Pengolahan audio video prosedur pengoperasian kamera video
1. Multimedia SMK Negeri 1 Pungging Mojokerto | Zainul Arifin, S. Kom
Disusun Oleh Zainul Arifin, S. Kom
SMK NEGERI 1 PUNGGING MOJOKERTO
Kamera Video adalah perangkat perekam gambar video yang mampu menyimpan gambar
digital dari mode gambar analog. Kamera Video termasuk salah satu produk teknologi digital,
sehingga disebut pula salah satu perangkat digitizer yang memiliki kemampuan mengambil input
data analog berupa frekuensi sinar dan mengubah ke mode digital elektronis.
Kamera video atau yang biasa disebut camcorder (Kamera Perekam) merupakan perangkat
elektronik yang menggabungkan kamera video dan perekam video ke dalam satu unit. Camcorder
awal berbasis tape, merekam sinyal analog ke kaset video. Pada tahun 2006, perekaman digital
menjadi hal biasa, dengan pita digantikan oleh media penyimpanan seperti mini-HD, microDVD,
memori flash internal dan kartu SD .
Video/Film adalah rangkaian banyak Frame gambar yang diputar dengan cepat. Masing-
masing Frame merupakan rekaman dari tahapan-tahapan dari suatu gerakan. Semakin cepat
2. Multimedia SMK Negeri 1 Pungging Mojokerto | Zainul Arifin, S. Kom
perputarannya semakin halus gerakannya, walaupun sebenarnya terdapat jeda antara frame namun
kita sebagai manusia tidak bisa menangkap jeda tersebut. Satuan untuk frame ratr adalah fps (frame
per second).
Kamera video yang awalnya dirancang untuk siaran televisi berukuran besar dan berat,
dipasang di atas tumpuan khusus dan disambungkan ke perekam jarak jauh di ruang terpisah.
Ketika teknologi meningkat, perekaman video di luar studio dimungkinkan dengan kamera video
ringkas dan perekam video portabel, unit perekaman yang dapat dilepas dapat dibawa ke lokasi
pemotretan. Meskipun kameranya sendiri kompak, kebutuhan akan perekam terpisah membuat
pemotretan di tempat menjadi pekerjaan dua orang. Perekam kaset video khusus diperkenalkan
oleh JVC ( VHS ) dan Sony ( U-matic , dengan Betamax ) yang merilis model untuk pekerjaan seluler.
Perekam portabel berarti rekaman video yang direkam dapat ditayangkan pada berita sore, karena
tidak lagi diperlukan untuk mengembangkan film.
3. Multimedia SMK Negeri 1 Pungging Mojokerto | Zainul Arifin, S. Kom
Pada tahun 1983, Sony merilis camcorder pertama, sistem Betacam , untuk penggunaan
profesional. Komponen utama adalah unit perekam-kamera tunggal, menghilangkan kabel antara
kamera dan perekam dan meningkatkan kebebasan operator kamera. Betacam menggunakan
format kaset yang sama (pita 0,5 inci atau 1,3 sentimeter) seperti Betamax, tetapi dengan format
rekaman yang berbeda dan tidak kompatibel. Itu menjadi perlengkapan standar untuk berita siaran.
Sony merilis camcorder konsumen pertama pada tahun 1983, Betamovie BMC-100P. Ini
menggunakan kaset Betamax dan diletakkan di bahu operator, karena desain yang tidak
memungkinkan pegangan satu tangan. Tahun itu, JVC merilis camcorder VHS-C pertama. Kodak
mengumumkan format camcorder baru pada tahun 1984, format video 8 mm . Sony
memperkenalkan format Video8 8 mm yang ringkas pada tahun 1985.
Pada tahun itu, Panasonic , RCA dan Hitachi mulai memproduksi camcorder menggunakan
kaset VHS ukuran penuh dengan kapasitas tiga jam. Camcorder yang dipasang di bahu ini digunakan
oleh videofil , videografer industri, dan studio TV kampus. Camcorder ukuran penuh Super-VHS (S-
VHS) dirilis pada tahun 1987, menyediakan cara yang murah untuk mengumpulkan segmen berita
atau videografi lainnya. Sony memutakhirkan Video8, merilis Hi8 dalam persaingan dengan S-VHS.
Teknologi digital muncul dengan Sony D1 , perangkat yang merekam data yang tidak
terkompresi dan membutuhkan bandwidth dalam jumlah besar untuk waktunya. Pada tahun 1992
Ampex memperkenalkan DCT , format video digital pertama dengan kompresi data menggunakan
algoritma diskrit cosine transform yang ada di sebagian besar format video digital komersial. Pada
tahun 1995 Sony, JVC, Panasonic dan produsen kamera video lainnya meluncurkan DV , yang
menjadi standar de facto untuk produksi video rumahan, pembuatan film independen dan
jurnalisme warga . Tahun itu, Ikegami memperkenalkan Editcam (sistem perekaman video tanpa
tap pertama).
4. Multimedia SMK Negeri 1 Pungging Mojokerto | Zainul Arifin, S. Kom
Camcorder yang menggunakan media DVD populer pada pergantian abad ke-21 karena
kenyamanan untuk dapat memasukkan disk ke dalam DVD player keluarga; Namun, kemampuan
DVD, karena keterbatasan format, sebagian besar terbatas pada peralatan tingkat konsumen yang
ditargetkan untuk orang-orang yang tidak mungkin menghabiskan banyak upaya untuk mengedit
video rekaman video mereka.
1) Kamera Video Pertama.
