Berikut ringkasan singkat dari dokumen tersebut dalam 3 kalimat:
1. Dokumen tersebut membahas proyek pemanfaatan sampah untuk pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) di TPST Bantargebang yang diresmikan beberapa hari lalu.
2. PLTSa tersebut dapat mengolah 100 ton sampah per hari dan menghasilkan listrik sebesar 750 kWh, namun kontribusinya masih kecil dibanding jumlah sampah Jakarta yang mas
1. Page 1 of 10
BioTani Indonesia
Kamis, 28 Maret 2019
Proyek Pritilan Untuk Kurangi Sampah Jakarta?
Seberapa Banyakah Sampah Jakarta Terkurangi
Dengan Adanya Unit-unit Kecil?
Oleh: Riza V. Tjahjadi
biotani@gmail.com
Sampah Jakarta tak juga semakin berkurang; bahkan mungkin bertambah
jumlahnya masuk ke TPST Bantargebang Bekasi Jawa Barat. Karena sejak
2016/2017 silam data hanya menunjuk kepada 7 ribuan ton per hari sampah Jakarta
masuk ke TPST Bantargebang Bekasi Jawa Barat. Sebaliknya pada sisi lain,
semakin bertambah uji coba pemanfaatan sampah bagi pembangkitan tenaga listrik
(PLTSa) cuma skalanya kecil. seolah tak cukup bermakna.
Simak penelusuran saya di bawah ini:
Tim pemantau sampah Dewan Pengarah dan Pertimbangan Pengelolaan Sampah
Nasional (DP3SN) dalam kunjungan ke TPST Bantargebang Bekasi pada 6 Oktober
2017 mendapat presentasi info Rencana Ke Depan oleh Kepala Pengelola
Swakelola TPST Bg, Pak Asep K, di antaranya: Menjalin kerjasama dengan BPPT
untuk membangun incinerator secara kecil sebagai pilot project [...] Revitalisasi
power house untuk meningkatkan energi listrik yang dihasilkan.
Naah... Saya bertanya: Bagaimanakah statusnya saat ini?
Sudah operasionalkah rencana (hampir) dua tahun lalu itu?
Lalu, jika digabung dengan PLTSa Merah Putih yang baru.diresmikan beberapa hari
lalu berapa ton sampah termanfaatkan, termasuk gas metana untuk power house
nontermal?
Seberapa signifikankah unit-unit pemanfaat sampah skala kecil ini mengurangi
sampah Jakarta setiap harinya?
Mohon pencerahan jika ada di antara anda yang mengolah datanya; dan mohon
berbagi di grup ini.
2. Page 2 of 10
NB: Grup ini maksudnya:Grup WA Kaukus Lingkungan KLHK, dan Grup WA DP3SN
4. Page 4 of 10
Sebagian kegiatan Tim Pemantau DP3SN dengan kepada TPST Bantargebang
Asep Kuswandi pada 6 Oktober 2017 yl.
5. Page 5 of 10
Tanggapan
[28/3 13.02] Bagong suyoto:
http://fokusberitanasional.com/index.php/2019/03/25/tiga-kementerian-negara-
resmikan-pltsa-tpst-bantargebang/
Isinya
TigaKementerian Negara ResmikanPLTSa TPST
Bantargebang
Posted by A. Uban | Mar 25, 2019 | BeritaNasional | 0 |
BEKASI | FOKUS BERITA NASIONAL – Pada hari Senin, 25 Maret 2019 merupakan moment
bersejarah peresmian PLTSa pengolahan Sampah Proses Termal. Peresmian dilakukan Menko
Maritim Luhut Binsar Panjaitan bersama Menteri Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Mohamad Nasir dan Menteri lingkungan Hidup dan Kehutanan diwakili Ditjen PSLB3, Kepala BPPT,
juga ada Asisten Gubernur DKI bidang Pembangunan, Walikota Bekasi, WalikotaTangerang.
