SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
PENGGUNAAN TURUNAN

     Turunan banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang kehidupan khususnya ilmu
pengetahuan dan teknologi. Aplikasi turunan yang telah diajarkan pada pendidikan
menengah diantaranya penggambaran grafik fungsi dan masalah pengoptimasian. Dua hal
ini berkaitan erat karena setiap permasalahan yang dapat dibuat fungsinya mungkin dapat
digambarkan menjadi suatu grafik fungsi, dan dari suatu grafik kita dapat mengetahui nilai
optimum fungsi, yaitu nilai maksimum atau minimum yang dapat dicapai suatu fungsi.
     Dengan mempelajari turunan dalam kalkulus diferensial, nilai-nilai optimum suatu
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dapat diselidiki dengan mudah tanpa harus
menggambarkannya dalam sebuah grafik, meskipun grafik merupakan bagian tak
terpisahkan dari perhitungan kalkulus.
     Beberapa aplikasi lainnya yang berkaitan dengan metode numerik diantaranya
diferensial, pendekatan linear, penyelesaian numerik persamaan dengan metode Newton,
dan lain sebagainya. Turunan juga banyak diaplikasikan dalam bidang ekonomi, bisnis,
kependudukan, dan lain- lain.

1. Masalah Peongoptimasian (Maksimum-Minimum)
  Sebelum membahas contoh langsung dari aplikasi turunan, berikut akan dibahas
  beberapa definisi dan teorema dalam kalkulus.
  a. Titik Kritis (Critical Point )
     Definisi Titik Kritis :
     Titik x = c dikatakan titik kritis dari fungsi f (x) jika f (c) ada, dan memenuhi salah
     satu dari
                                𝑓′ 𝑐 = 0   atau    𝑓 β€² 𝑐 tidak ada
     Jika 𝑓 β€² 𝑐 = 0 maka c disebut titik stasione r, dan jika 𝑓 β€² 𝑐 tidak ada maka c
     disebut titik singular (terisolir).
     Contoh 1 :

     Carilah titik-titik kritis dari fungsi 𝑓 π‘₯ = βˆ’π‘₯ 2 + 4π‘₯ .
     Penyelesaian :
     Turunan fungsi f (x) β‡’ 𝑓′ π‘₯ = βˆ’2π‘₯ + 4
     Fungsi turunan ini merupakan fungsi linear       yang berarti turunannya ada untuk
     semua bilangan real.



                                               Kalkulus I/Penggunaan Turunan/rHn_copyright   | 13
Titik kritis diperoleh dari
                             𝑓 β€² (π‘₯) = 0 ⇔ βˆ’2π‘₯ + 4 = 0 ⇔ π‘₯ = 2

  Dan karena 𝑓 2 = βˆ’22 + 4.2 = 4 (ada), maka x = 2 adalah titik kritis dari fungsi
  tersebut. ∎

  Contoh 2 :
                                                      4          1
  Carilah titik-titik kritis dari fungsi 𝑓 π‘₯ = π‘₯ 3 + 4π‘₯ 3 .
  Penyelesaian :
                                           1         βˆ’2
                                       4        4
  Turunan fungsi f (x) β‡’ 𝑓′ π‘₯ =            π‘₯3 + 3 π‘₯ 3
                                       3

  Karena ada variabel berpangkat negatif, kemungkinan fungsi turunan ini berbentuk
  pecahan rasional, yang memungkinkan di suatu titik nilainya tidak ada. Untuk itu
  sederhanakan fungsi menjadi
                       4 1 4 βˆ’2             4 2                   4(π‘₯ + 1)
           𝑓 β€² (π‘₯) =     π‘₯ 3 + π‘₯ 3 ⇔ 𝑓 β€² π‘₯ = π‘₯ βˆ’3 π‘₯ + 1 ⇔ 𝑓 β€² π‘₯ =      2
                       3      3             3                       3π‘₯ 3
  Jika penyebutnya nol, yaitu saat x = 0, maka 𝑓 β€² (π‘₯) tidak ada, atau 𝑓 β€² 0 =tidak ada.
  Jadi x = 0 adalah titik kritis (titik singular).
  Titik kritis yang lain (titik stasioner) diperoleh dari
                                                     4(π‘₯ + 1)
                                   𝑓′ π‘₯ = 0 ⇔                2       =0
                                                          3π‘₯ 3
  Persamaan terakhir akan bernilai nol pada saat x = -1 , atau 𝑓 β€² (βˆ’1) = 0 . Dengan
  demikian, x = -1 adalah titik stasioner . Karena 𝑓 βˆ’1 dan 𝑓(0) ada, maka -1 dan 0
  adalah titik-titik kritis fungsi tersebut. ∎

b. Nilai Ekstrim Lokal/Relatif dan Global/Absolut
  Nilai ekstrim adalah nilai di mana fungsi mencapai nilai maksimum ataupun
  minimum. Nilai maksimum ataupun minimum dapat dibedakan menjadi dua jenis
  dilihat dari daerah asal yang dibicarakan atau di mana fungsi didefinisikan.
  Definisi Ekstrim Lokal dan Global :
  1. 𝑓(π‘₯) dikatakan memiliki nilai maksimum global/absolut pada x = c jika 𝑓(π‘₯) β‰₯
      𝑓(𝑐) untuk setiap x dalam daerah asalnya.
  2. 𝑓(π‘₯) dikatakan memiliki nilai minimum global/absolut pada x = c jika 𝑓(π‘₯) ≀
      𝑓(𝑐) untuk setiap x dalam daerah asalnya.




                                                    Kalkulus I/Penggunaan Turunan/rHn_copyright   | 14
3. 𝑓(π‘₯) dikatakan memiliki nilai maksimum lokal/relatif pada x = c jika 𝑓(π‘₯) β‰₯
   𝑓(𝑐) untuk setiap x dalam interval terbuka di sekitar c.
4. 𝑓(π‘₯) dikatakan memiliki nilai minimum lokal/relatif pada x = c jika 𝑓(π‘₯) ≀ 𝑓(𝑐)
   untuk setiap x dalam interval terbuka di sekitar c.
Nilai ekstrim lokal hanya dilihat dari titik-titik di dalam interval, sedangkan nilai
ekstrim global dilihat dari titik-titik ujung serta semua titik di dalam interval. Jadi,
nilai ekstrim global pasti merupakan nilai ekstrim lokal, tetapi tidak sebaliknya.
Perhatikan gambar berikut :




