3. HAIs
Pengganti infeksi
nosokomial 2007
WHO
‘an infection occuring in a patient during the process of care in a
hospital or other healthcare facility which was not present or
incubating at the time of admission
Include infection acquired in the hospital but appearing after
discharge,and also occupational infections among the staff of the
facility’
Infeksi yg terjadi pada pasien selama perawatan dirumah sakit
atau Pelayanan Kesehatan lain, yang belum tampak atau tidak
dalam masa inkubasi pada saat pasien masuk
Termasuk juga infeksi yang didapatkan pasien selama masa
perawatan di RS atau pelayanan Kesehatan, yg baru muncul
setelah pasien keluar, maupun infeksi pada staf RS
PENDAHULUAN
6. SIAPA YANG MELAKSANAKAN
KEWASPADAAN ISOLASI ?
Semua individu
di FASYANKES
Semua
individu
Perawat dan Dokter
Dokter
HH
APD
Lingkungan
Etika batuk
Limbah
Penempatan pasien
Pemrosesan peralatan pasien
Penanganan linen
Perlindungan kesehatan Karyawan
Penyuntikan yang aman
Praktik lumbal punksi
9. 6 Langkah kebersihan tangan:
• Handrub dilakukan 1 x sehingga perlu waktu 20 – 30 detik
• Handwash dilakukan 2 x; saat memakai sabun dan saat membilas dengan air, sehingga perlu waktu 40
– 60 detik
Te-lapak tangan
Pung-gung tangan
Sela sela jari
Ci- kunci tangan
Pu-tar
Put-tar ujung jari
10.
11. • Etiket batuk diberlakukan untuk semua orang dengan gejala
bersin atau batuk walaupun sedang tidak berpenyakit infeksi
respirasi (contoh: kondisi asma atau alergi)
• Petugas dengan gejala respirasi, tidak melayani/ merawat pasien
terutama pada pasien dengan risiko tinggi. Jika terpaksa harus
merawat pasien, maka kenakan masker.
• Etiket batuk efektif mencegah penularan terhadap transmisi
droplet (influenza virus, adenovirus, B. pertussis & Mycoplasma
pneumoniae).
Respiratory Hygiene &
Cough Etiquette
12. Respiratory Hygiene &
Cough Etiquette
• Edukasi petugas kesehatan, pasien dan pengunjung
• Buat poster/ spanduk tentang etiketi batuk
• Gunakan tissue atau masker saat ada gejala flu
• Lakukan cuci tangan setelah kontak dengan batuknya
• Atur penempatan pasien dengan infeksi Saluran
pernafasan, idealnya > 3 feet (1 meter)
Rekomendasi CDC:
• Pasien, pengunjung & petugas kesehatan
Target:
13. Yang harus dilakukan Faskes untuk PPI Respirasi:
1. Visual Alerts (Peringatan Visual)
• Buat tanda peringatan (poster, spanduk, dsb) di tiap pintu
masuk (IGD, poliklinik, dsb) yang meminta pasien
melaporkan gejala infeksi respirasi seperti batuk kepada
petugas kesehatan pada saat datang ke faskes agar segera
dilakukan Tindakan Kebersihan Pernafasan/ Etiket Batuk
• Kebersihan Respirasi/ Etika Batuk:
2. Tekhnik etika batuk dan kebersihan pernafasan
• Tutup mulut dan hidung dengan tissue saat batuk atau bersin.
• Buang tissue ke tong sampah terdekat
• Bersihkan tangan dengan metode Handwashing atau
handrubbing setelah kontak dengan sekret saluran napas atau
menyentuh benda yang terkontaminasi
Faskes menyediakan tissue dan tempat sampah injak
Faskes menyediakan hand-rub/ wastafel dengan sabun dan
paper towel
3. Beri Masker & Pisahkan Pasien dengan Gejala
bersin/ Batuk
4. Kewaspadaan Droplet
Petugas kesehatan mengenakan masker jika merawat/
melayani pasien dengan gejala bersin/ batuk, terutama
jika disertai gejala demam
15. Penempatan Pasien Rawat Inap
• Single-patient rooms untuk pasien dengan infeksi kontak,
droplet & airborne (dilengkapi dengan tata udara)
• Cohorting: menggabungkan beberapa pasien
berdasarkan:
o Kolonisasi atau infeksi oleh kuman yang sama
o Diagnosis klinik/ data epidemiologi/ mode transmisi yang sama
o Tidak diperbolehkan untuk pasien dengan gangguan imunitas
o Dapat digunakan untuk mengendalikan KLB MDRO: MRSA, ESBL,
Pseudomonas aeruginosa, methicillin-susceptible Staphylococcus
aureus, adenovirus keratoconjunctivitis, rotavirus, dan SARS.
