SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
BIODIVERSITAS                                                                                        ISSN: 1412-033X
Volume 3, Nomor 2                                                                                            Juli 2002
Halaman: 236-241



 Keragaman Plankton sebagai Indikator Kualitas Sungai di Kota Surakarta
                Plankton diversity as bioindicator of Surakarta rivers quality


                OKID PARAMA ASTIRIN, AHMAD DWI SETYAWAN, MARTI HARINI
                           Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta 557126
                                  Diterima: 20 Pebruari 2001. Disetujui: 23 Juni 2001




                                                    ABSTRACT

Rivers have essential role in human cultures. They are sanctuary for amount of biodiversity, but threatened seriously
now. The objective of this research is to know Surakarta (Solo) rivers quality based on plankton diversity. This town
has amount of kampongs and industrial estates that discard wastes to rivers directly. Plankton community is one of
the river qualities indicators, because pollutant and other organisms can influence their population. The research was
conducted at four rivers in Surakarta, namely Pepe River, Premulung River, Anyar River and Jenes River. Data was
collected in triple before and after rivers through the town. Data was analyzed by diversity index of Shannon Wienner.
The result indicated that Surakarta rivers had been polluted in degree of lightly to seriously.

                                                                        © 2002 Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta

Key words: bioindicator, plankton, pollutant, river, Surakarta (Solo) town.


                  PENDAHULUAN                                 membuang limbah langsung ke sungai diyakini
                                                              juga cukup banyak, khususnya di sekitar
   Bengawan Solo merupakan salah satu                         bantaran sungai.
sungai besar di Indonesia dan merupakan                          Permukiman di Kota Surakarta juga
yang terbesar di Jawa (Jalal, 1987). Sunga                    merupakan sumber pencemar yang potensial.
dan laut Indonesia merupakan habitat bagi                     Terlebih di kota ini terdapat beberapa
25% populasi ikan dunia (Groombridge, 1990).                  permukiman slum dan scuater antara lain di
Namun sungai-sungai di Indonesia umumnya                      Kampung Sewu dan Gandekan, Kecamatan
mengalami kerusakan karena penggundulan                       Jebres, dimana sebagian penduduknya
hutan, perusakan vegetasi tepian, pemindah-                   membuang hajat langsung di atas sungai atau
an aliran, penghilangan dan pengaturan arus,                  menyalurkan limbah tinja langsung ke sungai
pembuangan limbah dari pemukiman, pertani-                    tanpa pengolahan, serta. hampir seluruh
an, industri, penambangan pasir, eksploitasi                  saluran limbah rumah tangga tidak kedap air.
berlebihan spesies endemik dan introduksi                        Usaha pengendalian kerusakan sungai dan
spesies asing (Dudgeon, 1992).                                kebijakan pengelolaannya mengharuskan
   Kota Surakarta (Solo) secara administratif                 pemantauan kualitas sungai. Pemantauan ini
terbagi menjadi 5 kecamatan, yang terbagi lagi                umumnya dilakukan dengan menggunakan
menjadi 51 kelurahan, 562 rukun warga (RW)                    parameter fisik atau kimia. Akhir-akhir ini
dan 2.515 rukun tetangga (RT). Di kota ini                    pemantauan dengan biota lebih diperhatikan,
terdapat 82 industri besar, 237 industri sedang               mengingat biota lebih tegas dalam meng-
dan 500 industri kecil. Pada umumnya lokasi                   ekspresikan kerusakan sungai, karena biota
industri ini terletak di kawasan permukiman                   terpengaruh langsung sungai dalam jangka
dan tidak mengolah limbah secara benar,                       panjang, sedang sifat-sifat fisik dan kimia
sehingga berpotensi mencemari sungai di                       cenderung menginformasikan keadaan sungai
sekitarnya. Di samping itu rumah tangga yang                  pada waktu pengukuran saja. Di samping itu,
ASTIRIN dkk. - Kualitas Sungai di Kota Surakarta                               237

biota ramah lingkungan, murah, cepat dan                tertentu ke volume lebih kecil, yaitu air
mudah diinterpretasi (Winarno, dkk., 2000).             sebanyak 4 liter untuk perairan blooming atau
    Pencemaran dapat mengubah struktur eko-             6 liter untuk perairan normal dituangkan ke
sistem dan mengurangi jumlah spesies dalam              dalam jala plankton yang telah dipasangi botol
suatu komunitas, sehingga keragamannya                  flakon volume 10 ml. Plankton yang terjaring
berkurang. Dengan demikian indeks diversitas            dan menempel pada dinding jala disiram
ekosistem yang tercemar selalu lebih kecil dari         hingga masuk ke botol flakon, lalu diberi tiga
pada ekosistem alami. Diversitas di suatu               tetes formalin 4 % untuk pengawetan.
perairan biasanya dinyatakan dalam jumlah                   Sebanyak 1 ml air sampel diambil dengan
spesies yang terdapat di tempat tersebut.               pipet dan dimasukkan dalam SRCC, lalu
Semakin besar jumlah spesies akan semakin               diamati di bawah mikroskop yang telah
besar pula diversitasnya. Hubungan antara               dipasangi mikrometer okuler Wipple. Jumlah
jumlah spesies dengan jumlah individu dapat             fitoplankton dan zooplankton pada 10 bidang
dinyatakan dalam bentuk indeks diversitas.              pandang mikrometer dihitung, sehingga
    Berdasarkan pengamatan pendahuluan                  diketahui jumlah plankton per liter. Plankton
melalui uji fisikokimia diyakini bahwa sungai-          pada batas atas dan kiri batas mikrometer ikut
sungai di Kota Surakarta, yaitu Sungai Pepe,            dihitung, sedangkan plankton pada batas
Premulung, Anyar dan Jenes, telah tercemar              bawah dan kanan tidak dihitung.
berat. Penelitian ini bertujuan untuk menge-
tahui keanekaragaman jenis zooplankton dan              Analisis data
fitoplankton pada keempat sungai tersebut,                 Jumlah organisme yang didapatkan dari
dan menetapkan kualitasnya berdasarkan                  perhitungan, dianalisis dengan rumus indeks
indeks diversitas plankton.                             diversitas Shannon Wienner (Odum, 1993),
                                                        sedang     klasifikasi  derajat  pencemaran
                                                        perairan merujuk pada Lee (1978):
           BAHAN DAN METODE
                                                        Tabel 1. Daftar klasifikasi derajat pencemaran.
Lokasi dan waktu penelitian
   Lokasi penelitian meliputi empat sungai di           No     Derajat   Indeks     DO    BOD    SS   NH3
Kota Surakarta yang semuanya bermuara di                     Pencemaran Diversitas (ppm) (ppm) (ppm) (ppm)
Bengawan Solo, yaitu Sungai Pepe,                       1.     Tidak        > 2,0     >6,5 <3,0 < 20 < 0,5
Premulung, Anyar dan Sungai Jenes. Setiap               2.    Ringan       2,0-1,6   4,5-6,5 3,0-4,9 20-49 0,5-0,9
sungai ditentukan dua stasiun yaitu di hulu             3.    Sedang       1,5-1,0   2,0-4,4 5,0-15 50-100 1,0-3,0
(sebelum memasuki kota) dan di hilir (setelah           4.     Berat        <1,0      <2,0     >15 > 100 > 3,0
melewati kota), masing-masing dengan tiga
ulangan. Penelitian dilaksanakan pada musim
kemarau tahun 1999.
                                                                   HASIL DAN PEMBAHASAN
Alat dan bahan
                                                            Penurunan kualitas air sungai akibat limbah
   Alat yang digunakan meliputi jala plankton,
                                                        industri dapat menurunkan kualitas air tanah di
Sedgewick-Rafter Counting Cells (SRCC),
                                                        sekitarnya melalui infiltrasi dan dispersi.
hand counter, mikroskop, mikrometer okuler
                                                        Infiltrasi adalah masuknya air dan bahan-
Wipple, gelas ukur, ember plastik, pipet dan
                                                        bahan terlarut ke dalam tanah, sedangkan
botol koleksi. Bahan kimia yang diperlukan
                                                        dispersi adalah pencampuran bahan-bahan di
adalah formalin 4% untuk pengawetan.
                                                        dalam air secara fisik-kimia hingga homogen.
                                                        Selaku organisme air, plankton mempunyai
Cara kerja
                                                        banyak kelebihan sebagai tolok ukur biologis
    Data kualitatif dikoleksi dengan menarik
                                                        yaitu mampu menunjukkan tingkat ketidak-
jala plankton, secara horizontal dan vertikal di
                                                        stabilan ekologi dan mengevaluasi berbagai
sungai. Pada lokasi yang memiliki banyak
                                                        bentuk pencemaran.
makrofita terendam digunakan jala plankton
                                                            Pencemaran sungai di Kota Surakarta
bertangkai. Identifikasi jenis-jenis plankton
                                                        terutama berkaitan dengan limbah industri dan
merujuk pada Davis (1955). Data kuantitatif
                                                        rumah tangga. Potensi pencemaran dari
diperoleh dengan memampatkan air sungai
                                                        industri terlihat dari banyaknya perusahaan
yang mengandung plankton dari volume
238                      B IOD I VER SI TA S Vol. 3, No. 2, Juli 2002, hal. 236-241

