SlideShare a Scribd company logo
1 of 2
Histologi Kelenjar Saliva
Secara umum, kelenjar saliva dibangun oleh gabungan dari unit sekretori yang terdiri dari asinus,
duktus interkalata, dan duktus striata (Amerongen, 1991; Bradley, 1995). Jenis saliva yang
disekresikan oleh tiap kelenjar saliva ditentukan oleh jenis sel asinar yang terdapat dalam
kelenjar saliva tersebut. Terdapat 2 jenis sel asinar, yaitu serus dan mukus (Roth and Calmes,
1981). Saliva yang bersifat serus menunjukkan saliva yang encer, sedangkan saliva yang bersifat
mukus merupakan saliva yang pekat (Amerongen, 1991). Pada beberapa kelenjar saliva seperti
kelenjar submandibularis yang merupakan kelenjar campuran, terdapat sel asinar demiluna
(semilunar) serus yang mengelilingi sel mukus (Ferguson, 1999).
Saluran kelenjar saliva terdiri dari duktus intralobular, yaitu duktus interkalata dan duktus striata,
serta duktus interlobular (Rensburg, 1995). Pada kelenjar saliva juga ditemukan struktur lain
seperti sel mioepitel, yang menyelubungi asinus dan duktus interkalata (Bradley, 1995). Kelenjar
saliva juga kaya akan suplai darah dan elemen saraf. Suplai darah pada kelenjar saliva tidak
hanya berfungsi sebagai sumber nutrisi, tetapi juga sebagai sumber utama dari komponen-
komponen yang terdapat dalam saliva. Sedangkan elemen saraf berhubungan dengan sel asinar
dan sel-sel pada saluran, berfungsi mengontrol sekresi saliva, aliran darah, dan kontraksi sel
mioepitel (Bradley, 1995).
Gambar 2.2 Unit Sekresi Saliva (Cooper, 1998; Ganong, 1995)
Secara khusus, gambaran histologis kelenjar saliva mayor dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Kelenjar Parotis
Kelenjar parotis yang merupakan kelenjar saliva terbesar, terletak secara bilateral di depan
telinga (Rensburg, 1995), terbungkus simpai tipis dan mengandung asinus serus yang terdiri dari
sel-sel berbentuk piramid, duktus interkalata, dan duktus striata. Dari simpai fibrosa, sekat-sekat
masuk ke dalam kelenjar, membagi kelenjar dalam lobus dan lobulus. Sekat ini seringkali
mengandung sel lemak. Jaringan ikat tipis meliputi serta menyokong asinus dan duktusnya.
Kapiler darah banyak terdapat di dalam jaringan ikat tersebut (Leeson dkk., 1990).
Kelenjar parotis merupakan kelenjar serus, tubuloalveolar kompleks. Asinus diliputi oleh suatu
lamina basal dengan sel mioepitel. Sel asinar yang berbentuk piramid mengandung inti yang
terletak dibagian basal, berbentuk bundar dengan sitoplasma basofilik di bawah inti dan butir-
butir sekretoris di bagian puncaknya (Leeson dkk., 1990).
Saluran muara dari kelenjar parotis disebut duktus Stensen (Amerongen, 1991; Melfi, 1994).
Bagian permulaan dari saluran tersebut adalah duktus interkalata yang panjang, dibatasi oleh
epitel gepeng dan mengandung sel mioepitel. Duktus interkalata bermuara ke dalam duktus
sekretorius yang lebih besar. Kedua jenis saluran ini terletak intralobular. Duktus sekretorius
dibatasi oleh epitel silindris selapis, dan sering disebut juga sebagai saluran bergaris atau duktus
striata (striated duct) karena bila dilihat dengan mikroskop cahaya tampak bergaris-garis pada
bagian basalnya (Leeson dkk., 1990).
Duktus intralobular, yaitu duktus interkalata dan duktus striata, bermuara ke dalam duktus
interlobular yang lebih besar. Duktus interlobular mula-mula dibatasi oleh epitel silindris
kemudian epitel bertingkat, kadang-kadang dengan sel goblet. Pada saluran utama dekat
muaranya, epitel yang membatasi adalah epitel silindris berlapis atau epitel gepeng berlapis
(Leeson dkk., 1990).
2) Kelenjar Submandibularis
Kelenjar Submandibularis merupakan kelenjar terbesar kedua (Rensburg, 1995). Kelenjar ini
memproduksi saliva yang bersifat serus dan mukus, dengan perbandingan sel asinar serus dan
mukus sebesar 7 : 3 (Berkovitz, et al., 2002). Kelenjar ini mempunyai simpai, sekat-sekat dan
sistem saluran keluar yang tampak jelas, mirip dengan yang terdapat pada kelenjar parotis, tetapi
duktus interkalatanya lebih pendek dan kurang mencolok. Pada duktus yang lebih besar, epitel
bertingkatnya mengubah komposisi saliva dengan cara mencampurnya dengan sekret mukus dari
sel goblet dan getah serus dari sel-sel silindrisnya. Pada dasarnya, saliva dari kelenjar ini
mempunyai aktivitas amilase yang lemah dengan lisozim yang disekresikan oleh sel serus bulan
sabit (demiluna) yang dapat merusak dinding bakteri (Leeson dkk., 1990). Muara dari kelenjar
ini disebut duktus Wharton (Amerongen, 1991; Melfi, 1994).
3) Kelenjar Sublingualis
Kelenjar sublingualis pada dasarnya bukan merupakan kelenjar tunggal, tetapi kumpulan
kelenjar yang terletak berdekatan dengan saluran keluar kelenjar submandibularis di bawah
mukosa dasar mulut. Tiap kelenjar bermuara secara tersendiri di bawah lidah (Berkovitz, et al.,
2002; Leeson dkk., 1990).
Kelenjar sublingualis merupakan kelenjar campuran, tubuloalveolar kompleks. Sebagian besar
asinusnya bersifat mukus, dan beberapa diantaranya mengandung sel bulan sabit (demiluna)
serus. Asinus serus yang murni jarang ditemukan pada kelenjar ini. Sel mioepitel terlihat
berhubungan dengan asinus. Duktus interkalata maupun duktus striata merupakan saluran yang
pendek sehingga tampak tidak mencolok. Simpai kelenjar sublingualis kurang begitu tebal serta
jumlah sekatnya lebih sedikit (Leeson dkk., 1990).

