SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
SUHU DAN KALOR 
A. SUHU 
Suhu merupakan ukuran mengenai panas atau dinginnya suatu zat atau benda. Oven yang panas 
dikatakan bersuhu tinggi, sedangkan es yang membeku dikatakan memiliki suhu rendah. 
a. Macam–macam Thermometer 
Alat yang dirancang untuk mengukur suhu suatu zat disebut termometer. Ada beberapa 
jenis termometer, yang prinsip kerjanya bergantung pada beberapa sifat materi yang berubah 
terhadap suhu. Sebagian besar termometer umumnya bergantung pada peamuaian materi 
terhadap naiknya suhu. Ide pertama penggunaan termometer adalah oleh Galileo, yang 
menggunakan pemuaian gas, tampak seperti pada gambar dibawah ini : 
Skala yang paling banyak dipakai sekarang adalah skala Celsius, kadang disebut skala 
Centigrade. Di Amerika Serikat, skala Fahrenheit juga umum digunakan. Ada juga skala 
Reamur. Skala yang paling penting dalam sains adalah skala absolut atau Kelvin. 
Titik beku zat didefinisikan sebagai suhu dimana fase padat dan cair ada bersama dalam 
kesetimbangan, yaitu tanpa adanya zat cair total yang berubah menjadi padat atau 
sebaliknya. 
titik didih didefinisikan sebagai suhu di mana zat cair dan gas ada bersama dalam 
kesetimbangan. Karena titik-titik ini berubah terhadap tekanan, tekanan harus ditentukan 
(biasanya sebesar 1 atm).
b. Konversi Skala Thermometer 
Tentunya sangat mudah untuk mengonversikannya, mengingat bahwa 0 0C sama dengan 32 
0F, dan jangkauan 1000 pada skala Celsius sama dengan jangkauan 1800 pada skala 
Fahrenheit. Hal ini berarti 
Perbandingan beberapa skala termometer adalah sebagai berikut: 
Konversi antara skala Celsius dan skala Fahrenheit dapat dituliskan: 
Konversi antara skala Celsius dan skala Reamur dapat dituliskan: 
Konversi antara skala Fahrenheit dan skala Reamur dapat dituliskan: 
Contoh Soal: 
1. Suhu 30° C sama dengan ....0F = .... 0R= .... 0K 
Diketahui : TC = 30° C 
Ditanya : TF = ...? 
TR = ...?
TK = ...? 
Dijawab : = + 32 
= 
9 
5 
30 + 32 
= 86 
= 
4 
5 
= 
4 
5 
30 
= 24 
= + 273 
= 30 + 273 
= 303 
2. Suhu benda yang diukur dengan termometer Fahrenheit menunjukkan nilai 1220F. 
Tentukan suhu benda tersebut dalam skala: 
a) Celcius, 
b) Reamur, 
c) Kelvin! 
Diketahui : = 122 F 
Ditanya : TC = ...? 
TR = ...? 
TK = ...? 
Dijawab : 
= ( − 32) 
= 
5 
9 
(122 − 32) 
= 
5 
9 
(90 ) 
= 50 
4 
= 
5 
= 
4 
5 
50 
= 40
= + 273 
= 40 + 273 
= 313 
B. PEMUAIAN 
Pemuaian adalah bertambah besarnya ukuran suatu benda karena kenaikan suhu yang terjadi pada 
benda tersebut. Kenaikan suhu yang terjadi menyebabkan benda itu mendapat tambahan energi 
berupa kalor yang menyebabkan molekul-molekul pada benda tersebut bergerak lebih cepat. 
1. Jenis-Jenis Pemuaian 
a. Pemuaian Zat Padat 
1) Pemuaian Panjang 
Perubahan panjang L pada semua zat padat, dengan pendekatan yang sangat baik, 
berbanding lurus dengan perubahan suhu T. 
Besarnya perubahan panjang dapat dituliskan dalam suatu persamaan: 
Di mana α adalah konstanta pembanding, disebut koefisien muai linier (koefisien 
muai panjang) untuk zat tertentu dan memiliki satuan /0C atau (0C) – 1. 
Panjang benda ketika dipanaskan dapat dituliskan sebagai berikut: 
dengan: 
L = panjang benda saat dipanaskan (m) 
L0 = panjang benda mula-mula (m) 
α = koefisien muai linier/panjang (/0C) 
T = perubahan suhu (0C) 
Contoh soal : 
1. Sebuah kawat aluminium dipanaskan dari suhu 295 K sampai 331 K dan panjangnya 
mencapai 3,7 m. Jika α = 25 ×10-6/oC, tentukan panjang kawat mula-mula! 
Diketahui : L = 3,7 m 
α = 25 ×10-6/oC 
T = 331 K - 295 K = 36 K 
Ditanya : L0 = ...?
Dijawab : 
= (1 + α ×  ) 
3,7 = (1 + 25 × 10 × 36 ) 
3,7 = (1 + 900 × 10 ) 
3,7 = (1 + 900 × 10 ) 
3,7 = (1,001) 
3,7 
= 
1,001 
= 3,69 
Jadi, panjang mula-mula kawat tersebut adalah 3,69 m. 
2. Sebuah benda yang terbuat dari baja memiliki panjang 1000 cm. Berapakah 
pertambahan panjang baja itu, jika terjadi perubahan suhu sebesar 50°C?! 
Diketahui : ΔT = 50 0C 
α= 12 x 10 – 6 /0C 
L = 1000 m 
Ditanya : ΔL = ....... ? 
Dijawab : ΔL = L0 α ΔT 
= 1000 x 12 x 10 – 6 
= 60 cm 
Jadi, pertambahan panjang baja itu adalah 60 cm. 
2) Pemuaian Luas 
Untuk benda-benda yang berbentuk lempengan plat (dua dimensi), akan terjadi 
pemuaian dalam arah panjang dan lebar. Hal ini berarti lempengan tersebut 
mengalami pertambahan luas atau pemuaian luas. 
Diketahui β= 2α , maka persamaannya menjadi seperti berikut. 
Keterangan: 
A1 : luas bidang mula-mula (m1) 
A2 : luas bidang setelah dipanaskan (m2) 
β : koefisien muai luas (/°C) 
T : selisih suhu (°C)
Contoh soal : 
Pada suhu 30° C sebuah pelat besi luasnya 10 m2. Apabila suhunya dinaikkan 
menjadi 90° C dan koefisien muai panjang besi sebesar 0,000012/° C, maka tentukan 
luas pelat besi tersebut! 
3) Pemuaian Volume 
Zat padat yang mempunyai tiga dimensi (panjang, lebar, dan tinggi), seperti bola dan 
balok, jika dipanaskan akan mengalami muai volume, yakni bertambahnya panjang, 
lebar, dan tinggi zat padat tersebut. Karena muai volume merupakan penurunan dari 
muai panjang, maka muai ruang juga tergantung dari jenis zat. Jika volume benda 
mula-mula V1, suhu mula-mula T1, koefisien muai ruang  , maka setelah dipanaskan 
volumenya menjadi V2, dan suhunya menjadi T2 sehingga akan berlaku persamaan, 
sebagai berikut. 
Karena  = 3 α, maka persamaannya menjadi seperti berikut. 
Keterangan: 
V1 : volume benda mula-mula (m1) 
V2 : volume benda setelah dipanaskan (m2) 
 : koefisien muai ruang (/°C) 
T : selisih suhu (° C) 
Contoh Soal : 
Sebuah bejana memiliki volume 1 liter pada suhu 25° C. Jika koefisien muai panjang 
bejana 2 × 10-5 /°C, maka tentukan volume bejana pada suhu 75° C!
C. KALOR DAN PERUBAHAN SUHU 
Kalor adalah energi yang berpindah dari zat yang suhunya lebih tinggi ke zat yangsuhunya 
lebih rendah. 
1 kalori menyatakan banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk memanaskan 1 kg air 
sehinggasuhunya naik sebesar 1 derajat celsius. 
Pengaruh kalor pada perubahan suhu misalnya pada pemanasan air. Air yang dipanaskan akan 
mengalami peningkatan suhu. Peningkatan suhu ini disebabkan karena energi panas dari api 
berpindah menuju air. Hal ini membuktikan bahwa kalor dapat mempengaruhi suhu suatu zat. 
Pada proses pemanasan air, semakin lama air dipanaskan berarti jumlah kalor yang diberikan 
semakin besar. Dengan demikian, semakin besar kalor yang diberikan semakin besar pula 
kenaikan suhu benda. Selain itu, kenaikan suhu tidak hanya ditentukan oleh jumlah kalor yang 
diberikan, tetapi juga tergantung pada massa benda. Semakin besar massa benda, semakin kecil 
perubahan suhu yang terjadi. Dengan kata lain, perubahan suhu berbanding terbalik dengan 
massa benda. 
Atau dapat dituliskan 
ΔT ~  Q ~ m ΔT 
Kesebandingan tersebut, dapat diubah menjadi bentuk persaman dengan menambahkan konstanta 
yang disebut kalor jenis (c), yaitu menjadi: 
Q = m c ΔT 
Keterangan: Q = kalor yang diperlukan atau dilepaskan (J atau kal) 
m = massa benda (kg) 
c = kalor jenis benda (J/ kgoC ) 
ΔT = T2 –T1 = perubahan suhu benda ( oC)
a. Kalor jenis zat 
Kalor jenis zat adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan atau menurunkan 
suhu 1 kg massa zat sebesar 1o C atau 1 K. 
