SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
1
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk Allah SWT yang paling sempurna. Manusia
berbeda dengan ciptaan Allah SWT yang lainnya karena manusia dilengkapi
dengan akal pikiran dan hawa nafsu. Nafsu manusia kadang membawa kepada hal-
hal yang buruk. Itulah sebabnya manusia dilengkapi dengan akal agar manusia bisa
mengontrol nafsu tersebut dan menyalurkannya pada tempat yang benar. Adanya
pernikahan merupakan jalan bagi manusia untuk menyalurkan nafsunya dengan
benar dan sesuai dengan ajaran Islam.
Allah SWT tidak menjadikan manusia seperti makhluk lainnya yang hidup
bebas mengikuti nalurinya dan berhubungan secara anarkhi tanpa aturan. Demi
menjaga kehormatan dan martabat kemuliaan manusia, Allah mengadakan hukum
sesuai dengan martabatnya, sehingga hubungan antara laki-laki dan perempuan
diatur secara terhormat dan berdasarkan rasa saling meridhai, dengan ucapan ijab
kabul sebagai lambang adanya rasa ridha-meridhai dan dengan dihadiri para saksi
yang menyaksikan bahwa pasangan laki-laki dan perempuan itu telah saling terikat.
Pernikahan telah memberikan jalan yang aman pada manusia untuk
mendapatkan keturunan, memeliharanya dengan baik, dan manjaga keturunan agar
tidak laksana rumput yang dimakan oleh binatang ternak seenaknya. Pergaulan
suami istri menurut ajaran Islam diletakkan dibawah naluri keibuan dan kebapaan
2
sebagaimana ladang yang baik yang nantinya menumbuhkan tumbuh-tumbuhan
yang baik dan menghasilkan buah yang baik pula.1
Kehidupan pernikahan hanya bisa baik bila dalam rumah tangga terdapat
ketenangan, kenyamanan, cinta, kasih sayang dan suami maupun istri menjalankan
kewajibannya masing-masing. Tapi terkadang musibah menimpa kehidupan rumah
tangga mereka yang menyebabkan perselisihan sehingga terjadi suami membenci
istri atau sebaliknya istri membenci suaminya. Dalam hal ini suami yang tidak tahan
lagi dengan istrinya bisa menjatuhkan talak. Begitu pula istri boleh mengajukan
perceraian ke pengadilan jika ingin melepaskan diri dari ikatan pernikahan dengan
suaminya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian talak?
2. Jelaskan talak raj’i dan talak ba’in!
1
Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, (Cet. VII; Jakarta: Kencana, 2015), h. 11
3
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian talak
Menurut bahasa ‫الطالق‬ berasal dari kata ‫االطالق‬ yang berarti melepaskan atau
meninggalkan. Misalnya ketika Anda mengatakan “saya melepaskan tawanan”
berarti Anda telah melepaskannya. Menurut istilah talak adalah melepaskan ikatan
pernikahan dan mengakhiri hubungan suami-istri.2
Menurut istilah syara’ talak yaiu:
‫ح‬
‫ل‬
‫ر‬
‫ب‬
‫ط‬
‫ة‬
‫الز‬
‫واج‬
‫و‬
‫ا‬
‫نه‬
‫اء‬
‫الع‬
‫ال‬
‫ق‬
‫ة‬
‫الز‬
‫وج‬
‫ي‬
‫ة‬
.
Artinya: Melepas tali perkawinan dan mengakhiri hubungan suami istri.
Al-Jazairi mendefinisikan:
‫الط‬
‫ال‬
‫ق‬
‫ا‬
‫ز‬
‫ال‬
‫ة‬
‫الن‬
‫كا‬
‫ح‬
‫الن‬
‫قص‬
‫ان‬
‫ح‬
‫ل‬
‫ه‬
‫ب‬
‫ل‬
‫فظ‬
‫م‬
‫خص‬
‫وص‬
.
Artinya: Talak ialah menghilangkan ikatan perkawinan atau mengurangi pelepasan
ikatannya dengan menggunakan kata-kata tertentu3
Jadi talak itu ialah menghilangkan ikatan perkawinan antara suami dan istri
sehingga setelah hilangnya ikatan perkawinan itu istri tidak halal lagi bagi
suaminya, hal ini terjadi dalam talak ba’in. Sedangkan arti dari melepas tali
perkawinan yaitu berkurangnya hak talak bagi suami yang mengakibatkan
berkurangnya jumlah talak yang menjadi hak suami dari tiga menjadi dua, dari dua
2
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, Jilid 3, (Cet. I; Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2009), h. 3
3
Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, (Cet. VII; Jakarta: Kencana, 2015), h. 191-192
4
menjadi satu dan dari satu menjadi hilang hak talak itu yaitu terjadi dalam talak
raj’i. Terputusnya ikatan ini dengan menggunakan kata-kata tertentu.
Ada beberapa ketentuan-ketentuan talak yaitu:
1. Macam-macam talak
a. Ditinjau dari segi waktu dijatuhkannya talak, maka dibagi menjadi tiga macam
yaitu:
1) Talak sunni, yaitu talak yang dijatuhkan sesuai tuntunan sunnah.
2) Talak bad’i, yaitu talak yang dijatuhkan tidak sesuai atau bertentangan
dengan tuntunan sunnah.
3) Talak gairu sunni wa gairu bad’i, yaitu talak yang tidak termasuk kategori
talak sunni dan talak bad’i.
Dari penjelasan di atas, apabila ditinjau dari segi waktu dijatuhkannya maka
talak terbagi tiga macam yaitu talak sunni dimana talak yang dijatuhkan sesuai
dengan tuntunan sunnah, talak bad’i yakni talak yang bertentangan dengan tuntunan
sunnah dan talak gairu sunni wa gairu bad’i yakni talak yang tidak termasuk dalam
kategori talak sunni dan talak bad’i
b. Ditinjau dari tegas dan tidaknya kata-kata yang dipergunakan sebagai ucapan
talak, maka dibagi menjadi dua macam yaitu:
1) Talak sharih, yaitu talak yang mempergunakan kata-kata yang jelas dan
tegas, dapat dipahami sebagai pernyataan talak atau cerai seketika
diucapkan.
5
2) Talak kinayah, yaitu talak yang mempergunakan kata-kata sindiran, atau
samar-samar seperti suami berkata kepada istrinya “pulanglah ke rumah
orang tuamu sekarang!”.
Talak yang ditinjau dari tegas tidaknya kata-kata yang diucapkan terbagi
menjadi dua macam yaitu talak sarih dan talak kinayah. Talak sharih merupakan
talak yang diucapkan seorang suami secara jelas kepada istrinya seperti “saya
menceraikan kamu”. Sedangkan talak kinayah merupakan talak yang diucapkan
suami secara tidak langsung atau dengan sindiran, misalnya suami berkata kepada
istrinya “pulanglah kamu ke rumah orang tuamu!”.
Talak sharih langsung dipahami karena perkataan talak itu jelas, berbeda
dengan talak kinayah yang merupakan kata-kata sindiran. Termasuk dalam kata-
kata sindiran ketika suami menyuruh istri keluar dari rumahnya atau suami
mengatakan kalau dia ingin hidup sendiri dan sebagainya.
c. Ditinjau dari segi ada atau tidak adanya kemungkinan mantan suami merujuk
kembali mantan istri, dibagi menjadi dua macam yaitu:
1) Talak raj’i yaitu talak yang dijatuhkan suami kepada istrinya yang telah
pernah digauli, bukan karena memperoleh ganti harta dari istri, talak yang
pertama kali dijatuhkan atau kedua kalinya.
