SlideShare a Scribd company logo
1 of 1
Download to read offline
6
Jawa Pos
Baca HEALTH & BEAUTY
From party to beauty. Sampanye menjelma dari
ikon ’’ritual perayaan’’ menjadi bahan untuk
treatment kecantikan. Aplikasinya pada wajah
konon punya banyak manfaat.
World Autism Awareness Day
diperingati setiap 2 April. Bulan
April dikukuhkan sebagai Bulan
Kepedulian Autisme Sedunia.
Monica Ajeng Erwita yang
memiliki adik penyandang autisme
membagikan kisahnya.
TULISANinisekadarsharingsayasebagaikakak
keduadaripenderitaautisme,MartinusRaditya
Trinanda Hariyanto. Lelaki tampan itu berusia
2,5 tahun ketika divonis menyandang autisme.
Ketika itu usia saya baru sekitar 20 tahun. Usia
sayadanlelakiitumemangterpautjauh.
Senangdansedikitjengkelketikamengetahui
mamamengandunglagidiusianyayangke-44
tahun.Bayangkan,diusia17tahun,sayamasih
akan punya adik bayi lagi. They don’t know
what will happen in my life.
Karenamamabekerja,jadilahmbahUti,kakak
perempuansaya,dansayayangbergantianmenjaga
si bungsu. Sebelum dia masuk usia tiga bulan,
sayabenar-benarnggakberanimengangkatnya
daritempattidur.Bagisaya,bayiituterlalurapuh.
Bikin susu, gendong tengah malam kalau lagi
rewel, masakin bubur, ganti popok waktu pipis
dan pup, dan apa pun yang dibutuhkan si kecil
ketikamamadikantor.KarenasayamasihSMA,
waktusayacukupbanyakdirumah.
Menginjak usia 6–12 bulan, sebenarnya dia
sudahmenunjukkantanda-tandanggaknormal
(saya baru menyadari ketika saya berusia 22
tahundandarihasilbacabukutentangautisme).
Ketika usia sekitar enam bulan, sebelum bisa
berjalan, dia nggak bisa kalau cuma ditaruh
dikasur.Pastireweldannangis.Harusdigendong
dan diajak jalan. Sepanjang hari, keliling di
dalam rumah. Entah digendong biasa atau
pakai kereta dorong bayi (stroller).
Lelah luar biasa. Sebelum genap sebelas
bulan, cowok ganteng itu sudah bisa berjalan
tanpa proses merangkak. Dia merambatkan
tangan pada tembok, mencoba berdiri sendiri
dengan merayap di sisi tembok. Prosesnya
untuk berjalan dengan lincah hanya butuh
waktu tiga hari! Genap seminggu, dia sudah
bisa menaiki tangga. Sehingga papa harus
membuatkan pintu penghalang tangga.
Si Adit juga seperti anak yang tuli. Dia tidak
akan merespons panggilan meskipun kami
sudah berteriak di dekatnya. Tapi, kalau ada
suaraTVyangdiasuka,dialangsungmenghampiri
dan mengetuk-ketuk tabung TV. Dia suka
memainkanrodamobil-mobilan.Hanyaroda,
bukanmemainkanmobilnya.Diasukamelihat
kipasanginyangberputar,diatidakmelakukan
kontak mata barang sedetik pun.
Memasukiusiaduatahun,bocahitubelumjuga
bicara, tidak satu kata pun. Banyak orang bilang,
anaklelakimemangtelatsecaraverbal.Seringtantrum
(marah nggak terkendali). Secara fisik, dia terlihat
seperti balita normal. Usia 2,5 tahun, tidak ada
perubahandalamperkembanganverbaldansikapnya
untukbisabersosialisasidengankeluargaterdekat.
Akhirnya,dengansarandariadiksepupumama,
si bocah tampan itu dibawa ke psikiatri anak,
seorangprofesoryangsudahpensiun,tapidengan
baikhatinyamaumenerimalelakikecilku.Setelah
berkonsultasi,dirujuklahdiakesebuahrumah
sakitpemerintahdiSurabaya.Ditanganseorang
spesialisautis,diadimintamengonsumsibeberapa
obat dan mengikuti terapi yang ada.
Baiklah, kami sekeluarga sepakat untuk me-
lakukansemuapantangandankewajibanyang
memangharuskamilakukan.PujiTuhan,karena
mamaseorangperawat,kamijugadarikeluarga
yangterdidiksecarajasmanidanrohani,penolakan
danpenyangkalanbahwatuanmudakamiseorang
penderitaautismetidakterjadi.Sedih?Kecewa?
Pasti!!Sayasempatmenangiswaktutahubahwa
