SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Oleh : 
Ana Febrianti Wulandari 
1117011002
 Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit 
kanker yang menyerang sel-sel darah putih yang 
diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow). 
 Type sel darah : 
- sel darah putih : berfungsi sebagai daya tahan 
tubuh melawan infeksi 
- sel darah merah : berfungsi membawa oxygen 
kedalam tubuh 
- platelet : bagian kecil sel darah yang membantu 
proses pembekuan darah
 Leukemia akut  cepat, mematikan, dan memburuk 
 Leukemia kronis  tidak begitu cepat, harapan hidup 
lebih lama 
 Berdasarkan jenis sel : 
 Leukemia limfositik akut (LLA) 
 paling sering terjadi pada anak-anak. pada dewasa (≥65 
tahun). 
 Leukemia mielositik akut (LMA) 
 sering terjadi pada dewasa daripada anak-anak. 
 Leukemia limfositik kronis (LLK) 
 sering diderita oleh orang dewasa (> 55 tahun.), dewasa 
muda, dan hampir tidak ada pada anak-anak. 
 Leukemia mielositik kronis (LMK) 
 sering terjadi pada orang dewasa., anak-anak.
 Keganasan atau maligna yang muncul dari 
perbanyakan klonal sel-sel pembentuk sel darah 
yang tidak terkontrol. 
 Mekanisme kontrol seluler normal mungkin 
tidak bekerja dengan baik akibat adanya 
perubahan pada kode genetik yang seharusnya 
bertanggung jawab atas pengaturan pertubuhan 
sel dan diferensiasi. 
 Sel-sel leukemia menjalani waktu daur ulang 
yang lebih lambat dibandingkan sel normal. 
Proses pematangan atau maturasi berjalan tidak 
lengkap dan bertahan hidup lebih lama 
dibandingkan sel sejenis yang normal
Radiasi 
Leukemogenik 
Herediter 
Virus
 Penurunan berat badan 
Malaise (tidak enak badan) 
Kelelahan 
 Palpitasi (detak jantung tidak stabil) 
 Dyspnea (sulit bernafas) 
 Gejala lain : demam, chills (kedinginan), 
rigor (tegang otot),kulit memar, nyeri 
tulang, kejang, sakit kepala, dan 
diplopia(penglihatan ganda)
Diagnosa umum Leukemia dapat dipastikan 
dengan beberapa pemeriksaan : 
 Biopsy 
 Pemeriksaan darah(CBC) 
 CT or CAT scan 
 Magnetic Resonance Imaging (MRI) 
 X-ray 
 Ultrasound 
 Spinal tap/lumbar puncture.
Terapi non farmakologi : 
 HSCT (transplantasi stem cell) 
a. Autologous : 
ekstraksi HSC dari pasien dan penyimpanan sel ke dalam 
freezer  kemoterapi dosis tinggi dengan atau tanpa 
radioterapi Stem cell dikembalikan ke dalam tubuh 
pasien  memperbaiki jaringan yang rusak dan 
mengembalikan produksi sel darah menjadi normal 
kembali. 
b. Allogenic 
transplantasi stem cell dari pasien donor (sehat) ke pasien 
resipien (sakit). Syarat pendonor adalah memiliki tipe 
jaringan (HLA) yang cocok dengan resipien. Sumber stem 
cell dapat diambil dari umbilical cord blood. 
 Radioterapi
 Alkilator : klorambusil dan siklofosfamid 
 Antrasiklin : daunorubisin,doksorubisin 
 Antimetabolit : metotreksate, merkaptopurin 
 Enzim : asparaginase 
 Produk alamiah : alkaloid vinka,antibiotik
Fase remisi 
 Tujuan : membunuh sel-sel tumor dan menghasilkan 
perbaikan klinis dan hematologi secara cepat. 
 Anak-anak : vinkristin, deksametason atau prednisone, 
dan asparaginase atau pegasparase, 
 LLA yang berisiko tinggi, ditambahkan antrasiklin. 
 Pasien dewasa :four-drug regimen, yang terdiri dari 
antrasiklin (daunorubisin/doksorubisin), vinkristin, 
asparaginase, dan prednisone 
 Pasien dewasa diberikan pengobatan yang lebih intensif 
daripada pengobatan pada anak-anak karena tingginya 
resiko. 
Terapi profilaksis 
 Kemoterapi intratekal, irradiasi cranial, dan metotreksat 
atau sitarabin i.v. dosis tinggi dapat mengatasi dan 
mencegah penyakit SSP.
Fase konsolidasi 
Tujuan : menghilangkan penyakit yang tidak terdeteksi agar kondisi 
pasien tetap baik, terutama untuk anak-anak. 
Pengobatannya meliputi vinkristin, merkaptopurin, dan metotreksat 
intratekal. 
Fase intensifikasi tertunda/pemeliharaan sementara 
 Tujuan : untuk menjaga perbaikan kondisi dan menurunkan tokisitas 
kumulatif. 
 Pengobatan : deksametason, vinkristin, doksorubisin, pegaspargase, 
siklofosfamid, tiguanin atau merkaptopurin, sitarabin dosis rendah, 
dan metotreksat intratekal. 
 Sedangkan untuk fase pemeliharaan sementara meliputi 
deksametason, vinkristin, metotreksat tiap minggu, merkaptopurin, 
dan metotreksat intratekal. 
Fase pemeliharaan 
 Tujuan : untuk menghilangkan sisa-sisa sel leukemia dan 
memperpanjang durasi kesembuhan. 
 Pengobatannya terdiri dari metotreksat dan merkaptopurin oral, 
dengan atau tanpa vinkristin dan kortikosteroid tiap bulan.
Terapi remisi 
