SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
1


                                   BAB I
                             PENDAHULUAN
                             A. Latar Belakang


         Anemia adalah suatu keadaan tubuh yang ditandai dengan
defisiensi pada ukuran dan jumlah eritrosit atau pada kadar hemoglobin
yang tidak mencukupi untuk fungsi pertukaran O2 dan CO2 di antara
jaringan dan darah. Hingga saat ini anemia masih menjadi masalah
kesehatan utama di Indonesia selain masalah kurang energi protein,
kurang vitamin A dan gangguan akibat kurang iodium (GAKI) (Subagio,
2007).
         Prevalensi anemia digunakan sebagai indikator alternatif untuk
defisiensi zat besi pada tatanan kesehatan masyarakat yang diukur
berdasarkan nilai kadar hemoglobin. Anemia merupakan masalah
kesehatan masyarakat dunia karena prevalensinya masih tinggi pada
semua kelompok umur, terutama di negara-negara sedang berkembang
termasuk Indonesia.
         Villalpando, et al. (2002) prevalensi anemia pada anak menurun
seiring bertambahnya usia. Penelitian yang dilakukan di Mexico prevalensi
anemia tertinggi pada anak usia 12 – 24 bulan (48,9%). Sedangkan pada
anak usia sekolah 5-11 tahun prevalensinya berkisar antara 14,6 – 22%.
Pada anak usia 11 tahun prevalensi anemia ditemukan sebesar 14,6%.
         Departemen Kesehatan (Depkes) (2008) dalam Riset Kesehatan
Dasar menyatakan bahwa prevalensi anemia di Indonesia adalah 14,8%,
dengan jenis anemia terbanyak adalah anemia mikrositik hipokromik
(60,2%). Jika dibandingkan antara anak-anak dan dewasa, anemia
mikrositik hipokromik ini lebih besar proporsinya pada anak-anak (70,1%),
sedangkan pada laki-laki dewasa 33,4%, dan pada wanita dewasa 59,9%.
         Anemia mikrositik-hipokromik, dapat terjadi karena kekurangan zat
besi, penyakit kronis tingkat lanjut, atau keracunan timbal, sedangkan
anemia normositik normokromik biasanya terjadi karena penyakit kronis
2


fase awal atau perdarahan akut. Anemia makrositik biasanya karena
kekurangan vitamin B12 (Baldy, 2006).
      Anemia merupakan suatu sindrom, dengan banyak penyebab
(Bakta, 2007). McLean (2007) menyatakan bahwa penyebab anemia
adalah akibat faktor gizi dan non gizi. Faktor gizi terkait dengan defisiensi
vitamin dan mineral, sedangkan faktor non gizi terkait infeksi dan
hemoglobinophathies. International Nutritional Anemia Consultative Group
(INACG) (2002) dalam Subagio (2007), anemia disebabkan oleh defisiensi
zat gizi makro dan mikro. Pada negara berkembang anemia disebabkan
oleh asupan makanan yang tidak adekuat, khususnya zat gizi yang
diperlukan untuk sintesis eritrosit (protein, besi, asam folat, vitamin B12,
vitamin C, vitamin A, dan zink), adanya bahan penghambat penyerapan
besi (fitat, oksalat dan tanin), rendahnya asupan makanan enhancer besi
dan infeksi parasit seperti malaria dan kecacingan. Almatsier (2002)
menyatakan penyebab masalah anemia gizi besi adalah kurangnya daya
beli masyarakat, untuk mengkonsumsi makanan sumber zat besi,
terutama dengan ketersediaan biologi zat besi yang tinggi. Lucas (2004)
beberapa faktor yang berhubungan dengan defisiensi besi dengan atau
tanpa anemia, termasuk tingkat pendidikan orang tua, dan akses terhadap
pelayanan kesehatan sama eratnya dengan asupan gizi.
      Kejadian kurang gizi dan anemia pada anak dapat disebabkan
kurangnya pemahaman dan persepsi ibu yang kurang tepat terhadap
pemberian makan anak dan tentang kejadian anemia itu sendiri. UNICEF
(1998) kurangnya pendidikan dan pengetahuan akan mempengaruhi
ketersediaan makanan kaya zat gizi. Salah satu penelitian di masyarakat
India menyebutkan bahwa kejadian kurang gizi yang paling banyak
ditemui di masyarakat India karena kurangnya pemahaman ibu terhadap
kebutuhan gizi anak (Kanani et al., 2009).
      Usia anak sekolah merupakan golongan yang rentan terhadap
masalah gizi karena anak berada dalam masa pertumbuhan dan aktivitas
yang tinggi, sehingga memerlukan asupan gizi yang tinggi pula. Masalah
3


