SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Budayawan & Politisi
Pancasilais
Sonia Hari Agatha (16030174054)
Budayawan - Pancasila
Budayawan  seseorang dengan pengetahuan
budaya dan atau yang berkecimpung di dalamnya.
Dalam hal ini, sosok budayawan adalah seseorang
yang supel, artikulatif, dan perannya di
masyarakat kurang lebih mirip minuman
beralkohol, yakni sebagai ‘pelumas sosial.’
Budayawan tak boleh terlalu ke kiri atau terlalu ke kanan.
Agak melipir ke kiri sedikit bolehlah, tapi camkan selalu sabda Nabi:
‘sebaik-baiknya pendapat adalah yang di tengah-tengah.’
Ucapan-ucapan Anda pada dasarnya adalah petuah, sehingga
harus berpijak pada ‘moral’ dan ‘nurani,’ bukan ‘politik.’ Kebudayaan,
menurut Anda, berpangkal pada moral. Meletakkan kebudayaan
sebagai alat politik sama saja dengan melacurkannya.
Apabila Anda ingin menunjukkan keberpihakan, berpihaklah
pada sesuatu yang samar, seperti ‘rakyat,’ ‘bangsa,’ ‘integritas,’ dan
‘kemajemukan.’ Yakinkan juga hadirin Anda bahwa keempat-
empatnya sedang ‘berada di titik nadir.’ Sebaliknya, musuh Anda
haruslah sesuatu yang super-abstrak, misalnya: ‘defisit etika’ dan
‘republik yang tak berpijak pada akal sehat’.
Apabila Anda sedang menulis esai, hindari uraian sistematis.
Tulislah kalimat-kalimat bersayap seperti: ‘jangan lihat persoalan
secara hitam-putih; kembalilah ke hati nurani kita’ (derajat kalimat ini
sama dengan: ‘Anda pilih bir atau susu saat sarapan, itu tergantung
situasi ranjang Anda semalam’), atau ‘bersama merawat kebebasan’
(kalau belum punya kebebasan apanya yang mau dirawat dong?).
Apabila ada penerbit yang berminat mempublikasikan
kumpulan tulisan Anda (entah itu esai atau naskah drama yang entah
kapan dipentaskan), ajukan judul-judul apokaliptik yang
mengesankan negara dalam keadaaan ‘darurat moral’ seperti
‘Republik Maling,’ ‘Republik Makelar,’ atau ‘Republik Tikus.’ Windu W.
Jusuf
Prof.Dr. Hotman Siahaan, mengatakan bahwa
kebudayaan adalah sumber dari keteladanan.
Penyebarluasan nilai-nilai Pancasila sangat
membutuhkan keteladanan, tapi persoalannya adalah,
saat ini kita sedang dilanda oleh krisis
keteladanan. “Kita tidak lagi punya creative minority
atau sekelompok kecil orang-orang kreatif yang di
masa lalu senantiasa membuahkan keteladanan,” kata
Prof Hotman. Salah satu penyebab krisis keteladanan
itu adalah karena abainya masyarakat pada
kebudayaan, yang salah satu turunannya adalah
kesenian.
"Dalam sebuah produksi pertunjukan Ludruk
misalnya, perkara perbedaan agama, perbedaan
status sosial, telah dilampaui. Orang tidak akan
bertanya apa agama Anda, apa ideologi Anda, tapi
semuanya melebur dalam sebuah situasi kerja
sama atau kegotongroyongan dalam melahirkan
sebuah karya yang bisa dinikmati oleh banyak
orang," Justru, nilai-nilai Pancasila telah menjadi
kebiasaan di dunia kesenian. “Dalam iklim kreatif,
khususnya dunia kesenian, nilai-nilai Pancasila
sesungguhnya telah menjadi kebiasaan,”Zastrouw Al-Ngatawi
“Pancasila jangan hanya sebagai hiasan di dinding,
tetapi hakikatnya Pancasila adalah kesepakatan
bangsa," kata Franz Magnis Suseno. Pancasila
merupakan kesepakatan bangsa dalam menerima
