SlideShare a Scribd company logo
KEKURANGAN KALORI DAN
PROTEIN (KKP)
Disusun oleh :
Dina Marselina
Ely Rahmayani Sirait
Reza Oktarama Putra
Rizki Rahma Sari
Topan Ardian
Wira Nico Sempaty
Pendahuluan
KKP
Akibat
kemiskinan
Sering pada
anak usia
prasekolah
gizi kurang (z-
score BB/U -2
SD) dan gizi
buruk (z score
BB/U -3 SD)
asupan kalori
kurang dari
1.400 Kkal per
orang per hari
mencapai 14,47
%
TINJAUAN PUSTAKA
• Protein merupakan zat gizi yang sangat
penting dan paling erat hubungannya
dengan proses-proses kehidupanProtein
• keadaan kurang gizi yang disebabkan
rendahnya konsumsi energi dan protein
dalam makanan sehari-hari, sehingga
tidak memenuhi angka kecukupan gizi
KKP
Menurut
WHO–NCHS
Berdasarkan
KMS balita
•KEP Ringan bila berat badan menurut umur (BB/U) 70-80 %
dan/atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) 70-
80% baku median WHO-NCHS.
•KEP Sedang bila BB/U 60-70% baku median WHO-NCHS
dan/atau BB/TB 60-70% baku median WHO-NCHS.
•KEP Berat bila BB/U <60% baku median WHO-NCHS
dan/atau BB/TB <60%baku median WHO-NCHS.
•KEP ringan bila hasil penimbangan berat badan pada KMS
terletak pada pita warna kuning diatas garis merah atau
BB/U 70-80% baku median WHO-NCHS.
•KEP sedang bila hasil penimbangan BB pada KMS berada
dibawah garis merah (BGM) atau BB/U 70-80% baku
median WHO-NCHS.
•KEP berat bila hasil penimbangan BB/U < 60% baku
median WHO-NCHS pada KMS tidak ada garis pemisah
KEP berat dan KEP sedang
Klasifikasi
EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi gizi kurang telah menurun dari 31 % pada tahun 1991 menjadi 18,4 % pada
tahun 2007 dan 17,9 % pada tahun 2010. Menurut Riskesdas 2010, sebanyak 13,3
persen anak balita masih ditemukan kurus dan sangat kurus sehingga perlu dilakukan
penanggulangan yang spesifik di daerah rawan.
• Prevalensi balita yang mengalami gizi buruk di Indonesia masih tinggi. Berdasarkan
laporan propinsi selama tahun 2005 terdapat 76.178 balita mengalami gizi buruk dan
data Susenas tahun 2005 memperlihatkan prevalensi balita gizi buruk sebesar 8.8%.
Pada tahun 2005 telah terjadi peningkatan jumlah kasus gizi buruk di beberapa
propinsi dan yang tertinggi terjadi di dua propinsi yaitu Nusa Tenggara Timur dan Nusa
Tenggara Barat.
• Marasmus-kwashiorkor paling sering terjadi pada anak usia kurang dari 5 tahun,
karena pada periode ini kebutuhan energi meningkat dan kemungkinan terjadinya
peningkatan infeksi virus dan bakteri
PENYAKIT AKIBAT KKP
Marasmus dengan gejala : sangat kurus,
berat badan sekitar 60% dari berat
badan ideal menurut umur, muka
berkerut seperti orang tua. Kulit di
daerah pantat juga berlipat-lipat. Anak
tampak pasif tanpa perhatian terhadap
sekitarnya (apatis) dan kalau lipatan
kulit dijepit dan ditarik diantara jari
peemriksa, tidak terasa ada jaringan
lemak subkutan. 2
Kwashiorkor dengan gejala : Rambut kepala
halus dan jarang, berwarna kemerahan kusam.
Rambut mudah dicabut. Edema lebih
memperkuat diagnosa kwashiorkor. Lipatan kulit
yang yang ditarik diantara jepitan jari kita
memberi kesan masih adanya jaringan lemak
subkutan. Berat badan anak sebenarnya diawah
berat ideal, tetapi sering tersamar oleh edema,
sehingga tidak menunjukkan adanya penurunan
berat badan yang signifikan. 5
PENEGAKAN DIAGNOSA
Diagnosis awal KKP ditegakkan berdasarkan tanda
dan gejala klinis serta pengukuran antropometri.
Anak didiagnosis KKP apabila : 6
•BB/TB<-3 SD atau < 60% dari median (marasmus), BB/TB >-3 SD
atau >60% dari median (kwarshiorkor) dan BB/TB < -3SD
(marasmik kwarshiorkor).
•Edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh
• Jika pengukuran BB/TB tidak dapat diukur dapat digunakan tanda klinis untuk
mendiagnosa KKP berupa anak tampat sangat kurus dan tidak mempunyai
jaringan lemak bawah kulit. Terutama pada kedua bahu, lengan, pantat dan
