Dokumen tersebut membahas tentang psikoedukasi keluarga untuk anggota keluarga yang menderita skizofrenia. Terdiri dari empat kegiatan utama yaitu ice breaking, pemberdayaan keluarga, diskusi kelompok dan kasus, serta advokasi. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi, dukungan, dan pemberdayaan bagi keluarga pasien skizofrenia.
4. Setiap peserta diberi selembar kertas
Setelah melihat gambar (paper clip / penjepit kertas), peserta
diminta untuk menuliskan ‘kegunaan’ sebuah penjepit kertas
se-kreatif mungkin
Waktu yang diberikan 7 menit
10. PEMBERDAYAAN KELUARGA
‘Keluarga mampu berpartisipasi dalam
penyediaan dan terlibat dalam sarana
pelayanan kesehatan mental dan mampu
mengunakan hak-hak mereka’
Dalam Kesehatan Mental
11. ‘Berfokus pada kekuatan dari individu dan / atau
keluarga yang berpartisipasi aktif dalam proses
mendukung orang dan / atau keluarga dengan
skizofrenia sehingga dapat menggunakan sumber
daya yang ada di keluarga dan masyarakat secara
maksimal, memperkuat jaringan informal, sosial
serta sistem pendukung daripada semata-mata
mengandalkan pelayanan formal’
16. TidakMerasa Sendiri, Bagian dari
Komunitas
Saling membantu dan menguatkan
antar keluarga / masyarakat dalam
memberi perawatan kepada anggota
keluarga dengan skizofrenia
18. Mengubah Persepsi dan BertindakSesuai
Kapasitas
Kita sebagai caregiver....
tahu dan mengerti
bagimana perkembangan
ODS
Bertindaklah sesuai
kebutuhan mereka
20. Peserta membagi diri menjadi 2 – 3 kelompok
Kasus ditampilkan untuk didiskusikan oleh masing-masing
kelompok
21. Kasus 1
Mini seorang gadis berusia 24 tahun, bekerja di pabrik tekstil.
pergi ke poliklinik jiwa untuk kontrol yang ke-4. Mini dan ibunya
menunggu dokter di ruang tunggu selama 2 jam, setelah dokter
datang Mini dan ibunya masuk ke ruang periksa, dokter mena-
nyakan keluhan Mini, Mini menjawab tidak ada keluhan. Dokter
menuliskan resep lalu Mini dan ibunya keluar dari ruang periksa
tanpa terlebih dahulu membaca resep yang ditulis oleh dokter.
Sesampai di apotik mereka menukar resep. Setelah menerima obat
mereka baru menyadari kalau obat yang mereka terima berbeda
dari yang biasanya. Mereka kembali ke poliklinik jiwa dan
melapor ke petugas tentang hal itu. Petugas menyilahkan mereka
menunggu untuk langsung menanyakan hal tersebut kepada
dokter yang bersangkutan.
22. Kasus 2
Agus, 22 tahun, mahasiswa fakultas pariwisata di sebuah univer-
sitas ternama di Yogyakarta, saat ini semester VII. Agus memiliki
kecerdasan diatas rata-rata IPK-nya selalu diatas 3,75. Saat di
Semester VII Agus mulai mengalami perubahan perilaku: suka
menyendiri, marah-marah tanpa sebab, tiba-tiba menangis, tiba-
tiba tertawa, pergi dari rumah tanpa tujuan, mendengar suara-
suara yang menghina dirinya, nilai akademik merosot tajam.
Orang tua Agus membawanya berobat ke psikiater, disarankan
Untuk mondok dan orang tuanya menyetujui. Agus mondok
Selama 7 hari, setelah mondok sembuh kembali seperti semula.
23. Lanjutan...
Setelah obat dari rumah sakit habis, orang tua membawa Agus
kontrol, dokter memberikan resep untuk ditebus dengan obat.
Satu minggu setelah meminum obat-obat tersebut, kedua tangan,
kepala, kedua kaki Agus mulai sering bergrak-gerak sendiri.
