SlideShare a Scribd company logo
1 of 84
KESEHATAN KERJA DAN
  PENYAKIT AKIBAT
       KERJA


   dr. H. M. SULAKSMONO MS. MPH. SpOk
       Bag. Hiperkes – Keselamatan Kerja
                  FKM UNAIR
PEMBANGUNAN

                 Penggunaan Teknologi

    Dampak positif               Dampak negatif
-   Kualitas hidup meningkat   - Penyakit akibat kerja
-   Peningkatan pendapatan     - Kecelakaan
    (GNP dan IPC)              - Pencemaran
                               - Polusi, dll
Produksi           GNP          IPC
Pertimbangan
untung
ruginya


Bahaya kesehatan         perlindungan kesehatan

                  masyarakat         masyarakat
               sekitar perusahaan   tenaga kerja
                  - DINKES          - DEPNAKER
                  - PEMDA           - ( DINKES )
Pengertian Kesehatan Kerja
 Menurut ILO dan WHO
 Kesehatan Kerja adalah:
    aspek / unsur kesehatan yang erat
 bertalian dengan lingkungan kerja dan
    pekerjaan yang secara langsung / tak
    langsung dapat mempengaruhi
 kesehatan tenaga kerja
   Menurut Suma’mur 1994
    Kesehatan kerja adalah :
        Spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau
    kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan
    agar pekerja atau masyarakat pekerja
    memperoleh derajat kesehatan setinggi-
    tngginya baik fisik atau mental maupun sosial,
    dengan usaha – usaha         preventif dan kuratif
    terhadap penyakit – penyakit atau gangguan –
    gangguan        kesehatan yang diakibatkan
    faktor pekerjaan       dan lingkungan kerja, serta
    terhadap        penyakit – penyakit umum.
Tujuan Kesehatan Kerja
Meningkatkan dan memelihara derajat
kesehatan tenaga kerja yang setinggi- tingginyan
baik jasmani, rohani maupun        sosial untuk
semua lapangan pekerjaan
Mencegah timbulnya gangguan kesehatan yang
    disebabkan karena kondisi kerja
Melindungi tenaga kerja dari bahaya kesehatan
    yang timbul akibat pekerjaan
Menempatkan tenaga kerja pada suatu
lingkungan kerja yang sesuai dengan kondisi
    fisik / faal tubuh dan mental psikologis
tenaga kerja yang bersangkutan
Kesehatan Kerja dan Produktivitas
                    lingkungan kerja

                      beban kerja




 Kapasitas kerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi
             kesehatan dan
       produktivitas tenaga kerja
    Beban kerja
    Beban tambahan dari lingkungan kerja
    Kapasitas kerja

    Untuk mendapat derajat kesehatan tenaga
     kerja yang optimal dan produktivitas kerja
     yang tinggi, maka ketiga faktor itu hendaklah
     dalam keseimbangan yang serasi
a. Beban kerja
Setiap pekerjaan merupakan beban bagi
  pelakunya. Beban kerja tersebut dibagi
  menjadi :
 Beban fisik : mengangkat, memikul, dll
 Beban mental : pada manajer, pengusaha
 Beban sosial : pada pekerja sosial
Environmental Factors - Stresses

 1.   Chemical hazard
 2.   Physical hazard
 3.   Biological hazard
 4.   Ergonomic hazard
 5.   Psychosocial
b. Beban tambahan dari lingkungan kerja
 Secara garis besar faktor dan lingkungan kerja
  yang dapat mengganggu kesehatan tenaga
  kerja adalah :
 Faktor Fisik berupa :
  1. suara kebisingan
  2. suhu / iklim : suhu panas, suhu dingin
  3. radiasi : meng-ion, tidak meng-ion
  4. tekanan udara
  5. penerangan
  6. getaran
c. Kapasitas kerja
Kapasitas kerja seseorang sangat
 dipengaruhi oleh :
 1. ketrampilan
 2. kesegaran jasmani dan rohani
 3. keadaan kesehatan
 4. tingkat gizi
 5. jenis kelamin
 6. umur
 7. ukuran-ukuran tubuh (anthropometri)
Pekerja dapat terkena 3
    macam penyakit

General disease
Work related disease
Occupational disease
• General disease :
      penyakit yang mengenai pada masyarakat
  umum (general disease).
      Misal : influenza, sakit kepala
• Work related disease :
      penyakit yang berhubungan / terkait dengan
  pekerjaan, namun bukan akibat karena pekerjaan. Misal
  : asma, TBC
• Occupational disease :
      penyakit yang disebabkan karena pekerjaannya /
      lingkungan kerja.
      Misal : keracunan Pb, asbestosis
Di Indonesia        istilah / nama penyakit
  akibat kerja (occupational disease) ada 2 :

  1. penyakit akibat kerja
  2. penyakit yang timbul karena hubungan kerja
• Prinsip : kedua penyakit adalah sama
Pada dasarnya penyakit aikbat kerja adalah
   sama dengan penyakit yang timbul karena
  hubungan kerja. Perbedaannya hanya pada :
Penyakit akibat kerja          Penyakit hubungan kerja
- Diatur oleh kep.men.         - Diatur dalam kep.pres.
  No.01/MEN/1981                 No.22/KEPRES/1993
- Meliputi 30 jenis penyakit   - Meliputi 31 jenis penyakit

31 jenis penyakit     30 jenis penyakit + 1 klausul =
  penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia lainnya
  termasuk obat
Occupational Disease
         (penyakit akibat kerja)
• “… the relationship to specific causative
  factors at work has been fully established and
  the factors concerned can be identified,
  masured and eventually controlled.”
  (WHO 1985)

  “… keterkaitan dengan faktor penyebab
  spesifik dalam pekerjaan, sepenuhnya
  dipastikan dan faktor tersebut dapat
  diidentifikasi, diukur dan dikendalikan.”
• “… having specific or a strong relation to
  occupation, generally with only one causal
  agents and recognized as such.” (ILO 1993)

  “… mempunyai hubungan spesifik atau kuat
  dengan pekerjaan, umumnya hanya dengan satu
  agen penyebab dan dikenal macamnya.”
Work Related Disease
 (penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan)
• “… may be partially caused by adverse working conditions.
  They may be aggravated, accelerated, or exacerbated by
  work place exposure and may impair working capacity.
  Personal characteristics, environmental, and socio cultural
  factors usually play a role as risk factors and are more often
  common that occupational disease.” (WHO 1985)

  “… mungkin sebagian disebabkan oleh kondisi kerja yang kurang
  baik. Penyakit dapat diperberat, dipercepat atau kambuh oleh
  pemaparan di tempat kerja dan dapat mengurangi kapasitas kerja.
  Sifat perorangan, lingkungan dan faktor sosial budaya umumnya
  berperanan sebagai faktor resiko dan lebih umum dari pada
  penyakit akibat kerja.”
Work related disease
 (penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan)
• “… with multiple causal agents, where factors in the
  work environment may ply a role, together with other
  risk factors, in the development of such disease, which
  have a complex etiology.” (ILO 1993)
• “… disertai agen penyebab yang banyak, dimana
  faktor-faktor di tempat kerja berperanan
  bersama dengan faktor resiko lainnya, dalam
  pengembangan penyakit yang memiliki
  penyebab yang kompleks.”
Diseases Affecting Working
   Population / “General Disease”
Penyakit yang mempengaruhi populasi pekerja,
  “Penyakit Umum” dijumpai juga pada masyarakat

Contoh :
wabah penyakit menular      masyarakat umum
                            pekerja tenaga kerja
Perbedaan antara occupational disease
       dengan work related disease
 Occupational disease          Work related disease
- Terdapat pada populasi        - Menimpa masyarakat
  pekerja (occurs mainly         umum (occurs largerly
  among working population       in the community)
- Penyebab spesifik             - Penyebab banyak faktor
- Adanya paparan pada           - Pemaparan pada tempat
  tempat menjadi hal yang        kerja-mungkin menjadi
  penting untuk mendapat         salah satu faktor
  perhatian
- Tercatat dan mendapat         - Mungkin akan tercatat dan
  ganti rugi (notifiable and    mungkin akan mendapatkan
  compensable)                  ganti rugi (may be notifiable
                                and compensable)
Penyakit akibat kerja
  sama dengan penyakit yang timbul
       karena hubungan kerja
Daftar Penyakit
  Permen TK dan Trans No. 01./1981   : 30 jenis
  Keppres RI No. 22/1993             : 31 jenis

Nomor dan urutan SAMA, tambahan No. 31 pada
  Keppres 22/1993

 “Penyakit yang disebabkan bahan kimia lainnya
              termasuk bahan obat”
Kemungkinan timbulnya penyakit pada
          tenaga kerja pekerja
   Penyakit akibat kerja = penyakit yang timbul
      karena hubungan kerja (occupational disease)
      berhak atas jaminan kecelakaan kerja (memperoleh
      santunan kompensasi) COMPENSABLE
   Work related disease (penyakit yang berkaitan
      dengan pekerjaan) NON COMPENSABLE
   Diseases affecting working population /
    “General Disease” (penyakit yang mempengaruhi
    populasi pekerja. “Penyakit Umum dijumpai juga pada
    masyarakat umum) NON COMPENSABLE
International          text book
           Terdapat 2 istilah :
1.   Occupational disease
2.   Work related disease

       Kedua group ada perbedaan
Penyakit Akibat Kerja
                    (PAK)
= penyakit jabatan
= occupational disease

Definisi PAK :
 penyakit / gangguan kesehatan yang disebabkan
 / diakibatkan oleh pekerjaannya atau diperoleh
 pada masa waktu melakukan pekerjaan. (dan
 pada masyarakat umum biasanya tidak akan
 terkena)
I. Kesehatan Kerja
                         H


                  A             E

H : host (penjamu)
     pekerja worker
A : agent (penyebab)
     material / machine / tool (bahan / mesin / material)
E : environment (lingkungan)
     lingkungan kerja (work environment)
Penyakit Akibat Kerja
            (PAK)