Jika f (x) didefinisikan pada daerah asal I =[a, e], maka dari gambar di atas dapat
dilihat nilai- nilai maksimum dan minimumnya. f (x) mencapai maksimum di b dan d
dalam I , artinya f (x) mempuyai maksimum lokal/relatif pada keduanya. Tetapi f (d)
> f (b) , artinya f (d) juga merupaka nilai maksimum global/absolut.
f (x) mencapai nilai minimum di a dan c, tetapi a adalah titik ujung I , dan f (a) < f
(c) , artinya f (a) adalah nilai minimum global dan f (c) adalah nilai minimum lokal.
Contoh 3:

Tentukan nilai maksimum dan minimum global maupun lokal dari fungsi 𝑓 π‘₯ = π‘₯ 2
pada interval I = [-1, 2].
Penyelesaian :
                               Domain dari f (x) adalah I = [-1, 2].
                               Dari gambar, terlihat bahwa nilai minimum lokal
                               sekaligus minimum globalnya adalah 0 (di titik x = 0).
                               Sedangkan nilai maksimun global- nya adalah 4 (di
                               titik x = 2). Fungsi ini tidak memiliki maksimum
                               lokal. ∎


                                           Kalkulus I/Penggunaan Turunan/rHn_copyright   | 15
Contoh 4 :

Tentukan nilai maksimum dan minimum global maupun lokal dari fungsi 𝑓 π‘₯ = π‘₯ 2
pada interval I = [-2, 2].
Penyelesaian :
                                  Domain dari f (x) adalah I = [-2, 2].
                                  Dari gambar, terlihat bahwa nilai minimum lokal
                                  sekaligus minimum globalnya adalah 0 (di titik
                                  x = 0).
                                  Sedangkan nilai maksimun global- nya adalah 4 (di
                                  titik x = -2 dan x = 2). Fungsi ini tidak memiliki
                                  maksimum lokal . ∎

Contoh 5 :

Tentukan nilai maksimum dan minimum global maupun lokal dari 𝑓 π‘₯ = π‘₯ 2 .
Penyelesaian :
                               Fungsi ini mempunyai daerah asal/domain yaitu
                               himpunan bilangan real, atau 𝑅 = (βˆ’βˆž, ∞).
                               Dengan demikian, fungsi ini hanya mempunyai
                               minimum lokal dan global yaitu 0 (di titik x = 0), dan
                               tidak memiliki maksimum lokal maupun global. ∎


Teorema Nilai Ekstrim :
Jika suatu fungsi f kontinu pada interval [a, b] ( f (x) ada di semua titik dalam
interval), maka f pasti mempunyai nilai maksimum global/absolut dan minimum
global/absolut.
Berdasarkan definisi-definisi dan teorema di atas, dapat disimpulkan, bahwa nilai-
nilai ekstrim (maksimum/minimum) kemungkinan berada di titik-titik berikut :
   1. Titik-titik ujung interval,

   2. Titik-titik stasioner atau titik di mana 𝑓 β€² π‘₯ = 0,

   3. Titik-titik singular atau titik di mana 𝑓 β€² (π‘₯) tidak ada.
Biasanya, jenis maksimum atau minimum dari nilai ekstrim sudah diketahui. Dengan
mensubstitusi titik kritis ke dalam f (x), nilai maksimum atau minimum pasti dapat
dilihat dengan jelas. Untuk keperluan pembuatan grafik, terdapat uji turunan ke-dua.


                                            Kalkulus I/Penggunaan Turunan/rHn_copyright   | 16
Teorema Uji Turunan ke-dua untuk Ekstrim Lokal/Relatif :
  Misalkan c adalah titik kritis dari fungsi f di mana 𝑓 β€² 𝑐 = 0 dan 𝑓 β€² π‘₯ ada untuk
  semua x pada interval yang memuat c. Jika 𝑓′′ 𝑐 ada, maka
     i.   Jika 𝑓 β€²β€² (𝑐) < 0 , maka di c, f mempunyai nilai maksimum relatif yaitu 𝑓 𝑐 .
    ii.   Jika 𝑓 β€²β€² 𝑐 > 0 , maka di c, f mempunyai nilai minimum relatif yaitu 𝑓 𝑐 .
   iii.   Jika 𝑓 β€²β€² 𝑐 = 0 , maka di c, f mempunyai nilai minimum/maksimum relatif
           𝑓 𝑐 , atau bukan keduanya.
c. Penerapan Nilai Ekstrim Mutlak
  Banyak permasalahan kehidupan sehari-hari dapat dipecahkan dengan turunan.
  Tentunya, permasalahan ini dideskripsikan dalam bahasa sehari- hari. Untuk
  menyelesaikannya secara matematis, tentunya permasalahan ini harus diubah ke
  dalam bentuk matematika. Representasi masalah dalam dunia nyata ke dalam bahasa
  matematika dikenal dengan istilah model matematika.
  Untuk itu, ada beberapa langkah yang dapat diikuti, untuk memudahkan
  penyelesaian masalah sehari- hari yang berkaitan dengan kalkulus diferensial .
  1. Buatlah sebuah gambar dari masalah tersebut kemudian tetapkan variabel-
     variabel untuk menggantikan nilai yang belum diketahui, misalnya x dan y.
  2. Tuliskan rumus untuk besaran yang akan dimaksimumkan/diminimumkan dalam
     bentuk variabel-variabel yang sudah ditetapkan, yaitu x dan y, misalnya A(x, y).
  3. Carilah kondisi yang membatasi masalah dan bentuk menjadi suatu persamaan
     dalam variabel x dan y, kemudian nyatakan dalam satu variabel saja, misalnya x.
     Substitusikan persamaan pembatas ini ke dalam besaran tujuan agar menjadi
     fungsi dalam x, yaitu A(x).
  4. Tentukan himpunan nilai-nilai x yang mungkin, biasanya dalam bentuk interval
     seperti [a, b].
  5. Tentukan titik-titik kritis (titik ujung, titik stasioner, titik singular).
  6. Tentukan titik mana yang memberikan nilai maksimum/minimum (biasanya
                                                𝑑𝐴
     dicapai oleh titik stasioner, yaitu saat        = 𝐴′ (π‘₯) = 0.
                                                𝑑π‘₯

  Contoh 6 :
  Sebuah halaman di belakang sebuah bangunan akan dipagari dengan pagar kawat.
  Jika pagar kawat yang tersedia 500 m, berapa ukuran halaman yang dapat dipagari
  seluas mungkin, jika ujung-ujung pagar ditempatkan di tembok bangunan.



                                                 Kalkulus I/Penggunaan Turunan/rHn_copyright   | 17
Penyelesaian :
Permasalahan di atas dapat dibuat gambarnya untuk memudahkan kita menentukan
besaran tujuan dan pembatasnya.



