KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
10, BE&GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business,Corporate Social Responsibilities, Universitas Mercu Buana, 2018
1. 10, BE & GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Concepts and Theories of Business Ethics,
Universitas Mercu Buana, 2018
Quiz BE & GG minggu 10:
Jawablah soal Quiz ini dengan baik dan benar:
Apa yang dapat saudara resemukan tentang Corporate Social Responsibilities (CSR)
Jawabannya dapat di tambah dari sumber lain yang relevan
Selamat menjawab Quiz minggu ini.
Corporate Social Responsibilities (CSR)
Corporate Social and Environmental (CSE) di Indonesia menjadi isu penting terutama sejak
dikeluarkannya UU No. 40 Tahun 2007 dan PP No. 47 Tahun 2012. Sebaliknya, di sejumlah
negara Asia seperti Bangladesh dan India, banyak perusahaan yang telah menjadikan CSE bukan
hanya sebagai komitmen manajemen dan strategi perusahaan, melainkan juga budaya perusahaan.
Dalam bahasa Indonesia, CSE berarti tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan. Menurut
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 74 Ayat 4 tentang Perseroan
Terbatas, definisi tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah kewajiban perseroan, yang
usahanya bergerak di bidang atau berkaitan dengan sumber daya alam, yang dianggarkan dan
diperhitungkan sebagai biaya perseroan. Pelaksanaan CSE ini dilakukan dengan memperhatikan
kepatutan dan kewajaran.
Menurut Barus dan Maksum (2011) pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan
perusahaan dikenal pula sebagai social disclosure, corporate social reporting, social atau corporate
social disclosure pada masa lalu. Pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan persahaan
atau CSED merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan
ekonomi suatu perusahaan, khususnya perseroan, terhadap kelompok khusus yang berkepentingan
dan terhadap masyarakat secara keseluruhan.
Tanggung jawab sosial dan lingkungan yang dilakukan perusahaan pun diharapkan berlaku secara
terus-menerus, tidak hanya sekadar kegiatan bersifat sementara. Global Reporting Initiatives
(GRI) merupakan organisasi yang memfasilitasi perusahaan tentang bagaimana memberikan
laporan dengan memasukkan item sosial dan lingkungan untuk pembangunan berkelanjutan.
Dalam Standar GRI yang berlaku per 19 Oktober 2016, istilah 'kesinambungan' dan 'pembangunan
berkelanjutan' digunakan secara bergantian yang berarti pembangunan yang memenuhi kebutuhan
saat ini tanpa membahayakan kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhan
mereka sendiri. Pembangunan berkelanjutan mencakup tiga dimensi: ekonomi, lingkungan, dan
sosial. Pembangunan berkelanjutan ini juga mengacu pada kepentingan lingkungan dan sosial
yang lebih luas, bukannya pada kepentingan perusahaan secara khusus.
Sejumlah teori mengenai pengungkapan CSE muncul pada 1970-an termasuk teori legitimasi, teori
pemangku kepentingan, dan teori akuntabilitas (Joshi dan Gao, 2009). Legitimasi dapat diartikan
sebagai persepsi umum atau asumsi bahwa suatu tindakan yang dilakukan organisasi adalah hal
yang diinginkan, tepat, atau sesuai dalam beberapa sistem norma, nilai, kepercayaan, dan definisi
yang dipahami secara sosial. Menurut Suchman (1995) ada berbagai motif perusahaan mencari
legitimasi.
Dua dimensi penting dalam legitimasi yaitu: (a) perbedaan antara mengejar kesinambungan dan
kredibilitas, dan (b) perbedaan antara mencari dukungan aktif maupun pasif. Legitimasi juga
mampu meningkatkan baik stabilitas maupun kelengkapan aktivitas organisasi. Dalam kaitannya
2. dengan CSED, perusahaan mengungkapkan informasi sosial dan lingkungan untuk
mempertahankan legitimasi, mendapatkan dukungan dari para pemangku kepentingan, serta
mengurangi asimetri informasi.
Pemangku kepentingan merupakan semua kelompok atau pihak yang dipengaruhi oleh dan/atau
siapa yang mempengaruhi organisasi maupun entitas akuntansi seperti konsumen, investor,
masyarakat, karyawan, pasar modal, pemerintah, distributor, debitur, pemerintah asing dan
lainnya. Menurut Gray et al (1997) teori pemangku kepentingan sangat terkait dengan bagaimana
organisasi mengelola pemangku kepentingannya. Hal ini berarti pengungkapan informasi dari
manajemen kepada pemangku kepentingan dapat dianggap hal yang memang seharusnya
dilakukan oleh perusahaan sebagai bagian dari proses legitimasi.
