Politisi Pancasilais adalah pelaku politik yang berkarakter dan bermental Pancasila dalam menjalankan kerja politik demi terwujudnya masyarakat yang adil, sejahtera dan sentosa. Politisi Pancasilais harus memiliki sifat ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, semangat persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta keadilan s
2. Budayawan - Pancasila
Budayawan seseorang dengan pengetahuan
budaya dan atau yang berkecimpung di dalamnya.
Dalam hal ini, sosok budayawan adalah seseorang
yang supel, artikulatif, dan perannya di
masyarakat kurang lebih mirip minuman
beralkohol, yakni sebagai ‘pelumas sosial.’
3. Budayawan tak boleh terlalu ke kiri atau terlalu ke kanan.
Agak melipir ke kiri sedikit bolehlah, tapi camkan selalu sabda Nabi:
‘sebaik-baiknya pendapat adalah yang di tengah-tengah.’
Ucapan-ucapan Anda pada dasarnya adalah petuah, sehingga
harus berpijak pada ‘moral’ dan ‘nurani,’ bukan ‘politik.’ Kebudayaan,
menurut Anda, berpangkal pada moral. Meletakkan kebudayaan
sebagai alat politik sama saja dengan melacurkannya.
Apabila Anda ingin menunjukkan keberpihakan, berpihaklah
pada sesuatu yang samar, seperti ‘rakyat,’ ‘bangsa,’ ‘integritas,’ dan
‘kemajemukan.’ Yakinkan juga hadirin Anda bahwa keempat-
empatnya sedang ‘berada di titik nadir.’ Sebaliknya, musuh Anda
haruslah sesuatu yang super-abstrak, misalnya: ‘defisit etika’ dan
‘republik yang tak berpijak pada akal sehat’.
Apabila Anda sedang menulis esai, hindari uraian sistematis.
Tulislah kalimat-kalimat bersayap seperti: ‘jangan lihat persoalan
secara hitam-putih; kembalilah ke hati nurani kita’ (derajat kalimat ini
sama dengan: ‘Anda pilih bir atau susu saat sarapan, itu tergantung
situasi ranjang Anda semalam’), atau ‘bersama merawat kebebasan’
(kalau belum punya kebebasan apanya yang mau dirawat dong?).
Apabila ada penerbit yang berminat mempublikasikan
kumpulan tulisan Anda (entah itu esai atau naskah drama yang entah
kapan dipentaskan), ajukan judul-judul apokaliptik yang
mengesankan negara dalam keadaaan ‘darurat moral’ seperti
‘Republik Maling,’ ‘Republik Makelar,’ atau ‘Republik Tikus.’ Windu W.
Jusuf
4. Prof.Dr. Hotman Siahaan, mengatakan bahwa
kebudayaan adalah sumber dari keteladanan.
Penyebarluasan nilai-nilai Pancasila sangat
membutuhkan keteladanan, tapi persoalannya adalah,
saat ini kita sedang dilanda oleh krisis
keteladanan. “Kita tidak lagi punya creative minority
atau sekelompok kecil orang-orang kreatif yang di
masa lalu senantiasa membuahkan keteladanan,” kata
Prof Hotman. Salah satu penyebab krisis keteladanan
itu adalah karena abainya masyarakat pada
kebudayaan, yang salah satu turunannya adalah
kesenian.
5. "Dalam sebuah produksi pertunjukan Ludruk
misalnya, perkara perbedaan agama, perbedaan
status sosial, telah dilampaui. Orang tidak akan
bertanya apa agama Anda, apa ideologi Anda, tapi
semuanya melebur dalam sebuah situasi kerja
sama atau kegotongroyongan dalam melahirkan
sebuah karya yang bisa dinikmati oleh banyak
orang," Justru, nilai-nilai Pancasila telah menjadi
kebiasaan di dunia kesenian. “Dalam iklim kreatif,
khususnya dunia kesenian, nilai-nilai Pancasila
sesungguhnya telah menjadi kebiasaan,”Zastrouw Al-Ngatawi
6. “Pancasila jangan hanya sebagai hiasan di dinding,
tetapi hakikatnya Pancasila adalah kesepakatan
bangsa," kata Franz Magnis Suseno. Pancasila
merupakan kesepakatan bangsa dalam menerima
identitas pada setiap perbedaan.
