SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Media Indonesia 
Minggu, 02 September 2007 
Atheis 
Cerpen: M. Dawam Rahardjo 
KAKAK kami Suparman kini tinggal di Jakarta menjelang masa pensiun. Tapi ia tidak 
terikat. Karena ia mengelola sebuah perusahaan konsultan sendiri, dengan karyawan sekitar 
50 orang. Ia adalah seorang arsitek lulusan ITB. Setelah lulus, ia melamar sebagai arsitek di 
sebuah perusahaan. Setelah mendapatkan pengalaman, ia mendirikan perusahaan sendiri 
bersama beberapa orang kawannya. Usahanya ini boleh dikatakan maju, berkat kegiatan 
pembangunan di Ibu Kota. 
Kakak kami itu ialah saudara tertua dalam keluarga kami yang tinggal di sebuah desa 
bernama Jatiwarno di Wonogiri. Sekitar 30 kilometer dari Kota Solo. Daerah tempat tinggal 
kami itu dikenal kering. Dulu sering kali menjadi berita di koran karena kelaparan. Di 
zaman kolonial pernah terjadi busung lapar. Kini Wonogiri tidak lagi kering seperti dulu 
karena di situ dibangun waduk Gajah Mungkur. Sekarang sudah ada ladang-ladang ubi 
kayu dan jagung selain sawah padi. Waduk ini juga menjadi pusat pariwisata yang 
dikunjungi terutama oleh orang-orang Solo. Keluarga kami, keluarga Parto Sentono lebih 
populer dipanggil Kiai Parto adalah sebuah keluarga yang religius. Ayah kami itu adalah 
seorang petani yang juga berperan sebagai ulama lokal karena ia adalah santri lulusan 
Mamba'ul Ulum dan tinggal di pesantren Jamsaren. Jadi ia pernah berguru kepada KH Abu 
Amar, Ulama Solo yang masyhur itu. Itulah sebabnya Kiai Parto mengirim kami, anak-anaknya, 
ke pesantren sebagai lembaga pendidikan. 
Mas Parman sebagai anak tertua dikirim ke Gontor Ponorogo yang jaraknya tidak jauh dari 
desa kami. Kakak saya yang kedua Muhammad Ikhsan dipondokkan ke Pesantren Pabelan 
di bawah pimpinan Kiai Haji Hamam Ja'far. Saya sendiri sebagai anak ketiga cukup 
bersekolah di Madrasah Al-Islam, Honggowongso, Solo. Jadi saya punya dua orang adik. 
Yang pertama, dikirim ke Tebu Ireng, sedangkan adik saya yang paling bontot disuruh 
belajar ke madrasah Mu'alimat Muhammadiyah, Yogyakarta. 
Walaupun semuanya berlatar belakang pendidikan pesantren, kami semua mempunyai 
profesi yang berbeda-beda, misalnya Mas Parman menjadi seorang arsitek, sedangkan saya 
sendiri menjadi petani jagung dan ubi kayu meneruskan pekerjaan bapak. Karena itulah, 
saya adalah anak yang paling dekat dengan keluarga dan menyelenggarakan pertemuan 
halalbihalal setiap tahun dengan keluarga. 
Bapak merasa sangat bangga anaknya bisa masuk ke pondok modern Gontor. Mas Parman 
sendiri juga merasa mantap berguru dengan Kiai Zarkasi dan Kiai Sahal. Di masa sekolah 
dasar, kami semua dididik langsung oleh bapak kami. Mas Parman ternyata berhasil 
menjadi seorang santri yang cerdas. Bapak sangat berharap kelak Mas Parman menjadi 
seorang ulama modern. Bapak memang tidak mengikuti perkembangan anaknya itu 
sehingga ia merasa terkejut ketika pada suatu hari ia berkunjung ke Gontor, anaknya itu 
ternyata sudah tidak lagi bersekolah di situ. Namun sebentar kemudian, ia mendengar di 
mana anaknya berada. Ternyata Mas Parman yang pandai matematika itu ikut ujian SMP 
negeri dan lulus dengan nilai yang sangat baik. Ia kemudian melamar untuk bersekolah di 
Solo dan diterima di SMA 2 atau SMA B yang terletak di Banjar Sari. Sekolahnya itu 
berdekatan dengan SMA 1 jurusan sastra budaya. Sehingga ia banyak bergaul dengan 
pelajar-pelajar sastra. Walaupun belajar ilmu eksakta, Mas Parman ternyata punya bakat 
seni. Ia bisa melukis dan membuat puisi. Ia ikut di klub sastra remaja yaitu sastra remaja 
Harian Nasional di Yogya. Bapak tidak bertanya banyak kepada anak sulungnya itu. 
Walaupun ia merasa sangat kecewa dan agak marah karena Mas Parman telah mengambil
keputusan besar tanpa berkonsultasi dengan Bapak dulu. Saya mewakili keluarga 
menanyakan perihal keputusannya itu kepada Mas Parman. "Mas, kenapa tidak minta izin 
bapak dulu ketika Mas keluar dari Gontor?," tanyaku pada suatu hari. 
"Kalau aku bilang dulu pada bapak, pasti tidak dikasih izin," jawabnya. 
"Kenapa pula Mas berani mengambil keputusan besar itu?" tanyaku lagi. "Aku ternyata 
tidak betah tinggal di pondok. Aku merasa pesantren ini adalah sebuah masyarakat buatan. 
Kami hidup menyendiri, dilarang bergaul dengan penduduk desa. Kami di pondok 
menganggap diri sebagai keluarga ndoro," jawabnya lagi. 
"Itu kan karena kepentingan para santri sendiri supaya tidak terkontaminasi oleh pengaruh 
luar," jelas saya. 
"Tapi hidup kan menjadi artifisial, santri hanya diajar sesuatu yang baik tapi tidak 
mengetahui dunia nyata yang tidak terlalu bersih. Malah banyak kotornya." 
"Kalau hanya itu alasannya, mengapa Mas tetap mengambil keputusan?" tanya saya. 
"Terus terang saja, aku sendiri jenuh dan bosan hidup di pondok. Aku memahami jika 
sebagian santri melakukan homo bahkan mencuri-curi bergaul dengan perempuan di luar 
pondok." 
"Nah, itulah akibatnya kalau para santri tidak disiplin." 
"Pokoknya aku bosan, yang lebih mendasar lagi aku tidak bisa menerima pelajaran-pelajaran 
agama. Kupikir pendidikan semacam itu tidak berguna, karena tidak membekali 
santri untuk bisa hidup dalam realitas yang sering keras itu di luar dunia pesantren. Jadi apa 
gunanya aku bersusah payah mencapai kelulusan. Itulah maka aku mengambil keputusan 
untuk pindah sekolah." 
"Mas Ikhsan ternyata senang nyantri di Pabelan," ujar saya. 
"O... Pabelan itu beda dengan Gontor, Kiainya juga alumni Gontor, tapi ia bisa berbeda 
dengan Gontor. Santri Pabelan bebas bergaul bahkan diharuskan. Kiai Hamam bisa 
menerima saran dari LP3ES untuk menyelenggarakan program lingkungan hidup. 
Pesantren bahkan menyediakan air bersih yang diolah dari kali Pabelan untuk penduduk 
desa. Kiai Hamam juga membuat pemandian umum desa. Sehingga santri-santrinya bisa 
bergaul dengan penduduk desa setiap pagi sore sambil mandi bersama." 
Mas Parman kemudian melanjutkan perubahan di dalam hidupnya. "Har, aku ingin 
memberitahukan padamu, perubahan pola hidupku di Solo. Aku sekarang sudah tidak 
menjalankan salat, juga puasa Ramadan," katanya jujur. 
"Mas, apakah ini tidak terlalu jauh? Ibu bapak pasti akan marah besar sama Mas," jawab 
saya. 
"Ya jangan dilaporkan ke ibu bapak, tapi ceritakan saja apa adanya kepada Mas Ikhsan, 
barangkali ia bisa menerima dengan kepala dingin." Saya kemudian berpisah dengan Mas 
Parman dan melaksanakan wasiatnya. Tidak henti-hentinya saya berpikir dan merenung, 
sehingga memberatkan pikiran saya. Sebagai adik kandung, saya menyayangkan keputusan 
dan langkah radikal Mas Parman. Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa sehingga hanya bisa 
menerima dengan sedih yang menjadi unek-unek terus-menerus. Sebab, saya pun juga ingin 
jawaban terhadap masalah-masalah yang ditimbulkan keputusan kakak saya itu. Saya
khawatir sikapnya itu akan memengaruhi kakak dan adikku yang lainnya sehingga unek-unek 
