SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
BAHAYA LINGKUNGAN KERJA (HAZARD) PADA TUKANG MEBEL I.
Pendahuluan Pada umumnya kesehatan tenaga pekerja sangat mempengaruhi perkembangan
ekonomi dan pembangunan nasional. Halini dapat dilihat pada negara-negara lain yang sudah
lebih dahulu maju. Secara umum bahwa kesehatan dan lingkungan dapat mempengaruhi
pembangunan ekonomi. Dengan makin meningkatnya perkembangan industri dan perubahan
secara global dibidang pembangunan secara umum di dunia, Indonesia juga tak mau
ketinggalan dengan melakukan perubahan-perubahan dalam pembangunan baik dalam bidang
teknologi maupun industri. Memasuki Abad 21, Indonesia telah mencanangkan era
industrialisasi.
(1)
Perkembangandi sektor industri tersebut,menuntut dukungan penggunaan teknologi maju dan
peralatan modern, yang antara lain juga membawa konsekuensi digunakannya berbagai bahan
kimia dalam proses produksi.
(2)
Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat mempengaruhi
kesehatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat kerja. Potensi
bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan terjadinya kerugian, kerusakan,
cidera, sakit, kecelakaan atau bahkan dapat mengakibatkan kematian yang berhubungan
dengan proses dan sistem kerja. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
pada Pasal 1 menyatakan bahwa tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau
terbuka, bergerakatautetap,dimana tenaga kerja, atauyang sering dimasuki tenaga kerja untuk
keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya. Termasuk tempat kerja
ialah semua ruangan,lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau
yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut. Potensi bahaya mempunyai potensi untuk
mengakibatkan kerusakan dan kerugian kepada : 1) manusia yang bersifat langsung maupun
tidak langsung terhadap pekerjaan, 2) properti termasuk peratan kerja dan mesin-mesin, 3)
lingkungan, baik lingkungan di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan, 4) kualitas
produk barang dan jasa, 5) nama baik perusahaan.
(3)
II.
Tujuan
II.1. Tujuan Umum : Untuk mengetahui tentang aspek keselamatan dan kesehatan kerja pada
tukang mebel II.2. Tujuan Khusus : 1.
Untuk mengetahui tentang factor hazard yang dialami tukang mebel 2.
Untuk mengetahui tentang alat kerja yang digunakan yang dapat mengganggu kesehatan
tukang mebel 3.
Untuk mengetahui tentang APD yang digunakan tukang mebel
4.Untuk mengetahui pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan sesuai peraturan (sebelum
bekerja, berkala, berkala khusus)
5.
Untuk mengetahui keluhan/penyakit yang dialami yang berhubungan dengan pekerjaan tukang
mebel 6.
Untuk mengetahui upaya K3 lainnya yang dijalankan misalnya ada
penyuluhan/pelatihan, pengukuran/pemantauan lingkungan tentang hazard yang pernah
dilakukan III.
Tinjauan Pustaka III. 1. KESEHATAN KERJA Kesehatan kerja (Occupational health)
merupakan bagian dari kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan semua pekerjaan yang
berhubungan dengan faktor potensial yang mempengaruhi kesehatan pekerja (dalam hal ini
Dosen, Mahasiswa dan Karyawan). Bahaya pekerjaan (akibat kerja), Seperti halnya masalah
kesehatan lingkungan lain, bersifat akut atau khronis (sementara atau berkelanjutan) dan
efeknya mungkin segera terjadi atau perlu waktu lama. Efek terhadap kesehatan dapat secara
langsung maupun tidak langsung. Kesehatan masyarakat kerja perlu diperhatikan, oleh karena
selain dapat menimbulkan gangguan tingkat produktifitas, kesehatan masyarakat kerja
tersebut dapat timbul akibat pekerjaanya. Sasaran kesehatan kerja khususnya adalah para
pekerja dan peralatan kerja di lingkungan.
5,6
Tujuan kesehatan kerja adalah:
5
a.
Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja di semua
lapangan pekerjaan ketingkat yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental maupun kesehatan
sosial. b.
Mencegah timbulnya gangguan kesehatan masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh
tindakan/kondisi lingkungan kerjanya. c.
Memberikan perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaanya dari kemungkinan bahaya yang
disebabkan olek faktor-faktor yang membahayakan kesehatan. d.
Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan
kemampuan fisik dan psikis pekerjanya. Kesehatan kerja mempengaruhi manusia dalam
hubunganya dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya, baik secara fisik maupun psikis yang
meliputi, antara lain: metode bekerja, kondisi kerja dan lingkungan kerja yang mungkin dapat
menyebabkan kecelakaan, penyakit ataupun perubahan dari kesehatan seseorang. Pada
hakekatnya ilmu kesehatan kerja mempelajari dinamika, akibat dan problematika yang
ditimbulkan akibat hubungan interaktif tiga komponen utama yang mempengaruhi seseorang
bila bekerja yaitu:
5,6
a.
Kapasitas kerja: Status kesehatan kerja, gizi kerja, dan lain-lain. b.
Beban kerja: fisik maupun mental. c.
Beban tambahan yang berasal dari lingkungan kerja antara lain: bising, panas, debu, bahan
kimia, parasit, dan lain-lain. Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu
kesehatan kerja yang optimal. Sebaliknya bila terdapat ketidakserasian dapat menimbulkan
masalah kesehatan kerja berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang pada akhirnya
akan menurunkan produktifitas kerja.
6
Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada
khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat
makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan
dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.
5
III.2. KESELAMATAN KERJA a.
Definisi :
5,6
Adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin , pesawat, alat kerja, bahan dan
proses pengolahannya, landasan, tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan
kerja. Merupakan sarana utama untuk pencegahan kerugian; cacat dan kematian sebagai
kecelakaan kerja, kebakaran dan ledakan. b.
Sasaran:
6,8
Tempatkerja; darat;udara;dalam tanah,permukaan air, dalam air. Mencakup: prosesproduksi
dan distribusi (barang dan jasa) Sasaran keselamatan kerja ditujukan untuk melindungi TK dan
orang lain yang berada di tempat kerja. Terjadinya kecelakaankerja, peledakan, penyakit akibat
kerja, kebakaran dan polusi yang memberi dampak negatif terhadap korban, keluarga korban,
perusahaan, teman sekerja korban, pemerintah dan masyarakat. c.
