SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
Download to read offline
PERENCANAAN PULAU-PULAU KECIL
bagian 1
Gorontalo, 9 Juni 2023
MATA KULIAH
PERENCANAAN TATA RUANG PESISIR (STPW33536)
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH
FAKULTAS TEKNIK dan SAINS
UNIVERSITAS BINA TARUNA
Rizky Juliansar Yasin, ST., M.URP
Dosen pada Program Studi Perencanaan Wilayah
Fakultas Teknik dan Sains
Universitas Bina Taruna
1
Outline Materi
1. Pengertian pulau-pulau
2. Pengertian dan Potensi Pulau-Pulau Kecil
4. Perencanaan Pembangunan Pulau-Pulau Kecil
5. Pendekatan Pembangunan Berkelanjutan untuk
pengelolaan Pulau-Pulau Kecil
3. Isu-Isu Pulau-Pulau Kecil
6. Gambaran Pulau-Pulau Kecil
Sumber Gambar :https://static.pexels.com/photos/584302/pexels-photo-584302.jpeg
PENGERTIAN PULAU-PULAU
Sumber Gambar : Delta dan Jenisnya -
Geograph88
3
 Pulau adalah sebidang tanah yang lebih kecil dari benua dan lebih besar
dari karang, yang dikelilingi air. Kumpulan beberapa pulau dinamakan
pulau-pulau atau kepulauan (bahasa Inggris: archipelago).
 Konvensi PBB tentang Hukum Laut Internasional tahun 1982 (UNCLOS
’82) pasal 121 mendefinisikan pulau (Ingg.: island) sebagai "daratan
yang terbentuk secara alami dan dikelilingi oleh air, dan selalu di atas
muka air pada saat pasang naik tertinggi". Dengan kata lain, sebuah
pulau tidak boleh tenggelam pada saat air pasang naik.
 Pulau Kecil adalah pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan
2.000 km2 (dua ribu kilo meter persegi) beserta kesatuan
Ekosistemnya. (UU No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil).
 Pulau memiliki sebutan bermacam-macam di Indonesia. Bentuk tidak
bakunya adalah pulo. Kata pinjaman dari bahasa Sanskerta juga kerap
digunakan, nusa. Di lepas pantai timur Jawa orang menyebut pulau kecil
sebagai gili.
PULAU-PULAU DI INDONESIA: PENGERTIAN
 Administrasi perpulauan yang baik antara lain ditandai dengan penamaan pulau
(toponim). Itu berarti memastikan nama pulau yang tak bernama, mengurangi
keragaman data pulau, serta memproseskan pembakuan sesuai pedoman nasional
maupun internasional sedemikian rupa sehingga output-nya mendapat pengakuan.
 Ada indikasi bahwa administrasi perpulauan kita tidak akurat yang berakibat tidak
reliable (bisa diandalkan) disebabkan pemahaman yang keliru tentang ”pulau”.
Fakta ini terutama ditemukan pada aparatur di daerah sebagai penentu tingkat
akurasi pendataan secara nasional.
 Mereka sangat mudah memberi nama suatu pulau jika ukurannya signifikan atau
memiliki keunggulan-keunggulan tertentu: berpenghuni, memiliki keindahan alam,
pusat administrasi dan ekonomi, adalah contoh-contoh keunggulan yang
dimaksud.
 Misalnya, Pulau Bali yang diketahui namanya oleh hampir semua penghuni bumi
karena manusia penghuni pulaunya (islanders) memiliki kebudayaan unik di
samping jasa-jasa lingkungan di sekitar pulau yang mendorong manusia ingin
mengenalinya lebih dekat. Oleh karena itu, administrasi wilayahnya didata secara
baik.
PULAU-PULAU DI INDONESIA:
SYARAT DARI SEBUAH PULAU
 Sebaliknya, pulau-pulau yang sangat kecil ukurannya (microislands) tidak didata
karena dianggap tidak bernilai apa-apa. Ini pandangan yang keliru karena setiap
pulau memiliki peranan berbeda-beda. ada empat syarat yang harus dipenuhi agar
dapat disebut sebagai 'pulau', yakni :
1. memiliki lahan daratan
2. terbentuk secara alami, bukan lahan reklamasi
3. dikelilingi oleh air, baik air asin (laut) maupun tawar
4. selalu berada di atas garis pasang tinggi.
 Contoh, Pulau Sophialouisa, pulau kecil terluar di Kabupaten Lombok Barat,
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), yang hampir tidak pernah diketahui orang,
bahkan orang NTB sekalipun, karena pulau tersebut tidak berpenghuni dan
terisolasi dalam kesendiriannya di belahan selatan NKRI.
 Padahal, pulau itu sangat strategis sebagai penentu kejelasan batas maritim kita
dengan Australia meski hanya berwujud batu. Pulau ini diganti namanya menjadi
Pulau Sepatang atas desakan masyarakat karena dianggap nama sebelumnya tidak
mencerminkan kebudayaan mereka. Inilah esensi penertiban.
PULAU-PULAU DI INDONESIA:
SYARAT DARI SEBUAH PULAU
Lanjutan
 Berbagai masalah yang sering menjadi kendala utama dalam
pengelolaan dan pembangunan pulau-pulau kecil di Indonesia di
antaranya adalah aksesibilitas. Ini disebabkan utamanya karena lokasi
yang terpencil dan terisolir, sumber daya air dan infrastruktur yang
sangat terbatas, tingkat pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat yang rendah. Setiap pulau kecil atau gugus pulau-pulau
kecil memiliki karakteristik dan tingkat kerentanan yang berbeda
dibandingkan dengan pulau besar.
 Dalam kaitannya dengan optimalisasi pengelolaan guna pemberdayaan
pulau-pulau kecil di Indonesia, perlu dilakukan pengelompokan pulau-
pulau kecil tersebut berdasarkan proses pembentukan melalui tahapan
atau evolusi tektoniknya. Kegiatan ini dilakukan untuk menghimpun
data dan informasi spasial tentang karakteristik pulau kecil beserta
gugusannya berdasarkan tektonogenesisnya, kondisi fisik perairan
disekitarnya, potensi sumberdaya mineral, energi, dan air tanah, serta
potensi kebencanaannya.
PULAU-PULAU DI INDONESIA:
PELAKSANAAN SISTEM KEAMANAN PULAU DI
INDONESIA
 Data dan informasi yang dihimpun pada kegiatan ini merupakan
masukan stratejik bagi penyusunan rencana tata ruang darat,
laut dan dirgantara guna optimasi pengelolaan kawasan pulau-
pulau kecil itu. Pengelompokan yang dilakukan untuk mencapai
pemahaman yang lebih mendalam tentang karakteristik geologi
kawasan pulau-pulau kecil, yang pada hakekatnya merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari hidup dan kehidupan
penghuni di atasnya.
PULAU-PULAU DI INDONESIA:
PELAKSANAAN SISTEM KEAMANAN PULAU DI
INDONESIA
Lanjutan
PULAU-PULAU DI INDONESIA:
JUMLAH DAN MANFAAT DARI PULAU-PULAU
DI INDONESIA (JUMLAH PULAU DI INDONESIA)
Lanjutan
• Jumlah Pulau di Indonesia (termasuk pulau besar dan pulau kecil) yang tertera pada Undang-Undang
no 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia adalah lebih kurang 17.508 Pulau, namun adanya
permasalahan effective occupation pada 4 Pulau yaitu Pulau Sipadan, Pulau Ligitan, Pulau Yako dan
Pulau Kambing menyebabkan lepasnya kedaulatan terhadap Pulau tersebut. Untuk menghindari hal
tersebut terulang kembali maka Pemerintah Republik Indonesia melakukan banyak tindakan dan
kegiatan di wilayah perbatasan khususnya di Pulau-pulau Kecil dan Pulau-pulau Kecil Terluar.
• Tindakan yang dimaksudnya diantaranya menetapkan regulasi, berperan aktif kegiatan internasional
seperti UNGEGN (United Nation Group of Expert on Geographical Names), pembangunan sarana dan
prasarana dasar hingga infrastruktur di Pulau-pulau Kecil Terluar hingga pemberdayaan masyarakat di
Pulau-pulau Kecil Terluar. Pembakuan Nama Rupa Bumi unsur Pulau sudah dimulai sejak tahun 2005
hingga saat ini dengan jumlah pulau indonesia yang sudah dilaporkan ke PBB melalui sidang
UNGEGN sejumlah 16.671 Pulau pada tahun 2019. Disamping itu telah ada penambahan jumlah pulau
yang tertera pada Gasetir Nasional pada tahun 2020 sejumlah 16.771 Pulau. Pada tahun 2022
rencananya Indonesia akan melaporkan kembali jumlah pulau di Indonesia terbaru melalui sidang
UNGEGN.
• Indonesia mempunyai 111 Pulau-Pulau Kecil Terluar yang telah ditetapkan dalam Kepres
6/2017 tentang Penetapan Pulau-Pulau Kecil Terluar
KKP | Kementerian Kelautan dan Perikanan
PULAU-PULAU DI INDONESIA:
JUMLAH DAN MANFAAT DARI PULAU-PULAU
DI INDONESIA (JUMLAH PULAU DI INDONESIA)
Lanjutan
KKP | Kementerian Kelautan dan Perikanan
PULAU-PULAU DI INDONESIA:
JUMLAH DAN MANFAAT DARI PULAU-PULAU
DI INDONESIA (JUMLAH PULAU DI INDONESIA)
Lanjutan
PULAU-PULAU DI INDONESIA:
JUMLAH DAN MANFAAT DARI PULAU-PULAU
DI INDONESIA (JUMLAH PULAU DI INDONESIA)
Lanjutan
PULAU-PULAU DI INDONESIA:
JUMLAH DAN MANFAAT DARI PULAU-PULAU
DI INDONESIA (JUMLAH PULAU DI INDONESIA)
Lanjutan
PULAU-PULAU DI INDONESIA:
JUMLAH DAN MANFAAT DARI PULAU-PULAU
DI INDONESIA (MANFAAT DARI PULAU DI INDONESIA –
TERUMBU KARANG)
Lanjutan
 Terumbu karang secara umum dapat dinisbatkan kepada struktur fisik
beserta ekosistem yang menyertainya yang secara aktif membentuk
sedimentasi kalsium karbonat akibat aktivitas biologi (biogenik) yang
berlangsung di bawah permukaan laut. Bagi ahli geologi, terumbu
karang merupakan struktur batuan sedimen dari kapur (kalsium
karbonat) di dalam laut, atau disebut singkat dengan terumbu. Bagi ahli
biologi terumbu karang merupakan suatu ekosistem yang dibentuk dan
didominasi oleh komunitas koral.
 Terumbu karang merupakan salah satu komponen utama sumber daya
pesisir dan laut utama, disamping hutan mangrove dan padang lamun.
Terumbu karang dan segala kehidupan yang ada didalamnya merupakan
salah satu kekayaan alam yang dimiliki bangsa Indonesia yang tak
