Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar dan prinsip-prinsip advokasi kesehatan masyarakat serta meninjau dua jurnal mengenai peran penting advokasi dalam promosi kesehatan dan meningkatkan kunjungan pasien. Kedua jurnal menunjukkan bahwa advokasi berperan signifikan dalam mendukung program kesehatan dan hasilnya.
5. Pengertian Advokasi Kesehatan
WHO (1989) diukutip dalam UNFPA dan BKKBN
(2002) mengemukakan “advocacy is a combination
on individual and social action design to gain
political commitment, policy support, social
acceptance and systems support for particular
health goal or programme”. Jadi advokasi adalah
kombinasi kegiatan individu dan sosial yang
dirancang untuk memperoleh komitmen politis,
dukungan kebijakan, penerimaan sosial dan sistem
yang mendukung tujuan atau program kesehatan
tertentu. Advokasi dalam kesehatan diartikan upaya
untuk memperoleh pembelaan, bantuan, atau
dukungan terhadap program kesehatan.
6. Prinsip Advokasi Kesehatan
•Sangat penting untuk mendukung atau mengeluarkan peraturan-
peraturan yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat
Komitmen politik (political commitment)
•Berupa undang-undang, peraturan pemerintah atau peraturan
daerah, surat keputusan pimpinan institusi baik pemerintah
maupun suasta
Dukungan kebijakan
•Diterimanya suatu program oleh masyarakat
Penerimaan sosial (social acceptance)
•Agar suatu program kesehatan berjalan baik maka perlunya
sistem atau prosedur kerja yang jelas mendukung .
Dukungan sistem (system support)
8. Evaluasi Bersama
Aksi Bersama dan Demonstrasi
Kontak dengan Media Massa
Lobi atau Pendekatan
Lemparkan Isu & Kampanye ke Masyarakat
9. Jurnal 1
Judul :
Analisis Pelaksanaan Program Promosi Kesehatan di
Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado
Penulis :
Monica Christy Kuron, A.J. M. Rattu, Jane M. Pangemanan
10. Resume:
Puskesmas memiliki upaya program wajib yang dilaksanakan. Salah satu dari
enam upaya program wajib yaitu upaya promosi kesehatan. Promosi
kesehatan berperan penting dalam proses pemberdayaan masyarakat, yaitu
melalui pembelajaran dari, oleh dan bersama masyarakat sesuai dengan
lingkungan sosial budaya setempat.
Puskesmas Bahu diharapkan dapat memberikan dampak yang baik bagi
masyarakat wilayah sekitar khususnya dalam peningkatan kesehatan melalui
promosi kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan
program promosi kesehatan di Puskesmas Bahu.
11. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan total informan yaitu 4
orang. Perencanaan promosi kesehatan sudah dilakukan tetapi masih banyak
yang harus diupayakan, upaya advokasi sudah dilakukan tetapi belum
maksimal di lihat dari pelaksanaan program yang belum optimal, kerjasama
antara lintas program dan lintas sektor telah dilakukan, tenaga penyuluh yang
ada belum berkompetesi dalam bidang promosi kesehatan, pengadaan media
komunikasi masih kurang, pemberdayaan masyarakat belum optimal, bina
suasana belum dilakukan, sarana dan media komunikasi masih kurang, dana
untuk operasional dan ketersediaan tenaga penyuluh yang berkompetensi
merupakan kendala yang dialami Puskesmas dalam pelaksanaan program
promosi kesehatan.
Saran dari penelitian ini, lebih meningkatkan upaya advokasi kepada lintas
sektor maupun pemerintah, memberdayakan tenaga kesehatan lain di
Puskesmas dalam kegiatan promosi kesehatan, menjalankan program
kunjungan rumah dan memaksimalkan pemberdayaan masyarakat,
mengadakan pelatihan khusus bagi tokoh agama dan tokoh masyarakat.
