Tugas sim, decha vinesha, yananto mihadi p, sistem informasi untuk persaingan keunggulan, 2018.
1. Sistem Informasi Untuk Persaingan Keunggulan
Dosen :
Yananto Mihadi P
Dibuat oleh :
DECHA VINESHA
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
AKUNTANSI
JAKARTA
2. Sistem Informasi untuk PersainganKeunggulan
Model sistem umum perusahaan akan dapat menjadi contoh pola yang baik untuk
menganalisis sebuah organisasi. Model ini akan menyoroti unsur-unsur yang seharusnya ada
dan bagaimana unsur-unsur tersebut seharusnya berinteraksi. Dalam hal yang sama, model
delapan unsur lingkungan sebuah perusahaan dapat menjadi suatu cara yang baik untuk
memahami kompleksitas dari bagaimana perusahaan akan berinteraksi dengan lingkungannya.
Integrasi antara model sistem umum dan model delapan unsur lingkungan akan menjadi dasar
dari suatu konsep manajemen rantai pasokan (supply chain management).
Keunggulan kompetitif dapat dicapai melalui pengelolaan sumber daya fisik, akan
tetapi sumber daya virtual ternyata juga dapat memainkan peranan yang besar. Michael E.
Porter diakui sebagai orang yang paling banyak mengungkapkan konsep keunggulan
kompetitif dan mengontribusikan pemikiran-pemikiran mengenai rantai nilai (value chain) dan
sistem nilai (value system), yang setara dengan melihat sesuatu secara sistem atas perusahaan
dan lingkungannya. Para eksekutif perusahaan dapat menggunakan informasi tersebut untuk
mendapatkan keunggulan strategis, taktis, dan operasional.
Sumber daya informasi sebuah perusahaan meliputi peranti keras, peranti lunak,
spesialis informasi, pengguna, fasilitas, basis data (database), dan informasi. Informasi
memiliki empat dimensi yang diinginkan: relevansi, akurasi, ketetapan waktu, dan
kelengkapan. Eksekutif perusahaan melakukan perencanaan strategis untuk keseluruhan
organisasi, area bisnis, dan sumber daya informasi. Chief information officer (yang disebut
pula chief technology officer) memainkan peranan penting dalam semua jenis perencanaan
strategis. Sebuah rencana strategis untuk sumber daya informasi akan mengidentifikasikan
tujuan-tujuan yang harus dipenuhi oleh sistem informasi perusahaan di tahun-tahun mendatang
dan sumber daya informasi yang akan diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Keunggulan Kompetitif
Seiring dengan perusahaan memenuhi kebutuhan produk dan jasa para pelanggannya,
perusahaan tersebut akan berusaha untuk mendapatkan keunggulan di atas para pesaingnya.
Mereka dapat mencapai keunggulan ini dengan memberikan produk dan jasa pada harga yang
lebih rendah, memberikan kebutuhan-kebutuhan khusus dari segmen-segmen pasar tertentu.
Satu hal yang tidak selalu terlihat jelas adalah adanya fakta bahwa sebuah perusahaan juga
akan dapat mencapai keunggulan kompetitif melalui penggunaan sumber daya virtualnya. Di
3. dalam bidang sistem informasi, keunggulan kompetitif (competitive advantage) mengacu pada
penggunaan informasi untuk mendapatkan pengungkitan (leverage) di dalam pasar. Ingat
bahwa para manajer perusahaan-perusahaan menggunakan sumber daya virtual sekaligus juga
fisik dalam memenuhi tujuan-tujuan strategis perusahaan.
Keunggulan Strategis
Keunggulan strategis (strategic advantage) adalah keunggulan yang dimiliki dampak
fundamental dalam membentuk operasi perusahaan. Sistem informasi dapat digunakan untuk
menciptakan keunggulan strategis. Sebagai contoh, sebuah perusahaan dapat memutuskan
untuk mengubah seluruh datanya menjadi basis data dengan alat penghubung standar (seperti
alat penghubung browser Web) guna kemungkinan berbagi dengan sekutu-sekutu bisnis dan
pelanggannya.
