Dokumen tersebut membahas tentang kekurangan energi protein (KEP) pada anak balita. Secara umum dijelaskan bahwa KEP disebabkan oleh konsumsi makanan yang rendah baik energi maupun protein sehingga menyebabkan gangguan gizi seperti marasmus, kwashiorkor, atau keduanya. Dokumen ini juga menjelaskan gejala, penyebab, patofisiologi, dan patogenesis dari KEP."
Makalah kwashiorkor, kimia pangan, kuliah semester 7Vindie Findianti
saya hanya share pengetahuan yang saya ketahui lewat makalah ini, jadi apabila kritik yang membangun sangat saya harapkan untuk menyempurnakan ilmu yang saya pelajari.
Dokumen tersebut membahas tentang kekurangan gizi protein dan kalori (KEP) pada anak, termasuk penyebab, gejala klinis, dan patofisiologi berbagai bentuk KEP seperti marasmus, kwashiorkor, dan marasmik kwashiorkor. Dokumen ini juga membahas metabolisme karbohidrat, protein dan lemak serta penjelasan medis mengenai berbagai gejala yang muncul pada pasien KEP.
Akibat Kekurangan dan Kelebihan Proteinragilwinata
Tugas pada mata kuliah Ilmu Gizi Dasar (IGD) tentang Akibat dari Kekurangan dan Kelebihan Protein oleh Kelompok 3 Jurusan Gizi Prodi D-III Poltekkes Kemenkes Mataram
Dokumen tersebut membahas tentang kekurangan energi protein (KEP) pada anak balita. Secara umum dijelaskan bahwa KEP disebabkan oleh konsumsi makanan yang rendah baik energi maupun protein sehingga menyebabkan gangguan gizi seperti marasmus, kwashiorkor, atau keduanya. Dokumen ini juga menjelaskan gejala, penyebab, patofisiologi, dan patogenesis dari KEP."
Makalah kwashiorkor, kimia pangan, kuliah semester 7Vindie Findianti
saya hanya share pengetahuan yang saya ketahui lewat makalah ini, jadi apabila kritik yang membangun sangat saya harapkan untuk menyempurnakan ilmu yang saya pelajari.
Dokumen tersebut membahas tentang kekurangan gizi protein dan kalori (KEP) pada anak, termasuk penyebab, gejala klinis, dan patofisiologi berbagai bentuk KEP seperti marasmus, kwashiorkor, dan marasmik kwashiorkor. Dokumen ini juga membahas metabolisme karbohidrat, protein dan lemak serta penjelasan medis mengenai berbagai gejala yang muncul pada pasien KEP.
Akibat Kekurangan dan Kelebihan Proteinragilwinata
Tugas pada mata kuliah Ilmu Gizi Dasar (IGD) tentang Akibat dari Kekurangan dan Kelebihan Protein oleh Kelompok 3 Jurusan Gizi Prodi D-III Poltekkes Kemenkes Mataram
Dokumen tersebut membahas tentang gizi buruk pada anak, terutama marasmus dan kwashiorkor. Marasmus disebabkan oleh kekurangan kalori protein yang berat, sementara kwashiorkor disebabkan oleh kekurangan protein tetapi asupan karbohidrat normal atau tinggi. Kedua kondisi tersebut menyebabkan gejala klinis seperti sangat kurus, wajah tua, kulit keriput, dan gangguan pertumbuhan. Dokumen juga membahas sindrom gab
Kwashiorkor dan marasmus merupakan dua bentuk KEP yang disebabkan oleh kekurangan protein. Kwashiorkor ditandai dengan kekurangan protein saja, sedangkan marasmus kekurangan protein dan kalori. Gejala kwashiorkor antara lain edema, gangguan pertumbuhan, dan perubahan rambut dan kulit. Pencegahannya meliputi pemberian ASI, makanan seimbang, dan pencegahan penyakit.