Diberikan sitarabin dengan dosis 100-200 
mg/m2 infus secara kontinyu selama 7 hari 
ditambah dengan antrasiklin (idarubisin 
atau daunorubisin) selama 3 hari (regimen 
7+3). Untuk regimen ini membutuhkan 2 
siklus.
Terapi suportif 
 Transfusi darah untuk pasien dengan Hb ≤8 mg/dL atau 
dengan gejala anemia atau platelet <10.000/mcL atau 
adanya tanda-tanda perdarahan. 
 Pemberian produk darah yang telah diradiasi untuk pasien 
yang menerima terapi imunosupresif (fludarabin, HSCT). 
Berhasilnya terapi ditunjukkan dengan tercapainya respon 
komplit yang ditandai dengan: 
 jumlah netrofil absolut >1000/mcL 
 platelet ≥100.000/mcL 
 tidak ada penyakit ekstramedula 
 respon morfologi-pasien bebas dari transfusi darah 
 respon sitogenetik-sitogenetik normal 
 respon molekuler-tidak adanya mutasi 
 Jika respon komplit tidak tercapai, maka dipertimbangkan 
dilakukan HSCT atau terapi suportif.
Terapi konsolidasi (postremission) 
Terapi ini dilakukan setelah respon 
komplit telah tercapai. 
Sitarabin dosis tinggi pada terapi 
induksi selama 3 jam tiap 12 jam pada 
hari ke-1, 3, 5 selama 4 kali.
 Kemoterapi 
 Terapi awal : agen pengkhelat (klorambusil dan 
siklofosfamid) atau analog purin, (fludarabine.) 
 Kombinasi klorambusil-siklofosfamid berefek lebih tinggi 
dibandingkan penggunaan tunggal. 
 Selain itu, dapat digunakan alemtuzumab yang lebih 
banyak digunakan pada pasien yang memiliki resiko yang 
tinggi. 
 Kambuh : kombinasi obat, seperti fludarabine dengan 
siklofosfamid/epirubicin.
 Transplantasi stem cell 
 transplantasi allogeneic 
karena kurang beresponnya kemoterapi yang diberikan 
(telah mengalami resistensi). Biasanya pada pasien anak-anak 
dengan LLK yang terus memburuk. 
 transplantasi autologous 
pada pasien yang menunjukkan remisi yang komplit atau 
parsial yang baik dengan kemoterapi dosis tinggi dan 
irradiasi total. 
 Radioterapi 
Irradiasi splenic untuk mengurangi ukuran splenic dan 
meringankan nyeri abdominal. 
 Pembedahan (splenektomi) 
untuk pasien dengan splenomegali masif yang 
menunjukkan gejala, ataupun refractory cytopenia (karena 
autoimun atau hipersplenism). Respon : pengurangan 
gejala karena spenomegali, dan perbaikan cytopenia.
Kemoterapi (lini pertama ) : Imatinib mesilat. 
Jika berhasil  dilanjutkan selama pasien 
berespon. 
Jika gagal atau penyakit bertambah buruk, 
alternatif terapi : 
transplantasi stem cell allogeneic
Berikut beberapa makanan yg dianjurkan untuk penderita kanker : 
1.Basa lemah : madu, gula batu asli, jeruk, pisang, cherry, alpukat, 
persik, wortel, tomat, jagung segar, kentang dg kulit, jamur, kubis, kol, 
zaitun, kacang polong, kedelei, tofu, minyak canola, susu kedelei, susu 
kambing, air jahe. 
2.Basa sedang : kurma, melon, anggur, papaya, kiwi, apel, 
pear, kismis, kacang almond, okra (kacang lendir), labu, 
ketela, gambas, daun selada, seledri, kentang manis, 
3.Basa tinggi : lemon, semangka, jeruk nipis, jeruk limau, 
asparagus, daun bawang, bawang merah, brokoli, bawang 
putih, minyak zaitun, air lemon.
Penderita kanker semestinya menghindari makanan 
yg dapat membuat ph darah dalam tubuh menjadi 
asam. Makanan-makanan tersebut diantaranya: 
1.Asam rendah : plum, kacang merah, jus olahan dlm 
kemasan, kwaci, minyak jagung, telur, butter, mentega, 
yoghurt, ikan tongkol. 
2.Asam sedang : gula putih, gula merah, kacang 
mede,kemiri, nasi putih, jagung, ayam, daging domba, 
susu, kopi, 
3.Asam kuat : segala macam gula buatan, blueberry, coklat, 
kenari, kacang tanah, kerang, udang, cumi, terigu dan 
olahannya, pasta, daging sapi, daging kambing, daging 
merah, susu sapi, es krim, keju, beer, softdrink, alcohol.
Penderita tumor juga semestinya menghindari: 
makanan instan , makanan bermicin, makanan 
berpewarna, makanan berpengawet, makanan 
digoreng, makanan dibakar, asinan, makanan yg 
mengandung cuka kimia, makanan berlemak 
hewani, merokok dan asap rokok serta asap 
bakaran lainnya.
Faktor lingkungan diyakini menyumbang 90-95% dari 
keseluruhan penyebab penyakit kanker. Sisanya sekitar 
5-10% disebabkan faktro genetik atau keturunan.
1. Merokok sigaret meningkatkan resiko terjadinya 
kanker paru – paru, mulut, laring (pita suara), dan 
kandung kemih. 
2. Sinar Ultraviolet dari matahari 
3. Radiasi ionisasi (yang merupakan karsinogenik) 
digunakan dalam sinar rontgen dihasilkan dari 
pembangkit listrik tenaga nuklir dan ledakan bom 
atom yang bisa menjangkau jarak yang sangat jauh.
Kanker darah ppt fix