kecil yang membuang limbah cair langsung ke               Tabel 2. Keanekaragaman jenis plankton di Sungai
sungai, karena belum memiliki UPL, sedang-                Anyar.
kan industri besar yang memiliki UPL disinyalir
belum memfungsikannya secara optimal.                     No              Nama spesies         Hulu Hilir
                                                          1.     Gomphoneis herculeanum          1     -
Sungai Anyar                                              2.     Polyartha vulgaris              -    14
    Berdasarkan letak topografinya, Sungai                3.     Filinia longiseta               4     -
Anyar tidak saja menerima dampak kegiatan                 4.     Didymodactylus carnosus         -     1
pembangunan dari Kota Surakarta, tetapi juga              5.     Rotaria citrinus                -     2
dari luar wilayah. Dampak ini berasal dari                6.     Philodina roseola               1     -
                                                          7.     Bradyscela clauda              13     -
lingkungan pertanian, permukiman, perda-
                                                          8.     Streblocerus serricadalus       -    17
gangan, transportasi dan lain-lain. Sehingga              9.     Drepanothrix dentala            1     -
perlu penanganan lintas sektoral yang dikoor-             10.    Acantholeberis curvirostris    12     -
dinasikan dengan kota/kabupaten di sekitar-               11.    Lathonura rectirostris          -     1
nya. Indeks diversitas Shannon Wienner                    12.    Banops serricaudata             4     -
komunitas plankton di hulu dan hilir Sungai               13.    Macrothrix hirsuticornis.      18     -
Anyar masing-masing sebesar 1,927 dan                     14.    Eurycercus Lamllatus            2     -
1,369 (Tabel 2), sehingga merujuk pada Lee                15.    Monospilus dispar               -     3
et al. (1978) sungai ini tergolong tercemar               16.    Dadaya macrops                  -    10
ringan. Secara visual tampak adanya penyu-                17.    Camptocercus rectirostris       -     1
                                                          18.    Oxyurella tenuicaudis           1     -
buran perairan, dimana warna sungai hijau
                                                          19.    Alonella diaphana               -    15
pekat (blooming). Kondisi ini perlu mendapat              20.    Alona guttata                   -     1
perhatian karena akan mengganggu keseim-                  21.    Leydigia quadrangularis         -     1
bangan rantai makanan dan mempengaruhi                    22.    Alonella exsa.                  4     -
ekosistem di sekitar sungai.                              23.    Cyclops haueri                  -     1
    Terjadinya blooming di Sungai Anyar                   24.    Cyclops bicuspidatus            -     2
tampaknya terkait erat dengan daerah aliran               25.    Cyclops jeanelli putei          -     1
sungai yang melewati areal pertanian di                   26.    Paracamptus reductus            -     1
Kabupaten Boyolali, dimana asupan fosfat dan                     Indeks diversitas             1,927 1,639
nitrat berlebih. Limbah pertanian dapat masuk                    Jumlah spesies                 11    15
ke dalam perairan dengan cara merembes
atau melalui aliran permukaan. Blooming                       Gas nitrogen (N2) tidak mudah larut dalam
menyebabkan jumlah fitoplankton yang mati                 air, tetapi karena 78% atmosfir adalah gas N2,
relatif banyak. Sisa-sisa tubuh fitoplankton              kadarnya dalam air tetap tinggi. Secara kimia,
akan      tenggelam     karena    berat    jenis          N2 bersifat inert dan tidak bereaksi dengan air,
protoplasmanya lebih besar dari air, dan                  namun beberapa jenis bakteri, jamur dan alga
selanjutnya akan mengalami dekomposisi oleh               hijau-biru (Cyanophyceae) dapat memfiksasi
bakteri, sehingga unsur-unsur nitrat dan fosfat           N2 dari udara. Terdapat pula beberapa
yang terikat pada berbagai senyawa organik                bakteria yang dapat mereduksi nitrat menjadi
dibebaskan dan dikembalikan ke dalam                      N2 bila kadar oksigen sangat rendah. Pupuk
perairan dalam bentuk nitrat dan fosfat                   nitrogen yang banyak digunakan petani dapat
inorganik, yang dapat dimanfaatkan kembali                meningkatkan kadar nitrat dan nitrit di
oleh fitoplankton. Hal ini menjaga ketersediaan           perairan, sehingga terjadi eutrofikasi.
hara di perairan sehingga blooming dapat                      Eutrofikasi tampaknya menguntungkan
berlangsung dalam waktu lama.                             karena diikuti penambahan jumlah fitopankton,
    Proses dekomposisi oleh bakteri terjadi di            namun kondisi ini memerlukan pasokan
bawah zone eufotik, bahkan mungkin di zone                oksigen dalam jumlah besar. Pada siang,
afotik. Unsur hara ini dapat terangkat ke zone            fotosintesis menghasilkan oksigen sehingga
eufotik di atasnya oleh arus vertikal. Bahan-             kadar dalam perairan cukup untuk memenuhi
bahan organik dari sumber lain juga akan                  kebutuhan semua organisme, namun pada
mengalami dekomposisi oleh bakteri. Apabila               malam hari terjadi persaingan antara
bahan organik tersedia dalam jumlah besar,                fitoplankton dengan ikan, zooplankton dan
maka dekomposisi oleh bakteri akan                        organisme lain. Dalam persaingan ini
mengembalikan nitrat dan fosfat dalam jumlah              fitoplankton akan menang, karena laju difusi
besar ke perairan, sehingga terjadi eutrofikasi.          oksigen ke dalam tubuhnya jauh lebih cepat.
ASTIRIN dkk. - Kualitas Sungai di Kota Surakarta                       239

Sehingga ikan dapat mati “tercekik” kecuali                    Industri yang membuang limbah ke Sungai
ikan yang memiliki alat pernafasan tambahan.               Premulung antara lain sablon, meliputi industri
    Penambahan individu fitoplankton akan                  tekstil, batik dan tenun. Industri ini banyak
diikuti alga hijau-biru. Hal ini terjadi karena            menggunakan zat warna reaktif. Penyablonan
fitoplankton membutuhkan fosfat jauh lebih                 cara dingin menggunakan zat warna procion-
sedikit dari pada nitrogen, sehingga nitrat yang           M turunan diklorotriazina, sedang cara panas
tersedia     akan     dihabiskan    fitoplankton,          menggunakan zat warna remazol turunan
sedangkan      fosfat    yang    tersisa    akan           vinilsulfon. Vinil yang bersifat karsinogenik
dimanfaatkan alga hijau-biru yang tetap                    dapat terakumulasi atau menempel pada
bertahan karena dapat mengikat nitrogen dari               organisme perairan, dan melalui rantai
atmosfer, sehingga alga hijau-biru ikut                    makanan dapat terjadi biomagnifikasi. Di
mengalami blooming.                                        samping itu limbah remazol merubah warna
                                                           air, sehingga mengurangi daya guna dan
Sungai Premulung                                           estetikanya.
   Keanekaragaman jenis plankton di Sungai                     Pencemaran di Sungai Premuling tampak-
Premulung ditunjukkan pada Tabel 3. Indeks                 nya sulit dikendalikan mengingat banyaknya
diversitas Shannon Wienner pada Sungai                     hambatan yang ditemui, atara lain: (1)
Premulung di bagian hulu dan hilir secara                  Masyarakat di sekitar usaha industri yang
berturut-turut adalah 1,914 dan 0,775,                     mencemari lingkungan bersikap “nrimo” dan
sehingga dengan merujuk standard Lee et al.                takut menyampaikan keluhan karena tidak
(1978) kondisinya secara berturut-turut                    tahu hak perlindungan lingkungan. (2) Industri
tercemar ringan dan berat.                                 besar yang belum menyadari prinsip
                                                           internalisasi biaya eksternal sehingga hanya
Tabel 3. Keanekaragaman jenis plankton di Sungai           menginginkan keuntungan semata, tanpa
Premulung.                                                 memperdulikan dampak usahanya terhadap
                                                           lingkungan. (3) Industri kecil yang telah sadar
No    Nama spesies                     Hulu Hilir          perlunya pengendalian dampak lingkungan
 1.   Porphrydium cruentum              11     -           namun tidak mampu membuat UPL. (4)
 2.   Kylimella latvica                  -     2           Lemahnya penegakan hukum bagi industri
 3.   Batrachospermum boryanum          12     -           yang menyebabkan pencemaran.
 4.   Brebissonia boeckii                -     8
 5.   Gomphoneis herculeanum             -     4           Sungai Pepe
 6.   Polyartha. vulgaris                7     -
                                                              Hasil identifikasi plankton yang terjaring
 7.   Filinia. longiseta                 7     -
 8.   Didymodactylus carnosus            -     4           dalam pengambilan sampel di Sungai Pepe
 9.   Rotaria citrinus                   7     -           dapat ditunjukkan pada Tabel 4. Indeks
10.   Philodina roseola                 10     -           diversitas Shannon Wienner Sungai Pepe di
11.   Alonella exsa.                     9     -           daerah hulu sebesar 1,979, menunjukkan
12.   Polamocypris elegantula           11     -           kualitas perairan yang tercemar ringan,
13.   Cyclops strenuus                   8     -           sedang daerah hilir sebesar 0,901, menunjuk-
14.   Cyclops magnus                     6     1           kan tercemar berat (Lee et al., 1978).
15.   Cyclops navus                      8     -              Kondisi ini terjadi karena aliran Sungai
16    Eurycercus Lamllatus               9     -           Pepe di Kota Surakarta menampung limbah
17    Monospilus dispar                 10     -
                                                           dari 23 industri yang potensial menimbulkan
18    Leydigia quadrangularis            9     -
      Indeks diversitas                1,914 0,775         pencemar, terdiri dari 21 industri tekstil,
      Jumlah spesies                    14     5           dimana 5 tergolong besar, 4 sedang, dan 12
                                                           tergolong kecil; 1 industri kulit tergolong besar
    Hal ini terjadi karena Sungai Premulung                dan 1 industri bumbu masak tergolong kecil-
menerima aliran dari Kabupaten Sukoharjo                   menengah. Dari ke-23 industri tersebut, 13
yang memiliki potensi pencemaran oleh                      diantaranya telah dilengkapi dengan UPL,
kegiatan industri dan permukiman, sehingga                 namun belum dioperasionalkan secara
aliran sungai yang memasuki Kota Surakarta                 maksimal, sesuai kesaksian masyarakat di
sudah tercemar. Sesudah memasuki Kota                      sekitarnya. Secara alamiah sungai-sungai
Surakarta yang banyak memiliki industri batik              penerima limbah dapat mendegradasi limbah,
dan sablon, maka beban pencemar sungai                     namun apabila jumlahnya melampaui kemam-
semakin berat.                                             puan degradasi akan terjadi pencemaran.
240                       B IOD I VER SI TA S Vol. 3, No. 2, Juli 2002, hal. 236-241