Tujuan keselamatan kerja :
5,8
melindungi TK atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan
hidup dan meningkatkan produksi dan produktifitas nasional menjamin keselamatan setiap
orang lain yang berada di tempat kerja sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara
aman dan efisien. d.
Peranan keselamatan kerja:
5
-
aspek teknis : upaya preventif untuk mencegah timbulnya resiko kerja -
aspek hukum : sebagai perlindungan bagi tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja -
aspek ekonomi : untuk efisiensi -
aspek sosial : menjamin kelangsungan kerja dan penghasilan yang lebih layak -
aspekkultural : mendorong terwujudnya sikap dan perilaku yang disiplin, tertib, cermat,kreatif
dan bertanggung jawab. III.3. KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA Lingkungan kerja
adalah kondisi lingkungan tempat kerja yang meliputi faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi,
dan psikososial yang mempengaruhi pekerjaan dalam melaksanakan pekerjaannya.
6,8
Kesehatan lingkungan kerja adalah ilmu dan seni yang ditunjukkan untuk mengenal,
mengevaluasi dalam mengendalikan semua faktor-faktor dan stres lingkungan di tempat kerja
yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan, kesejahteraan, kenyamanan dan efisiensi
dikalangan pekerjaan dan masyarakat.
8
Tujuan kesehatan lingkungan kerja adalah:
6,8
Mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja melalui usaha-usaha pengenalan
(recognition), penilaian (evaluation), dan pengendalian (control) bahaya lingkungan kerja atau
occupational health hazard
Menciptakan kondisi tenpat dan lingkungan kerja yang sehat,aman dan nyaman, memberikan
keuntungan baik kepada perusahaan maupun kepada karyawan, guna meningkatkan derajat
kesehatan, moral dan produktivitas kerja karyawan. Tujuan utama dari kesehatan lingkungan
kerja adalah melindungi pekerja dan masyarakat sekitar suatu RS atau perusahaan daribahaya-
bahaya yang mungkin timbul. Untuk dapat mengantisipasi dan mengetahui kemungkinan
bahaya lingkungan kerja yang diperkirakan dapat menimbulkan penyakit akibat kerja,
utamanya terhadap pekerja, ditempuh tiga langkah utama yaitu: pengenalan, penilaian dan
pengendalian dari berbagai bahaya dan resiko kerja.
4,5,8
Program kesehatan lingkungan kerja membicarakan hal-hal yang menyangkut faktor-faktor
yang terdapat atau muncul di lingkungan kerja yang merupakan hazard kesehatan yaitu: faktor
fisik, kimia, biologi, psikososial dan ergonomi. Faktor kimia: masalah hazard kimia
mempunyai permasalahan yang sangat kompleks dan memerlukan perhatian khusus. Hal ini
karena hazards kimia disamping jumlahnya yang beredar di sektor industri sangat banyak,
maka pengaruhnya terhadap kesehatan pun sangat bervariasi. Mulai dari yang dapat
menimbulkan gangguan, luka, alergi sampai menimbulkan penyakit, malah dalam konsentrasi
tertentu bahan kimia yang masuk ke dalam tubuh dapat langsung menimbulkan kematian.
6,8
Identifikasi hazardskimia dan identifikasi bahwa di dalam udara tempat kerja terdapathazards
kimia, kita harus mengetahui bahan kimia yang digunakan sebagai raw materials, hasil
produksi, dan hasil sampingannya (by-product). Informasi penting lainnya yng diperlukan
dapat diperoleh dari Material Safety Data Sheet (MSDS), yaitu yang harus disuplai oleh pabrik
atau importir bahan kimia tersebut. Jenis kontaminan udara. Pembagian bahan kimia yang
merupakan kontamina (pencemar) udara dapat digolongkan menjadi:
7,8
-
Dust (Debu) Debu adalah partikel padat yang dihasilkan oleh perlakuan,
penghancuran, pengendaraan, ledakan, dan pemecahan terhadap material organik dan
anorganik, seperti batu,biji besi, metal, batu bara,kayu, dan biji-bijian. Debuyang mempunyai
ukuran 5-10 mikrometer akan tertahanpada saluran pernapasanbagian atas.Partikel ataudebu
berukuran 3-5 mikrometer akan tertahan pada saluran pernapasan bagian tengah, sedangkan
debu yang berukuran 1-3 mikrometer akan tertinggal pada permukaan alveoli paru-paru. Debu
yang berukuran kurang dari 0.1 mikrometer akan bergerak keluar masuk alveoli. -
Fumes (upa cair) Fumes adalah partikel padat yang terbentuk dari kondensasi tahap gas,
umumnya terjadi karena penguapan setelah benda terlebur dan diameter kurang dari 1.0
mikrometer. Pengelasan (welbing), penyolderan yang tidak cukup panas dan pekerjaan lainnya
akan menghasilkan fumes. -
Smoke (asap) Asap terdiri dari unsur karbon atau partikel jelaga yang ukurannya kurang dari
0.1 mikrometer. Dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna dari benda yang mengandung
karbon seperti batu bara dan minyak. Asap umumnya mengandung titik-titik
(droplets) partikel kering.
-
Mists (Kabut) Kabut adalah titik-titik cairan halus (liquid droplets) yang terbentuk dari
kondensasi uap kembali menjadi bentuk cair, atau pemecahan daribentuk cair menjadi tingkat
terdepresi, seperti proses deburan air (spashing, forming, pemecahan atom cairan/atomizing).
-
Gas Gas adalah bentuk zat yang tidak mempunyai bangun tersendiri, melainkan mengisi
ruangan tertutup pada kondisi suhu dan tekanannormal. Bentuknya dapat berubah menjadi cair
pada kondisi suhu dan tekana yang tinggi -
Vaspors (uap) Vaspor (uap) adalah bentuk penguapan dari benda yang dalam keadaan normal
dalam bentuk padat atau cair. Penguapan adalah proses dari sautu bentuk cair ke bentuk
uap bercampur dengan udara sekitarnya. Dengan mengetahui mengetahui bentuk dan ukuran-
ukuran bahan pencemaran udara adalah penting dalam program kesehatan lingkungan kerja
(pengenalan, evaluasi, pengendalian hazards) dan juga dalam menentukan pemilihan
alat pelindung diri yang tepat. Jalan masuk bahan kimia ke dalam tubuh Terdapat 3 cara
dimana bahan kimia dapat masuk ke dalam tubuh manusia, yaitu melalui:
7
1). Saluran Pernapasan Bahan kimia yang merupakan kontaminan udara dapat langsung
terhirup melalui alat pernapasan. Bahan kimia yg masuk melalui paru- paru dapat langsung
masuk ke dalam aliran darah, dan oleh darah tersebut terbawa ke seluruh tubuh. 2). Kulit Kulit
juga merupakan pintu masuk bahan kimia ke dalam tubuh, yaitu melalui carabsorpsi. Beberapa
bahan kimia dapat terserap oleh lubang rambut, terserap pada lemak dan minyak kulit seperti
senyawa organik, pestisida organopirospate. Bahan kimia yg tereabsorpsimelalui kulit tersebut
dapat menimbulkan kercunan secara sistemik. 3). Saluran pencernaan Di tempat kerja orang
