SlideShare a Scribd company logo
1 of 118
Farmaseutika dasar

     Kls I11.
Sumber bacaan/Pustaka
1.   UU Kes no 36 th 2009 tentang
     Kesehatan
2.   Farmakope Indonesia edisi IV
3.   USPDI (United States Pharmacopeia
     Dispensing Information)
4.   Pharmaceutical Preformulation and
     Formulation: A Practical Guide from
     Candidate Drug Selection to Commercial
     Dosage Form
Obat
   Adalah bahan atau paduan bahan yang
    digunakan untuk mempengaruhi atau
    menyelidiki system fisiologi atau keadaan
    patologi dalam rangka penetapan diagnosa,
    pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit,
    pemulihan, dan peningkatan kesehatan
    termasuk kontrasepsi dan sedian biologis.
    ( Penjelas atas PP RI No. 72 Th 1998 tentang
    Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat
    Kesehatan)
UUKes 36 th 2009
 Obat adalah bahan atau paduan bahan,
 termasuk produk biologi yang digunakan
 untuk mempengaruhi atau menyelidiki
 sistem fisiologi atau keadaan patologi
 dalam rangka penetapan diagnosis,
 pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
 peningkatan kesehatan dan kontrasepsi,
 untuk manusia.
Sediaan farmasi adalah:

 Obat,
      Bahan obat, Obat tradisional, dan
 Kosmetika
     (UURI   No 36 th 2009 tentang kesehatan)
Obat: (jadi)
   Adalah sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap
    untuk digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki
    secara fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
    penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan,
    pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi.
        (PerMenKes 917/Menkes/Per/x/1993)

Adalah zat yang digunakan untuk:
    –   Diagnosis
    –   Mengurangi rasa sakit
    –   Mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan.
                   (Ansel, 1985)
Bahan Obat / Bahan
          Baku
   Semua bahan, baik yang berkhasiat maupun
    tidak berkhasiat, yang berubah maupun tidak
    berubah; yang digunakan dalam pengolahan
    obat walaupun tidak semua bahan tersebut
    masih terdapat di dalam produk ruahan.

   Produk ruahan ????
Obat Tradisional
   Adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
    tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian
    (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang
    secara turun temurun telah digunakan untuk
    pengobatan berdasarkan pengalaman. (UU RI No 36
    Th 2009, tentang Kesehatan)
   Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang
    berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,
    sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan
    tersebut yang secara turun temurun telah digunakan
    untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan
    norma yang berlaku di masyarakat. UUKes 36 2009
Kosmetik
Menurut Keputusan Kepala BPOM RI No.
 HK.00.05.4.1745 th 2003 tentang Kosmetik,


kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan
  untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia
  (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital
  bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama
  untuk membersihkan, mewangikan, mengubah
  penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau
  melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
Tujuan Penggunaan
           Kosmetik
DAHULU :
 1.Melindungi tubuh dari alam (panas sinar matahari –
  terbakar, dingin – kekeringan, iritasi – gigitan
  nyamuk).
 2. Tujuan Religius : Bau dari kayu tertentu-cendana
  – mengusir mahluk halus
SEKARANG : Personal hygiene, meningkatkan daya
  tarik-make up, meningkatkan kepercayaan diri &
  ketenangan,melindungi kulit-rambut dari uv yg
  merusak, polutan dan faktor lingkungan lain,
  menghindari penuaan
Secara umum : membantu manusia untuk menikmati
  hidup yang lebih bermanfaat
Nomor Registrasi Kosmetik
    Nomor Registrasi Kosmetik sebagai berikut:
    Depkes RI/POM CD 10 digit: untuk kosmetika dalam negeri
    Depkes RI/POM CL 10 digit: untuk kosmetika import


1    2   3   4    5    6   7    8    9   10

    Keterangan :
    1. Digit 1,2       : Kategori
    2. Digit 3,4       : Sub Kategori
    3. Digit 5,6       : Tahun Pendaftaran (pembacaan dibalik).
    4. Digit 7,8,9,10: Nomor Urut Pendaftaran produk
                             di Badan POM
 Produk impor biasanya juga
  mencantumkan kode lain selain kode CL,
Kode CA (kosmetik Asia),
kode CE (kosmetik Amerika) dan
kode CC (kosmetik Eropa)
beserta angka 11 digit.
Penggolongan Obat
Obat digolongkan menjadi 4 golongan yaitu
 Obat Bebas,

 Obat Bebas Terbatas

 Obat Keras

 Obat Narkotika
Obat Narkotika,
   adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
    bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintesis
    yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
    kesadaran, hilangnya rasa, mengurangin sampai
    menghilangkan rasa nyeri, dan dapat mnimbulkan
    ketergantungan , yang dibedakan kedalam golongan-
    golongan sebagai mana terlampir dalam undang-
    undang ini atau yang kemudian ditetapkan dengan
    Keputusan Menteri Kesehatan. (UURI No 22 Th
    1997 tentang Narkotika )
obat ini pada kemasan nya ditandai dengan
  lingkaran yang di dalamnya terdapat palang (+)
  berwarna merah.
 Obat narkotika bersifat adiksi dan
  penggunaannya diawasi dengan ketat, sehingga
  obat golongan narkotika hanya dapat diperoleh
  di Apotek dengan resep dokter yang asli
  (tidak dapat menggunakan kopi resep). Contoh
  dari obat narkotika antara lain: Opium, coca,
  ganja/marijuana, morfin, heroin, dan lain
  sebagainya. Dalam bidang kedokteran, obat-
  obat narkotika biasa digunakan sebagai
  anestesi/obat bius dan analgetika/obat
  penghilang rasa sakit.
Hal-hal khusus pada Obat
          Narkotika :
 Pada Resep, Obat Narkotika harus digaris
  bawahi dengan tinta merah.
 Pada resep harus tertera alamat pasien yang
  jelas.
 Pada etiket obat harus tertera etiket “Tidak
  Boleh diulang tanpa resep dokter”
 Resep obat Narkotika diarsip tersendiri,
  terpisah dari resep lainnya
 Penyimpanan obat narkotika harus dalam
  almari khusus yang sesuai dengan peraturan
  Menkes.
 Penandaan   khusus obat bebas terbatas
P. No 1.                       P. No 2.
    Awas ! Obat Keras,             Awas ! Obat Keras,
Bacalah Aturan Memakainya      Hanya untuk dikumur, jangan
                                         ditelan




         P. No 3.                       P. No 4.
    Awas ! Obat Keras,              Awas ! Obat Keras,
Hanya untuk bagian luar dari       Hanya Untuk dibakar
          badan




                                        P. No 6.
        P. No 5.                    Awas ! Obat Keras,
   Awas ! Obat Keras,            Obat Wasir Jangan ditelan
   Tidak boleh ditelan
Psikotropika
 Psikotropika, adalah zat atau obat, baik
  alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
  bersifat psikoaktif melalui pengaruh selektif
  pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
  perubahn khas pada aktifitas mental dan
  perilaku. (UURI No 5 Th 1997 tentang
  Psikotropika)
 Obat psikotropika ini termasuk golongan obat
  keras tertentu (OKT)
   Contoh : diazepam, lorazepam, klordiazepoksid,
    luminal
Obat Wajib Apotek
           (OWA)

   OWA No. 1, OWA No 2, OWA No 3.
Bentuk sediaan obat
Berkenaan dengan cara pemberian obat
Cara pemberian obat Berpengaruh pada
 kecepatan obat mencapai kadar puncak
 dalam darah
PULVIS (SERBUK)

 Campuran  kering bahan obat atau zat
  kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk
  pemakaian oral atau untuk pemakaian
  luar.
 Syarat :     ?????
Keuntungan:
Penyebaran   obat lebih    luas dan cepat dari
 sediaan kompak.
Lebih cepat diabsorbsi

Mengurangi lokal iritasi

Memberikan kebebasan        bagi dokter untuk
 pemilihan:
  – Obat-obat atau kombinasi
  – Dosis
      Untuk anak-anak atau orang dewasa yang sukar
       menelan lebih menguntungkan
Hal khusus dalam pulvis
Ekstrak kental
– Dilarutkan dalam larutan penyarinya dalam
  mortin hangat + zat pengering → aduk
  hingga kering dan homogen

Ekstrak cair / tinctura
 Timbang dlm cawan         wb      panaskan
  ad 1/3 + pengering
Pulvis        obat dalam
  biasanya di kemas pada botol bermulut
  lebar, jika ada DM, perlu dihitung per
  satuan dosis, misalnya 1 sendok teh
Pulvis         Obat luar,
  disebut juga ???????
Zat tambahan pada pulvis
      adspersorius
– Mempertahankan kontak dengan kulit
       → Al. Stearat
– Menambah mudah serbuk free flowing
       → Talkum
– Mengabsorbsi keringat
       → Bentonik
PULVERES
Serbuk bagi :
    Adalah serbuk yang dibagi dalam bobot
  yang lebih kurang sama, dibungkus
  menggunakan bahan pengemas yang cocok
  untuk sekali minum
 Contoh :
      Kertas perkamen
      Kertas dilapisi parafin

      Kertas Selofan
Contoh :
R/ Ampisillin 7,5
  GG       1,5
  Ephedrin       0,3
  CTM      0,060
  Mf caps no XV
 S. tdd caps I
 Pro Ananda 12 tahun
R/ Ampisilin     0,5
 GG 0,1
 Ephedrin        0,25
 CTM      0,04
 Mf. Caps dtd no XV
 S. tdd Caps I
 Pro Andi 15 tahun
Elaeosacchara (Gula
        minyak)
Campuran dari:
  – 2 gram Saccharum album (dapat diganti
    laktosa)
  – 1 tetes Minyak menguap (missal ol. Menthae
    piperitae)
 Sebagai Corigen Saporis / odoris
 Tidak boleh disimpan untuk persediaan
TABLET
          (COMPRESSI)

