SlideShare a Scribd company logo
Lisna Unita drg.,M.Kes
Lisna Unita drg.,M.Kes
DEPARTEMEN BIOLOGI ORAL
FKG USU
MEDAN
POKOK BAHASAN
CAIRAN RONGGA MULUT
PERKULIAHAN
• TIK: Pada akhir pertemuan mahasiswa
diharapkan mampu:
• Menjelaskan Biokimia dan Fisiologi Cairan
Rongga Mulut (Saliva) : Anatomi, Struktur /
Fungsi, Hubungan komposisi saliva dengan
Rongga Mulut (Saliva) : Anatomi, Struktur /
Fungsi, Hubungan komposisi saliva dengan
fungsinya dan hal-hal yang berpengaruh pada
komposisi dan sekresi saliva
• Menjelaskan Proses pembentukan saliva dan
pengendaliannya
• Menjelaskan Etiologi dan mekanisme
Xerostomia dan Hipersalivasi
Deskripsi singkat:
Dalam dua kali pertemuan ini, anda akan
mempelajari tentang Cairan Rongga
Mulut: Biokimia dan Fisiologi Cairan
Rongga Mulut. Hal ini penting diketahui
Rongga Mulut. Hal ini penting diketahui
hal-hal yang berpengaruh pada
komposisi dan sekresi saliva yaitu
xerostomia dan Hipersalivasi
Kepustakaan:
Van Rensburg, B.G. Jensen. Oral biology. Germany,
Quintessence Publishing Co/ 1995:459-479.
Adams, D. Essentials of oral biology. New York, Churchill
Livingstone. 1985:59-67
Bridges, R.B. Salivary gland and saliva, In Oral Biology.
London, C.V.Mosby Co. 1981:196-231.
Amerogen, van Nieuw. Ludah dan kelenjar ludah arti bagi
Amerogen, van Nieuw. Ludah dan kelenjar ludah arti bagi
kesehatan gigi. Alih Bahasa. Abiyono, R. Yogyakarta: Gadjah
Mada University,1991:194-212.
Rosen, F.S. Anatomy and physiology of the salivary gland.
Grand Rounds Presentation, UTMB, Dept. of Otolaryngology.
2001:1-11.
Rantonen P. Salivary flow and composition in healthy and
diseased adults. Dissertation. Helsinki: University of Helsinki,
2003: 16-26.
II Pertanyaan:
Ketika anda membaca bacaan berikut gunakan
pertanyaan-pertanyaan berikut untuk memandu anda:
Jelaskan Anatomi, Fisiologi dan Biokimia Cairan
Rongga Mulut
Jelaskan, Struktur / fungsi 6 (enam), hubungan
komposisi saliva dengan fungsinya 5 (lima) dan hal-
hal yang berpengaruh pada komposisi dan sekresi
komposisi saliva dengan fungsinya 5 (lima) dan hal-
hal yang berpengaruh pada komposisi dan sekresi
saliva 2 (dua)
Jelaskan Proses pembentukan saliva dan
pengendaliannya
Jelaskan etiologi, dan mekanisme Xerostomia serta
Hipersalivasi
Terdiri atas:
saliva
saliva
cairan saku gusi
sekret dari epitel rongga mulut
Saliva mengandung sejumlah besar unsur-
unsur spt enzimatik dan protein non–
enzimatik, kalsium, fosfor, sodium dan
garam lainnya, gas yang dihancurkan spt
nitrogen, oksigen. CO2 dan sel-sel.
Pemeriksaan mikroskopis seluruh saliva
ditemukan dalam mulut selalu
menunjukkan adanya sel-sel epitel mulut
yang mati spt lekosit (polimorfonuklear
lekosit) yang masuk dari sulkus gingiva
KELENJAR SALIVA
Kel. Saliva Minor
Kel. Saliva Mayor
Kel.Submandibularis
Kelenjar Parotis Kel. Labialis
Kel. Bukalis
Kel.Submandibularis
Kel. Sublingualis
Permukaan ventral lidah
Kel. Bukalis
Kel. Palatinalis
Kel. Lingualis
Kelenjar Van Ebner
SALIVA
 Salah satu dari cairan rongga mulut (CRM)
Kontribusi pd kelenjar-kelenjar saliva berbeda
pada volume saliva: dilaporkan 60-65%
dari kel. parotis,
20-30% kel.submandibularis
20-30% kel.submandibularis
2-5% dari kel. Sublingualis.
Kel. Saliva minor hanya 6-7%
Cairan krevikular (sulkular) 10-100µl/jam
untuk volume seluruh saliva
Sifat kelenjar saliva dan
sekresinya ditentukan oleh tipe
sekretori yaitu:
serus
seromukus
mukus
Kel. Parotis
Kel terbesar, berpasangan dan bilobular
Sifatnya serus, menutupi otot maseter
Terletak diantara ramus mandibularis
dan prosesus mastoideus
dan prosesus mastoideus
Dibagian medial, kel. ini dibatasi oleh
perlekatan otot styloideus dan prosesus
styloideus.
Bagian superfisialnya menutupi
sebagian otot masseter.
Diantara permukaan kelenjar parotis berjalan
nervus fasialis (nervus VII) yang merupakan
motoris dari otot-otot ekspresi wajah.
Duktus ekskretorius kelenjar parotis disebut
duktus Stensen yang berjalan ke depan melalui
muskulus maseter melewati muskulus
muskulus maseter melewati muskulus
buksinatorius yang terletak di pipi kemudian
pada sisi depan muskulus maseter, duktus ini
akan berputar.
Duktus Stensen akan bermuara di rongga mulut
disebelah bukal gigi premolar dua atas.
Kel. Submandibularis
Cabang dari kelenjar tubulus asinar. Unit
sekretoriusnya adalah asinus  gabungan dari
asini serus (SA) dan asini mukus (MA).
Terletak di bawah rami mandibula, bagian
superfisialnya yang besar berada diantara pinggir
superfisialnya yang besar berada diantara pinggir
bawah mandibula yang menutupinya dan
muskulus digastrikus. Bagian dalam kelenjar ini
meluas kedepan di bawah membrana mukosa
dasar mulut sampai mencapai ujung posterior
kel.sublingualis.
Duktus ekstretoriusnya: duktus Whartoni
yang berjalan di depan bagian atas kelenjar
submaksilaris ke dasar rongga mulut dan
bermuara di tepi frenulum lingualis, tepat
dibelakang gigi insisivus bawah.
Persyarafan kelenjar submandibular diperoleh
Persyarafan kelenjar submandibular diperoleh
dari dua sumber penting
• Persyarafan Simpatik dari ganglion servikal
superior melalui arteri lingual
• Persyarafan Parasimpatetik dari ganglion
submandibular
Gambar 2. Kelenjar Submandibularis
Kel. Sublingualis
Merupakan kelenjar saliva terbesar ketiga,
terdiri dari lobus mayor dan lobus minor.
Terletak didasar mulut di dekat permukaan
dalam mandibula pada regio gigi Insisivus,
dalam mandibula pada regio gigi Insisivus,
Kaninus dan Premolar.
Duktus yang terbesar (lobus mayor) pada
kelenjar sublingualis ini dinamakan duktus
Bartholin, bermuara di caruncula
sublingualis
Kelenjar saliva sublingualis dari lobus minor,
menyalurkan sekresinya melalui 8–20 duktus
kecil yang membuka secara langsung kebagian
dasar mulut meskipun sebahagian membuka
ke duktus submandibularis  duktus Rivinus.
Persyarafan kelenjar submandibular diperoleh
Persyarafan kelenjar submandibular diperoleh
dari dua sumber penting
1. Persyarafan Simpatik dari cervical chain
ganglia melalui arteri facial
2. Persyarafan Parasimpatetik, seperti kelenjar
submandibula dari ganglion submandibular
Gambar 3. Posisi Kel. Submandibularis dan
Sublingualis. Mandibula dan os hioideum
dipotong di garis tengah
Kel. Saliva minor: dijumpai dlm mukosa
bibir atas, dan bawah,
pipi,
permukaan bawah lidah,
palatum mole,
palatum mole,
permukaan dorsal lidah
bgn lateral dari palatum durum
dibelakang premolar satu
Gambar 4. Kelenjar Palatinalis
Gambar 5. Kelenjar Saliva Minor
Volume saliva yang disekresi perhari sulit
ditentukan.
• Nilai rata-rata 1,0 dan 1,5 liter.
• Aliran rata-rata 20 ml/dalam keadaan
istirahat (unstimuated) dlm 15 jam total
300 ml, 150 ml/jam pd 2 jam selama makan
(300 ml) dan 20 – 50 ml selama tidur.
(300 ml) dan 20 – 50 ml selama tidur.
• akan meningkat menjadi 2,5 ml/menit bila
distimulasi.
Berdasarkan hal tersebut dan bila pengaliran
selama waktu tidur dapat diabaikan, maka
