Dokumen tersebut membahas model etika dalam bisnis yang terdiri dari tiga tingkatan yaitu manajemen yang tidak etis, amoral, dan bermoral. Juga membahas sumber nilai etika seperti agama, filsafat, budaya, dan hukum. Terakhir membahas faktor-faktor yang mempengaruhi etika manajerial seperti kepemimpinan, strategi, kinerja, karakter individu, dan budaya organisasi.
1. Model Etika Dalam Bisnis,Sumber Nilai Etika dan
Faktor-Faktor yang MempengaruhiEtikaManajerial
Marcelina Oktaviani Lumentut
2. TREYresearch
Immoral Manajemen
• Immoral manajemen merupakan tingkatan
terendah dari model manajemen dalam
menerapkan prinsip etika bisnis. Manajemen tipe
ini pada umumnya sama sekali tidak mengindahkan
apa yang dimaksud dengan moralitas, baik dalam
internal organisasinya maupun bagaimana dia
menjalankan aktivitas bisnisnya. Kelompok
manajemen ini selalu menghindari diri dari yang
disebut etika. Bahkan hukum dianggap sebagai
batu sandungan dalam menjalankan bisnisnya.
Model Etika Dalam Bisnis
Carroll dan Buchollz membagi tiga
tingkatan manajemen dilihat dari cara para
pelaku bisnis dalam menerapkan etika
dalam bisnisnya.
2
3. TREYresearch
_
3
_
Amoral Manajemen
Ada dua jenis lain manajemen tipe amoral ini, yaitu :
• Manajer yang tidak sengaja berbuat amoral (unintentional
amoral manager). Tipe ini adalah para manajer yang
dianggap kurang peka, bahwa dalam segala keputusan bisnis
yang diperbuat sebenarnya langsung atau tidak langsung
akan memberikan efek pada pihak lain. Oleh karena itu,
mereka akan menjalankan bisnisnya tanpa memikirkan
apakah aktivitas bisnisnya sudah memiliki dimensi etika atau
belum. Manajer tipe ini mungkin punya niat baik, namun
mereka tidak bisa melihat bahwa keputusan dan aktivitas
bisnis mereka merugikan pihak lain atau tidak. Tipikal ini
biasanya lebih berorientasi pada hukum yang berlaku dan
menjadikan hukum sebagai pedoman dalam beraktivitas.
• Manajer yang sengaja berbuat amoral. Manajemen dengan
pola ini sebenarnya memahami ada aturan dan etika yang
harus dijalankan, namun secara sengaja melanggar etika
tersebut berdasarkan pertimbangan-pertimbangan bisnis
mereka, misalnya ingin melakukan efisiensi dan lain-lain.
Manajer tipe ini berpandangan bahwa etika hanya berlaku
bagi kehidupan pribadi, tidak untuk bisnis. Mereka percaya
bahwa aktivitas bisnis berada di luar dari pertimbangan-
pertimbangan etika dan moralitas.
4. TREYresearch
-
“Salah bisa diperbaiki, gagal bisa diulangi, tapi
menyerah berarti selesai. Kita boleh gagal tapi
jangan sampai menyerah”. ~ Bong Chandra ~
4
Moral Manajemen
• Tingkatan tertinggi dari penerapan nilai-nilai etika atau
moralitas dalam bisnis adalah moral manajemen. Dalam
moral manajemen, nilai-nilai etika dan moralitas
diletakkan pada level standar tertinggi dari segala bentuk
prilaku dan aktivitas bisnisnya. Manajer yang termasuk
dalam tipe ini hanya menerima dan mematuhi aturan-
aturan yang berlaku namun juga terbiasa meletakkan
prinsip-prinsip etika dalam kepemimpinannya. Seorang
manajer yang termasuk dalam tipe ini menginginkan
keuntungan dalam bisnisnya, tapi hanya jika bisnis yang
dijalankannya secara legal dan juga tidak melanggar etika
yang ada dalam komunitas, seperti keadilan, kejujuran,
dan semangat untuk mematuhi hukum yang berlaku.
Hukum bagi mereka dilihat sebagai minimum etika yang
harus mereka patuhi, sehingga aktifitas dan tujuan
bisnisnya akan diarahkan untuk melebihi dari apa yang
disebut sebagai tuntutan hukum. Manajer yang bermoral
selalu melihat dan menggunakan prinsip-prinsip etika
seperti, keadilan, kebenaran, dan aturan-aturan emas
(golden rule) sebagai pedoman dalam segala keputusan
bisnis yang diambilnya.
6. TREYresearch
SumberNilaiEtika
Agama
• Pengertian agama menurut Anthony F.C .