Kamera video paling awal dikembangkan oleh John Logie Baird, berdasarkan mekanisme
piringan Nipkow digunakan dalam siaran percobaan antara 1920-30-an. Desain kamera yang
menngunakan komponen elektronika sepenuhnya berdasarkan kamera video tabung seperti
iconoscope Vladimir Zworykin dan image dissector Philo Farnsworth menggantikan sistem
Baird pada 1930.
2) Kamera Video Televisi.
Kamera video pertama yang digunakan untuk merekam gambar berwarna muncul di
studio televisi pada akhir 1950-an. Desain kamera video awal memanfaatkan tabung vakum
yang semakin lama menjadi semakin panas. Seiring perkembangan teknologi, ukuran tabung
menjadi semakin kecil sehingga ukuran kamera video pun semakin kecil. Akhirnya, tabung
pada kamera video digantikan dengan komponen solid-state dan kamera video televisi menjadi
sangat portabel. Berkat inovasi ini, kita sekarang dapat melihat berita langsung saat kejadian
dan mengabadikan video untuk dinikmati generasi mendatang.
5. Multimedia SMK Negeri 1 Pungging Mojokerto | Zainul Arifin, S. Kom
3) Camcorder.
Kamera Video portabel paling awalnya harus terhubung dengan mesin perekam agar
dapat bekerja. Walaupun hal mengakibatkan keterbatasan portabilitas kamera namun masih
memicu minat konsumen. Pada akhir 1970-an, pertarungan antara format kaset VHS dan
Betamax berada pada puncaknya dan kamera video yang dikembangkan untuk memilih salah
satunya sebagai format default.
Pada tahun 1982, Sony berhasil merilis kamera Betamax pertama untuk tujuan berita dan
mengantarkan pada era comcorder video portabel. Pada tahun 1983, Sony menyempurnakan
kamera Betamax untuk pasar konsumen dan melepasnya di pasaran. Pada tahun 1985,
Panasonic merilis camcorder VHS, serta ada juga format lain di pasaran seperti Video8 dan U-
Matic. Akhirnya fromat VHS mengalahkan Betamax dan Kaset Video camcorder dapat dijumpai
dengan mudah di rumah-rumah di seluruh dunia.
4) Kamera Video Digital.
Sony juga yang pertama kali merilis kamera video digital saat merilis kamera D1 pada
tahun 1986. Tetapi video untuk D1 itu berformat uncompressed, yang berarti bahwa video yang
dapat direkam pada sebuah kaset sangat terbatas. Pada tahun 1993, sebuah perusahaan
bernama Ampex merilis kamera video digital pertama dengan format video compressed yang
disebut DCT, sehingga meungkinkan satu kaset dapat merekam video hinga beberapa jam.
Terobosan dalam teknologi kompresi video membuka lebar-lebar keran produk dan
inovasi Sony, Panasonic, dan perusahaan teknologi lainnya. Kamera video semakin kecil dan
kualitas video semakin baik berkat teknologi digital.
6. Multimedia SMK Negeri 1 Pungging Mojokerto | Zainul Arifin, S. Kom
5) High-Definition.
Sebuah terobosan besar dalam teknologi kamera video terjadi pada tahun 2000 ketika
Sony mengembangkan format yang mendukung perekaman video definisi tinggi. Pada tahun
2003, format mini-tape diciptakan yang membantu perekaman gambar dengan definisi yang
lebih tinggi.
6) Teknologi Tanpa Kaset.
Pada tahun 2003, Sony merevolusi industri kamera video dengan mengeluarkan
perekam digital tapeless (tanpa kaset) paling pertama. Pada awalnya, Sony XDCAM berharga
sangat mahal dan penjualannya sangat lambat. Namun pada tahun 2006, Sony, Panasonic, dan
produsen teknologi lainnya telah mengembangkan format tapeless dengan harga terjangkau dan
tersedia untuk semua orang.
Sony dan Panasonic mengakibatkan teknologi video digital tapeless meroket, dan
teknologi itu segera disematkan ke ponsel dan perangkat komputasi mobile lainnya. Webcam
pertama diperkenalkan pada tahun 1991, tapi revolusi tapeless 2006 memungkinkan kamera
digital untuk diletakkan pada perangkat kecil seperti kartu kredit.
7) Kamera 3 Dimensi.
Pada tahun 2010, kamera video 3D pertama diperkenalkan, dan teknologi itu segera
disematkan pada ponsel juga. Teknologi video terbaru yang sedang banyak diperbincangkan
adalah Ultra High-Defibitioan atau 4k. Teknologi 4k atau UHD mampu menampilkan gambar
jauh lebih besar dan lebih jernih, tentu saja membutuhkan bit rate dan media penyimpanan yang
lebih besar pula. kini dengan kamera sekecil GoPro Hero 4 mampu merekam video dengan
resolusi 4k.
7. Multimedia SMK Negeri 1 Pungging Mojokerto | Zainul Arifin, S. Kom
1. Kamera studio.
Kamera studio biasanya berukuran sangat besar dan cukup berat untuk digunakan di
lapangan. Karena itu, dalam penggunaannya harus disertai dengan tripod. Untuk mendukung
pergerakan kamera, kaki tripod dipasang dengan roda yang disebut dengan dolly.
Selain tripod, kamera studio juga dikendalikan oleh pedestal studio yaitu sebuah kolom
tunggal yang terdapat dalam roda untuk mendukung kamera dan dikendalikan dengan
mekanisme hidrolik atau pnematik. Jika melihat ukuran serta berat kamera, maka kamera studio
umumnya ditujukan untuk operasional di dalam studio.
