SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
Yugo Susanto
ASPEK-ASPEK BIOFARMASI
 Bagaimana

pengaruh
pembuatan
sediaan obat atas
kegiatan
teraupetisnya ?
Faktor Formulasi
 Dapat mempengaruhi efek obat
 Ada 4 :
 Bentuk fisik zat aktif
 Keadaan kimiawi
 Zat-zat pembantu
 Proses teknik dlm pembuatan
Formulasi dan Pharmacutical
availability

Formulai

FA

“Ukuran untuk bagian obat (in vitro)
dibebaskan dari bentuk
pemberiannya dan tersedia utk
resorpsi”
Skema obat dlm bentuk tablet
Tablet
dengan
zat aktif
Tablet pecah
Granul Pecah
Zat aktif lepas
Larut

Obat
tersedia
utk
resorbsi

Interaksi
Obat
Dg
Reseptor
Di Tempat
Kerja

A
D
M
E

Obat
tersedia
utk
bekerja

efek
DEFINISI LAIN :
 FA menyatakan kecepatan larut (dan

jumlah) dari obat yang menjadi
tersedia in vitro dari bentuk
farmaseutisnya
Bentuk paling umum
Setelah di telan  desintegrasi di lambung  granul
kecil  granul pech  zat aktif dibebaskan.
Jk daya larut cukup besar  zat aktif larut dlm cairan
lambung/ usus
Kecepatan larut tergantung kec pengosongan
lambung (2-3 jam) setelah makan.
Selanjutnya obat siap di resorbsi (usus).
Kadar
salisilat
dlm
plasma
(mg / l)

A

B

GRAFIK KADAR WAKTU ASETOSAL SBG
LARUTAN (A) DAN SEBAGAI TABLET SALUT
ENTERIC(B)

Waktu
(jam)
Sbg larutan asetosal akan mencapai kadar puncak
dalam 1 jam, jk sebagai tab salut enteric pada 4 jam.
Kadar maksimal (B) hanya sekitar 50% (A)

URUTAN kecepatan melarut dari berbagai bentuk
sediaan (menurun) :
Larutan – suspensi – serbuk – kapsul – tab salut
film – tab salut gula – tablet salut enteric – tablet
kerja panjang
Faktor Bentuk Fisik
 Kehalusan serbuk. Obat bentuk kristal harus digiling

sehalus mungkin utk mempercepat melarut dlm getah
lambung.
 Terbukti : obat dg ukuran sangat halus 1-5 mikron
menghasilkan kadar darah sd 2-3 kali lebih tinggi,
maka dosisnya dapat diturunkan 2-3 kalinya. Misal
griseofulvin, spironolakton, dan digosin.
 Zat amorf, resorpsi lebih baik dibanding kristal.
(suspensi sulfa dan kloramfenikol).
 Syarat kehalusan tak berlaku bagi zat yang tdk utk
diserap di usus, misalnya ovat cacing.
Keadaan Fisiko-kimiawi
 Zat hidrat (dg air kristal) dlm molekulnya lebih lambat

diresorpsi drpd zan tanpa air kristal (anhidrat). Misal
ampisilintrihidrat (Penbritin) dibanding ampisilin.0aq
(Amfipen).
 Natriumedetat (EDTA) membentuk komplek dg byk
zat, mk mempercepat resorpsinya di usus misal
manitol dan heparin.
 Hormon kelamin (terurai oleh getah lambung) dpt
diberikan peroral dlm bentuk ester yg stabil
(etinilestradiol, testosterondekanoat), eritromisin juga
dlm bentuk ester (stearat, estolat)
Faktor Zat pembantu
 Zat pengikat tablet dn zat pengental (gom, gelatin,

tajin) memperlambat larutnya obat
 Zat desintegrator (tepung, amilum) mempercepat
kelarutan.
Kompartemen penting :
Saluran lambung usus
Sistem peredaran darah
Ruang ekstra sel
Ruang intra sel
Ruang cerebrospinal
Catt : antar kompartmen
dipisah oleh membran sel

Absorbsi, Distribusi dan Ekskresi erlangsung dlm mekanisme yg sama, semua
proses melalui / melintasi serangkaian membran tersebut
Terdiri atas LIPOPROTEIN (Lemak dan Protein)
Mengandung banyak pori kecil dan berisi air
Bersifat SEMIPERMEABLE (dilintasi dg mudah / sukar oleh zat
tertentu)
Zat LIPOFIL dan tak bermuatan listrik (non ionik) lebih mudah
melintas dibanding zat HIDROFIL (ionik)
Ik.
Prot
ein

Muk
osa

Ik.
Lem
ak

CES
CIS

Sublingual / rektal

Lim
fe

i.m.
i.v.