2) Talak ba’in yaitu talak yang tidak memberi hak merujuk bagi mantan suami
terhadap mantan istrinya. Untuk mengembalikan mantan istri ke dalam
ikatan perkawinan dengan mantan suami harus melalui akad niakah baru,
lengkap dengan rukun dan syarat-syaratnya.4
4
Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, (Cet. VII; Jakarta: Kencana, 2015), h. 193
6
Bila ditinjau dari segi ada atau tidak adanya kemungkinan mantan suami
untuk kembali kepada istinya, talak dibagi menjadi dua macam yaitu talak raj’i dan
talak ba’in. Talak raj’i ialah talak yang dijatuhkan suami kepada istrinya yang
pernah digauli dan talak itu masih terhitung satu atau dua kali. Talak ba’in yaitu
talak yang dijatuhkan suami kepada istrinya sebanyak tiga kali. Suami tidak boleh
merujuk mantan istrinya kecuali dengan mengadakan akad nikah yang baru lengkap
dengan rukun dan syarat-syaratnya.
2. Rukun dan syarat talak
Rukun talak adalah unsur pokok yang harus ada dalam talak dan
terwujudnya talak bergantung ada dan lengkapnya unsur-unsur yang dimaksud.
Rukun talak ada empat sebagai berikut:
a. Suami. Suami adalah yang memiliki hak talak dan yang berhak menjatuhkannya.
Untuk sahnya talak suami yang menjatuhkan talak disyaratkan berakal, balig dan
atas kemauan sendiri.
b. Istri. Masing-masing suami hanya berhak menjatuhkan talak kepada istri sendiri,
tidak dipandang jatuh talak yang dijatuhkan terhadap istri orang alain. Untuk
sahnya talak, bagi istri yang ditalak disyaratkan istri itu masih tetap berada dalam
perlindungan kekuasaan suami dan kedudukan istri yang ditalak itu harus
berdasarkan atas akad perkawinan yang sah.
c. Sighat talak. Sighat talak ialah kata-kata yang diucapkan suami kepada istrinya
yang menunjukkan talak baik itu sharih maupun kinayah, baik itu ucapan,
tulisan, isyarat bagi suami tuna wicara maupun dengan suruhan orang lain.
7
d. Qasdu (sengaja), artinya bahwa dengan ucapan talak itu memang dimaksudkan
oleh yang mengucapkannya untuk talak, bukan untuk maksud lain.5
Rukun talak merupakan hal yang harus ada dalam terjadinya talak. Rukun-
rukun talak diantaranya suami sebagai orang yang berhak menjatuhkan talak
dengan syarat dia harus balig, berakal, dan atas kemauannya sendiri. Istri, seorang
suami hanya berhak menjatuhkan talak kepada istrinya sendiri dengan syarat istri
masih berada dalam perlindungan kekuasaan suami dan istri yang ditalak
merupakan istri dari akad pernikahan yang sah. Kemudian rukun-rukun talak yang
lain adalah sighat talak dan qasdu atau disengaja.
Rukun dan syarat talak harus terpenuhi agar talak itu menjadi sah. Apabila
salah satu rukun atau syaratnya tidak terpenuhi maka talak tidak bisa terwujud.
Seperti adanya sighat yaitu kata-kata yang diucapkan suami untuk menjauhkan
talak, tanpa adanya sighat istri tidak akan tahu bahwa suaminya menjatuhkan talak.
Sighat bisa berupa kata-kata yang jelas atau sindiran, sigat bagi orang yang bisu
bisa berupa isyarat yang dapat dipahami atau berupa tulisan.
3. Hukum talak
Secara umum hukum talak adalah wajib, haram, mubah dan sunnah,
penjelasannya yaitu:
a. Talak yang wajib adalah talak yang masing-masing perwakilan kedua belah
pihak (suami-istri) ketika terjadi perselisihan diantara mereka jika keduanya
melihat bahwa hanya dengan talak perselisihan itu akan berakhir.
5
Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, (Cet. VII; Jakarta: Kencana, 2015), h. 201
8
b. Talak yang haram dilakukan adalah talak yang dilakukan tanpa ada kebutuhan
yang mendesak karena hal itu akan merusak kondisi kejiwaan suami-istri.
Apabila suami melakukan talak yang haram, maka ia telah menghilangkan
maslahat yang seharusnya didapatkan di dalam keluarga.
c. Talak yang mubah adalah talak yang dijatuhkan karena istri lalai dalam
melakukan kewajiban, seperti melalaikan shalat dan ibadah semacamnya,
sementara sang suami tidak mampu memaksanya untuk melaksanakan
kewajiban-kewajiban itu, atau talak yang dijatuhkan karena istri tidak dapat
menjaga kesucian dirinya.
d. Talak yang sunnah adalah talak yang dijatuhkan ketika terjadi perselisihan antara
suami dan istri serta ketika istri menuntut untuk dicerai (khuluk) untuk
mengilangkan kerugian yang akan terjadi kepada dirinya.6
Hukum talak ditetapkan sesuai dengan situasi dan kondisi talak itu terjadi.
Hukum talak menjadi wajib jika perselisihan yang terjadi antara suami istri bisa
terselesaikan hanya dengan talak. Hukum talak berubah menjadi haram apabila
tidak ada alasan yang jelas atau tidak ada hal mendesak yang mengharuskan suami
menjatuhkan talak. Selanjutnya, talak menjadi mubah ketika istri lalai dalam
menjalankan kewajibannya dan suami tidak bisa memaksa istri untuk
mengerjakannya. Talak bisa menjadi sunnah jika terjadi perselisihan antara suami
dan istri atau istri meminta untuk bercerai agar menghilangkan kerugian yang akan
ia alami.
6
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, Jilid 3, (Cet. I; Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2009), h. 4
9
4. Hikmah talak
Allah Yang Maha Bijaksana menghalalkan talak tetapi membencinya,
kecuali untuk kepentingan suami, istri atau keduanya, atau untuk kepentingan
keturunannya. Dalam masalah ini ada dua hal yang menyebabkan talak:
a. Kemandulan. Kalau seorang laki-laki mandul, maka ia tidak akan mempunyai
anak padahal anak merupakan keutamaan perkawinan. Dengan anak, keturunan
dunia menjadi makmur. Begitu pula dengan perempuan, apabila mandul maka
kebersamaannya dengan suami akan mengeruhkan kehidupan. Maka talak
mempunyai faedah kepada suami jika istri mandul juga berfaedah bagi istri bila
suami mandul. Sebab di antara tujuan yang mendorong untuk kawin adalah
terwujudnya keturunan.
b. Terjadinya perbedaan dan pertentangan kemarahan dan segala yang mengingkari
cinta di antara suami-istri. Kalau cinta kasih sudah hilang akan berubahlah pilar-
pilar perkawinan. Mereka jatuh kelembah kehidupan yang susah dan pemikiran
yang bimbang karena pada dasarnya persatuan dan kekompakan dalam segala
hal merupakan kunci kesuksesan dan kebahagiaan serta sumber segala
kesenangan. Lain halnya kalau ada tabiat yang berbeda dan hati yang tidak
bersatu, maka talak akan menghilangkan kesengsaraan bagi kedua belah pihak.7
