SlideShare a Scribd company logo
1 of 50
Dan Pengendalian Infeksi
Pencegahan
By sisca
Tujuan Pembelajaran Umum
Peserta pelatihan mampu menjelaskan
tentang program Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi
Tujuan Pembelajaran
Khusus
Peserta Pelatihan memahami:
üKonsep Dasar Infeksi
üKewaspadaan standar dalam program Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Infeksi
daerah
operasi
Kita mesti
berbuat
apa.........???
Pencegahan
Pengendalian
Infeksi
✓ Peraturan Menteri Kesehatan RI
nomor 27 tahun 2017 tentang
PEDOMAN PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI DI
FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN
✓Standar Nasional Akreditasi
Rumah Sakit (SNARS) edisi 1-
2018
salah satu masalah
kesehatan
diberbagai negara
di dunia
Penyakit Infeksi terkait pelayanan
kesehatan/
Healthcare Associated
Infection (HAIs)
background
HAIs yang ditimbulkan berdampak
secara langsung sebagai beban
ekonomi negara
Fasyankes
konsisten
melaksanakan
program
PPI
Perkembangan Iptek, khususnya di bidang
pelayanan kesehatan
perawatan pasien tidak hanya dilayani di RS,
tetapi juga di fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya, bahkan “home care”.
Pedoman PPI sbg acuan Melindungi
masyarakat, patient safety
efisiensi pada manajemen fasilitas
pelayanan kesehatan dan peningkatan
kualitas pelayanan
meningkatkan kualitas
pelayanan di fasyankes,
sehingga melindungi sumber
daya manusia kesehatan,
pasien dan masyarakat dari
penyakit infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan
k
ke
ew
w
as
a
ps
ap
da
a
ad
n a
sta
an
n
da
s
rtandar
kewaspadaan
berdasarkan transmisi
Bundles
Penggunaan
antimikroba bijak
Surveilans
Pendidikan dan
pelatihan
KONSEP DASAR PENYAKIT INFEKSI
Penyakit infeksi yang didapat di rumah
sakit, beberapa waktu yang lalu disebut
sebagai Infeksi Nosokomial (Hospital
Acquired Infection).
ükejadian infeksi tidak hanya berasal dari
RS, tetapi juga dapat dari fasyankes
lainnya.
üTidak terbatas infeksi kepada pasien 
petugas kesehatan dan pengunjung yang
tertular pada saat berada di dalam
lingkungan fasyankes
Infeksi dari
masyarakat/komunitas
(Community Acquired
Infection)
Berdasar su
ari RS (Healthcare-
iated Infections/HAIs).
Lebih luas
pengertiannya
KONSEP DASAR PENYAKIT INFEKSI
Pengertian infeksi
Infeksi terkait pelayanan kes (HAIs)
Rantai penularan infeksi
Jenis HAIs
Fektor risiko
Untuk memastikan adanya
HAIs & Untuk menyusun
strategi PPI
Infeksi
merupakan suatu keadaan
yang disebabkan oleh
mikroorganisme patogen,
dengan/tanpa disertai gejala
klinik
Agent
reservoirs
Portal of
exit
Means of
transmission
Portal of
entry
Host
rangkaian yang
harus ada untuk
menimbulkan
infeksi
apabila satu mata rantai
diputus atau dihilangkan,
maka penularan infeksi
dapat dicegah atau
dihentikan
(Healthcare Associated Infections) infeksi
yang terjadi pada pasien selama perawatan
di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya
dimana ketika masuk tidak ada infeksi dan
tidak dalam masa inkubasi,
termasuk infeksi dalam rumah sakit tapi
muncul setelah pasien pulang,
juga infeksi karena pekerjaan pada petugas
rumah sakit dan tenaga kesehatan terkait
proses pelayanan kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan
HAIs
Jenis HAIs
Infeksi
Saluran
Kemih (ISK)
Infeksi
Daerah
Operasi
(IDO)
Ventilator
associated
pneumonia
(VAP)
Infeksi
Aliran
Darah
(IAD)
Faktor Risiko HAIs
Umur Neonatus dan lanjut usia lebih rentan
immunocompromised Status imun rendah (penderita pyk kronik,
tumor ganas dll)
Gangguaninterupsi
barier anatomis
Pemakaian kateter urin (ISK), prosedur op
(IDO)/Surgical site infection, dll
Implantasi benda asing Pemakaian implant pd operasi tulang,
kontrasepsi dll
Pemakaian antibiotik tidak bijak resisten
Perubahan mikroflora
normal
KEWASPADAAN
STANDAR
dirancang untuk diterapkan secara rutin dalam
perawatan seluruh pasien di RS dan fasyankes
lainnya, baik yang telah didiagnosis,diduga
