publik yang sudah ditunggu-nunggu sejak dulu. Ada humor yang tak lucu? Banyak. Di seminar-seminar, atau di tengah kerumunan orang banyak, selalu ada saja orang yang mencoba dengan susah payah membuat lelucon. Tapi hanya si pembuat lelucon itu sendiri yang ketawa ’kepingkel-pingkel’ (terbahak-bahak) dan orang lain hanya saling memandang tak mengerti. Di dunia pelawak pun sejak dulu ada orang dalam jenis seperti itu. Eddy Sud dulu selalu setia memainkan peran tak lucu itu. Dia melucu dan sukses besar membuat dirinya sendiri terbahak-bahak, sedangkan penonton memandangnya dengan rasa iba, dan kagum, kok ada pelawak yang begitu tabah menjalani profesinya yang demikian hampanya. Mungkin baik ditegaskan di sini bahwa hingga hari ini jenis pelawak yang hanya menghibur dirinya sendiri seperti itu masih banyak. Dan, kita harus menahan dengan penuh kesabaran karena misi kita yang paling utama, yaitu ’mampir ngguyu’ jelas tak terpenuhi. Kasihan kita ini. Tapi mungkin, sebenarnya, para pelawak jenis itulah yang paling kasihan. Tapi mau apa kita? *** Pada umumnya, humor ’diciptakan’ oleh humoris tulen untuk mengundang gelak tawa segar, dan sehat, sehingga misi humor terpenuhi dan misi kita ’mampir ngguyu’ tadi tak begitu sia-
  • 46. 46 sia. Selain itu ada humor getir, yaitu humor yang lebih dimaksudkan untuk berkeluh kesah mengenai nasib si pembuat humor itu sendiri. Harus dicatat di sini bahwa tak semua humor, termasuk humor kelas tinggi, harus menimbulkan ketawa. Humor jenis itu membuat kita merenung secara mendalam. Tapi humor getir dan nelangsa, lain lagi. Kita, sebagai pendengar, bukan tertawa gembira, bukan ikut memikirkan nasibnya, tapi kita merasa seperti ditampar di pipi kiri kita, sambil bertanya apa salahku kok tiba-tiba mendengar lelucon yang demikian menyiksa? Otomatis kita tak bisa memberikan dengan suka rela agar pipi kanan kita juga ditampar. Dalam humor kaum sufi ada seekor anjing yang lapor kepada Tuhan karena ditendang oleh seorang sufi. Tuhan menanggapi serius laporan itu dan bertanya kepada sang sufi, mengapa dia menendangnya. Sang sufi menjelaskan bahwa si anjing menggigit hingga sobek jubahnya. Tuhan bertanya pada si anjing, kenapa dia berbuat begitu, dan dengan enteng si anjing menjawab: aku kira karena dia sufi maka tak mungkin dia marah biarpun jubahnya tersobek. Ada lagi humor yang tak begitu sengaja dimaksudkan untuk berhumor, tetapi bisa membikin ledakan tawa yang dahsyat. Orang yang punya kemampuan seperti itu biasanya juga bukan pelawak. Dia hanya berkata secara rileks, apa adanya, dan ketika orang lain ketawa terbahak- bahak, dia sendiri tak ikut ketawa, Gus Dur jelas termasuk jenis itu, tetapi ada sedikit bedanya: ada kalanya —meskipun tidak seperti Eddy Sud atau pelawak lain yang tak lucu— Gus Dur suka ikut ketawa dan muncullah humor-humor berikutnya. Humor Suroto, Sumiyati, Joni Gudel, Gepeng, di Srimulat, harus dicatat sebagai yang terbaik di zamannya, dan tak muncul lagi di zaman berikutnya. Mungkin Basiyo juga tergolong yang terbaik di dalam kategori yang lain dari Srimulat karena medium Basiyo berbeda. Kelompok Bagyo, Bing Slamet, Ateng, bisa menjamin cita-cita ’urip mampir ngguyu’ tadi tercapai. Begitu juga Mang Diman dan mang Dudung dalam grup reog BKAK. Ini kisah zaman dulu, ketika polisi terbaik di dunia, Pak Hoegeng masih ada. Kelihatannya, dulu polisi punya humor yang baik. Sekarang tidak lagi. Hubungan Pak Hoegeng sendiri dengan Bung Karno sangat istimewa. Lucu. Cerdas. Demokratis. Setara. Dan itulah potret pemimpin yang kita dambakan. Dalam suatu jamuan di Istana Negara, ketika Bung Karno menerima lulusan tertinggi sekolah polisi, Pak Hoegeng termasuk di dalamnya. Bung Karno bertanya siapa namanya, dan dijawab: Hoegeng. Hoegeng apa Soegeng? Hoegeng Pak. Orang Jawa kok Hoegeng. Mestinya kan Soegeng, atau Soekarno gitu, kata Bung Karno. Pak Hoegeng menjawab: Kalau itu tidak mungkin Pak. Kenapa, tanya Bung Karno. Karena sopir saya namanya Soekarno. Pak Hoegeng sangat berani dan Bung Karno, sungguh tidak marah. Dunia pedalangan punya humornya sendiri. Dan humor pedalangan biasanya menggambarkan parodi wong cilik. Tapi humor yang tak terucap, yang hanya diungkapkan melalui struktur lakon yang dipertunjukkan, nampak ejekan wong cilik pada kalangan atas