Adanya talak merupakan hikmah bagi suami ataupun istri jika terjadi
perselsihan atau terdapat kekurangan di antara keduanya. Misalnya, talak akan
bermanfaat bagi seorang istri bila suaminya mandul begitu pula talak bermanfaat
bagi suami bila istrinya mandul. Mandul merupakan penyakit yang menyebabkan
7
Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, (Cet. VII; Jakarta: Kencana, 2015), h. 217
10
seseorang tidak bisa mempunyai keturunan, semantara salah satu tujuan dari
pernikahan yaitu terwujudnya keturunan.
B. Talak Raj’i dan Talak Ba’in
1. Talak raj’i
Talak raj’i yaitu talak yang dijatuhkan suami terhadap istrinya yang sudah
pernah dicampuri secara benar tanpa adanya kompensasi sejumlah harta, tidak
didahului oleh talak sama sekali sebelumnya atau sudah pernah didahului oleh talak
satu. Dalam hal ini, tak ada perbedaan antara talak secara terang-terangan dan talak
secara sindiran.8
Setelah terjadi talak raj’i maka istri wajib beriddah, hanya bila kemudian
suami hendak kembali kepada mantan istri sebelum berakhir masa iddah, maka hal
itu dapat dilakukan dengan menyatakan rujuk, tetapi jika dalam masa iddah tersebut
mantan suami tidak menyatakan rujuk terhadap mantan istrinya, maka dengan
berakhirya masa iddah itu kedudukan talak menjadi talak ba’in. Jika sesudah
berakhirnya masa iddah itu suami ingin kembali kepada bekas istrinya maka wajib
dilakukan dengan akad nikah baru dan dengan mahar yang baru pula.9
Talak raj’i hanya terjadi pada talak pertama dan kedua saja, hal ini
berdasarkan firman Allah dalam QS. al-Baqarah/2: 229.
.‫ان‬‫حس‬‫إ‬‫ب‬ ٌ‫ح‬‫ي‬‫سر‬‫ت‬ ‫و‬‫ا‬ ‫وف‬‫عر‬‫م‬‫ب‬ ٌ‫اق‬‫مس‬‫ا‬‫ف‬ ‫ان‬‫ت‬‫ر‬‫م‬ ‫ق‬‫ال‬‫الط‬
..
8
Sulaiman Al-Faifi, Mukhtasar Fiqih Sunnah Sayyid Sabiq, jilid 2, (Cet. I; Solo: Aqwam,
2010), h. 45
9
Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, (Cet. VII; Jakarta: Kencana, 2015), h. 197
11
Terjemahnya: ” Talak (yang dapat dirujuki) dua kali, setelah itu boleh rujuk lagi
dengan cara yang makruf atau menceraikan dengan cara yang
baik...”10
Ayat ini memberi makna bahwa talak yang disyariatkan Allah SWT adalah
talak yang dijatuhkan suami satu persatu, tidak sekaligus dan boleh merujuk mantan
istri setelah talak pertama atau kedua dengan cara yang baik. Merujuk istri artinya
mengembalikan istri dalam ikatan pernikahan. Suami kembali memiliki hak atau
berkuasa terhadap istrinya, tentu hak-hak yang dimiliki suami diminta secara baik-
baik.
Talak raji’i bukanlah penghalang bagi suami untuk bersenang-senang
dengan istrinya karena talak raj’i tidak menghilangkan ikatan pernikahan selama
istri yang telah ditalak masih berada dalam masa iddah. Jika suami tidak merujuk
istrinya selama masa iddah maka talak itu berubah menjadi talak ba’in. Ketika salah
seorang di antara keduanya ada yang meninggal hak waris masih berlaku selama
masa iddah belum berakhir. Sisa mahar yang belum dibayar tidak wajib diberikan
karena kematian atau talak tetapi wajib diselesaikan ketika masa iddah berakhir.
Allah SWT berfirman dalam QS. al-Baqarah/2: 228.
.
..
‫ك‬‫ل‬‫ذ‬ ‫ى‬‫ف‬ ‫ن‬‫ه‬‫د‬‫ر‬‫ب‬ ‫ق‬‫ح‬‫ا‬ ‫ن‬‫ه‬‫ت‬‫ول‬‫ع‬‫ب‬‫و‬
....
Terjmahnya: “...dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti
itu...”11
10
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Cet. I; Jakarta: Sygma Exagrafika,
2009), h. 39
11
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Cet. I; Jakarta: Sygma Exagrafika,
2009), h. 36
12
Rujuk murni merupakan hak suami. Istri tidak perlu ditanyai keridhaannya,
dia harus tahu ketika suami meminta rujuk. Rujuk tidak memerlukan wali dan tidak
perlu dipersaksikan. Tetapi persaksian dianjurkan bila dikhawatirkan istri akan
menyangkalnya di kemudian hari. Rujuk sah dilakukan dengan kata-kata seperti
“aku merujukmu”, dengan perbuatan seperti melakukan hubungan suami istri atau
atau apapun yang menuju ke arah itu.
2. Talak ba’in
Talak ba’in yaitu talak yang tidak memberi hak merujuk bagi seorang suami
terhadap istrinya. Untuk mengembalikan istri kedalam ikatan pernikahan dengan
suami harus melalui akad nikah baru lengkap dengan rukun dan syarat-syaratnya.
Talak ba’in terbagi menjadi dua yaitu ba’in shugrah dan ba’in kubra:
a. Talak ba’in shugrah
Talak ba’in shugrah yaitu talak bai’in yang menghilangkan pemilikan
mantan suami terhadap istri tetapi tidak menghilangkan kehalalan mantan suami
untuk kawin kembali dengan mantan istri. Artinya mantan suami boleh
mengadakan akad nikah baru dengan mantan istri, baik dalam masa iddahnya
maupun sesudah berakhir masa iddahnya. Termasuk talak ba’in shugrah ialah:
1) Talak sebelum berkumpul.
Talak yang dijatuhkan kepada istri yang belum dicampuri membuat istri
tertalak ba’in, sebab wanita yang tertalak dalam kondisi seperti ini tidak ada
iddahnya dan tidak boleh dirujuk. Rujuk hanya berlaku dalam masa iddah,
mengingat iddah tidak ada, berarti rujuk juga tidak ada. Allah SWT berfirman
dalam QS. al-Ahzab/33: 28.
13
‫ا‬ ‫ين‬‫ذ‬‫ال‬ ‫ا‬‫ه‬‫يآي‬
‫نا‬‫ؤم‬‫الم‬ ‫م‬‫حت‬‫ك‬‫ن‬ ‫ا‬‫ذ‬‫ا‬ ‫وا‬‫ن‬‫م‬
‫ن‬‫ا‬ ‫بل‬‫ق‬ ‫ن‬‫م‬ ‫ن‬‫موه‬‫قت‬‫ل‬‫ط‬ ‫م‬‫ث‬ ‫ت‬
‫ا‬‫م‬‫ف‬ ‫ن‬‫وه‬‫س‬‫م‬‫ت‬
‫ون‬‫د‬‫عت‬‫ت‬ ‫ة‬‫د‬‫ع‬ ‫ن‬‫م‬ ‫ن‬‫يه‬‫ل‬‫ع‬ ‫م‬‫ك‬‫ل‬
‫وه‬‫ع‬‫ت‬‫م‬‫ف‬ ‫ا‬‫ه‬
‫ن‬
.ً‫ال‬‫ي‬‫م‬‫ج‬ ‫ا‬ً‫ح‬‫ا‬‫ر‬‫س‬ ‫ن‬‫وه‬‫ح‬‫ر‬‫س‬ ‫و‬
Terjemahnya: “Hai rang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi perempuan-
perempuan mukmin, kemudian kamu ceraikan mereka sebelum
kamu mencampurinya maka tidak ada masa iddah bagi mereka yang
perlu kamu perhitungkan. Namun berilah mereka mut’ah dan
lepaskanlah mereka itu dengan cara yang sebaik-baiknya.”12
2) Talak dengan penggantian harta atau yang disebut khulu’
Wanita yang ditalak sebelum dicampuri dan telah pernah diajak menyepi
berduaan dengan suami maka dia tertalak ba’in. Kewajiban menanti masa iddah
bagi si istri dimakusdkan sebagai langkah kehati-hatian, bukan untuk rujuk. Talak
yang diberlakukan dengan kompensasi sejumlah uang untuk membebaskan istri
dari ikatan pernikahan suami juga memberlakukan talak ba’in. Sebab si istri
memberikan sejumlah uang sebagai kompensasi untuk melepaskan diri dari ikatan
pernikahan dan pelepasan diri dari ikatan pernikahan tak lain adalah talak ba’in.13
Allah SWT berfirman dalam QS. al-Baqarah/2: 229.
.
..