terinfeksi atau kolonisasi.
Diterapkan untuk mencegah transmisi silang
sebelum pasien di diagnosis, sebelum adanya
hasil pemeriksaan laboratorium dan setelah
pasien didiagnosis.
Komponen utama
Kewaspadaan Standar
Kebersihan tangan
Alat pelindung diri
Dekontaminasi peralatan
perawatan pasien
Kesehatan lingkungan
Pengelolaan limbah
Penatalaksanaan linen
Perlindungan kesehatan
petugas
Penempatan pasien
Hygiene/respirasi/etika
batuk bersin
Praktik menyuntik
yang aman
Praktik lumbal pungsi
Kebersihan tangan
1
Cuci tangan menggunakan
alkohol (alcohol-based handrubs)
bila tangan tidak tampak kotor
Cuci tangan menggunakan sabun dan air
mengalir
✓Bila tangan tampak kotor, terkena kontak
cairan tubuh pasien yaitu darah, cairan tubuh
sekresi, ekskresi, kulit yang tidak utuh, ganti
verband, walaupun telah memakai sarung
tangan.
✓Bila tangan beralih dari area tubuh yang
terkontaminasi ke area lainnya yang bersih,
Kuku petugas harus selalu bersih dan
terpotong pendek, tanpa kuku palsu,
tanpa memakai perhiasan cincin
factors that decrease the effectiveness of hand hygiene
dermatitis
✓Skin blisters /
Long
nails > 3-4 mm
✓Nails with nail
polish
Ring Bracelet /
watch
Alat Pelindung Diri
2
Alat pelindung diri
adalah pakaian khusus
atau peralatan yang di
pakai petugas untuk
memproteksi diri dari
bahaya fisik, kimia,
biologi/bahan infeksius.
APD terdiri dari :
✓sarung tangan
✓masker/Respirator Partikulat
✓pelindung mata (goggle) ü
perisai/pelindung wajah ü kap
penutup kepala
✓gaun pelindung/apron
✓sandal/sepatu tertutup
(Sepatu Boot).
melindungi kulit dan
membran mukosa dari
resiko pajanan darah,
cairan tubuh, sekret,
ekskreta, kulit yang
tidak utuh dan selaput
lendir dari pasien ke
petugas dan sebaliknya.
TujuanPemakaian APD
Indikasi jika melakukan tindakan yang
memungkinkan tubuh atau membran mukosa
terkena atau terpercik darah atau cairan tubuh
atau kemungkinan pasien terkontaminasi dari
petugas.
ilakukan jika tindakan
n.
Melepas APD segera d
sudah selesai di lakuka
idak dibenarkan men
eher, memakai sarung
T
l
ggantung masker di
tangan sambil menulis
dan menyentuh permukaan lingkungan.
Dekontaminasi peralatan perawatan pasien
3
penatalaksanaan peralatan bekas
pakai perawatan pasien yang
terkontaminasi darah atau cairan
tubuh.
leaning cleaning Disinfek sasi
Pengendalian Lingkungan
4
Perbaikan kualitas udara,
kualitas air, dan
permukaan lingkungan,
serta desain dan
konstruksi bangunan,
dilakukan untuk
mencegah transmisi
mikroorganisme kepada
pasien, petugas dan
pengunjung
Pengelolaan Limbah
5
RS dan fasyankes lain sebagai sarana
pelayanan kesehatan adalah tempat
berkumpulnya orang sakit maupun
sehat, dapat menjadi tempat
sumber penularan penyakit serta
memungkinkan terjadinya
pencemaran lingkungan dan
gangguan kesehatan, juga
menghasilkan limbah yang dapat
menularkan penyakit
Penatalaksanaan Linen
6
➢Petugas yang menangani linen harus mengenakan APD
(sarung tangan rumah tangga, gaun, apron, masker dan
sepatu tertutup).
➢Linen dipisahkan berdasarkan linen kotor dan linen
terkontaminasi cairan tubuh
➢pemisahan dilakukan sejak dari lokasi penggunaannya oleh
perawat atau petugas.
➢Minimalkan penanganan linen kotor untuk mencegah
kontaminasi ke udara dan petugas yang menangani linen
tersebut. Semua linen kotor segera dibungkus/dimasukkan ke
dalam kantong kuning di lokasi penggunaannya dan tidak
boleh disortir atau dicuci di lokasi dimana linen dipakai.
ØLinen yang terkontaminasi dengan darah atau cairan
tubuh lainnya harus dibungkus, dimasukkan kantong
kuning dan diangkut/ditranportasikan secara berhati-
hati agar tidak terjadi kebocoran.
ØBuang terlebih dahulu kotoran seperti faeces ke washer
bedpan, spoelhoek atau toilet dan segera tempatkan
linen terkontaminasi ke dalam kantong
kuning/infeksius.
ØPengangkutan dengan troli yang terpisah, untuk linen
kotor atau terkontaminasi dimasukkan ke dalam
kantong kuning. Pastikan kantong tidak bocor dan tidak