Setiap kamera studio dilengkapi dengan sebuah camera control unit atau CCU atau
disebut juga dengan remote control unit atau RCU. Camera control unit atau unit pengontrol
kamera adalah seperangkat alat yang mengendalikan atau mengontrol sinyal video yang dikirim
dari kamera dan biasanya ditempatkan dalam sebuah ruang kontrol atau the master room
control.
Camera control unit mengontrol banyak sinyal yang berasal dari kamera termasuk warna,
kontras, dan tingkat kecerahan. Di dalam ruang kontrol inilah para teknisi video mengendalikan
serta mengatur camera control unit untuk menyesuaikan sinyal dari masing-masing kamera
studio yang terlibat dalam proses pengambilan gambar.
8. Multimedia SMK Negeri 1 Pungging Mojokerto | Zainul Arifin, S. Kom
Kamera studio umumnya digunakan untuk berbagai program televisi yang dilakukan
dalam studio televisi dan membutuhkan lebih dari satu kamera atau multikamera seperti berita,
wawancara, pertunjukan panel, komersial, situation comedies atau sitcom, drama seri, dan
pertunjukan instruksional yang membutuhkan video berkualitas tinggi.
2. Kamera Lapangan.
Ketika kamera studio digunakan di lapangan untuk meliput berbagai kegiatan seperti
kegiatan olahraga maka kamera tersebut dinamakan kamera lapangan. Perbedaannya dengan
kamera studio adalah terletak pada jenis lensa yang digunakan.
Biasanya, kamera lapangan menggunakan lensa yang memiliki rasio zoom yang tinggi
dan berukuran lebih besar dibandingkan dengan lensa kamera studio. Di samping ukuran dan
berat, kamera lapangan juga dibekali dengan tripod yang berat.
3. Camcorder (Kamera HDV Camcorder – Sony_HDR-FX1E)
Camcorder atau camera dan recorder adalah kamera video portable yang dilengkapi
dengan videotape recorder atau alat perekam lainnya yang dipasang pada kamera untuk
membentuk satu unit kamera. Camcorder pada umumnya dapat dibawa, dan sebagian digunakan
9. Multimedia SMK Negeri 1 Pungging Mojokerto | Zainul Arifin, S. Kom
untuk produksi televisi siaran, film amatir, electronic news gathering (ENG) termasuk
didalamnya jurnalistik warga atau jurnalisme warga serta beberapa aplikasi lainnya.
Awalnya, camcorder menggunakan pita untuk merekam sinyal-sinyal kedalam kaset
video secara analog. Pada tahun 2006, proses perekaman video mulai beralih ke mode digital
dimana media penyimpanan pita digantikan oleh media penyimpanan baru seperti memori
internal dan kartu SD.
Secara umum, terdapat dua macam camcorder, yaitu camcorder besar dan camcorder
kecil. Camcorder besar memiliki ukuran sebahu yang dilengkapi dengan lensa zoom berkualitas
tinggi dengan rasio zoom tinggi. Camcorder besar juga memiliki tiga sensor CCD dan alat
perekam pada kartu memori yang terpasang pada hard drive. Ketika menggunakan camcorder
besar, kita dapat memilih lensa yang sesuai dengan tujuan pengambilan gambar. Lensa pada
camcorder besar memiliki kualitas optik yang lebih baik dan mekanisme zoom yang lebih
lembut.
Camcorder besar juga memiliki video manual dan kontrol audio, mengesampingkan sisi
otomatis, merupakan perangkat perekam yang baik, dan biasanya memiliki sistem pemrosesan
yang lebih baik dengan menghasilkan berbagai contoh warna yang lebih baik dan memastikan
warna-warna tersebut ketika melakukan pengambilan gambar dengan kondisi kurang cahaya.
10. Multimedia SMK Negeri 1 Pungging Mojokerto | Zainul Arifin, S. Kom
Sementara itu, pada camcorder kecil, lensa zoom terpasang pada kamera dan tidak dapat
ditukarkan dengan lensa kamera yang lain. Hal ini menimbulkan kesulitan ketika akan
mengambil gambar dengan sudut yang lebih lebar karena tidak bisa melakukan zoom lebih jauh
lagi. Mikrofon kamera pada camcorder kecil dipasang pada kamera.
4. HDV Camcorder (Kamera HDV Camcorder – Sony_HDR-FX1E).
High-definition-video camcorder atau HDV camcorder merupakan kamera video yang
memiliki kualitas tinggi. HDV camcorder memiliki lensa berkualitas tinggi, umumnya memiliki
tiga buah chip beresolusi tinggi.
Dengan lensa kualitas tinggi, dapat menghasilkan warna secara akurat serta gambar yang
tajam, chip menghasilkan native yang memiliki aspek rasio 16×9, serta memiliki alat perekam
video yang superior.
5. 3D Camcorder
Keberhasilan film 3D Avatar (2009) telah mendorong produksi dan pemasaran video tiga
dimensi secara masif. Melalui 3D camcorder, video dapat melakukan perekaman ke dalam
berbagai media yang berbeda dan disimpan dalam bentuk berkas digital. Salah satu contoh
kamera video 3D camcorder adalah HD C-SDT750 keluaran Panasonic.
11. Multimedia SMK Negeri 1 Pungging Mojokerto | Zainul Arifin, S. Kom
Prinsip dasar proyeksi gambar tiga dimensi adalah berdasarkan fakta bahwa kedua mata
manusia melihat sebuah scene dari berbagai sudut pandang. Ketika dimasukkan ke dalam otak,
kedua buah gambar menghasilkan gambar stereo yang memperkuat semua isyarat 3D lainnya
yang kita dapatkan. Untuk itu, kita membutuhkan dua kamera camcorder identik yang masing-
masing memiliki sensor CMOS untuk menggantikan kedua mata kita agar dapat melihat gambar
tiga dimensi. Kedua kamera dan lensa kembar dipasang ke dalam sebuah perangkat.