• Dilakukan jika pengendalian infeksi lainnya tidak berhasil mengatasi
KLB
Guideline for Isolation Precautions: Preventing Transmission of Infectious Agents in Healthcare Settings, CDC, 2007
16. PENEMPATAN PASIEN BERDASARKAN TRANSMISI
KONTAK
• HSV, MRSA, VRE, ESBL, HIV
(kontak darah & cairan tubuh)
• APD yang dikenakan: sarung
tangan & gaun
• Pisahkan alat medis yang dipakai,
tidak berbagi dengan pasien lain
• 1 patient 1 room atau kohorting
dengan jarak antar pasien > 1
meter
• Rutin lakukan dekontaminasi
permukaan di kamar pasien
• Batasi kunjungan pasien
DROPLET
• RSV, Adenovirus, H5N1, ,H1N1
• Penularan melalui bicara, batuk,
bersin
• Ukuran partikel: > 5 µm
• APD pasien & petugas: masker
bedah
• Penempatan pasien: 1 patient 1
room atau kohorting dengan jarak
antar pasien > 1 meter
• Edukasi etika batuk dan
Kebersihan Respirasi pada pasien
• Rutin lakukan dekontaminasi
permukaan di kamar pasien
• Batasi kunjungan pasien
AIRBORNE
• TBC, SARSCoV, Varicella, measles,
chickenpox, smallpox, moneypox
• Penularan melalui bicara, batuk,
bersin & Tindakan aerosol
• Ukuran partikel: 0,1 µm
• APD: pasien masker bedah.
Petugas: masker N95
• Penempatan pasien: ruang
tekanan negatif, jarak > 2 meter
• Rutin lakukan dekontaminasi
permukaan di kamar pasien
• Batasi kunjungan pasien
17. Penempatan pasien rawat jalan
• Lakukan skrining pasien dengan tanda-tanda infeksi
menular di pintu masuk
• Pasang poster penyakit infeksi menular sehingga pasien
atau keluarganya dapat memberitahu petugas jika ada
gejala tersebut pada diri pasien
• Percepat pelayanan pasien dengan infeksi menular agar
tidak sempat menularkan ke orang lain selama menunggu
pelayanan
• Percepat pelayanan pasien dengan gangguan imun agar
tidak tertular pasien lain selama menunggu pelayanan
• Di ruang tunggu, buat jarak antar pasien > 1 meter
Guideline for Isolation Precautions: Preventing Transmission of Infectious Agents in Healthcare Settings, CDC, 2007
18. Transportasi Pasien
• Prinsip saat transport pasien berdasarkan
kewaspadaan transmisi:
1. Batasi transport pasien untuk keperluan tertentu yang
tidak dapat dilakukan di kamar pasien (contoh: foto
roentgen, ct-scan, dsb/ terapi)
2. Jika harus dipindahkan, gunakan pelindung pada pasien
(seperti masker, gaun, wrapping luka atau sumber
penularan
3. Beritahu petugas lainnya untuk persiapan PPI di tempat
tersebut
4. Jika pasien harus dibawa ke luar faskes, beritahukan
petugas ambulans dan faskes yang dituju tentang
kondisi infeksi menular pasien..
Guideline for Isolation Precautions: Preventing Transmission of Infectious Agents in Healthcare Settings, CDC, 2007
20. 4 unsur yang harus dipenuhi tentang APD
• a. Besar risiko pajanan
b. Dinamika transmisi.
1) Transmisi penularan COVID-19 adalah droplet dan kontak.
• 2) Transmisi airborne bisa terjadi bila ada tindakan AGP
1. Tetapkan indikasi penggunaan APD dengan mempertimbangkan:
2. Cara “ memakai “dengan benar
3. Cara “melepas” dengan benar
• wadah /ember bertutup /dengan pijakan kaki 3 buah
• Reuse : gaun lengan panjang,apron lengan panjang
• Disposable : masker,topi,sarung tangan,apron
• Pro dekontaminasi : face shield/googles,boot
4. Cara menempatkan disposal setelah di pakai dengan benar
Juknis APD selama wabah covid .Kemenkes .April.2020
22. INDIKASI PENGGUNAAN SARUNG TANGAN
WHO Glove Use Pyramid Diagram
PENGGUNAAN SARUNG TANGAN STERIL
Prosedur pembedahan, pemeriksaan vagina, Prosedur invasif pada tindakan radiologi, prosedur
vaskular accses dan central line, mempersiapkan total parenteral nutrisi dan kemoterapi.