b. Kapasitas kalor 
Kalor jenis zat menunjukan karakteristik suatu zat. Suatu zat memiliki kalor jenis yang 
berbeda dengan zat lainnya. Semakin besar kalor jenis suatu zat, semakin banyak kalor yang 
dibuthkan untuk menaikkan suhu sebesar 1o C. Karakteristik suatu zat juga ditunjukan oleh 
kapasitas kalor zat tersebut. 
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu benda 
sebesar 1oC atau 1 K. 
Kapasitas kalor dapat dirumuskan dengan: 
C = atau C = mc 
Keterangan: 
C = kapasitas kalor suatu zat (J/K atau J/oC) 
Contoh soal: 
1. Hitunglah kalor yang dibuthkan untuk menaikkan suhu air bermassa 3 kg dari suhu 100C 
sampai 80oC! (cbesi= 4200 J/ kgoC). 
Penyelesaian: 
Diketahui: m = 3 kg 
T1 = 10oC 
T2 = 80oC  ΔT = T2 –T1 = 80oC - 10oC = 70oC 
cbesi= 4200 J/ kgoC 
Ditanya: Q = ...? 
Jawab: 
Q = m c ΔT 
= 3 . 4200 J/ kgoC . 70oC 
= 9,45 x 104 J 
= 9,45 kJ 
Jadi, kalor yang dibuthkan adalah 9,45 kJ.
D. PERUBAHAN WUJUD ZAT 
Perubahan wujud zat dari cair ke padat disebut sebagai proses pembekuan. Dalam hal ini, akan 
terjadi proses pelepasan kalor. Besarnya kalor yang dibutuhkan pada saat peleburan dan besarnya 
kalor yang dilepaskan dalam proses pembekuan adalah sama. 
Perumusan untuk kalor peleburan dan pembekuan sama dengan perumusan pada kalor penguapan 
dan pengembunan, yakni sebagai berikut. 
dengan: 
Q = kalor yang dibutuhkan saat peleburan atau kalor yang dilepaskan saat pembekuan, 
m = massa zat, dan 
L = kalor laten peleburan atau pembekuan. 
Contoh Soal : 
Berapakah besarnya kalor yang dibutuhkan untuk mencairkan es sebanyak 500 gram pada 
temperatur 0oC menjadi cair seluruhnya yang memiliki temperatur 10oC ? Diketahui kalor laten 
peleburan es menjadi air sebesar 80 kal/g. 
Jawaban : 
Diketahui: L = 80 kal/g, dan 
m = 500 gram. 
Ditanya : Q total = ...? 
Dijawab : 
Q = m L 
Q = 500 gram × 80 kal/g 
Q = 40.000 kal 
Q = 40 kkal 
Jadi, besarnya kalor yang dibutuhkan untuk meleburkan es menjadi cair seluruhnya adalah 
sebesar 40 kkal. 
Hubungan Kalor Laten dan Perubahan Wujud 
Apabila suatu zat padat, misalnya es dipanaskan, es tersebut akan menyerap kalor dan beberapa 
lama kemudian berubah wujud menjadi zat cair. Perubahan wujud zat dari padat menjadi cair ini 
disebut proses melebur. Temperatur pada saat zat mengalami peleburan disebut titik lebur zat. 
Adapun proses perubahan wujud zat dari cair menjadi padat disebut sebagai proses pembekuan 
dan temperatur ketika zat mengalami proses pembekuan disebut titik beku zat. 
Kalor laten pembekuan besarnya sama dengan kalor laten peleburan yang disebut sebagai kalor 
lebur. Kalor lebur es L pada temperatur dan tekanan normal adalah 334 kJ/kg. Kalor laten
penguapan besarnya sama dengan kalor laten pengembunan, yang disebut sebagai kalor uap. 
Kalor uap air L pada temperatur dan tekanan normal adalah 2.256 kJ/kg. 
a. Proses A – B merupakan proses kenaikan temperatur dari sebongkah es. Pada proses kenaikan 
temperatur ini, grafik yang terjadi adalah linear. Pada grafik AB, kalor digunakan untuk 
menaikkan temperatur. 
b. Proses B – C merupakan proses perubahan wujud zat dari es menjadi air. Pada grafik BC, kalor 
tidak digunakan untuk menaikkan atau menurunkan temperatur benda, tetapi hanya digunakan 
untuk mengubah wujud zat benda tersebut, yakni dari wujud es menjadi air. 
c. Pada grafik C – D, terjadi proses kenaikan temperatur yang sama dengan proses pada (a). Akan 
tetapi, pada proses ini yang dinaikkan suhunya adalah air dari 0oC sampai 100oC. 
d. Sama halnya pada proses B – C, proses D – E tidak mengalami perubahan temperatur, tetapi yang 
terjadi hanya perubahan wujud zat dari air menjadi uap. 
Contoh Soal: 
Berapa banyak kalor yang diperlukan untuk mengubah 2 gram es pada suhu 0° C menjadi uap air 
pada suhu 100° C? (cair = 4.200 J/kg °C, KL = 336 J/g, dan KU = 2.260 J/g)
Dijawab: 
Q1 Proses Lebur 
Q1 = m KL 
= 2 × 336 
= 672 J 
Q2 Proses menaikkan suhu 
Q2 = m cair T 
= 2 × 10-3 × 4.200 × 100 
= 840 J 
Q3 Proses penguapan 
Q1 = m Ku 
= 2 × 2.260 
= 4.420 J 
Qtotal = Q1 + Q2 + Q3 
= 672 + 840 + 4.420 
= 6.032 J 
Jadi, kalor yang dibutuhkan sebesar 6.032 J 
E. AZAS BLACK 
Ketika kita mencampurkan segelas air panas dengan segelas air dingin, maka suatu saat akan 
didapatkan suhu akhir. Suhu akhir ini berada di antara suhu air dingin dan suhu air panas. 
Demikian pula jika dua buah zat/benda dengan suhu berbeda, dicampurkan suatu saat akan 
mempunyai suhu yang sama. Ini terjadi karena benda dengan suhu tinggi akan melepaskan kalor. 
Kalor yang dilepaskan ini akan diserap oleh benda yang bersuhu lebih rendah. Jika kedua benda 
terisolasi dengan baik, maka jumlah kalor yang dilepas sama dengan jumlah kalor yang
diterima. Atau “Jika dua macam zat yang berbeda suhunya dicampurkan, maka zat yang 
suhunya lebih tinggi akan melepaskan kalor yang sama banyaknya dengan kalor yang diserap 
oleh zat yang suhunya lebih rendah”. Pernyataan ini disebut sebagai Asas Black. Asas Black 
merupakan bentuk lain dari Hukum Kekekalan Energi. 
Asas Black dapat dituliskan dalam bentuk persamaan: 
Dengan ΔT1 = T – Takhir dan ΔT2 = Takhir – T, sehingga persamaan menjadi: 
Contoh soal: 
Air bermassa 200 gram dan bersuhu 30°C dicampur air mendidih bermassa 100 gram dan 
bersuhu 90°C. (Kalor jenis air . 1 kal.gram-1.°C-1). Hitunglah suhu akhir campuran! 
Diketehui : m1= 200 g 
T1= 30 0C 
m2= 100 g 
T2=90 0C 
Ditanya : Tc = . . . ? 
Dijawab : Qlepas = Qterima 
m1c1(Tc - T1) = m1c1(T2 – Tc) 
200 . 1 . (Tc - 300) = 100 . 1 . (90 – Tc) 
200 Tc – 6000 = 9000 – 100 Tc 
200 Tc + 100 Tc = 9000 + 6000 
300 Tc = 15000 
Tc = 500C 
Jadi, suhu akhir campuran air tersebut sebesar 500C.
F. PERPINDAHAN KALOR 
a. Macam-macam Perpindahan Kalor 
3 cara perpindahan kalor : 
1. Perpindahan kalor secara konduksi : peristiwa perpindahan panas di mana bagian dari 
medium tidak ikut berpindah. 
Contoh: Perpindahan panas ke tangan dari ujung sendok melalui sendok yang dibakar 
2. Perpindahan kalor secara konveksi: peristiwa perpindahan panas di mana energi 
panasnya ikut berpindah melalui partikel-partikel yang mengalir. 
Contoh: perpindahan panas melalui asap api/lilin. 
3. Perpindahan kalor secara radiasi: peristiwa perpindahan panas tanpa melalui medium. 
Contoh: pancaran sinar matahari. 
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju Perpindahan Konduksi Kalor 
1. Beda suhu (ΔT) 
Semakin besar beda suhu antara kedua permukaan, maka makin cepat perpindahan kalor 
pada benda tersebut. 
2. Luas permukaan (A) 
Semakin besar luas permukaan suatu benda, makin cepat perpindahan kalornya. 
3. Ketebalan dinding (l) 
Makin tebal dinding, makin lambat perpindahan kalornya. 
4. Konduktivitas termal zat (k) 
Konduktivitas termal zat (k) merupakan ukuran kemampuan zat menghantarkan kalor, 
makin besar nilai k, makin cepat perpindahan kalor. 
c. Penerapan perpindahan kalor 
Penerapan perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari: 
1) perpindahan kalor secara konduksi 
2) perpindahan kalor secara konveksi: Angin laut dan angin darat, konveski paksa 
pada pendinginan mobil, pengering rambut 
3) perpindahan kalor secara radiasi 
Pemanfaatan Radiasi 
a. Pendiangan rumah 
b. Rumah kaca dan efek rumah kaca 
c. Panel surya