‫ه‬‫ب‬ ‫ت‬‫د‬‫آفت‬ ‫ا‬‫يم‬‫ف‬ ‫ا‬‫م‬‫يه‬‫ل‬‫ع‬ ‫اح‬‫ن‬‫ج‬ ‫ال‬‫ف‬ ‫هللا‬ ‫ود‬‫د‬‫ح‬ ‫ا‬‫يم‬‫ق‬‫ي‬ ‫ال‬‫ا‬ ‫م‬‫فت‬‫خ‬ ‫ن‬‫ا‬‫ف‬
...
Terjemahnya: “...jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami-istri) tidak dapat
menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas
keduanya tentang bayaran yang diberikan seorang istri untuk
menebus dirinya...”14
12
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Cet. I; Jakarta: Sygma Exagrafika,
2009), h. 424
13
Sulaiman Al-Faifi, Mukhtasar Fiqih Sunnah Sayyid Sabiq, jilid 2, (Cet. I; Solo: Aqwam,
2010), h. 46
14
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Cet. I; Jakarta: Sygma Exagrafika,
2009), h. 36
14
3) Talak karena aib (cacat badan), karena salah seorang di penjara, atau yang
semacamnya.
Termasuk dalam masalah ini menurut pendapat Imam Malik dan Ahmad
adalah talak karena suami di penjara, sebab penahanan tersebut dapat menimbulkan
bahaya bagi istri karena suami jauh darinya. Ketika suami divonis penjara selama
tiga tahun atau lebih dan putusan tersebut bersifat final dijatuhkan kepada suami.
Berlalu satu tahun lebih sejak tanggal eksekusi tersebut, pada saat itu istri berhak
menuntut hakim untuk menjatuhkan talak karena bahaya yang dapat menimpa istri
lantaran suami berada jauh darinya. Ketika hal itu terjadi, hakim boleh menjatuhkan
talak ba’in kepada si istri, ini menurut pendapat Imam Malik. Hal itu dinilai fasakh
menurut Imam Ahmad.15
b. Talak ba’in kubra
Talak ba’in kubra yaitu talak yang menghilangkan pemilikan mantan suami
terhadap mantan istri serta mengilangkan kehalalan mantan suami untuk kawin
kembali dengan mantan istrinya, kecuali setelah mantan istri itu kawin dengan laki-
laki lain, telah berkumpul dengan suami kedua itu serta telah bercerai secara wajar
dan telah selesai menjalankan iddahnya. Talak ba’in shugrah terjadi pada talak yang
ketiga.16
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS al-Baqarah/2: 230.
‫غ‬ ‫ا‬ً‫ج‬‫و‬‫ز‬ ‫ح‬‫نك‬‫ت‬ ‫ى‬‫ت‬‫ح‬ ‫عد‬‫ب‬ ‫ن‬‫م‬ ‫ه‬‫ل‬ ‫ل‬‫ح‬‫ت‬ ‫ال‬‫ف‬ ‫ا‬‫ه‬‫ق‬‫ل‬‫ط‬ ‫ن‬‫ا‬‫ف‬
.‫ه‬‫ير‬
..
15
Sulaiman Al-Faifi, Mukhtasar Fiqih Sunnah Sayyid Sabiq, jilid 2, (Cet. I; Solo: Aqwam,
2010), h. 53-54
16
Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, (Cet. VII; Jakarta: Kencana, 2015), h. 198
15
Terjemahnya: “Kemudian jika suami mentalaknya (sesudah talak yang kedua)
maka perempuan itu tidak halal lagi baginya, sampai dia kawin
dengan suami yang lain...17
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa talak ba’in terbagi menjadi
talak ba’in shugrah dan talak ba’in kubra. Talak bai’in shugrah yaitu talak yang
tidak menghilangkan hak mantan suami untuk menikahi kembali mantan istrinya.
Artinya mantan suami dibolehkan menikahi mantan istrinya dengan akad nikah
yang baru baik itu selama masa iddah atau setelah masa iddah berakhir.
Salah satu yang termasuk talak ba’in shugrah yaitu istri yang ditalak tetapi
belum pernah digauli oleh suaminya. Talak dalam keadaan ini tidak memeiliki masa
iddah. Suami tidak bisa merujuk istrinya karena tidak memiliki masa iddah
sementara istri hanya boleh dirujuk dalam masa iddah. Hal ini jaga telah dipertegas
oleh Allah SWT.
Talak bai’in kubra yaitu talak yang dijatuhkan suami kepada istri untuk
ketiga kalinya. Talak ini menghilangkan hak mantan suami untuk merujuk mantan
istrinya serta mantan suami tidak boleh menikah kembali dengan mantan istrinya
kecuali mantan istri tersebut sudah menikah dengan orang lain kemudian bercerai
secara baik-baik dengan suaminya dan telah menyelesaikan masa iddahnya. Artinya
pernikahan yang berlangsung anatara mantan istri dengan suami barunya serta
perceraian yang terjadi harus berjalan secara alami atau bukanlah sesuatu yang
direncanakan sebagai jalan agar mantan suami pertama bisa menikah kembali
dengan mantan istrinya.
17
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Cet. I; Jakarta: Sygma Exagrafika,
2009), h. 36
16
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Talak itu ialah menghilangkan ikatan perkawinan sehingga setelah
hilangnya ikatan perkawinan itu istri tidak lagi halal bagi suaminya, dan ini
terjadi dalam hal talak ba’in, sedangkan arti dari mengurangi pelepasan
ikatan pekawinan ialah berkurangnya hak talak bagi suami yang
mengakibatkan berkurangnya jumlah talak yang menjadi hak suami dari
tiga menjadi dua, dari dua menjadi satu dan dari satu menjadi hilang hak
talak itu yaitu terjadi dalam talak raj’i. Terputusnya ikatan ini dengan
menggunakan kata-kata tertentu.
2. Talak raj’i yaitu talak yang dijatuhkan suami terhadap istrinya yang sudah
pernah dicampuri secara benar tanpa adanya kompensasi sejumlah harta,
tidak didahului oleh talak sama sekali sebelumnya atau sudah pernah
didahului oleh talak satu. Dalam hal ini, tak ada perbedaan antara talak
secara terang-terangan dan talak secara sindiran. Talak ba’in yaitu talak
yang tidak memberi hak merujuk bagi seorang suami terhadap istrinya.
Untuk mengembalikan istri ke dalam ikatan pernikahan dengan suami harus
melalui akad nikah baru lengkap dengan rukun dan syarat-syaratnya. Talak
ba’in terbagi menjadi dua yaitu ba’in shugrah dan ba’in kubra. Talak ba’in
shugrah adalah talak yang kurang dari tiga dan talak ba’in kubra adalah talak
yang menyempurnakan talak tiga.
17
B. Kritik dan Saran
Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, karena
kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT, berkenaan dengan hal ini kami dari
penyusun sangat membutuhkan kritik dan saran yang dapat membangun dalam
pembuatan makalah ke depannya, dan tidak lupa kami ucapka banyak terima kasih
kepada dosen yang telah membimbing kami sehingga makalah ini dapat kami
selesaikan dengan tepat pada waktunya. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca. Wallahul mustaan wa alaihi tiklan wassalamu alaikum wa
Rahmatullahi wa Barakatuh.
18
DAFTAR PUSTAKA
Al-Faifi, Sualaiman. Mukhtasar Fiqih Sunnah Sayyid Sabiq. Jilid 2. Cet. I; Solo:
Aqwam. 2010
Depertemen Agama RI. al-Qur’an dan Terjemahan. Cet. I; Jakarta: Sygma
Exagrafika. 2009
Rahman, Abdul Ghozali. Fiqh Munakahat. Cet. VII; Jakarta: Kencana. 2015
Sabiq, Sayyid. Fiqih Sunnah. Jilid 3. Cet. I; Jakarta: Pena Pundi Aksara. 2009