gizi yang sering dihadapi anak sekolah dasar adalah kurang energi protein
dan anemia. Penelitian Hashizume, et al. (2004) di Kazakhstan
mendapatkan bahwa tingginya intake zat besi berhubungan dengan
rendahnya prevalensi anemia. Sedangkan penelitian Spodaryk (1999)
pada anak usia 10 -12 tahun mendapatkan tidak ada hubungan antara
status besi anak dengan asupan zat besi dan vitamin C, namun terdapat
hubungan yang signifikan antara asupan besi hem dengan status besi
anak.
        Dampak anemia pada anak balita dan anak sekolah adalah
meningkatnya angka kesakitan dan kematian, terhambatnya pertumbuhan
fisik dan otak, terhambatnya perkembangan motorik, mental dan
kecerdasan. Anak-anak yang menderita anemia terlihat lebih penakut, dan
menarik diri dari pergaulan sosial, tidak bereaksi terhadap stimulus, lebih
pendiam (Vijayaraghavan, 2009). Anemia pada anak menurunkan prestasi
belajarnya di sekolah serta memberikan ancaman lost generation (Taha,
2005)
        Depkes (2008) melaporkan bahwa prevalensi anemia di DIY adalah
20,9% pada wanita dewasa, 11,6% pada laki-laki dewasa dan, pada anak
<14 tahun adalah 8,7%. Melihat dampak anemia dan tingginya prevalensi
anemia pada anak sekolah dasar di berbagai daerah, peneliti tertarik
untuk melihat hubungan antara pengetahuan ibu, asupan zat gizi, asupan
enhancer dan inhibitor Fe dengan kadar Hb pada anak sekolah dasar di
Kota Yogyakarta.


                         B. Perumusan Masalah
        Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka
perumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Apakah pengetahuan gizi ibu berhubungan dengan kadar Hb anak
   sekolah dasar di Kota Jogjakarta?
2. Apakah intake zat gizi (protein, Fe, vitamin A, dan Zn) berhubungan
   dengan kadar Hb anak sekolah dasar di Kota Yogyakarta?
4


3. Apakah konsumsi bahan makanan inhibitor Fe berhubungan dengan
   kadar Hb anak sekolah dasar di kota Yogyakarta?
4. Apakah konsumsi bahan makanan enhancer Fe berhubungan dengan
   kadar Hb anak sekolah dasar di kota Yogyakarta?


                           C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
   Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu, intake zat gizi,
   inhibitor dan enhancer Fe terhadap kadar Hb anak sekolah dasar di
   Kota Yogyakarta
2. Tujuan Khusus
   a. Menganalisa hubungan antara pengetahuan gizi ibu dengan kadar
      Hb anak sekolah dasar di Kota Yogyakarta.
   b. Menganalisa hubungan antara asupan zat gizi ( protein, Fe, Vitamin
      A dan Zn) terhadap kadar Hb anak sekolah dasar di Kota
      Yogyakarta
   c. Menganalisa hubungan antara asupan inhibitor Fe terhadap kadar
      Hb anak sekolah dasar di Kota Yogyakarta.
   d. Menganalisa hubungan antara asupan enhancer Fe terhadap kadar
      Hb anak sekolah dasar di Kota Yogyakarta.