                                          Bangunan


                                          Halaman                y

                                              x

Misalkan, halaman yang akan dipagari panjangnya x dan lebarnya y.
Tujuan : maksimumkan luas halaman yang dipagari β‡’ 𝐴 = π‘₯. 𝑦
Batasan : pagar kawat tersedia 500 m β‡’ 500 = π‘₯ + 2𝑦 ⇔ π‘₯ = 500 βˆ’ 2𝑦
Substitusi fungsi pembatas ke dalam tujuan:
                         𝐴 = π‘₯. 𝑦 = 500 βˆ’ 2𝑦 . 𝑦 = 500𝑦 βˆ’ 2𝑦 2
                                  β‡’ 𝐴 𝑦 = 500𝑦 βˆ’ 2𝑦 2
Karena y adalah lebar halaman yang harus dipagari, maka nilai yang mungkin untuk
y adalah [0, 250].
Titik kritis (stasioner) diperoleh dari
                                                                500
                     𝐴′ 𝑦 = 0 ⇔ 500 βˆ’ 4𝑦 = 0 ⇔ 𝑦 =                  = 125
                                                                 4
Uji titik kritis dan titik ujung interval :
                                                        2
                                𝐴 0 = 500 0 βˆ’ 2 0           =0

                                                            2
                        𝐴 125 = 500 125 βˆ’ 2 125                 = 31250

                                                                 2
                          𝐴 250 = 500. 250 βˆ’ 2. 250                  =0

Dengan demikian nilai maksimumnya adalah 31250 untuk y = 125 , dan

                                π‘₯ = 500 βˆ’ 2. 125 = 250

Jadi, ukuran halaman yang dapat dipagari seluas mungkin dengan panjang pagar
500m adalah 250 π‘š Γ— 125 π‘š. ∎




                                              Kalkulus I/Penggunaan Turunan/rHn_copyright   | 18
Latihan
1. Carilah titik-titik kritis dan hitunglah nilai maksimum dan minimum fungsi- fungsi
  yang diberikan pada interval yang telah ditentukan.
  a.   𝑓 π‘₯ = βˆ’π‘₯ 2 + 4π‘₯ βˆ’ 1 ; 𝐼 = 0, 3
  b.   𝑓 π‘₯ = π‘₯ 2 + 3π‘₯ ; 𝐼 = βˆ’2, 1
  c.   𝑓 π‘₯ = π‘₯ 3 + 5π‘₯ βˆ’ 4 ; 𝐼 = βˆ’3, 1
  d.   𝑓 π‘₯ = π‘₯ 3 + 3π‘₯ 2 βˆ’ 9π‘₯ ; 𝐼 = βˆ’4, 4
                                      3
  e.   𝑓 π‘₯ = π‘₯ 3 βˆ’ 3π‘₯ + 1 ; 𝐼 = βˆ’ 2 , 3
               1
  f.   𝑓 π‘₯ = 5 2π‘₯ 3 + 3π‘₯ 2 βˆ’ 12π‘₯ ; 𝐼 = βˆ’3, 3

  g.   𝑓 π‘₯ = π‘₯ 4 βˆ’ 8π‘₯ 2 + 16 ; 𝐼 = βˆ’4, 0
                   π‘₯
  h.   𝑓 π‘₯ =           ; 𝐼 = βˆ’1, 2
               π‘₯ +2
               π‘₯ +5
  i.   𝑓 π‘₯ =           ; 𝐼 = βˆ’5, 2
               π‘₯ βˆ’3
                π‘₯ +1
  j.   𝑓 π‘₯ = 2π‘₯ βˆ’3 ; 𝐼 = 0, 1

2. Tentukan ukuran lahan bebentuk persegi panjang yang dapat dipagari seluas
  mungkin dengan panjang pagar tersedia 100 m.
3. Misalkan salah satu sisi taman bunga berbentuk persegi panjang adalah di tepi
  sungai. Tentukan ukuran terluas dari taman jika ketiga sisi lainnya dibangun
  pagar yang panjangnya 240 m.
4. Tentukan suatu bilangan pada interval [0, 1] sehingga selisih bilangan tersebut
  dengan kuadratnya maksimum.
5. Carilah dua bilangan tak negatif yang jumlahnya 10 dan hasil kalinya maksimum.
6. Tentukan suatu bilangan pada interval [1/3 , 2] sehingga jumlah bilangan tersebut
  dengan balikan perkaliannya maksimum.
7. Sebuah kawat yang panjangnya 100 cm dipotong menjadi dua bagian. Satu bagian
  dibentuk menjadi persegi, yang lainnya dibentuk menjadi segitiga sama sisi.
  Di tempat manakah kawat seharusnya dipotong agar : a) Jumlah luas keduanya
  minimum ; b) Jumlah luas keduanya maksimum.
8. Iuran tahunan setiap anggota perkumpulan adalah Rp 100.000,00. Iuran
  berkurang Rp 5.000,00 jika jumlah anggota di atas 60 orang, dan bertambah
  Rp 5.000,00 jika kurang dari 60 orang. Berapa jumlah anggota seharusnya agar
  iuran yang masuk maksimum.



                                          Kalkulus I/Penggunaan Turunan/rHn_copyright   | 19

More Related Content

What's hot

Relasi rekursi (2) : Menentukan solusi relasi Rekursi Linier Homogen Berkoefi...
Relasi rekursi (2) : Menentukan solusi relasi Rekursi Linier Homogen Berkoefi...Relasi rekursi (2) : Menentukan solusi relasi Rekursi Linier Homogen Berkoefi...
Relasi rekursi (2) : Menentukan solusi relasi Rekursi Linier Homogen Berkoefi...Onggo Wiryawan
Β 
Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )Kelinci Coklat
Β 
Pertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiPertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiaansyahrial
Β 
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksi
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksiContoh soal dan penyelesaian metode biseksi
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksimuhamadaulia3
Β 
Supremum dan infimum
Supremum dan infimum  Supremum dan infimum
Supremum dan infimum Rossi Fauzi
Β 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarmaman wijaya
Β 
turunan (kalkulus)
turunan (kalkulus)turunan (kalkulus)
turunan (kalkulus)Riza Ristiani
Β 
TURUNAN PARSIAL
TURUNAN PARSIALTURUNAN PARSIAL
TURUNAN PARSIALMAFIA '11
Β 
Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )
Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )
Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )Indra Gunawan
Β 
Pertemuan 8 bentuk koordinat
Pertemuan 8   bentuk koordinatPertemuan 8   bentuk koordinat
Pertemuan 8 bentuk koordinatSenat Mahasiswa STIS
Β 
Turunan numerik
Turunan numerikTurunan numerik
Turunan numerikBobby Chandra
Β 
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
Modul 2   keterbagian bilangan bulatModul 2   keterbagian bilangan bulat
Modul 2 keterbagian bilangan bulatAcika Karunila
Β 
Iterasi gauss seidel
Iterasi gauss seidelIterasi gauss seidel
Iterasi gauss seidelNur Fadzri
Β 
Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2Safran Nasoha
Β 