PLTSa tersebut merupakan proyek kerjasama antara BPPT dengan Pemprov DKI tahun anggaran
2018. Dalam leaflet diliris BPPT menyebutkan, bahwa proyek ini didorong implementasinya dengan
keluarnya Perpres No. 35/2018, serta masuk dalam percepatan proyek strategis nasional (Perpres No.
58/2017), sebagai upaya pemecahan masalah sampah perkotaan di Indonesia. Dalam Jakstranas
6. Page 6 of 10
(Perpres No. 97/2017), BPPT ditugaskan sebagain executing agency dalam membuat norma, standard
dan criteria teknologi pengolahan sampah. Untuk meningkatkan kapasitas dalam pengolahan sampah
proses termal telah dibangun pilot project Pengolahan Sampah Proses Termal (PLTSa) kapasitas 100
ton/hari.
Tujuan pilot project ini sebagai learning centre dalam inovasi pengolahan sampah. Merupakan salah
satu proyek yang ditunggu sejumlah stakeholders di Indonesia. Hal ini harus dibuktikan, bahwa mesin
teknologi termal alias incinerator dapat dioperasikan secara mapan dan mampu mengurangi sampah
100 ton/hari. Di samping itu akan mengasilkan listrik sekitar 750 kwh (7,5 kWh/ton).
BPPT menyatakan, bahwa sistem pengendalian gas buang dimulai sejak pengaturan 3T (time,
temperature dan turbulence) di zona pembakaran untuk mencegah pembentukan dioxin dan NOx.
Kemudian gas buang akan diturunkan suhunya secara mendadak dengar air di quencher guna
mencegah terbentuknya dioksin melalui proses de novo serta mengurangi emisi partikulat.
Selanjutnya gas buang akan diinjeksi dengan lime menetralkan gas-gas asam (HCL, HF, dll) dan
karbon aktif untuk menangkap dioksin dan logam berat, seperti Hg dan Cd. Selanjutnya gas buang
akan dilewatkan baghouse filter untuk menyaring berbagai partikulat (fly ash) serta material kimia
lainnya. Parameter emisi gas buang wajib memenuhi baku mutu sesuai sesuai Permen KLHK No.
70/2016.
7. Page 7 of 10
Pilot project PLTSa ini mungkin semakin populer di kalangan eksekutif, legislatif, kaum terpelajar,
aktivis lingkungan dan persampahan serta pengusaha. Berbeda masyarakat sekitar TPST
Bantargebang. Mereka belum tahu dampak-dampak terhadap lingkungan dan kesehatannya. Dan
sesungguhnya dengan adanya PLTSa apa manfaatnya buat masyarakat sekitar? Dengan hadirnya
teknologi termal sebagai teknologi baru masyarakat perlu tahu. Maka butuh advokasi berkelanjutan
untuk masyarakat sekitar, pelapak dan pemulung.
Secara luas masyarakat DKI Jakarta juga harus diadvokasi tentang pengolahan sampah dengan
teknologi termal. Agar masyarakat DKI mendukung berfungsinya tekologi baru tersebut. Baik
perilaku, budaya maupun infrastruktur mendukung berjalannya teknologi termal atau PLTSA.
Mungkin DKI akan membangun PLTSa untuk skala lebih besar kapasitas 1.500-2.000 ton/hari.
Artinya persiapannya lebih berat dan matang, termasuk penyiapan sosial budayanya. Pasti ini sangat
berat dan butuh waktu puluhan tahun.
8. Page 8 of 10
Namun demikian, pilot project PLTSa Bantargebang harus berhasil, mesti dapat membuktikan
keunggulan teknologi termal tersebut. Jika berhenti di tengah jalan atau tidak berjalan sesuai target
yang ditetapkan, apalagi gagal akan timbulkan image buruk dan akan muncul kritik yang luar biasa
pedas.
