SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
ADVERSE DRUG
REACTION
TYPE D : DELAYED REACTION
ADVERSE DRUG REACTION
Adverse Drug Reaction (ADR) /Reaksi Obat yang Merugikan (ROM) dapat
didefinisikan sebagai interaksi yang sangat merugikan atau tidak menyenangkan yang
dihasilkan dari intervensi yang terkait dengan penggunaan produk obat.
Definisi tersebut mencakup interaksi yang terjadi sebagai akibat dari kesalahan, atau
penyalahgunaan, dan interaksi yang dicurigai terhadap obat-obatan yang tidak
berlisensi atau digunakan di luar label selain penggunaan resmi produk obat dalam
dosis normal. Reaksi obat yang merugikan juga dapat terjadi akibat kombinasi dua
atau lebih banyak obat.
ADVERSE DRUG REACTION
Klasifikasi :
Tipe A : Augmented pharmacologic effects
Tipe B : Bizarre effects
Tipe C : Chronic Reactions
Tipe D : Delayed Reactions
Tipe E : End of Treatment effect
Tipe F: Kegagalan Terapi yang Tidak Diduga (Failure)
TYPE D: DELAYED REACTIONS
Reaksi tipe D, juga disebut sebagai ADR tertunda, adalah reaksi yang telah ditemukan menjadi jelas setelah
beberapa waktu pengobatan dan tidak terjadi umum (Uncommon). Reaksi ini mengacu pada efek obat yang
terjadi karena penggunaan jangka panjang pada obat dan reaksi semakin jelas setelah penggunaan obat
beberapa waktu.
Reaksi dapat terjadi bahkan jika obat dihentikan sebelum reaksi muncul. Efek samping obat tipe D ini sering
kali tidak terselesaikan sampai tuntas.
TYPE D: DELAYED REACTIONS
Contoh beberapa kejadian pada ADRs tipe D :
● Kanker sekunder pada pasien yang diobati dengan agen alkilasi seperti siklofosfamid.
● Karsinogenesis (adenokarsinoma vagina pada wanita yang terpapar diethylstilbestiol)
● Teratogenesis (fokomelia akibat thalidomide)
● Tardive dyskinesia setelah puluhan tahun menggunakan antipsikotik khas
● Lomustine, yg tergolong alkylating agents yang dapat mengakibatkan leukopenia setelah 6
minggu dari penggunaan.
● Penggunaan fenitoin pada masa kehamilan dapat mengakibatkan efek teratogen
CONTOH KEJADIAN ADRS TYPE D: DELAYED
REACTIONS
Delayed
ADRs
Carcinogenesis
Effect Concerned with
Reproduction
Cyclophosphamide
Menyebabkan Kanker Kandung
Kemih
Kanker Sekunder (Leukemia)
Akibat Kemoterapi
Efek teratogenik
Efek Infertilitas
Terapi Diethylstilbesterol
(DES) mengakibatkan
adenokarsinoma serviks
Terapi Estrogen menginduksi
kanker endometriosis
Drug in Breast Milk
KARSINOGENESIS
● Obat yang tergolong karsinogenesis menyebabkan mutasi dengan memodifikasi
DNA secara kovalen dalam proto-onkogen pengatur pertumbuhan atau gen
penekan tumor (P53) atau dengan mempromosikan proliferasi sel.
● Karsinogenesis adalah proses normal sel yang ditransformasikan ke dalam sel-sel
kanker, terjadi secara bertahap yang disebabkan oleh mutasi genetik dari sel
normal, yang menyebabkan pembelahan sel tak terkendali akibat terganggunya
keseimbangan antara proliferasi sel dan apoptosis.
● Karsinogenesis dapat dikaitkan pula sebagai proses terjadinya kanker,
merupakan suatu proses perubahan struktur DNA, senyawa yang bersifat
elektrofilik dapat membentuk ikatan kovalen dengan nukleofilik pada
makromolekul (DNA, RNA, protein).
● Proses karsinogenesis dapat dibagi dalam tiga fase utama yaitu fase inisiasi,
promosi dan progresi.
Liu Y, et all.. Mammalian models of chemically induced primary malignancies exploitable for imaging-based preclinical theragnostic research. Quant Imaging Med Surg 2015. doi:
10.3978/j.issn.2223-4292.2015.06.01
Mekanisme
Fase Progresi
Pada fase progresi, gen-gen
pertumbuhan yang diaktivasi
oleh kerusakan DNA
mengakibatkan mitosis
dipercepat dan pertumbuhan
liar dari sel-sel ganas. Pada
fase ini terjadi instabilitas
genetik yang menyebabkan
perubahan mutagenik dan
epigenetik.
Fase Inisiasi
Pada tahap ini, terjadi
pemaparan sel oleh
karsinogen yang dapat berupa
virus, bahan kimia maupun
radiasi. Di dalam sel akan
terjadi perubahan genetik
(mutasi) atau terjadi
kekacauan fungsi dari protein
pengatur daur sel.
Fase Promosi
Pada tahap ini terjadi
perubahan siklus sel
sehingga sel aktif
berproliferasi dengan
demikian mutasi yang terjadi
akan tersebar pada sel-sel
baru dan terbentuklah
jaringan tumor.
KARSINOGENESIS
Beberapa contoh ADR yang menyebabkan karsinogenesis :
● Cyclophosphamide menyebabkan karsinoma kandung kemih.
● Kanker sekunder yang muncul tertunda setelah pengobatan, paling sering timbul
kondisi leukemia myelogenous akut.
● Terapi radiasi menginduksi timbulnya solid tumor sekunder
● Adenokarsinoma Vagina akibat terpapar Diethylstilbestrol (DES)
● Kanker endometriosis dapat terjadi dengan penggunaan estrogen
Cyclophosphamide menginduksi terjadinya Kanker Kandung Kemih
● Cyclophosphamide, obat ini diserap dengan baik secara oral dan di metabolisme menjadi