What's hot (20)

Relasi rekursi (2) : Menentukan solusi relasi Rekursi Linier Homogen Berkoefi...
Relasi rekursi (2) : Menentukan solusi relasi Rekursi Linier Homogen Berkoefi...Relasi rekursi (2) : Menentukan solusi relasi Rekursi Linier Homogen Berkoefi...
Relasi rekursi (2) : Menentukan solusi relasi Rekursi Linier Homogen Berkoefi...
Β 
Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )
Β 
Pertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiPertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsi
Β 
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksi
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksiContoh soal dan penyelesaian metode biseksi
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksi
Β 
Supremum dan infimum
Supremum dan infimum  Supremum dan infimum
Supremum dan infimum
Β 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabar
Β 
turunan (kalkulus)
turunan (kalkulus)turunan (kalkulus)
turunan (kalkulus)
Β 
Turunan
TurunanTurunan
Turunan
Β 
TURUNAN PARSIAL
TURUNAN PARSIALTURUNAN PARSIAL
TURUNAN PARSIAL
Β 
Fungsi Pembangkit
Fungsi PembangkitFungsi Pembangkit
Fungsi Pembangkit
Β 
Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )
Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )
Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )
Β 
Regula falsi
Regula falsiRegula falsi
Regula falsi
Β 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleks
Β 
Pertemuan 8 bentuk koordinat
Pertemuan 8   bentuk koordinatPertemuan 8   bentuk koordinat
Pertemuan 8 bentuk koordinat
Β 
04 turunan
04 turunan04 turunan
04 turunan
Β 
Turunan numerik
Turunan numerikTurunan numerik
Turunan numerik
Β 
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
Modul 2   keterbagian bilangan bulatModul 2   keterbagian bilangan bulat
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
Β 
Iterasi gauss seidel
Iterasi gauss seidelIterasi gauss seidel
Iterasi gauss seidel
Β 
Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2
Β 
Teori Group
Teori GroupTeori Group
Teori Group
Β 

Viewers also liked

Bab 7 penggunaan turunan
Bab 7 penggunaan turunanBab 7 penggunaan turunan
Bab 7 penggunaan turunanDaud Sulaeman
Β 
Aplikasi turunan-stt
Aplikasi turunan-sttAplikasi turunan-stt
Aplikasi turunan-sttLiza II
Β 
Aplikasi Turunan di Bidang Ekonomi
Aplikasi Turunan di Bidang EkonomiAplikasi Turunan di Bidang Ekonomi
Aplikasi Turunan di Bidang EkonomiEveline Aisyah
Β 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatanFarid Thahura
Β 
Cover modul & lks mat kls 3
Cover modul & lks mat kls 3Cover modul & lks mat kls 3
Cover modul & lks mat kls 3sukani
Β 
Kalkulus by Mohammad Faizun
Kalkulus by Mohammad FaizunKalkulus by Mohammad Faizun
Kalkulus by Mohammad Faizunedumacs
Β 
Makalah seminar matematika djuwita trisnawati
Makalah seminar matematika djuwita trisnawatiMakalah seminar matematika djuwita trisnawati
Makalah seminar matematika djuwita trisnawatitrisnawatidjuwita
Β 
KELAS XI - Hubungan antar garis
KELAS XI - Hubungan antar garisKELAS XI - Hubungan antar garis
KELAS XI - Hubungan antar garisafrays iwd
Β 
Kalkulus 1
Kalkulus 1Kalkulus 1
Kalkulus 118041996
Β 
Kelompok ii persamaan garis lurus
Kelompok ii persamaan garis lurusKelompok ii persamaan garis lurus
Kelompok ii persamaan garis lurusIlhamsyahIbnuHidayat
Β 
Silabus Matematika Kelas X Semester 2 (bagian 1)
Silabus Matematika Kelas X Semester 2 (bagian 1)Silabus Matematika Kelas X Semester 2 (bagian 1)
Silabus Matematika Kelas X Semester 2 (bagian 1)Arikha Nida
Β 
Silabus matematika sma kelas x wajib allson
Silabus matematika sma kelas x wajib allsonSilabus matematika sma kelas x wajib allson
Silabus matematika sma kelas x wajib allsonSuaidin -Dompu
Β 

Viewers also liked (20)

Penerapan turunan
Penerapan turunanPenerapan turunan
Penerapan turunan
Β 
Bab 7 penggunaan turunan
Bab 7 penggunaan turunanBab 7 penggunaan turunan
Bab 7 penggunaan turunan
Β 
terapan turunan
 terapan turunan  terapan turunan
terapan turunan
Β 
turunan
turunanturunan
turunan
Β 
Aplikasi turunan-stt
Aplikasi turunan-sttAplikasi turunan-stt
Aplikasi turunan-stt
Β 
Aplikasi Turunan di Bidang Ekonomi
Aplikasi Turunan di Bidang EkonomiAplikasi Turunan di Bidang Ekonomi
Aplikasi Turunan di Bidang Ekonomi
Β 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatan
Β 
TURUNAN
TURUNAN TURUNAN
TURUNAN
Β 
Copy of turunan
Copy of turunanCopy of turunan
Copy of turunan
Β 
Cover modul & lks mat kls 3
Cover modul & lks mat kls 3Cover modul & lks mat kls 3
Cover modul & lks mat kls 3
Β 
Penggunaan turunan fungsi
Penggunaan turunan fungsiPenggunaan turunan fungsi
Penggunaan turunan fungsi
Β 
Kalkulus by Mohammad Faizun
Kalkulus by Mohammad FaizunKalkulus by Mohammad Faizun
Kalkulus by Mohammad Faizun
Β 
Makalah seminar matematika djuwita trisnawati
Makalah seminar matematika djuwita trisnawatiMakalah seminar matematika djuwita trisnawati
Makalah seminar matematika djuwita trisnawati
Β 
KELAS XI - Hubungan antar garis
KELAS XI - Hubungan antar garisKELAS XI - Hubungan antar garis
KELAS XI - Hubungan antar garis
Β 
Kalkulus 1
Kalkulus 1Kalkulus 1
Kalkulus 1
Β 
Kelompok ii persamaan garis lurus
Kelompok ii persamaan garis lurusKelompok ii persamaan garis lurus
Kelompok ii persamaan garis lurus
Β 
Silabus Matematika Kelas X Semester 2 (bagian 1)
Silabus Matematika Kelas X Semester 2 (bagian 1)Silabus Matematika Kelas X Semester 2 (bagian 1)
Silabus Matematika Kelas X Semester 2 (bagian 1)
Β 
Silabus matematika sma kelas x wajib allson
Silabus matematika sma kelas x wajib allsonSilabus matematika sma kelas x wajib allson
Silabus matematika sma kelas x wajib allson
Β 
Bab 3(1) matriks
Bab 3(1) matriksBab 3(1) matriks
Bab 3(1) matriks
Β 
Maksimum dan minimum
Maksimum dan minimumMaksimum dan minimum
Maksimum dan minimum
Β 