sitampanini”tidaknormal”.Tapiyasudah,kami
harus move on. Sama-sama berjuang demi
perkembanganlelakitampanini.
Pengobatan selama enam bulan tanpa
perkembangansamasekali.Kamimemintasecond
opinion kepada psikiatri anak di rumah sakit
swasta. Ternyata kami diminta untuk
menghentikan obat yang sudah dikonsumsi
Adit. Sebab, itu adalah obat penenang.
Memang setelah minum obat itu, adik jadi
sangat tenang, diam, matanya kosong, sayu,
dan muncul lingkaran hitam di mata. Kami
langsung stop pemberian obat.
KIAN hari, perkembangan Adit
semakinmembanggakan.Haltersebut
tampak pada kesehariannya saat ini.
Bocahlaki-lakikelahiranSurabaya,13
April2004,itukinidapatberkomunikasi
dengan lawan bicaranya.
Adit, ungkap Ajeng, sangat gemar
membaca surat kabar, khususnya
headlinedanrubrikotomotif.Kebiasaan
itu berlaku setiap pagi. Sebelum
berangkatkesekolahpukul06.30,dia
menyempatkan membaca Jawa Pos.
Dengan lagaknya yang menggemas-
kan, Adit duduk bersimpuh lantas
membeber koran lebar-lebar di lantai
ruang tengah rumah sambil serius
membaca. ’’Dia sangat peka. Kalau
ditanyasoalberitayangtelahdibaca,
Adit selalu dapat menceritakannya
dengan runtut dan detail,’’ ujar staf
humas Universitas Katolik Widya
Mandala Surabaya tersebut.
Tidak sekadar membaca rubrik
otomotif, Adit yang memfavoritkan
sup buntut itu juga merealisasikan
kegemarannya dalam hobi koleksi
die-cast (miniatur mobil). Koleksi
pertama diperoleh Adit saat liburan
ke Bali sekitar tujuh tahun lalu.
KetikaituAditmemandangisebuah
mobildengantatapanberbeda.Orang
tuaAditlangsungmembelikanmobil-
mobilansehargaRp400ribu.Setelah
itu, secara bertahap, Adit mulai
mengumpulkan die-cast. ’’Matanya
selaluberbinar-binarsaatmelihatdie-
cast di pertokoan,’’ ungkap Ajeng.
Siswa SDK St Yusuf Tropodo itu
juga memberikan perhatian khusus
pada koleksinya. Selepas memain-
kannya, Adit meletakkan kembali
koleksinya dengan rapi di rak. ’’Dia
sangat hapal jenis dan merek mobil
kesukaannya,’’ kata perempuan asli
Sidoarjo tersebut.
Selain mobil-mobilan, Adit gemar
bermain musik, khususnya piano.
’’Di rumah, ada piano. Sejak umur
lima tahun, dia sangat senang
memainkan jarinya di atas tuts
piano,’’ terang mahasiswa magister
Manajemen Unair Surabaya tersebut.
Beberapa kali Adit tampil bermain
piano di perhelatan khusus anak
autis. (bri/c14/nda)
Berkonsultasi dengan psikolog
atau psikiater, melakukan tes IQ.
Konsultasi ini sangat membantu
untuk mendampingi Adit.
Dibutuhkan peran terapis, orang
tua, dan orang-orang terdekat
untuk bekerja sama agar anak
menjadi lebih baik. Anak dilatih
mandiri dengan disiplin tinggi
secara konsisten di sekolah khusus
autisme pada usia 3–8 tahun.
Kalau mengarahkan Adit untuk
melakukan sesuatu, kami
memegang tangannya sambil
memberikan perintah. Misalnya,
membuang sampah.
Sebagai anak yang didiagnosis
menderita autisme hiperaktif,
tingkah polahnya sangat tidak
terkontrol. Kami melatih fokus pada
usia 2–4 tahun dengan bermain
puzzle. Ketelatenan dan kesabaran
tingkat dewa harus muncul ketika
dia mulai gelisah.
Saat dia mulai tantrum (marah
dengan emosi tidak terkontrol),
ada cara menenangkannya. Yakni,
memegang pundaknya, memanggil
namanya berulang-ulang dengan
nada tegas, tidak membentak,
meminta dia tenang, dan melihat
mata kita.
Mengatur pola makan. Kami
memberlakukan diet ketat untuk
Adit sejak dia dinyatakan sebagai
anak dengan ADHD. Adit hanya
mengonsumsi nasi, sayur, daging,
beberapa jenis buah, susu soya,
dan jajanan pasar nongluten.
Sebisanya makanan dimasak
sendiri.