INDIKASI PENGGUNAAN SARUNG TANGAN DI PELAY PERAWATAN :
Potensial terpajan darah, sekresi, ekskresi, cairan tubuh.
TINDAKAN KONTAK LANGSUNG :
Kontak dengan darah, mukosa membran dan kulit tidak utuh, pasien infeksius dan organisme berbahaya, insersi IV
dan removal, off infus, pemeriksaan vaginal
TINDAKAN KONTAK TIDAK LANGSUNG :
membersihkan waskoms; membersihkan instruments; mengelola limbah membersihkan cairan tubuh.
BUKAN INDIKASI PENGGUNAAN SARUNG TANGAN
Tidak potensial atau terpapar cairan tubuh
TINDAKAN KONTAK LANGSUNG :
Mengukur tensi ; suhu, Nadi; melakukan injeksi SC and IM, mengganti sprei atau baju pasien, transport patient; merawat mata atau hidung (tanpa sekresi);
Memperbaiki cairan infus atau tetesan infus.
TINDAKAN KONTAK TIDAK LANGSUNG: Penggunaan telephone, menulis status pasient; memberikan obat
oral, Distribusi diit pasiens; mengganti linen for patient bed; Tindakan non-invasive
26. APD – Eye Protection
• Kacamata, goggles atau faceshield
• Untuk melindungi membrane mukosa mata selama tindakan yang
menghasilkan percikan darah, cairan tubuh, sekresi dan eksresi
• Pastikan goggles yang dikenakan fit di sekitar mata atau sesuai dengan
ukuran kacamata pribadi
• Pastikan faceshield menutupi dahi sampai bawah dagu dan melindungi
seluruh wajah
• Faceshield lebih nyaman dikenakan untuk petugas berkacamata
27.
28. Penggunaan Kembali dan
Dekontaminasi APD
APD Rekomendasi
Masker N95
• N95 tidak boleh di jemur bawah sinar matahari akan merusak material polypropylene.
• Dekontaminasi:menggantung di atas uap air panas dari air mendidih selama 10 menit,penetrasi baik, dapat
menurunkan fungsi filtrasi
• Sabun,Alkohol dan klorin TIDAK dianjurkan karena dapat menurunkan kapasitas penyaringan masker.
• Tidak rekomendasi untuk dire-use
Sepatu pelindung • Cuci dengan deterjen pada suhu 20 – 30 oC,disinfektan klorin ,bilas dengan air bersih,jemur.
Pelindung wajah dan
mata
• Dapat digunakan kembali setelah dibersihkan dengan lap dg air dan deterjen kemudian dengan larutan
disinfektan (klorin),bilas dengan air bersih,keringkan dengan dijemur/di lap bersih
Sarung tangan
• Tidak direkomendasikan oleh WHO. penggunaan kembali sarung tangan sekali pakai
• Sarung tangan diganti tiap berganti pasien.
Gaun
• Gaun (kain atau yang sekali pakai) dapat dikenakan oleh petugas kesehatan saat merawat pasien terkonfirmasi
COVID-19 ;harus diganti bila akan merawat pasien non-COVID-19,pindah Gedung lain
• Gaun yang tampak kotor atau terkontaminasi cairan tubuh harus dicuci sesuai standard
• Pencucian gaun dilakukan pada suhu 52,7 – 71°C selama minimal 25 menit.
• Disinfektan yang digunakan adalah klorin dengan konsentrasi 1 : 99
PPI DASAR_2022 28
29. CDC Reverses Guidance on Testing for Fully Vaccinated People
Ralph Ellis
July 29, 2021
Even if they're not showing symptoms, fully vaccinated people should "get tested 3-5 days after exposure
to someone with suspected or confirmed COVID-19 and wear a mask in public indoor settings for 14 days
after exposure or until they receive a negative test result,"
30. • The following principles should be applied:
• Perform hand hygiene before putting on and after removing PPE.
• Use appropriate PPE: medical mask, eye protection (googles or face shield),
long-sleeved gown and medical gloves.(7, 40) .
• It is not necessary for health workers to wear boots, coveralls and aprons
during routine care.(7)
• Extended use of medical masks, respirators, gowns and eye protection can be
applied during the care of COVID- 19 patients in the context of PPE shortages,
as described in the WHO’s rational use of personal protective equipment.(40)
A new set of gown and gloves are needed after caring for a COVID-19 patient
who is additionally colonized or infected with a multi-drug resistant organism.