identitas pada setiap perbedaan.
Sila pertama adalah meyakini adanya Tuhan dalam
hati semua rakyat Indonesia. Sila kedua dimaknai
dengan menolak adanya kekerasan pada nilai-nilai
manusia. Sila ketiga, mengenai pentingnya persatuan
bangsa. Selanjutnya sila keempat, dimaknai jangan
sampai demokrasi yang sudah ada hilang begitu saja,
serta sila kelima adalah yang terus masih
diperjuangkan yakni keadilan sosial.
Politisi Pancasilais
Politisi Pancasila  Pelaku Politik yang
berkarakter dan bermental Pancasila dalam
menjalankan kerja-kerja politik demi terwujudnya
masyarakat yang adil, sejahtera dan sentosa.
1. Ketuhanan yang Maha Esa
Politisi yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa,
adalah politisi yang memahami bahwa hakikat
terciptanya manusia sebagai pemimpin sekaligus
pengelola sumber daya alam. Dirinya merupakan
perwakilan Tuhan dalam menjaga eksistensi nilai-
nilai ajaran agama serta memberikan percontohan
dalam memperlihatkan gerakan politik dibawah
naungan agama.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Politisi ber-Kemanusiaan Yang Adil dan
Beradab, mencerminkan sosok sesuai bayangan
keadilan penuh aturan tanpa membabi buta.
Akhlaknya menjunjung tinggi aturan baik itu internal
kepartaian maupun aturan kepatutan norma
kemasyarakan sebagai tanda beradabnya seorang
insan.
Politisi seharusnya mendahulukan pemenuhan
keadilan yang seadil-adilnya berkesesuaian dengan
etika politik santun. Harmonis gerakan politik tidak
mengumbar hasutan berbingkai hujatan dalam
membangun opini publik kearah perseteruan jiwa
yang mengarah pada ketidakpercayaan.
3. Persatuan Indonesia
Politisi berjiwa Persatuan Indonesia, selalu
berupaya menjaga persatuan dan kesatuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Pengokohan Bhineka
Tunggal Ika ke lembar-lembar kehidupan
memutuskan benang kusut koalisi.
Politisi ini harus mengupayakan kesetaraan
pembangunan pendidikan, ekonomi, sosial, budaya
dan keikutsertaan dalam politik secara merata.
Pemihakan terhadap nusantara dengan mengubah
frame berfikir bahwa setiap manusia yang lahir dibumi
Indonesia berhak menjabat posisi strategis melampaui
daerah asalnya.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksaan dalam
Permusyawaratan/PerwakilanPolitisi ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, merupakan politisi dengan karakter
kebersamaan menghuni rumah ‘mufakat’. Cerdas
dalam komunikasi dan bijak menghadapi persoalan
bangsa.
Juga mampu meneruskan semangat
kebersamaan dengan perwakilan berbasis logika dan
data. Selalu mempercayakan kesempatan pada wakil-
wakil termasuk di legislatif, eksekutif dan yudikatif
membangun kesepahaman menciptakan kondisi
masyarakat adil makmur dan sentosa.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia
Politisi ber-Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
indonesia, adalah politisi yang menjaga semangat
advokasi pemenuhan keadilan disemua sektor
pembangunan untuk kemajuan bangsa. Politisi
juga sebagai agent of social control, artinya
menjaga situasi yang kondusif dalam menyuburi
bumi pertiwi atas persamaan dan hak-hak setiap
manusia yang dijamin oleh konstitusi Indonesia.