tidak sadar dan sengaja terminum atau termakan bahan kimia beracun. Oleh karena itu pekerja
tidak diperkenankan makan, minum, atau merokok ditempat kerja. Sebelum makan dan minum
diharuskan mencuci tangan dengan bersih. Bahan kimia beracun yang terserap melalui cairan
alat pencernaan dapat masuk ke dalam darah melalui sistem saluran pencernaan tersebut.
Pengaruh bahan kimia terhadap kesehatan Perlu diketahui bahwa masing- masing jenis bahan
kimia beracun mempunyai target organ yang berbeda pula. Bahan kimia beracun berdasarkan
efeknya terhadap kesehtan secara umum, digolongkan menjadi:
6,7
b. Iritan
Bahankimia bersifat iritan adalah yang menyebabkan iritasi pada jaringan tubuh yang terkena.
Efek utama adalah menimbulkan peradangan oleh karena kontak langsung. Iritan sekunder bisa
mengakibatkan reaksi yang merugikan, tetapi efek ini kecil dibandingkan efek sistemik pada
keseluruhan.
c. Systemic poisons
Dalam membedakan bahan yang bersifat iritasi yang bisa menyebabkan reaksi lokal pada
daerah yang terkena, maka keracunan sistemik adalah terserapnya bahan kimia oleh
tubuh yang bisa menyebabkan kerusakan pada sistem fisiologis internal tubuh oleh karena aksi
langsung/ tak langsung.
Asphyxiants
Bahan kimi ayang mempunyai sifat asfiksian adalah bahan kima yang dapat menyebabkan
kesulitan bernapas, sehinggga menimbulkan mati lemas, misalnya nitrogen. Asfiksian dapat
mencegahoksigen dalam darah, menghalangi transportasi oksigen oleh darah ke jaringan tubuh
atau mencegah oksigenasi jaringan.
e. Sensitizers
Merupakan bahan kimia yang mempunyai aksi sensitif terhadap jaringan tubuh yang dapat
menyebabkan individu menjadi laergi. Akibat lain jika kontak dengan kulit dapatmenyebabkan
keracunan.
Narcotics dan anasthetics
Bahan kimia yang bersifat narkotik dan anastetik dalam dosis rendah dapar berinteraksi
dengan sistem saraf pusat, sehingga menyebabkan perasaan mengantuk. atau perasaan tidak
sensitif (kebal). Dalam dosis tinggi akan menyebabkan reaksi bawah sadar, lemas,koma,
bahkan sampai meningggal.
g. Fibrogenic dosis
Debu jenis ini bila terdeposit dalam jaringan dapat menyebabkan pengerasaN pada jaringan
tersebut.
h. Nuisance material
Merupakan bahan- bahan yang dapat menggangu kenyamanan pada tingkat rendah dan itu
menghasilkan efek toksik dan kadang- kadang tidak dipedulikan sebagai bahan yang
menggangu. Mengingat faktor terbesar penyebab kecelakaan kerja adalah faktor manusia,
maka usaha untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja perlu diarahkan
pada peningkatan pembinaan rasa tanggung jawab, sikap dalam bekerja dan
peningkatan pengetahuan tentang pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.
7
Banyak juga kecelakaan terjadi karena ketidak tahuan terhadap kemungkinan adanya bahaya.
Oleh karena itu peningkatan pengetahuan juga memegang peranan penting dalam mencegah
terjadinya kecelakaan, baik dalam cara mengenali maupun menangani bahan- bahan kimia
berbahaya dan beracun. Dari hampir 100.000 bahan kimia yang digunakan dalam industri,
hanya kira-kira 15 % bahan kimia yang telah diketahui secara pasti bahayanya bagi manusia.
Hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan kita, sehingga banyak bahan kimia yang
telah lama digunakan tetapi baru diketahui bahayanya dikemudian hari.
6,7
Material Safety Data Sheets (MSDS) akan dapat membantu dalam memahami bahan-bahan
berbahaya dan beracun baik mengenai sifat-sifatnya maupun cara penanganannya. Apa yang
terkandung didalam MSDS dan bagaimana memahaminya sering kurang mendapat perhatian
baik itu pengguna, pembawa maupun penyimpan bahan B3 ini. Selain itu identifikasi terhadap
bahan berbahaya juga sering diabaikan sehingga kecelakaan mungkin akan terjadi tanpa
disadari oleh pekerja maupun pemakai bahan B3.
IV.
Bahandan Cara Kamimerencanakanuntuk memantau dan mengidentifikasi aspekkeselamatan
dan kesehatan kerja tukang mebel pada tempat-tempat umum Pemantauan ini dilakukan
dengan metode
walk thru survey
dengan menggunakan
check list
dan wawancara. V.
Jadwal survey V.1 Lokasi Lokasi survei kesehatan dan keselamatan kerja adalah beberapa
tempat-tempat umum yang berada di kota Makassar. V.2 Waktu Waktu pelaksanaan yaitu 08
–
12 Juli 2013 dengan agenda sebagai berikut. No. Tanggal Kegiatan 1. 2. 3. 4. 5. 8 September
2014 8 September 2014 8 September 2014 9 September 2014 9 September 2014 Melapor ke
bagian K3 Pengarahan kegiatan Pembuatan proposal Koreksi proposal
Walk Thru Survey
Pembuatan laporan
Walk Thru Survey
- Presentasi laporan
Walk Thru Survey
V.3 Biaya Biaya yang digunakan pada survei ini adalah swadaya. V.4 Peralatan yang
diperlukan Adapun peralatan yang diperlukan untuk melakukan
walk through survey
(survei jalan sepintas) dengan menggunakan alat-alat tambahan antara lain: 1). Alat tulis
menulis Berfungsi sebagai media untuk pencatatan selama survei jalan sepintas 2). Kamera
Berfungsi sebagai alat untuk memotret keadaan yang terjadi dan untuk mengidentifikasi
sumber bahaya selama survei jalan sepintas 3). Check List Berfungsi sebagai alat untuk
mendapatkan data primer mengenai survei jalan sepintas yang dilakukan.
LAMPIRAN CHECK LIST ASPEK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
TUKANG MEBEL PADA TGL 8 September 2014
DAFTAR PUSTAKA 1.
Hendrawansilondae. Hubungan Beban Kerja dan Ergonomis. (Online). cited on 8
Th September 2014] Available from: URL:
http://www.hendra’
ssiteblogger.com.
2.Astrid Sulistomo. Diagnosis Penyakit Akibat Kerja dan Sistem Rujukan. (Online). cited on
8
th
September 2014] Available from: URL:
http://www.cerminduniakedokteran.com
3.
Okles. 2008. Pengenalan Bahaya Di Lingkungan Kerja. (Online). cited on 8
th
September 2014]
Available from: URL:
http://okleqs.wordpress.com/2008/05/23/pengenalan-bahaya-di-lingkungan-kerja/.
4.
Ramli. S. Sistem Menajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja OHSAS 18001. Jakarta: Dian
Rakyat ; 2010 . hal.1-14.
5.Anonim. Kesehatan Kerja dan Keselamatan Kerja. (Online). cited on 8
th
September 2014] Available from URL http://10menit.wordpress.com/tugas-kuliah/kesehatan-
kerja-dan-keselamatan-kerjaperburuhan/ 6.
Budiono S dkk. Hiperkes & KK. Semarang:Badan penerbit universitas diponegoro semarang:
2003. Hal 97-203 7.
Arizona T. MSDS. (Online) cited on 8
th
September 2014. Available from URL http://k3-community.blogspot.com/p/msds.html 8.
Harrington JM. Occupational Health third edition: Blackwell Science: 1994. P. 126-166