Kedua kamera mata baik kiri maupun kanan merekam sinyal HDTV pada memori internal
berkapasitas besar atau pada kartu SD. Kita dapat melihat gambar 3D melalui monitor tanpa
menggunakan kacamata 3D.
6. Kamera EFP
Kamera electronic field production atau kamera EFP adalah kamera berkualitas tinggi
yang memiliki kemiripan dengan kamera studio yang digunakan terutama pada beberapa
konfigurasi kamera. Kamera EFP hampir tidak pernah digunakan untuk electronic news
gathering (ENG) namun digunakan di luar studio untuk membuat film dokumenter, meliput
konser, serta olahraga. Seluruh pengambilan gambar ditujukan untuk pengeditan pasca
produksi.
12. Multimedia SMK Negeri 1 Pungging Mojokerto | Zainul Arifin, S. Kom
Kamera EFP dapat di bahu atau ditempatkan pada tripod. Kamera EFP dilengkapi lensa
zoom dengan panjang fokus yang sangat panjang. Kamera EFP tidak dapat merekam suatu
kejadian karena itu kamera EFP harus dihubungkan dengan perekam video eksternal.
Karena sebagian besar kamera EFP memiliki kualitas yang tinggi, kamera EFP seringkali juga
digunakan dalam studio dengan beberapa penyesuaian.
Ketika digunakan dalam studio, kamera EFP ditempatkan pada sebuah kerangka kamera
khusus, ditambah dengan lampu pencahayaan eksternal, serta menggunakan jendela bidik besar
yang terpasang pada kamera. Selain itu, zoom dan fokus dipindahkan ke pegangan panning dan
dihubungkan ke lensa melalui kabel servo. Lensa EFP umumnya juga diganti dengan sebuah
lensa zoom yang lebih sesuai dengan lingkungan studio. Keseluruhan kamera kemudian
dipasang pada alas studio. Dalam konfigurasi studio, sebagaimana kamera studio, kamera EFP
juga dikendalikan melalui camera control unit.
7. Kamera ENG.
Kamera electronic news gathering (ENG) awalnya dirancang untuk digunakan oleh
operator kamera berita dalam jurnalistik televisi. Namun kini, kamera ENG juga digunakan
untuk produksi video lainnya seperti pemutaran drama, dokumenter, pembuatan film, dan video
pelatihan perusahaan.
13. Multimedia SMK Negeri 1 Pungging Mojokerto | Zainul Arifin, S. Kom
Kamera ENG berukuran besar dan lebih berat dan biasanya dilengkapi dengan dudukan
kamera pada bahu agar kamera dapat ditempatkan di bahu operator kamera dengan baik.
Umumnya kamera ENG dibawa dengan menggunakan tangan sehingga memudahkan untuk
mengontrol lensa zoom bekerja.
Seperti kamera EFP, pada kamera ENG tidak terpasang alat perekam video. Kamera ENG
terhubung dengan remote control unit dan alat perekam eksternal. Meskipun kamera ENG dapat
beroperasi dengan menggunakan batere, akan jauh lebih baik apabila menggunakan power
supply yang berasal dari sumber eksternal. Hal ini dapat mencegah terjadinya low battery selama
proses pengambilan gambar.
Ketika berada pada situasi yang kritis, remote control unit dapat memberikan peluang
bagi operator video untuk mengesampingkan sirkuit otomatis pada kamera dan mengatur ulang
kamera agar dapat menampilkan kinerja yang lebih optimal dalam berbagai kondisi. Melalui
intercom headset, sutradara dapat memberikan instruksi kepada para operator kamera ketika
berlangsungnya proses pengambilan gambar.
14. Multimedia SMK Negeri 1 Pungging Mojokerto | Zainul Arifin, S. Kom
8. Kamera HDTV (Kamera HDTV-Bosch-KCM-125).
Kamera HDTV biasanya digunakan dalam studio dan di lapangan. Umumnya, kamera
HDTV menghasilkan gambar yang lebih tajam, warna yang lebih baik, dan lebih baik dalam hal
kontras antara gelap dan terang dibandingkan dengan kamera televisi standar.
Untuk mencapai gambar yang memiliki tingkat resolusi yang tinggi, HDTV tidak dapat
bergantung pada improvisasi sistem pemindaian melainkan membutuhkan CCD yang
berkualitas tinggi, lensa yang spesifik, alat pemrosesan sinyal, viewfinder, dan monitor yang
dapat mengakomodasi gambar secara horizontal dengan aspek rasio 16×9. Kamera HDTV
biasanya dihubungkan dengan alat perekam HDTV atau alat perekam yang telah terpasang pada
kamera seperti yang dimiliki oleh camcorder besar.
9. Kamera sinema elektronik.
Kamera sinema elektronik adalah kamera video HDTV atau camcorder yang memiliki
fitur sinematografis yang telah terpasang ataupun tidak. Beberapa dari kamera sinema
elektronik memiliki jendela bidik seperti tube yang menampilkan gambar monokrom beresolusi
tinggi dan/atau layar lebar panel datar eksternal yang beresolusi tinggi.
15. Multimedia SMK Negeri 1 Pungging Mojokerto | Zainul Arifin, S. Kom
Di depan lensa terdapat sebuah kotak yan dapat menahan beragam filter. Salah satu
kegunaan fitur kamera sinema elektronik dalam pembuatan film adalah beragamnya tingkatan
frames yang mungkin terjadi.