More Related Content

Similar to Budayawan dan politisi pancasilais

PPT-UEU-Pendidikan-Pancasila-Pertemuan-8.pptx
PPT-UEU-Pendidikan-Pancasila-Pertemuan-8.pptxPPT-UEU-Pendidikan-Pancasila-Pertemuan-8.pptx
PPT-UEU-Pendidikan-Pancasila-Pertemuan-8.pptx
anasthasiarosselini
 
Pendidikan populis berwawasan budaya atau nilai
Pendidikan populis berwawasan budaya atau nilaiPendidikan populis berwawasan budaya atau nilai
Pendidikan populis berwawasan budaya atau nilai
Anggit Diaz
 
Pancasila sebagai ideologi
Pancasila sebagai ideologiPancasila sebagai ideologi
Pancasila sebagai ideologi
dea merisa
 
Artikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILA
Artikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILAArtikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILA
Artikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILA
Raha Sia
 
Materi diksa- wawasan-budaya
Materi diksa- wawasan-budayaMateri diksa- wawasan-budaya
Materi diksa- wawasan-budaya
R Enroll
 
Makalah pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan
Makalah pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunanMakalah pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan
Makalah pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan
Fahmy Metala
 
Pancasila sebagai filsafat dan ideologi negara
Pancasila sebagai filsafat dan ideologi negaraPancasila sebagai filsafat dan ideologi negara
Pancasila sebagai filsafat dan ideologi negara
julyaneria
 
Persentasi Pancasila Sebagai Filsafat dan Ideologi Negara
Persentasi Pancasila Sebagai Filsafat dan Ideologi Negara Persentasi Pancasila Sebagai Filsafat dan Ideologi Negara
Persentasi Pancasila Sebagai Filsafat dan Ideologi Negara
Julyan Eria
 
Nilai-nilai Pancasila Berakar dari Budaya Bangsa Indonesia
Nilai-nilai Pancasila Berakar dari Budaya Bangsa IndonesiaNilai-nilai Pancasila Berakar dari Budaya Bangsa Indonesia
Nilai-nilai Pancasila Berakar dari Budaya Bangsa Indonesia
metalujay
 
Pendidikan kewarganegaraan (budaya politik)
Pendidikan kewarganegaraan (budaya politik)Pendidikan kewarganegaraan (budaya politik)
Pendidikan kewarganegaraan (budaya politik)
Levana dhea Lumi
 

Similar to Budayawan dan politisi pancasilais (20)

Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
 
Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
 
Pendidikan Pancasila "Pancasila sakti"
Pendidikan Pancasila "Pancasila sakti"Pendidikan Pancasila "Pancasila sakti"
Pendidikan Pancasila "Pancasila sakti"
 
PPT-UEU-Pendidikan-Pancasila-Pertemuan-8.pptx
PPT-UEU-Pendidikan-Pancasila-Pertemuan-8.pptxPPT-UEU-Pendidikan-Pancasila-Pertemuan-8.pptx
PPT-UEU-Pendidikan-Pancasila-Pertemuan-8.pptx
 
Pendidikan populis berwawasan budaya atau nilai
Pendidikan populis berwawasan budaya atau nilaiPendidikan populis berwawasan budaya atau nilai
Pendidikan populis berwawasan budaya atau nilai
 
Pancasila sebagai ideologi
Pancasila sebagai ideologiPancasila sebagai ideologi
Pancasila sebagai ideologi
 
Artikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILA
Artikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILAArtikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILA
Artikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILA
 
3. pancasia dalam sejarah indonesia
3. pancasia dalam sejarah indonesia3. pancasia dalam sejarah indonesia
3. pancasia dalam sejarah indonesia
 
tugas 3 Pancasila
tugas 3 Pancasilatugas 3 Pancasila
tugas 3 Pancasila
 
Materi diksa- wawasan-budaya
Materi diksa- wawasan-budayaMateri diksa- wawasan-budaya
Materi diksa- wawasan-budaya
 
Makalah pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan
Makalah pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunanMakalah pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan
Makalah pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan
 
TM 4 Prinsip Manusia Pancasila_Kelas E_Kelompok 1.pptx
TM 4 Prinsip Manusia Pancasila_Kelas E_Kelompok 1.pptxTM 4 Prinsip Manusia Pancasila_Kelas E_Kelompok 1.pptx
TM 4 Prinsip Manusia Pancasila_Kelas E_Kelompok 1.pptx
 
8b. pancasila sistem etika
8b. pancasila sistem etika8b. pancasila sistem etika
8b. pancasila sistem etika
 
Pancasila sebagai filsafat dan ideologi negara
Pancasila sebagai filsafat dan ideologi negaraPancasila sebagai filsafat dan ideologi negara
Pancasila sebagai filsafat dan ideologi negara
 
Persentasi Pancasila Sebagai Filsafat dan Ideologi Negara
Persentasi Pancasila Sebagai Filsafat dan Ideologi Negara Persentasi Pancasila Sebagai Filsafat dan Ideologi Negara
Persentasi Pancasila Sebagai Filsafat dan Ideologi Negara
 