Similar to Penggunaan turunan

Fungsi pecah pada aljabar
Fungsi pecah pada aljabarFungsi pecah pada aljabar
Fungsi pecah pada aljabarSherly Anggraini
Β 
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)Muhammad Ali Subkhan Candra
Β 
Metnum p 2 compressed
Metnum p 2 compressedMetnum p 2 compressed
Metnum p 2 compressedAriyantoKembar10
Β 
INTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLEINTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLEDyas Arientiyya
Β 
Minimalisasi Satu Dimensi.pptx
Minimalisasi Satu Dimensi.pptxMinimalisasi Satu Dimensi.pptx
Minimalisasi Satu Dimensi.pptxAstoBuditjahjanto2
Β 
Kuliah 3 hitung diferensial
Kuliah 3 hitung diferensialKuliah 3 hitung diferensial
Kuliah 3 hitung diferensialMukhrizal Effendi
Β 
Bab 4 limit & turunan fungsi
Bab 4 limit & turunan fungsiBab 4 limit & turunan fungsi
Bab 4 limit & turunan fungsiEko Supriyadi
Β 
Kelompok3farmasi matematika ppt
Kelompok3farmasi matematika pptKelompok3farmasi matematika ppt
Kelompok3farmasi matematika pptGeTakapulungang
Β 
Limit vina dan riska )
Limit vina dan riska )Limit vina dan riska )
Limit vina dan riska )vinafi
Β 
Jenis jenis fungsi-Matematika
Jenis jenis fungsi-MatematikaJenis jenis fungsi-Matematika
Jenis jenis fungsi-MatematikaReskidtc
Β 
Menentukan faktor penyebab penggunaan kacamata pada penggunaan turunan dalam ...
Menentukan faktor penyebab penggunaan kacamata pada penggunaan turunan dalam ...Menentukan faktor penyebab penggunaan kacamata pada penggunaan turunan dalam ...
Menentukan faktor penyebab penggunaan kacamata pada penggunaan turunan dalam ...Linda Rosita
Β 
MATERI PERTEMUAN 2.pdf
MATERI PERTEMUAN 2.pdfMATERI PERTEMUAN 2.pdf
MATERI PERTEMUAN 2.pdfArieFirmansyah16
Β 
PENERAPAN DIFFERENSIASI
PENERAPAN DIFFERENSIASIPENERAPAN DIFFERENSIASI
PENERAPAN DIFFERENSIASIOng Lukman
Β 
Metode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierMetode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierIzhan Nassuha
Β 
Bentuk-Bentuk Tak Tentu Limit Fungsi
Bentuk-Bentuk Tak Tentu Limit FungsiBentuk-Bentuk Tak Tentu Limit Fungsi
Bentuk-Bentuk Tak Tentu Limit FungsiReza Ferial Ashadi
Β 

Similar to Penggunaan turunan (20)

Fungsi Pecah
Fungsi PecahFungsi Pecah
Fungsi Pecah
Β 
Fungsi pecah pada aljabar
Fungsi pecah pada aljabarFungsi pecah pada aljabar
Fungsi pecah pada aljabar
Β 
maksimum dan minimum
maksimum dan minimummaksimum dan minimum
maksimum dan minimum
Β 
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Β 
Metnum p 2 compressed
Metnum p 2 compressedMetnum p 2 compressed
Metnum p 2 compressed
Β 
INTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLEINTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLE
Β 
Minimalisasi Satu Dimensi.pptx
Minimalisasi Satu Dimensi.pptxMinimalisasi Satu Dimensi.pptx
Minimalisasi Satu Dimensi.pptx
Β 
fungsi dan grafiknya
fungsi dan grafiknyafungsi dan grafiknya
fungsi dan grafiknya
Β 
Kuliah 3 hitung diferensial
Kuliah 3 hitung diferensialKuliah 3 hitung diferensial
Kuliah 3 hitung diferensial
Β 
Bab 4 limit & turunan fungsi
Bab 4 limit & turunan fungsiBab 4 limit & turunan fungsi
Bab 4 limit & turunan fungsi
Β 
Kelompok3farmasi matematika ppt
Kelompok3farmasi matematika pptKelompok3farmasi matematika ppt
Kelompok3farmasi matematika ppt
Β 
Limit vina dan riska )
Limit vina dan riska )Limit vina dan riska )
Limit vina dan riska )
Β 
Jenis jenis fungsi-Matematika
Jenis jenis fungsi-MatematikaJenis jenis fungsi-Matematika
Jenis jenis fungsi-Matematika
Β 
OPTIMASI.pptx
OPTIMASI.pptxOPTIMASI.pptx
OPTIMASI.pptx
Β 
Menentukan faktor penyebab penggunaan kacamata pada penggunaan turunan dalam ...
Menentukan faktor penyebab penggunaan kacamata pada penggunaan turunan dalam ...Menentukan faktor penyebab penggunaan kacamata pada penggunaan turunan dalam ...
Menentukan faktor penyebab penggunaan kacamata pada penggunaan turunan dalam ...
Β 
Turunan
TurunanTurunan
Turunan
Β 
MATERI PERTEMUAN 2.pdf
MATERI PERTEMUAN 2.pdfMATERI PERTEMUAN 2.pdf
MATERI PERTEMUAN 2.pdf
Β 
PENERAPAN DIFFERENSIASI
PENERAPAN DIFFERENSIASIPENERAPAN DIFFERENSIASI
PENERAPAN DIFFERENSIASI
Β 
Metode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierMetode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linier
Β 
Bentuk-Bentuk Tak Tentu Limit Fungsi
Bentuk-Bentuk Tak Tentu Limit FungsiBentuk-Bentuk Tak Tentu Limit Fungsi
Bentuk-Bentuk Tak Tentu Limit Fungsi
Β 