                           D. Manfaat Penelitian
1. Bagi masyarakat, memberikan informasi tentang asupan anak sekolah
   dan gambaran kejadian anemia
2. Bagi pemerintah, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
   kebijakan penanganan anemia anak sekolah
3. Bagi peneliti, memberikan pengalaman dan keterampilan dalam
   melakukan penelitian.
5


                          E. Keaslian Penelitian
Beberapa penelitian serupa dengan penelitian ini adalah :
1. Kurniasari (2005). Hubungan Frekuensi dan Asupan Gizi Makan Pagi
   dengan Kadar Hemoglobin dan Konsentrasi di Sekolah pada Murid
   Kelas V dan VI SDN Jetis I dan SDN Jetishardjo I Yogyakarta.
   Rancangan cross-sectional, kesimpulan: ada hubungan signifikan
   antara frekuensi makan pagi, asupan energi protein dengan kadar Hb,
   tidak ada hubungan signifikan anatara asupan Fe dengan kadar Hb,
   ada hubungan yang signifikan antara frekuensi makan pagi, asupan
   energi protein dengan konsentrasi di sekolah. Ada hubungan antara
   kadar Hb dengan konsentrasi belajar. Perbedaan dengan penelitian ini
   adalah pada variabel independen yang diteliti
2. Widarini (2008). Asupan Zat Gizi dan Kejadian Anemia Pada Remaja
   Putri Vegetarian di Kabupaten Badung Propinsi Bali. Rancangan
   penelitian cross-sectional. Hasil: korelasi positif dan signifikan antara
   asupan protein, zat besi, vitamin C dan asam folat dengan kadar Hb
   sebagai indikator anemia (r = 0,46; 0,52; 0,46; 0,3) kesimpulan:
   semakin besar asupan protein, besi dan Vitamin C semakin tinggi
   kadar Hb. Perbedaan dengan penelitian ini adalah juga melihat asupan
   inhibitor Fe dan enhancer Fe
3. Susilo (2001). Hubungan intake zat besi, kalsium, tanin, fitat, dan
   oksalat dengan kadar Hb ibu hamil di kabupaten bantul propinsi DIY.
   Rancangan     penelitian   cross-sectional.     Variabel   yang   diteliti:
   karakteristik ibu hamil, data sosial ekonomi, pola konsumsi (frekuensi
   makan, besar porsi, kebiasaan minum teh, jamu dan kopi), intake zat
   gizi (energi, protein, vitamin A, vitamin C), intake inhibitor (kalsium,
   oksalat, tanin). Kesimpulan makin tinggi intake Fe, makin tinggi kadar
   Hb. Semakin tinggi intake Ca dan tanin makin rendah kadar Hb.
   Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada subyek penelitian dan
   menambahkan variabel pengetahuan.
6


4. Suryani (2006) Hubungan malaria, kecacingan dan asupan zat besi
  dengan kadar hemoglobin anak sekolah dasar di Kecamatan Teluk
  Segara Kota Bengkulu. Rancangan penelitian cross-sectional. Variable
  yang diteliti status malaria, status kecacingan, asupan besi, asupan
  protein, vitamin A, vitamin C,tanin, fitat. Kesimpulan ada hubungan
  yang bermakna atara asupan vitamin A dengan kadar Hb, tidak ada
  hubungan antara malaria, kecacingan, asupan vitamin C, tanin dan
  fitat dengan kadar Hb. Perbedaan dengan penelitian ini adalah adanya
  variabel pengetahan ibu yang juga ikut diamati.
5. Sartono, et al. (2007) Hubungan konsumsi makanan dan kadar
  hemoglobin (Hb) dengan prestasi belajar siswa SLTP Kota Palembang.
  Rancangan penelitian cross-sectional. Variabel yang diteliti adalah
  prestasi belajar, kadar Hb dan konsumsi makanan. Kesimpulan
  didapatkan hubungan yang signifikan anatara asupan energi dengan
  kadar HB sedangkan untuk asupan protein, vitamin A, vitamin B6, Fe
  dan Zn tidak ditemukan hubungan yang signifikan. Perbedaan dengan
  penelitian ini juga melihat asupan inhibitor dan enhancer Fe terhadap
  kadar Hb.

