Kelenjar saliva terdiri dari unit sekresi yang terdiri dari asinus, duktus interkalata, dan duktus striata. Terdapat dua jenis sel asinar yaitu serus dan mukus yang menentukan jenis saliva. Kelenjar parotis, submandibularis, dan sublingualis memiliki struktur histologis berbeda dalam hal jenis sel asinar dan struktur saluran keluarnya.
1. Histologi Kelenjar Saliva
Secara umum, kelenjar saliva dibangun oleh gabungan dari unit sekretori yang terdiri dari asinus,
duktus interkalata, dan duktus striata (Amerongen, 1991; Bradley, 1995). Jenis saliva yang
disekresikan oleh tiap kelenjar saliva ditentukan oleh jenis sel asinar yang terdapat dalam
kelenjar saliva tersebut. Terdapat 2 jenis sel asinar, yaitu serus dan mukus (Roth and Calmes,
1981). Saliva yang bersifat serus menunjukkan saliva yang encer, sedangkan saliva yang bersifat
mukus merupakan saliva yang pekat (Amerongen, 1991). Pada beberapa kelenjar saliva seperti
kelenjar submandibularis yang merupakan kelenjar campuran, terdapat sel asinar demiluna
(semilunar) serus yang mengelilingi sel mukus (Ferguson, 1999).
Saluran kelenjar saliva terdiri dari duktus intralobular, yaitu duktus interkalata dan duktus striata,
serta duktus interlobular (Rensburg, 1995). Pada kelenjar saliva juga ditemukan struktur lain
seperti sel mioepitel, yang menyelubungi asinus dan duktus interkalata (Bradley, 1995). Kelenjar
saliva juga kaya akan suplai darah dan elemen saraf. Suplai darah pada kelenjar saliva tidak
hanya berfungsi sebagai sumber nutrisi, tetapi juga sebagai sumber utama dari komponen-
komponen yang terdapat dalam saliva. Sedangkan elemen saraf berhubungan dengan sel asinar
dan sel-sel pada saluran, berfungsi mengontrol sekresi saliva, aliran darah, dan kontraksi sel
mioepitel (Bradley, 1995).
Gambar 2.2 Unit Sekresi Saliva (Cooper, 1998; Ganong, 1995)
Secara khusus, gambaran histologis kelenjar saliva mayor dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Kelenjar Parotis
Kelenjar parotis yang merupakan kelenjar saliva terbesar, terletak secara bilateral di depan
telinga (Rensburg, 1995), terbungkus simpai tipis dan mengandung asinus serus yang terdiri dari
sel-sel berbentuk piramid, duktus interkalata, dan duktus striata. Dari simpai fibrosa, sekat-sekat
masuk ke dalam kelenjar, membagi kelenjar dalam lobus dan lobulus. Sekat ini seringkali
mengandung sel lemak. Jaringan ikat tipis meliputi serta menyokong asinus dan duktusnya.
Kapiler darah banyak terdapat di dalam jaringan ikat tersebut (Leeson dkk., 1990).
Kelenjar parotis merupakan kelenjar serus, tubuloalveolar kompleks. Asinus diliputi oleh suatu
lamina basal dengan sel mioepitel. Sel asinar yang berbentuk piramid mengandung inti yang
terletak dibagian basal, berbentuk bundar dengan sitoplasma basofilik di bawah inti dan butir-
2. butir sekretoris di bagian puncaknya (Leeson dkk., 1990).
Saluran muara dari kelenjar parotis disebut duktus Stensen (Amerongen, 1991; Melfi, 1994).
Bagian permulaan dari saluran tersebut adalah duktus interkalata yang panjang, dibatasi oleh
epitel gepeng dan mengandung sel mioepitel. Duktus interkalata bermuara ke dalam duktus
sekretorius yang lebih besar. Kedua jenis saluran ini terletak intralobular. Duktus sekretorius
dibatasi oleh epitel silindris selapis, dan sering disebut juga sebagai saluran bergaris atau duktus
striata (striated duct) karena bila dilihat dengan mikroskop cahaya tampak bergaris-garis pada
bagian basalnya (Leeson dkk., 1990).
Duktus intralobular, yaitu duktus interkalata dan duktus striata, bermuara ke dalam duktus
interlobular yang lebih besar. Duktus interlobular mula-mula dibatasi oleh epitel silindris
kemudian epitel bertingkat, kadang-kadang dengan sel goblet. Pada saluran utama dekat
muaranya, epitel yang membatasi adalah epitel silindris berlapis atau epitel gepeng berlapis
(Leeson dkk., 1990).
2) Kelenjar Submandibularis
Kelenjar Submandibularis merupakan kelenjar terbesar kedua (Rensburg, 1995). Kelenjar ini
memproduksi saliva yang bersifat serus dan mukus, dengan perbandingan sel asinar serus dan
mukus sebesar 7 : 3 (Berkovitz, et al., 2002). Kelenjar ini mempunyai simpai, sekat-sekat dan
sistem saluran keluar yang tampak jelas, mirip dengan yang terdapat pada kelenjar parotis, tetapi
duktus interkalatanya lebih pendek dan kurang mencolok. Pada duktus yang lebih besar, epitel
bertingkatnya mengubah komposisi saliva dengan cara mencampurnya dengan sekret mukus dari
sel goblet dan getah serus dari sel-sel silindrisnya. Pada dasarnya, saliva dari kelenjar ini
mempunyai aktivitas amilase yang lemah dengan lisozim yang disekresikan oleh sel serus bulan
sabit (demiluna) yang dapat merusak dinding bakteri (Leeson dkk., 1990). Muara dari kelenjar
ini disebut duktus Wharton (Amerongen, 1991; Melfi, 1994).
3) Kelenjar Sublingualis
Kelenjar sublingualis pada dasarnya bukan merupakan kelenjar tunggal, tetapi kumpulan
kelenjar yang terletak berdekatan dengan saluran keluar kelenjar submandibularis di bawah
mukosa dasar mulut. Tiap kelenjar bermuara secara tersendiri di bawah lidah (Berkovitz, et al.,
2002; Leeson dkk., 1990).
Kelenjar sublingualis merupakan kelenjar campuran, tubuloalveolar kompleks. Sebagian besar
asinusnya bersifat mukus, dan beberapa diantaranya mengandung sel bulan sabit (demiluna)
serus. Asinus serus yang murni jarang ditemukan pada kelenjar ini. Sel mioepitel terlihat
berhubungan dengan asinus. Duktus interkalata maupun duktus striata merupakan saluran yang
pendek sehingga tampak tidak mencolok. Simpai kelenjar sublingualis kurang begitu tebal serta
jumlah sekatnya lebih sedikit (Leeson dkk., 1990).