More Related Content

What's hot

Makalah Keperawatan Profesional
Makalah Keperawatan ProfesionalMakalah Keperawatan Profesional
Makalah Keperawatan ProfesionalFirdika Arini
 
143005425 manajemen-nyeri-ppt
143005425 manajemen-nyeri-ppt143005425 manajemen-nyeri-ppt
143005425 manajemen-nyeri-pptSULFIKASAKHAAZKA
 
Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2Warnet Raha
 
PPT-UEU-Manajemen-Nyeri-Pertemuan-11.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Nyeri-Pertemuan-11.pptxPPT-UEU-Manajemen-Nyeri-Pertemuan-11.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Nyeri-Pertemuan-11.pptxHerryYudiskara2
 
Asuhan Keperawatan Limfoma Maligna
Asuhan Keperawatan Limfoma MalignaAsuhan Keperawatan Limfoma Maligna
Asuhan Keperawatan Limfoma MalignaSinta Sari
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiYabniel Lit Jingga
 
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban Aidil Fitrisyah
 
Sistem informasi keperawatan
Sistem informasi keperawatanSistem informasi keperawatan
Sistem informasi keperawatanFand1 Ant4
 
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologiAnatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologiWarnet Raha
 
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSyscha Lumempouw
 

What's hot (20)

Makalah Keperawatan Profesional
Makalah Keperawatan ProfesionalMakalah Keperawatan Profesional
Makalah Keperawatan Profesional
 
143005425 manajemen-nyeri-ppt
143005425 manajemen-nyeri-ppt143005425 manajemen-nyeri-ppt
143005425 manajemen-nyeri-ppt
 
Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2
 
PPT-UEU-Manajemen-Nyeri-Pertemuan-11.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Nyeri-Pertemuan-11.pptxPPT-UEU-Manajemen-Nyeri-Pertemuan-11.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Nyeri-Pertemuan-11.pptx
 