lepas ikatan selama transportasi.Kantong tidak
perlu ganda.
ØPastikan alur linen kotor dan linen terkontaminasi
sampai di laundry TERPISAH dengan linen yang
sudah bersih.
ØCuci dan keringkan linen di ruang laundry. Linen
terkontaminasi seyogyanya langsung masuk mesin
cuci yang segera diberi disinfektan.
ØUntuk menghilangkan cairan tubuh yang infeksius
pada linen dilakukan melalui 2 tahap yaitu
menggunakan deterjen dan selanjutnya dengan
Natrium hipoklorit (Klorin) 0,5%.
ØApabila dilakukan perendaman maka harus
diletakkan di wadah tertutup agar tidak
menyebabkan toksik bagi petugas.
Perlindungan Kesehatan Petugas
7
pemeriksaan kesehatan berkala terhadap
semua petugas baik tenaga kesehatan
maupun tenaga nonkesehatan
Fasyankes harus mempunyai kebijakan
untuk penatalaksanaan akibat tusukan
jarum atau benda tajam bekas pakai pasien
Petugas harus selalu waspada dan hati-
hati dalam bekerja untuk mencegah
terjadinya trauma saat menangani jarum,
scalpel dan alat tajam lain yang dipakai
setelah prosedur, saat membersihkan
instrumen dan saat membuang jarum
Penempatan Pasien
8
q Tempatkan pasien infeksius terpisah dengan pasien non
infeksius.
q Penempatan pasien disesuaikan dengan pola transmisi
infeksi penyakit pasien (kontak, droplet, airborne)
sebaiknya ruangan tersendiri.
q Bila tidak tersedia ruang tersendiri, dibolehkan dirawat
bersama pasien lain yang jenis infeksinya sama dengan
menerapkan sistem cohorting. Jarak antara tempat tidur
minimal 1 meter. Untuk menentukan pasien yang dapat
disatukan dalam satu ruangan, dikonsultasikan terlebih
dahulu kepada Komite atau Tim PPI.
q Semua ruangan terkait cohorting harus diberi tanda
kewaspadaan berdasarkan jenis transmisinya
(kontak,droplet, airborne).
Penempatan Pasien
8
qPasien yang tidak dapat menjaga kebersihan
diri atau lingkungannya seyogyanya
dipisahkan tersendiri.
qMobilisasi pasien infeksius yang jenis
transmisinya melalui udara (airborne) agar
dibatasi di lingkungan fasilitas pelayanan
kesehatan untuk menghindari terjadinya
transmisi penyakit yang tidak perlu kepada
yang lain.
qPasien HIV tidak diperkenankan dirawat
bersama dengan pasien TB dalam satu
ruangan tetapi pasien TB-HIV dapat dirawat
dengan sesama pasien TB.
1. Diterapkan untuk semua orang
terutama pada kasus infeksi dengan
jenis transmisi airborne dan droplet.
2. Fasyankes harus menyediakan sarana
cuci tangan seperti wastafel dengan
air mengalir, tisu, sabun cair, tempat
sampah infeksius dan masker bedah.
3. Petugas, pasien dan pengunjung
dengan gejala infeksi saluran napas,
harus melaksanakan dan mematuhi
langkah-langkah etika batuk atau
Kebersihan Pernapasan, etika batuk dan bersin
9
Praktik menyuntik yang aman
10
qMenerapkan aseptic technique untuk mecegah
kontaminasi alat-alat injeksi
qTidak menggunakan spuit yang sama untuk
penyuntikan lebih dari satu pasien walaupun
jarum suntiknya diganti
qSemua alat suntik yang dipergunakan harus satu
kali pakai untuk satu pasien dan satu prosedur
qGunakan cairan pelarut/flushing hanya untuk
satu kali (NaCl, WFI, dll)
qGunakan single dose untuk obat injeksi (bila
memungkinkan) .
Praktik menyuntik yang aman
10
qTidak memberikan obat-obat single dose
kepada lebih dari satu pasien atau
mencampur obat-obat sisa dari vial/ampul
untuk pemberian berikutnya.
qBila harus menggunakan obat-obat multi
dose,semua alat yang akan dipergunakan
harus steril
qSimpan obat-obat multi dose sesuai dengan
rekomendasi dari pabrik yang membuat
qTidak menggunakan cairan pelarut untuk
lebih dari 1 pasien (kategori IB)
Praktik lumbal pungsi yang aman
11
▪ Semua petugas harus memakai
masker bedah, gaun bersih, sarung
tangan steril saat akan melakukan
tindakan lumbal pungsi, anestesi
spinal/epidural/pasang kateter vena
sentral.
▪ Penggunaan masker bedah pada
petugas dibutuhkan agar tidak
terjadi droplet flora orofaring yang
dapat menimbulkan meningitis
bakterial.
aristoteles

