Usaha, decha vinesha, prof. dr. hapzi ali. cma, berpikir kreativitas dan inov...
Komunikasi Model Kepemimpinan
1. Komunikasi dan Mengetahui Model Kepemimpinan
DOSEN PENGAMPU :
Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
Disusun Oleh :
Nama : Decha Vinesha
Nim : 43217110125
FAKULTAS EKONOMI BISNIS
AKUNTANSI
JAKARTA
2. KOMUNIKASI
PROSES KOMUNIKASI DALAM PERUSAHAAN
1. KEGIATAN KOMUNIKASI DALAM PERUSAHAAN.
Setiap organisasi pasti memiliki hierarchie/tingkatan yang mengakibatkan komunikasi
di dalamnya.semua ini mengakibatkan terhadap penyelenggaraan komunikasi yang juga mempengaruhi
hubungan antar manusia didalam dan diluar perusahaan. Apabila suatu pihak kegiatan komunikasi menjadi
suatu mekanisme sosialisasi, integrasi, dan peningkatan kerjasama, maka pada pihak lain kegiatan itu
merupakan pencerminan dari situasi sosialisasi dan kerjasama yang dimaksud. Kegiatan komunikasi
mempunyai dua aspek, yaitu aspek aktif yang berupa kegiatan yang bertujuan mempengaruhi situasi dan
dapat mengubahnya, dan aspek pasif yang merupakan pencerminan situasi sosial yang memanfaatkan
komunikasi tersebut. Komunikasi juga merupakan alat sosialisasi yang netral (bukan hanya dapat
menimbulkan integrasi tetapi juga disintegrasi, dapat menimbulkan kerjasama tetapi juga pertentangan,
dapat meningkatkan kerjasama internasional sebagai alat diplomasi, sebaliknya juga dapat menimbulkan
awal sengketa atau peperangan). Oleh karena itu efek dari komunikasi tersebut tergantung dari maksud dan
tujuan si penyampainya.
1. PROSES KOMUNIKASI DALAM PERUSAHAAN, sekurang-kurangnya mempunyai 5
komponen, yaitu sbb..:
2. Ide atau kejadian yang akan diberitakan,
3. Komunikator yang mengadakan kegiatan perumusan berita,
4. Pesan yang dirumuskan dan disalurkan,
5. Menginterpretasikan pesan, dan
6. Tujuan kegiatan pemberitahuan.
Karena adanya garis wewenang dalam suatu perusahaan, dengan sendirinya pola komunikasi berimpit
dengan pola garis wewenang. Oleh sebab itu komunikasi banyak mengalir secara vertikal dari atas ke
bawah. Melalui garis komunikasi diberikan segala petunjuk, instruksi, dsb.. Arus komunikasi sebaliknya,
dari bawah ke atas membawa informasi untuk atasan yang kemudian menjadi bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan.
Dengan demikian jelaslah bahwa dalam struktur tidak bebas, peranan komunikasi atasan dan bawahan
berbeda, atasan memberikan perintah/petunjuk (yang mempunyai sangsi disiplin yang dituntut), sedangkan
bawahan memberi informasi.
Disamping itu memang terdapat pula komunikasi mendatar yang terjadi antar karyawan sekolega/setingkat.
Komunikasi inipun masih dalam kerangka struktur perusahaan, walaupun biasanya tidak ada sangsinya
(kecuali apabila memasalahkan kerjasama dan tukar menukar informasi pekerjaan untuk merealisasikan
suatu tugas). Bilamana komunikasi mendatar lebih memperoleh arti penting daripada komunikasi vertikal,
maka pimpinan suatu perusahaan mendapatkan saingan, karena informasi (sengaja atau tidak) akan banyak
tidak sampai kepadanya.
Hal ini dapat pula menyebabkan keputusan yang akan diambil mungkin kuranf tepat atau kurang bijaksana.
Biasanya penyimpanan atau pembekuan suatu informasi terjadi dua tingkat di bawah seorang atasan, karena
tingkat tersebut jauh, akan tetapi juga masih dekat dengan atasan yang akan dihambatnya.
