Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3), mulai dari pendahuluan, tujuan, manfaat, konsep, sejarah, dasar hukum, lambang, istilah, sumber bahaya, penyebab kecelakaan kerja, dan tindakan tidak aman yang dapat menyebabkan kecelakaan."
2. Pendahuluan
Setiap pekerjaan/aktifitas selalu ada risiko kegagalan
Salah satu risiko pekerjaan adalah kecelakaan kerja
(work accident), yang berakibat kerugian (loss).
Untuk itu perlu K3 yang harus terpadu semua orang
yang ada dalam lingkungan perusahaan/pekerjaan.
Degradasi keselamatan terjadi akibat transisi dari
masyarakat agraris (low risk society) menuju
masyarakat industri (high risk society).
3. Pendahuluan
Kecelakaan berdampak pada daya saing tingkat global.
Sebagian masyarakat merasa tidak memerlukan K3,
bahkan dianggap sebagai barang mewah.
PT Jamsostek mencatat selama 2022 terjadi sebanyak
265.334 kasus kecelakaan.
4. Mengutip data BPJS
Ketenagakerjaan ini, dapat
dilihat bahwa jumlah angka
kecelakaan kerja sejak pandemi
2020 hingga 2022 angkanya
meningkat berada disekitar 200
ribuan kasus. Dapat dilihat
bahwa pada tahun 2020 terjadi
sebanyak 221.740 kasus
kecelakaan kerja, sedangkan
pada 2021 ini menyentuh angka
234.270 kasus. Hingga
November 2022, angka
kecelakaan kerja pada tahun
kemarin mencapai 265.334
kasus.
5. Filosofi K3
• Filosofi dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
adalah melindungi keselamatan dan kesehatan para
pekerja dalam menjalankan pekerjaannya, melalui
upayaupaya pengendalian semua bentuk potensi bahaya
yang ada di lingkungan tempat kerjanya
6. Filosofi K3
• Bila semua potensi bahaya telah dikendalikan dan
memenuhi batas standar aman, maka akan memberikan
kontribusi terciptanya kondisi lingkungan kerja yang
aman, sehat, dan proses produksi menjadi lancar, yang
pada akhirnya akan dapat menekan risiko kerugian dan
berdampak terhadap peningkatan produktivitas.
7. Filosofi K3
Menurut International Association of Safety Professional,
Filosofi K3 terbagi menjadi 8 filosofi yaitu:
1. Safety is an ethical responsibility (Keselamatan adalah tanggung jawab etika)
2. Safety is a culture, not a program (Keselamatan adalah budaya, bukan
program)
3. Management is responsible (tanggung jawab manajeman)
4. Employee must be trained to work safety (karyawan wajib dilatih untuk
keselamatan kerja)
5. Safety is a condition of employment (keselamatan adalah syarat kerja)
6. All injuries are preventable (semua cedera bisa dicegah)
7. Safety program must be site specific (Program keselamatan harus ada tempat
khusus).
8. Safety is good business (keselamatan adalah bisnis yang baik)
8. Sejarah K3
1. Era revolusi industri (abad XVIII)
Pada era ini hal-hal yang turut mempengaruhi
perkembangan K3 adalah penggantian tenaga hewan
dengan mesin-mesin seperti mesin uap yang baru
ditemukan sebagai sumber energi
9. 2. Era industrialisasi
Sejak era revolusi industri di atas sampai dengan
pertengahan abad 20, penggunaan teknologi semakin
berkembang sehingga K3 juga mengikuti perkembangan
ini.
Perkembangan K3 mengikuti penggunaan teknologi
(APD, safety device, interlock, dan alat-alat pengaman)
Sejarah K3
10. 3. Era Manajemen
Keterpaduan semua unit-unit kerja seperti safety,
health dan masalah lingkungan dalam suatu sistem
manajemen juga menuntut adanya kualitas yang
terjamin baik dari aspek input proses dan output.
Hal ini ditunjukkan dengan munculnya standarstandar
internasional seperti ISO 9000, ISO 14000 dan ISO
18000.
Sejarah K3
12. 4. Era Mendatang
Perkembangan K3 pada masa yang akan datang tidak
hanya difokuskan pada permasalahan K3 yang ada
sebatas di lingkungan industri dan pekerja.
Perkembangan K3 mulai menyentuh aspek-aspek yang
sifatnya publik atau untuk masyarakat luas.
Sejarah K3
13. Konsep K3
1. Konsep lama
a. Kecelakaan merupakan nasib sial dan merupakan
risiko yang harus diterima.
b. Tidak perlu berusaha mencegah (takdir)
c. Masih banyak pengganti pekerja
d. Membutuhkan biaya yang cukup tinggi
e. Menjadi faktor penghambat produksi
14. Konsep K3
2. Konsep masa kini
a. Memandang kecelakaan bukan sebuah nasib.
b. Kecelakaan pasti ada penyebabnya sehingga dapat
dicegah
c. Penyebab: personal factors 80-85% dan
environmental factors 15 % sampai 20 %
d. Kecelakaan selalu menimbulkan kerugian
e. Peran pimpinan sangat penting & menentukan
15. Pengertian K3
Ditinjau dari keilmuan, keselamatan dan kesehatan kerja
diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan dan
Penerapannya dalam upaya mencegah kecelakaan,
kebakaran, peledakan, pencemaran, penyakit, dan
sebagainya
16. 1. Keselamatan (safety)
Keselamatan kerja diartikan sebagai upaya-upaya yang
ditujukan untuk melindungi pekerja; menjaga
keselamatan orang lain; melindungi peralatan, tempat
kerja dan bahan produksi; menjaga kelestarian
lingkungan hidup dan melancarkan proses produksi.