10.Kamera sinema digital.
Kamera sinema digital merupakan kamera HDTV super khusus atau camcorder yang dapat
menghasilkan gambar beresolusi tinggi secara ekstrem. Kamera sinema digital maksudnya kita
mengunakan sebuah kamera televisi digital atau camcorder untuk membuat film.
Kamera sinema digital memiliki sensor CMOS (complementary metal-oxide-
semiconductor) sangat tinggi. Kamera sinema digital dirancang mirip dengan kamera televisi
camcorder yang dapat menghasilkan gambar berkualitas tinggi.
16. Multimedia SMK Negeri 1 Pungging Mojokerto | Zainul Arifin, S. Kom
11.Kamera DSLR.
Kamera DSLR atau digital-single-lens reflex camera sejatinya dirancang untuk fotografi.
Dikarenakan kamera DSLR memiliki sensor yang tinggi dan dapat menghasilkan gambar yang
berkualitas, terkadang kamera DSLR digunakan juga untuk produksi video atau pembuatan film.
Resolusi yang tinggi dan disandingkan dengan memori kapasitas besar menjadikan
kamera DSLR sebuah kamera yang atraktif yang tidak hanya dapat digunakan dalam fotografi
melainkan juga pembuatan film.
Mereka yang menggunakan kamera DSLR untuk pembuatan video atau film tidak perlu
lensa khusus. Namun perlu dipahami bahwa penggunaan kamera DSLR untuk pembuatan film
dapat memberikan permasalahan tersendiri diantaranya adalah terkait dengan posisi
pengambilan gambar dan kualitas suara yang dihasilkan.
12.Telepon pintar atau smartphone.
Hampir semua orang kini memiliki smartphone atau telepon pintar. Seiring dengan
perkembangan teknologi, telepon pintar pun kini semakin pintar. Berbagai fitur disematkan ke
dalam telepon pintar guna memenuhi kebutuhan penggunanya akan hiburan, pekerjaan, hobi,
dan alin sebagainya.
17. Multimedia SMK Negeri 1 Pungging Mojokerto | Zainul Arifin, S. Kom
Salah satu fitur yang dimiliki kebanyakan telepon pintar adalah kamera video. Zaman
sekarang, orang tidak lagi tergantung pada kamera video yang ada untuk merekam berbagai
kejadian. Perlu dipahami bahwa hasil gambar yang dihasilkan melalui kamera video telepon
pintar tidaklah sebaik apabila kita menggunakan kamera video lainnya.
13.CCTV.
CCTV atau closed-circuit television umumnya menggunakan kamera pan tilt zoom (PTZ)
dan diperuntukkan bagi pengawasan dan/atau tujuan tertentu. Beberapa kamera CCTV
dirancang berukuran kecil, mudah disembunyikan, dan mampu beroperasi tanpa pengawasan.
Kamera CCTV umumnya digunakan dalam dunia industri atau ilmiah yang terkadang
berada dalam lingkungan yang tidak dapat diakses secara normal atau menimbulkan
ketidaknyaman bagi manusia, misalnya akibat radiasi, paparan racun kimia, suhu tinggi, dan
lain-lain.
18. Multimedia SMK Negeri 1 Pungging Mojokerto | Zainul Arifin, S. Kom
14.Kamera video khusus.
Kamera video khusus adalah kamera yang digunakan untuk tujuan penelitian ilmiah
misalnya penelitian kesehatan, penelitian robotik, satelit, dan lain sebagainya. Beberapa kamera
seringkali dirancang untuk radiasi tak tampak seperti infra merah atau sinar X.
1. Lensa menangkap gambar, lalu diteruskan ke bagian panel penangkap gambar. Penangkap
gambar atau biasa disebut sensor CCD -yang juga berfungsi sebagai view finder- mengirimkan
gambar ke LCD. Sementara pada kamera DSLR, gambar juga dilewatkan ke cermin pantulan yang
merefleksikan gambar ke jendela intip (eye finder).
2. Gambar yang ditangkap oleh lensa, dilewatkan pada filter warna yang kemudian akan ditangkap
oleh CCD atau sensor gambar. Jarak antara lensa dan sensor ini dikenal dengan istilah focal
length. Jarak ini pula yang akan menjadi faktor pengali pada lensa.
3. Tugas CCD adalah merubah sinyal analog (gambar yang ditangkap oleh lensa) menjadi sinyal
listrik. Pada CCD ini terdapat jutaan titik sensor yang dikenal dengan pixel
19. Multimedia SMK Negeri 1 Pungging Mojokerto | Zainul Arifin, S. Kom
4. Gambar yang ditangkap oleh sensor CCD diteruskan ke bagian pemroses gambar yang tugasnya
memproses semua data dari sensor CCD menjadi data digital berupa file format gambar, serta
melakukan proses kompresi sesuai format gambar yang dipilih (RAW, JPEG, dan sebagainya). Di
bagian ini selain chipset yang berperan, software (firmware) dari kamera yang bersangkutan
juga menentukan hasil akhir gambar.
5. Proses yang terakhir adalah mengirimkan hasil file gambar dalam format yang dipilih ke bagian
penyimpanan (storage) atau memory card.
6. Tahapan selanjutnya adalah proses yang dilakukan di luar kamera.
20. Multimedia SMK Negeri 1 Pungging Mojokerto | Zainul Arifin, S. Kom
KETERANGAN :
1. Cold Shoe atau bantalan
2. HDV/DV Interface i.Link, Input untuk memasukkan kabel i.Link yang digunakan untuk
perekaman video ataupun pemutaran video melalui VCR).