hidroksi siklofosfamid oleh enzim mikrosomal hepatik dan kemudian, oleh sel target, menjadi
fosforamid mustard (aktif) dan akrolein (metabolit urinary).
● Komponen mustard membentuk hubungan kovalen dengan asam nukleat DNA (alkilasi) untuk
menghasilkan efek sitotoksik dengan mencegah replikasi sel. Produk sampingnya, akrolein,
bertanggung jawab untuk menghasilkan toksisitas urothelial. Kandung kemih paling rentan
terhadap kerusakan karena paparan obat yang berkepanjangan.
KARSINOGENESIS
KARSINOGENESIS
Setiap kenaikan 10 g dalam dosis kumulatif cyclophosphamide dikaitkan dengan risiko dua kali lipat kanker kandung kemih
(OR = 2,0, 95% CI 0,8 hingga 4,9; tabel 2).
Demikian pula dosis kumulatif di atas median di antara kontrol (25 g) dikaitkan dengan peningkatan lima kali lipat dalam
risiko kanker kandung kemih (OR = 5,2, 95% CI 0,8 hingga 36). Ada Juga kecenderungan terhadap peningkatan risiko
kanker kandung kemih dengan meningkatnya durasi pengobatan, dengan peningkatan 10% risiko untuk setiap bulan
menerima cyclophosphamide (OR = 1,1,95% CI 1,0 hingga 1,3).
Demikian juga, paparan cyclophosphamide selama lebih dari 13 bulan (median di antara kontrol) terkait dengan
peningkatan risiko hampir delapan kali lipat (OR = 7,7,95% CI 0,9 hingga 69).
Knight, Ann & Askling, Johan & Granath, F & Sparén, Pär & Ekbom, Anders. (2004). Urinary bladder cancer in Wegener's granulomatosis: Risks and relation to cyclophosphamide. Annals of the rheumatic diseases. 63. 1307-11.
10.1136/ard.2003.019125.
KARSINOGENESIS
● Pada pasien yang diterapi dengan siklopospamid memiliki resiko kanker kandung kemih,
pemeriksaan urinalisis dan sitologi urin perlu dilakukan setiap 6-12 bulan.
● Untuk deteksi dini keganasan urothelial dan fibrosis kandung kemih pada pasien yang
mengalami sistitis hemoragik yang diinduksi siklofosfamid, direkomendasikan:
 sistoskopi hematuria secara rutin
 sitologi urin, atau gejala iritasi kandung kemih
 urografi ekskresi berkala .
Beberapa metode dapat digunakan untuk mencegah toksisitas kandung kemih dari
akrolein (metabolit sikloposfamid):
● Induksi diuresis cepat → sering berkemih, dapat bersifat profilaksis dengan
mengencerkan metabolit ini dan mengurangi waktu mukosa kandung kemih terpapar
akrolein.
● Hal ini dicapai dengan peningkatan hidrasi oral atau intravena atau dengan
penggunaan diuretik yang kuat seperti manitol dan furosemid.
● Namun, siklofosfamid sendiri menghasilkan efek langsung pada tubulus ginjal dan
menyebabkan retensi air yang tidak tepat.
KARSINOGENESIS
Metode lain untuk mengurangi toksisitas siklofosfamid adalah dengan :
● Menonaktifkan akrolein di dalam kandung kemih dengan pemberian N-asetilsistein intravesical. Suatu senyawa -
tiol, dapat menghasilkan pengompleksan sulfhidril dan detoksifikasi akrolein berikutnya.
● Prostaglandin E dan sukralfat mungkin memiliki peran terapeutik sebagai agen intravesikal untuk
inaktivasi akrolein.
● Sodium pentosan polisulfat, sebuah analog sintetik heparin, diambil secara oral dapat mengikat sel mukosa
kandung kemih untuk memberikan perlindungan dengan cara yang mirip dengan yang disediakan oleh
glikosaminoglikan asli.
● Natrium 2-merkapto etana sulfonat yang diberikan secara oral telah terbukti mengikat dan menghambat
urotoksisitas akiolein.
KARSINOGENESIS
KANKER SEKUNDER (LEUKEMIA) AKIBAT KEMOTERAPI
1. Riwayat paparan terapi radiasi menjadi satu faktor resiko untuk sebagian besar leukimia
salah satunya kondisi acute myelogenous leukemia (AML). Kondisi kanker berkembang
dalam beberapa tahun setelah paparan radiasi.
2. Beberapa jenis obat kemoterapi juga dikaitkan dengan munculnya berbagai jenis kanker
sekunder. Kanker yang paling sering dikaitkan dengan kemoterapi adalah myelodysplastic
syndrome (MDS) dan acute myelogenous leukemia (AML). Kadang-kadang MDS muncul
pertama kali, kemudian berubah menjadi AML. Acute lymphocytic leukemia (ALL) juga
dikaitkan dengan kemoterapi . Kemoterapi dikenal sebagai faktor resiko yang lebih besar dari
pada terapi radiasi dalam menyebabkan leukemia.
KARSINOGENESIS
TERAPI RADIASI
KARSINOGENESIS
● Terapi radiasi yang diberikan untuk kanker pada anak-anak meningkatkan risiko
berkembangnya solid tumor sekunder seiring bertambahnya usia.
● Berbeda dengan leukemia sekunder, solid tumor sekunder paling sering muncul 10
tahun atau lebih setelah terapi radiasi.
● Risiko terjadinya solid tumor sekunder meningkat ketika radiasi diberikan dalam dosis
tinggi, pada bidang yang luas dan lama terapi kepada anak-anak di usia muda.
Terapi Diethylstilbestrol (DES) mengakibatkan adenokarsinoma serviks
● DES merupakan obat hormonal yang diberikan kepada wanita untuk mencegah keguguran. Wanita
yang mengkonsumsi Diethylstilbestiol (saat masa kehamilan) berpotensi menderita kanker serviks