Sila pertama adalah meyakini adanya Tuhan dalam
hati semua rakyat Indonesia. Sila kedua dimaknai
dengan menolak adanya kekerasan pada nilai-nilai
manusia. Sila ketiga, mengenai pentingnya persatuan
bangsa. Selanjutnya sila keempat, dimaknai jangan
sampai demokrasi yang sudah ada hilang begitu saja,
serta sila kelima adalah yang terus masih
diperjuangkan yakni keadilan sosial.
7. Politisi Pancasilais
Politisi Pancasila Pelaku Politik yang
berkarakter dan bermental Pancasila dalam
menjalankan kerja-kerja politik demi terwujudnya
masyarakat yang adil, sejahtera dan sentosa.
8. 1. Ketuhanan yang Maha Esa
Politisi yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa,
adalah politisi yang memahami bahwa hakikat
terciptanya manusia sebagai pemimpin sekaligus
pengelola sumber daya alam. Dirinya merupakan
perwakilan Tuhan dalam menjaga eksistensi nilai-
nilai ajaran agama serta memberikan percontohan
dalam memperlihatkan gerakan politik dibawah
naungan agama.
9. 2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Politisi ber-Kemanusiaan Yang Adil dan
Beradab, mencerminkan sosok sesuai bayangan
keadilan penuh aturan tanpa membabi buta.
Akhlaknya menjunjung tinggi aturan baik itu internal
kepartaian maupun aturan kepatutan norma
kemasyarakan sebagai tanda beradabnya seorang
insan.
Politisi seharusnya mendahulukan pemenuhan
keadilan yang seadil-adilnya berkesesuaian dengan
etika politik santun. Harmonis gerakan politik tidak
mengumbar hasutan berbingkai hujatan dalam
membangun opini publik kearah perseteruan jiwa
yang mengarah pada ketidakpercayaan.
10. 3. Persatuan Indonesia
Politisi berjiwa Persatuan Indonesia, selalu
berupaya menjaga persatuan dan kesatuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Pengokohan Bhineka
Tunggal Ika ke lembar-lembar kehidupan
memutuskan benang kusut koalisi.
Politisi ini harus mengupayakan kesetaraan
pembangunan pendidikan, ekonomi, sosial, budaya
dan keikutsertaan dalam politik secara merata.
Pemihakan terhadap nusantara dengan mengubah
frame berfikir bahwa setiap manusia yang lahir dibumi
Indonesia berhak menjabat posisi strategis melampaui
daerah asalnya.
11. 4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksaan dalam
Permusyawaratan/PerwakilanPolitisi ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, merupakan politisi dengan karakter
kebersamaan menghuni rumah ‘mufakat’. Cerdas
dalam komunikasi dan bijak menghadapi persoalan
bangsa.
Juga mampu meneruskan semangat
kebersamaan dengan perwakilan berbasis logika dan
data. Selalu mempercayakan kesempatan pada wakil-
wakil termasuk di legislatif, eksekutif dan yudikatif
membangun kesepahaman menciptakan kondisi
masyarakat adil makmur dan sentosa.
12. 5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia
Politisi ber-Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
indonesia, adalah politisi yang menjaga semangat
advokasi pemenuhan keadilan disemua sektor
pembangunan untuk kemajuan bangsa. Politisi
juga sebagai agent of social control, artinya
menjaga situasi yang kondusif dalam menyuburi
bumi pertiwi atas persamaan dan hak-hak setiap
manusia yang dijamin oleh konstitusi Indonesia.