Pada usia 8–10 tahun ini, kami lebih
mudah dalam mendampinginya
karena sudah bisa berkomunikasi.
Kami berusaha telaten
mendengarkan, aktif bertanya, dan
mengajaknya berbincang.
Mengikutkan berbagai kegiatan.
Anak ADHD memiliki tenaga
berlebihan yang harus disalurkan
dalam kegiatan positif. Berenang,
bermain piano, mengulang
pelajaran melatih motorik dan
konsentrasi anak.
Tidak semua anak dengan autisme
bisa bersekolah di sekolah umum.
Jangan terlalu memaksakan
kemampuan anak.
Yang terpenting, kerja sama dan
kekompakan keluarga untuk
mendampingi anak penyandang
autisme.
FOTO-FOTO: DITE SURENDRA/JAWA POS
Mulai Sekolah
Umur tiga tahun, Adit masuk sekolah khusus
di daerah Pucang, Surabaya. Konsekuensi
setelah lepas obat, dia kembali hiperaktif
dan sering tantrum.
Kondisitantrumadalahsaatpalingberatketika
sayaharusmenghadapinyasendirian.Diabisa
menangis sampai membenturkan kepala di
tembok, meronta di lantai, teriak-teriak nggak
jelas. Saya yang capek berteriak. Kami seperti
orang bertengkar, dia teriak, saya juga teriak.
Kalausudahcapek,kamisama-samamenangis.
Sayamasukkamardanmenangis,meninggalkan
Adityangributmarah,teriaksambilnangissendiri.
Sayamenyerah,sayabukankakakyangbaikpada
awal-awalprosesitu.
Adaberbagaiterapiyangdiikutiselamadisekolah.
Antara lain terapi sensori integrasi dan musik.
Adit dilatih secara fisik untuk sensori halusnya
danmulaidiajariuntukmengucapkata.Setelah
empat bulan belajar, kata pertamanya adalah
apa, menyusul kata mama, papa. Kami senang
luar biasa. Si ganteng bisa bicara. Dia selalu
mengulangkata-katayangsudahdiakuasai.
Perubahanjugaterjadipadapolamakan.Dulu,
sebelum terdiagnosis autis, adik paling jago
makaneskrimdanayamfastfood.Sejakdidiagnosis
ADHD (attention deficit hyperactivity disorder)
aliasautishiperaktif,rantaimakananyangdisinyalir
akanmenyakitinyakamiputus.Tidakadapenyedap,
pengawet,tepungterigu.Diahanyamengonsumsi
sayur, daging, beberapa jenis buah, dan susu
soya.Betul,itusaja,sampaisekarang.
Padaawal-awalpenghentianmakananitu,yang
masihsukakasihanadalahmbahUti.Aditmasih
bisa ”merayu” Uti. Kalau dengan saya, sampai
nangisjungkirbalikpun,diatidakakanmendapat
apayangdiaminta.Proseskompromiituberlangsung
6–12bulanpertama,ketikausianya3–4tahun.
PersisusiaempattahundansaatdiamasukTK
umum. Di usia empat tahun dia sudah bisa
membaca kalimat singkat. Adik sudah bisa
menjawabkalauditanya,meskipunjawabannya
sangatsingkatdanmasihcadel.
Diamenjalanisekolahkhusussekaligusterapi
selamalebihkuranglimatahun.Diusiadelapan
tahun,melihat perkembanganAdityangcukup
bagus,keluargamemutuskanuntukmenyudahi
terapi khususnya.
Setiap Anak Adalah Gift
Pada13Aprilnantiusianya10tahundansekarang
dudukdikelasIIISDumumswasta.Diamengajari
sayauntukbisamenghadapidanberkompromi
dengannya.Membuatsayaharusstayathomedan
tidak bekerja di luar kota. Saya menikmati
proses ini, meskipun gejolak meninggalkan
rumah untuk mandiri masih menggebu.
Bagaimanapunkondisiseoranganak,diaadalah
anugerah terindah. Banyak yang berpendapat
bahwa penyandang autisme memiliki sesuatu
yangistimewa,berbeda,yangseringdisebutgift.
Menurut saya, setiap anak, apa pun dan
bagaimanapunkeadaannya,adalahgiftitusendiri.
Sayatahubahwaautismetidakbisadisembuhkan.
Tapi,penyandangautismebisahiduplayaknya
orangnormaldantidakbergantungkepadaorang
lain.Janganmalubertanyatentangautisme,dan
janganmalupadaautisme!(*/c11/nda)
BERAGAM EKSPRESI: Adit dan
kedua kakaknya, Uti dan Ajeng,
sangat akrab. Ajeng (foto bawah)
merawat Adit sejak bayi.
AJENG FOR JAWA POS
GRAFIS: IMAS/JAWA POS