More Related Content

What's hot

Jaringan Epitel
Jaringan Epitel Jaringan Epitel
Jaringan Epitel Nur Aini
 
Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2Indri Yanti
 
Proses Tumbuh Kembang Gigi
Proses Tumbuh Kembang GigiProses Tumbuh Kembang Gigi
Proses Tumbuh Kembang GigiPSPDG-UNUD
 
Muskuloskeletal - s1 kesehatan masyarakat
Muskuloskeletal - s1 kesehatan masyarakatMuskuloskeletal - s1 kesehatan masyarakat
Muskuloskeletal - s1 kesehatan masyarakatAinur
 
Anatomi pengecapan
Anatomi pengecapanAnatomi pengecapan
Anatomi pengecapanmateri-x2
 
Sistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faal
Sistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faalSistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faal
Sistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faalBudionno Abdulloh
 
Histologi Gigi
Histologi Gigi Histologi Gigi
Histologi Gigi PSPDG-UNUD
 
149498524 imunologi-rongga-mulut-pptx
149498524 imunologi-rongga-mulut-pptx149498524 imunologi-rongga-mulut-pptx
149498524 imunologi-rongga-mulut-pptxpremaysari
 
Bahan kuliah embriologi sistem pernapasan
Bahan kuliah embriologi sistem pernapasanBahan kuliah embriologi sistem pernapasan
Bahan kuliah embriologi sistem pernapasanDhanie Pradoto
 
SETTING TIME ALGINATE
SETTING TIME ALGINATE SETTING TIME ALGINATE
SETTING TIME ALGINATE devita nuryco
 
Gingival crevicular fluid (caian Sulkus GIngiva)
Gingival crevicular fluid (caian Sulkus GIngiva)Gingival crevicular fluid (caian Sulkus GIngiva)
Gingival crevicular fluid (caian Sulkus GIngiva)Ferdiana Agustin
 
