Teks tersebut membahas tentang aspek-aspek biofarmasi khususnya pengaruh formulasi sediaan obat terhadap aktivitasnya. Faktor formulasi seperti bentuk fisik zat aktif, keadaan kimiawinya, zat pembantu, dan proses pembuatan dapat mempengaruhi farmacokinetik obat seperti kecepatan larutannya (availability). Bentuk sediaan yang lebih halus dan zat pembantu yang mempercepat larutan cenderung mening
3. Faktor Formulasi
Dapat mempengaruhi efek obat
Ada 4 :
Bentuk fisik zat aktif
Keadaan kimiawi
Zat-zat pembantu
Proses teknik dlm pembuatan
5. Skema obat dlm bentuk tablet
Tablet
dengan
zat aktif
Tablet pecah
Granul Pecah
Zat aktif lepas
Larut
Obat
tersedia
utk
resorbsi
Interaksi
Obat
Dg
Reseptor
Di Tempat
Kerja
A
D
M
E
Obat
tersedia
utk
bekerja
efek
6. DEFINISI LAIN :
FA menyatakan kecepatan larut (dan
jumlah) dari obat yang menjadi
tersedia in vitro dari bentuk
farmaseutisnya
7. Bentuk paling umum
Setelah di telan desintegrasi di lambung granul
kecil granul pech zat aktif dibebaskan.
Jk daya larut cukup besar zat aktif larut dlm cairan
lambung/ usus
Kecepatan larut tergantung kec pengosongan
lambung (2-3 jam) setelah makan.
Selanjutnya obat siap di resorbsi (usus).
9. Sbg larutan asetosal akan mencapai kadar puncak
dalam 1 jam, jk sebagai tab salut enteric pada 4 jam.
Kadar maksimal (B) hanya sekitar 50% (A)
URUTAN kecepatan melarut dari berbagai bentuk
sediaan (menurun) :
Larutan – suspensi – serbuk – kapsul – tab salut
film – tab salut gula – tablet salut enteric – tablet
kerja panjang
10. Faktor Bentuk Fisik
Kehalusan serbuk. Obat bentuk kristal harus digiling
sehalus mungkin utk mempercepat melarut dlm getah
lambung.
Terbukti : obat dg ukuran sangat halus 1-5 mikron
menghasilkan kadar darah sd 2-3 kali lebih tinggi,
maka dosisnya dapat diturunkan 2-3 kalinya. Misal
griseofulvin, spironolakton, dan digosin.
Zat amorf, resorpsi lebih baik dibanding kristal.
(suspensi sulfa dan kloramfenikol).
Syarat kehalusan tak berlaku bagi zat yang tdk utk
diserap di usus, misalnya ovat cacing.
11. Keadaan Fisiko-kimiawi
Zat hidrat (dg air kristal) dlm molekulnya lebih lambat
diresorpsi drpd zan tanpa air kristal (anhidrat). Misal
ampisilintrihidrat (Penbritin) dibanding ampisilin.0aq
(Amfipen).
Natriumedetat (EDTA) membentuk komplek dg byk
zat, mk mempercepat resorpsinya di usus misal
manitol dan heparin.
Hormon kelamin (terurai oleh getah lambung) dpt
diberikan peroral dlm bentuk ester yg stabil
(etinilestradiol, testosterondekanoat), eritromisin juga
dlm bentuk ester (stearat, estolat)
12. Faktor Zat pembantu
Zat pengikat tablet dn zat pengental (gom, gelatin,
tajin) memperlambat larutnya obat
Zat desintegrator (tepung, amilum) mempercepat
kelarutan.
13. Kompartemen penting :
Saluran lambung usus
Sistem peredaran darah
Ruang ekstra sel
Ruang intra sel
Ruang cerebrospinal
Catt : antar kompartmen
dipisah oleh membran sel
Absorbsi, Distribusi dan Ekskresi erlangsung dlm mekanisme yg sama, semua
proses melalui / melintasi serangkaian membran tersebut
14. Terdiri atas LIPOPROTEIN (Lemak dan Protein)
Mengandung banyak pori kecil dan berisi air
Bersifat SEMIPERMEABLE (dilintasi dg mudah / sukar oleh zat
tertentu)
Zat LIPOFIL dan tak bermuatan listrik (non ionik) lebih mudah
melintas dibanding zat HIDROFIL (ionik)
17. Pergerakan acak zat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
hingga dicapai kesetimbangan
Zat melarut pd lapisan lemak dari membran sel
Tak memerlukan energi
Berpindah dari konsentrasi besar ke kecil
Contoh ion kalium, ion natrium, ion klorida
18. Melalui pori-pori kecil dari
membran (penyaringan)
Tanpa energi
Pidah dari konsentrasi besar ke
kecil
Misalnya ddg kapiler (glomerulus)
yg menyaring air dan zat hidrofil
(alkohol dan urea)
Ukuran zat yang di transport
harus lebih kecil dari ukuran
filter.
19. Memerlukan Energi
Dilakukan dg mengikat zat
hidrofil (mkromolekul atau ion) pd
protein spesifik (umumnya
ada di membran sel), bertindak sbg carrier.
Dapat melawan perbedaan konsentrasi
(besar ke kecil)
Contoh : Glukosa, asam amino, asam
lemak, zat gizi, gaam besi, garam empedu,
metildopa, vitamin B1,B2, B12, dan senyawa
basa kuat amonium kwarterner.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26. Terjadi melalui Filtrasi, Difusi, atau Transport Aktif
Molekul besar diresorpsi melalui sistem limfe.
Zat hidrofil (larut dalam CES) lebih mudah diresorpsi
dibanding zat-zat lipofil (misal prokain penisilin, atau protamin
zinc insulin.
Kecepatan Resorpsi tergantung
Bentuk pemberian
Cara Pemberian
Sifat fisiko-kimiawi obat