081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
7. PENYUNTIKAN YANG AMAN_.pptx
1. PENYUNTIKAN YANG AMAN
GUNA MENCEGAH TERJADINYA PENYEBARAN INFEKSI
Disampaikan pada acara In House Training
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
2. TUJUAN PEMBELAJARAN
MENCEGAH TERJADINYA
PENULARAN INFEKSI
1. Mencegah terjadinya Infeksi
Luka Tusukan Jarum.
2. Peserta memahami tentang
Penyuntikan yang aman
3. Peserta mampu menerapkan
berbagai cara Penyuntikan yang
AMAN
4. Peserta melaksanakan tehnik
Penyuntikan yang aman
5. PENGERTIAN
PRAKTEK
PENYUNTIKAN
YANG AMAN
Suatu tindakan penyuntikan
(Insersi) yang :
1. Tidak membahayakan bagi
Penerima/ Pasien
2. Tidak memberikan Resiko
Tertusuk jarum bagi
PetugaS
3. Tidak menghasilkan
Limbah Medis yang
berbahaya bagi
Masyarakat
6. LATAR BELAKANG
1. Upaya Pencegahan Cidera atau Tertusuk
Jarum Suntik terhadap tertularnya penyakit
Menular seperti penyakit HEPATITIS dan
HIV.
2. Pusat pengendalian penyakit menular di
Amerika memperkirakan 385.000 orang
tertusuk jarum suntik dan benda tajam lainya
yang berkaitan dengan pekerjaanya di rumah
sakit, dan hampir rata-rata 1000 orang
mengalami cedera seperti itu perharinya.
3. 50 % Jarum yang menusuk Perawat,
Terkontaminasi virus HEPATITIS dan HIV
7. SEJARAH PENYUNTIKAN
ABAD - 19
Spuit terbuat dari gelas mulai di gunakan, dan di Amerika digunakan
dalam memberikan suntikan penicilin.
ABAD - 20
Telah dibuktikan bahwa menggunakan spuit dan jarum suntik yang
tidak steril dapat menimbulkan perpindahan infeksi patogen dari
penderia penyakit kuning kependerita lain, terutama di negara
negara yang sedang berkembang.
Pemberian suntikan yang tidak aman terbukti dapat memindahkan
penyakit Hepatitis B, Hepatitis C, Human immunodeficiency virus
(HIV) dan penyakit pembuluh darah lainya.
9. UPAYA PENYUNTIKAN
YANG AMAN
1. Dilakukan oleh Petugas Kesehatan yang
terlatih
2. Kebersihan Tangan
3. Penggunaan APD
4. Tindakan Aseptik
5. Pengelolaan sampah medis
6. Pemenuhan Sarana Prasarana
13. Kapan Dilakukan Penyuntikan?
1. Pengambilan darah pasien
2. Pemberian therapi ( IM,IV,IC)
3. Test /vaksin
4. Pemasangan infus
5. dll
14. PERSIAPAN SEBELUM KANULISASI I.V
1. Periksa status pasien
2. Identifikasi pasien
3. Persiapan pasien
4. Siapkan alat-alat
5. Periksa tgl. kadaluarsa dan
tanda-tanda kontaminasi.
6. Jaga sterilitas alat-alat
7. Kebersihan tangan
15. KANULISASI I.V
• Pegang I.V kateter
• Traksi kulit
• Perhatikan sudut insersi
• Tehnik insersi
• Visualisasi aliran darah
16. KANULISASI I.V
Buka tourniquet
Sisipkan kasa 2x2” di
bawah hub.
Tarik jarum keluar
Tekanan jari
Jarum tidak boleh
dimasukan kembali bila
sudah ditarik !
17. LANGKAH PENYUNTIKAN
YANG AMAN
1. Lakukan HH
2. Gunakan tehnik aseptik untuk mencegah kontaminasi pada
peralatan suntikan yang steriil
3. Jangan menempatkan obat di dalam spuit dengan pasien lebih
dari satu, walaupun hanya jarum atau spuit yang diganti
4. Syring/spuit, jarum, canula digunakan sekali pakai tidak untuk re
use
5. Gunakan infus set dan cairan infus hanya untuk satu pasien
jika sdh terbuka setelah digunakan karena resiko sudah
terkontaminasi
6. Gunakan vial single dose pada obat parental jika memungkinkan
7. Jangan gunakan obat multidosis pada obat ampul atau vial
18. 8. Jika vial multi dosis harus digunakan, MAKA
gunakan spuit atau jarum steril set
9. Simpan obat multi dosis sesuai petunjuk
pabrik dan pastikan tetap terjaga
kesetrilannya
10. Jangan gunakan cairan infus yang sama
untuk perawatan pasien berbeda
19. PERAWATAN DAN
PEMELIHARAAN
a. Antisepsis daerah insersi:
Bersihkan kulit dengan menggunakan antiseptic
(alkohol 70 % ) sebelum melakukan insersi.
Jika menggunakan iodine pada kulit sebelum insersi
maka bersihkan kembali dengan alkohol 70 %.
Jangan lakukan palpasi kembali pada daerah insersi
setelah dilakukan tindakan aseptik.
b. Dressing kateter
Gunakan kasa atau transparan dresiing untuk menutupi
daerah insersi
Segera ganti verban / transfaran derssing jika
lepas,rusak, basah atau kotor dan ganti verban lebih
sering pada pasien diaphoretic
Hindarkan terjadinya kontaminasi pada daerah insersi
pada saat melakukan dresing care.
24. MONITORING DAN EVALUASI
1. Inspeksi setiap pergantian ship
atau jika perlu
2. Gantidressing/penutup setiap
24 jam
3. Ganti kanula & infus set setiap
48-72 jam
4. Periksa sambungan, hindari
“Biofilm”
5. Mengganti infus set 48-72 jam
pada anak & Vena sentral
dengan prinsip aseptik
25. PERHATIAN
1. Petugas kesehatan jangan menjadi penyebab transmisi
penyakit yang disebabkan bloodborne virus
2. Lakukan pencegahan :
Standar Precaution/tehnik aseptik
Tehnik aspetik dalam memberikan therapi melui suntikan
atau pengambilan sample darah
Gunakan tehnik aseptik untuk mencegah kontaminaisi pada
peralatan injeksi steril
3. Gunakan single dose pada obat vila/ampul jika
memungkinkan
4. Gunakan spuit /jarum yang baru saat memberikan suntikan
5. Lakukan kebersihan tangan
6. Disinfeksi permukaan kulit dengan larutan antiseptik
26. KESIMPULAN
1. Penyuntikan harus dilakukan oleh Petugas yang telah
terlatih dengan menerapkan rekomendasi dari CDC
tentang Penyuntikan yang Aman
2. Ada Kebijakan / Posedur sebagai Panduan dalam
bekerja.
3. Diperlukan adanya sarana / fasilitas yang memadai
4. Limbah bekas Penyuntikan HARUS ditangani secara
tepat dan benar.
5. Kesadaran / Kepedulian Petugas terhadap Penyuntikan
yang aman sangat penting guna mencegah / menurunkan
kejadian Infeksi Nosokomial baik pada Pasien maupun
Petugas