paha, tulang iga terlihat jelas dengan atau tanpa adanya edema. Anak-
anak dengan BB/U <60% belum tentu menderita gizi buruk karena anak
tersebut mungkin berperawakan pendek sehingga tidak terlihat sangat kurus.
PENEGAKAN DIAGNOSA
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorik : terutama
Hb dan albumin
(Temuan yang
signifikan dalam
kwashiorkor meliputi
hipoalbuminemia (10-
25 g / L))
Anthropometrik : BB/U
(berat badan menurut
umur), TB/U (tinggi
badan menurut umur),
LLA/U (lingkar lengan
atas menurut umur),
BB/TB (berat badan
menurut tinggi
badan), LLA/TB
(lingkar lengan atas
menurut tinggi badan
• Dalam proses pelayanan KEP berat/Gizi buruk terdapat 3 fase yaitu fase stabilisasi, fase
transisi, dan fase rehabilitasi
PENATALAKSANAAN
No FASE STABILISASI TRANSISI REHABILITASI
Hari ke 1-2 Hari ke 2-7 Minggu ke-2 Minggu ke 3-7
1 Hipoglikemia
2 Hipotermia
3 Dehidrasi
4 Elektrolit
5 Infeksi
6 Mulai Pemberian makanan
7 Tumbuh kejar (Meningkatkan Pemberian Makanan)
8 Mikronutrien Tanpa Fe dengan Fe
9 Stimulasi
10 Tindak lanjut
• Hipoglikemia merupakan salah satu penyebab kematian pada penderita KEP
berat/Gizi buruk. Pada hipoglikemia, penderita terlihat lemah, suhu tubuh rendah.
Jika penderita sadar dan dapat menerima makanan usahakan memberikan
makanan saring/cair 2-3 jam sekali. Jika penderita tidak dapat makan (tetapi masih
dapat minum) berikan air gula dengan sendok. Jika penderita mengalami gangguan
kesadaran, berikan infus cairan glukosa dan segera rujuk ke rumah sakit.
• Hipotermia ditandai dengan suhu tubuh yang rendah dibawah 360C. Cara yang
dapat dilakukan adalah ibu atau orang dewasa lain mendekap anak di
dadanya lalu ditutupi selimut (Metode Kanguru). Perlu dijaga agar anak tetap dapat
bernafas. Cara lain adalah dengan membungkus anak dengan selimut tebal, dan
meletakkan lampu di dekatnya. Lampu tersebut tidak boleh terlalu dekat apalagi
sampai menyentuh anak. Selama masa penghangatan ini dilakukan pengukuran
suhu anak pada dubur (bukan ketiak) setiap setengah jam sekali. Jika suhu
anak sudah normal dan stabil, tetap dibungkus dengan selimut atau pakaian
rangkap agar anak tidak jatuh kembali pada keadaan hipothermia
PENATALAKSANAAN
• Ketidakseimbangan elektrolit pada pasien KKP memicu terjadinya edema dan, untuk
pemulihan keseimbangan elektrolit diperlukan waktu paling sedikit 2 minggu. Hal
ini dapat diterapi dengan pemberian makanan tanpa diberi garam/rendah garam.
Dan untuk rehidrasi, berikan cairan oralit 1 liter yang diencerkan 2 X (dengan
penambahan 1 liter air) ditambah 4 gr KCL dan 50 gr gula atau bila penderia KEP bisa
makan berikan bahan makanan yang banyak mengandung mineral (Zn, Cuprum,
Mangan, Magnesium, Kalium) dalam bentuk makanan lumat/lunak.
• Pada KEP berat/Gizi buruk, tanda yang umumnya menunjukkan adanya infeksi seperti
demam seringkali tidak tampak, oleh karena itu pada semua KEP berat/Gizi buruk
secara rutin diberikan antibiotik spektrum luas
PENATALAKSANAAN
UMUR ATAU BERAT
BADAN
KOTRIMOKSASOL
(Trimetoprim + Sulfametoksazol)
Beri 2 kali sehari selama 5 hari
AMOKSISILIN
Beri 3 kali sehari
untuk 5 hari
Tablet dewasa Tablet Anak
20 mg trimetoprim +
100 mg
sulfametoksazol
Sirup/5ml
40 mg trimeto
prim + 200 mg
Sulfametok sazol
Sirup
125 mg
per 5 ml
2 sampai 4 bulan
(4 - < 6 kg)
¼ 1 2,5 ml 2,5 ml
4 sampai 12 bulan
(6 - < 10 Kg)
½ 2 5 ml 5 ml
12 bln s/d 5 thn
(10 - < 19 Kg)
1 3 7,5 ml 10 ml
DOSIS ANTIBIOTIK
• Pada awal fase stabilisasi perlu pendekatan yang sangat hati-hati, karena
keadaan faal penderita sangat lemah dan kapasitas homeostatik berkurang.
Pemberian makanan harus dimulai segera setelah penderita dirawat dan
dirancang sedemikian rupa sehingga energi dan protein cukup untuk memenuhi
metabolisme basal saja.
• Pemberian makanan pada fase transisi diberikan secara berlahan-lahan untuk