Malnutrisi terjadi akibat kekurangan zat makanan seperti vitamin, mineral, protein, karbohidrat dan lemak dalam makanan, yang menyebabkan seseorang tidak bermaya, mudah lemah dan penyakit. Punca utama malnutrisi termasuk tahap kesihatan dan pendidikan yang rendah, kemiskinan, serta kekurangan sumber makanan.
Kekurangan energi protein (KEP) merupakan masalah gizi utama pada balita di Indonesia yang disebabkan oleh asupan makanan yang kurang. KEP dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kekebalan tubuh anak serta menurunkan tingkat kecerdasan. Penanganannya meliputi pemberian cairan dan makanan secara bertahap, mulai dari tahap stabilisasi hingga pembinaan, untuk memulihkan keadaan gizi anak. Pencegahannya
Dokumen tersebut membahas tentang Kekurangan Energi Protein (KEP) pada balita. KEP disebabkan oleh konsumsi energi dan protein yang rendah sehingga tidak memenuhi kebutuhan gizi harian. KEP menyebabkan masalah kesehatan dan pertumbuhan yang buruk pada balita. Untuk mencegah dan menangani KEP diperlukan upaya peningkatan gizi melalui posyandu, rehabilitasi gizi, dan kampanye kesehatan dan gizi.
Dokumen tersebut membahas pengelompokan zat gizi ke dalam enam kelompok besar yaitu karbohidrat, lemak, protein, air, vitamin, dan mineral. Juga menjelaskan sumber, kebutuhan harian, dan manfaat masing-masing zat gizi tersebut."
powerpoint askep antenatal di disen dengan simpel dan terstruktur untuk memudahkan pembaca memahaminya
di buat oleh Riki abdullah mahasiswa keperawatan stikes kharisma karawang
Dokumen tersebut membahas tentang nutrisi dan malnutrisi. Nutrisi dijelaskan sebagai proses pengambilan zat makanan oleh tubuh, yang mencakup karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Kemudian dibahas kebutuhan gizi yang berbeda pada berbagai kelompok umur. Jenis-jenis malnutrisi seperti kekurangan mikronutrien (vitamin A, besi, yodium) dan kekurangan kalori serta protein juga di
KKP adalah penyakit gizi yang disebabkan oleh kekurangan kalori dan protein dalam waktu lama, umumnya menyerang anak balita. Gejalanya bervariasi mulai dari ringan hingga berat seperti berat badan rendah. Penyebabnya adalah pola makan dan kebiasaan yang tidak seimbang serta riwayat penyakit. Pencegahannya melalui ASI eksklusif, pemberian MP-ASI seimbang, dan kunjungan posyandu secara teratur
1. Dokumen tersebut membahas tentang nutrisi, sistem pencernaan, jenis-jenis nutrien, metabolisme, gangguan nutrisi, dan tindakan keperawatan untuk mengelola gangguan nutrisi.
Dokumen tersebut membahas tentang malnutrisi energi-protein (MEP) pada anak, khususnya kwashiorkor dan marasmus. Kwashiorkor disebabkan oleh kekurangan protein sedangkan marasmus disebabkan oleh kekurangan kalori dan protein. Kedua kondisi ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan seperti infeksi dan gangguan pertumbuhan. Diagnosa dan penatalaksanaannya mencakup pemberian nutrisi seimbang serta pencegahan
Unida remaja putri berprestasi tanpa anemiaمحمد Basagili
Dokumen tersebut membahas tentang anemia pada remaja putri dan ibu hamil. Faktor-faktor seperti asupan zat besi dan asam folat yang kurang, infeksi parasit, dan kehilangan darah selama menstruasi dan melahirkan dapat menyebabkan anemia. Anemia dapat berdampak buruk pada prestasi belajar, kesehatan ibu dan bayi, serta produktivitas masyarakat.
1. Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang disebabkan oleh kekurangan kalori dan protein secara berat dan kronis, terutama pada tahun pertama kehidupan.