Nilai-nilai Pancasila Berakar dari Budaya Bangsa Indonesia
Nilai-nilai Pancasila Berakar dari Budaya Bangsa IndonesiaNilai-nilai Pancasila Berakar dari Budaya Bangsa Indonesia
Nilai-nilai Pancasila Berakar dari Budaya Bangsa Indonesia
 
Budaya pPolitik
Budaya pPolitikBudaya pPolitik
Budaya pPolitik
 
Tugas ideologi
Tugas ideologiTugas ideologi
Tugas ideologi
 
Pendidikan kewarganegaraan (budaya politik)
Pendidikan kewarganegaraan (budaya politik)Pendidikan kewarganegaraan (budaya politik)
Pendidikan kewarganegaraan (budaya politik)
 
Makalah pancasila kelompok 4.
Makalah pancasila kelompok 4.Makalah pancasila kelompok 4.
Makalah pancasila kelompok 4.
 

Budayawan dan politisi pancasilais

  • 1. Budayawan & Politisi Pancasilais Sonia Hari Agatha (16030174054)
  • 2. Budayawan - Pancasila Budayawan  seseorang dengan pengetahuan budaya dan atau yang berkecimpung di dalamnya. Dalam hal ini, sosok budayawan adalah seseorang yang supel, artikulatif, dan perannya di masyarakat kurang lebih mirip minuman beralkohol, yakni sebagai ‘pelumas sosial.’
  • 3. Budayawan tak boleh terlalu ke kiri atau terlalu ke kanan. Agak melipir ke kiri sedikit bolehlah, tapi camkan selalu sabda Nabi: ‘sebaik-baiknya pendapat adalah yang di tengah-tengah.’ Ucapan-ucapan Anda pada dasarnya adalah petuah, sehingga harus berpijak pada ‘moral’ dan ‘nurani,’ bukan ‘politik.’ Kebudayaan, menurut Anda, berpangkal pada moral. Meletakkan kebudayaan sebagai alat politik sama saja dengan melacurkannya. Apabila Anda ingin menunjukkan keberpihakan, berpihaklah pada sesuatu yang samar, seperti ‘rakyat,’ ‘bangsa,’ ‘integritas,’ dan ‘kemajemukan.’ Yakinkan juga hadirin Anda bahwa keempat- empatnya sedang ‘berada di titik nadir.’ Sebaliknya, musuh Anda haruslah sesuatu yang super-abstrak, misalnya: ‘defisit etika’ dan ‘republik yang tak berpijak pada akal sehat’. Apabila Anda sedang menulis esai, hindari uraian sistematis. Tulislah kalimat-kalimat bersayap seperti: ‘jangan lihat persoalan secara hitam-putih; kembalilah ke hati nurani kita’ (derajat kalimat ini sama dengan: ‘Anda pilih bir atau susu saat sarapan, itu tergantung situasi ranjang Anda semalam’), atau ‘bersama merawat kebebasan’ (kalau belum punya kebebasan apanya yang mau dirawat dong?). Apabila ada penerbit yang berminat mempublikasikan kumpulan tulisan Anda (entah itu esai atau naskah drama yang entah kapan dipentaskan), ajukan judul-judul apokaliptik yang mengesankan negara dalam keadaaan ‘darurat moral’ seperti ‘Republik Maling,’ ‘Republik Makelar,’ atau ‘Republik Tikus.’ Windu W. Jusuf
  • 4. Prof.Dr. Hotman Siahaan, mengatakan bahwa kebudayaan adalah sumber dari keteladanan. Penyebarluasan nilai-nilai Pancasila sangat membutuhkan keteladanan, tapi persoalannya adalah, saat ini kita sedang dilanda oleh krisis keteladanan. “Kita tidak lagi punya creative minority atau sekelompok kecil orang-orang kreatif yang di masa lalu senantiasa membuahkan keteladanan,” kata Prof Hotman. Salah satu penyebab krisis keteladanan itu adalah karena abainya masyarakat pada kebudayaan, yang salah satu turunannya adalah kesenian.
  • 5. "Dalam sebuah produksi pertunjukan Ludruk misalnya, perkara perbedaan agama, perbedaan status sosial, telah dilampaui. Orang tidak akan bertanya apa agama Anda, apa ideologi Anda, tapi semuanya melebur dalam sebuah situasi kerja sama atau kegotongroyongan dalam melahirkan sebuah karya yang bisa dinikmati oleh banyak orang," Justru, nilai-nilai Pancasila telah menjadi kebiasaan di dunia kesenian. “Dalam iklim kreatif, khususnya dunia kesenian, nilai-nilai Pancasila sesungguhnya telah menjadi kebiasaan,”Zastrouw Al-Ngatawi