More Related Content

Similar to isi makalah.docx

Similar to isi makalah.docx (20)

Makalah fiqih talak
Makalah fiqih talakMakalah fiqih talak
Makalah fiqih talak
 
Makalah fiqih talak
Makalah fiqih talakMakalah fiqih talak
Makalah fiqih talak
 
Pengertian talak
Pengertian talakPengertian talak
Pengertian talak
 
indahnyamembangunmahligairumahtangga-181120022349 [Autosaved].pptx
indahnyamembangunmahligairumahtangga-181120022349 [Autosaved].pptxindahnyamembangunmahligairumahtangga-181120022349 [Autosaved].pptx
indahnyamembangunmahligairumahtangga-181120022349 [Autosaved].pptx
 
Fiqih - perceraian
Fiqih - perceraianFiqih - perceraian
Fiqih - perceraian
 
Munahakat 12ipa 2
Munahakat 12ipa 2Munahakat 12ipa 2
Munahakat 12ipa 2
 
Munakahat (pernikahan)
Munakahat (pernikahan)Munakahat (pernikahan)
Munakahat (pernikahan)
 
Pembubaran perkahwinan
Pembubaran perkahwinanPembubaran perkahwinan
Pembubaran perkahwinan
 
Indraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
IndraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaIndraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Indraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Pernikahan dalam islam
Pernikahan dalam islamPernikahan dalam islam
Pernikahan dalam islam
 
Indahnya membangun mahligai rumah tangga
Indahnya membangun mahligai rumah tanggaIndahnya membangun mahligai rumah tangga
Indahnya membangun mahligai rumah tangga
 
Talak & Rujuk
Talak & RujukTalak & Rujuk
Talak & Rujuk
 
Pendidikan agama Islam: THALAQ
Pendidikan agama Islam: THALAQPendidikan agama Islam: THALAQ
Pendidikan agama Islam: THALAQ
 
Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
 
Fiqih III
Fiqih IIIFiqih III
Fiqih III
 
Munakahat - Agama
Munakahat - AgamaMunakahat - Agama
Munakahat - Agama
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Pernikahan
PernikahanPernikahan
Pernikahan
 