2. Manifestasi klinisnya antara lain kurus kering, letargi, kulit keriput, dan kehilangan lemak subkutan.
3. Penatalaksanaannya meliputi pemberian diet tinggi kalori dan protein secara bertahap, pemberian cairan dan elektrolit, serta pengobatan
Dokumen tersebut membahas tentang gizi buruk pada anak, terutama marasmus dan kwashiorkor. Marasmus disebabkan oleh kekurangan kalori protein yang berat, sementara kwashiorkor disebabkan oleh kekurangan protein tetapi asupan karbohidrat normal atau tinggi. Kedua kondisi tersebut menyebabkan gejala klinis seperti sangat kurus, wajah tua, kulit keriput, dan gangguan pertumbuhan. Dokumen juga membahas sindrom gab
Kwashiorkor dan marasmus merupakan dua bentuk KEP yang disebabkan oleh kekurangan protein. Kwashiorkor ditandai dengan kekurangan protein saja, sedangkan marasmus kekurangan protein dan kalori. Gejala kwashiorkor antara lain edema, gangguan pertumbuhan, dan perubahan rambut dan kulit. Pencegahannya meliputi pemberian ASI, makanan seimbang, dan pencegahan penyakit.
Malnutrisi terjadi akibat kekurangan zat makanan seperti vitamin, mineral, protein, karbohidrat dan lemak dalam makanan, yang menyebabkan seseorang tidak bermaya, mudah lemah dan penyakit. Punca utama malnutrisi termasuk tahap kesihatan dan pendidikan yang rendah, kemiskinan, serta kekurangan sumber makanan.
Kekurangan energi protein (KEP) merupakan masalah gizi utama pada balita di Indonesia yang disebabkan oleh asupan makanan yang kurang. KEP dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kekebalan tubuh anak serta menurunkan tingkat kecerdasan. Penanganannya meliputi pemberian cairan dan makanan secara bertahap, mulai dari tahap stabilisasi hingga pembinaan, untuk memulihkan keadaan gizi anak. Pencegahannya
Dokumen tersebut membahas tentang Kekurangan Energi Protein (KEP) pada balita. KEP disebabkan oleh konsumsi energi dan protein yang rendah sehingga tidak memenuhi kebutuhan gizi harian. KEP menyebabkan masalah kesehatan dan pertumbuhan yang buruk pada balita. Untuk mencegah dan menangani KEP diperlukan upaya peningkatan gizi melalui posyandu, rehabilitasi gizi, dan kampanye kesehatan dan gizi.
Dokumen tersebut membahas pengelompokan zat gizi ke dalam enam kelompok besar yaitu karbohidrat, lemak, protein, air, vitamin, dan mineral. Juga menjelaskan sumber, kebutuhan harian, dan manfaat masing-masing zat gizi tersebut."
powerpoint askep antenatal di disen dengan simpel dan terstruktur untuk memudahkan pembaca memahaminya
di buat oleh Riki abdullah mahasiswa keperawatan stikes kharisma karawang
Dokumen tersebut membahas tentang nutrisi dan malnutrisi. Nutrisi dijelaskan sebagai proses pengambilan zat makanan oleh tubuh, yang mencakup karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Kemudian dibahas kebutuhan gizi yang berbeda pada berbagai kelompok umur. Jenis-jenis malnutrisi seperti kekurangan mikronutrien (vitamin A, besi, yodium) dan kekurangan kalori serta protein juga di
KKP adalah penyakit gizi yang disebabkan oleh kekurangan kalori dan protein dalam waktu lama, umumnya menyerang anak balita. Gejalanya bervariasi mulai dari ringan hingga berat seperti berat badan rendah. Penyebabnya adalah pola makan dan kebiasaan yang tidak seimbang serta riwayat penyakit. Pencegahannya melalui ASI eksklusif, pemberian MP-ASI seimbang, dan kunjungan posyandu secara teratur
1. Dokumen tersebut membahas tentang nutrisi, sistem pencernaan, jenis-jenis nutrien, metabolisme, gangguan nutrisi, dan tindakan keperawatan untuk mengelola gangguan nutrisi.