Tabel 4. Keanekaragaman jenis plankton di Sungai           oksigen terlarut. Namun pada keadaan ini
Pepe.                                                      dekomposisi dilakukan oleh bakteri anaerob.
                                                           Dilihat dari sudut pengembalian unsur hara
No    Nama spesies                    Hulu      Hilir      bahan organik ke dalam perairan, dekomposisi
1.    Chara globularis                  1         -        oleh bakteri anaerob mungkin menguntung-
2.    Tolypella glomerata               1         -        kan, namun dalam proses dekomposisi ini
3.    Stipilococcus urcelolatus         2         -        dihasilkan senyawa-senyawa yang bersifat
4.    Porphrydium cruentum              -         3        racun bagi biota air, seperti etana, metana,
5.    Kylimella latvica                 1         -        amoniak, dan H2S.
6.    Batrachospermum boryanum          1         -            Pada umumnya oksigen terlarut bukan
7.    Brebissonia boeckii               -         6
                                                           merupakan faktor pembatas bagi kehidupan
8.    Gomphoneis herculeanum            1         -
9.    Polyartha. vulgaris               -         2        perairan, namun apabila kadar oksigen terlarut
10.   Filinia. longiseta                3         -        sangat rendah kehidupan dalam air terancam.
11.   Didymodactylus carnosus           4         -        Keadaan ini dapat terjadi pada perairan yang
12.   Rotaria citrinus                  -         5        mengandung sejumlah besar bahan organik
13.   Philodina roseola                 2         -        yang mengalami dekomposisi oleh bakteri.
14.   Alonella exsa.                    1         -        Bakteri dekomposisi yang terdapat dalam
15.   Polamocypris elegantula           1         -        jumlah besar ini juga memerlukan oksigen
16.   Cyclops strenuus                  1         -        dalam jumlah besar, sehingga menurunkan
17.   Cyclops magnus                    -         4        kadar oksigen terlarut hingga tahap yang
18.   Cyclops navus                     2         -
                                                           mengancam kehidupan air.
19.   ?                                 8         -
      Indeks diversitas               1,979     0,901          Hewan-hewan air yang dapat aktif
      Jumlah spesies                   14         5        bergerak, seperti ikan meninggalkan atau
                                                           menghindari lokasi-lokasi dimana terdapat
   Secara fisik kenampakan Sungai Pepe                     sejumlah     besar   bahan     organik   yang
berwarna coklat kehitaman dan alirannya                    mengalami dekomposisi oleh bakteri. Hewan-
sangat lambat, sehingga proses distribusi                  hewan yang hidup menetap atau bergerak
oksigen secara vertikal tidak lancar dan                   pasif, misalnya bentos atau plankton akan
proses difusi terhambat. Pada umumnya                      mati, sehingga indeks diversitasnya rendah.
semua gas dapat terlarut dalam air, namun
difusi ini berlangsung sangat lambat, sehingga             Sungai Jenes
apabila transfer oksigen hanya tergantung dari                Hasil identifikasi plankton yang terjaring
difusi maka kemungkinan besar air di dekat                 dalam pengambilan sampel di Sungai Jenes
dasar perairan tidak mengandung oksigen. Di                dapat disajikan pada Tabel 5. Indeks
sini peran sirkulasi air sangat penting, karena            diversitas Shannon Wienner Sungai Jenes
mengakibatkan terjadinya penyampuran air                   pada daerah hulu dan hilir sebesar 1,208 dan
permukaan yang teroksigenasi dengan air di                 1,095, sehingga dengan merujuk Lee et al.
bawahnya, sehingga kadar oksigen terlarut                  (1978) keduanya digolongkan tercemar
lebih seragam. Di samping itu air Sungai Pepe              sedang. Hal ini menunjukkan bahwa Sungai
yang sangat keruh karena banyaknya bahan-                  Jenes sudah menerima beban pencemaran
bahan yang tersuspensi seperti lumpur,                     sejak sebelum memasuki kota. Pencemaran
menyebabkan ketersediaan cahaya matahari                   dalam suatu perairan tidak selalu seketika
menjadi faktor pembatas, dimana kompensasi                 memusnahkan populasi biota di dalamnya.
cahaya pada beberapa tempat hanya                          Tetapi bahan pencemar yang terdapat dalam
beberapa       centimeter,   sehingga     indeks           kadar tidak mematikan (sublethal) tetap dapat
diversitas plankton di sungai ini rendah.                  mengakibatkan efek negatif terhadap biologi
   Pada hulu Sungai Pepe, selain warna air                 organisme hidup.
keruh, coklat kehitaman, aliran air sangat                    Pencemaran pada badan air Sungai Jenes
lemah badan air juga berbau. Tampaknya                     disebabkan terutama karena daerah aliran
proses      dekomposisi/biodegradasi       sudah           sungai melalui areal pertanian, permukiman
menggunakan oksigen dalam jumlah yang                      dan kawasan industri. Penggunaan pestisida
minim sehingga proses ini bersifat anaerob.                di sektor pertanian turut andil dalam mening-
Merujuk Wardoyo (1978) dekomposisi oleh                    katkan beban pencemar. Areal pertanian me-
bakteri masih dapat berlangsung dalam                      nyumbangkan sisa-sisa pupuk dan pestisida
perairan yang sama sekali tidak terdapat                   dalam jumlah cukup banyak ke perairan.
ASTIRIN dkk. - Kualitas Sungai di Kota Surakarta                              241