7. fiqh munakahat
7. fiqh munakahat7. fiqh munakahat
7. fiqh munakahat
 
RUJUK
RUJUKRUJUK
RUJUK
 

Recently uploaded

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 

isi makalah.docx

  • 1. 1 I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk Allah SWT yang paling sempurna. Manusia berbeda dengan ciptaan Allah SWT yang lainnya karena manusia dilengkapi dengan akal pikiran dan hawa nafsu. Nafsu manusia kadang membawa kepada hal- hal yang buruk. Itulah sebabnya manusia dilengkapi dengan akal agar manusia bisa mengontrol nafsu tersebut dan menyalurkannya pada tempat yang benar. Adanya pernikahan merupakan jalan bagi manusia untuk menyalurkan nafsunya dengan benar dan sesuai dengan ajaran Islam. Allah SWT tidak menjadikan manusia seperti makhluk lainnya yang hidup bebas mengikuti nalurinya dan berhubungan secara anarkhi tanpa aturan. Demi menjaga kehormatan dan martabat kemuliaan manusia, Allah mengadakan hukum sesuai dengan martabatnya, sehingga hubungan antara laki-laki dan perempuan diatur secara terhormat dan berdasarkan rasa saling meridhai, dengan ucapan ijab kabul sebagai lambang adanya rasa ridha-meridhai dan dengan dihadiri para saksi yang menyaksikan bahwa pasangan laki-laki dan perempuan itu telah saling terikat. Pernikahan telah memberikan jalan yang aman pada manusia untuk mendapatkan keturunan, memeliharanya dengan baik, dan manjaga keturunan agar tidak laksana rumput yang dimakan oleh binatang ternak seenaknya. Pergaulan suami istri menurut ajaran Islam diletakkan dibawah naluri keibuan dan kebapaan
  • 2. 2 sebagaimana ladang yang baik yang nantinya menumbuhkan tumbuh-tumbuhan yang baik dan menghasilkan buah yang baik pula.1 Kehidupan pernikahan hanya bisa baik bila dalam rumah tangga terdapat ketenangan, kenyamanan, cinta, kasih sayang dan suami maupun istri menjalankan kewajibannya masing-masing. Tapi terkadang musibah menimpa kehidupan rumah tangga mereka yang menyebabkan perselisihan sehingga terjadi suami membenci istri atau sebaliknya istri membenci suaminya. Dalam hal ini suami yang tidak tahan lagi dengan istrinya bisa menjatuhkan talak. Begitu pula istri boleh mengajukan perceraian ke pengadilan jika ingin melepaskan diri dari ikatan pernikahan dengan suaminya. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian talak? 2. Jelaskan talak raj’i dan talak ba’in! 1 Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, (Cet. VII; Jakarta: Kencana, 2015), h. 11
  • 3. 3 II PEMBAHASAN A. Pengertian talak Menurut bahasa ‫الطالق‬ berasal dari kata ‫االطالق‬ yang berarti melepaskan atau meninggalkan. Misalnya ketika Anda mengatakan “saya melepaskan tawanan” berarti Anda telah melepaskannya. Menurut istilah talak adalah melepaskan ikatan pernikahan dan mengakhiri hubungan suami-istri.2 Menurut istilah syara’ talak yaiu: ‫ح‬ ‫ل‬ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫ط‬ ‫ة‬ ‫الز‬ ‫واج‬ ‫و‬ ‫ا‬ ‫نه‬ ‫اء‬ ‫الع‬ ‫ال‬ ‫ق‬ ‫ة‬ ‫الز‬ ‫وج‬ ‫ي‬ ‫ة‬ . Artinya: Melepas tali perkawinan dan mengakhiri hubungan suami istri. Al-Jazairi mendefinisikan: ‫الط‬ ‫ال‬ ‫ق‬ ‫ا‬ ‫ز‬ ‫ال‬ ‫ة‬ ‫الن‬ ‫كا‬ ‫ح‬ ‫الن‬ ‫قص‬ ‫ان‬ ‫ح‬ ‫ل‬ ‫ه‬ ‫ب‬ ‫ل‬ ‫فظ‬ ‫م‬ ‫خص‬ ‫وص‬ . Artinya: Talak ialah menghilangkan ikatan perkawinan atau mengurangi pelepasan ikatannya dengan menggunakan kata-kata tertentu3 Jadi talak itu ialah menghilangkan ikatan perkawinan antara suami dan istri sehingga setelah hilangnya ikatan perkawinan itu istri tidak halal lagi bagi suaminya, hal ini terjadi dalam talak ba’in. Sedangkan arti dari melepas tali perkawinan yaitu berkurangnya hak talak bagi suami yang mengakibatkan berkurangnya jumlah talak yang menjadi hak suami dari tiga menjadi dua, dari dua 2 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, Jilid 3, (Cet. I; Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2009), h. 3 3 Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, (Cet. VII; Jakarta: Kencana, 2015), h. 191-192
  • 4. 4 menjadi satu dan dari satu menjadi hilang hak talak itu yaitu terjadi dalam talak raj’i. Terputusnya ikatan ini dengan menggunakan kata-kata tertentu. Ada beberapa ketentuan-ketentuan talak yaitu: 1. Macam-macam talak a. Ditinjau dari segi waktu dijatuhkannya talak, maka dibagi menjadi tiga macam yaitu: 1) Talak sunni, yaitu talak yang dijatuhkan sesuai tuntunan sunnah. 2) Talak bad’i, yaitu talak yang dijatuhkan tidak sesuai atau bertentangan dengan tuntunan sunnah. 3) Talak gairu sunni wa gairu bad’i, yaitu talak yang tidak termasuk kategori talak sunni dan talak bad’i. Dari penjelasan di atas, apabila ditinjau dari segi waktu dijatuhkannya maka talak terbagi tiga macam yaitu talak sunni dimana talak yang dijatuhkan sesuai dengan tuntunan sunnah, talak bad’i yakni talak yang bertentangan dengan tuntunan sunnah dan talak gairu sunni wa gairu bad’i yakni talak yang tidak termasuk dalam kategori talak sunni dan talak bad’i b. Ditinjau dari tegas dan tidaknya kata-kata yang dipergunakan sebagai ucapan talak, maka dibagi menjadi dua macam yaitu: 1) Talak sharih, yaitu talak yang mempergunakan kata-kata yang jelas dan tegas, dapat dipahami sebagai pernyataan talak atau cerai seketika diucapkan.
  • 5. 5 2) Talak kinayah, yaitu talak yang mempergunakan kata-kata sindiran, atau samar-samar seperti suami berkata kepada istrinya “pulanglah ke rumah orang tuamu sekarang!”. Talak yang ditinjau dari tegas tidaknya kata-kata yang diucapkan terbagi menjadi dua macam yaitu talak sarih dan talak kinayah. Talak sharih merupakan talak yang diucapkan seorang suami secara jelas kepada istrinya seperti “saya menceraikan kamu”. Sedangkan talak kinayah merupakan talak yang diucapkan suami secara tidak langsung atau dengan sindiran, misalnya suami berkata kepada istrinya “pulanglah kamu ke rumah orang tuamu!”. Talak sharih langsung dipahami karena perkataan talak itu jelas, berbeda dengan talak kinayah yang merupakan kata-kata sindiran. Termasuk dalam kata- kata sindiran ketika suami menyuruh istri keluar dari rumahnya atau suami mengatakan kalau dia ingin hidup sendiri dan sebagainya. c. Ditinjau dari segi ada atau tidak adanya kemungkinan mantan suami merujuk kembali mantan istri, dibagi menjadi dua macam yaitu: 1) Talak raj’i yaitu talak yang dijatuhkan suami kepada istrinya yang telah pernah digauli, bukan karena memperoleh ganti harta dari istri, talak yang pertama kali dijatuhkan atau kedua kalinya. 2) Talak ba’in yaitu talak yang tidak memberi hak merujuk bagi mantan suami terhadap mantan istrinya. Untuk mengembalikan mantan istri ke dalam ikatan perkawinan dengan mantan suami harus melalui akad niakah baru, lengkap dengan rukun dan syarat-syaratnya.4 4 Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, (Cet. VII; Jakarta: Kencana, 2015), h. 193
  • 6. 6 Bila ditinjau dari segi ada atau tidak adanya kemungkinan mantan suami untuk kembali kepada istinya, talak dibagi menjadi dua macam yaitu talak raj’i dan talak ba’in. Talak raj’i ialah talak yang dijatuhkan suami kepada istrinya yang pernah digauli dan talak itu masih terhitung satu atau dua kali. Talak ba’in yaitu talak yang dijatuhkan suami kepada istrinya sebanyak tiga kali. Suami tidak boleh merujuk mantan istrinya kecuali dengan mengadakan akad nikah yang baru lengkap dengan rukun dan syarat-syaratnya. 2. Rukun dan syarat talak Rukun talak adalah unsur pokok yang harus ada dalam talak dan terwujudnya talak bergantung ada dan lengkapnya unsur-unsur yang dimaksud. Rukun talak ada empat sebagai berikut: a. Suami. Suami adalah yang memiliki hak talak dan yang berhak menjatuhkannya. Untuk sahnya talak suami yang menjatuhkan talak disyaratkan berakal, balig dan atas kemauan sendiri. b. Istri. Masing-masing suami hanya berhak menjatuhkan talak kepada istri sendiri, tidak dipandang jatuh talak yang dijatuhkan terhadap istri orang alain. Untuk sahnya talak, bagi istri yang ditalak disyaratkan istri itu masih tetap berada dalam perlindungan kekuasaan suami dan kedudukan istri yang ditalak itu harus berdasarkan atas akad perkawinan yang sah. c. Sighat talak. Sighat talak ialah kata-kata yang diucapkan suami kepada istrinya yang menunjukkan talak baik itu sharih maupun kinayah, baik itu ucapan, tulisan, isyarat bagi suami tuna wicara maupun dengan suruhan orang lain.