3. Lanc Blue, Digunakan untuk mengontrol transfer data video yang terhubung)
4. Headphone Jack
5. Tombol REC START/STOP.
6. Power zoom lever (Tombol untuk zooming).
7. Tombol Foto.
8. Power Switch (Tombol Power yang digunakan untuk memilih antara merekam video melalui
kaset/tape atau melalui Memory Stick Duo ketika menekan tombol hijau).
9. USB Jack.
10. Lampu Akses.
11. Memory Stick Duo slot (Wadah/tempat memasukkan memory stick duo).
21. Multimedia SMK Negeri 1 Pungging Mojokerto | Zainul Arifin, S. Kom
12. HDMI Out Jack (Digunakan untuk memasukkan kabel yang kemudian dihubungkan ke
Monitor/TV)
13. Tombol RESET (Digunakan untuk merestart semua pengaturan kecuali tanggal dan waktu)
14. Audio/Video Out Jack (Output untuk dihubungkan ke Monitor/TV)
15. Component Out Jack (Output penghubung pada kamera ke Monitor/TV)
KETERANGAN :
1. Eyecup.
2. View Finder, Untuk menampilkan gambar seperti pada LCD screen.
3. LCD Screen/Touch panel, Penampil gambar atau sebagai preview gambar yang ditangkap
kamera sekaligus sebagai penyettingan kamera.
4. LCD ON/OFF Switch, Digunakan untuk menghidupkan dan mematikan LCD screen.
5. Lens hood release lever, Untuk zooming/memperbesar gambar dengan memutar bagian
tersebut.
6. Viewfinder adjustment lever, Untuk mengatur pemfokusan viewfinder.
7. Hook Shoulder belt, Tempat memasang sabuk pembawa.
8. BATT RELEASE, Untuk melepaskan bterai dari slot-nya.
22. Multimedia SMK Negeri 1 Pungging Mojokerto | Zainul Arifin, S. Kom
9. Battery Pack.
10. Charge lamp, Lampu pengisian baterai.
11. DC in Jack, Tempat memasukkan charger baterai.
12. Tombol Manual, Tombol pengaturan manual (Fokus, Zoom, eksposure, dan sebagainya).
13. NightShot Switch, Switch untuk mengaktifkan perekaman ditempat gelap.
14. Tombol BackLight, Untuk mengatur exposure subjek backlight.
15. Tombol Info Display/Baterai.
16. Lampu Memory Mode.
17. Lampu Tape Mode.
18. Lampu Play/Edit Mode.
KETERANGAN :
1. Microphone.
2. Tempat Kaset.
3. Buka keluarkan zooming.
4. Lampu REC (Lampu ketika recording dilakukan).
23. Multimedia SMK Negeri 1 Pungging Mojokerto | Zainul Arifin, S. Kom
5. Lensa Kamera.
6. Infrared Port.
7. Sabuk Pengaman Pegangan.
8. RING (Untuk Zooming/perbesaran gambar).
9. Tripod Receptacle (tempat untuk memasang tripod).
Jenis kamera yang digunakan dalam film sangat beragam jenisnya, namun secara garis
besar kamera terbagi tiga yaitu :
a) Kamera foto (still photography).
Kamera foto menghasilkan gambar-gambar yang tidak bergerak (still single picture).
Bahan baku penyimpanan gambar berasal dari pita selluloid, sehingga setelah melakukan
perekaman harus diproses lagi dengan pemrosesan secara kimiawi. Contoh : kamera analog,
kamera digital.
b) Kamera film (cinema photography).
Kamera film memiliki bahan yang sama dengan kamera foto namun hasil yang
didapat berbeda, kamera film menghasilkan gambar yang bergerak atau biasa disebut still
motion. Contoh : kamera 8 mm, 16 mm, 35 mm.
c) Kamera video (video photography).
Untuk kamera vide sendiri memiliki persamaan dengan kamera film karena
menghasilkan gambar bergerak (still motion), namun yang membedakan yaitu bahan
bakunya yang berupa kaset video yang setelah pengambilan gambar hasilnya dapat langsung
24. Multimedia SMK Negeri 1 Pungging Mojokerto | Zainul Arifin, S. Kom
dilihat karena terjadinya gambar secara optis dan elektronis. Contoh : kamera Betacam,
MiniDV, HDCam.
Pada saat ini terdapat beragam jenis kamera yang beredar di pasaran. Ada banyak
aspek yang bisa dipertimbangkan dalam memilih kamera. Berikut adalah factor yang paling
sering digunakan dalam memilih kamera:
a) Kemudahan Pengoperasian.
Salah satu keputusan penting sebelum membeli kamera video untuk melihat bagaimana
alat ini dioperasikan. Kameramen tentu tidak ingin kehilangan momen menarik yang
ingin diabadikan hanya karena kamera membutuhkan beberapa kali tekanan tombol dan
beberapa menit untuk mulai merekamnya.
b) Format Hasil Rekaman.
Bagaimana hasil rekaman kamera video bisa dilihat? Apakah harus diserahkan terlebih
dahulu ke profesional untuk mengubahnya ke format yang bisa dilihat, atau langsung saja
plug ‘n play ke komputer atau TV dan hasilnya langsung kelihatan.
c) Resolusi Hasil Rekaman.