More Related Content

What's hot

Makalah kesehatan dan keselamatan kerja
Makalah kesehatan dan keselamatan kerjaMakalah kesehatan dan keselamatan kerja
Makalah kesehatan dan keselamatan kerjagetris gean
 
Faktor faktor lingkungan kerja di lab. makalah k3 industri satria as (ulm)
Faktor faktor lingkungan kerja di lab. makalah k3 industri satria as (ulm)Faktor faktor lingkungan kerja di lab. makalah k3 industri satria as (ulm)
Faktor faktor lingkungan kerja di lab. makalah k3 industri satria as (ulm)Satria Anugerah Suhendra
 
Mendeley zilhana (4).pdf
Mendeley zilhana (4).pdfMendeley zilhana (4).pdf
Mendeley zilhana (4).pdfnagaganas1
 
Kesehatan Kerja di Labkes.PDF
Kesehatan Kerja di Labkes.PDFKesehatan Kerja di Labkes.PDF
Kesehatan Kerja di Labkes.PDFYohanita Tengku
 
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)Lilis Suryani Arta
 
Hiperkes revisi.pptx
Hiperkes revisi.pptxHiperkes revisi.pptx
Hiperkes revisi.pptxAinur
 
Makalah kesehatan keselamatan kerja
Makalah kesehatan keselamatan kerjaMakalah kesehatan keselamatan kerja
Makalah kesehatan keselamatan kerjaYesica Adicondro
 
18106-46251-1-PB (1).pdf
18106-46251-1-PB (1).pdf18106-46251-1-PB (1).pdf
18106-46251-1-PB (1).pdfnagaganas1
 
Dasar kesehatan kerja.sesi3
Dasar kesehatan kerja.sesi3Dasar kesehatan kerja.sesi3
Dasar kesehatan kerja.sesi3Agus Candra
 
Posisi, Peran, Fungsi & Tujuan K3
Posisi, Peran, Fungsi & Tujuan K3Posisi, Peran, Fungsi & Tujuan K3
Posisi, Peran, Fungsi & Tujuan K3Robi Ananda
 
9 sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja
9 sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja9 sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja
9 sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerjaGindha Wayka
 
2968-Article Text-7795-1-10-20191111.pdf
2968-Article Text-7795-1-10-20191111.pdf2968-Article Text-7795-1-10-20191111.pdf
2968-Article Text-7795-1-10-20191111.pdfnagaganas1
 

What's hot (16)

Makalah kesehatan dan keselamatan kerja
Makalah kesehatan dan keselamatan kerjaMakalah kesehatan dan keselamatan kerja
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja
 
Faktor faktor lingkungan kerja di lab. makalah k3 industri satria as (ulm)
Faktor faktor lingkungan kerja di lab. makalah k3 industri satria as (ulm)Faktor faktor lingkungan kerja di lab. makalah k3 industri satria as (ulm)
Faktor faktor lingkungan kerja di lab. makalah k3 industri satria as (ulm)
 
Mendeley zilhana (4).pdf
Mendeley zilhana (4).pdfMendeley zilhana (4).pdf
Mendeley zilhana (4).pdf
 
Kesehatan Kerja di Labkes.PDF
Kesehatan Kerja di Labkes.PDFKesehatan Kerja di Labkes.PDF
Kesehatan Kerja di Labkes.PDF
 
