1. Teknologi Untuk Manajemen Informasi
(SISTEM INFORMASI MANAJEMEN)
Disusun Oleh :
Nama : Siti FarahDhibah
NIM : 41818010009
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2019
2. Teknologi Untuk Manajemen Informasi di Bidang Kesehatan
Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah merambah ke berbagai sektor
termasuk kesehatan. Meskipun dunia kesehatan (dan medis) merupakan bidang yang bersifat
information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi informasi relatif tertinggal. Sebagai contoh,
ketika transaksi finansial secara elektronik sudah menjadi salah satu prosedur standar dalam
dunia perbankan, sebagian besar rumah sakit di Indonesia baru dalam tahap perencanaan
pengembangan billing system. Meskipun rumah sakit dikenal sebagai organisasi yang padat
modal-padat karya, tetapi investasi teknologi informasi masih merupakan bagian kecil. Di AS,
negara yang relatif maju baik dari sisi anggaran kesehatan maupun teknologi informasinya,
rumah sakit rerata hanya menginvestasinya 2% untuk teknologi informasi.
Di sisi yang lain, masyarakat menyadari bahwa teknologi informasi merupakan salah
satu tool penting dalam peradaban manusia untuk mengatasi (sebagian) masalah derasnya arus
informasi. Teknologi informasi (dan komunikasi) saat ini adalah bagian penting dalam
manajemen informasi. Di dunia medis, dengan perkembangan pengetahuan yang begitu cepat
(kurang lebih 750.000 artikel terbaru di jurnal kedokteran dipublikasikan tiap tahun), dokter akan
cepat tertinggal jika tidak memanfaatkan berbagai tool untuk mengudapte perkembangan terbaru.
Selain memiliki potensi dalam memfilter data dan mengolah menjadi informasi, TI mampu
menyimpannya dengan jumlah kapasitas jauh lebih banyak dari cara-cara manual. Konvergensi
dengan teknologi komunikasi juga memungkinkan data kesehatan di-share secara mudah dan
cepat. Disamping itu, teknologi memiliki karakteristik perkembangan yang sangat cepat. Setiap
dua tahun, akan muncul produk baru dengan kemampuan pengolahan yang dua kali lebih cepat
dan kapasitas penyimpanan dua kali lebih besar serta berbagai aplikasi inovatif terbaru. Dengan
berbagai potensinya ini, adalah naif apabila manajemen informasi kesehatan di rumah sakit tidak
memberikan perhatian istimewa. Artikel ini secara khusus akan membahas perkembangan
teknologi informasi untuk mendukung manajemen rekam medis secara lebih efektif dan efisien.
Dari konteks teknologi informasi dan komunikasi, dapat dikatakan bahwa berbagai aplikasi
sangat potensial sekali diterapkan di dunia medis. Akan tetapi kita harus memperhatikan bahwa
hingga saat ini secara kultural, dunia medis, termasuk yang sudah menerapkan infrastruktur
3. elektronik secara canggih sebagian besar transaksi informasi klinis masih berjalan secara face to
face. Sehingga tidak salah bila ada yang mengatakan bahwa keberhasilan sistem informasi di
rumah sakit 90% merupakan masalah sosial kultural dan hanya 10% saja yang merupakan
masalah informatika.
Mengingat pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang cukup pesat,
Informatika kedokteran (kadang disebut juga informatika kesehatan) adalah disiplin yang terlibat
erat dengan komputer dan komunikasi serta pemanfaatannya di lingkungan kedokteran dikenal
sebagai informatika kedokteran (medical informatics). Dalam pengertian yang lebih rinci,
Shortliffe mendefinisikan informatika kedokteran sebagai berikut: “Disiplin ilmu yang
berkembang dengan cepat yang berurusan dengan penyimpanan, penarikan dan penggunaan data,
informasi, serta pengetahuan (knowledge) biomedik secara optimal untuk tujuan problem solving
dan pengambilan keputusan. Oleh karena itu, informatika kedokteran bersentuhan dengan semua
ilmu dasar dan terapan dalam kedokteran dan terkait sangat erat dengan teknologi informasi
modern, yaitu komputer dan komunikasi. Kehadiran informatika kedokteran sebagai disiplin
baru yang terutama disebabkan oleh pesatnya kemajuan teknologi komunikasi dan komputer,
menimbulkan kesadaran bahwa pengetahuan kedokteran secara esensial tidak akan mampu
terkelola (unmanageable) oleh metode berbasis kertas (paper-based methods).”. Lingkup kajian
informatika kedokteran meliputi teori dan terapan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
informatika kedokteran merupakan disiplin ilmu tersendiri.