DEFINISI FI ed IV
 TABLET adalah sediaan padat kompak
  dibuat secara kempa cetak dalam bentuk
  tabung pipih atau sirkuler kedua
  permukaan rata atau cembung
  mengandung satu jenis obat atau lebih
  dengan atau tanpa bahan tambahan.
Zat tambahan yang
 digunakan dapat berfungsi
          sebagai :
 Zat pengisi
 Zat pengembang

 Zat pengikat

 Zat pelicin

 Zat pembasah

 Zat lain yang cocok
Macam Tablet
 Tab Sub lingual
 Tab Buccal

 Tab Vaginal

 Tab Effervescen

 Tab Lepas lambat

 Tab Kunyah

 Tab Hisap
Pembuatan Tablet
1.   Tablet Cetak
2.   Tablet Kempa
      1.   Granulasi basah
      2.   Granulasi kering
      3.   Kempa langsung
TABLET KEMPA

KOMPONENNYA
 Bahan Obat (Zat aktif)
 Bahan Pengisi
 Bahan Pengikat
 Disintegran
 Lubrikan
 Selain itu dapat pula mengandung:
   – Bahan Warna
   – LAK (bahan warna yang diadsorpsikan pada Al(OH)3 yang
     tidak larut
   – Bahan pengaroma
   – Bahan pemanis
BAHAN PENGISI

 Bahan pengisi ditambahkan jika jumlah zat
  aktif sedikit atau zat aktif sulit dikempa
 Contoh bahan pengisi:
    –   Laktosa
    –   Amilum / Pati
    –   Kalsium fosfat dibase (CaHPO4)
    –   Selulosa mikrokristal
   Untuk tablet kunyah bahan pengisinya khusus:
    Sukrosa, manitol, atau Sorbitol
BAHAN PENGIKAT
 Penambahan bahan pengikat dapat dalam
  bentuk kering tetapi lebih efektif “Dalam
  bentuk larutan”
 Contoh bahan pengikat:
 Gom akasia,     Metilselulosa, Gelatin
  karboksimetiselulosa(CMC), Sukrosa
  Povidon (PVP), Pasta Pati terhidrolisa
 Contoh bahan pengikat kering yang paling
  efektif
    – “Selulosa Mikrokristal” (untuk “Tablet kempa
      Langsung”)
DISINTEGRAN

Peran desintegran
  “Membantu Hancurnya Tablet Setelah Ditelan”
 Contoh disintegran
  –   Amilum (Pati) : paling banyak digunakan. Selain pati :
  –   Pati dan selulosa yang termodifikasi secara kimia
  –   Asam Alginat
  –   Selulosa Mikrokristal
LUBRIKAN
Fungsi : Mengurangi gesekan selama proses
  pengempaan, Mencegah massa tablet melekat
  pada cetakan
   Contoh lubrikan:
     – Magnesium Stearat
     – Talk
   Sifat : Biasanya hidrofobik → cenderung
    menurunkan
    – Kecepatan disintegrasi dan
    – Kecepatan Disolusi Tablet
GLIDAN

Fungsi meningkatkan kemampuan alir serbuk,
  sehingga serbuk menjadi free flowing.
 Penggunaan :

  Biasanya digunakan dalam pembuatan “Tablet
  kempa langsung” (tanpa proses granulasi)
Sifat : hidrofobik

   Contoh Glidan: “Silika Pirogenik Koloidal”
CARA PEMBUATAN
       TABLET
Ada 3 cara umum pembuatan Tablet
1. Granulasi Basah
2. Granulasi Kering (dengan mesin rol atau mesin slag)
3. Kempa Langsung

Tujuan Granulasi
  Meningkatkan sifat air (free flowing)
  Meningkatkan kemampuan kempa (Kompresibilitas)
Tablet Salut
 Tab Salut gula
 Tab salut selaput (film coating)

 Tab salut enterik

 Tab Lepas Lambat
PILULAE
            (PIL)
 MERUPAKANBENTUK SEDIAAN
 PADAT BUNDAR DAN KECIL
 MENGANDUNG BAHAN OBAT DAN
 DIMAKSUDKAN UNTUK PEMAKAIAN
 ORAL
Berdasarkan Berat



 Boli        > 300mg
 PIL         60 – 300 mg
 Granul < 60 mg. Ph.Ned < 30 mg
ATURAN UMUM
         PEMBUATAN PIL
BERAT
 Apabila memungkinkan berat zat aktif, bahan
  pengisi, bahan pengikat tiap pil 100 – 150 mg
  → + 120 mg

BAHAN PENGISI
  – Umumnya Radix liquiritiae
  – Untuk zat aktif yang sedikit dan menggunakan
    bahan pengikat: Succus liquiritiae, maka:
      Radix   =        2 X Succus
  – Pulvis Pro Pilulis (PPP)
      Jumlah      Succus dan Radix sama banyak
BAHAN PENGIKAT
– Succus Liquiritae, 2 gram untuk 60 pil

– PULV GUMMOSUS
   Merupakan campuran Saccharum, PGA,
    Tragacantha
   Dengan berat 500 mg untuk 60 Pil


Pembasah         -     Aqua Glycerinata (campuran gliserin
dan air sama banyak)
                 -     Sirup simplex

    Kerugian → Pil keras
- Campuran  succus dan Saccharum
      Pembasah : Aq. Glycerinata
      Yang dipakai : 75 gram untuk 1000 pil
  - Ekstrak kental
  - Glycerin Cum tragakan dalam Glycerin
  - Adeps Lanae & Vaselin album
      Untuk  bahan yang peka terhadap air
      Bahan yang bereaksi satu dengan yang lain
       dengan adanya air.
      Misal ; suatu asam dan bikarbonat (Meditreen,
       aspirin dan bikarbonat)
Bahan-bahan yang peka
           air
misalnya folia digitalis dengan adanya air
  glikosidanya aktif terurai karena
  fermentennya (enzim) aktif
Sehingga sering pula dibuat dengan:
R/ Fol. Digitalis            6
      ol. Cacao              12
      ol. Amygdal            1,7
      mf. Pil          no. 60
   Asetosal, dengan adanya air dari bahan
    pengikat/pembasah dapat menyebabkan
    terhidrolisanya asetosal menjadi asam salisilat
    yang toksik pada lambung dan asam asetat,

   sehingga jika ingin dibuat sediaan pil,
    menggunakan pengikat yang tidak mengandung
    air,

   misalnya Oleum cacao, adeps lanae dll.
CAPSULAE
                    FI ed IV
 Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari
  obat dalam cangkang keras atau lunak yang
  dapat larut.
 Bahan Dasar Cangkang:
      Gelatin
      Pati
      Bahan   lain yang cocok
Ukuran kapsul:
     5. 4. 3. 2. 1. 0. 00. 000
                              semakin besar
Keuntungan sediaan
          Kapsul
 Menutupi bau dan rasa yang tidak enak.
 Menghindari kontak langsung dengan udara
  dan Sinar Matahari
 Lebih enak dipandang.
 Dapat untuk 2 sediaan yang tak tercampur
  secara fisis (incomp fisis), dengan pemisahan
  antara lain menggunakan kapsul lain yang lebih
  kecil kemudian dimasukkan bersama serbuk
  lain kedalam kapsul yang lebih besar.
Bahan yang dapat
≥ 95 %




          dimasukkan dalam
               kapsul
         Serbuk
         Granul
         Minyak Lemak
         alkohol dengan kadar >95 %
         Minyak menguap
Bahan cair dalam sediaan
             capsul
Jika harus dimasukkan kedalam capsul dengan cara
  diteteskan, maka pipet tetes yang digunakan
  harus ditara terlebih dahulu dengan cara :
        Pipet baku memberikan tetesan pada air suling sebanyak
         20 tetes per gramnya.
        Pipet biasa ditara dengan cara air dimasukkan kedalam
         pipet yang akan ditera, kemudian diteteskan dalam wadah
         pada timbangan hingga 1 gram, hitung jumlah tetesan yang
         diperlukan.
        Penetesan harus dilakukan pada posisi tegak lurus

        Misalkan pipet biasa membutuhkan 22 tetes untuk 1 gram
         air suling
        Jika pada resep dibutuhkan 10 tetes per capsul, maka
         cairan yang harus diteteskan adalah :
   22/20 x 10 tetes = 11 tetes piper biasa.
SOLUTIONES
              (LARUTAN)
  Dalam istilah Kimia Farmasi, larutan disiapkan dari
   campuran padat – cair – gas
 Definisi :
  Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat
   kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air,
   yang karena bahan-bahannya, cara peracikan atau
   penggunaannya, tidak dimasukkan dalam golongan
   produk lainnya. (Ansel)


Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih
zat kimia yang larut, Misalnya terdispersi secara
molekuler dalam pelarut yang sesuai atau
campuran pelarut yang caling bercampur (FI ed IV)
Menurut Cara
penggunaan


 Larutan   Oral

 Larutan   topical
Larutan oral
 adalah   sediaan cair yang dibuat untuk
    pemberian oral, mengandung satu atau lebih
    zat dengan atau tanpa bahwa pengaroma,
    pemanis atau pewarna yang larut dalam air
    atau campuran konsolven – air.
 Larutan oral yang mengandung sukrosa atau
  gula lain kadar tinggi → sirup
 Larutan sukrosa hampir jenuh dalam air →
  sirup simplek (64 %)
 Larutan yang mengandung etanol sebagai
  kosolven disebut eliksir
Larutan Topikal

 Adalah larutan yang biasanya
 mengandung air tetapi seringkali
 mengandung pelarut lain, seperti Etanol
 dan Poliol, untuk penggunaan topikal pada
 kulit.
Lotio
 adalah sedian larutan atau suspensi yang digunakan
  secara topical,
Contohnya : Lotio Kumerfeldi