Dokumen tersebut membahas tentang malnutrisi energi-protein (MEP) pada anak, khususnya kwashiorkor dan marasmus. Kwashiorkor disebabkan oleh kekurangan protein sedangkan marasmus disebabkan oleh kekurangan kalori dan protein. Kedua kondisi ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan seperti infeksi dan gangguan pertumbuhan. Diagnosa dan penatalaksanaannya mencakup pemberian nutrisi seimbang serta pencegahan
Unida remaja putri berprestasi tanpa anemiaمحمد Basagili
Dokumen tersebut membahas tentang anemia pada remaja putri dan ibu hamil. Faktor-faktor seperti asupan zat besi dan asam folat yang kurang, infeksi parasit, dan kehilangan darah selama menstruasi dan melahirkan dapat menyebabkan anemia. Anemia dapat berdampak buruk pada prestasi belajar, kesehatan ibu dan bayi, serta produktivitas masyarakat.
1. Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang disebabkan oleh kekurangan kalori dan protein secara berat dan kronis, terutama pada tahun pertama kehidupan.
2. Manifestasi klinisnya antara lain kurus kering, letargi, kulit keriput, dan kehilangan lemak subkutan.
3. Penatalaksanaannya meliputi pemberian diet tinggi kalori dan protein secara bertahap, pemberian cairan dan elektrolit, serta pengobatan
[Ringkasan]
Dokumen tersebut berisi daftar diagnosa keperawatan NANDA (North American Nursing Diagnosis Association), NOC (Nursing Outcomes Classification), dan NIC (Nursing Interventions Classification) yang digunakan di Ruang I RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten pada bulan September 2008. Daftar tersebut mencakup 36 diagnosa keperawatan yang umum dijumpai beserta definisi masalah, tanda-tanda dan gejala, serta rencana intervensi keperawatan.
Dokumen tersebut membahas tentang nutrisi dan pengukuran antropometri. Secara ringkas, dokumen menjelaskan definisi nutrisi menurut beberapa ahli, jenis-jenis nutrisi, dan cara melakukan pengukuran antropometri seperti berat badan dan tinggi badan untuk menentukan status gizi seseorang.
Dokumen ini membahas tentang malnutrisi dan penyakit yang berkaitan. Faktor penyebab malnutrisi antara lain kemiskinan, pengetahuan yang rendah, dan amalan pemakanan yang tidak seimbang. Gejala malnutrisi meliputi berat badan turun, kulit pucat, dan rambut mudah rontok. Penyakit akibat malnutrisi mencakup kwashiorkor, marasmus, dan beri-beri.
Triage adalah proses memilah korban kegawatdaruratan berdasarkan tingkat keparahannya untuk menentukan prioritas perawatan. Proses ini meliputi pengkajian singkat kondisi korban, penentuan klasifikasi berdasarkan gejala klinis, dan dokumentasi hasil triase.
Bab ini membahas tentang tinjauan pustaka mengenai gizi buruk. Gizi buruk dapat terjadi akibat kekurangan protein, karbohidrat atau kalori, dan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti infeksi dan gangguan pertumbuhan pada anak. Faktor penyebab gizi buruk antara lain asupan makanan yang kurang, sering terkena infeksi, dan faktor sosial ekonomi keluarga.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit kwashiorkor, termasuk pengertian, sejarah, kelompok yang rentan, prevalensi, dan cara penanggulangannya. Kwashiorkor adalah gangguan yang disebabkan kekurangan protein dan sering menyerang anak-anak. Prevalensi kwashiorkor di Indonesia masih cukup tinggi, terutama pada anak balita. Untuk mencegah kwashiorkor, perlu mengkonsumsi makanan yang kaya protein dan kalori.