Daftar Pustaka :
Anis Fuad, 2005. http://anisfuad.blog.ugm.ac.id/2005/09/13/peran-teknologi-informasi-untuk-
mendukung-manajemen-informasi-kesehatan-di-rumah-sakit/comment-page-1/ (7 April 2019,
Jam 20.59)
4. Implementasi Teknologi Informasi di Bidang Kesehatan
Contoh Teknologi informasi yang diterapkan pada peralatan-peralatan medis, misalnya pada
CTscan (Computer Tomography). CT scan adalah peralatan yang mampu memotret bagiandalam
dari seseorang tanpa dilakukan pembedahan, yakni dengan menggunakanteknologi sinar X. CT
scan telah merevolusi bidang medis karena memungkinkandokter untuk melihat penyakit di
masa lalu, yang sering kali ini hanya bisa ditemukan dimeja operasi atau proses otopsi. CT scan
adalah pemeriksaan yang non-invasif, aman,dan ditoleransi dengan baik. Hal ini memberikan
hasil tampilan yang sngat rinci pada beberapa bagian tubuh.
Computerized Tomography Scanning atau yang lebih di kenal dengan nama CT-scan
mempunyai prinsip kerja yang sama dengan rontgen, yaitu menggunakan sinar-X.Perbedaannya
terletak pada gambar yang dihasilkan, dan juga cara kerjanya. Sinar-Xmempunyai sifat tidak
dibelokkan oleh medan listrik dan magnet serta mempunyai dayatembus yang sangat besar
terhadap suatu benda. Karena itu sinar-X digunakan dalamalat-alat medis untuk melihat
kenampakan tubuh manusia dan memeriksa kelainandalam tubuh manusia yang tidak bisa di
lihat dengan mata telanjang.Berikut ini merupakan istilah-istilah lain dari CT-Scan yang biasa
digunakan, diantaranya:
1. Computed / Computerized Tomography (CT)b)
2. Computed Axial Tomography (CAT)c)
3. Computerized Aided Tomography
4. Computerize Transverse Axial Tomography (CTAT)e)
5. Recontructive Tomography (RT) f)
6. Computed Transmission Tomography (CAT)
7. Pada akhirnya, ditetapkan oleh "Radiology and American Journal of Roentgenology"
dengan istilah Computed Tomography (CT)
CT Scan terdiri atas tiga system bagian antara lain :
1) System pemrosesan citra
5. Bagian yang secara langsung dengan obyek yang diamati (pasien) terdiri atas sumber sinar
x,system control, datektor dan akusisi data. Bagian keluaran dari system pemroses citra, adalah
sekumpulan detector yang dilengkapi systemakusisi data. Detector adalah alat untuk mengubah
besaran fisik dalam hal iniradiasi menjadi besaran listrik. System akusisi data terdiri atas
system pengkondisi sinyal dan interface (antarmuka) analog ke computer. Pencatatan dilakukan
dengan tiga pesawat detector, dua diantaranya berfungsi menerima sinar yang menembus objek,
detector yang ketiga berfungsi mengukur intensitas sinar x yang menembus objek.
2) System computer dan kendali
Berfungsi mengontrol x-ray tube, menyimpan data, melakukan prosestomography. Bagian-
bagian simtem computer yang digunakan ct scan adalah :
1. Prosesor
Membaca atau menginterprestasikan intruksi, melakukan eksekusi, danmenyimpan hasil-
hasil dalam memory, CPU yang digunakan bus data 16,32atau 64 bit. Tipe kompuer yang
digunakan bisa mikro computer dan bisamini computer, namun harus memenuhi unjuk
kerja dan kecepatan baisystem CT scan.
2. Hardisk
Hardisk mempunyai fungsi untuk menyimpan data dalam software.
3. System I/O3)
3) Stasiun operasi dan stasiun pengamat
Hasilnya dapat dilihat langsung pada monitor komputer ataupun dicetak ke film.CT
scan bisanya pada umumnya dilengkapi dengan dua buah monitor dengan dankeyboard.