itu saya sampaikan kepada Mas Ikhsan. Ia juga tampak terkejut tapi hanya terdiam 
saja tanpa reaksi. Karena itu aku minta kepada Mas Ikhsan untuk bertemu sendiri dengan 
Mas Parman. 
Akhirnya, pada suatu hari, Mas Ikhsan menyempatkan diri untuk bertemu langsung dengan 
Mas Parman di Solo. Ia tinggal di daerah Manahan. Berikut ini adalah laporan Mas Ikhsan 
kepadaku dari hasil pertemuannya dengan Mas Parman. "Aku diajak Mas Parman pada 
suatu malam di suatu warung hik yang masyhur dengan jualan wedang ronde dan makanan 
tradisional Surakarta. Mas Parman memang romantis. Dia tidak ragu mengajakku 
menikmati suasana Solo di waktu malam yang dirasakan rakyat jelata. Terkesan olehku 
bahwa ia memang merakyat hidupnya. Karena setiap kali kami berbincang-bincang, selalu 
saja ada orang yang menyapa. Ada juga para pengemis dan gelandangan. Di warung hik 
itulah aku mencoba secara tenang menanyakan banyak hal kepada Mas Parman. 
"Mas, aku sudah mendengar semua cerita mengenai dirimu dari adik kita, Haryono, terus 
terang saja aku terkejut. Timbul seribu satu pertanyaan dalam pikiranku, aku masih seorang 
santri yang baik dan terus bercita-cita menjadi ulama pemikir modern. Sebagai adik, aku 
tidak bisa memahami sikapmu. Bahkan aku tidak percaya dengan cerita Haryono, aku juga 
sudah tanya kepada Haryono bagaimana pandangannya. Tapi ia tidak banyak memberi 
penjelasan sehingga aku harus langsung bertemu denganmu. Mohon jangan tersinggung 
dengan pertanyaan-pertanyaan dan komentarku. Aku bahkan ingin belajar kepada Mas, 
yang memiliki sebuah pengalaman dramatis." 
"O... boleh saja, jadi aku sekarang sudah tidak menjalankan kewajibanku sebagai seorang 
muslim." 
"Kalau begitu, Mas telah murtad?" tanyaku. 
"Ya, sebelum hukuman murtad dijatuhkan kepadaku, aku lebih baik keluar saja dulu dari 
Islam. Sekarang siapa pun juga tidak berhak menghakimiku." 
"O... begitu, aku pun tidak akan menghakimimu. Cuma aku ingin bertanya apakah Mas 
telah meninggalkan seluruh akidah Islam?" tanyaku ingin tahu. 
"Ya, aku sekarang seorang atheis, aku sudah tidak percaya kepada Tuhan." 
"Lalu status Mas sekarang sebagai apa?" tanyaku. 
"Aku sudah menjadi humanis. Aku bercita-cita ingin menjadi pemikir bebas." 
"Untuk menjadi orang seperti itu kan tidak perlu meninggalkan akidah. Islam memberi 
kebebasan." 
"Ya aku tahu, aku hanya ingin mengatakan bahwa selama di Gontor aku tidak pernah 
memperoleh penjelasan yang memuaskan mengenai Tuhan. Dan mengapa orang harus 
percaya kepada Tuhan. Aku ingin bebas dari belenggu akal dan aku harus bisa 
mendasarkan perilakuku berdasarkan rasionalitas. Tidak dibelenggu iman dan syariat. 
Sekarang ini aku merasakan diriku menjadi orang bebas, tanpa belenggu. Ketika menjadi 
orang Islam aku merasa terjatuh ke dalam belenggu. Sekarang ini aku merasa mengalami 
pencerahan." 
"Mas kan tahu bahwa Islam itu mengajarkan perbuatan baik berdasarkan iman. Jadi 
manusia memerlukan Tuhan untuk bisa berbuat baik."
"Inilah yang saya tidak setujui dalam Islam. Seperti kamu tahu sendiri, perbuatan baik itu 
tidak diakui Tuhan jika tidak didasarkan kepada iman. Mengapa harus begitu. Buddha 
Gautama mengajarkan perbuatan-perbuatan baik tanpa mensyaratkan iman kepada-Nya. 
Demikian pula Konghucu. Aku suka dengan dua agama yang kita sebut sebagai agama 
bumi itu. Aku ingin menjadi orang baik tanpa iman. Kalau mendengar keteranganmu itu 
terkesan olehku bahwa Tuhan itu adalah ciptaan manusia sendiri, bukannya sebaliknya." 
"Astaghfirullahal'adzim." 
"Dalam kenyataannya, agama itu hanyalah candu yang membius dan membuat lupa 
terhadap kesengsaraan dan penindasan yang menimpa mereka." 
"Berlindung aku dari bisikan semacam itu." 
"Sorry ya, jangan anggap aku sesat. Semuanya itu sudah kupikirkan dan kurenungkan 
dalam-dalam. Pokoknya aku ingin bebas menjadi humanis." 
"Tapi aku yakin bahwa Islam akan membawaku ke sana, tapi sampean punya pendapat 
yang lain dan aku ingin belajar darimu sebagai seorang kakak tertua." 
"Kamu tidak perlu jawaban verbal dariku. Lihat saja perbuatanku. Bukankah agamamu 
mengajarkan bahwa Tuhan itu akan bisa ditemui dengan perbuatan baik di dunia ini." 
"Kalau gitu, Mas masih percaya kepada Tuhan." 
"Tidak! Aku tidak bisa percaya pada adanya Tuhan. Aku hanya ingin berbuat baik kepada 
sesama manusia berdasarkan alasan-alasan yang rasional saja." 
"Wah, menurutku manusia yang percaya kepada Tuhan itu tentu akan terdorong untuk 
berbuat baik, karena itu apa salahnya kita percaya akan adanya Tuhan." 
"Ya terserah. Cuma saya tidak mau percaya kepada Tuhan yang diciptakan manusia. Tuhan 
begini, sama saja dengan dewa-dewa Hindu maupun Yunani." 
Begitulah Mas Ikhsan menceritakan kembali dialognya. "Lalu bagaimana tanggapan dan 
sikapmu?" 
"Lakumdinukum waliyadin, biar dia percaya apa yang ia percayai dan kita percaya apa 
yang kita percayai." 
"Lalu bagaimana pandanganmu mengenai kakak kita itu?" 
"Aku tidak menganggap dia orang sesat. Ia hanya memilih suatu jalan hidup. Dalam hatiku, 
aku percaya bahwa Mas Suparman itu sebetulnya percaya kepada Tuhan. Cuma dia tidak 
mau merumuskan apa Tuhan itu. Bukankah agama kita mengajarkan bahwa apa pun yang 
kita pikirkan mengenai Tuhan, itu bukan Tuhan. Jadi Tuhan itu diimani saja, tidak perlu 
dirasionalkan. Walaupun teori-teori mengenai Tuhan boleh saja dikemukakan. Biar dia 
tidak percaya kepada Tuhan, asalkan ia berbuat baik dan melaksanakan ajaran Islam 
menurut ukuran-ukuran kita. Tidak perlu kita mensyaratkan iman kepadanya." 
Mas Suparman yang kini sudah menjelang masa pensiun itu sekitar enam puluh lima 
tahunan nampaknya, paling tidak menurut kesan saya, telah mencapai apa yang ia cita-citakan 
berdasarkan kebebasan yang ia yakini. Saya berpendapat bahwa pada dasarnya,
kakak kami itu masih seorang muslim yang baik. Hidupnya sesuai dengan sepuluh wasiat 
Tuhan yang didendangkan Iin dan Jaka Bimbo. 
Pertama aku masih percaya bahwa ia masih punya iman dalam lubuk hatinya yang paling 
dalam. Seperti kata Jalaludin Rumi dan Al Halaj, ia pada akhirnya akan memperoleh 
pengertian Tuhan yang sebetulnya melekat pada dirinya sendiri jika ia masih tetap bisa 
menjalankan hidup yang benar berarti Allah masih membimbingnya. Cuma, dia tidak tahu 
dan tidak mengaku. Malah saya berpendapat bahwa sikap Mas Parman itulah yang 
mencerminkan Tauhid yang semurni-murninya. Wallahu'alam. Kedua, ia berbuat baik 
kepada ibu bapaknya, ia tidak pernah mau menyakiti kedua orang tuanya. Harus kami akui 
bahwa di antara kami, Mas Parmanlah yang paling banyak membantu orang tua kami. 
Ketiga, ia bisa menjaga harta anak-anak yatim, yaitu adik-adiknya, ia tidak mau mengambil 
bagian warisannya. Ia serahkan semuanya kepada kita. Mas Parman juga membuat yayasan 
yang menampung anak-anak yatim. Tutur katanya tidak pernah menyakiti orang lain, ia 
selalu menjaga diri dari perbuatan-perbuatan tercela.***