Isi komunikasi vertikal dari atas ke bawaj biasanya mengandung unsur pengarahan, kritik terhadap
pekerjaan yang kurang baik dilaksanakan bawahan, informasi penting yang mendidik, meyakinkan dan
diarahkan pada peningkatan partisipasi serta afiliasi atau kohesi (hubungan) karyawan perusahaan. Apakah
3. pola komunikasi itu lebih banyak bersifat instruktif atau hanya sekedar tukar-menukar informasi, hal ini
sangat tergantung pada jenis informasi dan relevansinya dengan pekerjaan, yaitu hubungan kerja antara
komunikator dengan komunikasi. dalam hubungan ini perlu disebut pentingnya suatu bagan organisasi yang
menjelaskan:
Garis hierarchie atau tingkatan,
Wewenang,dan
Hubungan kerja antar bagian.
Dengan demikian pola komunikasi dapat diketahui melalui relevansi jenis dan materi pekerjaan. Hal ini
akan menjelaskan sekaligus apabila ada orang-orang dari bagian lain yang kurang ada hubungannya satu
dengan yang lain dalam bidang pekerjaan mempunyai hubungannya yang erat, bahwa ada sesuatu yang
lebih penting daripada kepentingan pekerjaan yang mengikatnya. Selama tidak mengganggu kelancaran
pekerjaan atau diadakan diluar jam kerja, komunikasi demikian dapat dihadapi dengan toleransi.
Sehubungan dengan ini perlu disebut apa yang dinamakan “grapevine” (komunikasi desas-desus atau
benalu komunikasi).
Desas-desus ini adalah saluran komunikasi yang memanfaatkan secara tidak jujur (bukan urusan hubungan
kerja) untuk mengadakan komunikasi antar bagian dan menyampaikan berbagai hal yang biasanya diberi
warna negatif atau memang bersifat demikian kepada pihak lain. Hal semacam ini biasanya merupakan
saluran komunikasi tidak resmi dalam suatu perusahaan.
Untuk mengatasi benalu/desas-desus tersebut yang biasanya berita tentang ketegangan hubungan atasan
dengan bawahan yang mungkin kurang suka dikontrol oleh atasannya, maka diperlukan rapat bulanan guna
memberi informasi yang penting dan harus diketahui staff yang lebih rendah.
Walaupun tidak disukai, namun kontrol sangat diperlukan demi kelancaran perencanaan. Karena itu dalam
komunikasi dari atas ke bawah sebaiknya digunakan suatu sistem untuk memperlunak kontrol, misalnya
dengan menggunakan kata-kata halus seperti “tolong”, “terimakasih”, “bagaimana sekiranya…”, “apakah
tidak lebih baik jika…”, dsb.. walaupun halus, namun bawahan bukan berarti akan meremehkan atasannya,
karena perintah yang disampaikan harus tetap dilaksanakan. Dengan demikian akan terjadi keselarasan
antara atasan dengan bawahan karena bawahanpun dapat merasa dihargai.
1. HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
Setiap lembaga bisnis haruslah dapat menciptakan hubungan kondusif, baik yang bersifat internal
(bertujuan untuk mempertahankan integrasi secara psikologis maupun sosial, yang mempunyai efek
meningkatnya tingkat produktivitas. Agar kepuasan, loyalitas, dan integrasi individu semakin baik, amat
pentinglah bahwa dalam komunikasi antar manusia itu berlaku pengakuan eksistensi individu di dalam
lingkungannya. Kita harus mengetahui kita harus memperhatikan orang lain) maupun eksternal (diperlukan
karena pembelian terdapat pada pihak luar perusahaan yang mempunyai karakter dan kedudukan yang
berbeda-beda, maka diperlukan pendekatan yang berbeda pula agar dapat mencapai orang tersebut).
Adakalanya strategi interpersonal kurang mencukupi tuntutan bisnis karena mempunyai target konsumen
yang besar dengan segmentasi pasar yang secara geografis sangat luas dan tercerai-berai. Oleh karena itu
strategi yang harus kita pakai adalah strategi komunikasi massa.
Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi media memproduksi pesan-pesan dan mengirimkannya
ke publik yang besar, dan melalui proses tersebut sejumlah pesan akan digunakan atau dikonsumsi oleh
audiens. Sentral studi komunikasi massa adalah media. Bila dikatakan bahwa sistem media merupakan
bagian dari sistem dalam konteks yang lebih besar, yaitu politik, ekonomi, dan institusi kekuasaan studi
komunikasi massa juga mempelajari kaitan sistem-sistem tersebut dengan keberadaan dan fungsi media
4. dalam masyarakat. Oleh studi komunikasi massa bersifat kompleks, analisis yang mendalam terhadap
faktor-faktor terkait di seputar media dibutuhkan.
Hubungan masyarakat menjalankan fungsi dan tugas penerangan di dalam jajaran masing-masing.