9. morfologi gigi permanent rahang atas
9. morfologi gigi permanent rahang atas9. morfologi gigi permanent rahang atas
9. morfologi gigi permanent rahang atashasril hasanuddin
 
Anatomi Sistem Urinaria
Anatomi Sistem UrinariaAnatomi Sistem Urinaria
Anatomi Sistem Urinariadewisetiyana52
 
2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..asih gahayu
 

What's hot (20)

Jaringan Epitel
Jaringan Epitel Jaringan Epitel
Jaringan Epitel
 
Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2
 
Proses Tumbuh Kembang Gigi
Proses Tumbuh Kembang GigiProses Tumbuh Kembang Gigi
Proses Tumbuh Kembang Gigi
 
Muskuloskeletal - s1 kesehatan masyarakat
Muskuloskeletal - s1 kesehatan masyarakatMuskuloskeletal - s1 kesehatan masyarakat
Muskuloskeletal - s1 kesehatan masyarakat
 
Anatomi pengecapan
Anatomi pengecapanAnatomi pengecapan
Anatomi pengecapan
 
struktur histologis otot
struktur histologis ototstruktur histologis otot
struktur histologis otot
 
Sistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faal
Sistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faalSistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faal
Sistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faal
 
7. anomali gigi
7. anomali gigi7. anomali gigi
7. anomali gigi
 
Histologi Gigi
Histologi Gigi Histologi Gigi
Histologi Gigi
 
8. anatomi gigi full
8. anatomi gigi full8. anatomi gigi full
8. anatomi gigi full
 
Makalah histo
Makalah histoMakalah histo
Makalah histo
 
4.oklusi
4.oklusi4.oklusi
4.oklusi
 
149498524 imunologi-rongga-mulut-pptx
149498524 imunologi-rongga-mulut-pptx149498524 imunologi-rongga-mulut-pptx
149498524 imunologi-rongga-mulut-pptx
 
Bahan kuliah embriologi sistem pernapasan
Bahan kuliah embriologi sistem pernapasanBahan kuliah embriologi sistem pernapasan
Bahan kuliah embriologi sistem pernapasan
 
SETTING TIME ALGINATE
SETTING TIME ALGINATE SETTING TIME ALGINATE
SETTING TIME ALGINATE
 
Gingival crevicular fluid (caian Sulkus GIngiva)
Gingival crevicular fluid (caian Sulkus GIngiva)Gingival crevicular fluid (caian Sulkus GIngiva)
Gingival crevicular fluid (caian Sulkus GIngiva)
 
9. morfologi gigi permanent rahang atas
9. morfologi gigi permanent rahang atas9. morfologi gigi permanent rahang atas
9. morfologi gigi permanent rahang atas
 
Kelenjar
KelenjarKelenjar
Kelenjar
 
Anatomi Sistem Urinaria
Anatomi Sistem UrinariaAnatomi Sistem Urinaria
Anatomi Sistem Urinaria
 
2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..
 

Similar to Histologi kelenjar saliva

Ppt histologi sistem reproduksi jantan loen poenya
Ppt histologi sistem reproduksi jantan loen poenyaPpt histologi sistem reproduksi jantan loen poenya
Ppt histologi sistem reproduksi jantan loen poenyaBorgo Mauly Nasution
 
Bab_2_Jaringan_Epitel-Bab_2_Jaringan_Epitel.pdf
Bab_2_Jaringan_Epitel-Bab_2_Jaringan_Epitel.pdfBab_2_Jaringan_Epitel-Bab_2_Jaringan_Epitel.pdf
Bab_2_Jaringan_Epitel-Bab_2_Jaringan_Epitel.pdfAgathaHaselvin
 
Bab 3 JARINGAN HEWAN.ppt
Bab 3 JARINGAN HEWAN.pptBab 3 JARINGAN HEWAN.ppt
Bab 3 JARINGAN HEWAN.pptrahmatsania0103
 