dengan tipe sel adenokarsinoma. Jenis kanker tipe ini sangat jarang pada wanita yang tidak terkena
paparan DES.
● Clear cell adenocarcinoma vagina, pertama kali dilaporkan tahun 1971 oleh Heibs dkk, yang
mendokumentasikan 6 kasus keganasan primer vagina dengan hasil histologi clear cell
adenocarcinoma pada pasien usia 15-22 tahun. Lima dari enam pasien tersebut terpapar estrogen
sintetis DES pada saat trimester pertama dalam kandungan.
KARSINOGENESIS
KARSINOGENESIS
Estrogen menginduksi terjadinya Kanker Endometrium
Pemberian terapi estrogen tunggal sebagai TSH atau ‘’unopposed’’ estrogen selama 10 tahun atau lebih dilaporkan
terjadi peningkatan resiko kanker endometrium sebesar 10 kali lipat. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya
hiperplasia endometrium atipik pada 24% wanita yang menggunakan estrogen tunggal selama 3 tahun,
dibandingkan plasebo yang hanya 1% saja. Penggunaan progesteron secara bermakna menghilangkan faktor resiko
tersebut
Sumbei zat karsinogenik yang paling sering ditemui :
1. Rokok dan asap rokok : Rokok tembakau dan asapnya mengandung sekitar 70 zat yang diduga dapat
memicu kanker, di antaranya nikotin, karbon monoksida, amonia, arsenik, benzena, timah, hingga
hidrogen sianida. Hal inilah yang membuat para perokok, baik perokok aktif maupun perokok pasif
perokok pasif, beresiko tinggi terkena kanker.
2. Makanan atau minuman tertentu :
● Bahan tambahan (zat aditif) pada makanan atau minuman, seperti sakarin dan aspartam.
● Bahan makanan yang tercemar atau terkontaminasi pestisida, limbah industri, atau logam berat.
● Bahan pengawet atau pewarna makanan, sepertii nitrat, boraks, dan formalin.
KARSINOGENESIS
Selain bahan makanan, cara pengolahan makanan juga bisa menghasilkan zat karsinogenik, misalnya
memasak makanan dengan cara membakar atau menggorengnya hingga kehitaman. Proses tersebut akan
menyebabkan pembentukan zat kimia acrylamide pada makanan, yang merupakan salah satu zat
karsinogenik.
3. Bahan kosmetik
Beberapa bahan berbahaya dalam kosmetik yang perlu diwaspadai karena beresiko menyebabkan
pertumbuhan sel kanker antara lain formaldehida, paraben, merkuri, dan phthalate.
Selain meningkatkan resiko terkena penyakit kanker, pemakaian kosmetik yang memiliki kandungan
berbahaya tersebut juga dapat menimbulkan bahaya lain, seperti dermatitis kontak, gangguan hormon,
hingga penyakit bawaan lahir pada janin.
KARSINOGENESIS
TERATOGENESIS
Proses yang menyebabkan cacat lahir atau
malformasi pada embrio atau janin.
TERATOLOGI
studi tentang penyebab dan mekanisme yang
mendasari yang menyebabkan cacat lahir atau
malformasi.
TERATOGEN
Zat (dari luar tubuh) yang menyebabkan cacat lahir
atau cacat.
Seperti obat-obatan, racun lingkungan, dan senyawa
pengganggu endokrin
PRINSIP TERATOLOGI
1. Kerentanan terhadap teratogenesis tergantung pada genotip konseptus dan cara ibu
yang penting dalam hal metabolism obat, ketahanan terhadap infeksi, dan proses
biokimia serta molekuler lainnnya.
2. Kerentanan terhadap teratogen tergantung pada stadium perkembangan pada saat
paparan. Masa paling sensitif untuk menimbulkan cacat lahir adalah embriogenesis
3. Kerentanan terhadap teratogen tergantung pada dosis dan lama paparan terhadap
suatu teratogen
4. Teratogen bekerja dengan cara yang spesifik pada sel atau jarinagn yang sedang
berkembang untuk memulai proses embryogenesis yang abnormal.
5. Manifestasi perkembangan abnormal adalah kematian, malformasi, keterlambatan
pertumbuhan dan ganggguan fungsi.
FAKTOR - FAKTOR PENYEBAB TERATOGENIK
• Faktor genetic
1. Mutasi  menimbulkan cacat yang
mungkin dominan. Pada manusia jenis
cacat yang disebabkan oleh mutasi gen
tunggal diperkirakan 8% dari seluruh
malformasi
2. Aberasi  kelainan kromosom bisa
merupakan kelainan jumlah atau kelainan
susunan. Aberasi merupakan penyebab
penting malformasi kongenital dan
abortus spontan
• Faktor lingkungan
1. Agen agen infektif (Rubella,
sitomegalovirus, virus herpes simpleks,
varisela,toxoplasmosis, Infeksi virus lainnya
dan hipertermia, HIV, Sifilis )
2. Agen fisik  berasal dari pengaruh radiasi
3. Agen kimiawi (merkuri organic, bahan
makanan dan minuman )
4. Hormon (agen androgenic, dietilstilbestrol,
kortison, dan defisiensi nutrisi)
TERATOGENESIS
● Periode fertilisasi melalui pembelahan sel dan pembentukan blastosit memiliki
kerentanan terhadap teratogenesis.
● Selama organogenesis, gangguan pada perkembangan dapat menyebabkan
kecacatan struktur yang disebut malformasi.
● Saat histogenesis terjadi, pematangan fungsi dimulai dan berlanjut sampai
periode fetal. Periode fetal ditandai pertumbuhan ukuran bayi. Gangguan
selama periode fetal dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan dan
gangguan fungsional.