Orang tua kembali membawa Agus konsultasi, mereka menanya-
kan tentang gerakan tubuh Agus muncul setelah minum obat.
Mereka tidak mendapatkan jawaban, psikiater hanya berkata hal
tersebut tidak berbahaya dan menambah obat baru.
Agus menolak minum obat, setelah berhenti minum obat
gerakan-gerakan menghilang.
Setelah berhenti minum obat 2 minggu Agus kembali mengalami
perubahan perilaku seperti dulu bahkan lebih parah.
24. Bagaimana memberdayakan diri kita sebagai
Caregiver yang memiliki keluarga ODS?
Gunakan unsur-unsur pemberdayaan dalam keluarga
29. PENGERTIAN
‘HAK’
~ Kekuasaan atau kewenangan yang dimiliki seseorang atau
badan hukum untuk mendapatkan atau memutuskan
melakukan sesuatu ~
‘HAK ASASI MANUSIA’
~ Hak-hak yang telah dimiliki seseorang sejak ia dalam
kandungan ~
30. Lanjutan...
Stigma
~ Sekelompok sikap dan keyakinan negatif yang mendorong
masyarakat untuk merasa ketakutan, menolak, menghindari
dan mendiskriminasi orang dengan gangguan mental dan
kecacatan dalam perkembangan ~
(SCMHA, 2006)
31. Salah Pengertian tentang ODS
Malas
Bodoh
Tidak berharga
Tidak aman bila bersama
Perilaku kekerasan
Diluar kendali
Selalu butuh pengawasan
Kerasukan setan
Penerima hukuman dari
Tuhan
Tidak terduga
Tidak dapat diandalkan
Tidak bertanggung jawab
Tidak dapat diobati
Tidak memiliki hati nurani
Tidak kompeten untuk
berkeluarga
Tidak mampu bekerja
Sepanjang hidup tidak
sehat
Membutuhkan rawati inap
33. Apakah Adil ?
1. Di Eropa dan AS, pasien yang telah membuat perjanjian
dengan klinik rawat jalan psikiatri hanya perlu waktu 15
menit sebelumnya. Di Indonesia, pasien jamkesmas harus
menunggu setidaknya dua jam. Apakah itu adil?
2. Di Eropa dan AS, pasien memiliki hak untuk mendapat peker-
jaan apabila memungkinkan. Di Indonesia, bila diketahui
dalam pengobatan psikiater dan diketahui mengalami
gangguan mental dapat dikeluarkan dari pekerjaan atau
tidak berhak naik pangkat. Apakah itu adil ?
35. ADVOKASI
Advokasi adalah aksi yang strategis dan terpadu, oleh
perorangan atau kelompok masyarakat untuk
memasukkan suatu masalah ke dalam agenda
kebijakan, dan mengontrol para pengambil keputusan
untuk mengupayakan solusi bagi masalah tersebut
sekaligus membangun basis dukungan bagi penegakan
dan penerapan kebijakan publik yang dibuat.
(Manual Advokasi Kebijakan Strategis, IDEA, 2003)
36. ADVOKASI KESEHATAN
MENTAL
• Advokasi Kesehatan Mental mencakup berbagi
tindakan yang berbeda yang ditujukan untuk
mengubah hambatan struktural dan perilaku untuk
mencapai hasil kesehatan mental yang positif dalam
masyarakat.
• Berbagai tindakan untuk mengurangi stigma dan
diskriminasi serta mempromosikan HAM orang-orang
dengan gangguan mental
(WHO , 20 0 3)
37. Mengapa harus terlibat dalamadvokasi
?