Kualitas gambar kamera video akan sangat ditentukan oleh kualitas resolusinya. Video
kamera memiliki berbagai macam resolusi yang digambarkan mulai dari VGA sampai
mega pixel. Sebagai perbandingan, layar monitor mungkin memiliki resolusi 640×480
atau 1024×768. Jika hasil rekaman adalah 352×288, maka untuk menampilkan full screen
di layar monitor harus menarik gambar sehingga tidak sesuai dengan ukuran aslinya dan
menjadi pecah.
d) Frame Per Second.
Kamera yang baik memiliki jumlah Frame per second (FPS) yang tinggi. FPS yang rendah
akan menyebabkan hasil rekaman video menjadi terputus-putus. Kamera video yang
25. Multimedia SMK Negeri 1 Pungging Mojokerto | Zainul Arifin, S. Kom
paling sederhana memiliki fps 15, hasilnya masih patah-patah. Sedangkan fps 25 sudah
cukup untuk dapat diikuti mata tanpa kelihatan terputus-putus dengan budget yang
paling sedikit.
e) Manual Atau Otomatis?
Kamera high end memiliki full manual control. Fokus manual kontrol, kendali eksposur
secara manual, manual white balance, manual tingkat audio DNS dan sebagainya. Kamera
ini juga dapat mengatur kontrol otomatis jika kameramen berada dalam situasi bergerak,
tetapi kontrol manual lebih disukai oleh videografer serius.
Dengan stabilitas di bahu, "zoom rocker control" yang berukuran besar, output
headphone yang dilangkapi dengan "volume control" memiliki fitur profesional yang
dapat membantu Anda mengambil gambar seperti profesional.
Kamera terdiri dari beberapa bagian. Secara umum, bagian kamera terdiri dari lensa,
tubuh kamera, dan Recorder (VCR). Secara spesifik, berikut adalah bagian-bagian pada kamera:
Sebelum kamera digunakan, perlu dilakukan serangkaian pemasangan, pengaturan dan
pengecekan peralatan sehingga pengambilan gambar dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum kamera digunakan:
a) Menyiapkan lensa, battery, dan media penyimpan.
Lensa kamera biasanya dilengkapi dengan tutup pelindung yang berfungsi untuk mencegah
debu mengotori kamera pada saat tidak digunakan. Lepaskan tutup lensa dengan cara
menariknya dengan hati-hati. Selanjutnya pastikan battery dengan daya yang cukup
terpasang dengan benar dan tidak goyang. Persiapan terakhir adalah memasang media
26. Multimedia SMK Negeri 1 Pungging Mojokerto | Zainul Arifin, S. Kom
penyimpanan. Pada kamera video, media penyimpanan berbentuk kartu memory. Pastikan
kartu memori dalam keadaan tidak terkunci sebelum dipasangkan ke kamera
b. Mengambil Kamera
Jika pengambilan gambar dilakukan dengan posisi handheld (tanpa menggunakan ripod),
maka biasakan mengambil dengan tangan kiri, agar lebih mudah jika akan dipanggul di bahu.
Tapi jika kamera nantinya akan dipasangkan di tripod, usahakan untuk mengambil kamera
dengan tangan kanan. Teknik pengambilan kamera ini mempermudah juru kamera saat akan
memposisikan kamera.
c. Setting Kamera
Dalam proses ini, pengesetan dilakukan melalui menu di kamera. Tidak semua menu setting
perlu diubah, karena ada beberapa yang sudah dibuat standar oleh pabrik. Setting yang paling
sering dilakukan pada sound dan speeed record. Untuk Audio, sebaiknya gunakan 16 bit,
sementara untuk speed record gunakan Standard Play (biasanya berdurasi 60 menit).Jika
dalam kondisi daruratm speed record bisa diubah ke Long Play dengan durasi 75 menit)
d. Cek & Ricek
Sebelum proses rekaman dimulai, pastikan melakukan cek dan ricek untuk perlengkapan
yang digunakan di dalam pengambilan gambar diantaranya:
- Apakah battery masih penuh atau belum dicharge (sebaiknya disediakan cadangan)
- Apakah mic tidak ada masalah
- Apakah tripod berfungsi dengan baik
- Apakah kabel sudah sesuai
- Apakah stok kaset tercukupi
- Apakah perlengkapan cahaya (lampu, reflector, lightmeter) berfungsi
- Apakah cadangan listrik tersedia dengan cukup
27. Multimedia SMK Negeri 1 Pungging Mojokerto | Zainul Arifin, S. Kom
- Apakah perlu mempersiapkan genset cadangan
- Apakah kabel audio video dalam kondisi bagus.
Peralatan pendukung kamera bervariasi sesuai dengan kebutuhan kameramen. Berikut
ini adalah alat-alat pendukung yang biasa digunakan dalam pengambilan gambar.
a) Tripod
Penyangga kamera dengan tiga kaki berfungsi untuk membuat kamera stabil sehingga
gambar yang diambil tidak bergoyang. Sebuah tripod mempunyai bagian-bagian sebagai
berikut:
Kamera dilekatkan dengan tripod melalui sebuat penampang kecil yang dapat dikunci
pada knob yang ada di bagian atas kamera.
Pergerakan kamera secara vertikal dan horizontal dilakukan dengan sebuah tungkai
handle.
b) Lampu.
Lampu diperlukan bila keadaan cahaya terlalu gelap, selain itu juga digunakan bila ingin
membuat efek tertentu yang diinginkan. Terdapat berbagai jenis lampu yang bisa digunakan
dalam produksi video. Jika memiliki dana yang terbatas, produksi video dapat memanfaatkan
lampu yang ada dengan dimodifikasi sedemikian rupa, misalnya lampu belajar. Jika ingin
memancarkan cahaya yang fokus dapay langsung diarahkan kepada objek, namun bila ingin
cahaya yang lembut dapat dilapisi dengan kain polos yang halus.
c) Reflector.