More Related Content

What's hot

Alinalisis cerpen
Alinalisis cerpenAlinalisis cerpen
Alinalisis cerpenDek Matang
 
Cerita singkat perjalanan hidup dan pendidikan abdul latif
Cerita singkat perjalanan hidup dan pendidikan abdul latifCerita singkat perjalanan hidup dan pendidikan abdul latif
Cerita singkat perjalanan hidup dan pendidikan abdul latifLatief Nagan
 
Aulivia miftakhujanna 33010210055 artikel spi
Aulivia miftakhujanna 33010210055 artikel spiAulivia miftakhujanna 33010210055 artikel spi
Aulivia miftakhujanna 33010210055 artikel spiRizal203749
 
Banyuwangi jenggirat tangi
Banyuwangi jenggirat tangiBanyuwangi jenggirat tangi
Banyuwangi jenggirat tangiTito Aloysius
 
Sepenggal cerita kisah cinta ku
Sepenggal cerita kisah cinta kuSepenggal cerita kisah cinta ku
Sepenggal cerita kisah cinta kuDerizal Chandra
 
Cerpen "Cinta salah benci juga salah" by Mardhatillah
Cerpen "Cinta salah benci juga salah" by MardhatillahCerpen "Cinta salah benci juga salah" by Mardhatillah
Cerpen "Cinta salah benci juga salah" by MardhatillahMardhatillah Ibrahim
 
Part 1 si ibu cantik dan anak anaknya(fiks)
Part 1 si ibu cantik dan anak anaknya(fiks)Part 1 si ibu cantik dan anak anaknya(fiks)
Part 1 si ibu cantik dan anak anaknya(fiks)Abdul Rahman Masruhim
 
Inikah ujian cinta
Inikah ujian cintaInikah ujian cinta
Inikah ujian cintanursafitri14
 
Father Tri - TOS-Pulang Lah Ayah
Father Tri - TOS-Pulang Lah AyahFather Tri - TOS-Pulang Lah Ayah
Father Tri - TOS-Pulang Lah AyahTRIENDI
 