Pengertian K3
17. 2. Kesehatan (health)
Kesehatan diartikan sebagai derajat/tingkat keadaan fisik dan
psikologi individu (the degree of physiological and psychological
well being of the individual). Secara umum, pengertian dari
kesehatan adalah upaya-upaya yang ditujukan untuk
memperoleh kesehatan yang setinggi-tingginya dengan cara
mencegah dan memberantas penyakit yang diidap oleh pekerja,
mencegah kelelahan kerja, dan menciptakan lingkungan kerja
yang sehat.
Pengertian K3
18. Tujuan Penerapan K3
Tujuan utama dalam Penerapan K3 berdasarkan Undang
Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yaitu
antara lain :
1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga
kerja dan orang lain di tempat kerja.
2. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara
aman dan efisien.
3. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas nasional.
19. Manfaat K3
Manfaat K3 bagi Pekerja
Di lingkungan internal perusahaan, karyawan dapat :
1. memahami bahaya dan risiko pekerjaannya,
2. mencegah terjadinya kecelakaan kerja,
3. bertindak dalam situasi darurat, serta
4. melaksanakan hak dan kewajibannya berkaitan dengan
peraturan K3.
20. Lambang K3
Arti (Makna) Tanda Palang
Bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja
(PAK).
Arti (Makna) Roda Gigi
Bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani.
Arti (Makna) Warna Putih
Bersih dan suci.
Arti (Makna) Warna Hijau
Selamat, sehat dan
sejahtera.
Arti (Makna) 11 (sebelas) Gerigi Roda
Sebelas Bab Undang Undang No 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja
Bentuk lambang
berupa palang
berwarna hijau
dengan roda bergerigi
sebelas dengan warna
21. UU No 1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja
1.Tempat dimana dilakukan pekerjaan
bagi suatu usaha.
2.Adanya tenaga kerja yang bekerja di
sana.
3.Adanya bahaya kerja di tempat itu.
Dasar Hukum Penerapan K3 Di Tempat Kerja
22. Permenaker No 5 Tahun 1996 Tentang Sistem
Manajemen K3
Setiap perusahaan yang memperkerjakan 100
tenaga kerja atau lebih dan atau yang
mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan
oleh karakteristik proses atau bahan produksi
yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja
seperti peledakan, kebakaran, pencemaran
lingkungan dan penyakit akibat kerja (PAK).
Dasar Hukum Penerapan K3 Di Tempat Kerja
23. Permenaker No 4 Tahun 1987 Tentang
Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3)
1.Tempat kerja dimana pengusaha atau
pengurus memperkerjakan 100 orang atau
lebih.
2.Tempat kerja dimana pengusaha
memperkerjakan kurang dari 100 orang
tetapi menggunakan bahan, proses dan
instalasi yang memiliki resiko besar akan
terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan
dan pencemaran radio aktif.
Dasar Hukum Penerapan K3 Di Tempat Kerja
24. OBJEK PENGAWASAN K3
Setiap tempat kerja sebagaimana
dirumuskan dalam ketentuan pasal 2
ayat (2) Undang-undang No. 1 Tahun
1970 dimana didalamnya terdapat
sumber bahaya yg berkaitan dengan :
1. Keadaan mesin/ alat/ bahan
2. Lingkungan kerja
3. Sifat pekerjaan
4. Cara kerja
5. Proses produksi
25. Tujuan K3
Menyelamatkan karyawan, dari :
sakit, kesedihan, kehilangan masa depan, kehilangan gaji
/nafkah
Menyelamatkan keluarga, dari :
kesedihan, masa depan yg tak menentu, kehilangan pendapatan
Menyelamatkan perusahaan, dari :
kehilangan tenaga kerja, pengeluaran biaya akibat kecelakaan,
kehilangan waktu karena terhenti kegiatan, melatih atau
mengganti karyawan yang celaka, bahkan bisa sampai
terhentinya produksi
26. PRINSIP K3
1. Setiap pekerjaan bisa
dilakukan dengan selamat
2. Kecelakaan pasti ada
sebabnya
3. Penyebab kecelakaan
harus dicegah/ditiadakan
27. Bagaimana untuk bekerja dengan aman dan selamat?
1. Mengetahui pekerjaan yang
akan dilakukan
2. Mengetahui langkah/tahapan
pekerjaan tersebut
3. Mengetahui bahaya-bahaya
nya
4. Mengetahui cara
mengendalikan bahaya-bahaya
tersebut
28. Hazard atau bahaya adalah semua
sumber, situasi ataupun aktivitas yang
berpotensi menimbulkan cedera
(kecelakaan kerja) atau penyakit akibat
kerja.
ISTILAH DALAM K3
29. Risiko (risk) yaitu menyatakan
kemungkinan terjadinya kecelakaan atau
kerugian pada periode waktu tertentu
(Tarwaka,2008).
ISTILAH DALAM K3
30. Danger Merupakan tingkat bahaya dari
suatu kondisi dimana atau kapan muncul
sumber bahaya.
