3. Pemangku kepentingan atau stakeholder adalah individu, kelompok,
atau pihak yang memiliki kepentingan dalam suatu organisasi
(perusahaan) yang hasil tindakannya dapat mempengaruhi atau
dipengaruhi oleh jalannya bisnis.
Beberapa contoh dari stakeholder adalah karyawan, pelanggan,
pemegang saham, masyarakat umum, dan pemerintah.
Apa Peran Stakeholder dalam Bisnis?
Pada dasarnya, sebuah bisnis tidak dapat bekerja sendiri. Untuk itu,
perusahaan harus berhubungan dengan para stakeholder agar
pengembangan dan tujuan bisnis dapat tercapai.
Contoh, jika sebuah perusahaan ingin men-develop suatu
proyek/produk baru, maka perusahaan tersebut wajib untuk
menentukan siapa stakeholder-nya, baik secara langsung ataupun
tidak. Hal ini penting agar perusahaan dapat mengidentifikasi tujuan
dan harapan terkait proyek yang akan dieksekusi.
4. Perbedaan stakeholder dan shareholder terletak pada
kepentingannya. Shareholder adalah pemilik saham sebuah perusahaan,
sedangkan stakeholder adalah seseorang yang dipengaruhi oleh (atau
memiliki “saham”) project yang sedang berjalan.
Stakeholder merupakan pemangku kepentingan yang memiliki keterikatan dengan
perusahaan dalam jangka waktu yang panjang. Sementara itu, shareholder bisa
menjual saham yang mereka miliki kapan pun untuk membeli saham lain yang
berbeda. Tetapi, tidak semua bisnis memiliki shareholder.
Stakeholder dan shareholder bisa jadi memiliki sudut pandang atau perspektif yang
berbeda dalam menjalankan sebuah bisnis. Misalnya, dalam proses produksi,
perusahaan bisa saja lebih memilih untuk menggunakan bahan baku murah, tetapi
tidak aman untuk para pekerja.
Secara cost, mungkin kebijakan tersebut dapat meningkatkan profit yang akan
menguntungkan para shareholder. Namun, dari sudut pandang manajemen dan
operasional, hal tersebut bisa menjadi sebuah masalah yang menghambat
jalannya sebuah bisnis.
5. Secara umum stakeholder dibagi menjadi dua bagian, yaitu internal
dan eksternal. Mereka memiliki peranan yang berbeda dalam bisnis.
Stakeholder internal adalah bagian yang terlibat langsung dengan urusan
bisnis. Contoh stakeholder internal yaitu owner, pemegang saham, dan
juga karyawan. Mereka adalah kelompok yang memiliki dampak besar
terhadap sebuah proyek perusahaan.
Sementara itu, contoh stakeholder eksternal adalah pelanggan, pemasok,
dan pemerintah. Meskipun tidak terlibat langsung, mereka tetap akan
mempengaruhi jalannya suatu bisnis.
Sebagai contoh, pelanggan dapat mengubah kebiasaan membeli mereka,
pemasok memungkinkan untuk mengubah praktik distribusi, dan
pemerintah bisa saja mengubah undang-undang/peraturan yang berlaku
dalam sebuah bisnis.
Pada akhirnya, mengelola hubungan dengan pemangku kepentingan
internal dan eksternal adalah kunci keberhasilan bisnis jangka panjang.
7. Stakeholder internal adalah pihak yang memiliki kepentingan langsung dalam perusahaan,
seperti pekerjaan, kepemilikan, atau investasi.
1. Pemilik perusahaan (owner)
Sebagai salah satu stakeholder utama, owner atau pemilik bisnis memiliki peran yang
besar bagi sebuah perusahaan. Umumnya, owner merupakan penanam modal tertinggi
dalam sebuah bisnis yang dijalankan. Gagasan dan keputusan bisnis yang dimiliki
oleh owner akan sangat berpengaruh thdp arah kebijakan perusahaan ke depannya.