Bab 3 jaringan hewan
Bab 3 jaringan hewanBab 3 jaringan hewan
Bab 3 jaringan hewanreinaya tifa
 
Kel 6 sistem respirasi vertebrata
Kel 6 sistem respirasi vertebrataKel 6 sistem respirasi vertebrata
Kel 6 sistem respirasi vertebratafeni gita safitri
 
SISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATA
SISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATASISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATA
SISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATAnurahlina08
 
Kelompok 4 struktur jaringan sel hewan
Kelompok 4 struktur jaringan sel hewanKelompok 4 struktur jaringan sel hewan
Kelompok 4 struktur jaringan sel hewanAnka Rahmi Utami
 
Science (IPA) Grade 7 Organisasi Kehidupan
Science (IPA) Grade 7 Organisasi KehidupanScience (IPA) Grade 7 Organisasi Kehidupan
Science (IPA) Grade 7 Organisasi KehidupanCynthia Eka
 
Jaringan epitel dan jaringan ikat
Jaringan epitel dan jaringan ikatJaringan epitel dan jaringan ikat
Jaringan epitel dan jaringan ikatlililiman09
 
Jaringanhewan pdf
Jaringanhewan pdfJaringanhewan pdf
Jaringanhewan pdfHeru Hsb
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri ereke
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri erekeAsuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri ereke
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri erekeOperator Warnet Vast Raha
 
ANFIS SISTEM LIMFA keperawatan medikal bedah.ppt
ANFIS SISTEM LIMFA keperawatan medikal bedah.pptANFIS SISTEM LIMFA keperawatan medikal bedah.ppt
ANFIS SISTEM LIMFA keperawatan medikal bedah.pptalik_septian
 
Biologi tentang 'Perkembangan Janin'
Biologi tentang 'Perkembangan Janin'Biologi tentang 'Perkembangan Janin'
Biologi tentang 'Perkembangan Janin'Akamarushi
 
Struktur dan fungsi jaringan pada hewan
Struktur dan fungsi jaringan pada hewanStruktur dan fungsi jaringan pada hewan
Struktur dan fungsi jaringan pada hewanLia Restiana
 

Similar to Histologi kelenjar saliva (20)

Ppt histologi sistem reproduksi jantan loen poenya
Ppt histologi sistem reproduksi jantan loen poenyaPpt histologi sistem reproduksi jantan loen poenya
Ppt histologi sistem reproduksi jantan loen poenya
 
Bab_2_Jaringan_Epitel-Bab_2_Jaringan_Epitel.pdf
Bab_2_Jaringan_Epitel-Bab_2_Jaringan_Epitel.pdfBab_2_Jaringan_Epitel-Bab_2_Jaringan_Epitel.pdf
Bab_2_Jaringan_Epitel-Bab_2_Jaringan_Epitel.pdf
 
Bab 3 JARINGAN HEWAN.ppt
Bab 3 JARINGAN HEWAN.pptBab 3 JARINGAN HEWAN.ppt
Bab 3 JARINGAN HEWAN.ppt
 
Bab 3 jaringan hewan
Bab 3 jaringan hewanBab 3 jaringan hewan
Bab 3 jaringan hewan
 
Anatomi sistem pendengaran
Anatomi sistem pendengaranAnatomi sistem pendengaran
Anatomi sistem pendengaran
 
Kel 6 sistem respirasi vertebrata
Kel 6 sistem respirasi vertebrataKel 6 sistem respirasi vertebrata
Kel 6 sistem respirasi vertebrata
 
SISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATA
SISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATASISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATA
SISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATA
 
PPT KLP 4.pptx
PPT KLP 4.pptxPPT KLP 4.pptx
PPT KLP 4.pptx
 
33565900 makalah-reproduksi-pria-dan-wanita-1
33565900 makalah-reproduksi-pria-dan-wanita-133565900 makalah-reproduksi-pria-dan-wanita-1
33565900 makalah-reproduksi-pria-dan-wanita-1
 