More Related Content

What's hot

Soal Latihan Jangka Sorong dan Mikrometer sekrup .pdf
Soal Latihan Jangka Sorong dan Mikrometer sekrup .pdfSoal Latihan Jangka Sorong dan Mikrometer sekrup .pdf
Soal Latihan Jangka Sorong dan Mikrometer sekrup .pdfZainulHasan13
 
Jarak dan perpindahan GLB dan GLBB
Jarak dan perpindahan GLB dan GLBBJarak dan perpindahan GLB dan GLBB
Jarak dan perpindahan GLB dan GLBB-
 
Laporan fisika gaya archimedes
Laporan fisika gaya archimedesLaporan fisika gaya archimedes
Laporan fisika gaya archimedesNandz Iu
 
(2) Lingkaran2-Segiempat Tali Busur 1.pptx
(2) Lingkaran2-Segiempat Tali Busur 1.pptx(2) Lingkaran2-Segiempat Tali Busur 1.pptx
(2) Lingkaran2-Segiempat Tali Busur 1.pptxGibbonTamba1
 
Pertemuan i teori kinetik gas
Pertemuan i teori kinetik gasPertemuan i teori kinetik gas
Pertemuan i teori kinetik gasMuhammad Syarif
 
Ppt pemuaian-panjang
Ppt pemuaian-panjangPpt pemuaian-panjang
Ppt pemuaian-panjangsatriaandika
 
PPT kesetimbangan benda tegar dan titik berat
PPT kesetimbangan benda tegar dan titik beratPPT kesetimbangan benda tegar dan titik berat
PPT kesetimbangan benda tegar dan titik beratGressi Dwiretno
 
Suhu dan-kalor final
Suhu dan-kalor finalSuhu dan-kalor final
Suhu dan-kalor finalMoh Iriyanto
 
Laporan lengkap praktikum menghitung jumlah kalor dalam kalorimeter
Laporan lengkap praktikum menghitung jumlah kalor dalam kalorimeterLaporan lengkap praktikum menghitung jumlah kalor dalam kalorimeter
Laporan lengkap praktikum menghitung jumlah kalor dalam kalorimeterSylvester Saragih
 
Materi dan Sifatnya.pptx
Materi dan Sifatnya.pptxMateri dan Sifatnya.pptx
Materi dan Sifatnya.pptxGunturs4
 
Power Point Tentang Permutasi
Power Point Tentang PermutasiPower Point Tentang Permutasi
Power Point Tentang PermutasiMatt Engky
 
Kunci dan soal fisika 10 2
Kunci dan soal fisika 10   2Kunci dan soal fisika 10   2
Kunci dan soal fisika 10 2Dedi Wahyudin
 
Bab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalorBab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalorEko Supriyadi
 
Pertemuan ke-2-ikatan-atomik-dalam-kristal
Pertemuan ke-2-ikatan-atomik-dalam-kristalPertemuan ke-2-ikatan-atomik-dalam-kristal
Pertemuan ke-2-ikatan-atomik-dalam-kristalandrainiesta
 

What's hot (20)

Soal Latihan Jangka Sorong dan Mikrometer sekrup .pdf
Soal Latihan Jangka Sorong dan Mikrometer sekrup .pdfSoal Latihan Jangka Sorong dan Mikrometer sekrup .pdf
Soal Latihan Jangka Sorong dan Mikrometer sekrup .pdf
 
Efek zeeman
Efek zeemanEfek zeeman
Efek zeeman
 
Jarak dan perpindahan GLB dan GLBB
Jarak dan perpindahan GLB dan GLBBJarak dan perpindahan GLB dan GLBB
Jarak dan perpindahan GLB dan GLBB
 
Laporan fisika gaya archimedes
Laporan fisika gaya archimedesLaporan fisika gaya archimedes
Laporan fisika gaya archimedes
 
(2) Lingkaran2-Segiempat Tali Busur 1.pptx
(2) Lingkaran2-Segiempat Tali Busur 1.pptx(2) Lingkaran2-Segiempat Tali Busur 1.pptx
(2) Lingkaran2-Segiempat Tali Busur 1.pptx
 
suhu-dan-kalor.ppt
suhu-dan-kalor.pptsuhu-dan-kalor.ppt
suhu-dan-kalor.ppt
 
Fisika Inti 12 IPA 1
Fisika Inti 12 IPA 1Fisika Inti 12 IPA 1
Fisika Inti 12 IPA 1
 