Wallace bahwa agama adalah sebagai perangkat
upacara yang diberikan rasionalisasi melalui
adanya mitos dan menggerakkan sebuah
kekuatan supranatural dengan memiliki maksud
agar dapat tercapainya perubahan kondisi pada
alam semesta dan manusia.
Filosofi
• Prof. Dr. Fuad Hasan, guru besar psikologi UI,
menyimpulkan: Filsafat adalah suatu ikhtiar untuk
berpikir radikal, artinya mulai dari radiksnya suatu gejala,
dari akarnya suatu hal yang hendak dimasalahkan. Dan
dengan jalan penjajakan yang radikal itu filsafat berusaha
untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang
universal.
• Filsafat sendiri terbagi atas 4 cabang utama yang
membuatnya lebih spesifik yaitu : filsafat ilmu
pengetahuan (epistemologi), filsafat moral (etika),
filsafat seni (estetika), metafisika, filsafat pemerintahan
(politik), filsafat agama, filsafat ilmu, filsafat pendidikan,
filsafat matematika, filsafat sejarah, filsafat hukum
(Jujun S. Suriasumantri, 2000).
6
7. TREYresearch
SumberNilaiEtika
Budaya
• Menurut Stonner, Budaya adalah sebagai
gabungan kompleks asumsi, tingkah laku, cerita,
mitos, metafora, dan berbagai ide lain yang
menjadi satu untuk menentukan apa arti
menjadi organisasi masyarakat tertentu.
Hukum
• Menurut Immanuel Kant, Hukum adalah
keseluruhan syarat berkehendak bebas dari orang
yang satu untuk dapat menyesuaikan diri dengan
kehendak bebas dari orang lain, dengan mengikuti
peraturan tentang kemerdekaan.
7
9. TREYresearch
Faktor-Faktor yangMempengaruhi EtikaManajerial
Leadership
Definisi kepemimpinan banyak yang dikutip oleh Thoha
(2006 : 5) dari berbagai pakar atau ahlii, antara lain :
• Menurut Robert Dubin definisi atau pengertian
kepemimpinan diartikan sebagai pelaksanaan otoritas
dan pembuatan keputusan,
• Menurut J.L. Hemphill definisi atau pengertian
kepemimpinan adalah suatu inisiatif untuk bertindak
yang menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam
rangka mencapai jalan pemecahan dari suatu
persoalan bersama, George R. Terry memberikan
definisi atau pengertian kepemimpinan sebagai
aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang supaya
diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi.
Strategi
• Menurut Rangkuti (2001:13), “Strategi merupakan alat
untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya
dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut,
serta prioritas alokasi sumber daya”.
• Sedangkan menurut Kotler (2000:91), strategi adalah
“Suatu rencana permainan untuk mencapai sasaran
yang dinginkan dari suatu unit bisnis”.
9
10. TREYresearch
Faktor-Faktor yangMempengaruhi EtikaManajerial
Performasi
• Performance atau kinerja merupakan hasil atau
keluaran dari suatu proses (Nurlaila, 2010:71).
Menurut pendekatan perilaku dalam manajemen,
kinerja adalah kuantitas atau kualitas sesuatu yang
dihasilkan atau jasa yang diberikan oleh seseorang
yang melakukan pekerjaan (Luthans, 2005:165).
Karakter Individu
• Ratih Hurriyati, (2005:79) memberikan pengertian
tentang karakteristik individu sebagai berikut :
“Karakteristik individu merupakan suatu proses
psikologi yang mempengaruhi individu dalam
memperoleh, mengkonsumsi serta menerima barang
dan jasa serta pengalaman. Karakteristik individu
merupakan faktor internal (interpersonal) yang
menggerakan dan mempengaruhi perilaku individu”.
• Morrow menyatakan bahwa, komitmen organisasi
dipengaruhi oleh karakter personal (individu) yang
mencakup usia, masa kerja, pendidikan dan jenis
kelamin (Prayitno, 2005)
10
11. TREYresearch
Faktor-Faktor yangMempengaruhi EtikaManajerial
Add a footer 11
Menurut Tosi, Rizzo, Carroll (2001:263), budaya organisasi adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan
bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian
organisasi. Budaya organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
• Pengaruh umum dari luar yang luas, mencakup faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan atau hanya
sedikit dapat dikendalikan oleh organisasi.
• Pengaruh dari nilai-nilai yang ada di masyarakat, keyakinan-keyakinan dn nilai-nilai yang dominan dari
masyarakat luas misalnya kesopansantunan dan kebersihan.
• Faktor-faktor yang spesifik dari organisasi, organisasi selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam
mengatasi baik masalah eksternal maupun internal organisasi akan mendapatkan penyelesaian-
penyelesaian yang berhasil. Keberhasilan mengatasi berbagai masalah tersebut merupakan dasar bagi
tumbuhnya budaya organisasi.