dapat diperhitungkan bahwa saliva yang
dihasilkan perhari adalah 600-700 ml.
Histologis kel.saliva
Tiap kelenjar dibangun oleh lobus dan terdiri
atas kompartimen:
Asinus
Duktus interkalata (ID)
Duktus striata (SD)
Asinus kel. Submandibularis dan Sublingualis
disekitar sel-sel asinar mukus masih memiliki
sel-sel sekresi serus, disebut sel-sel bulan
sabit (demilune cels)
Asinus dan sel-sel duktus pada bagian basal
dikelilingi oleh sel-sel mio-epitel
(Myoepithelial Cell = MECs)  rangsangan
oleh unsur-unsur yang menyebabkan kontraksi
otot halus.
Fungsi: terbatas pada asini yang memaksa
Fungsi: terbatas pada asini yang memaksa
cairan terakumulasi dari lumen asinar ke
dalam sistem duktus  mempermudah
pergerakan sekresi saliva  rongga mulut.
Sel mioepitel memiliki reseptor α adrenergik
Dari berbagai lobus kelenjar, saluran-saluran
pembuangan berkumpul di dalam muara
pembuangan interlobular dan berakhir pada
muara pembuangan besar (kiri dan kanan) yaitu:
Kel. Parotis, kel. eksretorius terbesar 
Duktus Stensen
Duktus Stensen
Kel. Submandibularis  Duktus Whartoni
Kel. Sublingualis:
- lobus mayor  Duktus Bartholin
- lobus minor  Duktus Rivinus
Gambar 1. Potongan memanjang empat tipe sel-sel epitel kelenjar saliva manusia. Sel-
sel saling berhubungan melalui apa yang disebut “tight junction” sehingga dapat
terjadi pengangkutan ion di antara sel-sel duktus dikelilingi oleh cabang sel-sel mio-
epitel, yang dapat berkontraksi sehingga mempermudah pengangkutan saliva ke
rongga mulut (Lehner T)
KOMPOSISI SALIVA
Kel. Parotis: serus (cair)
Kel.submandibularis  sublingualis :
campuran
Saliva adalah merupakan cairan (94.0-
95%) dan benda padat (6,0% saliva yg
tdk distimulasi, 0,5% saliva yg
distimulasi)
SALIVA
 Unsur Organik dari seluruh saliva: urea,
uric acid, glukosa bebas, asam amino
bebas, laktat dan asam-asam lemak.
bebas, laktat dan asam-asam lemak.
Makromolekul ditemukan dalam saliva:
protein, amilase, peroksidase, tiosianat,
lisozim, lipid, IgA, IgM dan IgG
Unsur anorganik 
Ca2+, Mg2+ , F, HCO3
- (bikarbonat),
K+, Na+, Cl- dan NH4
 Gas: CO2, N2 dan O2
 Air
 Air
 Unsur yang diperoleh dari rongga
mulut: sel epitel yang mati
polimorfonuklear lekosit dari cairan
krevikuar dan bakteri-bakteri
Dari kation-kation, Na+, K+, mempunyai
konsentrasi yang tinggi di dalam
saliva. Karena perubahan di dalam
muara pembuangan, Na+ menjadi jauh
lebih rendah di dalam cairan mulut dp
di dalam serum dan K+ jauh lebih
tinggi.
di dalam serum dan K jauh lebih
tinggi.
Cl-  penting untuk aktivitas enzimatik
α-amilase.
Ca2+, dalam serum 50% terikat pd
protein
Kalsium dan fosfat di dalam ludah 
penting untuk remineralisasi enamel dan
berperan pada pembentukan karang gigi
dan plak bakteri.
Kadar fluorida di dalam saliva dipengaruhi
oleh konsentrasi fluorida di dalam air
oleh konsentrasi fluorida di dalam air
minum dan makanan. Rodanida atau
thiocynate (CNS-)  penting sbg
agensia antibakterial dlm kerjasama
dengan sistem laktoperoksidase
Bikarbonat  bufer terpenting di dalam
saliva yg distimulasi, ion ini menghasilkan
85% dari kapasitas bufer dan sistem
fosfat, HPO4
2-/H2PO4
- , 14%.
Bikarbonat  bufer terpenting di dalam
saliva yg distimulasi, ion ini menghasilkan
saliva yg distimulasi, ion ini menghasilkan
85% dari kapasitas bufer dan sistem
fosfat, Na+ dan HCO3
- antara kel.parotis
yang tdk di stimulasi (0,04 ml/menit)
dan yang di stimulasi (0,7 ml/mnt)
Unsur-unsur Parotid Mandibular Plasma
mEq/l
Sodium (Na+) 23 21 140
Potasium (K+) 20 17 4
Composition of stimulated adult saliva
Potasium (K+) 20 17 4
Calcium (Ca++) 2 3,6 5
Magnesium (Mg++) 0,2 0,2 2
Chloride (Cl-) 23 20 105
Bicarbonat (HCO3
-) 20 18 27
Phosphat (HPO4
-) 6 4,5 2
Composition of stimulated adult saliva
Unsur-unsur Parotid Mandibular Plasma
Mg/100 ml
Urea 15 7 25
Amonia 0,3 0,2 -
Amonia 0,3 0,2 -
Uric acid 3 2 4
Glucose 1 1 80
Tota lipid 2,8 2 500
Amino acid 1,5 - 50
Total Protein 250 150 7000
pH 6,8 -7,2 6,8 -7,2 7,35
Unsur-unsur saliva, untuk tujuan
perbandingan dlm parotid, mandibuaris
dan plasma. Menunjukkan konsentrasi dlm
saliva yg dikumpulkan setelah kelenjar
distimulasi eksogen (2% asam sitrik yg
dipakai pada lidah)
dipakai pada lidah)
Saliva dianggap memiliki dua fungsi fisiologis
umum
1. Proses pencernaan, melumasi makanan untuk
melintas melalui rongga pencernaan dgn
bantuan enzim ptialin
2. Melindungi jaringan keras dan lunak mulut;
2. Melindungi jaringan keras dan lunak mulut;
perlindungan ini telah dihubungkan dengan
sifat-sifat buffernya, pembersihan mekanis
rongga mulut dan sejumlah unsur-unsurnya yg
bertindak sbg antisolubilitas  faktor
antimikrobial
MULTIFUNGSI SALIVA
Buffer Melicinkan
Melindungi
Secara fisik
SALIVA
Aliran mukoid
Glikoprotein
Bikarbonat
dan fosfat
Pencernaan
Anti bakteri
Integritas gigi
SALIVA
Mineral,
Pelikel,
Glikoprotein
Amilase,
Musin,
Lipase
Secretory Ig A, laktoferin,
Laktoperoksidase, Lisozim
HUBUNGAN KOMPOSISI SALIVA
DENGAN FUNGSINYA
1. Protektif
- Lapisan epitel mukosa mulut
merupakan bagian dari traktus gastrointes-
merupakan bagian dari traktus gastrointes-
tinal dilapisi oleh lapisan mukus 
melindungi mukosa mulut.
- Perlekatan glikoprotein pd mukosa mulut 
melindungi kekeringan, iritasi dan juga dpt
melekat pd enamel
- Glikoprotein juga dapat melekat pada
enamel shg berperan sebagai
Antisolubilitas  antibakteri melalui
saliva
- Jika aliran saliva dihambat 
- Jika aliran saliva dihambat 
perubahan patologik dan kekeringan
dalam mulut yang berlebihan  stomatitis
(inflamasi pd mukosa mulut).
- Kekurangan saliva  karies 
- Sifat-sifat dan komposisi inilah
membuat saliva menjadi suatu
pelumas (lubricant)  membantu
melindungi permukaan jaringan
melindungi permukaan jaringan
lunak terhadap kerusakan fisik yg
dapat ditimbulkan oleh makanan
keras / temperatur tinggi
2. Buffer (daya dapar) dan pH saliva
ditimbulkan oleh bikarbonat, fosfat,
urea dan protein  mempertahankan
homeostasis di rongga mulut.
 Dari 4 komponen: bikarbonat mempunyai
 Dari 4 komponen: bikarbonat mempunyai
peranan paling besar.
a. membantu melindungi jaringan keras dan
lunak thdp kerusakan kimia oleh asam
yang dihasilkan bakteri
b. perlindungan thdp efek kerusakan bakteri
dilakukan oleh komponen spesifik spt
Imunoglobulin dan lisozim yang merusak
lapisan polisakharida beberapa bakteri
tertentu
 Daya antisolubilitas
Ditimbulkan oleh adanya Ca2+ dan fosfat
 penting pada remineralisasi dini
3. Pencernaan
Efek lubrikasi saliva membantu melunakkan
serta membantu pembentuan dan penelanan
bolus makan.
Kecepatan berlalunya bahan makanan dr
Kecepatan berlalunya bahan makanan dr
mulut tergantung faktor-faktor:
- kecepatan aliran saliva,
- sifat adesif makanan
- aktivitas enzim-enzim saliva
4. Pengaturan keseimbangan air
Keadaan dehidrasi:  keseimbangan air
tubuh dipertahankan dgn menurunkan
kecepatan salivasi.
 kecepatan salivasi
 kecepatan salivasi