More Related Content

Similar to PPI-2019.ppt

sosialisasi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) lokbul bulan Agustus.pptx
sosialisasi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) lokbul bulan Agustus.pptxsosialisasi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) lokbul bulan Agustus.pptx
sosialisasi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) lokbul bulan Agustus.pptxAnggitaDwiP1
 
Materi-PPI-untuk-Umum.pptx
Materi-PPI-untuk-Umum.pptxMateri-PPI-untuk-Umum.pptx
Materi-PPI-untuk-Umum.pptxAuliaEko
 
1.PENCEGAHAN DAN PENGGENDALIAN INFEKSI puskesmas kebon jeruk 2022 edit.pptx
1.PENCEGAHAN DAN PENGGENDALIAN INFEKSI puskesmas kebon jeruk 2022 edit.pptx1.PENCEGAHAN DAN PENGGENDALIAN INFEKSI puskesmas kebon jeruk 2022 edit.pptx
1.PENCEGAHAN DAN PENGGENDALIAN INFEKSI puskesmas kebon jeruk 2022 edit.pptxmiftahuljannah714616
 
PPT PPI des 2023.pptx
PPT PPI des 2023.pptxPPT PPI des 2023.pptx
PPT PPI des 2023.pptxAnaSagitaFony
 
Workshop PPI Untuk Calon Surveyor
Workshop PPI Untuk Calon SurveyorWorkshop PPI Untuk Calon Surveyor
Workshop PPI Untuk Calon SurveyorPatenPisan1
 
Penerapan Kewaspadaan Standar di Fasilitas Pelayanan Kesehatan - WHO
Penerapan Kewaspadaan Standar di Fasilitas Pelayanan Kesehatan - WHO Penerapan Kewaspadaan Standar di Fasilitas Pelayanan Kesehatan - WHO
Penerapan Kewaspadaan Standar di Fasilitas Pelayanan Kesehatan - WHO uning wikandari
 
Kewaspadaan umum (universal precautions)
Kewaspadaan umum (universal precautions) Kewaspadaan umum (universal precautions)
Kewaspadaan umum (universal precautions) pjj_kemenkes
 
SUPERVISI fasilitatif praktek dokter umum di era new.pptx
SUPERVISI fasilitatif praktek dokter umum di era new.pptxSUPERVISI fasilitatif praktek dokter umum di era new.pptx
SUPERVISI fasilitatif praktek dokter umum di era new.pptxDocApizz
 
PPI 13-MATERI Apd-Dalam-Ppi.pptx
PPI 13-MATERI Apd-Dalam-Ppi.pptxPPI 13-MATERI Apd-Dalam-Ppi.pptx
PPI 13-MATERI Apd-Dalam-Ppi.pptxfaizahdr
 
ZOOMINAR 26ULI 2020_Bu Nela.pdf
ZOOMINAR 26ULI 2020_Bu Nela.pdfZOOMINAR 26ULI 2020_Bu Nela.pdf
ZOOMINAR 26ULI 2020_Bu Nela.pdfermasafitri6
 
KEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI.pdf
KEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI.pdfKEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI.pdf
KEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI.pdfMahaendriningtiyastu
 
program PPI rs Kandou aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
program PPI rs Kandou aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaprogram PPI rs Kandou aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
program PPI rs Kandou aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaamandagiautry
 
BUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdf
BUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdfBUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdf
BUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdfssuser1519bc
 
MPI.3 Pencegahan Penyakit Infeksi
MPI.3 Pencegahan Penyakit Infeksi MPI.3 Pencegahan Penyakit Infeksi
MPI.3 Pencegahan Penyakit Infeksi Oktarina Permatasari
 
PERSENTASI PROGRAM TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI .ppt
PERSENTASI PROGRAM TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI .pptPERSENTASI PROGRAM TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI .ppt
PERSENTASI PROGRAM TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI .pptPPIRSUSyifaMedina
 

Similar to PPI-2019.ppt (20)

sosialisasi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) lokbul bulan Agustus.pptx
sosialisasi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) lokbul bulan Agustus.pptxsosialisasi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) lokbul bulan Agustus.pptx
sosialisasi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) lokbul bulan Agustus.pptx
 
Materi-PPI-untuk-Umum.pptx
Materi-PPI-untuk-Umum.pptxMateri-PPI-untuk-Umum.pptx
Materi-PPI-untuk-Umum.pptx
 
PPI-UMSIDA.pptx
PPI-UMSIDA.pptxPPI-UMSIDA.pptx
PPI-UMSIDA.pptx
 
1.PENCEGAHAN DAN PENGGENDALIAN INFEKSI puskesmas kebon jeruk 2022 edit.pptx
1.PENCEGAHAN DAN PENGGENDALIAN INFEKSI puskesmas kebon jeruk 2022 edit.pptx1.PENCEGAHAN DAN PENGGENDALIAN INFEKSI puskesmas kebon jeruk 2022 edit.pptx
1.PENCEGAHAN DAN PENGGENDALIAN INFEKSI puskesmas kebon jeruk 2022 edit.pptx
 
PPT PPI des 2023.pptx
PPT PPI des 2023.pptxPPT PPI des 2023.pptx
PPT PPI des 2023.pptx
 
Workshop PPI Untuk Calon Surveyor
Workshop PPI Untuk Calon SurveyorWorkshop PPI Untuk Calon Surveyor
Workshop PPI Untuk Calon Surveyor
 
Penerapan Kewaspadaan Standar di Fasilitas Pelayanan Kesehatan - WHO
Penerapan Kewaspadaan Standar di Fasilitas Pelayanan Kesehatan - WHO Penerapan Kewaspadaan Standar di Fasilitas Pelayanan Kesehatan - WHO
Penerapan Kewaspadaan Standar di Fasilitas Pelayanan Kesehatan - WHO
 
Kewaspadaan umum (universal precautions)
Kewaspadaan umum (universal precautions) Kewaspadaan umum (universal precautions)
Kewaspadaan umum (universal precautions)
 
Patient Safety 4
Patient Safety 4Patient Safety 4
Patient Safety 4
 
KEWASPADAAN STANDAR.ppt
KEWASPADAAN STANDAR.pptKEWASPADAAN STANDAR.ppt
KEWASPADAAN STANDAR.ppt
 
SUPERVISI fasilitatif praktek dokter umum di era new.pptx
SUPERVISI fasilitatif praktek dokter umum di era new.pptxSUPERVISI fasilitatif praktek dokter umum di era new.pptx
SUPERVISI fasilitatif praktek dokter umum di era new.pptx
 
PPI 13-MATERI Apd-Dalam-Ppi.pptx
PPI 13-MATERI Apd-Dalam-Ppi.pptxPPI 13-MATERI Apd-Dalam-Ppi.pptx
PPI 13-MATERI Apd-Dalam-Ppi.pptx
 
ZOOMINAR 26ULI 2020_Bu Nela.pdf
ZOOMINAR 26ULI 2020_Bu Nela.pdfZOOMINAR 26ULI 2020_Bu Nela.pdf
ZOOMINAR 26ULI 2020_Bu Nela.pdf
 
KEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI.pdf
KEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI.pdfKEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI.pdf
KEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI.pdf
 
PENERAPAN PPI DI PUSKESMAS.pptx
PENERAPAN PPI DI PUSKESMAS.pptxPENERAPAN PPI DI PUSKESMAS.pptx
PENERAPAN PPI DI PUSKESMAS.pptx
 
program PPI rs Kandou aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
program PPI rs Kandou aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaprogram PPI rs Kandou aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
program PPI rs Kandou aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
BUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdf
BUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdfBUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdf
BUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdf
 
MPI.3 Pencegahan Penyakit Infeksi
MPI.3 Pencegahan Penyakit Infeksi MPI.3 Pencegahan Penyakit Infeksi
MPI.3 Pencegahan Penyakit Infeksi
 