More Related Content

Similar to bicara tentang autisme

52_PPT LINA ISMAWATI ANAK DENGAN BERKEBUTUHAN KHUSUS (AUTIS).pptx
52_PPT LINA ISMAWATI ANAK DENGAN BERKEBUTUHAN KHUSUS (AUTIS).pptx52_PPT LINA ISMAWATI ANAK DENGAN BERKEBUTUHAN KHUSUS (AUTIS).pptx
52_PPT LINA ISMAWATI ANAK DENGAN BERKEBUTUHAN KHUSUS (AUTIS).pptx
AnisaSanjaya1
 
3. Literasi Kesehatan Jiwa di Sekolah.pdf
3. Literasi Kesehatan Jiwa di Sekolah.pdf3. Literasi Kesehatan Jiwa di Sekolah.pdf
3. Literasi Kesehatan Jiwa di Sekolah.pdf
anna397775
 
Laporan psikolog perkembangan
Laporan psikolog perkembanganLaporan psikolog perkembangan
Laporan psikolog perkembangan
irinanuar
 
c359ba6e-c75c-43b6-9553-7adece755271_pencegahan dan penanganan kekerasan terh...
c359ba6e-c75c-43b6-9553-7adece755271_pencegahan dan penanganan kekerasan terh...c359ba6e-c75c-43b6-9553-7adece755271_pencegahan dan penanganan kekerasan terh...
c359ba6e-c75c-43b6-9553-7adece755271_pencegahan dan penanganan kekerasan terh...
ibnuabdullah23
 

Similar to bicara tentang autisme (20)

Isu Gender oleh Marta Widia
Isu Gender oleh Marta WidiaIsu Gender oleh Marta Widia
Isu Gender oleh Marta Widia
 
AUTISME (2).pdf
AUTISME (2).pdfAUTISME (2).pdf
AUTISME (2).pdf
 
contoh Kasus Kekerasan Terhadap Anak.pdf
contoh Kasus Kekerasan Terhadap Anak.pdfcontoh Kasus Kekerasan Terhadap Anak.pdf
contoh Kasus Kekerasan Terhadap Anak.pdf
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 11, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 11, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 11, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 11, Tahun 2014
 
