Dokumen tersebut membahas tentang tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), yang didefinisikan sebagai tanggung jawab perusahaan terhadap pemangku kepentingan seperti konsumen, karyawan, pemegang saham, dan lingkungan dalam aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Dokumen tersebut juga membahas berbagai argumen yang mendukung dan menentang CSR serta implementasi CSR dalam suatu organisasi.
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
1. TUGAS
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
TUGAS ETIKA BISNIS 3
AHMAD LISCA ABDILLAH ARDIWINATA
4EA21
NPM:10210395
S1 Management Ekonomi
Universitas Gunadarma
2013
2. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (selanjutnya dalam
artikel akan disingkat CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan
hanya) perusahaan adalah memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku
kepentingannya,
yang
di
antaranya
adalah konsumen, karyawan, pemegang
saham, komunitasdan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup
aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Oleh karena itu, CSR berhubungan erat dengan
"pembangunan berkelanjutan", di mana suatu organisasi, terutama perusahaan, dalam
melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan
dampaknya dalam aspek ekonomi, misalnya tingkat keuntungan atau deviden, melainkan juga
harus menimbang dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik untuk
jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang. Dengan pengertian tersebut, CSR dapat
dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan
cara manajemen dampak (minimisasi dampak negatif dan maksimisasi dampak positif) terhadap
seluruh pemangku kepentingannya.
1. Syarat Bagi Tanggung Jawab Moral
1. Tanggung jawab mengandaikan bahwa suatu tindakan dilakukan dengan sadar. Tanggung
jawab hanya bisa dituntut dari seorang kalau ia bertindak dengan sadar dan tau mengenai
tindakannya itu serta konsekuensi dari tindakannya. Hanya kalau seseorang bertindak
dengan sadar dan tau, baru relevan bagi kita untuk menunutut tanggung jawab dan
pertanggungjawaban moral atas tindakannya itu.
2. Tanggung jawab juga mendaikan adanya kebebasan pada tempat pertama. Artinya,
tanggung jawab hanya mungkin relevan dan dituntut dari seseorang atas tindakannya,
kalau tindakannya itu dilakukannya secara bebas.
3. Tanggung jawab juga mensyaratkan bahwa orang yang melakukan tindakan tertentu
memang mau melakukan tindakan itu. Ia sendiri mau dan bersedia melakukan tindakan
itu. Syarat ini terutama relevan dalam kaitan dengan syarat kedua.
3. 2. Status Perusahaan.
Menurut De George secara khusus membedakan dua macam mengenai status perusahaan.
1. Pandangan Legal-creator, yang melihat perusahaan sebagai sepenuhnya ciptaan hukum,
dan karena itu hanya berdasarkan hukum. Menurut pandangan ini, perusahaan diciptakan
oleh negara dan tidak mungkin ada tanpa negara.
2. Pandangan Legal-recognition, yang tidak memusatkan perhatian pada status legal
perusahaan melainkan pada perusahaan sebagai suatu perusahaan sebagai suatu usaha
bebas dan produktif. Menurut pandangan ini, perusahaan terbentuk oleh orang atau
kelompok orang tertentu untuk melakukan kegiatan tertentu dengan cara tertentu secara
bebas demi kepentingan orang atau orang-orang tadi. Dalam hal ini, perusahaan tidak
dibentuk oleh negara.
3. Lingkup Tanggung Jawab Sosial.
1. Keterlibatan perusahaan dalam kegiatan - kegiatan sosial yang berguna bagi kepentingan
masyarakat luas.
2. Perusahaan telah diuntungkan dengan mendapat hak untuk mengelola sumber daya alam
yang ada dalam masyarakat tersebut dengan mendapatkan keuntungan bagi perusahaan
tersebut.
3. Dengan tanggung jawab sosial melalui berbagai kegiatan sosial, perusahaan
memeperlihatkan komitmen moralnya untuk tidak melakukan kegiatan - kegiatan bisnis
tertentu yang dapat merugikan kepentingan masyarakat luas.
4. Dengan keterlibatan sosial, perusahaan tersebut menjalin hubungan sosial yang lebih baik
dengan masyrakat dan dengan demikian perusahaan tersebut akan lebih diterima
kehadirannya dalam masyarakat tersebut.
4. 4. Argumen yang Menentang Perlunya Keterlibatan Sosial Perusahaan.
1. Tujuan utama bisnis adalah mengejar keuntungan sebesar- besarnya.
Argumen paling keras yang menentang keterlibatan perusahaan dalam berbagai kegiatan
sosial sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan adalah paham dasar bahwa tujuan
utama, bahkan satu-satunya, dari kegiatan bisnis adalah mengejar keuntungan sebesarbesarnya.