Teks ulasan buku non akademik
Teks ulasan buku non akademikTeks ulasan buku non akademik
Teks ulasan buku non akademikNaeniSaqiya
 
Antologi Karya Siswa Tugas Pendidikan Kewarganegaraan
Antologi Karya Siswa Tugas Pendidikan KewarganegaraanAntologi Karya Siswa Tugas Pendidikan Kewarganegaraan
Antologi Karya Siswa Tugas Pendidikan KewarganegaraanArie Hendrawan
 

What's hot (20)

Alinalisis cerpen
Alinalisis cerpenAlinalisis cerpen
Alinalisis cerpen
 
Adekecil
AdekecilAdekecil
Adekecil
 
Assigment etnik
Assigment etnikAssigment etnik
Assigment etnik
 
Cerita singkat perjalanan hidup dan pendidikan abdul latif
Cerita singkat perjalanan hidup dan pendidikan abdul latifCerita singkat perjalanan hidup dan pendidikan abdul latif
Cerita singkat perjalanan hidup dan pendidikan abdul latif
 
Bongkah keegoan
Bongkah keegoanBongkah keegoan
Bongkah keegoan
 
Kliping cerpen
Kliping cerpenKliping cerpen
Kliping cerpen
 
Aulivia miftakhujanna 33010210055 artikel spi
Aulivia miftakhujanna 33010210055 artikel spiAulivia miftakhujanna 33010210055 artikel spi
Aulivia miftakhujanna 33010210055 artikel spi
 
Banyuwangi jenggirat tangi
Banyuwangi jenggirat tangiBanyuwangi jenggirat tangi
Banyuwangi jenggirat tangi
 
Sepenggal cerita kisah cinta ku
Sepenggal cerita kisah cinta kuSepenggal cerita kisah cinta ku
Sepenggal cerita kisah cinta ku
 
Cerpen "Cinta salah benci juga salah" by Mardhatillah
Cerpen "Cinta salah benci juga salah" by MardhatillahCerpen "Cinta salah benci juga salah" by Mardhatillah
Cerpen "Cinta salah benci juga salah" by Mardhatillah
 
Berhijab dalam hati
Berhijab dalam hatiBerhijab dalam hati
Berhijab dalam hati
 
Part 1 si ibu cantik dan anak anaknya(fiks)
Part 1 si ibu cantik dan anak anaknya(fiks)Part 1 si ibu cantik dan anak anaknya(fiks)
Part 1 si ibu cantik dan anak anaknya(fiks)
 
Inikah ujian cinta
Inikah ujian cintaInikah ujian cinta
Inikah ujian cinta
 
Father Tri - TOS-Pulang Lah Ayah
Father Tri - TOS-Pulang Lah AyahFather Tri - TOS-Pulang Lah Ayah
Father Tri - TOS-Pulang Lah Ayah
 
Teks ulasan buku non akademik
Teks ulasan buku non akademikTeks ulasan buku non akademik
Teks ulasan buku non akademik
 
Tik ninin
Tik nininTik ninin
Tik ninin
 
Belum ada judul
Belum ada judulBelum ada judul
Belum ada judul
 
Biografi alamsyah firdaus
Biografi alamsyah firdausBiografi alamsyah firdaus
Biografi alamsyah firdaus
 
Contoh cerpen persahabatan
Contoh cerpen persahabatanContoh cerpen persahabatan
Contoh cerpen persahabatan
 
Antologi Karya Siswa Tugas Pendidikan Kewarganegaraan
Antologi Karya Siswa Tugas Pendidikan KewarganegaraanAntologi Karya Siswa Tugas Pendidikan Kewarganegaraan
Antologi Karya Siswa Tugas Pendidikan Kewarganegaraan
 

Similar to Atheis Mengungkap Alasannya

Similar to Atheis Mengungkap Alasannya (20)

Kisah nyata seorang muallaf
Kisah nyata seorang muallafKisah nyata seorang muallaf
Kisah nyata seorang muallaf
 
zaidan maulana_XTMK1.doc
zaidan maulana_XTMK1.doczaidan maulana_XTMK1.doc
zaidan maulana_XTMK1.doc
 
Kisah Hidup Damayanti
Kisah Hidup Damayanti Kisah Hidup Damayanti
Kisah Hidup Damayanti
 
Success story pengalaman menjadi guru berprestasi tingkat nasional
Success story  pengalaman menjadi guru berprestasi tingkat nasionalSuccess story  pengalaman menjadi guru berprestasi tingkat nasional
Success story pengalaman menjadi guru berprestasi tingkat nasional
 
Ucapan sulong tgna 1990
Ucapan sulong tgna 1990Ucapan sulong tgna 1990
Ucapan sulong tgna 1990
 
Hadiah 3 bidadari fix
Hadiah 3 bidadari fixHadiah 3 bidadari fix
Hadiah 3 bidadari fix
 
jawaban pertanyaan pertama.docx
jawaban pertanyaan pertama.docxjawaban pertanyaan pertama.docx
jawaban pertanyaan pertama.docx
 
Kelompok borobudur
Kelompok  borobudurKelompok  borobudur
Kelompok borobudur
 
Cerpen Tentang Sebuah Perbedaan
Cerpen Tentang Sebuah PerbedaanCerpen Tentang Sebuah Perbedaan
Cerpen Tentang Sebuah Perbedaan
 
Teks anekdot 3 bidang
Teks anekdot 3 bidangTeks anekdot 3 bidang
Teks anekdot 3 bidang
 
Testimoni
TestimoniTestimoni
Testimoni
 
Testimoni
TestimoniTestimoni
Testimoni
 
My adventure
My adventureMy adventure
My adventure
 
Ruangan adila radio klasik nasional ini
Ruangan adila radio klasik nasional iniRuangan adila radio klasik nasional ini
Ruangan adila radio klasik nasional ini
 
Cerita pendek (cerpen)
Cerita pendek (cerpen)Cerita pendek (cerpen)
Cerita pendek (cerpen)
 
Sekelumit kisah di balik program desaku menanti
Sekelumit kisah di balik program desaku menantiSekelumit kisah di balik program desaku menanti
Sekelumit kisah di balik program desaku menanti
 
Hidup
Hidup Hidup
Hidup
 
Bicara Buku Teks Besar.pptx
Bicara Buku Teks Besar.pptxBicara Buku Teks Besar.pptx
Bicara Buku Teks Besar.pptx
 