52_PPT LINA ISMAWATI ANAK DENGAN BERKEBUTUHAN KHUSUS (AUTIS).pptx
52_PPT LINA ISMAWATI ANAK DENGAN BERKEBUTUHAN KHUSUS (AUTIS).pptx52_PPT LINA ISMAWATI ANAK DENGAN BERKEBUTUHAN KHUSUS (AUTIS).pptx
52_PPT LINA ISMAWATI ANAK DENGAN BERKEBUTUHAN KHUSUS (AUTIS).pptx
 
Dampak Perundungan Pada Kesehatan Mental.pptx
Dampak Perundungan Pada Kesehatan Mental.pptxDampak Perundungan Pada Kesehatan Mental.pptx
Dampak Perundungan Pada Kesehatan Mental.pptx
 
Dampak Perundungan Pada Kesehatan Mental.pptx
Dampak Perundungan Pada Kesehatan Mental.pptxDampak Perundungan Pada Kesehatan Mental.pptx
Dampak Perundungan Pada Kesehatan Mental.pptx
 
Autis
AutisAutis
Autis
 
AUTISMA (Bahasa Melayu)
AUTISMA (Bahasa Melayu)AUTISMA (Bahasa Melayu)
AUTISMA (Bahasa Melayu)
 
Autis
AutisAutis
Autis
 
Autis
AutisAutis
Autis
 
3. Literasi Kesehatan Jiwa di Sekolah.pdf
3. Literasi Kesehatan Jiwa di Sekolah.pdf3. Literasi Kesehatan Jiwa di Sekolah.pdf
3. Literasi Kesehatan Jiwa di Sekolah.pdf
 
hypno terapy parenting.pptx
hypno terapy parenting.pptxhypno terapy parenting.pptx
hypno terapy parenting.pptx
 
Laporan psikolog perkembangan
Laporan psikolog perkembanganLaporan psikolog perkembangan
Laporan psikolog perkembangan
 
8 ISU KESEHATAN REMAJA(1).pptx
8 ISU KESEHATAN REMAJA(1).pptx8 ISU KESEHATAN REMAJA(1).pptx
8 ISU KESEHATAN REMAJA(1).pptx
 
HBHE1103 Pengenalan Pendidikan Kesihatan
HBHE1103 Pengenalan Pendidikan KesihatanHBHE1103 Pengenalan Pendidikan Kesihatan
HBHE1103 Pengenalan Pendidikan Kesihatan
 
c359ba6e-c75c-43b6-9553-7adece755271_pencegahan dan penanganan kekerasan terh...
c359ba6e-c75c-43b6-9553-7adece755271_pencegahan dan penanganan kekerasan terh...c359ba6e-c75c-43b6-9553-7adece755271_pencegahan dan penanganan kekerasan terh...
c359ba6e-c75c-43b6-9553-7adece755271_pencegahan dan penanganan kekerasan terh...
 