Pertemuan i teori kinetik gas
Pertemuan i teori kinetik gasPertemuan i teori kinetik gas
Pertemuan i teori kinetik gas
 
Ppt pemuaian-panjang
Ppt pemuaian-panjangPpt pemuaian-panjang
Ppt pemuaian-panjang
 
PPT kesetimbangan benda tegar dan titik berat
PPT kesetimbangan benda tegar dan titik beratPPT kesetimbangan benda tegar dan titik berat
PPT kesetimbangan benda tegar dan titik berat
 
Suhu dan-kalor final
Suhu dan-kalor finalSuhu dan-kalor final
Suhu dan-kalor final
 
Laporan lengkap praktikum menghitung jumlah kalor dalam kalorimeter
Laporan lengkap praktikum menghitung jumlah kalor dalam kalorimeterLaporan lengkap praktikum menghitung jumlah kalor dalam kalorimeter
Laporan lengkap praktikum menghitung jumlah kalor dalam kalorimeter
 
Benda tegar
Benda tegarBenda tegar
Benda tegar
 
Materi dan Sifatnya.pptx
Materi dan Sifatnya.pptxMateri dan Sifatnya.pptx
Materi dan Sifatnya.pptx
 
Power Point Tentang Permutasi
Power Point Tentang PermutasiPower Point Tentang Permutasi
Power Point Tentang Permutasi
 
Suhu dan kalor
Suhu dan kalorSuhu dan kalor
Suhu dan kalor
 
Kunci dan soal fisika 10 2
Kunci dan soal fisika 10   2Kunci dan soal fisika 10   2
Kunci dan soal fisika 10 2
 
Bab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalorBab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalor
 
Pertemuan ke-2-ikatan-atomik-dalam-kristal
Pertemuan ke-2-ikatan-atomik-dalam-kristalPertemuan ke-2-ikatan-atomik-dalam-kristal
Pertemuan ke-2-ikatan-atomik-dalam-kristal
 
Kalor
KalorKalor
Kalor
 

Viewers also liked

LKS SUHU & KALOR
LKS SUHU & KALORLKS SUHU & KALOR
LKS SUHU & KALORMAFIA '11
 
RPP SUHU & KALOR (SMA)
RPP SUHU & KALOR (SMA)RPP SUHU & KALOR (SMA)
RPP SUHU & KALOR (SMA)MAFIA '11
 
RPP SUHU & KALOR (SMA_2)
RPP SUHU & KALOR (SMA_2)RPP SUHU & KALOR (SMA_2)
RPP SUHU & KALOR (SMA_2)MAFIA '11
 
Auto bild. все ведущие №5 (май 2011)
Auto bild. все ведущие №5 (май 2011)Auto bild. все ведущие №5 (май 2011)
Auto bild. все ведущие №5 (май 2011)Dina Palca
 
Panorama tata surya
Panorama tata suryaPanorama tata surya
Panorama tata suryaMAFIA '11
 
Supported experiments dissemination conference 2014: Gower College Swansea pr...
Supported experiments dissemination conference 2014: Gower College Swansea pr...Supported experiments dissemination conference 2014: Gower College Swansea pr...
Supported experiments dissemination conference 2014: Gower College Swansea pr...Sylvia Davies MCIPR
 
Normalising bilingualism in vocational education & training: Wales & the Basq...
Normalising bilingualism in vocational education & training: Wales & the Basq...Normalising bilingualism in vocational education & training: Wales & the Basq...
Normalising bilingualism in vocational education & training: Wales & the Basq...Sylvia Davies MCIPR
 
Supported experiments dissemination conference 2014: Coleg y Cymoedd (Ystrad ...
Supported experiments dissemination conference 2014: Coleg y Cymoedd (Ystrad ...Supported experiments dissemination conference 2014: Coleg y Cymoedd (Ystrad ...
Supported experiments dissemination conference 2014: Coleg y Cymoedd (Ystrad ...Sylvia Davies MCIPR
 
Supported experiments dissemination conference 2014: Pembrokeshire College pr...
Supported experiments dissemination conference 2014: Pembrokeshire College pr...Supported experiments dissemination conference 2014: Pembrokeshire College pr...
Supported experiments dissemination conference 2014: Pembrokeshire College pr...Sylvia Davies MCIPR
 
Recicled artwork
Recicled artworkRecicled artwork
Recicled artworkvaom
 
EconsFinal-Report.docx
EconsFinal-Report.docxEconsFinal-Report.docx
EconsFinal-Report.docxWai Loon Chong
 
CollegesWales' International Work
CollegesWales' International WorkCollegesWales' International Work
CollegesWales' International WorkSylvia Davies MCIPR
 
Supported experiments dissemination conference 2014: Coleg Cambria presentation
Supported experiments dissemination conference 2014: Coleg Cambria presentationSupported experiments dissemination conference 2014: Coleg Cambria presentation
Supported experiments dissemination conference 2014: Coleg Cambria presentationSylvia Davies MCIPR
 
CollegesWales' International Work
CollegesWales' International WorkCollegesWales' International Work
CollegesWales' International WorkSylvia Davies MCIPR
 

Viewers also liked (20)

Bahan ajar fisika kalor
Bahan ajar fisika kalorBahan ajar fisika kalor
Bahan ajar fisika kalor
 
LKS SUHU & KALOR
LKS SUHU & KALORLKS SUHU & KALOR
LKS SUHU & KALOR
 
RPP SUHU & KALOR (SMA)
RPP SUHU & KALOR (SMA)RPP SUHU & KALOR (SMA)
RPP SUHU & KALOR (SMA)
 
RPP SUHU & KALOR (SMA_2)
RPP SUHU & KALOR (SMA_2)RPP SUHU & KALOR (SMA_2)
RPP SUHU & KALOR (SMA_2)
 
Amor
AmorAmor
Amor
 
Auto bild. все ведущие №5 (май 2011)
Auto bild. все ведущие №5 (май 2011)Auto bild. все ведущие №5 (май 2011)
Auto bild. все ведущие №5 (май 2011)
 
Gwaith Rhyngwladol ColegauCymru
Gwaith Rhyngwladol ColegauCymruGwaith Rhyngwladol ColegauCymru
Gwaith Rhyngwladol ColegauCymru
 
Panorama tata surya
Panorama tata suryaPanorama tata surya
Panorama tata surya
 
Supported experiments dissemination conference 2014: Gower College Swansea pr...
Supported experiments dissemination conference 2014: Gower College Swansea pr...Supported experiments dissemination conference 2014: Gower College Swansea pr...
Supported experiments dissemination conference 2014: Gower College Swansea pr...
 
Business Report
Business ReportBusiness Report
Business Report
 
Normalising bilingualism in vocational education & training: Wales & the Basq...
Normalising bilingualism in vocational education & training: Wales & the Basq...Normalising bilingualism in vocational education & training: Wales & the Basq...
Normalising bilingualism in vocational education & training: Wales & the Basq...
 
Supported experiments dissemination conference 2014: Coleg y Cymoedd (Ystrad ...
Supported experiments dissemination conference 2014: Coleg y Cymoedd (Ystrad ...Supported experiments dissemination conference 2014: Coleg y Cymoedd (Ystrad ...
Supported experiments dissemination conference 2014: Coleg y Cymoedd (Ystrad ...
 
Supported experiments dissemination conference 2014: Pembrokeshire College pr...
Supported experiments dissemination conference 2014: Pembrokeshire College pr...Supported experiments dissemination conference 2014: Pembrokeshire College pr...
Supported experiments dissemination conference 2014: Pembrokeshire College pr...
 