Tata nama neoplasma
Tata nama neoplasmaTata nama neoplasma
Tata nama neoplasma
 
Asuhan Keperawatan Limfoma Maligna
Asuhan Keperawatan Limfoma MalignaAsuhan Keperawatan Limfoma Maligna
Asuhan Keperawatan Limfoma Maligna
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologi
 
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
 
Askep leukemia
Askep leukemia Askep leukemia
Askep leukemia
 
SHOCK MANAGEMENT
SHOCK MANAGEMENT SHOCK MANAGEMENT
SHOCK MANAGEMENT
 
Laporan kasus gastritis
Laporan kasus gastritisLaporan kasus gastritis
Laporan kasus gastritis
 
Makalah teori model keperawatan
Makalah teori model keperawatanMakalah teori model keperawatan
Makalah teori model keperawatan
 
Asuhan keperawatan kanker kulit
Asuhan keperawatan kanker kulitAsuhan keperawatan kanker kulit
Asuhan keperawatan kanker kulit
 
Adaptasi sel
Adaptasi selAdaptasi sel
Adaptasi sel
 
Askep lupus
Askep lupusAskep lupus
Askep lupus
 
Proposal promkes
Proposal promkesProposal promkes
Proposal promkes
 
PPT ANEMIA
PPT ANEMIAPPT ANEMIA
PPT ANEMIA
 
Sistem informasi keperawatan
Sistem informasi keperawatanSistem informasi keperawatan
Sistem informasi keperawatan
 
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologiAnatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologi
 
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
 

Similar to Kanker darah ppt fix

Farmakologi obat kanker 2015
Farmakologi obat kanker 2015Farmakologi obat kanker 2015
Farmakologi obat kanker 2015Alief Reza
 
pdf-aml-power-point_compress public.pptx
pdf-aml-power-point_compress public.pptxpdf-aml-power-point_compress public.pptx
pdf-aml-power-point_compress public.pptxrohiwanto
 
Acute Monocytic Leukemia
Acute  Monocytic  LeukemiaAcute  Monocytic  Leukemia
Acute Monocytic Leukemiaefkage
 
pptleukimia-170326093218-converted.pptx
pptleukimia-170326093218-converted.pptxpptleukimia-170326093218-converted.pptx
pptleukimia-170326093218-converted.pptxRanaBilalLiaqat
 
Transplantasi sum sum tulang untuk penderita leukemia
Transplantasi sum sum tulang untuk penderita leukemiaTransplantasi sum sum tulang untuk penderita leukemia
Transplantasi sum sum tulang untuk penderita leukemiaKyouta Natsuki
 
PPT_Leukemia_Siti Jazirotul Jannah .pptx
PPT_Leukemia_Siti Jazirotul Jannah .pptxPPT_Leukemia_Siti Jazirotul Jannah .pptx
PPT_Leukemia_Siti Jazirotul Jannah .pptxSiti Jazirotul Jannah
 
TUMOR HATI PADA ANAK pdt.docx
TUMOR HATI PADA ANAK pdt.docxTUMOR HATI PADA ANAK pdt.docx
TUMOR HATI PADA ANAK pdt.docxprimadita
 
PPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptx
PPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptxPPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptx
PPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptxAhmadFahrozi7
 
Hallmark-of-Cancer slide baru silahkan dibaca
Hallmark-of-Cancer slide baru silahkan dibacaHallmark-of-Cancer slide baru silahkan dibaca
Hallmark-of-Cancer slide baru silahkan dibacalenovo12iau7pidy
 
Patologi veteriner blok 10
Patologi veteriner blok 10Patologi veteriner blok 10
Patologi veteriner blok 10ardhie_phylami
 

Similar to Kanker darah ppt fix (20)

Farmakologi obat kanker 2015
Farmakologi obat kanker 2015Farmakologi obat kanker 2015
Farmakologi obat kanker 2015
 
pdf-aml-power-point_compress public.pptx
pdf-aml-power-point_compress public.pptxpdf-aml-power-point_compress public.pptx
pdf-aml-power-point_compress public.pptx
 