Teori pemangku kepentingan berkaitan dengan cara organisasi mengelola para pemangku
kepentingannya dan erat kaitannya dengan teori legitimasi. Kedua teori ini sering digunakan
bersamaan untuk saling melengkapi rujukan terkait CSED, seperti yang dipaparkan Joshi dan Gao
(2009).
Di bawah teori akuntabilitas, organisasi bertanggung jawab kepada masyarakat untuk
mempertahankan hasil, metode, dan tujuan sosial yang dapat diterima (termasuk lingkungan), dan
organisasi menggunakan CSED untuk melepaskan tanggung jawab sosial dan lingkungan mereka.
Teori akuntabilitas sendiri didasarkan atas teori agensi ekonomi.
Akuntabilitas adalah tentang penyediaan informasi antara dua pihak di mana orang yang
bertanggung jawab, menjelaskan atau membenarkan tindakan terhadap orang yang akunnya
terutang (Gray et al, 1997). Hal ini berkaitan dengan hak pemangku kepentingan dan masyarakat
terhadap informasi. Sama halnya dengan CSED, pengungkapan ditentukan oleh kekuatan para
pihak untuk menuntutnya dan/atau kemauan organisasi untuk menyediakannya.
CSED sesuai dengan teori legitimasi mampu mengurangi asimetri informasi antara manajemen
perusahaan dengan pemangku kepentingan. Menurut Cormier et al (2011), kinerja lingkungan,
berita terkait lingkungan yang dipublikasikan, leverage, dan ukuran perusahaan mendukung
pengungkapan CSE. Selain itu, perusahaan yang kegiatan usahanya menggunakan sumber daya
alam mengungkapkan lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan low profile.
Tanggung jawab perusahaan kepada pemangku kepentingan juga mendorong perusahaan untuk
melaporkan kinerja ekonomi, sosial, dan lingkungan, ditambah lagi dengan aturan pemerintah
melalui UU No. 40 Tahun 2007 Pasal 74 tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan perseroan,
di mana perusahaan yang usahanya terkait dengan sumber daya alam, wajib melaksanakan dan
juga melaporkan kinerja ekonomi, sosial, dan lingkungan kepada publik.
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu
konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu
tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan
dalam segala aspek operasional perusahaan.
CSR berhubungan erat dengan “pembangunan berkelanjutan, di mana ada argumentasi bahwa
suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata
berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus
berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.
1.1 Peranan Tanggug Jawab social Perusahaan sosial
1. Tanggung jawab terhadap Pelanggan
Tanggung jawab perusahaan kepada pelanggan jauh lebih luas daripada hanya menyediakan
barang atau jasa. Perusahaan mempunyai tanggung jawab ketika memproduksi dan menjual
produknya, yang akan didiskusikan kemudian.
3. – Praktik tanggung jawab produksi
Produk sebaiknya dihasilkan dengan cara yang menjamin keselamatan pelanggan. Produk
sebaiknya memiliki label peringatan yang semestinya guna mencegah kecelakaan yag dapat
ditimbulkan dari penggunaan yang salah. Untuk beberapa produk, informasi mengenai efek
samping yang mungkin terjadi perlu disediakan.
– Praktik Tanggung Jawab Penjualan
Perusahaan perlu petunjuk yang membuat karyawan tidak berani menggunakan strategi penjualan
yang terlalu agresif atau advertensi yamg menyesatkan dan juga memakai survei kepuasan
pelanggan untuk meyakinkan bahwa pelanggan diperlakukan dengan semestinya oleh karyawan
bagian penjualan.
– Cara Perusahaan Menjamin Tanggung Jawab Sosial kepada Pelanggan
Perusahaan dapat menjamin tanggung jawab social kepada pelanggannya dengan beberapa tahap
yaitu:
1. Ciptakan kode etik. Perusahaan dapat menciptakan kode etik bisnis yang memberikan
serangkaian petunjuk untuk kualitas produk, sekaligus sebagai petujuk bagaimana karyawan,
pelanggan, dan pemilik seharusnya dipelihara.
2. Pantaulah semua keluhan. Perusahaan harus yakin bahwa pelanggan mempunyai telephone
yang dapat mereka hubungi apabila mereka mempunyai keluhan mengenai kualitas produk atau
bagaimana mereka diperlakukan oleh para karyawan. Perusahaan dapat berusaha mencari sumber
keluhan dan harus dapat menyakinkan bahwa problem tersebut tidak timbul lagi.
3. Umpan balik pelanggan. Perusahaan dapat meminta pelanggan untuk memberikan umpan
balik atas barang atau jasa yang mereka beli akhir-akhir ini, walaupun pelanggan tidak
menghubungi untuk memberikan keluhan. Proses ini dapat mendeteksi beberapa masalah lain
dengan kualitas produk atau cara perlakuan terhadap pelanggan.
– Cara Konsumerisme Menjamin Tanggung Jawab terhadap Pelanggan.