Presentation Slides
Presentation SlidesPresentation Slides
Presentation Slides
 
Recicled artwork
Recicled artworkRecicled artwork
Recicled artwork
 
EconsFinal-Report.docx
EconsFinal-Report.docxEconsFinal-Report.docx
EconsFinal-Report.docx
 
International july 2017 e
International july 2017 eInternational july 2017 e
International july 2017 e
 
CollegesWales' International Work
CollegesWales' International WorkCollegesWales' International Work
CollegesWales' International Work
 
Supported experiments dissemination conference 2014: Coleg Cambria presentation
Supported experiments dissemination conference 2014: Coleg Cambria presentationSupported experiments dissemination conference 2014: Coleg Cambria presentation
Supported experiments dissemination conference 2014: Coleg Cambria presentation
 
CollegesWales' International Work
CollegesWales' International WorkCollegesWales' International Work
CollegesWales' International Work
 

Similar to OPTIMASI SUHU DAN KALOR

Modul kelas x unit 7
Modul kelas x unit 7Modul kelas x unit 7
Modul kelas x unit 7Eko Supriyadi
 
Suhu dan-kalor ppt kelompok 5
Suhu dan-kalor ppt kelompok 5Suhu dan-kalor ppt kelompok 5
Suhu dan-kalor ppt kelompok 5boim007
 
Suhu & Kalor, Pemuaian.pptx
Suhu & Kalor, Pemuaian.pptxSuhu & Kalor, Pemuaian.pptx
Suhu & Kalor, Pemuaian.pptxWulandariPalupi1
 
Suhu dan-kalor
Suhu dan-kalorSuhu dan-kalor
Suhu dan-kalorauliarika
 
Suhu dan-kalor
Suhu dan-kalorSuhu dan-kalor
Suhu dan-kalorauliarika
 
Suhu dan Kalir SMK Teknologi Kelas X Semester 1
Suhu dan Kalir SMK Teknologi Kelas X Semester 1Suhu dan Kalir SMK Teknologi Kelas X Semester 1
Suhu dan Kalir SMK Teknologi Kelas X Semester 1kabul16
 
Bab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalorBab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalorEKO SUPRIYADI
 
PPT TEMPERATUR DAN KALOR KELOMPOK 2.pptx
PPT TEMPERATUR DAN KALOR KELOMPOK 2.pptxPPT TEMPERATUR DAN KALOR KELOMPOK 2.pptx
PPT TEMPERATUR DAN KALOR KELOMPOK 2.pptxramaagungprabowo
 
Suhu dan Kalor_Pemuaian.ppt
Suhu dan Kalor_Pemuaian.pptSuhu dan Kalor_Pemuaian.ppt
Suhu dan Kalor_Pemuaian.pptnispihariyani1
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
TermodinamikaHernitaUB
 
suhu-dan-kalor (1).ppt
suhu-dan-kalor (1).pptsuhu-dan-kalor (1).ppt
suhu-dan-kalor (1).pptuptsdn104laba
 
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIPresentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIariwidiyani3
 
SUHU(konversi suhu) , KALOR DAN PEMUAIAN.pptx
SUHU(konversi suhu) , KALOR DAN PEMUAIAN.pptxSUHU(konversi suhu) , KALOR DAN PEMUAIAN.pptx
SUHU(konversi suhu) , KALOR DAN PEMUAIAN.pptxIraWati143786
 

Similar to OPTIMASI SUHU DAN KALOR (20)

Modul kelas x unit 7
Modul kelas x unit 7Modul kelas x unit 7
Modul kelas x unit 7
 
Suhu dan-kalor ppt kelompok 5
Suhu dan-kalor ppt kelompok 5Suhu dan-kalor ppt kelompok 5
Suhu dan-kalor ppt kelompok 5
 
Suhu & Kalor, Pemuaian.pptx
Suhu & Kalor, Pemuaian.pptxSuhu & Kalor, Pemuaian.pptx
Suhu & Kalor, Pemuaian.pptx
 
07 bab 6
07 bab 607 bab 6
07 bab 6
 
07 bab 6
07 bab 607 bab 6
07 bab 6
 
07 bab 6
07 bab 607 bab 6
07 bab 6
 
Suhu dan Kalor
Suhu dan KalorSuhu dan Kalor
Suhu dan Kalor
 
Suhu dan-kalor
Suhu dan-kalorSuhu dan-kalor
Suhu dan-kalor
 
Suhu dan-kalor
Suhu dan-kalorSuhu dan-kalor
Suhu dan-kalor
 
Suhu dan Kalir SMK Teknologi Kelas X Semester 1
Suhu dan Kalir SMK Teknologi Kelas X Semester 1Suhu dan Kalir SMK Teknologi Kelas X Semester 1
Suhu dan Kalir SMK Teknologi Kelas X Semester 1
 
Bab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalorBab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalor
 
Suhu dan kalor new
Suhu dan kalor newSuhu dan kalor new
Suhu dan kalor new
 
PPT TEMPERATUR DAN KALOR KELOMPOK 2.pptx
PPT TEMPERATUR DAN KALOR KELOMPOK 2.pptxPPT TEMPERATUR DAN KALOR KELOMPOK 2.pptx
PPT TEMPERATUR DAN KALOR KELOMPOK 2.pptx
 
Suhu dan Kalor_Pemuaian.ppt
Suhu dan Kalor_Pemuaian.pptSuhu dan Kalor_Pemuaian.ppt
Suhu dan Kalor_Pemuaian.ppt
 
HANDOUT.pdf
HANDOUT.pdfHANDOUT.pdf
HANDOUT.pdf
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
Termodinamika
 
suhu-dan-kalor (1).ppt
suhu-dan-kalor (1).pptsuhu-dan-kalor (1).ppt
suhu-dan-kalor (1).ppt
 
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIPresentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
 
SUHU(konversi suhu) , KALOR DAN PEMUAIAN.pptx
SUHU(konversi suhu) , KALOR DAN PEMUAIAN.pptxSUHU(konversi suhu) , KALOR DAN PEMUAIAN.pptx
SUHU(konversi suhu) , KALOR DAN PEMUAIAN.pptx
 
Suhu dan Kalor
Suhu dan KalorSuhu dan Kalor
Suhu dan Kalor
 

More from MAFIA '11

RPP IPA BAB VI KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB VI KELAS 8 SEMESTER IRPP IPA BAB VI KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB VI KELAS 8 SEMESTER IMAFIA '11
 
RPP IPA BAB V KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB V KELAS 8 SEMESTER IRPP IPA BAB V KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB V KELAS 8 SEMESTER IMAFIA '11
 
RPP IPA BAB IV KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB IV KELAS 8 SEMESTER IRPP IPA BAB IV KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB IV KELAS 8 SEMESTER IMAFIA '11
 
RPP IPA BAB III KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB III KELAS 8 SEMESTER IRPP IPA BAB III KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB III KELAS 8 SEMESTER IMAFIA '11
 
RPP IPA BAB II KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB II KELAS 8 SEMESTER IRPP IPA BAB II KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB II KELAS 8 SEMESTER IMAFIA '11
 
RPP IPA BAB I KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB I KELAS 8 SEMESTER IRPP IPA BAB I KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB I KELAS 8 SEMESTER IMAFIA '11
 
SOAL ULANGAN HARIAN KELAS VIII (BAB III-VI)
SOAL ULANGAN HARIAN KELAS VIII (BAB III-VI)SOAL ULANGAN HARIAN KELAS VIII (BAB III-VI)
SOAL ULANGAN HARIAN KELAS VIII (BAB III-VI)MAFIA '11
 
RPP HUKUM NEWTON
RPP HUKUM NEWTONRPP HUKUM NEWTON
RPP HUKUM NEWTONMAFIA '11
 
BAHAN AJAR GERAK MELINGKAR.PPT
BAHAN AJAR GERAK MELINGKAR.PPTBAHAN AJAR GERAK MELINGKAR.PPT
BAHAN AJAR GERAK MELINGKAR.PPTMAFIA '11
 
