Konsep Carrying Capacity tak diperlukan dalam pariwisata [berkelanjutan] berdurasi singkat di pulau kecil tanggapan untuk Riset Pariwisata Berkelanjutan STP Sahid & Walhi Jakarta
Konsep Carrying Capacity tak diperlukan dalam pariwisata [berkelanjutan] berdurasi singkat di pulau kecil
1. Page 1 of 17
Konsep Carrying Capacity tidak diperlukan dalam
pariwisata [berkelanjutan] berdurasi singkat di pulau kecil1
oleh: Riza V. Tjahjadi2
Walhi Jakarta/ Biotani Bahari Indonesia
Dalam usulan pengajuan dana hibah untuk program Pengembangan
Pariwisata Berkelanjutan yang diajukan oleh Sekolah Tinggi Pariwisata
Sahid bermitra dengan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI)
Jakarta – judul resminya Strategi Pengembangan Pariwisata
Berkelanjutan (Sustainable Tourism) Kawasan Wisata Kepulauan Seribu
Sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (23 Juni 2015)
tercantum bahwa Carrying Capacity menjadi salah satu prinisp dalam
pariwisata yang berdimensi berkelanjutan.
2.2.3. Carrying Capacity
Kapasitas adalah daya atau kapasitas perusahaan untuk menggunakan
sumber daya yang diintegrasikan dengan tujuan untuk mencapat tujuan
akhir yang diinginkan (Hitt, Ireland & Hoskisson et.al, 2007:112).
Daya dukung mengantisipasi dampak negatif pengembangan
pariwisata, maka perlu pendekatan pengelolaan pariwisata dimana
tingkat kunjungan, kegiatan dan aktivitas wisatawan pada satu lokasi
dikelola dengan batas-batas yang dapat diterima. Tidak semua lokasi di
satu wilayah dapat diperlakukan sama untuk pengembangan pariwisata.
Faktor kerentanan ekosistem beserta kelangkaan flora dan faunanya,
ketahanan budaya lokal, serta luas kawasan wisata menjadi ukuran
penting dalam menentukan batas kewajaran pengembangan sarana dan
prasarana, jumlah pengunjung, aktivitas pendukung, serta jenis atraksi
yang diperbolehkan dalam penyelenggaraan pariwisata (Departemen
Kebudayaan dan Pariwisata & WWF Indonesia, 2009:7).
(hal 11-12)
Lebih lanjut, dan diperluas oleh STP Sahid:
Daya dukung (carrying capacity) merupakan suatu konsep yang
mengukur tingkat penggunaan pengunjung terhadap terjaminnya
1
Makalah diskusi
2
Peneliti senior di Walhi Jakarta
2. Page 2 of 17
keberlangsungan sebuah destinasi. Beberapa konsep daya dukung
yang bermanfaat dalam perencanaan pariwisata, yaitu:
1) Management capacity, yaitu kemampuan jumlah wisatawan yang
dapat dikelola oleh manajemen kawasan wisata tanpa menimbulkan
masalah administratif, manajemen, ekonomis, serta pelayanan terhadap
wisatawan.
2) Phisical capacity, yaitu kapasitas fisik termasuk sarana dan prasarana
yang mampu mengakomodasi jumlah wisatawan tanpa menimbulkan
masalah dari segi kelancaran wisatawan dalam menikmati kawasan
wisata baik kualitas fisik maupun luasnya sarana dan prasarana.
3) Enviromental capacity, yaitu jumlah wisatawan yang dapat
diakomodasi sehingga tidak menimbulkan kerusakan lingkungan dan
ekosistem.
4) Economic capacity, jumlah wisatawan yang bisa didatangkan
sebelum masyarakat lokal mulai merasakan masalah ekonomi yang
ditimbulkan, misalnya kenaikan harga tanah dan rumah.
5) Social capacity, jumlah penduduk maksimal, dimana jumlah yang
lebih banyak bisa menyebabkan kerusakan budaya yang sulit dipulihkan
kembali.
6) Infrastructur capacity, jumlah wisatawan yang dapat diakomodasi oleh
infrastruktur suatu destinasi.