Narasi Kuliah Kerja Nyata 2019
Narasi Kuliah Kerja Nyata 2019Narasi Kuliah Kerja Nyata 2019
Narasi Kuliah Kerja Nyata 2019
 
Xxx
XxxXxx
Xxx
 

More from arvin2014

Durian (djenar maesa ayu)
Durian (djenar maesa ayu)Durian (djenar maesa ayu)
Durian (djenar maesa ayu)arvin2014
 
Dongeng untuk anjeli (willy hangguman)
Dongeng untuk anjeli (willy hangguman)Dongeng untuk anjeli (willy hangguman)
Dongeng untuk anjeli (willy hangguman)arvin2014
 
Dongeng penunggu surau (mahmudi arif d)
Dongeng penunggu surau (mahmudi arif d)Dongeng penunggu surau (mahmudi arif d)
Dongeng penunggu surau (mahmudi arif d)arvin2014
 
Dilarang menjala ikan di hari sabtu (denny prabowo)
Dilarang menjala ikan di hari sabtu (denny prabowo)Dilarang menjala ikan di hari sabtu (denny prabowo)
Dilarang menjala ikan di hari sabtu (denny prabowo)arvin2014
 
Dermaga (lan fang)
Dermaga (lan fang)Dermaga (lan fang)
Dermaga (lan fang)arvin2014
 
Dalam rindu (hembang tambun)
Dalam rindu (hembang tambun)Dalam rindu (hembang tambun)
Dalam rindu (hembang tambun)arvin2014
 
Cerpen buat saya (sunaryono basuki ks)
Cerpen buat saya (sunaryono basuki ks)Cerpen buat saya (sunaryono basuki ks)
Cerpen buat saya (sunaryono basuki ks)arvin2014
 
Cermin jiwa (s prasetyo utomo)
Cermin jiwa (s prasetyo utomo)Cermin jiwa (s prasetyo utomo)
Cermin jiwa (s prasetyo utomo)arvin2014
 
Cerita bohong di siang bolong (noer mursidi)
Cerita bohong di siang bolong (noer mursidi)Cerita bohong di siang bolong (noer mursidi)
Cerita bohong di siang bolong (noer mursidi)arvin2014
 
Ceracau ompu gabe (hasan al banna)
Ceracau ompu gabe (hasan al banna)Ceracau ompu gabe (hasan al banna)
Ceracau ompu gabe (hasan al banna)arvin2014
 
Burung di atas kuburan (nugroho sukmanto)
Burung di atas kuburan (nugroho sukmanto)Burung di atas kuburan (nugroho sukmanto)
Burung di atas kuburan (nugroho sukmanto)arvin2014
 
Bohonglah sekali lagi (yustine pravitasmara dewi)
Bohonglah sekali lagi (yustine pravitasmara dewi)Bohonglah sekali lagi (yustine pravitasmara dewi)
Bohonglah sekali lagi (yustine pravitasmara dewi)arvin2014
 
Bisikan angin (beni setia)
Bisikan angin (beni setia)Bisikan angin (beni setia)
Bisikan angin (beni setia)arvin2014
 
Bigau (damhuri muhammad)
Bigau (damhuri muhammad)Bigau (damhuri muhammad)
Bigau (damhuri muhammad)arvin2014
 
Bertahan di selatan (nugroho sukmanto)
Bertahan di selatan (nugroho sukmanto)Bertahan di selatan (nugroho sukmanto)
Bertahan di selatan (nugroho sukmanto)arvin2014
 
Bakauheni yang merenda rindu penyesalan (badarudin)
Bakauheni yang merenda rindu penyesalan (badarudin)Bakauheni yang merenda rindu penyesalan (badarudin)
Bakauheni yang merenda rindu penyesalan (badarudin)arvin2014
 
Badai bunga (triyanto triwikromo)
Badai bunga (triyanto triwikromo)Badai bunga (triyanto triwikromo)
Badai bunga (triyanto triwikromo)arvin2014
 
Aryati (dodiek adyttya dwiwanto)
Aryati (dodiek adyttya dwiwanto)Aryati (dodiek adyttya dwiwanto)
Aryati (dodiek adyttya dwiwanto)arvin2014
 
Anting (ratna indraswari ibrahim )
Anting (ratna indraswari ibrahim )Anting (ratna indraswari ibrahim )
Anting (ratna indraswari ibrahim )arvin2014
 
Anggang dari laut (pinto anugrah)
Anggang dari laut (pinto anugrah)Anggang dari laut (pinto anugrah)
Anggang dari laut (pinto anugrah)arvin2014
 

More from arvin2014 (20)

Durian (djenar maesa ayu)
Durian (djenar maesa ayu)Durian (djenar maesa ayu)
Durian (djenar maesa ayu)
 
Dongeng untuk anjeli (willy hangguman)
Dongeng untuk anjeli (willy hangguman)Dongeng untuk anjeli (willy hangguman)
Dongeng untuk anjeli (willy hangguman)
 
Dongeng penunggu surau (mahmudi arif d)
Dongeng penunggu surau (mahmudi arif d)Dongeng penunggu surau (mahmudi arif d)
Dongeng penunggu surau (mahmudi arif d)
 
Dilarang menjala ikan di hari sabtu (denny prabowo)
Dilarang menjala ikan di hari sabtu (denny prabowo)Dilarang menjala ikan di hari sabtu (denny prabowo)
Dilarang menjala ikan di hari sabtu (denny prabowo)
 
Dermaga (lan fang)
Dermaga (lan fang)Dermaga (lan fang)
Dermaga (lan fang)
 
Dalam rindu (hembang tambun)
Dalam rindu (hembang tambun)Dalam rindu (hembang tambun)
Dalam rindu (hembang tambun)
 
Cerpen buat saya (sunaryono basuki ks)
Cerpen buat saya (sunaryono basuki ks)Cerpen buat saya (sunaryono basuki ks)
Cerpen buat saya (sunaryono basuki ks)
 
Cermin jiwa (s prasetyo utomo)
Cermin jiwa (s prasetyo utomo)Cermin jiwa (s prasetyo utomo)
Cermin jiwa (s prasetyo utomo)
 
Cerita bohong di siang bolong (noer mursidi)
Cerita bohong di siang bolong (noer mursidi)Cerita bohong di siang bolong (noer mursidi)
Cerita bohong di siang bolong (noer mursidi)
 
Ceracau ompu gabe (hasan al banna)
Ceracau ompu gabe (hasan al banna)Ceracau ompu gabe (hasan al banna)
Ceracau ompu gabe (hasan al banna)
 