  • 47. 47 yang angkuh dan sok berkuasa. Tokoh penting di dalam lakon itu dipermalukan karena kalah dengan wong cilik. Dan penonton memetik suatu renungan mengenai kearifan hidup yang terkadang satiris. Kartunis Joni Hidayat mentereng sekali ketika membandingkan tukang jahit terbaik. Para penjahit yang berderet di pinggir jalan yang sama menulis kehebatan masing-masing. Satu: terbaik di Jakarta. Dua: terbaik di Jawa. Tiga: terbaik di Indonesia. Empat: terbaik di dunia. Lima: terbaik di sepanjang jalan ini. Kelihatannya ini humor paling monumental dan pelawak mungkin tak bisa berhumor seperti ini. Juga humor Jono mengenai air kencur. Ada karikatur anak laki-laki, kecil telanjang, pipis secara merdeka, ditujukan ke atas, dan air pipisnya membentuk sejenis air mancur. Joni menulis di bawah gambar itu: air ken…cur. Mungkin humor lisan dan humor tertulis macam itu memang berbeda. Lucunya berbeda, efek kelucuannya pun berbeda. Mungkin suatu jenis humor diungkapkan sebagai rasa marah, kesal, jengkel, dan niat mengejek atau sejenis balas dendam. Karena itu, tak mengherankan bila humor bisa mengandung bias gender, bias generasi, bias kelas, dan bias etnis. Tiap etnis memiliki peluang untuk diejek atau ditertawakan oleh etnis lain. Tetapi ejek- mengejek dan sikap saling menertawakan seperti ini harus dilihat bukan sebagai semangat saling mendendam melainkan sebaliknya: kita, tiap etnis, tumbuh dewasa, makin matang dan makin bijaksana. Mungkin ada kegetiran tertentu dalam hidup berbangsa, yang merupakan himpunan berbagai etnis. Mungkin ada ketidaksabaran tertentu menghadapi kelambanan etnis lain. Mungkin etnis lain merasa tak begitu gembira menghadapi kecenderungan sifat etnis tetangganya yang dianggap sombong, atau ambisius. Tapi ini semua, dalam struktur budaya suatu bangsa yang plural, multietnis dan multiagama seperti bangsa kita, membuat kita berbahagia karena kita bisa menerima kenyataan hidup seperti itu dengan sikap orang dewasa dan dengan kematangan psikologis yang mengagumkan dan dengan kematangan politik yang tak terduga. Siapa tahu anggapan bahwa kita bangsa besar itu ternyata benar. MOHAMAD SOBARY Esais; Anggota Pengurus Masyarakat Bangga Produk Indonesia, untuk Advokasi, Mediasi, dan Promosi. Penggemar Sirih dan Cengkih, buat Kesehatan.
  • 48. 48 Mengaca Warisan Seni Istana 10-09-2016 Bulan yang sakral Agustus lalu, masyarakat luas disuguhi pameran besar seni rupa yang berkonteks sejarah dan kebangsaan. Ada sisi mencerahkan di sana sekaligus noktah kelemahan yang selayaknya membuat refleksi, menghadirkan sebuah cermin bersama. Perhelatan besar sebulan penuh berjuluk “Goresan Juang Kemerdekaan” tampaknya oleh penyelenggara dimaksudkan juga sebagai peristiwa sangat penting dalam perspektif membangun karakter kebudayaan nasional. Karena pertama kali dalam sejarah, Istana Presiden dengan harta keseniannya ”turun gunung” sejak era Soekarno, dan publik bisa mengakses koleksi-koleksinya yang tak ternilai. Memuaskan rasa kehausan spiritual akan makna menjadi manusia dan imajinasi keindonesiaan yang diwariskan sampai hari ini oleh para pendahulu kita. Kepanitiaan acara merupakan kerja bareng tiga kementerian, yakni Sekretariat Negara, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Badan Ekonomi Kreatif, serta dukungan dari BUMN Bank Mandiri yang terlihat berupaya keras menghelat perhelatan lebih menggigit. Dan, ini dibuktikan dengan lebih dari 30.000-an pengunjung diestimasikan sampai akhir bulan berduyun-duyun menyaksikannya di Galeri Nasional. Melegakan rasanya. Seperti yang kita tahu Istana Presiden tak lagi nun jauh tak terjangkau dan ”eksklusif” di atas sana. Pada akhirnya ada sebuah momen meredusasi