CCS
T4
KER
JA

Sirkulasi
SIstemik

Oral

lam
bu
ng

us
us

Tin
ja

Me
tab
olit

ginj
al
Hati

Siklus enterohepatik
via empedu

Diagram Proses-proses Farmakokinetik yg dialami Obat dlm tubuh

Uri
ne
Pergerakan acak zat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
hingga dicapai kesetimbangan
Zat melarut pd lapisan lemak dari membran sel
Tak memerlukan energi
Berpindah dari konsentrasi besar ke kecil
Contoh ion kalium, ion natrium, ion klorida
Melalui pori-pori kecil dari
membran (penyaringan)
Tanpa energi
Pidah dari konsentrasi besar ke
kecil
Misalnya ddg kapiler (glomerulus)
yg menyaring air dan zat hidrofil
(alkohol dan urea)
Ukuran zat yang di transport
harus lebih kecil dari ukuran
filter.
Memerlukan Energi
Dilakukan dg mengikat zat
hidrofil (mkromolekul atau ion) pd
protein spesifik (umumnya
ada di membran sel), bertindak sbg carrier.
Dapat melawan perbedaan konsentrasi
(besar ke kecil)
Contoh : Glukosa, asam amino, asam
lemak, zat gizi, gaam besi, garam empedu,
metildopa, vitamin B1,B2, B12, dan senyawa
basa kuat amonium kwarterner.
Terjadi melalui Filtrasi, Difusi, atau Transport Aktif
Molekul besar diresorpsi melalui sistem limfe.
Zat hidrofil (larut dalam CES) lebih mudah diresorpsi
dibanding zat-zat lipofil (misal prokain penisilin, atau protamin
zinc insulin.
Kecepatan Resorpsi tergantung
Bentuk pemberian
Cara Pemberian
Sifat fisiko-kimiawi obat
See you next session...

More Related Content

What's hot

Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirupsisabihi
 
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrikTrie Marcory
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOLSurya Amal
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolNovi Fachrunnisa
 
Laporan resmi tablet pct granulasi basah
Laporan resmi tablet pct   granulasi basahLaporan resmi tablet pct   granulasi basah
Laporan resmi tablet pct granulasi basahKezia Hani Novita
 
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKALAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKARezkyNurAziz
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKSurya Amal
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULITBIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULITSurya Amal
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Trie Marcory
 
4. biofarmasi sediaan oral
4. biofarmasi sediaan oral4. biofarmasi sediaan oral
4. biofarmasi sediaan oralristi eyen
 
Teknologi Formulasi Sediaan Steril
Teknologi Formulasi Sediaan SterilTeknologi Formulasi Sediaan Steril
Teknologi Formulasi Sediaan SterilAbulkhair Abdullah
 
Aspek aspek biofarmasi
Aspek aspek biofarmasiAspek aspek biofarmasi
Aspek aspek biofarmasimurianda
 
Interaksi obat
Interaksi obat Interaksi obat
Interaksi obat Dedi Kun
 

What's hot (20)

Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
 
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrik
 
Distribusi dan ikatan protein
Distribusi dan ikatan proteinDistribusi dan ikatan protein
Distribusi dan ikatan protein
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
 
Laporan resmi tablet pct granulasi basah
Laporan resmi tablet pct   granulasi basahLaporan resmi tablet pct   granulasi basah
Laporan resmi tablet pct granulasi basah
 
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKALAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
 
Evaluasi Granul
Evaluasi GranulEvaluasi Granul
Evaluasi Granul
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULITBIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi
 
4. biofarmasi sediaan oral
4. biofarmasi sediaan oral4. biofarmasi sediaan oral
4. biofarmasi sediaan oral
 
Teknologi Formulasi Sediaan Steril
Teknologi Formulasi Sediaan SterilTeknologi Formulasi Sediaan Steril
Teknologi Formulasi Sediaan Steril
 
Aspek aspek biofarmasi
Aspek aspek biofarmasiAspek aspek biofarmasi
Aspek aspek biofarmasi
 
Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
 
persentase
persentase persentase
persentase
 
Interaksi obat
Interaksi obat Interaksi obat
Interaksi obat
 
EKSTRAKSI.ppt
EKSTRAKSI.pptEKSTRAKSI.ppt
EKSTRAKSI.ppt
 
Farmakokinetik Teofilin
Farmakokinetik TeofilinFarmakokinetik Teofilin
Farmakokinetik Teofilin
 