7) Perceptual capacity, jumlah orang yang bisa dilayani oleh suatu
destinasi sebelum pengalaman berwisata berkurang (Dewi, 2011:110-
112). (hal 12)3
Carrying capacity dalam khasanah batasan yang dikenal umum dapat
disebut juga sebagai kemampuan lingkungan (ekosistem) dalam
mendukung kehidupan semua makhluk yang ada di dalamnya secara
berkelanjutan. Kalimat lainnya ialah Carrying capacity atau daya
dukung adalah jumlah maksimum individu yang dapat didukung atau
dilayani oleh sumber daya yang ada di dalam suatu ekosistem.
3
PROPOSAL RISET. Program Bantuan Dana Riset Inovatif-Produktif Lembaga Pengelola
Dana Pendidikan (RISPRO LPDP) Judul Riset : Strategi Pengembangan Pariwisata
Berkelanjutan (Sustainable Tourism) Kawasan Wisata Kepulauan Seribu Sebagai Kawasan
Strategis Pariwisata Nasional Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Kementerian Keuangan
Tahun 2015.
3. Page 3 of 17
Carrying capacity, menurut Harisman Simangunsong (2014) ,
dipengaruhi oleh tiga faktor:
1) jumlah sumber (makanan) yang tersedia di dalam ekosistem tersebut
2) jumlah populasi
3) jumlah sumber (makanan) yang dikonsumsi oleh setiap individu.
Karenanya, carrying capacity suatu ekosistem akan mempengaruhi
semua yang berada atau hidup di dalam ekosistem tersebut. Untuk
tujuan memudahkan, batasan mengenai carrying capacity atau daya
dukung dapat diilustrasikan dengan daya muat atau daya angkut pada
mobil. Jika daya muat suatu mobil hanya untuk 6 orang, bagaimana jika
mobil tersebut dipenuhi oleh 10 atau bahkan 15 orang?4
Pada sisi lain terdapat formula tentang carrying capacity. Paul R. Ehrlich
to develop the I = PAT equation[9]
I = P ∙ A ∙ T
where:
I is the impact on the environment resulting from consumption
P is the population number
A is the consumption per capita (affluence)
T is the technology factor
(Carrying capacity, From Wikipedia, the free encyclopedia)5
4
Harisman Simangunsong (2014) Apa itu Carrying Capacity. Kompas.com
5
Carrying capacity, From Wikipedia, the free encyclopedia.
4. Page 4 of 17
Gambaran di atas tampak akan menjadi kurang bahkan tidak relevan
ketika dikontekstualkan ke dalam dimensi pariwisata di Kepulauan
Seribu dalam wilayah Provinsi DKI Jakarta. Karena ada beberapa
alasan:
Kepulauan Seribu merupakan gugusan pulau-pulau kecil yang
secara definif tidak memasukkan kerangka pemikiran carrying capacity;
lihat Retraubun di dalam Tjahjadi 2007a6
.
Alex S.W. Retraubun, director small islands’ empowerment of
departement fishery and maritime (2000) described typhology of small
island in Indonesia.
6
Riza V. Tjahjadi (2007a) Investing Right to Food initiatives; Instant Noodle, Migrant
Workers and Small Island Community. IS HERE A RIGHT NOT TO BE HUNGER AND
POOR? Re-thinking Continental-based develoment; In search of Human Right-based
approaches to food development paradigm in archipelago. BioTani Indonesia. Jakarta July
2007.
5. Page 5 of 17
a) An island with less or equal with 10.000 sq km, and with total
population around 200.000 persons;
b) Ecologically separate with mainland island, have clear physical
boundary, and separated from mainland habitat therefore have
insular characteristic;
c) Small island mostly have tipical biodiversity and endemic with high
value;
d) Water catchment area relately small therefore most surface waterflow
and sediment directly runoff to the sea;
e) Small island community in term of social, economy and cultural
perspectives are site-specific as to compare to mainland.
It can be added from three years-observation by BioTani Indonesia
(between 2003 and to the end of January 2007)
f) Food consumption, mostly, food-based menus and provided with
instant noodle when they go catch fish;
g) Hypertension are predominant in the body health of community
members; as result of natrium containment on fish.(Tjahjadi, 2007a)7
7
I b i d
6. Page 6 of 17
Dari gambaran di atas maka pulau kecil kecil rentan terhadap adanya
suatu perubahan yang besar. Dalam hal perubahan besar, misalnya
industri jasa pariwisata, maka kerentanan juga tak terhindarkan.