12. Jurnal 2
Judul :
Pengaruh Advokasi Pelayanan Gizi dan Penyuluhan terhadap
Jumlah Kunjungan Pasien Di Poliklinik Gizi Rumah Sakit
Umum Raden Mattaher Jambi
Penulis :
Mawarningsih, Yayi Suryo Prabandan, R. Dwi Budiningsari
13. Resume:
Jumlah kunjungan pasien di klinik poli gizi relatif rendah sedangkan
kebutuhan konsultasi gizi di poli klinik Rumah Sakit tinggi. Kunjungan
pada poli klinik nutrisi berasal dari rujukan Dokter di poli klinik RS.
Jumlah kunjungan pada poli klinik nutrisi berasal dari rujukan dokter di
poli klinik rumah sakit. Jumlah kunjungan sangat tergantung pada dokter
yang merujuk pasien ke poli klinik nutrisi. Rendahnya kunjungan di poli
klinik gizi karena tidak adanya sosialisasi layanan gizi. Hal yang di
perlukan untuk di perlukan sosialisasi layanan gizi dengan menyebarkan
informasi dan melakukan advokasi pasien rawat jalan kepada pemangku
kepentingan, kususnya, yang diharapkan dapat merujuk pasien ke poli
klinik gizi untuk meningkatkan pelayanan.
14. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh advokasi gizi dan
sosialisasi gizi terhadap jumlah kunjungan di poliklinik gizi RS.Raden
Mattaher, Jambi.
Metode penelitian ini merupakan percobaan kuasi dengan menggunakan satu
kelompok dengan rancangan pra-uji dan post-test. Responden penelitian
adalah dokter yang bekerja di poliklinik dan pasien rawat jalan. Ada 32
responden kelompok advokasi dan 180 kelompok sosialisasi. Data yang di
peroleh adalah jumlah kunjungan pasien yang di analisis secara statistik
dengan menggunakan uji Wilcoxon. Data tipe diagnostik pasien dengan
konsultasi nutrisi dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukan advokasi pelayanan gizi kepada dokter dan di
sosialisasikan kepada pasien melalui jalur melobi dapat mendapatkan
kunjungan pasien pada poli klinik gizi. Ada peningkatan kunjungan pasien
yang signifikan pada poli klinik gizi dan kunjungan berdasarkan diagnosis
(p<0,05). Jenis diagnosis baru mmengacu pada poli klinik nutrisi setelah
ditemukan intervensi.
15. Perbandingan Kebutuhan Advokasi
Kesehatan dari Kedua Jurnal
Kedua jurnal menunjukan hasil yang kurang lebih sama
mengenai advokasi. Jurnal 1 menekankan bahwa dalam
penerapan sebuah program advokasi memang sangat
diperlukan untuk dapat menunjang operasional program.
Sedangkan Jurnal 2 memaparkan bahwa dengan advokasi
pelayanan gizi yang diberikan kepada dokter dan
disosialisasikan kepada pengunjung memiliki dampak yang
signiifikan yaitu meningkatnya kunjungan pasien ke poliklinik
gizi.
Maka dari itu, dapat diketahui bahwa advokasi memang akan
mempengaruhi proses promosi kesehatan.
16. Kesimpulan dan Saran
• Kesimpulan
Advokasi memiliki peranan yang sangat penting bagi terwujudnya
program-program kesehatan. Saril studi Jurnal 1 dan Jurnal 2
menunjukan bahwa advokasi akan sangat mempengaruhi dan
berdampak baik langsung ataupun tidak lengsung untuk suksesnya
suatu program. Bahkan dalam Jurnal 2 dijelaskan bahwa
meninggkatnya kunjungan pasien di poliklinik gizi setelah adanya
advokasi dengan cara melobi.
• Saran
Perlu adanya tindak lanjut berbagai pihak dalam hal advokasi. Karena
hal-hal mengenai kebijakan kesehatan tidak bisa hanya mengandalkan
salah satu pihak, tetapi pelaksanaannya akan berhasil jika dilakukan
secara multisektoral. Selain itu sehat merupakan hak setiap orang dan
setiap kalangan, maka merupakan kewajiban setiap orang dan setiap
kalangan juga untuk memperjuangkannya.