ternilai harganya. Diperkirakan luas terumbu karang yang terdapat di
perairan Indonesia adalah lebih dari 60.000 km2, yang tersebar luas
dari perairan Kawasan Barat Indonesia sampai Kawasan Timur
Indonesia (Walters, 1994 dalam Suharsono, 1998).
PULAU-PULAU DI INDONESIA:
JUMLAH DAN MANFAAT DARI PULAU-PULAU
DI INDONESIA (MANFAAT DARI PULAU DI INDONESIA –
TERUMBU KARANG)
Lanjutan
 Indonesia merupakan tempat bagi sekitar 1/8 dari terumbu karang
Dunia (Cesar 1997) dan merupakan negara yang kaya akan
keanekaragaman biota perairan dibanding dengan negara-negara Asia
Tenggara lainnya.
 Terumbu karang mengandung berbagai manfaat yang sangat besar dan
beragam, baik secara ekologi maupun ekonomi. Menurut Cesar (1997)
estimasi jenis manfaat yang terkandung dalam terumbu karang dapat
diidentifikasi menjadi dua yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak
langsung.
 Manfaat dari terumbu karang yang langsung dapat dimanfaatkan oleh
manusia adalah pemanfaatan sumber daya ikan, batu karang,
pariwisata, penelitian dan pemanfaatan biota perairan lainnya yang
terkandung di dalamnya. Sedangkan yang termasuk dalam pemanfaatan
tidak langsung adalah seperti fungsi terumbu karang sebagai penahan
abrasi pantai, keanekaragaman hayati dan lain sebagainya.
PULAU-PULAU DI INDONESIA:
JUMLAH DAN MANFAAT DARI PULAU-PULAU
DI INDONESIA (MANFAAT DARI PULAU DI INDONESIA –
FLORA DAN FAUNA)
Lanjutan
 Indonesia merupakan zona perbatasan unik di wilayah Asia Oceania,
dimana Flora dan Faunanya berbeda jauh dengan Flora dan Fauna Asia
yang terbentang di Asia dengan batas Negara tetangga, juga berbeda
dengan Flora dan Fauna Oceania yang berada di Australia hingga Papua
dan Pulau timor. Garis maya yg membatasi zona ini disebut Wallace
Line, sementara kekhasan Flora dan Faunanya disebut Wallacea, karena
teori ini di kemukakan oleh Wallace seorang peneliti Inggris yang turut
menemukan teori evolusi bersama Darwin. Sulawesi memiliki flora dan
fauna tersendiri. Missal nya binatang khas pulau ini adalah anoa yang
mirip kerbau, babirusa yang berbulu sedikit dan memiliki taring pada
mulutnya, tersier, monyet tonkena Sulawesi, kuskus marsupial Sulawesi
yang berwarna-warni yang merupakan varitas binatang berkantung,
serta burung maleo yang bertelur pada pasir yang panas.
PULAU-PULAU DI INDONESIA:
JUMLAH DAN MANFAAT DARI PULAU-PULAU
DI INDONESIA (MANFAAT DARI PULAU DI INDONESIA –
FLORA DAN FAUNA)
Lanjutan
 Hutan diindonesia juga memiliki ciri tersendiri, didominasi
oleh kayu agatis yang berbeda dengan Sunda Besar yang
didominasi oleh pinang-pinangan (spesies rhododenron).
Variasi flora dan fauna merupakan obyek penelitian dan
pengkajian ilmiah. Untuk melindungi flora dan fauna,
telah ditetapkan taman nasional dan suaka alam seperti
Taman Nasional Lore Lindu, Cagar Alam Morowali, Cagar
Alam Tanjung Api dan terakhir adalah Suaka Margasatwa
di Bangkiriang.
PULAU-PULAU DI INDONESIA:
JUMLAH DAN MANFAAT DARI PULAU-PULAU
DI INDONESIA (MANFAAT DARI PULAU DI INDONESIA –
POTENSI KAWASAN KONSERVASI)
Lanjutan
 Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah-wilayah di Indonesia telah direncanakan
kawasan konservasi pulau-pulau kecil di Kepulauan. Potensi kawasan konservasi
ini dilihat dari keanekaragaman hayati yang ada di kepulauan ini antara lain satwa
endemik, dan tempat-tempat penting lain. Selain memiliki beberapa ekosistem
tropis yang terdiri dari ekosistem terumbu karang, ekosistem lamun, dan
ekosistem mangrove, Kepulauan di Indonesia juga punya spesies yang dilindungi
dan khas.
 Spesies itu diantaranya ketam kelapa (Birgus latro), paus, lumba-lumba
(Delphinus), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Erethmochelys fimbriata),
dan dugong (Dugong dugon). Ketam kelapa dapat ditemukan di Pulau Kakaban
dan Maratua. Paus dapat ditemukan di sekitar Pulau Maratua pada musim tertentu
sedangkan lumba-lumba di sekitar Pulau Semama, Sangalaki, Kakaban, Maratua,
dan Gosong Muaras. Penyu dapat ditemukan di sekitar Pulau Panjang, Derawan,
Semama, Sangalaki dan Maratua serta Dugong di Pulau Panjang dan Semama.
Spesies unik lain adalah Pari Manta (Manta birostris) yang terdapat di Pulau
Sangalaki dan Pigmy Seahorse di Pulau Semama dan Derawan.
PENGERTIAN DAN POTENSI
PULAU-PULAU KECIL
Sumber Gambar : Delta dan Jenisnya -
Geograph88
19
 Pulau-pulau kecil didefinisikan berdasarkan dua kriteria utama yaitu
luasan pulau dan jumlah penduduk yang menghuninya. Definisi pulau-
pulau kecil yang dianut secara nasional sesuai dengan Kep. Menteri
Kelautan dan Perikanan No. 41/2000 Jo Kep. Menteri Kelautan dan
Perikanan No. 67/2002 adalah pulau yang berukuran kurang atau sama
dengan 10.000 km2 , dengan jumlah penduduk kurang atau sama
dengan 200.000 jiwa. Di samping kriteria utama tersebut, beberapa
karakteristik pulau-pulau kecil adalah secara ekologis terpisah dari pulau
induknya (mainland island), memiliki batas fisik yang jelas dan terpencil
dari habitat pulau induk, sehingga bersifat insular; mempunyai sejumlah
besar jenis endemik dan keanekaragaman yang tipikal dan bernilai
tinggi; tidak mampu mempengaruhi hidroklimat; memiliki daerah
tangkapan air (catchment area) relatif kecil sehingga sebagian besar
aliran air permukaan dan sedimen masuk ke laut serta dari segi sosial,
ekonomi dan budaya masyarakat pulau-pulau kecil bersifat khas
dibandingkan dengan pulau induknya.
PENGERTIAN UMUM PULAU-PULAU KECIL
 Berdasarkan tipenya, pulau-pulau kecil dibedakan menjadi pulau
benua, pulau vulkanik dan pulau karang. Masing-masing tipe
pulau tersebut memiliki kondisi lingkungan biofisik yang khas,
sehingga perlu menjadi pertimbangan dalam kajian dan
penentuan pengelolaannya agar berkelanjutan. Hal ini akan
berpengaruh pula terhadap pola permukiman yang berkembang
di pulau-pulau kecil berdasarkan aktivitas yang sesuai dengan
kondisi lingkungan biofisik tersebut. Misalnya tipologi pulau kecil
lebih dominan ke arah pengembangan budidaya perikanan,
maka kemungkinan besar pola permukiman yang berkembang
adalah masyarakat nelayan.
PENGERTIAN UMUM PULAU-PULAU KECIL
Lanjutan
PENGERTIAN UMUM PULAU-PULAU KECIL
Keindahan Pulau Pulau Kecil disekitar
Pulau Weh, Kota Sabang Aceh
Lanjutan
 Kawasan pulau-pulau kecil memiliki potensi pembangunan yang
cukup besar karena didukung oleh letaknya yang strategis dari
aspek ekonomi, pertahanan dan keamanan serta adanya
ekosistem khas tropis dengan produktivitas hayati tinggi yaitu
terumbu karang (coral reef), padang lamun (seagrass), dan
hutan bakau (mangrove). Ketiga ekosistem tersebut saling
berinteraksi baik secara fisik, maupun dalam bentuk bahan
organik terlarut, bahan organik partikel, migrasi fauna, dan
aktivitas manusia.
POTENSI PULAU-PULAU KECIL
 Terumbu karang terbentuk dari endapan-endapan massif kalsium
karbonat (CaCO3), yang dihasilkan oleh organisme karang pembentuk
terumbu (karang hermatipik) dari filum Cnidaria, Ordo Scleractinia yang
hidup bersimbiose dengan alga bersel satu Zooxanthellae, dan sedikit
tambahan dari algae berkapur serta organisme lain yang mensekresi
kalsium karbonat.
 Manfaat yang terkandung dalam terumbu karang sangat besar dan
beragam. Menurut Sawyer (1993) dan Cesar (1996) jenis manfaat yang
terkandung dalam terumbu karang dapat diidentifikasi menjadi dua,
yaitu manfaat langsung yaitu sebagai habitat bagi sumberdaya ikan
(tempat mencari makan, memijah dan asuhan), batu karang,
pariwisata, wahana penelitian dan pemanfaatan biota perairan lainnya
dan manfaat tidak langsung seperti fungsi terumbu karang sebagai
penahan abrasi pantai, keanekaragaman hayati dan lain sebagainya.
POTENSI PULAU-PULAU KECIL:
POTENSI SUMBERDAYA HAYATI (TERUMBU KARANG)
 Terumbu karang dapat menjadi sumber devisa yang diperoleh
dari penyelam dan kegiatan wisata bahari lainnya. Bahkan
dewasa ini berbagai jenis biota yang hidup pada ekosistem
terumbu karang ternyata banyak mengandung senyawa bioaktif
sebagai bahan obat-obatan, makanan dan kosmetika. Selain itu
terumbu karang juga menjadi daya tarik tersendiri dan menjadi
perhatian bagi para ahli, mahasiswa, perusahaan farmasi
sebagai obyek penelitian.
 Ekosistem terumbu karang banyak menyumbangkan berbagai
biota laut seperti ikan, karang, moluska dan krustasea bagi
masyarakat di kawasan pesisir, dan bersama ekosistem pantai
lainnya menyediakan makanan dan menjadi tempat berpijah
bagi berbagai jenis biota laut yang bernilai ekonomi tinggi.
 Di kawasan pulau-pulau kecil, banyak dijumpai karang dari
berbagai jenis yang terdapat pada rataan terumbu tepi (fringing
reef), sedangkan di kawasan Indonesia bagian timur sering
dijumpai terumbu karang dengan tipe terumbu cincin (atoll).
POTENSI PULAU-PULAU KECIL:
POTENSI SUMBERDAYA HAYATI (TERUMBU KARANG)
Lanjutan
 Lamun merupakan satu-satunya tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang
memiliki rhizoma, daun dan akar sejati yang hidup terendam di dalam laut. Lamun
mengkolonisasi suatu daerah melalui penyebaran buah (propagule) yang
dihasilkan secara sexual (dioecious). Lamun umumnya membentuk padang lamun
yang luas di dasar laut yang masih dapat dijangkau oleh cahaya matahari untuk
mendukung pertumbuhannya, biasanya hidup diperairan yang dangkal dan jernih
pada kedalaman berkisar antara 2-12 meter, dengan sirkulasi air yang baik.
Substrat lumpur-berpasir merupakan substrat yang paling disukai oleh lamun dan
berada diantara ekosistem mangrove dan terumbu karang.
 Secara ekologis, padang lamun mempunyai beberapa fungsi penting bagi wilayah
pulau-pulau kecil yaitu sebagai produsen detritus dan zat hara; mengikat sedimen
dan menstabilkan substrat yang lunak dengan sistem perakaran yang padat dan
saling menyilang; sebagai tempat berlindung, mencari makan, tumbuh besar, dan
memijah bagi beberapa jenis biota laut, terutama yang melewati masa dewasanya
di lingkungan ini; serta sebagai tudung pelindung yang melindungi penghuni
padang lamun dari sengatan matahari. Di samping itu, padang lamun juga dapat
dimanfaatkan sebagai tempat kegiatan budidaya berbagai jenis ikan, kerang-
kerangan dan tiram, tempat rekreasi dan sumber pupuk hijau.
POTENSI PULAU-PULAU KECIL:
POTENSI SUMBERDAYA LAMUN (SEAGRASS)
Lanjutan
 Di kawasan pulau-pulau kecil banyak dijumpai lamun dari jenis
Enhalus dan Thalassia, karena di kawasan ini kandungan
sedimen organiknya relatif rendah dan didominasi oleh substrat
pasir.
POTENSI PULAU-PULAU KECIL:
POTENSI SUMBERDAYA LAMUN (SEAGRASS)
Lanjutan
 Hutan mangrove mempunyai fungsi ekologis sebagai penyedia
nutrien bagi biota perairan, tempat pemijahan dan asuhan bagi
berbagai macam biota, penahan abrasi, amukan angin, taufan
dan tsunami, penyerap limbah, pencegah intrusi air laut, dan
lain sebagainya. Sedangkan secara ekonomis berfungsi sebagai
penyedia kayu, bahan baku obat-obatan dan lain-lain.
Disamping itu, ekosistem hutan mangrove juga memberikan
manfaat tidak langsung, terutama sebagai habitat bagi
bermacam-macam binatang seperti binatang laut (udang,
kepiting, dan beberapa jenis ikan), dan binatang melata lainnya.
 Di kawasan pulau-pulau kecil jenis mangrove yang banyak
ditemukan adalah jenis Avicennia, karena wilayah pulau-pulau
kecil merupakan daerah yang ketersediaan air tawarnya
terbatas, pasokan sedimen (bahan organiknya) relatif rendah
dan memiliki substrat pasir.
POTENSI PULAU-PULAU KECIL:
POTENSI SUMBERDAYA HUTAN MANGROVE
Lanjutan
 Secara ekologis, pulau-pulau kecil di daerah tropis dan sub-
tropis berasosiasi dengan terumbu karang. Dengan demikian di
kawasan ini memiliki spesies-spesies yang menggunakan
karang sebagai habitatnya yaitu ikan ekonomis penting seperti
kerapu, napoleon, kima raksasa (Tridacna gigas), teripang dan
lain-lain sehingga komoditas seperti ini dapat dikatakan sebagai
komoditas spesifik pulau kecil. Ciri utama komoditas tersebut
adalah memiliki sifat penyebaran yang bergantung pada
terumbu karang sehingga keberlanjutan stoknya dipengaruhi
oleh kesehatan karang.
POTENSI PULAU-PULAU KECIL:
POTENSI SUMBERDAYA PERIKANAN
Lanjutan
 Aktivitas pertambangan banyak dilakukan di negara-negara
pulau kecil di dunia maupun di Indonesia pada propinsi-propinsi
tertentu. Dalam pemanfaatan potensi mineral di kawasan pulau-
pulau kecil harus dilakukan dengan perencanaan yang ketat dan
dilakukan secara berkelanjutan sesuai peraturan perundangan
yang berlaku. Struktur batuan dan geologi pulau-pulau kecil di
Indonesia adalah struktur batuan tua yang diperkirakan
mengandung deposit bahan-bahan tambang/mineral penting
seperti emas, mangan, nikel dan lain-lain.
 Beberapa aktivitas pertambangan baik pada tahap
penyelidikan umum, eksplorasi maupun eksploitasi di pulau-
pulau kecil antara lain : timah di P. Kundur, P. Karimun (Riau);
nikel di P. Gag (Papua), P. Gebe (Maluku Utara), P. Pakal
(Maluku); batubara di P. Laut, P. Sebuku (Kalsel); emas di P.
Wetar, P. Haruku (Maluku) dan migas di P. Natuna (Riau).
POTENSI PULAU-PULAU KECIL:
POTENSI SUMBERDAYA NIR-HAYATI (PERTAMBANGAN)
Lanjutan
 Dengan luas wilayah laut yang lebih besar dibandingkan darat
maka potensi energi kelautan memiliki prospek yang baik
sebagai energi alternatif untuk mengantisipasi berkurangnya
minyak bumi, LNG, batubara, dan lain-lain sepanjang
kemampuan negara diarahkan untuk pemanfaatannya.
Sumberdaya kelautan yang mungkin digunakan untuk
pengelolaan pulau-pulau kecil adalah Konversi Energi Panas
Samudera/Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC), Panas
Bumi (Geothermal), Ombak dan Pasang Surut.
POTENSI PULAU-PULAU KECIL:
POTENSI SUMBERDAYA NIR-HAYATI (ENERGI KELAUTAN)
Lanjutan
 Pulau-pulau kecil memberikan jasa-jasa lingkungan yang tinggi
nilai ekonomisnya yaitu sebagai kawasan berlangsungnya
kegiatan kepariwisataan, media komunikasi, kawasan rekreasi,
konservasi dan jenis pemanfaatan lainnya. Jenis-jenis
pariwisata yang dapat dikembangkan di kawasan pulau-pulau
kecil adalah :
POTENSI PULAU-PULAU KECIL:
JASA-JASA LINGKUNGAN
 Kawasan pulau-pulau kecil merupakan aset wisata bahari yang sangat
besar yang didukung oleh potensi geologis dan karaktersistik yang
mempunyai hubungan sangat dekat dengan terumbu karang (Coral
Reef), khususnya hard corals. Disamping itu, kondisi pulau-pulau kecil
yang tidak berpenghuni, secara logika akan memberikan kualitas
keindahan dan keaslian dari bio-diversity yang dimilikinya.
 Berdasarkan rating yang dilakukan oleh lembaga kepariwisataan
internasional, beberapa kawasan di Indonesia dengan sumberdaya yang
dimilikinya mempunyai rating tertinggi bila ditinjau dari segi daya tarik
wisata bahari dibandingkan dengan kawasan-kawasan lain di dunia.
Beberapa kawasan wisata bahari yang sangat sukses di dunia antara
lain adalah kawasan Great Barrier Reef, kawasan negara-negara di
Karibia, seperti Bahama, Kawasan Pasifik seperti Hawai, serta Kawasan
Meditterranean. Belajar dari pengalaman di kawasan tersebut, ternyata
negara-negara tersebut merupakan “Negara Pulau-pulau Kecil (Small
Islands State)”, kecuali di Great Barrier Reef dan Meditterranea.
POTENSI PULAU-PULAU KECIL:
JASA-JASA LINGKUNGAN (WISATA BAHARI)
Lanjutan
 Sebagian besar pulau-pulau kecil di Indonesia memiliki potensi
wisata bahari yang cukup potensial. Beberapa diantaranya telah
dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata bahari seperti
Taman Nasional (TN) Taka Bone Rate (Sulsel), TN Teluk
Cendrawasih, TN Kep. Wakatobi (Sultra), Taman Wisata Alam
(TWA) Kep. Kapoposang (Sulsel), TWA Tujuh Belas Pulau (NTT),
TWA Gili Meno, Ayer, Trawangan (NTB), TWA P. Sangiang
(Jabar), dan lain-lain.
POTENSI PULAU-PULAU KECIL:
JASA-JASA LINGKUNGAN (WISATA BAHARI)
Lanjutan
 Pulau-pulau kecil mempunyai potensi wisata terestrial yaitu
wisata yang merupakan satu kesatuan dengan potensi wisata
perairan laut. Wisata terestrial di pulau-pulau kecil misalnya TN
Komodo (NTT), sebagai lokasi Situs Warisan Dunia (World
Herritage Site) merupakan kawasan yang memiliki potensi darat
sebagai habitat komodo, serta potensi keindahan perairan
lautnya di P. Rinca dan P. Komodo. Contoh lain adalah Pulau
Moyo yang terletak di NTB sebagai Taman Buru (TB), dengan
kawasan hutan yang masih asri untuk wisata berburu dan wisata
bahari (diving). Kondisi Pulau Moyo tersebut dimanfaatkan oleh
para pengusaha pariwisata sebagai kawasan “Ekowisata
Terestrial”. Dikawasan tersebut terdapat resort yang tarifnya
relatif mahal, dengan fasilitas yang ditawarkan berupa tenda-
tenda, sehingga merupakan “wisata camping” yang dikemas
secara mewah. Paket wisata di Kawasan Pulau Moyo ini sudah
sangat terkenal di mancanegara sehingga dapat memberikan
devisa bagi negara.
POTENSI PULAU-PULAU KECIL:
JASA-JASA LINGKUNGAN (WISATATERESTRIAL)
Lanjutan
 Pulau-pulau kecil merupakan suatu prototipe konkrit dari suatu
unit kesatuan utuh dari sebuah ekosistem yang terkecil.
Salahsatu komponennya yang sangat signifikan adalah
komponen masyarakat lokal. Masyarakat ini sudah lama sekali
berinteraksi dengan ekosistem pulau kecil, sehingga secara
realitas di lapangan, masyarakat pulau-pulau kecil tentunya
mempunyai budaya dan kearifan tradisional (local wisdom)
tersendiri yang merupakan nilai komoditas wisata yang tinggi.
 Kawasan yang dapat dijadikan sebagai obyek wisata kultural,
misalnya, di Pulau Lembata. Masyarakat suku Lamalera di Pulau
Lembata mempunyai budaya heroik “Berburu Paus secara
tradisional” (traditional whales hunter). Kegiatan berburu paus
secara tradisional tersebut dilakukan setelah melalui ritual-ritual
budaya yang sangat khas, yang hanya di miliki oleh suku
Lamalera tersebut. Keunikan budaya dan kearifan tradisional
tersebut, menjadi daya tarik bagi para wisatawan.
POTENSI PULAU-PULAU KECIL:
JASA-JASA LINGKUNGAN (WISATA KULTURAL)
Lanjutan
37