Penalarannya sebagai wahana komunikasi ke dalam (berusaha menyelenggarakan ke dalam tubuh
organisasi) maupun keluar (memberikan informasi kepada masyarakat dan lingkungan). Penyelenggaraan
ini berfungsi memfilterisasi, mengelola, dan menyajikan informasi yang diperlukan sehingga sesuai dengan
kebutuhan komunikasi dari kelompok sasaran yang dituju. Mengelola dan menyaring masukan dari luar
menyelenggarakan komunikasi yang sehat kepada masyarakat sehingga mereka mendukung dan
menyetujui apa yang diharapkan.
Hubungan masyarakat disebut juga public relation dengan ruang lingkup kegiatan yang menyangkut baik
individu keluar dan semua kegiatan diselenggarakan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi masing-
masing lembaga atau organisasi.
Tujuan hubungan yang harmonis dengan masyarakat adalah untuk menciptakan, membina, dan memelihara
sikap budi yang meluangkan bagi lembaga atau organisasi di suatu pihak dan dengan public di lain pihak
dengan komunikasi yang harmonis dan timbal balik.
Fungsi hubungan masyarakat mengandung 3 unsur, yaitu:
1. Mempengaruhi pendapat.
2. Cara mempengaruhi dengan penyajian yang dapat diterima, dan
3. Komunikasi yang digunakan dua orang atau timbal balik.
Apabila kita memperhatikan ketiga unsur tersebut maka akan tampak unsur yang pertama adalah unsur
yang umum yang dipergunakan dalam komunikasi, sedangkan unsur kedua dan ketiga adalah unsur yang
khusus dipergunakan dalam hubungan masyarakat (humas).
1. KOMUNIKASI UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH
(bertujuan untuk mempelajari kapan komunikasi tepat untuk berhubungan dengan masalah-masalah
bisnis, untuk mempelajari bagaimana cara menciptakan suasana agar pertemuan-pertemuan dapat
berhasil, untuk mempelajari bagaimana menyusun agenda rapat, untuk mempelajari bagaimana
menyusun sebuah kelompok diskusi, untuk mempelajari yang bersifat sebagai pimpinan dan untuk
mengetahui keadaan suatu kelompok)
Ini dimaksudkan untuk membantu meningkatkan kemampuan komunikator dalam memecahkan masalah
ketika berhubungan dengan kelompok-kelompok kecil. Suatu pertimbangan mengikuti langkah-langkah
akan sangat membantu untuk meningkatkan pertemuan-pertemuan kelompok yaitu yakin akan metode yang
digunakan, ciptakan suasana yang menyenangkan, rencanakan jadwal, susunan pembahasan, gunakan gaya
kepemimpinan yang tepat, mengikuti perkembangan kelompok dan tindak lanjut setelah pertemuan.
Metode yang digunakan adalah penting untuk berhati-hati didalam menentukan pilihan metode untuk
membuat keputusan. Yakin bahwa metode ini adalah yang terbaik untuk mencapai tujuan. Sewaktu-waktu
rapat kelompok tidak diperlukan dan komunikasi dapat lebih efektif dan efisien dengan langsung
diputuskan atau menggunakan komunikasi tertulis. Banyak organisasi yang menggunakan metode
kelompok secara luas untuk informasi komunikasi yang penting dan membuat keputusan-keputusan.
5. Ada keuntungan dan kerugian dalam metode kelompok. Alasan utama yang sering disebutkan untuk
menggunakan metode-metode kelompok antara lain:
1. Keputusan yang berkualitas lebih baik,
2. Keputusan kelompok membuat perkembangan dukungan yang lebih besar,
3. Keputusan kelompok dapat menghasilkan suatu tekad yang kuat untuk melaksanakan keputusan
tersebut,
4. Metode rapat atau kelompok menimbulkan resiko yang lebih efektif dalam proses pengambilan
keputusan.
Adapun kerugian metode kelompok diatas ada beberapa pembatasan untuk mempertimbangkannya:
1. Metode kelompok memakan waktu cukup panjang,
2. Metode kelompok atau rapat meminta keahlian atau keterampilan pemimpin,
3. Keputusan kelompok kadang- kadang menggambarkan rata-rata keahlian dalam kelompok, dan
4. Keputusan kelompok dapat membuat kesalahan dalam menghasilkan dugaan.
Untuk menjadikan suatu kelompok menjadi efektif, haruslah menciptakan suatu lingkungan yang baik
dalam mencapai tujuan-tujuan. Beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu, sbb.:
1. Motivasi. Para anggota rapat harus memiliki kepercayaan bahwa rapat sangat diperlukan, maka
mereka akan berusaha memberikan opini terbaik mereka, demi perusahaan. Untuk itu mereka harus
dapat memotivasi diri mereka sendiri bahwa pendapat mereka sangat diperlukan. Ini sangat
diperlukan dalam penyusunan/pembentukan kelompok sebelum rapat dimulai.