R/ Sulfur praecip         10
  Camphora          1
  Gummi Arabicum 1,5
  Sol. Calcii Hidroxid    50
  Aquae             aa
    S. b.dd. ue.
    Pro : Fatimah
Spirit adalah

 Larutan yang mengandung Etanol atau
 hidro alkohol dari zat mudah menguap,
 umumnya berupa larutan tunggal atau
 campuran bahan. Spirit harus disimpan
 dalam wadah yang tertutup rapat tidak
 tembus cahaya. Jika pelarutnya air
 disebut AIR AROMATIK.
Sirup

   Adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau
    pengganti gula dengan atau tanpa penambahan bahan
    pewangi dan zat obat.
   Sirup yang mengandung bahan pemberi rasa tapi tidak
    mengandung zat obat → pembawa bukan obat atau
    pembawa yang wangi
   Misalnya: Syrup akasia, syrup-jeruk, dll.
   Sirup yang mengandung bahan obat/terapeutik →
    sirup obat
   Misalnya: antitussif, anti histamin
Contoh Pengawet sirup
-   Asam Benzoat     (0,1 – 0,2)%
-   Na Benzoat (0,1 – 0,2)%
-   Campuran Metil, Propil, dan Butil
    Paraben (Total + 0,1%)
Saturasi

 Adalah solutio yang dibuat dengan cara
  mereaksikan bagian asam dan suatu
  bikarbonat, yang didalamnya jenuh
  dengan CO2, biasanya digunakan sebagai
  penyegar.
 Contoh : Potio Riveri
 Definisi:
          Emulsi adalah sistem 2 fase,
 yang salah satu cairannya terdispersi
 dalam cairan yang lain, dalam bentuk
 tetesan kecil.distabilkan dengan
 menggunakan emulgator

 Tipe   Emulsi:
         A/M;   M/A ;
         A/M/A; M/A/M
TEORI EMULSI

   Semua cairan mempunyai kecenderungan untuk
    mempunyai luas permukaan terkecil, bentuk yang luas
    permukaannya terkecil → bulat.
   Dalam tetesan cairan yang bulat ada kekuatan dalam
    yang cenderung meningkatkan hubungan dari molekul-
    molekul zat untuk menahan distorsi dari tetesan
    menjadi bentuk yang kurang bulat.
   Jika lingkungan tetesan adalah udara : Tegangan
    Permukaan Cairan
   Jika lingkungan tetesan adalah cairan lain : Tegangan
    Antar Muka
Emulgator/pengemulsi


1.   Emulgator Alam
2.   Emulgator buatan
A. Emulgator Alam
1.   Kuning telur
2.   Pulvis Gummi Arabicum (PGA), setelah penambahan
     minyak, PGA diaktifkan dengan penambahan air 1,5
     kalinya.
3.   Jumlahnya jika tidak dikatakan lain adalah 50 % dari
     jumlah minyak. Untuk oleum Iecoris ???? untuk Oleum
     Ricini ????????
4.   Tragakan, harus diaktifkan dulu dengan air 20 kalinya,
     1 gram tragakan setara dengan 10 gram PGA
5.   Pulvis Gummosus, diaktifkan dengan penambahan air
     sekaligus sebanyak 7 kalinya, 1 g Pulv. Gumosus setara
     dengan 4 g PGA
6.   dll
Emulgator buatan
Emulgator ionik
  –   Emulgator Anionik, mis Sabun alkali : Na
      palmitat, Na oleat
  –   Emulgaton Kationik, mis Amonium
      kuartener
Emulgator non ionik, mis: Setil alkohol,
  Stearil alkohol
Emulgator amfoter, Misal : Protein,
  Lesitin
STABILISASI EMULSI

 Adalah sifat Emulsi untuk mempertahankan
  distribusi halus dan teratur dari fase
  terdispersi yang terjadi dalam jangka waktu
  yang panjang
 Kerusakan sebuah Emulsi ditunjukkan oleh
  penurunan stabilitasnya dan merupakan proses
  yang sangat banyak.
Tahap Kerusakan Emulsi

1. Dalam beberapa waktu akan terbentuk 2
  lapisan. Lapisan bawah/atas hanya
  mengandung sebagian kecil fase
  terdispersi (creaming) (reversible).

Untuk mengatasi hal ini dapat berpatokan
 pada hukum Stokes
D ( ρ1 − ρ 2 ) g
      2
v=
        18η
2. Penggabungan bola kecil yang tidak
    reversibel → Koalesensi → Emulsi
    pecah (Breaking)
    bersifat Irresversible
3. inversi, terjadi pembalikan tipe emulsi
    disebabkan penambahan fase internal
    terlalu banyak
PENGUJIAN JENIS
        EMULSI
1. Metode Warna
    Metilen Biru (larut dalam air) → warna seragam ⇒ M/A
    Sudan III (larut dalam lemak) → warna seragam ⇒ A/M

2. Metode Pengenceran
    Tipe M/A → dapat diencerkan dengan air
    A/M →dapat dikeringkan dengan minyak

3. Metode pencucian
      Hanya Emulsi M/A yang mudah dicuci dengan air
4. Percobaan Cincin
    1 tetes Emulsi → kertas saring
    Tipe M/A → membentuk cincin air di sekeliling tetesan

5. Daya Hantar Listrik
      Tipe M/A → yang menghantarkan
Metode pembuatan emulsi :

 Metode Continental
 Metode Anglosaxon

 Metode langsung
Metode Continental
 yaitumetode pembuatan emulsi dengan
  terlebih dahulu membuat corpus emulsi,
  dengan perbandingan
 Emulgator (PGA) : Air: Minyak =




   1 :   1,5 :   2
 Carapembuatan :
emulgator ditambahkan kedalam minyak di
 dalam mortir yang kering dan di
 homogenkan, kemudian air yang telah di
 ukur ditambahkan sekaligus dan diaduk
 cepat hingga terbentuk corpus emulsi,
 dengan ciri corpus berwarna lebih putih
 dan kental, berbunyi khas bila diaduk. Jika
 jumlah minyak melebihi 2 kali jumlah PGA
 maka sisa minyak ditambahkan setelah
 corpus emulsi jadi dengan sedikit demi
 sedikit.
Metode Anglosaxon
   yaitu metode pembuatan emulsi dengan
    terlebih dahulu membuat mucillago, yaitu
    emulgator ditambahkan pada sejumlah air yang
    telah ditentukan sesuai dengan masing-masing
    emulgator, di aduk hingga terbentuk mucillago,
    baru kemudian minyak ditambahkan sedikit
    demi sedikit, metode ini jika tidak hati-hati
    emulsi sering tidak jadi.
Metode langsung
 yaitumetode pembuatan emulsi dengan
 cara langsung dibuat di dalam botol,
 sering disebut dengan metode botol.
 Metode ini biasanya sering digunakan
 untuk bahan-bahan yang mudah menguap.
Definisi
FI ed IV adalah sediaan cair yang
 mengandung partikel padat tidak larut
 yang terdispersi dalam fase cair.
 Suspensi    Sirup kering
  –   Ada tanda “….. untuk suspensi oral”
  –   Misal : sirup kering antibiotik
 Untuk    suspensi topikal sering disebut
 Lotio
Alasan dibuat Suspensi
        antara lain
1. Obat-obat tertentu tidak stabil secara kimiawi bila ada
   dalam bentuk larutan, tetapi stabil dalam bentuk suspensi
2. Kloramfenikol Base adalah sediaan yang larut dalam air
   tetapi berasa Pahit sehingga tidak dapat digunakan secara
   peroral. Kloramfenikol palmilat merupakan sediaan yang
   tidak larut dalam air, tetapi tidak berasa pahit sehingga
   dapat digunakan secara peroral dengan demikian harus
   dibuat sediaan dalam bentuk suspensi
3. Obat (yang tidak larut) lebih disukai bentuk larutan daripada
   Padat
4. Untuk anak-anak
5. Dosis dapat diatur
Sifat-sifat yang diinginkan pada
                   suspensi
1.   Relatif Stabil dalam penyimpanan,
     Mengendap secara lambat dan harus
     homogen kembali bila dikocok ringan.
2.   Ukuran partikel dari Suspensoid tetap
     agak konstan dalam waktu lama dalam
     penyimpanan.
3.   Dapat dituang dari wadah dengan cepat
     dan homogen.
 Laju Endapan Berdasarkan Hukum
  Stokes
 Suspensi yang baik mempunyai Diameter
  1-50 mikron
    > 50 mikron = mudah mengendap
    < 1 mikron = mudah terjadi cake
D ( ρ1 − ρ 2 ) g
      2
v=
        18η
Bahan Pensuspensi
 PGA   untuk zat berkhasiat keras 2-4 %,
  untuk zat tidak berkhasiat keras 1 –2 %
 Pulv. Gumosus, untuk zat berkhasiat
  keras 2 %, untuk zat tidak berkhasiat
  keras 1 %
 CMC Na kadar 0,5 %

 dll
Sulfur praecip
Camphora
PGA
Aq Rosae
Sol cal hydroksidi
STABILISASI

   Pada suspensi – proses sedimentasi tidak dapat
    dicegah → butuh bahan pendispersi.
   Bahan pendispersi berguna untuk mempertahankan
    stabilitas suspensi dengan cara:
    – Mencegah / memperlambat terjadinya agregasi.
    – Flotasi : Fase dispers seluruh atau sebagian berkumpul pada
      permukaan medium (agregasi terbuka)
    – Flokulasi : penggumpalan bersama partikel tunggal dalam
      cairan (Agregasi tertutup)
Ketidakstabilan suspensi
 Cakingyakni melekatnya sedimen secara
 bersamaan
→ dalam waktu yang lama / singkat
→ susah untuk dihomogenkan kembali
→ disebut pula sementasi.
Incompatibilitas/
Ketidaktercampurnya obat
  (interaksi farmasetis)
Incompatibilitas :
1.Fisis
2.Khemis
Pada sediaan Serbuk
   1. Campuran serbuk menjadi basah
       disebabkan karena :
        a. Terbebasnya air kristal
        b. Terbentuk Campuran yang lebih higroskopis
        cara mengatasi :
        a. Tidak dicampur langsung
        b. Dibuat terpisah, 2 sediaan
2. Serbuk yang terjadi Meleleh
     Disebabkan karena terjadi penurunan titik
  lebur
   campuran
     Cara mengatasi :
      a. Tidak dicampur langsung
      b. Dibuat terpisah 2 sediaan

