Dokumen tersebut membahas kasus seorang anak perempuan 3 tahun yang didiagnosis dengan malnutrisi. Anak tersebut mengalami gejala seperti lemah, udem, nafsu makan menurun, dan diare kronis akibat intoleransi laktosa. Dokumen ini juga menjelaskan definisi, etiologi, gejala, diagnosa, penatalaksanaan, dan komplikasi dari kondisi malnutrisi pada anak.
3. Seorang anak perempuan 3 tahun dibawa ibunya
periksa ke Puskesmas, dengan keluhan badan lemah, udem
muka dan kedua ekstremitas inferior sejak 2 bulan.
Penderita anak seorang buruh tani di desa. Nafsu makan
menurun, sehari – hari makan 2 kali dengan nasi dan sayur
seadanya. Sejak 2 tahun yang lalu mengalami diare kronis
jika minum susu formula berlaktosa. Konsistensi feses cair,
berbuih, keluar menyemprot, frekuensi 5-6 x/hari dan
dirawat di RS dengan diagnosis intoleransi laktosa. Orang
tua anak tidak dapat memberikan susu formula bebas
laktosa. Pada pemeriksaan fisik didapatkan rambut
kemerahan, tumbuh jarang, mudah dicabut, dan tidak
terasa sakit. Abdomen membucit, ada pitting udem di
PEMICU
9. Kumpulan informasi
A. Definisi dan Klasifikasi malnurisi
→ WHO : ketidakseimbangan seluler
antara pasokan nutrisi dan energi dan
kebutuhan tubuh terhadap mereka
untuk menjamin pertumbuhan,
pemeliharaan, dan fungsi tertentu.
10. Klasifikasi Malnutrisi
a) Kurang Energi Protein (KEP) , meliputi :
1) Kwashiorkor : keadaan kekurangan protein
2) Marasmus : keadaan kekurangan karbohidrat
3) Marasmik – Kwashiorkor : merupakan gabungan
keduanya.
b) Kurang Vitamin A (KVA)
c) Gangguan Akibat Kurang Iodium (GAKI)
d) Anemia Defisiensi Besi (ADB)
11. Etiologi
Masukan makanan yang berkurang
Ketidaktahuan orangtua/Ignorence
Infeksi yang berat
Kelainan struktur bawaan
Prematuritas dan penyakit pada masa
neonatus
Gangguan metabolik
Sosial ekonomi rendah
Lingkungan
14. Gejala
1. Kekurangan Energi Protein (KEP) :
a) KEP – Kwashiorkor :
Edema , umumnya pada bagian ekstremitas
inferior
Wajah membulat dan sembab
Pandangan mata sayu
Rambut tipis, kemerahan, mudah dicabut tanpa rasa
sakit, rontok
Perabuhan status mental : cengeng, rewel, apatis
Hepatomegali
Hipotrofi otot
Kelainan kulit, berupa bercak merah muda yang
meluas dan mudah terkelupas (crazy pavement
dermatosis)
Sering disertai infeksi, anemia, diare
15. b) KEP – Marasmus :
Tampak sangat kurus, hingga tulang terbungkus
kulit
Wajah seperti orangtua
Cengeng, rewel
Kulit keriput
Sering disertai penyakit kronik, diare kronik.
c) KEP – Marasmik – Kwashiokor
Gambaran klinik merupakan campuran dai
keduanya.
16. 2) Kurang Vitamin A (KVA)
Gangguan penglihatan/xeroftalmia
Nafsu makan menurun
Gangguan pertumbuhan
Imunitas menurun
3) Gangguan Akibat Kurang Iodium
(GAKI)
Pembesaran kelenjar gondok
Gangguan fungsi mental
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
Kerusakan saraf pusat
Retardasi mental
18. Diagnosa
1) Anamnesis
Survei konsumsi makanan
Faktor ekonomi
Faktor ekologi
Gejala klinis penyakit
Riwayat penyakit bawaan/kongenital
Riwayat penyakit terdahulu
19. 2) Pemeriksaan Fisik
Vital sign
Status mental
Gangguan gastrointestinal
Perubahan warna rambut serta kelainan
rambut lainnya
Keluaran urin
Perubahan pola eliminasi
Asupan makanan
Gerakan refleks dan sensorik
20. 3) Antropometrik
Berat badan dibandingkan umur anak
Tinggi badan dibandingkan umur anak
Berat badan dibandingkan tinggi anak
*NB : Parameter pengukuran tersebut
dibandingkan dengan tabel standard
dan menggunakan rumus standard
deviasi yang telah ditetapkan
berdasarkan WHO – NCHS .
21. 4) Laboratorium
Pemeriksaan kadar hemoglobin
Pemeriksaan darah tepi
Pemeriksaan kadar protein darah (albumin, globulin)
Pemeriksaan faal hati (bilirubin)
Pemeriksaan gula darah : biasanya menurun
Pemeriksaan elektrolit
Pemeriksaan immunoglobulin
5) Radiologi
Kenampakan osteoporosis ringan
22. Penatalaksanaan
Atasi/cegah hipoglikemia
o Pemberian makanan pada anak dengan porsi ringan
setiap 2-3 jam sekali
Atasi/cegah hipotermia
o Anak tidur didekapan ibu atau orang dewasa
lainnya dan dengan menggunakan selimut
Atasi/cegah dehidrasi
o Bayi menyusui : berikan ASI setiap 30 menit sekali
o Jiak anak tidak dapat minum : beikan cairan ringer
laktat/glukosa 5% IV
23. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit
o Pemberian kalium
o Pemberian magnesium
Obati/cegah infeksi
o Antibiotika
Koreksi defisiensi nutrien mikro
o Berikan multivitamin
o Asam folat
o Seng (Zn)
o Zat besi
Pemberian makanan
o Protein : 2 – 2,5 gr/KgBB/hari
o Kalori : 150 200 kkal/KgBB/hari
o Cairan : 130 ml/KgBB/hari
24. Fasilitasi tumbuh kembang
Sediakan stimulasi sensorik dan
dukungan emosi/mental
Siapkan dan rencanakan tindak lanjut
setelah sembuh
Atasi penyakit penyerta
o Cacingan/parasit : mebendazol 100 mg per
oral , 2 x 1 selama 3 hari
o Diare melanjut : metronidazol 7,5
mg/KgBB setiap 8 jam selama 7 hari
o Tuberculosis : obati sesuai dengan
pedoman TB