Contohnya dalam hal ketersediaan, dan juga kualtitas airnya. Di
samping itu pada sisi atau perspektif ketahanan pangan tampak sangat
jelas bahwa nyaris penduduk pulau kecil amat-sangat rentan terhadap
ketersediaan pangannya karena seluruh bahan pangan (baca: beras,
juga air minum) adalah sangat bergantung pembelian: tunai atau utang
ke pasar: lokal atau di pulau besar yang kepada pasokan dari pulau
besar: Jawa atau beli di pulau besar. Riza V. Tjahjadi (2006)
menemukan bahwa rentan rawan pangan adalah gambaran umum
pulau kecil, dan salah satu pulau di Kepulauan Seribu warganya
menyatakan bahwa penyebab kurang pangan adalah tidak ada uang,
dan juga kekurangan uangL itu tu artinya daya mereka rendah, Namun,
jelas, mereka bergantung kepada pembelian pangannya di pasar8
8
Riza V. Tjahjadi (2006) Ketahanan pangan di Pulau-pulau kecil, Studi lapang dengan
perspektif Hak atas Pangan. Biotani Bahari Indonesia. Jakarta 10 Desember 2006.
8. Page 8 of 17
Ilustrasi ketergantungan pulau kecil ke pulau besar sebagai contoh
(Tjahjadi, 2007b)9
Gambar 1. Hubungan antar pulau: besar dan kecil
Sea food, guide for fishing, migrant workers
BIG island transaction Islet
Food consumption, fish cacthing equipment, home appliances,
paramedics for community health, police officers, etc
Emergency relief BioTani Intervension
(mostly done by Govt; not well: but fair)
Sumber: Riza V. Tjahjadi 200810
Ilustrasi di atas tidak akan valid jika carrying capacity dikontekstualkan
dengan ilustrasi di bawah ini
Jika area ladang rumput seluas 100 meter hanya dapat menampung 2
ekor sapi, maka jika ada lebih dari 2 sapi, tentu akan terjadi
overcapacity, atau ladang tersebut tidak dapat melayani seluruh sapi
secara berkelanjutan. Misalkan, sumber makanan yang tersedia di
ladang rumput tersebut dapat dikonsumsi untuk 2 hari untuk 2 sapi.
9
HAK ATAS PANGAN KOMUNITAS PULAU-PULAU KECIL. Gagasan Untuk Bekerja dan
berbagi Kasih (limited circulation only). BioTani Indonesia. Jakarta, 4 Oktober 2007.
10
Riza V. Tjahjadi (2008) Developing Access of Local Initiatives of Small Islands
Communities – Indonesia. Idea for grant making, a Keynote. BioTani Indonesia Foundation.
Jakarta 6 March 2008.
1. Highly depending to only rice from big island
2. Threat of monster type-fish nets, etc.
3. Community’ organisation is trad type
4. No capacity & vague access to reformulation
process on public policies relate to Right to Food
1. Food crops enrichment by planting tuber crops, traditional
varieties.
2. Artificial coral reef construction devt.
3. Re-valuing community’ organisation
4. Enabling capacity to actively participate in reformulation
process on public policies relate to Right to Food (district to
National level), plus share to SEA region, when it possible
9. Page 9 of 17
Bagaimana jika ladang tersebut dihuni oleh 3 ekor sapi? Bagaimana
dengan hari ke-2? Belum lagi jika di tingkat konsumsi sapi tersebut tidak
merata - ada yang lebih tinggi dibandingkan sapi lainnya. Apakah yang
akan terjadi?
Selain itu, yang utama dalam konteks pariwisata, maka pulau kecil
menerima turis hanya dalam waktu singkat. Dari titik ini maka dapat
digambarkan, bahwa karakternya adalah tingkat konsumsi pangan,
termasuk air hanya terjadi ketika datangnya turis dalam waktu hanya
beberapa hari/ malam. Pada titik ini akan muncul pertanyaan: berapakah
batas kapasitas tampungnya (limited capacity)?