More Related Content

What's hot

Hubungan Kondisi Sanitasi dan Persoonal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare Pad...
Hubungan Kondisi Sanitasi dan Persoonal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare Pad...Hubungan Kondisi Sanitasi dan Persoonal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare Pad...
Hubungan Kondisi Sanitasi dan Persoonal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare Pad...
nurhayani lubis
 
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
Adil Athilshipate
 
EFIKASI SUPLEMEN BESI-MULTIVITAMIN UNTUK PERBAIKAN STATUS BESI REMAJA WANITA
EFIKASI SUPLEMEN BESI-MULTIVITAMIN UNTUK PERBAIKAN  STATUS BESI REMAJA WANITAEFIKASI SUPLEMEN BESI-MULTIVITAMIN UNTUK PERBAIKAN  STATUS BESI REMAJA WANITA
EFIKASI SUPLEMEN BESI-MULTIVITAMIN UNTUK PERBAIKAN STATUS BESI REMAJA WANITA
Sii AQyuu
 
Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi besi Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi besi
Duik Agustini
 

What's hot (16)

Tumbuh Kembang Anak yang Bermasalah
Tumbuh Kembang Anak yang BermasalahTumbuh Kembang Anak yang Bermasalah
Tumbuh Kembang Anak yang Bermasalah
 
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diare
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diareJurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diare
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diare
 
Hubungan Kondisi Sanitasi dan Persoonal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare Pad...
Hubungan Kondisi Sanitasi dan Persoonal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare Pad...Hubungan Kondisi Sanitasi dan Persoonal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare Pad...
Hubungan Kondisi Sanitasi dan Persoonal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare Pad...
 
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
EFIKASI SUPLEMEN BESI-MULTIVITAMIN UNTUK PERBAIKAN STATUS BESI REMAJA WANITA
EFIKASI SUPLEMEN BESI-MULTIVITAMIN UNTUK PERBAIKAN  STATUS BESI REMAJA WANITAEFIKASI SUPLEMEN BESI-MULTIVITAMIN UNTUK PERBAIKAN  STATUS BESI REMAJA WANITA
EFIKASI SUPLEMEN BESI-MULTIVITAMIN UNTUK PERBAIKAN STATUS BESI REMAJA WANITA
 
Kwashiorkor
KwashiorkorKwashiorkor
Kwashiorkor
 
Tugas Penyajian Data
Tugas Penyajian DataTugas Penyajian Data
Tugas Penyajian Data
 
Ppt fix jurnal
Ppt fix jurnalPpt fix jurnal
Ppt fix jurnal
 
1
11
1
 
gizi-buruk
 gizi-buruk gizi-buruk
gizi-buruk
 
Status gizi-Malaria
Status gizi-MalariaStatus gizi-Malaria
Status gizi-Malaria
 
Ppt gizi
Ppt giziPpt gizi
Ppt gizi
 
Gizi buruk pada balita
Gizi buruk pada balitaGizi buruk pada balita
Gizi buruk pada balita
 
Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi besi Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi besi
 
Gizi buruk balita di jawa barat
Gizi buruk balita di jawa baratGizi buruk balita di jawa barat
Gizi buruk balita di jawa barat
 

Viewers also liked (11)

Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
Analisis jurnal anemia
Analisis jurnal anemiaAnalisis jurnal anemia
Analisis jurnal anemia
 
Presentasi anemia
Presentasi anemiaPresentasi anemia
Presentasi anemia
 
Anemia anak sekolah
Anemia anak sekolahAnemia anak sekolah
Anemia anak sekolah
 
Anemia power point 2
Anemia power point 2Anemia power point 2
Anemia power point 2
 