1. Sebagai caregiver Anda paling memahami kebutuhan
ODS dan diri sendiri
2. Bantuan akan datang kepada mereka yang membantu
diri mereka sendiri
3. Ketika Anda membantu masyarakat, Anda juga
membantu diri Anda sendiri
42. Kasus 3
Ketika Mini kondisi mentalnya menunjukkan beberapa masalah,
Ia berpikir bahwa ia sedang diawasi dan diejek oleh teman-teman
sekelasnya dan semakin tidak dapat berkonsentrasi pada pelaja-
ran, hasil akademiknya menurun drastid dan akhirnya sekolah
memintanya untuk mengundurkan diri dari sekolah. Namun kon-
disi Mini tetap buruk walaupun tanpa ada tekanan dari sekolah.
Ia dirawat di RS 1 tahun dan didiagnosis menderita gejala awal
Skizofrenia.
Setelah keluar, ia pergi ke RSUD untuk rawat jalan. Ibu Mini tidak
tahu obat apa yang diminum Mini karena tidak mengerti nama
obat dan tidak ada informasi dalam kemasan.
43. Lanjutan ....
Ibu Mini sangat prihatin dengan obat-obat yang diminum Mini,
karena sejak minum obat berat badannya bertambah 2 x libat
kan sering merasa sangat lelah. Ibu Mini selalu menemani Mini
saat konsultasi rawat jalan, ia berharap dapat berdiskusi masalah
Mini dengan dokter. Tapi dokternya selalu tampak terburu-buru
hanya memeriksa Mini secara sekilas, menuliskan sesuatu pada
rekam medis Mini dan menyuruh untuk mengambil resep di
Apotek.
44. Analisis Masalah
a. Apakah kasus itu menggambarkan perlakuan tidak adil
kepada orang dengan skizofrenia dan keluarganya ?
b. Sehubungan dengan permasalahan di atas, upaya advokasi
apa yang bisa kita lakukan?
45. Penugasan
1. Peserta membagi diri mejadi 2 - 3 kelompok kecil
2. Mendiskusikan tugas berikut :
a. Menulis surat pada Manageman Rumah Sakit karena
ketika anggota keluarga yang menderita skizofrenia
sedang mengalami peningkatan gejala tidak dapat
mondok karena tempat tidur penuh tanpa diberi
saran dan jalan keluar
b. Menulis surat pada suara pembaca di media massa atau
kotak saran atas jaminan kesehatan untuk ODS
3. Diskusikan dan presentasikan hasilnya.
Fasilitator mengumpulkan seluruh ide yang berbeda dalam seluruh kelas. Setiap orang menyumbangkan 3 ide yang berbeda...tuliskan dalan flip-chart.
akan ada 30 – 33 ide daftar fungsi paper clip.
Terlepas dari level kreatifitas keseluruhan peserta, hal yang penting adalah menyatukan berbagai pemikiran kreatif sehingga seluruh peserta menyadari bahwa penggunaan paper clip tidak hanya sebagai penjepit kertas tapi ada banyak fungsi lain.
Dalam mendukung ODS, caregiver dapat mengambil hikmah atau manfaat dari permainan ini.
Seorang yang kurang kreatif biasanya mengeluh sudah tidak mampu melakukan apa-apa lagi dalam mendukung ODS. Padahal kalau caregiver tahu dan mau, banyak hal yang dapat dilakukan dalam mendukung ODS.
Contoh : Caregiver berhak untuk menyetujui atau tidak menyetujui segala perawatan yang diberikan pada keluarga yang ODS.
Ketika orang sudah memiliki atau tersambung dengan sumber daya formal dan informal, memiliki informasi yang cukup memiliki kekuatan dan kemampuan untuk bertindak dengan otonomi yang lebih.
Dorong para peserta yang belum menjadi anggota KPSI menjadi anggota. Jelaskan keuntungan yang didapat bila menjadi anggota KPSI.
Dibutuhkan tindakan nyata yang berdampak besar – foto saat para caregiver, konsumen dan pemerhati bergerak bersama dalam memerangi stigma SKIZOFRENIA
Individual advokasi Menghilangkan penyangkalan diri
Sosial Advokasi Kembali bekerja atau sekolah