Operasion station mempunyai fungsi sebagai operator control untuk
mengontrol beberapa parameter scan seperti tegengan anoda, waktu scan dan besarnya arus fil
amen.Viewer station mempunyai fungsi untuk memanipulasi system pemroses citra. Bagian
ini mempunyai system control yang dihubungkan dengan system keluaran seperti
harcopyfilm, magnetic tape, dan peper print out. Dari bagian ini dapat dilakukan pekerjaan
untuk mendiagnosa hasil scanning.CT scan hampir dapat digunakan untuk menilai semua
organ dalam tubuh, bahkan di luar negeri sudah digunakan sebagai alat skrining
menggantikan foto rontgen danultrasonografi. Yang penting pada pemeriksaan CT scan
6. adalah pasien yang akanmelakukan pemeriksaan bersikap kooperatif artinya tenang dan tidak
bergerak saat proses perekaman. CT scan sebaiknya digunakan untuk :
a. Menilai kondisi pembuluh darah misalnya pada penyakit jantung koroner,
emboli paru, aneurisma (pembesaran pembuluh darah) aorta dan berbagai kelainan pe
mbuluh darah lainnya.
b. Menilai tumor atau kanker misalnya metastase (penyebaran kanker), letak kanker,dan
jenis kanker.
c. Kasus trauma/cidera misalnya trauma kepala, trauma tulang belakang dan
traumalainnya pada kecelakaan. Biasanya harus dilakukan bila timbul
penurunankesadaran, muntah, pingsan ,atau timbulnya gejala gangguan saraf lainnya.
d. Menilai organ dalam, misalnya pada stroke, gangguan organ pencernaan dll.
e. Membantu proses biopsy jaringan atau proses drainase/pengeluaran cairan yang
f. Menumpuk di tubuh. Disini CT scan berperan sebagai “mata” dokter untuk melihat
g. Lokasi yang tepat untuk melakukan tindakan.
h. Alat bantu pemeriksaan bila hasil yang dicapai dengan pemeriksaan radiologilainnya
kurang memuaskan atau ada kondisi yang tidak memungkinkan andamelakukan
pemeriksaan selain CT scan.
Citra atau gambar yang dihasilkan dari sinar-X ini sifatnya adalah membuat gambar 2dimensi
dari organ tubuh yang dicitrakan dengan memanfatkan konsep atenuasi berkasradiasi pada saat
berinterakasi dengan materi. Gambar atau citra objek yang diinginkankemudian direkam dalam
media yang kemudian dikenal sebagai film. Dari gambar yang diproduksi di film inilah informasi
medis dapat digali sesuai dengan kebutuhan klinis yang akan dianalisis. Setelah puluhan tahun
sinar-X ini mendominasi dunia kedokteran, terdapat kelemahan yaitu objek organ tubuh kita 3
dimensi dipetakan dalam gambar 2 dimensi. Sehingga akan terjadi saling tumpah tindih stukur
yang dipetakan, secara klinis informasi yang direkam difilm dapat terdistorsi. Tahun 1971,
seorang fisikwan bernama Hounsfield memperkenalkan sebuah hasil invensinya yang dikenal
dengan Computerized Tomography atau yang lazimdikenal dengan nama CT-Scan. Invensi
Hounsfield ini menjawab tantangan kelemahan citra sinar-X konvensional yaitu CT dapat
mencitrakan objek dalam 3 Dimensi yang tersusun atas irisan-irisan gambar (tomography) yang
dihasilkan dari perhitungan algoritma komputer. Karya Hounsfield ini menjadi revolusi besar-
7. besaraan dalam dunia pencitraa nmedis atau kedokteran yang merupakan rangkaian yang
berkaitan. Citra/gambar hasil CT dapat menujukan struktur tubuh kita secara 3 dimensi, sehingga
secara medis dapat dijadikan sebagai sebuah alat bantu untuk penegakkan diagnosa yang
dibutuhkan. Untuk mengabadikan penemunya dalam CT terdapat bilangan CT atau
Hounsfield Unit (HU),namun penemuan ini juga merupakan jasa Radon dan Cormack.
Meski amat berguna untuk meneliti lebih dalam terhadap sebuah penyakit, namunteknologi
pemindaian dengan memanfaatkan sinar X, seperti CT scan ini memancarkan radiasi tinggi yang
berpotensi merusak jaringan di dalam tubuh. Untuk itu, para ahli berlomba-
lomba menghasilkan CT scan yang rendah radiasi. Hasilnya adalah sebuah CT scan jantung
terbaru yang diklaim memiliki radiasi yang jauh lebih rendah dibandingkan CT scan
standar. Radiasi dari CT scan terbaru ini sekitar 91% lebih rendah ketimbang CTscan yang
digunakan saat ini.Dalam dunia kedokteran telah ditandai munculnya penggunaan computer
yaitu dengan menggunakan sistem CAT (Computerized Axial Tomography) yang digunakan
untuk menggambar struktur otak dan mengambil gambar seluruh organ tubuh yang tidak
bergerak dengan cara menggunakan sinar X. Sedangkan untuk yang bergerak, menggunakan
system DSR (Dynamic Spatial Reconstructor) yaitu melihat gambar dari berbagai sudut
organtubuh. SPECT (Single Photon Emission Computer Tomography) merupakan suatu system
komputer yang menggunakan gas radioaktif untuk mendeteksi partikel-partikel tubuh yang
ditampilkan dalam bentuk gambar. Bentuk lain adalah PET (Position EmissionTomography)
yang merupakan suatu sistem komputer yang menampilkan gambar yangmenggunakan isotop
radioaktif. Selain itu NMR ( Nuclear Magnetic Resonance) yaitu teknik mendiagnosa dengan
cara memagnetikkan nucleus (pusat atom) dari atom hidrogen.