Tanggung jawab perusahaan terhadap pelanggan didorong tidak hanya oleh perusahaan, tetapi juga
oleh sekelompok konsumen tertentu. Konsumerisme mewakili permintaan kolektif pelanggan
dimana bisnis memenuhi kebutuhan mereka.
– Cara Pemerintah Menjamin Tanggung Jawab terhadap Pelanggan
Sebagai tambahan dari kode tanggung jawab perusahaan dan gelombang konsumerisme,
pemerintah cenderung menjamin tanggung jawab kepada pelanggan dengan berbagai hukum atas
keamanan produk, iklan, dan kompetisi industry.
2. Tanggung Jawab terhadap Karyawan
Bisnis mempunyai sejumlah tanggung jawab terhadap karyawan. Pertama, mereka
mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan lapangan pekerjaan jika mereka ingin tumbuh.
Perusahaan juga memiliki tanggung jawab terhadap karyawannya guna memastikan keselamatan
mereka, perlakuan yang semestinya oleh karyawan lain, dan peluang yang setara.
– Keselamatan Karyawan
Perusahaan memastikan bahwa tempat kerja aman bagi karyawan dengan memantau secara
ketat proses produksi. Beberapa tindakan pencegahan adalah memeriksa mesin dan peralatan guna
memastikan bahwa semuanya berfungsi dengan baik, mengharuskan digunakannya kacamata
keselamatan atau peralatan lainnya yang dapat mencegah terjadinya cedera, dan menekankan
tindakan pencegahan khusus dalam seminar-seminar pelatihan.
Perusahaan yang menciptakan lingkungan kerja yang aman mencegah terjadinya cedera
dan meningkatkan moral karyawan. Banyak perusahaan saat ini mengidentifikasikan keselamatan
tu di tempat kerja sebagai salah satu tujuan utamanya. Pemilik perusahaan mengakui bahwa
4. perusahaan akan mengeluarkan biaya guna memenuhi tanggung jawab seperti keselamatan
karyawan. Usaha perusahaan untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman mencerminkan
biaya penting dalam menjalankan usaha.
– Perlakuan yang semestinya oleh karyawan lain
Perusahaan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa karyawan diperlakukan dengan
semetinya oleh karyawan lain. Dua masalah utama berkaitan dengan perlakuan karyawan adalah
keragaman dan pencegahan terjadinya pelecehan seksual.
Keregaman, tidak hanya terbatas pada jender dan suku. Karyawan dapat berasal dari latar belakang
yang sepenuhnya berbeda dan memiliki keyakinan yang berbeda, sehingga dapat menimbulkan
konflik ditempat kerja. Banyak perusahaan memcoba untuk mengintegrasikan karyawan dengan
latar belakang yang berbeda agar mereka belajar bekerja sama guna mencapai tujuan bersama
perusahaan sekalipun merka memiliki pandangan yang berbeda mengenai masalah-masalah di luar
kerja. Banyak perusahaan merespons terhadap meningkatnya keregaman antar karyawan dengan
menawarkan seminar mengenai keregaman, yang menginformasikan kepada karyawan mengenai
keregaman budaya.
3. Tanggung Jawab kepada Pemagang Saham (Investor)
Perusahaan bertanggung jawab untuk memuaskan pemiliknya (para pemegang saham).
Karyawan dapat tergoda untuk membuat keputusan yang memuaskan kepentingan mereka sendiri
dan bukannay kepentingan pemilik saham. Misalnya saja, bebrapa karyawan megambil uang
perusahaan untuk kepentingan pribadinya dan bukan kepentingan perusahaan. investor yang
dikenal sebagai pedagang dalam telah memilihcara-cara tidak etis untuk meningkatkan kesehatan
financial mereka sendiri. Perdangan dalam (insider trading) melibatkan orang dalam yang
menggunakan informasi rahasia perusahaan untuk memperkaya diri sendiri atau keluarga dan
teman-teman mereka. Sebuah kasus yang terjadi pada Martha Steward, meskipun Steward tidak
pernah dituntut dengan perdagangan dalam, ia diputuskan bersalah karena otoritas yang
menyelediki kemungkinan adanya perdagangan sejenis.
Pemegang saham yang paling aktif adalah investor institusional (institusional investors),
atau lembaga keuangan yang membeli sejumlah besar saham. Jika satu investor institusional yakin
bahwa perusahaan dikelola dengan buruk, maka investor tersebut dapat mencoba untuk eksekutif
perusahaan dan menyatakan ketidakpuasannya. Investor tersebut juga dapat mencoba
berkolaburasi dengan investor institusional lain yang juga memiliki sejumlah besar saham
perusahaan. Hal ini memberikan kekuasaan yang lebih besar untuk melakukan negosiasi karena
eksekutif perusahaan kemungkinan besar akan mendengarkan investor institusional yang secara
kolektif memiliki sejumlah besar saham perusahaan. Investor institusional tidak mencoba
mendikte bagaimana perusahaan seharusnya dikelola. Melainkan, mereka mencoba untuk
memastikan bahwa menejer perusahaan mengambil keputusan kepentingan seluruh pemegang
saham.
