Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit (HAIs) melalui penerapan bundle-bundle yang terdiri dari serangkaian tindakan pencegahan infeksi yang dilakukan secara konsisten untuk pasien berisiko terinfeksi. Dokumen ini menjelaskan berbagai bundle seperti bundle infeksi saluran kemih, infeksi daerah operasi, dan infeksi darah akibat peralatan infus perifer.
2. STRATEGI PENCEGAHAN DAN MANAJEMEN HAIS
KIPI INFEKSI
DAERAH
OPERASI
INFEKSI
SALURAN
KEMIH
(ISK)
PLEBITIS ABSES
GIGI
PREVENTION ISBETTER THAN CURE !
BUNDLESHAIs
3. MENGAPA HAIS PERLU DI MONITOR
HAIS memperpanjang hari rawat dan menjadi ancaman
bagi keselamatan pasien
HAIs=Central line-associated bloodstream infections (CRBSI),
catheter-associated urinary tract infections (UTI), surgial site
infetions (SSI),ventilator associated pneumonia (VAP) : BISA
DICEGAH
Resiko infeksi dapat dicegah dan dikendalikan dan menjadi
prioritas saat ini
Kepatuhan petugas terkait standar PPI sangat
mempengaruhi resiko infeksi
4. APA ITU BUNDLE
Praktek berbasis bukti sahih yang menghasilkan perbaikan keluaran proses pelayanan
Kesehatan bila dilakukan secara kolektif dan konsisten
Untuk memudahkan petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan keperawatan
pada pasien yang berisiko terjadi infeksi
Harus dilakukan oleh semua orang yang memberikan pelayanan perawatan terhadap
pasien dan dilakukan secara bersama sama pada setiap pasien
Bundle IAD, VAP. ISK dan IDO
6. DEFENISI ISK
Infeksi yang terjadi pada pasien yang terpasang urine
kateter >2 x 24 jam
Pasien memiliki kultur urin dengan tidak lebih dari
dua spesies organisme yang diidentifikasi (tidak
termasuk flora campuran, kandida, jamur, jamur
dimorfik atau parasit
Tanda & gejala
Demam (>38○ C) pada pasien deewasa
Nyeri suprapubik
Urine berubah warna, frekuensi urine, dysuria
Adanya tanda tanda abses
7. BUNDLE ISK
INSERSIKATETER
1. lakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudahpemasangan atau manipulasi
kateter
2. Pemasangan dilakukan oleh orang yang terlatih yang mengetahui teknik
pemasangan dan perawatan aseptik kateter
3. Menggunakan teknik aseptik dan peralatan steril
4. Pastikan kateter terpasang dengan benar untuk mencegah pergerakan yang
meminimalkan trauma
5. Letakan kantong urine kateter lebih rendah bladder dan pastikan urine kateter
tidak kingking (tidak diletakan di lantai)
6. Gunakan sistem tertutup(Close system) dan tulis tanggal pemasangan urine kateter
Pemeliharaan kateter :
Pertahankan sterilitas dan sistem tertutup pada urine kateter, Jangan buka
sambungan kateter kecuali jika akan diirigasi
Pertahankan aliran urine lancer Ganti urine kateter dan urine bag sesuai indikasi :
kotor, rusak
Monitor tanda dan gejala ISK dan tidak menggunakan Antimikroba untuk
propylaksis
Pertahankan kantong dan tubing kateter lebih rendah dari bladder dengan posisi
lurus
8. adalah Adanya infeksi yang terjadi pada bagian tubuh yang
dilakukan tindakan pembedahan
SURGICAL SITEINFECTION/INFEKSIDAERAH OPERASI (IDO)
9. PENERAPAN PENCEGAHAN INFEKSI PADA
TINDAKAN OPERASI
PRE -OP
1. Penapisan untuk
Staphylococcus aureus
2. Mandi Perioperatif
3. Hindari pencukuran
rambut
4. Profilaksis antibiotika
5. APD petugas
PASKA-OP
1. Kebersihan tangan dan
tehnik aseptik
2. Luka balutan ditutup
24-48 jam, kecuali ada
indikasi lain
3. Perawatan luka jika
balutan terbuka atau di
temukan tanda infeksi
4. Nutrisi
INTRA-OP
1. Kebersihan tangan
2. Preparasi kulit : segera sebelum
sayatan dengan antiseptic
(alkohol70 %,chlorhexidine)
3. Gunakan gaun dan sarung tangan
steril
4. Tutup area insisi dengan pembalut
steril
5. Lingkungan ; Pertukaran udara 12
X/jam. Kelembaban 40-60%
10. BUNDLES PLABSI (PERIPHERAL LINE ASSOCIATED
BLOOD STREAM INFECTION)
1. Kebersihan tangan
2. Gunakan sarung tangan bersih
3. Gunakan troli Tindakan
4. Pelilihan lokasi insersi
5. Disiinfeksi area insersi dengan
alcohol 70 %
6. Penutupan area insersi (Kasa
steril atau transparent dressing)
7. Pastikan perangkat infus
tertutup dan tergantung
8. Berikan label yang jelas
INSERSI
MAINTENAN
1. Lakukan kebersihan tangan
2. Gunakan APD sesuai indikasi
3. Lakukan disinfeksi (membuka atau menutup)
sambungan infus (hub) dengan alcohol 70 %
4. Gunakan Kasa atau balutan steril
5. Jika terjadi cloth (bekuan) pastikan dan segera
ganti
6. Perawatan dan penggantian administrasi set
Ganti atau pindahkan 3 – 5 hari
Transfusi set ganti 24 jam
Parentral nutris24 jam
7. Kaji kebutuhan jika tidak diperlukan segera
lepaskan
11.
12. PPI PADA PENGGUNAAN PERALATAN
PERALATAN KESEHATAN
I. PPI pada therapy oksigen nasal
1. Lakukan kebersihan tangan
2. Slang O2 single use dan reuse dengan
pasien yang sama
3. Pastikan cairan dan tabung humifier
diganti setiap pergantian pasien
4. Pastikan tidak ada slang oksigen masih
tergantung setelah tidak digunakan
pasien lagi
5. Slang oksigen yang tidak terpakai di
buang ke limbah infeksius
13. PPI PADA PENGGUNAAN PERALATAN
PERALATAN KESEHATAN
II. PPI pada penggunaan nebulizer
1. Pastikan peralatan nebulizer dalam kondisi siap
pakai dan bersih dan dilakukan test kelayakan
penggunaan
2. Lakukan kebersihan tangan
3. Penggunaan peralatan : pastikan peralatan
single atau reuse
4. Penggunakan cairan dan obat campuran sekali
pakai, buang setelah selesai dipergunakan dan
jika berbagi untuk pasien yang berbeda maka
lakukan tehnik aseptik dengan waktu yang
sama
5. Semua limbah yang dihasilkan setelah
pemakaian dianggap sebagai limbah infekius
Singleuse
ReUse
disinfeksi
14. PPI PADA PENGGUNAAN PERALATAN
PERALATAN KESEHATAN
III. Perawatan luka
1. Lakukan Teknik aseptik dan gunakan
peralatan steril ketika melakukan
perawatan luka
2. Lakukan kebersihan tangan
3. Buka penutup luka bersih setelah 48 Jam
4. Berikan profilaksis anti tetanus jika
diperlukan
5. Buang limbah sesuai indikasi