    Contoh : Hexamin dan asam salisilat
          Camphora – salol
          Camphora - menthol
 Contoh lain, serbuk yang bila dicampur
  melebur &/ meleleh :
 Ephedrin HCl dengan :
    – Acetosal
    – Luminal
    – Menthol
   Euchinin dengan
    – Acetosal
    – Resorcinol
   Antalgin dengan :
    – Vit C
    – Coffein Citrat
    – Zat lain yang bereaksi asam
       Acetosal dengan :
    –     Hexamin
    –     Ephedrin HCl
    –     Antipyrin
       Hexamin dengan :
    –     Acetosal
    –     Phenol
    –     Salol
    –     Thymol
    –     Antipyrin
    –     Menthol
    –     As. Salisilat
3. Serbuk yang satu khasiatnya diabsorbsi serbuk yang lain
     Cara mengatasi :
      * Tidak diberikan secara bersamaan, diberikan
      terpisah selang 3-4 jam
       * Konsultasi ke dokter penulis resep
     Contoh : Obat lain dan Carbo adsorben


4. Terjadinya reaksi kimia yang tidak diinginkan
      misal : perubahan warna,
                        penguapan,
                        Pengaruh asam basa,
                        reaksi oksidasi reduksi
     Cara mengatasi :
        a. Tidak dicampur langsung
        b. Dibuat terpisah 2 sediaan
        c. Tidak diberikan secara bersamaan,
            tapi dengan selang waktu 3-4 jam
5. Memang bahan obatnya Higroskopis
  Misalnya, Ferrosi sulfas, Magnesium
  Sulfat, Natrium Sulfat dll
Cara mengatasi : diganti garam
  anhidratnya dengan perhitungan BM
  BM anhidrat
____________ x berat yg ada dlm resep
  BM hidrat
100 bag hidrat     Bagian anhidrat

Tawas              67 bagian

Ferrosi Sulfas     67 bagian

Magnesium Sulfas   67 bagian

Natrium Sulfas     50 bagian

Natrium Karbonat   50 bagian
Pada sediaan Pil
R/ Paracetamol 0,100
   Vit C         0.050
   Luminal       0,020
   Na Bic                0,100
   Mf pil dtd No XXX
Vit C reaksi Asam ada Na Bic dan Air jadi bereaksi, terbentuk gas CO2
   maka pil dapat pecah

R/ Kalii Bromida       5
   Na. Subcarb         2
   Extr. Gentian       2,5
   Mf. Pil      No XXX

Ektr. Gentian Bereaksi asam + Na Subcarb keluar gas CO2, pil dapat pecah
Dalam Sediaan Kapsul
Problem yang timbul
Isi kapsul meleleh
Misalnya pada bahan yang bereaksi satu dengan yang lain
Diatasi dengan dua bahan tersebut dipisah secara fisik
Misal,
    salah satu dikeluarkan dalam capsul dipisah dengan bahan inert
    Salah satu dibuat pil/capsul kecil lalu dimasukkan dalam kapsul
       yg lebih besar
Isi kapsul bereaksi dengan cangkang kapsul
Misal Kreosot, β naftol, thymol
Diatasi dengan diencerkan dengan minyak lemak, sehingga obat
   tidak lebih dari 40 %
Dalam Sedian larutan
Fisis :
    Tidak dapat bercampur, misal pada bahan polar dan non polar,
diatasi dgn cara dibuat emulsi
    Bahan tidak larut dan tidak dapat diganti dgn bahan yang larut,
      misalnya Kloramfenikol palmitat, diatasi dengan cara dibuat suspensi
    Terjadi endapan
Larutan camphora dlm spiritus, bila ditambah air sedemikian banyak,
   camphora akan mengkristal kembali
    Perubahan viskositas
Mis larutan Gom/CMC dengan pemanasan viskositas akan menurun
   Khemis
    –   Bikarbonat, dalam air/ larutan bersifat
        asam akan terurai mengeluarkan gas CO2
    –   Borat, Garamnya yang larut dalam air
        adalah garam alkali, akan mengendap
        dengan adanya Zn Sulfat
R/ Zn Sulfas         0,04
   Borat             0,1
   Aqua         ad 10 ml
   m.d.s. t.d.d. gtt.opt II
   Dalam sediaan Salep
   Keluarnya air
    – Karena sistem emulsi rusak, dapat disebabkan karena suhu, alkohol,
      fenol
    – Adanya air/larutan yg tak terserap basis
   Diatasi dengan cara :
    – Jangan sampai sistem emulsi rusak
    – Sebagian basis diganti dengan yang mempunyai kemampuan menyerap
      air, misalnya adepslanae
   Misalnya salep basis krim dicampur dengan basis hidrokarbon
   Terbentuknya senyawa lain karena terjadi reaksi
   Diatasi dengan memisahkan obat menjadi 2 massa, kemudian baru
    dicampur (secara tidak langsung)

More Related Content

What's hot

FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det origFARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det origNesha Mutiara
 
Pengatar Farmakognosi
Pengatar FarmakognosiPengatar Farmakognosi
Pengatar FarmakognosiSurya Amal
 
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020RestuHendriSulistyaw
 
Tabel Istilah dan Pengertian yang Ada Hubungannya dengan Kegunaan Simplisia d...
Tabel Istilah dan Pengertian yang Ada Hubungannya dengan Kegunaan Simplisia d...Tabel Istilah dan Pengertian yang Ada Hubungannya dengan Kegunaan Simplisia d...
Tabel Istilah dan Pengertian yang Ada Hubungannya dengan Kegunaan Simplisia d...Wulung Gono
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solidDokter Tekno
 
Soal semester 1 farmakologi kelas xi
Soal semester 1 farmakologi kelas xiSoal semester 1 farmakologi kelas xi
Soal semester 1 farmakologi kelas xiapotek agam farma
 
FARMAKOLOGI ANTITUSIF
FARMAKOLOGI ANTITUSIFFARMAKOLOGI ANTITUSIF
FARMAKOLOGI ANTITUSIFSapan Nada
 
Dispensing sediaan steril01
Dispensing sediaan steril01Dispensing sediaan steril01
Dispensing sediaan steril01roywidhie
 
Laporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortisonLaporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortisonKezia Hani Novita
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
 
JAMU, OHT, FITOFARMAKA
JAMU, OHT, FITOFARMAKAJAMU, OHT, FITOFARMAKA
JAMU, OHT, FITOFARMAKAAkfar ikifa
 
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakPengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakCTie Lupy
 

What's hot (20)

Fitofarmaka
FitofarmakaFitofarmaka
Fitofarmaka
 
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det origFARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
 
Pedoman farmakoekonomi
Pedoman farmakoekonomiPedoman farmakoekonomi
Pedoman farmakoekonomi
 
Pengatar Farmakognosi
Pengatar FarmakognosiPengatar Farmakognosi
Pengatar Farmakognosi
 
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
Obat antidiare
Obat antidiareObat antidiare
Obat antidiare
 
Larutan ( solution )
Larutan ( solution )Larutan ( solution )
Larutan ( solution )
 
Penggunaan bahasa latin
Penggunaan bahasa latinPenggunaan bahasa latin
Penggunaan bahasa latin
 
sediaan kapsul
sediaan kapsulsediaan kapsul
sediaan kapsul
 
Tabel Istilah dan Pengertian yang Ada Hubungannya dengan Kegunaan Simplisia d...
Tabel Istilah dan Pengertian yang Ada Hubungannya dengan Kegunaan Simplisia d...Tabel Istilah dan Pengertian yang Ada Hubungannya dengan Kegunaan Simplisia d...
Tabel Istilah dan Pengertian yang Ada Hubungannya dengan Kegunaan Simplisia d...
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
 
Soal semester 1 farmakologi kelas xi
Soal semester 1 farmakologi kelas xiSoal semester 1 farmakologi kelas xi
Soal semester 1 farmakologi kelas xi
 
FARMAKOLOGI ANTITUSIF
FARMAKOLOGI ANTITUSIFFARMAKOLOGI ANTITUSIF
FARMAKOLOGI ANTITUSIF
 
Dispensing sediaan steril01
Dispensing sediaan steril01Dispensing sediaan steril01
Dispensing sediaan steril01
 
Pill
PillPill
Pill
 
Laporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortisonLaporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortison
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 
JAMU, OHT, FITOFARMAKA
JAMU, OHT, FITOFARMAKAJAMU, OHT, FITOFARMAKA
JAMU, OHT, FITOFARMAKA
 
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakPengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
 

Viewers also liked

Kurikulum smk farmasi
Kurikulum smk farmasiKurikulum smk farmasi
Kurikulum smk farmasiMuhamad Fauzi
 
Tentir+menulis+resep+fkui2007
Tentir+menulis+resep+fkui2007Tentir+menulis+resep+fkui2007
Tentir+menulis+resep+fkui2007amelialestari417
 
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASIFORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASIarymita
 
Pengantar sediaan farmasi
Pengantar sediaan farmasiPengantar sediaan farmasi
Pengantar sediaan farmasiSofie Via
 
Kuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeKuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeAbner D Nero
 
Silabus dan kontrak kerja xi farmasi
Silabus dan kontrak kerja xi farmasiSilabus dan kontrak kerja xi farmasi
Silabus dan kontrak kerja xi farmasiNila Wati
 
Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1marwahhh
 
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazolLaporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazolKezia Hani Novita
 