Laporan k3
Laporan k3Laporan k3
Laporan k3
 
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
 
Materi soal-uas-k3-smt-1
Materi soal-uas-k3-smt-1Materi soal-uas-k3-smt-1
Materi soal-uas-k3-smt-1
 
Hiperkes revisi.pptx
Hiperkes revisi.pptxHiperkes revisi.pptx
Hiperkes revisi.pptx
 
Makalah kesehatan keselamatan kerja
Makalah kesehatan keselamatan kerjaMakalah kesehatan keselamatan kerja
Makalah kesehatan keselamatan kerja
 
18106-46251-1-PB (1).pdf
18106-46251-1-PB (1).pdf18106-46251-1-PB (1).pdf
18106-46251-1-PB (1).pdf
 
Hygiene industri
Hygiene industriHygiene industri
Hygiene industri
 
Makalah k3
Makalah k3Makalah k3
Makalah k3
 
Dasar kesehatan kerja.sesi3
Dasar kesehatan kerja.sesi3Dasar kesehatan kerja.sesi3
Dasar kesehatan kerja.sesi3
 
Posisi, Peran, Fungsi & Tujuan K3
Posisi, Peran, Fungsi & Tujuan K3Posisi, Peran, Fungsi & Tujuan K3
Posisi, Peran, Fungsi & Tujuan K3
 
9 sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja
9 sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja9 sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja
9 sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja
 
2968-Article Text-7795-1-10-20191111.pdf
2968-Article Text-7795-1-10-20191111.pdf2968-Article Text-7795-1-10-20191111.pdf
2968-Article Text-7795-1-10-20191111.pdf
 

Similar to BAHAYA LINGKUNGAN KERJA TUKANG MEBEL

Similar to BAHAYA LINGKUNGAN KERJA TUKANG MEBEL (20)

Makalah swaludin
Makalah  swaludinMakalah  swaludin
Makalah swaludin
 
Makalah swaludin (2)
Makalah  swaludin (2)Makalah  swaludin (2)
Makalah swaludin (2)
 
Makalah swaludin
Makalah  swaludinMakalah  swaludin
Makalah swaludin
 
Makalah swaludin (2)
Makalah  swaludin (2)Makalah  swaludin (2)
Makalah swaludin (2)
 
Makalah swaludin
Makalah  swaludinMakalah  swaludin
Makalah swaludin
 
Makalah swaludin
Makalah  swaludinMakalah  swaludin
Makalah swaludin
 
Makalah swaludin (2)
Makalah  swaludin (2)Makalah  swaludin (2)
Makalah swaludin (2)
 
SLIDE PPT APD.pptx
SLIDE PPT APD.pptxSLIDE PPT APD.pptx
SLIDE PPT APD.pptx
 
k3lh_x_tkj.pptx
k3lh_x_tkj.pptxk3lh_x_tkj.pptx
k3lh_x_tkj.pptx
 
Presentasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Presentasi Keselamatan dan Kesehatan KerjaPresentasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Presentasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 
higiene-perusahaan.pdf
higiene-perusahaan.pdfhigiene-perusahaan.pdf
higiene-perusahaan.pdf
 
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptx
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptxKesehatan dan keselamatan kerja.pptx
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptx
 
makalah stres dan keselamatan kerja
makalah stres dan keselamatan kerjamakalah stres dan keselamatan kerja
makalah stres dan keselamatan kerja
 
Modul k3 lh
Modul k3 lhModul k3 lh
Modul k3 lh
 
sanitasi DAN k3rs
sanitasi DAN k3rs sanitasi DAN k3rs
sanitasi DAN k3rs
 
3. hygiene industri
3. hygiene industri3. hygiene industri
3. hygiene industri
 
1. Prinsip Dasar K3-REV.ppt
1. Prinsip Dasar K3-REV.ppt1. Prinsip Dasar K3-REV.ppt
1. Prinsip Dasar K3-REV.ppt
 
Kelompok k3
Kelompok k3Kelompok k3
Kelompok k3
 
3. hygiene industri
3. hygiene industri3. hygiene industri
3. hygiene industri
 
Tugas bahasa inggris
Tugas bahasa inggrisTugas bahasa inggris
Tugas bahasa inggris
 

Recently uploaded

Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 

Recently uploaded (7)

Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 

BAHAYA LINGKUNGAN KERJA TUKANG MEBEL

  • 1. BAHAYA LINGKUNGAN KERJA (HAZARD) PADA TUKANG MEBEL I. Pendahuluan Pada umumnya kesehatan tenaga pekerja sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi dan pembangunan nasional. Halini dapat dilihat pada negara-negara lain yang sudah lebih dahulu maju. Secara umum bahwa kesehatan dan lingkungan dapat mempengaruhi pembangunan ekonomi. Dengan makin meningkatnya perkembangan industri dan perubahan secara global dibidang pembangunan secara umum di dunia, Indonesia juga tak mau ketinggalan dengan melakukan perubahan-perubahan dalam pembangunan baik dalam bidang teknologi maupun industri. Memasuki Abad 21, Indonesia telah mencanangkan era industrialisasi. (1) Perkembangandi sektor industri tersebut,menuntut dukungan penggunaan teknologi maju dan peralatan modern, yang antara lain juga membawa konsekuensi digunakannya berbagai bahan kimia dalam proses produksi. (2) Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat kerja. Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan terjadinya kerugian, kerusakan, cidera, sakit, kecelakaan atau bahkan dapat mengakibatkan kematian yang berhubungan dengan proses dan sistem kerja. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pada Pasal 1 menyatakan bahwa tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerakatautetap,dimana tenaga kerja, atauyang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya. Termasuk tempat kerja ialah semua ruangan,lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut. Potensi bahaya mempunyai potensi untuk mengakibatkan kerusakan dan kerugian kepada : 1) manusia yang bersifat langsung maupun tidak langsung terhadap pekerjaan, 2) properti termasuk peratan kerja dan mesin-mesin, 3) lingkungan, baik lingkungan di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan, 4) kualitas produk barang dan jasa, 5) nama baik perusahaan. (3) II. Tujuan II.1. Tujuan Umum : Untuk mengetahui tentang aspek keselamatan dan kesehatan kerja pada tukang mebel II.2. Tujuan Khusus : 1. Untuk mengetahui tentang factor hazard yang dialami tukang mebel 2. Untuk mengetahui tentang alat kerja yang digunakan yang dapat mengganggu kesehatan tukang mebel 3. Untuk mengetahui tentang APD yang digunakan tukang mebel 4.Untuk mengetahui pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan sesuai peraturan (sebelum bekerja, berkala, berkala khusus) 5. Untuk mengetahui keluhan/penyakit yang dialami yang berhubungan dengan pekerjaan tukang mebel 6.
  • 2. Untuk mengetahui upaya K3 lainnya yang dijalankan misalnya ada penyuluhan/pelatihan, pengukuran/pemantauan lingkungan tentang hazard yang pernah dilakukan III. Tinjauan Pustaka III. 1. KESEHATAN KERJA Kesehatan kerja (Occupational health) merupakan bagian dari kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan semua pekerjaan yang berhubungan dengan faktor potensial yang mempengaruhi kesehatan pekerja (dalam hal ini Dosen, Mahasiswa dan Karyawan). Bahaya pekerjaan (akibat kerja), Seperti halnya masalah kesehatan lingkungan lain, bersifat akut atau khronis (sementara atau berkelanjutan) dan efeknya mungkin segera terjadi atau perlu waktu lama. Efek terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak langsung. Kesehatan masyarakat kerja perlu diperhatikan, oleh karena selain dapat menimbulkan gangguan tingkat produktifitas, kesehatan masyarakat kerja tersebut dapat timbul akibat pekerjaanya. Sasaran kesehatan kerja khususnya adalah para pekerja dan peralatan kerja di lingkungan. 5,6 Tujuan kesehatan kerja adalah: 5 a. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja di semua lapangan pekerjaan ketingkat yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental maupun kesehatan sosial. b. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh tindakan/kondisi lingkungan kerjanya. c. Memberikan perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaanya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan olek faktor-faktor yang membahayakan kesehatan. d. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya. Kesehatan kerja mempengaruhi manusia dalam hubunganya dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya, baik secara fisik maupun psikis yang meliputi, antara lain: metode bekerja, kondisi kerja dan lingkungan kerja yang mungkin dapat menyebabkan kecelakaan, penyakit ataupun perubahan dari kesehatan seseorang. Pada hakekatnya ilmu kesehatan kerja mempelajari dinamika, akibat dan problematika yang ditimbulkan akibat hubungan interaktif tiga komponen utama yang mempengaruhi seseorang bila bekerja yaitu: 5,6 a. Kapasitas kerja: Status kesehatan kerja, gizi kerja, dan lain-lain. b. Beban kerja: fisik maupun mental. c. Beban tambahan yang berasal dari lingkungan kerja antara lain: bising, panas, debu, bahan kimia, parasit, dan lain-lain. Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu kesehatan kerja yang optimal. Sebaliknya bila terdapat ketidakserasian dapat menimbulkan masalah kesehatan kerja berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang pada akhirnya akan menurunkan produktifitas kerja.
  • 3. 6 Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. 5 III.2. KESELAMATAN KERJA a. Definisi : 5,6 Adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin , pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan, tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan kerja. Merupakan sarana utama untuk pencegahan kerugian; cacat dan kematian sebagai kecelakaan kerja, kebakaran dan ledakan. b. Sasaran: 6,8 Tempatkerja; darat;udara;dalam tanah,permukaan air, dalam air. Mencakup: prosesproduksi dan distribusi (barang dan jasa) Sasaran keselamatan kerja ditujukan untuk melindungi TK dan orang lain yang berada di tempat kerja. Terjadinya kecelakaankerja, peledakan, penyakit akibat kerja, kebakaran dan polusi yang memberi dampak negatif terhadap korban, keluarga korban, perusahaan, teman sekerja korban, pemerintah dan masyarakat. c. Tujuan keselamatan kerja : 5,8 melindungi TK atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktifitas nasional menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien. d. Peranan keselamatan kerja: 5 - aspek teknis : upaya preventif untuk mencegah timbulnya resiko kerja - aspek hukum : sebagai perlindungan bagi tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja - aspek ekonomi : untuk efisiensi - aspek sosial : menjamin kelangsungan kerja dan penghasilan yang lebih layak - aspekkultural : mendorong terwujudnya sikap dan perilaku yang disiplin, tertib, cermat,kreatif dan bertanggung jawab. III.3. KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA Lingkungan kerja adalah kondisi lingkungan tempat kerja yang meliputi faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi, dan psikososial yang mempengaruhi pekerjaan dalam melaksanakan pekerjaannya.