4. Tanggung Jawab terhadap Kreditor
Perusahaan bertanggung jawab untuk memenuhi kewajiban keuangannya kepada kreditor.
Jika suatu perusahaan mengalami masalah keuangan dan tidak mampu memenuhi kewajibannya,
maka perusahaan tersebut harus menginformasikan hal ini kepada kreditornya. Suatu perusahaan
memiliki insentif yang kuat untuk memenuhi tanggung jawabnya terhadap kreditor. Jika
perusahaan tidak membayar utangnya kepada kreditor, perusahaan tesebut dapat dipaksa pailit.
5. Tanggung Jawab terhadap lingkungan
Kualitas lingkungan adalah kebaikan public, dimana setiap orang menikmatinya tanpa peduli
siapa yng membayar untuknya. Jika suatu produk yang dihasilkan suatu perusahaan tentunya
5. membawa dampak negative tehadap lingkungan (pencemaran lingkunga) seperti, polusi udara,
tanah dan air.
6. Tanggung Jawab terhadap Komunitas
Suatu perusahaan ketika mendirikan basisnya di suatu komunitas, maka perusahaan tersebut
menjadi bagian dari komunitas itu dan mengandalkan komunitas tersebut sebagai pelanggan dan
karyawannya. Perusahaan mendemonstrasikan acara-acara local atau memberikan sumbangan ke
yayasan local, misalkan perusahaaan yang telah mendonasikan dana ke unversitas-universitas.
Untuk perusahaan multinasional, komunitas perusahaan adalah lingkungan
internasionalnya. Ada banyak perusahaan yang terlibat dengan bisnis internasionalnya misalnya
sumbangan-sumbangan untuk bencana alam, seperti tsunami, gempa.
Pengaruh CSR Terhadap Nilai Perusahaan
Corporate Social Responsibility atau CSR diungkapkan antara lain dalam laporan keberlanjutan
atau yang di sebut juga dengan Sustainability Reporting. Tujuan utama perusahaan yaitu
meningkatkan nilai perusahaan. Nilai pada suatu perusahaan akan terjamin berkembang secara
sustainable jika perusahaan memperhatikan dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan hidup.
Dimensi – dimensi tersebut terdapat dalam penerapan Corporate Social Responsibility atau CSR
yang dilakukan oleh suatu perusahaan sebagai bentuk dari tanggung jawab serta kepedulian
terhadap lingkungan yang ada di sekitar perusahaan.
Banyak sekali manfaat yang akan di dapatkan oleh suatu perusahaan apabila menerapkan
Corporate Social Responsibility atau CSR, misalnya saja seperti produk akan semakin di sukai
oleh para konsumen serta perusahaan pun akan semakin di minati oleh para pihak investor.
Pelaksanaan Corporate Social Responsibility atau CSR juga akan meningkatkan nilai perusahaan
yang dapat tercermin dari harga saham serta laba perusahaan tersebut. Sehingga dapat kita tarik
kesimpulan bahwa dengan adanya praktik Corporate Social Responsibility (CSR) atau
pertanggung jawaban sosial perusahaan yang baik maka akan membuat nilai perusahaan juga akan
dinilai dengan baik oleh para pihak investor atau secara sederhana dapat dikatakan bahwa nilai
perusahaan juga akan meningkat.
Pengertian CSR
Pada dasarnya CSR adalah suatu bentuk tanggung jawab perusahana kepada stakeholder atau
pemegang kepentingan, yang mana lebih dari pada itu para ahli mengemukakan bahwa CSR
mempunyai 3 (tiga) pengertian, yakni:
1. Melakukan tindakan sosial, didalamnya termasuk adalah rasa peduli kepda lingkungan hidup
yang lebih dari batas-batas yang dituntut atau diharuskan dalam peraturan perudang-undangan.
2. Komitmen usaha yang dijalankan secara etis, beroperasi secara sah, dan juga melakukan
kontribusi kepada peningkatan ekonomi yang disertai dengan peningkatan kualitas hidup
pegawai dan juga keluarganya, komunitas lokal, serta masyarakat banyak.
3. Komitmen bisnis untuk ikut serta dana kontribusi dalam pembangunan ekonomi secara
berkelanjutan, bekerja dengan karyawan perusahaan, keluarga karyawan, komunitas setempat,
dan juga masyarakat umum secara keseluruhan dalam rangka untuk peningkatan kualitas hidup
bersama.