31. Teknik Aseptik
• Gunakan instrument steril untuk melakukan Tindakan aseptic
• Lakukan teknik aseptic pada:
• Insersi & perawatan peralatan invasive
• Tindakan bedah
• Perawatan luka
• Buat SOP tentang pengumpulan, pengiriman dan penanganan
instrument perawatan pasien yang terkontaminasi darah atau
cairan tubuh
• Hilangkan kotoran pada instumrn kritkal dan semi kritikal
menggunakan sabun sebelum dilakukan Disinfeksi Tingkat
Tinggi (DTT) & sterilisasi)
• Kenakan APD (sarung tangan dan gown) untuk mencegah
kontaminasi saat menangai instrumen
5
32. Penyuntikan yang Aman &
Pencegahan Tertusuk Jarum
6
http://www.depts.washington.edu/edgh/app-ipc/web/injection_safety.html
34. Pencegahan Tertusuk Jarum
• Jangan recapping jarum bekas pakai
• Jangan mematahkan jarum, melepaskan, membengkokkan
jarum bekas pakai.
• Gunakan cara yang aman bila memberikan benda tajam
36. Membersihkan lingkungan
PPI DASAR_2022 36
Lingkungan pasien dibersihkan dengan air dan detergen secara teratur 2 kali/hari dan bila
tampak kotor/kena kotoran /cairan tubuh, termasuk meja dan keyboard komputer petugas
Tidak boleh kemoceng, hanya memindahkan debu, bukan membersihkan.
Pembersihan dinding, tirai,jendela bila tampak kotor/ kena kotoran
Sapu hanya boleh,digunakan untuk sudut ruangan dan tangga
Gunakan lobby duster atau mop,bahan microfiber
Tanaman hidup atau hiasan tidak direkomendasikan, dapat menjadi reservoir
37.
38. Rekomendasi dekontaminasi permukaan
Lakkukan 2 X/ hari atau kapan saja saat kotor
PEL
Kuning = kamar pasien
Biru = koridor
Merah = kamar mandi
Hijau = dapur
Gunakan bucket (ember +
pemeras)
LAP
Gunakan bahan microfiber
Lap dibasahi disinfektan
2 atau 3 EMBER
1. Air bersih
2. Air deterjen
3. Cairan disinfektan
Mop dibersihkan & keringkan,
ganti mop yang lain sambal
menunggu kering
39. Permukaan yang sering disentuh banyak orang
Ariyani Perdalin Pusat
Lakukkan setiap saat atau setiap
pergantian pasien
Cara membersihkan:
• Dari area bersih ke kotor
• Dari atas ke bawah
40. Penanganan Linen & Laundry
• Linen pasien mungkin terkontaminasi kuman
• Faktor risiko penularan dari linen: saat menangani, mengirim dan
mencucinya
• Prinsip penanganan linen:
1. Tidak mengibaskan linen sehingga kuman di linen dapat menyebar di udara
2. Hindari menyentuh orang lain atau pakaiannya dengan linen kotor
3. Letakkan linen kotor dalam suatu kantong laundry
• Kenakan APD saat menangani linen dengan kotoran (c/: feses) atau darah.
Bersihkan feses terlebih dahulu baru kemudian masukkan dalam kantong
linen kotor
• Simpan linen bersih dalam lemari tertutup
8
Guideline for Isolation Precautions: Preventing Transmission of Infectious Agentsin Healthcare Settings, CDC, 2007
41. 2-41
Penatalaksanaan Linen
Penanganan & transport
• Linen diganti 2 hari sekali,atau setiap kotor
• Transportasi dengan troley bersih dan kotor terpisah (warna berbeda ? tulisan identifikasi),
tertutup
• Linen terkena cairan tubuh, darah atau kotoran pasien = linen infeksius.