2. Tujuan yang terbagi - bagi dan harapan yang membingungkan.
Bahwa keterlibatan sosial sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan akan
menimbulkan minat dan perhatian yang bermacam-macam, yang pada akhirnya akan
mengalihkan, bahkan mengacaukan perhatian para pimpinan perusahaan. Asumsinya,
keberhasilan perusahaan dalam bisnis modern penuh persaingan yang ketat sangat
ditentukan oleh konsentrasi seluruh perusahaan, yang ditentukan oleh konsentrasi
pimpinan perusahaan, pada core business-nya.
3. Biaya keterlibatan sosial.
Keterlibatan sosial sebagai wujud dari tanggung jawab sosial perusahaan malah dianggap
memberatkan masyarakat. Alasannya, biaya yang digunakan untuk keterlibatan sosial
perusahaan itu byukan biaya yang disediakan oleh perusahaan itu, melainkan merupakan
biaya yang telah diperhitungkan sebagai salah satu komponen dalam harga barang dan
jasa yang ditawarkan dalam pasar.
4. Kurangnya tenaga terampil di bidang kegiatan sosial.
Argumen ini menegaskan kembali mitos bisnis amoral yang telah kita lihat di depan.
Dengan argumen ini dikatakan bahwa para pemimpin perusahaan tidak professional
dalam membuat pilihan dan keputusan moral. Asumsinya, keterlibatan perusahaan dalam
berbagai kegiatan sosial adalah kegiatan yang lebih bernuansa moral, karitatif dan sosial.
5. Argumen yang Mendukung Perlunya Keterlibatan Sosial Perusahaan.
1. Kebutuhan dan harapan masyarakat yang semakin berubah.
Setiap kegiatan bisnis dimaksudkan untuk mendatangkan keuntungan. Ini tidak bisa
disangkal. Namun dalam masyarakat yang semakin berubah, kebutuhan dan harapan
masyarakat terhadap bisnis pun ikut berubah. Karena itu, untuk bisa bertahan dan berhasil
dalam persaingan bisnis modern yang ketat ini, para pelaku bisnis semakin menyadari
5. bahwaa mereka tidak bisa begitu saja hanya memusatkan perhatian pada upaya
mendatngkan keuntungan sebesar-besarnya.
2. Terbatasnya sumber daya alam.
Argumen ini didasarkan pada kenyataan bahwa bumi kita ini mempunyai sumber daya
alam yang terbatas. Bisnis justru berlangsung dalam kenyataan ini, dengan berupaya
memanfaatkan secara bertanggung jawab dan bijaksana sumber daya yang terbatas itu
demi memenuhi kebutuhan manusia. Maka, bisnis diharapkan untuk tidak hanya
mengeksploitasi sumber daya alam yang terbatas itu demi keuntungan ekonomis,
melainkan juga ikut melakukan kegiatan sosial tertentu yang terutama bertujuan untuk
memelihara sumber daya alam.
3. Lingkungan sosial yang lebih baik.
Bisnis berlangsung dalam suatu lingkungan sosial yang mendukung kelangsungan dan
keberhasilan bisnis itu untuk masa yang panjang. Ini punya implikasi etis bahwa bisnis
mempunyai kewajiban dan tanggung jawab moral dan sosial untuk memperbaiki
lingkungan sosialnya kea rah yang lebih baik.
4. Perimbangan tanggung jawab dan perusahaan.
Keterlibatan sosial khususnya, maupun tanggung jawab sosial perusahaan secara
keseluruhan, juga dilihat sebagai suatu pengimbang bagi kekuasaan bisnis modern yang
semakin raksasa dewasa ini. Alasannya, bisnis mempunyai kekuasaan sosial yang sangat
besar.
5. Bisnis mempunyai sumber - sumber daya yang berguna.
Argumen ini akan mengatakan bahwa bisnis atau perusahaan sesungguhnya mempunyai
sumber daya yang sangat potensial dan berguna bagi masyarakat. Perusahaan tidak hanya
punya dana, melainkan juga tenaga professional dalam segala bidang yang dapat
dimanfaatkan atau dapat disumbangkan bagi kepentingan kemajuan masyarakat .
6. Keuntungan jangka panjang.
Argumen ini akan menunjukkan bahwa bagi perusahaan, tanggung jawab sosial secara
keseluruhan, termasuk keterlibatan perusahaan dalam berbagai kegiatan sosial merupakan
suatu nilai yang sangat positif bagi perkembangan dan kelangsungan pengusaha itu dalam
jangka panjang.
6. 6. Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Prinsip utama dalam suatu organisasi profesional, termasuk perusahaan, adalah bahwa
struktur mengikuti strategi. Artinya, struktur suatu organisasi didasarkan dan ditentukan oleh
strategi dari organisasi atau perusahaan itu.
Strategi umumnya menetapkan dan menggariskan arah yang akan ditempuh oleh perusahaan
dalam menjalankan kegiatan bisnisnya demi mencapai tujuan dan misi sesuai dengan nilai
yang dianut perusahaan itu.