kekeringan dalam mulut

Memicu untuk minum
5. Lain-lain:
- Saliva membasahi bibir  lidah juga
bekerja sbg pelarut, memperlancar
dan membantu rasa pengecapan
- Berperan dalam ekskresi zat-zat
berbahaya dalam tubuh spt logam
berat: Hg, Pb.
PROSES PEMBENTUKAN SALIVA 
PENGENDALIANNYA
Saliva: air, protein dan elektrolit
Proses sekresi  lumen kelenjar sel oleh asini dgn
cara: - difusi pasif
- difusi aktif (energi)
- difusi aktif (energi)
- eksositosis
 rongga mulut , mengalami modifikasi :
proses reabsorbsi (ion-ion  elektrolit) bbrp
unsur  sekresi unsur lain  menembus sel
saluran kelenjar. Proses ini bergantung
permeabilitas dinding saluran kelenjar
Proses sekresi saliva dibagi 2 bagian
utama 
1. Biosintesis protein dalam sel asini
serta transport protein menembus
membrane sel asini menuju lumen
membrane sel asini menuju lumen
kelenjar
2. Transport air dan elektrolit
menembus epitel lapisan kelenjar 
lumen kelenjar
  Berlangsung simultan
A. Biosintesis protein dan sekresi
protein:
Protein saliva dibentuk dalam sel
asini: DNA dan mRNA. Protein yg
terbentuk dikemas dlm granula
terbentuk dikemas dlm granula
sekretorik (simultan dg pembentukan
protein)  lumen kelenjar dg cara
eksositosis
Proses sekresi protein dikendalikan oleh sistem
adrenergik β. Perangsangan reseptor adrenergik β
yg terdapat pada bagian luar membrane sel asini
 mengaktifkan adenilat siklase yang terletak di
bagian dalam membrane sel asini.

akan membangkitkan AMP siklik (cAMP)
akan membangkitkan AMP siklik (cAMP)

akan menggiatkan kinase protein, dan kinase
protein akan mempengaruhi protein membrane
plasma sel asini serta protein membrane granula
sekretorik sehingga peristiwa fusion fission
dapat terjadi.
Lumen kelenjar
ß = Ag
Adenilat siklase
ATP cAMP + PPi
RC + cAMP R-cAMP + C
(inactive protein kinase) (active protein
kinase)
Protein + ATP Protein-P + ADP
Agonis reseptor β (β –Ag) merangsang aktifitas
adenilat siklase di membran plasma.