Tabel 5. Keanekaragaman jenis plankton di Sungai          menurun, karena di dalam kota sungai ini juga
Jenes.                                                    menerima beban pencemaran cukup banyak,
                                                          sehingga mekanisme alami pemurnian diri
No    Nama spesies                 Hulu       Hilir       tidak berlangsung. Di samping pencemaran
1.    Eremosphaera viridis           1          -         dari lahan pertanian, industri dan pemukiman,
2.    Oocystis natans                4          -         pencemaran di sungai ini juga disebabkan
3.    Geminella interrupta           -          2         pembuangan limbah cair hotel secara
4.    Radiofilum conjunctivum        -          3         langsung tanpa melalui UPL. Di samping
5.    Raphidionema                   1          -         Sungai Jenes, sungai lain yang juga menerima
6.    sempervirens                   1          -         limbah hotel dan perlu mendapat pemantauan
7.    Stichococcus bacillaris        -          1
                                                          adalah Sungai Pepe dan Sungai Anyar. Pada
8.    Sphaeroplea annulina           -          5
9.    Protococcus viridis           27          -         akhirnya limbah ini akan bermuara di Sungai
10.   Monostroma quaternarium        -          4         Bengawan Solo.
11.   Chara globularis               2          -
12.   Oxyurella tenuicaudis          -          1
13.   Alonella diaphana              -          1                              KESIMPULAN
14.   Alona guttata                  -          2
15.   Leydigia quadrangularis        3          -            Semua sungai di Kota Surakarta dalam
16.   Alonella exsa.                 -          1         kondisi tercemar, baik daerah hulu mapun hilir.
17.   Polamocypris elegantula        -          2         Derajat pencemaran berkisar antara tercemar
18.   Cyclops strenuus               1          -
                                                          ringan hingga tercemar berat. Kualitas sungai
19.   Cyclops magnus                 -          2
20    Cyclops navus                  -          1         di daerah hulu yang semuanya sudah
21    -?                             -          1         tercemar dapat diartikan bahwa pencemaran
      Indeks diversitas            1,208      1,095       sungai sudah terjadi sebelum memasuki Kota
      Jumlah spesies                 -          -         Surakarta, yang turut membebani pencemaran
                                                          sungai-sungai di kota ini.
    Permasalahan utama pencemaran oleh
pestisida ialah adanya pengendapan sisa-sisa
pestisida       yang      digunakan       untuk                              DAFTAR PUSTAKA
mengendalikan hama di sektor pertanian dan
vektor     penyakit    di   sektor    kesehatan           David. 1955. Freshwater Plankton. Davis: Universiry of
masyarakat. Deposisi ini dapat terjadi pada                   California.
lingkungan fisik, kimia maupun makhluk biotik             Dudgeon, D. 1992. Endangered Ecosystem: a Review of
yang dikonsumsi manusia, seperti ikan dan                     the Conservation Status of Tropical Asia Rivers.
unggas.      Kontaminasi      pestisida    pada               Hydrobiologia 248: 167-191.
ekosistem akuatik tidak hanya karena                      Groombridge, B., 1990. Global Biodiversity: Status of the
pemakaian secara langsung ke dalam sistem                     Earth Living Resources. London: Chapman and Hall.
perairan tetapi juga melalui cara-cara lain,              Jalal, K.F. 1987. Regional Water Resources Situation:
misalnya        tumpahan       pada       waktu               Quantitative and Qualitative Aspects. In Ali, M. G.E.
pengangkutan, penyimpanan dan penjualan.                      Radosevich and A.A. Khan (Eds.). Water Resources
Kontaminasi juga dapat diakibatkan oleh                       Policy for Asia. Boston: Balkema Publishers.
sistem irigasi, air permukaan, terlarutnya debu           Lee, T.D. 1978. Handbook of Variables of Environmental
yang mengandung pestisida ke dalam air                        Impact assessment. Arbor: An Arbor Science
tanah dan lain-lain. Pestisida yang sampai ke                 Publisher Inc.
perairan dapat mematikan ikan. Bahkan dalam               Odum, 1993. Fundamental of Ecology, 3th edition.
kadar sublethal pun bahan toksik ini akan                     London: WB. Sounders Co.
mengakibatkan ikan menjadi lebih peka                     Winarno, K., O.P. Astirin dan A.D. Setyawan. 2000.
terhadap serangan penyakit.                                   Pemantauan Kualitas Perairan Rawa Jabung
    Beban pencemaran yang berat menyebab-                     berdasarkan Keanekaragaman dan Kekayaan
kan kualitas lingkungan perairan Sungai Jenes                 Komunitas Bentos. BioSMART 2 (1): 40-46.

More Related Content

What's hot

Rencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-k
Rencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-kRencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-k
Rencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-kdenny KARWUR
 
Perencanaan Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Perencanaan Pembangunan Berwawasan LingkunganPerencanaan Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Perencanaan Pembangunan Berwawasan LingkunganDadang Solihin
 
Teknik Sampling Parameter Lingkungan
Teknik Sampling Parameter LingkunganTeknik Sampling Parameter Lingkungan
Teknik Sampling Parameter LingkunganIda Ayu Lochana Dewi
 
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat Pesisir
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat PesisirPemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat Pesisir
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat PesisirSugeng Budiharsono
 
ANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATAN
ANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATANANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATAN
ANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATANDevi Ningsih
 
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudaPpt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudafirmanahyuda
 
Presentation Adaptasi Mitigasi Perubahan Iklim
Presentation Adaptasi Mitigasi Perubahan Iklim Presentation Adaptasi Mitigasi Perubahan Iklim
Presentation Adaptasi Mitigasi Perubahan Iklim Musnanda Satar
 
Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu I
Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu IPengelolaan wilayah pesisir secara terpadu I
Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu ICanny Nainggolan
 
Evaluasi dampak amdal
Evaluasi dampak amdalEvaluasi dampak amdal
Evaluasi dampak amdalEka Iriadenta
 
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan LautDasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan LautSiti Sahati
 
Karang dan Zooxanthellae
Karang dan ZooxanthellaeKarang dan Zooxanthellae
Karang dan ZooxanthellaeThamrinThamrin3
 
PPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptx
PPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptxPPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptx
PPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptxWira589766
 
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan KelasPP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan KelasMuhamad Imam Khairy
 
Roadmap for Mangrove Management
Roadmap for Mangrove ManagementRoadmap for Mangrove Management
Roadmap for Mangrove ManagementCIFOR-ICRAF
 

What's hot (20)

Rencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-k
Rencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-kRencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-k
Rencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-k
 
Perencanaan Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Perencanaan Pembangunan Berwawasan LingkunganPerencanaan Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Perencanaan Pembangunan Berwawasan Lingkungan
 
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
 
Teknik Sampling Parameter Lingkungan
Teknik Sampling Parameter LingkunganTeknik Sampling Parameter Lingkungan
Teknik Sampling Parameter Lingkungan
 
Sampling plankton
Sampling planktonSampling plankton
Sampling plankton
 
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat Pesisir
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat PesisirPemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat Pesisir
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat Pesisir
 
ANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATAN
ANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATANANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATAN
ANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATAN
 
Sistem perikanan budidaya
Sistem perikanan budidayaSistem perikanan budidaya
Sistem perikanan budidaya
 
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudaPpt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
 
Presentation Adaptasi Mitigasi Perubahan Iklim
Presentation Adaptasi Mitigasi Perubahan Iklim Presentation Adaptasi Mitigasi Perubahan Iklim
Presentation Adaptasi Mitigasi Perubahan Iklim
 
Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu I
Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu IPengelolaan wilayah pesisir secara terpadu I
Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu I
 
Evaluasi dampak amdal
Evaluasi dampak amdalEvaluasi dampak amdal
Evaluasi dampak amdal
 
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan LautDasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
 
Karang dan Zooxanthellae
Karang dan ZooxanthellaeKarang dan Zooxanthellae
Karang dan Zooxanthellae
 
PPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptx
PPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptxPPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptx
PPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptx
 
1 a. agribisnis perikanan
1 a. agribisnis perikanan1 a. agribisnis perikanan
1 a. agribisnis perikanan
 
Sistem perikanan tangkap
Sistem perikanan tangkapSistem perikanan tangkap
Sistem perikanan tangkap
 
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan KelasPP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
 
Sistem perikanan
Sistem perikananSistem perikanan
Sistem perikanan
 
Roadmap for Mangrove Management
Roadmap for Mangrove ManagementRoadmap for Mangrove Management
Roadmap for Mangrove Management
 

Similar to Keragaman plankton sebagai indikator kualitas sungai di kota surakarta

Penentuan status kualitas perairan sungai
Penentuan status kualitas perairan sungaiPenentuan status kualitas perairan sungai
Penentuan status kualitas perairan sungaiAnjas Asmara, S.Si
 
Monitoring t ingkat mari njeglek
Monitoring t ingkat mari njeglekMonitoring t ingkat mari njeglek
Monitoring t ingkat mari njeglekGoparipung Bambang
 
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran bantenPraktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran bantenPT. SASA
 
32-Article Text-253-2-10-20170811.pdf
32-Article Text-253-2-10-20170811.pdf32-Article Text-253-2-10-20170811.pdf
32-Article Text-253-2-10-20170811.pdfMuammar39
 
Erlanggaipbbab1
Erlanggaipbbab1Erlanggaipbbab1
Erlanggaipbbab1Dewi Abiz
 
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakartaestimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakartaPT. SASA
 
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentosLaporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentosPT. SASA
 
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdfARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdfDianora Didi
 
KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...
KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...
KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...Repository Ipb
 
2575 5225-1-sm
2575 5225-1-sm2575 5225-1-sm
2575 5225-1-smmorila mei
 
Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1PT. SASA
 
BIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDA
BIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDABIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDA
BIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDARepository Ipb
 
Estimasi populasi gastropoda 1
Estimasi populasi gastropoda 1Estimasi populasi gastropoda 1
Estimasi populasi gastropoda 1PT. SASA
 