Burung di atas kuburan (nugroho sukmanto)
Burung di atas kuburan (nugroho sukmanto)Burung di atas kuburan (nugroho sukmanto)
Burung di atas kuburan (nugroho sukmanto)
 
Bohonglah sekali lagi (yustine pravitasmara dewi)
Bohonglah sekali lagi (yustine pravitasmara dewi)Bohonglah sekali lagi (yustine pravitasmara dewi)
Bohonglah sekali lagi (yustine pravitasmara dewi)
 
Bisikan angin (beni setia)
Bisikan angin (beni setia)Bisikan angin (beni setia)
Bisikan angin (beni setia)
 
Bigau (damhuri muhammad)
Bigau (damhuri muhammad)Bigau (damhuri muhammad)
Bigau (damhuri muhammad)
 
Bertahan di selatan (nugroho sukmanto)
Bertahan di selatan (nugroho sukmanto)Bertahan di selatan (nugroho sukmanto)
Bertahan di selatan (nugroho sukmanto)
 
Bakauheni yang merenda rindu penyesalan (badarudin)
Bakauheni yang merenda rindu penyesalan (badarudin)Bakauheni yang merenda rindu penyesalan (badarudin)
Bakauheni yang merenda rindu penyesalan (badarudin)
 
Badai bunga (triyanto triwikromo)
Badai bunga (triyanto triwikromo)Badai bunga (triyanto triwikromo)
Badai bunga (triyanto triwikromo)
 
Aryati (dodiek adyttya dwiwanto)
Aryati (dodiek adyttya dwiwanto)Aryati (dodiek adyttya dwiwanto)
Aryati (dodiek adyttya dwiwanto)
 
Anting (ratna indraswari ibrahim )
Anting (ratna indraswari ibrahim )Anting (ratna indraswari ibrahim )
Anting (ratna indraswari ibrahim )
 
Anggang dari laut (pinto anugrah)
Anggang dari laut (pinto anugrah)Anggang dari laut (pinto anugrah)
Anggang dari laut (pinto anugrah)
 

Recently uploaded

Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari IniJasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari IniJasatoto99
 
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandungWa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandungnicksbag
 
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah MaxwinBento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah MaxwinBento88slot
 
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfPEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfachsofyan1
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...Neta
 
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................teeka180806
 
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari Ini
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari IniNila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari Ini
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari IniNila88
 
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari IniSizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari IniSizi99
 
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikMAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikssuser328cb5
 
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang MenangRyu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang MenangRyu4D
 
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOTIDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOTNeta
 

Recently uploaded (11)

Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari IniJasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
 
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandungWa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
 
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah MaxwinBento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
 
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfPEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
 
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
 
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari Ini
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari IniNila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari Ini
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari Ini
 
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari IniSizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
 
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikMAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
 
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang MenangRyu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
 
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOTIDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
 