More Related Content

Similar to 09062023 - PW (Perencanaan Pulau-Pulau Kecil 1).pdf

3.1 PPT Poros Maritim.pptx
3.1 PPT Poros Maritim.pptx3.1 PPT Poros Maritim.pptx
3.1 PPT Poros Maritim.pptxAchmadAdam4
 
Bahan tayang pwp3 wt-ddrtp 2016
Bahan tayang pwp3 wt-ddrtp 2016Bahan tayang pwp3 wt-ddrtp 2016
Bahan tayang pwp3 wt-ddrtp 2016hadiarnowo
 
Posisi Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia
Posisi Indonesia Sebagai Poros Maritim DuniaPosisi Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia
Posisi Indonesia Sebagai Poros Maritim DuniaQobusAbid
 
Poros maritim
Poros maritimPoros maritim
Poros maritimIisRida
 
Proposal Ekspedisi Nusantara
Proposal Ekspedisi NusantaraProposal Ekspedisi Nusantara
Proposal Ekspedisi Nusantaravisionsaga
 
PULAU KECIL DAN PERTANIAN PULAU KECIL Simon Raharjo in file #1-Pulau Kecil...
PULAU KECIL DAN PERTANIAN PULAU KECIL    Simon Raharjo in file #1-Pulau Kecil...PULAU KECIL DAN PERTANIAN PULAU KECIL    Simon Raharjo in file #1-Pulau Kecil...
PULAU KECIL DAN PERTANIAN PULAU KECIL Simon Raharjo in file #1-Pulau Kecil...Simon Raharjo
 
PPT PERTEMUAN 1 KEADAAN WILAYAH INDONESIA.pdf
PPT PERTEMUAN 1 KEADAAN WILAYAH INDONESIA.pdfPPT PERTEMUAN 1 KEADAAN WILAYAH INDONESIA.pdf
PPT PERTEMUAN 1 KEADAAN WILAYAH INDONESIA.pdfazizainul
 
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
148516883 konsep-pengelolaan-pesisirAry Ajo
 
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...Mujiyanto -
 
Agustinus kastanya bahan presentase kki vi 2016
Agustinus kastanya bahan presentase kki vi 2016Agustinus kastanya bahan presentase kki vi 2016
Agustinus kastanya bahan presentase kki vi 2016Agus kastanya
 
Makalah Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Konflik Kepulauan Natuna (By Iva...
Makalah Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Konflik Kepulauan Natuna (By Iva...Makalah Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Konflik Kepulauan Natuna (By Iva...
Makalah Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Konflik Kepulauan Natuna (By Iva...Luhur Moekti Prayogo
 
Potensi Maritim Indonesia.pptx
Potensi Maritim Indonesia.pptxPotensi Maritim Indonesia.pptx
Potensi Maritim Indonesia.pptxArsyadLabiq
 
27759305 minapolitan-kabupaten-kaur-prov-bengkulu
27759305 minapolitan-kabupaten-kaur-prov-bengkulu27759305 minapolitan-kabupaten-kaur-prov-bengkulu
27759305 minapolitan-kabupaten-kaur-prov-bengkuluMarhadi1995
 
Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia - Wisnu Sinartejo.pdf
Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia - Wisnu Sinartejo.pdfIndonesia Sebagai Poros Maritim Dunia - Wisnu Sinartejo.pdf
Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia - Wisnu Sinartejo.pdfjohan effendi
 