Mengkatalis pembentukan cAMP dan
pirofosfat (PPi) dari ATP
Sebaliknya cAMP merangsang enzim kinase protein.
Kinase protein terdiri atas 2 jenis subunit
Kinase protein terdiri atas 2 jenis subunit
yi regulator ® dan subunit kataitik ©.
Dalam bentuk berasosiasi (RC) enzim tidak aktif.
Melalui ikatan dgn subunit regulator, cAMP mendisosiasi
kedua subunit enzim tsb shg subunit katalitik dpt bekerja.
Kinase protein yg aktif (subunit katalitik)
menglatalitik fosforilasi protein (protein-P) shg
menghasikan respon yg adekuat
B. Sekresi Air Dan Elektroit
Proses sekresi air  elektrolit  proses pindah
 menembus epitel sekretorik  lumen
kelenjar.
Komposisi elektrolit pada sekresi normal
adalah hasil dari 2 tahap mekanisme
adalah hasil dari 2 tahap mekanisme
sekresi yaitu:
1. Sekresi primer oleh sel asini dan mungkin
sel duktus striatum dengan komposisi
elektrolit yang kontras pada berbagai
keadaan (dengan atau tanpa
perangsangan).
2. Proses reabsorbsi dan sekresi yang
terjadi di sepanjang saluran (sistem
duktus) kelenjar sehingga komposisi
elektrolit dapat berubah.
Kedua proses tsb  saliva yg
hipotonik dibanding plasma darah or
hipotonik dibanding plasma darah or
cairan ekstra sel lain
Proses sekresi protein yang sumbernya
berasal dari intrasel asini, air dan
elektrolit yang di sekresi ke lumen
berasal dari cairan interstisial dan
plasma darah.
Energi yang menghasilkan terjadinya sekresi yaitu:
• Tekanan hidrostatik yang berasal dari pembuluh
darah kelenjar, dapat  akibat  jumlah darah
yang menuju kelenjar. Peningkatan hidostatik
plasma darah  perpindahan cairan dari lumen
pembuluh darah  lumen kelenjar.
• Transport aktif salah satu dari empat osmolit
• Transport aktif salah satu dari empat osmolit
utama (Na+, K+, Cl- dan HCO3-). Hasil transport
aktifnya  perbedaan tekanan osmotik dikedua
sisi membrane sel epitel kelenjar  proses
perpindahan air dan elektrolit lainnya.
Penelitian: proses sekresi terjadi di duktus striatum
C. Pengendalian Sekresi Saliva
dikendalikan sistem saraf
Terbukti: bila serabut saraf yang menuju ke
kelenjar dipotong →  sekresi dan atrofi
kelenjar saliva.
kelenjar saliva.
Rangsangan utama untuk  sekresi saliva:
- reseptor pengecapan.
- rangsangan mekanik waktu mengunyah
- disamping itu pada fase sefalik dalam
proses pencernaan
Adanya reseptor kolinergik, reseptor adrenergik
(α
α
α
α dan β
β
β
β) pd kelenjar saliva  terjadinya
modifikasi jumlah, viskositas dan komposisi saliva.
 Kegiatan parasimpatis  merangsang
reseptor kolinergik   sekresi air dan elektrolit
 saliva yang banyak dan encer.
 kegiatan simpatis melalui perangsangan
 kegiatan simpatis melalui perangsangan
reseptor β
β
β
β   produksi dan sekresi protein
oleh sel asini  saliva  jumlahnya dan kental.
Perangsangan reseptor α
α
α
α cendrung memberi
efek seperti perangsangan reseptor kolinergik.
(saliva banyak dan encer)
• Tidak terdapat bukti mengenai adanya
persarafan pada sel epitel saluran
kelenjar, namun secara fungsional dapat
dibuktikan bahwa bila terjadi
perangsangan pada sel asini, impuls juga
perangsangan pada sel asini, impuls juga
akan mempengaruhi permeabilitas
membrane sel duktus striatum terhadap
ion K+ sehingga terjadi  kebocoran, dan
ion tersebut keluar dari sel menuju ke
lumen duktus
Bagian kelenjar saliva yang juga
mempunyai persyarafan ialah sel
mioepitel. Sel tsb mempunyai
reseptor α
α
α
α adrenergik yang bila
reseptor α
α
α
α adrenergik yang bila
terangsang akan menyebabkan
kontraksi sel mioepitel sehingga
saliva yang terdapat dalam lumen
kelenjar keluar ke rongga mulut.
(1) Sekresi saliva dalam keadaan istirahat
dan waktu makan.
Waktu istirahat dan tidak tidur, dipicu
oleh perangsangan reseptor penglihatan
di retina oleh cahaya.
Eferen refleks cahaya tsb menggiatkan
Eferen refleks cahaya tsb menggiatkan
sel asini terutama melalui saraf simpatis
Sekresi yang terutama berasal dari sel
asini tersebut, mengandung banyak
protein dan glikoprotein.
Energi proses sekresi waktu istirahat
bersifat endoseluler yaitu dari proses
metabolik dan kinetik dalam sel asini
yang berkaitan dengan eksositosis.
Energi tsb meningkatkan transport
Energi tsb meningkatkan transport
Na+ dari intra sel ke kanalikuli
interseluler. Keluarnya Na+ dari sel
diikuti oleh air,   air dalam
kanalikuli interseluler.
Kegiatan minimal sekresi protein dari sel
asini ke lumen kelenjar  tekanan
osmotik di lumen kelenjar. 
perpindahan air dari intra seluler
kanalikuli masuk ke lumen kelenjar,
cairan hasil sekresi asini tsb mengalir
sepanjang saluran kelenjar.
cairan hasil sekresi asini tsb mengalir
sepanjang saluran kelenjar.
Pada saat cairan mengalir dalam duktus
striatum Na+ direabsorbsi dan K+ di
sekresi  perubahan kandungan
elektrolit dalam cairan.
Aliran saliva yang lambat dlm keadaan
istirahat lebih banyak Na+ yang
direabsorbsi dan cairan bersifat hipotonik
( tonus atau tegangan)
Waktu makan, terjadi hasil sekresi
Waktu makan, terjadi hasil sekresi
sebagai hasil makan (eating reflex).
Refleks makan dipicu oleh
perangsangan reseptor pengecap dan
reseptor mekanis pada gigi dan otot-otot
rahang pada waktu mengunyah
Jalur eferen melibatkan saraf
simpatis dan para simpatis. tapi
peran para simpatis lebih dominan.
Pada refleks makan   sekresi
Pada refleks makan   sekresi
protein oleh sel asini juga sekresi
air dan elektrolit terutama oleh
duktus striatum.
laju saliva waktu makan akibat 
kecepatan sekresi dan kontraksi
mioepitel. Pada penelitian dapat pula
dibuktikan bahwa pada saat makan sel
asini berkontraksi secara bersama. Hal
tersebut juga meningkatkan laju aliran
saliva.
saliva.
Wkt makan proses reabsorbsi sangat
minimal. Proses reabsorbsi dianggap
suatu proses yang secara normal terjadi
hanya pada keadaan istirahat yaitu saat
refleks parasimpatis tidak aktif.
Waktu makan  reseptor di dalam dan di sekitar
mulut yang terangsang: - reseptor kecap,
- reseptor tekan
- proprioseptor.
 Respons kelenjar kuat terhadap impuls eferen
yang dihantarkan saraf adrenergik maupun
kolinergik. Impuls saraf  sekresi protein dan
kolinergik. Impuls saraf  sekresi protein dan
glikoprotein (50-100x) juga sekresi air dan
elektrolit.
Sekresi protein adalah akibat  kecepatan
eksositosis dlm sel asini, sdgkan sekresi air dan
elektrolit terjadi melalui proses transfer air dan
elektrolit menembus duktus kelenjar
(2) Pengaruh bbrp obat pada
pembentukan saliva
Beberapa zat/obat dpt mempengaruhi
pembentukan saliva. Yaitu:
 atau  jumlah saliva,
mempengaruhi komposisi kandungan
saliva.
 bekerja dgn cara mempengaruhi proses
penghantaran impuls dari saraf eferen otonom
ke kelenjar saliva.
Contoh atropin, suatu zat dapat
menghambat reseptor kolinergik
muskarinik  jumlah saliva 
Contoh lain : klonidin, obat antihipertensi,
 efek  pengiriman impuls otonom
oleh sistem saraf pusat ke perifer
oleh sistem saraf pusat ke perifer
Obat yg bersifat parasimpatolitik 
 jumlah saliva
Obat yg bersifat parasimpatomimetik 
 jumlah saliva
D. Pengaruh Usia, Makanan dan irama
sirkandian terhadap jumlah saliva
Beberapa keadaan dapat mempengaruhi
kualitas dan kuantitas saliva.
Umumnya faktor yang dapat
mempengaruhi laju aliran saliva akan
Umumnya faktor yang dapat
mempengaruhi laju aliran saliva akan
mengakibatkan perubahan komposisi
saliva, karena perubahan laju aliran saliva
akan mempengaruhi proses reabsorbsi
oleh sel epitel saluran kelenjar.
Usia
Dari masa kanak-kanak sampai usia dewasa,
laju aliran saliva  dan pada lansia 
Fungsi kelenjar pada lansia  karena elemen
sekretorik digantikan oleh jaringan lemak dan
jaringan fibrosa.
Makanan/ diet
Efek diet laju aliran dan komposisi saliva terjadi
Efek diet laju aliran dan komposisi saliva terjadi
melalui 2 cara: Efek reflek lokal dan sistemik.
Makanan yang memerlukan kegiatan
pengunyahan yang tinggi atau makanan yang
rasanya tajam  laju aliran saliva  
mengubah komposisi saliva.
Efek sistemik makanan terhadap
komposisi saliva terutama terjadi
akibat perubahan konsentrasi
berbagai komponen plasma, tetapi
perubahan moderat pada diet
umumnya tidak mempunyai efek
pada komposisi
Irama sirkandian
Waktu tidak makan, laju aliran
saliva sangat rendah. Tingkat
perangsangan yg sangat rendah tsb,
laju aliran saliva tidak sama pada
siang hari (Waking hours) dan
siang hari (Waking hours) dan
menunjukkan adanya irama
sirkandian dengan variasi yang cukup
besar. Laju aliran tertinggi terjadi
pada siang hari.
Pada negara semitropis juga terjadi
variasi laju aliran saliva dari
musim ke musim.
Laju aliran saliva kelenjar
parotis musim panas  secara
parotis musim panas  secara
progresif, disbbkan adanya
dehidrasi relatif kemudian  lagi.

More Related Content

Similar to bo_243_slide_cairan_rongga_mulut.pdf

Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)
Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)
Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)
opimus
 
Anatomi dan fisiologi sist. pencernaan
Anatomi dan fisiologi sist. pencernaanAnatomi dan fisiologi sist. pencernaan
Anatomi dan fisiologi sist. pencernaan
Ahmad Haerudin
 
Powerpoint anatomi sistem pencernaan
Powerpoint anatomi sistem pencernaanPowerpoint anatomi sistem pencernaan
Powerpoint anatomi sistem pencernaan
AndiMardiyani
 
35139381 sistem-pencernaan-laen-lagi
35139381 sistem-pencernaan-laen-lagi35139381 sistem-pencernaan-laen-lagi
35139381 sistem-pencernaan-laen-lagi
shafhandustur
 
Faring dan Kelenjar Ludah
Faring dan Kelenjar LudahFaring dan Kelenjar Ludah
Faring dan Kelenjar Ludah
PSPDG-UNUD
 
Hormon dan Enzim Rongga Mulut.pptx
Hormon dan Enzim Rongga Mulut.pptxHormon dan Enzim Rongga Mulut.pptx
Hormon dan Enzim Rongga Mulut.pptx
meylisa10
 

Similar to bo_243_slide_cairan_rongga_mulut.pdf (20)

SISTEM GIT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENCERNAAN DAN ABSORPSI LEMAK
SISTEM GIT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENCERNAAN DAN ABSORPSI LEMAKSISTEM GIT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENCERNAAN DAN ABSORPSI LEMAK
SISTEM GIT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENCERNAAN DAN ABSORPSI LEMAK
 
Sistem pencernaan 3
Sistem pencernaan 3 Sistem pencernaan 3
Sistem pencernaan 3
 
Anatomi sistem pencernaan
Anatomi sistem pencernaanAnatomi sistem pencernaan
Anatomi sistem pencernaan
 
Sistem Pencernaan
Sistem Pencernaan Sistem Pencernaan
Sistem Pencernaan
 
Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)
Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)
Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)
 
Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)
Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)
Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)
 
ANFIS sistem pencernaan
ANFIS sistem pencernaanANFIS sistem pencernaan
ANFIS sistem pencernaan
 
2. sistem pencernaan
2. sistem pencernaan2. sistem pencernaan
2. sistem pencernaan
 
Fisiologi pencernaan
Fisiologi pencernaan Fisiologi pencernaan
Fisiologi pencernaan
 