More Related Content

Similar to ADRs.pptx

PPT KANKER GASTER Hariady Salam.pptx
PPT KANKER GASTER Hariady Salam.pptxPPT KANKER GASTER Hariady Salam.pptx
PPT KANKER GASTER Hariady Salam.pptxadoctor277
 
07antikanker
07antikanker07antikanker
07antikankerFaunjani
 
Medullary Thyroid Carcinoma
Medullary Thyroid Carcinoma Medullary Thyroid Carcinoma
Medullary Thyroid Carcinoma tedobasuki
 
Farmakoterapi Pada Kehamilan Dan Menyusui.pptx
Farmakoterapi Pada Kehamilan Dan Menyusui.pptxFarmakoterapi Pada Kehamilan Dan Menyusui.pptx
Farmakoterapi Pada Kehamilan Dan Menyusui.pptxKetutWidyani
 
Pengobatan kanker payudara
Pengobatan kanker payudara Pengobatan kanker payudara
Pengobatan kanker payudara Ade Firmansyah
 
Farmakologi obat kanker 2015
Farmakologi obat kanker 2015Farmakologi obat kanker 2015
Farmakologi obat kanker 2015Alief Reza
 
dokumen.tips_ppt-mual-muntah-study-kasus.pptx
dokumen.tips_ppt-mual-muntah-study-kasus.pptxdokumen.tips_ppt-mual-muntah-study-kasus.pptx
dokumen.tips_ppt-mual-muntah-study-kasus.pptxAlvyolian1
 
25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptx
25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptx25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptx
25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptxpriyono99
 
Ppt leukimia
Ppt leukimiaPpt leukimia
Ppt leukimiaandalizah
 

Similar to ADRs.pptx (20)

PPT KANKER GASTER Hariady Salam.pptx
PPT KANKER GASTER Hariady Salam.pptxPPT KANKER GASTER Hariady Salam.pptx
PPT KANKER GASTER Hariady Salam.pptx
 
Rangkuman ppt
Rangkuman pptRangkuman ppt
Rangkuman ppt
 
07antikanker
07antikanker07antikanker
07antikanker
 
PPT FARTOKS YUSTAN 1.pptx
PPT FARTOKS YUSTAN 1.pptxPPT FARTOKS YUSTAN 1.pptx
PPT FARTOKS YUSTAN 1.pptx
 