Kasus sering datang ke tempat praktek
PAK sering tak terdiagnosis
KASUS 1

Seseorang datang dengan : sakit perut,
muntah        disangka apendisitis lalu
dioperasi      ternyata : intoksikasi Pb

            skrining karyawan lainnya
KASUS 2
Seorang karyawan industri logam mengeluh
fatigue, pusing dan sakit kepala
Dokter perusahaan menyangka OK terpapar
metilen klorid, konsultasi kepada ahli PAK,
disarankan mengurangi bahan pelarut tersebut.
Para karyawan mengusulkan perbaikan
lingkungan kerja dan dipenuhi pimpinan
perusahaan.
Keluhan – keluhan tidak ada lagi
Undang – Undang Kewajiban
Melaporkan Penyakit Akibat Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. Per 01/MEN/1981
Penyakit akibat kerja : adalah setiap
penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan atau lingkungan kerja
Keadaan ini harus dilaporkan paling
lama 2 x 24 jam
Alasan – alasan rendahnya
         laporan PAK
Ketidaktahuan dalam menegakkan
diagnosa
Perusahaan kuatir terhadap ganti
rugi
Hambatan – hambatan           under
 teknis dan admininstratif   reported
Kesulitan Ketidaktahuan
           diagnosa
         KESULITAN DIAGNOSA
PAK tidak khas (wizing oleh platina =
wizing sebab lain)
Masa laten yang dapat lama
Mahasiswa kedokteran kurang mendapat
   kuliah ked.kerja
Dokter dalam masyarakat kurang
mendapat latihan dalam kedok.kerja
Membedakan jenis penyakit tersebut
     seringkali tidak mudah

Perlu : - Expertise / keahlian
        - Konsultasi – komunikasi
        - Data pendukung yang
            akurat
“Fenomena gunung es”
             Penyakit Akibat Kerja
Dilaporkan                        PAK
                               dikenal
                               sebagai
                           penyakit yang ada
   Tidak                 kaitan dengan pekerjaan
dilaporkan               ada upaya medik, namun
                    hubungan sebab-akibat timbulnya
                         penyakit tidak jelas
                         ada gejala, tapi tidak
                         diteliti lebih lanjut


               terpapar, gejala penyakit tidak ada
Peraturan perundangan sehubungan dengan penyakit
                akibat kerja dan
             penyakit hubungan kerja

  Keppres RI No 22/1993 tentang penyakit yang
     timbul karena hubungan kerja
  Peraturan menteri tenaga kerja dan
  transmigrasi No 02/MEN/1980 tentang
     pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam
  penyelenggaraan keselamatan kerja
  Peraturan menteri tenaga kerja dan
  transmigrasi No 01/MEN/1981 tentang kewajiban
  melapor penyakit akibat kerja
  Keputusan menteri tenaga kerja RI No : KEPTS     333/
  MEN/1989 tentang diagnosis dan pelaporan penyakit
  akibat kerja
  UU No 3 1992 tentang JAMSOSTEK
     PAK termasuk kecelakaan kerja, berhak mendapatkan
     ganti rugi
  Kep. Men. Tenaga kerja dan trans. No.Kep. 79/MEN/2003
     pedoman diagnosis dan penilaian cacat karena
  kecelakaan dan penyakit akibat kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER
                     01/MEN/1981
                   Kewajiban Melaporkan PAK

  PAK : setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan /
  lingkungan kerja
       Keadaan ini harus dilaporkan paling lama 2 x 24 jam

              PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA
Pengurus perusahaan wajib:
   - melakukan tindakan preventif agar penyait akibat kerja tidak
   terulang
   - menyediakan alat pelindung diri untuk digunakan tenaga kerja
Tenaga kerja
   Wajib :     - memberi keterangan pada dokter
               - memakai APD
               - memenuhi syarat pencegahan PAK
               - meminta kepada pengurus agar melaksanakan
                 syarat pencegahan
   Berhak :    menyatakan keberatan kerja bila pencegahan PAK
               diragukan olehnya
Kepmen TK No. Kepts 333/Men/1989
                    Diagnosis dan pelaporan
                    penyakit akibat kerja
Pasal 3
  1. Diagnosis penyakit akibat kerja ditegakkan melalui
  serangkaian pemeriksaan klinis dan pemeriksaan
  kondisi pekerjaan serta lingkungannya untuk
  membuktikan sebab akibat penyakit dan pekerjaan
  2. Jika mendapat keraguan, konsultasikan kepada dokter
        penasehat atau dokter ahli yang bersangkutan
  3. Setelah ditegakkan diagnosa, dokter pemeriksa
  membuat laporan medik
Pasal 4
  Pelaporan dalam 2 x 24 jam kepada Kadisnaker setempat,
  dalam amplop tertutup, bersifat rahasia untuk dievaluasi
  dokter penasehat
No. KEPTS.333/MEN/1989
Diagnosis dan Pelaporan Penyakit Akibat Tenaga Kerja

  Identitas
  Anamnesis
  Hasil pemeriksaan mental dan fisik (status
  present)
  Hasil pemeriksaan lingkungan kerja
  Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
  Resume, yang meliputi faktor – faktor
  Kesimpulan, yaitu : penderita / tenaga kerja
  yang bersangkutan menderita / tidak menderita
  penyakit akibat kerja; diagnosis; diagnosis
  menurut klasifikasi internasional penyakit
  (International Classification of Disease atau
  ICD)
Keppres RI No.22/1993
  tentang penyakit yang timbul karena
            hubungan kerja
Penyakit yang timbul karena hubungan
kerja adalah penyakit yang disebabkan
oleh pekerjaan atau lingkungan kerja
Terdapat jaminan seperti kec kerja
Hak jaminan paling lama 3 th terhitung
sejak hubungan kerja tersebut berakhir
5 FAKTOR LINGKUNGAN KERJA
     YANG BERPENGARUH
PADA KESEHATAN, EFISIENSI
 DAN PRODUKTIVITAS KERJA
       TENAGA KERJA
FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB
1.    Golongan   /   faktor   fisik
2.    Golongan   /   faktor   kimia
3.    Golongan   /   faktor   biologis (hayati)
4.    Golongan   /   faktor   fisiologis
5.    Golongan   /   faktor   psychologis
      (mental)
   Faktor Fisik
      kebisingan, suhu dan
    kelembaban, kecepatan aliran
    udara / angin, getaran / vibrasi
    mekanis, radiasi gelombang
    elektromagnetik dan tekanan
    udara / atmosfir
   Faktor Kimia
      gas, uap, debu, kabut / mist.
    Fume asap, larutan dan zat padat
   Faktor Biologis
    bakteri, virus, tumbuh-tumbuhan
     dan hewan
   Faktor fisiologis
     sikap dan cara kerja, jam kerja
     dan istirahat
   Faktor mental psikologis
     suasana kerja, hubungan antara
     karyawan dan pengusaha
    pemilihan kerja dan lain-lain
Faktor – faktor yang cukup dapat mengganggu
         daya kerja seorang tenaga kerja
Sebagai contoh :
2.  Penerangan yang kurang cukup intensitasnya adalah
    sebab kelelahan mata
3.  Kegaduhan mengganggu daya mengingat, konsentrasi
    pikiran dan akibat kelelahan psikologis
4.  Gas – gas dan uap diserap lewat pernafasan dan
    mempengaruhi penggunaan optimal alat pernafasan
    untuk mengambil zat asam dari udara
5.  Debu – debu yang dihirup paru – paru mengurangi
    penggunaan optimal alat pernafasan untuk mengambil
    zat asam dari udara
6.  Parasit – parasit yang masuk tubuh akibat higiene di
    tempat kerja yang buruk menurunkan derajat kesehatan
    dan juga daya kerjanya
7.  Sifat badan yang salah mengurangi hasil kerja
    menyebabkan timbulnya kelelahan atau kurangnya fungsi
    maksimal alat – alat tubuh tertentu
8.  Hubungan kerja yang tidak sesuai dapat menyebabkan
    bekerja lamban atau setengah - setengahnya
Faktor Fisik
                                         mis: penggergaji
                                              pengebor jalan
               Getaran lokal (tool hand vibration)
               - terjadi penyempitan       tangan pucat
GETARAN          pembuluh darah            “White Finger
                                            Induced
  Vibration”
(vibration)    - kerusakan jaringan &    (Raynoud Phenomena)
                 tulang sendi tangan
               Getaran seluruh tubuh (whole body vibration)
               - tulang belakang sakit
               - motion sickness
                      mis. Pengemudi traktor / truk
AUDITOR              ketulian
              - pengaruh pada    “occupational
                telinga           deafness”

  KEBISINGAN
(unwanted sound)



      NON AUDITOR        - gangguan   emosi
     - pengaruh bukan    - gangguan   komunikasi
       pada telinga      - gangguan   tidur
                               dll
II. Golongan / Faktor Kimia (chemis)

   Debu      mineral : asbestosis, silicosis, siderosis
              organik : allergic alveolitis       allergic
   Gas       gas CO, HCN, H2S          asphyxia
              gas NH3, Cl2, SO2         irritant
   Uap       sebabkan : asthma, dermatitis
   Fume      partikel zat padat : metal fume fever
                          benign pneumoconiosis
   Larutan       alergi          : dermatitis
                 irritant         : kontak dermatitis
                      (asam basa kuat)         (ulcus)
III. Golongan / Faktor Biologis (hayati)
   Bakteri   : penyakit Antrax    pekerja menyamak
             penyakit Brucella       kulit / penjagal
   Virus    : binatang ternak      manusia, penyakit
                                      mulut dan kuku
   Fungus (jamur) : Pityriasis veriscolor
                       Histoplasmosis
   Cacing         : ankylostomiasis     A. duodenale
                       pekerja tambang / perkebunan
   Serangga       : gigitan         dermatitis, shock
   Tumbuhan       : getahnya        dermatitis
IV. Golongan / Faktor Fisiologis
   Sikap fisik
         Sikap badan yang kurang baik

         - LBP (low back pain)
         - HNP (hernia nukleus pulposus)
         Berdiri terus-menerus