Administrasi kebijakan kesehatan by dwi ayu
Administrasi kebijakan kesehatan by dwi ayuAdministrasi kebijakan kesehatan by dwi ayu
Administrasi kebijakan kesehatan by dwi ayu
 
Riskesdas 2013
Riskesdas 2013Riskesdas 2013
Riskesdas 2013
 
Anemia And Its Classification
Anemia And Its ClassificationAnemia And Its Classification
Anemia And Its Classification
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
Anemia ppt
Anemia pptAnemia ppt
Anemia ppt
 
Modul belajar-spss-1
Modul belajar-spss-1Modul belajar-spss-1
Modul belajar-spss-1
 

Similar to anemia

PPT IBU HAMIL DG ANEMIA.pptx
PPT IBU HAMIL DG ANEMIA.pptxPPT IBU HAMIL DG ANEMIA.pptx
PPT IBU HAMIL DG ANEMIA.pptx
ZeniraPitaloka
 
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITASANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
Sii AQyuu
 

Similar to anemia (20)

PPT Seminar Proposal Siska Permatasari.pptx
PPT Seminar Proposal Siska Permatasari.pptxPPT Seminar Proposal Siska Permatasari.pptx
PPT Seminar Proposal Siska Permatasari.pptx
 
Penyajian Data SIK
Penyajian Data SIKPenyajian Data SIK
Penyajian Data SIK
 
Penyajian Data SIK
Penyajian Data SIKPenyajian Data SIK
Penyajian Data SIK
 
Penyajian Data SIK
Penyajian Data SIKPenyajian Data SIK
Penyajian Data SIK
 
Penyajian Data SIK
Penyajian Data SIKPenyajian Data SIK
Penyajian Data SIK
 
PPT IBU HAMIL DG ANEMIA.pptx
PPT IBU HAMIL DG ANEMIA.pptxPPT IBU HAMIL DG ANEMIA.pptx
PPT IBU HAMIL DG ANEMIA.pptx
 
106-Article Text-225-1-10-20181019.pdf
106-Article Text-225-1-10-20181019.pdf106-Article Text-225-1-10-20181019.pdf
106-Article Text-225-1-10-20181019.pdf
 
ppt malnutrisi fix.pptx
ppt malnutrisi  fix.pptxppt malnutrisi  fix.pptx
ppt malnutrisi fix.pptx
 
Masalah gizi-pada-remaja-docx
Masalah gizi-pada-remaja-docxMasalah gizi-pada-remaja-docx
Masalah gizi-pada-remaja-docx
 
85-Article Text-306-1-10-20201003.pdf
85-Article Text-306-1-10-20201003.pdf85-Article Text-306-1-10-20201003.pdf
85-Article Text-306-1-10-20201003.pdf
 
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITASANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
 
stunting.pptx
stunting.pptxstunting.pptx
stunting.pptx
 
metodologi penelitian kuantitatif kesehatan .docx
metodologi penelitian kuantitatif kesehatan .docxmetodologi penelitian kuantitatif kesehatan .docx
metodologi penelitian kuantitatif kesehatan .docx
 
PENGANTAR ILMU GIZI
 PENGANTAR ILMU GIZI  PENGANTAR ILMU GIZI
PENGANTAR ILMU GIZI
 
GIZI PADA REMAJA.pptx
GIZI PADA REMAJA.pptxGIZI PADA REMAJA.pptx
GIZI PADA REMAJA.pptx
 
Pidato pengukuhan prof. dr. ir. didik indradewa dip.agr.st
Pidato pengukuhan prof. dr. ir. didik indradewa dip.agr.stPidato pengukuhan prof. dr. ir. didik indradewa dip.agr.st
Pidato pengukuhan prof. dr. ir. didik indradewa dip.agr.st
 