Medullary Thyroid Carcinoma
Medullary Thyroid Carcinoma Medullary Thyroid Carcinoma
Medullary Thyroid Carcinoma
 
Farmakoterapi Pada Kehamilan Dan Menyusui.pptx
Farmakoterapi Pada Kehamilan Dan Menyusui.pptxFarmakoterapi Pada Kehamilan Dan Menyusui.pptx
Farmakoterapi Pada Kehamilan Dan Menyusui.pptx
 
Obat makrolides
Obat makrolidesObat makrolides
Obat makrolides
 
Tugas farmakologi
Tugas farmakologiTugas farmakologi
Tugas farmakologi
 
Tugas farmakologi
Tugas farmakologiTugas farmakologi
Tugas farmakologi
 
Ppt karsinogenik
Ppt karsinogenikPpt karsinogenik
Ppt karsinogenik
 
Pengobatan kanker payudara
Pengobatan kanker payudara Pengobatan kanker payudara
Pengobatan kanker payudara
 
Farmakologi obat kanker 2015
Farmakologi obat kanker 2015Farmakologi obat kanker 2015
Farmakologi obat kanker 2015
 
L.pptx
L.pptxL.pptx
L.pptx
 
Toksikologi Lingkungan
Toksikologi LingkunganToksikologi Lingkungan
Toksikologi Lingkungan
 
Artikel Lamivudin
Artikel LamivudinArtikel Lamivudin
Artikel Lamivudin
 
Analisis resep
Analisis resepAnalisis resep
Analisis resep
 
dokumen.tips_ppt-mual-muntah-study-kasus.pptx
dokumen.tips_ppt-mual-muntah-study-kasus.pptxdokumen.tips_ppt-mual-muntah-study-kasus.pptx
dokumen.tips_ppt-mual-muntah-study-kasus.pptx
 
25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptx
25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptx25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptx
25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptx
 
Kemoterapi.pptx
Kemoterapi.pptxKemoterapi.pptx
Kemoterapi.pptx
 
Ppt leukimia
Ppt leukimiaPpt leukimia
Ppt leukimia
 

Recently uploaded

LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxCahyaRizal1
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 

Recently uploaded (20)

LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 

ADRs.pptx

  • 1. ADVERSE DRUG REACTION TYPE D : DELAYED REACTION
  • 2. ADVERSE DRUG REACTION Adverse Drug Reaction (ADR) /Reaksi Obat yang Merugikan (ROM) dapat didefinisikan sebagai interaksi yang sangat merugikan atau tidak menyenangkan yang dihasilkan dari intervensi yang terkait dengan penggunaan produk obat. Definisi tersebut mencakup interaksi yang terjadi sebagai akibat dari kesalahan, atau penyalahgunaan, dan interaksi yang dicurigai terhadap obat-obatan yang tidak berlisensi atau digunakan di luar label selain penggunaan resmi produk obat dalam dosis normal. Reaksi obat yang merugikan juga dapat terjadi akibat kombinasi dua atau lebih banyak obat.
  • 3. ADVERSE DRUG REACTION Klasifikasi : Tipe A : Augmented pharmacologic effects Tipe B : Bizarre effects Tipe C : Chronic Reactions Tipe D : Delayed Reactions Tipe E : End of Treatment effect Tipe F: Kegagalan Terapi yang Tidak Diduga (Failure)
  • 4. TYPE D: DELAYED REACTIONS Reaksi tipe D, juga disebut sebagai ADR tertunda, adalah reaksi yang telah ditemukan menjadi jelas setelah beberapa waktu pengobatan dan tidak terjadi umum (Uncommon). Reaksi ini mengacu pada efek obat yang terjadi karena penggunaan jangka panjang pada obat dan reaksi semakin jelas setelah penggunaan obat beberapa waktu. Reaksi dapat terjadi bahkan jika obat dihentikan sebelum reaksi muncul. Efek samping obat tipe D ini sering kali tidak terselesaikan sampai tuntas.
  • 5. TYPE D: DELAYED REACTIONS Contoh beberapa kejadian pada ADRs tipe D : ● Kanker sekunder pada pasien yang diobati dengan agen alkilasi seperti siklofosfamid. ● Karsinogenesis (adenokarsinoma vagina pada wanita yang terpapar diethylstilbestiol) ● Teratogenesis (fokomelia akibat thalidomide) ● Tardive dyskinesia setelah puluhan tahun menggunakan antipsikotik khas ● Lomustine, yg tergolong alkylating agents yang dapat mengakibatkan leukopenia setelah 6 minggu dari penggunaan. ● Penggunaan fenitoin pada masa kehamilan dapat mengakibatkan efek teratogen
  • 6. CONTOH KEJADIAN ADRS TYPE D: DELAYED REACTIONS Delayed ADRs Carcinogenesis Effect Concerned with Reproduction Cyclophosphamide Menyebabkan Kanker Kandung Kemih Kanker Sekunder (Leukemia) Akibat Kemoterapi Efek teratogenik Efek Infertilitas Terapi Diethylstilbesterol (DES) mengakibatkan adenokarsinoma serviks Terapi Estrogen menginduksi kanker endometriosis Drug in Breast Milk
  • 7. KARSINOGENESIS ● Obat yang tergolong karsinogenesis menyebabkan mutasi dengan memodifikasi DNA secara kovalen dalam proto-onkogen pengatur pertumbuhan atau gen penekan tumor (P53) atau dengan mempromosikan proliferasi sel. ● Karsinogenesis adalah proses normal sel yang ditransformasikan ke dalam sel-sel kanker, terjadi secara bertahap yang disebabkan oleh mutasi genetik dari sel normal, yang menyebabkan pembelahan sel tak terkendali akibat terganggunya keseimbangan antara proliferasi sel dan apoptosis.
  • 8. ● Karsinogenesis dapat dikaitkan pula sebagai proses terjadinya kanker, merupakan suatu proses perubahan struktur DNA, senyawa yang bersifat elektrofilik dapat membentuk ikatan kovalen dengan nukleofilik pada makromolekul (DNA, RNA, protein). ● Proses karsinogenesis dapat dibagi dalam tiga fase utama yaitu fase inisiasi, promosi dan progresi.
  • 9. Liu Y, et all.. Mammalian models of chemically induced primary malignancies exploitable for imaging-based preclinical theragnostic research. Quant Imaging Med Surg 2015. doi: 10.3978/j.issn.2223-4292.2015.06.01 Mekanisme
  • 10. Fase Progresi Pada fase progresi, gen-gen pertumbuhan yang diaktivasi oleh kerusakan DNA mengakibatkan mitosis dipercepat dan pertumbuhan liar dari sel-sel ganas. Pada fase ini terjadi instabilitas genetik yang menyebabkan perubahan mutagenik dan epigenetik. Fase Inisiasi Pada tahap ini, terjadi pemaparan sel oleh karsinogen yang dapat berupa virus, bahan kimia maupun radiasi. Di dalam sel akan terjadi perubahan genetik (mutasi) atau terjadi kekacauan fungsi dari protein pengatur daur sel. Fase Promosi Pada tahap ini terjadi perubahan siklus sel sehingga sel aktif berproliferasi dengan demikian mutasi yang terjadi akan tersebar pada sel-sel baru dan terbentuklah jaringan tumor.
  • 11. KARSINOGENESIS Beberapa contoh ADR yang menyebabkan karsinogenesis : ● Cyclophosphamide menyebabkan karsinoma kandung kemih. ● Kanker sekunder yang muncul tertunda setelah pengobatan, paling sering timbul kondisi leukemia myelogenous akut. ● Terapi radiasi menginduksi timbulnya solid tumor sekunder ● Adenokarsinoma Vagina akibat terpapar Diethylstilbestrol (DES) ● Kanker endometriosis dapat terjadi dengan penggunaan estrogen