Mediakom40
Mediakom40Mediakom40
Mediakom40
 
Artikel autis laili
Artikel autis lailiArtikel autis laili
Artikel autis laili
 
Wawancara ii
Wawancara iiWawancara ii
Wawancara ii
 

bicara tentang autisme

  • 1. 6 Jawa Pos Baca HEALTH & BEAUTY From party to beauty. Sampanye menjelma dari ikon ’’ritual perayaan’’ menjadi bahan untuk treatment kecantikan. Aplikasinya pada wajah konon punya banyak manfaat. World Autism Awareness Day diperingati setiap 2 April. Bulan April dikukuhkan sebagai Bulan Kepedulian Autisme Sedunia. Monica Ajeng Erwita yang memiliki adik penyandang autisme membagikan kisahnya. TULISANinisekadarsharingsayasebagaikakak keduadaripenderitaautisme,MartinusRaditya Trinanda Hariyanto. Lelaki tampan itu berusia 2,5 tahun ketika divonis menyandang autisme. Ketika itu usia saya baru sekitar 20 tahun. Usia sayadanlelakiitumemangterpautjauh. Senangdansedikitjengkelketikamengetahui mamamengandunglagidiusianyayangke-44 tahun.Bayangkan,diusia17tahun,sayamasih akan punya adik bayi lagi. They don’t know what will happen in my life. Karenamamabekerja,jadilahmbahUti,kakak perempuansaya,dansayayangbergantianmenjaga si bungsu. Sebelum dia masuk usia tiga bulan, sayabenar-benarnggakberanimengangkatnya daritempattidur.Bagisaya,bayiituterlalurapuh. Bikin susu, gendong tengah malam kalau lagi rewel, masakin bubur, ganti popok waktu pipis dan pup, dan apa pun yang dibutuhkan si kecil ketikamamadikantor.KarenasayamasihSMA, waktusayacukupbanyakdirumah. Menginjak usia 6–12 bulan, sebenarnya dia sudahmenunjukkantanda-tandanggaknormal (saya baru menyadari ketika saya berusia 22 tahundandarihasilbacabukutentangautisme). Ketika usia sekitar enam bulan, sebelum bisa berjalan, dia nggak bisa kalau cuma ditaruh dikasur.Pastireweldannangis.Harusdigendong dan diajak jalan. Sepanjang hari, keliling di dalam rumah. Entah digendong biasa atau pakai kereta dorong bayi (stroller). Lelah luar biasa. Sebelum genap sebelas bulan, cowok ganteng itu sudah bisa berjalan tanpa proses merangkak. Dia merambatkan tangan pada tembok, mencoba berdiri sendiri dengan merayap di sisi tembok. Prosesnya untuk berjalan dengan lincah hanya butuh waktu tiga hari! Genap seminggu, dia sudah bisa menaiki tangga. Sehingga papa harus membuatkan pintu penghalang tangga. Si Adit juga seperti anak yang tuli. Dia tidak akan merespons panggilan meskipun kami sudah berteriak di dekatnya. Tapi, kalau ada suaraTVyangdiasuka,dialangsungmenghampiri dan mengetuk-ketuk tabung TV. Dia suka memainkanrodamobil-mobilan.Hanyaroda, bukanmemainkanmobilnya.Diasukamelihat kipasanginyangberputar,diatidakmelakukan kontak mata barang sedetik pun. Memasukiusiaduatahun,bocahitubelumjuga bicara, tidak satu kata pun. Banyak orang bilang, anaklelakimemangtelatsecaraverbal.Seringtantrum (marah nggak terkendali). Secara fisik, dia terlihat seperti balita normal. Usia 2,5 tahun, tidak ada perubahandalamperkembanganverbaldansikapnya untukbisabersosialisasidengankeluargaterdekat. Akhirnya,dengansarandariadiksepupumama, si bocah tampan itu dibawa ke psikiatri anak, seorangprofesoryangsudahpensiun,tapidengan baikhatinyamaumenerimalelakikecilku.Setelah berkonsultasi,dirujuklahdiakesebuahrumah sakitpemerintahdiSurabaya.Ditanganseorang spesialisautis,diadimintamengonsumsibeberapa obat dan mengikuti terapi yang ada. Baiklah, kami sekeluarga sepakat untuk me- lakukansemuapantangandankewajibanyang memangharuskamilakukan.PujiTuhan,karena mamaseorangperawat,kamijugadarikeluarga yangterdidiksecarajasmanidanrohani,penolakan danpenyangkalanbahwatuanmudakamiseorang