Basis data yang terstandardisasi dan dapat diakses melalui browser Web mencerminkan
pergeseran posisi perusahaan secara strategis. Strategi ini menyebabkan operasi perusahaan
akan dipengaruhi oleh beberapa cara secara fundamental, yaitu :
a. akses yang ada saat ini bisa jadi dilakukan melalui peranti lunak komputer buatan
perusahaan sendiri, sehingga perubahan tersebut akan menyebabkan perusahaan harus
mempertimbangkan untuk membeli peranti lunak pelaporan standar dari vendor luar
atau mempekerjakan perusahaan luar untuk merancang dan mengembangkan suatu
sistem pelaporan baru. Mobilitas akses laporan juga akan ikut terpengaruh, karena para
pengguna tidak lagi membutuhkan akses laporan juga akan ikut terpengaruh, karena para
pengguna tidak membutuhkan akses langsung ke sumber daya komputer perusahaan.
setiap sambungan ke internet akan memungkinkan pengguna menggunakan sebuah
browser Web untuk mengakses laporan dari hampir seluruh tempat di manapun di dunia
ini.
b. Para pemasok dan pelanggan potensial di manapun di seluruh dunia akan memiliki
potensi akses atas tingkat persediaan bahan baku dan barang jadi perusahaan, sehingga
akan mempercepat transaksi pembelian dan penjualan perusahaan.
4. c. Keamanan juga tidak dapat diabaikan dalam contoh terjadinya perubahan sistem
informasi secara strategis ini. Dengan semakin besarnya keuntungan yang terkait dengan
akses Web kepada informasi perusahaan maka tingkat bahayanya pun akan semakin
besar pula. Tingkat strategis akan menentukan arah dan tujuan perusahaan, namun tetap
masih terdapat kebutuhan akan suatu rencana yang dapat mencapai suatu strategi yang
menyadari arti penting dari keamanan.
Keunggulan Taktis
Sebuah perusahaan mendapatkan keunggulan taktis (tactical advantage) ketika perusahaan
tersebut mengimplementasikan strategi dengan cara yang lebih baik dari para pesaingnya.
Dalam contoh kita, layanan pelanggan dapat ditingkatkan dengan menawarkan kepada
pelanggan akses langsung ke informasi. Semua perusahaan ingin memuaskan pelanggan,
karena kepuasan pelanggan akan menghasilkan pengulangan pembelian.
Perusahaan mendapatkan keunggulan taktis dalam beberapa hal, yaitu :
a. Pelanggan melihat potongan harga sebagai alasan untuk terus membeli produk dari
perusahaan. Potongan itu sendiri merupakan insentif bagi pelanggan, namun juga dapat
memberikan keuntungan ekonomis bagi perusahaan.
b. Sistem informasi dapat menyarankan produk mana yang mungkin ingin dibeli oleh
pelanggan. Perusahaan tidak hanya akan mendorong kesetiaan pelanggan, namun juga
dapat meningkatkan keuntungan dari penjualan.
Keputusan strategis adalah menjadikan sistem informasi perusahaan tersedia bagi para
pelanggan untuk meningkatkan layanan pelanggan. Perusahaan mengembangkan suatu sistem
informasi taktis yang tidak hanya akan meningkatkan kepuasan pelanggan, namun juga akan
meningkatkan profitabilitas.
Keunggulan Operasional
Keunggulan Operasional (Operational advantage) adalah keunggulan yang berhubungan
dengan transaksi dan proses sehari-hari. Di sinilah sistem informasi akan berinteraksi secara
langsung dengan proses.
5. Suatu situs Web yang “mengingat” pelanggan dan preferensi mereka dari transaksi-
transaksi masa lalu akan mencerminkan suatu keunggulan operasional. Browser sering
memiliki cookies, file-file kecil berisi informasi yang terdapat di dalam komputer pengguna,
yang dapat menyimpan nomor akun, kata sandi, dan informasi lain yang berhubungan dengan
transaksi pengguna. Ini merupakan kemudahan yang berharga bagi pelanggan, bahwa para
pelanggan yang menggunakan Web untuk menempatkan pembelian mereka akan menghemat
beban perusahaan membayar seorang juru tulis untuk memasukkan data, tetapi ini hanyalah
keuntungan yang bersifat minor saja.
Data yang dimasukkan oleh pengguna kemungkinan besar akan lebih akurat. Karena data
tidak dikomunikasikan secara lisan kepada orang lain, maka tidak akan terjadi kesalahpahaman
di dalam komunikasi. Ketika informasi (nama, alamat, dan seterusnya) dapat diambil dari
catatan sebelumnya, data tersebut bahkan akan memiliki atas data yang dimasukkan oleh
pengguna. Jika data tidak akurat, pengguna tidak akan menyalahkan perusahaan. Karena
berbagai alasan operasional, akses Web ke sistem informasi perusahaan akan dapat
meningkatkan hubungan dengan pelanggan.