  • 4. 6,8 Kesehatan lingkungan kerja adalah ilmu dan seni yang ditunjukkan untuk mengenal, mengevaluasi dalam mengendalikan semua faktor-faktor dan stres lingkungan di tempat kerja yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan, kesejahteraan, kenyamanan dan efisiensi dikalangan pekerjaan dan masyarakat. 8 Tujuan kesehatan lingkungan kerja adalah: 6,8 Mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja melalui usaha-usaha pengenalan (recognition), penilaian (evaluation), dan pengendalian (control) bahaya lingkungan kerja atau occupational health hazard Menciptakan kondisi tenpat dan lingkungan kerja yang sehat,aman dan nyaman, memberikan keuntungan baik kepada perusahaan maupun kepada karyawan, guna meningkatkan derajat kesehatan, moral dan produktivitas kerja karyawan. Tujuan utama dari kesehatan lingkungan kerja adalah melindungi pekerja dan masyarakat sekitar suatu RS atau perusahaan daribahaya- bahaya yang mungkin timbul. Untuk dapat mengantisipasi dan mengetahui kemungkinan bahaya lingkungan kerja yang diperkirakan dapat menimbulkan penyakit akibat kerja, utamanya terhadap pekerja, ditempuh tiga langkah utama yaitu: pengenalan, penilaian dan pengendalian dari berbagai bahaya dan resiko kerja. 4,5,8 Program kesehatan lingkungan kerja membicarakan hal-hal yang menyangkut faktor-faktor yang terdapat atau muncul di lingkungan kerja yang merupakan hazard kesehatan yaitu: faktor fisik, kimia, biologi, psikososial dan ergonomi. Faktor kimia: masalah hazard kimia mempunyai permasalahan yang sangat kompleks dan memerlukan perhatian khusus. Hal ini karena hazards kimia disamping jumlahnya yang beredar di sektor industri sangat banyak, maka pengaruhnya terhadap kesehatan pun sangat bervariasi. Mulai dari yang dapat menimbulkan gangguan, luka, alergi sampai menimbulkan penyakit, malah dalam konsentrasi tertentu bahan kimia yang masuk ke dalam tubuh dapat langsung menimbulkan kematian. 6,8 Identifikasi hazardskimia dan identifikasi bahwa di dalam udara tempat kerja terdapathazards kimia, kita harus mengetahui bahan kimia yang digunakan sebagai raw materials, hasil produksi, dan hasil sampingannya (by-product). Informasi penting lainnya yng diperlukan dapat diperoleh dari Material Safety Data Sheet (MSDS), yaitu yang harus disuplai oleh pabrik atau importir bahan kimia tersebut. Jenis kontaminan udara. Pembagian bahan kimia yang merupakan kontamina (pencemar) udara dapat digolongkan menjadi: 7,8 - Dust (Debu) Debu adalah partikel padat yang dihasilkan oleh perlakuan, penghancuran, pengendaraan, ledakan, dan pemecahan terhadap material organik dan anorganik, seperti batu,biji besi, metal, batu bara,kayu, dan biji-bijian. Debuyang mempunyai ukuran 5-10 mikrometer akan tertahanpada saluran pernapasanbagian atas.Partikel ataudebu berukuran 3-5 mikrometer akan tertahan pada saluran pernapasan bagian tengah, sedangkan debu yang berukuran 1-3 mikrometer akan tertinggal pada permukaan alveoli paru-paru. Debu yang berukuran kurang dari 0.1 mikrometer akan bergerak keluar masuk alveoli. - Fumes (upa cair) Fumes adalah partikel padat yang terbentuk dari kondensasi tahap gas, umumnya terjadi karena penguapan setelah benda terlebur dan diameter kurang dari 1.0
  • 5. mikrometer. Pengelasan (welbing), penyolderan yang tidak cukup panas dan pekerjaan lainnya akan menghasilkan fumes. - Smoke (asap) Asap terdiri dari unsur karbon atau partikel jelaga yang ukurannya kurang dari 0.1 mikrometer. Dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna dari benda yang mengandung karbon seperti batu bara dan minyak. Asap umumnya mengandung titik-titik (droplets) partikel kering. - Mists (Kabut) Kabut adalah titik-titik cairan halus (liquid droplets) yang terbentuk dari kondensasi uap kembali menjadi bentuk cair, atau pemecahan daribentuk cair menjadi tingkat terdepresi, seperti proses deburan air (spashing, forming, pemecahan atom cairan/atomizing). - Gas Gas adalah bentuk zat yang tidak mempunyai bangun tersendiri, melainkan mengisi ruangan tertutup pada kondisi suhu dan tekanannormal. Bentuknya dapat berubah menjadi cair pada kondisi suhu dan tekana yang tinggi - Vaspors (uap) Vaspor (uap) adalah bentuk penguapan dari benda yang dalam keadaan normal dalam bentuk padat atau cair. Penguapan adalah proses dari sautu bentuk cair ke bentuk uap bercampur dengan udara sekitarnya. Dengan mengetahui mengetahui bentuk dan ukuran- ukuran bahan pencemaran udara adalah penting dalam program kesehatan lingkungan kerja (pengenalan, evaluasi, pengendalian hazards) dan juga dalam menentukan pemilihan alat pelindung diri yang tepat. Jalan masuk bahan kimia ke dalam tubuh Terdapat 3 cara dimana bahan kimia dapat masuk ke dalam tubuh manusia, yaitu melalui: 7 1). Saluran Pernapasan Bahan kimia yang merupakan kontaminan udara dapat langsung terhirup melalui alat pernapasan. Bahan kimia yg masuk melalui paru- paru dapat langsung masuk ke dalam aliran darah, dan oleh darah tersebut terbawa ke seluruh tubuh. 2). Kulit Kulit juga merupakan pintu masuk bahan kimia ke dalam tubuh, yaitu melalui carabsorpsi. Beberapa bahan kimia dapat terserap oleh lubang rambut, terserap pada lemak dan minyak kulit seperti senyawa organik, pestisida organopirospate. Bahan kimia yg tereabsorpsimelalui kulit tersebut dapat menimbulkan kercunan secara sistemik. 3). Saluran pencernaan Di tempat kerja orang tidak sadar dan sengaja terminum atau termakan bahan kimia beracun. Oleh karena itu pekerja tidak diperkenankan makan, minum, atau merokok ditempat kerja. Sebelum makan dan minum diharuskan mencuci tangan dengan bersih. Bahan kimia beracun yang terserap melalui cairan alat pencernaan dapat masuk ke dalam darah melalui sistem saluran pencernaan tersebut. Pengaruh bahan kimia terhadap kesehatan Perlu diketahui bahwa masing- masing jenis bahan kimia beracun mempunyai target organ yang berbeda pula. Bahan kimia beracun berdasarkan efeknya terhadap kesehtan secara umum, digolongkan menjadi: 6,7 b. Iritan Bahankimia bersifat iritan adalah yang menyebabkan iritasi pada jaringan tubuh yang terkena. Efek utama adalah menimbulkan peradangan oleh karena kontak langsung. Iritan sekunder bisa mengakibatkan reaksi yang merugikan, tetapi efek ini kecil dibandingkan efek sistemik pada keseluruhan. c. Systemic poisons