penderitaautismetidakterjadi.Sedih?Kecewa? Pasti!!Sayasempatmenangiswaktutahubahwa sitampanini”tidaknormal”.Tapiyasudah,kami harus move on. Sama-sama berjuang demi perkembanganlelakitampanini. Pengobatan selama enam bulan tanpa perkembangansamasekali.Kamimemintasecond opinion kepada psikiatri anak di rumah sakit swasta. Ternyata kami diminta untuk menghentikan obat yang sudah dikonsumsi Adit. Sebab, itu adalah obat penenang. Memang setelah minum obat itu, adik jadi sangat tenang, diam, matanya kosong, sayu, dan muncul lingkaran hitam di mata. Kami langsung stop pemberian obat. KIAN hari, perkembangan Adit semakinmembanggakan.Haltersebut tampak pada kesehariannya saat ini. Bocahlaki-lakikelahiranSurabaya,13 April2004,itukinidapatberkomunikasi dengan lawan bicaranya. Adit, ungkap Ajeng, sangat gemar membaca surat kabar, khususnya headlinedanrubrikotomotif.Kebiasaan itu berlaku setiap pagi. Sebelum berangkatkesekolahpukul06.30,dia menyempatkan membaca Jawa Pos. Dengan lagaknya yang menggemas- kan, Adit duduk bersimpuh lantas membeber koran lebar-lebar di lantai ruang tengah rumah sambil serius membaca. ’’Dia sangat peka. Kalau ditanyasoalberitayangtelahdibaca, Adit selalu dapat menceritakannya dengan runtut dan detail,’’ ujar staf humas Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya tersebut. Tidak sekadar membaca rubrik otomotif, Adit yang memfavoritkan sup buntut itu juga merealisasikan kegemarannya dalam hobi koleksi die-cast (miniatur mobil). Koleksi pertama diperoleh Adit saat liburan ke Bali sekitar tujuh tahun lalu. KetikaituAditmemandangisebuah mobildengantatapanberbeda.Orang tuaAditlangsungmembelikanmobil- mobilansehargaRp400ribu.Setelah itu, secara bertahap, Adit mulai mengumpulkan die-cast. ’’Matanya selaluberbinar-binarsaatmelihatdie- cast di pertokoan,’’ ungkap Ajeng. Siswa SDK St Yusuf Tropodo itu juga memberikan perhatian khusus pada koleksinya. Selepas memain- kannya, Adit meletakkan kembali koleksinya dengan rapi di rak. ’’Dia sangat hapal jenis dan merek mobil kesukaannya,’’ kata perempuan asli Sidoarjo tersebut. Selain mobil-mobilan, Adit gemar bermain musik, khususnya piano. ’’Di rumah, ada piano. Sejak umur lima tahun, dia sangat senang memainkan jarinya di atas tuts piano,’’ terang mahasiswa magister Manajemen Unair Surabaya tersebut. Beberapa kali Adit tampil bermain piano di perhelatan khusus anak autis. (bri/c14/nda) Berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater, melakukan tes IQ. Konsultasi ini sangat membantu untuk mendampingi Adit. Dibutuhkan peran terapis, orang tua, dan orang-orang terdekat untuk bekerja sama agar anak menjadi lebih baik. Anak dilatih mandiri dengan disiplin tinggi secara konsisten di sekolah khusus autisme pada usia 3–8 tahun. Kalau mengarahkan Adit untuk melakukan sesuatu, kami memegang tangannya sambil memberikan perintah. Misalnya, membuang sampah. Sebagai anak yang didiagnosis menderita autisme hiperaktif, tingkah polahnya sangat tidak terkontrol. Kami melatih fokus pada usia 2–4 tahun dengan bermain puzzle. Ketelatenan dan kesabaran tingkat dewa harus muncul ketika dia mulai gelisah. Saat dia mulai tantrum (marah dengan emosi tidak terkontrol), ada cara menenangkannya. Yakni, memegang pundaknya, memanggil namanya berulang-ulang dengan nada tegas, tidak membentak, meminta dia tenang, dan melihat mata kita. Mengatur pola makan. Kami memberlakukan diet ketat untuk Adit sejak dia dinyatakan sebagai anak dengan ADHD. Adit hanya mengonsumsi nasi, sayur, daging, beberapa jenis buah, susu soya, dan jajanan pasar