Tumor otak 3.2
Tumor otak 3.2Tumor otak 3.2
Tumor otak 3.2
 
Acute Monocytic Leukemia
Acute  Monocytic  LeukemiaAcute  Monocytic  Leukemia
Acute Monocytic Leukemia
 
pptleukimia-170326093218-converted.pptx
pptleukimia-170326093218-converted.pptxpptleukimia-170326093218-converted.pptx
pptleukimia-170326093218-converted.pptx
 
Transplantasi sum sum tulang untuk penderita leukemia
Transplantasi sum sum tulang untuk penderita leukemiaTransplantasi sum sum tulang untuk penderita leukemia
Transplantasi sum sum tulang untuk penderita leukemia
 
Case lgk nike
Case lgk nikeCase lgk nike
Case lgk nike
 
L.pptx
L.pptxL.pptx
L.pptx
 
ADRs.pptx
ADRs.pptxADRs.pptx
ADRs.pptx
 
Leukemia.pptxe
Leukemia.pptxeLeukemia.pptxe
Leukemia.pptxe
 
Anemia Aplasi.pptx
Anemia Aplasi.pptxAnemia Aplasi.pptx
Anemia Aplasi.pptx
 
PPT_Leukemia_Siti Jazirotul Jannah .pptx
PPT_Leukemia_Siti Jazirotul Jannah .pptxPPT_Leukemia_Siti Jazirotul Jannah .pptx
PPT_Leukemia_Siti Jazirotul Jannah .pptx
 
TUMOR HATI PADA ANAK pdt.docx
TUMOR HATI PADA ANAK pdt.docxTUMOR HATI PADA ANAK pdt.docx
TUMOR HATI PADA ANAK pdt.docx
 
Ti13
Ti13Ti13
Ti13
 
Keganasan
KeganasanKeganasan
Keganasan
 
PPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptx
PPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptxPPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptx
PPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptx
 
Hallmark of cancer
Hallmark of cancerHallmark of cancer
Hallmark of cancer
 
Hallmark-of-Cancer slide baru silahkan dibaca
Hallmark-of-Cancer slide baru silahkan dibacaHallmark-of-Cancer slide baru silahkan dibaca
Hallmark-of-Cancer slide baru silahkan dibaca
 
Patologi veteriner blok 10
Patologi veteriner blok 10Patologi veteriner blok 10
Patologi veteriner blok 10
 
Tibaru7
Tibaru7Tibaru7
Tibaru7
 

Recently uploaded

tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxPoliJantung
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaruPrajaPratama4
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxTULUSHADI
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptkhalid1276
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxYudiatma1
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxDwiHmHsb1
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanB117IsnurJannah
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaFeraAyuFitriyani
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptxNezaPurna
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasariSatya2
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxZuheri
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptssuser551745
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...nadyahermawan
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))jimmyp14
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 

Recently uploaded (20)

tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 

Kanker darah ppt fix

  • 1. Oleh : Ana Febrianti Wulandari 1117011002
  • 2.  Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow).  Type sel darah : - sel darah putih : berfungsi sebagai daya tahan tubuh melawan infeksi - sel darah merah : berfungsi membawa oxygen kedalam tubuh - platelet : bagian kecil sel darah yang membantu proses pembekuan darah
  • 3.  Leukemia akut  cepat, mematikan, dan memburuk  Leukemia kronis  tidak begitu cepat, harapan hidup lebih lama  Berdasarkan jenis sel :  Leukemia limfositik akut (LLA)  paling sering terjadi pada anak-anak. pada dewasa (≥65 tahun).  Leukemia mielositik akut (LMA)  sering terjadi pada dewasa daripada anak-anak.  Leukemia limfositik kronis (LLK)  sering diderita oleh orang dewasa (> 55 tahun.), dewasa muda, dan hampir tidak ada pada anak-anak.  Leukemia mielositik kronis (LMK)  sering terjadi pada orang dewasa., anak-anak.
  • 4.  Keganasan atau maligna yang muncul dari perbanyakan klonal sel-sel pembentuk sel darah yang tidak terkontrol.  Mekanisme kontrol seluler normal mungkin tidak bekerja dengan baik akibat adanya perubahan pada kode genetik yang seharusnya bertanggung jawab atas pengaturan pertubuhan sel dan diferensiasi.  Sel-sel leukemia menjalani waktu daur ulang yang lebih lambat dibandingkan sel normal. Proses pematangan atau maturasi berjalan tidak lengkap dan bertahan hidup lebih lama dibandingkan sel sejenis yang normal
  • 6.  Penurunan berat badan Malaise (tidak enak badan) Kelelahan  Palpitasi (detak jantung tidak stabil)  Dyspnea (sulit bernafas)  Gejala lain : demam, chills (kedinginan), rigor (tegang otot),kulit memar, nyeri tulang, kejang, sakit kepala, dan diplopia(penglihatan ganda)
  • 7. Diagnosa umum Leukemia dapat dipastikan dengan beberapa pemeriksaan :  Biopsy  Pemeriksaan darah(CBC)  CT or CAT scan  Magnetic Resonance Imaging (MRI)  X-ray  Ultrasound  Spinal tap/lumbar puncture.
  • 8. Terapi non farmakologi :  HSCT (transplantasi stem cell) a. Autologous : ekstraksi HSC dari pasien dan penyimpanan sel ke dalam freezer  kemoterapi dosis tinggi dengan atau tanpa radioterapi Stem cell dikembalikan ke dalam tubuh pasien  memperbaiki jaringan yang rusak dan mengembalikan produksi sel darah menjadi normal kembali. b. Allogenic transplantasi stem cell dari pasien donor (sehat) ke pasien resipien (sakit). Syarat pendonor adalah memiliki tipe jaringan (HLA) yang cocok dengan resipien. Sumber stem cell dapat diambil dari umbilical cord blood.  Radioterapi
  • 9.  Alkilator : klorambusil dan siklofosfamid  Antrasiklin : daunorubisin,doksorubisin  Antimetabolit : metotreksate, merkaptopurin  Enzim : asparaginase  Produk alamiah : alkaloid vinka,antibiotik
  • 10. Fase remisi  Tujuan : membunuh sel-sel tumor dan menghasilkan perbaikan klinis dan hematologi secara cepat.  Anak-anak : vinkristin, deksametason atau prednisone, dan asparaginase atau pegasparase,  LLA yang berisiko tinggi, ditambahkan antrasiklin.  Pasien dewasa :four-drug regimen, yang terdiri dari antrasiklin (daunorubisin/doksorubisin), vinkristin, asparaginase, dan prednisone  Pasien dewasa diberikan pengobatan yang lebih intensif daripada pengobatan pada anak-anak karena tingginya resiko. Terapi profilaksis  Kemoterapi intratekal, irradiasi cranial, dan metotreksat atau sitarabin i.v. dosis tinggi dapat mengatasi dan mencegah penyakit SSP.
  • 11. Fase konsolidasi Tujuan : menghilangkan penyakit yang tidak terdeteksi agar kondisi pasien tetap baik, terutama untuk anak-anak. Pengobatannya meliputi vinkristin, merkaptopurin, dan metotreksat intratekal. Fase intensifikasi tertunda/pemeliharaan sementara  Tujuan : untuk menjaga perbaikan kondisi dan menurunkan tokisitas kumulatif.  Pengobatan : deksametason, vinkristin, doksorubisin, pegaspargase, siklofosfamid, tiguanin atau merkaptopurin, sitarabin dosis rendah, dan metotreksat intratekal.  Sedangkan untuk fase pemeliharaan sementara meliputi deksametason, vinkristin, metotreksat tiap minggu, merkaptopurin, dan metotreksat intratekal. Fase pemeliharaan  Tujuan : untuk menghilangkan sisa-sisa sel leukemia dan memperpanjang durasi kesembuhan.  Pengobatannya terdiri dari metotreksat dan merkaptopurin oral, dengan atau tanpa vinkristin dan kortikosteroid tiap bulan.