Patient safety
Patient safetyPatient safety
Patient safety
 
PERSENTASI PROGRAM TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI .ppt
PERSENTASI PROGRAM TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI .pptPERSENTASI PROGRAM TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI .ppt
PERSENTASI PROGRAM TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI .ppt
 

Recently uploaded

Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 

Recently uploaded (19)

Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 

PPI-2019.ppt

  • 2. Tujuan Pembelajaran Umum Peserta pelatihan mampu menjelaskan tentang program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
  • 3. Tujuan Pembelajaran Khusus Peserta Pelatihan memahami: üKonsep Dasar Infeksi üKewaspadaan standar dalam program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
  • 4.
  • 5.
  • 6.
  • 8.
  • 11. ✓ Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 27 tahun 2017 tentang PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN ✓Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) edisi 1- 2018
  • 12. salah satu masalah kesehatan diberbagai negara di dunia Penyakit Infeksi terkait pelayanan kesehatan/ Healthcare Associated Infection (HAIs) background
  • 13. HAIs yang ditimbulkan berdampak secara langsung sebagai beban ekonomi negara
  • 15. Perkembangan Iptek, khususnya di bidang pelayanan kesehatan perawatan pasien tidak hanya dilayani di RS, tetapi juga di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, bahkan “home care”. Pedoman PPI sbg acuan Melindungi masyarakat, patient safety efisiensi pada manajemen fasilitas pelayanan kesehatan dan peningkatan kualitas pelayanan
  • 16. meningkatkan kualitas pelayanan di fasyankes, sehingga melindungi sumber daya manusia kesehatan, pasien dan masyarakat dari penyakit infeksi yang terkait pelayanan kesehatan
  • 18. KONSEP DASAR PENYAKIT INFEKSI Penyakit infeksi yang didapat di rumah sakit, beberapa waktu yang lalu disebut sebagai Infeksi Nosokomial (Hospital Acquired Infection). ükejadian infeksi tidak hanya berasal dari RS, tetapi juga dapat dari fasyankes lainnya. üTidak terbatas infeksi kepada pasien  petugas kesehatan dan pengunjung yang tertular pada saat berada di dalam lingkungan fasyankes Infeksi dari masyarakat/komunitas (Community Acquired Infection) Berdasar su ari RS (Healthcare- iated Infections/HAIs). Lebih luas pengertiannya
  • 19. KONSEP DASAR PENYAKIT INFEKSI Pengertian infeksi Infeksi terkait pelayanan kes (HAIs) Rantai penularan infeksi Jenis HAIs Fektor risiko Untuk memastikan adanya HAIs & Untuk menyusun strategi PPI
  • 20. Infeksi merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen, dengan/tanpa disertai gejala klinik
  • 21. Agent reservoirs Portal of exit Means of transmission Portal of entry Host rangkaian yang harus ada untuk menimbulkan infeksi apabila satu mata rantai diputus atau dihilangkan, maka penularan infeksi dapat dicegah atau dihentikan
  • 22. (Healthcare Associated Infections) infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dimana ketika masuk tidak ada infeksi dan tidak dalam masa inkubasi, termasuk infeksi dalam rumah sakit tapi muncul setelah pasien pulang, juga infeksi karena pekerjaan pada petugas rumah sakit dan tenaga kesehatan terkait proses pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan HAIs
  • 24. Faktor Risiko HAIs Umur Neonatus dan lanjut usia lebih rentan immunocompromised Status imun rendah (penderita pyk kronik, tumor ganas dll) Gangguaninterupsi barier anatomis Pemakaian kateter urin (ISK), prosedur op (IDO)/Surgical site infection, dll Implantasi benda asing Pemakaian implant pd operasi tulang, kontrasepsi dll Pemakaian antibiotik tidak bijak resisten Perubahan mikroflora normal
  • 25. KEWASPADAAN STANDAR dirancang untuk diterapkan secara rutin dalam perawatan seluruh pasien di RS dan fasyankes lainnya, baik yang telah didiagnosis,diduga terinfeksi atau kolonisasi. Diterapkan untuk mencegah transmisi silang sebelum pasien di diagnosis, sebelum adanya hasil pemeriksaan laboratorium dan setelah pasien didiagnosis.