Tiga tingkat keunggulan kompetitif di atas akan bekerja bersama-sama. Sistem informasi
yang terpengaruh oleh ketiga tingkat ini akan memiliki kemungkinan terbaik untuk
meningkatkan kinerja sebuah perusahaan secara substansial.
6. Sistem Informasi yang Efektif dan Efisien
Informasi berkenaan dengan proses memberi tahu (Machlup, 1980) atau menyampaikan data
yang berarti dan berguna kepada pengguna tertentu (O’Brien dan Marakas, 2008), yang
merupakan komponen hasil dari proses (Loose, 1997). Secara bertahap informasi mulai diakui
sebagai kunci sumber daya ekonomi dan merupakan salah satu aset penting perusahaan
(Moody dan Walsh, 1999; Peter Drucker 1992). Sekarang ini orang atau bisnis yang berhasil
adalah yang menguasai atau mengendalikan informasi. (Fenner, 2002).
Ketersediaan dan nilai informasi bagi organisasi sekarang ini ditunjang oleh keberadaan atau
penerapan Information and Communication Technology (ICT) dalam organisasi. ICT adalah
konvergensi komunikasi dan komputasi yang meliputi perangkat keras, perangkat lunak,
jaringan, dan sistem informasi (Shapira dkk., 2004), yang mencakup perangkat untuk
melakukan komputasi, jaringan, transmisi, dan menampilkan informasi digital. ICT membantu
mengkonversi pengetahuan ke dalam data dengan berbagai cara penyimpanan, pengambilan
dan transmisi. Juga membantu dalam menginterprestasi dan menganalisis data yang tersedia
(Low, 2000).
Pada jaman informasi, banyak ditemukan organisasi yang menghargakan informasi dengan
sangat tinggi dan beinvestasi untuk Teknologi Informasi (TI) dalam rangka mencapai berbagai
keuntungan, antara lain seperti yang disebutkan oleh Melville, Kraemer, dan Gurbaxani (2004)
setelah keduanya menelaah lebih dari 200 artikel tentang nilai bisnis TI, yakni: fleksibilitas,
peningkatan kualitas, pengurangan biaya, dan peningkatan produktivitas. Weil dan Ross (2004)
menemukan fakta bahwa pengeluaran TI mencapai 50% dari total biaya belanja organisasi.
Investasi TI sebesar itu tidak menjadi masalah bagi perusahaan mengingat dampaknya yang
signifikan terhadap keuntungan finansial. Hubbard menemukan komputerisasi meningkatkan
komunikasi dan keputusan alokasi sumber daya, serta meningkatkan 3 persen penggunaan
7. kemampuan industri yang membawa kepada keuntungan milyaran dolar setiap tahunnya
(Hubbard, 2001).
Berdasarkan studi kasus dalam berbagai konteks industri, Markus and Robey (1988), Roach
(1989) dan Weill (1990) melihat hubungan positif yang kecil antara investasi TI dengan
keseluruhan performa keuangan perusahaan. Bahkan dalam beberapa kasus, investasi TI
memberikan pengaruh negatif bagi performa perusahaan (Moody dan Walsh, 1999). Namun
beberapa tahun kemudian, setelah meninjau lebih dari 50 studi empiris tentang hubungan
antara investasi TI dan produktivitas, Dedrick, Gurbaxani, dan Kraemer (2003) menemukan
bahwa penelitian baru-baru ini menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan antara
investasi TI dan produktivitas tenaga kerja di tingkat perusahaan. Oliner dan Sichel
memperkirakan rentang produktivitas pekerja berkembang dari 2 persen hingga ke 2 ¾ persen
pertahun hasil dari investasi ICT yang berkelanjutan (Oliner dan Sichel, 2000). Biro Sensus
Pusat Studi Ekonomi menunjukan sekitar 50 % dari manufaktur Amerika Serikat yang
memiliki jaringan komputer memiliki produktivitas yang tinggi dibandingkan manufaktur yang
tidak memiliki jaringan (Economics dan Statistics Administration, 2003).