Danger adalah lawan dari aman atau
selamat
ISTILAH DALAM K3
31. Aman (safe) adalah suatu kondisi dimana
atau kapan munculnya sumber bahaya
telah dapat dikendalikan ke tingkat yang
memadai, dan ini adalah lawan dari
bahaya (danger).
ISTILAH DALAM K3
32. Hampir Celaka (Incident / Nearmiss)
Adalah suatu kejadian yang tidak kita
inginkan yang mungkin dapat
mengakibatkan kerugian terhadap
Manusia, Peralatan, Material dan
Lingkungan.
ISTILAH DALAM K3
33. Celaka (Accident) adalah Suatu kejadian
yang tidak diinginkan berakibat cedera
pada manusia, kerusakan barang,
gangguan terhadap pekerjaan dan
pencemaran lingkungan
ISTILAH DALAM K3
34. Pengertian
Semua sumber, situasi ataupun aktivitas
yang berpotensi menimbulkan cedera dan
atau penyakit akibat kerja (PAK).
Sumber
1. Manusia.
2. Mesin.
3. Material.
4. Metode.
5. Lingkungan.
Jenis
1. Tindakan.
2. Kondisi.
Sumber Bahaya K3
Faktor
1. Biologi (Bakteri, Virus, Jamur, Tanaman,
Binatang).
2. Kimia (Bahan/Material/Cairan/Gas/Uap/Debu
Beracun, Reaktif, Radioaktif, Mudah
Meledak/Terbakar, Iritan, Korosif).
3. Fisik/Mekanik (Ketinggian, Konstruksi,
Mesin/Alat/Kendaraan/Alat Berat, Ruang
Terbatas, Tekanan, Kebisingan, Suhu, Cahaya,
Listrik, Getaran, Radiasi).
4. Biomekanik (Gerakan Berulang, Postur/Posisi
Kerja, Pengangkutan Manual, Desain Tempat
Keja/Alat/Mesin).
5. Psikologi/Sosial (Stress, Kekerasan, Pelecehan,
Pengucilan, Lingkungan, Emosi Negatif).
35. Penyebab kecelakaan kerja
Secara umum penyebab kecelakaan kerja ada dua,
yaitu:
1. Unsafe Action (factor manusia / tindakan tidak
aman)
2. Unsafe Condition (factor lingkungan / kondisi tidak
aman)
36. Tindakan Tidak Aman (Unsafe Action)
adalah tindakan yang dapat membahayakan
pekerja itu sendiri maupun orang lain yang
dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan.
Sebagian besar kecelakaan terjadi karena
kelalaian /ketidaktahuan manusia/pekerja
dan sebagian kecil dikarenakan faktor lain.
41. Unsafe action (tindakan tidak aman)
Adalah suatu pelanggaran terhadap prosedur
keselamatan kerja yang memberikan peluang terhadap
terjadinya kecelakaan, contoh:
1. Tidak mengikuti metode kerja yang telah disetujui
2. Mengambil jalan pintas
3. Tidak menggunakan peralatan keselamatan
4. Kurang pendidikan
5. Kurang pengalaman
6. Salah pengertian trhadap suatu perintah
42. 7. Kurang terampil
8. Salah mengartikan SOP (sehingga mengakibatkan kesalahan
pemakaian alat kerja)
9. Menjalankan pekerjaan tanpa mempunyai kewenangan)
10.Menjalankan pekerjaan yang tidak sesuai
11. Ketidakseimbangan fisik pekerja
a. Posisi tubuh yang menyebabkan cepat lelah
b. Cacat fisik
c. Cacat Sementara
d. Kepekaan Indera terhadap sesuatu
43. 12. Pemakaian APD hanya berpura – pura
13. Mengangkat beban yang berlebihan
14. Bekerja berlebihan atau melebihi jam kerja
15. Pemuatan, penempatan, pencampuran secara berbahaya
16. Mengancam, menggoda, sembrono, bergurau, membuat
terkejut, mabuk dsb
44. 17. Sistem peringatan yang berlebihan
18.Sifat pekerjaan yang mengandung potensi bahaya
19. Tata letak / lay out area kerja yang kurang baik
20.Tidak ada prosedur operasional kerja
45. UNSAFE
ACTION
KURANG PENGETAHUAN.
KURANG KETRAMPILAN / PENGALAMAN
TIDAK ADA KEMAUAN
FAKTOR KELELAHAN
JENIS PEKERJAAN YANG TIDAK SESUAI
K E N A P A
P E R B U A T A N T I D A K
A M A N D I L A K U K A N ?
GANGGUAN MENTAL
KESALAHAN DALAM SIFAT DAN TINGKAH LAKU
MANUSIA
46. Kondisi Tidak Aman (Unsafe Condition)
merupakan suatu keadaan / kondisi
lingkungan kerja (umumnya tempat
kerja) yang ada di sekitar kita yang
memiliki potensi menyebabkan cidera
atau kecelakaan kerja serta kerusakaan
lainnya.
Kondisi Tidak Aman (Unsafe Condition)
47. UNSAFE CONDITION (KONDISI TIDAK AMAN)
Adalah suatu kondisi fisik atau keadaan yang
berbahaya yang mungkin dapat langsung
mengakibatkan terjadinya kecelakaan, contoh:
1. kekurangan peralatan yang aman, atau dengan perkataan
lain mesin-mesin tidak dirancang baik untuk dilengkapi
dengan alat pengamanan secukupnya.