More from Khotibul Umam

Salinan dari (External) Berani Berinternet - Tanya Kalau Ragu .pptx
Salinan dari (External) Berani Berinternet - Tanya Kalau Ragu .pptxSalinan dari (External) Berani Berinternet - Tanya Kalau Ragu .pptx
Salinan dari (External) Berani Berinternet - Tanya Kalau Ragu .pptxKhotibul Umam
Β 
Panduan penilaian kurikulum 2013 smk
Panduan penilaian kurikulum 2013 smkPanduan penilaian kurikulum 2013 smk
Panduan penilaian kurikulum 2013 smkKhotibul Umam
Β 
Skripsi s1 pendidikan
Skripsi s1 pendidikanSkripsi s1 pendidikan
Skripsi s1 pendidikanKhotibul Umam
Β 
Rpp 7 pkwu kerajinan kls x gasal
Rpp 7 pkwu kerajinan kls x gasalRpp 7 pkwu kerajinan kls x gasal
Rpp 7 pkwu kerajinan kls x gasalKhotibul Umam
Β 
Pelatihan excel
Pelatihan excelPelatihan excel
Pelatihan excelKhotibul Umam
Β 
Sistem persamaan linear
Sistem persamaan linearSistem persamaan linear
Sistem persamaan linearKhotibul Umam
Β 
Vektor di ruang 2 dan 3
Vektor di ruang 2 dan 3Vektor di ruang 2 dan 3
Vektor di ruang 2 dan 3Khotibul Umam
Β 

More from Khotibul Umam (7)

Salinan dari (External) Berani Berinternet - Tanya Kalau Ragu .pptx
Salinan dari (External) Berani Berinternet - Tanya Kalau Ragu .pptxSalinan dari (External) Berani Berinternet - Tanya Kalau Ragu .pptx
Salinan dari (External) Berani Berinternet - Tanya Kalau Ragu .pptx
Β 
Panduan penilaian kurikulum 2013 smk
Panduan penilaian kurikulum 2013 smkPanduan penilaian kurikulum 2013 smk
Panduan penilaian kurikulum 2013 smk
Β 
Skripsi s1 pendidikan
Skripsi s1 pendidikanSkripsi s1 pendidikan
Skripsi s1 pendidikan
Β 
Rpp 7 pkwu kerajinan kls x gasal
Rpp 7 pkwu kerajinan kls x gasalRpp 7 pkwu kerajinan kls x gasal
Rpp 7 pkwu kerajinan kls x gasal
Β 
Pelatihan excel
Pelatihan excelPelatihan excel
Pelatihan excel
Β 
Sistem persamaan linear
Sistem persamaan linearSistem persamaan linear
Sistem persamaan linear
Β 
Vektor di ruang 2 dan 3
Vektor di ruang 2 dan 3Vektor di ruang 2 dan 3
Vektor di ruang 2 dan 3
Β 