CSR sangat dekat hubungannya dengan Suistainable developtment (pembangunan berkelanjutan)
yang mana sebuah perusahaan dalam melakukan kegiatannya harus dengan dasar keputusan yang
tidak semata-mata terorientasi pada aspek ekonomi (keuntungan) tetapi juga harus memikirkan
akibat atau dampak sosial dan lingkungan yang bisa saja muncul dari keputusannya tersebut.
Fungsi CSR
6. Pada umumnya fungsi dari CSR yaitu sebagai bentuk rasa tanggung jawab perusahaan kepada
berbagai pihak yang ikut serta ataupun yang terkena dampaknya baik secara langsung atau tidak
langsung terhadap aktivitas perusahaan dengan memberikan perhatian yang lebih kepada pihak-
pihak tersebut.
Manfaat CSR Untuk Masyarakat
Menaikkan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan yang luas
Hadirnya beasiswa untuk anak muda tidak mampu berada di daerah tersebut.
Terdapat pembangunan pedesaan fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk
masyarakat umum yang berada di sekitar perusahaan tersebut.
Manfaat CSR Untuk perusahaan
Meningkatkan citra perusahaan
Menumbuhkan kerjasama dengan perusahaan yang berbeda
Menguatkan brand perusahaan di hati masyarakat
Membedakan perusahaan dengan kompetitornya.
Adapun manfaat dari CSR untuk perusahaan secara lengkap antara lain:
Izin Sosial Untuk Beroperasi
Untuk perusahaan, masyarakat merupakan faktor yang membuat perusahana bergerak atau malah
sebaliknya. Dengan adanya CSR, masyarakat yang berada disekitar akan memperoleh manfaat dari
adanya perusahaan dilingkungan meraka.
Dengan begitu masyarakat akan menerima manfaat dan memberi keuntungan serta merasa
memiliki perusahaa. Apabila sudah seperti itu perusahaan akan lebih leluasa untuk melakukan
kegiatan usahanya di daerah tersebut.
Mereduksi Risiko Bisnis Perusahaan
CSR akan menjadikan hubungan antara perusahaan dengan pihak-pihak yang terlibat menjadi
semakin baik, menjadikan risiko-risiko bisnis seperti terdapat kerusauan menenttang berdirinya
perusahaan akan berkurang.
Apabila seperti ini maka biaya-biaya pengalihan risiko bisa dipakai untuk sesuatu yang lebih
berguna untuk perusahaan ataupun pada masyarakat.
Melebarkan Akses Sumber Daya
CSR apabila dikelola dengan baik akan menjadi suatu keunggulan bersiang untuk perusahaan yang
pada akhirnya bisa membantu perusahaan dalam melancarkan jalan untuk memperoleh sumber
daya yang diperlukan perusahaan.
Melebarkan Akses Menuju Market
Semua investasi dan biaya yang keluarkan pada program CSR secara nyata bisa menjadi suatu
peluang perusahaan dalam mendapatkan market yang lebih besar. Dan juga didalamnya bisa
membangun loyalitas konsumen dan juga menembus pangsa pasar baru. Hal ini disebabkan pada
program CSR bisa membuat nama perusahaan akan lebih dikenal dan dikagumi oleh masyarakat.
Mereduksi Biaya
Program CSR juga bisa melakukan penghematan biaya perusahana seperti contohnya melakukan
program CSR yang berhubungan dengan lingkungan dengan melakukan penearpan konsep daur
ulang dalam perusahaan, menjadikan limbah perusahaan akan berkurang dan biaya yang
dibutuhkan pada produksi akan berkurang.
Memperbaiki Hubungan Dengan Stakeholder
Jalannya program Corporate Social Responsibility (CSR) bisa membantu komunikasi dengan
stakeholder bisa lebih sering dan dekat, yang mana hal itu akan menambah kepercayaan
stakeholder kepada perusahaan.
7. Memperbaiki Hubungan Dengan Regulator
Perusahaan yang menjalankan CSR pada umumnya akan ikut serta meringankan beban pemerintah
sebagai regulator. Yang mana pemerintah yang sebenarnya memiliki tanggung jawab yang besar
terhadap kesejahteraan lingkungan dan masyarakatnya.
Meningkatkan Semangat Serta Produktivitas Karyawan
Reputasi perusahaan yang baik dan kontribusi yang diberikan perusahana kepada stakeholders,
masyarakat serta lingkungan akan menambah rasa bangga untuk karyawan yang bekerja di
perusahaan dimama hal itu bisa bermanfaat terhadap meningkatnya motivasi dan produktivitas
kerja karyawan.
Peluang Mendapatkan Penghargaan
Perusahaan yang memberikan kontribusi yang besar untuk masyarakat dan lingkungan melalui
program CSR akan memiliki peluang untuk memperoleh kesempatan mendapatkan penghargaan.