Kelompok 4 struktur jaringan sel hewan
Kelompok 4 struktur jaringan sel hewanKelompok 4 struktur jaringan sel hewan
Kelompok 4 struktur jaringan sel hewan
 
Science (IPA) Grade 7 Organisasi Kehidupan
Science (IPA) Grade 7 Organisasi KehidupanScience (IPA) Grade 7 Organisasi Kehidupan
Science (IPA) Grade 7 Organisasi Kehidupan
 
Jaringan epitel dan jaringan ikat
Jaringan epitel dan jaringan ikatJaringan epitel dan jaringan ikat
Jaringan epitel dan jaringan ikat
 
Jaringanhewan pdf
Jaringanhewan pdfJaringanhewan pdf
Jaringanhewan pdf
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri ereke
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri erekeAsuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri ereke
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri ereke
 
Retikulum endoplasma
Retikulum endoplasmaRetikulum endoplasma
Retikulum endoplasma
 
SISTEM_LIMFA_edit.ppt
SISTEM_LIMFA_edit.pptSISTEM_LIMFA_edit.ppt
SISTEM_LIMFA_edit.ppt
 
ANFIS SISTEM LIMFA keperawatan medikal bedah.ppt
ANFIS SISTEM LIMFA keperawatan medikal bedah.pptANFIS SISTEM LIMFA keperawatan medikal bedah.ppt
ANFIS SISTEM LIMFA keperawatan medikal bedah.ppt
 
Biologi tentang 'Perkembangan Janin'
Biologi tentang 'Perkembangan Janin'Biologi tentang 'Perkembangan Janin'
Biologi tentang 'Perkembangan Janin'
 
Struktur dan fungsi jaringan pada hewan
Struktur dan fungsi jaringan pada hewanStruktur dan fungsi jaringan pada hewan
Struktur dan fungsi jaringan pada hewan
 