Eutrofikasi perairan oleh_limbah_deterje
Eutrofikasi perairan oleh_limbah_deterjeEutrofikasi perairan oleh_limbah_deterje
Eutrofikasi perairan oleh_limbah_deterjebahriah imam
 
Komposisi plankton kulonprogo.2016
Komposisi plankton kulonprogo.2016Komposisi plankton kulonprogo.2016
Komposisi plankton kulonprogo.2016lisa ruliaty 631971
 
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANGKOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANGMustain Adinugroho
 

Similar to Keragaman plankton sebagai indikator kualitas sungai di kota surakarta (20)

Penentuan status kualitas perairan sungai
Penentuan status kualitas perairan sungaiPenentuan status kualitas perairan sungai
Penentuan status kualitas perairan sungai
 
Ppt biomon
Ppt biomonPpt biomon
Ppt biomon
 
Monitoring t ingkat mari njeglek
Monitoring t ingkat mari njeglekMonitoring t ingkat mari njeglek
Monitoring t ingkat mari njeglek
 
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran bantenPraktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
 
32-Article Text-253-2-10-20170811.pdf
32-Article Text-253-2-10-20170811.pdf32-Article Text-253-2-10-20170811.pdf
32-Article Text-253-2-10-20170811.pdf
 
Erlanggaipbbab1
Erlanggaipbbab1Erlanggaipbbab1
Erlanggaipbbab1
 
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakartaestimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
 
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentosLaporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
 
Alga bioindikator
Alga bioindikatorAlga bioindikator
Alga bioindikator
 
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdfARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
 
KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...
KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...
KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...
 
2575 5225-1-sm
2575 5225-1-sm2575 5225-1-sm
2575 5225-1-sm
 
Nugroho, galih adi
Nugroho, galih adiNugroho, galih adi
Nugroho, galih adi
 
Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1
 
2 bl00848
2 bl008482 bl00848
2 bl00848
 
BIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDA
BIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDABIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDA
BIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDA
 
Estimasi populasi gastropoda 1
Estimasi populasi gastropoda 1Estimasi populasi gastropoda 1
Estimasi populasi gastropoda 1
 
Eutrofikasi perairan oleh_limbah_deterje
Eutrofikasi perairan oleh_limbah_deterjeEutrofikasi perairan oleh_limbah_deterje
Eutrofikasi perairan oleh_limbah_deterje
 
Komposisi plankton kulonprogo.2016
Komposisi plankton kulonprogo.2016Komposisi plankton kulonprogo.2016
Komposisi plankton kulonprogo.2016
 
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANGKOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
 

More from Anjas Asmara, S.Si

Sk nomor 167 tentang penetapan kandidat hijau proper tahun 2018 2019-upl
Sk nomor 167 tentang penetapan kandidat hijau proper tahun 2018   2019-uplSk nomor 167 tentang penetapan kandidat hijau proper tahun 2018   2019-upl
Sk nomor 167 tentang penetapan kandidat hijau proper tahun 2018 2019-uplAnjas Asmara, S.Si
 
Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)
Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)
Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)Anjas Asmara, S.Si
 
Edaran &amp; pedoman dikplhd 2019
Edaran &amp; pedoman dikplhd 2019Edaran &amp; pedoman dikplhd 2019
Edaran &amp; pedoman dikplhd 2019Anjas Asmara, S.Si
 
DELH DPLH sebagai instrumen PPLH
DELH DPLH sebagai instrumen PPLH DELH DPLH sebagai instrumen PPLH
DELH DPLH sebagai instrumen PPLH Anjas Asmara, S.Si
 
Permen LHK No. P.94 Tahun 2016 tentang Jenis Invasif
Permen LHK No. P.94 Tahun 2016 tentang Jenis InvasifPermen LHK No. P.94 Tahun 2016 tentang Jenis Invasif
Permen LHK No. P.94 Tahun 2016 tentang Jenis InvasifAnjas Asmara, S.Si
 
P.100 pedoman pelaksanaan pelimpahan sebagian urusan pemerintahan bidang ling...
P.100 pedoman pelaksanaan pelimpahan sebagian urusan pemerintahan bidang ling...P.100 pedoman pelaksanaan pelimpahan sebagian urusan pemerintahan bidang ling...
P.100 pedoman pelaksanaan pelimpahan sebagian urusan pemerintahan bidang ling...Anjas Asmara, S.Si
 
P.102 pedoman penyusunan dokumen lingkungan hidup bagi usaha danatau kegiatan...
P.102 pedoman penyusunan dokumen lingkungan hidup bagi usaha danatau kegiatan...P.102 pedoman penyusunan dokumen lingkungan hidup bagi usaha danatau kegiatan...
P.102 pedoman penyusunan dokumen lingkungan hidup bagi usaha danatau kegiatan...Anjas Asmara, S.Si
 
Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)
Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)
Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)Anjas Asmara, S.Si
 
Kepadatan populasi dan pertumbuhan kerang darah
Kepadatan populasi dan pertumbuhan kerang darahKepadatan populasi dan pertumbuhan kerang darah
Kepadatan populasi dan pertumbuhan kerang darahAnjas Asmara, S.Si
 

More from Anjas Asmara, S.Si (12)

Sk nomor 167 tentang penetapan kandidat hijau proper tahun 2018 2019-upl
Sk nomor 167 tentang penetapan kandidat hijau proper tahun 2018   2019-uplSk nomor 167 tentang penetapan kandidat hijau proper tahun 2018   2019-upl
Sk nomor 167 tentang penetapan kandidat hijau proper tahun 2018 2019-upl
 
Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)
Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)
Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)
 
Pp nomor 36 tahun 2019
Pp nomor 36 tahun 2019Pp nomor 36 tahun 2019
Pp nomor 36 tahun 2019
 
Edaran &amp; pedoman dikplhd 2019
Edaran &amp; pedoman dikplhd 2019Edaran &amp; pedoman dikplhd 2019
Edaran &amp; pedoman dikplhd 2019
 
DELH DPLH sebagai instrumen PPLH
DELH DPLH sebagai instrumen PPLH DELH DPLH sebagai instrumen PPLH
DELH DPLH sebagai instrumen PPLH
 
Permen LHK No. P.94 Tahun 2016 tentang Jenis Invasif
Permen LHK No. P.94 Tahun 2016 tentang Jenis InvasifPermen LHK No. P.94 Tahun 2016 tentang Jenis Invasif
Permen LHK No. P.94 Tahun 2016 tentang Jenis Invasif
 
P.100 pedoman pelaksanaan pelimpahan sebagian urusan pemerintahan bidang ling...
P.100 pedoman pelaksanaan pelimpahan sebagian urusan pemerintahan bidang ling...P.100 pedoman pelaksanaan pelimpahan sebagian urusan pemerintahan bidang ling...
P.100 pedoman pelaksanaan pelimpahan sebagian urusan pemerintahan bidang ling...
 
P.102 pedoman penyusunan dokumen lingkungan hidup bagi usaha danatau kegiatan...
P.102 pedoman penyusunan dokumen lingkungan hidup bagi usaha danatau kegiatan...P.102 pedoman penyusunan dokumen lingkungan hidup bagi usaha danatau kegiatan...
P.102 pedoman penyusunan dokumen lingkungan hidup bagi usaha danatau kegiatan...
 
Identifikasi bakteri patogen
Identifikasi bakteri patogenIdentifikasi bakteri patogen
Identifikasi bakteri patogen
 
Identifikasi bakteri patogen
Identifikasi bakteri patogenIdentifikasi bakteri patogen
Identifikasi bakteri patogen
 
Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)
Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)
Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)
 
Kepadatan populasi dan pertumbuhan kerang darah
Kepadatan populasi dan pertumbuhan kerang darahKepadatan populasi dan pertumbuhan kerang darah
Kepadatan populasi dan pertumbuhan kerang darah
 