Dokumen tersebut membahas tentang produksi ASI, aspek-aspek yang mempengaruhinya seperti hormon, nutrisi, dan faktor psikologis. Juga dibahas mekanisme pengeluaran ASI dan gangguan-gangguan yang dapat menghambat produksi dan pengeluaran ASI.
Hiperemesis Gravidarum adalah kondisi mual dan muntah berlebihan selama kehamilan yang dapat menyebabkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Penanganannya meliputi isolasi, terapi cairan infus, vitamin, dan obat-obatan seperti antiemetik. Prognosis biasanya baik dengan penanganan yang tepat, meskipun dapat berisiko pada ibu dan janin jika tidak ditangani.
Dokumen tersebut membahas tentang perubahan kulit akibat gangguan nutrisi. Secara ringkas, dibahas tentang temuan klinis dan patofisiologi dari malnutrisi protein-energi seperti marasmus dan kwarshiorkor, defisiensi asam lemak esensial, serta defisiensi dan toksisitas vitamin A yang dapat menyebabkan berbagai kelainan pada kulit.
Marasmus adalah bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh kekurangan kalori dan protein kronis, terutama pada bayi. Gejala klinisnya meliputi berat badan dan lemak tubuh menurun drastis, kulit keriput, dan lesunya bayi. Pengobatannya meliputi pemberian makanan tinggi kalori dan protein secara bertahap, fluida untuk mengatasi dehidrasi, serta pengobatan infeksi jika ada.
KEP (kurang energi protein) adalah kondisi kekurangan gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari. KEP dapat menyebabkan marasmus, yang ditandai dengan retardasi pertumbuhan dan pengurangan lemak dan otot secara progresif. KEP memiliki berbagai dampak buruk bagi kesehatan dan perkembangan anak, seperti menghambat pertumbuhan, menurunkan daya tahan tubuh, dan men
Bab ini membahas tinjauan pustaka tentang gizi dan fungsinya bagi tubuh, jenis-jenis zat gizi yang dibutuhkan, serta penyakit yang disebabkan oleh kekurangan gizi seperti kurang kalori dan protein, anemia, dan lainnya. Kelompok rentan gizi seperti bayi, balita, ibu hamil dan menyusui juga dibahas.
Dokumen tersebut membahas tentang anemia gizi besi, yang merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Anemia ini disebabkan oleh kekurangan zat besi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah. Kelompok rentan terkena anemia antara lain ibu hamil, balita, dan remaja putri. Gejala anemia antara lain pucat, lemah, dan mudah lelah. Untuk pencegahannya dianjurkan mengkonsumsi
2. Definisi
Malnutrisi energi – protein (MEP)
adl tidak adekuatnya intake protein dan
kalori yg dibutuhkan oleh tubuh.
Kwashiorkor adl suatu penyakit yg
disebabkan oleh kekurangan protein baik
dari segi kualitas dan kuantitasnya
Marasmus adl suatu penyakit yg
disebabkan oleh kekurangan kalori dan
protein.
3. E T I O L O G I
Kekurangan kalori
Kekurangan protein
4. PATOFISIOLOGI
Kwashiorkor
Kekurangan protein dalam makanan asam amino essensial
dalam serum yang diperlukan untuk sintesis dan
metabolisme terutama sebagai pertumbuhan dan perbaikan
sel makin berkurangnya asam amino dalam serum
menyebabkan berkurangnya produksi albumin hati.
Kulit akan tampak bersisik dan kering depigmentasi.
Anak mengalami ggn pd mata kekurangan vitamin A.
Kekurangan mineral : besi, kalsium dan seng.
Edema hipoproteinemia yg mana cairan akan berpindah
dari intra vaskuler kompartemen ke rongga interstitial
ascites. Ggn gastrointestinal seperti adanya perlemakan pd
hati dan atropi pd sel acini pankreas.