GRANULASI BASAH
GRANULASI BASAHGRANULASI BASAH
GRANULASI BASAH
 

Viewers also liked

Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)
Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)
Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)Fathia Husaini
 
formulasi sediaan larutan
formulasi sediaan larutanformulasi sediaan larutan
formulasi sediaan larutanapri cwothy
 
Farmakokinetika pengaturan dosis
Farmakokinetika   pengaturan dosisFarmakokinetika   pengaturan dosis
Farmakokinetika pengaturan dosisDwi Ramdhini
 
Biofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan RektalBiofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan RektalTrie Marcory
 
Sejarah perkembangan obat
Sejarah perkembangan obatSejarah perkembangan obat
Sejarah perkembangan obatNina Vianti
 

Viewers also liked (10)

Biofarmasetika i
Biofarmasetika iBiofarmasetika i
Biofarmasetika i
 
Biologi sel farmasi
Biologi sel farmasiBiologi sel farmasi
Biologi sel farmasi
 
Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)
Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)
Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)
 
Makalah pemberian obat melalui anus
Makalah pemberian obat melalui anusMakalah pemberian obat melalui anus
Makalah pemberian obat melalui anus
 
formulasi sediaan larutan
formulasi sediaan larutanformulasi sediaan larutan
formulasi sediaan larutan
 
Larutan ( solution )
Larutan ( solution )Larutan ( solution )
Larutan ( solution )
 
Farmakokinetika pengaturan dosis
Farmakokinetika   pengaturan dosisFarmakokinetika   pengaturan dosis
Farmakokinetika pengaturan dosis
 
Biofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan RektalBiofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan Rektal
 
Sejarah perkembangan obat
Sejarah perkembangan obatSejarah perkembangan obat
Sejarah perkembangan obat
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
Farmakologi
 

Similar to Optimalisasi

FARMAKOKINETIK Untuk Pengetahuan Dasar Awal.
FARMAKOKINETIK Untuk Pengetahuan Dasar Awal.FARMAKOKINETIK Untuk Pengetahuan Dasar Awal.
FARMAKOKINETIK Untuk Pengetahuan Dasar Awal.risdaersera
 
Konsep dasar
Konsep dasar Konsep dasar
Konsep dasar Dedi Kun
 
Materi farmakologi kelas xi bab 1
Materi farmakologi kelas xi  bab 1Materi farmakologi kelas xi  bab 1
Materi farmakologi kelas xi bab 1apotek agam farma
 
Git trigger 1 sistem pencernaan atas
Git trigger 1 sistem pencernaan atasGit trigger 1 sistem pencernaan atas
Git trigger 1 sistem pencernaan atasLolyta Sucihara
 
Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Oba...
Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Oba...Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Oba...
Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Oba...NelaSharon1
 
PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptx
PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptxPPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptx
PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptxDINDASTIFANYSAKINAH
 
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptxReview Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptxAPOTEKERBAYUPAMUNGKA
 
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptxFarmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptxHelmiMildani
 
Fisiologi Saluran Pencernaan Dan Digesti Pada Ternak Non.pptx
Fisiologi Saluran Pencernaan Dan Digesti Pada Ternak Non.pptxFisiologi Saluran Pencernaan Dan Digesti Pada Ternak Non.pptx
Fisiologi Saluran Pencernaan Dan Digesti Pada Ternak Non.pptxsantinurdin1
 
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptxFARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptxWahyuRaizHo
 
Farmakologi part i
Farmakologi part iFarmakologi part i
Farmakologi part iary Camba
 
Sistem Pencernaan - P. Tri Nurcahyo, S.Si
Sistem Pencernaan - P. Tri Nurcahyo, S.SiSistem Pencernaan - P. Tri Nurcahyo, S.Si
Sistem Pencernaan - P. Tri Nurcahyo, S.SiSatria
 

Similar to Optimalisasi (20)

Farmakokinetik ii
Farmakokinetik iiFarmakokinetik ii
Farmakokinetik ii
 
FARMAKOKINETIK Untuk Pengetahuan Dasar Awal.
FARMAKOKINETIK Untuk Pengetahuan Dasar Awal.FARMAKOKINETIK Untuk Pengetahuan Dasar Awal.
FARMAKOKINETIK Untuk Pengetahuan Dasar Awal.
 