2. Lingkungan kerja yang bising sehingga tenaga kerja tidak
mendengar isyarat bahaya.
48. UNSAFE CONDITION (KONDISI TIDAK AMAN)
3. Suhu ruangan buruk sehingga para pekerja jadi mudah letih
dan tak mampu lagi untuk berkonsentrasi terhadap tugas-
tugas yang ditanganinya,
4. kurang baiknya pengaturan sirkulasi udara menyebabkan
terkumpulnya uap beracun yang pada akhirnya
mengakibatkan kecelakaan.
5. Lantai licin sehingga mengakibatkan jatuhnya seseorang
59. KECELAKAAN KERJA
Kecelakaan Kerja adalah sesuatu yang
tidak terduga dan tidak diharapkan yang
dapat mengakibatkan kerugian harta
benda (Peralatan / Material), korban jiwa
/ luka / cacat (Manusia) maupun
pencemaran (Lingkungan).
Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan
yang terjadi akibat adanya hubungan
kerja, (terjadi karena suatu pekerjaan
atau melaksanakan pekerjaan).
60. Faktor penyebab Kecelakaan Kerja
1. Faktor manusia yang dipengaruhi oleh pengetahuan, ketrampilan, dan
sikap
2. Faktor material yang memiliki sifat dapat memunculkan kesehatan atau
keselamatan kerja
3. Faktor sumber bahaya yaitu:
a. Perbuatan berbahaya, hal ini terjadi misalnya karena metode kerja
yang salah, keletihan/kecapekan, sikap kerja yang tidak sesuai dan
sebagainya;
b. Kondisi/keadaan bahaya, yaitu keadaan yang tidak aman dari
keberadaan mesin atau peralatan, lingkungan, proses, sifat
pekerjaan
4. Faktor yang dihadapi, misalnya kurangnya pemeliharaan/ perawatan
mesin/peralatan sehingga tidak bisa bekerja dengan sempurna
61. Penyebab
Dasar
1. Kurangnya
Prosedur/A
turan.
2. Kurangnya
Sarana.
3. Kurangnya
Kesadaran.
4. Kurangnya
Kepatuhan
.
Penyebab
Tidak
Langsung
1. Faktor
Pekerjaan.
2. Faktor
Pribadi.
Penyebab
Langsung
1. Tindakan
Tidak
Aman.
2. Kondisi
Tidak
Aman.
Kecelakaan
Kerja
1. Kontak
Dengan
Bahaya.
2. Kegagalan
Fungsi.
Kerugian
1. Manusia (Cedera,
Keracunan, Cacat,
Kematian, PAK).
2. Mesin/Alat (Kerusakan
Mesin/Alat).
3. Material/Bahan
(Tercemar, Rusak,
Produk Gagal).
4. Lingkungan
(Tercemar, Rusak,
Bencana Alam).
Penyebab Kecelakaan Kerja
Teori Efek Domino – H.W. Heinrich
62. Piramida Kecelakaan Kerja
Setiap
Terjadi 1
10
30
600
Kecelakaan
Fatal/Kematian
Di dalamnya
terdapat
Kecelakaan Ringan
Sebelumnya
Yang di
dalamnya
terdapat
Insiden yang menimbulkan
kerusakan alat/bahan
sebelumnya
Nearmiss (hampir
celaka) Sebelumnya
Yang di
dalamnya
terdapat
2.00 Kondisi dan Tindakan Tidak
aman
63. Rp. 1 Juta
Biaya Langsung
1. Biaya Pengobatan & Perawatan.
2. Biaya Kompensasi (Asuransi).
Rp. 5 – 50 Juta
(Biaya Kerusakan Aset
Yang Tidak Diasuransikan)
Rp. 5 – 3Juta
(Biaya Lain-lain
Yang Tidak Diasuransikan)
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
7. Waktu untuk Investigasi.
8. Pembayaran Gaji untuk Waktu
Hilang .
9. Biaya Perekrutan dan Pelatihan.
10. Biaya Lembur.
11. Biaya Ekstra Pengawas.
12. Waktu untuk Administrasi.
13. Penurunan Kemampuan Tenaga Kerja
yang Kembali karena Cedera.
14. Kerugian Bisnis dan Nama Baik.
{
{
Kerugian Kecelakaan Kerja
Teori Gunung Es Kecelakaan
Kerja
Biaya Tidak Langsung
1. Kerusakan Bangunan.
2. Kerusakan Alat dan Mesin.
3. Kerusakan Produk dan Bahan/Material.
4. Gangguan/Terhentinya Produksi.
5. Biaya Administrasi.
6. Pengeluaran Sarana dan Prasarana
Darurat.