Similar to 09062023 - PW (Perencanaan Pulau-Pulau Kecil 1).pdf (20)

3.1 PPT Poros Maritim.pptx
3.1 PPT Poros Maritim.pptx3.1 PPT Poros Maritim.pptx
3.1 PPT Poros Maritim.pptx
 
Bahan tayang pwp3 wt-ddrtp 2016
Bahan tayang pwp3 wt-ddrtp 2016Bahan tayang pwp3 wt-ddrtp 2016
Bahan tayang pwp3 wt-ddrtp 2016
 
Posisi Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia
Posisi Indonesia Sebagai Poros Maritim DuniaPosisi Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia
Posisi Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia
 
Presentasi
PresentasiPresentasi
Presentasi
 
Poros maritim
Poros maritimPoros maritim
Poros maritim
 
Bab 1.pptx
Bab 1.pptxBab 1.pptx
Bab 1.pptx
 
Proposal Ekspedisi Nusantara
Proposal Ekspedisi NusantaraProposal Ekspedisi Nusantara
Proposal Ekspedisi Nusantara
 
PULAU KECIL DAN PERTANIAN PULAU KECIL Simon Raharjo in file #1-Pulau Kecil...
PULAU KECIL DAN PERTANIAN PULAU KECIL    Simon Raharjo in file #1-Pulau Kecil...PULAU KECIL DAN PERTANIAN PULAU KECIL    Simon Raharjo in file #1-Pulau Kecil...
PULAU KECIL DAN PERTANIAN PULAU KECIL Simon Raharjo in file #1-Pulau Kecil...
 
Kelompok 4 teori pembangunan
Kelompok 4 teori pembangunanKelompok 4 teori pembangunan
Kelompok 4 teori pembangunan
 
PPT PERTEMUAN 1 KEADAAN WILAYAH INDONESIA.pdf
PPT PERTEMUAN 1 KEADAAN WILAYAH INDONESIA.pdfPPT PERTEMUAN 1 KEADAAN WILAYAH INDONESIA.pdf
PPT PERTEMUAN 1 KEADAAN WILAYAH INDONESIA.pdf
 
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
 
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
 
Agustinus kastanya bahan presentase kki vi 2016
Agustinus kastanya bahan presentase kki vi 2016Agustinus kastanya bahan presentase kki vi 2016
Agustinus kastanya bahan presentase kki vi 2016
 
Makalah Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Konflik Kepulauan Natuna (By Iva...
Makalah Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Konflik Kepulauan Natuna (By Iva...Makalah Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Konflik Kepulauan Natuna (By Iva...
Makalah Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Konflik Kepulauan Natuna (By Iva...
 
Rpz twp raja ampat book 1
Rpz twp raja ampat book 1 Rpz twp raja ampat book 1
Rpz twp raja ampat book 1
 
Wawasan Nusantara
Wawasan NusantaraWawasan Nusantara
Wawasan Nusantara
 
Potensi Maritim Indonesia.pptx
Potensi Maritim Indonesia.pptxPotensi Maritim Indonesia.pptx
Potensi Maritim Indonesia.pptx
 
Bab1 pendahuluan
Bab1 pendahuluanBab1 pendahuluan
Bab1 pendahuluan
 
27759305 minapolitan-kabupaten-kaur-prov-bengkulu
27759305 minapolitan-kabupaten-kaur-prov-bengkulu27759305 minapolitan-kabupaten-kaur-prov-bengkulu
27759305 minapolitan-kabupaten-kaur-prov-bengkulu
 
Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia - Wisnu Sinartejo.pdf
Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia - Wisnu Sinartejo.pdfIndonesia Sebagai Poros Maritim Dunia - Wisnu Sinartejo.pdf
Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia - Wisnu Sinartejo.pdf
 

Recently uploaded

Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfPerlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfjeffrisovana999
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningSamFChaerul
 
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANKONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANDevonneDillaElFachri
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksdanzztzy405
 

Recently uploaded (8)

Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfPerlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
 
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANKONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
 