BagongSuyoto, Ketua Umum Asosiasi Pelapak dan Pemulung Indonesia (APPI), Ketua Koalisi
Persampahan Nasional (KPNAS) dan Anggota Pengarah dan Pertimbangan Pengolahan Sampah
Nasional (DP3SN) menyampaikan kepada focus berita nasional.com. Senin (25/3/2019).
Kita tunggu proses dan perjalanan PLTSa Bantargebang yang akan mengolah sampah 100 ton/hari.
Berarti 100 ton/hari sampah berkurang di TPST Bantargebang tak sebanding dengan sampah yang
masuk 7.200-7.500 ton/hari. Keberhasilan hari ini masih sangat kecil dalam pertaruhan yang sangat
besar dan penuh resiko. Hanya waktu yang menjawabnya secara obyektif dan valid. (Red-FBN)
[28/3 13.03] Bagong suyoto: Tolong info terbaru ttgPLTSa BG dibaca dulu Mas
Riza, mungkin ada sesuatu yg tersembunyi
[28/3 13.07] rizavalentino29: ✍� tapi parsialya? Data terkait PLTSa nontermal (dulu
produksi PT NOEL) nihil gak ada di berita itu.
[28/3 13.08] rizavalentino29: Pak Asep K monggo diimbuhkan datanya
9. Page 9 of 10
Asep Kuswandi
[28/3 20.01] +62 811-869-709: Utk PLTSa yg kemarin diresmikan memang berbeda
dgn yg dikelola oleh PT. NOEI. Jd skrg di TPST Bantargebang sdh ada 2 pembangkit
listrik pak.
[28/3 20.04] +62 811-869-709: PLTSa yg kemarin diresmikan dibangun oleh BPPT,
yg mrpkan kerjasama antara Pemprov DKI dgn BPPT. PLTSa tsb dinamakan PLTSa
Merah Putih.
[28/3 20.17] rizavalentino29: total sampah yang terserap Pak. Dan total MW yang
dihasilkan?
Atau bagaimana hitung-hitungannya kumulatif energi listrik dari area sampah TPST
Bg?
So..? Realitasnya adalah ujicoba teknologi (baru) di Indonesia untuk sampah rumah
tangga dan campurannya, tetapi tidak bermakna signifikan mengurangi hadirnya
sampah Jakarta setiap harinya di TPST Bantargebang Bekasi Jawa Barat.
Sekadar info tambahan latar belakang:
TPST Bantargebang dikelola oleh PT Godang Tua Jaya joint operation (JO) PT
Navigat Organic Energy Indonesia, Sindicatum Carbon Capital Inggris, Organic
International Ltd. (PT NOEL). Karenanya di situ terdapat Pembangkit Listrik Tenaga
Sampah (PLTSa) dengan pendekatan nontermal berkapasitas 26 MW dan
melakukan pendekatan Clean Development Mechanism (CDM) dalam kerangka
Kyoto Protocol sebagai antipasi pengurangan dampak perubahan iklim global.
Keduanya gatot, alias gagal total. Pada pantauan Tim DP3SN 6 Oktober 2017 saya
mendapat info dari petugas bahwa daya yang dihasilkan berkisar 3-4 MW saja.
Adapun, melihat lagi ke belakang, CDM yang pernah diupayakan oleh pengelola
(2008-2016) dengan PT Pertamina, mitra hitam-putihnya, sudah gatot, gagal
total,sama sekali tidak bisa direalisasikan tanpa penjelasan utuh dari PT GTJ
(Tjahjadi 2015).
Simak foto kilas balik 2016 PLTSa Nontermal PT NOEL (bawah). PLTSa ini pernah
jadi andalan saya untuk promosi teknologi bersih terbarukan ke KSP pada januari
2016 yl.
10. Page 10 of 10
biotani/promosikan pltsa noninsinerator ke jokowi kpn walhijakarta terlambat
https://www.slideshare.net/biotani/promosikan-pltsa-noninsinerator-ke-jokowi-kpn-
walhi-jakarta-terlambat
Published on Mar 6, 2017