Atheis Mengungkap Alasannya

  • 1. Media Indonesia Minggu, 02 September 2007 Atheis Cerpen: M. Dawam Rahardjo KAKAK kami Suparman kini tinggal di Jakarta menjelang masa pensiun. Tapi ia tidak terikat. Karena ia mengelola sebuah perusahaan konsultan sendiri, dengan karyawan sekitar 50 orang. Ia adalah seorang arsitek lulusan ITB. Setelah lulus, ia melamar sebagai arsitek di sebuah perusahaan. Setelah mendapatkan pengalaman, ia mendirikan perusahaan sendiri bersama beberapa orang kawannya. Usahanya ini boleh dikatakan maju, berkat kegiatan pembangunan di Ibu Kota. Kakak kami itu ialah saudara tertua dalam keluarga kami yang tinggal di sebuah desa bernama Jatiwarno di Wonogiri. Sekitar 30 kilometer dari Kota Solo. Daerah tempat tinggal kami itu dikenal kering. Dulu sering kali menjadi berita di koran karena kelaparan. Di zaman kolonial pernah terjadi busung lapar. Kini Wonogiri tidak lagi kering seperti dulu karena di situ dibangun waduk Gajah Mungkur. Sekarang sudah ada ladang-ladang ubi kayu dan jagung selain sawah padi. Waduk ini juga menjadi pusat pariwisata yang dikunjungi terutama oleh orang-orang Solo. Keluarga kami, keluarga Parto Sentono lebih populer dipanggil Kiai Parto adalah sebuah keluarga yang religius. Ayah kami itu adalah seorang petani yang juga berperan sebagai ulama lokal karena ia adalah santri lulusan Mamba'ul Ulum dan tinggal di pesantren Jamsaren. Jadi ia pernah berguru kepada KH Abu Amar, Ulama Solo yang masyhur itu. Itulah sebabnya Kiai Parto mengirim kami, anak-anaknya, ke pesantren sebagai lembaga pendidikan. Mas Parman sebagai anak tertua dikirim ke Gontor Ponorogo yang jaraknya tidak jauh dari desa kami. Kakak saya yang kedua Muhammad Ikhsan dipondokkan ke Pesantren Pabelan di bawah pimpinan Kiai Haji Hamam Ja'far. Saya sendiri sebagai anak ketiga cukup bersekolah di Madrasah Al-Islam, Honggowongso, Solo. Jadi saya punya dua orang adik. Yang pertama, dikirim ke Tebu Ireng, sedangkan adik saya yang paling bontot disuruh belajar ke madrasah Mu'alimat Muhammadiyah, Yogyakarta. Walaupun semuanya berlatar belakang pendidikan pesantren, kami semua mempunyai profesi yang berbeda-beda, misalnya Mas Parman menjadi seorang arsitek, sedangkan saya sendiri menjadi petani jagung dan ubi kayu meneruskan pekerjaan bapak. Karena itulah, saya adalah anak yang paling dekat dengan keluarga dan menyelenggarakan pertemuan halalbihalal setiap tahun dengan keluarga. Bapak merasa sangat bangga anaknya bisa masuk ke pondok modern Gontor. Mas Parman sendiri juga merasa mantap berguru dengan Kiai Zarkasi dan Kiai Sahal. Di masa sekolah dasar, kami semua dididik langsung oleh bapak kami. Mas Parman ternyata berhasil menjadi seorang santri yang cerdas. Bapak sangat berharap kelak Mas Parman menjadi seorang ulama modern. Bapak memang tidak mengikuti perkembangan anaknya itu sehingga ia merasa terkejut ketika pada suatu hari ia berkunjung ke Gontor, anaknya itu ternyata sudah tidak lagi bersekolah di situ. Namun sebentar kemudian, ia mendengar di mana anaknya berada. Ternyata Mas Parman yang pandai matematika itu ikut ujian SMP negeri dan lulus dengan nilai yang sangat baik. Ia kemudian melamar untuk bersekolah di Solo dan diterima di SMA 2 atau SMA B yang terletak di Banjar Sari. Sekolahnya itu berdekatan dengan SMA 1 jurusan sastra budaya. Sehingga ia banyak bergaul dengan pelajar-pelajar sastra. Walaupun belajar ilmu eksakta, Mas Parman ternyata punya bakat seni. Ia bisa melukis dan membuat puisi. Ia ikut di klub sastra remaja yaitu sastra remaja Harian Nasional di Yogya. Bapak tidak bertanya banyak kepada anak sulungnya itu. Walaupun ia merasa sangat kecewa dan agak marah karena Mas Parman telah mengambil
  • 2. keputusan besar tanpa berkonsultasi dengan Bapak dulu. Saya mewakili keluarga menanyakan perihal keputusannya itu kepada Mas Parman. "Mas, kenapa tidak minta izin bapak dulu ketika Mas keluar dari Gontor?," tanyaku pada suatu hari. "Kalau aku bilang dulu pada bapak, pasti tidak dikasih izin," jawabnya. "Kenapa pula Mas berani mengambil keputusan besar itu?" tanyaku lagi. "Aku ternyata tidak betah tinggal di pondok. Aku merasa pesantren ini adalah sebuah masyarakat buatan. Kami hidup menyendiri, dilarang bergaul dengan penduduk desa. Kami di pondok menganggap diri sebagai keluarga ndoro," jawabnya lagi. "Itu kan karena kepentingan para santri sendiri supaya tidak terkontaminasi oleh pengaruh luar," jelas saya. "Tapi hidup kan menjadi artifisial, santri hanya diajar sesuatu yang baik tapi tidak mengetahui dunia nyata yang tidak terlalu bersih. Malah banyak kotornya." "Kalau hanya itu alasannya, mengapa Mas tetap mengambil keputusan?" tanya saya. "Terus terang saja, aku sendiri jenuh dan bosan hidup di pondok. Aku memahami jika sebagian santri melakukan homo bahkan mencuri-curi bergaul dengan perempuan di luar pondok." "Nah, itulah akibatnya kalau para santri tidak disiplin." "Pokoknya aku bosan, yang lebih mendasar lagi aku tidak bisa menerima pelajaran-pelajaran agama. Kupikir pendidikan semacam itu tidak berguna, karena tidak membekali santri untuk bisa hidup dalam realitas yang sering keras itu di luar dunia pesantren. Jadi apa gunanya aku bersusah payah mencapai kelulusan. Itulah maka aku mengambil keputusan untuk pindah sekolah." "Mas Ikhsan ternyata senang nyantri di Pabelan," ujar saya. "O... Pabelan itu beda dengan Gontor, Kiainya juga alumni Gontor, tapi ia bisa berbeda dengan Gontor. Santri Pabelan bebas bergaul bahkan diharuskan. Kiai Hamam bisa menerima saran dari LP3ES untuk menyelenggarakan program lingkungan hidup. Pesantren bahkan menyediakan air bersih yang diolah dari kali Pabelan untuk penduduk desa. Kiai Hamam juga membuat pemandian umum desa. Sehingga santri-santrinya bisa bergaul dengan penduduk desa setiap pagi sore sambil mandi bersama." Mas Parman kemudian melanjutkan perubahan di dalam hidupnya. "Har, aku ingin memberitahukan padamu, perubahan pola hidupku di Solo. Aku sekarang sudah tidak menjalankan salat, juga puasa Ramadan," katanya jujur. "Mas, apakah ini tidak terlalu jauh? Ibu bapak pasti akan marah besar sama Mas," jawab saya. "Ya jangan dilaporkan ke ibu bapak, tapi ceritakan saja apa adanya kepada Mas Ikhsan, barangkali ia bisa menerima dengan kepala dingin." Saya kemudian berpisah dengan Mas Parman dan melaksanakan wasiatnya. Tidak henti-hentinya saya berpikir dan merenung, sehingga memberatkan pikiran saya. Sebagai adik kandung, saya menyayangkan keputusan dan langkah radikal Mas Parman. Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa sehingga hanya bisa menerima dengan sedih yang menjadi unek-unek terus-menerus. Sebab, saya pun juga ingin jawaban terhadap masalah-masalah yang ditimbulkan keputusan kakak saya itu. Saya