Tentu suatu penghargaan akan menjadi kebanggan tersendiri bagi sebuah perusahaan.
Tujuan CSR
Tujuan dari program CSR perusahaan. Perusahaan yang melakukan unit program sebenarnya
dengan sasaran yang telah ditargetkan. Tujuan yang paling objektif yaitu menghasilkan dampak
positif kepada lingkngan dan mencakup masyarakat sekitar. Adapun beberapa tujuan diadakannya
CSR adalah:
Ikut memberikan kontribusi terhadap pengembangan lingkungan dan masyarakat sekitar
Menangkap sumber daya manusia yang berkualitas dan potensial
Mengurangi resiko perusahaan pada korupsi dan kerugian
Sebagai pembeda perusahaan dengan perusahana alternatif (pesaing)
Menjalin hubungan yang baik kepada masyarakat di luar perusahaan
Potensi biaya CSR akan mengurangi jumlah pajak yang dibayarkan oleh perusahaan
Menjalin hubungan yang baik dengan pemegang kepetingan (stakeholder) di luar seperti
pemasok.
Bentuk CSR
CSR seharusna adalah kegiatan yang melebihi kepatuhan terhadap undang-undang yang
berlaku.
CSR seharunya dapat menghasilkan dampak semi permanen untuk perusahaan dan masyarakat
CSR harus menghitung dan menimbang kepentingan pemegang kepentingan (stakeholders) di
dalam dan di luar perusahaan.
CSR harus berisikan sistem govermane yang sesuai, bersamaan dengan transpotasi dan
tangung jawab
CSR seharusnya mengikuti tips ISO 26000.
Contoh CSR
Danone (Aqua Mineral Water)
Danone menjalankan program CSR yang dinamakan dengan program WASH (Water, Acces,
Sanitation, Hygiene Program) yang mempunyai arti Air, Akses, Sanitasi, Kebersihan.
Yang mempunyai tujuan untuk melakukan peningkatan kesejahteraan lingkungan dan
berkontribusi secara aktif dan berkelanjutan untuk penyediaan solusi pada masalah yang
berhubungan dengan sistem air di Hindia Belanda. Program ini sangat baik dinamakan “1 Liter
Aqua untuk 10 Liter Air Bersih”
PT. Pertamina
8. Pertamina memiliki komitme untuk menjalankan program CSR-nya dengan membantuk
pemerintah Indonesia dalam peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di dalam terra
firma dengan cara pelaksanaan program yang aman difasilitasi pencapaian target acara dan
membangun hubungan yang sangat baik dan kontributif dengan seluruh pemegangn kepentingan
(stakeholders) untuk memberikan dukungan tindakan tujuan perusahana, utamanya dalam
membangun nama perusahaan.
PT. Sinde Budi Sentosa (Larutan Cap Badak)
PT. Sinde Budi Sentosa menjalankan program CSR dengan melakukan pelestarian lingkungan
mamalia perissodactyl di daerah Jawa di taman Ujung Kulon.
Program ini bekerja sama antara Sinde dan WWF Indoneis. Bahwa Sinde meberikan dana dari
peroleh penjualan untuk program konservasi mamalia perissodactyl Jawab di Ujung Kulon.
Daftar Pustaka
https://tedyjindol.wordpress.com/2012/10/15/tanggung-jawab-sosial-perusahaan-corporate-
social-responsibility-csr/
https://www.kompasiana.com/malindasembiring/5b409b1ccaf7db2470441218/apa-itu-tanggung-
jawab-sosial-dan-lingkungan-perusahaan
https://zahiraccounting.com/id/blog/pengaruh-csr-terhadap-nilai-perusahaan/
http://www.onoini.com/pengertian-csr/
9. Forum BE & GG, Minggu 10:
Forum BE & GG, Minggu 10:
Tuesday, 13 November 2018, 7:44 PM
Jawablah soal forum minggu ini dengan baik dan benar:
Bagaimanakah Implementasinya dan kendalanya pada Perusahaan saudara atau ada pada
peruhsaan yang saudara amati atau secara umum di Indonesia.
Selamat menjawab Forum minggu ini
Masih Banyak Permasalahan dalam Pelaksanaan CSR Perusahaan
IMG_6913London School of Public Relation (LSPR) dan Universiti Sains Malaysia memaparkan
hasil survei tentang persepsi pemimpin perusahaan terhadap tanggung jawab sosial yang dilakukan
terhadap 114 pemimpin perusahaan di Indonesia yang berasal dari 80% UKM menengah bawah
dan sisanya merupakan UKM menengah atas.