menghindari risiko gagal jantung, yang dapat terjadi bila penderita
mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak secara mendadak.
PENATALAKSANAAN
• Porsi kecil, sering, rendah serat dan rendah laktosa
• Energi : 100 kkal/kg/hari
• Protein : 1-1.5 gr/kg bb/hari
• Cairan : 130 ml/kg bb/hari (jika ada edema berat 100 ml/Kg bb/hari)
• Bila anak mendapat ASI teruskan , dianjurkan memberi Formula WHO
75/pengganti/Modisco ½ dengan menggunakan cangkir/gelas, bila anak terlalu
lemah berikan dengan sendok/pipet
• Pemberian makanan harus disusun sesuai dengan kebutuhan anak
• Semua pasien KEP berat/Gizi buruk, mengalami kurang vitamin dan mineral.
Walaupun anemia biasa terjadi, jangan tergesa-gesa memberikan preparat besi
(Fe). Tunggu sampai berat badan penderita mulai naik (biasanya pada minggu ke 2).
Pemberian besi pada masa stabilisasi dapat memperburuk keadaan infeksinya.
PORSI DIET FASE STABILISASI
• Ganti formula khusus awal (energi 75 Kkal dan protein 0.9-1.0 g per 100 ml) dengan
formula khusus lanjutan (energi 100 Kkal dan protein 2.9 gram per 100 ml)
PORSI DIET FASE TRANSISI
• Energi : 150-220 Kkal/kg bb/hari
• Protein 4-6 gram/kg bb/hari
PORSI DIET FASE REHABILITASI
PEMANTAUAN DAN EVALUASI RAWAT JALAN DAN
RAWAT INAP
Pemantauan Rawat
Jalan
•Status gizi
•Konsumsi makanan
•Pemeriksaan Klinis
Evaluasi Rawat Jalan
•Dilakukan selama 6
bulan untuk anak
yang mengikuti
program pelayanan
anak gizi buruk.
•Evaluasi program
satu tahun sekali:
mencakup jumlah
anak yang mengikuti
program, lulus, Drop
Out (DO), dan
meninggal
Pemantauan Rawat
Inap
•Pemantauan
merupakan kegiatan
pengawasan
sekaligus penilaian
secara periodik
dengan
menggunakan form
pemantauan
(checklist), mengacu
pada Buku
Pemantauan Gizi
Buruk
Evaluasi Rawat Inap
•Terhadap proses
pelaksanaan dan
hasil kegiatan PPG.
•Secara berkala
setiap 6 bulan sekali
Langkah-langkah untuk mencegah terjadinya KKP pada anak usia balita (bawah 5 tahun)
menurut Sjahmin M merupakan gabungan dari beberapa tindakan pencegahan seperti berikut:
8
• Pemberian air susu ibu (ASI) secara baik dan tetap disertai pengawasan berat badan bayi
secara teratur dan terus menerus.
• Menghindari pemberian makanan buatan kepada anak untuk mengganti air susu sepanjang
ibu masih mampu menghasilkan ASI terutama di bawah usia enam bulan.
• Dimulainya pemberian makanan tambahan mengandung berbagai macam zat gizi (kalori,
protein, vitamin, dan mineral) secara lengkap sesuai dengan kebutuhanmulai bayi mencapai
usia 6bulan.
• Pemberian kekebalan melalui imunisasi guna melindungi anak dari kemungkinan menderita
penyakit tertentu
• Melindungi anak dari kemungkinan menderita diare (muntaber) dan kekurangan cairan
(dehidrasi) dengan jalan menjaga kebersihan menggunakan air masak untuk minum, dan
mencuci alat pembuat susu dan makan bayi serta penyediaan oralit.
• Mengatur jarak kehamilan agar ibu cukup waktu untuk merawat dan mengatur makanan
bayinya terutama pemberian ASI
PENCEGAHAN
• Kekurangan Kalori dan Protein (KKP) merupakan keadaan kurang gizi yang
disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan
sehari-hari atau disebabkan oleh gangguan penyakit tertentu, sehingga
tidak memenuhi angka kecukupan gizi. KKP sendiri sering dijumpai pada
anak usia prasekolah. Penyakit kurang kalori dan protein ini pada dasarnya
terjadi karena defisiensi energi dan defisiensi protein disertai susunan
hidangan yang tidak seimbang. Penyakit KKP terutama menyerang anak-
anak yang sedang tumbuh dan dapat pula menyerang orang dewasa
yang biasanya kekurangan makanan secara menyeluruh. Dalam proses
pelayanan KEP berat/Gizi buruk terdapat 3 fase yaitu fase stabilisasi, fase
transisi, dan fase rehabilitasi. Kita sebagai Petugas kesehatan harus terampil
memilih langkah mana yang sesuai untuk setiap fase
KESIMPULAN
Kekurangan kalori dan protein