Dasar obat
Dasar obat Dasar obat
Dasar obat Dedi Kun
 
77599001 dosis-obat
77599001 dosis-obat77599001 dosis-obat
77599001 dosis-obatFaizal Akbar
 
Soal latihan ilmu resep (2)
Soal latihan ilmu resep (2)Soal latihan ilmu resep (2)
Soal latihan ilmu resep (2)Danie Damanik
 
Sediaan Suspensi
Sediaan SuspensiSediaan Suspensi
Sediaan SuspensiAkfar ikifa
 
DASAR-DASAR KEFARMASIAN
DASAR-DASAR KEFARMASIANDASAR-DASAR KEFARMASIAN
DASAR-DASAR KEFARMASIANhusna una
 

Viewers also liked (20)

Kurikulum smk farmasi
Kurikulum smk farmasiKurikulum smk farmasi
Kurikulum smk farmasi
 
Tentir+menulis+resep+fkui2007
Tentir+menulis+resep+fkui2007Tentir+menulis+resep+fkui2007
Tentir+menulis+resep+fkui2007
 
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASIFORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
 
Pengantar sediaan farmasi
Pengantar sediaan farmasiPengantar sediaan farmasi
Pengantar sediaan farmasi
 
Pulvis pulveres1
Pulvis pulveres1Pulvis pulveres1
Pulvis pulveres1
 
Kuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeKuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakope
 
Silabus dan kontrak kerja xi farmasi
Silabus dan kontrak kerja xi farmasiSilabus dan kontrak kerja xi farmasi
Silabus dan kontrak kerja xi farmasi
 
Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1
 
Laporan resmi syrup gg
Laporan resmi syrup ggLaporan resmi syrup gg
Laporan resmi syrup gg
 
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazolLaporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
 
Teknik peracikan
Teknik peracikanTeknik peracikan
Teknik peracikan
 
Salep mata
Salep mataSalep mata
Salep mata
 
Dasar obat
Dasar obat Dasar obat
Dasar obat
 
Ppt farmasi klmp 3
Ppt farmasi klmp 3Ppt farmasi klmp 3
Ppt farmasi klmp 3
 
77599001 dosis-obat
77599001 dosis-obat77599001 dosis-obat
77599001 dosis-obat
 
Farmakognosi
FarmakognosiFarmakognosi
Farmakognosi
 
Soal latihan ilmu resep (2)
Soal latihan ilmu resep (2)Soal latihan ilmu resep (2)
Soal latihan ilmu resep (2)
 
Sediaan Suspensi
Sediaan SuspensiSediaan Suspensi
Sediaan Suspensi
 
Cara menghitung dosis
Cara menghitung dosisCara menghitung dosis
Cara menghitung dosis
 
DASAR-DASAR KEFARMASIAN
DASAR-DASAR KEFARMASIANDASAR-DASAR KEFARMASIAN
DASAR-DASAR KEFARMASIAN
 

Similar to Ilmu resep

Materi Kuliah 1. Penggolongan Obat
Materi Kuliah 1. Penggolongan ObatMateri Kuliah 1. Penggolongan Obat
Materi Kuliah 1. Penggolongan ObatRobby Candra Purnama
 
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptxKEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptxZakiah dr
 
gema cermat dan apocil pada anak anak sd
gema cermat dan apocil pada anak anak sdgema cermat dan apocil pada anak anak sd
gema cermat dan apocil pada anak anak sdvickiyugasworo
 
FARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obat
FARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obatFARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obat
FARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obatRizkiUlinaSari1
 
Farmakologi penggolongan obat
Farmakologi penggolongan obatFarmakologi penggolongan obat
Farmakologi penggolongan obatJohan Bernardus
 
Farmasetika Dasar_PII_DIII.pptx
Farmasetika Dasar_PII_DIII.pptxFarmasetika Dasar_PII_DIII.pptx
Farmasetika Dasar_PII_DIII.pptxEriskaAgustin
 
Konsep Dasar Farmakologi Keperawatan.pptx
Konsep Dasar Farmakologi Keperawatan.pptxKonsep Dasar Farmakologi Keperawatan.pptx
Konsep Dasar Farmakologi Keperawatan.pptxrahimatuluthia1
 
farmasetika Penggolongan Obat obatan: bagai mana kategori Obat
farmasetika Penggolongan Obat obatan: bagai mana kategori Obatfarmasetika Penggolongan Obat obatan: bagai mana kategori Obat
farmasetika Penggolongan Obat obatan: bagai mana kategori Obatwawangunawan560355
 
PEMBERIAN OBAT -OBATAN SESUAI STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE.pptx
PEMBERIAN OBAT -OBATAN SESUAI STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE.pptxPEMBERIAN OBAT -OBATAN SESUAI STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE.pptx
PEMBERIAN OBAT -OBATAN SESUAI STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE.pptxawaldarmawan3
 
pertemuan 2-Gol Obat.pptx hhhhhjhhhhhhhh
pertemuan 2-Gol Obat.pptx hhhhhjhhhhhhhhpertemuan 2-Gol Obat.pptx hhhhhjhhhhhhhh
pertemuan 2-Gol Obat.pptx hhhhhjhhhhhhhh2022971607
 
FARMASETIKA_PENGANTAR.pptx
FARMASETIKA_PENGANTAR.pptxFARMASETIKA_PENGANTAR.pptx
FARMASETIKA_PENGANTAR.pptxcindhanymala
 
gema cermat dgsb.pptx
gema cermat dgsb.pptxgema cermat dgsb.pptx
gema cermat dgsb.pptxssuser5ee7ee
 
KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptx
KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptxKONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptx
KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptxawaldarmawan3
 

Similar to Ilmu resep (20)

Obat
ObatObat
Obat
 
Materi Kuliah 1. Penggolongan Obat
Materi Kuliah 1. Penggolongan ObatMateri Kuliah 1. Penggolongan Obat
Materi Kuliah 1. Penggolongan Obat
 
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptxKEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
 
gema cermat dan apocil pada anak anak sd
gema cermat dan apocil pada anak anak sdgema cermat dan apocil pada anak anak sd
gema cermat dan apocil pada anak anak sd
 
FARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obat
FARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obatFARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obat
FARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obat
 
Pengelompokan Obat.pptx
Pengelompokan Obat.pptxPengelompokan Obat.pptx
Pengelompokan Obat.pptx
 
Farmakologi penggolongan obat
Farmakologi penggolongan obatFarmakologi penggolongan obat
Farmakologi penggolongan obat
 
Farmasetika Dasar_PII_DIII.pptx
Farmasetika Dasar_PII_DIII.pptxFarmasetika Dasar_PII_DIII.pptx
Farmasetika Dasar_PII_DIII.pptx
 
Konsep Dasar Farmakologi Keperawatan.pptx
Konsep Dasar Farmakologi Keperawatan.pptxKonsep Dasar Farmakologi Keperawatan.pptx
Konsep Dasar Farmakologi Keperawatan.pptx
 
Gemacermat
GemacermatGemacermat
Gemacermat
 
farmasetika Penggolongan Obat obatan: bagai mana kategori Obat
farmasetika Penggolongan Obat obatan: bagai mana kategori Obatfarmasetika Penggolongan Obat obatan: bagai mana kategori Obat
farmasetika Penggolongan Obat obatan: bagai mana kategori Obat
 
PEMBERIAN OBAT -OBATAN SESUAI STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE.pptx
PEMBERIAN OBAT -OBATAN SESUAI STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE.pptxPEMBERIAN OBAT -OBATAN SESUAI STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE.pptx
PEMBERIAN OBAT -OBATAN SESUAI STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE.pptx
 
pertemuan 2-Gol Obat.pptx hhhhhjhhhhhhhh
pertemuan 2-Gol Obat.pptx hhhhhjhhhhhhhhpertemuan 2-Gol Obat.pptx hhhhhjhhhhhhhh
pertemuan 2-Gol Obat.pptx hhhhhjhhhhhhhh
 
PENGGOLONGAN OBAT.pptx
PENGGOLONGAN OBAT.pptxPENGGOLONGAN OBAT.pptx
PENGGOLONGAN OBAT.pptx
 
FARMASETIKA_PENGANTAR.pptx
FARMASETIKA_PENGANTAR.pptxFARMASETIKA_PENGANTAR.pptx
FARMASETIKA_PENGANTAR.pptx
 
gema cermat dgsb.pptx
gema cermat dgsb.pptxgema cermat dgsb.pptx
gema cermat dgsb.pptx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
DAGUSIBU_GKSO-2015.pptx
DAGUSIBU_GKSO-2015.pptxDAGUSIBU_GKSO-2015.pptx
DAGUSIBU_GKSO-2015.pptx
 
KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptx
KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptxKONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptx
KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptx
 