Anatomi dan fisiologi sist. pencernaan
Anatomi dan fisiologi sist. pencernaanAnatomi dan fisiologi sist. pencernaan
Anatomi dan fisiologi sist. pencernaan
 
SISTEM PENCERNAAN
SISTEM PENCERNAANSISTEM PENCERNAAN
SISTEM PENCERNAAN
 
Powerpoint anatomi sistem pencernaan
Powerpoint anatomi sistem pencernaanPowerpoint anatomi sistem pencernaan
Powerpoint anatomi sistem pencernaan
 
sistem-pencernaan
sistem-pencernaansistem-pencernaan
sistem-pencernaan
 
35139381 sistem-pencernaan-laen-lagi
35139381 sistem-pencernaan-laen-lagi35139381 sistem-pencernaan-laen-lagi
35139381 sistem-pencernaan-laen-lagi
 
Faring dan Kelenjar Ludah
Faring dan Kelenjar LudahFaring dan Kelenjar Ludah
Faring dan Kelenjar Ludah
 
Hormon dan Enzim Rongga Mulut.pptx
Hormon dan Enzim Rongga Mulut.pptxHormon dan Enzim Rongga Mulut.pptx
Hormon dan Enzim Rongga Mulut.pptx
 
SISTEM PENCERNAAN MAKANAN.pptx
SISTEM PENCERNAAN MAKANAN.pptxSISTEM PENCERNAAN MAKANAN.pptx
SISTEM PENCERNAAN MAKANAN.pptx
 
Anatomi fisiologi kelenjar parotis
Anatomi fisiologi kelenjar parotis Anatomi fisiologi kelenjar parotis
Anatomi fisiologi kelenjar parotis
 
Sistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faal
Sistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faalSistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faal
Sistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faal
 
Prediksi bio kelas xi ipa smt 2 2015
Prediksi bio  kelas xi ipa smt 2   2015Prediksi bio  kelas xi ipa smt 2   2015
Prediksi bio kelas xi ipa smt 2 2015
 

Recently uploaded

Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannyaModul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Novi Cherly
 
RPP Sistem Ekskresi - IPA Kelas 8 - semester Genap - 2024.docx
RPP Sistem Ekskresi - IPA Kelas 8 - semester Genap - 2024.docxRPP Sistem Ekskresi - IPA Kelas 8 - semester Genap - 2024.docx
RPP Sistem Ekskresi - IPA Kelas 8 - semester Genap - 2024.docx
nurlathifah80
 
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdfLaporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
SriHandayaniLubisSpd
 

Recently uploaded (20)

PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
 
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdfLaporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
 
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannyaModul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
 
RPP Sistem Ekskresi - IPA Kelas 8 - semester Genap - 2024.docx
RPP Sistem Ekskresi - IPA Kelas 8 - semester Genap - 2024.docxRPP Sistem Ekskresi - IPA Kelas 8 - semester Genap - 2024.docx
RPP Sistem Ekskresi - IPA Kelas 8 - semester Genap - 2024.docx
 
Bukti dukung E kinerja kepala sekolah.pdf
Bukti dukung E kinerja  kepala sekolah.pdfBukti dukung E kinerja  kepala sekolah.pdf
Bukti dukung E kinerja kepala sekolah.pdf
 
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdfLaporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
 
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMMform Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
 
tugas 1.4 keyakinan kelas tugas mandiri.pdf
tugas 1.4 keyakinan kelas tugas mandiri.pdftugas 1.4 keyakinan kelas tugas mandiri.pdf
tugas 1.4 keyakinan kelas tugas mandiri.pdf
 
LAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docx
LAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docxLAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docx
LAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
 
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
 
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docxLAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
 