More Related Content

What's hot

Lp anc benar
Lp anc benarLp anc benar
Lp anc benar
Nurse Jering
 
Pembahasan Kesehatan Reproduksi
Pembahasan Kesehatan ReproduksiPembahasan Kesehatan Reproduksi
Pembahasan Kesehatan Reproduksi
AffiZakiyya
 
Asuhan ibu nifas normal,ppt
Asuhan ibu nifas normal,pptAsuhan ibu nifas normal,ppt
Asuhan ibu nifas normal,ppt
martaagustinasirait
 
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Amalia Senja
 
Mekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan NormalMekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan Normal
Hendrik Sutopo
 
Perubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifasPerubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifasowik15
 
Sistem dokumentasi rawat jalan dan rawat inap
Sistem dokumentasi rawat jalan dan rawat inapSistem dokumentasi rawat jalan dan rawat inap
Sistem dokumentasi rawat jalan dan rawat inap
Oka Artawan
 
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iii
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iiiKebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iii
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iii
hesti kusdianingrum
 
24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan
Siti Maimun
 
Konsep dasar-kep.-maternitas
Konsep dasar-kep.-maternitasKonsep dasar-kep.-maternitas
Konsep dasar-kep.-maternitas
DoraSinurat
 
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewiAsuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Andra Dewi Hapsari
 
Dokumentasi asuhan kebidanan
Dokumentasi asuhan kebidananDokumentasi asuhan kebidanan
Dokumentasi asuhan kebidanan
Irfa Kartini
 
Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatanAsuhan keperawatan
Asuhan keperawatan
ari saputra
 
4. askep diare akut dehidrasi sedang
4. askep diare akut dehidrasi sedang4. askep diare akut dehidrasi sedang
4. askep diare akut dehidrasi sedang
EllyeUtami
 
Askep diare anak
Askep diare anakAskep diare anak
Askep diare anak
f' yagami
 
Implementasi & Evaluasi Keperawatan Komunitas
Implementasi & Evaluasi Keperawatan KomunitasImplementasi & Evaluasi Keperawatan Komunitas
Implementasi & Evaluasi Keperawatan Komunitas
Nurhaya Nurdin
 

What's hot (20)

Lp anc benar
Lp anc benarLp anc benar
Lp anc benar
 
Pembahasan Kesehatan Reproduksi
Pembahasan Kesehatan ReproduksiPembahasan Kesehatan Reproduksi
Pembahasan Kesehatan Reproduksi
 
Asuhan ibu nifas normal,ppt
Asuhan ibu nifas normal,pptAsuhan ibu nifas normal,ppt
Asuhan ibu nifas normal,ppt
 
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
 
Mekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan NormalMekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan Normal
 
Perubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifasPerubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifas
 
Sistem dokumentasi rawat jalan dan rawat inap
Sistem dokumentasi rawat jalan dan rawat inapSistem dokumentasi rawat jalan dan rawat inap
Sistem dokumentasi rawat jalan dan rawat inap
 
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iii
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iiiKebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iii
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iii
 
Ii. askep hipertensi
Ii. askep hipertensiIi. askep hipertensi
Ii. askep hipertensi
 
24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan
 
ASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMALASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMAL
 
Konsep dasar-kep.-maternitas
Konsep dasar-kep.-maternitasKonsep dasar-kep.-maternitas
Konsep dasar-kep.-maternitas
 
Siklus menstruasi dan fisiologi kehamilan
Siklus menstruasi dan fisiologi kehamilanSiklus menstruasi dan fisiologi kehamilan
Siklus menstruasi dan fisiologi kehamilan
 
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewiAsuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
 
Dokumentasi asuhan kebidanan
Dokumentasi asuhan kebidananDokumentasi asuhan kebidanan
Dokumentasi asuhan kebidanan
 
Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatanAsuhan keperawatan
Asuhan keperawatan
 
4. askep diare akut dehidrasi sedang
4. askep diare akut dehidrasi sedang4. askep diare akut dehidrasi sedang
4. askep diare akut dehidrasi sedang
 
Tugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensiTugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensi
 
Askep diare anak
Askep diare anakAskep diare anak
Askep diare anak
 
Implementasi & Evaluasi Keperawatan Komunitas
Implementasi & Evaluasi Keperawatan KomunitasImplementasi & Evaluasi Keperawatan Komunitas
Implementasi & Evaluasi Keperawatan Komunitas
 

Similar to Kekurangan kalori dan protein

Kurang Energi Protein Ude News
Kurang Energi Protein   Ude NewsKurang Energi Protein   Ude News
Kurang Energi Protein Ude NewsUDE-NEWS
 
02 Gangguan Akibat KEP Protein Energy Malnutrition 2023.pptx
02 Gangguan Akibat KEP Protein Energy Malnutrition 2023.pptx02 Gangguan Akibat KEP Protein Energy Malnutrition 2023.pptx
02 Gangguan Akibat KEP Protein Energy Malnutrition 2023.pptx
EmmyKardianasari
 
GTsiompah_ Diet pada Bayi_Balita Malnutrisi_ NCP.pdf
GTsiompah_ Diet pada Bayi_Balita Malnutrisi_ NCP.pdfGTsiompah_ Diet pada Bayi_Balita Malnutrisi_ NCP.pdf
GTsiompah_ Diet pada Bayi_Balita Malnutrisi_ NCP.pdf
TsiompahGREG
 