Prinsip kerja dari CT scan yaitu, Film yang menerima proyeksi sinar diganti dengan alat detektor
yang dapat mencatat semua sinar secara berdispensiasi. Pencatatan dilaku kandengan
mengkombinasikan tiga pesawat detektor, dua di antaranya menerima sinar yangtelah menembus
tubuh dan yang satu berfungsi sebagai detektor aferen yang mengukurintensitas sinar rontgen
yang telah menembus tubuh dan penyinaran dilakukan
menurut proteksi dari tiga titik, menurut posisi jam 12, 10 dan jam 02 dengan memakai waktu 4,
8. 5menit. Sinar-X yang mengalami atenuasi, setelah menembus objek diteruskan ke detector yang
mempunyai sifat sangat sensitive dalam menagkap perbedaan atenuasi dari sinar-X.
yang kemudian mengubah sinar-X tersebut menjadi signal-signal listrik. Kemudian signal-signal
listrik tersebut diperkuat oleh Photomultiplier Tube sinar-X. Data dalam bentu ksignal-signal
listrik tersebut diubah kedalam bentuk digital oleh Analog to Digital Converter (ADC), yang
kemudian masuk ke dalam system computer dan diolah oleh computer. Kemudian
Data Acquistion System (DAS) melakukan pengolahan data dalam bentuk data-data digital atau
numerik.
Data-data inilah yang merupakan informasi komputer dengan rumus matematika atau algoritma
yang kemudian direkonstruksi dan hasil rekonstruksi tersebut ditampilkan padalayar TV monitor
berupa irisan tomography dari objek yang dikehendaki yaitu dalam bentuk gray scale image
yaitu suatu skala dari kehitaman dan keputihan. Pada CT Scanner mempunyai koefisien atenuasi
linear yang mutlak dari suatu jaringan yang diamati, yaitu berupa CT Number. Tulang memiliki
nilai besaran CT Number yang tertinggi yaitu sebesar1000 HU (Hounsfield Unit), dan udara
mempunyai nilai CT Number yang terendah yaitu -1000 HU (Hounsfield Unit), sedangkan
sebagai standar digunakan air yang memiliki
CT Number 0 HU (Hounsfield Unit). Nilai diatas merupakan nilai pada pesawat CT yang
memiliki faktor pembesaran konstan 1000, untuk memperjelas suatu struktur yang satudengan
struktur yang lainnya yang mempunyai nilai perbedaan koefisien atenuasi kurangdari 10% maka
dapat digunakan window width untuk memperoleh rentang yang lebih luas.
Dengan munculnya pemanfaatan komputer dalam bidang kedokteran, hal tersebutsangat
membantu seorang dokter dalam mendiagnosis penyakit tanpa harus menjalani sebuah operasi
terlebih dahulu, menemukan obat yang tepat untuk mengobati penyakit,memudahkan dokter dan
perawat dalam memonitor kesehatan pasien seperti memonitor detak jantung pasien, aliran darah
serta memeriksa organ dalam pasien dengan sinarX.Penerapan komputer pada bidang kesehatan
terutama di bidang kedokteran selainyang sudah disebutkan di atas juga sangat berperan dalam
mendiagnosis penyakit dan juga penelitian-
penelitian dalam perkembangan ilmu kedokteran. Pada masyarakat umum teknologi komputer
9. juga sangat berperan aktif pada bidang kesehatan. Contohnya apabila masyarakat ingin
mengetahui informasi-informasi
mengenai penyakit dan bagaimana cara penyembuhannya, mereka bisa dengan mudah browsing
melalui internet sebagai sarana penyedia informasi. Selain itu bias juga browsing untukkesehatan
tubuh atau untuk kecantikan wajah, kulit dan lain-lain.
Daftar Pustaka :
Rati Junita.
https://www.academia.edu/6425121/IMPLEMENTASI_TEKNOLOGI_INFORMASI_DI_BIDA
NG_KESEHATAN, (7 April 2019 Jam 21.47)