Angka Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil RISKESDAS 2019
Angka Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil RISKESDAS 2019Angka Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil RISKESDAS 2019
Angka Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil RISKESDAS 2019
 
Angka Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Riskesdas 2018
Angka Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Riskesdas 2018Angka Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Riskesdas 2018
Angka Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Riskesdas 2018
 
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018 Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018
 
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018 Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018
 

Recently uploaded

Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Halo Docter
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
ssuserbb0b09
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
PrajaPratama4
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
DwiDamayantiJonathan1
 

Recently uploaded (20)

Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptx
KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptxKEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptx
KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptx
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 

anemia

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia adalah suatu keadaan tubuh yang ditandai dengan defisiensi pada ukuran dan jumlah eritrosit atau pada kadar hemoglobin yang tidak mencukupi untuk fungsi pertukaran O2 dan CO2 di antara jaringan dan darah. Hingga saat ini anemia masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia selain masalah kurang energi protein, kurang vitamin A dan gangguan akibat kurang iodium (GAKI) (Subagio, 2007). Prevalensi anemia digunakan sebagai indikator alternatif untuk defisiensi zat besi pada tatanan kesehatan masyarakat yang diukur berdasarkan nilai kadar hemoglobin. Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat dunia karena prevalensinya masih tinggi pada semua kelompok umur, terutama di negara-negara sedang berkembang termasuk Indonesia. Villalpando, et al. (2002) prevalensi anemia pada anak menurun seiring bertambahnya usia. Penelitian yang dilakukan di Mexico prevalensi anemia tertinggi pada anak usia 12 – 24 bulan (48,9%). Sedangkan pada anak usia sekolah 5-11 tahun prevalensinya berkisar antara 14,6 – 22%. Pada anak usia 11 tahun prevalensi anemia ditemukan sebesar 14,6%. Departemen Kesehatan (Depkes) (2008) dalam Riset Kesehatan Dasar menyatakan bahwa prevalensi anemia di Indonesia adalah 14,8%, dengan jenis anemia terbanyak adalah anemia mikrositik hipokromik (60,2%). Jika dibandingkan antara anak-anak dan dewasa, anemia mikrositik hipokromik ini lebih besar proporsinya pada anak-anak (70,1%), sedangkan pada laki-laki dewasa 33,4%, dan pada wanita dewasa 59,9%. Anemia mikrositik-hipokromik, dapat terjadi karena kekurangan zat besi, penyakit kronis tingkat lanjut, atau keracunan timbal, sedangkan anemia normositik normokromik biasanya terjadi karena penyakit kronis