2. Lokasi rapat.
3. Merencanakan rapat,
Banyak pimpinan mengeluarjan sebuah perjanjian besar seperti pengaturan-pengaturan fisik dan tak
seorangpun mengetahui apa yang akan benar-benar terjadi dalam rapat.
Mereka dengan jelas berpikir bahwa mereka akan setuju dengan persoalan-persoalan rapat di pertemuan.
Kelompok komunikasi lebih efektif untuk menyelesaikan masalah bisnis. Salah satu jalan yang terbaik
untuk memudahkan pertemuan kelompok yang efektif adalah menciptakan disiplin, peraturan, dll. dalam
tujuan dari kelompok. Pimpinan yang efektif juga harus menjadi komunikator yang efektif, contohnya
hubungan yang efektif dimana kepemimpinan dalam kelompok menunjukkan kemampuan pemakaian
komunikasi yang efektif.
6. MODEL KEPEMIMPINAN
PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN
a. Pemimpin
1. Defenisi Pemimpin
Pemimpin dapat didefinisikan sebagai individu dalam suatu kelompok atau organisasi yang bertujuan
membimbing dan mengkoordinir aktivitas kelompok atau organisasi tersebut.
2. Teori-Teori Tentang Timbulnya Pemimpin
Yang dimaksud dengan teori munculnya pemimpin ialah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
seseorang sehingga menjadikan dia bisa menjadi seseorang pemimpin. Factor-faktor dimaksud bila
dikaitkan dengan teori yang ada maka terdapat empat teori, sebagai berikut:
1. Teori Genetik
Menurut teori genetic orang bisa jadi pemimpin karena ia memang sejak lahir telah mempunyai bakat untuk
memimpin (factor internal).”leadership are born and not mad”artinya “pemimpin itu dilahirkan bukan
dibentuk”
1. Teori Sosial
Menurut teori ini bisa tidaknya orangjadi pemimpin tergantung pada factor-faktor persiapan, pendidikan ,
latihan dan pengalaman seseorang (factor eksternal). Jadi prinsipnya “leaders are made and not born”
(Pemimpin itu dibentuk bukan dilahirkan )
1. Teori Ekologik
Teori ini merupakan paduan atau konvergensi antara teori genetik dan sosial.
Menurut teori ini orang bisa dan mampu jadi pemimpin yang baik, bila ia mempunyai bakat sebagai
pemimpin, kemudian bakat tersebut mendapat tempat penyaluran yang memadai atau dengan kata lain
bakat yang dimiliki itu disalurkan dan dikembangkan lewat pendidikan, latihan dan pengalaman akan
memunculkan orang menjadi pemimpin yang baik.
1. Teori Kontingensi atau tiga dimensi
Menurut teori tiga dimensi terdapat tiga factor yang ikut berperan dalam menentukan bisa tidaknya
seseorang jadi pemimpin. Ketiga faktor itu adalah :
1. Bakat kepemimpinan yang dimiliki
2. Pengalaman, pendidikan dan latihan kepemimpinan yang diperolehnya.
3. Kegiatan seseorang untuk mengembangkan bakat kepemimpinan.
3. Ciri Atau Karakteristik Pemimpin Yang Baik
Pada dasarnya kemampuan memimpin itu bukan hanya monopoli orang-orang tertentu saja tetapi siapa saja
bisa menjadi pemimpin menurut bakat dan jenjang masing-masing. Dan untuk menjadi pemimpin yang
baik ada beberapa ciri atau karakteristik yang harus dihayati dan diamalkan. Antara lain :
7. 1. Bertenggang rasa.
2. Menyadari sifat- sifat kelompok.
3. Mampu mengembangkan kemampuan berpikir abstrak.
4. Bersikap jujur terbuka dan objektif.
5. Mampu mengenal diri sendiri dan orang lain.
6. Mampu menjaga kestabilan emosi.
b. Kepemimpinan
Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin, Dengan mengacu pada pengertian pemimpin diatas maka dapat
didefenisikan Kepemimpinan sebagai seni mempengaruhi orang lain, mengarahkan keinginan, kemampuan
dan kegiatan mereka untuk menjadi tujuan bersama.