5. PATOFISIOLOGI
Marasmus
Pada marasmus ditandai dgn atropi jaringan,
terutama lapisan subkutan dan badan tampak kurus
seperti orang tua. Pada metabolisme lemak kurang
terganggu dari pd kwashiorkor, kekurangan vitamin
biasanya minimal atau tidak ada.
Pada marasmus tdk ditemukan edema akibat dari
hipoalbuminemia dan atau retensi sodium.
Pemenuhan kebutuhan dlm tbh masih dpt dipenuhi
dgn adanya cadangan protein sebagai sumber
energi.
6. KOMPLIKASI
Kwashiokor : diare, infeksi, anemia, ggn
tumbuh kembang, hipokalemi dan
hipernatremi
Marasmus : infeksi, tuberkulosis,
parasitosis, desentri, malnutrisi kronik,
ggn tumbuh kembang.
8. MANIFESTASI KLINIS
Marasmus
Badan kurus kering
Tampak seperti orang tua
Lethargi
Iritabel
Kulit berkeriput
Ubun – ubun cekung pada bayi
Jaringan subkutan hilang
Turgor kulit jelek
Malaise ,Apatis
Kelaparan
10. Penatalaksanaan Terapeutik
Diit tinggi kalori, protein, mineral, dan
vitamin
Pemberian terapi cairan dan elektrolit
Penanganan diare bila ada; cairan,
antidiare dan antibiotik.
11. P
engkajian K
eperawatan
Riwayat status sosial - ekonomi
Kaji riwayat pola makan
Pengkajian antropometri
Kaji manifestasi klinis
Monitor hasil laboratorium
Timbang berat badan
Kaji tanda – tanda vital
12. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
2.
3.
4.
5.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b.d tidak adekuatnya intake nutrisi.
Kurangnya volume cairan dan konstipasi b.d
kurangnya intake cairan.
Ggn integritas kulit b.d tidak adanya kandungan
makanan yang cukup.
Resiko infeksi b.d ggn respon imun sekunder dari
malnutrisi
Kurangnya pengetahuan b.d tidak tahu
memberikan intake nutrisi yg adekuat pada anak
13. Intervensi Keperawatan
NDX 1.
Kaji antropometri
Kaji pola makan
Berikan intake makanan tinggi; kalori, protein,
mineral dan vitamin
Frekwensi makan dapat ditingkatkan setiap 3 –
4 jam dan selingi dgn malanan kecil yg tinggi
kallori dan protein
Timbang berat badan setiap hari
Tingkatkan pemberian ASI dgn pemasukan
intake nutrisi yg adekuat pd orang tua.
14. NDX 2.
Berikan cairan yg adekuat sesuai dgn kondisi
Berikan cairan per oral
Berikan cairan atau nutrisi perparenteral,
pantau kepatenan infus
Ukur intake dan output; 2 – 3 ml/kg/jam
Auskultasi bising usus
Kaji tanda – tanda dehidrasi
Pantau adanya overload cairan
15. NDX 3.
Kaji keutuhan kulit setiap pergantian dinas
Berikan suplemen vitamin
Berikan alas matras yang lembut
Berikan cream kulit
Ganti segera pakaian yang lembab dan basah
Lakukan kebersihan kulit
Hindari penggunaan sabun yang dapat
mengiritasi kulit
16. NDX 4.
Kaji tanda – tanda infeksi, ukur suhu tubuh
setiap 4 jam
Gunakan standart pencegahan universal;
kebersihan, mencuci tangan yang benar bila
akan kontak dengan anak, menghindari dari
anak yang infeksi
Berikan imunisasi bagi anak yang belum
imunisasi
17. NDX 5.
Ajarkan orang tua dlm pemenuhan
kebutuhan nutrisi
Jelaskan pentingnya intake nutrisi yg
adekuat
Jelaskan kondisi yg terkait dgn malutrisi
Anjurkan ibu utk mengkomsumsi nutrisi yg
adekuat utk meningkatkan produksi ASI
Libatkan keluarga dlm perawatan anak utk
pemenuhan kebutuhan sehari - hari