2. Pemegang saham
Dalam aktivitas bisnis, pemegang saham, kepala eksekutif, dan dewan direksi
termasuk ke dalam internal stakeholder dari sebuah perusahaan. Biasanya mereka
akan menjadi bagian penting terkait proyek besar yang dilakukan perusahaan seperti,
pengawasan, pemberi saran, dan pengambilan keputusan. Sehingga, pihak yang
memiliki pengaruh tinggi selain pemilik perusahaan adlh pemegang saham itu sendiri.
3. Karyawan
Karyawan juga termasuk dalam stakeholder internal. Adapun karena mereka
berinteraksi dengan pelanggan, mendapatkan uang untuk menghidupi diri dan
memberikan dukungan untuk operasi bisnis. Karyawan memiliki tanggung jawab untuk
menjalankan fungsi manajerial, pengawasan atau fungsi lainnya. Sehingga dari usaha
yang telah dilakukan, mereka mengharapkan manfaat seperti insentif, pertumbuhan
karir dan kepuasan kerja.
8. Stakeholder eksternal adalah mereka yang tidak secara langsung terlibat dalam
perjalanan suatu bisnis, tetapi dapat mempengaruhi tindakan atau kebijakan yang
akan diambil sebuah organisasi (perusahaan).
Beberapa contoh stakeholder eksternal adalah sebagai berikut:
1. Pelanggan
Sederhananya, pelanggan adalah pihak yang membeli produk dari sebuah bisnis.
Dalam hal ini, setiap pelanggan tentu berharap agar para pelaku usaha dapat
menciptakan produk dengan layanan yang baik serta berkualitas tinggi.
Maka dari itu, memperhatikan kebutuhan pelanggan merupakan salah satu faktor
penting yang menunjang keberhasilan sebuah bisnis.
2. Suppliers/Vendor
Arti dari suppliers atau pemasok adalah pihak yang menjual bahan baku untuk
diproduksi sebuah bisnis.
Tanpa adanya pihak pemasok, perusahaan tidak bisa melakukan produksi. Oleh
karena itu, penting bagi perusahaan untuk menjaga hubungan dengan
para supplier maupun vendor.
Contoh, seorang penjual seafood membutuhkan suplai ikan, udang, sayuran, dan
lain sebagainya. Jika hubungan sang owner dengan supplier rusak, maka akan
terjadi hambatan dalam proses bisnis yang sedang dijalankan.
9. 3. Pemerintah
Instansi pemerintah juga dapat dianggap sebagai stakeholder dalam bisnis. Pasalnya,
mereka adalah bagian dari kelompok yang mengatur segala macam regulasi.
Dalam hal ini, tanggung jawab pemerintah adalah mengatur undang-undang yang
dapat mempengaruhi bisnis dan perusahaan.
Misal, pemerintah sudah menetapkan aturan mengenai pajak penghasilan perusahaan
dan pajak yang harus dibayar para pekerja. Selain itu, aparatur pemerintah juga
mendapat manfaat dari Produk Domestik Bruto (PDB) keseluruhan yang disumbangkan
oleh perusahaan.
4. Masyarakat umum
Walaupun tidak terlibat langsung, tentunya masyarakat umum sangat akan sangat
terpengaruh dengan berbagai aktivitas bisnis. Mulai dari aspek penciptaan lapangan
kerja, pembangunan ekonomi, kesehatan, hingga keselamatan.
Ketika perusahaan skala besar masuk atau keluar dari komunitas kecil, maka akan
muncul dampak langsung yang signifikan terhadap pekerjaan, pendapatan, dan
pengeluaran di suatu daerah.
Bahkan, beberapa industri seringkali memberikan dampak kurang baik untuk kesehatan
masyarakat umum. As we know, di Indonesia khususnya, terdapat berbagai aktivitas
bisnis yang sangat berpengaruh terhadap lingkungan. Contohnya pabrik yang
menghasilkan limbah dan mengotori air di sekitar perumahan warga.
10. 1. Mengarahkan manajemen
Para pemangku kepentingan seperti dewan direksi dapat membantu perusahaan dalam
mengambil tindakan. Mereka mampu memberikan rekomendasi atau keputusan
tertentu terhadap operasional sebuah departemen seperti layanan, sumber daya
manusia, atau penelitian-pengembangan untuk dikelola agar bisa memastikan
kesuksesannya.