Adapun pengertian Kepemimpinan Menurut Parah Ahli sebagai berikut :
Boring, Langeveld dan Weld memberikan arti kepemimpinan sebagai hubungan yang dilakukan
seseorang dengan suatu kelompok, guna mencapai beberapa tujuan yang diinginkan.
Mayjen Soedarsono Mertoprawiryo (1990) menyebutkan bahwa kepemimpinan adalah adalah suatu
seni pergaulan dan suatu profesi seseorang .
M. Ngalim Purwanto dan Sutaadji Djojopranoto mengartikan kepemimpinan sebagai tindakan atau
perbutan diantara perseorangan dan kelompok, yang menyebabkan baik orang-orang maupun
kelompok menuju kearah tujuan-tujuan tertentu. Sebagai tujuan bersama.
Tipe Atau Gaya Kepemimpinan
Menurut Ralph white dan Ronald lippet; ada tiga dasar gaya kepemimpinan antara lain :
1. Kepemimpinan otoriter
v Penentuan kebijaksanaan oleh pimpinan sendiri
v Cara dan kegiatan yang dilakukan berada ditangan pemimpin
v Stategi, penentuan posisi, pembagian tugas ditentukan pimpinan
1. Kepemimpinan Demokratik
v Kebijaksanaan ditentukan bersama secarah musyawarah, pimpinan sebagai fasilitator
v Pemimpin hanya melakukan sumbang saran mengenai cara kerja dan kegitan yang dilakukan dalam
rangka mencapai tujuan
v Cara kerja, penentuan posisi dan pembagian tugas diserahkan kepada kelompok
1. Kepemimpinan Liberal
v Kebebasan penuh pada pengambilan keputusan, pimpinan memiliki peran yang sangat minim
v Pimpinan hanya memberi informasi bila diminta dan tidak terlibat dalam penentuan cara kerja dan
kegiatan yang dilakukan.
8. B. KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF
a. Pengertian Kepemimpinan Yang Efektif
Dari berbagai penjelasan diatas, maka seorang pemimpin yang efektif adalah yang tidak hanya bekerja
sendiri tanpa melibatkan siapapun. Melainkan mampu memanfaatkan berbagai potensi yang
mengelilinginya. Kepemimpinan efektif bukan sekedar pusat kedudukan atau kekuatan akan tetapi
merupakan interaksi aktif antar komponen yang efektif.
Dari ketiga gaya kepemimpinan diatas, tepat atau tidaknya gaya tersebut akan disesuaikan dengan situas
dan kondisi dari organisasi yang dijalankan.
b. Sifat Kepemimpinan Yang Efektif
Sifat kepemimpinan yang efektif menurut Keith Davis adalah:
1. Intelegensi yang tinggi (Intellegence)
2. Kematangan jiwa social (social Maturity)
3. Motivasi terhadap diri dan hasil (Inner motivation and achievement drives)
4. Menjalin hubungan kerja manusiawi (Human relation attitudes)
Menurut Ki Hajar Dewantara, sifat kepemimpinan meliputi 3 hal yaitu:
1. Ing Ngarso Sung Tulodho (pemimpin dimuka harus memberi teladan)
2. Ing Madyo Mangun Karso (pemimpin ditengah harus membangun prakarsa)
3. Tut Wuri Handayani (pemimpin mengikuti mendorong dari belakang)
c. Fungsi Kepemimpinan Yang Efektif
Fungsi seorang pemimpin yang efektif adalah:
v Membantu mencapai sasaran organisasi
v Menggerakan anggota menuju sasaran tersebut
v Mewujudkan interaksi dan keterikatan antar individu
v Memelihara kekuatan dan kohesi anggota.
d. Cara menumbuhkan pemimpin yang efektif
“Panduan Kilat Untuk Pemilik Kebun”
Delapan prinsip pengembangan yang efektif antara lain:
1. Pilihlah benih yang bagus. ”pilihlah orang dengan potensi alamiah untuk bisa memainkan peran
pemimpin”
2. Siapkan tanahnya. “periksa kultur perusahaan anda apakah kultur ini menumbuhkan atau
memandulkan tumbuhnya kepemimpinan” kejujuran, keadilan, dan ketidakcurangan.