  • 7. 7 d. Qasdu (sengaja), artinya bahwa dengan ucapan talak itu memang dimaksudkan oleh yang mengucapkannya untuk talak, bukan untuk maksud lain.5 Rukun talak merupakan hal yang harus ada dalam terjadinya talak. Rukun- rukun talak diantaranya suami sebagai orang yang berhak menjatuhkan talak dengan syarat dia harus balig, berakal, dan atas kemauannya sendiri. Istri, seorang suami hanya berhak menjatuhkan talak kepada istrinya sendiri dengan syarat istri masih berada dalam perlindungan kekuasaan suami dan istri yang ditalak merupakan istri dari akad pernikahan yang sah. Kemudian rukun-rukun talak yang lain adalah sighat talak dan qasdu atau disengaja. Rukun dan syarat talak harus terpenuhi agar talak itu menjadi sah. Apabila salah satu rukun atau syaratnya tidak terpenuhi maka talak tidak bisa terwujud. Seperti adanya sighat yaitu kata-kata yang diucapkan suami untuk menjauhkan talak, tanpa adanya sighat istri tidak akan tahu bahwa suaminya menjatuhkan talak. Sighat bisa berupa kata-kata yang jelas atau sindiran, sigat bagi orang yang bisu bisa berupa isyarat yang dapat dipahami atau berupa tulisan. 3. Hukum talak Secara umum hukum talak adalah wajib, haram, mubah dan sunnah, penjelasannya yaitu: a. Talak yang wajib adalah talak yang masing-masing perwakilan kedua belah pihak (suami-istri) ketika terjadi perselisihan diantara mereka jika keduanya melihat bahwa hanya dengan talak perselisihan itu akan berakhir. 5 Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, (Cet. VII; Jakarta: Kencana, 2015), h. 201
  • 8. 8 b. Talak yang haram dilakukan adalah talak yang dilakukan tanpa ada kebutuhan yang mendesak karena hal itu akan merusak kondisi kejiwaan suami-istri. Apabila suami melakukan talak yang haram, maka ia telah menghilangkan maslahat yang seharusnya didapatkan di dalam keluarga. c. Talak yang mubah adalah talak yang dijatuhkan karena istri lalai dalam melakukan kewajiban, seperti melalaikan shalat dan ibadah semacamnya, sementara sang suami tidak mampu memaksanya untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban itu, atau talak yang dijatuhkan karena istri tidak dapat menjaga kesucian dirinya. d. Talak yang sunnah adalah talak yang dijatuhkan ketika terjadi perselisihan antara suami dan istri serta ketika istri menuntut untuk dicerai (khuluk) untuk mengilangkan kerugian yang akan terjadi kepada dirinya.6 Hukum talak ditetapkan sesuai dengan situasi dan kondisi talak itu terjadi. Hukum talak menjadi wajib jika perselisihan yang terjadi antara suami istri bisa terselesaikan hanya dengan talak. Hukum talak berubah menjadi haram apabila tidak ada alasan yang jelas atau tidak ada hal mendesak yang mengharuskan suami menjatuhkan talak. Selanjutnya, talak menjadi mubah ketika istri lalai dalam menjalankan kewajibannya dan suami tidak bisa memaksa istri untuk mengerjakannya. Talak bisa menjadi sunnah jika terjadi perselisihan antara suami dan istri atau istri meminta untuk bercerai agar menghilangkan kerugian yang akan ia alami. 6 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, Jilid 3, (Cet. I; Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2009), h. 4
  • 9. 9 4. Hikmah talak Allah Yang Maha Bijaksana menghalalkan talak tetapi membencinya, kecuali untuk kepentingan suami, istri atau keduanya, atau untuk kepentingan keturunannya. Dalam masalah ini ada dua hal yang menyebabkan talak: a. Kemandulan. Kalau seorang laki-laki mandul, maka ia tidak akan mempunyai anak padahal anak merupakan keutamaan perkawinan. Dengan anak, keturunan dunia menjadi makmur. Begitu pula dengan perempuan, apabila mandul maka kebersamaannya dengan suami akan mengeruhkan kehidupan. Maka talak mempunyai faedah kepada suami jika istri mandul juga berfaedah bagi istri bila suami mandul. Sebab di antara tujuan yang mendorong untuk kawin adalah terwujudnya keturunan. b. Terjadinya perbedaan dan pertentangan kemarahan dan segala yang mengingkari cinta di antara suami-istri. Kalau cinta kasih sudah hilang akan berubahlah pilar- pilar perkawinan. Mereka jatuh kelembah kehidupan yang susah dan pemikiran yang bimbang karena pada dasarnya persatuan dan kekompakan dalam segala hal merupakan kunci kesuksesan dan kebahagiaan serta sumber segala kesenangan. Lain halnya kalau ada tabiat yang berbeda dan hati yang tidak bersatu, maka talak akan menghilangkan kesengsaraan bagi kedua belah pihak.7 Adanya talak merupakan hikmah bagi suami ataupun istri jika terjadi perselsihan atau terdapat kekurangan di antara keduanya. Misalnya, talak akan bermanfaat bagi seorang istri bila suaminya mandul begitu pula talak bermanfaat bagi suami bila istrinya mandul. Mandul merupakan penyakit yang menyebabkan 7 Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, (Cet. VII; Jakarta: Kencana, 2015), h. 217
  • 10. 10 seseorang tidak bisa mempunyai keturunan, semantara salah satu tujuan dari pernikahan yaitu terwujudnya keturunan. B. Talak Raj’i dan Talak Ba’in 1. Talak raj’i Talak raj’i yaitu talak yang dijatuhkan suami terhadap istrinya yang sudah pernah dicampuri secara benar tanpa adanya kompensasi sejumlah harta, tidak didahului oleh talak sama sekali sebelumnya atau sudah pernah didahului oleh talak satu. Dalam hal ini, tak ada perbedaan antara talak secara terang-terangan dan talak secara sindiran.8 Setelah terjadi talak raj’i maka istri wajib beriddah, hanya bila kemudian suami hendak kembali kepada mantan istri sebelum berakhir masa iddah, maka hal itu dapat dilakukan dengan menyatakan rujuk, tetapi jika dalam masa iddah tersebut mantan suami tidak menyatakan rujuk terhadap mantan istrinya, maka dengan berakhirya masa iddah itu kedudukan talak menjadi talak ba’in. Jika sesudah berakhirnya masa iddah itu suami ingin kembali kepada bekas istrinya maka wajib dilakukan dengan akad nikah baru dan dengan mahar yang baru pula.9 Talak raj’i hanya terjadi pada talak pertama dan kedua saja, hal ini berdasarkan firman Allah dalam QS. al-Baqarah/2: 229. .‫ان‬‫حس‬‫إ‬‫ب‬ ٌ‫ح‬‫ي‬‫سر‬‫ت‬ ‫و‬‫ا‬ ‫وف‬‫عر‬‫م‬‫ب‬ ٌ‫اق‬‫مس‬‫ا‬‫ف‬ ‫ان‬‫ت‬‫ر‬‫م‬ ‫ق‬‫ال‬‫الط‬ .. 8 Sulaiman Al-Faifi, Mukhtasar Fiqih Sunnah Sayyid Sabiq, jilid 2, (Cet. I; Solo: Aqwam, 2010), h. 45 9 Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, (Cet. VII; Jakarta: Kencana, 2015), h. 197
  • 11. 11 Terjemahnya: ” Talak (yang dapat dirujuki) dua kali, setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang makruf atau menceraikan dengan cara yang baik...”10 Ayat ini memberi makna bahwa talak yang disyariatkan Allah SWT adalah talak yang dijatuhkan suami satu persatu, tidak sekaligus dan boleh merujuk mantan istri setelah talak pertama atau kedua dengan cara yang baik. Merujuk istri artinya mengembalikan istri dalam ikatan pernikahan. Suami kembali memiliki hak atau berkuasa terhadap istrinya, tentu hak-hak yang dimiliki suami diminta secara baik- baik. Talak raji’i bukanlah penghalang bagi suami untuk bersenang-senang dengan istrinya karena talak raj’i tidak menghilangkan ikatan pernikahan selama istri yang telah ditalak masih berada dalam masa iddah. Jika suami tidak merujuk istrinya selama masa iddah maka talak itu berubah menjadi talak ba’in. Ketika salah seorang di antara keduanya ada yang meninggal hak waris masih berlaku selama masa iddah belum berakhir. Sisa mahar yang belum dibayar tidak wajib diberikan karena kematian atau talak tetapi wajib diselesaikan ketika masa iddah berakhir. Allah SWT berfirman dalam QS. al-Baqarah/2: 228. . .. ‫ك‬‫ل‬‫ذ‬ ‫ى‬‫ف‬ ‫ن‬‫ه‬‫د‬‫ر‬‫ب‬ ‫ق‬‫ح‬‫ا‬ ‫ن‬‫ه‬‫ت‬‫ول‬‫ع‬‫ب‬‫و‬ .... Terjmahnya: “...dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu...”11 10 Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Cet. I; Jakarta: Sygma Exagrafika, 2009), h. 39 11 Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Cet. I; Jakarta: Sygma Exagrafika, 2009), h. 36