  • 12. Cyclophosphamide menginduksi terjadinya Kanker Kandung Kemih ● Cyclophosphamide, obat ini diserap dengan baik secara oral dan di metabolisme menjadi hidroksi siklofosfamid oleh enzim mikrosomal hepatik dan kemudian, oleh sel target, menjadi fosforamid mustard (aktif) dan akrolein (metabolit urinary). ● Komponen mustard membentuk hubungan kovalen dengan asam nukleat DNA (alkilasi) untuk menghasilkan efek sitotoksik dengan mencegah replikasi sel. Produk sampingnya, akrolein, bertanggung jawab untuk menghasilkan toksisitas urothelial. Kandung kemih paling rentan terhadap kerusakan karena paparan obat yang berkepanjangan. KARSINOGENESIS
  • 13. KARSINOGENESIS Setiap kenaikan 10 g dalam dosis kumulatif cyclophosphamide dikaitkan dengan risiko dua kali lipat kanker kandung kemih (OR = 2,0, 95% CI 0,8 hingga 4,9; tabel 2). Demikian pula dosis kumulatif di atas median di antara kontrol (25 g) dikaitkan dengan peningkatan lima kali lipat dalam risiko kanker kandung kemih (OR = 5,2, 95% CI 0,8 hingga 36). Ada Juga kecenderungan terhadap peningkatan risiko kanker kandung kemih dengan meningkatnya durasi pengobatan, dengan peningkatan 10% risiko untuk setiap bulan menerima cyclophosphamide (OR = 1,1,95% CI 1,0 hingga 1,3). Demikian juga, paparan cyclophosphamide selama lebih dari 13 bulan (median di antara kontrol) terkait dengan peningkatan risiko hampir delapan kali lipat (OR = 7,7,95% CI 0,9 hingga 69). Knight, Ann & Askling, Johan & Granath, F & Sparén, Pär & Ekbom, Anders. (2004). Urinary bladder cancer in Wegener's granulomatosis: Risks and relation to cyclophosphamide. Annals of the rheumatic diseases. 63. 1307-11. 10.1136/ard.2003.019125.
  • 14. KARSINOGENESIS ● Pada pasien yang diterapi dengan siklopospamid memiliki resiko kanker kandung kemih, pemeriksaan urinalisis dan sitologi urin perlu dilakukan setiap 6-12 bulan. ● Untuk deteksi dini keganasan urothelial dan fibrosis kandung kemih pada pasien yang mengalami sistitis hemoragik yang diinduksi siklofosfamid, direkomendasikan:  sistoskopi hematuria secara rutin  sitologi urin, atau gejala iritasi kandung kemih  urografi ekskresi berkala .
  • 15. Beberapa metode dapat digunakan untuk mencegah toksisitas kandung kemih dari akrolein (metabolit sikloposfamid): ● Induksi diuresis cepat → sering berkemih, dapat bersifat profilaksis dengan mengencerkan metabolit ini dan mengurangi waktu mukosa kandung kemih terpapar akrolein. ● Hal ini dicapai dengan peningkatan hidrasi oral atau intravena atau dengan penggunaan diuretik yang kuat seperti manitol dan furosemid. ● Namun, siklofosfamid sendiri menghasilkan efek langsung pada tubulus ginjal dan menyebabkan retensi air yang tidak tepat. KARSINOGENESIS
  • 16. Metode lain untuk mengurangi toksisitas siklofosfamid adalah dengan : ● Menonaktifkan akrolein di dalam kandung kemih dengan pemberian N-asetilsistein intravesical. Suatu senyawa - tiol, dapat menghasilkan pengompleksan sulfhidril dan detoksifikasi akrolein berikutnya. ● Prostaglandin E dan sukralfat mungkin memiliki peran terapeutik sebagai agen intravesikal untuk inaktivasi akrolein. ● Sodium pentosan polisulfat, sebuah analog sintetik heparin, diambil secara oral dapat mengikat sel mukosa kandung kemih untuk memberikan perlindungan dengan cara yang mirip dengan yang disediakan oleh glikosaminoglikan asli. ● Natrium 2-merkapto etana sulfonat yang diberikan secara oral telah terbukti mengikat dan menghambat urotoksisitas akiolein. KARSINOGENESIS
  • 17. KANKER SEKUNDER (LEUKEMIA) AKIBAT KEMOTERAPI 1. Riwayat paparan terapi radiasi menjadi satu faktor resiko untuk sebagian besar leukimia salah satunya kondisi acute myelogenous leukemia (AML). Kondisi kanker berkembang dalam beberapa tahun setelah paparan radiasi. 2. Beberapa jenis obat kemoterapi juga dikaitkan dengan munculnya berbagai jenis kanker sekunder. Kanker yang paling sering dikaitkan dengan kemoterapi adalah myelodysplastic syndrome (MDS) dan acute myelogenous leukemia (AML). Kadang-kadang MDS muncul pertama kali, kemudian berubah menjadi AML. Acute lymphocytic leukemia (ALL) juga dikaitkan dengan kemoterapi . Kemoterapi dikenal sebagai faktor resiko yang lebih besar dari pada terapi radiasi dalam menyebabkan leukemia. KARSINOGENESIS
  • 18. TERAPI RADIASI KARSINOGENESIS ● Terapi radiasi yang diberikan untuk kanker pada anak-anak meningkatkan risiko berkembangnya solid tumor sekunder seiring bertambahnya usia. ● Berbeda dengan leukemia sekunder, solid tumor sekunder paling sering muncul 10 tahun atau lebih setelah terapi radiasi. ● Risiko terjadinya solid tumor sekunder meningkat ketika radiasi diberikan dalam dosis tinggi, pada bidang yang luas dan lama terapi kepada anak-anak di usia muda.