Keragaman plankton sebagai indikator kualitas sungai di kota surakarta

  • 1. BIODIVERSITAS ISSN: 1412-033X Volume 3, Nomor 2 Juli 2002 Halaman: 236-241 Keragaman Plankton sebagai Indikator Kualitas Sungai di Kota Surakarta Plankton diversity as bioindicator of Surakarta rivers quality OKID PARAMA ASTIRIN, AHMAD DWI SETYAWAN, MARTI HARINI Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta 557126 Diterima: 20 Pebruari 2001. Disetujui: 23 Juni 2001 ABSTRACT Rivers have essential role in human cultures. They are sanctuary for amount of biodiversity, but threatened seriously now. The objective of this research is to know Surakarta (Solo) rivers quality based on plankton diversity. This town has amount of kampongs and industrial estates that discard wastes to rivers directly. Plankton community is one of the river qualities indicators, because pollutant and other organisms can influence their population. The research was conducted at four rivers in Surakarta, namely Pepe River, Premulung River, Anyar River and Jenes River. Data was collected in triple before and after rivers through the town. Data was analyzed by diversity index of Shannon Wienner. The result indicated that Surakarta rivers had been polluted in degree of lightly to seriously. © 2002 Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta Key words: bioindicator, plankton, pollutant, river, Surakarta (Solo) town. PENDAHULUAN membuang limbah langsung ke sungai diyakini juga cukup banyak, khususnya di sekitar Bengawan Solo merupakan salah satu bantaran sungai. sungai besar di Indonesia dan merupakan Permukiman di Kota Surakarta juga yang terbesar di Jawa (Jalal, 1987). Sunga merupakan sumber pencemar yang potensial. dan laut Indonesia merupakan habitat bagi Terlebih di kota ini terdapat beberapa 25% populasi ikan dunia (Groombridge, 1990). permukiman slum dan scuater antara lain di Namun sungai-sungai di Indonesia umumnya Kampung Sewu dan Gandekan, Kecamatan mengalami kerusakan karena penggundulan Jebres, dimana sebagian penduduknya hutan, perusakan vegetasi tepian, pemindah- membuang hajat langsung di atas sungai atau an aliran, penghilangan dan pengaturan arus, menyalurkan limbah tinja langsung ke sungai pembuangan limbah dari pemukiman, pertani- tanpa pengolahan, serta. hampir seluruh an, industri, penambangan pasir, eksploitasi saluran limbah rumah tangga tidak kedap air. berlebihan spesies endemik dan introduksi Usaha pengendalian kerusakan sungai dan spesies asing (Dudgeon, 1992). kebijakan pengelolaannya mengharuskan Kota Surakarta (Solo) secara administratif pemantauan kualitas sungai. Pemantauan ini terbagi menjadi 5 kecamatan, yang terbagi lagi umumnya dilakukan dengan menggunakan menjadi 51 kelurahan, 562 rukun warga (RW) parameter fisik atau kimia. Akhir-akhir ini dan 2.515 rukun tetangga (RT). Di kota ini pemantauan dengan biota lebih diperhatikan, terdapat 82 industri besar, 237 industri sedang mengingat biota lebih tegas dalam meng- dan 500 industri kecil. Pada umumnya lokasi ekspresikan kerusakan sungai, karena biota industri ini terletak di kawasan permukiman terpengaruh langsung sungai dalam jangka dan tidak mengolah limbah secara benar, panjang, sedang sifat-sifat fisik dan kimia sehingga berpotensi mencemari sungai di cenderung menginformasikan keadaan sungai sekitarnya. Di samping itu rumah tangga yang pada waktu pengukuran saja. Di samping itu,
  • 2. ASTIRIN dkk. - Kualitas Sungai di Kota Surakarta 237 biota ramah lingkungan, murah, cepat dan tertentu ke volume lebih kecil, yaitu air mudah diinterpretasi (Winarno, dkk., 2000). sebanyak 4 liter untuk perairan blooming atau Pencemaran dapat mengubah struktur eko- 6 liter untuk perairan normal dituangkan ke sistem dan mengurangi jumlah spesies dalam dalam jala plankton yang telah dipasangi botol suatu komunitas, sehingga keragamannya flakon volume 10 ml. Plankton yang terjaring berkurang. Dengan demikian indeks diversitas dan menempel pada dinding jala disiram ekosistem yang tercemar selalu lebih kecil dari hingga masuk ke botol flakon, lalu diberi tiga pada ekosistem alami. Diversitas di suatu tetes formalin 4 % untuk pengawetan. perairan biasanya dinyatakan dalam jumlah Sebanyak 1 ml air sampel diambil dengan spesies yang terdapat di tempat tersebut. pipet dan dimasukkan dalam SRCC, lalu Semakin besar jumlah spesies akan semakin diamati di bawah mikroskop yang telah besar pula diversitasnya. Hubungan antara dipasangi mikrometer okuler Wipple. Jumlah jumlah spesies dengan jumlah individu dapat fitoplankton dan zooplankton pada 10 bidang dinyatakan dalam bentuk indeks diversitas. pandang mikrometer dihitung, sehingga Berdasarkan pengamatan pendahuluan diketahui jumlah plankton per liter. Plankton melalui uji fisikokimia diyakini bahwa sungai- pada batas atas dan kiri batas mikrometer ikut sungai di Kota Surakarta, yaitu Sungai Pepe, dihitung, sedangkan plankton pada batas Premulung, Anyar dan Jenes, telah tercemar bawah dan kanan tidak dihitung. berat. Penelitian ini bertujuan untuk menge- tahui keanekaragaman jenis zooplankton dan Analisis data fitoplankton pada keempat sungai tersebut, Jumlah organisme yang didapatkan dari dan menetapkan kualitasnya berdasarkan perhitungan, dianalisis dengan rumus indeks indeks diversitas plankton. diversitas Shannon Wienner (Odum, 1993), sedang klasifikasi derajat pencemaran perairan merujuk pada Lee (1978): BAHAN DAN METODE Tabel 1. Daftar klasifikasi derajat pencemaran. Lokasi dan waktu penelitian Lokasi penelitian meliputi empat sungai di No Derajat Indeks DO BOD SS NH3 Kota Surakarta yang semuanya bermuara di Pencemaran Diversitas (ppm) (ppm) (ppm) (ppm) Bengawan Solo, yaitu Sungai Pepe, 1. Tidak > 2,0 >6,5 <3,0 < 20 < 0,5 Premulung, Anyar dan Sungai Jenes. Setiap 2. Ringan 2,0-1,6 4,5-6,5 3,0-4,9 20-49 0,5-0,9 sungai ditentukan dua stasiun yaitu di hulu 3. Sedang 1,5-1,0 2,0-4,4 5,0-15 50-100 1,0-3,0 (sebelum memasuki kota) dan di hilir (setelah 4. Berat <1,0 <2,0 >15 > 100 > 3,0 melewati kota), masing-masing dengan tiga ulangan. Penelitian dilaksanakan pada musim kemarau tahun 1999. HASIL DAN PEMBAHASAN Alat dan bahan Penurunan kualitas air sungai akibat limbah Alat yang digunakan meliputi jala plankton, industri dapat menurunkan kualitas air tanah di Sedgewick-Rafter Counting Cells (SRCC), sekitarnya melalui infiltrasi dan dispersi. hand counter, mikroskop, mikrometer okuler Infiltrasi adalah masuknya air dan bahan- Wipple, gelas ukur, ember plastik, pipet dan bahan terlarut ke dalam tanah, sedangkan botol koleksi. Bahan kimia yang diperlukan dispersi adalah pencampuran bahan-bahan di adalah formalin 4% untuk pengawetan. dalam air secara fisik-kimia hingga homogen. Selaku organisme air, plankton mempunyai Cara kerja banyak kelebihan sebagai tolok ukur biologis Data kualitatif dikoleksi dengan menarik yaitu mampu menunjukkan tingkat ketidak- jala plankton, secara horizontal dan vertikal di stabilan ekologi dan mengevaluasi berbagai sungai. Pada lokasi yang memiliki banyak bentuk pencemaran. makrofita terendam digunakan jala plankton Pencemaran sungai di Kota Surakarta bertangkai. Identifikasi jenis-jenis plankton terutama berkaitan dengan limbah industri dan merujuk pada Davis (1955). Data kuantitatif rumah tangga. Potensi pencemaran dari diperoleh dengan memampatkan air sungai industri terlihat dari banyaknya perusahaan yang mengandung plankton dari volume