         - varises - platvoet
   Konstruksi mesin
        Konstruksi jelek        cepat payah
        Menyangkut masalah ergonomi
        Penyesuaian alat / lingkungan kerja   manusia
        “How to fit the job to the man”   &
        “How to fit the man to the job”
V. Golongan / Faktor Psychologis
Managerial illness
   pek. Memimpin > batas kemampuan
The wrong man in the wrong place
pekerjaan yang tidak cocok dengan bakat dan
pendidikannya
Absenteeisme
   - tidak dapat bekerja sama
   - rasa cemas         sebabkan tukak
     rasa kuatir            lambung
Accident proness : kecenderungan kecelakaan
Absent mindedness: kesungguhan berfikir (-)
Work turn over : lekas jemu        pindah
pekerjaan
CONTOH BAHAYA POTENSIAL
[BERDASARKAN LOKASI DAN PEKERJAAN DI RUMAH
                  SAKIT]
 JENIS    BAHAYA           LOKASI             PEKERJA YG
BAHAYA   POTENSIAL                              PALING
                                               BERESIKO
 FISIK     BISING    IPS-RS, LAUNDRY,       KARYAWAN YG
                     DAPUR, CSSD, GEDUNG    BEKERJA DI
                     GENSET-BOILER, IPAL    LOKASI TSB
          GETARAN    RUANG MESIN-2 DAN      PERAWAT,
                     PERALATAN YG MENG-     CLEANING
                     HASILKAN GETARAN       SERVICE, DLL
                     (RUANG GIGI, DLL)
           DEBU      GENSET, BENGKEL        PETUGAS SANITA-
                     KERJA, LABORATORIUM    SI, TEKNISI GIGI,
                     GIGI, GUDANG REKAM     PETUGAS IPS DAN
                     MEDIS, INCINERATOR     REKAM MEDIS
           PANAS     CSSD, DAPUR, LAUNDRY   PEKERJA DAPUR,
                     INCINERATOR, BOILER    PEKERJA LAUNDRY
                                            PETUGAS SANITA-
                                            SI DAN IP-RS
CONTOH BAHAYA POTENSIAL
[BERDASARKAN LOKASI DAN PEKERJAAN DI RUMAH
                  SAKIT]
 JENIS     BAHAYA             LOKASI             PEKERJA YG
BAHAYA    POTENSIAL                                PALING
                                                  BERESIKO
 FISIK      RADIASI     X-RAY, OK YANG MENG-   AHLI RADIOLOGI,
                        GUNAKAN C-ARM,         RADIOTERAPIST
                        RUANG FISIOTERAPI,     DAN RADIOGRA-
                        UNIT GIGI              FER, AHLI FISIO-
                                               TERAPI DAN
                                               PETUGAS RONTGEN
                                               GIGI
KIMIA     DESINFEKTAN   SEMUA AREA             PETUGAS KEBER-
                                               SIHAN, PERAWAT
          CYTOTOXICS    FARMASI, TEMPAT        PEKERJA FARMASI,
                        PEMBUANGAN LIMBAH,     PERAWAT, PETU-
                        BANGSAL                GAS PENGUMPUL
                                               SAMPAH
         ETHYLENE OXIDE KAMAR OPERASI          DOKTER, PERAWAT
CONTOH BAHAYA POTENSIAL
[BERDASARKAN LOKASI DAN PEKERJAAN DI RUMAH
                  SAKIT]
 JENIS     BAHAYA              LOKASI             PEKERJA YG
BAHAYA    POTENSIAL                                 PALING
                                                   BERESIKO
 KIMIA   FORMALDEHYDE    LABORATORIUM, KAMAR PETUGAS KAMAR
                         MAYAT, GUDANG       MAYAT, PETUGAS
                         FARMASI             LABORATORIUM
                                             DAN FARMASI
            METHYL :     RUANG PEMERIKSAAN      PETUGAS/DOKTER
         METHACRYLATE,   GIGI                   GIGI, DOKTER
         Hg (AMALGAM)                           BEDAH, PERAWAT
           SOLVENTS      LABORATORIUM,          TEKNISI, PETUGAS
                         BENGKEL KERJA, SEMUA   LABORATORIUM,
                         AREA DI RUMAH SAKIT    PETUGAS
                                                PEMBERSIH
           GAS-GAS       RUANG OPERASI GIGI,    DOKTER GIGI,
           ANESTESI      OK, RUANG PEMULIHAN    PERAWAT, DOKTER
                                                BEDAH, DOKTER /
                                                PERAWAT
                                                ANESTESI
CONTOH BAHAYA POTENSIAL
[BERDASARKAN LOKASI DAN PEKERJAAN DI RUMAH
                  SAKIT]
 JENIS       BAHAYA              LOKASI            PEKERJA YG
BAHAYA      POTENSIAL                                PALING
                                                    BERESIKO
BIOLOGIK   AIDS, HEPATITIS IGD, KAMAR OPERASI,   DOKTER, DR GIGI,
            B DAN NON A – RUANG PEMERIKSAAN      PERAWAT,
                NON B      GIGI, LABORATORIUM,   PETUGAS LABORA-
                           LAUNDRY               TORIUM, SANITA-
                                                 SI DAN LAUNDRY
           CYTOMEGALOVIR RUANG KEBIDANAN,        PERAWAT, DOKTER
                US       RUANG ANAK              YG BEKERJA DI
                                                 BAG. IBU & ANAK
              RUBELLA     RUANG IBU DAN ANAK     DOKTER DAN
                                                 PERAWAT
           TUBERCULOSIS   BANGSAL, LABORATORI-   PERAWAT, PETU-
                          UM, RUANG ISOLASI      GAS LABORATO-
                                                 RIUM,
                                                 FISIOTERAPIS
CONTOH BAHAYA POTENSIAL
[BERDASARKAN LOKASI DAN PEKERJAAN DI RUMAH
                  SAKIT]
 JENIS      BAHAYA              LOKASI           PEKERJA YG
BAHAYA     POTENSIAL                               PALING
                                                  BERESIKO
ERGONO-    PEKERJAAN YG   AREA PASIEN DAN      PETUGAS YG
  MIK       DILAKUKAN     TEMPAT PENYIMPANAN   MENANGANI
          SECARA MANUAL   BARANG (GUDANG)      PASIEN DAN
                                               BARANG
            POSTUR YG     SEMUA AREA           SEMUA KARYAWAN
           SALAH DALAM
            MELAKUKAN
            PEKERJAAN
          PEKERJAAN YG    SEMUA AREA           DOKTER GIGI,
            BERULANG                           PETUGAS PEMBER-
                                               SIH, FISIOTERAPIS
                                               SOPIR, OPERATOR
                                               KOMPUTER, YG
                                               BERHUBUNGAN
                                               DGN PEKERJAAN
                                               JURU TULIS
CONTOH BAHAYA POTENSIAL
[BERDASARKAN LOKASI DAN PEKERJAAN DI RUMAH
                  SAKIT]
 JENIS     BAHAYA            LOKASI     PEKERJA YG
BAHAYA    POTENSIAL                       PALING
                                         BERESIKO
PSIKO-   SERING KONTAK SEMUA AREA     SEMUA KARYAWAN
SOSIAL   DENGAN PASIEN,
         KERJA BERGILIR,
              KERJA
            BERLEBIH,
            ANCAMAN
          SECARA FISIK
   Setiap manusia atau pekerja (worker) mempunyai
    “kekhususan” (kekarakteristikan) sendiri sebagai
    individual difference karena beberapa hal :
    1. Physical ability (kemampuan fisik tenaga kerja)
    2. Mental ability (kondisi dan kestabilan mental)
    3. Knowledge (tingkat pengetahuan)
    4. Habits (kebiasaan)
    5. Personality (kepribadian)
    6. Character traits (karakter)
pekerjaan                kebutuhan untuk
                                  melangsungkan kehidupan

         beban       ≈      kekerasan

Fisik              psikis

Bila tdk dikendalikan dg baik

         konflik

        stress kerja
stress kerja                      psikologi kerja
                bila tdk teratasi
                                        ciptakan iklim kerja
                               yg tenang, mantap, serasi, aman

-   Kelelahan                 ketenangan bekerja/berusaha
-   Tingkat kesehatan
-   Semangat & prestasi kerja      motivasi / prestasi kerja
-   Produktivitas kerja              produktivitas kerja
Alasan –alasan rendahnya laporan
   penyakit akibat kerja (PAK)
   Ketidaktahuan dalam menegakkan
    diagnosa
   Perusahaan khawatir terhadap ganti rugi
   Hambatan – hambatan teknis dan
    administratif
Kesukaran / Problema
         Mendiagnosa PAK
1. PAK relatif > sulit ditegakkan
   diagnosanya, karena banyak PAK
   gambarannya mirip penyakit umum
2. Berbagai PAK mempunyai waktu inkubasi
     yang lama
3. Kurangnya sarana bantu untuk
   mendiagnosa PAK
4. Kurang training / kemampuan dokter
   untuk mendiagnosa PAK
Deteksi Dini
PERLINDUNGAN
PENCEGAHAN

Melalui :
    Informasi umum
    Identifikasi potensi bahaya
    Pemeriksaan / pengujian
Informasi Umum
Proses produksi : awal – akhir, produk
    sampingan
“Walk through survey”
Informasi /keluhan pekerja
Data / rekam medik
Jenis pekerjaan
Tenaga kerja terpapar
Identifikasi Potensi Bahaya
Suhu, bising, getaran, radiasi, tekanan
   udara
Bahan kimia, solven, gas, uap
Debu, serat
Virus, bakteri, parasit, jamur
Cara / posisi / sikap kerja / repetitif
Perilaku, kebiasaan
Pemeriksaan / Pengujian

 Tempat / lingkungan kerja : pengujian
  secara detail
 Kesehatan pekerja : awal, berkala, khusus
       fisik, Lab, RO, audiometri, spirometri
 Biomedik / biologik : bahan kimia / metabolit

                         Analisis Resiko
Kesehatan Tenaga Kerja dan
               Lingkungan Kerja
Potensi bahaya         tenaga kerja         pengaruh
/ resiko
                         terpapar            berakibat
Lingkungan kerja         terserap          tidak berakibat