Investasi TI bisa menguntungkan dan juga merugikan organisasi. Untuk mendapatkan nilai dari
TI, butuh lebih dari sekedar investasi (Weill dan Ross, 2004), diperlukan kecerdasan TI. Weill
& Aral (2006) menemukan bahwa hasil keuangan secara signifikan dipengaruhi oleh tingkat
kecerdasan TI perusahaan. Perusahaan dengan kecerdasan TI yang tinggi memperoleh laba
bersih yang lebih tinggi di tahun-tahun berikutnya untuk investasi, sedangkan perusahaan
dengan kecerdasan TI yang rendah memperoleh laba bersih yang lebih rendah. Salah satu
bentuk kecerdasan TI adalah tata kelola TI sebagaimana ditunjukan oleh Weill & Ross (2004),
bahwa tata kelola TI yang efektif berpengaruh bagi kinerja keuangan, sehingga perusahaan
yang mengejar strategi bisnis tertentu dengan tata kelola TI yang baik ROA-nya 20% lebih
tinggi daripada perusahaan lain mengejar strategi yang sama namun dengan tata kelola TI yang
rendah. Dan tata kelola harus membawa organisasi kepada kesuksesan SI yang dapat diukur
dengan (O’Brian dan Marakas, 2008) : (1) Efisiensi dalam minimalisasi biaya, waktu, dan
penggunaan sumber daya informasi, (2) Keefektifan TI dalam mendukung strategi bisnis
organisasi, sebagai enabler bagi proses bisnis, meningkatkan struktur dan budaya organisasi,
dan meningkatkan nilai pelanggan dan bisnis perusahaan.
Dengan pengeluaran TI yang besar, organisasi harus memiliki kecerdasan TI agar dapat
mencapai kesuksesan SI. Perhatian organisasi tidak hanya pada efisiensi dan efektivitas kerja
setelah penerapan TI, tetapi juga efisiensi dan efektifitas dalam proses pengembangan TI.
Menurut Peter Drucker dalam Menuju SDM Berdaya (Kisdarto, 2002), efektifitas adalah
melakukan hal yang benar sedangkan efisiensi adalah melakukan hal secara benar, dan
melakukan hal yang benar lebih penting daripada melakukan hal secara benar. Efektifitas
berarti sejauhmana kita mencapai sasaran dan efisiensi berarti bagaimana kita mencampur
sumber daya secara cermat. Minimalisasi biaya, waktu, dan penggunaan sumber daya
informasi sebagai cara efisiensi sekalipun penting tetapi tidak boleh merintangi tercapainya
tujuan TI sebagai pedukung strategi bisnis organisasi dan enabler bagi proses bisnis, juga
sebagai cara meningkatkan struktur dan budaya organisasi dan meningkatkan nilai pelanggan
dan bisnis perusahaan. Dengan demikian, dalam pengembangan TI sasaran pengembangan
wajib dicapai, namun untuk memaksimalkan keuntungan sebaiknya dilaksanakan secara
efisien.
8. MENGATASI GAP
Ada beberapa cara mengatasi gap komunikasi yang mungkin bisa kita terapkan manakala
terjadi permasalahan semacam ini. Gap komunikasi merupakan situasi dimana adanya
perbedaan persepsi antara pihak yang terlibat dalam komunikasi. Ini termasuk dalam
hambatan-hambatan komunikasi. Akibatnya, perdebatan bisa saja muncul di sana. Lebih lagi
apabila gap komunikasi tersebut kemudian berkembang menjadi sebuah kesalahpahaman.
Tentu saja ini bisa menjadi permasalahan komunikasi yang lebih kompleks.
ads
Terdapat beberapa macam hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini.
Tujuannya tentu saja agar konflik komunikasi tidak terjadi dengan berkepanjangan. Berikut ini
adalah beberapa macam kiat yang bisa dilakukan untuk mengatasi gap komunikasi.
Komunikasi yang baik tentu saja bisa menjadikan hubungan interpersonal juga menjadi lebih
baik.
1 Empati
Empati merupakan salah satu bentuk dimana kita mampu merasakan seakan-akan berada di
posisi orang lain. Dengan ini, maka gap komunikasi yang terjadi bisa mulai berkurang.
Tentunya akan muncul pengertian-pengertian tersendiri dari masing-masing pihak, dimana kita
mampu mengerti orang lain. Karena bagaimana pun juga, mengerti orang lain adalah hal yang
lebih penting daripada kita berharap dimengerti orang lain.