  • 19. Terapi Diethylstilbestrol (DES) mengakibatkan adenokarsinoma serviks ● DES merupakan obat hormonal yang diberikan kepada wanita untuk mencegah keguguran. Wanita yang mengkonsumsi Diethylstilbestiol (saat masa kehamilan) berpotensi menderita kanker serviks dengan tipe sel adenokarsinoma. Jenis kanker tipe ini sangat jarang pada wanita yang tidak terkena paparan DES. ● Clear cell adenocarcinoma vagina, pertama kali dilaporkan tahun 1971 oleh Heibs dkk, yang mendokumentasikan 6 kasus keganasan primer vagina dengan hasil histologi clear cell adenocarcinoma pada pasien usia 15-22 tahun. Lima dari enam pasien tersebut terpapar estrogen sintetis DES pada saat trimester pertama dalam kandungan. KARSINOGENESIS
  • 20. KARSINOGENESIS Estrogen menginduksi terjadinya Kanker Endometrium Pemberian terapi estrogen tunggal sebagai TSH atau ‘’unopposed’’ estrogen selama 10 tahun atau lebih dilaporkan terjadi peningkatan resiko kanker endometrium sebesar 10 kali lipat. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya hiperplasia endometrium atipik pada 24% wanita yang menggunakan estrogen tunggal selama 3 tahun, dibandingkan plasebo yang hanya 1% saja. Penggunaan progesteron secara bermakna menghilangkan faktor resiko tersebut
  • 21. Sumbei zat karsinogenik yang paling sering ditemui : 1. Rokok dan asap rokok : Rokok tembakau dan asapnya mengandung sekitar 70 zat yang diduga dapat memicu kanker, di antaranya nikotin, karbon monoksida, amonia, arsenik, benzena, timah, hingga hidrogen sianida. Hal inilah yang membuat para perokok, baik perokok aktif maupun perokok pasif perokok pasif, beresiko tinggi terkena kanker. 2. Makanan atau minuman tertentu : ● Bahan tambahan (zat aditif) pada makanan atau minuman, seperti sakarin dan aspartam. ● Bahan makanan yang tercemar atau terkontaminasi pestisida, limbah industri, atau logam berat. ● Bahan pengawet atau pewarna makanan, sepertii nitrat, boraks, dan formalin. KARSINOGENESIS
  • 22. Selain bahan makanan, cara pengolahan makanan juga bisa menghasilkan zat karsinogenik, misalnya memasak makanan dengan cara membakar atau menggorengnya hingga kehitaman. Proses tersebut akan menyebabkan pembentukan zat kimia acrylamide pada makanan, yang merupakan salah satu zat karsinogenik. 3. Bahan kosmetik Beberapa bahan berbahaya dalam kosmetik yang perlu diwaspadai karena beresiko menyebabkan pertumbuhan sel kanker antara lain formaldehida, paraben, merkuri, dan phthalate. Selain meningkatkan resiko terkena penyakit kanker, pemakaian kosmetik yang memiliki kandungan berbahaya tersebut juga dapat menimbulkan bahaya lain, seperti dermatitis kontak, gangguan hormon, hingga penyakit bawaan lahir pada janin. KARSINOGENESIS
  • 23. TERATOGENESIS Proses yang menyebabkan cacat lahir atau malformasi pada embrio atau janin. TERATOLOGI studi tentang penyebab dan mekanisme yang mendasari yang menyebabkan cacat lahir atau malformasi. TERATOGEN Zat (dari luar tubuh) yang menyebabkan cacat lahir atau cacat. Seperti obat-obatan, racun lingkungan, dan senyawa pengganggu endokrin
  • 24. PRINSIP TERATOLOGI 1. Kerentanan terhadap teratogenesis tergantung pada genotip konseptus dan cara ibu yang penting dalam hal metabolism obat, ketahanan terhadap infeksi, dan proses biokimia serta molekuler lainnnya. 2. Kerentanan terhadap teratogen tergantung pada stadium perkembangan pada saat paparan. Masa paling sensitif untuk menimbulkan cacat lahir adalah embriogenesis 3. Kerentanan terhadap teratogen tergantung pada dosis dan lama paparan terhadap suatu teratogen 4. Teratogen bekerja dengan cara yang spesifik pada sel atau jarinagn yang sedang berkembang untuk memulai proses embryogenesis yang abnormal. 5. Manifestasi perkembangan abnormal adalah kematian, malformasi, keterlambatan pertumbuhan dan ganggguan fungsi.
  • 25. FAKTOR - FAKTOR PENYEBAB TERATOGENIK • Faktor genetic 1. Mutasi  menimbulkan cacat yang mungkin dominan. Pada manusia jenis cacat yang disebabkan oleh mutasi gen tunggal diperkirakan 8% dari seluruh malformasi 2. Aberasi  kelainan kromosom bisa merupakan kelainan jumlah atau kelainan susunan. Aberasi merupakan penyebab penting malformasi kongenital dan abortus spontan • Faktor lingkungan 1. Agen agen infektif (Rubella, sitomegalovirus, virus herpes simpleks, varisela,toxoplasmosis, Infeksi virus lainnya dan hipertermia, HIV, Sifilis ) 2. Agen fisik  berasal dari pengaruh radiasi 3. Agen kimiawi (merkuri organic, bahan makanan dan minuman ) 4. Hormon (agen androgenic, dietilstilbestrol, kortison, dan defisiensi nutrisi)
  • 26.
  • 27.
  • 28. TERATOGENESIS ● Periode fertilisasi melalui pembelahan sel dan pembentukan blastosit memiliki kerentanan terhadap teratogenesis. ● Selama organogenesis, gangguan pada perkembangan dapat menyebabkan kecacatan struktur yang disebut malformasi. ● Saat histogenesis terjadi, pematangan fungsi dimulai dan berlanjut sampai periode fetal. Periode fetal ditandai pertumbuhan ukuran bayi. Gangguan selama periode fetal dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan dan gangguan fungsional.