Penelitian berbentuk riset ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner ke pimpinan perusahaan
yang tergabung ke dalam komunitas seperti HIPMI, Komunitas Tangan di Atas, maupun
pengusaha independen yang berusia 20-45 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi pemimpin perusahaan terhadap 7 dimensi terkait
dengan pelaksanaan kegiatan CSR; pemahaman dan regulasi, masyarakat/lingkungan, pemerintah,
akademisi/konsuktan/LSM, pasar, karyawan, dan kebijakan berada di kategori positif. Temuan
data sebelumnya menunjukkan bahwa Indonesia masih berada di peringkat terbawah dalam
pelaksanaan CSR di 7 negara Asia, namun di sisi lain, data menunjukkan bahwa kuantitas dan
kualitas aktivitas CSR di Indonesia mengalami peningkatan dan keragaman.
Kendala yang masih banyak ditemukan di lapangan dalam pelaksanaan CSR adalah masalah biaya,
SDM yang kompeten, distribusi kegiatan serta penentuan target, bentuk kegiatan, masalah
perizinan dan regulasi, kurangnya kemitraan, sosialisasi kegiatan, pemahaman mengenai
pelaksanaan dan evaluasi di lapangan, dan masih banyak oknum yang melakukan pungutan liar di
lapangan.
Indonesia menjadi negara pertama di dunia yang mengatur kegiatan CSR dalam bentuk Undaang-
Undang Perusahaan atau Perseroan Terabatas (UU PT) yang disahkan pada tanggal 20 Juli 2017.
Hal ini kemudian diatur secara teknis dalam Peraturan Pemerintah Nomor 47/2012. Eddy
Setiohardono, Dosen Senior LSPR, mengatakan bahwa sejatinya dasar CSR yang baik adalah good
corporate governance. Perusahaan yang baik harus memiliki manajemen yang baik. Bagaimana
cara mengetahuinya? Yaitu dengan cara mengaudit pengeluaran. Kegiatan CSR hanya diwajibkan
kepada perusahaan yang sudah menghasilkan profit, jika perusahaan belum menghasilkan profit
maka CSR tidak diwajibkan.
CEO perusahaan tidak bisa menentukan sendiri dana CSR yang akan dikeluarkan setiap tahunnya.
Namun, jajaran direksi harus membicarakan hal ini kepada pemegang saham mengenai dana CSR
dan strategi CSR yang akan dilakukan. “CSR suatu perusahaan bisa berdampak kepada nilai
perusahaan di bursa efek. Contohnya, Sampoerna Foundation yang memboyong tim marching
band yang merupakan karyawan pabrik ke Pasadena, California. Jika mereka tidak punya
manajemen yang baik, hal itu tidak mungkin akan terjadi. Hasilnya bisa dilihat sendiri berapa nilai
saham Sampoerna di bursa efek” jelas Eddy mengklaim.
Implementasi CSR Pada PT. Telkom
10. Pelaksanaan CSR Telkom mencakup isu-isu tanggung jawab sosial Telkom yang dianggap relevan
dan signifikan, dengan menekankan pada tiga prinsip CSR Telkom, yaitu:
Lingkungan digital, yaitu pengembangan, penyediaan, dan pengelolaan infrastuktur
telekomunikasi dan beragam fasilitas teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk
mendukung dan menghubungkan seluruh aktivitas masyarakat, termasuk aktivitas pelestarian
lingkungan hidup.
Masyarakat digital, yaitu mendukung pemberdayaan komunitas melalui edukasi tentang
pemanfaatan TIK secara optimal untuk memudahkan aktivitas kehidupan masyarakat sehari-hari.
Ekonomi digital, yaitu pengembangan fasilitas TIK di berbagai layanan umum yang digunakan
oleh masyarakat, serta dukungan terhadap usaha mikro dan menengah, terutama di sektor industri
kreatif, terkait dengan optimalisasi pemanfaatan TIK.
VISI, MISI, DAN TUJUAN
Telkom telah mengembangkan Visi CSR Perusahaan yakni ‘menjadi leader dalam implementasi
program CSR di Asia’
Misi yang telah ditetapkan Telkom untuk mencapai Visi CSR adalah
Cause promotion
Cause related marketing
Corporate social marketing
Corporate philanthropy
Community volunteering
Socially responsible business practice
Telkom memiliki tujuan mendukung keberlangsungan bisnis Perseroan dengan melaksanakan
pembangunan yang berkelanjutan di bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan yang melibatkan
karyawan Telkom Group dan masyarakat, dengan berlandaskan pada tiga pilar utama (triple
bottom line), yaitu planet, people dan profit.
a. Planet. Ikut mempertimbangkan dan menjaga kelestarian alam dan lingkungan dalam setiap
kegiatan operasional.
b. People. Menciptakan SDM yang andal dalam melakukan pemberdayaan masyarakat melalui
community development.
c. Profit. Tidak hanya mengejar profit namun diharapkan juga memberdayakan ekonomi
masyarakat di lingkungannya.