Jaringan Epitel
Jaringan EpitelJaringan Epitel
Jaringan Epitel
 

Histologi kelenjar saliva

  • 1. Histologi Kelenjar Saliva Secara umum, kelenjar saliva dibangun oleh gabungan dari unit sekretori yang terdiri dari asinus, duktus interkalata, dan duktus striata (Amerongen, 1991; Bradley, 1995). Jenis saliva yang disekresikan oleh tiap kelenjar saliva ditentukan oleh jenis sel asinar yang terdapat dalam kelenjar saliva tersebut. Terdapat 2 jenis sel asinar, yaitu serus dan mukus (Roth and Calmes, 1981). Saliva yang bersifat serus menunjukkan saliva yang encer, sedangkan saliva yang bersifat mukus merupakan saliva yang pekat (Amerongen, 1991). Pada beberapa kelenjar saliva seperti kelenjar submandibularis yang merupakan kelenjar campuran, terdapat sel asinar demiluna (semilunar) serus yang mengelilingi sel mukus (Ferguson, 1999). Saluran kelenjar saliva terdiri dari duktus intralobular, yaitu duktus interkalata dan duktus striata, serta duktus interlobular (Rensburg, 1995). Pada kelenjar saliva juga ditemukan struktur lain seperti sel mioepitel, yang menyelubungi asinus dan duktus interkalata (Bradley, 1995). Kelenjar saliva juga kaya akan suplai darah dan elemen saraf. Suplai darah pada kelenjar saliva tidak hanya berfungsi sebagai sumber nutrisi, tetapi juga sebagai sumber utama dari komponen- komponen yang terdapat dalam saliva. Sedangkan elemen saraf berhubungan dengan sel asinar dan sel-sel pada saluran, berfungsi mengontrol sekresi saliva, aliran darah, dan kontraksi sel mioepitel (Bradley, 1995). Gambar 2.2 Unit Sekresi Saliva (Cooper, 1998; Ganong, 1995) Secara khusus, gambaran histologis kelenjar saliva mayor dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Kelenjar Parotis Kelenjar parotis yang merupakan kelenjar saliva terbesar, terletak secara bilateral di depan telinga (Rensburg, 1995), terbungkus simpai tipis dan mengandung asinus serus yang terdiri dari sel-sel berbentuk piramid, duktus interkalata, dan duktus striata. Dari simpai fibrosa, sekat-sekat masuk ke dalam kelenjar, membagi kelenjar dalam lobus dan lobulus. Sekat ini seringkali mengandung sel lemak. Jaringan ikat tipis meliputi serta menyokong asinus dan duktusnya. Kapiler darah banyak terdapat di dalam jaringan ikat tersebut (Leeson dkk., 1990). Kelenjar parotis merupakan kelenjar serus, tubuloalveolar kompleks. Asinus diliputi oleh suatu lamina basal dengan sel mioepitel. Sel asinar yang berbentuk piramid mengandung inti yang terletak dibagian basal, berbentuk bundar dengan sitoplasma basofilik di bawah inti dan butir-
  • 2. butir sekretoris di bagian puncaknya (Leeson dkk., 1990). Saluran muara dari kelenjar parotis disebut duktus Stensen (Amerongen, 1991; Melfi, 1994). Bagian permulaan dari saluran tersebut adalah duktus interkalata yang panjang, dibatasi oleh epitel gepeng dan mengandung sel mioepitel. Duktus interkalata bermuara ke dalam duktus sekretorius yang lebih besar. Kedua jenis saluran ini terletak intralobular. Duktus sekretorius dibatasi oleh epitel silindris selapis, dan sering disebut juga sebagai saluran bergaris atau duktus striata (striated duct) karena bila dilihat dengan mikroskop cahaya tampak bergaris-garis pada bagian basalnya (Leeson dkk., 1990). Duktus intralobular, yaitu duktus interkalata dan duktus striata, bermuara ke dalam duktus interlobular yang lebih besar. Duktus interlobular mula-mula dibatasi oleh epitel silindris kemudian epitel bertingkat, kadang-kadang dengan sel goblet. Pada saluran utama dekat muaranya, epitel yang membatasi adalah epitel silindris berlapis atau epitel gepeng berlapis (Leeson dkk., 1990). 2) Kelenjar Submandibularis Kelenjar Submandibularis merupakan kelenjar terbesar kedua (Rensburg, 1995). Kelenjar ini memproduksi saliva yang bersifat serus dan mukus, dengan perbandingan sel asinar serus dan mukus sebesar 7 : 3 (Berkovitz, et al., 2002). Kelenjar ini mempunyai simpai, sekat-sekat dan sistem saluran keluar yang tampak jelas, mirip dengan yang terdapat pada kelenjar parotis, tetapi duktus interkalatanya lebih pendek dan kurang mencolok. Pada duktus yang lebih besar, epitel bertingkatnya mengubah komposisi saliva dengan cara mencampurnya dengan sekret mukus dari sel goblet dan getah serus dari sel-sel silindrisnya. Pada dasarnya, saliva dari kelenjar ini mempunyai aktivitas amilase yang lemah dengan lisozim yang disekresikan oleh sel serus bulan sabit (demiluna) yang dapat merusak dinding bakteri (Leeson dkk., 1990). Muara dari kelenjar ini disebut duktus Wharton (Amerongen, 1991; Melfi, 1994). 3) Kelenjar Sublingualis Kelenjar sublingualis pada dasarnya bukan merupakan kelenjar tunggal, tetapi kumpulan kelenjar yang terletak berdekatan dengan saluran keluar kelenjar submandibularis di bawah mukosa dasar mulut. Tiap kelenjar bermuara secara tersendiri di bawah lidah (Berkovitz, et al., 2002; Leeson dkk., 1990). Kelenjar sublingualis merupakan kelenjar campuran, tubuloalveolar kompleks. Sebagian besar asinusnya bersifat mukus, dan beberapa diantaranya mengandung sel bulan sabit (demiluna) serus. Asinus serus yang murni jarang ditemukan pada kelenjar ini. Sel mioepitel terlihat berhubungan dengan asinus. Duktus interkalata maupun duktus striata merupakan saluran yang pendek sehingga tampak tidak mencolok. Simpai kelenjar sublingualis kurang begitu tebal serta jumlah sekatnya lebih sedikit (Leeson dkk., 1990).