Penggolongan obat
Penggolongan obatPenggolongan obat
Penggolongan obat
 

Ilmu resep

  • 2. Sumber bacaan/Pustaka 1. UU Kes no 36 th 2009 tentang Kesehatan 2. Farmakope Indonesia edisi IV 3. USPDI (United States Pharmacopeia Dispensing Information) 4. Pharmaceutical Preformulation and Formulation: A Practical Guide from Candidate Drug Selection to Commercial Dosage Form
  • 3. Obat  Adalah bahan atau paduan bahan yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki system fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan, dan peningkatan kesehatan termasuk kontrasepsi dan sedian biologis. ( Penjelas atas PP RI No. 72 Th 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan)
  • 4. UUKes 36 th 2009  Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia.
  • 5.
  • 6. Sediaan farmasi adalah:  Obat, Bahan obat, Obat tradisional, dan Kosmetika  (UURI No 36 th 2009 tentang kesehatan)
  • 7. Obat: (jadi)  Adalah sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap untuk digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki secara fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi. (PerMenKes 917/Menkes/Per/x/1993) Adalah zat yang digunakan untuk: – Diagnosis – Mengurangi rasa sakit – Mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan.  (Ansel, 1985)
  • 8. Bahan Obat / Bahan Baku  Semua bahan, baik yang berkhasiat maupun tidak berkhasiat, yang berubah maupun tidak berubah; yang digunakan dalam pengolahan obat walaupun tidak semua bahan tersebut masih terdapat di dalam produk ruahan.  Produk ruahan ????
  • 9. Obat Tradisional  Adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. (UU RI No 36 Th 2009, tentang Kesehatan)  Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. UUKes 36 2009
  • 10.
  • 11. Kosmetik Menurut Keputusan Kepala BPOM RI No. HK.00.05.4.1745 th 2003 tentang Kosmetik, kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
  • 12. Tujuan Penggunaan Kosmetik DAHULU :  1.Melindungi tubuh dari alam (panas sinar matahari – terbakar, dingin – kekeringan, iritasi – gigitan nyamuk).  2. Tujuan Religius : Bau dari kayu tertentu-cendana – mengusir mahluk halus SEKARANG : Personal hygiene, meningkatkan daya tarik-make up, meningkatkan kepercayaan diri & ketenangan,melindungi kulit-rambut dari uv yg merusak, polutan dan faktor lingkungan lain, menghindari penuaan Secara umum : membantu manusia untuk menikmati hidup yang lebih bermanfaat
  • 13. Nomor Registrasi Kosmetik Nomor Registrasi Kosmetik sebagai berikut: Depkes RI/POM CD 10 digit: untuk kosmetika dalam negeri Depkes RI/POM CL 10 digit: untuk kosmetika import 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Keterangan : 1. Digit 1,2 : Kategori 2. Digit 3,4 : Sub Kategori 3. Digit 5,6 : Tahun Pendaftaran (pembacaan dibalik). 4. Digit 7,8,9,10: Nomor Urut Pendaftaran produk di Badan POM
  • 14.  Produk impor biasanya juga mencantumkan kode lain selain kode CL, Kode CA (kosmetik Asia), kode CE (kosmetik Amerika) dan kode CC (kosmetik Eropa) beserta angka 11 digit.
  • 15. Penggolongan Obat Obat digolongkan menjadi 4 golongan yaitu  Obat Bebas,  Obat Bebas Terbatas  Obat Keras  Obat Narkotika
  • 16.
  • 17.
  • 18.
  • 19.
  • 20.
  • 21. Obat Narkotika,  adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangin sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat mnimbulkan ketergantungan , yang dibedakan kedalam golongan- golongan sebagai mana terlampir dalam undang- undang ini atau yang kemudian ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan. (UURI No 22 Th 1997 tentang Narkotika )
  • 22. obat ini pada kemasan nya ditandai dengan lingkaran yang di dalamnya terdapat palang (+) berwarna merah.  Obat narkotika bersifat adiksi dan penggunaannya diawasi dengan ketat, sehingga obat golongan narkotika hanya dapat diperoleh di Apotek dengan resep dokter yang asli (tidak dapat menggunakan kopi resep). Contoh dari obat narkotika antara lain: Opium, coca, ganja/marijuana, morfin, heroin, dan lain sebagainya. Dalam bidang kedokteran, obat- obat narkotika biasa digunakan sebagai anestesi/obat bius dan analgetika/obat penghilang rasa sakit.
  • 23. Hal-hal khusus pada Obat Narkotika :  Pada Resep, Obat Narkotika harus digaris bawahi dengan tinta merah.  Pada resep harus tertera alamat pasien yang jelas.  Pada etiket obat harus tertera etiket “Tidak Boleh diulang tanpa resep dokter”  Resep obat Narkotika diarsip tersendiri, terpisah dari resep lainnya  Penyimpanan obat narkotika harus dalam almari khusus yang sesuai dengan peraturan Menkes.
  • 24.  Penandaan khusus obat bebas terbatas
  • 25. P. No 1. P. No 2. Awas ! Obat Keras, Awas ! Obat Keras, Bacalah Aturan Memakainya Hanya untuk dikumur, jangan ditelan P. No 3. P. No 4. Awas ! Obat Keras, Awas ! Obat Keras, Hanya untuk bagian luar dari Hanya Untuk dibakar badan P. No 6. P. No 5. Awas ! Obat Keras, Awas ! Obat Keras, Obat Wasir Jangan ditelan Tidak boleh ditelan
  • 26. Psikotropika  Psikotropika, adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang bersifat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahn khas pada aktifitas mental dan perilaku. (UURI No 5 Th 1997 tentang Psikotropika)  Obat psikotropika ini termasuk golongan obat keras tertentu (OKT)  Contoh : diazepam, lorazepam, klordiazepoksid, luminal
  • 27. Obat Wajib Apotek (OWA)  OWA No. 1, OWA No 2, OWA No 3.
  • 28.
  • 29. Bentuk sediaan obat Berkenaan dengan cara pemberian obat Cara pemberian obat Berpengaruh pada kecepatan obat mencapai kadar puncak dalam darah
  • 30.
  • 31. PULVIS (SERBUK)  Campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.  Syarat : ?????
  • 32. Keuntungan: Penyebaran obat lebih luas dan cepat dari sediaan kompak. Lebih cepat diabsorbsi Mengurangi lokal iritasi Memberikan kebebasan bagi dokter untuk pemilihan: – Obat-obat atau kombinasi – Dosis  Untuk anak-anak atau orang dewasa yang sukar menelan lebih menguntungkan
  • 33. Hal khusus dalam pulvis Ekstrak kental – Dilarutkan dalam larutan penyarinya dalam mortin hangat + zat pengering → aduk hingga kering dan homogen Ekstrak cair / tinctura Timbang dlm cawan wb panaskan ad 1/3 + pengering
  • 34. Pulvis obat dalam biasanya di kemas pada botol bermulut lebar, jika ada DM, perlu dihitung per satuan dosis, misalnya 1 sendok teh Pulvis Obat luar, disebut juga ???????
  • 35. Zat tambahan pada pulvis adspersorius – Mempertahankan kontak dengan kulit → Al. Stearat – Menambah mudah serbuk free flowing → Talkum – Mengabsorbsi keringat → Bentonik
  • 36. PULVERES Serbuk bagi :  Adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum  Contoh :  Kertas perkamen  Kertas dilapisi parafin  Kertas Selofan
  • 37.
  • 38. Contoh : R/ Ampisillin 7,5 GG 1,5 Ephedrin 0,3 CTM 0,060 Mf caps no XV S. tdd caps I Pro Ananda 12 tahun
  • 39. R/ Ampisilin 0,5 GG 0,1 Ephedrin 0,25 CTM 0,04 Mf. Caps dtd no XV S. tdd Caps I Pro Andi 15 tahun
  • 40. Elaeosacchara (Gula minyak) Campuran dari: – 2 gram Saccharum album (dapat diganti laktosa) – 1 tetes Minyak menguap (missal ol. Menthae piperitae)  Sebagai Corigen Saporis / odoris  Tidak boleh disimpan untuk persediaan
  • 41. TABLET (COMPRESSI) DEFINISI FI ed IV  TABLET adalah sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan.
  • 42.
  • 43. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai :  Zat pengisi  Zat pengembang  Zat pengikat  Zat pelicin  Zat pembasah  Zat lain yang cocok
  • 44. Macam Tablet  Tab Sub lingual  Tab Buccal  Tab Vaginal  Tab Effervescen  Tab Lepas lambat  Tab Kunyah  Tab Hisap
  • 45. Pembuatan Tablet 1. Tablet Cetak 2. Tablet Kempa 1. Granulasi basah 2. Granulasi kering 3. Kempa langsung
  • 46. TABLET KEMPA KOMPONENNYA  Bahan Obat (Zat aktif)  Bahan Pengisi  Bahan Pengikat  Disintegran  Lubrikan  Selain itu dapat pula mengandung: – Bahan Warna – LAK (bahan warna yang diadsorpsikan pada Al(OH)3 yang tidak larut – Bahan pengaroma – Bahan pemanis
  • 47. BAHAN PENGISI  Bahan pengisi ditambahkan jika jumlah zat aktif sedikit atau zat aktif sulit dikempa  Contoh bahan pengisi: – Laktosa – Amilum / Pati – Kalsium fosfat dibase (CaHPO4) – Selulosa mikrokristal  Untuk tablet kunyah bahan pengisinya khusus: Sukrosa, manitol, atau Sorbitol
  • 48. BAHAN PENGIKAT  Penambahan bahan pengikat dapat dalam bentuk kering tetapi lebih efektif “Dalam bentuk larutan”  Contoh bahan pengikat:  Gom akasia, Metilselulosa, Gelatin karboksimetiselulosa(CMC), Sukrosa Povidon (PVP), Pasta Pati terhidrolisa  Contoh bahan pengikat kering yang paling efektif – “Selulosa Mikrokristal” (untuk “Tablet kempa Langsung”)