64. Klasifikasi Kecelakaan
Ada banyak standar yang menjelaskan referensi tentang
kode-kode kecelakaan kerja, salah satunya adalah
standar Australia AS 1885-1 tahun 1990, sebagai
berikut:
Jatuh dari atas ketinggian
Jatuh dari ketinggian yang sama
Menabrak objek dengan bagian tubuh
Terpajan oleh getaran mekanik
Tertabrak oleh objek yang bergerak
65. Klasifikasi Kecelakaan
Terpajan oleh suara keras tiba-tiba
Terpajan suara yang lama
Terpajan tekanan yang bervariasi (lebih dari suara)
Pergerakan berulang dengan pengangkatan otot
yang rendah
Otot tegang lainnya
66. Klasifikasi Kecelakaan
Ada banyak standar yang menjelaskan referensi tentang
kode-kode kecelakaan kerja, salah satunya adalah
standar Australia AS 1885- 1 tahun 1990, sebagai
berikut:
Kontak dengan listrik
Kontak atau terpajan dengan dingin atau panas
Terpajan radiasi
Kontak tunggal dengan bahan kimia
Kontak lainnya dengan bahan kimia
67. Klasifikasi Kecelakaan
Kontak dengan, atau terpajan faktor biologi
Terpajan faktor stress mental
Longsor atau runtuh
Kecelakaan kendaraan/Mobil
Lain-lain dan mekanisme cidera berganda atau
banyak
Mekanisme cidera yang tidak spesifik
68. Jenis 2 Kecelakaan Kerja
1.INDUSTRIAL ACCIDENT (Kecelakaan Industri) yaitu
Kecelakaan yang terjadi di tempat kerja karena ada
sumber bahaya atau bahaya kerja.
2.COMMUNITY ACCIDENT (Kecelakaan dalam
perjalanan) yaitu kecelakaan yang terjadi di luar tempat
kerja yang berkaitan dengan hubungan kerja.
107. APA YANG TERJADI
Sebab, Para korban tersebut
bekerja, dengan tujuan utamanya
adalah untuk memenuhi segala
impian dan harapan dari
keluarganya.
Karena Setelah terjadinya
kecelakaan ini, kemungkinan
impian dan harapan keluarga
terhadap korban akan pupus
108. “kecelakaan itu kan sudah
takdir…”
Pemikiran seperti ini salah satu
bagian dari kepasrahan, artinya
mengurungkan ide-ide pencegahan
terhadap kecelakaan kerja.
Padahal kita sebagai manusia telah
diberikan anugrah oleh Tuhan
yaitu akal pikiran untuk
memecahkan suatu permasalahan
Sementara di pihak organisasi / perusahaan
menganggap bahwa kecelakaan yang terjadi
merupakan “kesalahan” korban yang tidak
mengindahkan peraturan, tidak mengikuti
SOP, dll.
Paradigma “Blaming the person” ini yang
memandang bahwa faktor manusialah
sumber penyebab (root cause) kecelakaan
dan tidak melihat faktor kesalahan
manusia merupakan sebagai akibat
dari suatu keadaan.
109. Kerugian Akibat kecelakaan kerja
Setiap kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian, baik
itu kerugian material maupun fisik
1. Kerugian ekonomi
a. kerusakan alat/mesin, bahan dan bangunan
b. biaya pengobatan dan perawatan
c. tunjangan kecelakaan
d. jumlah dan mutu produk berkurang
e. kompensasi kecelakaan
f. penggantian tenaga kerja yang mengalami kecelakaan
110. 2. Kerugian non ekonomi
a. penderitaan korban dan keluarga
b. hilangnya waktu selama sakit, baik korban maupun
keluarga
c. aktivitas kerja berhenti sementara
d. hilangnya waktu kerja
e. hilangnya sumber pendapatan
111. 1. Kerugian langsung (Direct Loss)
a. biaya pengobatan dan kompensasi
kecelakaan mengakibatkan cedera, baik cedera
ringan,berat, cacat, maupun menimbulkan kematian.
Cedera ini mengakibatkan tidak mampu menjalankan
tugasnya dengan baik sehingga mempengaruhi
produktivitas
b. Kerusakan sarana produksi
kerugian langsung pada sarana produksi karena
kebakaran, peledakan, dan kerusakan
112. 2.Kerugian tidak langsung (Indirect Loss)
a.Kerugian jam kerja
akibat kecelakaan kegiatan berhenti sementara untuk
membantu korban yang cedera, penanggulangan kejadian,
perbaikan kerusakan atau penyelidikan kejadian. Kerugian jam
kerja akibat kecelakaan jumlahnya cukup besar yang dapat
mempengaruhi produktivitas
b.Kerugian produksi
perusahaan tidak dapat berproduksi sementara waktu sehingga
kehilangan peluang untuk mendapatkan keuntungan
113. c.Kerugian sosial
keluarga korban ikut menderita, apabila pekerja tidak mampu
bekerja atau meninggal, maka keluarga akan kehilangan sumber
kehidupan
d.Citra dan kepercayaan konsumen
Kecelakaan menimbulkan citra negatif bagi perusahaan karena
dinilai tidak peduli keselamatan, tidak aman, atau merusak
lingkungan sehingga berakibat buruk pada rendahnya keprcayaan
konsumen.