  • 12. Terapi remisi Diberikan sitarabin dengan dosis 100-200 mg/m2 infus secara kontinyu selama 7 hari ditambah dengan antrasiklin (idarubisin atau daunorubisin) selama 3 hari (regimen 7+3). Untuk regimen ini membutuhkan 2 siklus.
  • 13. Terapi suportif  Transfusi darah untuk pasien dengan Hb ≤8 mg/dL atau dengan gejala anemia atau platelet <10.000/mcL atau adanya tanda-tanda perdarahan.  Pemberian produk darah yang telah diradiasi untuk pasien yang menerima terapi imunosupresif (fludarabin, HSCT). Berhasilnya terapi ditunjukkan dengan tercapainya respon komplit yang ditandai dengan:  jumlah netrofil absolut >1000/mcL  platelet ≥100.000/mcL  tidak ada penyakit ekstramedula  respon morfologi-pasien bebas dari transfusi darah  respon sitogenetik-sitogenetik normal  respon molekuler-tidak adanya mutasi  Jika respon komplit tidak tercapai, maka dipertimbangkan dilakukan HSCT atau terapi suportif.
  • 14. Terapi konsolidasi (postremission) Terapi ini dilakukan setelah respon komplit telah tercapai. Sitarabin dosis tinggi pada terapi induksi selama 3 jam tiap 12 jam pada hari ke-1, 3, 5 selama 4 kali.
  • 15.  Kemoterapi  Terapi awal : agen pengkhelat (klorambusil dan siklofosfamid) atau analog purin, (fludarabine.)  Kombinasi klorambusil-siklofosfamid berefek lebih tinggi dibandingkan penggunaan tunggal.  Selain itu, dapat digunakan alemtuzumab yang lebih banyak digunakan pada pasien yang memiliki resiko yang tinggi.  Kambuh : kombinasi obat, seperti fludarabine dengan siklofosfamid/epirubicin.
  • 16.  Transplantasi stem cell  transplantasi allogeneic karena kurang beresponnya kemoterapi yang diberikan (telah mengalami resistensi). Biasanya pada pasien anak-anak dengan LLK yang terus memburuk.  transplantasi autologous pada pasien yang menunjukkan remisi yang komplit atau parsial yang baik dengan kemoterapi dosis tinggi dan irradiasi total.  Radioterapi Irradiasi splenic untuk mengurangi ukuran splenic dan meringankan nyeri abdominal.  Pembedahan (splenektomi) untuk pasien dengan splenomegali masif yang menunjukkan gejala, ataupun refractory cytopenia (karena autoimun atau hipersplenism). Respon : pengurangan gejala karena spenomegali, dan perbaikan cytopenia.
  • 17. Kemoterapi (lini pertama ) : Imatinib mesilat. Jika berhasil  dilanjutkan selama pasien berespon. Jika gagal atau penyakit bertambah buruk, alternatif terapi : transplantasi stem cell allogeneic
  • 18. Berikut beberapa makanan yg dianjurkan untuk penderita kanker : 1.Basa lemah : madu, gula batu asli, jeruk, pisang, cherry, alpukat, persik, wortel, tomat, jagung segar, kentang dg kulit, jamur, kubis, kol, zaitun, kacang polong, kedelei, tofu, minyak canola, susu kedelei, susu kambing, air jahe. 2.Basa sedang : kurma, melon, anggur, papaya, kiwi, apel, pear, kismis, kacang almond, okra (kacang lendir), labu, ketela, gambas, daun selada, seledri, kentang manis, 3.Basa tinggi : lemon, semangka, jeruk nipis, jeruk limau, asparagus, daun bawang, bawang merah, brokoli, bawang putih, minyak zaitun, air lemon.
  • 19. Penderita kanker semestinya menghindari makanan yg dapat membuat ph darah dalam tubuh menjadi asam. Makanan-makanan tersebut diantaranya: 1.Asam rendah : plum, kacang merah, jus olahan dlm kemasan, kwaci, minyak jagung, telur, butter, mentega, yoghurt, ikan tongkol. 2.Asam sedang : gula putih, gula merah, kacang mede,kemiri, nasi putih, jagung, ayam, daging domba, susu, kopi, 3.Asam kuat : segala macam gula buatan, blueberry, coklat, kenari, kacang tanah, kerang, udang, cumi, terigu dan olahannya, pasta, daging sapi, daging kambing, daging merah, susu sapi, es krim, keju, beer, softdrink, alcohol.
  • 20. Penderita tumor juga semestinya menghindari: makanan instan , makanan bermicin, makanan berpewarna, makanan berpengawet, makanan digoreng, makanan dibakar, asinan, makanan yg mengandung cuka kimia, makanan berlemak hewani, merokok dan asap rokok serta asap bakaran lainnya.
  • 21. Faktor lingkungan diyakini menyumbang 90-95% dari keseluruhan penyebab penyakit kanker. Sisanya sekitar 5-10% disebabkan faktro genetik atau keturunan.
  • 22. 1. Merokok sigaret meningkatkan resiko terjadinya kanker paru – paru, mulut, laring (pita suara), dan kandung kemih. 2. Sinar Ultraviolet dari matahari 3. Radiasi ionisasi (yang merupakan karsinogenik) digunakan dalam sinar rontgen dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan ledakan bom atom yang bisa menjangkau jarak yang sangat jauh.