  • 3. 238 B IOD I VER SI TA S Vol. 3, No. 2, Juli 2002, hal. 236-241 kecil yang membuang limbah cair langsung ke Tabel 2. Keanekaragaman jenis plankton di Sungai sungai, karena belum memiliki UPL, sedang- Anyar. kan industri besar yang memiliki UPL disinyalir belum memfungsikannya secara optimal. No Nama spesies Hulu Hilir 1. Gomphoneis herculeanum 1 - Sungai Anyar 2. Polyartha vulgaris - 14 Berdasarkan letak topografinya, Sungai 3. Filinia longiseta 4 - Anyar tidak saja menerima dampak kegiatan 4. Didymodactylus carnosus - 1 pembangunan dari Kota Surakarta, tetapi juga 5. Rotaria citrinus - 2 dari luar wilayah. Dampak ini berasal dari 6. Philodina roseola 1 - 7. Bradyscela clauda 13 - lingkungan pertanian, permukiman, perda- 8. Streblocerus serricadalus - 17 gangan, transportasi dan lain-lain. Sehingga 9. Drepanothrix dentala 1 - perlu penanganan lintas sektoral yang dikoor- 10. Acantholeberis curvirostris 12 - dinasikan dengan kota/kabupaten di sekitar- 11. Lathonura rectirostris - 1 nya. Indeks diversitas Shannon Wienner 12. Banops serricaudata 4 - komunitas plankton di hulu dan hilir Sungai 13. Macrothrix hirsuticornis. 18 - Anyar masing-masing sebesar 1,927 dan 14. Eurycercus Lamllatus 2 - 1,369 (Tabel 2), sehingga merujuk pada Lee 15. Monospilus dispar - 3 et al. (1978) sungai ini tergolong tercemar 16. Dadaya macrops - 10 ringan. Secara visual tampak adanya penyu- 17. Camptocercus rectirostris - 1 18. Oxyurella tenuicaudis 1 - buran perairan, dimana warna sungai hijau 19. Alonella diaphana - 15 pekat (blooming). Kondisi ini perlu mendapat 20. Alona guttata - 1 perhatian karena akan mengganggu keseim- 21. Leydigia quadrangularis - 1 bangan rantai makanan dan mempengaruhi 22. Alonella exsa. 4 - ekosistem di sekitar sungai. 23. Cyclops haueri - 1 Terjadinya blooming di Sungai Anyar 24. Cyclops bicuspidatus - 2 tampaknya terkait erat dengan daerah aliran 25. Cyclops jeanelli putei - 1 sungai yang melewati areal pertanian di 26. Paracamptus reductus - 1 Kabupaten Boyolali, dimana asupan fosfat dan Indeks diversitas 1,927 1,639 nitrat berlebih. Limbah pertanian dapat masuk Jumlah spesies 11 15 ke dalam perairan dengan cara merembes atau melalui aliran permukaan. Blooming Gas nitrogen (N2) tidak mudah larut dalam menyebabkan jumlah fitoplankton yang mati air, tetapi karena 78% atmosfir adalah gas N2, relatif banyak. Sisa-sisa tubuh fitoplankton kadarnya dalam air tetap tinggi. Secara kimia, akan tenggelam karena berat jenis N2 bersifat inert dan tidak bereaksi dengan air, protoplasmanya lebih besar dari air, dan namun beberapa jenis bakteri, jamur dan alga selanjutnya akan mengalami dekomposisi oleh hijau-biru (Cyanophyceae) dapat memfiksasi bakteri, sehingga unsur-unsur nitrat dan fosfat N2 dari udara. Terdapat pula beberapa yang terikat pada berbagai senyawa organik bakteria yang dapat mereduksi nitrat menjadi dibebaskan dan dikembalikan ke dalam N2 bila kadar oksigen sangat rendah. Pupuk perairan dalam bentuk nitrat dan fosfat nitrogen yang banyak digunakan petani dapat inorganik, yang dapat dimanfaatkan kembali meningkatkan kadar nitrat dan nitrit di oleh fitoplankton. Hal ini menjaga ketersediaan perairan, sehingga terjadi eutrofikasi. hara di perairan sehingga blooming dapat Eutrofikasi tampaknya menguntungkan berlangsung dalam waktu lama. karena diikuti penambahan jumlah fitopankton, Proses dekomposisi oleh bakteri terjadi di namun kondisi ini memerlukan pasokan bawah zone eufotik, bahkan mungkin di zone oksigen dalam jumlah besar. Pada siang, afotik. Unsur hara ini dapat terangkat ke zone fotosintesis menghasilkan oksigen sehingga eufotik di atasnya oleh arus vertikal. Bahan- kadar dalam perairan cukup untuk memenuhi bahan organik dari sumber lain juga akan kebutuhan semua organisme, namun pada mengalami dekomposisi oleh bakteri. Apabila malam hari terjadi persaingan antara bahan organik tersedia dalam jumlah besar, fitoplankton dengan ikan, zooplankton dan maka dekomposisi oleh bakteri akan organisme lain. Dalam persaingan ini mengembalikan nitrat dan fosfat dalam jumlah fitoplankton akan menang, karena laju difusi besar ke perairan, sehingga terjadi eutrofikasi. oksigen ke dalam tubuhnya jauh lebih cepat.
  • 4. ASTIRIN dkk. - Kualitas Sungai di Kota Surakarta 239 Sehingga ikan dapat mati “tercekik” kecuali Industri yang membuang limbah ke Sungai ikan yang memiliki alat pernafasan tambahan. Premulung antara lain sablon, meliputi industri Penambahan individu fitoplankton akan tekstil, batik dan tenun. Industri ini banyak diikuti alga hijau-biru. Hal ini terjadi karena menggunakan zat warna reaktif. Penyablonan fitoplankton membutuhkan fosfat jauh lebih cara dingin menggunakan zat warna procion- sedikit dari pada nitrogen, sehingga nitrat yang M turunan diklorotriazina, sedang cara panas tersedia akan dihabiskan fitoplankton, menggunakan zat warna remazol turunan sedangkan fosfat yang tersisa akan vinilsulfon. Vinil yang bersifat karsinogenik dimanfaatkan alga hijau-biru yang tetap dapat terakumulasi atau menempel pada bertahan karena dapat mengikat nitrogen dari organisme perairan, dan melalui rantai atmosfer, sehingga alga hijau-biru ikut makanan dapat terjadi biomagnifikasi. Di mengalami blooming. samping itu limbah remazol merubah warna air, sehingga mengurangi daya guna dan Sungai Premulung estetikanya. Keanekaragaman jenis plankton di Sungai Pencemaran di Sungai Premuling tampak- Premulung ditunjukkan pada Tabel 3. Indeks nya sulit dikendalikan mengingat banyaknya diversitas Shannon Wienner pada Sungai hambatan yang ditemui, atara lain: (1) Premulung di bagian hulu dan hilir secara Masyarakat di sekitar usaha industri yang berturut-turut adalah 1,914 dan 0,775, mencemari lingkungan bersikap “nrimo” dan sehingga dengan merujuk standard Lee et al. takut menyampaikan keluhan karena tidak (1978) kondisinya secara berturut-turut tahu hak perlindungan lingkungan. (2) Industri tercemar ringan dan berat. besar yang belum menyadari prinsip internalisasi biaya eksternal sehingga hanya Tabel 3. Keanekaragaman jenis plankton di Sungai menginginkan keuntungan semata, tanpa Premulung. memperdulikan dampak usahanya terhadap lingkungan. (3) Industri kecil yang telah sadar No Nama spesies Hulu Hilir perlunya pengendalian dampak lingkungan 1. Porphrydium cruentum 11 - namun tidak mampu membuat UPL. (4) 2. Kylimella latvica - 2 Lemahnya penegakan hukum bagi industri 3. Batrachospermum boryanum 12 - yang menyebabkan pencemaran. 4. Brebissonia boeckii - 8 5. Gomphoneis herculeanum - 4 Sungai Pepe 6. Polyartha. vulgaris 7 - Hasil identifikasi plankton yang terjaring 7. Filinia. longiseta 7 - 8. Didymodactylus carnosus - 4 dalam pengambilan sampel di Sungai Pepe 9. Rotaria citrinus 7 - dapat ditunjukkan pada Tabel 4. Indeks 10. Philodina roseola 10 - diversitas Shannon Wienner Sungai Pepe di 11. Alonella exsa. 9 - daerah hulu sebesar 1,979, menunjukkan 12. Polamocypris elegantula 11 - kualitas perairan yang tercemar ringan, 13. Cyclops strenuus 8 - sedang daerah hilir sebesar 0,901, menunjuk- 14. Cyclops magnus 6 1 kan tercemar berat (Lee et al., 1978). 15. Cyclops navus 8 - Kondisi ini terjadi karena aliran Sungai 16 Eurycercus Lamllatus 9 - Pepe di Kota Surakarta menampung limbah 17 Monospilus dispar 10 - dari 23 industri yang potensial menimbulkan 18 Leydigia quadrangularis 9 - Indeks diversitas 1,914 0,775 pencemar, terdiri dari 21 industri tekstil, Jumlah spesies 14 5 dimana 5 tergolong besar, 4 sedang, dan 12 tergolong kecil; 1 industri kulit tergolong besar Hal ini terjadi karena Sungai Premulung dan 1 industri bumbu masak tergolong kecil- menerima aliran dari Kabupaten Sukoharjo menengah. Dari ke-23 industri tersebut, 13 yang memiliki potensi pencemaran oleh diantaranya telah dilengkapi dengan UPL, kegiatan industri dan permukiman, sehingga namun belum dioperasionalkan secara aliran sungai yang memasuki Kota Surakarta maksimal, sesuai kesaksian masyarakat di sudah tercemar. Sesudah memasuki Kota sekitarnya. Secara alamiah sungai-sungai Surakarta yang banyak memiliki industri batik penerima limbah dapat mendegradasi limbah, dan sablon, maka beban pencemar sungai namun apabila jumlahnya melampaui kemam- semakin berat. puan degradasi akan terjadi pencemaran.