bo_243_slide_cairan_rongga_mulut.pdf

  • 1. Lisna Unita drg.,M.Kes Lisna Unita drg.,M.Kes DEPARTEMEN BIOLOGI ORAL FKG USU MEDAN
  • 2. POKOK BAHASAN CAIRAN RONGGA MULUT PERKULIAHAN • TIK: Pada akhir pertemuan mahasiswa diharapkan mampu: • Menjelaskan Biokimia dan Fisiologi Cairan Rongga Mulut (Saliva) : Anatomi, Struktur / Fungsi, Hubungan komposisi saliva dengan Rongga Mulut (Saliva) : Anatomi, Struktur / Fungsi, Hubungan komposisi saliva dengan fungsinya dan hal-hal yang berpengaruh pada komposisi dan sekresi saliva • Menjelaskan Proses pembentukan saliva dan pengendaliannya • Menjelaskan Etiologi dan mekanisme Xerostomia dan Hipersalivasi
  • 3. Deskripsi singkat: Dalam dua kali pertemuan ini, anda akan mempelajari tentang Cairan Rongga Mulut: Biokimia dan Fisiologi Cairan Rongga Mulut. Hal ini penting diketahui Rongga Mulut. Hal ini penting diketahui hal-hal yang berpengaruh pada komposisi dan sekresi saliva yaitu xerostomia dan Hipersalivasi
  • 4. Kepustakaan: Van Rensburg, B.G. Jensen. Oral biology. Germany, Quintessence Publishing Co/ 1995:459-479. Adams, D. Essentials of oral biology. New York, Churchill Livingstone. 1985:59-67 Bridges, R.B. Salivary gland and saliva, In Oral Biology. London, C.V.Mosby Co. 1981:196-231. Amerogen, van Nieuw. Ludah dan kelenjar ludah arti bagi Amerogen, van Nieuw. Ludah dan kelenjar ludah arti bagi kesehatan gigi. Alih Bahasa. Abiyono, R. Yogyakarta: Gadjah Mada University,1991:194-212. Rosen, F.S. Anatomy and physiology of the salivary gland. Grand Rounds Presentation, UTMB, Dept. of Otolaryngology. 2001:1-11. Rantonen P. Salivary flow and composition in healthy and diseased adults. Dissertation. Helsinki: University of Helsinki, 2003: 16-26.
  • 5. II Pertanyaan: Ketika anda membaca bacaan berikut gunakan pertanyaan-pertanyaan berikut untuk memandu anda: Jelaskan Anatomi, Fisiologi dan Biokimia Cairan Rongga Mulut Jelaskan, Struktur / fungsi 6 (enam), hubungan komposisi saliva dengan fungsinya 5 (lima) dan hal- hal yang berpengaruh pada komposisi dan sekresi komposisi saliva dengan fungsinya 5 (lima) dan hal- hal yang berpengaruh pada komposisi dan sekresi saliva 2 (dua) Jelaskan Proses pembentukan saliva dan pengendaliannya Jelaskan etiologi, dan mekanisme Xerostomia serta Hipersalivasi
  • 6. Terdiri atas: saliva saliva cairan saku gusi sekret dari epitel rongga mulut
  • 7. Saliva mengandung sejumlah besar unsur- unsur spt enzimatik dan protein non– enzimatik, kalsium, fosfor, sodium dan garam lainnya, gas yang dihancurkan spt nitrogen, oksigen. CO2 dan sel-sel. Pemeriksaan mikroskopis seluruh saliva ditemukan dalam mulut selalu menunjukkan adanya sel-sel epitel mulut yang mati spt lekosit (polimorfonuklear lekosit) yang masuk dari sulkus gingiva
  • 8. KELENJAR SALIVA Kel. Saliva Minor Kel. Saliva Mayor Kel.Submandibularis Kelenjar Parotis Kel. Labialis Kel. Bukalis Kel.Submandibularis Kel. Sublingualis Permukaan ventral lidah Kel. Bukalis Kel. Palatinalis Kel. Lingualis Kelenjar Van Ebner
  • 9. SALIVA Salah satu dari cairan rongga mulut (CRM) Kontribusi pd kelenjar-kelenjar saliva berbeda pada volume saliva: dilaporkan 60-65% dari kel. parotis, 20-30% kel.submandibularis 20-30% kel.submandibularis 2-5% dari kel. Sublingualis. Kel. Saliva minor hanya 6-7% Cairan krevikular (sulkular) 10-100µl/jam untuk volume seluruh saliva
  • 10.
  • 11. Sifat kelenjar saliva dan sekresinya ditentukan oleh tipe sekretori yaitu: serus seromukus mukus
  • 12. Kel. Parotis Kel terbesar, berpasangan dan bilobular Sifatnya serus, menutupi otot maseter Terletak diantara ramus mandibularis dan prosesus mastoideus dan prosesus mastoideus Dibagian medial, kel. ini dibatasi oleh perlekatan otot styloideus dan prosesus styloideus. Bagian superfisialnya menutupi sebagian otot masseter.
  • 13. Diantara permukaan kelenjar parotis berjalan nervus fasialis (nervus VII) yang merupakan motoris dari otot-otot ekspresi wajah. Duktus ekskretorius kelenjar parotis disebut duktus Stensen yang berjalan ke depan melalui muskulus maseter melewati muskulus muskulus maseter melewati muskulus buksinatorius yang terletak di pipi kemudian pada sisi depan muskulus maseter, duktus ini akan berputar. Duktus Stensen akan bermuara di rongga mulut disebelah bukal gigi premolar dua atas.
  • 14. Kel. Submandibularis Cabang dari kelenjar tubulus asinar. Unit sekretoriusnya adalah asinus gabungan dari asini serus (SA) dan asini mukus (MA). Terletak di bawah rami mandibula, bagian superfisialnya yang besar berada diantara pinggir superfisialnya yang besar berada diantara pinggir bawah mandibula yang menutupinya dan muskulus digastrikus. Bagian dalam kelenjar ini meluas kedepan di bawah membrana mukosa dasar mulut sampai mencapai ujung posterior kel.sublingualis.
  • 15. Duktus ekstretoriusnya: duktus Whartoni yang berjalan di depan bagian atas kelenjar submaksilaris ke dasar rongga mulut dan bermuara di tepi frenulum lingualis, tepat dibelakang gigi insisivus bawah. Persyarafan kelenjar submandibular diperoleh Persyarafan kelenjar submandibular diperoleh dari dua sumber penting • Persyarafan Simpatik dari ganglion servikal superior melalui arteri lingual • Persyarafan Parasimpatetik dari ganglion submandibular
  • 16. Gambar 2. Kelenjar Submandibularis
  • 17. Kel. Sublingualis Merupakan kelenjar saliva terbesar ketiga, terdiri dari lobus mayor dan lobus minor. Terletak didasar mulut di dekat permukaan dalam mandibula pada regio gigi Insisivus, dalam mandibula pada regio gigi Insisivus, Kaninus dan Premolar. Duktus yang terbesar (lobus mayor) pada kelenjar sublingualis ini dinamakan duktus Bartholin, bermuara di caruncula sublingualis
  • 18. Kelenjar saliva sublingualis dari lobus minor, menyalurkan sekresinya melalui 8–20 duktus kecil yang membuka secara langsung kebagian dasar mulut meskipun sebahagian membuka ke duktus submandibularis duktus Rivinus. Persyarafan kelenjar submandibular diperoleh Persyarafan kelenjar submandibular diperoleh dari dua sumber penting 1. Persyarafan Simpatik dari cervical chain ganglia melalui arteri facial 2. Persyarafan Parasimpatetik, seperti kelenjar submandibula dari ganglion submandibular
  • 19. Gambar 3. Posisi Kel. Submandibularis dan Sublingualis. Mandibula dan os hioideum dipotong di garis tengah
  • 20. Kel. Saliva minor: dijumpai dlm mukosa bibir atas, dan bawah, pipi, permukaan bawah lidah, palatum mole, palatum mole, permukaan dorsal lidah bgn lateral dari palatum durum dibelakang premolar satu
  • 21. Gambar 4. Kelenjar Palatinalis
  • 22. Gambar 5. Kelenjar Saliva Minor
  • 23. Volume saliva yang disekresi perhari sulit ditentukan. • Nilai rata-rata 1,0 dan 1,5 liter. • Aliran rata-rata 20 ml/dalam keadaan istirahat (unstimuated) dlm 15 jam total 300 ml, 150 ml/jam pd 2 jam selama makan (300 ml) dan 20 – 50 ml selama tidur. (300 ml) dan 20 – 50 ml selama tidur. • akan meningkat menjadi 2,5 ml/menit bila distimulasi. Berdasarkan hal tersebut dan bila pengaliran selama waktu tidur dapat diabaikan, maka dapat diperhitungkan bahwa saliva yang dihasilkan perhari adalah 600-700 ml.
  • 24. Histologis kel.saliva Tiap kelenjar dibangun oleh lobus dan terdiri atas kompartimen: Asinus Duktus interkalata (ID) Duktus striata (SD) Asinus kel. Submandibularis dan Sublingualis disekitar sel-sel asinar mukus masih memiliki sel-sel sekresi serus, disebut sel-sel bulan sabit (demilune cels)
  • 25. Asinus dan sel-sel duktus pada bagian basal dikelilingi oleh sel-sel mio-epitel (Myoepithelial Cell = MECs) rangsangan oleh unsur-unsur yang menyebabkan kontraksi otot halus. Fungsi: terbatas pada asini yang memaksa Fungsi: terbatas pada asini yang memaksa cairan terakumulasi dari lumen asinar ke dalam sistem duktus mempermudah pergerakan sekresi saliva rongga mulut. Sel mioepitel memiliki reseptor α adrenergik
  • 26. Dari berbagai lobus kelenjar, saluran-saluran pembuangan berkumpul di dalam muara pembuangan interlobular dan berakhir pada muara pembuangan besar (kiri dan kanan) yaitu: Kel. Parotis, kel. eksretorius terbesar Duktus Stensen Duktus Stensen Kel. Submandibularis Duktus Whartoni Kel. Sublingualis: - lobus mayor Duktus Bartholin - lobus minor Duktus Rivinus