  • 3. khawatir sikapnya itu akan memengaruhi kakak dan adikku yang lainnya sehingga unek-unek itu saya sampaikan kepada Mas Ikhsan. Ia juga tampak terkejut tapi hanya terdiam saja tanpa reaksi. Karena itu aku minta kepada Mas Ikhsan untuk bertemu sendiri dengan Mas Parman. Akhirnya, pada suatu hari, Mas Ikhsan menyempatkan diri untuk bertemu langsung dengan Mas Parman di Solo. Ia tinggal di daerah Manahan. Berikut ini adalah laporan Mas Ikhsan kepadaku dari hasil pertemuannya dengan Mas Parman. "Aku diajak Mas Parman pada suatu malam di suatu warung hik yang masyhur dengan jualan wedang ronde dan makanan tradisional Surakarta. Mas Parman memang romantis. Dia tidak ragu mengajakku menikmati suasana Solo di waktu malam yang dirasakan rakyat jelata. Terkesan olehku bahwa ia memang merakyat hidupnya. Karena setiap kali kami berbincang-bincang, selalu saja ada orang yang menyapa. Ada juga para pengemis dan gelandangan. Di warung hik itulah aku mencoba secara tenang menanyakan banyak hal kepada Mas Parman. "Mas, aku sudah mendengar semua cerita mengenai dirimu dari adik kita, Haryono, terus terang saja aku terkejut. Timbul seribu satu pertanyaan dalam pikiranku, aku masih seorang santri yang baik dan terus bercita-cita menjadi ulama pemikir modern. Sebagai adik, aku tidak bisa memahami sikapmu. Bahkan aku tidak percaya dengan cerita Haryono, aku juga sudah tanya kepada Haryono bagaimana pandangannya. Tapi ia tidak banyak memberi penjelasan sehingga aku harus langsung bertemu denganmu. Mohon jangan tersinggung dengan pertanyaan-pertanyaan dan komentarku. Aku bahkan ingin belajar kepada Mas, yang memiliki sebuah pengalaman dramatis." "O... boleh saja, jadi aku sekarang sudah tidak menjalankan kewajibanku sebagai seorang muslim." "Kalau begitu, Mas telah murtad?" tanyaku. "Ya, sebelum hukuman murtad dijatuhkan kepadaku, aku lebih baik keluar saja dulu dari Islam. Sekarang siapa pun juga tidak berhak menghakimiku." "O... begitu, aku pun tidak akan menghakimimu. Cuma aku ingin bertanya apakah Mas telah meninggalkan seluruh akidah Islam?" tanyaku ingin tahu. "Ya, aku sekarang seorang atheis, aku sudah tidak percaya kepada Tuhan." "Lalu status Mas sekarang sebagai apa?" tanyaku. "Aku sudah menjadi humanis. Aku bercita-cita ingin menjadi pemikir bebas." "Untuk menjadi orang seperti itu kan tidak perlu meninggalkan akidah. Islam memberi kebebasan." "Ya aku tahu, aku hanya ingin mengatakan bahwa selama di Gontor aku tidak pernah memperoleh penjelasan yang memuaskan mengenai Tuhan. Dan mengapa orang harus percaya kepada Tuhan. Aku ingin bebas dari belenggu akal dan aku harus bisa mendasarkan perilakuku berdasarkan rasionalitas. Tidak dibelenggu iman dan syariat. Sekarang ini aku merasakan diriku menjadi orang bebas, tanpa belenggu. Ketika menjadi orang Islam aku merasa terjatuh ke dalam belenggu. Sekarang ini aku merasa mengalami pencerahan." "Mas kan tahu bahwa Islam itu mengajarkan perbuatan baik berdasarkan iman. Jadi manusia memerlukan Tuhan untuk bisa berbuat baik."
  • 4. "Inilah yang saya tidak setujui dalam Islam. Seperti kamu tahu sendiri, perbuatan baik itu tidak diakui Tuhan jika tidak didasarkan kepada iman. Mengapa harus begitu. Buddha Gautama mengajarkan perbuatan-perbuatan baik tanpa mensyaratkan iman kepada-Nya. Demikian pula Konghucu. Aku suka dengan dua agama yang kita sebut sebagai agama bumi itu. Aku ingin menjadi orang baik tanpa iman. Kalau mendengar keteranganmu itu terkesan olehku bahwa Tuhan itu adalah ciptaan manusia sendiri, bukannya sebaliknya." "Astaghfirullahal'adzim." "Dalam kenyataannya, agama itu hanyalah candu yang membius dan membuat lupa terhadap kesengsaraan dan penindasan yang menimpa mereka." "Berlindung aku dari bisikan semacam itu." "Sorry ya, jangan anggap aku sesat. Semuanya itu sudah kupikirkan dan kurenungkan dalam-dalam. Pokoknya aku ingin bebas menjadi humanis." "Tapi aku yakin bahwa Islam akan membawaku ke sana, tapi sampean punya pendapat yang lain dan aku ingin belajar darimu sebagai seorang kakak tertua." "Kamu tidak perlu jawaban verbal dariku. Lihat saja perbuatanku. Bukankah agamamu mengajarkan bahwa Tuhan itu akan bisa ditemui dengan perbuatan baik di dunia ini." "Kalau gitu, Mas masih percaya kepada Tuhan." "Tidak! Aku tidak bisa percaya pada adanya Tuhan. Aku hanya ingin berbuat baik kepada sesama manusia berdasarkan alasan-alasan yang rasional saja." "Wah, menurutku manusia yang percaya kepada Tuhan itu tentu akan terdorong untuk berbuat baik, karena itu apa salahnya kita percaya akan adanya Tuhan." "Ya terserah. Cuma saya tidak mau percaya kepada Tuhan yang diciptakan manusia. Tuhan begini, sama saja dengan dewa-dewa Hindu maupun Yunani." Begitulah Mas Ikhsan menceritakan kembali dialognya. "Lalu bagaimana tanggapan dan sikapmu?" "Lakumdinukum waliyadin, biar dia percaya apa yang ia percayai dan kita percaya apa yang kita percayai." "Lalu bagaimana pandanganmu mengenai kakak kita itu?" "Aku tidak menganggap dia orang sesat. Ia hanya memilih suatu jalan hidup. Dalam hatiku, aku percaya bahwa Mas Suparman itu sebetulnya percaya kepada Tuhan. Cuma dia tidak mau merumuskan apa Tuhan itu. Bukankah agama kita mengajarkan bahwa apa pun yang kita pikirkan mengenai Tuhan, itu bukan Tuhan. Jadi Tuhan itu diimani saja, tidak perlu dirasionalkan. Walaupun teori-teori mengenai Tuhan boleh saja dikemukakan. Biar dia tidak percaya kepada Tuhan, asalkan ia berbuat baik dan melaksanakan ajaran Islam menurut ukuran-ukuran kita. Tidak perlu kita mensyaratkan iman kepadanya." Mas Suparman yang kini sudah menjelang masa pensiun itu sekitar enam puluh lima tahunan nampaknya, paling tidak menurut kesan saya, telah mencapai apa yang ia cita-citakan berdasarkan kebebasan yang ia yakini. Saya berpendapat bahwa pada dasarnya,
  • 5. kakak kami itu masih seorang muslim yang baik. Hidupnya sesuai dengan sepuluh wasiat Tuhan yang didendangkan Iin dan Jaka Bimbo. Pertama aku masih percaya bahwa ia masih punya iman dalam lubuk hatinya yang paling dalam. Seperti kata Jalaludin Rumi dan Al Halaj, ia pada akhirnya akan memperoleh pengertian Tuhan yang sebetulnya melekat pada dirinya sendiri jika ia masih tetap bisa menjalankan hidup yang benar berarti Allah masih membimbingnya. Cuma, dia tidak tahu dan tidak mengaku. Malah saya berpendapat bahwa sikap Mas Parman itulah yang mencerminkan Tauhid yang semurni-murninya. Wallahu'alam. Kedua, ia berbuat baik kepada ibu bapaknya, ia tidak pernah mau menyakiti kedua orang tuanya. Harus kami akui bahwa di antara kami, Mas Parmanlah yang paling banyak membantu orang tua kami. Ketiga, ia bisa menjaga harta anak-anak yatim, yaitu adik-adiknya, ia tidak mau mengambil bagian warisannya. Ia serahkan semuanya kepada kita. Mas Parman juga membuat yayasan yang menampung anak-anak yatim. Tutur katanya tidak pernah menyakiti orang lain, ia selalu menjaga diri dari perbuatan-perbuatan tercela.***