3. Perkaya tanahnya dengan pupuk dan air.”pastikan matahari yang membawa nilai-
nilaibaik:integritas,
4. Rotasikan tanaman. “berikan kepada pemimpin beragam tantangan dan kesempatan”
5. Biarkan ladang tanpa tanaman: tidak semua pohon berbuah setiap tahun. “berikan waktu kepada para
pemimpin untuk berpikir, merenung dan menyelesaikan masalah mereka”
9. 6. Lihat baik-baik dimana pohon akan tumbuh subur. “seorang pemimpin yang sanggup berjuang
dalam satu bidang atau sektor mungkin juga dapat sukses dalam bidang atau sektor lain ”
7. Buanglah bagian-bagian pohon yang mati. Sederhanakan pohon hingga tersisa batang saja.
“buanglah praktek-praktek dan ide-ide yang tidak memberikan hasil”
8. Biarkan akarnya tumbuh jauh kedalam tanah.”air inspirasi terletak jauh dibawah tanah” prinsip
paling penting dalam pengembangan kepemimpinan adalah jangan pernah mengangkat seseorang
yang tidak mempunyai pelatihan atau persiapan yang sesuai.
C. FONDASI BAGI KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF
“Langkah pertama untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif adalah dengan bercermin. Kuasailah
ketrampilan diri sendiri dengan demikian anda akan meletakan dasar untuk membantu orang lain agar
melakukan hal yang sama.”
Charles C, Manz dalam bukunya yang berjudul “Leadership Wisdom of Jessus”, Charles C. Manz
menjelaskan bagaimana membangun fondasi kepemimpinan yang kokoh, melalui ajaran Yesus dibawah
ini:
“mengapa engkau melihat selumbar di wajah saudaramu, sedangkan balok di matamu tidak engkau ketahui?
Bagaimana engkau berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu,
padahal adabalok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkan dahulu balok di matamu, maka engkau
akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar dari mata saudaramu.”(Mat 7:3-5)
Ayat diatas mengemukakan bahwa pandangan yang berbeda dari Yesus tentang bagaimana seharusnya
pendekatan seorang pemimpin terhadap obyek kepemimpinan. Yaitu terlebih dahulu pemimpin ditantang
untuk mencermati dan memperbaiki diri mereka sendiri. Inilah yang sering tidak disadari oleh para
pemimpin. Banyak orang yang ingin menjadi pemimpin, tetapi tidak banyak yang menyadari bahwa untuk
memimpin orang lain, seseorang terlebih dahulu harus trampil dalam memimpin diri sendiri.
Kepemimpinan terhadap orang lain harus datang dari suatu ekspresi yang jujur terhadap kelemahan diri
sendiri.
Dari uraian diatas kita bisa menyimpulkan bahwa landasan yang kuat bagi seorang pemimpin adalah ketika
pemimpin tersebut bisa membentuk sebuah model keteladanan. Keteladanan akan menjadi kekuatan yang
mampu mempengaruhi tanpa harus menggurui dan memaksa. Keteladanan akan memunculkan sikap
hormat dan penghargaan yang tulus yang akan menggerakkan orang lain dengan sukarela. Dengan menjadi
model keteladanan, seorang pemimpin dimampuksn untuk bisa memberikan dampak bagi lingkungannya,
sekaligus menunjukkan kepada obyek yang dipimpinnya bagaimana cara melakukan pelayanan
mengembangkan orang lain menjadi pribadi yang efektif, berkualitas dan berkarakter kristus.
Jadi jika anda ingin menjadi seorang pemimpin yang efektif, mulailah dengan menguasai ketrampilan
dalam memimpin diri sendiri. Biarkan orang lain melihat karakter dan kualitas hidup anda. Dengan
demikian anda akan akan meletakan dasar kokoh bagi kepemimpinan anda.
10. DAFTAR PUSTAKA
Adair John, 2005, Cara Menumbuhkan Pemimpin yang Efektif, Gramedia: Jakarta
Mandacu, 2005. Leadership, Unpatti : Ambon
www. Syamsudin. Com
www. Wikipedia.com
www.group geoogle.com
https://stpakambon.wordpress.com/2009/09/04/kepemimpinan-yang-efektif/
Sumber :
– http://ekopurnomo1990.blogspot.com/2010/01/pentingnya-komunikasi-yang-efektif-di.html – Buku –
Paket Komunikasi Bisnis, Universitas Gunadarma.
– http://giraw-amirachman.blogspot.com/2011/05/proses-komunikasi-dalam-perusahaan.html
-https://filzaah.wordpress.com/2015/06/16/proses-komunikasi-dalam-perusahaan/