  • 6. “Pancasila jangan hanya sebagai hiasan di dinding, tetapi hakikatnya Pancasila adalah kesepakatan bangsa," kata Franz Magnis Suseno. Pancasila merupakan kesepakatan bangsa dalam menerima identitas pada setiap perbedaan. Sila pertama adalah meyakini adanya Tuhan dalam hati semua rakyat Indonesia. Sila kedua dimaknai dengan menolak adanya kekerasan pada nilai-nilai manusia. Sila ketiga, mengenai pentingnya persatuan bangsa. Selanjutnya sila keempat, dimaknai jangan sampai demokrasi yang sudah ada hilang begitu saja, serta sila kelima adalah yang terus masih diperjuangkan yakni keadilan sosial.
  • 7. Politisi Pancasilais Politisi Pancasila  Pelaku Politik yang berkarakter dan bermental Pancasila dalam menjalankan kerja-kerja politik demi terwujudnya masyarakat yang adil, sejahtera dan sentosa.
  • 8. 1. Ketuhanan yang Maha Esa Politisi yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah politisi yang memahami bahwa hakikat terciptanya manusia sebagai pemimpin sekaligus pengelola sumber daya alam. Dirinya merupakan perwakilan Tuhan dalam menjaga eksistensi nilai- nilai ajaran agama serta memberikan percontohan dalam memperlihatkan gerakan politik dibawah naungan agama.
  • 9. 2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Politisi ber-Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, mencerminkan sosok sesuai bayangan keadilan penuh aturan tanpa membabi buta. Akhlaknya menjunjung tinggi aturan baik itu internal kepartaian maupun aturan kepatutan norma kemasyarakan sebagai tanda beradabnya seorang insan. Politisi seharusnya mendahulukan pemenuhan keadilan yang seadil-adilnya berkesesuaian dengan etika politik santun. Harmonis gerakan politik tidak mengumbar hasutan berbingkai hujatan dalam membangun opini publik kearah perseteruan jiwa yang mengarah pada ketidakpercayaan.
  • 10. 3. Persatuan Indonesia Politisi berjiwa Persatuan Indonesia, selalu berupaya menjaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pengokohan Bhineka Tunggal Ika ke lembar-lembar kehidupan memutuskan benang kusut koalisi. Politisi ini harus mengupayakan kesetaraan pembangunan pendidikan, ekonomi, sosial, budaya dan keikutsertaan dalam politik secara merata. Pemihakan terhadap nusantara dengan mengubah frame berfikir bahwa setiap manusia yang lahir dibumi Indonesia berhak menjabat posisi strategis melampaui daerah asalnya.
  • 11. 4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksaan dalam Permusyawaratan/PerwakilanPolitisi ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, merupakan politisi dengan karakter kebersamaan menghuni rumah ‘mufakat’. Cerdas dalam komunikasi dan bijak menghadapi persoalan bangsa. Juga mampu meneruskan semangat kebersamaan dengan perwakilan berbasis logika dan data. Selalu mempercayakan kesempatan pada wakil- wakil termasuk di legislatif, eksekutif dan yudikatif membangun kesepahaman menciptakan kondisi masyarakat adil makmur dan sentosa.
  • 12. 5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Politisi ber-Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, adalah politisi yang menjaga semangat advokasi pemenuhan keadilan disemua sektor pembangunan untuk kemajuan bangsa. Politisi juga sebagai agent of social control, artinya menjaga situasi yang kondusif dalam menyuburi bumi pertiwi atas persamaan dan hak-hak setiap manusia yang dijamin oleh konstitusi Indonesia.