  • 5. 240 B IOD I VER SI TA S Vol. 3, No. 2, Juli 2002, hal. 236-241 Tabel 4. Keanekaragaman jenis plankton di Sungai oksigen terlarut. Namun pada keadaan ini Pepe. dekomposisi dilakukan oleh bakteri anaerob. Dilihat dari sudut pengembalian unsur hara No Nama spesies Hulu Hilir bahan organik ke dalam perairan, dekomposisi 1. Chara globularis 1 - oleh bakteri anaerob mungkin menguntung- 2. Tolypella glomerata 1 - kan, namun dalam proses dekomposisi ini 3. Stipilococcus urcelolatus 2 - dihasilkan senyawa-senyawa yang bersifat 4. Porphrydium cruentum - 3 racun bagi biota air, seperti etana, metana, 5. Kylimella latvica 1 - amoniak, dan H2S. 6. Batrachospermum boryanum 1 - Pada umumnya oksigen terlarut bukan 7. Brebissonia boeckii - 6 merupakan faktor pembatas bagi kehidupan 8. Gomphoneis herculeanum 1 - 9. Polyartha. vulgaris - 2 perairan, namun apabila kadar oksigen terlarut 10. Filinia. longiseta 3 - sangat rendah kehidupan dalam air terancam. 11. Didymodactylus carnosus 4 - Keadaan ini dapat terjadi pada perairan yang 12. Rotaria citrinus - 5 mengandung sejumlah besar bahan organik 13. Philodina roseola 2 - yang mengalami dekomposisi oleh bakteri. 14. Alonella exsa. 1 - Bakteri dekomposisi yang terdapat dalam 15. Polamocypris elegantula 1 - jumlah besar ini juga memerlukan oksigen 16. Cyclops strenuus 1 - dalam jumlah besar, sehingga menurunkan 17. Cyclops magnus - 4 kadar oksigen terlarut hingga tahap yang 18. Cyclops navus 2 - mengancam kehidupan air. 19. ? 8 - Indeks diversitas 1,979 0,901 Hewan-hewan air yang dapat aktif Jumlah spesies 14 5 bergerak, seperti ikan meninggalkan atau menghindari lokasi-lokasi dimana terdapat Secara fisik kenampakan Sungai Pepe sejumlah besar bahan organik yang berwarna coklat kehitaman dan alirannya mengalami dekomposisi oleh bakteri. Hewan- sangat lambat, sehingga proses distribusi hewan yang hidup menetap atau bergerak oksigen secara vertikal tidak lancar dan pasif, misalnya bentos atau plankton akan proses difusi terhambat. Pada umumnya mati, sehingga indeks diversitasnya rendah. semua gas dapat terlarut dalam air, namun difusi ini berlangsung sangat lambat, sehingga Sungai Jenes apabila transfer oksigen hanya tergantung dari Hasil identifikasi plankton yang terjaring difusi maka kemungkinan besar air di dekat dalam pengambilan sampel di Sungai Jenes dasar perairan tidak mengandung oksigen. Di dapat disajikan pada Tabel 5. Indeks sini peran sirkulasi air sangat penting, karena diversitas Shannon Wienner Sungai Jenes mengakibatkan terjadinya penyampuran air pada daerah hulu dan hilir sebesar 1,208 dan permukaan yang teroksigenasi dengan air di 1,095, sehingga dengan merujuk Lee et al. bawahnya, sehingga kadar oksigen terlarut (1978) keduanya digolongkan tercemar lebih seragam. Di samping itu air Sungai Pepe sedang. Hal ini menunjukkan bahwa Sungai yang sangat keruh karena banyaknya bahan- Jenes sudah menerima beban pencemaran bahan yang tersuspensi seperti lumpur, sejak sebelum memasuki kota. Pencemaran menyebabkan ketersediaan cahaya matahari dalam suatu perairan tidak selalu seketika menjadi faktor pembatas, dimana kompensasi memusnahkan populasi biota di dalamnya. cahaya pada beberapa tempat hanya Tetapi bahan pencemar yang terdapat dalam beberapa centimeter, sehingga indeks kadar tidak mematikan (sublethal) tetap dapat diversitas plankton di sungai ini rendah. mengakibatkan efek negatif terhadap biologi Pada hulu Sungai Pepe, selain warna air organisme hidup. keruh, coklat kehitaman, aliran air sangat Pencemaran pada badan air Sungai Jenes lemah badan air juga berbau. Tampaknya disebabkan terutama karena daerah aliran proses dekomposisi/biodegradasi sudah sungai melalui areal pertanian, permukiman menggunakan oksigen dalam jumlah yang dan kawasan industri. Penggunaan pestisida minim sehingga proses ini bersifat anaerob. di sektor pertanian turut andil dalam mening- Merujuk Wardoyo (1978) dekomposisi oleh katkan beban pencemar. Areal pertanian me- bakteri masih dapat berlangsung dalam nyumbangkan sisa-sisa pupuk dan pestisida perairan yang sama sekali tidak terdapat dalam jumlah cukup banyak ke perairan.
  • 6. ASTIRIN dkk. - Kualitas Sungai di Kota Surakarta 241 Tabel 5. Keanekaragaman jenis plankton di Sungai menurun, karena di dalam kota sungai ini juga Jenes. menerima beban pencemaran cukup banyak, sehingga mekanisme alami pemurnian diri No Nama spesies Hulu Hilir tidak berlangsung. Di samping pencemaran 1. Eremosphaera viridis 1 - dari lahan pertanian, industri dan pemukiman, 2. Oocystis natans 4 - pencemaran di sungai ini juga disebabkan 3. Geminella interrupta - 2 pembuangan limbah cair hotel secara 4. Radiofilum conjunctivum - 3 langsung tanpa melalui UPL. Di samping 5. Raphidionema 1 - Sungai Jenes, sungai lain yang juga menerima 6. sempervirens 1 - limbah hotel dan perlu mendapat pemantauan 7. Stichococcus bacillaris - 1 adalah Sungai Pepe dan Sungai Anyar. Pada 8. Sphaeroplea annulina - 5 9. Protococcus viridis 27 - akhirnya limbah ini akan bermuara di Sungai 10. Monostroma quaternarium - 4 Bengawan Solo. 11. Chara globularis 2 - 12. Oxyurella tenuicaudis - 1 13. Alonella diaphana - 1 KESIMPULAN 14. Alona guttata - 2 15. Leydigia quadrangularis 3 - Semua sungai di Kota Surakarta dalam 16. Alonella exsa. - 1 kondisi tercemar, baik daerah hulu mapun hilir. 17. Polamocypris elegantula - 2 Derajat pencemaran berkisar antara tercemar 18. Cyclops strenuus 1 - ringan hingga tercemar berat. Kualitas sungai 19. Cyclops magnus - 2 20 Cyclops navus - 1 di daerah hulu yang semuanya sudah 21 -? - 1 tercemar dapat diartikan bahwa pencemaran Indeks diversitas 1,208 1,095 sungai sudah terjadi sebelum memasuki Kota Jumlah spesies - - Surakarta, yang turut membebani pencemaran sungai-sungai di kota ini. Permasalahan utama pencemaran oleh pestisida ialah adanya pengendapan sisa-sisa pestisida yang digunakan untuk DAFTAR PUSTAKA mengendalikan hama di sektor pertanian dan vektor penyakit di sektor kesehatan David. 1955. Freshwater Plankton. Davis: Universiry of masyarakat. Deposisi ini dapat terjadi pada California. lingkungan fisik, kimia maupun makhluk biotik Dudgeon, D. 1992. Endangered Ecosystem: a Review of yang dikonsumsi manusia, seperti ikan dan the Conservation Status of Tropical Asia Rivers. unggas. Kontaminasi pestisida pada Hydrobiologia 248: 167-191. ekosistem akuatik tidak hanya karena Groombridge, B., 1990. Global Biodiversity: Status of the pemakaian secara langsung ke dalam sistem Earth Living Resources. London: Chapman and Hall. perairan tetapi juga melalui cara-cara lain, Jalal, K.F. 1987. Regional Water Resources Situation: misalnya tumpahan pada waktu Quantitative and Qualitative Aspects. In Ali, M. G.E. pengangkutan, penyimpanan dan penjualan. Radosevich and A.A. Khan (Eds.). Water Resources Kontaminasi juga dapat diakibatkan oleh Policy for Asia. Boston: Balkema Publishers. sistem irigasi, air permukaan, terlarutnya debu Lee, T.D. 1978. Handbook of Variables of Environmental yang mengandung pestisida ke dalam air Impact assessment. Arbor: An Arbor Science tanah dan lain-lain. Pestisida yang sampai ke Publisher Inc. perairan dapat mematikan ikan. Bahkan dalam Odum, 1993. Fundamental of Ecology, 3th edition. kadar sublethal pun bahan toksik ini akan London: WB. Sounders Co. mengakibatkan ikan menjadi lebih peka Winarno, K., O.P. Astirin dan A.D. Setyawan. 2000. terhadap serangan penyakit. Pemantauan Kualitas Perairan Rawa Jabung Beban pencemaran yang berat menyebab- berdasarkan Keanekaragaman dan Kekayaan kan kualitas lingkungan perairan Sungai Jenes Komunitas Bentos. BioSMART 2 (1): 40-46.