jarak dengan masyarakat dan upaya istana menjadi wahana terbuka bagi ide-ide dan semangat keberpihakan pada nilai-nilai intagible. Menjadikan istana ”rumah budaya rakyat” lewat pameran koleksi lukisan. Namun di sisi lain, seperti pernyataan di awal tulisan, hajatan seni besar ini ikut menyumbang keprihatinan dengan karya-karya yang ”cacat” atau dalam kondisi yang buruk. Apalagi di sesi sebuah seminar dalam rangkaian acara pameran itu, Guruh Soekarno Putra yang menjadi salah satu pewaris karya-karya almarhum ayahnya mengingatkan dengan mengutip buku Cindy Adams bahwa Soekarno mengatakan ”semua karya itu kuwariskan kepada rakyat Indonesia kala saya meninggal”. Soekarno memang secara pribadi mengakuisisi karya-karya sejumlah ribuan koleksi istana dari koceknya sendiri dengan bukti lukisan dengan teks ”milik Ir. Soekarno” di belakang kanvas. Ucapan Soekarno tersebut seharusnya serius diperhatikan oleh rezim penguasa saat ini dengan menimbang harta telah tersedia dan negara wajib memeliharanya untuk rakyat. Urgensi Konservasi & Dewan Kurator
  • 49. 49 Bisa dipastikan publik seni, pendidik dan akademisi, atau masyarakat umum yang memperhatikan dengan saksama pameran atau menyempatkan diri berkunjung lebih dari sekali ke Galeri Nasional akan terkagum-kagum sekaligus sedih. Sebanyak 28 lukisan dari para seniman besar dan satu buah lukisan karya Soekarno, semuanya menggentarkan hati. Betapa tidak, kita memiliki ingatan-ingatan masa lalu dan dihamparkan dengan cara-cara artistik. Dari sorot mata ketegaran Diponegoro tatkala ditangkap HM de Kock, sampai paras ekspresifnya potret HOS Cokroaminoto yang sangat percaya diri. Dari karya Sudjojono yang lugas sampai Covarubias yang tampak glamor meski di era 30-an. Atau yang heroik ini: dari kronik pertempuran di Yogyakarta selama Agresi Militer Belanda II sampai yang bernuansa empatik, wajah pucat perempuan lemah bernama Adhesi di masa-masa revolusi fisik tahun 1939. Kesedihan menyeruak tiba-tiba pada kita; ingatan kebangsaan lewat lukisan dan nasibnya. Terutama menyaksikan rapuhnya di tiga karya penting, yakni lukisan potret ”Kartini” milik Trubus, ”Kawan-Kawan Revolusi” karya Sudjojono, dan hasil karya Henk Ngantung dengan judul ”Memanah”. Seniman yang sempat menjadi gubernur ini menyodorkan kondisi lukisan yang paling mengenaskan, hampir separuh imej lukisan sudah tidak bisa terlihat dengan jelas. Karya ”Memanah” sarat dengan data sejarah yang pengunjung pameran Goresan Juang Kemerdekaan bisa melihat lukisan ini menjadi latar belakang di film dokumentasi pendek tentang jumpa pers kemerdekaan RI dengan jurnalis lokal dan asing di Istana Negara pada 1945. Konservasi adalah tindakan paling urgen dilakukan, tak hanya wilayah sosialisasi dan pendidikan semacam pameran besar yang bisa diakses masyarakat. Tidak lagi ”lip service” untuk berupa tampil seolah pemerintah dan masyarakat berdiri sejajar bersama mengenang yang silam dengan takzim. Lebih dari itu, generasi mendatang menuntut kerja konkret dari karya-karya yang harus tetap dilestarikan itu. Momen tepat memang ekshibisi seni pada Agustus untuk menangguk respons publik dan 71 tahun ingatan kemerdekaan lewat seni itu harus dijaga dengan saksama. Proses konservasi laiknya dilakukan dengan membentuk sebuah Dewan Kurator, dan idealnya memang terdiri dari mereka-mereka yang ahli dalam perawatan dan restorasi benda- benda seni yang berharga dan berusia lebih dari 50 tahun. Penulis mendapatkan informasi dari kalangan internal Sekretariat Negara bahwa tak ada sumber daya manusia yang cukup memadai di sana yang selama ini harus memedulikan 3.000-an warisan tak ternilai yang dikelola negara di enam istana presiden, yakni Istana Merdeka, Istana Negara (Jakarta), Istana Cipanas, Istana Bogor, Istana DI Yogyakarta, serta Istana Tampak Siring (Bali). Dewan Kurator semestinya dipilih dan diatur oleh sebuah produk hukum yang mengikat. Kita berharap tentunya kekuatan politik seperti keppres perlu dihadirkan untuk menjamin para