Konsep dasar
Konsep dasar Konsep dasar
Konsep dasar
 
Farmakologi umum 1
Farmakologi umum 1Farmakologi umum 1
Farmakologi umum 1
 
Materi farmakologi kelas xi bab 1
Materi farmakologi kelas xi  bab 1Materi farmakologi kelas xi  bab 1
Materi farmakologi kelas xi bab 1
 
BENTUK SEDIAAN ORAL.pptx
BENTUK SEDIAAN ORAL.pptxBENTUK SEDIAAN ORAL.pptx
BENTUK SEDIAAN ORAL.pptx
 
Git trigger 1 sistem pencernaan atas
Git trigger 1 sistem pencernaan atasGit trigger 1 sistem pencernaan atas
Git trigger 1 sistem pencernaan atas
 
Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Oba...
Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Oba...Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Oba...
Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Oba...
 
PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptx
PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptxPPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptx
PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptx
 
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptxReview Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
 
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptxFarmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
 
Fisiologi Saluran Pencernaan Dan Digesti Pada Ternak Non.pptx
Fisiologi Saluran Pencernaan Dan Digesti Pada Ternak Non.pptxFisiologi Saluran Pencernaan Dan Digesti Pada Ternak Non.pptx
Fisiologi Saluran Pencernaan Dan Digesti Pada Ternak Non.pptx
 
Pertemuan-1.pptx
Pertemuan-1.pptxPertemuan-1.pptx
Pertemuan-1.pptx
 
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptxFARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
 
Farmakologi part i
Farmakologi part iFarmakologi part i
Farmakologi part i
 
Sistem Pencernaan - P. Tri Nurcahyo, S.Si
Sistem Pencernaan - P. Tri Nurcahyo, S.SiSistem Pencernaan - P. Tri Nurcahyo, S.Si
Sistem Pencernaan - P. Tri Nurcahyo, S.Si
 
kuliah 1 (2021).pptx
kuliah 1 (2021).pptxkuliah 1 (2021).pptx
kuliah 1 (2021).pptx
 
Konsep anatomi
Konsep anatomiKonsep anatomi
Konsep anatomi
 
Tugas tik erliana
Tugas tik erlianaTugas tik erliana
Tugas tik erliana
 
Tugas tik erliana
Tugas tik erlianaTugas tik erliana
Tugas tik erliana
 

More from Nina Vianti

More from Nina Vianti (8)

P1 2 fix
P1  2 fixP1  2 fix
P1 2 fix
 
P 3 fix
P 3 fixP 3 fix
P 3 fix
 
P 4 lap res
P 4 lap resP 4 lap res
P 4 lap res
 
P2 k3
P2 k3P2 k3
P2 k3
 
Apd
ApdApd
Apd
 
Herbisida (2)
Herbisida (2)Herbisida (2)
Herbisida (2)
 