  • 26. Komponen utama Kewaspadaan Standar Kebersihan tangan Alat pelindung diri Dekontaminasi peralatan perawatan pasien Kesehatan lingkungan Pengelolaan limbah Penatalaksanaan linen Perlindungan kesehatan petugas Penempatan pasien Hygiene/respirasi/etika batuk bersin Praktik menyuntik yang aman Praktik lumbal pungsi
  • 27. Kebersihan tangan 1 Cuci tangan menggunakan alkohol (alcohol-based handrubs) bila tangan tidak tampak kotor Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir ✓Bila tangan tampak kotor, terkena kontak cairan tubuh pasien yaitu darah, cairan tubuh sekresi, ekskresi, kulit yang tidak utuh, ganti verband, walaupun telah memakai sarung tangan. ✓Bila tangan beralih dari area tubuh yang terkontaminasi ke area lainnya yang bersih, Kuku petugas harus selalu bersih dan terpotong pendek, tanpa kuku palsu, tanpa memakai perhiasan cincin
  • 28. factors that decrease the effectiveness of hand hygiene dermatitis ✓Skin blisters / Long nails > 3-4 mm ✓Nails with nail polish Ring Bracelet / watch
  • 29. Alat Pelindung Diri 2 Alat pelindung diri adalah pakaian khusus atau peralatan yang di pakai petugas untuk memproteksi diri dari bahaya fisik, kimia, biologi/bahan infeksius.
  • 30. APD terdiri dari : ✓sarung tangan ✓masker/Respirator Partikulat ✓pelindung mata (goggle) ü perisai/pelindung wajah ü kap penutup kepala ✓gaun pelindung/apron ✓sandal/sepatu tertutup (Sepatu Boot).
  • 31. melindungi kulit dan membran mukosa dari resiko pajanan darah, cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir dari pasien ke petugas dan sebaliknya. TujuanPemakaian APD
  • 32. Indikasi jika melakukan tindakan yang memungkinkan tubuh atau membran mukosa terkena atau terpercik darah atau cairan tubuh atau kemungkinan pasien terkontaminasi dari petugas. ilakukan jika tindakan n. Melepas APD segera d sudah selesai di lakuka idak dibenarkan men eher, memakai sarung T l ggantung masker di tangan sambil menulis dan menyentuh permukaan lingkungan.
  • 33. Dekontaminasi peralatan perawatan pasien 3 penatalaksanaan peralatan bekas pakai perawatan pasien yang terkontaminasi darah atau cairan tubuh. leaning cleaning Disinfek sasi
  • 34. Pengendalian Lingkungan 4 Perbaikan kualitas udara, kualitas air, dan permukaan lingkungan, serta desain dan konstruksi bangunan, dilakukan untuk mencegah transmisi mikroorganisme kepada pasien, petugas dan pengunjung
  • 35. Pengelolaan Limbah 5 RS dan fasyankes lain sebagai sarana pelayanan kesehatan adalah tempat berkumpulnya orang sakit maupun sehat, dapat menjadi tempat sumber penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan, juga menghasilkan limbah yang dapat menularkan penyakit
  • 36.
  • 37.
  • 38.
  • 39. Penatalaksanaan Linen 6 ➢Petugas yang menangani linen harus mengenakan APD (sarung tangan rumah tangga, gaun, apron, masker dan sepatu tertutup). ➢Linen dipisahkan berdasarkan linen kotor dan linen terkontaminasi cairan tubuh ➢pemisahan dilakukan sejak dari lokasi penggunaannya oleh perawat atau petugas. ➢Minimalkan penanganan linen kotor untuk mencegah kontaminasi ke udara dan petugas yang menangani linen tersebut. Semua linen kotor segera dibungkus/dimasukkan ke dalam kantong kuning di lokasi penggunaannya dan tidak boleh disortir atau dicuci di lokasi dimana linen dipakai.
  • 40. ØLinen yang terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh lainnya harus dibungkus, dimasukkan kantong kuning dan diangkut/ditranportasikan secara berhati- hati agar tidak terjadi kebocoran. ØBuang terlebih dahulu kotoran seperti faeces ke washer bedpan, spoelhoek atau toilet dan segera tempatkan linen terkontaminasi ke dalam kantong kuning/infeksius. ØPengangkutan dengan troli yang terpisah, untuk linen kotor atau terkontaminasi dimasukkan ke dalam kantong kuning. Pastikan kantong tidak bocor dan tidak lepas ikatan selama transportasi.Kantong tidak perlu ganda.