LKS GERAK MELINGKAR
LKS GERAK MELINGKARLKS GERAK MELINGKAR
LKS GERAK MELINGKARMAFIA '11
 
BAHAN AJAR GERAK MELINGKAR
BAHAN AJAR GERAK MELINGKARBAHAN AJAR GERAK MELINGKAR
BAHAN AJAR GERAK MELINGKARMAFIA '11
 
RPP GERAK MELINGKAR
RPP GERAK MELINGKARRPP GERAK MELINGKAR
RPP GERAK MELINGKARMAFIA '11
 
BAHAN AJAR GERAK LURUS
BAHAN AJAR GERAK LURUSBAHAN AJAR GERAK LURUS
BAHAN AJAR GERAK LURUSMAFIA '11
 
LKS GERAK LURUS
LKS GERAK LURUSLKS GERAK LURUS
LKS GERAK LURUSMAFIA '11
 
RPP GERAK LURUS
RPP GERAK LURUSRPP GERAK LURUS
RPP GERAK LURUSMAFIA '11
 
RPP GERAK LURUS DENGAN KECEPATAN & PERCEPATAN KONSTAN
RPP GERAK LURUS DENGAN KECEPATAN & PERCEPATAN KONSTANRPP GERAK LURUS DENGAN KECEPATAN & PERCEPATAN KONSTAN
RPP GERAK LURUS DENGAN KECEPATAN & PERCEPATAN KONSTANMAFIA '11
 
TUGAS PROYEK PERCOBAAN VEKTOR
TUGAS PROYEK PERCOBAAN VEKTORTUGAS PROYEK PERCOBAAN VEKTOR
TUGAS PROYEK PERCOBAAN VEKTORMAFIA '11
 
BAHAN AJAR VEKTOR
BAHAN AJAR VEKTORBAHAN AJAR VEKTOR
BAHAN AJAR VEKTORMAFIA '11
 

More from MAFIA '11 (20)

RPP IPA BAB VI KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB VI KELAS 8 SEMESTER IRPP IPA BAB VI KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB VI KELAS 8 SEMESTER I
 
RPP IPA BAB V KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB V KELAS 8 SEMESTER IRPP IPA BAB V KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB V KELAS 8 SEMESTER I
 
RPP IPA BAB IV KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB IV KELAS 8 SEMESTER IRPP IPA BAB IV KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB IV KELAS 8 SEMESTER I
 
RPP IPA BAB III KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB III KELAS 8 SEMESTER IRPP IPA BAB III KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB III KELAS 8 SEMESTER I
 
RPP IPA BAB II KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB II KELAS 8 SEMESTER IRPP IPA BAB II KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB II KELAS 8 SEMESTER I
 
RPP IPA BAB I KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB I KELAS 8 SEMESTER IRPP IPA BAB I KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB I KELAS 8 SEMESTER I
 
SOAL ULANGAN HARIAN KELAS VIII (BAB III-VI)
SOAL ULANGAN HARIAN KELAS VIII (BAB III-VI)SOAL ULANGAN HARIAN KELAS VIII (BAB III-VI)
SOAL ULANGAN HARIAN KELAS VIII (BAB III-VI)
 
RPP HUKUM NEWTON
RPP HUKUM NEWTONRPP HUKUM NEWTON
RPP HUKUM NEWTON
 
BAHAN AJAR GERAK MELINGKAR.PPT
BAHAN AJAR GERAK MELINGKAR.PPTBAHAN AJAR GERAK MELINGKAR.PPT
BAHAN AJAR GERAK MELINGKAR.PPT
 
LKS GERAK MELINGKAR
LKS GERAK MELINGKARLKS GERAK MELINGKAR
LKS GERAK MELINGKAR
 
BAHAN AJAR GERAK MELINGKAR
BAHAN AJAR GERAK MELINGKARBAHAN AJAR GERAK MELINGKAR
BAHAN AJAR GERAK MELINGKAR
 
RPP GERAK MELINGKAR
RPP GERAK MELINGKARRPP GERAK MELINGKAR
RPP GERAK MELINGKAR
 
BAHAN AJAR GERAK LURUS
BAHAN AJAR GERAK LURUSBAHAN AJAR GERAK LURUS
BAHAN AJAR GERAK LURUS
 
LKS GLB
LKS GLBLKS GLB
LKS GLB
 
LKS GERAK LURUS
LKS GERAK LURUSLKS GERAK LURUS
LKS GERAK LURUS
 
RPP GERAK LURUS
RPP GERAK LURUSRPP GERAK LURUS
RPP GERAK LURUS
 
RPP GERAK LURUS DENGAN KECEPATAN & PERCEPATAN KONSTAN
RPP GERAK LURUS DENGAN KECEPATAN & PERCEPATAN KONSTANRPP GERAK LURUS DENGAN KECEPATAN & PERCEPATAN KONSTAN
RPP GERAK LURUS DENGAN KECEPATAN & PERCEPATAN KONSTAN
 