• Kirim linen bersih ke ruangan dalam kemasan tertutup dan trolley khusus untuk linen bersih
42. Pengelolaan Linen
• Pencucian linen dilakukan berdasarkan jenis linen; kotor & infeksius
• Mesin cuci untuk linen kotor berbeda dengan linen infeksius
• Pencucian linen infeksius:
• Mesin cuci dengan air hangat 60 – 90 0C dengan deterjen
• Kemudian rendam dalam 0,5% klorin selama + 30 menit
• Bilas dan keringkan
• Dibedakan dalam unit laundry, alur linen kotor dan linen bersih
• Buat tempat untuk pencucian trolley
• Usahakan tidak ada tempat penjemuran. Keringkan linen dengan mesin
pengering. Setrika dengan mesin dan lakukan pelipatan serta dikemas dengan
rapi
• Lakukan uji kualiltas mutu pencucian dengan uji mikrobiologi
Permenkes No. 27 tahun 2017
43. Penanganan Limbah
• Pisahkan tempat sampah berdasarkan jenis limbahnya
9
Jenis Limbah Warna Tempat
Sampah
Simbol Gambar
Infeksius Kuning
Non- Infeksius Hitam
Sitotoksik Ungu
Radioaktif Merah
Limbah kimia & farmasi Coklat
Limbah benda tajam
44. PENYIMPANAN LIMBAH
• Untuk limbah dengan karaklteristik infeksius, benda tajam
dan patologis, disimpan di tempat penyimpanan Limbah B3
sebelum dilakukan Pengangkutan Limbah B3, Pengolahan
Limbah B3 dan atau Penimbunan Limbah B3 paling lama :
1. 2 hari (dua) hari , pada temperature lebih besar dari
0ºC
2. 90 (Sembilan puluh) hari pada temperature sama
dengan atau lebih kecil dari 0º C sejak limbah B3
dihasilkan
• Untuk bahan limbah bahan kimia kadaluarsa , tumpahan, atau sisa
kemasan; radioaktif; farmasi; sitotoksik; peralatan medis yang
memiliki kandungan logam berat tinggi dan tabung gas atau
container bertekanan disimpan ditempat Penyimpanan Limbah B3
sebelum duilakukan pengangkutan Limbah B3, Pengolahan limbah
B3, dan atau Penimbunan Limbah B3 paling lama :
1. 90 (Sembilan puluh) hari, untuk limbah B3 yg dihasilkan
sebesar 50 kg per hari atau lebih
2. 180 (Seratus delapan puluh) hari limbah B3 yang dihasilkan
kurang dari 50 kg perhari. Sejak limbah B3 dihasilkan
Pasal 8 ayayat (2) huruf a Pasal 8 ayat (2) huruf b
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2019 TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT
45. Dekontaminasi Peralatan Kesehatan
10
Decontamination and reprocessing of medical devices for health-care facilities, WHO, 2016
Level Dekontaminasi
Cleaning Menghilangkan kotoran dari permukaan instrumen. Proses disinfeksi dan
sterilisasi tidak dapat dilakukan tanpa proses cleaning terlebih dahulu karena
kuman dapat bersembunyi di balik kotoran.
Disinfeksi Proses membunuh atau menghilangkan kuman namun tidak spora bakteri
Sterilisasi Proses membunuh kuman termasuk spora bakteri
46. Kategori instrumen
• Berdasarkan klasifikasi Spaulding, instrument dibagi menjadi:
Kategori Risiko Level Dekontaminasi Contoh instrumen
High (Kritikal)
Instrumen yang menembus
kulit atau membrane mukosa
atau masuk ke dalam organ
steril
sterilisasi Instrumen bedah, implant/
prosthesis, endoskop rigid,
syringe, jarum
Intermediate (Semi Kritikal)
Instrumen menyentuh
membrane mukosa atau cairan
tubuh
Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) Instrumen respiratori, flexible-
endoscope non-invasive, botol
urin
Low (non-kritikal)
Instrumen menyentuh kulit
Cleaning Manset tensi, stetoskop
Decontamination and Reprocessing of Medical Devices for Health-care Facilities, WHO, 2016
47. KESIMPULAN
• Kewaspadaan isolasi: kewaspadaan petugas kesehatan terhadap
kemungkinan penularan penyakit infeksi oleh kuman.
• Isolasi dilakukan untuk kumannya agar tidak menular kepada orang
lain di faskes.
• Dalam melaksanakan kewaspadaan isolasi, lakukan 10 hal
Kewaspadaan Standar dengan melihat cara penularan penyakit dalam
Kewaspadaan Transmisi.
• Kewaspadaan Standar adalah kegiatan standar yang harus dilakukan
di faskes untuk mencegah & mengendalikan penyakit infeksi.
48. REFERENSI
• Standard Precaution Guideline, WHO, 2022
• Isolation Precaution Guidelines, CDC, update 2021
• Guideline for Disinfection and Sterilization in Healthcare Facilities, CDC,
2008 Update: May 2019
• Decontamination and reprocessing of medical devices for health-care
facilities, WHO, 2016
• Minimum requirements for infection prevention and control programmes,
WHO, 2016
• WHO guideline on the use of safety-engineered syringes for intramuscular,
intradermal and subcutaneous injections in health care settings, WHO, 2016
• Permenkes Nomor 27 tahun 2017