  • 2. 2 fase awal atau perdarahan akut. Anemia makrositik biasanya karena kekurangan vitamin B12 (Baldy, 2006). Anemia merupakan suatu sindrom, dengan banyak penyebab (Bakta, 2007). McLean (2007) menyatakan bahwa penyebab anemia adalah akibat faktor gizi dan non gizi. Faktor gizi terkait dengan defisiensi vitamin dan mineral, sedangkan faktor non gizi terkait infeksi dan hemoglobinophathies. International Nutritional Anemia Consultative Group (INACG) (2002) dalam Subagio (2007), anemia disebabkan oleh defisiensi zat gizi makro dan mikro. Pada negara berkembang anemia disebabkan oleh asupan makanan yang tidak adekuat, khususnya zat gizi yang diperlukan untuk sintesis eritrosit (protein, besi, asam folat, vitamin B12, vitamin C, vitamin A, dan zink), adanya bahan penghambat penyerapan besi (fitat, oksalat dan tanin), rendahnya asupan makanan enhancer besi dan infeksi parasit seperti malaria dan kecacingan. Almatsier (2002) menyatakan penyebab masalah anemia gizi besi adalah kurangnya daya beli masyarakat, untuk mengkonsumsi makanan sumber zat besi, terutama dengan ketersediaan biologi zat besi yang tinggi. Lucas (2004) beberapa faktor yang berhubungan dengan defisiensi besi dengan atau tanpa anemia, termasuk tingkat pendidikan orang tua, dan akses terhadap pelayanan kesehatan sama eratnya dengan asupan gizi. Kejadian kurang gizi dan anemia pada anak dapat disebabkan kurangnya pemahaman dan persepsi ibu yang kurang tepat terhadap pemberian makan anak dan tentang kejadian anemia itu sendiri. UNICEF (1998) kurangnya pendidikan dan pengetahuan akan mempengaruhi ketersediaan makanan kaya zat gizi. Salah satu penelitian di masyarakat India menyebutkan bahwa kejadian kurang gizi yang paling banyak ditemui di masyarakat India karena kurangnya pemahaman ibu terhadap kebutuhan gizi anak (Kanani et al., 2009). Usia anak sekolah merupakan golongan yang rentan terhadap masalah gizi karena anak berada dalam masa pertumbuhan dan aktivitas yang tinggi, sehingga memerlukan asupan gizi yang tinggi pula. Masalah
  • 3. 3 gizi yang sering dihadapi anak sekolah dasar adalah kurang energi protein dan anemia. Penelitian Hashizume, et al. (2004) di Kazakhstan mendapatkan bahwa tingginya intake zat besi berhubungan dengan rendahnya prevalensi anemia. Sedangkan penelitian Spodaryk (1999) pada anak usia 10 -12 tahun mendapatkan tidak ada hubungan antara status besi anak dengan asupan zat besi dan vitamin C, namun terdapat hubungan yang signifikan antara asupan besi hem dengan status besi anak. Dampak anemia pada anak balita dan anak sekolah adalah meningkatnya angka kesakitan dan kematian, terhambatnya pertumbuhan fisik dan otak, terhambatnya perkembangan motorik, mental dan kecerdasan. Anak-anak yang menderita anemia terlihat lebih penakut, dan menarik diri dari pergaulan sosial, tidak bereaksi terhadap stimulus, lebih pendiam (Vijayaraghavan, 2009). Anemia pada anak menurunkan prestasi belajarnya di sekolah serta memberikan ancaman lost generation (Taha, 2005) Depkes (2008) melaporkan bahwa prevalensi anemia di DIY adalah 20,9% pada wanita dewasa, 11,6% pada laki-laki dewasa dan, pada anak <14 tahun adalah 8,7%. Melihat dampak anemia dan tingginya prevalensi anemia pada anak sekolah dasar di berbagai daerah, peneliti tertarik untuk melihat hubungan antara pengetahuan ibu, asupan zat gizi, asupan enhancer dan inhibitor Fe dengan kadar Hb pada anak sekolah dasar di Kota Yogyakarta. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Apakah pengetahuan gizi ibu berhubungan dengan kadar Hb anak sekolah dasar di Kota Jogjakarta? 2. Apakah intake zat gizi (protein, Fe, vitamin A, dan Zn) berhubungan dengan kadar Hb anak sekolah dasar di Kota Yogyakarta?