- Identifikasi     pemeriksaan kesehatan    - Sehat
- Pengujian         pemantauan biologik     - Gangguan
- Pengendalian                                 kesehatan
                                            - Penyakit
Pemikiran / Predict Adanya
            Dugaan PAK
1. Adanya pemaparan yang adekwat :
     - konsentrasi (C)
     - waktu (T)
2. Adanya absorbsi
3. Adanya gejala keracunan mirip bahan
   yang dicurigai
4. Adanya penyakit yang diderita beberapa
   orang pekerja sama
Langkah – langkah untuk
     menegakkan diagnosa PAK
1. Anamnesa riwayat penyakit dan pekerjaan
2. Pemeriksaan klinis
3. Pemeriksaan laboratoris
4. Pemeriksaan rontgenologis
5. Pemeriksaan ruang / tempat / alat / bahan
    kerja
6. Hubungan bekerja / tidak bekerja
   gejala penyakit
LANGKAH DIAGNOSA
   Anamnesa
           riwayat penyakit dan pekerjaan
      - penyakit lampau klaim di tempat baru
      - pabrik kayu playwood
      - pabrik lem
      - pabrik tekstil
   Pemeriksaan klinis
    tanda khusus gangguan penyakit tertentu    -
    garis – garis hitam pada gusi              -
    “WRIST DROP”                               -
    anemia                                     -
    kolik usus
   Pemeriksaan laboratoris                          -
    “Biological Monitoring”                          -
    faktor pendukung
    (Pb) dalam darah : < 30 µg / 100 cc (normal)
                          30-80 µg / 100 cc (absorbsi)
                         > 80 µg / 100 cc (keracunan)
   Pemeriksaan radiologis
      - bagi mereka yang terpapar (expose) dengan
    debu untuk cegah penumopniosis
      - film yang dipakai, kriteria “ILO”
   Pemeriksaan tempat / lingkungan kerja
    (environmental monitoring)
      - cara kerja
      - © bahan – bahan di lingkungan kerja masih
    batas normal / tidak
   Hubungan bekerja / tdk bekerja              gejala
    penyakit
      - gejala menurun       bila istirahat / libur
      - gejala timbul lagi   bila masuk
        contoh : kontak bahan kimia       “dermatosis “
               pada byssinosis      “Monday Feeling”
                                  “Monday Sickness”
               rasa sesak timbul pada hari Senin
Pencegahan / Prevention PAK
1. Substitusi
2. Isolasi
3. Ventilasi umum
4. Ventilasi keluar setempat (lokal exhausters)
5. Alat pelindung perorangan (personal protektive
   equipment)
6. Pemeriksaan kesehatan : sebelum kerja, rutin,
   khusus
7. Penerangan sebelum kerja
8. Pendidikan kesehatan (H.E)
Pencegahan penyakit akibat kerja
Meliputi :
 Substitusi : melakukan penggantian alat / bahan
  yang lebih aman.
       Misal : pada proses sand blasting, yang
  menggunakan debu pasir / silika, karena jadi
  penyebab silikosis diganti dengan Fe, tapi dapat
  menyebabkan siderosis, sehingga        diganti
  dengan aluminium yg lebih aman
 Isolasi : mengurung alat / bahan yg berbahaya
  agar tidak terekspose pekerja
 Ventilasi umum : memasukkan udara segar ke
  dalam ruang kerja agar terjadi pengenceran
  udara yang telah terkontaminasi oleh bahan
  berbahaya agar tidak terpapar pada pekerja.
  Misal : penggunaan jendela, kisi-kisi atau
  exhaust fan
 Ventilasi keluar setempat (lokal exhaust) : untuk
  kontaminan yang lebih besar karena langsung
  menghisap pada dekat dengan sumber
  kontaminan sehingga tidak sempat menyebar
  ke ruangan kerja
 Alat pelindung diri (APD) : merupakan langkah
  terakhir sebagai upaya mencegah paparan dari
  sumber kontaminan. Bila tidak ada cara      lain
  yang dapat digunakan atau kadar emisi /
  kontaminan terlalu besar
 Pemeriksaan kesehatan          awal / sebelum
  bekerja : agar diketahui kondisi kesehatan
  pekerja pada awal bekerja, sehingga tidak
  mengganggu pada saat melaksanakan
  pekerjaannya dan sbg data base untuk
  mendeteksi munculnya PAK
 Pemeriksaan kesehatan :
  - Berkala / rutin : untuk memonitoring kondisi
  kesehatan pekerja, tentang adanya
  kemungkinan pengaruh dari pekerjaannya
  (proses alat atau bahan kerja) serta
  lingkungan kerjanya
  - Khusus : bila ditemukan adanya pengaruh /
  gangguan dari pekerjaan pada pekerja, perlu
  adanya tindak lanjut guna mengantisipasi
  kemungkinan munculnya penyakit akibat kerja
 Penerangan sebelum bekerja : memberikan
  informasi pada pekerja mengenai proses kerja,
  alat, bahan dan lingkungan kerja serta
  kemungkinan munculnya potensi bahaya
  diharapkan pekerja dapat bekerja dengan baik
  dan mampu menghindari adanya potensi
  bahaya tersebut
 Pendidikan kesehatan : memberikan informasi
  kepada pekerja agar mampu menjaga dan selalu
  meningkatkan kesehatan dirinya.      Misal :
  hygiene perorangan, pemenuhan gizi,
  perilaku sehat (tidak merokok, minuman keras,
  narkoba), dsb
PENGOBATAN
Terapi PAK : - dipindahkan
               - istirahat
               - obat – obatan
               - diberhentikan
Prognosa tergantung : stadium
   - early diagnosis
   - prompt treatment
   - disability limitation
   - rehabilitasi
Macam Pemeriksaan Kesehatan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi
           No.PER.02/MEN/1980

   Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja
    = pre placement health examination
    = pre employment helath examination
   Pemeriksaan kesehatan berkala
    = periodik health examination
    = annual helath examination
   Pemeriksan kesehatan khusus
    = special health examination
Klasifikasi hasil pemeriksaan fisik
Baik sekali (tidak ada cacat)
   dapat bekerja apapun. Misal : seleksi TNI
Baik (ada cacat kecil           dapat dikoreksi)
   dapat bekerja. Misal : caries, koreksi mata, reflek
patella menurun
Baik hanya untuk pekerjaan tertentu
mempunyai kekurangan / kecacatan yang bisa
mempengaruhi daya kerja. Misal cacat yang sulit diperbaiki :
hernia, sakit jantung, diabetes, TBC yg sudah          tenang
Tidak baik (punya penyakit yang
membahayakan)
   tidak dapat dipekerjakan. Misal : penyakit rohani / jiwa,
epilepsi, TBC aktif
Kesimpulan Hasil Pemeriksaan Fisik

Fit for duty : dapat melakukan segala macam
  pekerjaan dan tidak ada kelainan fisik atau
  cacat
Fit for duty with minor correctable defect :
dapat melakukan tugas / pekerjaan dengan
  kelainan ringan yg dapat dikoreksi, misalnya
  gangguan ketajaman penglihatan, gigi
berlubang
c. Fit for selected / limited duty : dapat melakukan
       pekerjaan atau tugas tertentu yang terbatas
       karena adanya defek / penyekit yg menetap.
       Tenaga kerja ini dpt melakukan pekerjaan yg
       khusus dan ditempatkan pada tempat yg
       sesuai sekitarnya. Contohnya seseorang yg
       buta warna masih dpt ditempatkan pd unit
       kerja yg tdk memerlukan persepsi warna
d. Unfit for duty : tidak dapat dipekerjakan pada
       saat ini. Misalnya sedang menderita penyakit
       menular akut, gangguan jiwa dsb.
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Penyakit Akibat Kerja - K3
Penyakit Akibat Kerja - K3Penyakit Akibat Kerja - K3
Penyakit Akibat Kerja - K3Al Marson
 
PPT_PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptx
PPT_PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptxPPT_PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptx
PPT_PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptxAlexBono3
 
Materi K3
Materi K3Materi K3
Materi K3otegra
 
Penyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerjaPenyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerjaAdjie Bara
 
K3 Lingkungan Kerja
K3 Lingkungan KerjaK3 Lingkungan Kerja
K3 Lingkungan KerjaJoko Isnanto
 
Faktor bahaya lingkungan kerja
Faktor bahaya lingkungan kerjaFaktor bahaya lingkungan kerja
Faktor bahaya lingkungan kerjaDeby Andriany
 
HSE Training Ergonomi (17 feb 2016)
HSE Training Ergonomi (17 feb 2016)HSE Training Ergonomi (17 feb 2016)
HSE Training Ergonomi (17 feb 2016)ibadil haqqi
 
Pencegahan kecelakaan kerja
Pencegahan kecelakaan kerjaPencegahan kecelakaan kerja
Pencegahan kecelakaan kerjatitis007
 
Identifikasi bahaya dan penilaian resiko
Identifikasi bahaya dan penilaian resikoIdentifikasi bahaya dan penilaian resiko
Identifikasi bahaya dan penilaian resikoAl Marson
 
INDUKSI OFN NEW.pptx
INDUKSI OFN NEW.pptxINDUKSI OFN NEW.pptx
INDUKSI OFN NEW.pptxLerPe1
 
Keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
Keselamatan dan kesehatan kerja (k3)Keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
Keselamatan dan kesehatan kerja (k3)shazli setiawan
 
TEORI DASAR KECELAKAAN KERJA.ppt
TEORI DASAR KECELAKAAN KERJA.pptTEORI DASAR KECELAKAAN KERJA.ppt
TEORI DASAR KECELAKAAN KERJA.pptRSARCGK
 
Dampak Perubahan Iklim terhadap Kesehatan
Dampak Perubahan Iklim terhadap KesehatanDampak Perubahan Iklim terhadap Kesehatan
Dampak Perubahan Iklim terhadap KesehatanDadang Setiawan
 
kecelakaan kerja
kecelakaan kerjakecelakaan kerja
kecelakaan kerjaHadik27
 
Pencegahan kecelakaan kerja
Pencegahan kecelakaan kerjaPencegahan kecelakaan kerja
Pencegahan kecelakaan kerjaSoni Fariski
 
HSE Training PAK (15 feb 18)
HSE Training PAK (15 feb 18)HSE Training PAK (15 feb 18)
HSE Training PAK (15 feb 18)ibadil haqqi
 

What's hot (20)

Penyakit Akibat Kerja - K3
Penyakit Akibat Kerja - K3Penyakit Akibat Kerja - K3
Penyakit Akibat Kerja - K3
 
PPT_PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptx
PPT_PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptxPPT_PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptx
PPT_PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptx
 
Materi K3
Materi K3Materi K3
Materi K3
 
PAK PAHK -Ren.ppt
PAK PAHK -Ren.pptPAK PAHK -Ren.ppt
PAK PAHK -Ren.ppt
 
Penyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerjaPenyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerja
 
K3 Lingkungan Kerja
K3 Lingkungan KerjaK3 Lingkungan Kerja
K3 Lingkungan Kerja
 
Faktor bahaya lingkungan kerja
Faktor bahaya lingkungan kerjaFaktor bahaya lingkungan kerja
Faktor bahaya lingkungan kerja
 
HSE Training Ergonomi (17 feb 2016)
HSE Training Ergonomi (17 feb 2016)HSE Training Ergonomi (17 feb 2016)
HSE Training Ergonomi (17 feb 2016)
 
Pencegahan kecelakaan kerja
Pencegahan kecelakaan kerjaPencegahan kecelakaan kerja
Pencegahan kecelakaan kerja
 
Identifikasi bahaya dan penilaian resiko
Identifikasi bahaya dan penilaian resikoIdentifikasi bahaya dan penilaian resiko
Identifikasi bahaya dan penilaian resiko
 
INDUKSI OFN NEW.pptx
INDUKSI OFN NEW.pptxINDUKSI OFN NEW.pptx
INDUKSI OFN NEW.pptx
 
Keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
Keselamatan dan kesehatan kerja (k3)Keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
Keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
 
TEORI DASAR KECELAKAAN KERJA.ppt
TEORI DASAR KECELAKAAN KERJA.pptTEORI DASAR KECELAKAAN KERJA.ppt
TEORI DASAR KECELAKAAN KERJA.ppt
 
Confined Space - Ruang Terbatas
Confined Space - Ruang TerbatasConfined Space - Ruang Terbatas
Confined Space - Ruang Terbatas
 