Pada konteks yang sama perlu diperhatikan pula pernyataan Alex
Retraubun (2007). Retraubun said he wanted massive investment to
come to the small islands, but was realistic about the challenges.11
Pulau kecil jelas membutuhkan investasi besar tetapi menurut saya
(RVT) kerentanan pulau kecil menjadi prasyarat dalam mendisain
kebutuhan investasi itu sendiri dari luar pulau. Pendisain yang
berwawasan nusantara, dan cinta bahari adalah utama, dan menjaga
kelestarian pulau kecil lebih utama lagi. Tanpa dua hal itu, maka
pendisain investasi atau pembangunan bagi pulau kecil hanya meniru
pola pembangunan yang kontinental/ benua, dan mengingkari
kenusantaraan Indonesia,
Intervensi dari atau minta ke pulau besar
Adanya tekanan dari turis – meskipun cuma dua hari satu malam -
namun kebutuhan terhadap pangan, termasuk air minum tak terelakkan.
Bayangkan: sekitar 200-300 orang sekali satu kapal angkut dari Kali
Adem Jakarta utara ke salah satu pulau tujuan wisata, sebut saja, Pulau
Pari; sebagaimana yang dikatakan oleh seorang pemandu wisata, Topa
11
Life | Wed May 16, 2007 12:24am BST Related: ENVIRONMENT. Indonesia counts its
islands before it's too late. PULAU AYER, INDONESIA | BY ED DAVIES
http://uk.reuters.com/article/environment-indonesia-islands-dc-
idUKJAK7973020070515
10. Page 10 of 17
(2016)12
. Bahkan pada perkiraan total tercatat sekitar 2.000 orang
menyeberang ke Kepulauan Seribu pada jelang Lebaran, minggu
pertama Juli 2016.13
Dari jumlah itu, sekaligus memberikan gambaran
situasi bahwa sekali turis datang naik kapal ke pulau kecil, maka tidak
mungkinlah warga pulau itu menolak dengan alasan kamar homestay
penuh, atau air tidak mencukupi bagi mereka semua, dsb. Walaupun
Topa, si pemandu wisata itu tidak dapat menghitung berapa jumlah
persisnya daya tampung Pulau Pari terhadap turis, namun kebutuhan itu
dapat diatasi dengan masuknya bahan pangan dan juga air minum dar
pulau besar. Meskipun bahan pangan lainnya: sayuran, dan buah-
buahan sudah diproduksi setempat dalam jumlah amat kecil jumlahnya
- umumnya untuk konsumsi keluarga sendiri atau bersama tetangganya.
Karenanya secara umum tampaklah tingkat ketergantungan yang relatif
tinggi terhadap pasokan pangan: utama, suplemen, snack dsb dari
pulau besar, dan ketersediaan yang memadai mengenai moda angkutan
laut dari dan ke pulau kecil.
Dari sisi ketersediaan asli pulau kecil adalah keindahan sebagai daya
tarik, dan juga ketersediaan air non-minum. Di luar komponen carrying
capacity adalah ketersediaan penginapan, dan peralatan lainnya bagi
turis untuk menikmati keelokan alam daratan/ pesisir, maupun dasar air
lautmya. Dan jangan dilupakan adalah timbulan sampah: organik
maupun sampah plastik. Pada sisi ini yang dibutuhkan adalah kualitas,
atau baku mutu dari ketersediaan asli pulau kecil yang bersangkutan,
misalnya air bersih untuk mandi-cuci, dan sebagainya.
Simak saja penggalan komunikasi soal kualitas air bersih non-minum
Pulau Pari.
April 8
Lian Ing
4/8, 2:53pm
12
Komunikasi pribadi dengan Topa/Travel agent melalui BBM 09 Juli 2016.
13
Sebanyak 2000 orang menyeberang ke Pulau Seribu. Kompas online 5 Juli 2016,
Diakses 20 Juli 2016.
11. Page 11 of 17
Lian Ing
Pak Riza,boleh sya tanya...knapa gk boleh dibangun resort,vila atau
apalah itu,bukankah bagus pak...?
Untuk P.Pari pertanyaannya.
Riza V. Tjahjadi
4/8, 3:04pm
Riza V. Tjahjadi
Pulau kecil itu rentan terhadap perubahan ekologis.. Bayangkan
Pulau Bali sudah alami masalah serius mengenai keterersdiaan air
tawar, dsb. Banyakkkklah
Riza V. Tjahjadi
4/8, 3:09pm
Riza V. Tjahjadi
Pulau Bali saja sudah krisis air bersih/ air minum, apalagi pulau
kecil... Sekarang pun dengan banyaknya homestay sekitar 100an per
pulau, dengan sekitar 200-300 wisatawan per hari Sabtu-Minggu
sudah memberikan dampak air tidak bisa diminum langsung tp harus
dimasak; airnya sudah "anta" bgt
Lian Ing
4/8, 3:13pm
Lian Ing
Ooh,pantas untk mandi ?? jg kurang enak di badan....