2 insektisida
2 insektisida2 insektisida
2 insektisida
 
Antihipertensi
AntihipertensiAntihipertensi
Antihipertensi
 

Optimalisasi

  • 3. Faktor Formulasi  Dapat mempengaruhi efek obat  Ada 4 :  Bentuk fisik zat aktif  Keadaan kimiawi  Zat-zat pembantu  Proses teknik dlm pembuatan
  • 4. Formulasi dan Pharmacutical availability Formulai FA “Ukuran untuk bagian obat (in vitro) dibebaskan dari bentuk pemberiannya dan tersedia utk resorpsi”
  • 5. Skema obat dlm bentuk tablet Tablet dengan zat aktif Tablet pecah Granul Pecah Zat aktif lepas Larut Obat tersedia utk resorbsi Interaksi Obat Dg Reseptor Di Tempat Kerja A D M E Obat tersedia utk bekerja efek
  • 6. DEFINISI LAIN :  FA menyatakan kecepatan larut (dan jumlah) dari obat yang menjadi tersedia in vitro dari bentuk farmaseutisnya
  • 7. Bentuk paling umum Setelah di telan  desintegrasi di lambung  granul kecil  granul pech  zat aktif dibebaskan. Jk daya larut cukup besar  zat aktif larut dlm cairan lambung/ usus Kecepatan larut tergantung kec pengosongan lambung (2-3 jam) setelah makan. Selanjutnya obat siap di resorbsi (usus).
  • 8. Kadar salisilat dlm plasma (mg / l) A B GRAFIK KADAR WAKTU ASETOSAL SBG LARUTAN (A) DAN SEBAGAI TABLET SALUT ENTERIC(B) Waktu (jam)
  • 9. Sbg larutan asetosal akan mencapai kadar puncak dalam 1 jam, jk sebagai tab salut enteric pada 4 jam. Kadar maksimal (B) hanya sekitar 50% (A) URUTAN kecepatan melarut dari berbagai bentuk sediaan (menurun) : Larutan – suspensi – serbuk – kapsul – tab salut film – tab salut gula – tablet salut enteric – tablet kerja panjang
  • 10. Faktor Bentuk Fisik  Kehalusan serbuk. Obat bentuk kristal harus digiling sehalus mungkin utk mempercepat melarut dlm getah lambung.  Terbukti : obat dg ukuran sangat halus 1-5 mikron menghasilkan kadar darah sd 2-3 kali lebih tinggi, maka dosisnya dapat diturunkan 2-3 kalinya. Misal griseofulvin, spironolakton, dan digosin.  Zat amorf, resorpsi lebih baik dibanding kristal. (suspensi sulfa dan kloramfenikol).  Syarat kehalusan tak berlaku bagi zat yang tdk utk diserap di usus, misalnya ovat cacing.
  • 11. Keadaan Fisiko-kimiawi  Zat hidrat (dg air kristal) dlm molekulnya lebih lambat diresorpsi drpd zan tanpa air kristal (anhidrat). Misal ampisilintrihidrat (Penbritin) dibanding ampisilin.0aq (Amfipen).  Natriumedetat (EDTA) membentuk komplek dg byk zat, mk mempercepat resorpsinya di usus misal manitol dan heparin.  Hormon kelamin (terurai oleh getah lambung) dpt diberikan peroral dlm bentuk ester yg stabil (etinilestradiol, testosterondekanoat), eritromisin juga dlm bentuk ester (stearat, estolat)
  • 12. Faktor Zat pembantu  Zat pengikat tablet dn zat pengental (gom, gelatin, tajin) memperlambat larutnya obat  Zat desintegrator (tepung, amilum) mempercepat kelarutan.
  • 13. Kompartemen penting : Saluran lambung usus Sistem peredaran darah Ruang ekstra sel Ruang intra sel Ruang cerebrospinal Catt : antar kompartmen dipisah oleh membran sel Absorbsi, Distribusi dan Ekskresi erlangsung dlm mekanisme yg sama, semua proses melalui / melintasi serangkaian membran tersebut
  • 14. Terdiri atas LIPOPROTEIN (Lemak dan Protein) Mengandung banyak pori kecil dan berisi air Bersifat SEMIPERMEABLE (dilintasi dg mudah / sukar oleh zat tertentu) Zat LIPOFIL dan tak bermuatan listrik (non ionik) lebih mudah melintas dibanding zat HIDROFIL (ionik)
  • 16.
  • 17. Pergerakan acak zat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah hingga dicapai kesetimbangan Zat melarut pd lapisan lemak dari membran sel Tak memerlukan energi Berpindah dari konsentrasi besar ke kecil Contoh ion kalium, ion natrium, ion klorida
  • 18. Melalui pori-pori kecil dari membran (penyaringan) Tanpa energi Pidah dari konsentrasi besar ke kecil Misalnya ddg kapiler (glomerulus) yg menyaring air dan zat hidrofil (alkohol dan urea) Ukuran zat yang di transport harus lebih kecil dari ukuran filter.
  • 19. Memerlukan Energi Dilakukan dg mengikat zat hidrofil (mkromolekul atau ion) pd protein spesifik (umumnya ada di membran sel), bertindak sbg carrier. Dapat melawan perbedaan konsentrasi (besar ke kecil) Contoh : Glukosa, asam amino, asam lemak, zat gizi, gaam besi, garam empedu, metildopa, vitamin B1,B2, B12, dan senyawa basa kuat amonium kwarterner.
  • 20.
  • 21.
  • 22.
  • 23.
  • 24.
  • 25.
  • 26. Terjadi melalui Filtrasi, Difusi, atau Transport Aktif Molekul besar diresorpsi melalui sistem limfe. Zat hidrofil (larut dalam CES) lebih mudah diresorpsi dibanding zat-zat lipofil (misal prokain penisilin, atau protamin zinc insulin. Kecepatan Resorpsi tergantung Bentuk pemberian Cara Pemberian Sifat fisiko-kimiawi obat
  • 27.
  • 28.
  • 29.
  • 30.
  • 31.
  • 32.
  • 33.
  • 34.
  • 35.
  • 36. See you next session...