  • 12. 12 Rujuk murni merupakan hak suami. Istri tidak perlu ditanyai keridhaannya, dia harus tahu ketika suami meminta rujuk. Rujuk tidak memerlukan wali dan tidak perlu dipersaksikan. Tetapi persaksian dianjurkan bila dikhawatirkan istri akan menyangkalnya di kemudian hari. Rujuk sah dilakukan dengan kata-kata seperti “aku merujukmu”, dengan perbuatan seperti melakukan hubungan suami istri atau atau apapun yang menuju ke arah itu. 2. Talak ba’in Talak ba’in yaitu talak yang tidak memberi hak merujuk bagi seorang suami terhadap istrinya. Untuk mengembalikan istri kedalam ikatan pernikahan dengan suami harus melalui akad nikah baru lengkap dengan rukun dan syarat-syaratnya. Talak ba’in terbagi menjadi dua yaitu ba’in shugrah dan ba’in kubra: a. Talak ba’in shugrah Talak ba’in shugrah yaitu talak bai’in yang menghilangkan pemilikan mantan suami terhadap istri tetapi tidak menghilangkan kehalalan mantan suami untuk kawin kembali dengan mantan istri. Artinya mantan suami boleh mengadakan akad nikah baru dengan mantan istri, baik dalam masa iddahnya maupun sesudah berakhir masa iddahnya. Termasuk talak ba’in shugrah ialah: 1) Talak sebelum berkumpul. Talak yang dijatuhkan kepada istri yang belum dicampuri membuat istri tertalak ba’in, sebab wanita yang tertalak dalam kondisi seperti ini tidak ada iddahnya dan tidak boleh dirujuk. Rujuk hanya berlaku dalam masa iddah, mengingat iddah tidak ada, berarti rujuk juga tidak ada. Allah SWT berfirman dalam QS. al-Ahzab/33: 28.
  • 13. 13 ‫ا‬ ‫ين‬‫ذ‬‫ال‬ ‫ا‬‫ه‬‫يآي‬ ‫نا‬‫ؤم‬‫الم‬ ‫م‬‫حت‬‫ك‬‫ن‬ ‫ا‬‫ذ‬‫ا‬ ‫وا‬‫ن‬‫م‬ ‫ن‬‫ا‬ ‫بل‬‫ق‬ ‫ن‬‫م‬ ‫ن‬‫موه‬‫قت‬‫ل‬‫ط‬ ‫م‬‫ث‬ ‫ت‬ ‫ا‬‫م‬‫ف‬ ‫ن‬‫وه‬‫س‬‫م‬‫ت‬ ‫ون‬‫د‬‫عت‬‫ت‬ ‫ة‬‫د‬‫ع‬ ‫ن‬‫م‬ ‫ن‬‫يه‬‫ل‬‫ع‬ ‫م‬‫ك‬‫ل‬ ‫وه‬‫ع‬‫ت‬‫م‬‫ف‬ ‫ا‬‫ه‬ ‫ن‬ .ً‫ال‬‫ي‬‫م‬‫ج‬ ‫ا‬ً‫ح‬‫ا‬‫ر‬‫س‬ ‫ن‬‫وه‬‫ح‬‫ر‬‫س‬ ‫و‬ Terjemahnya: “Hai rang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi perempuan- perempuan mukmin, kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu mencampurinya maka tidak ada masa iddah bagi mereka yang perlu kamu perhitungkan. Namun berilah mereka mut’ah dan lepaskanlah mereka itu dengan cara yang sebaik-baiknya.”12 2) Talak dengan penggantian harta atau yang disebut khulu’ Wanita yang ditalak sebelum dicampuri dan telah pernah diajak menyepi berduaan dengan suami maka dia tertalak ba’in. Kewajiban menanti masa iddah bagi si istri dimakusdkan sebagai langkah kehati-hatian, bukan untuk rujuk. Talak yang diberlakukan dengan kompensasi sejumlah uang untuk membebaskan istri dari ikatan pernikahan suami juga memberlakukan talak ba’in. Sebab si istri memberikan sejumlah uang sebagai kompensasi untuk melepaskan diri dari ikatan pernikahan dan pelepasan diri dari ikatan pernikahan tak lain adalah talak ba’in.13 Allah SWT berfirman dalam QS. al-Baqarah/2: 229. . .. ‫ه‬‫ب‬ ‫ت‬‫د‬‫آفت‬ ‫ا‬‫يم‬‫ف‬ ‫ا‬‫م‬‫يه‬‫ل‬‫ع‬ ‫اح‬‫ن‬‫ج‬ ‫ال‬‫ف‬ ‫هللا‬ ‫ود‬‫د‬‫ح‬ ‫ا‬‫يم‬‫ق‬‫ي‬ ‫ال‬‫ا‬ ‫م‬‫فت‬‫خ‬ ‫ن‬‫ا‬‫ف‬ ... Terjemahnya: “...jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami-istri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan seorang istri untuk menebus dirinya...”14 12 Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Cet. I; Jakarta: Sygma Exagrafika, 2009), h. 424 13 Sulaiman Al-Faifi, Mukhtasar Fiqih Sunnah Sayyid Sabiq, jilid 2, (Cet. I; Solo: Aqwam, 2010), h. 46 14 Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Cet. I; Jakarta: Sygma Exagrafika, 2009), h. 36
  • 14. 14 3) Talak karena aib (cacat badan), karena salah seorang di penjara, atau yang semacamnya. Termasuk dalam masalah ini menurut pendapat Imam Malik dan Ahmad adalah talak karena suami di penjara, sebab penahanan tersebut dapat menimbulkan bahaya bagi istri karena suami jauh darinya. Ketika suami divonis penjara selama tiga tahun atau lebih dan putusan tersebut bersifat final dijatuhkan kepada suami. Berlalu satu tahun lebih sejak tanggal eksekusi tersebut, pada saat itu istri berhak menuntut hakim untuk menjatuhkan talak karena bahaya yang dapat menimpa istri lantaran suami berada jauh darinya. Ketika hal itu terjadi, hakim boleh menjatuhkan talak ba’in kepada si istri, ini menurut pendapat Imam Malik. Hal itu dinilai fasakh menurut Imam Ahmad.15 b. Talak ba’in kubra Talak ba’in kubra yaitu talak yang menghilangkan pemilikan mantan suami terhadap mantan istri serta mengilangkan kehalalan mantan suami untuk kawin kembali dengan mantan istrinya, kecuali setelah mantan istri itu kawin dengan laki- laki lain, telah berkumpul dengan suami kedua itu serta telah bercerai secara wajar dan telah selesai menjalankan iddahnya. Talak ba’in shugrah terjadi pada talak yang ketiga.16 Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS al-Baqarah/2: 230. ‫غ‬ ‫ا‬ً‫ج‬‫و‬‫ز‬ ‫ح‬‫نك‬‫ت‬ ‫ى‬‫ت‬‫ح‬ ‫عد‬‫ب‬ ‫ن‬‫م‬ ‫ه‬‫ل‬ ‫ل‬‫ح‬‫ت‬ ‫ال‬‫ف‬ ‫ا‬‫ه‬‫ق‬‫ل‬‫ط‬ ‫ن‬‫ا‬‫ف‬ .‫ه‬‫ير‬ .. 15 Sulaiman Al-Faifi, Mukhtasar Fiqih Sunnah Sayyid Sabiq, jilid 2, (Cet. I; Solo: Aqwam, 2010), h. 53-54 16 Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, (Cet. VII; Jakarta: Kencana, 2015), h. 198
  • 15. 15 Terjemahnya: “Kemudian jika suami mentalaknya (sesudah talak yang kedua) maka perempuan itu tidak halal lagi baginya, sampai dia kawin dengan suami yang lain...17 Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa talak ba’in terbagi menjadi talak ba’in shugrah dan talak ba’in kubra. Talak bai’in shugrah yaitu talak yang tidak menghilangkan hak mantan suami untuk menikahi kembali mantan istrinya. Artinya mantan suami dibolehkan menikahi mantan istrinya dengan akad nikah yang baru baik itu selama masa iddah atau setelah masa iddah berakhir. Salah satu yang termasuk talak ba’in shugrah yaitu istri yang ditalak tetapi belum pernah digauli oleh suaminya. Talak dalam keadaan ini tidak memeiliki masa iddah. Suami tidak bisa merujuk istrinya karena tidak memiliki masa iddah sementara istri hanya boleh dirujuk dalam masa iddah. Hal ini jaga telah dipertegas oleh Allah SWT. Talak bai’in kubra yaitu talak yang dijatuhkan suami kepada istri untuk ketiga kalinya. Talak ini menghilangkan hak mantan suami untuk merujuk mantan istrinya serta mantan suami tidak boleh menikah kembali dengan mantan istrinya kecuali mantan istri tersebut sudah menikah dengan orang lain kemudian bercerai secara baik-baik dengan suaminya dan telah menyelesaikan masa iddahnya. Artinya pernikahan yang berlangsung anatara mantan istri dengan suami barunya serta perceraian yang terjadi harus berjalan secara alami atau bukanlah sesuatu yang direncanakan sebagai jalan agar mantan suami pertama bisa menikah kembali dengan mantan istrinya. 17 Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Cet. I; Jakarta: Sygma Exagrafika, 2009), h. 36
  • 16. 16 III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Talak itu ialah menghilangkan ikatan perkawinan sehingga setelah hilangnya ikatan perkawinan itu istri tidak lagi halal bagi suaminya, dan ini terjadi dalam hal talak ba’in, sedangkan arti dari mengurangi pelepasan ikatan pekawinan ialah berkurangnya hak talak bagi suami yang mengakibatkan berkurangnya jumlah talak yang menjadi hak suami dari tiga menjadi dua, dari dua menjadi satu dan dari satu menjadi hilang hak talak itu yaitu terjadi dalam talak raj’i. Terputusnya ikatan ini dengan menggunakan kata-kata tertentu. 2. Talak raj’i yaitu talak yang dijatuhkan suami terhadap istrinya yang sudah pernah dicampuri secara benar tanpa adanya kompensasi sejumlah harta, tidak didahului oleh talak sama sekali sebelumnya atau sudah pernah didahului oleh talak satu. Dalam hal ini, tak ada perbedaan antara talak secara terang-terangan dan talak secara sindiran. Talak ba’in yaitu talak yang tidak memberi hak merujuk bagi seorang suami terhadap istrinya. Untuk mengembalikan istri ke dalam ikatan pernikahan dengan suami harus melalui akad nikah baru lengkap dengan rukun dan syarat-syaratnya. Talak ba’in terbagi menjadi dua yaitu ba’in shugrah dan ba’in kubra. Talak ba’in shugrah adalah talak yang kurang dari tiga dan talak ba’in kubra adalah talak yang menyempurnakan talak tiga.
  • 17. 17 B. Kritik dan Saran Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, karena kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT, berkenaan dengan hal ini kami dari penyusun sangat membutuhkan kritik dan saran yang dapat membangun dalam pembuatan makalah ke depannya, dan tidak lupa kami ucapka banyak terima kasih kepada dosen yang telah membimbing kami sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan tepat pada waktunya. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Wallahul mustaan wa alaihi tiklan wassalamu alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh.
  • 18. 18 DAFTAR PUSTAKA Al-Faifi, Sualaiman. Mukhtasar Fiqih Sunnah Sayyid Sabiq. Jilid 2. Cet. I; Solo: Aqwam. 2010 Depertemen Agama RI. al-Qur’an dan Terjemahan. Cet. I; Jakarta: Sygma Exagrafika. 2009 Rahman, Abdul Ghozali. Fiqh Munakahat. Cet. VII; Jakarta: Kencana. 2015 Sabiq, Sayyid. Fiqih Sunnah. Jilid 3. Cet. I; Jakarta: Pena Pundi Aksara. 2009