Dampak Perubahan Iklim terhadap Kesehatan
Dampak Perubahan Iklim terhadap KesehatanDampak Perubahan Iklim terhadap Kesehatan
Dampak Perubahan Iklim terhadap Kesehatan
 
kecelakaan kerja
kecelakaan kerjakecelakaan kerja
kecelakaan kerja
 
Pencegahan kecelakaan kerja
Pencegahan kecelakaan kerjaPencegahan kecelakaan kerja
Pencegahan kecelakaan kerja
 
Higiene industri
Higiene industriHigiene industri
Higiene industri
 
HSE Training PAK (15 feb 18)
HSE Training PAK (15 feb 18)HSE Training PAK (15 feb 18)
HSE Training PAK (15 feb 18)
 
Kecelakaan kerja
Kecelakaan kerjaKecelakaan kerja
Kecelakaan kerja
 

Viewers also liked

Undang undang ak3
Undang   undang ak3Undang   undang ak3
Undang undang ak3danyprtama
 
How to Become a Thought Leader in Your Niche
How to Become a Thought Leader in Your NicheHow to Become a Thought Leader in Your Niche
How to Become a Thought Leader in Your NicheLeslie Samuel
 
Latar belakang pembentukan P2K3
Latar belakang pembentukan P2K3Latar belakang pembentukan P2K3
Latar belakang pembentukan P2K3Herry Prakoso
 
Syarat pembentukan P2K3
Syarat pembentukan  P2K3Syarat pembentukan  P2K3
Syarat pembentukan P2K3Herry Prakoso
 
UU no.1 th1970 tentang keselamatan kerja
UU no.1 th1970 tentang keselamatan kerjaUU no.1 th1970 tentang keselamatan kerja
UU no.1 th1970 tentang keselamatan kerjaAl Marson
 
Pengawasan Norma K3 Lingkungan Kerja
Pengawasan Norma K3 Lingkungan KerjaPengawasan Norma K3 Lingkungan Kerja
Pengawasan Norma K3 Lingkungan KerjaAl Marson
 

Viewers also liked (8)

Undang undang ak3
Undang   undang ak3Undang   undang ak3
Undang undang ak3
 
How to Become a Thought Leader in Your Niche
How to Become a Thought Leader in Your NicheHow to Become a Thought Leader in Your Niche
How to Become a Thought Leader in Your Niche
 
Latar belakang pembentukan P2K3
Latar belakang pembentukan P2K3Latar belakang pembentukan P2K3
Latar belakang pembentukan P2K3
 
Pengertian p2k3
Pengertian p2k3Pengertian p2k3
Pengertian p2k3
 
Syarat pembentukan P2K3
Syarat pembentukan  P2K3Syarat pembentukan  P2K3
Syarat pembentukan P2K3
 
UU no.1 th1970 tentang keselamatan kerja
UU no.1 th1970 tentang keselamatan kerjaUU no.1 th1970 tentang keselamatan kerja
UU no.1 th1970 tentang keselamatan kerja
 
Tata Kerja P2K3
Tata Kerja P2K3Tata Kerja P2K3
Tata Kerja P2K3
 
Pengawasan Norma K3 Lingkungan Kerja
Pengawasan Norma K3 Lingkungan KerjaPengawasan Norma K3 Lingkungan Kerja
Pengawasan Norma K3 Lingkungan Kerja
 

Similar to Pak new

Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja - Ardini Raksanagara
Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja - Ardini RaksanagaraKesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja - Ardini Raksanagara
Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja - Ardini RaksanagaraArdini Raksanagara
 
PENYAKIT AKIBAT KERJA.pdf
PENYAKIT AKIBAT KERJA.pdfPENYAKIT AKIBAT KERJA.pdf
PENYAKIT AKIBAT KERJA.pdfssuserb592d7
 
2. skdi __perkonsil
2. skdi __perkonsil2. skdi __perkonsil
2. skdi __perkonsilIlma Sari
 
Pengantar Kesehatan-Kedokteran Kerja.pdf
Pengantar Kesehatan-Kedokteran Kerja.pdfPengantar Kesehatan-Kedokteran Kerja.pdf
Pengantar Kesehatan-Kedokteran Kerja.pdfAdrianCristiantoYusu
 
K3 RUMAH SAKIT.pptx
K3 RUMAH SAKIT.pptxK3 RUMAH SAKIT.pptx
K3 RUMAH SAKIT.pptxrivasantoso1
 
PENYAKIT_AKIBAT_KERJA_ppt.pptx
PENYAKIT_AKIBAT_KERJA_ppt.pptxPENYAKIT_AKIBAT_KERJA_ppt.pptx
PENYAKIT_AKIBAT_KERJA_ppt.pptxYeongHwang1
 
5 Penyakit-Akibat-Kerja yang harus kita ketahui
5 Penyakit-Akibat-Kerja yang harus kita ketahui5 Penyakit-Akibat-Kerja yang harus kita ketahui
5 Penyakit-Akibat-Kerja yang harus kita ketahuiBudiHermawan70
 
Dasar kesehatan kerja.sesi3
Dasar kesehatan kerja.sesi3Dasar kesehatan kerja.sesi3
Dasar kesehatan kerja.sesi3Agus Candra
 
Makalah Faktor Biologi Penyakit Akibat Kerja
Makalah Faktor Biologi Penyakit Akibat KerjaMakalah Faktor Biologi Penyakit Akibat Kerja
Makalah Faktor Biologi Penyakit Akibat KerjaSariana Csg
 
Etika Profesi
Etika ProfesiEtika Profesi
Etika ProfesiHilda Ayu
 
10568562 733137773460319 649519519_n (1)
10568562 733137773460319 649519519_n (1)10568562 733137773460319 649519519_n (1)
10568562 733137773460319 649519519_n (1)RizaAldina1
 
Makalah swaludin
Makalah  swaludinMakalah  swaludin
Makalah swaludinWarnet Raha
 
Makalah swaludin (2)
Makalah  swaludin (2)Makalah  swaludin (2)
Makalah swaludin (2)Warnet Raha
 

Similar to Pak new (20)

Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja - Ardini Raksanagara
Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja - Ardini RaksanagaraKesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja - Ardini Raksanagara
Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja - Ardini Raksanagara
 
PENYAKIT AKIBAT KERJA.pdf
PENYAKIT AKIBAT KERJA.pdfPENYAKIT AKIBAT KERJA.pdf
PENYAKIT AKIBAT KERJA.pdf
 
Kelompok k3
Kelompok k3Kelompok k3
Kelompok k3
 
2. skdi __perkonsil
2. skdi __perkonsil2. skdi __perkonsil
2. skdi __perkonsil
 
Pengantar Kesehatan-Kedokteran Kerja.pdf
Pengantar Kesehatan-Kedokteran Kerja.pdfPengantar Kesehatan-Kedokteran Kerja.pdf
Pengantar Kesehatan-Kedokteran Kerja.pdf
 
K3 RUMAH SAKIT.pptx
K3 RUMAH SAKIT.pptxK3 RUMAH SAKIT.pptx
K3 RUMAH SAKIT.pptx
 
KONSEP K3 RS
KONSEP K3 RSKONSEP K3 RS
KONSEP K3 RS
 
PENYAKIT_AKIBAT_KERJA_ppt.pptx
PENYAKIT_AKIBAT_KERJA_ppt.pptxPENYAKIT_AKIBAT_KERJA_ppt.pptx
PENYAKIT_AKIBAT_KERJA_ppt.pptx
 
5 Penyakit-Akibat-Kerja yang harus kita ketahui
5 Penyakit-Akibat-Kerja yang harus kita ketahui5 Penyakit-Akibat-Kerja yang harus kita ketahui
5 Penyakit-Akibat-Kerja yang harus kita ketahui
 
Dasar kesehatan kerja.sesi3
Dasar kesehatan kerja.sesi3Dasar kesehatan kerja.sesi3
Dasar kesehatan kerja.sesi3
 
Makalah Faktor Biologi Penyakit Akibat Kerja
Makalah Faktor Biologi Penyakit Akibat KerjaMakalah Faktor Biologi Penyakit Akibat Kerja
Makalah Faktor Biologi Penyakit Akibat Kerja
 
Etika Profesi
Etika ProfesiEtika Profesi
Etika Profesi
 
10568562 733137773460319 649519519_n (1)
10568562 733137773460319 649519519_n (1)10568562 733137773460319 649519519_n (1)
10568562 733137773460319 649519519_n (1)
 
Makalah swaludin
Makalah  swaludinMakalah  swaludin
Makalah swaludin
 
Makalah swaludin (2)
Makalah  swaludin (2)Makalah  swaludin (2)
Makalah swaludin (2)
 
Penyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerjaPenyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerja
 
01 konsep dasar k3 new.ppt
01 konsep dasar k3 new.ppt01 konsep dasar k3 new.ppt
01 konsep dasar k3 new.ppt
 
Makalah swaludin
Makalah  swaludinMakalah  swaludin
Makalah swaludin
 
Makalah swaludin AKPER PEMKAB MUNA
Makalah  swaludin AKPER PEMKAB MUNA Makalah  swaludin AKPER PEMKAB MUNA
Makalah swaludin AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah swaludin (2)
Makalah  swaludin (2)Makalah  swaludin (2)
Makalah swaludin (2)
 

Recently uploaded

Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 

Recently uploaded (20)

Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 

Pak new

  • 1. KESEHATAN KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA dr. H. M. SULAKSMONO MS. MPH. SpOk Bag. Hiperkes – Keselamatan Kerja FKM UNAIR
  • 2. PEMBANGUNAN Penggunaan Teknologi Dampak positif Dampak negatif - Kualitas hidup meningkat - Penyakit akibat kerja - Peningkatan pendapatan - Kecelakaan (GNP dan IPC) - Pencemaran - Polusi, dll
  • 3. Produksi GNP IPC Pertimbangan untung ruginya Bahaya kesehatan perlindungan kesehatan masyarakat masyarakat sekitar perusahaan tenaga kerja - DINKES - DEPNAKER - PEMDA - ( DINKES )
  • 4. Pengertian Kesehatan Kerja  Menurut ILO dan WHO Kesehatan Kerja adalah: aspek / unsur kesehatan yang erat bertalian dengan lingkungan kerja dan pekerjaan yang secara langsung / tak langsung dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja
  • 5. Menurut Suma’mur 1994 Kesehatan kerja adalah : Spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi- tngginya baik fisik atau mental maupun sosial, dengan usaha – usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit – penyakit atau gangguan – gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit – penyakit umum.
  • 6. Tujuan Kesehatan Kerja Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi- tingginyan baik jasmani, rohani maupun sosial untuk semua lapangan pekerjaan Mencegah timbulnya gangguan kesehatan yang disebabkan karena kondisi kerja Melindungi tenaga kerja dari bahaya kesehatan yang timbul akibat pekerjaan Menempatkan tenaga kerja pada suatu lingkungan kerja yang sesuai dengan kondisi fisik / faal tubuh dan mental psikologis tenaga kerja yang bersangkutan
  • 7. Kesehatan Kerja dan Produktivitas lingkungan kerja beban kerja Kapasitas kerja
  • 8. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan dan produktivitas tenaga kerja  Beban kerja  Beban tambahan dari lingkungan kerja  Kapasitas kerja  Untuk mendapat derajat kesehatan tenaga kerja yang optimal dan produktivitas kerja yang tinggi, maka ketiga faktor itu hendaklah dalam keseimbangan yang serasi
  • 9. a. Beban kerja Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya. Beban kerja tersebut dibagi menjadi :  Beban fisik : mengangkat, memikul, dll  Beban mental : pada manajer, pengusaha  Beban sosial : pada pekerja sosial
  • 10. Environmental Factors - Stresses 1. Chemical hazard 2. Physical hazard 3. Biological hazard 4. Ergonomic hazard 5. Psychosocial
  • 11. b. Beban tambahan dari lingkungan kerja  Secara garis besar faktor dan lingkungan kerja yang dapat mengganggu kesehatan tenaga kerja adalah :  Faktor Fisik berupa : 1. suara kebisingan 2. suhu / iklim : suhu panas, suhu dingin 3. radiasi : meng-ion, tidak meng-ion 4. tekanan udara 5. penerangan 6. getaran
  • 12. c. Kapasitas kerja Kapasitas kerja seseorang sangat dipengaruhi oleh : 1. ketrampilan 2. kesegaran jasmani dan rohani 3. keadaan kesehatan 4. tingkat gizi 5. jenis kelamin 6. umur 7. ukuran-ukuran tubuh (anthropometri)
  • 13. Pekerja dapat terkena 3 macam penyakit General disease Work related disease Occupational disease
  • 14. • General disease : penyakit yang mengenai pada masyarakat umum (general disease). Misal : influenza, sakit kepala • Work related disease : penyakit yang berhubungan / terkait dengan pekerjaan, namun bukan akibat karena pekerjaan. Misal : asma, TBC • Occupational disease : penyakit yang disebabkan karena pekerjaannya / lingkungan kerja. Misal : keracunan Pb, asbestosis
  • 15. Di Indonesia istilah / nama penyakit akibat kerja (occupational disease) ada 2 : 1. penyakit akibat kerja 2. penyakit yang timbul karena hubungan kerja • Prinsip : kedua penyakit adalah sama
  • 16. Pada dasarnya penyakit aikbat kerja adalah sama dengan penyakit yang timbul karena hubungan kerja. Perbedaannya hanya pada : Penyakit akibat kerja Penyakit hubungan kerja - Diatur oleh kep.men. - Diatur dalam kep.pres. No.01/MEN/1981 No.22/KEPRES/1993 - Meliputi 30 jenis penyakit - Meliputi 31 jenis penyakit 31 jenis penyakit 30 jenis penyakit + 1 klausul = penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia lainnya termasuk obat
  • 17. Occupational Disease (penyakit akibat kerja) • “… the relationship to specific causative factors at work has been fully established and the factors concerned can be identified, masured and eventually controlled.” (WHO 1985) “… keterkaitan dengan faktor penyebab spesifik dalam pekerjaan, sepenuhnya dipastikan dan faktor tersebut dapat diidentifikasi, diukur dan dikendalikan.”
  • 18. • “… having specific or a strong relation to occupation, generally with only one causal agents and recognized as such.” (ILO 1993) “… mempunyai hubungan spesifik atau kuat dengan pekerjaan, umumnya hanya dengan satu agen penyebab dan dikenal macamnya.”
  • 19. Work Related Disease (penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan) • “… may be partially caused by adverse working conditions. They may be aggravated, accelerated, or exacerbated by work place exposure and may impair working capacity. Personal characteristics, environmental, and socio cultural factors usually play a role as risk factors and are more often common that occupational disease.” (WHO 1985) “… mungkin sebagian disebabkan oleh kondisi kerja yang kurang baik. Penyakit dapat diperberat, dipercepat atau kambuh oleh pemaparan di tempat kerja dan dapat mengurangi kapasitas kerja. Sifat perorangan, lingkungan dan faktor sosial budaya umumnya berperanan sebagai faktor resiko dan lebih umum dari pada penyakit akibat kerja.”
  • 20. Work related disease (penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan) • “… with multiple causal agents, where factors in the work environment may ply a role, together with other risk factors, in the development of such disease, which have a complex etiology.” (ILO 1993) • “… disertai agen penyebab yang banyak, dimana faktor-faktor di tempat kerja berperanan bersama dengan faktor resiko lainnya, dalam pengembangan penyakit yang memiliki penyebab yang kompleks.”
  • 21. Diseases Affecting Working Population / “General Disease” Penyakit yang mempengaruhi populasi pekerja, “Penyakit Umum” dijumpai juga pada masyarakat Contoh : wabah penyakit menular masyarakat umum pekerja tenaga kerja
  • 22. Perbedaan antara occupational disease dengan work related disease Occupational disease Work related disease - Terdapat pada populasi - Menimpa masyarakat pekerja (occurs mainly umum (occurs largerly among working population in the community) - Penyebab spesifik - Penyebab banyak faktor - Adanya paparan pada - Pemaparan pada tempat tempat menjadi hal yang kerja-mungkin menjadi penting untuk mendapat salah satu faktor perhatian - Tercatat dan mendapat - Mungkin akan tercatat dan ganti rugi (notifiable and mungkin akan mendapatkan compensable) ganti rugi (may be notifiable and compensable)
  • 23. Penyakit akibat kerja sama dengan penyakit yang timbul karena hubungan kerja Daftar Penyakit Permen TK dan Trans No. 01./1981 : 30 jenis Keppres RI No. 22/1993 : 31 jenis Nomor dan urutan SAMA, tambahan No. 31 pada Keppres 22/1993 “Penyakit yang disebabkan bahan kimia lainnya termasuk bahan obat”
  • 24. Kemungkinan timbulnya penyakit pada tenaga kerja pekerja  Penyakit akibat kerja = penyakit yang timbul karena hubungan kerja (occupational disease) berhak atas jaminan kecelakaan kerja (memperoleh santunan kompensasi) COMPENSABLE  Work related disease (penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan) NON COMPENSABLE  Diseases affecting working population / “General Disease” (penyakit yang mempengaruhi populasi pekerja. “Penyakit Umum dijumpai juga pada masyarakat umum) NON COMPENSABLE
  • 25. International text book Terdapat 2 istilah : 1. Occupational disease 2. Work related disease Kedua group ada perbedaan
  • 26. Penyakit Akibat Kerja (PAK) = penyakit jabatan = occupational disease Definisi PAK : penyakit / gangguan kesehatan yang disebabkan / diakibatkan oleh pekerjaannya atau diperoleh pada masa waktu melakukan pekerjaan. (dan pada masyarakat umum biasanya tidak akan terkena)
  • 27. I. Kesehatan Kerja H A E H : host (penjamu) pekerja worker A : agent (penyebab) material / machine / tool (bahan / mesin / material) E : environment (lingkungan) lingkungan kerja (work environment)
  • 28. Penyakit Akibat Kerja (PAK) Kasus sering datang ke tempat praktek PAK sering tak terdiagnosis
  • 29. KASUS 1 Seseorang datang dengan : sakit perut, muntah disangka apendisitis lalu dioperasi ternyata : intoksikasi Pb skrining karyawan lainnya
  • 30. KASUS 2 Seorang karyawan industri logam mengeluh fatigue, pusing dan sakit kepala Dokter perusahaan menyangka OK terpapar metilen klorid, konsultasi kepada ahli PAK, disarankan mengurangi bahan pelarut tersebut. Para karyawan mengusulkan perbaikan lingkungan kerja dan dipenuhi pimpinan perusahaan. Keluhan – keluhan tidak ada lagi
  • 31. Undang – Undang Kewajiban Melaporkan Penyakit Akibat Kerja Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per 01/MEN/1981 Penyakit akibat kerja : adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja Keadaan ini harus dilaporkan paling lama 2 x 24 jam
  • 32. Alasan – alasan rendahnya laporan PAK Ketidaktahuan dalam menegakkan diagnosa Perusahaan kuatir terhadap ganti rugi Hambatan – hambatan under teknis dan admininstratif reported