  • 27. Gambar 1. Potongan memanjang empat tipe sel-sel epitel kelenjar saliva manusia. Sel- sel saling berhubungan melalui apa yang disebut “tight junction” sehingga dapat terjadi pengangkutan ion di antara sel-sel duktus dikelilingi oleh cabang sel-sel mio- epitel, yang dapat berkontraksi sehingga mempermudah pengangkutan saliva ke rongga mulut (Lehner T)
  • 28. KOMPOSISI SALIVA Kel. Parotis: serus (cair) Kel.submandibularis sublingualis : campuran Saliva adalah merupakan cairan (94.0- 95%) dan benda padat (6,0% saliva yg tdk distimulasi, 0,5% saliva yg distimulasi)
  • 29. SALIVA Unsur Organik dari seluruh saliva: urea, uric acid, glukosa bebas, asam amino bebas, laktat dan asam-asam lemak. bebas, laktat dan asam-asam lemak. Makromolekul ditemukan dalam saliva: protein, amilase, peroksidase, tiosianat, lisozim, lipid, IgA, IgM dan IgG
  • 30. Unsur anorganik Ca2+, Mg2+ , F, HCO3 - (bikarbonat), K+, Na+, Cl- dan NH4 Gas: CO2, N2 dan O2 Air Air Unsur yang diperoleh dari rongga mulut: sel epitel yang mati polimorfonuklear lekosit dari cairan krevikuar dan bakteri-bakteri
  • 31. Dari kation-kation, Na+, K+, mempunyai konsentrasi yang tinggi di dalam saliva. Karena perubahan di dalam muara pembuangan, Na+ menjadi jauh lebih rendah di dalam cairan mulut dp di dalam serum dan K+ jauh lebih tinggi. di dalam serum dan K jauh lebih tinggi. Cl- penting untuk aktivitas enzimatik α-amilase. Ca2+, dalam serum 50% terikat pd protein
  • 32. Kalsium dan fosfat di dalam ludah penting untuk remineralisasi enamel dan berperan pada pembentukan karang gigi dan plak bakteri. Kadar fluorida di dalam saliva dipengaruhi oleh konsentrasi fluorida di dalam air oleh konsentrasi fluorida di dalam air minum dan makanan. Rodanida atau thiocynate (CNS-) penting sbg agensia antibakterial dlm kerjasama dengan sistem laktoperoksidase
  • 33. Bikarbonat bufer terpenting di dalam saliva yg distimulasi, ion ini menghasilkan 85% dari kapasitas bufer dan sistem fosfat, HPO4 2-/H2PO4 - , 14%. Bikarbonat bufer terpenting di dalam saliva yg distimulasi, ion ini menghasilkan saliva yg distimulasi, ion ini menghasilkan 85% dari kapasitas bufer dan sistem fosfat, Na+ dan HCO3 - antara kel.parotis yang tdk di stimulasi (0,04 ml/menit) dan yang di stimulasi (0,7 ml/mnt)
  • 34. Unsur-unsur Parotid Mandibular Plasma mEq/l Sodium (Na+) 23 21 140 Potasium (K+) 20 17 4 Composition of stimulated adult saliva Potasium (K+) 20 17 4 Calcium (Ca++) 2 3,6 5 Magnesium (Mg++) 0,2 0,2 2 Chloride (Cl-) 23 20 105 Bicarbonat (HCO3 -) 20 18 27 Phosphat (HPO4 -) 6 4,5 2
  • 35. Composition of stimulated adult saliva Unsur-unsur Parotid Mandibular Plasma Mg/100 ml Urea 15 7 25 Amonia 0,3 0,2 - Amonia 0,3 0,2 - Uric acid 3 2 4 Glucose 1 1 80 Tota lipid 2,8 2 500 Amino acid 1,5 - 50 Total Protein 250 150 7000 pH 6,8 -7,2 6,8 -7,2 7,35
  • 36. Unsur-unsur saliva, untuk tujuan perbandingan dlm parotid, mandibuaris dan plasma. Menunjukkan konsentrasi dlm saliva yg dikumpulkan setelah kelenjar distimulasi eksogen (2% asam sitrik yg dipakai pada lidah) dipakai pada lidah)
  • 37. Saliva dianggap memiliki dua fungsi fisiologis umum 1. Proses pencernaan, melumasi makanan untuk melintas melalui rongga pencernaan dgn bantuan enzim ptialin 2. Melindungi jaringan keras dan lunak mulut; 2. Melindungi jaringan keras dan lunak mulut; perlindungan ini telah dihubungkan dengan sifat-sifat buffernya, pembersihan mekanis rongga mulut dan sejumlah unsur-unsurnya yg bertindak sbg antisolubilitas faktor antimikrobial
  • 38. MULTIFUNGSI SALIVA Buffer Melicinkan Melindungi Secara fisik SALIVA Aliran mukoid Glikoprotein Bikarbonat dan fosfat Pencernaan Anti bakteri Integritas gigi SALIVA Mineral, Pelikel, Glikoprotein Amilase, Musin, Lipase Secretory Ig A, laktoferin, Laktoperoksidase, Lisozim
  • 39. HUBUNGAN KOMPOSISI SALIVA DENGAN FUNGSINYA 1. Protektif - Lapisan epitel mukosa mulut merupakan bagian dari traktus gastrointes- merupakan bagian dari traktus gastrointes- tinal dilapisi oleh lapisan mukus melindungi mukosa mulut. - Perlekatan glikoprotein pd mukosa mulut melindungi kekeringan, iritasi dan juga dpt melekat pd enamel
  • 40. - Glikoprotein juga dapat melekat pada enamel shg berperan sebagai Antisolubilitas antibakteri melalui saliva - Jika aliran saliva dihambat - Jika aliran saliva dihambat perubahan patologik dan kekeringan dalam mulut yang berlebihan stomatitis (inflamasi pd mukosa mulut).
  • 41. - Kekurangan saliva karies - Sifat-sifat dan komposisi inilah membuat saliva menjadi suatu pelumas (lubricant) membantu melindungi permukaan jaringan melindungi permukaan jaringan lunak terhadap kerusakan fisik yg dapat ditimbulkan oleh makanan keras / temperatur tinggi
  • 42. 2. Buffer (daya dapar) dan pH saliva ditimbulkan oleh bikarbonat, fosfat, urea dan protein mempertahankan homeostasis di rongga mulut. Dari 4 komponen: bikarbonat mempunyai Dari 4 komponen: bikarbonat mempunyai peranan paling besar. a. membantu melindungi jaringan keras dan lunak thdp kerusakan kimia oleh asam yang dihasilkan bakteri
  • 43. b. perlindungan thdp efek kerusakan bakteri dilakukan oleh komponen spesifik spt Imunoglobulin dan lisozim yang merusak lapisan polisakharida beberapa bakteri tertentu Daya antisolubilitas Ditimbulkan oleh adanya Ca2+ dan fosfat penting pada remineralisasi dini
  • 44. 3. Pencernaan Efek lubrikasi saliva membantu melunakkan serta membantu pembentuan dan penelanan bolus makan. Kecepatan berlalunya bahan makanan dr Kecepatan berlalunya bahan makanan dr mulut tergantung faktor-faktor: - kecepatan aliran saliva, - sifat adesif makanan - aktivitas enzim-enzim saliva
  • 45. 4. Pengaturan keseimbangan air Keadaan dehidrasi: keseimbangan air tubuh dipertahankan dgn menurunkan kecepatan salivasi. kecepatan salivasi kecepatan salivasi kekeringan dalam mulut Memicu untuk minum
  • 46. 5. Lain-lain: - Saliva membasahi bibir lidah juga bekerja sbg pelarut, memperlancar dan membantu rasa pengecapan - Berperan dalam ekskresi zat-zat berbahaya dalam tubuh spt logam berat: Hg, Pb.
  • 47. PROSES PEMBENTUKAN SALIVA PENGENDALIANNYA Saliva: air, protein dan elektrolit Proses sekresi lumen kelenjar sel oleh asini dgn cara: - difusi pasif - difusi aktif (energi) - difusi aktif (energi) - eksositosis rongga mulut , mengalami modifikasi : proses reabsorbsi (ion-ion elektrolit) bbrp unsur sekresi unsur lain menembus sel saluran kelenjar. Proses ini bergantung permeabilitas dinding saluran kelenjar
  • 48. Proses sekresi saliva dibagi 2 bagian utama 1. Biosintesis protein dalam sel asini serta transport protein menembus membrane sel asini menuju lumen membrane sel asini menuju lumen kelenjar 2. Transport air dan elektrolit menembus epitel lapisan kelenjar lumen kelenjar Berlangsung simultan
  • 49. A. Biosintesis protein dan sekresi protein: Protein saliva dibentuk dalam sel asini: DNA dan mRNA. Protein yg terbentuk dikemas dlm granula terbentuk dikemas dlm granula sekretorik (simultan dg pembentukan protein) lumen kelenjar dg cara eksositosis
  • 50. Proses sekresi protein dikendalikan oleh sistem adrenergik β. Perangsangan reseptor adrenergik β yg terdapat pada bagian luar membrane sel asini mengaktifkan adenilat siklase yang terletak di bagian dalam membrane sel asini. akan membangkitkan AMP siklik (cAMP) akan membangkitkan AMP siklik (cAMP) akan menggiatkan kinase protein, dan kinase protein akan mempengaruhi protein membrane plasma sel asini serta protein membrane granula sekretorik sehingga peristiwa fusion fission dapat terjadi.
  • 51. Lumen kelenjar ß = Ag Adenilat siklase ATP cAMP + PPi RC + cAMP R-cAMP + C (inactive protein kinase) (active protein kinase) Protein + ATP Protein-P + ADP
  • 52. Agonis reseptor β (β –Ag) merangsang aktifitas adenilat siklase di membran plasma. Mengkatalis pembentukan cAMP dan pirofosfat (PPi) dari ATP Sebaliknya cAMP merangsang enzim kinase protein. Kinase protein terdiri atas 2 jenis subunit Kinase protein terdiri atas 2 jenis subunit yi regulator ® dan subunit kataitik ©. Dalam bentuk berasosiasi (RC) enzim tidak aktif. Melalui ikatan dgn subunit regulator, cAMP mendisosiasi kedua subunit enzim tsb shg subunit katalitik dpt bekerja. Kinase protein yg aktif (subunit katalitik) menglatalitik fosforilasi protein (protein-P) shg menghasikan respon yg adekuat