2. Mendukung keuangan
Stakeholder seperti investor utama bisa kapan saja membawa atau mengambil uang
mereka dari perusahaan. Dengan begitu, mereka akan bergantung pada kinerja dan
finansial perusahaan.
Artinya, mereka dapat menekan kinerja perusahaan atau bahkan mengubah strategi
bisnis (jika perlu) agar bisnis dapat berkembang dengan baik.
3. Bantuan dalam pengambilan keputusan
Stakeholder utama seperti pemilik perusahaan atau dewan direksi memiliki kekuatan
untuk mengambil dan mempengaruhi keputusan anggota dewan lainnya mengenai
jalannya bisnis.
Para pemangku kepentingan ini juga memiliki kekuasaan untuk menunjuk manajemen
tingkat senior. Oleh karena itu, mereka ada di semua bidang pengambilan keputusan
utama. Misalnya pengambilan keputusan mengenai likuidasi dan juga akuisisi.
11. 4. Menjalankan operasional perusahaan
Stakeholder seperti manajemen dan karyawan memiliki peranan penting
untuk menjalankan semua rencana bisnis. Setelah disetujui oleh dewan
direksi. Mereka memiliki tanggung jawab terhadap jalannya sebuah
proyek bisnis.
5. Tanggung jawab sosial
Stakeholder bisa disebut juga berperan sebagai hati nurani dari
perusahaan. Mereka dapat membuat perusahaan mematuhi undang-
undang hak asasi manusia dan lingkungan. Mereka juga memantau dan
bisa menentang keputusan yang diambil oleh bisnis, jika itu merugikan
tujuan jangka panjang perusahaan.
Selain itu, tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility) ini
dapat dilakukan kepada para stakeholder lainnya seperti, karyawan,
konsumen, pemasok, pemegang saham, hingga masyarakat dan
lingkungan..
12. Berikut ini beberapa pola hubungan dinamis yang terjadi antara perusahaan dan para
pemangku kepentingan:
1. Inactive (Hubungan tidak aktif)
Pada jenis hubungan ini, perusahaan akan membuat keputusan tanpa memperhatikan
pihak lain seperti pemerintah, masyarakat, investor, bahkan pelanggan.
Perusahaan yang berada di fase ini akan lebih berfokus terhadap barang dan jasa yang
mereka produksi serta penjualannya.
2. Reactive (Hubungan yang reaktif)
Pada step ini, perusahaan akan menyadari bahwa mereka tidak dapat mengabaikan
semua pemangku kepentingan. Tapi, perusahaan yang memasuki tahap reaktif
bersedia untuk menanggapi stakeholder hanya karena terpaksa sehingga bersikap
tidak profesional dan defensif.
Misalnya, perusahaan ABC meluncurkan produk baru berupa protein shake. Namun,
sebagian besar stakeholder mendorong company untuk memotong kerugian mereka
dengan cara menghentikan produk baru tadi.
Dalam hal ini, perusahaan akan bersikap setuju hanya karena ingin membungkam
para stakeholder, bukan karena mereka yakin bahwa itu adalah ide yang bagus.
13. 3. Proactive (Hubungan yang proaktif)
Dalam hubungan proaktif, perusahaan mulai mencoba untuk mengembangkan
hubungan proaktif dengan para stakeholder. Company akan memberikan
sebuah kebijakan yang bersifat terbuka, serta membantu stakeholder untuk
berkomunikasi langsung dengan manajemen.
Tapi, gagasan yang diberikan para stakeholders pada perusahaan hanya
dianggap sebagai sebuah problem yang harus dikelola (formalitas) semata.
4. Interactive (Hubungan yang interaktif)
Perusahaan harus memiliki hubungan yang interaktif dengan stakeholder jika
ingin bisnisnya lancar dan berkelanjutan. Di tahap interactive, company akan
sepenuhnya menyadari bahwa mereka perlu saling percaya
dengan stakeholder.
Dengan begitu, tidak hanya menjalin koneksi dengan baik,
tapi stakeholder dapat menjadi sumber keunggulan kompetitif terhadap bisnis
yang ingin dijalankan.
.