NPM nutrition in pediatrics and Note.pdf
NPM nutrition in pediatrics and Note.pdfNPM nutrition in pediatrics and Note.pdf
NPM nutrition in pediatrics and Note.pdf
AsdarEno
 
Gizi anak
Gizi anakGizi anak
Gizi anak
Dedi Kun
 
Referat GIzi Buruk
Referat GIzi BurukReferat GIzi Buruk
Referat GIzi Buruk
Stevani Kaputro
 
book reading Gizi buruk.pptx
book reading Gizi buruk.pptxbook reading Gizi buruk.pptx
book reading Gizi buruk.pptx
IisRicaMustika
 
TATALAKSANA DIARE AKUT PADA ANAK (EFIR).docx
TATALAKSANA DIARE AKUT PADA ANAK (EFIR).docxTATALAKSANA DIARE AKUT PADA ANAK (EFIR).docx
TATALAKSANA DIARE AKUT PADA ANAK (EFIR).docx
UGDPKMMARIDAN
 
MASALAH DAN SOLUSI BAYI BERAT LAHIR RENDAH
MASALAH DAN SOLUSI BAYI BERAT LAHIR RENDAHMASALAH DAN SOLUSI BAYI BERAT LAHIR RENDAH
MASALAH DAN SOLUSI BAYI BERAT LAHIR RENDAH
AnonymousekyDDuKTqI
 
Gizi buruk
Gizi burukGizi buruk
Gizi buruk
Enny Karyani
 
Materi v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi burukMateri v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi burukJoni Iswanto
 
GIZI 1000 HPK.ppt
GIZI 1000 HPK.pptGIZI 1000 HPK.ppt
GIZI 1000 HPK.ppt
IinNurbahari
 
FORMULA KEP
FORMULA KEPFORMULA KEP
FORMULA KEP
EDIS BLOG
 
Deteksi dini balita gizi buruk
Deteksi dini balita gizi burukDeteksi dini balita gizi buruk
Deteksi dini balita gizi buruk
pkmminggir
 
161983652-MARASMUS-PPT.pptx
161983652-MARASMUS-PPT.pptx161983652-MARASMUS-PPT.pptx
161983652-MARASMUS-PPT.pptx
RahmatSanada1
 

Similar to Kekurangan kalori dan protein (20)

Kurang Energi Protein Ude News
Kurang Energi Protein   Ude NewsKurang Energi Protein   Ude News
Kurang Energi Protein Ude News
 
02 Gangguan Akibat KEP Protein Energy Malnutrition 2023.pptx
02 Gangguan Akibat KEP Protein Energy Malnutrition 2023.pptx02 Gangguan Akibat KEP Protein Energy Malnutrition 2023.pptx
02 Gangguan Akibat KEP Protein Energy Malnutrition 2023.pptx
 
GTsiompah_ Diet pada Bayi_Balita Malnutrisi_ NCP.pdf
GTsiompah_ Diet pada Bayi_Balita Malnutrisi_ NCP.pdfGTsiompah_ Diet pada Bayi_Balita Malnutrisi_ NCP.pdf
GTsiompah_ Diet pada Bayi_Balita Malnutrisi_ NCP.pdf
 
NPM nutrition in pediatrics and Note.pdf
NPM nutrition in pediatrics and Note.pdfNPM nutrition in pediatrics and Note.pdf
NPM nutrition in pediatrics and Note.pdf
 
Masalah gizi
Masalah giziMasalah gizi
Masalah gizi
 
Gizi anak
Gizi anakGizi anak
Gizi anak
 
Gizi anak
Gizi anakGizi anak
Gizi anak
 
Referat GIzi Buruk
Referat GIzi BurukReferat GIzi Buruk
Referat GIzi Buruk
 
Giziburu
GiziburuGiziburu
Giziburu
 
book reading Gizi buruk.pptx
book reading Gizi buruk.pptxbook reading Gizi buruk.pptx
book reading Gizi buruk.pptx
 
TATALAKSANA DIARE AKUT PADA ANAK (EFIR).docx
TATALAKSANA DIARE AKUT PADA ANAK (EFIR).docxTATALAKSANA DIARE AKUT PADA ANAK (EFIR).docx
TATALAKSANA DIARE AKUT PADA ANAK (EFIR).docx
 
MASALAH DAN SOLUSI BAYI BERAT LAHIR RENDAH
MASALAH DAN SOLUSI BAYI BERAT LAHIR RENDAHMASALAH DAN SOLUSI BAYI BERAT LAHIR RENDAH
MASALAH DAN SOLUSI BAYI BERAT LAHIR RENDAH
 
Gizi buruk
Gizi burukGizi buruk
Gizi buruk
 
Masalah gz pd bumil
Masalah gz pd bumilMasalah gz pd bumil
Masalah gz pd bumil
 
Masalah gz pd bumil AKPER PEMKAB MUNA
Masalah gz pd bumil AKPER PEMKAB MUNA Masalah gz pd bumil AKPER PEMKAB MUNA
Masalah gz pd bumil AKPER PEMKAB MUNA
 