115. d@be's created 115
ORGANISASI K3 (P2K3)
•Seorang pimpinan
•Seorang Ahli K3,Teknisi, Operator,
•Dukungan Manajemen
•Prosedur , motivasi dan moral pekerja
MENEMUKANFAKTA& MASALAH
•Melalui Survey, Inspeksi, Investigasi
ANALISIS
Sebab utama masalah tsb, tingkat kekerapannya, lokasi, kaitannya dengan manusia maupun kondisi
0 PEMILIHAN/ PENETAPANALTERNATIF
•Sebab utama masalah tsb, tingkat kekerapannya, lokasi, kaitannya dengan manusia maupun kondisi
PELAKSANAANK3
METODE PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA
116. d@be's created 116
PERATURANPERUNDANG-UNDANGAN
• Ketentuan & syarat K3 mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, tehnik & teknologi
• Penerapan ketentuan & syarat K3 sejak tahap rekayasa
• Penyelenggaraan pengawasan & pemantauan pelaksanaan K3
STANDARISASI
• Standar K3 maju akan menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan K3
INSPEKSI / PEMERIKSAAN
• Suatu kegiatan pembuktian sejauh mana kondisi tempat kerja masih memenuhi ketentuan &
persayaratan K3
Langkah Penanggulangan Kecelakaan
Kerja
(Menurut ILO)
117. d@be's created 117
RISET TEKNIS, MEDIS, PSIKOLOGIS & STATISTIK
• Riset/penelitian untuk menunjang tingkat kemajuan bidang K3 sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan, tehnik & teknologi
PENDIDIKAN & LATIHAN
• Peningkatankesadaran, kualitas pengetahuan& ketrampilanK3 bagi TenagaKerja
PERSUASI
• Cara penyuluhan & pendekatan di bidang K3, bukan melalui penerapan & pemaksaan
melalui sanksi-sanksi
Langkah Penanggulangan Kecelakaan
Kerja
(Menurut ILO)
118. d@be's created 118
ASURANSI
• Insentif finansial utk meningkatkan pencegahan kecelakaan dengan pembayaran premi
yg lebihrendah terhadap perusahaan yang memenuhi syarat K3
PENERAPANK3 DI TEMPAT KERJA
• Langkah-langkah pengaplikasikan di tempat kerja dalam upaya memenuhi syarat-
syarat K3 di tempat kerja
Langkah Penanggulangan Kecelakaan
Kerja
(Menurut ILO)
120. KEHANDALAN Hirarki Pengendalian Resiko/Bahaya
Eliminasi Eliminasi Bahaya
Tempat kerja /
Pekerjaan Aman
(Mengurangi
Bahaya)
Substitusi
Penggantian
Alat/Mesin/Bahan/Tempat Kerja
yang Lebih Aman
Perancangan
Modifikasi Alat/Mesin/Tempat
Kerja yang Lebih Aman
Administrasi
Prosedur, Aturan, Pelatihan,
Durasi Kerja, Tanda Bahaya,
Rambu, Poster, Label
Tenaga Kerja
Aman
(Mengurangi
Paparan)
Alat Pelindung Diri
Menyediakan APD kepada Tenaga
Kerja
PERLINDUNGAN
Hierarki Pengendalian
121.
122. Tanda Larangan
Makna Rambu Di Tempat Kerja
Tanda Bahaya Tanda Kewajiban
Tanda Sarana
Darurat
Kebakaran
Tanda Sarana
Keselamatan,
P3K dan
Evakuasi Darurat
Tanda Sarana /
Fasilitas Umum
123. Label Kemasan Bahan Beracun Dan Berbahaya (B3)
Contoh Label Kemasan B3
GHS (Globally Harmonized System) – UN (United Nations)
Mudah Meledak Mudah
Menyala/Terbaka
r
Oksidator
Korosif Beracun Mengganggu
Pernafasan,
Pemicu Kamker
Pemicu Iritasi Gas Bertekanan Pencemar
Lingkungan
124. Label Transportasi Bahan Beracun Dan Berbahaya
(B3)
Sumber : DOT (Department Of Transportation) Amerika
125. LABEL PIPA
LABEL PIPA
LABEL PIPA
LABEL PIPA
LABEL PIPA
LABEL PIPA
LABEL PIPA
LABEL PIPA
LABEL PIPA
LABEL PIPA
LABEL PIPA
LABEL PIPA
Makna Label Dan Warna Perpipaan
Gas Bertekanan.
Bahan Mudah Terbakar.
Air Yang Dapat Diminum, Air Pendingin, Air
Umpan Boiler.
Bahan Beracun & Korosif.
Media Pemadam Kebakaran.
Bahan Mudah Menyala.
Sumber : ANSI (American National Standards Intitute) Amerika
128. Tanda Dan Makna Papan Informasi Di Tempat Kerja
Petunjuk K3 Informasi Umum /
Pengumuman
Informasi Bahaya
Pesan Umum Informasi Fasilitas
Radioaktif
Informasi Larangan
129. LABEL
LABEL
LABEL
LABEL
LABEL
LABEL
LABEL
Tanda, Makna Warna Dan Label Di Tempat Kerja
Batas Area Kerja, Batas Jalur.
Produk Jadi, Sarana Umum.
Bahan Baku, Sarana P3K, Keselamatan, Darurat dan
Evakuasi.
Barang Menunggu Diproses Lebih Lanjut (WIP).
Barang Cacat, Barang Tidak Terpakai, Tanda Berhenti.
Inventaris, Identitas Laci Penyimpanan, Rak, Peralatan,
dsj.
Area Terbatas Untuk Untuk Kepentingan Operasional.
Area Terbatas Untuk Untuk Kepentingan Keselamatan.
Zona Berbahaya.
Barang Inspeksi QC.
130. Pengertian
5R adalah cara/metode untuk
mengatur/mengelola/mengorganisir tempat kerja
menjadi tempat kerja yang lebih baik secara
berkelanjutan.
Tujuan
Untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas tempat kerja.
Manfaat
1. Meningkatkan produktivitas karena pengaturan tempat
kerja yang lebih efisien.
2.Meningkatkan kenyamanan karena tempat kerja selalu
bersih dan luas.