  • 49. DISINTEGRAN Peran desintegran “Membantu Hancurnya Tablet Setelah Ditelan”  Contoh disintegran – Amilum (Pati) : paling banyak digunakan. Selain pati : – Pati dan selulosa yang termodifikasi secara kimia – Asam Alginat – Selulosa Mikrokristal
  • 50. LUBRIKAN Fungsi : Mengurangi gesekan selama proses pengempaan, Mencegah massa tablet melekat pada cetakan  Contoh lubrikan: – Magnesium Stearat – Talk  Sifat : Biasanya hidrofobik → cenderung menurunkan – Kecepatan disintegrasi dan – Kecepatan Disolusi Tablet
  • 51. GLIDAN Fungsi meningkatkan kemampuan alir serbuk, sehingga serbuk menjadi free flowing.  Penggunaan : Biasanya digunakan dalam pembuatan “Tablet kempa langsung” (tanpa proses granulasi) Sifat : hidrofobik  Contoh Glidan: “Silika Pirogenik Koloidal”
  • 52. CARA PEMBUATAN TABLET Ada 3 cara umum pembuatan Tablet 1. Granulasi Basah 2. Granulasi Kering (dengan mesin rol atau mesin slag) 3. Kempa Langsung Tujuan Granulasi  Meningkatkan sifat air (free flowing)  Meningkatkan kemampuan kempa (Kompresibilitas)
  • 53.
  • 54.
  • 55.
  • 56. Tablet Salut  Tab Salut gula  Tab salut selaput (film coating)  Tab salut enterik  Tab Lepas Lambat
  • 57. PILULAE (PIL)  MERUPAKANBENTUK SEDIAAN PADAT BUNDAR DAN KECIL MENGANDUNG BAHAN OBAT DAN DIMAKSUDKAN UNTUK PEMAKAIAN ORAL
  • 58. Berdasarkan Berat  Boli > 300mg  PIL 60 – 300 mg  Granul < 60 mg. Ph.Ned < 30 mg
  • 59. ATURAN UMUM PEMBUATAN PIL BERAT  Apabila memungkinkan berat zat aktif, bahan pengisi, bahan pengikat tiap pil 100 – 150 mg → + 120 mg BAHAN PENGISI – Umumnya Radix liquiritiae – Untuk zat aktif yang sedikit dan menggunakan bahan pengikat: Succus liquiritiae, maka:  Radix = 2 X Succus – Pulvis Pro Pilulis (PPP)  Jumlah Succus dan Radix sama banyak
  • 60. BAHAN PENGIKAT – Succus Liquiritae, 2 gram untuk 60 pil – PULV GUMMOSUS Merupakan campuran Saccharum, PGA, Tragacantha Dengan berat 500 mg untuk 60 Pil Pembasah - Aqua Glycerinata (campuran gliserin dan air sama banyak) - Sirup simplex Kerugian → Pil keras
  • 61. - Campuran succus dan Saccharum Pembasah : Aq. Glycerinata Yang dipakai : 75 gram untuk 1000 pil - Ekstrak kental - Glycerin Cum tragakan dalam Glycerin - Adeps Lanae & Vaselin album  Untuk bahan yang peka terhadap air  Bahan yang bereaksi satu dengan yang lain dengan adanya air.  Misal ; suatu asam dan bikarbonat (Meditreen, aspirin dan bikarbonat)
  • 62. Bahan-bahan yang peka air misalnya folia digitalis dengan adanya air glikosidanya aktif terurai karena fermentennya (enzim) aktif Sehingga sering pula dibuat dengan: R/ Fol. Digitalis 6 ol. Cacao 12 ol. Amygdal 1,7 mf. Pil no. 60
  • 63. Asetosal, dengan adanya air dari bahan pengikat/pembasah dapat menyebabkan terhidrolisanya asetosal menjadi asam salisilat yang toksik pada lambung dan asam asetat,  sehingga jika ingin dibuat sediaan pil, menggunakan pengikat yang tidak mengandung air,  misalnya Oleum cacao, adeps lanae dll.
  • 64. CAPSULAE FI ed IV  Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut.  Bahan Dasar Cangkang:  Gelatin  Pati  Bahan lain yang cocok Ukuran kapsul: 5. 4. 3. 2. 1. 0. 00. 000 semakin besar
  • 65.
  • 66. Keuntungan sediaan Kapsul  Menutupi bau dan rasa yang tidak enak.  Menghindari kontak langsung dengan udara dan Sinar Matahari  Lebih enak dipandang.  Dapat untuk 2 sediaan yang tak tercampur secara fisis (incomp fisis), dengan pemisahan antara lain menggunakan kapsul lain yang lebih kecil kemudian dimasukkan bersama serbuk lain kedalam kapsul yang lebih besar.
  • 67. Bahan yang dapat ≥ 95 % dimasukkan dalam kapsul Serbuk Granul Minyak Lemak alkohol dengan kadar >95 % Minyak menguap
  • 68. Bahan cair dalam sediaan capsul Jika harus dimasukkan kedalam capsul dengan cara diteteskan, maka pipet tetes yang digunakan harus ditara terlebih dahulu dengan cara :  Pipet baku memberikan tetesan pada air suling sebanyak 20 tetes per gramnya.  Pipet biasa ditara dengan cara air dimasukkan kedalam pipet yang akan ditera, kemudian diteteskan dalam wadah pada timbangan hingga 1 gram, hitung jumlah tetesan yang diperlukan.  Penetesan harus dilakukan pada posisi tegak lurus  Misalkan pipet biasa membutuhkan 22 tetes untuk 1 gram air suling  Jika pada resep dibutuhkan 10 tetes per capsul, maka cairan yang harus diteteskan adalah :  22/20 x 10 tetes = 11 tetes piper biasa.
  • 69. SOLUTIONES (LARUTAN)  Dalam istilah Kimia Farmasi, larutan disiapkan dari campuran padat – cair – gas Definisi :  Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan-bahannya, cara peracikan atau penggunaannya, tidak dimasukkan dalam golongan produk lainnya. (Ansel) Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut, Misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang caling bercampur (FI ed IV)
  • 70. Menurut Cara penggunaan  Larutan Oral  Larutan topical
  • 71. Larutan oral  adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahwa pengaroma, pemanis atau pewarna yang larut dalam air atau campuran konsolven – air.  Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi → sirup  Larutan sukrosa hampir jenuh dalam air → sirup simplek (64 %)  Larutan yang mengandung etanol sebagai kosolven disebut eliksir
  • 72. Larutan Topikal  Adalah larutan yang biasanya mengandung air tetapi seringkali mengandung pelarut lain, seperti Etanol dan Poliol, untuk penggunaan topikal pada kulit.
  • 73.
  • 74. Lotio  adalah sedian larutan atau suspensi yang digunakan secara topical, Contohnya : Lotio Kumerfeldi R/ Sulfur praecip 10 Camphora 1 Gummi Arabicum 1,5 Sol. Calcii Hidroxid 50 Aquae aa S. b.dd. ue. Pro : Fatimah
  • 75. Spirit adalah  Larutan yang mengandung Etanol atau hidro alkohol dari zat mudah menguap, umumnya berupa larutan tunggal atau campuran bahan. Spirit harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat tidak tembus cahaya. Jika pelarutnya air disebut AIR AROMATIK.
  • 76. Sirup  Adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti gula dengan atau tanpa penambahan bahan pewangi dan zat obat.  Sirup yang mengandung bahan pemberi rasa tapi tidak mengandung zat obat → pembawa bukan obat atau pembawa yang wangi  Misalnya: Syrup akasia, syrup-jeruk, dll.  Sirup yang mengandung bahan obat/terapeutik → sirup obat  Misalnya: antitussif, anti histamin
  • 77. Contoh Pengawet sirup - Asam Benzoat (0,1 – 0,2)% - Na Benzoat (0,1 – 0,2)% - Campuran Metil, Propil, dan Butil Paraben (Total + 0,1%)
  • 78. Saturasi  Adalah solutio yang dibuat dengan cara mereaksikan bagian asam dan suatu bikarbonat, yang didalamnya jenuh dengan CO2, biasanya digunakan sebagai penyegar.  Contoh : Potio Riveri
  • 79.
  • 80.  Definisi: Emulsi adalah sistem 2 fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil.distabilkan dengan menggunakan emulgator  Tipe Emulsi: A/M; M/A ; A/M/A; M/A/M
  • 81. TEORI EMULSI  Semua cairan mempunyai kecenderungan untuk mempunyai luas permukaan terkecil, bentuk yang luas permukaannya terkecil → bulat.  Dalam tetesan cairan yang bulat ada kekuatan dalam yang cenderung meningkatkan hubungan dari molekul- molekul zat untuk menahan distorsi dari tetesan menjadi bentuk yang kurang bulat.  Jika lingkungan tetesan adalah udara : Tegangan Permukaan Cairan  Jika lingkungan tetesan adalah cairan lain : Tegangan Antar Muka
  • 82. Emulgator/pengemulsi 1. Emulgator Alam 2. Emulgator buatan
  • 83. A. Emulgator Alam 1. Kuning telur 2. Pulvis Gummi Arabicum (PGA), setelah penambahan minyak, PGA diaktifkan dengan penambahan air 1,5 kalinya. 3. Jumlahnya jika tidak dikatakan lain adalah 50 % dari jumlah minyak. Untuk oleum Iecoris ???? untuk Oleum Ricini ???????? 4. Tragakan, harus diaktifkan dulu dengan air 20 kalinya, 1 gram tragakan setara dengan 10 gram PGA 5. Pulvis Gummosus, diaktifkan dengan penambahan air sekaligus sebanyak 7 kalinya, 1 g Pulv. Gumosus setara dengan 4 g PGA 6. dll
  • 84. Emulgator buatan Emulgator ionik – Emulgator Anionik, mis Sabun alkali : Na palmitat, Na oleat – Emulgaton Kationik, mis Amonium kuartener Emulgator non ionik, mis: Setil alkohol, Stearil alkohol Emulgator amfoter, Misal : Protein, Lesitin
  • 85. STABILISASI EMULSI  Adalah sifat Emulsi untuk mempertahankan distribusi halus dan teratur dari fase terdispersi yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang  Kerusakan sebuah Emulsi ditunjukkan oleh penurunan stabilitasnya dan merupakan proses yang sangat banyak.