Materi v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi burukMateri v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi buruk
 
GIZI 1000 HPK.ppt
GIZI 1000 HPK.pptGIZI 1000 HPK.ppt
GIZI 1000 HPK.ppt
 
FORMULA KEP
FORMULA KEPFORMULA KEP
FORMULA KEP
 
Deteksi dini balita gizi buruk
Deteksi dini balita gizi burukDeteksi dini balita gizi buruk
Deteksi dini balita gizi buruk
 
161983652-MARASMUS-PPT.pptx
161983652-MARASMUS-PPT.pptx161983652-MARASMUS-PPT.pptx
161983652-MARASMUS-PPT.pptx
 

Recently uploaded

SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
ppgpriyosetiawan43
 

Recently uploaded (20)

SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
 

Kekurangan kalori dan protein

  • 1. KEKURANGAN KALORI DAN PROTEIN (KKP) Disusun oleh : Dina Marselina Ely Rahmayani Sirait Reza Oktarama Putra Rizki Rahma Sari Topan Ardian Wira Nico Sempaty
  • 3. KKP Akibat kemiskinan Sering pada anak usia prasekolah gizi kurang (z- score BB/U -2 SD) dan gizi buruk (z score BB/U -3 SD) asupan kalori kurang dari 1.400 Kkal per orang per hari mencapai 14,47 %
  • 5. • Protein merupakan zat gizi yang sangat penting dan paling erat hubungannya dengan proses-proses kehidupanProtein • keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari, sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi KKP
  • 6. Menurut WHO–NCHS Berdasarkan KMS balita •KEP Ringan bila berat badan menurut umur (BB/U) 70-80 % dan/atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) 70- 80% baku median WHO-NCHS. •KEP Sedang bila BB/U 60-70% baku median WHO-NCHS dan/atau BB/TB 60-70% baku median WHO-NCHS. •KEP Berat bila BB/U <60% baku median WHO-NCHS dan/atau BB/TB <60%baku median WHO-NCHS. •KEP ringan bila hasil penimbangan berat badan pada KMS terletak pada pita warna kuning diatas garis merah atau BB/U 70-80% baku median WHO-NCHS. •KEP sedang bila hasil penimbangan BB pada KMS berada dibawah garis merah (BGM) atau BB/U 70-80% baku median WHO-NCHS. •KEP berat bila hasil penimbangan BB/U < 60% baku median WHO-NCHS pada KMS tidak ada garis pemisah KEP berat dan KEP sedang Klasifikasi
  • 7. EPIDEMIOLOGI • Prevalensi gizi kurang telah menurun dari 31 % pada tahun 1991 menjadi 18,4 % pada tahun 2007 dan 17,9 % pada tahun 2010. Menurut Riskesdas 2010, sebanyak 13,3 persen anak balita masih ditemukan kurus dan sangat kurus sehingga perlu dilakukan penanggulangan yang spesifik di daerah rawan. • Prevalensi balita yang mengalami gizi buruk di Indonesia masih tinggi. Berdasarkan laporan propinsi selama tahun 2005 terdapat 76.178 balita mengalami gizi buruk dan data Susenas tahun 2005 memperlihatkan prevalensi balita gizi buruk sebesar 8.8%. Pada tahun 2005 telah terjadi peningkatan jumlah kasus gizi buruk di beberapa propinsi dan yang tertinggi terjadi di dua propinsi yaitu Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. • Marasmus-kwashiorkor paling sering terjadi pada anak usia kurang dari 5 tahun, karena pada periode ini kebutuhan energi meningkat dan kemungkinan terjadinya peningkatan infeksi virus dan bakteri
  • 8. PENYAKIT AKIBAT KKP Marasmus dengan gejala : sangat kurus, berat badan sekitar 60% dari berat badan ideal menurut umur, muka berkerut seperti orang tua. Kulit di daerah pantat juga berlipat-lipat. Anak tampak pasif tanpa perhatian terhadap sekitarnya (apatis) dan kalau lipatan kulit dijepit dan ditarik diantara jari peemriksa, tidak terasa ada jaringan lemak subkutan. 2 Kwashiorkor dengan gejala : Rambut kepala halus dan jarang, berwarna kemerahan kusam. Rambut mudah dicabut. Edema lebih memperkuat diagnosa kwashiorkor. Lipatan kulit yang yang ditarik diantara jepitan jari kita memberi kesan masih adanya jaringan lemak subkutan. Berat badan anak sebenarnya diawah berat ideal, tetapi sering tersamar oleh edema, sehingga tidak menunjukkan adanya penurunan berat badan yang signifikan. 5
  • 9. PENEGAKAN DIAGNOSA Diagnosis awal KKP ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala klinis serta pengukuran antropometri. Anak didiagnosis KKP apabila : 6 •BB/TB<-3 SD atau < 60% dari median (marasmus), BB/TB >-3 SD atau >60% dari median (kwarshiorkor) dan BB/TB < -3SD (marasmik kwarshiorkor). •Edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh
  • 10. • Jika pengukuran BB/TB tidak dapat diukur dapat digunakan tanda klinis untuk mendiagnosa KKP berupa anak tampat sangat kurus dan tidak mempunyai jaringan lemak bawah kulit. Terutama pada kedua bahu, lengan, pantat dan paha, tulang iga terlihat jelas dengan atau tanpa adanya edema. Anak- anak dengan BB/U <60% belum tentu menderita gizi buruk karena anak tersebut mungkin berperawakan pendek sehingga tidak terlihat sangat kurus. PENEGAKAN DIAGNOSA
  • 11. PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorik : terutama Hb dan albumin (Temuan yang signifikan dalam kwashiorkor meliputi hipoalbuminemia (10- 25 g / L)) Anthropometrik : BB/U (berat badan menurut umur), TB/U (tinggi badan menurut umur), LLA/U (lingkar lengan atas menurut umur), BB/TB (berat badan menurut tinggi badan), LLA/TB (lingkar lengan atas menurut tinggi badan
  • 12. • Dalam proses pelayanan KEP berat/Gizi buruk terdapat 3 fase yaitu fase stabilisasi, fase transisi, dan fase rehabilitasi PENATALAKSANAAN No FASE STABILISASI TRANSISI REHABILITASI Hari ke 1-2 Hari ke 2-7 Minggu ke-2 Minggu ke 3-7 1 Hipoglikemia 2 Hipotermia 3 Dehidrasi 4 Elektrolit 5 Infeksi 6 Mulai Pemberian makanan 7 Tumbuh kejar (Meningkatkan Pemberian Makanan) 8 Mikronutrien Tanpa Fe dengan Fe 9 Stimulasi 10 Tindak lanjut
  • 13. • Hipoglikemia merupakan salah satu penyebab kematian pada penderita KEP berat/Gizi buruk. Pada hipoglikemia, penderita terlihat lemah, suhu tubuh rendah. Jika penderita sadar dan dapat menerima makanan usahakan memberikan makanan saring/cair 2-3 jam sekali. Jika penderita tidak dapat makan (tetapi masih dapat minum) berikan air gula dengan sendok. Jika penderita mengalami gangguan kesadaran, berikan infus cairan glukosa dan segera rujuk ke rumah sakit. • Hipotermia ditandai dengan suhu tubuh yang rendah dibawah 360C. Cara yang dapat dilakukan adalah ibu atau orang dewasa lain mendekap anak di dadanya lalu ditutupi selimut (Metode Kanguru). Perlu dijaga agar anak tetap dapat bernafas. Cara lain adalah dengan membungkus anak dengan selimut tebal, dan meletakkan lampu di dekatnya. Lampu tersebut tidak boleh terlalu dekat apalagi sampai menyentuh anak. Selama masa penghangatan ini dilakukan pengukuran suhu anak pada dubur (bukan ketiak) setiap setengah jam sekali. Jika suhu anak sudah normal dan stabil, tetap dibungkus dengan selimut atau pakaian rangkap agar anak tidak jatuh kembali pada keadaan hipothermia PENATALAKSANAAN
  • 14. • Ketidakseimbangan elektrolit pada pasien KKP memicu terjadinya edema dan, untuk pemulihan keseimbangan elektrolit diperlukan waktu paling sedikit 2 minggu. Hal ini dapat diterapi dengan pemberian makanan tanpa diberi garam/rendah garam. Dan untuk rehidrasi, berikan cairan oralit 1 liter yang diencerkan 2 X (dengan penambahan 1 liter air) ditambah 4 gr KCL dan 50 gr gula atau bila penderia KEP bisa makan berikan bahan makanan yang banyak mengandung mineral (Zn, Cuprum, Mangan, Magnesium, Kalium) dalam bentuk makanan lumat/lunak. • Pada KEP berat/Gizi buruk, tanda yang umumnya menunjukkan adanya infeksi seperti demam seringkali tidak tampak, oleh karena itu pada semua KEP berat/Gizi buruk secara rutin diberikan antibiotik spektrum luas PENATALAKSANAAN
  • 15. UMUR ATAU BERAT BADAN KOTRIMOKSASOL (Trimetoprim + Sulfametoksazol) Beri 2 kali sehari selama 5 hari AMOKSISILIN Beri 3 kali sehari untuk 5 hari Tablet dewasa Tablet Anak 20 mg trimetoprim + 100 mg sulfametoksazol Sirup/5ml 40 mg trimeto prim + 200 mg Sulfametok sazol Sirup 125 mg per 5 ml 2 sampai 4 bulan (4 - < 6 kg) ¼ 1 2,5 ml 2,5 ml 4 sampai 12 bulan (6 - < 10 Kg) ½ 2 5 ml 5 ml 12 bln s/d 5 thn (10 - < 19 Kg) 1 3 7,5 ml 10 ml DOSIS ANTIBIOTIK