  • 53. B. Sekresi Air Dan Elektroit Proses sekresi air elektrolit proses pindah menembus epitel sekretorik lumen kelenjar. Komposisi elektrolit pada sekresi normal adalah hasil dari 2 tahap mekanisme adalah hasil dari 2 tahap mekanisme sekresi yaitu: 1. Sekresi primer oleh sel asini dan mungkin sel duktus striatum dengan komposisi elektrolit yang kontras pada berbagai keadaan (dengan atau tanpa perangsangan).
  • 54. 2. Proses reabsorbsi dan sekresi yang terjadi di sepanjang saluran (sistem duktus) kelenjar sehingga komposisi elektrolit dapat berubah. Kedua proses tsb saliva yg hipotonik dibanding plasma darah or hipotonik dibanding plasma darah or cairan ekstra sel lain Proses sekresi protein yang sumbernya berasal dari intrasel asini, air dan elektrolit yang di sekresi ke lumen berasal dari cairan interstisial dan plasma darah.
  • 55. Energi yang menghasilkan terjadinya sekresi yaitu: • Tekanan hidrostatik yang berasal dari pembuluh darah kelenjar, dapat akibat jumlah darah yang menuju kelenjar. Peningkatan hidostatik plasma darah perpindahan cairan dari lumen pembuluh darah lumen kelenjar. • Transport aktif salah satu dari empat osmolit • Transport aktif salah satu dari empat osmolit utama (Na+, K+, Cl- dan HCO3-). Hasil transport aktifnya perbedaan tekanan osmotik dikedua sisi membrane sel epitel kelenjar proses perpindahan air dan elektrolit lainnya. Penelitian: proses sekresi terjadi di duktus striatum
  • 56. C. Pengendalian Sekresi Saliva dikendalikan sistem saraf Terbukti: bila serabut saraf yang menuju ke kelenjar dipotong → sekresi dan atrofi kelenjar saliva. kelenjar saliva. Rangsangan utama untuk sekresi saliva: - reseptor pengecapan. - rangsangan mekanik waktu mengunyah - disamping itu pada fase sefalik dalam proses pencernaan
  • 57. Adanya reseptor kolinergik, reseptor adrenergik (α α α α dan β β β β) pd kelenjar saliva terjadinya modifikasi jumlah, viskositas dan komposisi saliva. Kegiatan parasimpatis merangsang reseptor kolinergik sekresi air dan elektrolit saliva yang banyak dan encer. kegiatan simpatis melalui perangsangan kegiatan simpatis melalui perangsangan reseptor β β β β produksi dan sekresi protein oleh sel asini saliva jumlahnya dan kental. Perangsangan reseptor α α α α cendrung memberi efek seperti perangsangan reseptor kolinergik. (saliva banyak dan encer)
  • 58. • Tidak terdapat bukti mengenai adanya persarafan pada sel epitel saluran kelenjar, namun secara fungsional dapat dibuktikan bahwa bila terjadi perangsangan pada sel asini, impuls juga perangsangan pada sel asini, impuls juga akan mempengaruhi permeabilitas membrane sel duktus striatum terhadap ion K+ sehingga terjadi kebocoran, dan ion tersebut keluar dari sel menuju ke lumen duktus
  • 59. Bagian kelenjar saliva yang juga mempunyai persyarafan ialah sel mioepitel. Sel tsb mempunyai reseptor α α α α adrenergik yang bila reseptor α α α α adrenergik yang bila terangsang akan menyebabkan kontraksi sel mioepitel sehingga saliva yang terdapat dalam lumen kelenjar keluar ke rongga mulut.
  • 60. (1) Sekresi saliva dalam keadaan istirahat dan waktu makan. Waktu istirahat dan tidak tidur, dipicu oleh perangsangan reseptor penglihatan di retina oleh cahaya. Eferen refleks cahaya tsb menggiatkan Eferen refleks cahaya tsb menggiatkan sel asini terutama melalui saraf simpatis Sekresi yang terutama berasal dari sel asini tersebut, mengandung banyak protein dan glikoprotein.
  • 61. Energi proses sekresi waktu istirahat bersifat endoseluler yaitu dari proses metabolik dan kinetik dalam sel asini yang berkaitan dengan eksositosis. Energi tsb meningkatkan transport Energi tsb meningkatkan transport Na+ dari intra sel ke kanalikuli interseluler. Keluarnya Na+ dari sel diikuti oleh air, air dalam kanalikuli interseluler.
  • 62. Kegiatan minimal sekresi protein dari sel asini ke lumen kelenjar tekanan osmotik di lumen kelenjar. perpindahan air dari intra seluler kanalikuli masuk ke lumen kelenjar, cairan hasil sekresi asini tsb mengalir sepanjang saluran kelenjar. cairan hasil sekresi asini tsb mengalir sepanjang saluran kelenjar. Pada saat cairan mengalir dalam duktus striatum Na+ direabsorbsi dan K+ di sekresi perubahan kandungan elektrolit dalam cairan.
  • 63. Aliran saliva yang lambat dlm keadaan istirahat lebih banyak Na+ yang direabsorbsi dan cairan bersifat hipotonik ( tonus atau tegangan) Waktu makan, terjadi hasil sekresi Waktu makan, terjadi hasil sekresi sebagai hasil makan (eating reflex). Refleks makan dipicu oleh perangsangan reseptor pengecap dan reseptor mekanis pada gigi dan otot-otot rahang pada waktu mengunyah
  • 64. Jalur eferen melibatkan saraf simpatis dan para simpatis. tapi peran para simpatis lebih dominan. Pada refleks makan sekresi Pada refleks makan sekresi protein oleh sel asini juga sekresi air dan elektrolit terutama oleh duktus striatum.
  • 65. laju saliva waktu makan akibat kecepatan sekresi dan kontraksi mioepitel. Pada penelitian dapat pula dibuktikan bahwa pada saat makan sel asini berkontraksi secara bersama. Hal tersebut juga meningkatkan laju aliran saliva. saliva. Wkt makan proses reabsorbsi sangat minimal. Proses reabsorbsi dianggap suatu proses yang secara normal terjadi hanya pada keadaan istirahat yaitu saat refleks parasimpatis tidak aktif.
  • 66. Waktu makan reseptor di dalam dan di sekitar mulut yang terangsang: - reseptor kecap, - reseptor tekan - proprioseptor. Respons kelenjar kuat terhadap impuls eferen yang dihantarkan saraf adrenergik maupun kolinergik. Impuls saraf sekresi protein dan kolinergik. Impuls saraf sekresi protein dan glikoprotein (50-100x) juga sekresi air dan elektrolit. Sekresi protein adalah akibat kecepatan eksositosis dlm sel asini, sdgkan sekresi air dan elektrolit terjadi melalui proses transfer air dan elektrolit menembus duktus kelenjar
  • 67. (2) Pengaruh bbrp obat pada pembentukan saliva Beberapa zat/obat dpt mempengaruhi pembentukan saliva. Yaitu: atau jumlah saliva, mempengaruhi komposisi kandungan saliva. bekerja dgn cara mempengaruhi proses penghantaran impuls dari saraf eferen otonom ke kelenjar saliva.
  • 68. Contoh atropin, suatu zat dapat menghambat reseptor kolinergik muskarinik jumlah saliva Contoh lain : klonidin, obat antihipertensi, efek pengiriman impuls otonom oleh sistem saraf pusat ke perifer oleh sistem saraf pusat ke perifer Obat yg bersifat parasimpatolitik jumlah saliva Obat yg bersifat parasimpatomimetik jumlah saliva
  • 69. D. Pengaruh Usia, Makanan dan irama sirkandian terhadap jumlah saliva Beberapa keadaan dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas saliva. Umumnya faktor yang dapat mempengaruhi laju aliran saliva akan Umumnya faktor yang dapat mempengaruhi laju aliran saliva akan mengakibatkan perubahan komposisi saliva, karena perubahan laju aliran saliva akan mempengaruhi proses reabsorbsi oleh sel epitel saluran kelenjar.
  • 70. Usia Dari masa kanak-kanak sampai usia dewasa, laju aliran saliva dan pada lansia Fungsi kelenjar pada lansia karena elemen sekretorik digantikan oleh jaringan lemak dan jaringan fibrosa. Makanan/ diet Efek diet laju aliran dan komposisi saliva terjadi Efek diet laju aliran dan komposisi saliva terjadi melalui 2 cara: Efek reflek lokal dan sistemik. Makanan yang memerlukan kegiatan pengunyahan yang tinggi atau makanan yang rasanya tajam laju aliran saliva mengubah komposisi saliva.
  • 71. Efek sistemik makanan terhadap komposisi saliva terutama terjadi akibat perubahan konsentrasi berbagai komponen plasma, tetapi perubahan moderat pada diet umumnya tidak mempunyai efek pada komposisi
  • 72. Irama sirkandian Waktu tidak makan, laju aliran saliva sangat rendah. Tingkat perangsangan yg sangat rendah tsb, laju aliran saliva tidak sama pada siang hari (Waking hours) dan siang hari (Waking hours) dan menunjukkan adanya irama sirkandian dengan variasi yang cukup besar. Laju aliran tertinggi terjadi pada siang hari.
  • 73. Pada negara semitropis juga terjadi variasi laju aliran saliva dari musim ke musim. Laju aliran saliva kelenjar parotis musim panas secara parotis musim panas secara progresif, disbbkan adanya dehidrasi relatif kemudian lagi.