TUGAS PROYEK PERCOBAAN VEKTOR
TUGAS PROYEK PERCOBAAN VEKTORTUGAS PROYEK PERCOBAAN VEKTOR
TUGAS PROYEK PERCOBAAN VEKTOR
 
LKS VEKTOR
LKS VEKTORLKS VEKTOR
LKS VEKTOR
 
BAHAN AJAR VEKTOR
BAHAN AJAR VEKTORBAHAN AJAR VEKTOR
BAHAN AJAR VEKTOR
 

Recently uploaded

AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 

OPTIMASI SUHU DAN KALOR

  • 1. SUHU DAN KALOR A. SUHU Suhu merupakan ukuran mengenai panas atau dinginnya suatu zat atau benda. Oven yang panas dikatakan bersuhu tinggi, sedangkan es yang membeku dikatakan memiliki suhu rendah. a. Macam–macam Thermometer Alat yang dirancang untuk mengukur suhu suatu zat disebut termometer. Ada beberapa jenis termometer, yang prinsip kerjanya bergantung pada beberapa sifat materi yang berubah terhadap suhu. Sebagian besar termometer umumnya bergantung pada peamuaian materi terhadap naiknya suhu. Ide pertama penggunaan termometer adalah oleh Galileo, yang menggunakan pemuaian gas, tampak seperti pada gambar dibawah ini : Skala yang paling banyak dipakai sekarang adalah skala Celsius, kadang disebut skala Centigrade. Di Amerika Serikat, skala Fahrenheit juga umum digunakan. Ada juga skala Reamur. Skala yang paling penting dalam sains adalah skala absolut atau Kelvin. Titik beku zat didefinisikan sebagai suhu dimana fase padat dan cair ada bersama dalam kesetimbangan, yaitu tanpa adanya zat cair total yang berubah menjadi padat atau sebaliknya. titik didih didefinisikan sebagai suhu di mana zat cair dan gas ada bersama dalam kesetimbangan. Karena titik-titik ini berubah terhadap tekanan, tekanan harus ditentukan (biasanya sebesar 1 atm).
  • 2. b. Konversi Skala Thermometer Tentunya sangat mudah untuk mengonversikannya, mengingat bahwa 0 0C sama dengan 32 0F, dan jangkauan 1000 pada skala Celsius sama dengan jangkauan 1800 pada skala Fahrenheit. Hal ini berarti Perbandingan beberapa skala termometer adalah sebagai berikut: Konversi antara skala Celsius dan skala Fahrenheit dapat dituliskan: Konversi antara skala Celsius dan skala Reamur dapat dituliskan: Konversi antara skala Fahrenheit dan skala Reamur dapat dituliskan: Contoh Soal: 1. Suhu 30° C sama dengan ....0F = .... 0R= .... 0K Diketahui : TC = 30° C Ditanya : TF = ...? TR = ...?
  • 3. TK = ...? Dijawab : = + 32 = 9 5 30 + 32 = 86 = 4 5 = 4 5 30 = 24 = + 273 = 30 + 273 = 303 2. Suhu benda yang diukur dengan termometer Fahrenheit menunjukkan nilai 1220F. Tentukan suhu benda tersebut dalam skala: a) Celcius, b) Reamur, c) Kelvin! Diketahui : = 122 F Ditanya : TC = ...? TR = ...? TK = ...? Dijawab : = ( − 32) = 5 9 (122 − 32) = 5 9 (90 ) = 50 4 = 5 = 4 5 50 = 40
  • 4. = + 273 = 40 + 273 = 313 B. PEMUAIAN Pemuaian adalah bertambah besarnya ukuran suatu benda karena kenaikan suhu yang terjadi pada benda tersebut. Kenaikan suhu yang terjadi menyebabkan benda itu mendapat tambahan energi berupa kalor yang menyebabkan molekul-molekul pada benda tersebut bergerak lebih cepat. 1. Jenis-Jenis Pemuaian a. Pemuaian Zat Padat 1) Pemuaian Panjang Perubahan panjang L pada semua zat padat, dengan pendekatan yang sangat baik, berbanding lurus dengan perubahan suhu T. Besarnya perubahan panjang dapat dituliskan dalam suatu persamaan: Di mana α adalah konstanta pembanding, disebut koefisien muai linier (koefisien muai panjang) untuk zat tertentu dan memiliki satuan /0C atau (0C) – 1. Panjang benda ketika dipanaskan dapat dituliskan sebagai berikut: dengan: L = panjang benda saat dipanaskan (m) L0 = panjang benda mula-mula (m) α = koefisien muai linier/panjang (/0C) T = perubahan suhu (0C) Contoh soal : 1. Sebuah kawat aluminium dipanaskan dari suhu 295 K sampai 331 K dan panjangnya mencapai 3,7 m. Jika α = 25 ×10-6/oC, tentukan panjang kawat mula-mula! Diketahui : L = 3,7 m α = 25 ×10-6/oC T = 331 K - 295 K = 36 K Ditanya : L0 = ...?
  • 5. Dijawab : = (1 + α ×  ) 3,7 = (1 + 25 × 10 × 36 ) 3,7 = (1 + 900 × 10 ) 3,7 = (1 + 900 × 10 ) 3,7 = (1,001) 3,7 = 1,001 = 3,69 Jadi, panjang mula-mula kawat tersebut adalah 3,69 m. 2. Sebuah benda yang terbuat dari baja memiliki panjang 1000 cm. Berapakah pertambahan panjang baja itu, jika terjadi perubahan suhu sebesar 50°C?! Diketahui : ΔT = 50 0C α= 12 x 10 – 6 /0C L = 1000 m Ditanya : ΔL = ....... ? Dijawab : ΔL = L0 α ΔT = 1000 x 12 x 10 – 6 = 60 cm Jadi, pertambahan panjang baja itu adalah 60 cm. 2) Pemuaian Luas Untuk benda-benda yang berbentuk lempengan plat (dua dimensi), akan terjadi pemuaian dalam arah panjang dan lebar. Hal ini berarti lempengan tersebut mengalami pertambahan luas atau pemuaian luas. Diketahui β= 2α , maka persamaannya menjadi seperti berikut. Keterangan: A1 : luas bidang mula-mula (m1) A2 : luas bidang setelah dipanaskan (m2) β : koefisien muai luas (/°C) T : selisih suhu (°C)
  • 6. Contoh soal : Pada suhu 30° C sebuah pelat besi luasnya 10 m2. Apabila suhunya dinaikkan menjadi 90° C dan koefisien muai panjang besi sebesar 0,000012/° C, maka tentukan luas pelat besi tersebut! 3) Pemuaian Volume Zat padat yang mempunyai tiga dimensi (panjang, lebar, dan tinggi), seperti bola dan balok, jika dipanaskan akan mengalami muai volume, yakni bertambahnya panjang, lebar, dan tinggi zat padat tersebut. Karena muai volume merupakan penurunan dari muai panjang, maka muai ruang juga tergantung dari jenis zat. Jika volume benda mula-mula V1, suhu mula-mula T1, koefisien muai ruang  , maka setelah dipanaskan volumenya menjadi V2, dan suhunya menjadi T2 sehingga akan berlaku persamaan, sebagai berikut. Karena  = 3 α, maka persamaannya menjadi seperti berikut. Keterangan: V1 : volume benda mula-mula (m1) V2 : volume benda setelah dipanaskan (m2)  : koefisien muai ruang (/°C) T : selisih suhu (° C) Contoh Soal : Sebuah bejana memiliki volume 1 liter pada suhu 25° C. Jika koefisien muai panjang bejana 2 × 10-5 /°C, maka tentukan volume bejana pada suhu 75° C!
  • 7. C. KALOR DAN PERUBAHAN SUHU Kalor adalah energi yang berpindah dari zat yang suhunya lebih tinggi ke zat yangsuhunya lebih rendah. 1 kalori menyatakan banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk memanaskan 1 kg air sehinggasuhunya naik sebesar 1 derajat celsius. Pengaruh kalor pada perubahan suhu misalnya pada pemanasan air. Air yang dipanaskan akan mengalami peningkatan suhu. Peningkatan suhu ini disebabkan karena energi panas dari api berpindah menuju air. Hal ini membuktikan bahwa kalor dapat mempengaruhi suhu suatu zat. Pada proses pemanasan air, semakin lama air dipanaskan berarti jumlah kalor yang diberikan semakin besar. Dengan demikian, semakin besar kalor yang diberikan semakin besar pula kenaikan suhu benda. Selain itu, kenaikan suhu tidak hanya ditentukan oleh jumlah kalor yang diberikan, tetapi juga tergantung pada massa benda. Semakin besar massa benda, semakin kecil perubahan suhu yang terjadi. Dengan kata lain, perubahan suhu berbanding terbalik dengan massa benda. Atau dapat dituliskan ΔT ~  Q ~ m ΔT Kesebandingan tersebut, dapat diubah menjadi bentuk persaman dengan menambahkan konstanta yang disebut kalor jenis (c), yaitu menjadi: Q = m c ΔT Keterangan: Q = kalor yang diperlukan atau dilepaskan (J atau kal) m = massa benda (kg) c = kalor jenis benda (J/ kgoC ) ΔT = T2 –T1 = perubahan suhu benda ( oC)