KEBIJAKAN CSR
Dasar hukum pelaksanaan kegiatan Corporate Social Responsibility diatur dalam Peraturan
Pemerintah (“PP”) No.47/2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan
Terbatas, yang merupakan peraturan pelaksana dari ketentuan Pasal 74 UU No.40/2007 tentang
Perseroan Terbatas.
Sejalan dengan hal tersebut, Telkom telah menetapkan kebijakan umum pelaksanaan CSR melalui
pemberlakuan peraturan Direksi No.PD.701.00/1.00/PR.000/COP-A3000000/2014 tanggal 14
Oktober 2014 tentang Pengelolaan Telkom Corporate Social Responsibility (Telkom CSR),
sehingga berdasarkan kebijakan umum tersebut program Telkom CSR dibagi menjadi Program
Kemitraan (“PK”), Program Bina Lingkungan (“BL”) dan CSR Public Relation (“CSR PR”), yakni
kegiatan di luar PKBL tersebut.
Berbagai program CSR-Telkom yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Indonesia Digital Learning (IDL) & My Teacher My Hero
Indonesia Digital Learning (IDL) 2016 adalah sebuah program tahunan yang merupakan
komitmen Telkom Indonesia di bidang pendidikan dengan upaya pelatihan guru-guru di bidang
11. digital guna mewujudkan pembelajaran berbasis digital di sekolah sehingga terbentuk DIGITAL
SOCIETY di kalangan guru.
My Teacher My Hero merupakan program apresiasi dari Telkom Indonesia untuk guru-guru
Indonesia yang menerapkan pembelajaran digital. Guru-guru ini sebelumnya telah diberi
pembekalan digital melalui seminar Indonesia Digital Learning. Dari sejumlah guru yang
menerima pembekalan tersebut, selanjutnya akan diseleksi kembali dengan standar penilaian
UNESCO, yang pada akhirnya akan terpilih 8 orang guru My Teacher My Hero.
2. Pustaka Digital
Pustaka Digital (PaDi) merupakan hasil sinergi BUMN Telkom dan Balai Pustaka yang
diimplementasikan dengan menghadirkan 1000 Digital Learning Corner di 1000 plasa yang
tersebar di seluruh Indonesia. Melalui kehadiran PaDi dapat mempermudah masyarakat khususnya
para pelajar untuk mengakses buku-buku secara online.
3. Socio Digi Leaders
Socio Digi Leaders merupakan kompetisi ide kreatif yang bermanfaat sebesar-besarnya untuk
lingkungan sosial. Ide dapat berupa bidang sosial, hukum, lingkungan, human resources,
teknologi, bisnis, produk, pengembangan sistem ataupun ide aplikasi digital.
4. BUMN Hadir untuk Negeri
Rangkaian Peringatan HUT RI
Merupakan program tahunan BUMN dalam rangka peringatan HUT RI yang menghadirkan
beberapa program untuk masyarakat diantaranya BUMN Mengajar, Bedah Rumah Veteran, Siswa
Mengenal Nusantara, Elektrifikasi Rumah, Pembangunan Sarana Air Bersih & MCK, serta Jalan
Santai.
BUMN Hadir untuk Negeri dalam rangka Ramadhan
Merupakan program BUMN di bulan Ramadhan yang terdiri dari beberapa program seperti Mudik
Bersama BUMN dan Pasar Murah yang menyediakan 200.000.
Disability Care
Merupakan program CSR Telkom dalam rangka BUMN Hadir untuk Negeri bagi kaum Difabel,
dimana Telkom bersama BUMN lain memberikan bantuan kepada komunitas Difabel dalam
rangka mempersiapkan tenaga siap paket. Bantuan yang diberikan mencakup:
o Alat bantu disabilitas
o Pelatihan dan sertifikasi (termasuk I-CHAT)
5. Telkom Craft
Telkom Craft Indonesia merupakan eksibisi UKM berbasis digital pertama di Indonesia yang
menjadi wujud penerapan nilai-nilai Good Corporate Citizenship dari program kemitraan dan bina
lingkungan yang Telkom canangkan. Serta sebagai bentuk peran aktif Telkom dalam upaya
memaksimalkan kemajuan ekonomi, sosial, dan bentuk kepedulian kepada para pelaku UKM lokal
sehingga dapat menjadi kekuatan ekonomi kerakyatan.
6. Widyawisata & Real Experience VR Satelit Telkom 3S
Merupakan bagian dari rangkaian Program CSR dalam rangka peluncuran Satelit 3S sekaligus
sebagai salah satu media untuk mengedukasi dan menginformasikan kegunaan dari satelit secara
nyata kepada masyarakat.
Referensi:
https://www.telkom.co.id/servlet/tk/about/id_ID/tkahomepage/halaman-telkom-indonesia.html
https://swa.co.id/swa/trends/business-research/masih-banyak-permasalahan-dalam-pelaksanaan-
csr