3.Mengurangi bahaya di tempat kerja karena kualitas
tempat kerja yang bagus/baik.
4.Menambah penghematan karena menghilangkan
pemborosan-pemborosan di tempat kerja.
Budaya 5R
131. Ringkas
1. Memilah barang yang diperlukan & yang tidak diperlukan.
2. Memilah barang yang sudah rusak dan barang yang masih dapat digunakan.
3. Memilah barang yang harus dibuang atau tidak.
4. Memilah barang yang sering digunakan atau jarang penggunaannya.
Rapi
1. Menata/mengurutkan peralatan/barang berdasarkan alur proses kerja.
2. Menata/mengurutkan peralatan/barang berdasarkan keseringan
penggunaannya, keseragaman, fungsi dan batas waktu.
3. Pengaturan tanda visual supaya peralatan/barang mudah ditemukan.
Resik
1. Membersihkan tempat kerja dari semua kotoran, debu dan sampah.
2. Menyediakan sarana dan prasarana kebersihan di tempat kerja.
3. Meminimalisir sumber-sumber sampah dan kotoran.
4. Memperbarui/memperbaiki tempat kerja yang sudah usang/rusak
(peremajaan).
Rawat
Mempertahankan 3 kondisi di atas dari waktu ke waktu.
Rajin
Mendisiplinkan diri untuk melakukan 4 hal di atas.
Langkah-Langkah Penerapan 5R
Penerapan Budaya 5R Di Tempat
Kerja
133. LOTO (Lockout – Tagout)
Pengertian
Suatu prosedur untuk menjamin
mesin/alat berbahaya secara tepat
telah dimatikan dan tidak akan menyala
kembali selama pekerjaan berbahaya
ataupun pekerjaan perbaikan dan
perawatan berlangsung sampai dengan
pekerjaan tersebut berakhir.
Prosedur Umum
1. Mengidentifikasi sumber energi.
2. Mengisolasi dan mematikan sumber
energi.
3. Mengunci dan memberi tanda
bahaya pada sumber energi.
4. Memastikan keefektifan isolasi
sumber energi.
Tanda LOTO Penerapan LOTO
Peralatan LOTO
134. Izin Pekerjaan Bahaya/Resiko Tinggi
1. Izin kerja diperlukan untuk
pekerjaan non-rutin yang
mengandung bahaya/resiko
tinggi di tempat kerja.
2. Izin kerja bertujuan untuk
memastikan bahwa semua
kegiatan/kondisi/lokasi aman
untuk dilangsungkannya
pekerjaan berbahaya/resiko
tinggi.
3. Pengurusan izin kerja
dilaksanakan oleh tenaga kerja
bersangkutan dengan petugas
K3 Perusahaan.
Pekerjaan :
1. Panas (pengelasan,
gerinda, dsj).
2. Ketinggian
(konstruksi/perbaikan di
ketinggian di atas 2 meter).
3. Listrik (arus besar).
4. Galian.
5. Penggunaan Alat Berat.
6. Perbaikan Tangki.
7. Perbaikan Perpipaan.
8. Ruang Terbatas.
135. Alat Pelindung Diri (APD)
Kelengkapan
wajib yang
digunakan saat
bekerja sesuai
dengan bahaya
dan resiko kerja
untuk menjaga
keselamatan
tenaga kerja itu
sendiri maupun
orang lain di
tempat kerja.
Pelindung Kepala Pelindung Mata dan Muka Pelindung Pendengaran
Pelindung Pernafasan Pelindung Tangan Pelindung Kaki
Pelindung Jatuh
Pelindung Tubuh
Pelampung
Rompi Nyala
Sabuk Keselamatan
Jas Hujan
136. Pana
s
Oksigen
Rantai
Reaks
i Bahan
Mudah
Terbakar
Api Dan Kebakaran
Pengertian Api
Api adalah suatu reaksi kimia (oksidasi)
cepat yang terbentuk dari 3 unsur (panas,
oksigen dan bahan mudah terbakar ) yang
menghasilkan panas dan cahaya.
Pengertian Kebakaran
Nyala api baik kecil maupun besar pada
tempat, situasi dan waktu yang tidak
dikehendaki yang bersifat merugikan dan
pada umumnya sulit dikendalikan.
Segitiga Api
137. Metode Pemadaman Api
Pendinginan
1. Menghilangkan unsur panas.
2. Menggunakan media bahan dasar air.
Isolasi
1. Menutup permukaan benda yang terbakar untuk menghalangi unsur O2
menyalakan api.
2. Menggunakan media serbuk ataupun busa.
Dilusi
1. Meniupkan gas inert untuk menghalangi unsur O2 menyalakan api.
2. Menggunakan media gas CO2.
Pemisahan
1. Memisahkan bahan mudah terbakar dari unsur api.
2. Memindahkan bahan-bahan mudah terbakar jauh dari jangkauan api.
Pemutusan
1. Memutus rantai reaksi api dengan menggunakan bahan tertentu untuk mengikat
radikal bebas pemicu rantai reaksi api.
2. Menggunakan bahan dasar Halon (Penggunaan Halon sekarang dilarang karena
menimbulkan efek rumah kaca).