nongluten. Sebisanya makanan dimasak sendiri. Pada usia 8–10 tahun ini, kami lebih mudah dalam mendampinginya karena sudah bisa berkomunikasi. Kami berusaha telaten mendengarkan, aktif bertanya, dan mengajaknya berbincang. Mengikutkan berbagai kegiatan. Anak ADHD memiliki tenaga berlebihan yang harus disalurkan dalam kegiatan positif. Berenang, bermain piano, mengulang pelajaran melatih motorik dan konsentrasi anak. Tidak semua anak dengan autisme bisa bersekolah di sekolah umum. Jangan terlalu memaksakan kemampuan anak. Yang terpenting, kerja sama dan kekompakan keluarga untuk mendampingi anak penyandang autisme. FOTO-FOTO: DITE SURENDRA/JAWA POS Mulai Sekolah Umur tiga tahun, Adit masuk sekolah khusus di daerah Pucang, Surabaya. Konsekuensi setelah lepas obat, dia kembali hiperaktif dan sering tantrum. Kondisitantrumadalahsaatpalingberatketika sayaharusmenghadapinyasendirian.Diabisa menangis sampai membenturkan kepala di tembok, meronta di lantai, teriak-teriak nggak jelas. Saya yang capek berteriak. Kami seperti orang bertengkar, dia teriak, saya juga teriak. Kalausudahcapek,kamisama-samamenangis. Sayamasukkamardanmenangis,meninggalkan Adityangributmarah,teriaksambilnangissendiri. Sayamenyerah,sayabukankakakyangbaikpada awal-awalprosesitu. Adaberbagaiterapiyangdiikutiselamadisekolah. Antara lain terapi sensori integrasi dan musik. Adit dilatih secara fisik untuk sensori halusnya danmulaidiajariuntukmengucapkata.Setelah empat bulan belajar, kata pertamanya adalah apa, menyusul kata mama, papa. Kami senang luar biasa. Si ganteng bisa bicara. Dia selalu mengulangkata-katayangsudahdiakuasai. Perubahanjugaterjadipadapolamakan.Dulu, sebelum terdiagnosis autis, adik paling jago makaneskrimdanayamfastfood.Sejakdidiagnosis ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) aliasautishiperaktif,rantaimakananyangdisinyalir akanmenyakitinyakamiputus.Tidakadapenyedap, pengawet,tepungterigu.Diahanyamengonsumsi sayur, daging, beberapa jenis buah, dan susu soya.Betul,itusaja,sampaisekarang. Padaawal-awalpenghentianmakananitu,yang masihsukakasihanadalahmbahUti.Aditmasih bisa ”merayu” Uti. Kalau dengan saya, sampai nangisjungkirbalikpun,diatidakakanmendapat apayangdiaminta.Proseskompromiituberlangsung 6–12bulanpertama,ketikausianya3–4tahun. PersisusiaempattahundansaatdiamasukTK umum. Di usia empat tahun dia sudah bisa membaca kalimat singkat. Adik sudah bisa menjawabkalauditanya,meskipunjawabannya sangatsingkatdanmasihcadel. Diamenjalanisekolahkhusussekaligusterapi selamalebihkuranglimatahun.Diusiadelapan tahun,melihat perkembanganAdityangcukup bagus,keluargamemutuskanuntukmenyudahi terapi khususnya. Setiap Anak Adalah Gift Pada13Aprilnantiusianya10tahundansekarang dudukdikelasIIISDumumswasta.Diamengajari sayauntukbisamenghadapidanberkompromi dengannya.Membuatsayaharusstayathomedan tidak bekerja di luar kota. Saya menikmati proses ini, meskipun gejolak meninggalkan rumah untuk mandiri masih menggebu. Bagaimanapunkondisiseoranganak,diaadalah anugerah terindah. Banyak yang berpendapat bahwa penyandang autisme memiliki sesuatu yangistimewa,berbeda,yangseringdisebutgift. Menurut saya, setiap anak, apa pun dan bagaimanapunkeadaannya,adalahgiftitusendiri. Sayatahubahwaautismetidakbisadisembuhkan. Tapi,penyandangautismebisahiduplayaknya orangnormaldantidakbergantungkepadaorang lain.Janganmalubertanyatentangautisme,dan janganmalupadaautisme!(*/c11/nda) BERAGAM EKSPRESI: Adit dan kedua kakaknya, Uti dan Ajeng, sangat akrab. Ajeng (foto bawah) merawat Adit sejak bayi. AJENG FOR JAWA POS GRAFIS: IMAS/JAWA POS