  • 86. Tahap Kerusakan Emulsi 1. Dalam beberapa waktu akan terbentuk 2 lapisan. Lapisan bawah/atas hanya mengandung sebagian kecil fase terdispersi (creaming) (reversible). Untuk mengatasi hal ini dapat berpatokan pada hukum Stokes
  • 87. D ( ρ1 − ρ 2 ) g 2 v= 18η
  • 88. 2. Penggabungan bola kecil yang tidak reversibel → Koalesensi → Emulsi pecah (Breaking) bersifat Irresversible 3. inversi, terjadi pembalikan tipe emulsi disebabkan penambahan fase internal terlalu banyak
  • 89. PENGUJIAN JENIS EMULSI 1. Metode Warna  Metilen Biru (larut dalam air) → warna seragam ⇒ M/A  Sudan III (larut dalam lemak) → warna seragam ⇒ A/M 2. Metode Pengenceran  Tipe M/A → dapat diencerkan dengan air  A/M →dapat dikeringkan dengan minyak 3. Metode pencucian  Hanya Emulsi M/A yang mudah dicuci dengan air 4. Percobaan Cincin  1 tetes Emulsi → kertas saring  Tipe M/A → membentuk cincin air di sekeliling tetesan 5. Daya Hantar Listrik  Tipe M/A → yang menghantarkan
  • 90. Metode pembuatan emulsi :  Metode Continental  Metode Anglosaxon  Metode langsung
  • 91. Metode Continental  yaitumetode pembuatan emulsi dengan terlebih dahulu membuat corpus emulsi, dengan perbandingan  Emulgator (PGA) : Air: Minyak =  1 : 1,5 : 2
  • 92.  Carapembuatan : emulgator ditambahkan kedalam minyak di dalam mortir yang kering dan di homogenkan, kemudian air yang telah di ukur ditambahkan sekaligus dan diaduk cepat hingga terbentuk corpus emulsi, dengan ciri corpus berwarna lebih putih dan kental, berbunyi khas bila diaduk. Jika jumlah minyak melebihi 2 kali jumlah PGA maka sisa minyak ditambahkan setelah corpus emulsi jadi dengan sedikit demi sedikit.
  • 93. Metode Anglosaxon  yaitu metode pembuatan emulsi dengan terlebih dahulu membuat mucillago, yaitu emulgator ditambahkan pada sejumlah air yang telah ditentukan sesuai dengan masing-masing emulgator, di aduk hingga terbentuk mucillago, baru kemudian minyak ditambahkan sedikit demi sedikit, metode ini jika tidak hati-hati emulsi sering tidak jadi.
  • 94. Metode langsung  yaitumetode pembuatan emulsi dengan cara langsung dibuat di dalam botol, sering disebut dengan metode botol. Metode ini biasanya sering digunakan untuk bahan-bahan yang mudah menguap.
  • 95.
  • 96. Definisi FI ed IV adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair.
  • 97.  Suspensi Sirup kering – Ada tanda “….. untuk suspensi oral” – Misal : sirup kering antibiotik  Untuk suspensi topikal sering disebut Lotio
  • 98. Alasan dibuat Suspensi antara lain 1. Obat-obat tertentu tidak stabil secara kimiawi bila ada dalam bentuk larutan, tetapi stabil dalam bentuk suspensi 2. Kloramfenikol Base adalah sediaan yang larut dalam air tetapi berasa Pahit sehingga tidak dapat digunakan secara peroral. Kloramfenikol palmilat merupakan sediaan yang tidak larut dalam air, tetapi tidak berasa pahit sehingga dapat digunakan secara peroral dengan demikian harus dibuat sediaan dalam bentuk suspensi 3. Obat (yang tidak larut) lebih disukai bentuk larutan daripada Padat 4. Untuk anak-anak 5. Dosis dapat diatur
  • 99. Sifat-sifat yang diinginkan pada suspensi 1. Relatif Stabil dalam penyimpanan, Mengendap secara lambat dan harus homogen kembali bila dikocok ringan. 2. Ukuran partikel dari Suspensoid tetap agak konstan dalam waktu lama dalam penyimpanan. 3. Dapat dituang dari wadah dengan cepat dan homogen.
  • 100.  Laju Endapan Berdasarkan Hukum Stokes  Suspensi yang baik mempunyai Diameter 1-50 mikron > 50 mikron = mudah mengendap < 1 mikron = mudah terjadi cake
  • 101. D ( ρ1 − ρ 2 ) g 2 v= 18η
  • 102. Bahan Pensuspensi  PGA untuk zat berkhasiat keras 2-4 %, untuk zat tidak berkhasiat keras 1 –2 %  Pulv. Gumosus, untuk zat berkhasiat keras 2 %, untuk zat tidak berkhasiat keras 1 %  CMC Na kadar 0,5 %  dll
  • 104. STABILISASI  Pada suspensi – proses sedimentasi tidak dapat dicegah → butuh bahan pendispersi.  Bahan pendispersi berguna untuk mempertahankan stabilitas suspensi dengan cara: – Mencegah / memperlambat terjadinya agregasi. – Flotasi : Fase dispers seluruh atau sebagian berkumpul pada permukaan medium (agregasi terbuka) – Flokulasi : penggumpalan bersama partikel tunggal dalam cairan (Agregasi tertutup)
  • 105. Ketidakstabilan suspensi  Cakingyakni melekatnya sedimen secara bersamaan → dalam waktu yang lama / singkat → susah untuk dihomogenkan kembali → disebut pula sementasi.
  • 107. Incompatibilitas : 1.Fisis 2.Khemis Pada sediaan Serbuk 1. Campuran serbuk menjadi basah disebabkan karena : a. Terbebasnya air kristal b. Terbentuk Campuran yang lebih higroskopis cara mengatasi : a. Tidak dicampur langsung b. Dibuat terpisah, 2 sediaan
  • 108. 2. Serbuk yang terjadi Meleleh Disebabkan karena terjadi penurunan titik lebur campuran Cara mengatasi : a. Tidak dicampur langsung b. Dibuat terpisah 2 sediaan Contoh : Hexamin dan asam salisilat Camphora – salol Camphora - menthol
  • 109.  Contoh lain, serbuk yang bila dicampur melebur &/ meleleh :  Ephedrin HCl dengan : – Acetosal – Luminal – Menthol  Euchinin dengan – Acetosal – Resorcinol  Antalgin dengan : – Vit C – Coffein Citrat – Zat lain yang bereaksi asam
  • 110. Acetosal dengan : – Hexamin – Ephedrin HCl – Antipyrin  Hexamin dengan : – Acetosal – Phenol – Salol – Thymol – Antipyrin – Menthol – As. Salisilat
  • 111. 3. Serbuk yang satu khasiatnya diabsorbsi serbuk yang lain Cara mengatasi : * Tidak diberikan secara bersamaan, diberikan terpisah selang 3-4 jam * Konsultasi ke dokter penulis resep Contoh : Obat lain dan Carbo adsorben 4. Terjadinya reaksi kimia yang tidak diinginkan misal : perubahan warna, penguapan, Pengaruh asam basa, reaksi oksidasi reduksi Cara mengatasi : a. Tidak dicampur langsung b. Dibuat terpisah 2 sediaan c. Tidak diberikan secara bersamaan, tapi dengan selang waktu 3-4 jam
  • 112. 5. Memang bahan obatnya Higroskopis Misalnya, Ferrosi sulfas, Magnesium Sulfat, Natrium Sulfat dll Cara mengatasi : diganti garam anhidratnya dengan perhitungan BM BM anhidrat ____________ x berat yg ada dlm resep BM hidrat
  • 113. 100 bag hidrat Bagian anhidrat Tawas 67 bagian Ferrosi Sulfas 67 bagian Magnesium Sulfas 67 bagian Natrium Sulfas 50 bagian Natrium Karbonat 50 bagian
  • 114. Pada sediaan Pil R/ Paracetamol 0,100 Vit C 0.050 Luminal 0,020 Na Bic 0,100 Mf pil dtd No XXX Vit C reaksi Asam ada Na Bic dan Air jadi bereaksi, terbentuk gas CO2 maka pil dapat pecah R/ Kalii Bromida 5 Na. Subcarb 2 Extr. Gentian 2,5 Mf. Pil No XXX Ektr. Gentian Bereaksi asam + Na Subcarb keluar gas CO2, pil dapat pecah
  • 115. Dalam Sediaan Kapsul Problem yang timbul Isi kapsul meleleh Misalnya pada bahan yang bereaksi satu dengan yang lain Diatasi dengan dua bahan tersebut dipisah secara fisik Misal, salah satu dikeluarkan dalam capsul dipisah dengan bahan inert Salah satu dibuat pil/capsul kecil lalu dimasukkan dalam kapsul yg lebih besar Isi kapsul bereaksi dengan cangkang kapsul Misal Kreosot, β naftol, thymol Diatasi dengan diencerkan dengan minyak lemak, sehingga obat tidak lebih dari 40 %
  • 116. Dalam Sedian larutan Fisis : Tidak dapat bercampur, misal pada bahan polar dan non polar, diatasi dgn cara dibuat emulsi Bahan tidak larut dan tidak dapat diganti dgn bahan yang larut, misalnya Kloramfenikol palmitat, diatasi dengan cara dibuat suspensi Terjadi endapan Larutan camphora dlm spiritus, bila ditambah air sedemikian banyak, camphora akan mengkristal kembali Perubahan viskositas Mis larutan Gom/CMC dengan pemanasan viskositas akan menurun
  • 117. Khemis – Bikarbonat, dalam air/ larutan bersifat asam akan terurai mengeluarkan gas CO2 – Borat, Garamnya yang larut dalam air adalah garam alkali, akan mengendap dengan adanya Zn Sulfat R/ Zn Sulfas 0,04 Borat 0,1 Aqua ad 10 ml m.d.s. t.d.d. gtt.opt II
  • 118. Dalam sediaan Salep  Keluarnya air – Karena sistem emulsi rusak, dapat disebabkan karena suhu, alkohol, fenol – Adanya air/larutan yg tak terserap basis  Diatasi dengan cara : – Jangan sampai sistem emulsi rusak – Sebagian basis diganti dengan yang mempunyai kemampuan menyerap air, misalnya adepslanae  Misalnya salep basis krim dicampur dengan basis hidrokarbon  Terbentuknya senyawa lain karena terjadi reaksi  Diatasi dengan memisahkan obat menjadi 2 massa, kemudian baru dicampur (secara tidak langsung)