  • 41. ØPastikan alur linen kotor dan linen terkontaminasi sampai di laundry TERPISAH dengan linen yang sudah bersih. ØCuci dan keringkan linen di ruang laundry. Linen terkontaminasi seyogyanya langsung masuk mesin cuci yang segera diberi disinfektan. ØUntuk menghilangkan cairan tubuh yang infeksius pada linen dilakukan melalui 2 tahap yaitu menggunakan deterjen dan selanjutnya dengan Natrium hipoklorit (Klorin) 0,5%. ØApabila dilakukan perendaman maka harus diletakkan di wadah tertutup agar tidak menyebabkan toksik bagi petugas.
  • 42. Perlindungan Kesehatan Petugas 7 pemeriksaan kesehatan berkala terhadap semua petugas baik tenaga kesehatan maupun tenaga nonkesehatan Fasyankes harus mempunyai kebijakan untuk penatalaksanaan akibat tusukan jarum atau benda tajam bekas pakai pasien Petugas harus selalu waspada dan hati- hati dalam bekerja untuk mencegah terjadinya trauma saat menangani jarum, scalpel dan alat tajam lain yang dipakai setelah prosedur, saat membersihkan instrumen dan saat membuang jarum
  • 43. Penempatan Pasien 8 q Tempatkan pasien infeksius terpisah dengan pasien non infeksius. q Penempatan pasien disesuaikan dengan pola transmisi infeksi penyakit pasien (kontak, droplet, airborne) sebaiknya ruangan tersendiri. q Bila tidak tersedia ruang tersendiri, dibolehkan dirawat bersama pasien lain yang jenis infeksinya sama dengan menerapkan sistem cohorting. Jarak antara tempat tidur minimal 1 meter. Untuk menentukan pasien yang dapat disatukan dalam satu ruangan, dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Komite atau Tim PPI. q Semua ruangan terkait cohorting harus diberi tanda kewaspadaan berdasarkan jenis transmisinya (kontak,droplet, airborne).
  • 44. Penempatan Pasien 8 qPasien yang tidak dapat menjaga kebersihan diri atau lingkungannya seyogyanya dipisahkan tersendiri. qMobilisasi pasien infeksius yang jenis transmisinya melalui udara (airborne) agar dibatasi di lingkungan fasilitas pelayanan kesehatan untuk menghindari terjadinya transmisi penyakit yang tidak perlu kepada yang lain. qPasien HIV tidak diperkenankan dirawat bersama dengan pasien TB dalam satu ruangan tetapi pasien TB-HIV dapat dirawat dengan sesama pasien TB.
  • 45. 1. Diterapkan untuk semua orang terutama pada kasus infeksi dengan jenis transmisi airborne dan droplet. 2. Fasyankes harus menyediakan sarana cuci tangan seperti wastafel dengan air mengalir, tisu, sabun cair, tempat sampah infeksius dan masker bedah. 3. Petugas, pasien dan pengunjung dengan gejala infeksi saluran napas, harus melaksanakan dan mematuhi langkah-langkah etika batuk atau Kebersihan Pernapasan, etika batuk dan bersin 9
  • 46.
  • 47. Praktik menyuntik yang aman 10 qMenerapkan aseptic technique untuk mecegah kontaminasi alat-alat injeksi qTidak menggunakan spuit yang sama untuk penyuntikan lebih dari satu pasien walaupun jarum suntiknya diganti qSemua alat suntik yang dipergunakan harus satu kali pakai untuk satu pasien dan satu prosedur qGunakan cairan pelarut/flushing hanya untuk satu kali (NaCl, WFI, dll) qGunakan single dose untuk obat injeksi (bila memungkinkan) .
  • 48. Praktik menyuntik yang aman 10 qTidak memberikan obat-obat single dose kepada lebih dari satu pasien atau mencampur obat-obat sisa dari vial/ampul untuk pemberian berikutnya. qBila harus menggunakan obat-obat multi dose,semua alat yang akan dipergunakan harus steril qSimpan obat-obat multi dose sesuai dengan rekomendasi dari pabrik yang membuat qTidak menggunakan cairan pelarut untuk lebih dari 1 pasien (kategori IB)
  • 49. Praktik lumbal pungsi yang aman 11 ▪ Semua petugas harus memakai masker bedah, gaun bersih, sarung tangan steril saat akan melakukan tindakan lumbal pungsi, anestesi spinal/epidural/pasang kateter vena sentral. ▪ Penggunaan masker bedah pada petugas dibutuhkan agar tidak terjadi droplet flora orofaring yang dapat menimbulkan meningitis bakterial.