  • 33. Kesulitan Ketidaktahuan diagnosa KESULITAN DIAGNOSA PAK tidak khas (wizing oleh platina = wizing sebab lain) Masa laten yang dapat lama Mahasiswa kedokteran kurang mendapat kuliah ked.kerja Dokter dalam masyarakat kurang mendapat latihan dalam kedok.kerja
  • 34. Membedakan jenis penyakit tersebut seringkali tidak mudah Perlu : - Expertise / keahlian - Konsultasi – komunikasi - Data pendukung yang akurat
  • 35. “Fenomena gunung es” Penyakit Akibat Kerja Dilaporkan PAK dikenal sebagai penyakit yang ada Tidak kaitan dengan pekerjaan dilaporkan ada upaya medik, namun hubungan sebab-akibat timbulnya penyakit tidak jelas ada gejala, tapi tidak diteliti lebih lanjut terpapar, gejala penyakit tidak ada
  • 36. Peraturan perundangan sehubungan dengan penyakit akibat kerja dan penyakit hubungan kerja Keppres RI No 22/1993 tentang penyakit yang timbul karena hubungan kerja Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi No 02/MEN/1980 tentang pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam penyelenggaraan keselamatan kerja Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi No 01/MEN/1981 tentang kewajiban melapor penyakit akibat kerja Keputusan menteri tenaga kerja RI No : KEPTS 333/ MEN/1989 tentang diagnosis dan pelaporan penyakit akibat kerja UU No 3 1992 tentang JAMSOSTEK PAK termasuk kecelakaan kerja, berhak mendapatkan ganti rugi Kep. Men. Tenaga kerja dan trans. No.Kep. 79/MEN/2003 pedoman diagnosis dan penilaian cacat karena kecelakaan dan penyakit akibat kerja
  • 37. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER 01/MEN/1981 Kewajiban Melaporkan PAK PAK : setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan / lingkungan kerja Keadaan ini harus dilaporkan paling lama 2 x 24 jam PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA Pengurus perusahaan wajib: - melakukan tindakan preventif agar penyait akibat kerja tidak terulang - menyediakan alat pelindung diri untuk digunakan tenaga kerja Tenaga kerja Wajib : - memberi keterangan pada dokter - memakai APD - memenuhi syarat pencegahan PAK - meminta kepada pengurus agar melaksanakan syarat pencegahan Berhak : menyatakan keberatan kerja bila pencegahan PAK diragukan olehnya
  • 38. Kepmen TK No. Kepts 333/Men/1989 Diagnosis dan pelaporan penyakit akibat kerja Pasal 3 1. Diagnosis penyakit akibat kerja ditegakkan melalui serangkaian pemeriksaan klinis dan pemeriksaan kondisi pekerjaan serta lingkungannya untuk membuktikan sebab akibat penyakit dan pekerjaan 2. Jika mendapat keraguan, konsultasikan kepada dokter penasehat atau dokter ahli yang bersangkutan 3. Setelah ditegakkan diagnosa, dokter pemeriksa membuat laporan medik Pasal 4 Pelaporan dalam 2 x 24 jam kepada Kadisnaker setempat, dalam amplop tertutup, bersifat rahasia untuk dievaluasi dokter penasehat
  • 39. No. KEPTS.333/MEN/1989 Diagnosis dan Pelaporan Penyakit Akibat Tenaga Kerja Identitas Anamnesis Hasil pemeriksaan mental dan fisik (status present) Hasil pemeriksaan lingkungan kerja Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja Resume, yang meliputi faktor – faktor Kesimpulan, yaitu : penderita / tenaga kerja yang bersangkutan menderita / tidak menderita penyakit akibat kerja; diagnosis; diagnosis menurut klasifikasi internasional penyakit (International Classification of Disease atau ICD)
  • 40. Keppres RI No.22/1993 tentang penyakit yang timbul karena hubungan kerja Penyakit yang timbul karena hubungan kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja Terdapat jaminan seperti kec kerja Hak jaminan paling lama 3 th terhitung sejak hubungan kerja tersebut berakhir
  • 41. 5 FAKTOR LINGKUNGAN KERJA YANG BERPENGARUH PADA KESEHATAN, EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KERJA
  • 42. FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB 1. Golongan / faktor fisik 2. Golongan / faktor kimia 3. Golongan / faktor biologis (hayati) 4. Golongan / faktor fisiologis 5. Golongan / faktor psychologis (mental)
  • 43. Faktor Fisik kebisingan, suhu dan kelembaban, kecepatan aliran udara / angin, getaran / vibrasi mekanis, radiasi gelombang elektromagnetik dan tekanan udara / atmosfir  Faktor Kimia gas, uap, debu, kabut / mist. Fume asap, larutan dan zat padat
  • 44. Faktor Biologis bakteri, virus, tumbuh-tumbuhan dan hewan  Faktor fisiologis sikap dan cara kerja, jam kerja dan istirahat  Faktor mental psikologis suasana kerja, hubungan antara karyawan dan pengusaha pemilihan kerja dan lain-lain
  • 45. Faktor – faktor yang cukup dapat mengganggu daya kerja seorang tenaga kerja Sebagai contoh : 2. Penerangan yang kurang cukup intensitasnya adalah sebab kelelahan mata 3. Kegaduhan mengganggu daya mengingat, konsentrasi pikiran dan akibat kelelahan psikologis 4. Gas – gas dan uap diserap lewat pernafasan dan mempengaruhi penggunaan optimal alat pernafasan untuk mengambil zat asam dari udara 5. Debu – debu yang dihirup paru – paru mengurangi penggunaan optimal alat pernafasan untuk mengambil zat asam dari udara 6. Parasit – parasit yang masuk tubuh akibat higiene di tempat kerja yang buruk menurunkan derajat kesehatan dan juga daya kerjanya 7. Sifat badan yang salah mengurangi hasil kerja menyebabkan timbulnya kelelahan atau kurangnya fungsi maksimal alat – alat tubuh tertentu 8. Hubungan kerja yang tidak sesuai dapat menyebabkan bekerja lamban atau setengah - setengahnya
  • 46. Faktor Fisik mis: penggergaji pengebor jalan Getaran lokal (tool hand vibration) - terjadi penyempitan tangan pucat GETARAN pembuluh darah “White Finger Induced Vibration” (vibration) - kerusakan jaringan & (Raynoud Phenomena) tulang sendi tangan Getaran seluruh tubuh (whole body vibration) - tulang belakang sakit - motion sickness mis. Pengemudi traktor / truk
  • 47. AUDITOR ketulian - pengaruh pada “occupational telinga deafness” KEBISINGAN (unwanted sound) NON AUDITOR - gangguan emosi - pengaruh bukan - gangguan komunikasi pada telinga - gangguan tidur dll
  • 48. II. Golongan / Faktor Kimia (chemis)  Debu mineral : asbestosis, silicosis, siderosis organik : allergic alveolitis allergic  Gas gas CO, HCN, H2S asphyxia gas NH3, Cl2, SO2 irritant  Uap sebabkan : asthma, dermatitis  Fume partikel zat padat : metal fume fever benign pneumoconiosis  Larutan alergi : dermatitis irritant : kontak dermatitis (asam basa kuat) (ulcus)
  • 49. III. Golongan / Faktor Biologis (hayati)  Bakteri : penyakit Antrax pekerja menyamak penyakit Brucella kulit / penjagal  Virus : binatang ternak manusia, penyakit mulut dan kuku  Fungus (jamur) : Pityriasis veriscolor Histoplasmosis  Cacing : ankylostomiasis A. duodenale pekerja tambang / perkebunan  Serangga : gigitan dermatitis, shock  Tumbuhan : getahnya dermatitis
  • 50. IV. Golongan / Faktor Fisiologis  Sikap fisik  Sikap badan yang kurang baik - LBP (low back pain) - HNP (hernia nukleus pulposus)  Berdiri terus-menerus - varises - platvoet  Konstruksi mesin Konstruksi jelek cepat payah Menyangkut masalah ergonomi Penyesuaian alat / lingkungan kerja manusia “How to fit the job to the man” & “How to fit the man to the job”
  • 51. V. Golongan / Faktor Psychologis Managerial illness pek. Memimpin > batas kemampuan The wrong man in the wrong place pekerjaan yang tidak cocok dengan bakat dan pendidikannya Absenteeisme - tidak dapat bekerja sama - rasa cemas sebabkan tukak rasa kuatir lambung Accident proness : kecenderungan kecelakaan Absent mindedness: kesungguhan berfikir (-) Work turn over : lekas jemu pindah pekerjaan
  • 52. CONTOH BAHAYA POTENSIAL [BERDASARKAN LOKASI DAN PEKERJAAN DI RUMAH SAKIT] JENIS BAHAYA LOKASI PEKERJA YG BAHAYA POTENSIAL PALING BERESIKO FISIK BISING IPS-RS, LAUNDRY, KARYAWAN YG DAPUR, CSSD, GEDUNG BEKERJA DI GENSET-BOILER, IPAL LOKASI TSB GETARAN RUANG MESIN-2 DAN PERAWAT, PERALATAN YG MENG- CLEANING HASILKAN GETARAN SERVICE, DLL (RUANG GIGI, DLL) DEBU GENSET, BENGKEL PETUGAS SANITA- KERJA, LABORATORIUM SI, TEKNISI GIGI, GIGI, GUDANG REKAM PETUGAS IPS DAN MEDIS, INCINERATOR REKAM MEDIS PANAS CSSD, DAPUR, LAUNDRY PEKERJA DAPUR, INCINERATOR, BOILER PEKERJA LAUNDRY PETUGAS SANITA- SI DAN IP-RS
  • 53. CONTOH BAHAYA POTENSIAL [BERDASARKAN LOKASI DAN PEKERJAAN DI RUMAH SAKIT] JENIS BAHAYA LOKASI PEKERJA YG BAHAYA POTENSIAL PALING BERESIKO FISIK RADIASI X-RAY, OK YANG MENG- AHLI RADIOLOGI, GUNAKAN C-ARM, RADIOTERAPIST RUANG FISIOTERAPI, DAN RADIOGRA- UNIT GIGI FER, AHLI FISIO- TERAPI DAN PETUGAS RONTGEN GIGI KIMIA DESINFEKTAN SEMUA AREA PETUGAS KEBER- SIHAN, PERAWAT CYTOTOXICS FARMASI, TEMPAT PEKERJA FARMASI, PEMBUANGAN LIMBAH, PERAWAT, PETU- BANGSAL GAS PENGUMPUL SAMPAH ETHYLENE OXIDE KAMAR OPERASI DOKTER, PERAWAT
  • 54. CONTOH BAHAYA POTENSIAL [BERDASARKAN LOKASI DAN PEKERJAAN DI RUMAH SAKIT] JENIS BAHAYA LOKASI PEKERJA YG BAHAYA POTENSIAL PALING BERESIKO KIMIA FORMALDEHYDE LABORATORIUM, KAMAR PETUGAS KAMAR MAYAT, GUDANG MAYAT, PETUGAS FARMASI LABORATORIUM DAN FARMASI METHYL : RUANG PEMERIKSAAN PETUGAS/DOKTER METHACRYLATE, GIGI GIGI, DOKTER Hg (AMALGAM) BEDAH, PERAWAT SOLVENTS LABORATORIUM, TEKNISI, PETUGAS BENGKEL KERJA, SEMUA LABORATORIUM, AREA DI RUMAH SAKIT PETUGAS PEMBERSIH GAS-GAS RUANG OPERASI GIGI, DOKTER GIGI, ANESTESI OK, RUANG PEMULIHAN PERAWAT, DOKTER BEDAH, DOKTER / PERAWAT ANESTESI