09062023 - PW (Perencanaan Pulau-Pulau Kecil 1).pdf

  • 1. PERENCANAAN PULAU-PULAU KECIL bagian 1 Gorontalo, 9 Juni 2023 MATA KULIAH PERENCANAAN TATA RUANG PESISIR (STPW33536) PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH FAKULTAS TEKNIK dan SAINS UNIVERSITAS BINA TARUNA Rizky Juliansar Yasin, ST., M.URP Dosen pada Program Studi Perencanaan Wilayah Fakultas Teknik dan Sains Universitas Bina Taruna 1
  • 2. Outline Materi 1. Pengertian pulau-pulau 2. Pengertian dan Potensi Pulau-Pulau Kecil 4. Perencanaan Pembangunan Pulau-Pulau Kecil 5. Pendekatan Pembangunan Berkelanjutan untuk pengelolaan Pulau-Pulau Kecil 3. Isu-Isu Pulau-Pulau Kecil 6. Gambaran Pulau-Pulau Kecil Sumber Gambar :https://static.pexels.com/photos/584302/pexels-photo-584302.jpeg
  • 3. PENGERTIAN PULAU-PULAU Sumber Gambar : Delta dan Jenisnya - Geograph88 3
  • 4.  Pulau adalah sebidang tanah yang lebih kecil dari benua dan lebih besar dari karang, yang dikelilingi air. Kumpulan beberapa pulau dinamakan pulau-pulau atau kepulauan (bahasa Inggris: archipelago).  Konvensi PBB tentang Hukum Laut Internasional tahun 1982 (UNCLOS ’82) pasal 121 mendefinisikan pulau (Ingg.: island) sebagai "daratan yang terbentuk secara alami dan dikelilingi oleh air, dan selalu di atas muka air pada saat pasang naik tertinggi". Dengan kata lain, sebuah pulau tidak boleh tenggelam pada saat air pasang naik.  Pulau Kecil adalah pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan 2.000 km2 (dua ribu kilo meter persegi) beserta kesatuan Ekosistemnya. (UU No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil).  Pulau memiliki sebutan bermacam-macam di Indonesia. Bentuk tidak bakunya adalah pulo. Kata pinjaman dari bahasa Sanskerta juga kerap digunakan, nusa. Di lepas pantai timur Jawa orang menyebut pulau kecil sebagai gili. PULAU-PULAU DI INDONESIA: PENGERTIAN
  • 5.  Administrasi perpulauan yang baik antara lain ditandai dengan penamaan pulau (toponim). Itu berarti memastikan nama pulau yang tak bernama, mengurangi keragaman data pulau, serta memproseskan pembakuan sesuai pedoman nasional maupun internasional sedemikian rupa sehingga output-nya mendapat pengakuan.  Ada indikasi bahwa administrasi perpulauan kita tidak akurat yang berakibat tidak reliable (bisa diandalkan) disebabkan pemahaman yang keliru tentang ”pulau”. Fakta ini terutama ditemukan pada aparatur di daerah sebagai penentu tingkat akurasi pendataan secara nasional.  Mereka sangat mudah memberi nama suatu pulau jika ukurannya signifikan atau memiliki keunggulan-keunggulan tertentu: berpenghuni, memiliki keindahan alam, pusat administrasi dan ekonomi, adalah contoh-contoh keunggulan yang dimaksud.  Misalnya, Pulau Bali yang diketahui namanya oleh hampir semua penghuni bumi karena manusia penghuni pulaunya (islanders) memiliki kebudayaan unik di samping jasa-jasa lingkungan di sekitar pulau yang mendorong manusia ingin mengenalinya lebih dekat. Oleh karena itu, administrasi wilayahnya didata secara baik. PULAU-PULAU DI INDONESIA: SYARAT DARI SEBUAH PULAU
  • 6.  Sebaliknya, pulau-pulau yang sangat kecil ukurannya (microislands) tidak didata karena dianggap tidak bernilai apa-apa. Ini pandangan yang keliru karena setiap pulau memiliki peranan berbeda-beda. ada empat syarat yang harus dipenuhi agar dapat disebut sebagai 'pulau', yakni : 1. memiliki lahan daratan 2. terbentuk secara alami, bukan lahan reklamasi 3. dikelilingi oleh air, baik air asin (laut) maupun tawar 4. selalu berada di atas garis pasang tinggi.  Contoh, Pulau Sophialouisa, pulau kecil terluar di Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), yang hampir tidak pernah diketahui orang, bahkan orang NTB sekalipun, karena pulau tersebut tidak berpenghuni dan terisolasi dalam kesendiriannya di belahan selatan NKRI.  Padahal, pulau itu sangat strategis sebagai penentu kejelasan batas maritim kita dengan Australia meski hanya berwujud batu. Pulau ini diganti namanya menjadi Pulau Sepatang atas desakan masyarakat karena dianggap nama sebelumnya tidak mencerminkan kebudayaan mereka. Inilah esensi penertiban. PULAU-PULAU DI INDONESIA: SYARAT DARI SEBUAH PULAU Lanjutan
  • 7.  Berbagai masalah yang sering menjadi kendala utama dalam pengelolaan dan pembangunan pulau-pulau kecil di Indonesia di antaranya adalah aksesibilitas. Ini disebabkan utamanya karena lokasi yang terpencil dan terisolir, sumber daya air dan infrastruktur yang sangat terbatas, tingkat pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat yang rendah. Setiap pulau kecil atau gugus pulau-pulau kecil memiliki karakteristik dan tingkat kerentanan yang berbeda dibandingkan dengan pulau besar.  Dalam kaitannya dengan optimalisasi pengelolaan guna pemberdayaan pulau-pulau kecil di Indonesia, perlu dilakukan pengelompokan pulau- pulau kecil tersebut berdasarkan proses pembentukan melalui tahapan atau evolusi tektoniknya. Kegiatan ini dilakukan untuk menghimpun data dan informasi spasial tentang karakteristik pulau kecil beserta gugusannya berdasarkan tektonogenesisnya, kondisi fisik perairan disekitarnya, potensi sumberdaya mineral, energi, dan air tanah, serta potensi kebencanaannya. PULAU-PULAU DI INDONESIA: PELAKSANAAN SISTEM KEAMANAN PULAU DI INDONESIA
  • 8.  Data dan informasi yang dihimpun pada kegiatan ini merupakan masukan stratejik bagi penyusunan rencana tata ruang darat, laut dan dirgantara guna optimasi pengelolaan kawasan pulau- pulau kecil itu. Pengelompokan yang dilakukan untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam tentang karakteristik geologi kawasan pulau-pulau kecil, yang pada hakekatnya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari hidup dan kehidupan penghuni di atasnya. PULAU-PULAU DI INDONESIA: PELAKSANAAN SISTEM KEAMANAN PULAU DI INDONESIA Lanjutan
  • 9. PULAU-PULAU DI INDONESIA: JUMLAH DAN MANFAAT DARI PULAU-PULAU DI INDONESIA (JUMLAH PULAU DI INDONESIA) Lanjutan • Jumlah Pulau di Indonesia (termasuk pulau besar dan pulau kecil) yang tertera pada Undang-Undang no 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia adalah lebih kurang 17.508 Pulau, namun adanya permasalahan effective occupation pada 4 Pulau yaitu Pulau Sipadan, Pulau Ligitan, Pulau Yako dan Pulau Kambing menyebabkan lepasnya kedaulatan terhadap Pulau tersebut. Untuk menghindari hal tersebut terulang kembali maka Pemerintah Republik Indonesia melakukan banyak tindakan dan kegiatan di wilayah perbatasan khususnya di Pulau-pulau Kecil dan Pulau-pulau Kecil Terluar. • Tindakan yang dimaksudnya diantaranya menetapkan regulasi, berperan aktif kegiatan internasional seperti UNGEGN (United Nation Group of Expert on Geographical Names), pembangunan sarana dan prasarana dasar hingga infrastruktur di Pulau-pulau Kecil Terluar hingga pemberdayaan masyarakat di Pulau-pulau Kecil Terluar. Pembakuan Nama Rupa Bumi unsur Pulau sudah dimulai sejak tahun 2005 hingga saat ini dengan jumlah pulau indonesia yang sudah dilaporkan ke PBB melalui sidang UNGEGN sejumlah 16.671 Pulau pada tahun 2019. Disamping itu telah ada penambahan jumlah pulau yang tertera pada Gasetir Nasional pada tahun 2020 sejumlah 16.771 Pulau. Pada tahun 2022 rencananya Indonesia akan melaporkan kembali jumlah pulau di Indonesia terbaru melalui sidang UNGEGN. • Indonesia mempunyai 111 Pulau-Pulau Kecil Terluar yang telah ditetapkan dalam Kepres 6/2017 tentang Penetapan Pulau-Pulau Kecil Terluar KKP | Kementerian Kelautan dan Perikanan
  • 10. PULAU-PULAU DI INDONESIA: JUMLAH DAN MANFAAT DARI PULAU-PULAU DI INDONESIA (JUMLAH PULAU DI INDONESIA) Lanjutan KKP | Kementerian Kelautan dan Perikanan
  • 11. PULAU-PULAU DI INDONESIA: JUMLAH DAN MANFAAT DARI PULAU-PULAU DI INDONESIA (JUMLAH PULAU DI INDONESIA) Lanjutan
  • 12. PULAU-PULAU DI INDONESIA: JUMLAH DAN MANFAAT DARI PULAU-PULAU DI INDONESIA (JUMLAH PULAU DI INDONESIA) Lanjutan
  • 13. PULAU-PULAU DI INDONESIA: JUMLAH DAN MANFAAT DARI PULAU-PULAU DI INDONESIA (JUMLAH PULAU DI INDONESIA) Lanjutan
  • 14. PULAU-PULAU DI INDONESIA: JUMLAH DAN MANFAAT DARI PULAU-PULAU DI INDONESIA (MANFAAT DARI PULAU DI INDONESIA – TERUMBU KARANG) Lanjutan  Terumbu karang secara umum dapat dinisbatkan kepada struktur fisik beserta ekosistem yang menyertainya yang secara aktif membentuk sedimentasi kalsium karbonat akibat aktivitas biologi (biogenik) yang berlangsung di bawah permukaan laut. Bagi ahli geologi, terumbu karang merupakan struktur batuan sedimen dari kapur (kalsium karbonat) di dalam laut, atau disebut singkat dengan terumbu. Bagi ahli biologi terumbu karang merupakan suatu ekosistem yang dibentuk dan didominasi oleh komunitas koral.  Terumbu karang merupakan salah satu komponen utama sumber daya pesisir dan laut utama, disamping hutan mangrove dan padang lamun. Terumbu karang dan segala kehidupan yang ada didalamnya merupakan salah satu kekayaan alam yang dimiliki bangsa Indonesia yang tak ternilai harganya. Diperkirakan luas terumbu karang yang terdapat di perairan Indonesia adalah lebih dari 60.000 km2, yang tersebar luas dari perairan Kawasan Barat Indonesia sampai Kawasan Timur Indonesia (Walters, 1994 dalam Suharsono, 1998).