Penggunaan turunan

  • 1. PENGGUNAAN TURUNAN Turunan banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang kehidupan khususnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Aplikasi turunan yang telah diajarkan pada pendidikan menengah diantaranya penggambaran grafik fungsi dan masalah pengoptimasian. Dua hal ini berkaitan erat karena setiap permasalahan yang dapat dibuat fungsinya mungkin dapat digambarkan menjadi suatu grafik fungsi, dan dari suatu grafik kita dapat mengetahui nilai optimum fungsi, yaitu nilai maksimum atau minimum yang dapat dicapai suatu fungsi. Dengan mempelajari turunan dalam kalkulus diferensial, nilai-nilai optimum suatu permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dapat diselidiki dengan mudah tanpa harus menggambarkannya dalam sebuah grafik, meskipun grafik merupakan bagian tak terpisahkan dari perhitungan kalkulus. Beberapa aplikasi lainnya yang berkaitan dengan metode numerik diantaranya diferensial, pendekatan linear, penyelesaian numerik persamaan dengan metode Newton, dan lain sebagainya. Turunan juga banyak diaplikasikan dalam bidang ekonomi, bisnis, kependudukan, dan lain- lain. 1. Masalah Peongoptimasian (Maksimum-Minimum) Sebelum membahas contoh langsung dari aplikasi turunan, berikut akan dibahas beberapa definisi dan teorema dalam kalkulus. a. Titik Kritis (Critical Point ) Definisi Titik Kritis : Titik x = c dikatakan titik kritis dari fungsi f (x) jika f (c) ada, dan memenuhi salah satu dari 𝑓′ 𝑐 = 0 atau 𝑓 β€² 𝑐 tidak ada Jika 𝑓 β€² 𝑐 = 0 maka c disebut titik stasione r, dan jika 𝑓 β€² 𝑐 tidak ada maka c disebut titik singular (terisolir). Contoh 1 : Carilah titik-titik kritis dari fungsi 𝑓 π‘₯ = βˆ’π‘₯ 2 + 4π‘₯ . Penyelesaian : Turunan fungsi f (x) β‡’ 𝑓′ π‘₯ = βˆ’2π‘₯ + 4 Fungsi turunan ini merupakan fungsi linear yang berarti turunannya ada untuk semua bilangan real. Kalkulus I/Penggunaan Turunan/rHn_copyright | 13
  • 2. Titik kritis diperoleh dari 𝑓 β€² (π‘₯) = 0 ⇔ βˆ’2π‘₯ + 4 = 0 ⇔ π‘₯ = 2 Dan karena 𝑓 2 = βˆ’22 + 4.2 = 4 (ada), maka x = 2 adalah titik kritis dari fungsi tersebut. ∎ Contoh 2 : 4 1 Carilah titik-titik kritis dari fungsi 𝑓 π‘₯ = π‘₯ 3 + 4π‘₯ 3 . Penyelesaian : 1 βˆ’2 4 4 Turunan fungsi f (x) β‡’ 𝑓′ π‘₯ = π‘₯3 + 3 π‘₯ 3 3 Karena ada variabel berpangkat negatif, kemungkinan fungsi turunan ini berbentuk pecahan rasional, yang memungkinkan di suatu titik nilainya tidak ada. Untuk itu sederhanakan fungsi menjadi 4 1 4 βˆ’2 4 2 4(π‘₯ + 1) 𝑓 β€² (π‘₯) = π‘₯ 3 + π‘₯ 3 ⇔ 𝑓 β€² π‘₯ = π‘₯ βˆ’3 π‘₯ + 1 ⇔ 𝑓 β€² π‘₯ = 2 3 3 3 3π‘₯ 3 Jika penyebutnya nol, yaitu saat x = 0, maka 𝑓 β€² (π‘₯) tidak ada, atau 𝑓 β€² 0 =tidak ada. Jadi x = 0 adalah titik kritis (titik singular). Titik kritis yang lain (titik stasioner) diperoleh dari 4(π‘₯ + 1) 𝑓′ π‘₯ = 0 ⇔ 2 =0 3π‘₯ 3 Persamaan terakhir akan bernilai nol pada saat x = -1 , atau 𝑓 β€² (βˆ’1) = 0 . Dengan demikian, x = -1 adalah titik stasioner . Karena 𝑓 βˆ’1 dan 𝑓(0) ada, maka -1 dan 0 adalah titik-titik kritis fungsi tersebut. ∎ b. Nilai Ekstrim Lokal/Relatif dan Global/Absolut Nilai ekstrim adalah nilai di mana fungsi mencapai nilai maksimum ataupun minimum. Nilai maksimum ataupun minimum dapat dibedakan menjadi dua jenis dilihat dari daerah asal yang dibicarakan atau di mana fungsi didefinisikan. Definisi Ekstrim Lokal dan Global : 1. 𝑓(π‘₯) dikatakan memiliki nilai maksimum global/absolut pada x = c jika 𝑓(π‘₯) β‰₯ 𝑓(𝑐) untuk setiap x dalam daerah asalnya. 2. 𝑓(π‘₯) dikatakan memiliki nilai minimum global/absolut pada x = c jika 𝑓(π‘₯) ≀ 𝑓(𝑐) untuk setiap x dalam daerah asalnya. Kalkulus I/Penggunaan Turunan/rHn_copyright | 14
  • 3. 3. 𝑓(π‘₯) dikatakan memiliki nilai maksimum lokal/relatif pada x = c jika 𝑓(π‘₯) β‰₯ 𝑓(𝑐) untuk setiap x dalam interval terbuka di sekitar c. 4. 𝑓(π‘₯) dikatakan memiliki nilai minimum lokal/relatif pada x = c jika 𝑓(π‘₯) ≀ 𝑓(𝑐) untuk setiap x dalam interval terbuka di sekitar c. Nilai ekstrim lokal hanya dilihat dari titik-titik di dalam interval, sedangkan nilai ekstrim global dilihat dari titik-titik ujung serta semua titik di dalam interval. Jadi, nilai ekstrim global pasti merupakan nilai ekstrim lokal, tetapi tidak sebaliknya. Perhatikan gambar berikut : Jika f (x) didefinisikan pada daerah asal I =[a, e], maka dari gambar di atas dapat dilihat nilai- nilai maksimum dan minimumnya. f (x) mencapai maksimum di b dan d dalam I , artinya f (x) mempuyai maksimum lokal/relatif pada keduanya. Tetapi f (d) > f (b) , artinya f (d) juga merupaka nilai maksimum global/absolut. f (x) mencapai nilai minimum di a dan c, tetapi a adalah titik ujung I , dan f (a) < f (c) , artinya f (a) adalah nilai minimum global dan f (c) adalah nilai minimum lokal. Contoh 3: Tentukan nilai maksimum dan minimum global maupun lokal dari fungsi 𝑓 π‘₯ = π‘₯ 2 pada interval I = [-1, 2]. Penyelesaian : Domain dari f (x) adalah I = [-1, 2]. Dari gambar, terlihat bahwa nilai minimum lokal sekaligus minimum globalnya adalah 0 (di titik x = 0). Sedangkan nilai maksimun global- nya adalah 4 (di titik x = 2). Fungsi ini tidak memiliki maksimum lokal. ∎ Kalkulus I/Penggunaan Turunan/rHn_copyright | 15