  • 4. 4 3. Apakah konsumsi bahan makanan inhibitor Fe berhubungan dengan kadar Hb anak sekolah dasar di kota Yogyakarta? 4. Apakah konsumsi bahan makanan enhancer Fe berhubungan dengan kadar Hb anak sekolah dasar di kota Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu, intake zat gizi, inhibitor dan enhancer Fe terhadap kadar Hb anak sekolah dasar di Kota Yogyakarta 2. Tujuan Khusus a. Menganalisa hubungan antara pengetahuan gizi ibu dengan kadar Hb anak sekolah dasar di Kota Yogyakarta. b. Menganalisa hubungan antara asupan zat gizi ( protein, Fe, Vitamin A dan Zn) terhadap kadar Hb anak sekolah dasar di Kota Yogyakarta c. Menganalisa hubungan antara asupan inhibitor Fe terhadap kadar Hb anak sekolah dasar di Kota Yogyakarta. d. Menganalisa hubungan antara asupan enhancer Fe terhadap kadar Hb anak sekolah dasar di Kota Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi masyarakat, memberikan informasi tentang asupan anak sekolah dan gambaran kejadian anemia 2. Bagi pemerintah, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan penanganan anemia anak sekolah 3. Bagi peneliti, memberikan pengalaman dan keterampilan dalam melakukan penelitian.
  • 5. 5 E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian serupa dengan penelitian ini adalah : 1. Kurniasari (2005). Hubungan Frekuensi dan Asupan Gizi Makan Pagi dengan Kadar Hemoglobin dan Konsentrasi di Sekolah pada Murid Kelas V dan VI SDN Jetis I dan SDN Jetishardjo I Yogyakarta. Rancangan cross-sectional, kesimpulan: ada hubungan signifikan antara frekuensi makan pagi, asupan energi protein dengan kadar Hb, tidak ada hubungan signifikan anatara asupan Fe dengan kadar Hb, ada hubungan yang signifikan antara frekuensi makan pagi, asupan energi protein dengan konsentrasi di sekolah. Ada hubungan antara kadar Hb dengan konsentrasi belajar. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada variabel independen yang diteliti 2. Widarini (2008). Asupan Zat Gizi dan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Vegetarian di Kabupaten Badung Propinsi Bali. Rancangan penelitian cross-sectional. Hasil: korelasi positif dan signifikan antara asupan protein, zat besi, vitamin C dan asam folat dengan kadar Hb sebagai indikator anemia (r = 0,46; 0,52; 0,46; 0,3) kesimpulan: semakin besar asupan protein, besi dan Vitamin C semakin tinggi kadar Hb. Perbedaan dengan penelitian ini adalah juga melihat asupan inhibitor Fe dan enhancer Fe 3. Susilo (2001). Hubungan intake zat besi, kalsium, tanin, fitat, dan oksalat dengan kadar Hb ibu hamil di kabupaten bantul propinsi DIY. Rancangan penelitian cross-sectional. Variabel yang diteliti: karakteristik ibu hamil, data sosial ekonomi, pola konsumsi (frekuensi makan, besar porsi, kebiasaan minum teh, jamu dan kopi), intake zat gizi (energi, protein, vitamin A, vitamin C), intake inhibitor (kalsium, oksalat, tanin). Kesimpulan makin tinggi intake Fe, makin tinggi kadar Hb. Semakin tinggi intake Ca dan tanin makin rendah kadar Hb. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada subyek penelitian dan menambahkan variabel pengetahuan.
  • 6. 6 4. Suryani (2006) Hubungan malaria, kecacingan dan asupan zat besi dengan kadar hemoglobin anak sekolah dasar di Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu. Rancangan penelitian cross-sectional. Variable yang diteliti status malaria, status kecacingan, asupan besi, asupan protein, vitamin A, vitamin C,tanin, fitat. Kesimpulan ada hubungan yang bermakna atara asupan vitamin A dengan kadar Hb, tidak ada hubungan antara malaria, kecacingan, asupan vitamin C, tanin dan fitat dengan kadar Hb. Perbedaan dengan penelitian ini adalah adanya variabel pengetahan ibu yang juga ikut diamati. 5. Sartono, et al. (2007) Hubungan konsumsi makanan dan kadar hemoglobin (Hb) dengan prestasi belajar siswa SLTP Kota Palembang. Rancangan penelitian cross-sectional. Variabel yang diteliti adalah prestasi belajar, kadar Hb dan konsumsi makanan. Kesimpulan didapatkan hubungan yang signifikan anatara asupan energi dengan kadar HB sedangkan untuk asupan protein, vitamin A, vitamin B6, Fe dan Zn tidak ditemukan hubungan yang signifikan. Perbedaan dengan penelitian ini juga melihat asupan inhibitor dan enhancer Fe terhadap kadar Hb.