  • 15. PULAU-PULAU DI INDONESIA: JUMLAH DAN MANFAAT DARI PULAU-PULAU DI INDONESIA (MANFAAT DARI PULAU DI INDONESIA – TERUMBU KARANG) Lanjutan  Indonesia merupakan tempat bagi sekitar 1/8 dari terumbu karang Dunia (Cesar 1997) dan merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman biota perairan dibanding dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya.  Terumbu karang mengandung berbagai manfaat yang sangat besar dan beragam, baik secara ekologi maupun ekonomi. Menurut Cesar (1997) estimasi jenis manfaat yang terkandung dalam terumbu karang dapat diidentifikasi menjadi dua yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak langsung.  Manfaat dari terumbu karang yang langsung dapat dimanfaatkan oleh manusia adalah pemanfaatan sumber daya ikan, batu karang, pariwisata, penelitian dan pemanfaatan biota perairan lainnya yang terkandung di dalamnya. Sedangkan yang termasuk dalam pemanfaatan tidak langsung adalah seperti fungsi terumbu karang sebagai penahan abrasi pantai, keanekaragaman hayati dan lain sebagainya.
  • 16. PULAU-PULAU DI INDONESIA: JUMLAH DAN MANFAAT DARI PULAU-PULAU DI INDONESIA (MANFAAT DARI PULAU DI INDONESIA – FLORA DAN FAUNA) Lanjutan  Indonesia merupakan zona perbatasan unik di wilayah Asia Oceania, dimana Flora dan Faunanya berbeda jauh dengan Flora dan Fauna Asia yang terbentang di Asia dengan batas Negara tetangga, juga berbeda dengan Flora dan Fauna Oceania yang berada di Australia hingga Papua dan Pulau timor. Garis maya yg membatasi zona ini disebut Wallace Line, sementara kekhasan Flora dan Faunanya disebut Wallacea, karena teori ini di kemukakan oleh Wallace seorang peneliti Inggris yang turut menemukan teori evolusi bersama Darwin. Sulawesi memiliki flora dan fauna tersendiri. Missal nya binatang khas pulau ini adalah anoa yang mirip kerbau, babirusa yang berbulu sedikit dan memiliki taring pada mulutnya, tersier, monyet tonkena Sulawesi, kuskus marsupial Sulawesi yang berwarna-warni yang merupakan varitas binatang berkantung, serta burung maleo yang bertelur pada pasir yang panas.
  • 17. PULAU-PULAU DI INDONESIA: JUMLAH DAN MANFAAT DARI PULAU-PULAU DI INDONESIA (MANFAAT DARI PULAU DI INDONESIA – FLORA DAN FAUNA) Lanjutan  Hutan diindonesia juga memiliki ciri tersendiri, didominasi oleh kayu agatis yang berbeda dengan Sunda Besar yang didominasi oleh pinang-pinangan (spesies rhododenron). Variasi flora dan fauna merupakan obyek penelitian dan pengkajian ilmiah. Untuk melindungi flora dan fauna, telah ditetapkan taman nasional dan suaka alam seperti Taman Nasional Lore Lindu, Cagar Alam Morowali, Cagar Alam Tanjung Api dan terakhir adalah Suaka Margasatwa di Bangkiriang.
  • 18. PULAU-PULAU DI INDONESIA: JUMLAH DAN MANFAAT DARI PULAU-PULAU DI INDONESIA (MANFAAT DARI PULAU DI INDONESIA – POTENSI KAWASAN KONSERVASI) Lanjutan  Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah-wilayah di Indonesia telah direncanakan kawasan konservasi pulau-pulau kecil di Kepulauan. Potensi kawasan konservasi ini dilihat dari keanekaragaman hayati yang ada di kepulauan ini antara lain satwa endemik, dan tempat-tempat penting lain. Selain memiliki beberapa ekosistem tropis yang terdiri dari ekosistem terumbu karang, ekosistem lamun, dan ekosistem mangrove, Kepulauan di Indonesia juga punya spesies yang dilindungi dan khas.  Spesies itu diantaranya ketam kelapa (Birgus latro), paus, lumba-lumba (Delphinus), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Erethmochelys fimbriata), dan dugong (Dugong dugon). Ketam kelapa dapat ditemukan di Pulau Kakaban dan Maratua. Paus dapat ditemukan di sekitar Pulau Maratua pada musim tertentu sedangkan lumba-lumba di sekitar Pulau Semama, Sangalaki, Kakaban, Maratua, dan Gosong Muaras. Penyu dapat ditemukan di sekitar Pulau Panjang, Derawan, Semama, Sangalaki dan Maratua serta Dugong di Pulau Panjang dan Semama. Spesies unik lain adalah Pari Manta (Manta birostris) yang terdapat di Pulau Sangalaki dan Pigmy Seahorse di Pulau Semama dan Derawan.
  • 19. PENGERTIAN DAN POTENSI PULAU-PULAU KECIL Sumber Gambar : Delta dan Jenisnya - Geograph88 19
  • 20.  Pulau-pulau kecil didefinisikan berdasarkan dua kriteria utama yaitu luasan pulau dan jumlah penduduk yang menghuninya. Definisi pulau- pulau kecil yang dianut secara nasional sesuai dengan Kep. Menteri Kelautan dan Perikanan No. 41/2000 Jo Kep. Menteri Kelautan dan Perikanan No. 67/2002 adalah pulau yang berukuran kurang atau sama dengan 10.000 km2 , dengan jumlah penduduk kurang atau sama dengan 200.000 jiwa. Di samping kriteria utama tersebut, beberapa karakteristik pulau-pulau kecil adalah secara ekologis terpisah dari pulau induknya (mainland island), memiliki batas fisik yang jelas dan terpencil dari habitat pulau induk, sehingga bersifat insular; mempunyai sejumlah besar jenis endemik dan keanekaragaman yang tipikal dan bernilai tinggi; tidak mampu mempengaruhi hidroklimat; memiliki daerah tangkapan air (catchment area) relatif kecil sehingga sebagian besar aliran air permukaan dan sedimen masuk ke laut serta dari segi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat pulau-pulau kecil bersifat khas dibandingkan dengan pulau induknya. PENGERTIAN UMUM PULAU-PULAU KECIL
  • 21.  Berdasarkan tipenya, pulau-pulau kecil dibedakan menjadi pulau benua, pulau vulkanik dan pulau karang. Masing-masing tipe pulau tersebut memiliki kondisi lingkungan biofisik yang khas, sehingga perlu menjadi pertimbangan dalam kajian dan penentuan pengelolaannya agar berkelanjutan. Hal ini akan berpengaruh pula terhadap pola permukiman yang berkembang di pulau-pulau kecil berdasarkan aktivitas yang sesuai dengan kondisi lingkungan biofisik tersebut. Misalnya tipologi pulau kecil lebih dominan ke arah pengembangan budidaya perikanan, maka kemungkinan besar pola permukiman yang berkembang adalah masyarakat nelayan. PENGERTIAN UMUM PULAU-PULAU KECIL Lanjutan
  • 22. PENGERTIAN UMUM PULAU-PULAU KECIL Keindahan Pulau Pulau Kecil disekitar Pulau Weh, Kota Sabang Aceh Lanjutan
  • 23.  Kawasan pulau-pulau kecil memiliki potensi pembangunan yang cukup besar karena didukung oleh letaknya yang strategis dari aspek ekonomi, pertahanan dan keamanan serta adanya ekosistem khas tropis dengan produktivitas hayati tinggi yaitu terumbu karang (coral reef), padang lamun (seagrass), dan hutan bakau (mangrove). Ketiga ekosistem tersebut saling berinteraksi baik secara fisik, maupun dalam bentuk bahan organik terlarut, bahan organik partikel, migrasi fauna, dan aktivitas manusia. POTENSI PULAU-PULAU KECIL
  • 24.  Terumbu karang terbentuk dari endapan-endapan massif kalsium karbonat (CaCO3), yang dihasilkan oleh organisme karang pembentuk terumbu (karang hermatipik) dari filum Cnidaria, Ordo Scleractinia yang hidup bersimbiose dengan alga bersel satu Zooxanthellae, dan sedikit tambahan dari algae berkapur serta organisme lain yang mensekresi kalsium karbonat.  Manfaat yang terkandung dalam terumbu karang sangat besar dan beragam. Menurut Sawyer (1993) dan Cesar (1996) jenis manfaat yang terkandung dalam terumbu karang dapat diidentifikasi menjadi dua, yaitu manfaat langsung yaitu sebagai habitat bagi sumberdaya ikan (tempat mencari makan, memijah dan asuhan), batu karang, pariwisata, wahana penelitian dan pemanfaatan biota perairan lainnya dan manfaat tidak langsung seperti fungsi terumbu karang sebagai penahan abrasi pantai, keanekaragaman hayati dan lain sebagainya. POTENSI PULAU-PULAU KECIL: POTENSI SUMBERDAYA HAYATI (TERUMBU KARANG)
  • 25.  Terumbu karang dapat menjadi sumber devisa yang diperoleh dari penyelam dan kegiatan wisata bahari lainnya. Bahkan dewasa ini berbagai jenis biota yang hidup pada ekosistem terumbu karang ternyata banyak mengandung senyawa bioaktif sebagai bahan obat-obatan, makanan dan kosmetika. Selain itu terumbu karang juga menjadi daya tarik tersendiri dan menjadi perhatian bagi para ahli, mahasiswa, perusahaan farmasi sebagai obyek penelitian.  Ekosistem terumbu karang banyak menyumbangkan berbagai biota laut seperti ikan, karang, moluska dan krustasea bagi masyarakat di kawasan pesisir, dan bersama ekosistem pantai lainnya menyediakan makanan dan menjadi tempat berpijah bagi berbagai jenis biota laut yang bernilai ekonomi tinggi.  Di kawasan pulau-pulau kecil, banyak dijumpai karang dari berbagai jenis yang terdapat pada rataan terumbu tepi (fringing reef), sedangkan di kawasan Indonesia bagian timur sering dijumpai terumbu karang dengan tipe terumbu cincin (atoll). POTENSI PULAU-PULAU KECIL: POTENSI SUMBERDAYA HAYATI (TERUMBU KARANG) Lanjutan