2 Asertif
Komunikasi asertif merupakan salah satu sikap dimana kita bisa menyampaikan apa yang
menjadi suatu permasalahan tanpa harus menyakiti orang lain. Sikap ini memang cukup sulit
untuk dilakukan apabila belum terlalu terbiasa. Untuk menggunakannya, kita harus mengenali
diri kita dengan lebih baik lagi. Menghilangkan sikap egois adalah kunci keberhasilan agar kita
bisa lebih asertif.
3 Bekerja sama
Bekerja sama dengan orang lain bisa membuat proses komunikasi menjadi lebih lancar.
Perbedaan pendapat dihargai sebagai suatu hal yang dinamis dan ditemukan penyelesaiannya
dengan mencari kesepakatan bersama. Gap komunikasi biasanya terjadi bila masing-masing
pihak tidak mampu melakukan proses kerja sama dengan benar.
4 Klarifikasi
Klarifikasi bisa dilakukan sebagai bentuk ralat terhadap informasi yang telah disampaikan
apabila informasi tersebut menyebabkan terjadinya gap komunikasi. Tentunya, sebagai pihak
yang menerima klarifikasi juga harus mampu menerima dan menelaah ralat yang telah
diberikan. Apabila klarifikasi justru kemudian diperdebatkan, maka gap komunikasi masih
tetap akan ada.
5 Evaluasi
Cara mengatasi gap komunikasi selanjutnya adalah dengan melakukan evaluasi. Proses ini
cenderung dengan melihat terlebih dahulu seberapa jauh komunikasi yang telah kita lakukan
ini berdampak terhadap gap yang terjadi. Selanjutnya, evaluasi dilakukan dengan menyeluruh
dan melibatkan setiap pihak yang terlibat dalam interaksi. Hal ini akan menutup gap
komunikasi yang terbentuk tadi.
9. 6 Permintaan maaf
Mengucapkan permintaan maaf bukanlah perkara yang mudah. Kadang kala seseorang tidak
mau mengucapkan permintaan maaf karena maaf hanyalah untuk orang-orang yang kalah.
Namun demikian, demi menghindari gap komunikasi dan menjadikan pekerjaan semakin lama
diselesaikan, istilah klise mengalah bukan berarti kalah bisa diterapkan untuk kasus ini.
7 Sikap profesional
Menunjukkan sikap profesional mampu menutup gap komunikasi yang terjadi. Sikap
profesional diperlukan agar tidak terjadi komunikasi sosial yang mungkin justru semakin
menyebabkan gap komunikasi terjadi lebih lebar. Ini bisa dilakukan dengan mengedepankan
sikap-sikap yang mementingkan pemecahan masalah dibandingkan dengan perdebatan.
Manfaat teoritis
Penelitian ini berkontribusi dalam menerapkan rangka kerja ACIS, dimana rangka kerja ini
bersifat high-level dan tidak membahas ranah implementasi. Penelitian ini juga menerapkan
kajian teoritik lainnya yang digunakan dalam penelitian ini, seperti teori teknologi biometrik
dan penerimaan teknologi (yang akan dijelaskan kemudian). Kesenjangan yang
dipresentasikan dalam penelitian ini, secara umum, juga dapat dijadikan masukan bagi peneliti
di bidang bersangkutan dalam penelitian selanjutnya, terutama untuk teori yang digunakan
dalam penelitian ini.
Manfaat praktis
Secara praktis, penelitian ini bermanfaat untuk memberi kritik secara konstruktif terhadap
bandar udara secara umum di Indonesia, dengan menggunakan Bandar Udara Internasional I
Gusti Ngurah Rai sebagai sampel. Kritik ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang
apa yang sedang mereka lakukan sekarang ini, letak kekurangan dan kelebihan dari protokol
hari ini, dan merevisi protokol tersebut dengan bantuan teknologi yang sedang diadaptasi oleh
berbagai bandara besar di dunia seperti Dubai International Airport. Peneliti lain yang berminat
di bidang ini juga dapat menggunakan penelitian ini sebagai acuan mereka, mengisi research
gap yang sudah diutarakan sebelumnya, atau sebagai perluasan khasanah pengetahuan tentang
smart travel
10. DAFTAR PUSTAKA
- Putra, Yananto Mihadi. (2018). Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen: Pengantar
Sistem Informasi Manajemen. FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta.)
- https://pakarkomunikasi.com/cara-mengatasi-gap-komunikasi
-
https://www.researchgate.net/publication/313006243_Gap_Analysis_untuk_Implementasi_S
mart_Travel_di_Bandar_Udara_Internasional_I_Gusti_Ngurah_Rai_Bali