  • 16. • Pada awal fase stabilisasi perlu pendekatan yang sangat hati-hati, karena keadaan faal penderita sangat lemah dan kapasitas homeostatik berkurang. Pemberian makanan harus dimulai segera setelah penderita dirawat dan dirancang sedemikian rupa sehingga energi dan protein cukup untuk memenuhi metabolisme basal saja. • Pemberian makanan pada fase transisi diberikan secara berlahan-lahan untuk menghindari risiko gagal jantung, yang dapat terjadi bila penderita mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak secara mendadak. PENATALAKSANAAN
  • 17. • Porsi kecil, sering, rendah serat dan rendah laktosa • Energi : 100 kkal/kg/hari • Protein : 1-1.5 gr/kg bb/hari • Cairan : 130 ml/kg bb/hari (jika ada edema berat 100 ml/Kg bb/hari) • Bila anak mendapat ASI teruskan , dianjurkan memberi Formula WHO 75/pengganti/Modisco ½ dengan menggunakan cangkir/gelas, bila anak terlalu lemah berikan dengan sendok/pipet • Pemberian makanan harus disusun sesuai dengan kebutuhan anak • Semua pasien KEP berat/Gizi buruk, mengalami kurang vitamin dan mineral. Walaupun anemia biasa terjadi, jangan tergesa-gesa memberikan preparat besi (Fe). Tunggu sampai berat badan penderita mulai naik (biasanya pada minggu ke 2). Pemberian besi pada masa stabilisasi dapat memperburuk keadaan infeksinya. PORSI DIET FASE STABILISASI
  • 18. • Ganti formula khusus awal (energi 75 Kkal dan protein 0.9-1.0 g per 100 ml) dengan formula khusus lanjutan (energi 100 Kkal dan protein 2.9 gram per 100 ml) PORSI DIET FASE TRANSISI
  • 19. • Energi : 150-220 Kkal/kg bb/hari • Protein 4-6 gram/kg bb/hari PORSI DIET FASE REHABILITASI
  • 20. PEMANTAUAN DAN EVALUASI RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP Pemantauan Rawat Jalan •Status gizi •Konsumsi makanan •Pemeriksaan Klinis Evaluasi Rawat Jalan •Dilakukan selama 6 bulan untuk anak yang mengikuti program pelayanan anak gizi buruk. •Evaluasi program satu tahun sekali: mencakup jumlah anak yang mengikuti program, lulus, Drop Out (DO), dan meninggal Pemantauan Rawat Inap •Pemantauan merupakan kegiatan pengawasan sekaligus penilaian secara periodik dengan menggunakan form pemantauan (checklist), mengacu pada Buku Pemantauan Gizi Buruk Evaluasi Rawat Inap •Terhadap proses pelaksanaan dan hasil kegiatan PPG. •Secara berkala setiap 6 bulan sekali
  • 21. Langkah-langkah untuk mencegah terjadinya KKP pada anak usia balita (bawah 5 tahun) menurut Sjahmin M merupakan gabungan dari beberapa tindakan pencegahan seperti berikut: 8 • Pemberian air susu ibu (ASI) secara baik dan tetap disertai pengawasan berat badan bayi secara teratur dan terus menerus. • Menghindari pemberian makanan buatan kepada anak untuk mengganti air susu sepanjang ibu masih mampu menghasilkan ASI terutama di bawah usia enam bulan. • Dimulainya pemberian makanan tambahan mengandung berbagai macam zat gizi (kalori, protein, vitamin, dan mineral) secara lengkap sesuai dengan kebutuhanmulai bayi mencapai usia 6bulan. • Pemberian kekebalan melalui imunisasi guna melindungi anak dari kemungkinan menderita penyakit tertentu • Melindungi anak dari kemungkinan menderita diare (muntaber) dan kekurangan cairan (dehidrasi) dengan jalan menjaga kebersihan menggunakan air masak untuk minum, dan mencuci alat pembuat susu dan makan bayi serta penyediaan oralit. • Mengatur jarak kehamilan agar ibu cukup waktu untuk merawat dan mengatur makanan bayinya terutama pemberian ASI PENCEGAHAN
  • 22. • Kekurangan Kalori dan Protein (KKP) merupakan keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari atau disebabkan oleh gangguan penyakit tertentu, sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi. KKP sendiri sering dijumpai pada anak usia prasekolah. Penyakit kurang kalori dan protein ini pada dasarnya terjadi karena defisiensi energi dan defisiensi protein disertai susunan hidangan yang tidak seimbang. Penyakit KKP terutama menyerang anak- anak yang sedang tumbuh dan dapat pula menyerang orang dewasa yang biasanya kekurangan makanan secara menyeluruh. Dalam proses pelayanan KEP berat/Gizi buruk terdapat 3 fase yaitu fase stabilisasi, fase transisi, dan fase rehabilitasi. Kita sebagai Petugas kesehatan harus terampil memilih langkah mana yang sesuai untuk setiap fase KESIMPULAN