  • 6. Dalam membedakan bahan yang bersifat iritasi yang bisa menyebabkan reaksi lokal pada daerah yang terkena, maka keracunan sistemik adalah terserapnya bahan kimia oleh tubuh yang bisa menyebabkan kerusakan pada sistem fisiologis internal tubuh oleh karena aksi langsung/ tak langsung. Asphyxiants Bahan kimi ayang mempunyai sifat asfiksian adalah bahan kima yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas, sehinggga menimbulkan mati lemas, misalnya nitrogen. Asfiksian dapat mencegahoksigen dalam darah, menghalangi transportasi oksigen oleh darah ke jaringan tubuh atau mencegah oksigenasi jaringan. e. Sensitizers Merupakan bahan kimia yang mempunyai aksi sensitif terhadap jaringan tubuh yang dapat menyebabkan individu menjadi laergi. Akibat lain jika kontak dengan kulit dapatmenyebabkan keracunan. Narcotics dan anasthetics Bahan kimia yang bersifat narkotik dan anastetik dalam dosis rendah dapar berinteraksi dengan sistem saraf pusat, sehingga menyebabkan perasaan mengantuk. atau perasaan tidak sensitif (kebal). Dalam dosis tinggi akan menyebabkan reaksi bawah sadar, lemas,koma, bahkan sampai meningggal. g. Fibrogenic dosis Debu jenis ini bila terdeposit dalam jaringan dapat menyebabkan pengerasaN pada jaringan tersebut. h. Nuisance material Merupakan bahan- bahan yang dapat menggangu kenyamanan pada tingkat rendah dan itu menghasilkan efek toksik dan kadang- kadang tidak dipedulikan sebagai bahan yang menggangu. Mengingat faktor terbesar penyebab kecelakaan kerja adalah faktor manusia, maka usaha untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja perlu diarahkan pada peningkatan pembinaan rasa tanggung jawab, sikap dalam bekerja dan peningkatan pengetahuan tentang pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. 7 Banyak juga kecelakaan terjadi karena ketidak tahuan terhadap kemungkinan adanya bahaya. Oleh karena itu peningkatan pengetahuan juga memegang peranan penting dalam mencegah terjadinya kecelakaan, baik dalam cara mengenali maupun menangani bahan- bahan kimia berbahaya dan beracun. Dari hampir 100.000 bahan kimia yang digunakan dalam industri, hanya kira-kira 15 % bahan kimia yang telah diketahui secara pasti bahayanya bagi manusia. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan kita, sehingga banyak bahan kimia yang telah lama digunakan tetapi baru diketahui bahayanya dikemudian hari. 6,7 Material Safety Data Sheets (MSDS) akan dapat membantu dalam memahami bahan-bahan berbahaya dan beracun baik mengenai sifat-sifatnya maupun cara penanganannya. Apa yang terkandung didalam MSDS dan bagaimana memahaminya sering kurang mendapat perhatian baik itu pengguna, pembawa maupun penyimpan bahan B3 ini. Selain itu identifikasi terhadap bahan berbahaya juga sering diabaikan sehingga kecelakaan mungkin akan terjadi tanpa disadari oleh pekerja maupun pemakai bahan B3. IV.
  • 7. Bahandan Cara Kamimerencanakanuntuk memantau dan mengidentifikasi aspekkeselamatan dan kesehatan kerja tukang mebel pada tempat-tempat umum Pemantauan ini dilakukan dengan metode walk thru survey dengan menggunakan check list dan wawancara. V. Jadwal survey V.1 Lokasi Lokasi survei kesehatan dan keselamatan kerja adalah beberapa tempat-tempat umum yang berada di kota Makassar. V.2 Waktu Waktu pelaksanaan yaitu 08 – 12 Juli 2013 dengan agenda sebagai berikut. No. Tanggal Kegiatan 1. 2. 3. 4. 5. 8 September 2014 8 September 2014 8 September 2014 9 September 2014 9 September 2014 Melapor ke bagian K3 Pengarahan kegiatan Pembuatan proposal Koreksi proposal Walk Thru Survey Pembuatan laporan Walk Thru Survey - Presentasi laporan Walk Thru Survey V.3 Biaya Biaya yang digunakan pada survei ini adalah swadaya. V.4 Peralatan yang diperlukan Adapun peralatan yang diperlukan untuk melakukan walk through survey (survei jalan sepintas) dengan menggunakan alat-alat tambahan antara lain: 1). Alat tulis menulis Berfungsi sebagai media untuk pencatatan selama survei jalan sepintas 2). Kamera Berfungsi sebagai alat untuk memotret keadaan yang terjadi dan untuk mengidentifikasi sumber bahaya selama survei jalan sepintas 3). Check List Berfungsi sebagai alat untuk mendapatkan data primer mengenai survei jalan sepintas yang dilakukan. LAMPIRAN CHECK LIST ASPEK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TUKANG MEBEL PADA TGL 8 September 2014 DAFTAR PUSTAKA 1. Hendrawansilondae. Hubungan Beban Kerja dan Ergonomis. (Online). cited on 8
  • 8. Th September 2014] Available from: URL: http://www.hendra’ ssiteblogger.com. 2.Astrid Sulistomo. Diagnosis Penyakit Akibat Kerja dan Sistem Rujukan. (Online). cited on 8 th September 2014] Available from: URL: http://www.cerminduniakedokteran.com 3. Okles. 2008. Pengenalan Bahaya Di Lingkungan Kerja. (Online). cited on 8 th September 2014] Available from: URL: http://okleqs.wordpress.com/2008/05/23/pengenalan-bahaya-di-lingkungan-kerja/. 4. Ramli. S. Sistem Menajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja OHSAS 18001. Jakarta: Dian Rakyat ; 2010 . hal.1-14. 5.Anonim. Kesehatan Kerja dan Keselamatan Kerja. (Online). cited on 8 th September 2014] Available from URL http://10menit.wordpress.com/tugas-kuliah/kesehatan- kerja-dan-keselamatan-kerjaperburuhan/ 6. Budiono S dkk. Hiperkes & KK. Semarang:Badan penerbit universitas diponegoro semarang: 2003. Hal 97-203 7. Arizona T. MSDS. (Online) cited on 8 th September 2014. Available from URL http://k3-community.blogspot.com/p/msds.html 8. Harrington JM. Occupational Health third edition: Blackwell Science: 1994. P. 126-166