  • 4. Contoh 4 : Tentukan nilai maksimum dan minimum global maupun lokal dari fungsi 𝑓 π‘₯ = π‘₯ 2 pada interval I = [-2, 2]. Penyelesaian : Domain dari f (x) adalah I = [-2, 2]. Dari gambar, terlihat bahwa nilai minimum lokal sekaligus minimum globalnya adalah 0 (di titik x = 0). Sedangkan nilai maksimun global- nya adalah 4 (di titik x = -2 dan x = 2). Fungsi ini tidak memiliki maksimum lokal . ∎ Contoh 5 : Tentukan nilai maksimum dan minimum global maupun lokal dari 𝑓 π‘₯ = π‘₯ 2 . Penyelesaian : Fungsi ini mempunyai daerah asal/domain yaitu himpunan bilangan real, atau 𝑅 = (βˆ’βˆž, ∞). Dengan demikian, fungsi ini hanya mempunyai minimum lokal dan global yaitu 0 (di titik x = 0), dan tidak memiliki maksimum lokal maupun global. ∎ Teorema Nilai Ekstrim : Jika suatu fungsi f kontinu pada interval [a, b] ( f (x) ada di semua titik dalam interval), maka f pasti mempunyai nilai maksimum global/absolut dan minimum global/absolut. Berdasarkan definisi-definisi dan teorema di atas, dapat disimpulkan, bahwa nilai- nilai ekstrim (maksimum/minimum) kemungkinan berada di titik-titik berikut : 1. Titik-titik ujung interval, 2. Titik-titik stasioner atau titik di mana 𝑓 β€² π‘₯ = 0, 3. Titik-titik singular atau titik di mana 𝑓 β€² (π‘₯) tidak ada. Biasanya, jenis maksimum atau minimum dari nilai ekstrim sudah diketahui. Dengan mensubstitusi titik kritis ke dalam f (x), nilai maksimum atau minimum pasti dapat dilihat dengan jelas. Untuk keperluan pembuatan grafik, terdapat uji turunan ke-dua. Kalkulus I/Penggunaan Turunan/rHn_copyright | 16
  • 5. Teorema Uji Turunan ke-dua untuk Ekstrim Lokal/Relatif : Misalkan c adalah titik kritis dari fungsi f di mana 𝑓 β€² 𝑐 = 0 dan 𝑓 β€² π‘₯ ada untuk semua x pada interval yang memuat c. Jika 𝑓′′ 𝑐 ada, maka i. Jika 𝑓 β€²β€² (𝑐) < 0 , maka di c, f mempunyai nilai maksimum relatif yaitu 𝑓 𝑐 . ii. Jika 𝑓 β€²β€² 𝑐 > 0 , maka di c, f mempunyai nilai minimum relatif yaitu 𝑓 𝑐 . iii. Jika 𝑓 β€²β€² 𝑐 = 0 , maka di c, f mempunyai nilai minimum/maksimum relatif 𝑓 𝑐 , atau bukan keduanya. c. Penerapan Nilai Ekstrim Mutlak Banyak permasalahan kehidupan sehari-hari dapat dipecahkan dengan turunan. Tentunya, permasalahan ini dideskripsikan dalam bahasa sehari- hari. Untuk menyelesaikannya secara matematis, tentunya permasalahan ini harus diubah ke dalam bentuk matematika. Representasi masalah dalam dunia nyata ke dalam bahasa matematika dikenal dengan istilah model matematika. Untuk itu, ada beberapa langkah yang dapat diikuti, untuk memudahkan penyelesaian masalah sehari- hari yang berkaitan dengan kalkulus diferensial . 1. Buatlah sebuah gambar dari masalah tersebut kemudian tetapkan variabel- variabel untuk menggantikan nilai yang belum diketahui, misalnya x dan y. 2. Tuliskan rumus untuk besaran yang akan dimaksimumkan/diminimumkan dalam bentuk variabel-variabel yang sudah ditetapkan, yaitu x dan y, misalnya A(x, y). 3. Carilah kondisi yang membatasi masalah dan bentuk menjadi suatu persamaan dalam variabel x dan y, kemudian nyatakan dalam satu variabel saja, misalnya x. Substitusikan persamaan pembatas ini ke dalam besaran tujuan agar menjadi fungsi dalam x, yaitu A(x). 4. Tentukan himpunan nilai-nilai x yang mungkin, biasanya dalam bentuk interval seperti [a, b]. 5. Tentukan titik-titik kritis (titik ujung, titik stasioner, titik singular). 6. Tentukan titik mana yang memberikan nilai maksimum/minimum (biasanya 𝑑𝐴 dicapai oleh titik stasioner, yaitu saat = 𝐴′ (π‘₯) = 0. 𝑑π‘₯ Contoh 6 : Sebuah halaman di belakang sebuah bangunan akan dipagari dengan pagar kawat. Jika pagar kawat yang tersedia 500 m, berapa ukuran halaman yang dapat dipagari seluas mungkin, jika ujung-ujung pagar ditempatkan di tembok bangunan. Kalkulus I/Penggunaan Turunan/rHn_copyright | 17
  • 6. Penyelesaian : Permasalahan di atas dapat dibuat gambarnya untuk memudahkan kita menentukan besaran tujuan dan pembatasnya. Bangunan Halaman y x Misalkan, halaman yang akan dipagari panjangnya x dan lebarnya y. Tujuan : maksimumkan luas halaman yang dipagari β‡’ 𝐴 = π‘₯. 𝑦 Batasan : pagar kawat tersedia 500 m β‡’ 500 = π‘₯ + 2𝑦 ⇔ π‘₯ = 500 βˆ’ 2𝑦 Substitusi fungsi pembatas ke dalam tujuan: 𝐴 = π‘₯. 𝑦 = 500 βˆ’ 2𝑦 . 𝑦 = 500𝑦 βˆ’ 2𝑦 2 β‡’ 𝐴 𝑦 = 500𝑦 βˆ’ 2𝑦 2 Karena y adalah lebar halaman yang harus dipagari, maka nilai yang mungkin untuk y adalah [0, 250]. Titik kritis (stasioner) diperoleh dari 500 𝐴′ 𝑦 = 0 ⇔ 500 βˆ’ 4𝑦 = 0 ⇔ 𝑦 = = 125 4 Uji titik kritis dan titik ujung interval : 2 𝐴 0 = 500 0 βˆ’ 2 0 =0 2 𝐴 125 = 500 125 βˆ’ 2 125 = 31250 2 𝐴 250 = 500. 250 βˆ’ 2. 250 =0 Dengan demikian nilai maksimumnya adalah 31250 untuk y = 125 , dan π‘₯ = 500 βˆ’ 2. 125 = 250 Jadi, ukuran halaman yang dapat dipagari seluas mungkin dengan panjang pagar 500m adalah 250 π‘š Γ— 125 π‘š. ∎ Kalkulus I/Penggunaan Turunan/rHn_copyright | 18
  • 7. Latihan 1. Carilah titik-titik kritis dan hitunglah nilai maksimum dan minimum fungsi- fungsi yang diberikan pada interval yang telah ditentukan. a. 𝑓 π‘₯ = βˆ’π‘₯ 2 + 4π‘₯ βˆ’ 1 ; 𝐼 = 0, 3 b. 𝑓 π‘₯ = π‘₯ 2 + 3π‘₯ ; 𝐼 = βˆ’2, 1 c. 𝑓 π‘₯ = π‘₯ 3 + 5π‘₯ βˆ’ 4 ; 𝐼 = βˆ’3, 1 d. 𝑓 π‘₯ = π‘₯ 3 + 3π‘₯ 2 βˆ’ 9π‘₯ ; 𝐼 = βˆ’4, 4 3 e. 𝑓 π‘₯ = π‘₯ 3 βˆ’ 3π‘₯ + 1 ; 𝐼 = βˆ’ 2 , 3 1 f. 𝑓 π‘₯ = 5 2π‘₯ 3 + 3π‘₯ 2 βˆ’ 12π‘₯ ; 𝐼 = βˆ’3, 3 g. 𝑓 π‘₯ = π‘₯ 4 βˆ’ 8π‘₯ 2 + 16 ; 𝐼 = βˆ’4, 0 π‘₯ h. 𝑓 π‘₯ = ; 𝐼 = βˆ’1, 2 π‘₯ +2 π‘₯ +5 i. 𝑓 π‘₯ = ; 𝐼 = βˆ’5, 2 π‘₯ βˆ’3 π‘₯ +1 j. 𝑓 π‘₯ = 2π‘₯ βˆ’3 ; 𝐼 = 0, 1 2. Tentukan ukuran lahan bebentuk persegi panjang yang dapat dipagari seluas mungkin dengan panjang pagar tersedia 100 m. 3. Misalkan salah satu sisi taman bunga berbentuk persegi panjang adalah di tepi sungai. Tentukan ukuran terluas dari taman jika ketiga sisi lainnya dibangun pagar yang panjangnya 240 m. 4. Tentukan suatu bilangan pada interval [0, 1] sehingga selisih bilangan tersebut dengan kuadratnya maksimum. 5. Carilah dua bilangan tak negatif yang jumlahnya 10 dan hasil kalinya maksimum. 6. Tentukan suatu bilangan pada interval [1/3 , 2] sehingga jumlah bilangan tersebut dengan balikan perkaliannya maksimum. 7. Sebuah kawat yang panjangnya 100 cm dipotong menjadi dua bagian. Satu bagian dibentuk menjadi persegi, yang lainnya dibentuk menjadi segitiga sama sisi. Di tempat manakah kawat seharusnya dipotong agar : a) Jumlah luas keduanya minimum ; b) Jumlah luas keduanya maksimum. 8. Iuran tahunan setiap anggota perkumpulan adalah Rp 100.000,00. Iuran berkurang Rp 5.000,00 jika jumlah anggota di atas 60 orang, dan bertambah Rp 5.000,00 jika kurang dari 60 orang. Berapa jumlah anggota seharusnya agar iuran yang masuk maksimum. Kalkulus I/Penggunaan Turunan/rHn_copyright | 19