  • 8. a. Kalor jenis zat Kalor jenis zat adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan atau menurunkan suhu 1 kg massa zat sebesar 1o C atau 1 K. b. Kapasitas kalor Kalor jenis zat menunjukan karakteristik suatu zat. Suatu zat memiliki kalor jenis yang berbeda dengan zat lainnya. Semakin besar kalor jenis suatu zat, semakin banyak kalor yang dibuthkan untuk menaikkan suhu sebesar 1o C. Karakteristik suatu zat juga ditunjukan oleh kapasitas kalor zat tersebut. Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu benda sebesar 1oC atau 1 K. Kapasitas kalor dapat dirumuskan dengan: C = atau C = mc Keterangan: C = kapasitas kalor suatu zat (J/K atau J/oC) Contoh soal: 1. Hitunglah kalor yang dibuthkan untuk menaikkan suhu air bermassa 3 kg dari suhu 100C sampai 80oC! (cbesi= 4200 J/ kgoC). Penyelesaian: Diketahui: m = 3 kg T1 = 10oC T2 = 80oC  ΔT = T2 –T1 = 80oC - 10oC = 70oC cbesi= 4200 J/ kgoC Ditanya: Q = ...? Jawab: Q = m c ΔT = 3 . 4200 J/ kgoC . 70oC = 9,45 x 104 J = 9,45 kJ Jadi, kalor yang dibuthkan adalah 9,45 kJ.
  • 9. D. PERUBAHAN WUJUD ZAT Perubahan wujud zat dari cair ke padat disebut sebagai proses pembekuan. Dalam hal ini, akan terjadi proses pelepasan kalor. Besarnya kalor yang dibutuhkan pada saat peleburan dan besarnya kalor yang dilepaskan dalam proses pembekuan adalah sama. Perumusan untuk kalor peleburan dan pembekuan sama dengan perumusan pada kalor penguapan dan pengembunan, yakni sebagai berikut. dengan: Q = kalor yang dibutuhkan saat peleburan atau kalor yang dilepaskan saat pembekuan, m = massa zat, dan L = kalor laten peleburan atau pembekuan. Contoh Soal : Berapakah besarnya kalor yang dibutuhkan untuk mencairkan es sebanyak 500 gram pada temperatur 0oC menjadi cair seluruhnya yang memiliki temperatur 10oC ? Diketahui kalor laten peleburan es menjadi air sebesar 80 kal/g. Jawaban : Diketahui: L = 80 kal/g, dan m = 500 gram. Ditanya : Q total = ...? Dijawab : Q = m L Q = 500 gram × 80 kal/g Q = 40.000 kal Q = 40 kkal Jadi, besarnya kalor yang dibutuhkan untuk meleburkan es menjadi cair seluruhnya adalah sebesar 40 kkal. Hubungan Kalor Laten dan Perubahan Wujud Apabila suatu zat padat, misalnya es dipanaskan, es tersebut akan menyerap kalor dan beberapa lama kemudian berubah wujud menjadi zat cair. Perubahan wujud zat dari padat menjadi cair ini disebut proses melebur. Temperatur pada saat zat mengalami peleburan disebut titik lebur zat. Adapun proses perubahan wujud zat dari cair menjadi padat disebut sebagai proses pembekuan dan temperatur ketika zat mengalami proses pembekuan disebut titik beku zat. Kalor laten pembekuan besarnya sama dengan kalor laten peleburan yang disebut sebagai kalor lebur. Kalor lebur es L pada temperatur dan tekanan normal adalah 334 kJ/kg. Kalor laten
  • 10. penguapan besarnya sama dengan kalor laten pengembunan, yang disebut sebagai kalor uap. Kalor uap air L pada temperatur dan tekanan normal adalah 2.256 kJ/kg. a. Proses A – B merupakan proses kenaikan temperatur dari sebongkah es. Pada proses kenaikan temperatur ini, grafik yang terjadi adalah linear. Pada grafik AB, kalor digunakan untuk menaikkan temperatur. b. Proses B – C merupakan proses perubahan wujud zat dari es menjadi air. Pada grafik BC, kalor tidak digunakan untuk menaikkan atau menurunkan temperatur benda, tetapi hanya digunakan untuk mengubah wujud zat benda tersebut, yakni dari wujud es menjadi air. c. Pada grafik C – D, terjadi proses kenaikan temperatur yang sama dengan proses pada (a). Akan tetapi, pada proses ini yang dinaikkan suhunya adalah air dari 0oC sampai 100oC. d. Sama halnya pada proses B – C, proses D – E tidak mengalami perubahan temperatur, tetapi yang terjadi hanya perubahan wujud zat dari air menjadi uap. Contoh Soal: Berapa banyak kalor yang diperlukan untuk mengubah 2 gram es pada suhu 0° C menjadi uap air pada suhu 100° C? (cair = 4.200 J/kg °C, KL = 336 J/g, dan KU = 2.260 J/g)
  • 11. Dijawab: Q1 Proses Lebur Q1 = m KL = 2 × 336 = 672 J Q2 Proses menaikkan suhu Q2 = m cair T = 2 × 10-3 × 4.200 × 100 = 840 J Q3 Proses penguapan Q1 = m Ku = 2 × 2.260 = 4.420 J Qtotal = Q1 + Q2 + Q3 = 672 + 840 + 4.420 = 6.032 J Jadi, kalor yang dibutuhkan sebesar 6.032 J E. AZAS BLACK Ketika kita mencampurkan segelas air panas dengan segelas air dingin, maka suatu saat akan didapatkan suhu akhir. Suhu akhir ini berada di antara suhu air dingin dan suhu air panas. Demikian pula jika dua buah zat/benda dengan suhu berbeda, dicampurkan suatu saat akan mempunyai suhu yang sama. Ini terjadi karena benda dengan suhu tinggi akan melepaskan kalor. Kalor yang dilepaskan ini akan diserap oleh benda yang bersuhu lebih rendah. Jika kedua benda terisolasi dengan baik, maka jumlah kalor yang dilepas sama dengan jumlah kalor yang
  • 12. diterima. Atau “Jika dua macam zat yang berbeda suhunya dicampurkan, maka zat yang suhunya lebih tinggi akan melepaskan kalor yang sama banyaknya dengan kalor yang diserap oleh zat yang suhunya lebih rendah”. Pernyataan ini disebut sebagai Asas Black. Asas Black merupakan bentuk lain dari Hukum Kekekalan Energi. Asas Black dapat dituliskan dalam bentuk persamaan: Dengan ΔT1 = T – Takhir dan ΔT2 = Takhir – T, sehingga persamaan menjadi: Contoh soal: Air bermassa 200 gram dan bersuhu 30°C dicampur air mendidih bermassa 100 gram dan bersuhu 90°C. (Kalor jenis air . 1 kal.gram-1.°C-1). Hitunglah suhu akhir campuran! Diketehui : m1= 200 g T1= 30 0C m2= 100 g T2=90 0C Ditanya : Tc = . . . ? Dijawab : Qlepas = Qterima m1c1(Tc - T1) = m1c1(T2 – Tc) 200 . 1 . (Tc - 300) = 100 . 1 . (90 – Tc) 200 Tc – 6000 = 9000 – 100 Tc 200 Tc + 100 Tc = 9000 + 6000 300 Tc = 15000 Tc = 500C Jadi, suhu akhir campuran air tersebut sebesar 500C.
  • 13. F. PERPINDAHAN KALOR a. Macam-macam Perpindahan Kalor 3 cara perpindahan kalor : 1. Perpindahan kalor secara konduksi : peristiwa perpindahan panas di mana bagian dari medium tidak ikut berpindah. Contoh: Perpindahan panas ke tangan dari ujung sendok melalui sendok yang dibakar 2. Perpindahan kalor secara konveksi: peristiwa perpindahan panas di mana energi panasnya ikut berpindah melalui partikel-partikel yang mengalir. Contoh: perpindahan panas melalui asap api/lilin. 3. Perpindahan kalor secara radiasi: peristiwa perpindahan panas tanpa melalui medium. Contoh: pancaran sinar matahari. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju Perpindahan Konduksi Kalor 1. Beda suhu (ΔT) Semakin besar beda suhu antara kedua permukaan, maka makin cepat perpindahan kalor pada benda tersebut. 2. Luas permukaan (A) Semakin besar luas permukaan suatu benda, makin cepat perpindahan kalornya. 3. Ketebalan dinding (l) Makin tebal dinding, makin lambat perpindahan kalornya. 4. Konduktivitas termal zat (k) Konduktivitas termal zat (k) merupakan ukuran kemampuan zat menghantarkan kalor, makin besar nilai k, makin cepat perpindahan kalor. c. Penerapan perpindahan kalor Penerapan perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari: 1) perpindahan kalor secara konduksi 2) perpindahan kalor secara konveksi: Angin laut dan angin darat, konveski paksa pada pendinginan mobil, pengering rambut 3) perpindahan kalor secara radiasi Pemanfaatan Radiasi a. Pendiangan rumah b. Rumah kaca dan efek rumah kaca c. Panel surya