  • 26.  Lamun merupakan satu-satunya tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang memiliki rhizoma, daun dan akar sejati yang hidup terendam di dalam laut. Lamun mengkolonisasi suatu daerah melalui penyebaran buah (propagule) yang dihasilkan secara sexual (dioecious). Lamun umumnya membentuk padang lamun yang luas di dasar laut yang masih dapat dijangkau oleh cahaya matahari untuk mendukung pertumbuhannya, biasanya hidup diperairan yang dangkal dan jernih pada kedalaman berkisar antara 2-12 meter, dengan sirkulasi air yang baik. Substrat lumpur-berpasir merupakan substrat yang paling disukai oleh lamun dan berada diantara ekosistem mangrove dan terumbu karang.  Secara ekologis, padang lamun mempunyai beberapa fungsi penting bagi wilayah pulau-pulau kecil yaitu sebagai produsen detritus dan zat hara; mengikat sedimen dan menstabilkan substrat yang lunak dengan sistem perakaran yang padat dan saling menyilang; sebagai tempat berlindung, mencari makan, tumbuh besar, dan memijah bagi beberapa jenis biota laut, terutama yang melewati masa dewasanya di lingkungan ini; serta sebagai tudung pelindung yang melindungi penghuni padang lamun dari sengatan matahari. Di samping itu, padang lamun juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat kegiatan budidaya berbagai jenis ikan, kerang- kerangan dan tiram, tempat rekreasi dan sumber pupuk hijau. POTENSI PULAU-PULAU KECIL: POTENSI SUMBERDAYA LAMUN (SEAGRASS) Lanjutan
  • 27.  Di kawasan pulau-pulau kecil banyak dijumpai lamun dari jenis Enhalus dan Thalassia, karena di kawasan ini kandungan sedimen organiknya relatif rendah dan didominasi oleh substrat pasir. POTENSI PULAU-PULAU KECIL: POTENSI SUMBERDAYA LAMUN (SEAGRASS) Lanjutan
  • 28.  Hutan mangrove mempunyai fungsi ekologis sebagai penyedia nutrien bagi biota perairan, tempat pemijahan dan asuhan bagi berbagai macam biota, penahan abrasi, amukan angin, taufan dan tsunami, penyerap limbah, pencegah intrusi air laut, dan lain sebagainya. Sedangkan secara ekonomis berfungsi sebagai penyedia kayu, bahan baku obat-obatan dan lain-lain. Disamping itu, ekosistem hutan mangrove juga memberikan manfaat tidak langsung, terutama sebagai habitat bagi bermacam-macam binatang seperti binatang laut (udang, kepiting, dan beberapa jenis ikan), dan binatang melata lainnya.  Di kawasan pulau-pulau kecil jenis mangrove yang banyak ditemukan adalah jenis Avicennia, karena wilayah pulau-pulau kecil merupakan daerah yang ketersediaan air tawarnya terbatas, pasokan sedimen (bahan organiknya) relatif rendah dan memiliki substrat pasir. POTENSI PULAU-PULAU KECIL: POTENSI SUMBERDAYA HUTAN MANGROVE Lanjutan
  • 29.  Secara ekologis, pulau-pulau kecil di daerah tropis dan sub- tropis berasosiasi dengan terumbu karang. Dengan demikian di kawasan ini memiliki spesies-spesies yang menggunakan karang sebagai habitatnya yaitu ikan ekonomis penting seperti kerapu, napoleon, kima raksasa (Tridacna gigas), teripang dan lain-lain sehingga komoditas seperti ini dapat dikatakan sebagai komoditas spesifik pulau kecil. Ciri utama komoditas tersebut adalah memiliki sifat penyebaran yang bergantung pada terumbu karang sehingga keberlanjutan stoknya dipengaruhi oleh kesehatan karang. POTENSI PULAU-PULAU KECIL: POTENSI SUMBERDAYA PERIKANAN Lanjutan
  • 30.  Aktivitas pertambangan banyak dilakukan di negara-negara pulau kecil di dunia maupun di Indonesia pada propinsi-propinsi tertentu. Dalam pemanfaatan potensi mineral di kawasan pulau- pulau kecil harus dilakukan dengan perencanaan yang ketat dan dilakukan secara berkelanjutan sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Struktur batuan dan geologi pulau-pulau kecil di Indonesia adalah struktur batuan tua yang diperkirakan mengandung deposit bahan-bahan tambang/mineral penting seperti emas, mangan, nikel dan lain-lain.  Beberapa aktivitas pertambangan baik pada tahap penyelidikan umum, eksplorasi maupun eksploitasi di pulau- pulau kecil antara lain : timah di P. Kundur, P. Karimun (Riau); nikel di P. Gag (Papua), P. Gebe (Maluku Utara), P. Pakal (Maluku); batubara di P. Laut, P. Sebuku (Kalsel); emas di P. Wetar, P. Haruku (Maluku) dan migas di P. Natuna (Riau). POTENSI PULAU-PULAU KECIL: POTENSI SUMBERDAYA NIR-HAYATI (PERTAMBANGAN) Lanjutan
  • 31.  Dengan luas wilayah laut yang lebih besar dibandingkan darat maka potensi energi kelautan memiliki prospek yang baik sebagai energi alternatif untuk mengantisipasi berkurangnya minyak bumi, LNG, batubara, dan lain-lain sepanjang kemampuan negara diarahkan untuk pemanfaatannya. Sumberdaya kelautan yang mungkin digunakan untuk pengelolaan pulau-pulau kecil adalah Konversi Energi Panas Samudera/Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC), Panas Bumi (Geothermal), Ombak dan Pasang Surut. POTENSI PULAU-PULAU KECIL: POTENSI SUMBERDAYA NIR-HAYATI (ENERGI KELAUTAN) Lanjutan
  • 32.  Pulau-pulau kecil memberikan jasa-jasa lingkungan yang tinggi nilai ekonomisnya yaitu sebagai kawasan berlangsungnya kegiatan kepariwisataan, media komunikasi, kawasan rekreasi, konservasi dan jenis pemanfaatan lainnya. Jenis-jenis pariwisata yang dapat dikembangkan di kawasan pulau-pulau kecil adalah : POTENSI PULAU-PULAU KECIL: JASA-JASA LINGKUNGAN
  • 33.  Kawasan pulau-pulau kecil merupakan aset wisata bahari yang sangat besar yang didukung oleh potensi geologis dan karaktersistik yang mempunyai hubungan sangat dekat dengan terumbu karang (Coral Reef), khususnya hard corals. Disamping itu, kondisi pulau-pulau kecil yang tidak berpenghuni, secara logika akan memberikan kualitas keindahan dan keaslian dari bio-diversity yang dimilikinya.  Berdasarkan rating yang dilakukan oleh lembaga kepariwisataan internasional, beberapa kawasan di Indonesia dengan sumberdaya yang dimilikinya mempunyai rating tertinggi bila ditinjau dari segi daya tarik wisata bahari dibandingkan dengan kawasan-kawasan lain di dunia. Beberapa kawasan wisata bahari yang sangat sukses di dunia antara lain adalah kawasan Great Barrier Reef, kawasan negara-negara di Karibia, seperti Bahama, Kawasan Pasifik seperti Hawai, serta Kawasan Meditterranean. Belajar dari pengalaman di kawasan tersebut, ternyata negara-negara tersebut merupakan “Negara Pulau-pulau Kecil (Small Islands State)”, kecuali di Great Barrier Reef dan Meditterranea. POTENSI PULAU-PULAU KECIL: JASA-JASA LINGKUNGAN (WISATA BAHARI) Lanjutan
  • 34.  Sebagian besar pulau-pulau kecil di Indonesia memiliki potensi wisata bahari yang cukup potensial. Beberapa diantaranya telah dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata bahari seperti Taman Nasional (TN) Taka Bone Rate (Sulsel), TN Teluk Cendrawasih, TN Kep. Wakatobi (Sultra), Taman Wisata Alam (TWA) Kep. Kapoposang (Sulsel), TWA Tujuh Belas Pulau (NTT), TWA Gili Meno, Ayer, Trawangan (NTB), TWA P. Sangiang (Jabar), dan lain-lain. POTENSI PULAU-PULAU KECIL: JASA-JASA LINGKUNGAN (WISATA BAHARI) Lanjutan
  • 35.  Pulau-pulau kecil mempunyai potensi wisata terestrial yaitu wisata yang merupakan satu kesatuan dengan potensi wisata perairan laut. Wisata terestrial di pulau-pulau kecil misalnya TN Komodo (NTT), sebagai lokasi Situs Warisan Dunia (World Herritage Site) merupakan kawasan yang memiliki potensi darat sebagai habitat komodo, serta potensi keindahan perairan lautnya di P. Rinca dan P. Komodo. Contoh lain adalah Pulau Moyo yang terletak di NTB sebagai Taman Buru (TB), dengan kawasan hutan yang masih asri untuk wisata berburu dan wisata bahari (diving). Kondisi Pulau Moyo tersebut dimanfaatkan oleh para pengusaha pariwisata sebagai kawasan “Ekowisata Terestrial”. Dikawasan tersebut terdapat resort yang tarifnya relatif mahal, dengan fasilitas yang ditawarkan berupa tenda- tenda, sehingga merupakan “wisata camping” yang dikemas secara mewah. Paket wisata di Kawasan Pulau Moyo ini sudah sangat terkenal di mancanegara sehingga dapat memberikan devisa bagi negara. POTENSI PULAU-PULAU KECIL: JASA-JASA LINGKUNGAN (WISATATERESTRIAL) Lanjutan
  • 36.  Pulau-pulau kecil merupakan suatu prototipe konkrit dari suatu unit kesatuan utuh dari sebuah ekosistem yang terkecil. Salahsatu komponennya yang sangat signifikan adalah komponen masyarakat lokal. Masyarakat ini sudah lama sekali berinteraksi dengan ekosistem pulau kecil, sehingga secara realitas di lapangan, masyarakat pulau-pulau kecil tentunya mempunyai budaya dan kearifan tradisional (local wisdom) tersendiri yang merupakan nilai komoditas wisata yang tinggi.  Kawasan yang dapat dijadikan sebagai obyek wisata kultural, misalnya, di Pulau Lembata. Masyarakat suku Lamalera di Pulau Lembata mempunyai budaya heroik “Berburu Paus secara tradisional” (traditional whales hunter). Kegiatan berburu paus secara tradisional tersebut dilakukan setelah melalui ritual-ritual budaya yang sangat khas, yang hanya di miliki oleh suku Lamalera tersebut. Keunikan budaya dan kearifan tradisional tersebut, menjadi daya tarik bagi para wisatawan. POTENSI PULAU-PULAU KECIL: JASA-JASA LINGKUNGAN (WISATA KULTURAL) Lanjutan
  • 37. 37