  • 55. CONTOH BAHAYA POTENSIAL [BERDASARKAN LOKASI DAN PEKERJAAN DI RUMAH SAKIT] JENIS BAHAYA LOKASI PEKERJA YG BAHAYA POTENSIAL PALING BERESIKO BIOLOGIK AIDS, HEPATITIS IGD, KAMAR OPERASI, DOKTER, DR GIGI, B DAN NON A – RUANG PEMERIKSAAN PERAWAT, NON B GIGI, LABORATORIUM, PETUGAS LABORA- LAUNDRY TORIUM, SANITA- SI DAN LAUNDRY CYTOMEGALOVIR RUANG KEBIDANAN, PERAWAT, DOKTER US RUANG ANAK YG BEKERJA DI BAG. IBU & ANAK RUBELLA RUANG IBU DAN ANAK DOKTER DAN PERAWAT TUBERCULOSIS BANGSAL, LABORATORI- PERAWAT, PETU- UM, RUANG ISOLASI GAS LABORATO- RIUM, FISIOTERAPIS
  • 56. CONTOH BAHAYA POTENSIAL [BERDASARKAN LOKASI DAN PEKERJAAN DI RUMAH SAKIT] JENIS BAHAYA LOKASI PEKERJA YG BAHAYA POTENSIAL PALING BERESIKO ERGONO- PEKERJAAN YG AREA PASIEN DAN PETUGAS YG MIK DILAKUKAN TEMPAT PENYIMPANAN MENANGANI SECARA MANUAL BARANG (GUDANG) PASIEN DAN BARANG POSTUR YG SEMUA AREA SEMUA KARYAWAN SALAH DALAM MELAKUKAN PEKERJAAN PEKERJAAN YG SEMUA AREA DOKTER GIGI, BERULANG PETUGAS PEMBER- SIH, FISIOTERAPIS SOPIR, OPERATOR KOMPUTER, YG BERHUBUNGAN DGN PEKERJAAN JURU TULIS
  • 57. CONTOH BAHAYA POTENSIAL [BERDASARKAN LOKASI DAN PEKERJAAN DI RUMAH SAKIT] JENIS BAHAYA LOKASI PEKERJA YG BAHAYA POTENSIAL PALING BERESIKO PSIKO- SERING KONTAK SEMUA AREA SEMUA KARYAWAN SOSIAL DENGAN PASIEN, KERJA BERGILIR, KERJA BERLEBIH, ANCAMAN SECARA FISIK
  • 58. Setiap manusia atau pekerja (worker) mempunyai “kekhususan” (kekarakteristikan) sendiri sebagai individual difference karena beberapa hal : 1. Physical ability (kemampuan fisik tenaga kerja) 2. Mental ability (kondisi dan kestabilan mental) 3. Knowledge (tingkat pengetahuan) 4. Habits (kebiasaan) 5. Personality (kepribadian) 6. Character traits (karakter)
  • 59. pekerjaan kebutuhan untuk melangsungkan kehidupan beban ≈ kekerasan Fisik psikis Bila tdk dikendalikan dg baik konflik stress kerja
  • 60. stress kerja psikologi kerja bila tdk teratasi ciptakan iklim kerja yg tenang, mantap, serasi, aman - Kelelahan ketenangan bekerja/berusaha - Tingkat kesehatan - Semangat & prestasi kerja motivasi / prestasi kerja - Produktivitas kerja produktivitas kerja
  • 61. Alasan –alasan rendahnya laporan penyakit akibat kerja (PAK)  Ketidaktahuan dalam menegakkan diagnosa  Perusahaan khawatir terhadap ganti rugi  Hambatan – hambatan teknis dan administratif
  • 62. Kesukaran / Problema Mendiagnosa PAK 1. PAK relatif > sulit ditegakkan diagnosanya, karena banyak PAK gambarannya mirip penyakit umum 2. Berbagai PAK mempunyai waktu inkubasi yang lama 3. Kurangnya sarana bantu untuk mendiagnosa PAK 4. Kurang training / kemampuan dokter untuk mendiagnosa PAK
  • 63. Deteksi Dini PERLINDUNGAN PENCEGAHAN Melalui :  Informasi umum  Identifikasi potensi bahaya  Pemeriksaan / pengujian
  • 64. Informasi Umum Proses produksi : awal – akhir, produk sampingan “Walk through survey” Informasi /keluhan pekerja Data / rekam medik Jenis pekerjaan Tenaga kerja terpapar
  • 65. Identifikasi Potensi Bahaya Suhu, bising, getaran, radiasi, tekanan udara Bahan kimia, solven, gas, uap Debu, serat Virus, bakteri, parasit, jamur Cara / posisi / sikap kerja / repetitif Perilaku, kebiasaan
  • 66. Pemeriksaan / Pengujian  Tempat / lingkungan kerja : pengujian secara detail  Kesehatan pekerja : awal, berkala, khusus fisik, Lab, RO, audiometri, spirometri  Biomedik / biologik : bahan kimia / metabolit Analisis Resiko
  • 67. Kesehatan Tenaga Kerja dan Lingkungan Kerja Potensi bahaya tenaga kerja pengaruh / resiko terpapar berakibat Lingkungan kerja terserap tidak berakibat - Identifikasi pemeriksaan kesehatan - Sehat - Pengujian pemantauan biologik - Gangguan - Pengendalian kesehatan - Penyakit
  • 68. Pemikiran / Predict Adanya Dugaan PAK 1. Adanya pemaparan yang adekwat : - konsentrasi (C) - waktu (T) 2. Adanya absorbsi 3. Adanya gejala keracunan mirip bahan yang dicurigai 4. Adanya penyakit yang diderita beberapa orang pekerja sama
  • 69. Langkah – langkah untuk menegakkan diagnosa PAK 1. Anamnesa riwayat penyakit dan pekerjaan 2. Pemeriksaan klinis 3. Pemeriksaan laboratoris 4. Pemeriksaan rontgenologis 5. Pemeriksaan ruang / tempat / alat / bahan kerja 6. Hubungan bekerja / tidak bekerja gejala penyakit
  • 70. LANGKAH DIAGNOSA  Anamnesa riwayat penyakit dan pekerjaan - penyakit lampau klaim di tempat baru - pabrik kayu playwood - pabrik lem - pabrik tekstil  Pemeriksaan klinis tanda khusus gangguan penyakit tertentu - garis – garis hitam pada gusi - “WRIST DROP” - anemia - kolik usus
  • 71. Pemeriksaan laboratoris - “Biological Monitoring” - faktor pendukung (Pb) dalam darah : < 30 µg / 100 cc (normal) 30-80 µg / 100 cc (absorbsi) > 80 µg / 100 cc (keracunan)  Pemeriksaan radiologis - bagi mereka yang terpapar (expose) dengan debu untuk cegah penumopniosis - film yang dipakai, kriteria “ILO”
  • 72. Pemeriksaan tempat / lingkungan kerja (environmental monitoring) - cara kerja - © bahan – bahan di lingkungan kerja masih batas normal / tidak  Hubungan bekerja / tdk bekerja gejala penyakit - gejala menurun bila istirahat / libur - gejala timbul lagi bila masuk contoh : kontak bahan kimia “dermatosis “ pada byssinosis “Monday Feeling” “Monday Sickness” rasa sesak timbul pada hari Senin
  • 73. Pencegahan / Prevention PAK 1. Substitusi 2. Isolasi 3. Ventilasi umum 4. Ventilasi keluar setempat (lokal exhausters) 5. Alat pelindung perorangan (personal protektive equipment) 6. Pemeriksaan kesehatan : sebelum kerja, rutin, khusus 7. Penerangan sebelum kerja 8. Pendidikan kesehatan (H.E)
  • 74. Pencegahan penyakit akibat kerja Meliputi :  Substitusi : melakukan penggantian alat / bahan yang lebih aman. Misal : pada proses sand blasting, yang menggunakan debu pasir / silika, karena jadi penyebab silikosis diganti dengan Fe, tapi dapat menyebabkan siderosis, sehingga diganti dengan aluminium yg lebih aman  Isolasi : mengurung alat / bahan yg berbahaya agar tidak terekspose pekerja
  • 75.  Ventilasi umum : memasukkan udara segar ke dalam ruang kerja agar terjadi pengenceran udara yang telah terkontaminasi oleh bahan berbahaya agar tidak terpapar pada pekerja. Misal : penggunaan jendela, kisi-kisi atau exhaust fan  Ventilasi keluar setempat (lokal exhaust) : untuk kontaminan yang lebih besar karena langsung menghisap pada dekat dengan sumber kontaminan sehingga tidak sempat menyebar ke ruangan kerja
  • 76.  Alat pelindung diri (APD) : merupakan langkah terakhir sebagai upaya mencegah paparan dari sumber kontaminan. Bila tidak ada cara lain yang dapat digunakan atau kadar emisi / kontaminan terlalu besar  Pemeriksaan kesehatan awal / sebelum bekerja : agar diketahui kondisi kesehatan pekerja pada awal bekerja, sehingga tidak mengganggu pada saat melaksanakan pekerjaannya dan sbg data base untuk mendeteksi munculnya PAK
  • 77.  Pemeriksaan kesehatan : - Berkala / rutin : untuk memonitoring kondisi kesehatan pekerja, tentang adanya kemungkinan pengaruh dari pekerjaannya (proses alat atau bahan kerja) serta lingkungan kerjanya - Khusus : bila ditemukan adanya pengaruh / gangguan dari pekerjaan pada pekerja, perlu adanya tindak lanjut guna mengantisipasi kemungkinan munculnya penyakit akibat kerja
  • 78.  Penerangan sebelum bekerja : memberikan informasi pada pekerja mengenai proses kerja, alat, bahan dan lingkungan kerja serta kemungkinan munculnya potensi bahaya diharapkan pekerja dapat bekerja dengan baik dan mampu menghindari adanya potensi bahaya tersebut  Pendidikan kesehatan : memberikan informasi kepada pekerja agar mampu menjaga dan selalu meningkatkan kesehatan dirinya. Misal : hygiene perorangan, pemenuhan gizi, perilaku sehat (tidak merokok, minuman keras, narkoba), dsb
  • 79. PENGOBATAN Terapi PAK : - dipindahkan - istirahat - obat – obatan - diberhentikan Prognosa tergantung : stadium - early diagnosis - prompt treatment - disability limitation - rehabilitasi
  • 80. Macam Pemeriksaan Kesehatan Peraturan Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi No.PER.02/MEN/1980 Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja = pre placement health examination = pre employment helath examination Pemeriksaan kesehatan berkala = periodik health examination = annual helath examination Pemeriksan kesehatan khusus = special health examination
  • 81. Klasifikasi hasil pemeriksaan fisik Baik sekali (tidak ada cacat) dapat bekerja apapun. Misal : seleksi TNI Baik (ada cacat kecil dapat dikoreksi) dapat bekerja. Misal : caries, koreksi mata, reflek patella menurun Baik hanya untuk pekerjaan tertentu mempunyai kekurangan / kecacatan yang bisa mempengaruhi daya kerja. Misal cacat yang sulit diperbaiki : hernia, sakit jantung, diabetes, TBC yg sudah tenang Tidak baik (punya penyakit yang membahayakan) tidak dapat dipekerjakan. Misal : penyakit rohani / jiwa, epilepsi, TBC aktif
  • 82. Kesimpulan Hasil Pemeriksaan Fisik Fit for duty : dapat melakukan segala macam pekerjaan dan tidak ada kelainan fisik atau cacat Fit for duty with minor correctable defect : dapat melakukan tugas / pekerjaan dengan kelainan ringan yg dapat dikoreksi, misalnya gangguan ketajaman penglihatan, gigi berlubang
  • 83. c. Fit for selected / limited duty : dapat melakukan pekerjaan atau tugas tertentu yang terbatas karena adanya defek / penyekit yg menetap. Tenaga kerja ini dpt melakukan pekerjaan yg khusus dan ditempatkan pada tempat yg sesuai sekitarnya. Contohnya seseorang yg buta warna masih dpt ditempatkan pd unit kerja yg tdk memerlukan persepsi warna d. Unfit for duty : tidak dapat dipekerjakan pada saat ini. Misalnya sedang menderita penyakit menular akut, gangguan jiwa dsb.