138. A
B
C
D
K
Padat Non Logam
E
Klasifikasi Kebakaran
Kelas Kebakaran Media Pemadam
Gas/Uap/Cairan
Aliran Listrik
Logam
Bahan Radioaktif
Bahan Masakan
Air, Uap Air, Serbuk Kimia, Busa
Serbuk Kimia, CO2, Busa
Serbuk Kimia, CO2, Uap Air
Serbuk Kimia Sorium Klorida, Grafit, dsj
<Belum Diketahui Secara Spesifik>
Cairan Kimia, Serbuk Kimia, CO2
Sumber : National Fire Protection Association (NFPA) Amerika
139. Alat yang ringan serta mudah dilayani untuk satu
orang untuk memadamkan api pada mula terjadi
kebakaran.
Tabung Pemadam / APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
Petunjuk Penggunaan :
1. Tarik pin pengunci
tuas.
2. Arahkan selang ke
pusat api.
3. Tekan tuas pegangan
tabung pemadam.
4. Sapukan secara
merata.
Tanda Pemasangan APAR
Pemasangan Tanda APAR Pada Tiang Bagian-Bagian APAR
Tuas
Pin
Manometer
Selang
Nozzle / Corong
140. Berdasarkan Kelas Kebakaran
1. APAR Kelas A (Kebakaran Padat Non-Logam).
2. APAR Kelas B (Kebakaran Gas & Cairan Mudah Terbakar).
3. APAR Kelas C (Kebakaran Listrik).
4. APAR Kelas D (Kebakaran Logam).
5. APAR Kelas K (Kebakaran Bahan Masakan).
6. APAR Kombinasi (ABC, AB, BC, BK).
Berdasarkan Media Pemadam
APAR Air, APAR Uap Air, APAR Busa, APAR Serbuk Kimia Kering, APAR Cairan Kimia, APAR
Gas CO2, APAR Halon.
Berdasarkan Konstruksi
1. APAR Kartu Gas (Menggunakan tabung gas bertekanan yang dipasang di luar tabung
untuk mengeluarkan isi tabung APAR).
2. APAR Tekanan Tetap (Gas bertekanan untuk mengeluarkan isi APAR dijadikan satu
dengan tabung APAR).
Berdasarkan Penempatan
APAR Gantung dan APAR Troli (dengan roda dorong).
Berdasarkan Kapasitas
APAR 0.6 kg s.d 90kg.
Jenis-jenis Tabung Pemadam / APAR
APAR Kartu Gas
APAR Tekanan Tetap
141. Hidran
Hidran digunakan untuk mengatasi kebakaran besar
dengan sistem serupa keran air dengan tekanan air
yang tinggi.
Penggunaan hidran sebagai pemadaman kebakaran
harus memastikan bahwa aliran listrik dimatikan
supaya tidak membahayakan petugas pemadam.
Formasi Penggunaan Hidran
Perlengkapan Hidran Pilar Hidran Nozzle
142. 1. Menulis dan memasang semua syarat keselamatan
kerja yang diwajibkan pada tempat-tempat yang
mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk
pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja
yang dipimpinnya.
2. Memasang semua gambar keselamatan kerja yang
diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya
pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca
menurut petunjuk pegawai pengawas atau Ahli K3
di tempat kerja yang dipimpinnya.
3. Menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) yang
diwajibkan pada tenaga kerja yang dipimpin
maupun orang lain yang memasuki tempat kerja
disertai petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut
Kewajiban Pengusaha (Pengurus)
Undang-Undang No 1 Tahun
1970 tentang Keselamatan
Kerja pasal 14
143. 1. Memberi keterangan yang benar apabila
diminta pegawai pengawas/keselamatan kerja.
2. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang
diwajibkan.
3. Memenuhi dan menaati semua syarat-syarat K3
yang diwajibkan.
4. Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan
semua syarat-syarat K3 yang diwajibkan.
5. Menyatakan keberatan kerja dimana syarat K3
dan APD yang diwajibkan diragukan olehnya
kecuali dalam hal khusus ditentukan lain oleh
pegawai pengawas dalam batas yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Kewajiban Tenaga Kerja
Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja pasal 12
144. 1. Mencegah & mengurangi kecelakaan kerja.
2. Mencegah, mengurangi & memadamkan
kebakaran.
3. Mencegah & mengurangi bahaya peledakan.
4. Memberi jalur evakuasi keadaan darurat.
5. Memberi P3K.
6. Memberi APD pada tenaga kerja.
7. Mencegah & mengendalikan timbulnya penyebaran
suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas,
radiasi, kebisingan & getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan Penyakit Akibat
Kerja (PAK) dan keracunan.
9. Penerangan yang cukup dan sesuai.
Syarat Dasar K3
Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja pasal 3
145. 10. Suhu dan kelembaban udara yang baik.
11. Menyediakan ventilasi yang cukup.
12. Memelihara kebersihan, kesehatan & ketertiban.
13. Keserasian tenaga kerja, peralatan, lingkungan, cara &
proses kerja.
14. Mengamankan & memperlancar pengangkutan manusia,
binatang, tanaman & barang.
15. Mengamankan & memelihara segala jenis bangunan.
16. Mengamankan & memperlancar bongkar muat,
perlakuan & penyimpanan barang.
17. Mencegah tekena aliran listrik berbahaya.
18. Menyesuaikan & menyempurnakan keselamatan
pekerjaan yang resikonya bertambah tinggi.
Syarat Dasar K3 (Selesai)
Undang-Undang No 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja pasal 3