12. Page 12 of 17
Shampo n sabun gk banyak busanya..jdi lengket dibadan.mereka
terlalu hambur pake air tawarnya.
Riza V. Tjahjadi
4/8, 3:28pm
Riza V. Tjahjadi
Nahhh..! Itulah yang juga akan kami tata lagi bersama komunitas
Pulau Pari dalam beberapa bulan mendatang :)
April 8
Lian Ing
4/8, 7:15pm
Lian Ing
Mudah2an sukses ya pak,& semoga makin banyak yg menyadari
KELESTARIAN LINGKUNGAN ITU LEBIH BERHARGA DARI
UANG,untk kepentingan anak cucu generasi selanjutnya.Sukses....14
https://www.facebook.com/messages/lian.ing1
Dengan kualitas air seperti di atas, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
telah melakukan intervensi, yaitu dengan pengadaan dan
pengoperasian air suling air laut menjadi air tawar disebut dengan istilah
desalinisasi dengan melalui pompa air osmosis balik. Sistem osmose
balik (Reverse Osmosis). Keistimewaan dari proses ini adalah mampu
nyaring molekul yang lebih besar dari molekul air. Model pengolahan air
asin/payau yang diuraikan pada tulisan ini adalah hasil rancangan tim
Kelompok Air Bersih dengan kapasitas 7,5 - 10 m3/hari. Unit ini sudah
dipasang di Kepulauan Seribu Jakarta Utara (Pulau Tidung, Pramuka
14
https://www.facebook.com/messages/lian.ing1
13. Page 13 of 17
dan Kelapa), di Palembang (Unit RO bergerak) dan di Cilacap Jawa
Tengah.15
Gambar 2. Pohon Komoditi Sistem Pengolahan Air Berdasarkan Kadar
Salinitas
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Administrasi Kepulauan Seribu
berharap, lima pulau yang menjadi prioritas lokasi pengolahan air laut
menjadi air tawar dapat terealisasi tahun 2016 mendatang.
" Kita minta, Pulau Karya, Pulau Kelapa, Pulau Harapan, Pulau Tidung
dan Pulau Untung Jawa harus jadi prioritas utama"
Bupati Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Budi Utomo
mengatakan, saat ini saluran listrik sudah tersambung di pompa air RO
dan tinggal penambahan daya saja.
15
Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Bali
http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Ro/ro.html
14. Page 14 of 17
"Sesuai spesifikasinya, daya harus ditambah, karena kalau dulu untuk
mengolah air baku, kini mengolah air laut jadi tawar," ujarnya, Selasa
(20/10).
Beberapa pulau, kata Budi, telah siap mulai dari instalasi hingga
peralatan, tinggal penyambungan daya listrik.
"Kita minta, Pulau Karya, Pulau Kelapa, Pulau Harapan, Pulau Tidung
dan Pulau Untung Jawa harus jadi prioritas utama," katanya.
Sementara, terkait semakin berkurangnya kuantitas dan kualitas air
baku (air tanah) yang diproduksi Reverse Osmosis (RO), Pemkab akan
mengubah spesifikasi dari pengolahan air baku menjadi air tawar,
menjadi pengolahan air laut menjadi air tawar (Berita Jakarta, 2015)16
.
Kesimpulan
1. Pulau kecil memiliki karakter rentan terhadap perubahan besar
meskipun tidak dimasukkannya konsep Carrying Capacity dalam
definisi, namun kerentannya merupakan prasyarat dalam
mendisain, dan merencanakan suatu pembangunan di pulau
tersebut.
2. Penduduk pulau kecil bahan pangan pokoknya, utamanya adalah
beras, dan nyaris absolut bergantung kepada asupan dari pulau
besar, meskipun bahan pangan lainnya: sayuran, dan buah-
buahan sudah diproduksi setempat dalam jumlah amat kecil
jumlah produksinya
3. Tekanan turis/ wisatawan terhadap pulau kecil biarpun berjangka
waktu sangat pendek – dua hari semalam terhadap pulau kecil
tidak dapat dikontekstualkan dengan konsep Carrying Capacity.