Alat ini berfungsi untuk memantulkan sumber cahaya dari alam atau lampu untuk
memberikan cahaya tambahan. Di pasaran, pemantul ini tersedia dalam berbagai warna
28. Multimedia SMK Negeri 1 Pungging Mojokerto | Zainul Arifin, S. Kom
(putih, emas, perak), namun jika kemampuan dana terbatas, reflektor bisa dibuat dari
selembar kain atau styrofoam.
d) Microphone.
Meskipun kamera sudah dilengkapi dengan microphone internal, juga disarankan untuk
memiliki microphone eksternal. Setiap microphone memiliki taraf hasil (level output) yang
berbeda, sehingga dalam situasi yang berbeda tentunya microphone yang dibutuhkan
berbeda pula.
e) Earphone.
Earphone digunakan untuk mendeteksi mutu suara yang dihasilkan oleh microphone.
Dengan menggunakan earphone, segera akan diketahui jika micrphone tidak berfungsi bagus
dan ada kerusakan suara.
Sebelum digunakan untuk mengambil gambar, beberapa aspek kamera perlu diuji
terlebih dahulu agar hasil pengambilan gambar sesuai dengan harapan. Nyalakan terlebih
dahulu kamera sebelum melakukan pengujian dengan Putar tombol mode pada saat menekan
tombol pembuka kunci (A) jika berubah dari OFF menjadi sejajar dengan indicator status
(B)
Setelah kamera menyala, lakukan pengujian untuk beberapa aspek berikut:
a) White Balance.
White balance bertujuan untuk mensosialisasikan lensa kamera dengan keadaan sekitar
objek perekaman. Hal ini dilakukan karena setiap tempat memiliki cuaca, kepekaan cahaya,
dan tekstur yang berbeda, sehingga dengan mengatur white balance akan didapatkan
gambar ideal yang sesuai dengan lingkungan bersangkutan.
29. Multimedia SMK Negeri 1 Pungging Mojokerto | Zainul Arifin, S. Kom
b) Focusing.
Focusing adalah usaha mencari gambar objek yang paling jauh dari semua objek dengan
ukuran gambar (frame size) paling dekat (extreme close up) dan memposisikan gambar
sejelas mungkin dengan memutar ring focus. Selanjutnya juru kamera bisa melakukan zoom
in – zoom out untuk mendapatkan variasi gambar yang diperlukan. Jika zoom digunakan
sebelum Focusing akan terjadi blur (out of focus) saat posisi zoom in berakhir di zoom out.
Para kameramen pemula biasanya menggunakan mode auto untuk white balance dan focus.
c) Zooming.
Zooming digunakan untuk memperbesar atau memperkecil objek tanpa memindah kamera.
Dalam tombol zoom terdapat dua pilihan yaitu Zoom In untuk memperbesar objek (T) dan
Zoom Out untuk memperkecil objek.
d) Microphone.
Penggunaan Microphome internal banyak digunakan terutama jika kondisi dana terbatas.
Atur saklar Audio In (CH1 dan CH2) hingga beralih ke posisi front. CH1 akan merekam audio
ke saluran kiri (L-Ch) sementara CH2 akan merekam audio ke saluran kanan (R-Ch).
Jika semua aspek tersebut dilakukan dengan baik dan sukses, maka proses
pengambilan gambar siap dilakukan.
Setelah proses pengambilan gambar selesai, kamera dapat dimatikan dengan cara
memutar tombol mode ke arah OFF.
Jika kamera sudah dimatikan, lepaskan kamera dari tripod dengan cara menggeser
kunci knob atas ke belakang sambil menarik kamera ke atas. Beberapa hal berikut harus
dipahami untuk merawat kamera agar awet dan tidak cepat rusak:
30. Multimedia SMK Negeri 1 Pungging Mojokerto | Zainul Arifin, S. Kom
a) Jika kamera digunakan dalam waktu yang lama, bodi kamera akan menjadi panas, namun ini
bukan gangguan.
b) Jauhkan kamera dari peralatan yang menghasilkan medan magnet seperti ponsel,
mikrowave oven, TV dan perlangkapan video game.
c) Jangan menggunakan kamera di dekat transmitter MULTIMEDIA atau kabel bertigangan
tinggi.
d) Jangan menyemprotkan pembasmi saranga atau zat kimia. Jika tersemprot zat kimia, bodi
kamera akan berubah bentuk dan lapisan permukaan akan terkelupas.
e) Jika menggunakan kamera di pantai atau di tempat yang berpasir, lindungi kamera agar
tidak basah dan berpasir.
f) Jangan sampai terantuk atau terjatuh.
g) Jangan menggunakan bensin, cat atau alkohol untuk membersikan kamera.
h) Bersihkan kamera dengan kain yang lembut dan kering.
i) Jika LCD kotor, bersikan dengan kain lembut dan kering.
j) Pengembunan dapat terjadi pada LCD monitor, lap dengan kain lembut dan kering.
k) Untuk membersikan viewfinder, terlibih dulu lepas viewfinder, lalu bersihkan. Jika debu
sulit dibersikan, gunakan kapas basah (jangan terlalu basah).
Setelah dipastikan bahwa selama digunakan sampai dimatikan kamera tidak
mengalami permasalahan, lepas battery dari kamera, kemudian pasang tutup pelindung lensa.
Terakhir masukkan kamera beserta perangkat pendukungnya ke dalam tas penyimpanan.