Karena walaupun pulau kecil itu amat rentan terhadap perubahan
masih tidak menimbulkan dampak negatif yang serius, terkecuali
kebutuhan air cuci-mandi – dalam hal kuantitas maupun
kualitasnya. Kebutuhan dasar lainnya, yaitu bahan pangan, dan air
minum sudah didatangkan dari pulau besar. Namun timbulan
16
Lima Pulau Jadi Lokasi Prioritas Pengolahan Air Laut
http://www.beritajakarta.com/read/18356/Lima_Pulau_Jadi_Lokasi_Prioritas_Pengolahan_Ai
r_Laut#.V4CJWFIpqnw
15. Page 15 of 17
sampah: plastik maupun organik merupakan masalah selama
masa kedatangan turis berdurasi singkat.
4. Pengenalan, dan penerapan teknologi tepat guna akan sangat
bermanfaat bagi kelestarian pulau kecil, khususnya dengan
penerapan pompa osmosis-balik untuk membuat air tawar dari air
laut (desalinisasi).
Saran Rekomendasi
1. Bahasan dan kesimpulan dari topik di atas tidak disertai angka,
dan data yang akurat, karenanya besaran angka yang tepat
sangat disarankan agar melalui survei untuk menunjang
kesimpulan di atas,
Tangerang 25 Juli 2016.
16. Page 16 of 17
Rujukan
PROPOSAL RISET. Program Bantuan Dana Riset Inovatif-Produktif Lembaga
Pengelola Dana Pendidikan (RISPRO LPDP) Judul Riset : Strategi Pengembangan
Pariwisata Berkelanjutan (Sustainable Tourism) Kawasan Wisata Kepulauan Seribu
Sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Lembaga Pengelola Dana
Pendidikan Kementerian Keuangan Tahun 2015.
Harisman Simangunsong (2014) Apa itu Carrying Capacity. Kompas.com 1 Mei
2014. Diakses 09 Juli 2016.
Carrying capacity, From Wikipedia, the free encyclopedia. Diakses 09 Juli 2016.
Riza V. Tjahjadi (2007a) Investing Right to Food initiatives; Instant Noodle, Migrant
Workers and Small Island Community. IS HERE A RIGHT NOT TO BE HUNGER
AND POOR? Re-thinking Continental-based develoment; In search of Human Right-
based approaches to food development paradigm in archipelago. BioTani Indonesia.
Jakarta July 2007.
Instant Noodle,Migrant Workers&Small island Community-2July2007
Riza V. Tjahjadi (2006) Ketahanan pangan di Pulau-pulau kecil, Studi lapang
dengan perspektif Hak atas Pangan. Biotani Bahari Indonesia. Jakarta 10
Desember 2006.
HAK ATAS PANGAN KOMUNITAS PULAU-PULAU KECIL. Gagasan Untuk
Bekerja dan berbagi Kasih (limited circulation only). BioTani Indonesia. Jakarta, 4
Oktober 2007.
Hak-atas-Pangan-PulauKecil-GagasanKerja.Pdf
Riza V. Tjahjadi (2008) Developing Access of Local Initiatives of Small Islands
Communities – Indonesia. Idea for grant making, a Keynote. BioTani Indonesia
Foundation. Jakarta 6 March 2008.
EED-Keynote-proposed_BioTani -improved-RVT. Pdf
17. Page 17 of 17
Life | Wed May 16, 2007 12:24am BST Related: ENVIRONMENT. Indonesia
counts its islands before it's too late. PULAU AYER, INDONESIA | BY ED
DAVIES
http://uk.reuters.com/article/environment-indonesia-islands-dc-
idUKJAK7973020070515 Diakses 09 Juli 2016.
Komunikasi pribadi dengan Topa/Travel agent melalui BBM 09 Juli 2016.
Sebanyak 2000 orang menyeberang ke Pulau Seribu. Kompas online 5 Juli 2016,
Diakses 20 Juli 2016.
Komunikasi pribadi dengan Lian Ing
https://www.facebook.com/messages/lian.ing1
Diakses 09 Juli 2016
Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik
http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Ro/ro.html
Diakses 09 Juli 2016
Lima Pulau Jadi Lokasi Prioritas Pengolahan Air Laut
http://www.beritajakarta.com/read/18356/Lima_Pulau_Jadi_Lokasi_Prioritas_Pengol
ahan_Air_Laut#.V4CJWFIpqnw
Diakses 09 Juli 2016